tugas anestesi.doc
DESCRIPTION
Tugas ANestesiTRANSCRIPT
Tinjauan Pustaka
TERAPI OKSIGEN
Disusun oleh :
Hesty Mellissa G0006199 Manggar Cithamartani G0007208
Pembimbing :
dr. Eko Setijanto, Msi.Med., Sp.An
1
KEPANITERAAN KLINIK LAB / SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDISURAKARTA
2012
Pemberian Suplementasi Oksigen
Pada kegawatan kardiopulmoner, pemberian oksigen harus dilakukan secepatnya.
Oksigen dibutuhkan dalam metabolisme aerob untuk menghasilkan energi.
Oksigen yang terdapat dalam udara bebas sebesar 20 % saja, sehingga pada
keadaan kegawatan kardiopulmoner yang mengakibatkan hipoksemia dan
hipoksia jaringan perlu diperbaiki dengan peningkatan fraksi oksigen dalam udara
inspirasi (FiO2) dan peningkatan tekanan oksigen dalam udara inspirasi (PO2).
Perjalanan oksigen dari udara luar sampai pemanfaatan di dalam sel untuk
metabolisme di dalam tubuh harus melalui tiga tahap yaitu ventilasi, difusi dan
perfusi. Difusi yaitu perpindahan oksigen melewati membrane alveoli-kapiler ini
terjadi karena adanya perbedaan tekanan O2 di alveoli (PAO2) dan di daerah arteri
(PaO2). PAO2 dapat ditingkatkan dengan pemberian oksigen, dengan demikian
peningkatan perbedaan tekanan sepanjang membran akan memperbaiki PaO2.
Pemberian oksigen dapat dilakukan dengan memakai berbagai alat. Keefektifan
masing-masing alat ditentukan oleh kemampuan alat untuk menghantarkan
oksigen dengan kecepatan aliran yang cukup tinggi untuk mengimbangi kecepatan
aliran inspirasi pernafasan spontan.
Oleh karena itu, pemberian oksigen yang diinspirasi setinggi 100% (Fraksi
oksigen inspirasi ≤ FiO2:1,0) dianjurkan untuk kegawatan kardiopulmoner. Hal ini
ditujukan untuk mengoptimalkan tekanan oksigen inspirasi yang akan
memaksimalkan saturasi oksigen dalam darah arteri dan akhirnya memaksimalkan
pengangkutan oksigen sistemik (DO2). Pengangkutan oksigen yang dibawa dalam
2
tubuh (ke jaringan) dinyatakan dalam DO2 (Oxygen Delivery) yang nilainya
dipengaruhi oleh kadar hemoglobin, saturasi oksigen dan arteri (SaO2) dan curah
jantung.
Alat-alat Pemberian Oksigen
Agar dapat memberikan oksigen kepada pasien diperlukan peralatan dasar, yaitu : Sumber oksigen Alat-alat suplementasi oksigen
Sumber Oksigen
Yang dimaksud dengan sumber oksigen adalah tabung oksigen atau unit yang
tertempel pada dinding (oksigen sentral). Pada oksigen sentral, sumber oksigen
dikendalikan dari ruang sentral oksigen yang biasanya terdapat di rumah sakit
besar. Sumber oksigen ini disambungkan ke alat suplementasi agar oksigen
dapat dialirkan ke pasien sesuai kebutuhan. Kelengkapan dari sumber oksigen
adalah :
1. Pembuka katup untuk membuka tabung, pengukur tekanan, dan aliran
gas (pressure gauge dan flowmeter)
2. Pipa penghubung (tubing connector) ke alat suplementasi oksigen.
Alat-alat suplementasi oksigen
Alat-alat suplementasi oksigen dapat digolongkan menjadi sistem oksigen
rendah atau sistem oksigen tinggi (dapat memberikan oksigen sampai 100%)
dan sistem aliran rendah atau sistem aliran tinggi, yang artinya alat dapat
mengalirkan oksigen dengan fraksi oksigen inspirasi yang diatur maksimal
(100%).
