tugas akhir karya ilmiah publikasi humas...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL (Survey Deskriptif: Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh:
Radita Husnaini
NIM. 4123143774
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Agustus
2017
ii
Radita Husnaini (4123143774), Publikasi Humas Kementerian Sosial
dalam mempublikasikan Program E-Warong Jakarta Pusat tahun 2016;
100 Hal; 30 Lampiran; 3 Sumber lain; 18 Buku (2004-2014); Tugas Akhir
Karya Ilmiah, Agustus, 2017.
ABSTRAK
Tujuan publikasi adalah untuk menciptakan hubungan yang baik dengan publik. Warung elektronik (e-warong) di luncurkan pertama kali di Malang pada tanggal 27 Juni 2016, dan di luncurkan di Jakarta Pusat pada tanggal 18 Agustus 2016. Oleh karena itu Humas Kementerian Sosial mempunyai tugas untuk mempublikasikan nya ke publik. Perumusan masalah penulis yaitu bagaimana tujuan publikasi humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program e-warong di Jakarta Pusat tahun 2016? Konsep yang digunakan adalah manajemen humas dengan variable tujuan publikasi yang memiliki tiga dimensi yaitu mengcounter pendapat umum dengan indikator sikap positif, sikap pasif dan sikap negatif, dimensi kedua yaitu menciptakan citra positif dengan indikator komunikasi, citra, mitra, dan kepentinngan bersama, dimensi ketiga yaitu membina hubungan baik dengan publik dengan indikator komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-langkah yang fair, komunikasi dua arah, dan evaluasi dan riset. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di e-warong Johar Baru, dan di Kemensos divisi humas.pada bulan Maret-Mei 2017. Penulis menggunakan kuesioner dengan skala interval. Populasinya berjumlah 100 orang, teknik analisis data menggunakan tendensi sentral mean. Hasil validitas KMO (Kaiser Meyer Olkin) yang di dapat dari penelitian ini adalah 0,767 dan hasil reliabilitas 0,959. Hasil dari penelitian ini, dimensi dengan mean tertinggi terdapat di dimensi meng-counter pendapat umum. Hal ini menunjukkan bahwa humas Kementerian Sosial mampu menerima masukan-masukan atau opini-opini publiknya dengan memberikan infomasi mengenai program e-warong. Dimensi dengan mean terendah terdapat dalam dimensi membina hubungan baik dengan publik. Indikator dengan mean tertinggi terdapat di indikator sikap positif, dan indikator dengan mean terendah terdapat di indikator keterbukaan. Humas Kementerian Sosial sebaiknya harus lebih maksimal dalam mempublikasikan berita maupun informasi mengenai program e-warong di media publikasi seperti media cetak dan media sosial kepada publiknya sehingga terjadi saling keterbukaan dan tidak adanya kesalahpahaman. Kata kunci: Manajemen Public Relations, Publikasi, Tujuan Publikasi
iii
Radita Husnaini (4123143774), Ministry of Social Affairs Publication in Publishing E-Warong Program KUBE PKH is in Central Jakarta, in majalahkartini.co.id on 19 Augustus 2016 ; 100 pages; 30 attachments; 3 another sources; 18 books, 2004-2016; Scientific Research Thesis, August,2017.
ABSTRACT
Publication aims to create a good relationship with public. E-warong program was launched on June 27 2016 in Malang and also in Central Jakarta on August 18 2016. The formulation problem of this research is how the publication purposes of Ministry of Social's PR of Ministry of Social Affairs in publishing E-Warong Program in Central Jakarta 2016?
The concept which is used in this research is public relations management with the variable of publication purposes which consist of three dimensions. public opinion counter, with positive attitude, passive attitude and negative attitude as the indicators. Second dimension are creating positive image,with communication, image, partners, and common interest. commons interest. The last dimension are dimension is maintaining good relationship, with honest communication, openness, consistency, fair steps, two ways communications, evaluation and research.as the indicators.
This research uses quantitative research with descriptive method. This research was conducted in March – May 2017 at E-Warong Central Jakarta Ministry of Social Affairs. Author uses questionnaires with interval scale measurement, and the population is increased to 100 people. Data analysis technique uses mean value as the central tendency as the central tendency. The validity's result (KMO) in this research is 0,767 and the reliability's result is 0,959.
The results from this research research the dimension with the highest mean is in the public opinion's counter. This indicates that the public relations Ministry of Social Affairs is able to receive public opinion by giving information about e-warong program. The dimension with the lowest mean is in the dimension of maintaining a good relationship with public. The indicator with the highest "mean" is in the indicator of positive attitude. And the indicator with the lowest "mean" is in the indicator of openness
Public Relations Ministry of Social should be more leverage in publishing news and information about E-warong program in public media such as print media and social media, so that will be an openness and no misconception.
Keywords: Management Public Relations, Publication, Publication Purposes
iv
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah yang
berjudul PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL (Survei Deskriptif:
Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat, di
majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016) adalah benar-benar karya
saya dan sudah mengikuti ketentuan penulisan yang ada. Apabila
kemudian hari tugas akhir karya ilmiah ini merupakan hasil plagiat, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Agustus 2017
RADITA HUSNAINI
NIM. 4123143774
v
LEMBAR PENGESAHAN HASIL PENELITIAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : RADITA HUSNAINI
NIM : 4123143774
Judul : PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL (Survei Deskriptif: Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
TIM PENGUJI
No. Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Dr. E. Nugrahaeni ……………………. .………….. Ketua Sidang
2. Maulina Larasati P, M.I.Kom ……………………. .………….. Pembimbing
3. Marisa Puspita Sary, M.Si ……………………. .………….. Penguji Ahli
4. Dr. Dini Safitri, M.Si ……………………. .………….. Sekretaris Sidang
Lulus Sidang, Juli 2017
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan hidayah yang dilimpahkanNya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI) dengan baik. Tak lupa
Kedua Orang Tua penulis yang senantiasa memberikan doa serta dukungan
kepada penulis hingga dapat menyelesaikan TAKI ini.
Penulisan TAKI ini guna memenuhi syarat kelulusan dari program studi
DIII Hubungan Masyarakat. Dalam penulisan TAKI ini, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dari segi materi maupun teknis. Dari kekurangan
itu penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik yang di
rasakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh sebab itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih serta
penghhhargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Djaali selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta
2. Dr. Muhammad Zid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Dr. Kinkin Yuliaty S.P selaku Kordinator Program Studi DII Hubungan
Masyarakat.
4. Maulina Larasati P, M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing yang sudah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis
menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi DIII Hubungan Masyarakat
vii
vii
6. Seluruh pihak di Kementrian Sosial yang telah membantu penulis saat
melakukan penelitian
7. Semua teman-teman program studi DIII hubungan masyarakat yang
selalu membantu dan memberikan masukan kepada penulis
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas
segala bantuan yang diberikan kepada penulis
Untuk membalas jasa semua pihak yang telah membantu, penulis
menyampaikan terima kasih dan mendoakan semoga kebaikan dari semua
pihak kepada penulis mendapat balasan yang lebih dari Allah SWT.
Mudah-mudahan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, khususnya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta. Penulis tetap menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dari berbagai
pihak.
Jakarta, Agustus 2017
Penulis
Radita Husnaini 4123143774
viii
Daftar Isi
Halaman
COVER ....................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................................................................ iii
LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis ........................................................... 8
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktisi ............................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9
2.1. Kerangka Konsep ............................................................................. 9
ix
2.1.1. Manajemen Public Realations .......................................................... 9
2.2. Publikasi ........................................................................................... 10
2.3. Tujuan Publikasi ............................................................................... 11
2.3.1. Meng-counter Pendapat Umum ........................................................ 13
2.3.2. Menciptakan Citra Positif .................................................................. 15
2.3.3. Membina Hubungan Baik dengan Publik .......................................... 18
2.4. Keterkaitan Antar Konsep ................................................................. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 21
3.1. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 21
3.2. Jenis Penelitian ................................................................................. 21
3.3. Metode Penelitian ............................................................................. 22
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 23
3.5. Unit Analisis dan Observasi .............................................................. 24
3.5.1. Unit Analisis ...................................................................................... 24
3.5.2. Unit Observasi .................................................................................. 24
3.6. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ............................ 25
3.6.1. Populasi ............................................................................................ 25
3.6.2. Sampel .............................................................................................. 25
3.6.3. Teknik Penarikan Sampel ................................................................. 27
3.7. Uji Instrumen ..................................................................................... 28
3.7.1. Validitas ........................................................................................... 28
3.7.2. Hasil Uji Validitas .............................................................................. 30
3.7.3. Reliabilitas ........................................................................................ 31
x
3.7.4. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 32
3.8. Skala Pengukuran ............................................................................ 33
3.9. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 34
3.9.1. Data Primer ...................................................................................... 34
3.9.2. Data Sekunder ................................................................................. 35
3.10. Teknis Analisis Data ......................................................................... 36
3.10.1.Tendensi Sentral .............................................................................. 36
3.11. Definisi Konsep ................................................................................ 37
3.12. Operasionalisasi Konsep .................................................................. 39
3.13. Keterbatasan dan Kelemahan .......................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41
4.1. Gambaran Umum ............................................................................. 41
4.1.1. Profil Kementerian Sosial ................................................................. 41
4.1.2. Visi dan Misi ..................................................................................... 41
4.2. Objek Kajian ..................................................................................... 44
4.3. Hasil Penelitian ................................................................................. 47
4.3.1. Dimensi Meng-counter pendapat umum ........................................... 47
4.3.1.1.Sikap Positif .................................................................................... 47
4.3.1.2.Sikap Pasif ...................................................................................... 50
4.3.1.3.Sikap Negatif ................................................................................... 53
4.3.2. Dimensi Menciptakan Citra Positif .................................................... 56
4.3.2.1.Komunikasi ..................................................................................... 56
4.3.2.2.Citra ................................................................................................ 59
xi
4.3.2.3.Mitra ................................................................................................ 62
4.3.2.4.Kepentingan Bersama ..................................................................... 65
4.3.3. Dimensi Membina Hubungan Baik dengan Publik ............................ 68
4.3.3.1.Komunikasi yang Jujur .................................................................... 68
4.3.3.2.Keterbukaan .................................................................................... 71
4.3.3.3.Konsistensi ...................................................................................... 74
4.3.3.4.Langkah-langkah yang fair .............................................................. 77
4.3.3.5.Komunikasi Dua Arah ...................................................................... 80
4.3.3.6.Evaluasi dan Riset ........................................................................... 83
4.4. Analisa Penelitian ............................................................................. 86
4.5. Pembahasan Penelitian .................................................................... 92
BAB V Penutup .......................................................................................... 96
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 96
5.2. Saran .................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 99
LAMPIRAN ................................................................................................. xii
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ……………………….. 29
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas …...…………………………………………... 30
Tabel 3.3. Klasifikasi Reliabilitas ..………………………………………..... 31
Tabel 3.4. Case Processing Summary …..……………………………...... 32
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas …………………………………………..... 32
Tabel 3.6. Operasional Konsep ………………………………………….... 39
Tabel 4.1. Humas Kementerian Sosial memberikan informasi mengenai
program e-warong …………………………………………….... 47
Tabel 4.2. Humas Kementerian Sosial mengadakan sosialisasi kepada
warga tentang akan adanya program e-warong …………….. 48
Tabel 4.3. Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan yang
lengkap mengenai mekanisme pelaksanaan program
e-warong ……………………………………………………….... 49
Tabel 4.4. Humas Kementerian Sosial melakukan sosialisasi program e-
warong kurang tepat waktu ……………………………………. 50
Tabel 4.5. Humas Kementerian Sosial kurang melakukan sosialisasi
kepada warga tentang akan diadakannya program
e-warong ……………………………………………………….... 51
Tabel 4.6. Humas Kementerian Sosial kurang merespon dengan cepat
setiap keluhan para anggota PKH ……………………………. 52
Tabel 4.7. Humas Kementerian Sosial lebih fokus terhadap program lain
dibandingkan program e-warong, sehingga masyarakat kurang
mengerti mekanisme pelaksanaan program e-warong ……... 53
Tabel 4.8. Humas kementerian Sosial kurang aktif dalam mempublikasikan
program e-warong ……………………………………………..... 54
Tabel 4.9. Humas Kementerian Sosial kurang terstruktur dalam
memberikan teknis mekanisme penggunaan kartu elektronik
yang di gunakan di e-warong ………………………………..... 55
Tabel 4.10. Humas Kementerian Sosial menjalin komunikasi dengan para
anggota PKH……………………………………………………... 56
Tabel 4.11. Humas Kementerian Sosial cukup komunikatif dalam
menjelaskan mekanisme pelaksanaan program e-warong … 57
Tabel 4.12. Humas Kementerian Sosial melayani angggota PKH
dengan sopan …...………………………………………………. 58
xii
xiv
Tabel 4.13. Humas Kementerian Sosial memberikan informasi sangat
lengkap kepada para penerima program e-warong ……........ 59
Tabel 4.14. Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan mengenai
program e-warong secara menyeluruh …………...………...... 60
Tabel 4.15. Humas Kementerian Sosial menerapkan 5S(Senyum,Salam,
Sapa,Sopan,Santun) dalam mengimplementasikan program
e-warong ……………………………………………………….... 61
Tabel 4.16. Infomasi yang diberikan Humas Kementerian Sosial
mengenai program e-warong membuat anda mengetahui
mekanisme penggunaannya ………………………………...... 62
Tabel 4.17. Program yang diberikan Humas Kementrian Sosial
membuat anda siap akan perubahan bentuk pencairan dana
yang diberikan ………………………………………………....... 63
Tabel 4.18. Anda menyambut baik mengenai program e-warong yang di
sampaikan oleh Humas Kementerian Sosial ………………... 64
Tabel 4.19. Humas Kementerian Sosial menerima keluhan dari para
anggota PKH mengenai program ……………………………... 65
Tabel 4.20. Humas Kementerian Sosial menerima saran dari para anggota
PKH guna keberlangsungan e-warong ……………………….. 66
Tabel 4.21. Humas Kementerian Sosial menerima kritik dari para anggota
PKH mengenai program e-warong ……………………………. 67
Tabel 4.22. Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan akan
mekanisme pelaksanaan program e-warong sesuai dengan apa
yang terjadi ………………………………………………………. 68
Tabel 4.23. Humas Kementerian Sosial turun tangan langsung dalam
menangani persoalan soal kartu yang belum diganti ……...... 69
Tabel 4.24. Humas Kementerian Sosial memberikan informasi yang
benar saat anda bertanya mengenai program e-warong …... 70
Tabel 4.25. Humas Kementerian Sosial memberikan informasi yang
transparan mengenai tata cara pelaksanaan program
e-warong …………………………………………………………. 71
Tabel 4.26. Humas Kementerian Sosial menjelaskan secara menyeluruh
mengenai permasalahan kartu yang belum di ganti ………… 72
Tabel 4.27. Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan tentang kartu yang belum di ganti ………………………………………. 73 Tabel 4.28. Humas Kementerian Sosial memberikan informasi program e-
warong tidak berubah-ubah sehingga dapat diterima
oleh public ……………………………………………………….. 74
Tabel 4.29. Humas Kementerian Sosial melakukan pengecekan warung
setiap sebulan sekali …………………………………………… 75
xiii
xv
Tabel 4.30. Humas Kementerian Sosial memantau para anggota PKH setap
tiga bulan sekali …………………………………………………. 76
Tabel 4.31. Humas Kementerian Sosial menjalin hubungan baik kepada
para anggota PKH ………………………………………………. 77
Tabel 4.32. Humas Kementerian Sosial memiliki sifat yang ramah sehingga
mudah diterima publiknya dalam pelaksanaan program e-
warong …………………………………………………………… 78
Tabel 4.33. Humas Kementerian Sosial memberikan kesan yang baik
kepada publiknya ……………………………………………….. 79
Tabel 4.34. Humas Kementerian Sosial melakukan interaksi kepada
anggota PKH ……………………………………………………. 80
Tabel 4.35. Humas Kementrian Sosial melakukan komunikasi
dua arah …………………………………………………………. 81
Tabel 4.36. Humas Kementerian Sosial melakukan kunjungan ke e-warong
guna dapat berkomunikasi secara langsung ………………... 82
Tabel 4.37. Humas Kementerian Sosial mengimplementasikan setiap
keluhan publiknya terutama mengenai pergantian kartu …… 83
Tabel 4.38. Humas Kementerian Sosial menindak lanjuti keluhan mengenai
kartu yang belum di ganti ………………………………………. 84
Tabel 4.39. Humas Kementerian Sosial mengimplementasikan setiap saran
yang diberikan oleh anggota PKH …………………………….. 85
Tabel 4.40. Mean per Dimensi ………………………………………………. 86
Tabel 4.41. Mean per Indikator ……………………………………………… 89
xiv
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Mean per Dimensi……………………………………………...... 87
Diagram 4.2. Mean per Indikator……………………………………………..... 91
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner……………………………………………………........xvii
Lampiran 2. Sumber Berita………………………………………………........xxvi
Lampiran 3. Transkrip Wawancara……………………………………….....xxxvi
Lampiran 4. Transkrip Wawancara……………………………………............ xIi
Lampiran 5. Form Bimbingan..................................................................... xIiii
Lampiran 6. Coding Sheet...........................................................................xIiv
Lampiran 7. Data Responden..................................................................... xIv
Lampiran 8. Dokumentasi …………………………………………………..... xIvii
Lampiran 9. Publikasi Melalui Youtube …………………………………...... xIviii
Lampiran 10. Curriculum Vitae ....................................................................... L
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai seorang Public Relations (PR) atau Humas, harus dapat
menginformasikan apa yang sedang terjadi kepada publiknya, apalagi jika
dalam menjalankan programnya mengalami kendala, humas harus memiliki
komunikasi yang baik agar dapat menciptakan citra positif, mementingkan
kepentingan bersama, dan harus ada keterbukaan agar dapat membina
hubungan baik dengan publik.1
Publisitas media melalui suratkabar, radio, dan televisi merupakan
media publisitas yang mendukung kegiatan public relations untuk penyebaran
informasi, kepada publik luas dengan pemberitaan (news). Dilihat dari
perkembangannya, publisitas media dapat juga dilakukan melalui iklan
layanan masyarakat atau disebut, “Public Service Announcements”, atau
dikenal dengan singkatan populernya “PSA”.
Pemberitaan melalui publisitas media, umunya dilakukan dengan
mengadakan siaran-siaran pers atau siaran berita (press release/news
release), wawancara pers (pers interview). Publisitas yang dilakukan melalui
siaran-pers (pres release) dengan berbagai metode yang digunakan,
dirancang dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan (Ibroaden
1 Danandjaja, Perasana Humas Dalam Perusahaan, Jakarta: Graha Ilmu, 2011, hlm. 121
2
knowledge) dan pemahaman positif (recognition positive) mengenai berbagai
kegiatan pribadi seseorang atau organisasi.2
Dalam mempublikasikan program e-warong humas Kemensos
menggunakan media publikasi seperti, website (https://www.kemsos.go.id/),
youtube (channel: Humas Kemsos pada tanggal 8 Agustus 2016), majalah
internal (majalah Societa) pada bulan Juni 2016, radio (RRI) pada tanggal 6
Agustus 2016, dan televisi Berita Satu TV pada tanggal 22 Agustus 2016.3
Kementerian Sosial RI hadirkan Elektronik Warong Gotong Royong
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE
PKH). Kota Malang menjadi daerah percontohan penerapan layanan warong
nontunai atau "e-warong" pertama Kelompok Usaha Bersama Program
Keluarga Harapan Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera nasional yang
diluncurkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansadi pada Senin 27 Juni
2016. Program bantuan sosial nontunai ini dikombinasi dengan e-warong
sehingga warga penerima bantuan bisa membeli keperluan tanpa
menggunakan dana tunai.4
Terdapat empat hal yang menjadi tujuan pembentukan e-Warong
KUBE PKH yakni menyediakan tempat pemasaran produk-produk KUBE dan
hasil usaha peserta PKH, menyediakan kebutuhan usaha dan kebutuhan
2 Ibid, hlm. 121
3 Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017
pukul 10:00 WIB 4http://regional.kompas.com/read/2016/06/27/17052241/ewarong.pertama.diterapkan.di.mala
ng, diakses pada 10 Mei 2017 pukul 14:00 WIB
3
pokok sehari-hari dengan harga murah bagi anggota KUBE dan Peserta
PKH, menyediakan transaksi keuangan secara non tunai/elektronik baik
untuk pencairan bantuan sosial maupun pembayaran lainnya, serta
menyediakan instrumen/sistem penyaluran bantuan sosial tanpa
penyelewengan didukung dengan layanan pembayaran secara nontunai.
Dalam penyediaan bahan pokok, e-Warong KUBE PKH bekerjasama
dengan Perum Bulog, sedangkan sistem penyaluran bantuan sosial
bekerjasama dengan Himpunan Bank Negara (HIMBARA) yang terdiri dari
BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara.5 Menteri Sosial Khofifah
Indar Parawansa menyampaikan pendapatnya soal warung elektronik ini,
yang dikutip oleh majalahkartini.co.id pada tanggal 19 Agustus 2016:
“Keluarga miskin yang menerima bantuan PKH bisa langsung menggunakan Kartu Combo HIMBARA untuk berbelanja kebutuhan hidup di e-Warong KUBE PKH yang didirikan para penerima PKH. Dengan adanya simbiosis ini maka para penerima bansos PKH juga bisa mendapatkan manfaat, selain bisa belanja juga bisa mendapatkan sisa hasil usaha e-Warong KUBE PKH,”6
Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menjelaskan
penyaluran bantuan sosial melalui sistem pembayaran HIMBARA adalah
bentuk kerja nyata dan sinergi konkrit antara Pemerintah, Otoritas terkait, dan
Perbankan untuk mewujudkan penyaluran bantuan sosial dengan prinsip 6T,
5 http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warong-kube-pkh-hadir-di-jakarta-
pusat/ diakses pada 30 Maret 2017 pukul 12:00 WIB 6 Khofifah Indar Parawansa, “Keluarga miskin yang menerima bantuan PKH bisa langsung
menggunakan Kartu Combo HIMBARA untuk berbelanja kebutuhan hidup di e-Warong KUBE PKH” Majalahkartini.co.id, 19 Agustus 2016 pukul 08.00 WIB
4
yaitu Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat
Kualitas, dan Tepat Administrasi,7 sesuai ungkapan beliau yang dikutip oleh
majalahkartini.co.id pada tanggal 19 Agustus 2016:
“Dengan terciptanya interoperabilitas dan interkoneksi sistem pembayaran perbankan HIMBARA menggambarkan potensi yang begitu besar dari sinpergi perbankan HIMBARA, dimana sampai Juni 2016 tercatat Bank HIMBARA telah memiliki sekitar 114.000 Agen LKD (Layanan Keuangan Digital) di seluruh Indonesia,”8
Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa berharap
pembukaan program layanan Elektronik-Warong Gotong Royong (e-Warong)
mampu mempermudah akses masyarakat dalam menerima bantuan sosial
dari pemerintah.9
Kementerian Sosial RI hadirkan Elektronik Warong Gotong Royong
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE
PKH) di Taman Main Anak RT 17/RW 04 Kelurahan Kampung Rawa
Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat, Kamis 18 Agustus 2016.
7 http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warong-kube-pkh-hadir-di-jakarta-
pusat/ diakses pada 30 Maret 2017 pukul 12:00 WIB 8 Agus D.W. Martowardojo, “Dengan terciptanya interoperabilitas dan interkoneksi sistem
pembayaran perbankan HIMBARA menggambarkan potensi yang begitu besar dari sinergi perbankan HIMBARA”, Majalahkartini.co.id, 19 Agustus 2016 pukul 08.00 WIB 9 https://www.arah.com/article/9270/mensos-e-warung-permudah-masyarakat-akses-bantuan-sosial.html. Diakses pada 30 Maret 2017 pukul 17:00 WIB
5
“Keberadaan e-Warong KUBE PKH diharapkan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti beras, tepung, minyak goreng, gula, bawang, daging sapi, LPG 3 kg, dan pupuk bersubsidi, dengan harga yang lebih murah dari di pasaran”10
Peresmian e-Warong KUBE PKH ini dilakukan oleh Menteri Sosial RI
Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri
Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Bank Indonesia Agus
D.W. Martowardojo dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D.
Hadad.11
Program e-warong sangat menguntungkan bagi masyarakat yang
tidak mampu, karena dengan adanya program e-warong masyarakat yang
menerima bantuan tidak perlu membawa uang tunai untuk membeli
kebutuhan pokok yang ada di e-warong. Seperti yang diungkapkan oleh
salah satu anggota PKH ibu Vivi Fitriyatus Saniyyah yang dikutip dari
www.ewarung.com pada tanggal 19 Agustus 2016:
“memang baru kali pertama menggunakan kartu elektronik. Baginya, dengan tanpa memegang uang cash dari program, lebih memudahkan. Kalau sebelumnya uang-uang tersebut diterima cash, bisa saja tidak dibelikan kebutuhan tertentu karena ada suami titip beli rokok. Tapi, dengan model cashless dan kartu, dirinya memiliki uang yang tersimpan aman dan tak mungkin berkurang untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Bantuan ini bisa saya gunakan untuk meringankan kebutuhan saya. Dengan e-warong, tidak ribet.
10
Khofifah Indar Parawansa, “Keberadaan e-Warong KUBE PKH diharapkan memudahkan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan” majalahkrtini.co.id, 19 Agustus 2016 pukul 08:00 WIB 11
http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warung-kube-pkh-hadir-di-jakarta-
pusat/ diakses pada 10 Mei 2017 pukul 10:00 WIB
6
Tinggal bawa kartu, saya pilih belanjaan, pencet-pencet, sudah selesai. Nggak khawatir uangnya jatuh atau hilang,”12
Namun dalam pelaksanaannya terdapat kendala, seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Hairiah anggota PKH yang rumahnya dijadikan e-
warong untuk daerah Johar Baru, pada tanggal 30 Maret 2016 beliau
mengatakan :
“Program ini membantu saya dalam memenuhi kebutuhan pangan, lumayan juga harganya lebih rumah dan gaperlu bawa uang tunai tinggal kasih kartu gula sudah bisa didapat. Tapi sekarang kendalanya, banyak masyarakat yang kartunya tidak bisa digunakan karena belum dituker dengan kartu yang baru. Ini kan bank nya banyak, nah sekarang yang ngurus bank BNI, tapi sebelumnya bank BTN, jadi masih banyak kartu yang belum bisa digunakan saat ini.”13
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program ini yaitu
persoalan kartu yang belum di ganti dikarenakan bank yang
mengoperasikannya berbeda. Hal ini berdampak pada masyarakat yang
akhirnya tidak dapat belanja di e-warong. Kasus ini sudah sampai pada
Kementrian Sosial, mereka mengakui kendala itu memang ada, sesuai
dengan wawancara yang penulis lakukan dengan Humas Kementrian Sosial
bapak Hadiyono pada tanggal 31 Maret 2016:
12
Vivi Fitriyatus Saniyyah, “Dengan e-warung, tidak ribet. Tinggal bawa kartu, saya pilih
belanjaan, pencet-pencet sudah selesai. Nggak khawatir uangnya jatuh atau hilang”, http://www.ewarung.com, 19 Agustus 2016 13
Hasil wawancara dengan Ibu Hairiah, anggota PKH (Program Keluarga Harapan) pada 30 Maret 2017 pukul 19:00 WIB
7
“Memang ada kendala soal perubahan kartu yang sekarang menjadi bank BNI yang sebelumnya dikelola oleh bank BTN. Perubahan ini bermula sejak awal Januari 2017, Ini masih menjadi pembelajaran untuk kami, karena program ini memang belum berjalan lama jadi masih butuh kesempurnaan dalam menjalankannya. Tapi hingga saat ini kami masih terus memperbaiki kendala ini agar masyarakat dapat menngunakan bantuannya di e-warong” 14
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, penulis
mengambil judul tujuan publikasi Humas Kementrian Sosial dalam program
PKH (Program Keluarga Harapan) yang sekarang memiliki program e-warong
untuk warga fakir dan miskin, agar penulis mengetahui pentingnya tujuan
publikasi dalam mempublikasikan suatu program agar tidak terjadi kesalah
pahaman dengan publiknya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas perumusan masalahnya
adalah bagaimana tujuan publikasi humas kementerian sosial terkait program
e-warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19
Agustus 2016 ?
