tugas bhs.indonesia syahrida meidiana (138985)

30
DIURETIK PENYUSUN : SYAHRIDA MEIDIANA 138985 1

Upload: syahrida-meidiana

Post on 06-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

DIURETIK

PENYUSUN :

SYAHRIDA MEIDIANA

138985

AKADEMI FARMASI YARSI

TAHUN AJARAN 2014/2015

1

Page 2: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkatnya saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ‘DIURETIK”

Dalam penyusunan Makalah ini, saya memperoleh bantuan dari berbagai

pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing

serta pihak-pihak lain yang telah mendukung pembuatan makalah ini. Penulis

menyadari bahwa Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

Makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar Makalah ini dapat memberikan wawasan

dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan kepada penulis pada

khususnya.

Pontianak, Oktober 2015

Penyusun

2

Page 3: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5

1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................5

1.4 MANFAAT.................................................................................................................................6

BAB II...................................................................................................................................................7

ISI..........................................................................................................................................................7

2.1 DEFINISI DIURETIK.................................................................................................................7

2.2 MEKANISME KERJA DIURETIKA...................................................................................9

2.3 MASALAH YANG TIMBUL PADA PEMBERIAN DIURETIK......................................11

2.4 PENGGOLONGAN DIURETIKA......................................................................................15

2.5 FUROSEMID......................................................................................................................17

BAB III................................................................................................................................................19

METODE PENELITIAN....................................................................................................................19

3.1 ALAT DAN BAHAN..........................................................................................................19

3.2 METODE KERJA...............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21

3

Page 4: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Obat diuretik adalah sekelompok obat yang dapat meningkatkan laju

pembentukan urin.Ada 5 jenis obat diuretik yaitu diuretik osmotik, inhibitor

karbonik anhidrase, loop diuretik (diuretik kuat), tiazid dan diuretik hemat kalium

(potassium sparing diuretik).Diuretik adalah obat yang dapat menambah

kecepatan pembentukan urin.Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama

menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua

menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.  Fungsi utama

diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah

keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi

normal.

Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli

(gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli

inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, 

garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung

banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap

glomerulus seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa

kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang

sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na.

Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli,

sisanya yang tak berguna seperti ”sampah” perombakan metabolisme protein

4

Page 5: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

(ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Akhirnya filtrat dari semua

tubuli ditampung di suatu saluran pengumpul (ductus coligens), di mana terutama

berlangsung penyerapan air kembali.Filtrat akhir disalurkan ke kandung kemih

dan ditimbun sebagai urin.

Ginjal merupakan organ yang sangat luar biasa, mengandung sekitar 1,3

juta nefron yang tersusun dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus sebagai unit

filtrasi menerima sekitar 25% darah yang dicurahkan jantung dengan laju filtrasi

100-120 ml/menit.Tubulus sebagai unit reabsorpsi mampu menyerap sekitar 99%

filtrat glomerulus dan hanya 1% yang diekskresikan sebagai urin.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan diuretik ?

2. Apa saja golongan obat diuretik ?

3. Bagaimana mekanisme kerja obat diuretik ?

4. Apa saja masalah yang timbul pada pemberian diuretik ?

5. Bagaimana metode penelitian diuretik ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu diuretik ?

2. Untuk mengetahui golongan obat diuretik ?

3. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat diuretik ?

4. Untuk mengetahui masalah yang timbul pada pemberian obat diuretik ?

5. Untuk mengetahui metode penelitian diuretik ?

5

Page 6: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

1.4 MANFAAT

Dapat berguna bagi setiap pembacanya, khususnya mahasiswi jurusan Farmasi

dalam menambah wawasan dalam Ilmu Farmakologi tentang Obat Diuretika

6

Page 7: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

BAB II

ISI

2.1 DEFINISI DIURETIK

Diuretik berasal dari kata dioureikos yang berarti merangsang berkemih

atau merangsang pengeluaran urin. Dengan kata lain diuretik ialah obat

yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis memiliki

dua pengertian, ialah menunjukkan adanya penambahan volume urin

yang diproduksi dan menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan

air . Obat diuretik dapat pula digunakan untuk mengatasi hipertensi dan

edema. Edema dapat terjadi pada penyakit gagal jantung kongesif, sindrom

nefrotik dan edema premenstruasi.

