silakan baca

14
5/12/2018 Silakanbaca-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 1/14 Agroindustri SUB.SISTEM 1 Pengadaan distribusi saprotan dan pengadaan sarana produksi pertanian Pada kegiatan agroindustri, penyimpanan produk biji-bijian secara baik dapat menjaga mutu dalam proses pengolahan selanjutnya Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut [1] . Secara eksplisit  pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) [2] yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi  bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen [3] . Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi,  pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk  pertanian [4]  . Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil  pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem  penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan [5] . Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP). Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : 1. IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat,  palawija dan tanaman hortikultura. 2. IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.

Upload: yoga-mirza-pratama

Post on 13-Jul-2015

180 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 1/14

Agroindustri

SUB.SISTEM 1

Pengadaan distribusi saprotan dan pengadaan sarana produksi pertanian

Pada kegiatan agroindustri, penyimpanan produk biji-bijian secara baik dapat menjaga mutudalam proses pengolahan selanjutnya

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku,merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut[1]. Secara eksplisit

 pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981)[2] yaitu perusahaanyang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan olehhewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuanfisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapatmerupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi

 bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya olehkonsumen[3]. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi,

 pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk  pertanian[4]  . Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem

 penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, saranadan pembinaan[5]. Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan HasilPertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).

Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa bagiansebagai berikut :

1. IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.

2. IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit,tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.

Page 2: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 2/14

3. IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu sepertidamar , rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.

4. IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.

5. IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping

lainnya.

Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua kegiatan sebagai berikut :

1. IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul, bajak , traktor dan lain sebagainya).

2. IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin pengeringdan lain sebagainya.

Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan sebagai berikut :

1. IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian.

2. IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu sertaevaluasi dan penilaian proyek.

3. IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.

Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yangmeliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan segala kebutuhan pertanian 

dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepadakonsumen[6]  . Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yangmenghubungkan antar sektor  pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatanhilir. Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlahtenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik daninternasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku industri [3].

Penerapan Teknologi untuk Agroindustri

 proses pengolahan lanjut pada kegiatan agroindustri

Salah satu kendala dalam pengembangan agroindustri di Indonesia adalah kemampuanmengolah produk yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar komoditas

 pertanian yang diekspor merupakan bahan mentah dengan indeks retensi pengolahan sebesar 

Page 3: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 3/14

71-75%. Angka tersebut menunjukkan bahwa hanya 25-29% produk pertanian Indonesiayang diekspor dalam bentuk olahan. Kondisi ini tentu saja memperkecil nilai tambah yangyang diperoleh dari ekspor  produk  pertanian, sehingga pengolahan lebih lanjut menjadituntutan bagi perkembangan agroindustri di era global ini. Teknologi yang digolongkansebagai teknologi agroindustri produk pertanian begitu beragam dan sangat luas mencakup

teknologi pascapanen dan teknologi proses. Untuk memudahkan, secara garis besar teknologi pascapanen digolongkan berdasarkan tahapannya yaitu, tahap atau tahap sebelum pengolahan, tahap pengolahan dan tahap pengolahan lanjut [6]. Perlakuan pascapanen tahapawal meliputi, pembersihan, pengeringan, sortasi dan pengeringan berdasarkan mutu,

 pengemasan, transport dan penyimpanan, pemotongan/pengirisan, penghilangan biji,  pengupasan dan lainnya. Perlakuan pascapanen tahap pengolahan antara lain, fermentasi,oksidasi, ekstraksi  buah, ekstraksi rempah, distilasi dan sebagainya. Sedangkan contoh

 perlakuan pascapanen tahap lanjut dapat digolongkan ke dalam teknologi proses untuk agroindustri, yaitu penerapan pengubahan (kimiawi, biokimiawi, fisik ) pada hasil pertanianmenjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti,

1. Kakao ; lemak  kakao,bubuk kakao, produk coklat.2. Kopi ; Kopi bakar, produk-produk kopi, minuman, kafein.3. Teh ; Produk-produk teh, minuman kesehatan.4. Ekstrak/oleoresin ; produk-produk dalam bentuk bubuk atau enkapsulasi.5. Minyak atsiri ; produk-produk aromaterapi, isolat dan turunan kimia.