14
Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017 pukul 10:00 WIB
8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang penulis buat di atas, maka
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tujuan publikasi humas
kementerian sosial terkait program e-warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat,
di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk bidang ilmu
komunikasi khususnya bidang Public Relations mengenai tujuan publikasi di
lembaga pemerintah.
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi Public
Relations mengenai tujuan publikasi di lembaga pemerintah.
9
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Konsep
2.1.1. Manajemen Public Relations
Manajemen humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengevaluasi suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi,
mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi
pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye
nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house
hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga
menangani kasus manajemen krisis.15
Umumnya, posisi humas meliputi penyusunan kegiatan,
keterpautan(relationship), penulisan dan penyuntingan, informasi, produksi,
peristiwa khusus, pidato, dan evaluasi dan penelitian. Informasi disini
menetapkan saluran yang tepat bagi penyebaran materi kepada surat kabar,
stasiun radio, dan majalah dagang atau majalah umum, serta mengadakan
kontak dengan mereka untuk mengetahui kepentingannya dalam
mempublikasikan berita dan feature organisasi, merupakan aktivitas humas
yang sudah umum. Aktivitas ini menuntut suatu pengetahuan tentang
15
Betty Wahyu Nilla Sari, Humas Pemerintah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 23
10
bagaimana surat kabar dan media lainnya beroperasi, bidang spesialisasi
publikasinya, dan minat dari masing-masing editor.16
Manajemen dan public relations adalah dua bidang ilmu yang
berkembang secara terpisah, akan tetapi manajemen akhirnya berhasil
meningkatkan peranannya pada hampir setiap bidang kehidupan. Seperti
pada hubungan antara manajemen dengan bidang-bidanng lainnya,
manajemen juga telah menyatu dengan public relations. Konsepsi public
relations dalam kehidupan manusia.17
2.2. Publikasi
Menurut Philip dan Herbet M. Baus, dalam bukunya Preparations for
Communication, bahwa publikasi (publication) tersebut merupakan tugas
public relations/Humas dalam menceritakan atau menyampaikan sebanyak
mungkin pesan atau informasi mengenai kegiatan perusahaan kepada
masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan kegiatan terpenting
dan menjadi ujung tombak dari kegiatan PR/Humas.
Sedangkan menurut kamus Webster, publikasi adalah suatu informasi
yang bernilai dengan maksud untuk menambah perhatian kepada suatu
tempat, orang atau sebab yang biasanya dimuat dalam media cetakan atau
16
Ibid, hlm. 24 17
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsepp dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2005, hlm.32
11
penerbitan (printed material) dan selalu menyangkut kepentingan publikasi
yang dapat berbentuk berita, laporan dan opini.18
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal ketidakpastian
atau keragu-raguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan informasi
yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan sepotong-sepotong.
Kegiatan menyampaikan atau menyebarkan informasi ini disebut kegiatan
publikasi. Publikasi berasal dari kata “publicare” yang artinya “untuk umum”.
Jadi, publikasi adalah kegiatan mengenalkan perusahaan sehingga umum
(publik dan masyarakat) dapat mengenalnya.19
2.3. Tujuan Publikasi
Humas di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang berarti.
Ini dapat dilihat dari makin beragamnya kegiatan komunikasi yang dilakukan
masing-masing lembaga kehumasan di suatu instansi atau perusahaan.
Kegiatan yang dimaksud berupa kegiatan ke dalam (internal public relations)
dan kegiatan ke luar (external public reltions).
Kedua kegiatan tersebut umunya berkaitan dengan komunikasi. Di
antara banyaknya kegiatan komunikasi yang dilakukan Humas suatu
lembaga, salah satunya menggunakan bahasa tertulis. Beberapa di
antaranya, seperti pengumuman melalui papan pengumuman, buletin untuk
18
Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations: Kiat dan Strategi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, hlm. 60 19
Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 40
12
ke dalam atau ke luar, majalah untuk ke dalam atau ke luar, siaran pers,
serta publisitas lembaga atau perusahaan (buklet, liflet, folder, selebaran, dan
sebagainya).
Kegiatan komunikasi tertulis memiliki banyak tujuan. Tujuan yang akan
dicapai dari kegiatan yang dimaksud sangat bergantung dari masing-masing
lembaga atau perusahaan, seperti :
1. Meng-counter Pendapat Umum
2. Menciptakan Citra Positif
3.dan ada yang ingin Membina Hubungan Baik dengan Publik ke dalam dank
ke luar.
Tujuan akhir tersebut kerap kali sulit diwujudkan, hanya karena pesan
atau isi pernyataan yang disampaikan tidak dipahami oleh khalayak sasaran.
Sulit kiranya membanyangkan khalayak dalam dan luar bersedia atau rela
memberi keuntungan (dukungan) bagi suatu lembaga atau perusahaan kalau
merekaa tidak memahami isi pernyataan atau pesan yang disampaikan
Humas mengenai suatu hal.
Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena pengelola publikasi
disadari atau tidak kuraang berorientasi pada khalayak sasaran. Pengelola
publikasi asyik sendiri dengan apa yang dipikirkannya, termasuk dalam
menulis isi pernyataan atau pesan yang akan disampaikannya kepada
13
khalayak sasaran. Sementara khalayak sasaran juga asyik sendiri dengan
apa yang dipikirkannya, termasuk dalam mengintepretasikan isi pernyataan
atau pesan yang dikonsumsinya. Akhirnya, isi pernyataan tersebut
diinterpretasi oleh khalayak tidak sama (tidak konvergen) dengan apa yang
dimaksud pengelola publikasi atau Humas suatu lembaga atau perusahaan.20
2.3.1. Meng-counter Pendapat Umum
Istilah opini publik mengacu ke setiap pengumpulan pendapat yang
dikemukakan individu-individu. Menurut Santoso Sastropoetro (1990), istilah
opini publik sering digunakan untuk menunjuk ke pendapat-pendapat kolektif
sejumlah besar orang.
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok-
kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Menurut definisi, public adalah
sejumlah orang yang mempunyai mint, kepentingan atau kegemaran yang
sama. Publik melakukan interaksi secara tidak langsung melalui kesatuan.
Publik melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat
komunikasi, pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar,
radio, televise, dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan publik
mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya.21
20
M.Jamiluddin Ritonga, Riset Kehumasan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004, hlm. 136 21
Helena Olii dan Novi Erlita, Opini Publik, Jakarta: PT Indeks, 2011, hlm. 21
14
Sikap (attitude) adalah perasaan atau suasana hati seseorang
mengenai orang, organisasi, persoalan, atau obyek. Sikap menggambarkan
predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversial dengan
cara menyenangkan ataupun tidak menyenangkan.
Sikap yang mengungkapkan perasaan sukat atau tidak suka adalah
suatu produk dari sejumlah pengaruh fisik dan mental. Proses tubuh
memengaruhi sikap. Tubuh yang sehat menunjukkan sikap yang
menyenangkan sedangkan tubuh yang sakit menunjukkan sikap yang negatif.
Latar belakang kebudayaan, ras, dan agama seringkali menentukan sikap
seseorang. Sikap bersifat tersembunyi sampai ditimbulkan oleh motif-motif
yang dirangsang oleh kebutuhan, emosi, gagasan, atau keadan fisik. Motivasi
yang menimbulkan sikap biasanya diikuti dengan perasaan emosional
terhadap orang, obyek, atau kelompok. Suatu sikaap yang timbul dari diri
seseorang mungkin tertekan sebagai akibat dari pengaruh atau kekuatan dari
luar.
Individu-individu memanifestasikan tiga jenis sikap, yaitu positif, pasif,
dan negatif. Saikap positif menyebabkan seseorang bereaksi secara
menyenangkan kepada orang lain, suatu masalah, suatu kebijakan, atau
sebuah organisasi.
15
Sikap pasif tidak akan memiliki opini mengenai persoalan yang
mempengaruhi kelompoknya. Sementara, sikap negatif memberi individu
suatu opini yang tidak menyenangkan. Sikap negatif biasanya diikuti dengan
perasaan-perasaan tidak suka atau tidak puas. 22
2.3.2. Menciptakan Citra Positifpubliu
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan
prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan)
atau public relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak
dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif
maupun negatif yang khususnya dating dari publik (khalayak sasaran) dan
masyarakat luas pada umumnya.23
Sukatendel menawarkan definisinya, yaitu PR adalah salah satu
metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas
dasar menghormati kepentingan bersama.
Kesan pertama dalam definisi ini:
a. Komunikasi adalah ilmu. PR adalah bagian dari ilmu komunikasi, ilmu yang
sedang tumbuh dan mulai digandrungi. PR cukup ilmiah untuk dipelajari.
22
Betty Wahyu Nilla Sari, Humas Pemerintah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 17-18 23
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations&Media Komunikasi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010, hlm 77
16
b. Citra adalah suatu istilah baru yang menarik. Banyak diperbincangkan
saat ini oleh masyarakat. Kita perlu memanfaatkan momentum ini, sekaligus
memasyarakatkan pengertian dari perlunya PR.
c. Mitra adalah juga istilah baru yang menarik. Memberi kesan saling
memperhatikan. Inilah model masyarakat masa depan, sehingga PR
sungguh berwawasan, sangat mendukung dalam mendukung suasana
nasional yang membangun. Sangat cocok dengan pancasila.
d. Kepentingan Bersama adalah esensi dan kepgiatan PR jelas dan
menggambarkan dua pihak (two way communication). Saat ini menjadi topic
internasional. Masalah lingkungan (sosial dan fisik) yang perlu diperhatikan
untuk keharmonisan umat manusia.24
Ada beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas hubungan
masyarakat (public relations), dan dapat dibedakan satu dengan yang lain
sebagai berikut:
a. Citra cermin (mirror image)
Pengertian di sini bahwa citra cermin yang diyakini oleh perusahaan
bersangkutan-terutama para pimpinannya-yang selalu merasa dalam posisi
baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar.
24
Soleh Soemirat dan Elvinaro Adriyanto, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hlm.112
17
b. Citra kini (current image)
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan/organisasii atau hal yang lain berkaitan dengan produknya.
c. Citra keinginan (wish image)
Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh
pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, ataiu produk yang
ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness)
d. Citra perusahaan (corporate image)
Citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai
tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif.
e. Citra serbaneka (multiple image)
Citra ini merupakan citra pelengkap dari citra perusahaan di atas,
misalnya bagaimana pihak Humas/PR-nya akan menampilkan pengenalan
terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam
(uniform), para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan
penampilan para profesionalnya.
18
f. Citra penampilan (performance image)
Citra penampilan ini lebih ditunjukkan kepada subjeknya, bagaimana
kinerja atau penampilan diri (performance image) para professional pada
perusahaan bersangkutan.25
2.3.3. Membina Hubungan Baik dengan Publik
Perlu diketahui pula bahwa sifat komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan untuk “disukai” oleh publiknya menyangkut soal hubungan yang
harmonis. Profesor Melvin Sharpe menggunakan istilah komunikasi yabg
“harmonis” dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan daan
publiknya. Menurut Profesor Sharpe, ada lima prinsip untuk menjalankan
hubungan yang harmonis ini :
a. Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas.
b. Keterbukaan dan konsistensi terhadap langkah-langkah yang diambil untuk
memperoleh keyakinan orang lain.
c. Langkah-langkah yang fair untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan
goodwill.
d. Komunikasi dua arah yang terus menerus untuk mencegah ketersaingan
dan untuk membangun hubungan.
25
https://www.hestanto.web.id/teori-pola-kemitraan-menurut-para-ahli/, diakses pada 06 April 2017, pukul 18:23 WIB
19
e. Evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau
penyesuaian yang dibutuhkan bagi social harmony. 26
2.4. Keterkaitan Antar Konsep
Posisi humas meliputi penyusunan kegiatan, keterpautan(relationship),
Penulisan dan penyuntingan, Informasi, Produksi, Peristiwa Khusus, Pidato,
dan Evaluasi dan Penelitian. Informasi disini menetapkan saluran yang tepat
bagi penyebaran materi kepada surat kabar, stasiun radio, dan majalah
dagang atau majalah umum, serta mengadakan kontak dengan mereka untuk
mengetahui kepentingannya dalam mempublikasikan berita dan feature
organisasi, merupakan aktivitas humas yang sudah umum. Aktivitas ini
menuntut suatu pengetahuan tentang bagaimana surat kabar dan media
lainnya beroperasi, bidang spesialisasi publikasinya, dan minat dari masing-
masing editor.27
Ada beberapa tujuan publikasi yaitu, Meng-counter opini publik, yang
meliputi sikap postif, sikap pasif, dan sikap negatif. Menciptakan citra positif,
yang meliputi komunikasi, citra, mitra, dan kepentingan bersama, dan yang
terakhir adalah Membina hubungan baik dengan publik yang meliputi
komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-langkah yang fair,
komunikasi dua arah, dan evaluasi dan riset. Ketiga elemen utama ini harus
ada dalam manajemen public relations karena seorang humas harus dapat
26
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2003, hlm. 9 27
Betty Wahyu Nilla Sari, Humas Pemerintah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 24
20
mempublikasikan kepada publiknya tentang apa yang sedang terjadi dalam
lembaga/instansi mereka. Komunikasi yang baik akan menciptakan citra
positif terhadap instansi tersebut, keterbukaan dan membina hubungan
dengan publiknya merupakan kunci kesuksesan seorang humas, seperti
halnya dalam kasus ini, komunikasi dan keterbukaan sangat diperlukan,
humas kemensos harus dapat menginformasikan alas an teknis mengapa
dalam transaksi ini masih banyak anggota pkh yang kartunya belum di ganti
menjadi kartu atm BNI, anggota pkh yang kartunya belum diganti tidak
mengetahui alasan yang jelas, ini sangat vatal terhadap citra
perusahaan/instansi karena mereka harus membina hubungaan baik dengan
publiknya.
21
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan
suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak
terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih
mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap
merupakan representasi dari seluruh populasi.28
Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena
penulis ingin menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang
hasilnya dapat digeneralisasikan dan tidak terlalu mementingkan analisis
data, mengenai penelitian yang berjudul tujuan publikasi humas Kementrian
Sosial mengenai E-Warong Program Keluarga Harapan (PKH) di
majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang relatif sederhana yang
tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengakuan hipotesis tertentu.
28
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:Kencana, 2006, hlm. 55
22
Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan-keadaan nyata yang sekarang berlangsung. 29
Penelitian deskriptif, jenis riset ini bertujuan membuat deskriptif secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
objek tertentu. Penulis sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan
kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset
melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variable
beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang
terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariable.30
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif, karena
penulis hanya mendeskriptifkan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi mengenai tujuan publikasi humas
kementrian sosial terkait e-warong Program Keluarga Harapan (PKH) di
majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian kuantitatif memiliki beberapa metode yaitu, penelitia
survei, penelitian eksperimen, analisis isi, existing statistic/documents.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei.
29
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif,Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, hlm. 49 30
Ibid, hlm. 69
23
Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur/ sistematis yang sama kepada banyak
orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat,
diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur/sistematis tersebut dikenal
dengan istilah kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang
mengukur variable-variable, hubungan di antara variable yang ada, atau juga
pengalaman atau opini dari responden.31
Dalam penelitian tentang tujuan publikasi humas kementrian sosial
mengenai media sosialisasi program e-warong di berita online
majalahkartini.co.id 19 Agustus 2016. Penulis menggunakan metode survei,
yaitu membagikan kuesioner kepada sampel penelitian yang menjadi
instrumen pengumpulan data yaitu para anggota PKH di daerah Kampung
Rawa.
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian mengenai tujuan publikasi humas kementerian sosial terkait
program e-warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id
tanggal 19 Agustus 2016. Penulis melakukan pengumpulan data berupa
wawancara kepada anggota pkh pada tanggal 30 Maret 2017 di e-warong
Johar Baru, dan humas kemensos pada tanggal 31 Maret 2017, serta
penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada anggota PKH di daerah
Kampung Rawa.
31
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, hlm. 143
24
3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi
3.5.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai
subjek penelitian.32 Unit Analisis adalah sesuatu yang akan di analisis. Unit
analisis merupakan keseluruhan satuan unit yang akan diteliti, unit analisis
dapat berupa individu, kelompok, organisasi atau keluarga.33
Dalam penelitian ini penulis menggunakan unit analisis individu.
Individu yang di maksud dalam penelitian ini adalah anggota Program
Keluarga Harapan (PKH) yang ada di daerah Kampung Rawa RW 04.
3.5.2. Unit Observasi
Unit Observasi merupakan unit sosial yang lebih besar dari tingkatan
unit analisis. Unit observasi atau satuan pengamatan adalah unit tempat
informasi diperoleh tentang satuan analisis.34 Unit observasi pada penelitian
kuantitatif adalah organisasi atau perusahaan dan masyarakat atau
kelompok.35
Unit observasi dalam penelitian ini adalah kelompok. Penulis meneliti
kelompok anggota PKH yang ada di Kampung Rawa, karena penulis ingin
meneliti tujuan publikasi humas kementrian sosial dalam mempublikasikan
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, hlm.186 33 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Jakarta: Rajawali Press, 2010, hlm. 65 34
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2008, hlm. 76. 35
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 42
25
program e-warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id
tanggal 19 Agustus 2016.
3.6. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek
atau obyek itu.36
Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian tujuan publikasi
humas kementerian sosial mengenai program e-warong PKH (Program
Keluarga Harapan) adalah anggota PKH yang berada di Kampung Rawa
yang berjumlah 100 orang berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Hadiyono Humas Kementerian Sosial.37
3.6.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dalam penelitian tidak mungkin
36
Sugiyono, Metodelogi PeneltianKuantitatif, Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm.80 37
Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada tanggal 31 Maret 2017 pukul 10:00 WIB
26
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili).38
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 100 orang.39 Untuk
mengetahui jumlah sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan
menggunakan rumus slovin. Rumus slovin untuk menentukan ukuran sampel
dari populasi yang diketahui jumlahnya. Rumusnya adalah :
Rumus Slovin
n=
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat di tolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan.
38
Sugiyono, Op Cit, hlm. 81 39
Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017
pukul 10:00 WIB
27
Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang
1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%.
Berdasarkan rumus di atas, maka sampel yang penulis dapat adalah :
n = 100
1 + 100 (0,1) ²
= 100
2
= 50 orang
Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 50
orang dari anggota PKH yang ada di kelurahan Kampung Rawa RW 04.
3.6.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan penulis adalah Nonrobability
Sampling. Nonprobability sampling ialah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling
sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, dan snowball.40
Adapun penulis menggunakan teknik Sampling Purposive. Teknik ini
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.41 Teknik ini
mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu
40
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: 2013, Alfabeta, hlm. 84 41
Ibid, hlm. 84
28
yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam
populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel.42
pada penelitian yang penulis lakukan mengenai tujuan publikasi
humas kementerian sosial dalam program e-warong kube pkh hadir di
Jakarta Pusat, penulis memiliki populasi 100 orang.43 Kriteria yang penulis
ambil adalah anggota PKH yang kartunya belum di ganti dari bank BTN
menjadi bank BNI yang berjumlah 50 orang dari hasil penghitingan
menggunakan rumus slovin.
3.7. Uji Instrumen
3.7.1. Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen
akan mengukur apa yang ingin diukur.44 Validitas instrument riset
digolongkan menjadi Validitas Rupa, Validitas Prediktif, Validitas Konstruksi,
Validitas Isi, dan Validitas Eksternal.45. Menurut Kriyantono validitas
konstruksi mencakup hubungan antara instrument penelitian dengan
kerangka teori untuk meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan
dengan konsep-konsep dalam kerangka teori.46 Untuk mengetahui apakah
pernyataan dari kuesioner itu valid atau tidaknya, maka cara untuk
42
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:Kencana, 2006, hlm. 158 43
Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017
pukul 10:00 WIB 44
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunkasi, Jakarta:Kencana, 2006, hlm. 143 45
Ibid, hlm. 149 46
Ibid, hlm. 150
29
mendapatkannya adalah melihat dari KMO (Keiser Mayer Olkin), Barlett test
dan Correlation Test dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan
hasil yang valid. Untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner valid atau
tidak caranya dapat dilihat dari KMO, Barletttest, dan Correlation Test. Bila
dalam variabel itu anda dapat melihat KMOMSA (Kayser Mayer Olkin -
measure of sampling adequency) bila hasilnya lebih dari 0,5 maka dapat
melanjutkan proses analisis faktor. Pada hasil lebih dari 0,5 maka dapat
melanjutkan proses analisis faktor.
Pada hasil perhitungan diperoleh nilai KMO MSA adalah 0,5, 5 artinya
0,505 > 0,5 maka proses analisis faktor dapat dilanjutkan.47 Coefficient alpha
atau cronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil pembagian dari berbagai
macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal penting mengenai
cronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan meningkat dengan
meningkatnya nomor pada skala.48
Tabel 3.1
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas Koefisien Validitas Tafsiran
0,8 - 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,6 - 0,8 Validitas tinggi (baik)
0,4 - 0,6 Validitas sedang
0,2 - 0,4 Validitas rendah (kurang)
0,0 - 0,2 Validitas sangat rendah
0,00 Tidak valid Sumber : Wahyu Agung, 2010, hlm 95.
49
47
Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 174 48
Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education
2010, hlm. 287 49
Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerailmu: 2010, hlm.9
30
3.7.2. Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas dalam penelitian yang dilakukan penulis, tentang
Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai tujuan
publikasi humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program e-
warong adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Validitas Variable Tujuan Publikasi Humas Kementerian Sosial
mengenai Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat, di
majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016
n= 50
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .767
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 2040.437
Df 741
Sig. .000
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan penulis dengan
menggunakan bantuan dari statistical product and service solutions (SPSS),
menyatakan bahwa seluruh pernyataan yang ada dalam kuesioner penulis
sudah valid. Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai KMO sebesar 0,767
atau di atas 0,5. Selain itu terdapat hasil Bartlett’s Test of Sphericity yang
menunjukan nilai signifikansi 0,000 atau kurang dari 0,5. Maka data pada
31
penelitian mengenai indikator keberhasilan tujuan publikasi humas
Kementerian Sosial dapat dinyatakan valid.
3.7.3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang
baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu.50
Coefficientalpha atau cronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai cronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan
meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala.51
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Reliabilitas(r) Kriteria
0,8-1,00 Sangat Tinggi
0,6-0,79 Tinggi
0,4-0,59 Sedang
0,2-0,39 Rendah
< 0/2 Sangat Rendah Sumber : Wahyu Agung, 2005, hlm 30
52
50
Suharsimi Arikunto, PROSEDUR PENELITIAN, Suatu Pendekatan Praktit, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013, hlm. 221 51
Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education
2010, hlm. 287 52
Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerailmu: 2010, hlm 30
32
3.7.4. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian yang dilakukan penulis, tentang tujuan publikasi humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program
e-warong adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
Tabel 3.5
Reliabilitas Tujuan Publikasi Humas Kementerian Sosial mengenai
Program e-warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat pada 18 Agustus
2016:
Reliability Statistics
n= 50
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.959 .961 39
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan penulis dengan
menggunakan bantuan dari statistical product and service solutions (SPSS),
menyatakan bahwa seluruh pernyataan yang ada dalam kuesioner penulis
33
sudah reliable. Keterangan hasil tabel realibility statistic di atas, penulis
melihat bahwa realibilitas dari 39 pernyataan yang diajukan oleh penulis
kepada 50 responden mempunyai nilai cronbach’s alpha = 0,959. Maka data
pada penelitian mengenai tujuan publikasi humas Kementerian Sosial dalam
mempublikasikan program e-warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat pada
18 Agustus 2016 dinyatakan reliable.
Dalam penelitian ini penulis menguji reliabilitas dengan suatu angka
indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam gejala yang
sama. Proses pengukuran reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan
alpha cronbach’s.
3.8. Skala Pengukuran
Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable
yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis
data dan langkah penelitian selanjutnya. jenis-jenis skala pengukuran ada
empat yaitu, skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio. 53
Skala yang digunakan penulis dalam penelitan ini adalah Skala
Interval. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data
dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama.
Penulis akan menguji variabel dari tujuan publikasi humas kementrian sosial
dengan menggunakan skala interval 1-5, yaitu :
5 = Sangat Setuju
53
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: 2013, Alfabeta, hlm. 32
34
4 = Setuju
3 = Netral
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju 54
3.9. Teknik Pengumpulan Data
3.9.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama
atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau
subjek penelitian, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, dan
observasi.55
Data primer penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner
kepada anggota PKH yang berada di kelurahan Kampung Rawa. Kuesioner
merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh penulis untuk
memperoleh data dari sumbernya langsung melalui proses komunikasi atau
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.
Dalam penelitian ini jenis kuesioner atau angket yang digunakan
adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah suatu angket dimana
responden telah diberikan alternative jawaban oleh periset. Responden
54
Ibid, hlm. 36 55
Rachmat Kriyantono, Op Cit, hlm. 41
35
tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang
didalamnya, biasanya dengan memberikan tanda (X) atau (√).56
Penulis juga mendapatkan data yang di dapatkan dari wawancara
dengan beberapa narasumber yaitu, humas kementrian sosial Bapak
Hadiyono, dan Ibu Hairiah yang rumahnya di jadikan e-warong.
3.9.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder. Data ini juga dapat diperoleh dari data primer penelitian
terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table,
grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi
pihak lain. Karena data sekunder ini bersifat melengkapi data primer, kita
dituntut hati-hati atau menyeleksi data sekunder jangan sampai data tersebut
tidak sesuai dengan tujuan riset kita atau mungkin terlalu banyak
(overload).57
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data sekunder dari berita
online www.majalahkartini.co.id , www.arah.com , www.detk.com , dan
www.kompas.com , mengenai Program E-Warong KUBE PKH.
56
Ibid, hlm. 98 57
Ibid, hlm. 42
36
3.10. Teknik Analisis Data
Pada riset kuantitatif dikenal beberapa jenis analisis. Perbedaan ini
tergantung dari banyaknya variabel yang akan di analisis. Dalam teknis
analisis data penelitian e-warong penulis menggunakan analisis univariat.
Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini
dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif.58
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku
atau objek tertentu lainnya. Beberapa jenis teknik yang termaksud kategori
Statistik Deskriptif yang sering digunakan antara lain: Tabel Distribusi
Frekuensi, Tendensi Sentral, dan Standar Deviasi.59
3.10.1. Tendensi Sentral
Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
tendensi sentral, tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas
tertentu dalam bentuk sebuah bilangan yang merupakan ciri khas dari
bilangan tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan,
yaitu : mean, median, dan modus.
58
Ibid, hlm. 168 59
Ibid, hlm. 169
37
a. Mean
Mean (nilai rata-rata) adalah nilai tengah dari total bilangan.
b. Modus
Modus merupakan jenis tendensi sentral yang menunjukkan frekuensi
terbesar pada suatu kelompok data nominal tertentu.
c. Median
Median adalah nilai tengah sebuah data. Untuk mencarinya data
terlebih dahulu di uraikan.60
3.11. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
diperoleh dari pengamatan.61 Dlam penelitian ini, penulis menggunakan
konsep manajemen humas yang dari konsep tersebut diturunkan menjadi
variable.
Variable yang dipakai adalah tujuan publikasi terkait Program e-
warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19
Agustus 2016, dari variable ini diturunkan menjadi tiga dimensi yaitu, Dimensi
pertama adalah meng-counter pendapat umum, yang memiliki tiga indikator,
sikap positif, sikap pasif dan sikap negatif. 60
Ibid hlm. 171 61
Ibid hlm. 17
38
Dimensi yang kedua memiliki empat indikator, komunikasi, citra, mitra
dan kepentingan bersama. Dimensi ketiga memiliki enam indikator,
komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-langkah yang fair,
dan evaluasi dan riset.
39
Tabel 3.6
Operasionalisasi Konsep
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL (Survey Deskriptif: Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
3.12. Operasional Konsep
Konsep Variable Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public
Relations
Tujuan
Publikasi
Riset Kehumasan (M.Jamiluddin
Ritonga,
2005)
1. Meng-counter
pendapat
umum
1.1. Sikap Positif
1.2. Sikap Pasif
1.3. Sikap Negatif
Skala
interval
1. Sangat
Tidak
Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Ragu-
ragu
4. Setuju
5. Sangat
Setuju
2. Menciptakan
Citra Positif
2.1. Komunikasi
2.2. Citra
2.3. Mitra
2.4. Kepentingan
Bersama
3. Membina
Hubungan Baik
dengan Publik
3.1. Komunikasi
yang jujur
3.2. Keterbukaan
3.3. Konsistensi
3.4. Langkah-
langkah yang fair
3.5. Komunikasi
dua arah
3.6. Evaluasi dan
riset
40
3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Keterbatasan dalam menulis penelitian ini adalah sulitnya
mendapat data PKH yang tidak dapat di berikan kepada
masyarakat luar, karena PKH khususnya program e-warong ini
dikelola oleh tiga divisi, yaitu humas, direktur jaminan sosial, dan
kantor PKH itu sendiri, sehingga penulis harus bolak-balik dalam
melakukan wawancara.
