tugas baca

Upload: sita-munawir

Post on 08-Mar-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas baca

TRANSCRIPT

TUGAS BACASITORESMI PRABANINGRUM

ANTI KOAGULAN

TrombosisTrombosis adalah pembentukan suatu massa abnormal yang berasal dari komponen-komponen darah (trombus) dalam pembuluh darah dan ruang jantung. Berdasarkan teori triad of Virchows, terdapat 3 hal yang berperan dalam patofisiologi trombosis yaitu kelainan dinding pembuluh darah, perubahan aliran darah, dan perubahan daya beku darah. Trombosis terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan antara faktor resiko trombosis dan inhibitor trombosis. Sel endotel pembuluh darah yang utuh bersifat nontrombogenik, sehingga mencegah trombosit menempel pada permukaannya.Sifat non trombogenik ini akan hilang bila endotel mengalami kerusakan/terkelupad karena berkurangnya produksi senyawa antitrombotik dan meningkatnya produksi senyawa protrombotik. Berbagai senyawa protrombik yang dilepaskan ini akan mengaktifkan sisem pembekuan darah dan menurunkan aktifitas fibrinolisis sehingga meningkatkan kecenderungan untuk terjadi trombosis. Aliran darah yang melambat bahkan stagnasimenyebabkan gangguan pembersihan faktor koagulasi aktif, mencegah bercampurnya faktor koagulasi aktif dengan penghambatnya, mencegah faktor koagulasi aktif dilarutkan oleh darah yang tidak aktif. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya akumulasi faktor-faktor pembekuan yang aktif dan dapat merusak dinding pembuluh darah. Stagnasi aliran darah ini dapat diakibatkan oleh imobilisasi, obstruksi vena dan meningkatnya viskositas darah.Antikoagulanadalah golongan obat yang dipakai untuk menghambat pembekuandarah[1]. Obat-obat ini tidak melarutkan bekuan darah sepertitrombolotik, tetapi bekerja sebagai pencegah pembentukan bekuan baru[1]. Antikoagulan digunakan pada orang yang memiliki gangguan pembuluharteridanvenayang membuat orang tersebut berisiko tinggi untuk pembentukan bekuan darah[1]. Gangguan pada vena mencakuptrombosisvena dalam danemboli paru, dan gangguan arteri mencakuptrombosis koronaria(infark miokardium), adanya katup jantung buatan, dan serangan pembuluh darah otak (stroke)[1]. Untuk gangguan arteri,antipleteletsepertiaspirin,dipiridamol, dan sulfinpirazondianggap sebagai obat pilihan[1].Penggolongan antikoagulan adalah,1. Golongan heparin mencakup senyawa-senyawa yang diberikan secaraparenteral(heparindan heparin berbobot molekul rendah) dan senyawa-senyawa yang diberikan secaraoral(warfarindandikumarol)[2]2. Penghambattrombinlangsung[2]3. Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium, salah satu faktor pembekuan darahDua jenis antikoagulan yang banyak digunakan adalah heparin parenteral dan warfarin oral. Terapi biasanya dimulai dengan heparin karena awitan kerja obatnya cepat, sedangkan terapi rumatannya dengan warfarin Warfarin memerlukan waktu beberapa hari untuk menghasilkan antikoagulasiterapeutik.1. HeparinHeparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara parentaraldan merupakan obat pilihan bila diperlukan efek yang cepat, misalnya untuk emboli paru dan trombosis vena dalam. Obat ini juga digunakan untukpencegahan tromboemboli vena selama operasidan untukmempertahankan sirkulasi ekstrakorporal selama operasi jantung terbuka. Heparin dikontraindikasikan padapasien yang cenderung mengalami perdarahan misalnya pasien hemofilia, pemeabilitas kapiler yang meningkat, aborsi, perdarahan intrakranial. Mekanisme kerja heparin dengan mengikat antitrombin III membentuk kompleks yang berafinitas lebih besar dari antitrombin III sendiri, terhadap beberapa faktor pembekuan darah aktif, terutama trombin dan faktor Xa. Oleh karena itu heparin mempercepat inaktivasi faktor pembekuan darah. Sediaan heparin dengan berat molekul rendah (< 6000) beraktivitas anti Xa kuat dan sifat antitrombin sedang, sedangkan sediaan heparin dengan berat molekul yang tinggi (>25000) beraktivitas antitrombin kuat dan aktivitas anti Xa yang sedang. Heparin diberikan secara IV atau SC. Pemberian secara SC memberikan masa kerja yang lebih lama tetapi efeknya tidak dapat diramalkan. Efek antikoagulan akan segera timbul pada pemberian suntikan bolus IV dengan dosis terapi, dan terjadi setelah 20-30 menit setelah suntikan SC. Heparin cepat dimetabolisme di hati, masa paruh tergantung dari dosis yang digunakan. Metabolit inaktif diekskresi melalui urin.

2. Antikoagulan oral

Seperti halnya heparin, antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan pengobatan tromboemboli. Untuk pencegahan, umumnya obat ini digunakan dalam jangka panjang. Terhadap trombosis vena, efek antikoagulan oral sama dengan heparin, tetapi terhadap tromboemboli sistem arteri, antikoagulan oral kurang efektif. Antikoagulan oral diindikasikan untuk penyakit dengan kecenderungan timbulnya tromboemboli, antara lain infark miokard, penyakit jantung rematik, serangan iskemia selintas, trombosis vena, emboli paru. Antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan pengobatan tromboemboli. Efek toksik yang paling sering adalah perdarahan. Kontraindikasi pada penyakit-penyakit dengan kecenderungan perdarahan. Contoh obat: Natrium warfarin, dikumarol, anisendion. Mekanisme kerja antikoagulan oral adalah antagonis vitamin K. Vitamin K adalah kofaktor yang berperan dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X. Selain diberikan per oral, warfarin juga dapat diberikan IM dan IV. Warfarin diabsorbsi di usus halus dan memasuki sirkulasi darah, dimetabolisme di mikrosom sel hati, dan akan menghambat kerja vitamin K. Penghambatan kerja vitamin K menyebabkan penurunan sintesis faktor pembekuan II, VII, IX dan X. Absorpsi dikumarol di saluran cerna lambat dan tidak sempurna, sedangkan warfarin diabsorpsi lebih cepat dan hampir sempurna. Masa paruh warfarin 48 jam, sedangkan masa paruh dikumarol 10-30 jam. Dikumarol dan warfarin dimetabolisme di hati menjadi bentuk tidak aktif. Ekskresi dalam urin terutama dalam bentuk metabolit, anisindion dapat menyebabkan urin berwarna merah jingga. Warfarin mempunyai rentang dosis terapi yang sempit. Dimana dosis inadekuat menyebabkanefikasi menurun,dan dosis yang berlebihan akan menyebabkan perdarahan. Levine dkk, melaporkan bahwa menjaga rasio INR berkisar 1,3-1,9 menurunkan resiko untuk terjadinya tromboemboli vena sebanyak 85% tanpa meningkatkan resiko perdarahan.