Sebagian besar interaksi dari diuretik muncul secara farmakodinamik, yaitu

muncul karena efek gabungan dari diuretik dan interaksi obat lainnya. Contoh

nyata, akan terjadi hipotensi karena disebabkan oleh penggunaan loop diuretik

dan beta blocker, atau hiperkalemia yang disebabkan oleh inhibitor ACE dan

diuretik hemat kalium. Beberapa interaksi yang diterima secara umum tampaknya

jarang didokumentasikan, kemungkinan besar karena diprediksi menggunakan

dua obat dengan aksi serupa secara bersama-sama. 'Tabel 26.1', (bawah) daftar

kelompok obat diuretik utama diklasifikasikan oleh efeknya pada kalium.

Carbonic anhydrase inhibitors termasuk di bawah diuretik kalium-menipis, tetapi

perhatikan bahwah ipokalemia yang disebabkan oleh obat jenis ini dikatakan

bersifat sementaradan jarang bermakna secara klinis.

7

Page 8: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

Eplerenon adalah sebuah aldosteronantagonis yang selektif sama dengan

spironolakton, dimetabolisme oleh sitokrom P450 isoenzim CYP3A4 dan karena

itu dipengaruhi oleh obatlain yang merupakan inhibitor atau induserenzim ini.

Interaksi yang tercakup dalam bagian ini terutama mereka yang terkena

dampak diuretik. Ada banyak interaksi lain di seluruh publikasi di mana diuretik

berpengaruh terhadap aksi obat lain.

Tabel. 2.1.1 Diuretik

Kelompok Obat

Potassium-depleting

diuretics

Penghambat karbonik

anhidrase

Diuretik Kuat

Diuretik Tiazid

Asetazolamid,

Diclofenamide(Dichlorphenamide),

methazolamide

Bumetanide, asam Etacrynic, Furosemid,

Piretanide, Torasemide

Altizide, Bemetizide,

Bendroflumethiazide, Butizide,

Chlorothiazide, Chlortalidone, Clopamide,

Cyclopenthiazide, Cyclothiazide,

Epitizide, Hydrochlorotiazide,

8

Page 9: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

Hydroflumethiazide, Indapamide,

Mefruside, Methyclothiazide, Metolazone,

Polythiazide, Teclothiazide,

Trichlormethiazide, Xipamide.

Diuretik hemat kalium

Penghambat Aldesteron

Lainnya

Eplerenon, Kalium canrenoate,

Spironolakton

Amiloride, Triamterene

2.2 MEKANISME KERJA DIURETIKA

Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium,

sehingga pengeluarannya lewat kemih diperbanyak. Obat-obat ini bekerja khusus

terhadap tubuli tetapi juga di tempat lain, yakni di:

1. Tubuli proksimal. Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar

garam yang di sini direabsorpsi secara aktif untuk kurang lebih 70%

antara lain ion Na+ dan air, begitu pula dengan glukosa dan ureum.

Karena reabsorpsi berlangsung secara proporsional, maka susunan

filtrat tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plasma. Diuretika

osmotis (manotol,sorbitol) bekerja di sini dengan merintangi reabsorpsi

air dan juga natrium.

2. Lengkungan henle. Di bagian menaik dari Henle’s loop ini

kurang lebih 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorsi

secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+ tetapi

tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika loop seperti

9

Page 10: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

furosemida, bumetanida dan etakrinat bekerja terutama di sini dengan

merintangi transpor Cl- dan demikian reabsorpsi Na+. Pengeluaran K+

dan air juga diperbanyak.

3. Tubuli distal. Di bagian pertama segmen ini, Na+ direabsorpsi

secara aktif pula tanpa air hingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih

hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di empat ini

denganmemperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Di bagian

kedua segmen ini, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+. Proses

ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis

aldosteron (spirolakton)dan zat penghemat kalium (amilorida,

triamteren) bertitik kerja di sini dengan mengakibatkan ekskresi Na+

kurang dari 5% dan retensi K+.

4. Saluran pengumpul. Hormon antidiuretik ADH (vasopresin)

dari hipofisis bertitik kerja di sini dengan jalan mempengaruhi

permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini.

10

Page 11: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

2.3 MASALAH YANG TIMBUL PADA PEMBERIAN DIURETIK

1. Hipokalemia

Sekitar 50% kalium yang difiltrasi oleh glomerulus akan direabsorbsi di

tubulus proksimal dan sebagian besar dari sisanya direabsorbsi di ascending limb

loop dari Henle. Hanya 10% yang mencapai tubulus konvolutus distal. Kalium

ada yang disekresi di pars recta tubulus distal. Terjadinya hipokalemia pada

pemberian diuretik disebabkan oleh:

Peningkatan aliran urin dan natrium di tubulus distal, meningkatkan sekresi

kalium di tubulus distal.