2. Kelemahan dalam penulisan penelitian ini adalah penyebaraan
kuesioner yang sedikit rumit karena penulis harus mendatangi
rumah warga satu persatu.
41
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Profil Kementerian Sosial
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembukaan dan Organisasi Kementerian Negara, Departemen Sosial
berubah menjadi Kementerian Sosial Republik Indonesia. Perubahan
ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja
pada Kementerian Sosial. Pada saat Renstra Kementerian Sosial di
susun, Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. SOTK
yang diusulkan tersebut menyesuaikan unsur-unsur fungsi saat ini
Menteri Sosial dijabat oleh Ibu Khofifah Indar Parawana.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
VISI :
TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT
a. Visi ini mengandung arti bahwa pembangunan bidang kesejahteraan
sosial yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat ditujukan untuk mewujudkan suatu kondisi masyarakat
yang masuk kedalam kategori PMKS menjadi berkesejahteraan sosial
pada tahun 2014.
42
b. Kondisi ini merupakan tujuan yang realistis yang dapat dicapai selama
periode lima tahun pelaksanaan RPJMN 2010-2014 sesuai dengan
target yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Kondisi dimaksud
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual,dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melakukan fungsi sosialnya.
c. Secara konstitusional, visi ini merupakan jawaban terhadap amanat
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 di mana Fakir Miskin dan Anak
Telantar dipelihara oleh Negara. Undang Undang Dasar 1945 tidak
memberikan penjelasan bagaimana cara mensejahterakan fakir miskin
dan anak telantar,hanya mewajibkan kepada Negara untuk
memberikan proteksi terhadap fakir miskin dan anak telantar, di mana
kedua kelompok sasaran ini termasuk kedalam PMKS. Undang
Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
menjawab pertanyaan tentang bagaimana meningkatkan
kesejahteraan sosial PMKS termasuk di dalamnya fakir miskin dan
anak telantar. d. MDGs merupakan kesepakatan komunitas internasional terhadap
penurunan angka kemiskinan di mana Indonesia ikut
menandatanganinya. Dengan Konstitusi negara yang didukung oleh
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 memperkuat Indonesia untuk
mewujudkan komitmen MDGs tersebutyang ditujukan bagi PMKS.
43
Kesejahteraan sosial bagi PMKS dimaksud dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penurunan
angka kemiskinan sesuai dengan MDGs. e. Dengan demikian, visi Kementerian Sosial sebagaimana tersebut di
atas memiliki relevansi yang kuat dengan Undang Undang Dasar
1945, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 dan Undang Undang
lainnya, serta MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015. Oleh
karena itu perlu ada komitmen kuat dari pemangku kepentingan untuk
mewujudkan visi tersebut.
MISI :
Sebagai kementerian, Kementerian Sosial mengemban dan
melaksanakan tugas sesuai dengan visi yang telah ditetapkan
agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Agar pelaksanaan tugas dan fungsi dapat mencapai hasil yang
optimal sesuai dengan visi yang telah ditetapkan, Kementerian
Sosial menetapkan misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan sosial untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan sosial, pemberdayaan
sosial, dan jaminan kesejahteraan sosial bagi PMKS.
b. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS
44
c. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan
sosial dalam bentuk bantuan sosial, rehabilitasi, pemberdayaan,
dan jaminan sebagai metode penanggulangan kemiskinan.
d. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial dalam
perlindungan, jaminan, pemberdayaan, rehabilitasi, dan
penanggulangan kemiskinan.
e. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan,dan kesetiakawanan sosial untuk menjamin
keberlanjutan peran serta masyarakat dalam penyelenggaran
kesejahteraan social.
f. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.62
4.2. Objek Penelitian
Pada tanggal 18 Agustus 2016, kementerian sosial RI hadirkan
elektronik warong gotong royong kelompok usaha bersama program
keluarga harapan (e-warong kube pkh) di Taman Main Anak RT
17/RW 04 Kelurahan Kampung Rawa Kecamatan Johar Baru Jakarta
Pusat.63 Program ini merupakan peralihan bantuan sosial yang
dulunya di cairkan secara tunai melalui kantor pos, namun seiring
62
https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Depsos, diakses pada 16 Mei 2017 pukul 14:00 WIB 63
http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warong-kube-pkh-hadir-di-jakarta-
pusat/ diakses pada 5 Mei 2017 pukul 12:00 WIB
45
berjalannya waktu pencairan ini diubah menjadi non-tunai melalui atm
sehingga responden tidak perlu mengantri lagi di kantor pos.
Terdapat empat hal yang menjadi tujuan pembentukan e-
Warong KUBE PKH yakni menyediakan tempat pemasaran Produk-
Produk KUBE dan hasil usaha peserta PKH, menyediakan kebutuhan
usaha dan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga murah bagi
anggota KUBE dan Peserta PKH, menyediakan transaksi keuangan
secara non tunai/elektronik baik untuk pencairan bantuan sosial
maupun pembayaran lainnya, serta menyediakan instrumen/sistem
penyaluran bantuan sosial tanpa penyelewengan didukung dengan
layanan pembayaran secara nontunai.
Dalam penyediaan bahan pokok, e-warong kube pkh
bekerjasama dengan Perum Bulog, sedangkan sistem penyaluran
bantuan sosial bekerjasama dengan Himpunan Bank Negara
(HIMBARA) yang terdiri dari BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank
Tabungan Negara. Keluarga miskin yang menerima bantuan PKH
bisa langsung menggunakan kartu combo HIMBARA untuk
berbelanja kebutuhan hidup di e-warong kube pkh yang didirikan
para penerima PKH. Dengan adanya simbiosis ini maka para
penerima bansos PKH juga bisa mendapatkan manfaat, selain bisa
belanja juga bisa mendapatkan sisa hasil usaha e-warong kube
pkh.
46
Namun sejak Januari 2017 bank yang menangani program ini
berubah dari bank BTN menjadi BNI, dalam proses perubahannya
belum menyeluruh sehingga masih ada responden yang kartunya
belum diganti akibatnya tidak dapat belanja di e-warong, karena hanya
bisa melakuk an transaksi dengan kartu atm tersebut. Hal ini perlu
diadakannya publikasi mengenai kartu yang diganti dan perlu adanya
keterbukaan antara instansi dengan publiknya, sehingga responden
dapat mengetahui mengapa kartu mereka belum diganti, jadi dalam
penelitian ini penulis mengammbil variable tujuan publikasi guna
mengetahui pentingnya publikasi dalam suatu instansi yang biasanya
dilakukan oleh seorang humas.
47
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Dimensi Meng-counter pendapat umum
4.3.1.1. Indikator: Sikap Positif
Tabel 4.1
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi
mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 32 64.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 4.42
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.1 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi mengenai program e-warong di peroleh nilai mean =
4,42 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju. Dari
pernyataan di atas dapat diartikan bahwa responden menerima informasi
yang diberikan Humas Kementerian Sosial.
Hal ini juga menunjukkan bahwa para responden memberikan sikap
positif akan pemberitahuan informasi mengenai program e-warong karena
humas kementerian sosial telah memberikan informasi sehingga para
responden tidak canggung dengan perubahan bantuan sosial ini.
48
Tabel 4.2
Humas Kementerian Sosial mengadakan sosialisasi kepada warga
tentang akan adanya program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 27 54.0% 4 = (Setuju) 12 24.0% 4.1
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil Tabel 4.2 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengadakan sosialisasi kepada warga tentang akan adanya program
e-warong diperoleh nilai mean = 4.1 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju, ini menunjukkan bahwa para responden
memberikan sikap positif akan sosialisasi yang diberikan Humas Kemensos
kepada para responden.
Sosialisasi ini berguna untuk memberitahu perihal bantuan sosial yang
berubah menjadi nontunai dan akan ada warung elektronik yang hanya bisa
dibelanjakan menggunakan kartu atm yang dibuat oleh Kementerian Sosial.
Salah satu tujuan publikasi adalah meng-counter pendapat umum, dengan
mengadakan sosialisasi, seorang humas jadi dapat mengetahui bagaimana
pendapat atau opini publik mengenai program yang diberikan kepada
respondennya.
49
Tabel 4.3
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan yang lengkap
mengenai mekanisme pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 29 58.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 4.34
3 = (Ragu-Ragu) 2 4.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Table 4.3 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
memberikan penjelasan yang lengkap mengenai mekanisme pelaksanaan
program e-warong diperoleh mean = 4.34 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju ini artinya dengan adanya penjelasan lengkap
mengenai mekanisme pelaksanaan program e-warong para responden tidak
bingung bagaimana cara berbelanja di e-warong, karena warung elektronik
belum ada sebelumnya.
Sesuai dengan definisi publikasi itu sendiri, publikasi itu merupakan
tugas seorang humas dalam menceritakan atau menyampaikan sebanyak
mungkin pesan atau informasi mengenai kegiatan perusahaan kepada
masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan kegiatan terpenting
dan menjadi ujung tombak dari kegiatan humas.
50
4.3.1.2. Indikator: Sikap Pasif
Tabel 4.4
Humas Kementerian Sosial melakukan sosialisasi program e-
warong kurang tepat waktu
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 22 44.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 3.86
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.4 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi mengenai program e-warong diperoleh mean = 3,86
yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju bahwa Humas
Kementerian Sosial memberikan informasi mengenai program e-warong
sehingga responden mengetahui bahwa didaerah rumah mereka akan
diadakan e-warong dan bentuk pemberian bansos di ganti melalui tunai
menjadi non tunai.
Kembali lagi pada teori yang penulias ambil mengenai publikasi, jika
seorang humas telat memberikan informasi kepada publiknya, maka akan
terjadi miss komunikasi, maka dari itu penyebaran informasi harus tepat
waktu.
51
Tabel 4.5
Humas Kementerian Sosial kurang melakukan sosialisasi kepada warga
tentang akan diadakannya program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 27 54.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 4.22
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.5 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang melakukan sosialisasi kepada warga tentang akan diadakannya
program e-warong diperoleh mean = 4.22 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju bahwa Humas Kementerian Sosial kurang
melakukan sosialisasi kepada warga tentang akan diadakannya program e-
warong, ternyata masih ada responden yang telat mengetahui adanya e-
warong ini, mungkin karena sosialisasi yang di lakukan humas kemensos
kurang efektif.
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal ketidakpastian
atau keraguan-keraguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan
informasi yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan sepotong-potong.
Ini berkaitan dengan kegatan sosialisasi yang seharusnya disampaikan
secara efektif.
52
Tabel 4.6
Humas Kementerian Sosial kurang merespon dengan cepat setiap
keluhan para anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 21 42.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 4
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.6 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang merespon dengan cepat setiap keluhan para anggota PKH diperoleh
mean = 4 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju ini
artinya humas kementerian perlu memperbaiki kinerjanya karena
berdaasarkan hasil kuesioner bahwa humas kementerian sosial kurang
merespon dengan cepat setiap keluhan yang masuk.
Sikap (attitude) adalah perasaan atau suasana hati seseorang
mengenai orang, organisasi, persoalan, atau obyek. Sikap menggambarkan
predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversial dengan
cara menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Jika humas kemensos
dapat merespon keluhan publiknya dengan cepat maka sikap yang terlihat
adalah positif.
53
4.3.1.3. Indikator: Sikap Negatif
Tabel 4.7
Humas Kementerian Sosial lebih fokus terhadap program lain
dibandingkan program e-warong, sehingga masyarakat kurang mengerti
mekanisme pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 23 46.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 4.12
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.7 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
lebih fokus terhadap program lain dibandingkan program e-warong, sehingga
masyarakat kurang mengerti mekanisme pelaksanaan program e-warong
diperoleh mean = 4.12 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat
setuju bahwa Humas Kementerian Sosial lebih fokus terhadap program lain
dibandingkan program e-warong, ini berhubungan dengan perihal kartu yang
belum diganti dari bank BTN-BNI.
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal
ketidakpastian atau keraguan-keraguan akan situasi tertentu. Bila tidak
mendapatkan informasi yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan
sepotong-potong.
54
Tabel 4.8
Humas kementerian Sosial kurang aktif dalam mempublikasikan
program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 24 48.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 4.02
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.8 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang aktif dalam mempublikasikan program e-warong diperoleh mean =
4.02 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju, publikasi
disini maksudnya dalam mempublikasikan permasalahan soal kartu yang
belum di ganti, sehingga responden kurang mengetahui bahwa akan
diadakannya perubahan kartu tersebut, kembali lagi pada definisi publikasi.
Publikasi menurut Webster, publikasi adalah suatu informasi yang
bernilai dengan maksud untuk menambah perhatian kepada suatu tempat,
orang atau sebab yang biasanya dimuat dalam media cetakan atau
penerbitan (printed material) dan selalu menyangkut kepentingan publikasi
yang dapat berbentuk berita, laporan dan opini.
55
Tabel 4.9
Humas Kementerian Sosial kurang terstruktur dalam memberikan teknis
mekanisme penggunaan kartu elektronik yang di gunakan di e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 27 54.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 4.26
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.9 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang terstruktur dalam memberikan teknis mekanisme penggunaan kartu
elektronik yang di gunakan di e-warong diperoleh mean = 4.26 yang artinya
rata-rata responden menjawab sangat setuju, ternyata masih banyak warga
yang belum mengerti penggunaan kartu elektronik, karena sebelumnya
pencairan dana bantuan sosial (bansos) dicairkan secara tunai melalui kantor
pos, sehingga harus ada penjelasan secara teknis bagaimana penggunaan
kartu tersebut.
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal ketidakpastian
atau keraguan-keraguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan
informasi yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan sepotong-potong.
Informasi yang disampaikan harus terstruktur karena sebagian publikn ya
kurang mengerti mengenai kartu elektronik.
56
4.3.2. Dimensi: Menciptakan Citra Positif
4.3.2.1. Indikator: Komunikasi
Tabel 4.10
Humas Kementerian Sosial menjalin komunikasi dengan para anggota
PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 30.0% 4 = (Setuju) 17 34.0% 3.7
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.10 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menjalin komunikasi dengan para anggota PKH diperoleh mean = 3.7
yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju bahwa Humas
Kementerian Sosial menjalin komunikasi dengan para anggota PKH. Menjalin
komunikasi yang baik merupakan tugas seorang humas dalam membina
hubungan baik dengan para masyarakatnya, seperti yang dilakukan Humas
Kementerian Sosial mereka menjalin komunikasi dua arah dengan
mendatangi e-warong setiap sebulan sekali.
57
Tabel 4.11
Humas Kementerian Sosial cukup komunikatif dalam menjelaskan
mekanisme pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 20 40.0% 4
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.11 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial cukup komunikatif dalam menjelaskan mekanisme pelaksanaan
program e-warong diperoleh mean = 4 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju. Cukup komunikatif dalam menjelaskan mekanisme
pelaksanaan program e-warong ini ternyata sangat efektif, karena ada
beberapa anggota PKH yang tidak mengerti bagaimana penggunaan kartu
elektronik, sehingga Humas Kemensos harus dapat menjelaskan
menggunakan Bahasa yang ringan agar dapat dimengerti para responden.
Komunikatif merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang
humas agar apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
publiknya, dan juga dapat menciptakan citra positif.
58
Tabel 4.12
Humas Kementerian Sosial melayani angggota PKH dengan sopan
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 3.84
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.12 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melayani angggota PKH dengan sopan diperoleh mean = 3,84 yang
artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju ini berarti Humas
Kementerian Sosial sudah dapat diartikan mempunyai citra yang baik kepada
masyarakatnya karena salah satu tugas humas yaitu harus memiliki
komunikasi yang baik dengan publiknya agar terjalin hubungan yang
harmonis antara instansi/lembaga kepada publiknya.
Sikap yang baik akan mempengaruhi citra suatu perusahaan, karena
citra adalah suatu tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan
prestasi yang hendak dicapai, maka dari itu humas harus berlaku baik
terhadap publiknya.
59
4.3.2.2. Indikator: Citra
Tabel 4.13
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi sangat lengkap
kepada para penerima program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 19 38.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 3.88
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.13 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi sangat lengkap kepada para penerima program
e-warong diperoleh mean = 3,88 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju bahwa Humas Kementerian Sosial memberikan informasi
sangat lengkap kepada para penerima program e-warong sehingga para
anggota PKH megerti akan program e-warong ini. Informasi adalah segala
hal yang dapat mengurangi ketidakpastian atau keragu-raguan akan situasi
tertentu.
60
Tabel 4.14
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan mengenai program
e-warong secara menyeluruh
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 21 42.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 4.02
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.14 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan penjelasan mengenai program e-warong secara
menyeluruh diperoleh mean = 4,02 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju, ini artinya humas kementerian sosial sudah
membangun citra yang baik di mata masyarakat, seperti menjelaskan
mengenai pogram e-warong ini, sehingga responden dapat mengetahuinya
secara menyeluruh. Dengan memberikan penjelasan secara menyeluruh, ini
berkaitan dengan citra kini atau current image.
Current Image adalah merupakan kesan yang baik diperoleh dari
orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal yang lain berkaitan
dengan produknya.
61
Tabel 4.15
Humas Kementerian Sosial menerapkan 5S (Senyum,Salam,
Sapa,Sopan,Santun) dalam mengimplementasikan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 17 34.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 3.8
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 9 18.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.15 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menerapkan 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun) dalam
mengimplementasikan program e-warong diperoleh mean = 3,8 yang artinya
rata-rata responden menjawab sangat setuju bahwa Humas Kementerian
Sosial menerupakan 5s, ini berguna untuk menaikan citra suatu instansi
kepada publiknya seperti yang sudah diterapkan humas kemensos dalam
mengimplementasikan program e-warong. Sikap (attitude) adalah perasaan
atau suasana hati seseorang mengenai orang, organisasi, persoalan, atau
obyek. Sikap menggambarkan predisposisi seseorang untuk mengevaluasi
masalah kontroversial dengan cara menyenangkan ataupun tidak
menyenangkan. Jika humas kemensos dapat merespon keluhan publiknya
dengan cepat maka sikap yang terlihat adalah positif. 5s dapat menciptakan
citra positif dalam suatu perusahaan.
62
4.3.2.3. Indikator : Mitra
Tabel 4.16
Informasi yang diberikan Humas Kementerian Sosial mengenai program
e-warong membuat anda mengetahui mekanisme penggunaannya
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 24 48.0% 4 = (Setuju) 20 40.0% 4.34
3 = (Ragu-Ragu) 5 10.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.16 dengan pernyataan Informasi yang diberikan
Humas Kementerian Sosial mengenai program e-warong membuat anda
mengetahui mekanisme penggunaannya diperoleh mean = 4,34 yang artinya
rata-rata responden menjawab sangat setuju, artinya informasi yang
diberikan humas kemensos tidak sia-sia karena berguna untuk para anggota
PKH yang akan menggunakan warung elektronik ini sebagai pemenuh
kebutuuhan pokok mereka.
63
Tabel 4.17
Program yang diberikan Humas Kementerian Sosial membuat anda siap
akan perubahan bentuk pencairan dana yang diberikan
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 25 50.0% 4 = (Setuju) 18 36.0% 4.34
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.17 dengan pernyataan Program yang diberikan
Humas Kementerian Sosial membuat anda siap akan perubahan bentuk
pencairan dana yang diberikan diperoleh mean = 4,34 yang artinya rata-rata
responden menjawab sangat setuju. Perubahan bentuk pencairan dana yang
awalnya tunai menjadi nontunai membutuhkan adaptasi untuk para anggota
PKH, karena mereka harus menggunakan kartu atm yang dibuat oleh Humas
Kementerian Sosial sebagai bentuk pencairan dana bantuan sosial. Ternyata
masyarakat siap akan perubahan ini karena mereka menganggap ini lebih
mudah dan tidak harus mengantri di kantor pos lagi.
64
Tabel 4.18
Anda menyambut baik mengenai program e-warong yang di sampaikan
oleh Humas Kementerian Sosial
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 20 40.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 4.02
3 = (Ragu-Ragu) 13 26.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.18 dengan pernyataan Anda menyambut baik
mengenai program e-warong yang di sampaikan oleh Humas Kementerian
Sosial diperoleh mean = 4,02 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju. Humas Kementerian Sosial telah menyampaikan dengan jelas
dan secara menyeluruh mengenai program e-warong sehingga para
responden menyambut dengan baik akan adanya program e-warong. Artinya
tugas bagi seorang humas telah tercapai Humas Kementerian Sosial.
65
4.3.2.4. Indikator : Kepentingan Bersama
Tabel 4.19
Humas Kementerian Sosial menerima keluhan dari para anggota PKH
mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 16 32.0% 3.9
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.19 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menerima keluhan dari para anggota PKH mengenai program e-
warong diperoleh mean = 3,9 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju. Humas Kementerian Sosial mau menerima keluhan dari
anggota PKH.
Seorang humas harus mau menerima keluhan yang masuk karena ini
dapat membuat perusahaan/instansinya menjadi lebih baik, dan juga untuk
kepuasan publiknya karena humas harus memberikan layanan yang baik
agar dapat menciptakan citra positif dimata publiknya. Sesuai dengan
indikator pada pernyataan ini, keluhan bertujuan untuk mendapatkan
kepentingan bersama sehingga keduanya tidak ada yang dirugikan.
66
Tabel 4.20
Humas Kementerian Sosial menerima saran dari para anggota PKH
guna keberlangsungan e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 20 40.0% 4 = (Setuju) 17 34.0% 3.98
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan 4.20 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
menerima saran dari para anggota PKH guna keberlangsungan e-warong
diperoleh mean = 3,98 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat
setuju. Saran dari para anggota PKH dapat berguna untuk keberlangsungan
program e-warong, karena setiap masukan atau saran yang diberikan oleh
publiknya terhadap suatu instansi akan berguna untuk menjadikan program
itu lebih baik, sehingga masukan sangat diperlukan.
Adanya opini publik yang masuk dapat dijadikan pertimbangan dalam
mengambil sebuah keputusan, karena seorang humas harus dapat
memikirkan kepentingan perusahaannya dengan publiknya, sehingga tercipta
keputusan guna mempertimbangkan kepentingan bersama.
67
Tabel 4.21
Humas Kementerian Sosial menerima kritik dari para anggota PKH
mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 10 20.0% 3.68
3 = (Ragu-Ragu) 14 28.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.21 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menerima kritik dari para anggota PKH mengenai program e-warong
diperoleh mean = 3,68 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat
setuju. Humas Kementerian Sosial mau menerima kritik para anggota PKH
guna keberlangsungan program e-warong agar tercipta hubungan baik
dengan publiknya.
Humas Kementerian Sosial dapat memperbaiki sistem program yang
ada. Kritik dapat memperbaiki citra suatu perusahaan dan juga dapat
membina hubungan baik dengan publik, karena dengan adanya kritik dapat
memperbaiki program e-warong ini untuk menjadi lebih baik.
68
4.3.3. Dimensi: Membina Hubungan Baik dengan Publik
4.3.3.1 Indikator: Komunikasi yang Jujur
Tabel 4.22
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan akan mekanisme
pelaksanaan program e-warong sesuai dengan apa yang terjadi
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 8 16.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 2.9
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 22.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.22 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan penjelasan akan mekanisme pelaksanaan program e-
warong sesuai dengan apa yang terjadi diperoleh mean = 2,9 yang artinya
rata-rata responden menjawab ragu-ragu. Ini artinya Humas Kementerian
Sosial belum maksimal dalam memberikan penjelasan akan mekanisme
pelaksanaan program e-warong, ini akan berkaitan dengan bagaimana
seorang humas menjalin hubungan baik dengan publiknya.
69
Tabel 4.23
Humas Kementerian Sosial turun tangan langsung dalam menangani
persoalan soal kartu yang belum diganti
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 13 26.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 3.64
3 = (Ragu-Ragu) 25 50.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.23 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial turun tangan langsung dalam menangani persoalan soal kartu yang
belum diganti diperoleh mean = 3,64 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju.
Responden belum sepenuhnya setuju kalau humas kementerian sosial
turun tangan langsung dalam menangani persoalan kartu, sesuai dengan
hasil wawancara yang penulis lakukan oleh salah satu anggota PKH, ternyata
masih banyak anggota PKH yang belum mengetahui mengapa kartu mereka
belum diganti, ini bisa menjadi masukan untuk humas kementerian sosial
dalam mengoptimalkan kinerja kerja mereka.
70
Tabel 4.24
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi yang benar saat anda
bertanya mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 30.0% 4 = (Setuju) 16 32.0% 3.88
3 = (Ragu-Ragu) 17 34.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.24 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi yang benar saat anda bertanya mengenai
program e-warong diperoleh mean = 3,88 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju.
Setiap pertanyaan yang diajukan responden kepada humas
kementerian sosial dijawab benar oleh humas kemensos, tetapi dari hasil di
atas presentasi tertinggi berada pada ragu-ragu yang artinya setengah dari
jumlah responden belum setuju pada pernyataan di atas. Berdasarkan kasus
persoalan kartu yang belum diganti, ini menjelaskan bahwa humas kemensos
belum memberikan penjelasan yang benar tentang alasan mengapa kartu
belum diganti. Berdasarkan teori yang penulis ambi, bahwa informasi
seharusnya disampaikan tepat waktu. Karena suatu pemberitaan sangatlah
penting dalam menjangkau publiknya.
71
4.3.3.2. Indikator: Keterbukaan
Tabel 4.25
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi yang
transparan mengenai tata cara pelaksanaan program e-
warong
n=50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 5 10.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 2.84
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 20.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.25 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi yang transparan mengenai tata cara
pelaksanaan program e-warong diperoleh mean = 2,84 yang artinya rata-rata
responden menjawab ragu-ragu. Humas Kementerian Sosial dapat diartikan
belum transparan dalam menginformasikan program e-warong, hasil ini
didapat dari hasil kuesioner yang penulis sebar di kelurahan Kampung Rawa.
Keterbukaan terhadap langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh
keyakinan orang lain, maka dari itu keterbukaan sangat penting bagi publik
suatu perusahaan/instansi.
72
Tabel 4.26
Humas Kementerian Sosial menjelaskan secara menyeluruh mengenai
permasalahan kartu yang belum di ganti
n=50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 1 2.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 2.76
3 = (Ragu-Ragu) 14 28.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 18.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.25 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menjelaskan secara menyeluruh mengenai permasalahan kartu yang
belum di ganti diperoleh mean = 2,76 yang artinya rata-rata responden
menjawab ragu-ragu, dalam table ini menjelaskan bahwa humas kementerian
sosial belum maksimal dalam menyampaikan alasan mengenai pergantian
kartu ini, sehingga anggota PKH tidak dapat mengetahui alasan mengapa
kartu mereka belum di ganti akibatnya kartu tersebut tidak dapat digunakan
untuk berbelanja di e-warong.
Dalam hal ini, publikasi sangat diperlukan guna melancarkan
programe-warong ini, publikasi harus dsampaikan secara menyeluruh agar
dapat menjangkau publiknya.
73
Tabel 4.27
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan tentang kartu yang
belum di ganti
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 13 26.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 3.2
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 13 26.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.27 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan penjelasan tentang kartu yang belum di ganti diperoleh
mean = 3,2 yang artinya rata-rata responden menjawab ragu-ragu, ini dapat
dibuktikan dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa
anggota PKH mengenai kartu yang belum di ganti.
Ada beberapa anggota PKH yang belum mengetahui mengapa masih
ada kartu yang belum diganti, ini artinya tujuan publikasi dalam humas
kementerian sosial ada yang belum terpenuhi secara maksimal.
74
4.3.3.2. Indikator: Konsistensi
Tabel 4.28
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi program e-warong
tidak berubah-ubah sehingga dapat diterima oleh publik
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 24 48.0% 4 = (Setuju) 19 38.0% 4.32
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.28 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi program e-warong tidak berubah-ubah
sehingga dapat diterima oleh publik diperoleh mean = 4,32 yang artinya rata-
rata responden menjawab sangat setuju, artinya humas kementerian sosial
tidak berubah ubah dalam menyampaikan informasi mengenai program e-
warong sehingga dapat diterima dengan baik oleh publik.