a. Kanul nasal
Melalui kanul nasal, oksigen (100%) yang dialirkan dapat diatur dengan
kecepatan aliran antara 1-6 liter per menit untuk menambah oksigen dari
udara kamar yang diinspirasi pasien. Konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3
pasien atau disebut fraksi oksigen inspirasi (FiO2) tergantung dari
kecepatan aliran dan ventilasi semenit pasien, dengan demikian tidak dapat
dikendalikan, tetapi maksimal FiO2 yang dicapai tidak lebih dari 0,44 (O2 =
40%). Peningkatan kecepatan aliran oksigen 1 liter per menit akan
meningkatkan konsentrasi oksigen sebesar 4 %. Pemberian aliran yang
lebih tinggi tidak akan memberikan FiO2 yang tinggi, akan berakibat
mengeringkan dan mengiritasi mukosa nasal. Oleh karena itu, kanul nasal
disebut alat suplementasi oksigen sistem oksigen-rendah, aliran-rendah.
Keuntungan kanul nasal, adalah kenyamanan pasien dan aliran O2 yang
terus menerus meskipun pasien sedang makan, diukur suhu maupun selama
pemakaian pipa nasogastrik. Pada pasien yang dicurigai dengan sindroma
koroner akut dianjurkan diberika O2 4 liter per menit.
b. Sungkup muka sederhana
Sungkup muka sederhana atau yang dikenal dengan sungkup muka
Hudson. Sungkup muka ini mempunyai tempat pipa saluran masuk O2 di
dasarnya dan lubang-lubang kecil disekeliling sungkup muka. Oksigen
dapat dialirkan dengan kecepatan 6-10 liter per menit dengan FiO2 yang
dicapai sekitar 0,35-0,6. Bila kecepatan aliran oksigen <6 liter per menit
akan terjadi penumpuka CO2 akibat terjadi dead space mekanik. Alat ini
termasuk sistem oksigen-sedang, aliran-tinggi.
c. Sungkup muka non-rebreathing
Sungkup muka ini terdiri atas sungkup muka sederhana yang dilengkapi
dengan kantong reservoir oksigen pada dasar sungkup muka dan satu katup
satu arah yang terletak pada lubang disamping sungkup dan satu lagi katup
satu arah terletak diantara kantong reservoir dan sungkup muka.
Pada saat inspirasi, katup yang terletak di bagian samping sungkup muka
akan menutup sehingga seluruh gas inspirasi berasal dari kantong reservoir,
sedangkan katup yang berada di antara kantong reservoir dan sungkup
menutup sehingga gas ekspirasi tidak masuk ke kantong reservoir tetapi
4
dipaksa keluar melewati lubang-lubang kecil disamping sungkup. Pada
sistem ini, aliran oksigen terus menerus akan mengisi kantong reservoir.
Kecepatan aliran oksigen pada sungkup ini sebesar 9-15 liter per menit
dapat memberikan konsentrasi oksigen sebesar 90-100%. Agar berfungsi
semestinya, harus dijaga agar kantong reservoir mengembang-mengempis,
tidak kolaps.
d. Sungkup muka partial rebreathing
Sungkup muka ini terdiri dari sungkup muka sederhana dengan kantong
reservoir pada dasar sungkup. Oksigen mengalir ke kantong reservoir terus
menerus. Ketika ekspirasi, sepertiga awal gas ekspirasi masuk ke kantong
reservoir bercampur oksigen yang ada. Jadi saat inspirasi pasien menghisap
kembali sepertiga gas ekspirasinya.
Sungkup muka yang dilengkapi dengan kantong reservoir merupakan alat
sistem oksigen tinggi, aliran-tinggi.
Sungkup muka dengan reservoir O2 digunakan pada pasien-pasien :
1. Sakit kritis, kesadaran masih baik, ventilasi adekuat tetapi
membutuhkan oksigen dengan konsentrasi tinggi.
2. Sebelum ada indikasi intubasi trakea, seperti pada edem paru akut, asma
akut, PPOK, atau pasien tidak sadar tetapi ventilasi adekuat dengan
refleks batuk masih ada.
e. Sungkup muka venturi
Sungkup muka venturi terdiri dari sungkup muka dan mixing jet. Dengan
alat ini FiO2 yang diberikan dapat dikendalikan. Oksigen yang diberikan
dapat diatur berkisar 24%, 28%, 35% dan 40% dengan kecepatan aliran 4-8
liter per menit, dan 45-50% dengan kecepatan aliran 10-12 liter per menit,
5
Sungkup muka ini paling berguna pada pasien dengan PPOK yang
diketahui menentukan sedikit hipoksemia untuk menjaga pacu
respirasi. Sehingga diperlukan pemberian titrasi FiO2 untuk
memperbaiki saturasi oksigen tanpa menekan ventilasi semenit. Alat
ini termasuk sistem oksigen-terkendali, aliran-tinggi.