Produk-produk yang dihasilkan ada yang dapat digunakan secara langsung dari sejak tahapawal, seperti rempah-rempah, sari buah dan lainnya, serta ada pula yang menjadi bahan bakuuntuk industri lainya, seperti industri makanan, kimia dan farmasi.

[Contoh Penerapan Teknologi untuk Produk Agroindustri

Bahan

DasarTeknologi yang Diterapkan Produk  

Padi Pengeringan, penggilingan Beras

Ubi kayu Sortasi, pemarutan, ekstraksi, pengayakan, pengeringan Tapioka

Buah Kelapa

Pengeringan, pengempaan, hidrolisis, penyabunan, pemucatan(bleaching ), penghilangan bau (deodorisasi)

Minyak goreng

TebuPemerasan, evaporasi, penjernihan (karbonisasi, sulfitasi),kristalisasi

Gula pasir 

Daun teh Pelayuan, fermentesi, pengeringan teh hitamDaun nilam

Penyulingan (distilasi) Minyak  nilam

Getahkaret

Penggumpalan (koagulan), pengepresan, pembentukan, pengasapan

Karet sit asap (RSS)

Pengembangan Agroindustri

Page 4: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 4/14

Pabrik pembuatan biodisel jarak pagar sebagai pengembangan produk agroindustri non pangan

Pengembangan Agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998,agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara

 positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lainmengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam

 jumlah unit usaha yang beroperasi. Kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan. Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karenatidak bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar ekspor yang besar. Sementara kelompok agroindustri yang tetap dapat bertahan pada masa krisisadalah industri mie, pengolahan susu dan industri tembakau yang disebabkan oleh

 peningkatan permintaan di dalam negeri dan sifat industri yang padat karya [3]. Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan adalah industri pakan ternak dan minuman ringan. Penurunan industri pakan ternak disebabkan ketergantungan impor  bahan baku ( bungkilkedelai, tepung ikan dan obat-obatan). Sementara penurunan pada industri makanan ringan lebih disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat sebagai akibat krisis ekonomi.Berdasarkan data perkembangan ekspor tiga tahun setelah krisis moneter 1998-2000, terdapat

 beberapa kecenderungan komoditas mengalami pertumbuhan yang positif antara lain, minyak sawit dan turunannya, karet alam, hasil laut, bahan penyegar seperti kakao, kopi dan teh, hortikultuta serta makanan ringan/kering[7]. Berdasarkan potensi yang dimiliki, beberapakomoditas dan produk agroindustri yang dapat dikembangkan pada masa mendatang antaralain, produk berbasis pati, hasil hutan non kayu, kelapa dan turunannya, minyak atsiri danflavor alami, bahan polimer non karet serta hasil laut non ikan[8]. Dengan demikian,agroindustri merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian

melalui pemanfaatan dan penerapan teknologi, memperluas lapangan pekerjaan sertameningkatkan kesejahteraan masyarakat[9]. Pada kenyataannya, perkembangan nilai ekspor agroindustri masih relatif lambat dibandingkan dengan subsektor industri lainnya. Hal inidapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain[3] :

1. Kurang cepatnya pertumbuhan sektor  pertanian sebagai unsur utama dalammenunjang agroindustri, di pihak lain juga disebabkan oleh kurangnya pertumbuhansektor industri yang mendorong sektor pertanian.

2. Pemasaran produk agroindustri lebih dititik beratkan pada pemenuhan pasar dalamnegeri. Produk-produk agroindustri yang diekspor umumnya berupa bahan mentahatau semi olah.

3. Kurangnya penelitian yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh berbagaiaspek yang terkait dengan agroindustri secara terpadu, mulai dari produksi bahan 

Page 5: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 5/14

 baku, pengolahan dan pemasaran serta sarana dan prasarana, seperti penyediaan bibit, pengujian dan pengembangan mutu, transportasi dan kelengkapan kelembagaan.