Informasi yang disampaikan tidak boleh berubah-ubah, karena untyk
menciptakan langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh keyakinan
publiknya, sehingga humas kemensos harus konsisten dalam menyampaikan
informasi.
75
Tabel 4.29
Humas Kementerian Sosial melakukan pengecekan warung setiap
sebulan sekali
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 13 26.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 3.22
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 12 24.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 12.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.29 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan pengecekan warung setiap sebulan sekali diperoleh mean
= 3,22 yang artinya rata-rata responden menjawab ragu-ragu, dari hasil
kuesioner yang di sebar oleh penulis responden ragu akan pernyataan yang
ada, yang artinya humas kementerian sosial belum maksimal dalam
melakukan pengecekan warung setiap sebulan sekali.
76
Tabel 4.30
Humas Kementerian Sosial memantau para anggota PKH setap tiga
bulan sekali
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 10 20.0% 4 = (Setuju) 10 20.0% 3.1
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.30 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memantau para anggota PKH setap tiga bulan sekali diperoleh mean
= 3,1 yang artinya rata-rata responden menjawab ragu-ragu, meski humas
kementerian sosial sudah menjalin hubungan baik dengan para publikya,
pada kenyataannya masih ada aggota yang merasa belum dipantau
maksimal sehingga merasa kurang ada kedekatan antar anggota satu per
satu.
77
4.3.3.3. Indikator: Langkah-langkah yang fair
Tabel 4.31
Humas Kementerian Sosial menjalin hubungan baik kepada
para anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 16 32.0% 4 = (Setuju) 18 36.0% 3.88
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.31 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menjalin hubungan baik kepada para anggota PKH diperoleh mean =
3,88 yang artinya rata-rata responden menjawab setuju bahwa humas
kementerian sosial menjalin hubungan baik dengan para anggota PKH
terbukti dari hasil kuesioner yang penulis dapat dan dari hasil wawancara
dengan humas kementerian sosial yang penulis lakukan pada bulan Maret
2017 di Kementerian Sosial yang berlokasi di Salemba Jakarta Pusat.
78
Tabel 4.32
Humas Kementerian Sosial memiliki sifat yang ramah sehingga mudah
diterima publiknya dalam pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 12 24.0% 4 = (Setuju) 10 20.0% 3.4
3 = (Ragu-Ragu) 15 30.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 12 24.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.32 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memiliki sifat yang ramah sehingga mudah diterima publiknya dalam
pelaksanaan program e-warong diperoleh mean = 3,4 yang artinya rata-rata
responden menjawab setuju bahwa humas kementerian sosial memiliki sifat
yang ramah, sifat ramah dapat diartikan sifat yang wajib seorang humas miliki
agar tercipta suasana yang hangat antar instansi dengan publiknya.
Hal ini berlaku pada humas kementerian sosial yang ramah terhadap
publiknya dalam menyampaikan pelaksanaan program e-warong.
79
Tabel 4.33
Humas Kementerian Sosial memberikan kesan yang baik kepada
publiknya
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 30.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 3.52
3 = (Ragu-Ragu) 15 30.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 9 18.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.33 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial Humas Kementerian Sosial memberikan kesan yang baik kepada
publiknya diperoleh mean = 3,52 yang artinya rata-rata responden menjawab
setuju. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan salah satu
anggota PKH yang rumahnya dijadikan e-warong daerah Johar Baru. Kesan
yang baik harus diciptakan seorang humas agar dapat membina hubungan
baik dengan publiknya, ini juga dapat menaikkan citra suatu instansi/lembaga
pemerintahan.
80
4.3.3.4. Indikator: Komunikasi Dua Arah
Tabel 4.34
Humas Kementerian Sosial melakukan interaksi kepada anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 16 32.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 3.82
3 = (Ragu-Ragu) 14 28.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.34 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan interaksi kepada anggota PKH diperoleh mean = 3,82 yang
artinya rata-rata responden menjawab setuju. Hal ini dapat dilihat pada
pernyataan sebelumnya mengenai bagaimana humas kementerian sosial
membina hubungan baik dengan publiknya, yaitu salah satunya dengan
menjalin interaksi kepada anggota PKH.
81
Tabel 4.35
Humas Kementerian Sosial melakukan komunikasi dua arah
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 22 44.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 3.9
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.35 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan komunikasi dua arah diperoleh mean = 3,9 yang artinya
rata-rata responden menjawab setuju bahwa Humas Kementerian Sosial
melakukan komunikasi dua arah diperkuat dengan hasil wawancara yang
penulis lakukan dengan humas kementerian sosial bahwa mereka melakukan
komunikasi dua arah dengan para anggota PKH, sehingga dapat mengetahui
keluh kesan para publiknya.
82
Tabel 4.36
Humas Kementerian Sosial melakukan kunjungan ke e-warong guna
dapat berkomunikasi secara langsung
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 25 50.0% 4 = (Setuju) 19 38.0% 4.38
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 0 0.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.36 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan kunjungan ke e-warong guna dapat berkomunikasi secara
langsung diperoleh mean = 4,38 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju. Guna dapat berkomunikasi secara langsung agar mengetahui
realita yang ada, humas kementerian sosial mendatangi langsung e-warong,
kunjungan ini dilakukan setiap sebulan sekali sekaligus melakukan
pengecekan.
83
4.3.3.5. Indikator: Evaluasi dan Riset
Tabel 4.37
Humas Kementerian Sosial mengimplementasikan setiap keluhan
publiknya terutama mengenai pergantian kartu
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 7 14.0% 4 = (Setuju) 24 48.0% 3.58
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.37 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu diperoleh mean = 4,38 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju bahwa Humas Kementerian Sosial
mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu.
Evaluasi diperlukan dalam tugas seorang humas guna memperbaiki
program-program yang sedang dijalaninya, sebelum adanya evaluasi
diadakan terlebih dahulu riset lalu mengimplementasikan hasil evaluasi.
84
Tabel 4.38
Humas Kementerian Sosial menindak lanjuti keluhan
mengenai kartu yang belum di ganti
n=50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 11 22.0% 4 = (Setuju) 12 24.0% 3.6
3 = (Ragu-Ragu) 24 48.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.38 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu diperoleh mean = 3,6 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju bahwa Humas Kementerian Sosial menindak lanjuti
persoalan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan humas
kementerian sosial, beliau mengatakan bahwa mereka telah menindaklanjuti
persoalan kartu ini, mereka telah bekerjasama dengan bank BNI untuk
segera memproses pergantian kartu, yang dibutuhkan hanyalah waktu saja
karena anggota PKH memiliki jumlah yang banyak, jadi tidak dapat di proses
dengan cepat.
85
Tabel 4.39
Humas Kementerian Sosial mengimplementasikan setiap saran yang
diberikan oleh anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 8 16.0% 4 = (Setuju) 12 24.0% 3.36
3 = (Ragu-Ragu) 20 40.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.38 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu diperoleh mean = 3,6 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju. Dalam hasil kuesioner yang penulis dapat, ternyata
responden ragu akan humas kementerian sosial yang mengiplementasikan
setiap saran yang ada, hal ini terlihatr dari kartu yangbelum di ganti,
responden sudah memberikan saran agar segera memberikan alasan
mengapa kartu mereka ada yang sebagian belum diganti.
86
4.4. Analisa Penelitian
4.4.1. Rangkuman Dimensi dan Indikator
Tabel 4.40
Per Dimensi
n= 50
No Dimensi Rata-rata
1 Meng-counter opini publik 4.15
2 Menciptakan Citra Positif 3.96
3 Membina Hubungan Baik dengan Publik 3.52
Tabel di atas merupakan hasil per dimensi dengan jumlah responden
sebanyak 50 orang. Dari tabel mean per dimensi di atas, dapat dilihat bahwa
mean per dimensi tertinggi berada pada dimensi meng-counter pendapat
umum dengan memiliki tiga indikator yaitu sikap positif, sikap pasif, dan sikap
negatif, dan mean terendah dimiliki oleh dimensi membina hubungan baik
dengan publik dengan memiliki enam indikator yaiitu komunikasi yang jujur,
keterbukaan, konsisten, langkah-langkah yang fair, komunikasi dua arah
daan evaluasi dan riset.
87
Diagram 4.1.
Mean per dimensi
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL
(Survei Deskriptif: Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
n= 50
Tujuan Publikasi
Dimensi
Diagram di atas adalah diagram batang yang merupakan hasil per
dimensi dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Dari diagram per
dimensi di atas, dapat dilihat bahwa dimensi tertinggi berada pada dimensi
meng-counter opini publik dengan nilai sebesar 4,15 dan terendah pada
dimensi membina hubungan baik dengan publik dengan nilai 3,52.
4.15 3.96
3.52
1
2
3
4
5
Meng-counter opini publik Menciptakan Citra Positif Membina Hubungan Baikdengan Publik
Program E –Warong
Me
an
88
Dimensi tertinggi yaitu meng-counter pendapat umum yang memiliki
indikator sikap positif, sikap pasif, dan sikap negatif. Memiliki mean tertinggi
artinya Humas Kementerian Sosial memiliki nilai yang positif dimata
masyarakat. Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana Humas Kementerian
Sosial dapat memberikan pelayanan yang baik kepada publikya sehingga
dinilai positif/baik dimata publik.
Dimensi terendah yaitu menjalin hubungan baik dengan public yang
memiliki indikator komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-
langkah yang fair, komunikasi dua arah, dan evaluasi dan riset. Memiliki nilai
yang rendah dengan arti kurang setuju, mengarah pada hasil negatif. Dimesi
ini berkaitan dengan bagaimana Humas Kementerian Sosial membina
hubungan baik dengan publik. Ini berkaitan dengan indikator keterbukaan,
humas kementerian sosial kurang terbuka dengan persoalan kartu yang
sedang terjadi yaitu mengenai kartu, banyak responden yang tidak
mengetahui alasan mengapa kartu mereka masih ada yang belum diganti.
Publikasi mengenai masalah yang terjadi kurang dilakukan oleh Humas
Kementerian Sosial, padahal tujuan dari publikasi yaitu untuk menyebarkan
informasi mengenai apa yang sedang terjadi pada instansi tersebut.
89
Tabel 4.41
Mean per indikator
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL (Survei Deskriptif : Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
n= 50
Dimensi Indikator Mean
1. Meng-
counter opini
publik
a. Sikap Positif 4.29
b. Sikap Pasif 4.03
c. Sikap Negatif 4.13
2.Menciptakan
Citra Positif
a. Komunikasi 3,85
b. Citra 3,90
c. Mitra 4,23
d. Kepentingan Bersama 3,85
3. Membina
Hubungan
Baik dengan
Publik
a. Komunikasi yang Jujur 3,47
b. .Keterbukaan 2,93
c. Konsistensi. 3,55
d. Langkah-langkah yang fair 3,60
e. Komunikasi Dua Arah 4,03
f. Evaluasi dan Riset 3,51
Dari table mean per indikator di atas dapat dilihat bahwa tertinggi
berada pada indikator sikap positif, sedangkan terendah berada pada
indikator keterbukaan. Indikator sikap positif merupakan isi dari dimensi
90
meng-counter opini publik, pernyataan pada indikator tersebut bahwa Humas
Kementerian Sosial memiliki sikap positif/baik di mata publiknya, dapat dilihat
dari hasil kuesioner yang penulis dapatkan seperti memberikan informasi
mengenai program e-warong dan melakukan sosialisasi.
Indikator keterbukaan merupakan isi dari dimensi membina hubungan
baik dengan publik, pernyataan pada indikator tersebut bahwa Humas
Kementerian Sosial kurang terbuka pada publiknya. Humas Kementerian
Sosial kurang terbuka dalam mempublikasikan perihal perubahan kartu yang
terjadi baik publikasi media cetak maupun tulis. Hal ini menyebabkan
masyarakat khususnya anggota PKH tidak mengetahui alasan kartu yang
belum diganti.
91
Diagram 4.2.
Mean per indikator
PUBLIKASI HUMAS KEMENTRIAN SOSIAL (Survei Deskriptif : Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
n= 50
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa indikator tertinggi sebesar
4,29 berada pada indikator sikap positif, sedangkan indikator terendah
dengan nilai 2,93 berada pada indikator keterbukaan. Pada indikator tertinggi,
yaitu sikap positif berarti Humas Kementerian Sosial berhasil memberikan
informasi dan sosialisasi secara menyeluruh mengenai program e-warong
baik melalui publikasi lewat media cetak atau tulis maupun turun langsung ke
4.29 4.03 4.13
3.85 3.90 4.23
3.85 3.47
2.93
3.55 3.60
4.03
3.51
1
2
3
4
5
Sika
p P
osi
tif
Sika
p P
asif
Sika
p N
egat
if
Ko
mu
nik
asi
Cit
ra
Mit
ra
Ke
pen
tin
gan
Ber
sam
a
Ko
mu
nik
asi y
ang
juju
r
Ke
terb
uka
an
Ko
nsi
ste
nsi
Lan
gkah
- la
ngk
ah y
ang
Fair
Ko
mu
nik
asi D
ua
Ara
h
Eval
uas
i dan
Ris
et
Program E –Warong
Me
an
Indikator
92
lapangan, seperti memberikan informasi mengenai penggunaan kartu oleh
Humas Kementerian Sosial dan mau mendengarkan opini opini para
publiknya agar tercipta pandangan yang positif dimata publiknya.
Pada indikator terendah yaitu keterbukaan berarti responden setuju
bahwa Humas Keementerian Sosial kurang terbuka dengan masalah
pergantian kartu, Humas Kementeriian Sosial kurang mempublikasikan
palasan mengapa masih ada kartu yang belum diganti dari bank BTN
menjadi bank BNI, sehingga masyarakat tidak bisa berbelanja di e-warong.
Hal ini harus dapat perhatian lebih karena tugas seorang humas salah
satunya menyebarkan informasi mengenai instansinya kepada publik melalui
publikasi media cetak atau tulis, guna menghindari kesalhpahaman antar
keduanya.
4.5. Pembahasan Penelitian
Sub bab ini membahas tentang hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dengan berlandaskan pada konsep manajemen humas.
Berdasarkan ciri khas kegiatan humas seperti yang diungkapkan oleh salah
seorang pakar humas internasional yaitu Cutlip & Centre and Canfield “fungsi
public relations dapat menunjang aktivitas utama manajemen humas dalam
mengatur arus informasi dengan melakukan publikasi dari lembaga ke
publiknya”
93
Di dalam konsep manajemen humas fungsi humas adalah untuk
menunjang kegiatan manajemen mencapai tujuan organisasi, membina
hubungan masyarakat yang harmoni antara organisasi dengan publik,
menciptakan komunikasi dua arah dengan penyebaran informasi serta
organisasi kepada publik, dan menyalurkan opini publik pada organisasi.
Dalam proses penyebaran suatu informasi, humas mempunyai tujuan
publikasi yaitu untuk dapat mengcounter pendapat umum, menciptakan citra
positif dan membina hubungan baik dengan publik. Ini bisa diartikan bahwa
tujuan publikasi mampu berdampak pada hasil penerimaan pesan oleh
khalayak mengenai informasi yang disampaikan oleh seorang humas. Hal
tersebut berkaitan pada pemberitaan mengenai program e-warong yang
merupakan peralihan bantuan sosial tunai menjadi non tunai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui tujuan publikasi
Humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program e-warong tahun
2016.
Dalam penelitian ini terdapat tiga dimensi yaitu meng-counter
pendapat umum, menciptakan citra positif dan dimensi terakhir membina
hubungan baik dengan publik. Dimensi pertama memiliki indikator sikap
positif, sikap pasif dan sikap negatif. Dimensi kedua memiliki indikator
komunikasi, citra, mitra, dan kepentingan bersama. Dimensi ketiga meimiliki
indikator komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-langkah
yang fair, komunikasi dua arah, dan evaluasi dan riset. Dimensi tertinggi
berada pada dimensi meng-counter pendapat umum, yang artinya Humas
94
Kementerian Sosial mau menerima pendapat-pendapat para publiknya, ini
terlihat dari bagaimana mereka mau memberikan informasi yang jelas
mengenai program e-warong, karena program ini membantu mereka dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya sehingga dibutuhkan informasi yang jelas
mengenai program ini.
Dimensi terendah berada pada dimensi membina hubungan baik
dengan publik. Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana humas kementerian
sosial mau terbuka dengan para publiknya, salah satu cara humas membina
hubungan baik dengan publiknya yaitu dengan adanya keterbukaan antar
satu sama lain, ini terlihat dari bagaimana humas kemensos menangani
permasalahan yang ada yaitu persoalan kartu yang belum diganti. Humas
kemensos kurang terbuka dengan alasan mengapa mereka belum
menggantikan kartu yang akan digunakan di e-warong.
Mean indikator tertinggi pada dimensi meng-counter pendapat umum
berada pada indikator sikap positif, mean indikator tertinggi pada dimensi
menciptakan citra positif berada pada indikator mitra, dan mean indikator
tertinggi pada dimensi membina hubungan baik dengan publik berada pada
indikator komunikasi dua arah.
Mean indikator tertinggi terletak pada indikator sikap positif, yang
artinya Humas Kemensos memberikan layanan terbaik kepada para
respondennya seperti memberikan informasi yang jelas sehingga dapat
menciptakan sikap positif di mata responden. Ini berhubbungan dengan
95
hummas yang harus meng-counter pendapat umum agar seorang humas
memiliki nilai positif.
Mean indikator terendah terletak pada indikator keterbukaan, yang
artinya Humas Kementerian Sosial kurang terbuka mengenai masalah yang
terjadi, seperti persoalan kartu yang belum diganti, sehingga para anggota
PKH tidak mengetahui alasan mengapa kartu mereka belum diganti yang
akibatnya mereka tidak dapat berbelanja di e-warong.
96
96
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Dimensi dengan nilai mean tertinggi dimiliki oleh meng-counter opini
publik. Hal ini merupakan bagaimana pihak Humas Kementerian
Sosial mampu menerima opini-opini publik dalam menjalankan
program e-warong ini. Karena Humas Kementerian Sosial mampu
memberikan penjelasan dan sosialisasi mengenai program e-warong.
2. Dimensi dengan nilai mean terendah dimiliki oleh membina hubungan
baik dengan publik. Hal ini di dapatkan dari hasil kuesioner yang
menyatakan bahwa masih banyak responden responden yang tidak
mengetahui alasan mengapa kartu mereka belum diganti yang
akhirnya dapat mempengaruhi hubungan baik dengan publiknya.
3. Indikator tertinggi adalah sikap positif hal ini menunjukan tercapainya
salah satu tujuan publikasi yaitu meng-counter pendapat umum yaitu
keluhan mengenai pencairan dana yang harus antri di kantor pos,
tetapi dengan adanya e-warong sekarang pencairan dana menjadi
nontunai sehingga para anggota PKH tidak perlu lagi mengantri di
97
kantor pos dan dapat membelanjakan uang bantuan tersebut di e-
warong untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.
4. Indikator terendah adalah keterbukaan, yang artinya masih ada
anggota PKH yang belum mengetahui alasan kartu mereka yang
belum di ganti. Komunikasi dapat terjadi apabila adanya keterbukaan
dan kesamaan pengertian antara orang yang memberi pesan
(komunikator) dan orang yang menerima pesan (komunikan), Akan
tetapi kenyataannya masih banyak responden yang tidak mengerti
permasalahan kartu.
5. Humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program e-
warong telah mampu meng-counter pendapat umum, dengan
mempublikasikan informasi mengenai pelaksanaan program e-warong.
Namun sayangnya, dalam pelaksanaan mempublikasikan program e-
warong, humas keementerian sosial masih kurang maksimal karena
masih ada responden yang tidak mengetahui pergantian kartu
sehingga belum terjadi keterbukaan antara isntansi dengan publiknya.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, saran yang penulis berikan kepada Humas
Kementerian Sosial adalah:
1. Humas Kementerian Sosial sebaiknya lebih banyak menggunakan
media publikasi humas untuk mempublikasikan informasi mengenai
program e-warong. Agar para anggota PKH lebih mengetahui dan
mengerti bagaimana cara mengoperasikan kartu atm di e-warong.
97
98
2. Humas Kementerian Sosial sebaiknya terbuka dengan persoalan kartu
yang belum diganti, dan sebaaiknya humas kementerian sosial harus
mengevaluasi program yang mereka jalankan dan masukan-masukan
yang diberikan dari para anggota PKH.
3. Humas Kementerian Sosial lebih baik menggunakan media publikasi
seperti, televisi, radio, dan mengadakan kunjungan secara maksimal
ke anggota PKH untuk memastikan apakah program ini sudah berjalan
sesuai aturan yang berlaku.
98
99
99
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Agung Wahyu, 2010, Pannduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerai Ilmu.
Ardianto Elvinaro, 2010, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arikunto Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Danandjadja, 2011, Peranan Humas Dalam Perusahaan, Jakarta: Graha Ilmu.
Gulo W, 2008, Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Kriyantono Rachmat, 2008, Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana. _________________, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kasali Rhenald, 2005, Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Malhotra K Naresh, 2010, Marketing Research: Six Edtion. New Jersey: Pearson Education Martono Nanang, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Press. Olii Herlina dan Erlita Novi, 2011, Opini Publik, Jakarta: PT Indeks. Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Riduwan, 2013, Dasar- Dasar Statistika, Bandung: ALFABETA.. Ritongga, M. Jamiluddin, 2004, Riset Kehumasan, Jakarta: PT. Grasindo.. Ruslan Rosady, 2013, Kampanye Public Relations: Kiat dan Startegi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
100
Soemirat Soleh dan Adrianto Elvinaro, 2010, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sary Betty Wahyu Nila, 2012, Humas Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Website.
http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warung-kube-pkh-hadir-di-jakarta-pusat/ diakses pada 30 Maret 2017 pukul 12:00 WIB http://www.ewarung.com, 19 Agustus 2016 https://www.arah.com/article/9270/mensos-e-warung-permudah-masyarakat-akses-bantuan-sosial.html. Diakses pada 30 Maret 2017 pukul 17:00 WIB
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/08/18/oc416l335-
kemensos-resmikan-e-warong-jakarta-pusat diakses pada 1 mei 2017 pukul
16:00 WIB
Sumber lain. Data penerima program PKH yang ada di kelurahan Kampung Rawa bulan Agustus-Januari 2016 yang didapatkan dari Humas Kementerian Sosial wawancara dengan Ibu Hairiah, anggota PKH (Program Keluarga Harapan) pada 30 Maret 2017 pukul 19:00 WIB wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017 pukul 10:00 WIB
101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai seorang Public Relations (PR) atau Humas, harus dapat
menginformasikan apa yang sedang terjadi kepada publiknya, apalagi jika
dalam menjalankan programnya mengalami kendala, humas harus memiliki
komunikasi yang baik agar dapat menciptakan citra positif, mementingkan
kepentingan bersama, dan harus ada keterbukaan agar dapat membina
hubungan baik dengan publik.1
Publisitas media melalui suratkabar, radio, dan televisi merupakan
media publisitas yang mendukung kegiatan public relations untuk penyebaran
informasi, kepada publik luas dengan pemberitaan (news). Dilihat dari
perkembangannya, publisitas media dapat juga dilakukan melalui iklan
layanan masyarakat atau disebut, “Public Service Announcements”, atau
dikenal dengan singkatan populernya “PSA”.
Pemberitaan melalui publisitas media, umunya dilakukan dengan
mengadakan siaran-siaran pers atau siaran berita (press release/news
release), wawancara pers (pers interview). Publisitas yang dilakukan melalui
siaran-pers (pres release) dengan berbagai metode yang digunakan,
dirancang dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan (Ibroaden
1 Danandjaja, Perasana Humas Dalam Perusahaan, Jakarta: Graha Ilmu, 2011, hlm. 121
2
knowledge) dan pemahaman positif (recognition positive) mengenai berbagai
kegiatan pribadi seseorang atau organisasi.2
Dalam mempublikasikan program e-warong humas Kemensos
menggunakan media publikasi seperti, website (https://www.kemsos.go.id/),
youtube (channel: Humas Kemsos pada tanggal 8 Agustus 2016), majalah
internal (majalah Societa) pada bulan Juni 2016, radio (RRI) pada tanggal 6
Agustus 2016, dan televisi Berita Satu TV pada tanggal 22 Agustus 2016.3
Kementerian Sosial RI hadirkan Elektronik Warong Gotong Royong
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE
PKH). Kota Malang menjadi daerah percontohan penerapan layanan warong
nontunai atau "e-warong" pertama Kelompok Usaha Bersama Program
Keluarga Harapan Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera nasional yang
diluncurkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansadi pada Senin 27 Juni
2016. Program bantuan sosial nontunai ini dikombinasi dengan e-warong
sehingga warga penerima bantuan bisa membeli keperluan tanpa
menggunakan dana tunai.4
Terdapat empat hal yang menjadi tujuan pembentukan e-Warong
KUBE PKH yakni menyediakan tempat pemasaran produk-produk KUBE dan
hasil usaha peserta PKH, menyediakan kebutuhan usaha dan kebutuhan
2 Ibid, hlm. 121 3 Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017 pukul 10:00 WIB 4http://regional.kompas.com/read/2016/06/27/17052241/ewarong.pertama.diterapkan.di.malang, diakses pada 10 Mei 2017 pukul 14:00 WIB
3
pokok sehari-hari dengan harga murah bagi anggota KUBE dan Peserta
PKH, menyediakan transaksi keuangan secara non tunai/elektronik baik
untuk pencairan bantuan sosial maupun pembayaran lainnya, serta
menyediakan instrumen/sistem penyaluran bantuan sosial tanpa
penyelewengan didukung dengan layanan pembayaran secara nontunai.
Dalam penyediaan bahan pokok, e-Warong KUBE PKH bekerjasama
dengan Perum Bulog, sedangkan sistem penyaluran bantuan sosial
bekerjasama dengan Himpunan Bank Negara (HIMBARA) yang terdiri dari
BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara.5 Menteri Sosial Khofifah
Indar Parawansa menyampaikan pendapatnya soal warung elektronik ini,
yang dikutip oleh majalahkartini.co.id pada tanggal 19 Agustus 2016:
“Keluarga miskin yang menerima bantuan PKH bisa langsung menggunakan Kartu Combo HIMBARA untuk berbelanja kebutuhan hidup di e-Warong KUBE PKH yang didirikan para penerima PKH. Dengan adanya simbiosis ini maka para penerima bansos PKH juga bisa mendapatkan manfaat, selain bisa belanja juga bisa mendapatkan sisa hasil usaha e-Warong KUBE PKH,”6
Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menjelaskan
penyaluran bantuan sosial melalui sistem pembayaran HIMBARA adalah
bentuk kerja nyata dan sinergi konkrit antara Pemerintah, Otoritas terkait, dan
Perbankan untuk mewujudkan penyaluran bantuan sosial dengan prinsip 6T,
5 http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warong-kube-pkh-hadir-di-jakarta-pusat/ diakses pada 30 Maret 2017 pukul 12:00 WIB 6 Khofifah Indar Parawansa, “Keluarga miskin yang menerima bantuan PKH bisa langsung menggunakan Kartu Combo HIMBARA untuk berbelanja kebutuhan hidup di e-Warong KUBE PKH” Majalahkartini.co.id, 19 Agustus 2016 pukul 08.00 WIB
4
yaitu Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat
Kualitas, dan Tepat Administrasi,7 sesuai ungkapan beliau yang dikutip oleh
majalahkartini.co.id pada tanggal 19 Agustus 2016:
“Dengan terciptanya interoperabilitas dan interkoneksi sistem pembayaran perbankan HIMBARA menggambarkan potensi yang begitu besar dari sinpergi perbankan HIMBARA, dimana sampai Juni 2016 tercatat Bank HIMBARA telah memiliki sekitar 114.000 Agen LKD (Layanan Keuangan Digital) di seluruh Indonesia,”8
Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa berharap
pembukaan program layanan Elektronik-Warong Gotong Royong (e-Warong)
mampu mempermudah akses masyarakat dalam menerima bantuan sosial
dari pemerintah.9
Kementerian Sosial RI hadirkan Elektronik Warong Gotong Royong
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE
PKH) di Taman Main Anak RT 17/RW 04 Kelurahan Kampung Rawa
Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat, Kamis 18 Agustus 2016.