Peningkatan kadar bikarbonat (muatan negatip meningkat) dalam tubulus

distal akibat hambatan reabsorbsi di tubulus proksimal oleh penghambat

karbonik anhidrase akan meningkatkan sekresi kalium di tubulus distal.

Diuretik osmotik akan menghambat reabsorbsi kalium di tubulus proksimal.

Diuretik loop juga menghambat reabsorbsi kalium di thick ascending limb.

Hipokalemia akibat pemberian diuretik dapat menyebabkan:

1. Gangguan toleransi glukosa. Hipokalemia menghambat pengeluaran

insulin endogen.

2. Hepatik ensefalopati. Pemberian diuretik harus hati-hati pada keadaan hati

yang dekompensasi.

3. Artimia. Bila penderita sedang mendapat digitalis, hipokalemia dapat

merangsang terjadinya aritmia. Penambahan kalium hanya diberikan bila:

a. Kadar kalium darah kurang dari 3 meq/1.

b. Dekompensasi hati yang mendapat diuretik (bukan Spironolakton).

c. Penderita yang mendapat digitalis.

11

Page 12: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

2. Hiperkalemia

Pemberian diuretik jenis potassium-sparing akan meningkatkan- kadar

kalum darah. Ada 3 jenis diuretik ini yaitu Spironolakton,. Amiloride,

Triamterene. Kerja Spironolakton bergantung pada tinggi rendahnya kadar

Aldosteron. Amiloride dan Triamterene tidak tergantung pada Aldosteron.

Seluruhnya menghambat sekresi kalium di tubulus distal. Kita harus berhati-hati

atau sebaiknya diuretik jenis ini tidak diberikan pada keadaan gagal ginjal,

diabetes mellitus, dehidrasi berat atau diberikan bersama preparat yang

mengandung kalium tinggi.

3. Hiponatremia

Tanda-tanda hiponatremia akibat diuretika ialah kadar natrium urin > 20

mq/L, kenaikan ringan ureum dan kreatinin, hipokalemia dan terdapat alkalosis

metabolik. Hiponatremia dapat memberikan gejala-gejala bahkan kematian.

Cepatnya penurunan kadar natrium (kurang dari 12 jam), kadar natrium < 110

meq/L, terdapat gejala susunan saraf pusat, merupakan pertanda buruk akibat

hponatremia. Keadaan ini harus ditanggulangi secepatnya.

4. Deplesi Cairan

Pengurangan cairan ekstraseluler merupakan tujuan utama dalam

pemakaian diuretik. Keadaan ini sangat menguntungkan pada edema paru akibat

payah jantung.

Pada keadaan sindrom nefrotik, terutama dengan hipoalbuminemi yang

berat, pemberian diuretik dapat menimbulkan syok atau gangguan fungsi ginjal.

Tidak dianjurkan penurunan berat badan lebih dari 1 kg sehari.

12

Page 13: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

5. Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Alkalosis metabolik terjadi akibat:

Pengurangan cairan ekstraseluler akan meningkatkan kadar HCO3

dalam darah.

Peningkatan ekskresi ion-H meningkatkan pembentukan HCO3.

Deplesi asam hidroklorida.

Diuretik yang dapat menyebabkan alkalosis metabolik adalah tiasid dan

diuretik loop.

Alkalosis metabolik yang terjadi, biasanya disertai pengurangan ekskresi

klorida. Dipikirkan kemungkinan oleh sebab lain seperti muntah-muntah,

kehilangan asam lambung akibat pemasangan sonde lambung.

Asidosis metabolik terjadi akibat:

Sekresi ion H dihambat.

Reabsorbsi HCO3 dihambat.

Diuretik penghambat karbonik anhidrase dapat menyebabkan asidosis

metabolik akibat dua proses di atas. Diuretik potassiumsparing menghambat

sekresi ionH sehingga dapat menyebabkan asidosis metabolik. Asidosis

metabolik yang diakibatkan diuretik biasanya tidak disertai peninggian anion gap

(Na (HCO3 + Cl) < 16 mcq/L).

6. Gangguan Metabolik

a. Hiperglikemi

Diuretik dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa (hiperglikemi).