4. Kurangnya minat para investor untuk menanamkan modal pada bidang agroindustri.

Tantangan dan harapan bagi pengembangan agroindustri di Indonesia adalah bagaimana

meningkatkan keunggulan komparatif produk pertanian secara kompetitif menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar dunia. Dalam lingkup perdagangan, pengolahanhasil pertanian menjadi produk agroindustri ditunjukkan untuk meningkatkan nilai tambahkomoditas tersebut. Semakin tinggi nilai produk olahan, diharapkan devisa yang diterimaoleh negara juga meningkat serta keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku agoindustri

 juga relatif tinggi. Untuk dapat terus mendorong kemajuan agroindustri di Indonesia antaralain diperlukan :[6]

1. Kebijakan-kebijakan serta insentif yang mendukung pengembangan agroindustri.2. Langkah-langkah yang praktis dan nyata dalam memberdayakan para petani,

 penerapan teknologi tepat guna serta kemampuan untuk memcahkan masalah-masalah

yang dihadapi.3. Perhatian yang lebih besar pada penelitian dan pembangunan teknologi pascapanen

yang tepat serta pengalihan teknologi tersebut kepada sasaran pengguna.4. Alur  informasi yang terbuka dan memadai.5. Kerjasama dan sinergitas antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, petani dan

industri.

Pembangunan dan pengembangan agroindustri secara tepat dengan dukungan sumberdayalain dan menjadi strategi arah kebijakan pemerintah diharapkan dapat meningkatkankeberhasilan negara, berdasarkan tolok ukur sebagai berikut[3] :

1. Menghasilkan produk agroindustri yang berdaya saing dan memiliki nilai tambahdengan ciri-ciri berkualitas tinggi.

2. Meningkatkan perolehan devisa dan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

3. Menyediakan lapangan kerja yang sangat diperlukan dalam mengatasi ledakan penggangguran.

4. Meningkatkan kesejahteraan para pelaku agroindustri baik di kegiatan hulu, utamamaupun hilir khususnya petani, perkebunan, peternakan,  perikanan dan nelayan.

5. Memelihara mutu dan daya dukung lingkungan sehingga pembangunan agroindustridapat berlangsung secara berkelanjutan.

6. Mengarahkan kebijakan ekonomi makro untuk memihak kepada sektor pemasok agroindustri.

SUB.SISTEM II

Page 6: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 6/14

Produksi yang hasilnya masih hasil pertanian

file:///F:/agro/Agroindustri.htm

Cara Memilih Bibit Sawit Yang Baik | Bibit Unggul - .Buah yg bagus belum tentu bisa di

 jadikan bibit unggul,Terkadang di pasaran terdapat juga bibit unggul palsu.Maka dari itu kitaharus jeli dan pintar memilih bibit sawit unggul.Mungkin bacaan ini bisa sedikit membantuanda dalam memilih bibit unggul ,Selamat membaca dan mencoba.

Akhir-akhir ini ramai diberitakan tentang benih (dalam bentuk benih berkecambah ataupun bibit) palsu kelapa sawit. Pemberitaan tentang benih palsu di beberapa harian bahkan muncul beberapa kali. Keberadaan benih palsu di pertanaman kelapa sawit di Indonesia sebenarnyatelah lama diketahui.

Kesenjangan antara produktivitas nyata dengan yang diharapkan merupakan bukti banyaknya penggunaan benih ilegitim di pertanaman kelapa sawit di Indonesia. Diperkirakan antara 20 – 25% pertanaman kelapa sawit di Indonesia ditanami dengan benih ilegitim.

Secara umum dapat dikatakan bahwa produksi tandan dan minyak dari tanaman yang berasaldari benih ilegitim setinggi-tingginya hanya 50% dari tanaman yang berasal dari benihunggul. Selain merugikan konsumen dari segi produksi, penggunaan benih ilegitimmenimbulkan kerugian pada berbagai sub sektor seperti :

1. merusak peralatan pabrik karena harus mengolah biji bercangkang tebal,2. merusak citra produsen benih yang benihnya dipalsukan,3. menurunkan tingkat produktivitas dan daya saing nasional di bidang perkelapasawitan.

Makalah ini mencoba memaparkan apa yang disebut dengan benih palsu atau benih ilegitim.

Selain itu akan dipaparkan metode pemuliaan dan sistem produksi yang secara umumdigunakan untuk menghasilkan benih kelapa sawit. Langkah-langkah yang perlu diambiluntuk menanggulangi meluasnya peredaran benih palsu kelapa sawit juga akan ikut dibahasdalam makalah ini.