7 http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warong-kube-pkh-hadir-di-jakarta-pusat/ diakses pada 30 Maret 2017 pukul 12:00 WIB 8 Agus D.W. Martowardojo, “Dengan terciptanya interoperabilitas dan interkoneksi sistem pembayaran perbankan HIMBARA menggambarkan potensi yang begitu besar dari sinergi perbankan HIMBARA”, Majalahkartini.co.id, 19 Agustus 2016 pukul 08.00 WIB 9 https://www.arah.com/article/9270/mensos-e-warung-permudah-masyarakat-akses-bantuan-sosial.html. Diakses pada 30 Maret 2017 pukul 17:00 WIB
5
“Keberadaan e-Warong KUBE PKH diharapkan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti beras, tepung, minyak goreng, gula, bawang, daging sapi, LPG 3 kg, dan pupuk bersubsidi, dengan harga yang lebih murah dari di pasaran”10
Peresmian e-Warong KUBE PKH ini dilakukan oleh Menteri Sosial RI
Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri
Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Bank Indonesia Agus
D.W. Martowardojo dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D.
Hadad.11
Program e-warong sangat menguntungkan bagi masyarakat yang
tidak mampu, karena dengan adanya program e-warong masyarakat yang
menerima bantuan tidak perlu membawa uang tunai untuk membeli
kebutuhan pokok yang ada di e-warong. Seperti yang diungkapkan oleh
salah satu anggota PKH ibu Vivi Fitriyatus Saniyyah yang dikutip dari
www.ewarung.com pada tanggal 19 Agustus 2016:
“memang baru kali pertama menggunakan kartu elektronik. Baginya, dengan tanpa memegang uang cash dari program, lebih memudahkan. Kalau sebelumnya uang-uang tersebut diterima cash, bisa saja tidak dibelikan kebutuhan tertentu karena ada suami yang titip beli rokok. Tapi, dengan model cashless dan kartu, dirinya memiliki uang yang tersimpan aman dan tak mungkin berkurang untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Bantuan ini bisa saya gunakan untuk meringankan kebutuhan saya. Dengan e-warong, tidak ribet.
10 Khofifah Indar Parawansa, “Keberadaan e-Warong KUBE PKH diharapkan memudahkan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan” majalahkrtini.co.id, 19 Agustus 2016 pukul 08:00 WIB 11 http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warung-kube-pkh-hadir-di-jakarta-
pusat/ diakses pada 10 Mei 2017 pukul 10:00 WIB
6
Tinggal bawa kartu, saya pilih belanjaan, pencet-pencet, sudah selesai. Nggak khawatir uangnya jatuh atau hilang,”12
Namun dalam pelaksanaannya terdapat kendala, seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Hairiah anggota PKH yang rumahnya dijadikan e-
warong untuk daerah Johar Baru, pada tanggal 30 Maret 2016 beliau
mengatakan :
“Program ini membantu saya dalam memenuhi kebutuhan pangan, lumayan juga harganya lebih rumah dan gaperlu bawa uang tunai tinggal kasih kartu gula sudah bisa didapat. Tapi sekarang kendalanya, banyak masyarakat yang kartunya tidak bisa digunakan karena belum dituker dengan kartu yang baru. Ini kan bank nya banyak, nah sekarang yang ngurus bank BNI, tapi sebelumnya bank BTN, jadi masih banyak kartu yang belum bisa digunakan saat ini.”13
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program ini yaitu
persoalan kartu yang belum di ganti dikarenakan bank yang
mengoperasikannya berbeda. Hal ini berdampak pada masyarakat yang
akhirnya tidak dapat belanja di e-warong. Kasus ini sudah sampai pada
Kementrian Sosial, mereka mengakui kendala itu memang ada, sesuai
dengan wawancara yang penulis lakukan dengan Humas Kementrian Sosial
bapak Hadiyono pada tanggal 31 Maret 2016:
12 Vivi Fitriyatus Saniyyah, “Dengan e-warung, tidak ribet. Tinggal bawa kartu, saya pilih
belanjaan, pencet-pencet sudah selesai. Nggak khawatir uangnya jatuh atau hilang”, http://www.ewarung.com, 19 Agustus 2016 13 Hasil wawancara dengan Ibu Hairiah, anggota PKH (Program Keluarga Harapan) pada 30 Maret 2017 pukul 19:00 WIB
7
“Memang ada kendala soal perubahan kartu yang sekarang menjadi bank BNI yang sebelumnya dikelola oleh bank BTN. Perubahan ini bermula sejak awal Januari 2017, Ini masih menjadi pembelajaran untuk kami, karena program ini memang belum berjalan lama jadi masih butuh kesempurnaan dalam menjalankannya. Tapi hingga saat ini kami masih terus memperbaiki kendala ini agar masyarakat dapat menngunakan bantuannya di e-warong” 14
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, penulis
mengambil judul tujuan publikasi Humas Kementrian Sosial dalam program
PKH (Program Keluarga Harapan) yang sekarang memiliki program e-warong
untuk warga fakir dan miskin, agar penulis mengetahui pentingnya tujuan
publikasi dalam mempublikasikan suatu program agar tidak terjadi kesalah
pahaman dengan publiknya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas perumusan masalahnya
adalah bagaimana tujuan publikasi humas kementerian sosial terkait program
e-warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19
Agustus 2016 ?
14 Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017 pukul 10:00 WIB
8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang penulis buat di atas, maka
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tujuan publikasi humas
kementerian sosial terkait program e-warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat,
di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk bidang ilmu
komunikasi khususnya bidang Public Relations mengenai tujuan publikasi di
lembaga pemerintah.
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi Public
Relations mengenai tujuan publikasi di lembaga pemerintah.
9
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Konsep
2.1.1. Manajemen Public Relations
Manajemen humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengevaluasi suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi,
mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi
pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye
nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house
hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga
menangani kasus manajemen krisis.15
Umumnya, posisi humas meliputi penyusunan kegiatan,
keterpautan(relationship), penulisan dan penyuntingan, informasi, produksi,
peristiwa khusus, pidato, dan evaluasi dan penelitian. Informasi disini
menetapkan saluran yang tepat bagi penyebaran materi kepada surat kabar,
stasiun radio, dan majalah dagang atau majalah umum, serta mengadakan
kontak dengan mereka untuk mengetahui kepentingannya dalam
mempublikasikan berita dan feature organisasi, merupakan aktivitas humas
yang sudah umum. Aktivitas ini menuntut suatu pengetahuan tentang
15 Betty Wahyu Nilla Sari, Humas Pemerintah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 23
10
bagaimana surat kabar dan media lainnya beroperasi, bidang spesialisasi
publikasinya, dan minat dari masing-masing editor.16
Manajemen dan public relations adalah dua bidang ilmu yang
berkembang secara terpisah, akan tetapi manajemen akhirnya berhasil
meningkatkan peranannya pada hampir setiap bidang kehidupan. Seperti
pada hubungan antara manajemen dengan bidang-bidanng lainnya,
manajemen juga telah menyatu dengan public relations. Konsepsi public
relations dalam kehidupan manusia.17
2.2. Publikasi
Menurut Philip dan Herbet M. Baus, dalam bukunya Preparations for
Communication, bahwa publikasi (publication) tersebut merupakan tugas
public relations/Humas dalam menceritakan atau menyampaikan sebanyak
mungkin pesan atau informasi mengenai kegiatan perusahaan kepada
masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan kegiatan terpenting
dan menjadi ujung tombak dari kegiatan PR/Humas.
Sedangkan menurut kamus Webster, publikasi adalah suatu informasi
yang bernilai dengan maksud untuk menambah perhatian kepada suatu
tempat, orang atau sebab yang biasanya dimuat dalam media cetakan atau
16 Ibid, hlm. 24 17 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsepp dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2005, hlm.32
11
penerbitan (printed material) dan selalu menyangkut kepentingan publikasi
yang dapat berbentuk berita, laporan dan opini.18
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal ketidakpastian
atau keragu-raguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan informasi
yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan sepotong-sepotong.
Kegiatan menyampaikan atau menyebarkan informasi ini disebut kegiatan
publikasi. Publikasi berasal dari kata “publicare” yang artinya “untuk umum”.
Jadi, publikasi adalah kegiatan mengenalkan perusahaan sehingga umum
(publik dan masyarakat) dapat mengenalnya.19
2.3. Tujuan Publikasi
Humas di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang berarti.
Ini dapat dilihat dari makin beragamnya kegiatan komunikasi yang dilakukan
masing-masing lembaga kehumasan di suatu instansi atau perusahaan.
Kegiatan yang dimaksud berupa kegiatan ke dalam (internal public relations)
dan kegiatan ke luar (external public reltions).
Kedua kegiatan tersebut umunya berkaitan dengan komunikasi. Di
antara banyaknya kegiatan komunikasi yang dilakukan Humas suatu
lembaga, salah satunya menggunakan bahasa tertulis. Beberapa di
antaranya, seperti pengumuman melalui papan pengumuman, buletin untuk
18 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations: Kiat dan Strategi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, hlm. 60 19 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 40
12
ke dalam atau ke luar, majalah untuk ke dalam atau ke luar, siaran pers,
serta publisitas lembaga atau perusahaan (buklet, liflet, folder, selebaran, dan
sebagainya).
Kegiatan komunikasi tertulis memiliki banyak tujuan. Tujuan yang akan
dicapai dari kegiatan yang dimaksud sangat bergantung dari masing-masing
lembaga atau perusahaan, seperti :
1. Meng-counter Pendapat Umum
2. Menciptakan Citra Positif
3.dan ada yang ingin Membina Hubungan Baik dengan Publik ke dalam dank
ke luar.
Tujuan akhir tersebut kerap kali sulit diwujudkan, hanya karena pesan
atau isi pernyataan yang disampaikan tidak dipahami oleh khalayak sasaran.
Sulit kiranya membanyangkan khalayak dalam dan luar bersedia atau rela
memberi keuntungan (dukungan) bagi suatu lembaga atau perusahaan kalau
merekaa tidak memahami isi pernyataan atau pesan yang disampaikan
Humas mengenai suatu hal.
Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena pengelola publikasi
disadari atau tidak kuraang berorientasi pada khalayak sasaran. Pengelola
publikasi asyik sendiri dengan apa yang dipikirkannya, termasuk dalam
menulis isi pernyataan atau pesan yang akan disampaikannya kepada
13
khalayak sasaran. Sementara khalayak sasaran juga asyik sendiri dengan
apa yang dipikirkannya, termasuk dalam mengintepretasikan isi pernyataan
atau pesan yang dikonsumsinya. Akhirnya, isi pernyataan tersebut
diinterpretasi oleh khalayak tidak sama (tidak konvergen) dengan apa yang
dimaksud pengelola publikasi atau Humas suatu lembaga atau perusahaan.20
2.3.1. Meng-counter Pendapat Umum
Istilah opini publik mengacu ke setiap pengumpulan pendapat yang
dikemukakan individu-individu. Menurut Santoso Sastropoetro (1990), istilah
opini publik sering digunakan untuk menunjuk ke pendapat-pendapat kolektif
sejumlah besar orang.
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok-
kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Menurut definisi, public adalah
sejumlah orang yang mempunyai mint, kepentingan atau kegemaran yang
sama. Publik melakukan interaksi secara tidak langsung melalui kesatuan.
Publik melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat
komunikasi, pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar,
radio, televise, dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan publik
mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya.21
20 M.Jamiluddin Ritonga, Riset Kehumasan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004, hlm. 136 21 Helena Olii dan Novi Erlita, Opini Publik, Jakarta: PT Indeks, 2011, hlm. 21
14
Sikap (attitude) adalah perasaan atau suasana hati seseorang
mengenai orang, organisasi, persoalan, atau obyek. Sikap menggambarkan
predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversial dengan
cara menyenangkan ataupun tidak menyenangkan.
Sikap yang mengungkapkan perasaan sukat atau tidak suka adalah
suatu produk dari sejumlah pengaruh fisik dan mental. Proses tubuh
memengaruhi sikap. Tubuh yang sehat menunjukkan sikap yang
menyenangkan sedangkan tubuh yang sakit menunjukkan sikap yang negatif.
Latar belakang kebudayaan, ras, dan agama seringkali menentukan sikap
seseorang. Sikap bersifat tersembunyi sampai ditimbulkan oleh motif-motif
yang dirangsang oleh kebutuhan, emosi, gagasan, atau keadan fisik. Motivasi
yang menimbulkan sikap biasanya diikuti dengan perasaan emosional
terhadap orang, obyek, atau kelompok. Suatu sikaap yang timbul dari diri
seseorang mungkin tertekan sebagai akibat dari pengaruh atau kekuatan dari
luar.
Individu-individu memanifestasikan tiga jenis sikap, yaitu positif, pasif,
dan negatif. Saikap positif menyebabkan seseorang bereaksi secara
menyenangkan kepada orang lain, suatu masalah, suatu kebijakan, atau
sebuah organisasi.
15
Sikap pasif tidak akan memiliki opini mengenai persoalan yang
mempengaruhi kelompoknya. Sementara, sikap negatif memberi individu
suatu opini yang tidak menyenangkan. Sikap negatif biasanya diikuti dengan
perasaan-perasaan tidak suka atau tidak puas. 22
2.3.2. Menciptakan Citra Positifpubliu
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan
prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan)
atau public relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak
dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif
maupun negatif yang khususnya dating dari publik (khalayak sasaran) dan
masyarakat luas pada umumnya.23
Sukatendel menawarkan definisinya, yaitu PR adalah salah satu
metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas
dasar menghormati kepentingan bersama.
Kesan pertama dalam definisi ini:
a. Komunikasi adalah ilmu. PR adalah bagian dari ilmu komunikasi, ilmu yang
sedang tumbuh dan mulai digandrungi. PR cukup ilmiah untuk dipelajari.
22 Betty Wahyu Nilla Sari, Humas Pemerintah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 17-18 23 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations&Media Komunikasi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010, hlm 77
16
b. Citra adalah suatu istilah baru yang menarik. Banyak diperbincangkan
saat ini oleh masyarakat. Kita perlu memanfaatkan momentum ini, sekaligus
memasyarakatkan pengertian dari perlunya PR.
c. Mitra adalah juga istilah baru yang menarik. Memberi kesan saling
memperhatikan. Inilah model masyarakat masa depan, sehingga PR
sungguh berwawasan, sangat mendukung dalam mendukung suasana
nasional yang membangun. Sangat cocok dengan pancasila.
d. Kepentingan Bersama adalah esensi dan kepgiatan PR jelas dan
menggambarkan dua pihak (two way communication). Saat ini menjadi topic
internasional. Masalah lingkungan (sosial dan fisik) yang perlu diperhatikan
untuk keharmonisan umat manusia.24
Ada beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas hubungan
masyarakat (public relations), dan dapat dibedakan satu dengan yang lain
sebagai berikut:
a. Citra cermin (mirror image)
Pengertian di sini bahwa citra cermin yang diyakini oleh perusahaan
bersangkutan-terutama para pimpinannya-yang selalu merasa dalam posisi
baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar.
24 Soleh Soemirat dan Elvinaro Adriyanto, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hlm.112
17
b. Citra kini (current image)
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan/organisasii atau hal yang lain berkaitan dengan produknya.
c. Citra keinginan (wish image)
Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh
pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, ataiu produk yang
ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness)
d. Citra perusahaan (corporate image)
Citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai
tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif.
e. Citra serbaneka (multiple image)
Citra ini merupakan citra pelengkap dari citra perusahaan di atas,
misalnya bagaimana pihak Humas/PR-nya akan menampilkan pengenalan
terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam
(uniform), para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan
penampilan para profesionalnya.
18
f. Citra penampilan (performance image)
Citra penampilan ini lebih ditunjukkan kepada subjeknya, bagaimana
kinerja atau penampilan diri (performance image) para professional pada
perusahaan bersangkutan.25
2.3.3. Membina Hubungan Baik dengan Publik
Perlu diketahui pula bahwa sifat komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan untuk “disukai” oleh publiknya menyangkut soal hubungan yang
harmonis. Profesor Melvin Sharpe menggunakan istilah komunikasi yabg
“harmonis” dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan daan
publiknya. Menurut Profesor Sharpe, ada lima prinsip untuk menjalankan
hubungan yang harmonis ini :
a. Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas.
b. Keterbukaan dan konsistensi terhadap langkah-langkah yang diambil untuk
memperoleh keyakinan orang lain.
c. Langkah-langkah yang fair untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan
goodwill.
d. Komunikasi dua arah yang terus menerus untuk mencegah ketersaingan
dan untuk membangun hubungan.
25 https://www.hestanto.web.id/teori-pola-kemitraan-menurut-para-ahli/, diakses pada 06 April 2017, pukul 18:23 WIB
19
e. Evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau
penyesuaian yang dibutuhkan bagi social harmony. 26
2.4. Keterkaitan Antar Konsep
Posisi humas meliputi penyusunan kegiatan, keterpautan(relationship),
Penulisan dan penyuntingan, Informasi, Produksi, Peristiwa Khusus, Pidato,
dan Evaluasi dan Penelitian. Informasi disini menetapkan saluran yang tepat
bagi penyebaran materi kepada surat kabar, stasiun radio, dan majalah
dagang atau majalah umum, serta mengadakan kontak dengan mereka untuk
mengetahui kepentingannya dalam mempublikasikan berita dan feature
organisasi, merupakan aktivitas humas yang sudah umum. Aktivitas ini
menuntut suatu pengetahuan tentang bagaimana surat kabar dan media
lainnya beroperasi, bidang spesialisasi publikasinya, dan minat dari masing-
masing editor.27
Ada beberapa tujuan publikasi yaitu, Meng-counter opini publik, yang
meliputi sikap postif, sikap pasif, dan sikap negatif. Menciptakan citra positif,
yang meliputi komunikasi, citra, mitra, dan kepentingan bersama, dan yang
terakhir adalah Membina hubungan baik dengan publik yang meliputi
komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-langkah yang fair,
komunikasi dua arah, dan evaluasi dan riset. Ketiga elemen utama ini harus
ada dalam manajemen public relations karena seorang humas harus dapat
26 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2003, hlm. 9 27 Betty Wahyu Nilla Sari, Humas Pemerintah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 24
20
mempublikasikan kepada publiknya tentang apa yang sedang terjadi dalam
lembaga/instansi mereka. Komunikasi yang baik akan menciptakan citra
positif terhadap instansi tersebut, keterbukaan dan membina hubungan
dengan publiknya merupakan kunci kesuksesan seorang humas, seperti
halnya dalam kasus ini, komunikasi dan keterbukaan sangat diperlukan,
humas kemensos harus dapat menginformasikan alas an teknis mengapa
dalam transaksi ini masih banyak anggota pkh yang kartunya belum di ganti
menjadi kartu atm BNI, anggota pkh yang kartunya belum diganti tidak
mengetahui alasan yang jelas, ini sangat vatal terhadap citra
perusahaan/instansi karena mereka harus membina hubungaan baik dengan
publiknya.
21
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan
suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak
terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih
mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap
merupakan representasi dari seluruh populasi.28
Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena
penulis ingin menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang
hasilnya dapat digeneralisasikan dan tidak terlalu mementingkan analisis
data, mengenai penelitian yang berjudul tujuan publikasi humas Kementrian
Sosial mengenai E-Warong Program Keluarga Harapan (PKH) di
majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang relatif sederhana yang
tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengakuan hipotesis tertentu.
28 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:Kencana, 2006, hlm. 55
22
Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan-keadaan nyata yang sekarang berlangsung. 29
Penelitian deskriptif, jenis riset ini bertujuan membuat deskriptif secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
objek tertentu. Penulis sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan
kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset
melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variable
beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang
terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariable.30
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif, karena
penulis hanya mendeskriptifkan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi mengenai tujuan publikasi humas
kementrian sosial terkait e-warong Program Keluarga Harapan (PKH) di
majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian kuantitatif memiliki beberapa metode yaitu, penelitia
survei, penelitian eksperimen, analisis isi, existing statistic/documents.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei.
29 Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif,Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, hlm. 49 30 Ibid, hlm. 69
23
Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur/ sistematis yang sama kepada banyak
orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat,
diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur/sistematis tersebut dikenal
dengan istilah kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang
mengukur variable-variable, hubungan di antara variable yang ada, atau juga
pengalaman atau opini dari responden.31
Dalam penelitian tentang tujuan publikasi humas kementrian sosial
mengenai media sosialisasi program e-warong di berita online
majalahkartini.co.id 19 Agustus 2016. Penulis menggunakan metode survei,
yaitu membagikan kuesioner kepada sampel penelitian yang menjadi
instrumen pengumpulan data yaitu para anggota PKH di daerah Kampung
Rawa.
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian mengenai tujuan publikasi humas kementerian sosial terkait
program e-warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id
tanggal 19 Agustus 2016. Penulis melakukan pengumpulan data berupa
wawancara kepada anggota pkh pada tanggal 30 Maret 2017 di e-warong
Johar Baru, dan humas kemensos pada tanggal 31 Maret 2017, serta
penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada anggota PKH di daerah
Kampung Rawa.
31 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, hlm. 143
24
3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi
3.5.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai
subjek penelitian.32 Unit Analisis adalah sesuatu yang akan di analisis. Unit
analisis merupakan keseluruhan satuan unit yang akan diteliti, unit analisis
dapat berupa individu, kelompok, organisasi atau keluarga.33
Dalam penelitian ini penulis menggunakan unit analisis individu.
Individu yang di maksud dalam penelitian ini adalah anggota Program
Keluarga Harapan (PKH) yang ada di daerah Kampung Rawa RW 04.
3.5.2. Unit Observasi
Unit Observasi merupakan unit sosial yang lebih besar dari tingkatan
unit analisis. Unit observasi atau satuan pengamatan adalah unit tempat
informasi diperoleh tentang satuan analisis.34 Unit observasi pada penelitian
kuantitatif adalah organisasi atau perusahaan dan masyarakat atau
kelompok.35
Unit observasi dalam penelitian ini adalah kelompok. Penulis meneliti
kelompok anggota PKH yang ada di Kampung Rawa, karena penulis ingin
meneliti tujuan publikasi humas kementrian sosial dalam mempublikasikan
32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, hlm.186 33 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Jakarta: Rajawali Press, 2010, hlm. 65 34 W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2008, hlm. 76. 35 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 42
25
program e-warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id
tanggal 19 Agustus 2016.
3.6. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek
atau obyek itu.36
Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian tujuan publikasi
humas kementerian sosial mengenai program e-warong PKH (Program
Keluarga Harapan) adalah anggota PKH yang berada di Kampung Rawa
yang berjumlah 100 orang berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Hadiyono Humas Kementerian Sosial.37
3.6.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dalam penelitian tidak mungkin
36 Sugiyono, Metodelogi PeneltianKuantitatif, Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm.80 37 Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada tanggal 31 Maret 2017 pukul 10:00 WIB
26
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili).38
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 100 orang.39 Untuk
mengetahui jumlah sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan
menggunakan rumus slovin. Rumus slovin untuk menentukan ukuran sampel
dari populasi yang diketahui jumlahnya. Rumusnya adalah :
Rumus Slovin
n=
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat di tolerir, misalnya 2%, kemudian e ini dikuadratkan.
38 Sugiyono, Op Cit, hlm. 81 39 Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017
pukul 10:00 WIB
27
Batas kesalahan yang ditolerir ini bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang
1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%.
Berdasarkan rumus di atas, maka sampel yang penulis dapat adalah :
n = 100
1 + 100 (0,1) ²
= 100
2
= 50 orang
Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 50
orang dari anggota PKH yang ada di kelurahan Kampung Rawa RW 04.
3.6.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan penulis adalah Nonrobability
Sampling. Nonprobability sampling ialah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling
sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, dan snowball.40
Adapun penulis menggunakan teknik Sampling Purposive. Teknik ini
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.41 Teknik ini
mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu
40 Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: 2013, Alfabeta, hlm. 84 41 Ibid, hlm. 84
28
yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam
populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel.42
pada penelitian yang penulis lakukan mengenai tujuan publikasi
humas kementerian sosial dalam program e-warong kube pkh hadir di
Jakarta Pusat, penulis memiliki populasi 100 orang.43 Kriteria yang penulis
ambil adalah anggota PKH yang kartunya belum di ganti dari bank BTN
menjadi bank BNI yang berjumlah 50 orang dari hasil penghitingan
menggunakan rumus slovin.
3.7. Uji Instrumen
3.7.1. Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen
akan mengukur apa yang ingin diukur.44 Validitas instrument riset
digolongkan menjadi Validitas Rupa, Validitas Prediktif, Validitas Konstruksi,
Validitas Isi, dan Validitas Eksternal.45. Menurut Kriyantono validitas
konstruksi mencakup hubungan antara instrument penelitian dengan
kerangka teori untuk meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan
dengan konsep-konsep dalam kerangka teori.46 Untuk mengetahui apakah
pernyataan dari kuesioner itu valid atau tidaknya, maka cara untuk
42 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:Kencana, 2006, hlm. 158 43 Hasil wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017
pukul 10:00 WIB 44 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunkasi, Jakarta:Kencana, 2006, hlm. 143 45 Ibid, hlm. 149 46 Ibid, hlm. 150
29
mendapatkannya adalah melihat dari KMO (Keiser Mayer Olkin), Barlett test
dan Correlation Test dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan
hasil yang valid. Untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner valid atau
tidak caranya dapat dilihat dari KMO, Barletttest, dan Correlation Test. Bila
dalam variabel itu anda dapat melihat KMOMSA (Kayser Mayer Olkin -
measure of sampling adequency) bila hasilnya lebih dari 0,5 maka dapat
melanjutkan proses analisis faktor. Pada hasil lebih dari 0,5 maka dapat
melanjutkan proses analisis faktor.
Pada hasil perhitungan diperoleh nilai KMO MSA adalah 0,5, 5 artinya
0,505 > 0,5 maka proses analisis faktor dapat dilanjutkan.47 Coefficient alpha
atau cronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil pembagian dari berbagai
macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal penting mengenai
cronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan meningkat dengan
meningkatnya nomor pada skala.48
Tabel 3.1
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas Koefisien Validitas Tafsiran
0,8 - 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,6 - 0,8 Validitas tinggi (baik)
0,4 - 0,6 Validitas sedang
0,2 - 0,4 Validitas rendah (kurang)
0,0 - 0,2 Validitas sangat rendah
0,00 Tidak valid Sumber : Wahyu Agung, 2010, hlm 95.49
47 Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 174 48 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education
2010, hlm. 287 49 Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerailmu: 2010, hlm.9
30
3.7.2. Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas dalam penelitian yang dilakukan penulis, tentang
Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai tujuan
publikasi humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program e-
warong adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Validitas Variable Tujuan Publikasi Humas Kementerian Sosial
mengenai Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat, di
majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016
n= 50
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .767
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 2040.437
Df 741
Sig. .000
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan penulis dengan
menggunakan bantuan dari statistical product and service solutions (SPSS),
menyatakan bahwa seluruh pernyataan yang ada dalam kuesioner penulis
sudah valid. Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai KMO sebesar 0,767
atau di atas 0,5. Selain itu terdapat hasil Bartlett’s Test of Sphericity yang
menunjukan nilai signifikansi 0,000 atau kurang dari 0,5. Maka data pada
31
penelitian mengenai indikator keberhasilan tujuan publikasi humas
Kementerian Sosial dapat dinyatakan valid.
3.7.3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang
baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu.50
Coefficientalpha atau cronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai cronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan
meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala.51
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Reliabilitas(r) Kriteria
0,8-1,00 Sangat Tinggi
0,6-0,79 Tinggi
0,4-0,59 Sedang
0,2-0,39 Rendah
< 0/2 Sangat Rendah Sumber : Wahyu Agung, 2005, hlm 3052
50 Suharsimi Arikunto, PROSEDUR PENELITIAN, Suatu Pendekatan Praktit, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013, hlm. 221 51 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education
2010, hlm. 287 52 Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerailmu: 2010, hlm 30
32
3.7.4. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian yang dilakukan penulis, tentang tujuan publikasi humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program
e-warong adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
Tabel 3.5
Reliabilitas Tujuan Publikasi Humas Kementerian Sosial mengenai
Program e-warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat pada 18 Agustus
2016:
Reliability Statistics
n= 50
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.959 .961 39
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan penulis dengan
menggunakan bantuan dari statistical product and service solutions (SPSS),
menyatakan bahwa seluruh pernyataan yang ada dalam kuesioner penulis
33
sudah reliable. Keterangan hasil tabel realibility statistic di atas, penulis
melihat bahwa realibilitas dari 39 pernyataan yang diajukan oleh penulis
kepada 50 responden mempunyai nilai cronbach’s alpha = 0,959. Maka data
pada penelitian mengenai tujuan publikasi humas Kementerian Sosial dalam
mempublikasikan program e-warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat pada
18 Agustus 2016 dinyatakan reliable.
Dalam penelitian ini penulis menguji reliabilitas dengan suatu angka
indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam gejala yang
sama. Proses pengukuran reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan
alpha cronbach’s.