Berbagai alat suplementasi oksigen
A. Kanul nasal : aliran rendah, oksigen rendah
B. Sungkup Venturi : aliran tinggi, oksigen bervariasi tergantung setting :
1. Oksigen 100% berasal dari sumber oksigen (flowmeter)
2. Katup yang dapat diatur dengan besarnya % oksigen yang
diinginkan.
C. Sungkup muka aerosol: aliran sedang, oksigen bervariasi
1. Oksigen yang masuk ke nebulizer
D. Sungkup muka dengan reservoir O2: aliran tinggi, oksigen tinggi
1. Oksigen 100% masuk ke reservoir
2. dan 3. Katup satu arah yang mengatur gas/udara inspirasi dan
ekspirasi
3. Katup pengaman masuknya udara
Tabel 1. Alat suplementasi oksigen ≤ kecepatan aliran dan persentase oksigen
yang dihantarkan.
Alat Kecepatan Aliran % OksigenKanul Nasal 1 L/menit
2 L/menit3 L/menit4 L/menit5 L/menit6 L/menit
21%-24%24%-28%29%-32%33%-36%37%-40%41%-44%
Sungkup Muka Sederhana 6-10 L/menit 35%-60%Sungkup Muka dengan reservoir O2
6 L/menit7 L/menit8 L/menit9 L/menit
60%70%80%90%
6
10-15 L/menit 95%-100%Sungkup Muka Venturi 4-8 L/menit
10-12 L/menit24%-40%40%-50%
Pemantauan Pemberian Oksigen
Untuk memantau keefektifan pemberian oksigen dan membantu titrasi konsentrasi
oksigen inspirasi (FiO2), dapat dengan pemeriksaan invasif yaitu analisis gas
darah (PaO2 dan SaO2 dan secara non-invasif dengan alat Oksimetri denyut (Pulse
Oxymetry).
Oksimetri denyut akan mengatur saturasi oksigen yang berasal dari sinyal cahaya
yang ditransmisikan melalui jaringan dengan memperhitungkan sifat-sifat
denyutan aliran dan prinsip oksimetri berdasarkan pada penyerapan denyut antara
sumber cahaya dan foto detektor yaitu darah arteri, perbedaan penyerapan
gelombang cahaya merah dan infra merah oleh oksihemoglobin dan hemoglobin
tereduksi pada fraksi dari arteri yang berpulsasi di bawah alat sensor.
Light Emitting Dioda (LED) pada probe alat ini akan mentransmisikan cahaya
melalui jaringan (misalnya di ujung jari), dan intensitas cabaya yang
ditransmisikan diukur oleh detektor cahaya pada sisi lainnya.
Penggunaan oksimetri denyut dapat pula sebagai petunjuk pemilihan alat
suplementasi oksigen (Tabel 2).
Tabel 2. Pemilihan Alat Suplementasi Oksigen Berdasarkan Nilai Oksimetri Denyut.
Nilai Oksimetri
denyut
Arti Klinis Pilihan Alat Suplementasi
O2
95% - 100%
90% - < 95%
Dalam batas normal
Hipoksia ringan sampai
O2 4 L/menit Kanul nasal
Sungkup muka sederhana
7
85% - < 90%
< 85%
sedang
Hipoksia sedang sampai
berat
Hipoksia berat yang
mengancam nyawa
- Sungkup muka dengan
reservoir O2
- Ventilasi bantu
- Ventilasi dibantu
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. Essential of ACLS. 1997 : 40-47
American Heart Association. Acute pulmonary edema, hypotension and shock ;
ACLS the reference textbook; ACLS for experience providers.2003 h.37.
Cummins RO. ACLS-Referrence Textbook. ACLS : principles and practice.
American Heart Association 2003, 8-15, 57-58.
Departemen Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 2007. Badan Penelitian dan
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2008.
8