Hipokalemia akibat pemberian diuretik dibuktikan sebagai penyebab

13

Page 14: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

gangguan toleransi ini (respon insulin terhadap glukosa pada fase I dan fase

II terganggu). Diuretik potassiumsparing tidak menyebabkan gangguan

toleransi glukosa.

b. Hiperlipidemia

Trigliserida, kolesterol, Cholesterol HDL, Cholesterol VLDL akan

meningkat dan Cholesterol HDL akan berkurang pada pemberian diuretik

jangka lama (> 4 minggu). Antagonis Aldosteron akan menghambat ACTH,

mengganggu hormon androgen (anti androgen). Mengakibatkan terjadinya

ginekomastia atau gangguan menstruasi.

c. Hiperurikemia

Penggunaan diuretik dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat.

Karena terjadi pengurangan volume plasma maka filtrasi melalui glomerulus

berkurang dan absorbsi oleh tubulus meningkat. Dipengaruhi juga oleh ada

atau tidaknya hiponatremi. Bila natrium dikoreksi, kliren asam urat akan

diperbaiki.

d. Hiperkalsemia

Pemberian diuretik tiasid akan meninggikan kadar kalsium darah. Ekskresi

kalsium melalui urin akan berkurang. Peninggian kalsium darah ini

disebutkan juga mempunyai hubungan dengan keadaan hiperparatiroid. Dari

penelitian epidemiologi di Stockholm dilaporkan bahwa 70% dari orang yang

hiperkalsemi setelah mendapat diuretik, menderita adenoma paratiroid

e. Hipokalsemia

Diuretik loop menyebabkan hipokalsemi akibat peningkatan ekskresi kalsium

melalui urin.

14

Page 15: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

7. Toksisitas

Diuretik dapat menyebabkan nefritis intersiil akut melalui reaksi

hipersensitifitas.

Dapat menginduksi terjadinya artritis goutdan pengeluaran batu asam urat

pada penderita dengan riwayat gout.

Hipokalemi kronik akibat penggunaan diuretik dapat menimbulkan nefropati

hipokalemi.

Diuretik loop terutama furosemid dapat menyebabkan ototoksisiti. Lebih

nyata lagi bila ada gagal ginjal. Gabungan dengan aminoglikosida dapat

menyebabkan gangguan menetap pada pendengaran.

2.4 PENGGOLONGAN DIURETIKA

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik ini. Pertama,

tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi

natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan

diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak. Kedua, status

fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal.

Dalam keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.

Ketiga, interaksi antara obat dengan reseptor. Berdasarkan cara bekerja, ada

beberapa jenis diuretik yang diketahui pada saat ini. Antara lain :

1. Diuretik osmotik dan Aquaretics. Obat-obat ini hanya direabsorpsi sedikit

oleh tubuli, hingga rabsorpsi air juga terbatas. Efeknya adalah diuresis

osmotik dengan ekskresi air kuat dan relatif sedikit ekskresi Na+. Contoh :

manitol, glukosa, sorbitol, sukrosa, dan urea.

15

Page 16: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

2. Penghambat karbonik anhidrase ginjal. Diuretik jenis ini merintangi enzim

karbonanhidrase di tubuli proksimal, sehingga disamping karbonat, juga

Na+ dan K+ diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan air. Khasiat

diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka

perlu digunakan secara selang seling (intermittens). Contoh : asetazolamida.

3. Diuretik derifat tiasid. Efeknya lebih lemah dan lebih lambat, tetapi bertahan

lebih lama (6-48 jam) dan terutama digunakan pada terapi pemeliharaan

hipertensi dan kelemahan jantung (decompensatio cordis). Obat-obat ini

memiliki kurva dosis-efek datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi

efeknya tidak bertambah (diuresis, penurunan tekanan darah). Contoh :

hidroclorotiazid, talidon, indapamida dan klopamida.

4. Diuretik loop. Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-

6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada udema otak

dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis-efek curam, artinya bila dosis

dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh : furosemida, bumetanida

dan etakrinat.

5. Diuretik hemat kalium (Potassium Sparing Diuretic). Efek obat ini hanya

lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya guna

menghemat ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na+ dan

ekskresi K+ ; proses ini dihambat secara kompetitif oleh obat-obat ini.

Amilorida dan triamteren dalam keadaan normal hanya lemah efek

ekskresinya mengenai Na+ dan K+. Tetapi pada penggunaan diuretika loop

tiazid terjadi ekskresi kalium dengan kuat, maka dengan pemberian

bersama penghemat ekskresi kalium ini menghambat ekskresi K+ dengan

kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari magnesium dihambat.