3.8. Skala Pengukuran
Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable
yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis
data dan langkah penelitian selanjutnya. jenis-jenis skala pengukuran ada
empat yaitu, skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio. 53
Skala yang digunakan penulis dalam penelitan ini adalah Skala
Interval. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data
dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama.
Penulis akan menguji variabel dari tujuan publikasi humas kementrian sosial
dengan menggunakan skala interval 1-5, yaitu :
5 = Sangat Setuju
53 Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: 2013, Alfabeta, hlm. 32
34
4 = Setuju
3 = Netral
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju 54
3.9. Teknik Pengumpulan Data
3.9.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama
atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau
subjek penelitian, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, dan
observasi.55
Data primer penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner
kepada anggota PKH yang berada di kelurahan Kampung Rawa. Kuesioner
merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh penulis untuk
memperoleh data dari sumbernya langsung melalui proses komunikasi atau
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.
Dalam penelitian ini jenis kuesioner atau angket yang digunakan
adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah suatu angket dimana
responden telah diberikan alternative jawaban oleh periset. Responden
54 Ibid, hlm. 36 55 Rachmat Kriyantono, Op Cit, hlm. 41
35
tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang
didalamnya, biasanya dengan memberikan tanda (X) atau (√).56
Penulis juga mendapatkan data yang di dapatkan dari wawancara
dengan beberapa narasumber yaitu, humas kementrian sosial Bapak
Hadiyono, dan Ibu Hairiah yang rumahnya di jadikan e-warong.
3.9.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder. Data ini juga dapat diperoleh dari data primer penelitian
terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table,
grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi
pihak lain. Karena data sekunder ini bersifat melengkapi data primer, kita
dituntut hati-hati atau menyeleksi data sekunder jangan sampai data tersebut
tidak sesuai dengan tujuan riset kita atau mungkin terlalu banyak
(overload).57
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data sekunder dari berita
online www.majalahkartini.co.id , www.arah.com , www.detk.com , dan
www.kompas.com , mengenai Program E-Warong KUBE PKH.
56 Ibid, hlm. 98 57 Ibid, hlm. 42
36
3.10. Teknik Analisis Data
Pada riset kuantitatif dikenal beberapa jenis analisis. Perbedaan ini
tergantung dari banyaknya variabel yang akan di analisis. Dalam teknis
analisis data penelitian e-warong penulis menggunakan analisis univariat.
Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini
dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif.58
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku
atau objek tertentu lainnya. Beberapa jenis teknik yang termaksud kategori
Statistik Deskriptif yang sering digunakan antara lain: Tabel Distribusi
Frekuensi, Tendensi Sentral, dan Standar Deviasi.59
3.10.1. Tendensi Sentral
Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
tendensi sentral, tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas
tertentu dalam bentuk sebuah bilangan yang merupakan ciri khas dari
bilangan tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan,
yaitu : mean, median, dan modus.
58 Ibid, hlm. 168 59 Ibid, hlm. 169
37
a. Mean
Mean (nilai rata-rata) adalah nilai tengah dari total bilangan.
b. Modus
Modus merupakan jenis tendensi sentral yang menunjukkan frekuensi
terbesar pada suatu kelompok data nominal tertentu.
c. Median
Median adalah nilai tengah sebuah data. Untuk mencarinya data
terlebih dahulu di uraikan.60
3.11. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
diperoleh dari pengamatan.61 Dlam penelitian ini, penulis menggunakan
konsep manajemen humas yang dari konsep tersebut diturunkan menjadi
variable.
Variable yang dipakai adalah tujuan publikasi terkait Program e-
warong kube pkh hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19
Agustus 2016, dari variable ini diturunkan menjadi tiga dimensi yaitu, Dimensi
pertama adalah meng-counter pendapat umum, yang memiliki tiga indikator,
sikap positif, sikap pasif dan sikap negatif. 60 Ibid hlm. 171 61 Ibid hlm. 17
38
Dimensi yang kedua memiliki empat indikator, komunikasi, citra, mitra
dan kepentingan bersama. Dimensi ketiga memiliki enam indikator,
komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-langkah yang fair,
dan evaluasi dan riset.
39
Tabel 3.6
Operasionalisasi Konsep
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL (Survey Deskriptif: Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
3.12. Operasional Konsep
Konsep Variable Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public
Relations
Tujuan
Publikasi
Riset Kehumasan (M.Jamiluddin
Ritonga,
2005)
1. Meng-counter
pendapat
umum
1.1. Sikap Positif
1.2. Sikap Pasif
1.3. Sikap Negatif
Skala
interval
1. Sangat
Tidak
Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Ragu-
ragu
4. Setuju
5. Sangat
Setuju
2. Menciptakan
Citra Positif
2.1. Komunikasi
2.2. Citra
2.3. Mitra
2.4. Kepentingan
Bersama
3. Membina
Hubungan Baik
dengan Publik
3.1. Komunikasi
yang jujur
3.2. Keterbukaan
3.3. Konsistensi
3.4. Langkah-
langkah yang fair
3.5. Komunikasi
dua arah
3.6. Evaluasi dan
riset
40
3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Keterbatasan dalam menulis penelitian ini adalah sulitnya
mendapat data PKH yang tidak dapat di berikan kepada
masyarakat luar, karena PKH khususnya program e-warong ini
dikelola oleh tiga divisi, yaitu humas, direktur jaminan sosial, dan
kantor PKH itu sendiri, sehingga penulis harus bolak-balik dalam
melakukan wawancara.
2. Kelemahan dalam penulisan penelitian ini adalah penyebaraan
kuesioner yang sedikit rumit karena penulis harus mendatangi
rumah warga satu persatu.
41
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Profil Kementerian Sosial
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembukaan dan Organisasi Kementerian Negara, Departemen Sosial
berubah menjadi Kementerian Sosial Republik Indonesia. Perubahan
ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja
pada Kementerian Sosial. Pada saat Renstra Kementerian Sosial di
susun, Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. SOTK
yang diusulkan tersebut menyesuaikan unsur-unsur fungsi saat ini
Menteri Sosial dijabat oleh Ibu Khofifah Indar Parawana.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
VISI :
TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT
a. Visi ini mengandung arti bahwa pembangunan bidang kesejahteraan
sosial yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat ditujukan untuk mewujudkan suatu kondisi masyarakat
yang masuk kedalam kategori PMKS menjadi berkesejahteraan sosial
pada tahun 2014.
42
b. Kondisi ini merupakan tujuan yang realistis yang dapat dicapai selama
periode lima tahun pelaksanaan RPJMN 2010-2014 sesuai dengan
target yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Kondisi dimaksud
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual,dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melakukan fungsi sosialnya.
c. Secara konstitusional, visi ini merupakan jawaban terhadap amanat
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 di mana Fakir Miskin dan Anak
Telantar dipelihara oleh Negara. Undang Undang Dasar 1945 tidak
memberikan penjelasan bagaimana cara mensejahterakan fakir miskin
dan anak telantar,hanya mewajibkan kepada Negara untuk
memberikan proteksi terhadap fakir miskin dan anak telantar, di mana
kedua kelompok sasaran ini termasuk kedalam PMKS. Undang
Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
menjawab pertanyaan tentang bagaimana meningkatkan
kesejahteraan sosial PMKS termasuk di dalamnya fakir miskin dan
anak telantar. d. MDGs merupakan kesepakatan komunitas internasional terhadap
penurunan angka kemiskinan di mana Indonesia ikut
menandatanganinya. Dengan Konstitusi negara yang didukung oleh
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 memperkuat Indonesia untuk
mewujudkan komitmen MDGs tersebutyang ditujukan bagi PMKS.
43
Kesejahteraan sosial bagi PMKS dimaksud dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penurunan
angka kemiskinan sesuai dengan MDGs. e. Dengan demikian, visi Kementerian Sosial sebagaimana tersebut di
atas memiliki relevansi yang kuat dengan Undang Undang Dasar
1945, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 dan Undang Undang
lainnya, serta MDGs yang harus dicapai pada tahun 2015. Oleh
karena itu perlu ada komitmen kuat dari pemangku kepentingan untuk
mewujudkan visi tersebut.
MISI :
Sebagai kementerian, Kementerian Sosial mengemban dan
melaksanakan tugas sesuai dengan visi yang telah ditetapkan
agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Agar pelaksanaan tugas dan fungsi dapat mencapai hasil yang
optimal sesuai dengan visi yang telah ditetapkan, Kementerian
Sosial menetapkan misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan sosial untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan sosial, pemberdayaan
sosial, dan jaminan kesejahteraan sosial bagi PMKS.
b. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS
44
c. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan
sosial dalam bentuk bantuan sosial, rehabilitasi, pemberdayaan,
dan jaminan sebagai metode penanggulangan kemiskinan.
d. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial dalam
perlindungan, jaminan, pemberdayaan, rehabilitasi, dan
penanggulangan kemiskinan.
e. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan,dan kesetiakawanan sosial untuk menjamin
keberlanjutan peran serta masyarakat dalam penyelenggaran
kesejahteraan social.
f. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.62
4.2. Objek Penelitian
Pada tanggal 18 Agustus 2016, kementerian sosial RI hadirkan
elektronik warong gotong royong kelompok usaha bersama program
keluarga harapan (e-warong kube pkh) di Taman Main Anak RT
17/RW 04 Kelurahan Kampung Rawa Kecamatan Johar Baru Jakarta
Pusat.63 Program ini merupakan peralihan bantuan sosial yang
dulunya di cairkan secara tunai melalui kantor pos, namun seiring
62 https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Depsos, diakses pada 16 Mei 2017 pukul 14:00 WIB 63 http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warong-kube-pkh-hadir-di-jakarta-
pusat/ diakses pada 5 Mei 2017 pukul 12:00 WIB
45
berjalannya waktu pencairan ini diubah menjadi non-tunai melalui atm
sehingga responden tidak perlu mengantri lagi di kantor pos.
Terdapat empat hal yang menjadi tujuan pembentukan e-
Warong KUBE PKH yakni menyediakan tempat pemasaran Produk-
Produk KUBE dan hasil usaha peserta PKH, menyediakan kebutuhan
usaha dan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga murah bagi
anggota KUBE dan Peserta PKH, menyediakan transaksi keuangan
secara non tunai/elektronik baik untuk pencairan bantuan sosial
maupun pembayaran lainnya, serta menyediakan instrumen/sistem
penyaluran bantuan sosial tanpa penyelewengan didukung dengan
layanan pembayaran secara nontunai.
Dalam penyediaan bahan pokok, e-warong kube pkh
bekerjasama dengan Perum Bulog, sedangkan sistem penyaluran
bantuan sosial bekerjasama dengan Himpunan Bank Negara
(HIMBARA) yang terdiri dari BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank
Tabungan Negara. Keluarga miskin yang menerima bantuan PKH
bisa langsung menggunakan kartu combo HIMBARA untuk
berbelanja kebutuhan hidup di e-warong kube pkh yang didirikan
para penerima PKH. Dengan adanya simbiosis ini maka para
penerima bansos PKH juga bisa mendapatkan manfaat, selain bisa
belanja juga bisa mendapatkan sisa hasil usaha e-warong kube
pkh.
46
Namun sejak Januari 2017 bank yang menangani program ini
berubah dari bank BTN menjadi BNI, dalam proses perubahannya
belum menyeluruh sehingga masih ada responden yang kartunya
belum diganti akibatnya tidak dapat belanja di e-warong, karena hanya
bisa melakuk an transaksi dengan kartu atm tersebut. Hal ini perlu
diadakannya publikasi mengenai kartu yang diganti dan perlu adanya
keterbukaan antara instansi dengan publiknya, sehingga responden
dapat mengetahui mengapa kartu mereka belum diganti, jadi dalam
penelitian ini penulis mengammbil variable tujuan publikasi guna
mengetahui pentingnya publikasi dalam suatu instansi yang biasanya
dilakukan oleh seorang humas.
47
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Dimensi Meng-counter pendapat umum
4.3.1.1. Indikator: Sikap Positif
Tabel 4.1
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi
mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 32 64.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 4.42
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.1 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi mengenai program e-warong di peroleh nilai mean =
4,42 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju. Dari
pernyataan di atas dapat diartikan bahwa responden menerima informasi
yang diberikan Humas Kementerian Sosial.
Hal ini juga menunjukkan bahwa para responden memberikan sikap
positif akan pemberitahuan informasi mengenai program e-warong karena
humas kementerian sosial telah memberikan informasi sehingga para
responden tidak canggung dengan perubahan bantuan sosial ini.
48
Tabel 4.2
Humas Kementerian Sosial mengadakan sosialisasi kepada warga
tentang akan adanya program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 27 54.0% 4 = (Setuju) 12 24.0% 4.1
3 = (Ragu-Ragu) 4 8.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan hasil Tabel 4.2 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengadakan sosialisasi kepada warga tentang akan adanya program
e-warong diperoleh nilai mean = 4.1 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju, ini menunjukkan bahwa para responden
memberikan sikap positif akan sosialisasi yang diberikan Humas Kemensos
kepada para responden.
Sosialisasi ini berguna untuk memberitahu perihal bantuan sosial yang
berubah menjadi nontunai dan akan ada warung elektronik yang hanya bisa
dibelanjakan menggunakan kartu atm yang dibuat oleh Kementerian Sosial.
Salah satu tujuan publikasi adalah meng-counter pendapat umum, dengan
mengadakan sosialisasi, seorang humas jadi dapat mengetahui bagaimana
pendapat atau opini publik mengenai program yang diberikan kepada
respondennya.
49
Tabel 4.3
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan yang lengkap
mengenai mekanisme pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 29 58.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 4.34
3 = (Ragu-Ragu) 2 4.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Table 4.3 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
memberikan penjelasan yang lengkap mengenai mekanisme pelaksanaan
program e-warong diperoleh mean = 4.34 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju ini artinya dengan adanya penjelasan lengkap
mengenai mekanisme pelaksanaan program e-warong para responden tidak
bingung bagaimana cara berbelanja di e-warong, karena warung elektronik
belum ada sebelumnya.
Sesuai dengan definisi publikasi itu sendiri, publikasi itu merupakan
tugas seorang humas dalam menceritakan atau menyampaikan sebanyak
mungkin pesan atau informasi mengenai kegiatan perusahaan kepada
masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan kegiatan terpenting
dan menjadi ujung tombak dari kegiatan humas.
50
4.3.1.2. Indikator: Sikap Pasif
Tabel 4.4
Humas Kementerian Sosial melakukan sosialisasi program e-
warong kurang tepat waktu
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 22 44.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 3.86
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.4 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi mengenai program e-warong diperoleh mean = 3,86
yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju bahwa Humas
Kementerian Sosial memberikan informasi mengenai program e-warong
sehingga responden mengetahui bahwa didaerah rumah mereka akan
diadakan e-warong dan bentuk pemberian bansos di ganti melalui tunai
menjadi non tunai.
Kembali lagi pada teori yang penulias ambil mengenai publikasi, jika
seorang humas telat memberikan informasi kepada publiknya, maka akan
terjadi miss komunikasi, maka dari itu penyebaran informasi harus tepat
waktu.
51
Tabel 4.5
Humas Kementerian Sosial kurang melakukan sosialisasi kepada warga
tentang akan diadakannya program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 27 54.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 4.22
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.5 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang melakukan sosialisasi kepada warga tentang akan diadakannya
program e-warong diperoleh mean = 4.22 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju bahwa Humas Kementerian Sosial kurang
melakukan sosialisasi kepada warga tentang akan diadakannya program e-
warong, ternyata masih ada responden yang telat mengetahui adanya e-
warong ini, mungkin karena sosialisasi yang di lakukan humas kemensos
kurang efektif.
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal ketidakpastian
atau keraguan-keraguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan
informasi yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan sepotong-potong.
Ini berkaitan dengan kegatan sosialisasi yang seharusnya disampaikan
secara efektif.
52
Tabel 4.6
Humas Kementerian Sosial kurang merespon dengan cepat setiap
keluhan para anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 21 42.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 4
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.6 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang merespon dengan cepat setiap keluhan para anggota PKH diperoleh
mean = 4 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju ini
artinya humas kementerian perlu memperbaiki kinerjanya karena
berdaasarkan hasil kuesioner bahwa humas kementerian sosial kurang
merespon dengan cepat setiap keluhan yang masuk.
Sikap (attitude) adalah perasaan atau suasana hati seseorang
mengenai orang, organisasi, persoalan, atau obyek. Sikap menggambarkan
predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversial dengan
cara menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Jika humas kemensos
dapat merespon keluhan publiknya dengan cepat maka sikap yang terlihat
adalah positif.
53
4.3.1.3. Indikator: Sikap Negatif
Tabel 4.7
Humas Kementerian Sosial lebih fokus terhadap program lain
dibandingkan program e-warong, sehingga masyarakat kurang mengerti
mekanisme pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 23 46.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 4.12
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.7 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
lebih fokus terhadap program lain dibandingkan program e-warong, sehingga
masyarakat kurang mengerti mekanisme pelaksanaan program e-warong
diperoleh mean = 4.12 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat
setuju bahwa Humas Kementerian Sosial lebih fokus terhadap program lain
dibandingkan program e-warong, ini berhubungan dengan perihal kartu yang
belum diganti dari bank BTN-BNI.
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal
ketidakpastian atau keraguan-keraguan akan situasi tertentu. Bila tidak
mendapatkan informasi yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan
sepotong-potong.
54
Tabel 4.8
Humas kementerian Sosial kurang aktif dalam mempublikasikan
program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 24 48.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 4.02
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.8 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang aktif dalam mempublikasikan program e-warong diperoleh mean =
4.02 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju, publikasi
disini maksudnya dalam mempublikasikan permasalahan soal kartu yang
belum di ganti, sehingga responden kurang mengetahui bahwa akan
diadakannya perubahan kartu tersebut, kembali lagi pada definisi publikasi.
Publikasi menurut Webster, publikasi adalah suatu informasi yang
bernilai dengan maksud untuk menambah perhatian kepada suatu tempat,
orang atau sebab yang biasanya dimuat dalam media cetakan atau
penerbitan (printed material) dan selalu menyangkut kepentingan publikasi
yang dapat berbentuk berita, laporan dan opini.
55
Tabel 4.9
Humas Kementerian Sosial kurang terstruktur dalam memberikan teknis
mekanisme penggunaan kartu elektronik yang di gunakan di e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 27 54.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 4.26
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.9 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
kurang terstruktur dalam memberikan teknis mekanisme penggunaan kartu
elektronik yang di gunakan di e-warong diperoleh mean = 4.26 yang artinya
rata-rata responden menjawab sangat setuju, ternyata masih banyak warga
yang belum mengerti penggunaan kartu elektronik, karena sebelumnya
pencairan dana bantuan sosial (bansos) dicairkan secara tunai melalui kantor
pos, sehingga harus ada penjelasan secara teknis bagaimana penggunaan
kartu tersebut.
Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi hal ketidakpastian
atau keraguan-keraguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan
informasi yang cukup, gambaran tentang perusahaan akan sepotong-potong.
Informasi yang disampaikan harus terstruktur karena sebagian publikn ya
kurang mengerti mengenai kartu elektronik.
56
4.3.2. Dimensi: Menciptakan Citra Positif
4.3.2.1. Indikator: Komunikasi
Tabel 4.10
Humas Kementerian Sosial menjalin komunikasi dengan para anggota
PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 30.0% 4 = (Setuju) 17 34.0% 3.7
3 = (Ragu-Ragu) 7 14.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.10 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menjalin komunikasi dengan para anggota PKH diperoleh mean = 3.7
yang artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju bahwa Humas
Kementerian Sosial menjalin komunikasi dengan para anggota PKH. Menjalin
komunikasi yang baik merupakan tugas seorang humas dalam membina
hubungan baik dengan para masyarakatnya, seperti yang dilakukan Humas
Kementerian Sosial mereka menjalin komunikasi dua arah dengan
mendatangi e-warong setiap sebulan sekali.
57
Tabel 4.11
Humas Kementerian Sosial cukup komunikatif dalam menjelaskan
mekanisme pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 20 40.0% 4
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.11 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial cukup komunikatif dalam menjelaskan mekanisme pelaksanaan
program e-warong diperoleh mean = 4 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju. Cukup komunikatif dalam menjelaskan mekanisme
pelaksanaan program e-warong ini ternyata sangat efektif, karena ada
beberapa anggota PKH yang tidak mengerti bagaimana penggunaan kartu
elektronik, sehingga Humas Kemensos harus dapat menjelaskan
menggunakan Bahasa yang ringan agar dapat dimengerti para responden.
Komunikatif merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang
humas agar apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
publiknya, dan juga dapat menciptakan citra positif.
58
Tabel 4.12
Humas Kementerian Sosial melayani angggota PKH dengan sopan
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 3.84
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.12 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melayani angggota PKH dengan sopan diperoleh mean = 3,84 yang
artinya rata-rata responden menjawab sangat setuju ini berarti Humas
Kementerian Sosial sudah dapat diartikan mempunyai citra yang baik kepada
masyarakatnya karena salah satu tugas humas yaitu harus memiliki
komunikasi yang baik dengan publiknya agar terjalin hubungan yang
harmonis antara instansi/lembaga kepada publiknya.
Sikap yang baik akan mempengaruhi citra suatu perusahaan, karena
citra adalah suatu tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan
prestasi yang hendak dicapai, maka dari itu humas harus berlaku baik
terhadap publiknya.
59
4.3.2.2. Indikator: Citra
Tabel 4.13
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi sangat lengkap
kepada para penerima program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 19 38.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 3.88
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.13 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi sangat lengkap kepada para penerima program
e-warong diperoleh mean = 3,88 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju bahwa Humas Kementerian Sosial memberikan informasi
sangat lengkap kepada para penerima program e-warong sehingga para
anggota PKH megerti akan program e-warong ini. Informasi adalah segala
hal yang dapat mengurangi ketidakpastian atau keragu-raguan akan situasi
tertentu.
60
Tabel 4.14
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan mengenai program
e-warong secara menyeluruh
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 21 42.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 4.02
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 6 12.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.14 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan penjelasan mengenai program e-warong secara
menyeluruh diperoleh mean = 4,02 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju, ini artinya humas kementerian sosial sudah
membangun citra yang baik di mata masyarakat, seperti menjelaskan
mengenai pogram e-warong ini, sehingga responden dapat mengetahuinya
secara menyeluruh. Dengan memberikan penjelasan secara menyeluruh, ini
berkaitan dengan citra kini atau current image.
Current Image adalah merupakan kesan yang baik diperoleh dari
orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal yang lain berkaitan
dengan produknya.
61
Tabel 4.15
Humas Kementerian Sosial menerapkan 5S (Senyum,Salam,
Sapa,Sopan,Santun) dalam mengimplementasikan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 17 34.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 3.8
3 = (Ragu-Ragu) 9 18.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 9 18.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.15 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menerapkan 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun) dalam
mengimplementasikan program e-warong diperoleh mean = 3,8 yang artinya
rata-rata responden menjawab sangat setuju bahwa Humas Kementerian
Sosial menerupakan 5s, ini berguna untuk menaikan citra suatu instansi
kepada publiknya seperti yang sudah diterapkan humas kemensos dalam
mengimplementasikan program e-warong. Sikap (attitude) adalah perasaan
atau suasana hati seseorang mengenai orang, organisasi, persoalan, atau
obyek. Sikap menggambarkan predisposisi seseorang untuk mengevaluasi
masalah kontroversial dengan cara menyenangkan ataupun tidak
menyenangkan. Jika humas kemensos dapat merespon keluhan publiknya
dengan cepat maka sikap yang terlihat adalah positif. 5s dapat menciptakan
citra positif dalam suatu perusahaan.
62
4.3.2.3. Indikator : Mitra
Tabel 4.16
Informasi yang diberikan Humas Kementerian Sosial mengenai program
e-warong membuat anda mengetahui mekanisme penggunaannya
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 24 48.0% 4 = (Setuju) 20 40.0% 4.34
3 = (Ragu-Ragu) 5 10.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.16 dengan pernyataan Informasi yang diberikan
Humas Kementerian Sosial mengenai program e-warong membuat anda
mengetahui mekanisme penggunaannya diperoleh mean = 4,34 yang artinya
rata-rata responden menjawab sangat setuju, artinya informasi yang
diberikan humas kemensos tidak sia-sia karena berguna untuk para anggota
PKH yang akan menggunakan warung elektronik ini sebagai pemenuh
kebutuuhan pokok mereka.
63
Tabel 4.17
Program yang diberikan Humas Kementerian Sosial membuat anda siap
akan perubahan bentuk pencairan dana yang diberikan
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 25 50.0% 4 = (Setuju) 18 36.0% 4.34
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.17 dengan pernyataan Program yang diberikan
Humas Kementerian Sosial membuat anda siap akan perubahan bentuk
pencairan dana yang diberikan diperoleh mean = 4,34 yang artinya rata-rata
responden menjawab sangat setuju. Perubahan bentuk pencairan dana yang
awalnya tunai menjadi nontunai membutuhkan adaptasi untuk para anggota
PKH, karena mereka harus menggunakan kartu atm yang dibuat oleh Humas
Kementerian Sosial sebagai bentuk pencairan dana bantuan sosial. Ternyata
masyarakat siap akan perubahan ini karena mereka menganggap ini lebih
mudah dan tidak harus mengantri di kantor pos lagi.
64
Tabel 4.18
Anda menyambut baik mengenai program e-warong yang di sampaikan
oleh Humas Kementerian Sosial
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 20 40.0% 4 = (Setuju) 14 28.0% 4.02
3 = (Ragu-Ragu) 13 26.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.18 dengan pernyataan Anda menyambut baik
mengenai program e-warong yang di sampaikan oleh Humas Kementerian
Sosial diperoleh mean = 4,02 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju. Humas Kementerian Sosial telah menyampaikan dengan jelas
dan secara menyeluruh mengenai program e-warong sehingga para
responden menyambut dengan baik akan adanya program e-warong. Artinya
tugas bagi seorang humas telah tercapai Humas Kementerian Sosial.
65
4.3.2.4. Indikator : Kepentingan Bersama
Tabel 4.19
Humas Kementerian Sosial menerima keluhan dari para anggota PKH
mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 16 32.0% 3.9
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.19 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menerima keluhan dari para anggota PKH mengenai program e-
warong diperoleh mean = 3,9 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju. Humas Kementerian Sosial mau menerima keluhan dari
anggota PKH.
Seorang humas harus mau menerima keluhan yang masuk karena ini
dapat membuat perusahaan/instansinya menjadi lebih baik, dan juga untuk
kepuasan publiknya karena humas harus memberikan layanan yang baik
agar dapat menciptakan citra positif dimata publiknya. Sesuai dengan
indikator pada pernyataan ini, keluhan bertujuan untuk mendapatkan
kepentingan bersama sehingga keduanya tidak ada yang dirugikan.
66
Tabel 4.20
Humas Kementerian Sosial menerima saran dari para anggota PKH
guna keberlangsungan e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 20 40.0% 4 = (Setuju) 17 34.0% 3.98
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 6.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan 4.20 dengan pernyataan Humas Kementerian Sosial
menerima saran dari para anggota PKH guna keberlangsungan e-warong
diperoleh mean = 3,98 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat
setuju. Saran dari para anggota PKH dapat berguna untuk keberlangsungan
program e-warong, karena setiap masukan atau saran yang diberikan oleh
publiknya terhadap suatu instansi akan berguna untuk menjadikan program
itu lebih baik, sehingga masukan sangat diperlukan.
Adanya opini publik yang masuk dapat dijadikan pertimbangan dalam
mengambil sebuah keputusan, karena seorang humas harus dapat
memikirkan kepentingan perusahaannya dengan publiknya, sehingga tercipta
keputusan guna mempertimbangkan kepentingan bersama.