Sistem Produksi BenihSistem produksi benih kelapa sawit pada dasarnya merupakan rangkaian yang tak terpisahkandari beberapa subsistem, meliputi (1) subsistem pemuliaan tanaman, (2) subsistem

 pengelolaan pohon induk dura dan pohon bapak pisifera, dan (3) subsistem processing benih,serta (4) subsistem pemasaran.

Subsistem pemuliaan tanaman memiliki fungsi untuk menyediakan kandidat tetua dura dantetua pisifera yang merupakan output dari program seleksi. Subsistem pengelolaan pohon

Page 7: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 7/14

induk memiliki fungsi untuk mengelola seluruh kegiatan di pohon induk dura yang ditujukanuntuk menghasilkan tandan benih, mulai dari penyediaan dan prosesing tepung sari (polen),

 pengamatan identitas bunga hingga pemanenan tandan benih.

Subsistem processing benih berfungsi untuk mengolah tandan benih yang dihasilkan menjadi

kecambah siap salur dengan tetap mempertahankan aspek kemurnian varietas¬nya.Sementara itu, unit kerja pemasaran bertanggung jawab terhadap penyaluran bahan tanamanhingga ke tangan konsumen, dan secara pro aktif melakukan kegiatan pelayanan purna jual

 bahan tanaman tersebut kepada para konsumen.

Prosedur Pemuliaan TanamanSecara umum, pemuliaan tanaman dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan penelitiandan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai denganmetode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benihvarietas yang dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan varietas kelapasawit, setiap institusi riset kelapa sawit harus memiliki beberapa hal sebagai berikut :

a. Populasi dasar dura dan tenera/pisifera

Seluruh kegiatan pemuliaan kelapa sawit berawal dari pembentukan populasi dasar yangterdiri atas grup dura, tenera, dan pisifera dari berbagai orijin di tingkat seleksi. Jumlah dan

 jenis orijin/famili yang digunakan oleh setiap lembaga riset dapat berbeda, bergantung padaarah pemuliaan dan kapasitas benih yang akan dihasilkan.

Ketersediaan populasi dura dan populasi tenera/pisifera menjadi penting bagi sumber benihkarena berkaitan dengan kesinambungan program pemuliaan. Dengan demikian diharapkan

institusi yang menjadi sumber benih dapat melakukan aktivitas pemuliaannya (perakitan dan pengembangan varietas) secara independen, tanpa bergantung pada institusi lain. Hal pentinglainnya dalam pembentukan populasi dasar ini adalah ketersediaan informasi pedigree(silsilah keturunan) yang jelas dari masing-masing orijin/famili dan dapatdipertanggungjawabkan kebenarannya.

 b. Prosedur Pemuliaan

Dalam bidang pemuliaan tanaman dikenal berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada pemuliaan kelapa sawit adalah reciprocal recurrent selection (RRS) dan modifiedrecurrent selection (MRS). Secara umum, di setiap prosedur pemuliaan kelapa sawit terdapat

tahapan inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi, seleksi, serta rekombinasi.

Dari populasi dasar yang telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujianketurunan (progeny test) untuk menganalisis dan menentukan persilangan terbaik yang akandireproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum (GCA) dan daya gabung khusus (SCA)dari tetua (progenitor) yang diuji. Berdasarkan informasi daya gabung tersebut tersebutdilakukan seleksi untuk menentukan tetua-tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk 

 produksi benih.

Selain untuk menentukan materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan

 potensi yang lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan berikutnya. Melaluirekombinasi diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar baru dengan sifat-sifat yang

Page 8: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 8/14

lebih baik dari populasi dasar sebelumnya.

c. Proses pengujian keturunan (projeni)

Pengujian keturunan merupakan rangkaian percobaan yang didesain untuk menilai dengan

akurat keragaan suatu hibrida (persilangan). Pengujian ini merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh setiap sumber benih, karena materi yang sampai ke tangan konsumenadalah hibrida DxP.

Pengujian dilakukan mengikuti metode statistik baku, mencakup perancangan percobaan(jumlah persilangan, jumlah ulangan, jumlah individu, standard cross ), masa pengamatan(minimal selama 6 tahun setelah tanam), lokasi percobaan (dilakukan minimal pada 3 lokasi),dan metode analisis data yang digunakan untuk memprediksi nilai hibrida DxP yang akandireproduksi.