16

Page 17: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

6. Diuretik merkuri organik.

7. Diuretik pembentukan asam. Diuretika pembentuk asam adalah senyawa

anorganik yang dapat menyebabkan urin bersifat asam dan mempunyai efek

diuretik. Senyawa golongan ini efek diuretiknya lemah dan menimbulkan

asidosis hiperkloremik sistemik. Efek samping yang ditimbulkan antara lain

iritasi lambung, penurunan nafsu makan, mual, asidosis dan

ketidaknormalan fungsi ginjal. Contoh : amonium klorida, amonium nitrat

dan kalsium klorida.

2.5 FUROSEMID

Furosemide termasuk obat diuretik (obat-obat atau bahan yang bekerja

diginjal untuk menambah/mempercepat pengeluaran urine dan zat-zat yang

terlarut didalamnya). Furosemide atau ‘pil air’, adalah obat yang digunakan untuk

mengurangi bengkak/edema dan penyimpanan cairan yang disebabkan oleh

berbagai macam masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung atau hati.

Furosemide juga digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi/hipertensi.

Furosemide bekerja dengan membloking absorpsi garam dan cairan dalam

tubulus ginjal, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah urin yang

diekskresikan. Efek diuretik furosemide dapat menyebabkan deplesi cairan tubuh

dan elektrolit dalam tubuh.

Furosemide tablet diindikasikan pada pasien dewasa dan anak-anak untuk

pengobatan edema yang dihubungkan dengan gagal jantung kongestif, sirosis

hati, dan penyakit ginjal, termasuk syndromenephritic. Furosemide tablet juga

digunakan pada dewasa untuk pengobatan hipertensi.

17

Page 18: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

Furosemide bekerja dengan membloking absorpsi garam dan cairan dalam

tubulus ginjal, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah urin yang

diekskresikan. Untuk pemberian injeksi dosis Minimal/Maximal untuk dewasa

adalah 10 mg/600mg. untuk anakanak dosis Minimal/Maximal adalah 0.5mg/kg /

6 mg/kg. Sedangkan untuk pemberian secara oral untuk dewasa dosis

Minimal/Maximal adalah 20mg / 600mg, dan untuk anak-anak dosis Minimal/

Maximal adalah 0.5mg/kg / 6mg/kg.

Semua pasien yang menerima terapi furosemide harus diobservasi untuk

tanda/gejala/ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokloremik alkalosis,

hipokalemia, hipomagnesemia, hipokalemia) : mulut kering, haus, lemah,

lethargi, cepat lelah, nyeri otot, fatigue, hipotensi,dll.

Penggunaan furosemide harus dibawah pengawasan dokter. Pasien tidak

boleh menaikkan dosis sendiri ata berhenti minum obat tanpa diawasi dokter

18

Page 19: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

ALAT

Rotary evaporator

Alat-alat gelas

Timbangan digital

Kertas saring

Oven

Timbangan hewan

Kandang hewan

Kandang metabolit

Blender

Masker

Sarung tangan

Ayakan

Disposible syringe

Penampung urin

BAHAN

Kontrol - : CMC

Kontrol + : Furosemide

Bahan alam :

Kulit buah labu siam

Biji salak

Biji pepaya

Patikan kebo

Rambut jagung

Belimbing manis

19

Page 20: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

3.2 METODE KERJA

1. Penyiapan sampel

2. Pembuatan suspensi

3. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang biasa digunakan adalah menvit dan tikus jantan. Hewan uji ini

pada umumnya harus dipuasakan selama 8 jam dan hanya diberi minum saja

4. Pemberian suspensi kontrol positif, suspensi kontrol negatif dan suspensi bahan

alam

5. Pengukuran volume urin

Pengambilan urin hewan uji dilakukan setelah perlakuan pada jam 1,2,3,4,5 dan 6.

Urin yang tertampung pada penampung urin diambil menggunakan disposible

syringe kemudian diukur volume urinnya.

20

Page 21: Tugas Bhs.indonesia Syahrida Meidiana (138985)

DAFTAR PUSTAKA

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Buku Ajar edisi kelima. Bandung:

Penerbit ITB

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Larasati. 2007. Obat-Obat Penting Edisi Ke Enam

Cetakan Pertama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Katzung Bertram g. (1997). Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta : EGC

Drs. Tjah tan hoan & Drs Rahardja kirana. (2008). Obat-obat penting. Jakarta :

PT Gramedia

Soekardjo, Bambang dan Siswando. 2008. KIMIA MEDISINAL 2 cetakan kedua.

Surabaya: Airlangga University Press

21