67
Tabel 4.21
Humas Kementerian Sosial menerima kritik dari para anggota PKH
mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 18 36.0% 4 = (Setuju) 10 20.0% 3.68
3 = (Ragu-Ragu) 14 28.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 8.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.21 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menerima kritik dari para anggota PKH mengenai program e-warong
diperoleh mean = 3,68 yang artinya rata-rata responden menjawab sangat
setuju. Humas Kementerian Sosial mau menerima kritik para anggota PKH
guna keberlangsungan program e-warong agar tercipta hubungan baik
dengan publiknya.
Humas Kementerian Sosial dapat memperbaiki sistem program yang
ada. Kritik dapat memperbaiki citra suatu perusahaan dan juga dapat
membina hubungan baik dengan publik, karena dengan adanya kritik dapat
memperbaiki program e-warong ini untuk menjadi lebih baik.
68
4.3.3. Dimensi: Membina Hubungan Baik dengan Publik
4.3.3.1 Indikator: Komunikasi yang Jujur
Tabel 4.22
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan akan mekanisme
pelaksanaan program e-warong sesuai dengan apa yang terjadi
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 8 16.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 2.9
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 22.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.22 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan penjelasan akan mekanisme pelaksanaan program e-
warong sesuai dengan apa yang terjadi diperoleh mean = 2,9 yang artinya
rata-rata responden menjawab ragu-ragu. Ini artinya Humas Kementerian
Sosial belum maksimal dalam memberikan penjelasan akan mekanisme
pelaksanaan program e-warong, ini akan berkaitan dengan bagaimana
seorang humas menjalin hubungan baik dengan publiknya.
69
Tabel 4.23
Humas Kementerian Sosial turun tangan langsung dalam menangani
persoalan soal kartu yang belum diganti
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 13 26.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 3.64
3 = (Ragu-Ragu) 25 50.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 6.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.23 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial turun tangan langsung dalam menangani persoalan soal kartu yang
belum diganti diperoleh mean = 3,64 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju.
Responden belum sepenuhnya setuju kalau humas kementerian sosial
turun tangan langsung dalam menangani persoalan kartu, sesuai dengan
hasil wawancara yang penulis lakukan oleh salah satu anggota PKH, ternyata
masih banyak anggota PKH yang belum mengetahui mengapa kartu mereka
belum diganti, ini bisa menjadi masukan untuk humas kementerian sosial
dalam mengoptimalkan kinerja kerja mereka.
70
Tabel 4.24
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi yang benar saat anda
bertanya mengenai program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 30.0% 4 = (Setuju) 16 32.0% 3.88
3 = (Ragu-Ragu) 17 34.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.24 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi yang benar saat anda bertanya mengenai
program e-warong diperoleh mean = 3,88 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju.
Setiap pertanyaan yang diajukan responden kepada humas
kementerian sosial dijawab benar oleh humas kemensos, tetapi dari hasil di
atas presentasi tertinggi berada pada ragu-ragu yang artinya setengah dari
jumlah responden belum setuju pada pernyataan di atas. Berdasarkan kasus
persoalan kartu yang belum diganti, ini menjelaskan bahwa humas kemensos
belum memberikan penjelasan yang benar tentang alasan mengapa kartu
belum diganti. Berdasarkan teori yang penulis ambi, bahwa informasi
seharusnya disampaikan tepat waktu. Karena suatu pemberitaan sangatlah
penting dalam menjangkau publiknya.
71
4.3.3.2. Indikator: Keterbukaan
Tabel 4.25
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi yang
transparan mengenai tata cara pelaksanaan program e-
warong
n=50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 5 10.0% 4 = (Setuju) 13 26.0% 2.84
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 20.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.25 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi yang transparan mengenai tata cara
pelaksanaan program e-warong diperoleh mean = 2,84 yang artinya rata-rata
responden menjawab ragu-ragu. Humas Kementerian Sosial dapat diartikan
belum transparan dalam menginformasikan program e-warong, hasil ini
didapat dari hasil kuesioner yang penulis sebar di kelurahan Kampung Rawa.
Keterbukaan terhadap langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh
keyakinan orang lain, maka dari itu keterbukaan sangat penting bagi publik
suatu perusahaan/instansi.
72
Tabel 4.26
Humas Kementerian Sosial menjelaskan secara menyeluruh mengenai
permasalahan kartu yang belum di ganti
n=50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 1 2.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 2.76
3 = (Ragu-Ragu) 14 28.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 18.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.25 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menjelaskan secara menyeluruh mengenai permasalahan kartu yang
belum di ganti diperoleh mean = 2,76 yang artinya rata-rata responden
menjawab ragu-ragu, dalam table ini menjelaskan bahwa humas kementerian
sosial belum maksimal dalam menyampaikan alasan mengenai pergantian
kartu ini, sehingga anggota PKH tidak dapat mengetahui alasan mengapa
kartu mereka belum di ganti akibatnya kartu tersebut tidak dapat digunakan
untuk berbelanja di e-warong.
Dalam hal ini, publikasi sangat diperlukan guna melancarkan
programe-warong ini, publikasi harus dsampaikan secara menyeluruh agar
dapat menjangkau publiknya.
73
Tabel 4.27
Humas Kementerian Sosial memberikan penjelasan tentang kartu yang
belum di ganti
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 13 26.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 3.2
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 13 26.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.27 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan penjelasan tentang kartu yang belum di ganti diperoleh
mean = 3,2 yang artinya rata-rata responden menjawab ragu-ragu, ini dapat
dibuktikan dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa
anggota PKH mengenai kartu yang belum di ganti.
Ada beberapa anggota PKH yang belum mengetahui mengapa masih
ada kartu yang belum diganti, ini artinya tujuan publikasi dalam humas
kementerian sosial ada yang belum terpenuhi secara maksimal.
74
4.3.3.2. Indikator: Konsistensi
Tabel 4.28
Humas Kementerian Sosial memberikan informasi program e-warong
tidak berubah-ubah sehingga dapat diterima oleh publik
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 24 48.0% 4 = (Setuju) 19 38.0% 4.32
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 1 2.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.28 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memberikan informasi program e-warong tidak berubah-ubah
sehingga dapat diterima oleh publik diperoleh mean = 4,32 yang artinya rata-
rata responden menjawab sangat setuju, artinya humas kementerian sosial
tidak berubah ubah dalam menyampaikan informasi mengenai program e-
warong sehingga dapat diterima dengan baik oleh publik.
Informasi yang disampaikan tidak boleh berubah-ubah, karena untyk
menciptakan langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh keyakinan
publiknya, sehingga humas kemensos harus konsisten dalam menyampaikan
informasi.
75
Tabel 4.29
Humas Kementerian Sosial melakukan pengecekan warung setiap
sebulan sekali
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 13 26.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 3.22
3 = (Ragu-Ragu) 10 20.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 12 24.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 12.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.29 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan pengecekan warung setiap sebulan sekali diperoleh mean
= 3,22 yang artinya rata-rata responden menjawab ragu-ragu, dari hasil
kuesioner yang di sebar oleh penulis responden ragu akan pernyataan yang
ada, yang artinya humas kementerian sosial belum maksimal dalam
melakukan pengecekan warung setiap sebulan sekali.
76
Tabel 4.30
Humas Kementerian Sosial memantau para anggota PKH setap tiga
bulan sekali
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 10 20.0% 4 = (Setuju) 10 20.0% 3.1
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 11 22.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 7 14.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.30 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memantau para anggota PKH setap tiga bulan sekali diperoleh mean
= 3,1 yang artinya rata-rata responden menjawab ragu-ragu, meski humas
kementerian sosial sudah menjalin hubungan baik dengan para publikya,
pada kenyataannya masih ada aggota yang merasa belum dipantau
maksimal sehingga merasa kurang ada kedekatan antar anggota satu per
satu.
77
4.3.3.3. Indikator: Langkah-langkah yang fair
Tabel 4.31
Humas Kementerian Sosial menjalin hubungan baik kepada
para anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 16 32.0% 4 = (Setuju) 18 36.0% 3.88
3 = (Ragu-Ragu) 11 22.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.31 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial menjalin hubungan baik kepada para anggota PKH diperoleh mean =
3,88 yang artinya rata-rata responden menjawab setuju bahwa humas
kementerian sosial menjalin hubungan baik dengan para anggota PKH
terbukti dari hasil kuesioner yang penulis dapat dan dari hasil wawancara
dengan humas kementerian sosial yang penulis lakukan pada bulan Maret
2017 di Kementerian Sosial yang berlokasi di Salemba Jakarta Pusat.
78
Tabel 4.32
Humas Kementerian Sosial memiliki sifat yang ramah sehingga mudah
diterima publiknya dalam pelaksanaan program e-warong
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 12 24.0% 4 = (Setuju) 10 20.0% 3.4
3 = (Ragu-Ragu) 15 30.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 12 24.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.32 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial memiliki sifat yang ramah sehingga mudah diterima publiknya dalam
pelaksanaan program e-warong diperoleh mean = 3,4 yang artinya rata-rata
responden menjawab setuju bahwa humas kementerian sosial memiliki sifat
yang ramah, sifat ramah dapat diartikan sifat yang wajib seorang humas miliki
agar tercipta suasana yang hangat antar instansi dengan publiknya.
Hal ini berlaku pada humas kementerian sosial yang ramah terhadap
publiknya dalam menyampaikan pelaksanaan program e-warong.
79
Tabel 4.33
Humas Kementerian Sosial memberikan kesan yang baik kepada
publiknya
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 15 30.0% 4 = (Setuju) 9 18.0% 3.52
3 = (Ragu-Ragu) 15 30.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 9 18.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.33 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial Humas Kementerian Sosial memberikan kesan yang baik kepada
publiknya diperoleh mean = 3,52 yang artinya rata-rata responden menjawab
setuju. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan salah satu
anggota PKH yang rumahnya dijadikan e-warong daerah Johar Baru. Kesan
yang baik harus diciptakan seorang humas agar dapat membina hubungan
baik dengan publiknya, ini juga dapat menaikkan citra suatu instansi/lembaga
pemerintahan.
80
4.3.3.4. Indikator: Komunikasi Dua Arah
Tabel 4.34
Humas Kementerian Sosial melakukan interaksi kepada anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 16 32.0% 4 = (Setuju) 15 30.0% 3.82
3 = (Ragu-Ragu) 14 28.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 4 8.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.34 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan interaksi kepada anggota PKH diperoleh mean = 3,82 yang
artinya rata-rata responden menjawab setuju. Hal ini dapat dilihat pada
pernyataan sebelumnya mengenai bagaimana humas kementerian sosial
membina hubungan baik dengan publiknya, yaitu salah satunya dengan
menjalin interaksi kepada anggota PKH.
81
Tabel 4.35
Humas Kementerian Sosial melakukan komunikasi dua arah
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 22 44.0% 4 = (Setuju) 11 22.0% 3.9
3 = (Ragu-Ragu) 8 16.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 8 16.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.35 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan komunikasi dua arah diperoleh mean = 3,9 yang artinya
rata-rata responden menjawab setuju bahwa Humas Kementerian Sosial
melakukan komunikasi dua arah diperkuat dengan hasil wawancara yang
penulis lakukan dengan humas kementerian sosial bahwa mereka melakukan
komunikasi dua arah dengan para anggota PKH, sehingga dapat mengetahui
keluh kesan para publiknya.
82
Tabel 4.36
Humas Kementerian Sosial melakukan kunjungan ke e-warong guna
dapat berkomunikasi secara langsung
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 25 50.0% 4 = (Setuju) 19 38.0% 4.38
3 = (Ragu-Ragu) 6 12.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 0 0.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.36 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial melakukan kunjungan ke e-warong guna dapat berkomunikasi secara
langsung diperoleh mean = 4,38 yang artinya rata-rata responden menjawab
sangat setuju. Guna dapat berkomunikasi secara langsung agar mengetahui
realita yang ada, humas kementerian sosial mendatangi langsung e-warong,
kunjungan ini dilakukan setiap sebulan sekali sekaligus melakukan
pengecekan.
83
4.3.3.5. Indikator: Evaluasi dan Riset
Tabel 4.37
Humas Kementerian Sosial mengimplementasikan setiap keluhan
publiknya terutama mengenai pergantian kartu
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 7 14.0% 4 = (Setuju) 24 48.0% 3.58
3 = (Ragu-Ragu) 12 24.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 5 10.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 4.0% Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.37 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu diperoleh mean = 4,38 yang artinya rata-rata responden
menjawab sangat setuju bahwa Humas Kementerian Sosial
mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu.
Evaluasi diperlukan dalam tugas seorang humas guna memperbaiki
program-program yang sedang dijalaninya, sebelum adanya evaluasi
diadakan terlebih dahulu riset lalu mengimplementasikan hasil evaluasi.
84
Tabel 4.38
Humas Kementerian Sosial menindak lanjuti keluhan
mengenai kartu yang belum di ganti
n=50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 11 22.0% 4 = (Setuju) 12 24.0% 3.6
3 = (Ragu-Ragu) 24 48.0% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 2 4.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 2.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.38 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu diperoleh mean = 3,6 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju bahwa Humas Kementerian Sosial menindak lanjuti
persoalan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan humas
kementerian sosial, beliau mengatakan bahwa mereka telah menindaklanjuti
persoalan kartu ini, mereka telah bekerjasama dengan bank BNI untuk
segera memproses pergantian kartu, yang dibutuhkan hanyalah waktu saja
karena anggota PKH memiliki jumlah yang banyak, jadi tidak dapat di proses
dengan cepat.
85
Tabel 4.39
Humas Kementerian Sosial mengimplementasikan setiap saran yang
diberikan oleh anggota PKH
n= 50
Pernyataan Frekuensi Persentase Mean
5 = (Sangat Setuju 8 16.0% 4 = (Setuju) 12 24.0% 3.36
3 = (Ragu-Ragu) 20 40.0% Ragu-ragu
2 = (Tidak Setuju) 10 20.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 50 100.0%
Berdasarkan Tabel 4.38 dengan pernyataan Humas Kementerian
Sosial mengimplementasikan setiap keluhan publiknya terutama mengenai
pergantian kartu diperoleh mean = 3,6 yang artinya rata-rata responden
menjawab setuju. Dalam hasil kuesioner yang penulis dapat, ternyata
responden ragu akan humas kementerian sosial yang mengiplementasikan
setiap saran yang ada, hal ini terlihatr dari kartu yangbelum di ganti,
responden sudah memberikan saran agar segera memberikan alasan
mengapa kartu mereka ada yang sebagian belum diganti.
86
4.4. Analisa Penelitian
4.4.1. Rangkuman Dimensi dan Indikator
Tabel 4.40
Per Dimensi
n= 50
No Dimensi Rata-rata
1 Meng-counter opini publik 4.15
2 Menciptakan Citra Positif 3.96
3 Membina Hubungan Baik dengan Publik 3.52
Tabel di atas merupakan hasil per dimensi dengan jumlah responden
sebanyak 50 orang. Dari tabel mean per dimensi di atas, dapat dilihat bahwa
mean per dimensi tertinggi berada pada dimensi meng-counter pendapat
umum dengan memiliki tiga indikator yaitu sikap positif, sikap pasif, dan sikap
negatif, dan mean terendah dimiliki oleh dimensi membina hubungan baik
dengan publik dengan memiliki enam indikator yaiitu komunikasi yang jujur,
keterbukaan, konsisten, langkah-langkah yang fair, komunikasi dua arah
daan evaluasi dan riset.
87
Diagram 4.1.
Mean per dimensi
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL
(Survei Deskriptif: Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
n= 50
Tujuan Publikasi
Dimensi
Diagram di atas adalah diagram batang yang merupakan hasil per
dimensi dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Dari diagram per
dimensi di atas, dapat dilihat bahwa dimensi tertinggi berada pada dimensi
meng-counter opini publik dengan nilai sebesar 4,15 dan terendah pada
dimensi membina hubungan baik dengan publik dengan nilai 3,52.
4,153,96
3,52
1
2
3
4
5
Meng-counter opini publik Menciptakan Citra Positif Membina Hubungan Baikdengan Publik
Program E –Warong
Me
an
88
Dimensi tertinggi yaitu meng-counter pendapat umum yang memiliki
indikator sikap positif, sikap pasif, dan sikap negatif. Memiliki mean tertinggi
artinya Humas Kementerian Sosial memiliki nilai yang positif dimata
masyarakat. Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana Humas Kementerian
Sosial dapat memberikan pelayanan yang baik kepada publikya sehingga
dinilai positif/baik dimata publik.
Dimensi terendah yaitu menjalin hubungan baik dengan public yang
memiliki indikator komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-
langkah yang fair, komunikasi dua arah, dan evaluasi dan riset. Memiliki nilai
yang rendah dengan arti kurang setuju, mengarah pada hasil negatif. Dimesi
ini berkaitan dengan bagaimana Humas Kementerian Sosial membina
hubungan baik dengan publik. Ini berkaitan dengan indikator keterbukaan,
humas kementerian sosial kurang terbuka dengan persoalan kartu yang
sedang terjadi yaitu mengenai kartu, banyak responden yang tidak
mengetahui alasan mengapa kartu mereka masih ada yang belum diganti.
Publikasi mengenai masalah yang terjadi kurang dilakukan oleh Humas
Kementerian Sosial, padahal tujuan dari publikasi yaitu untuk menyebarkan
informasi mengenai apa yang sedang terjadi pada instansi tersebut.
89
Tabel 4.41
Mean per indikator
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL (Survei Deskriptif : Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
n= 50
Dimensi Indikator Mean
1. Meng-
counter opini
publik
a. Sikap Positif 4.29
b. Sikap Pasif 4.03
c. Sikap Negatif 4.13
2.Menciptakan
Citra Positif
a. Komunikasi 3,85
b. Citra 3,90
c. Mitra 4,23
d. Kepentingan Bersama 3,85
3. Membina
Hubungan
Baik dengan
Publik
a. Komunikasi yang Jujur 3,47
b. .Keterbukaan 2,93
c. Konsistensi. 3,55
d. Langkah-langkah yang fair 3,60
e. Komunikasi Dua Arah 4,03
f. Evaluasi dan Riset 3,51
Dari table mean per indikator di atas dapat dilihat bahwa tertinggi
berada pada indikator sikap positif, sedangkan terendah berada pada
indikator keterbukaan. Indikator sikap positif merupakan isi dari dimensi
90
meng-counter opini publik, pernyataan pada indikator tersebut bahwa Humas
Kementerian Sosial memiliki sikap positif/baik di mata publiknya, dapat dilihat
dari hasil kuesioner yang penulis dapatkan seperti memberikan informasi
mengenai program e-warong dan melakukan sosialisasi.
Indikator keterbukaan merupakan isi dari dimensi membina hubungan
baik dengan publik, pernyataan pada indikator tersebut bahwa Humas
Kementerian Sosial kurang terbuka pada publiknya. Humas Kementerian
Sosial kurang terbuka dalam mempublikasikan perihal perubahan kartu yang
terjadi baik publikasi media cetak maupun tulis. Hal ini menyebabkan
masyarakat khususnya anggota PKH tidak mengetahui alasan kartu yang
belum diganti.
91
Diagram 4.2.
Mean per indikator
PUBLIKASI HUMAS KEMENTRIAN SOSIAL (Survei Deskriptif : Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta
Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016)
n= 50
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa indikator tertinggi sebesar
4,29 berada pada indikator sikap positif, sedangkan indikator terendah
dengan nilai 2,93 berada pada indikator keterbukaan. Pada indikator tertinggi,
yaitu sikap positif berarti Humas Kementerian Sosial berhasil memberikan
informasi dan sosialisasi secara menyeluruh mengenai program e-warong
baik melalui publikasi lewat media cetak atau tulis maupun turun langsung ke
4,294,03 4,13
3,85 3,904,23
3,853,47
2,93
3,55 3,60
4,03
3,51
1
2
3
4
5
Sika
p P
osi
tif
Sika
p P
asif
Sika
p N
egat
if
Ko
mu
nik
asi
Cit
ra
Mit
ra
Ke
pen
tin
gan
Ber
sam
a
Ko
mu
nik
asi y
ang
juju
r
Ke
terb
uka
an
Ko
nsi
ste
nsi
Lan
gkah
- la
ngk
ah y
ang
Fair
Ko
mu
nik
asi D
ua
Ara
h
Eval
uas
i dan
Ris
et
Program E –Warong
Me
an
Indikator
92
lapangan, seperti memberikan informasi mengenai penggunaan kartu oleh
Humas Kementerian Sosial dan mau mendengarkan opini opini para
publiknya agar tercipta pandangan yang positif dimata publiknya.
Pada indikator terendah yaitu keterbukaan berarti responden setuju
bahwa Humas Keementerian Sosial kurang terbuka dengan masalah
pergantian kartu, Humas Kementeriian Sosial kurang mempublikasikan
palasan mengapa masih ada kartu yang belum diganti dari bank BTN
menjadi bank BNI, sehingga masyarakat tidak bisa berbelanja di e-warong.
Hal ini harus dapat perhatian lebih karena tugas seorang humas salah
satunya menyebarkan informasi mengenai instansinya kepada publik melalui
publikasi media cetak atau tulis, guna menghindari kesalhpahaman antar
keduanya.
4.5. Pembahasan Penelitian
Sub bab ini membahas tentang hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dengan berlandaskan pada konsep manajemen humas.
Berdasarkan ciri khas kegiatan humas seperti yang diungkapkan oleh salah
seorang pakar humas internasional yaitu Cutlip & Centre and Canfield “fungsi
public relations dapat menunjang aktivitas utama manajemen humas dalam
mengatur arus informasi dengan melakukan publikasi dari lembaga ke
publiknya”
93
Di dalam konsep manajemen humas fungsi humas adalah untuk
menunjang kegiatan manajemen mencapai tujuan organisasi, membina
hubungan masyarakat yang harmoni antara organisasi dengan publik,
menciptakan komunikasi dua arah dengan penyebaran informasi serta
organisasi kepada publik, dan menyalurkan opini publik pada organisasi.
Dalam proses penyebaran suatu informasi, humas mempunyai tujuan
publikasi yaitu untuk dapat mengcounter pendapat umum, menciptakan citra
positif dan membina hubungan baik dengan publik. Ini bisa diartikan bahwa
tujuan publikasi mampu berdampak pada hasil penerimaan pesan oleh
khalayak mengenai informasi yang disampaikan oleh seorang humas. Hal
tersebut berkaitan pada pemberitaan mengenai program e-warong yang
merupakan peralihan bantuan sosial tunai menjadi non tunai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui tujuan publikasi
Humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program e-warong tahun
2016.
Dalam penelitian ini terdapat tiga dimensi yaitu meng-counter
pendapat umum, menciptakan citra positif dan dimensi terakhir membina
hubungan baik dengan publik. Dimensi pertama memiliki indikator sikap
positif, sikap pasif dan sikap negatif. Dimensi kedua memiliki indikator
komunikasi, citra, mitra, dan kepentingan bersama. Dimensi ketiga meimiliki
indikator komunikasi yang jujur, keterbukaan, konsistensi, langkah-langkah
yang fair, komunikasi dua arah, dan evaluasi dan riset. Dimensi tertinggi
berada pada dimensi meng-counter pendapat umum, yang artinya Humas
94
Kementerian Sosial mau menerima pendapat-pendapat para publiknya, ini
terlihat dari bagaimana mereka mau memberikan informasi yang jelas
mengenai program e-warong, karena program ini membantu mereka dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya sehingga dibutuhkan informasi yang jelas
mengenai program ini.
Dimensi terendah berada pada dimensi membina hubungan baik
dengan publik. Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana humas kementerian
sosial mau terbuka dengan para publiknya, salah satu cara humas membina
hubungan baik dengan publiknya yaitu dengan adanya keterbukaan antar
satu sama lain, ini terlihat dari bagaimana humas kemensos menangani
permasalahan yang ada yaitu persoalan kartu yang belum diganti. Humas
kemensos kurang terbuka dengan alasan mengapa mereka belum
menggantikan kartu yang akan digunakan di e-warong.
Mean indikator tertinggi pada dimensi meng-counter pendapat umum
berada pada indikator sikap positif, mean indikator tertinggi pada dimensi
menciptakan citra positif berada pada indikator mitra, dan mean indikator
tertinggi pada dimensi membina hubungan baik dengan publik berada pada
indikator komunikasi dua arah.
Mean indikator tertinggi terletak pada indikator sikap positif, yang
artinya Humas Kemensos memberikan layanan terbaik kepada para
respondennya seperti memberikan informasi yang jelas sehingga dapat
menciptakan sikap positif di mata responden. Ini berhubbungan dengan
95
hummas yang harus meng-counter pendapat umum agar seorang humas
memiliki nilai positif.
Mean indikator terendah terletak pada indikator keterbukaan, yang
artinya Humas Kementerian Sosial kurang terbuka mengenai masalah yang
terjadi, seperti persoalan kartu yang belum diganti, sehingga para anggota
PKH tidak mengetahui alasan mengapa kartu mereka belum diganti yang
akibatnya mereka tidak dapat berbelanja di e-warong.
96
96
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Dimensi dengan nilai mean tertinggi dimiliki oleh meng-counter opini
publik. Hal ini merupakan bagaimana pihak Humas Kementerian
Sosial mampu menerima opini-opini publik dalam menjalankan
program e-warong ini. Karena Humas Kementerian Sosial mampu
memberikan penjelasan dan sosialisasi mengenai program e-warong.
2. Dimensi dengan nilai mean terendah dimiliki oleh membina hubungan
baik dengan publik. Hal ini di dapatkan dari hasil kuesioner yang
menyatakan bahwa masih banyak responden responden yang tidak
mengetahui alasan mengapa kartu mereka belum diganti yang
akhirnya dapat mempengaruhi hubungan baik dengan publiknya.
3. Indikator tertinggi adalah sikap positif hal ini menunjukan tercapainya
salah satu tujuan publikasi yaitu meng-counter pendapat umum yaitu
keluhan mengenai pencairan dana yang harus antri di kantor pos,
tetapi dengan adanya e-warong sekarang pencairan dana menjadi
nontunai sehingga para anggota PKH tidak perlu lagi mengantri di
97
kantor pos dan dapat membelanjakan uang bantuan tersebut di e-
warong untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.
4. Indikator terendah adalah keterbukaan, yang artinya masih ada
anggota PKH yang belum mengetahui alasan kartu mereka yang
belum di ganti. Komunikasi dapat terjadi apabila adanya keterbukaan
dan kesamaan pengertian antara orang yang memberi pesan
(komunikator) dan orang yang menerima pesan (komunikan), Akan
tetapi kenyataannya masih banyak responden yang tidak mengerti
permasalahan kartu.
5. Humas Kementerian Sosial dalam mempublikasikan program e-
warong telah mampu meng-counter pendapat umum, dengan
mempublikasikan informasi mengenai pelaksanaan program e-warong.
Namun sayangnya, dalam pelaksanaan mempublikasikan program e-
warong, humas keementerian sosial masih kurang maksimal karena
masih ada responden yang tidak mengetahui pergantian kartu
sehingga belum terjadi keterbukaan antara isntansi dengan publiknya.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, saran yang penulis berikan kepada Humas
Kementerian Sosial adalah:
1. Humas Kementerian Sosial sebaiknya lebih banyak menggunakan
media publikasi humas untuk mempublikasikan informasi mengenai
program e-warong. Agar para anggota PKH lebih mengetahui dan
mengerti bagaimana cara mengoperasikan kartu atm di e-warong.
97
98
2. Humas Kementerian Sosial sebaiknya terbuka dengan persoalan kartu
yang belum diganti, dan sebaaiknya humas kementerian sosial harus
mengevaluasi program yang mereka jalankan dan masukan-masukan
yang diberikan dari para anggota PKH.
3. Humas Kementerian Sosial lebih baik menggunakan media publikasi
seperti, televisi, radio, dan mengadakan kunjungan secara maksimal
ke anggota PKH untuk memastikan apakah program ini sudah berjalan
sesuai aturan yang berlaku.
98
99
99
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Agung Wahyu, 2010, Pannduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerai Ilmu.
Ardianto Elvinaro, 2010, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arikunto Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Danandjadja, 2011, Peranan Humas Dalam Perusahaan, Jakarta: Graha Ilmu.