Prosedur produksi Benih

Pohon induk/bapak yang digunakan untuk menghasilkan benih komersial dilakukan denganmereproduksikan persilangan terbaik yang telah diuji pada pengujian projeni. Skema RRSsecara fleksibel menunjukkan cara pemilihan pohon induk/bapak yang dapat diperolehmelalui perkawinan sendiri (selfing) maupun rekombinasi intra-grup.

Secara prinsip, apabila Di dan Dj telah diketahui mempunyai daya gabung umum(GCA/general combining ability) yang baik, maka keseluruhan tanaman selfing maupunrekombinasi keduanya- Dii, Djj, Dij, dapat digunakan sebagai pohon induk untuk produksi

 benih. Demikian juga dengan Pp, Tnn atau Tnm.

 Namun demikian untuk memperoleh gain selection lebih tinggi biasanya dilakukan seleksiintra-persilangan terhadap karakter-karakter yang dianggap akan lebih menguntungkankonsumen, seperti pertumbuhan meninggi yang lebih lambat. Selain itu selection pressureditujukan untuk mendapatkan keseragaman yang lebih tinggi pada tanaman yang dihasilkan.Adapun pengamatan produksi dan kualitas tandan lebih ditujukan untuk kelanjutan programseleksi yaitu dengan cara memilih pohon induk yang baik dan telah diketahui karakteristik genotipenya.

Benih PalsuBenih palsu atau benih ilegitim adalah benih yang diproduksi tidak mengikuti standar proses

 produksi benih seperti yang lazim dilakukan oleh produsen benih dan dipersyaratkan oleh

 pemerintah melalui standar nasional Indonesia (SNI, sedang dalam tahap penggodokan final)untuk benih kelapa sawit. Benih ilegitim umumnya diproses dari biji asalan yang berasal daritanaman komersial.

Seperti layaknya tanaman hibrida, benih yang diperbanyak dari tanaman komersial akan bersegregasi menjadi tanaman yang memiliki sifat seperti induk dan bapaknya. Tipe kelapasawit dura yang dijadikan sebagai pohon induk umumnya memiliki cangkang (tempurung)tebal dan memiliki rendemen minyak rendah (< 18%), sedangkan tanaman tipe pisifera yangdigunakan sebagai pohon bapak, meskipun tidak bercangkang, umumnya tidak menghasilkantandan buah karena terjadi aborsi pada saat pembuahan.Beberapa hal yang mendorong

 penggunaan benih ilegitim adalah sebagai berikut.1.Kesenjangan permintaan dan kemampuan

 produksi benih.2.Kurang informasi dan pengetahuan konsumen mengenai bahan tanamanyang benar dan baik.3.Harga benih ilegitim jauh lebih murah dari benih unggul. Harga benih

Page 9: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 9/14

unggul kelapa sawit tahun 2009 bervariasi dari Rp. 6.000 sampai Rp. 12.000 per butir kecambah.4.Prosedur pembelian benih dari produsen yang ditunjuk pemerintah dianggapmasih terlalu merepotkan oleh sebagian konsumen (diperlukan surat permohonan, surattanah, SP2BKS, dll.).Selain faktor-faktor di atas, pengembangan kelapa sawit yang tidak sepenuhnya mengacu pada pola pewilayahan komoditas mengakibatkan banyak tanaman

ditanam pada lahan yang tidak sesuai (kelas lahan N1 pada klasifikasi lahan kelapa sawit).Hal ini mendorong masyarakat menggunakan benih ilegitim karena kelangkaan benih ungguldan memubazirkan benih unggul (seed waste) karena tanaman yang dihasilkan tidak akan

 berproduksi optimal (yield potential losses).SolusiUntuk meredam peredaran dan penggunaan benih ilegitim kelapa sawit, maka peran dan program PPKS ke depan adalah sebagai berikut.1.Sumber benih diharapkan lebih mendekatkan diri kepada konsumen dengan jalanmenggalakkan program waralaba (varietas, benih, bibit, dll.) serta ikut mengambil tanggung

 jawab bagi penyediaan bahan tanaman berkualitas untuk masyarakat pekebun di wilayahyang berdekatan dengan kebun produksi benihnya.2. Perlu lebih ditingkatkan peran DinasPerkebunan di provinsi maupun di kabupaten pengembangan kelapa sawit untuk mempermudah pemasaran benih kelapa sawit, terutama kepada pekebun rakyat. Dalam hal

ini Dinas Perkebunan dapat bertindak sebagai outlet pemasaran benih dan teknologi kelapasawit yang dihasilkan oleh sumber benih.3. Sumber benih harus terus melanjutkan sosialisasikerugian penggunaan benih ilegitim, terutama untuk pekebun kecil, di seluruh wilayahIndonesia.4.Sumber benih diharapkan mendorong dan membantu pemerintah untuk terusmeningkatkan pengawasan peredaran benih/bibit kelapa sawit. file:///F:/agro/cara-memilih-bibit-sawit-yang-baik.html

SUB.SISTEM IVHasil- hasil pertanian yang sudah menjadi produk bisnis

Industri Kelapa Sawit

Indonesia merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa sawitterbesar di dunia. Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat tajamseiring dengan meningkatnya kebutuhan CPO dunia, seperti yangterjadi beberapa bulan terahir ini.

Dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia, menjadikanCPO sebagai pilihan untuk bahan baku pembuatan bio energi.Peluang industri pengolahan kelapa sawit (PKS) masih sangat

 prospek untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri.

Dengan didukung tenaga ahli yang berpengalaman puluhan tahun di bidang industri pengolahan kelapa sawit, kami menawarkan JasaPembangunan Industri Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) secarakomprehensif (turn key) mulai konstruksi pabrik, mesin pengolahan

sampai dengan instalasi pengolahan limbah.

- Produk yang dihasilkan : CPO

- Bahan Baku : Kelapa Sawit.

Page 10: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 10/14

- Kapasitas Bahan Baku : mulai 1 ton/jam,5 ton/jam,30 ton/jam, 60 ton/jam, atau sesuai permintaan

Gambar Alat dan Proses Pengolahan CPO (dari Kelapa Sawit Menjadi CPO)

KAPASITAS 30T/24 Jam

1. PALM FRUIT STRIPPER 

Mesin ini berfungsi memisahkan buah- buahan sawit dari tandan sawit. Pemisahan buah-buahan sawit dengan tanganmembutuhkan tenaga yang sangat

 besar.Tetapi dengan bantuan mesin inimemisahkan buah sawit menjadi lebihmudah dengan proses mekanikalsederhana.Alat ini terdiri dari suatu lempeng-lempeng

melengkung yang disusun dengan jarak tertentu dan diikat satu sama lainmembentuk suatu sangkar dan didalamnyaterdapat tangkai-tangkai pemukul yangdipasang pada sumbu yang berputar.Tandan dijatuhkan pada bagian ujung atas

 penebah dan dipukul turun sambil diputar oleh ujung tangkai pemukul hingga turun. Buah akan terpisah dan turun melalui lubang

 bawah pada sisi yang lain.Mesin ini mampu merontokkan buah yang disterilisai sebaik yang belum disterilisai dengan

sama efektifnya. Kapasitas stripper adalah 2-3 ton per jam. Sehingga satu mesin mampumelayani 2 expeller.

2. OIL EXPELLER dan KETEL PEMASAK 

Buah sawit diumpankan ke dalam ketel pemasak yangmenggunakan steam dari boiler sebagai sumber panas. Steamdialirkan melalui jaket tangki pemasak. Steam sebagian jugadimasukkan langsung ke dalam ketel pemasak sehingga buahsawit lunak dan semua selnya siap mengeluarkan minyak.Proses ini tidak membutuhkan sterilisasi terpisah, karena

sudah dilakukan di ketel pemasak. Buah sawit yang telahdimasak diumpankan ke kotak pelumat yang berada di bawahketel pemasak.Tungkai expeller akan mendorong ke dalam ruang pelumat.Minyak yang keluar akan melalui celah dan jatuh ke bawah.Campuran biji sawit dan serat akan keluar dari samping.Kapasitas ekpeller adalah 400 kg buah per jam.

Page 11: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 11/14

3. PEMISAH SERAT dan BUAH SAWIT

Campuran biji sawit dansabut merupakan produk samping expeller.Pemisahan biji dari sabut

menggunakan alat iniyang dioperasikanmanual. Alat ini berupasilinder yang berupasaringan. Sabut akanmenembus saringan dan

 jatuh ke bawah sedangkan biji akan keluar padaujung silinder. Sabutdigunakan sebagai bahan

 bakar boiler sedangkan

 biji dijual atau di pecahdan diambil minyak kernelnya.

4. OIL CLARIFIER 

Minyak sawit yang didapatkan dari expeller masih berupa minyak kental karena mengandung partikel padat yang berwujud seperti lumpur dan susah dipisahkan dari minyak. Berbagaimetoda telah digunakan oleh banyak ilmuwan untuk memisahkan padatan dari minyak, tetapicara yang paling efektif adalah menambahkan banyak air pada minyak. Penambahan ini akanmemisahkan minyak bening ke atas dan air bersama kotoran ke bawah.

Alat berupa dua silinder, dengan satu silinder lebih kecil berada di dalam silinder yang lebih besar. Minyak dimasukkan kedalam silinder yang besar melalui bagian bawahnya. Minyak  beningan akan naik ketas, seiring penambahan minyak ke dalam silinder besar. Minyak  bening dari silinder besar selanjutnya mengisi silinder kecil dan dikeluarkan melaui bagian bawah silinder kecil. Minyak ini kemudian dipanaskan untuk mengurangi kadar air dandidapatkan CPO.

5. FILTER PRESS

Filter press berguna untuk menjernihkan minyak 

yang telah keluar dari Oil Clarifier. CPO akandipompa melalui filter press dan menghasilkanminyak sawit bening.

6. BOILER 

Boiler digunakan sebagai pembuat steam yangmerupakan sumber panas untuk ketel pemasak.

Boiler yang dibuat dapat menggunakan sabut sebagai bahan bakarnya sehinggadapat menghemat penggunaan Bahan bakar minyak.

CPO presentasi 5 ton -baru [Compatibility Mode]

Page 12: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 12/14

file:///F:/agro/industri-kelapa-sawit-pks.html

Ekspor CPO naik 3,7% jadi 1,2 juta ton

May 20th, 2009 by agroindustri

Selasa, 19/05/2009 13:22 WIBoleh : Sepudin Zuhri

JAKARTA  bisnis.com): Volume ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) selama Apriltahun ini mencapai 1,219 juta ton, naik 3,68% dibandingkan bulan sebelumnya 1,175 jutaton.

Total volume ekspor periode Januari-April tahun ini turun 0,8% menjadi 4,60 juta tondibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 4,64 juta ton.

Kepala Bidang Pemasaran Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Susantomengatakan saat ini harga minyak sawit terkoreksi yang disebabkan aksi spekulasi, tetapihanya berlangsung sementara karena produksi komoditas itu di Indonesia dan Malaysia

 belum naik secara signifikan.

“Posisi supply and demand vegetable oil dunia masih tidak banyak berubah, sama seperti pada April dan awal bulan ini,” ujarnya kepada Bisnis hari ini. Harga minyak sawit pada perdagangan lokal mengalami koreksi tipis dengan penurunan 4,15% menjadi Rp8.310 per kgdari sebelumnya Rp8.670 per kg pada lelang di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPerkebunan Nusantara.

Dia menuturkan data resmi dari Malaysia Palm Oil Board (MPOB), stok CPO Malaysia akhir April hanya 1,295 juta ton berada di bawah stok psikologis pasar yang normal yaitu 1,5-1,6

 juta ton.

Produksi kedelai, kata dia, belum mengalami perubahan terutama Argentina masih jauh dariestimasi sebelumnya, sedangkan produksi kedelai di Amerika Serikat hanya ada sedikit

 perbaikan, tetapi belum mempengaruhi pasar.

Menurut Susanto, permintaan minyak sawit dari India dan China masih cukup kuat. “Estimasikami harga saat ini sampai Juni masih berkisar RM2600-RM2800 per ton atau US$700-

US$800 per ton di CIF Rotterdam.”

Dia menjelaskan harga CPO di dalam negeri berkisar Rp8.000-Rp9.000 per kg, sudahmencakup PPn FOB Belawan dan Dumai. Adapun, harga Tandan Buah Segar (TBS) petani

 berkisar Rp1.400-1.600 per kg di Sumatra, sedangkan Rp 1.100-Rp1300 per kg diKalimantan, tergantung kualitas dan lokasi kebun ke pabrik. Kondisi perkembangan hargaminyak sawit, lanjutnya, sampai dengan Juli tahun ini diperkirakan masih akan terus bergerak naik.

Sub.sistem III

Hasil-hasilpertanian yang sudah mengalami perubahan

Page 13: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 13/14

Kegunaan Kelapa Sawit

Buah KELAPA SAWIT menghasilkan pelbagai kegunaan setelah diproses di kilang.Terdapat tiga bahan utama yang dihasilkan :

(a) Isirung kelapa sawit(b) Minyak isirung kelapa sawit(c) Minyak sawit mentah

1. Isirung Kelapa Sawit

Isirung kelapa sawit digunakan sebagai bahan makanan ternakan dan bahan bukan makanan.Bahanbukan makanan seperti alkhohol lauryl, bahan sabun pencuci dan asid lemak.

2. Minyak Isirung Kelapa Sawitt

Minyak isirung pula digunakan untuk membuat bahan makanan seperti marjerin, lemak majmuk, krim, ais krim dan lemak masakan. Bahan bukan makanan boleh dihasilkan sepertimembuat bahan sabun pencuci, olkhohol lauryl dan asid lemak. Kandungan minyak kelapasawit dalam marjerin antara lapan peratus hingga 13.6%.

Minyak sawit juga terkenal bagoi membuat bahan bukan makanan, antaranya untuk membuatsabun, minyak gris, minyak pelincir, lilin, krim pencuci, bahan solekan dan ubat-ubatan.

Perusahaan membuat sabun yang bermutu memerlukan minyak kelapa sawit yang berkualiti,manakala bagi minyak sawit yang rendah mutunya digunakan membuat sabun biasa.

Kini, perkembangan teknologi dan pendidikan yang dijalankan oleh Institut Penyelidikan

Kelapa Sawit Malaysia (PORIM) Dan Universiti Pertanian Malaysia (UPM) mendapatiminyak sawit amat berguna sebagai bahan pembakar seperti diesel dan lilin.

3. Minyak Sawit Mentah

Minyak sawit mentah adalah dalam bentuk separa pepejal (20% pepejal) atau lemak apabiladiproses pada suhu 20°°ºc dan purata suhu air 36°°ºc. Justeru itu, minyak ini merupakan

 bahan yang tidak mudah masam dan mempunyai kandungan yang sesuai untuk membuatmakanan seperti marjerin dan lelemak masakan seperti keju sayur.

Minyak sawit juga terkenal sebagai bahan bukan makanan, antaranya untuk membuat sabun,

minyak gris, lilin, minyak pelincir, krim pencuci, bahan solekan dan ubat-ubatan.

Proses pepecahan minyak sawit mentah dijalankan secara berperingkat-peringkat untuk mendapatkan bahagian cecair, olein, sterin dan bahagian pepejal.

http://ams7636.tripod.com/kegunaan_kelapa_sawit.html

Page 14: Silakan baca

5/12/2018 Silakan baca - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/silakan-baca 14/14

Kegunaan Kelapa Sawit

1. Minyak – minyak masak,2. Minyak – majerin,3. Minyak – aiskrim,

4. Minyak – krimer,5. Minyak – bahan pengganti serbuk santan kelapa,6. Minyak – bahan aditif makanan dan7. Minyak – Bahan pengganti lemak koko dalam pembuatan coklat dan konfeksi.8. Bahan tokotrieonol yang ada dalam minyak sawit juga mampu mencegah barah

 payudara.9. Hampas – serbuk pengisi tilam,10. hampas – tilam kerusi11. Hampas – bantal.12. Tandan- baja organik 13. Tandan- bahan api untuk penghasilan tenaga di kilang konvensional.

14. Batang sawit yang reput dijadikan pemakanan tumbuhan15. Pelepah sawit – sebagai pemakanan untuk meningkatkan kesuburan tanah16. Pelepah sawit boleh menyimpan air serta membantu mengurangkan hakisan tanah.17. Umbut kelapa sawit boleh dijadikan sayuran atau kerabu18. Lidi dari pelepah kelapa sawit juga boleh dijadikan penyapu