Gulo W, 2008, Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Kriyantono Rachmat, 2008, Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana. _________________, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kasali Rhenald, 2005, Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Malhotra K Naresh, 2010, Marketing Research: Six Edtion. New Jersey: Pearson Education Martono Nanang, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Press. Olii Herlina dan Erlita Novi, 2011, Opini Publik, Jakarta: PT Indeks. Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Riduwan, 2013, Dasar- Dasar Statistika, Bandung: ALFABETA.. Ritongga, M. Jamiluddin, 2004, Riset Kehumasan, Jakarta: PT. Grasindo.. Ruslan Rosady, 2013, Kampanye Public Relations: Kiat dan Startegi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
100
Soemirat Soleh dan Adrianto Elvinaro, 2010, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sary Betty Wahyu Nila, 2012, Humas Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Website.
http://majalahkartini.co.id/berita/peristiwa/program-e-warung-kube-pkh-hadir-di-jakarta-pusat/ diakses pada 30 Maret 2017 pukul 12:00 WIB http://www.ewarung.com, 19 Agustus 2016 https://www.arah.com/article/9270/mensos-e-warung-permudah-masyarakat-akses-bantuan-sosial.html. Diakses pada 30 Maret 2017 pukul 17:00 WIB
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/08/18/oc416l335-
kemensos-resmikan-e-warong-jakarta-pusat diakses pada 1 mei 2017 pukul
16:00 WIB
Sumber lain. Data penerima program PKH yang ada di kelurahan Kampung Rawa bulan Agustus-Januari 2016 yang didapatkan dari Humas Kementerian Sosial wawancara dengan Ibu Hairiah, anggota PKH (Program Keluarga Harapan) pada 30 Maret 2017 pukul 19:00 WIB wawancara dengan Bapak Hadiyono Humas Kementrian Sosial pada 31 Maret 2017 pukul 10:00 WIB
xvii
Lampiran1. Kuesioner
Kuesioner
PUBLIKASI HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL
(Survei Deskriptif : Program E-Warong KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat, di majalahkartini.co.id tanggal 19 Agustus 2016 pukul 08.00 WIB) Saya Radita Husnaini mahasiswi DIII Hubungan Masyarakat,
Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2014. Dalam rangka menyelesaikan
Tugas Akhir Karya Ilmiah saya yang berjudul “Tujuan Publikasi Humas
Kementrian Sosial mengenai Program E-Warong KUBE PKH hadir di Jakarta
Pusat di majalahkaritni.co.id tanggal 19 Agustus 2016”, saya mohon
kesediaan waktu Anda untuk mengisi lembar kuesioner ini. Atas bantuan dan
kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.
Data Responden :
Nama : Usia :
PETUNJUK KUESIONER
Petunjuk Pengisian
a. Kuesioner ini diperuntukan bagi ibu ibu yang menerima program PKH
b. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia, dan pilih sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Terdapat lima alternatif jawaban, yaitu :
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Ragu-Ragu (RR)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
xviii
Contoh:
NO. INDIKATOR
1.a. Sikap Positif
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
memberikan pelayanan yang
baik.
√
Berikut Indikatornya:
1. Meng-counter opini publik
NO. INDIKATOR
1.a. Sikap Positif
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi
mengenai program e-warong
2. Humas Kementerian Sosial
mengadakan sosialisasi
kepada warga tentang akan
adanya program e-warong
3. Humas Kementerian Sosial
memberikan penjelasan yang
lengkap mengenai mekanisme
pelaksanaan program e-
warong
xix
1. Meng-counter opini publik
NO. INDIKATOR
1.b. Sikap Pasif
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
melakukan sosialisasi program
e-warong tidak tepat waktu
2. Humas Kementerian Sosial
kurang melakukan sosialisasi
kepada warga tentang akan
diadakannya program e-
warong
3. Humas Kementerian Sosial
kurang merespon dengan
cepat setiap keluhan para
anggota PKH
1. Meng-counter opini public
NO. INDIKATOR
1.c. Sikap Negatif
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
lebih fokus terhadap program
lain dibandingkan program e-
warong, sehingga masyarakat
kurang mengerti mekanisme
pelaksanaan program e-warong
2. Humas kementerian Sosial
kurang aktif dalam
mempublikasikan program e-
warong
xx
3. Humas Kementerian Sosial
kurang terstruktur dalam
memberikan teknis mekanisme
penggunaan kartu elektronik
yang di gunakan di e-warong
2. Menciptakan Citra Positif
NO. INDIKATOR
2.a. Komunikasi
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
menjalin komunikasi dengan
para anggota PKH
2. Humas Kementerian Sosial
cukup komunikatif dalam
menjelaskan mekanisme
pelaksanaan program e-
warong
3. Humas Kementerian Sosial
melayani angggota PKH
dengan sopan
2. Menciptakan Citra Positif
NO. INDIKATOR
2.b. Citra
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi sangat
lengkap kepada para penerima
program e-warong
2. Humas Kementerian Sosial
memberikan penjelasan
mengenai program e-warong
secara menyeluruh
xxi
3. Humas Kementerian Sosial
menerapkan 5S
(Senyum,Salam,
Sapa,Sopan,Santun) dalam
mengimplementasikan program
e-warong
2. Menciptakan Citra Positif
NO. INDIKATOR
2.c. Mitra
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Informasi yang diberikan
Humas Kementerian Sosial
mengenai program e-warong
membuat anda mengetahui
mekanisme penggunaannya
2. Program yang diberikan Humas
Kementrian Sosial membuat
anda siap akan perubahan
bentuk pencairan dana yang
diberikan
3. Anda menyambut baik
mengenai program e-warong
yang di sampaikan oleh Humas
Kementerian Sosial
2. Menciptakan Citra Positif
NO. INDIKATOR
2.d. Kepentingan Bersama
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
menerima keluhan dari para
anggota PKH mengenai
program e-warong
xxii
2. Humas Kementerian Sosial
menerima saran dari para
anggota PKH guna
keberlangsungan e-warong
3. Humas Kementerian Sosial
menerima kritik dari para
anggota PKH mengenai
program e-warong
3. Membina Hubungan Baik
dengan Publik
NO. INDIKATOR
3.a. Komunikasi yang Jujur
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
memberikan penjelasan akan
mekanisme pelaksanaan
program e-warong sesuai
dengan apa yang terjadi
2. Humas Kementerian Sosial
turun tangan langsung dalam
menangani persoalan soal
kartu yang belum diganti
3. Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi yang
benar saat anda bertanya
mengenai program e-warong
3. Membina Hubungan Baik
dengan Publik
NO. INDIKATOR
3.b. Keterbukaan
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
xxiii
1. Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi yang
transparan mengenai ta cara
pelaksanaan program e-
warong
2. Humas Kementerian Sosial
menjelaskan secara
menyeluruh mengenai
permasalahan kartu yang
belum di ganti
3. Humas Kementerian Sosial
memberikan penjelasan
tentang kartu yang belum di
ganti
3. Membina Hubungan Baik
dengan Publik
NO. INDIKATOR
3.c. Konsistensi
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
memberikan informasi program
e-warong tidak berubah-ubah
sehingga dapat diterima oleh
public
2. Humas Kementerian Sosial
melakukan pengecekan
warung setiap sebulan sekali
3. Humas Kementerian Sosial
memantau para anggota PKH
setap tiga bulan sekali
xxiv
3. Membina Hubungan Baik
dengan Publik
NO. INDIKATOR
3.d. Langkah-langkah yang
fair
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
menjalin hubungan baik
kepada para anggota PKH
2. Humas Kementerian Sosial
memiliki sifat yang ramah
sehingga mudah diterima
publiknya dalam pelaksanaan
program e-warong
3. Humas Kementerian Sosial
memberikan kesan yang baik
kepada publiknya
3. Membina Hubungan
dengan Publik
NO. INDIKATOR
3.e. Komunikasi Dua Arah
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
melakukan interaksi kepada
anggota PKH
2. Humas Kementrian Sosial
melakukan komunikasi dua
arah
3. Humas Kementerian Sosial
melakukan kunjungan ke e-
warong guna dapat
berkomunikasi secara
langsung
xxv
3. Membina Hubungan Baik
dengan Publik
NO. INDIKATOR
3.f. Evaluasi dan Riset
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1. Humas Kementerian Sosial
mengimplementasikan setiap
keluhan publiknya terutama
mengenai pergantian kartu
2. Humas Kementerian Sosial
menindak lanjuti keluhan
mengenai kartu yang belum di
ganti
3. Humas Kementerian Sosial
mengimplementasikan setiap
saran yang diberikan oleh
anggota PKH
xxvi
Lampiran2. Sumber Berita
Majalahkartini.co.id
Program E-Warung KUBE PKH Hadir di Jakarta Pusat
Khofifah mengungkapkan e-Warung KUBE PKH adalah komitmen
Kementerian Sosial RI dalam mengentaskan kemiskinan melalui sinergi
Program Keluarga Harapan (PKH) dengan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE).
Sabhrina Herawati, Majalah Kartini | 19/08/2016 - 08:00
MajalahKartini.co.id – Kementerian Sosial RI hadirkan Elektronik Warung
Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-
Warung KUBE PKH) di Taman Main Anak RT 17/RW 04 Kelurahan Kampung
Rawa Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat, Kamis (18/8).
xxvii
Terdapat empat hal yang menjadi tujuan pembentukan e-Warung KUBE PKH
yakni menyediakan tempat pemasaran Produk-Produk KUBE dan hasil usaha
peserta PKH, menyediakan kebutuhan usaha dan kebutuhan pokok sehari-
hari dengan harga murah bagi anggota KUBE dan Peserta PKH,
menyediakan transaksi keuangan secara non tunai/elektronik baik untuk
pencairan bantuan sosial maupun pembayaran lainnya, serta menyediakan
instrumen/sistem penyaluran bantuan sosial tanpa penyelewengan didukung
dengan layanan pembayaran secara nontunai.
“Keberadaan e-Warung KUBE PKH diharapkan memudahkan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti beras, tepung, minyak goreng,
gula, bawang, daging sapi, LPG 3 kg, dan pupuk bersubsidi, dengan harga
yang lebih murah dari di pasaran,” katanya.
Dalam penyediaan bahan pokok, e-Warung KUBE PKH bekerjasama dengan
Perum Bulog, sedangkan sistem penyaluran bantuan sosial bekerjasama
dengan Himpunan Bank Negara (HIMBARA) yang terdiri dari BNI, BRI, Bank
Mandiri, Bank Tabungan Negara.
“Keluarga miskin yang menerima bantuan PKH bisa langsung menggunakan
Kartu Combo HIMBARA untuk berbelanja kebutuhan hidup di e-Warung
KUBE PKH yang didirikan para penerima PKH. Dengan adanya simbiosis ini
maka para penerima bansos PKH juga bisa mendapatkan manfaat, selain
xxviii
bisa belanja juga bisa mendapatkan sisa hasil usaha e-Warung KUBE PKH,”
ungkap Khofifah.
Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menjelaskan penyaluran
bantuan sosial melalui sistem pembayaran HIMBARA adalah bentuk kerja
nyata dan sinergi konkrit antara Pemerintah, Otoritas terkait, dan Perbankan
untuk mewujudkan penyaluran bantuan sosial dengan prinsip 6T, yaitu Tepat
Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Kualitas, dan
Tepat Administrasi.
“Dengan terciptanya interoperabilitas dan interkoneksi sistem pembayaran
perbankan HIMBARA menggambarkan potensi yang begitu besar dari sinergi
perbankan HIMBARA, dimana sampai Juni 2016 tercatat Bank HIMBARA
telah memiliki sekitar 114.000 Agen LKD (Layanan Keuangan Digital) di
seluruh Indonesia,” kata Agus.
Ke depannya, diharapkan interoperability dan interkoneksi ini akan diperluas
ke perbankan termasuk di luar HIMBARA.Melalui sistem pembayaran
ini, masyarakat akan langsung mendapatkan manfaat kemudahan dan
kenyamanan.
Masyarakat dapat bertransaksi menggunakan uang elektronik dan kartu
ATM/debet di e-Warong KUBE PKH sehingga secara otomatis perluasan
akses keuangan akan didapatkan oleh masyarakat. Pemberdayaan agen
xxix
baik LKD maupun Laku Pandai melalui e-Warung KUBE PKH perlu tetap
mengedepankan prinsip kehati-hatian dan perlindungan konsumen.
Dalam hal ini BI telah mengatur lima hal yang perlu diperhatikan untuk dapat
menjadi Agen LKD yaitu memiliki kemampuan, reputasi, dan integritas;
merupakan penduduk/unit usaha setempat; memiliki usaha yang telah
berjalan minimum 2 tahun; lulus due diligence oleh bank; dan menempatkan
sejumlah deposit di bank.
Peresmian e-Warung KUBE PKH ini dilakukan oleh Menteri Sosial RI
Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri
Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Bank Indonesia Agus
D.W. Martowardojo dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
xxx
Tirto.id
TIRTO.ID » SOSIAL DAN BUDAYA » Khofifah Luncurkan "e-Warung" di
Kampung Johar Baru
Khofifah Luncurkan "e-Warung" di Kampung Johar Baru
19 Agustus, 2016
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Antara foto/Puspa
Perwitasari tirto.id - Kementerian Sosial membuka peluncuran program
layanan Electronic-Warung Gotong Royong (e-Warung) pada Kamis
(18/8/2016) di Johar Baru, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Menteri
Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan harapannya agar masyarakat
mendapat akses yang lebih mudah dalam menerima bantuan sosial dari
pemerintah.
"Mudah-mudahan ini akan menjadi proses penjangkauan yang bisa lebih
mudah dalam memberikan layanan kepada masyarakat," ujar Khofifah saat
meluncurkan" e-Warung". Kementerian Sosial merasa optimistis dengan
program layanan tersebut karena telah melalui sejumlah perumusan dan uji
coba yang dilakukan dengan baik.
Menteri Khofifah menjelaskan, pihaknya bersama dengan
Kementerian BUMN, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta
xxxi
dukungan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan empat bank
BUMN yakin e-Warung akan berdampak positif bagi masyarakat.
"Secara bertahap juga sudah kita uji coba, empat bank BUMN sudah saling
terhubung dengan layanan ini," kata Khofifah lagi.
Selain mengandalkan jaringan yang saling terkoneksi dari BNI, Bank
Mandiri, BTN, dan BRI, kemudahan akses juga dapat terlihat dari lokasi e-
Warung yang sengaja ditempatkan di gang-gang atau di tengah
perkampungan
masyarakat.
Sebagai pilot-project, pembukaan 'e-Warung" di Kampung Johar Baru,
Jakarta Pusat itu, dinilai mampu memperluas penyaluran bantuan sosial non-
tunai untuk Program Keluarga Harapan (PKH). Menteri Khofifah
menegaskan, "e-Warung" dinilai mampu meningkatkan jumlah bantuan sosial
yang disalurkan secara non-tunai. Bantuan PKH, kata dia, memang tahun ini
baru 612 ribu masyarakat sasaran yang menerima secara non-tunai.
Namun, pada awal 2017, seiring dengan pemutakhiran teknologi dan
perluasan infrastruktur diharapkan enam juta masyarakat penerima bantuan
PKH dapat memperoleh secara non-tunai.
"Ini bagian agar amankan bansos tepat sasaran, sampai di tangan penerima.
Tidak boleh lagi bansos untuk beli rokok atau barang yang bukan pokok,"
ujarnya pula.
xxxii
Mensos: 'E-warung' Permudah Masyarakat Akses Bantuan Sosial
Jumat, 19 Agustus 2016 | 04:07 WIB | Penulis: Muhammad Chandrataruna
Arah - Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa
berharap pembukaan program layanan Electronic-Warung Gotong Royong
(e-Warung) mampu mempermudah akses masyarakat dalam menerima
bantuan sosial dari pemerintah.
"Mudah-mudahan ini akan menjadi proses penjangkauan yang bisa lebih
mudah dalam memberikan layanan kepada masyarakat," ujar Menteri
Khofifah saat meluncurkan e-Warung, di Johar Baru, Jakarta, Kamis (18/8).
Kementerian Sosial RI selaku inisiator merasa optimistis dengan program
layanan tersebut karena telah melalui sejumlah perumusan dan uji coba yang
dilakukan dengan baik.
xxxiii
Menteri Khofifah menjelaskan, pihaknya bersama dengan Kementerian
BUMN, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta dukungan Bank
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan empat bank BUMN yakin e-
Warung akan berdampak positif bagi masyarakat.
"Secara bertahap juga sudah kita uji coba, empat bank BUMN sudah saling
terhubung dengan layanan ini," kata Khofifah lagi, sebagaimana dikutip
Antara.
Selain mengandalkan jaringan yang saling terkoneksi dari BNI, Bank Mandiri,
BTN, dan BRI, kemudahan akses juga dapat terlihat dari lokasi e-Warung
yang sengaja ditempatkan di gang-gang atau di tengah perkampungan
masyarakat.
Sebagai "pilot-project", pembukaan e-Warung di Kampung Johar Baru,
Jakarta Pusat itu, dinilai mampu memperluas penyaluran bantuan sosial non-
tunai untuk Program Keluarga Harapan (PKH).
Menteri Khofifah menegaskan, "e-Warung" dinilai mampu meningkatkan
jumlah bantuan sosial yang disalurkan secara non-tunai.
Bantuan PKH, kata dia, memang tahun ini baru 612 ribu masyarakat sasaran
yang menerima secara non-tunai.
xxxiv
Namun, pada awal 2017, seiring dengan pemutakhiran teknologi dan
perluasan infrastruktur diharapkan enam juta masyarakat penerima bantuan
PKH dapat memperoleh secara non-tunai.
"Ini bagian agar amankan bansos tepat sasaran, sampai di tangan penerima.
Tidak boleh lagi bansos untuk beli rokok atau barang yang bukan pokok,"
ujarnya pula.
xxxvi
Lampiran3. Transkrip Wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Bapak Hdiyono selaku Humas
Kemntrian Sosial
Tanggal : 31 Maret 2017
Tempat : Humas Kementrian Sosial
Pukul : 10.00 WIB
T : Tanya
J : Jawab (Narasumber)
T: Selamat pagi bapak, saya Radita Husnaini dari Universitas Negeri
Jakarta jurusan DIII Hubungan Masyarakat, boleh minta waktunya
sebentar pak untuk melakukan wawancaraa mengenai program e-
warung program Program Keluarga Harapan (PKH), apakah bapak
bersedia untuk diwawancarai ?
J: Selamat pagi dek, iya boleh silahkan
T: Baik pak, untuk pertanyaan pertama, boleh dijelaskan sedikit tentang
PKH pak ?
J: PKH atau Program Keluarga Harapan ini adalah bantuan sosial
pemerintah untuk warga miskin. Bantuannya berupa uang yang
diberkan sesuai jumlah anaknya. Jadi, untuk meneriima bantuan ini
syaratnya harus memiliki anak sekolah, ibu hamil dan ibu
nifas. Jadi dapat dikatakan kalau bantuan ini hanya untuk ibu- ibu
saja.
T: Apa tujuan diadakannya program PKH ini ?
J: Tujuannya untuk membantu keluarga miskin, membantu untuk
mengakses kebutuhan pokok dan pendidikan.
xxxvii
T: Berapa jumlah dana yang didapat setiap kepala ?
J: Tergantung jumlah anaknya ya dek, Cuma untuk sementara ini
besaarannya untuk anak balita 300.000 anak SD 112.500 anak
SMP 187.500 dan anak SMA 250.000 semuanya dikeluarkan
setiap 3 bulan sekali
T: Seperti itu pak, berdasarkan berita yang saya dapat dari media online,
bahwa sekarang PKH mengeluarkan program elektronik warung
atau e-warung,program ini seperti apa ya pak ?
J: Nah, kalo program ini baru ada di tahun 2016 dek. Proogram e-warung
I ni merupakan cara untuk masyarakat agar tidak menerima bantuan
melalui tunai melainkan sekarang non tunai. Jadi yang biasanya
mereka mendapat dana dari kantor pos, sekarang kami buatkan ATM
agar dananya tinggal di transfer jadi tidak perlu ke kantor pos lagi.
Kemensos membuatkan warung di daerah yang mendapatkan
program PKH, nanti kemensos membuat warung yang berbasis
elektronik, jadi para anggota PKH dapat membelanjakan barang—
barang kebutuhan pokok seperti tepung, gula dan minyak cara
transaksi mereka menggunakan kartu ATM yang sudah kami
buatkan jadi yang bisa berbelanja di warung iini hanya yang
mempunyai ATM tersebut tidak dapat dilakukan pembayaran tunai
atau cash. E- ewarung ini bekerjasama dengan bulog, jadi nanti
setiap sebulan sekali bulog mendistribusikan barang- barang ke e-
warung lalu nanti dijual dengan harga yang lebih murah dibanding
harga di pasaran. Jadi membantu warga miskin dalam
memenuhi kebutuhan pokok mereka sehari-hari.
T: Wah, sangat membantu sekali ya pak, apalagi dijual dengan harga
yang lebih murah, sebelumnya bagaimana mekaanisme
pelaksanaannya pak ?
xxxviii
J: Jadi pertama kami ini usulan dinas sosial lalu diajukan ke kementrian
sosial, setelah itu kami buatkan rekening untuk pencairan dananya,lalu
masyarakat tinggal menunggu bantuan itu cair.
T: Bagaimana cara mensosialisasikan program e-warung ini ke
masyarakat pak ?
J: Kementrian sosial dengan dinas sosial terjun langsung ke masyarakat
memberitahu bahwa aka nada e-warung, lalu menjelaskan teknisnya,
dan juga kami sosialisasikan di media sosial, poster dan ada buku
panduannya.
T: Mengapa di Jakarta pusat baru ada satu e-warung pak ?
J: Jadi kan program ini baru, kami masih melakukan survey, Cuma kami
mempunyai target dalam perencanannya, jadi hingga saat ini masih
banyak yang dalam proses pembuatan, dan Jakarta pusat juga sudah
masuk list pembuatan jadi nanti akan ditambah
T: Kalau peran humas sendiri dalam program e-warung ini apa pak ?
J: Peran kami yaitu mempublikasian program e-warung ini.
T: Media publikasi apa saja yang di gunakan pak ?
J: Medianya ada youtube di channel Humas Kemsos pada tanggal 8
Agustus 2016, majalah internal (majalah Societa) pada bulan Juni
2016, radio (RRI) pada tanggal 6 Agustus 2016, dan televisi Berita
Satu TV pada tanggal 22 Agustus 2016
T: Mengapa masih banyak yang tidak mengetahui program e-warung ini
pak ?
J: Sebenarnya yang mengetahui sudah banyak, tapi yang memahami
jarang, contohnya banyak yang datang dikira kami akan membuatkan
warung padahal tidak seperti itu.
xxxix
T: Apakah ada kendala dalam mempublikasikannya ?
J: Tidak adasih, semua lancer-lancar saja
T: Sejauh ini bagaimana tanggapan masyarakat pak ?
J: Tanggapan untuk masyarakat yang menerima PKH ini tanggapannya
positif, Cuma kalau yang non penerima pro dan kontra karena
dianggap sebagai pesaing, padahal tidak semua orang bisa belanja
di e-warung ini
T: Bik pak sekiranya sampai disini saja wawancaranya, terimakasih atas
waktunya pak. Selamat Siang
J: Ya, sama sama dek, semoga lancar sampai akhir penelitiannya.
T: Iya pak aamin terimakasih banyak pak.
xl
Lampiran4. Transkrip Wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Ibu Hairiah sebagai salah satu
anggota PKH
Tanggal : 30 Maret 2017
Tempat : e-warung Jakarta Pusat
Pukul : 19.00 WIB
T : Tanya
J : Jawab (Narasumber)
T : Selamat malam bu, maaf mengganggu, saya Radita Husnaini
dari Univeritas Negeri Jakarta jurusan DIII Hubungan
Masyarakat, ingin melakukan wawancara terkait PKH dan
program e warung, apakah ibu bersedia untuk diwawancara ?
J : Ya, silahkan dek.
T : Pertama, bisa di jelaskan sedikit bu mengenai PKH ?
J : PKH adalah singkatan dari Program Keluarga Harapan.
Program ini untuk membantu masyarakat yang tidak mampu,
karena akan mendapatkan bantuan dari Kementrian Sosial
yang sebelum diadakannya e warong ini dananya di cairkan
secara tunai melalui kantor pos setiap 3bulan sekali, tapi
sekarang dicairkan non tunai melainkan melalui atm yang
jumlah bantuannya sesuai jumlah anaknya.
T : Program ini dimulai sejak kapan bu ?
xli
J : Sejak 18 Agustus 2016
T : Mekanisme pencairan bantuannya seperti apa bu ?
J : Jadi kami di buatkan atm oleh kemensos, nanti dananya setiap
3 bulan sekali di transfer oleh mereka, jadi kami gaperlu ngantri
lagi di kantor pos. Trus setiap sebulan sekali mereka mengirim
sembako yang di jual di e- warung dengan harga lebih murah
dari harga pasaran, nah si penerima kartu atm tadi Cuma bisa
belanja di e warung ini dan tidak bisa transaksi dengan uang
cash.
T : Oh, jadi seperti itu bu. Sebelumnya apakah ibu sudah tau soal
program e- warung ini ?
J : Sebelumnya sudah pernah dengar, tapi belum ngerti banget
tapi pas di sosialisasiin sama kemensosnya saya jadi ngerti.
T : Bagaimana cara mensosialisasikannya ?
J : Mereka kesini trus ngasih tau gitu cara-caranya sebelumnya
ngasih tau juga aka nada e-warung trs baru dijelasin cara-cara
makenya gmna karena disini banyak yang belum ngerti sama
mesin atm jadi dikasih tau dulu disini.
T : Oh, gitu butapi sejauh ini apakah ada kendala atau masalah
yang timbul bu ?
J : Ada nih, jadi dulu kan kartunya masih dikelola sama bank BTN
ya tapi sekarang udah ganti sama bank BNI nah masih banyak
xlii
yang belum di ganti sama mereka, jadi tidak bisa beli barang-
barang di e-warung ini deh.
T : Sudah berapa lama bu permasalahan ini ?
J : Kira-kira awal januari ini deh
T : Apakah ibu sudah mendapat penjelasan dari kemensos perihal
masalah ini bu ?
J : Penjelasan jelasnya sih belum ada, jadi sampe sekarang saya
masih gatau kenapa belum di ganti-ganti, Cuma sih denger-
denger lagi diusahain jadi ya paling sabar aja. Paling sama
karena warungnya kecil jadi gamuat kalo dikirimin barang
akhirnya dibagi dua sama di GOR Johar Baru, tapi ini ga terlalu
bermasalah sih masih bisa diatasi.
T : Baik bu, sekian saja wawancara saya terimakasih atas
waktunya bu, selamat malam.
J :Iya malam dek.
xliii
Lampiran 5. Form Bimbingan
xliv
Me
ng
-co
un
ter
Pu
bli
kM
en
cip
tak
an
Cit
ra P
osi
tif
Me
mb
ina
Hu
bu
ng
an
Ba
ik
Sik
ap
Po
siti
fS
ika
p P
asi
f S
ika
p N
eg
ati
f K
om
un
ika
si
Cit
ra
Mit
ra
Ke
pe
nti
ng
an
Be
rsa
ma
K
om
un
ika
si y
an
g j
uju
r K
ete
rbu
ka
an
K
on
sist
en
si
Lan
ng
ka
h -
la
ng
ka
h y
an
g f
air
K
om
un
ika
si D
ua
Ara
h
Ev
alu
asi
da
n R
ise
t
No
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
22
32
42
52
62
72
82
93
03
13
23
33
43
53
63
73
83
9
13
35
43
34
54
32
33
33
55
43
33
44
54
44
54
54
34
33
43
44
25
45
24
25
45
44
55
44
55
54
45
45
54
44
54
34
44
45
53
45
35
55
52
45
55
55
45
55
44
35
55
34
32
22
34
33
34
52
35
45
45
45
25
54
44
45
54
44
55
45
55
33
45
24
43
33
33
55
54
34
55
55
12
55
55
45
44
54
44
45
44
33
44
22
43
53
23
45
54
34
62
25
51
35
52
22
22
22
43
42
55
13
44
22
51
31
11
22
52
32
75
54
15
55
55
55
45
55
55
54
45
45
55
55
55
35
45
45
54
44
83
45
21
25
55
34
53
22
55
55
52
34
55
55
54
34
34
52
45
45
95
54
55
55
55
55
35
55
55
55
45
44
44
33
44
44
34
44
43
45
10
55
55
55
55
55
45
55
55
55
55
55
55
55
55
53
44
52
45
55
4
11
55
55
55
55
55
53
55
55
55
15
55
55
55
55
53
34
55
55
45
5
12
55
45
54
54
54
55
55
55
55
44
45
55
55
55
52
44
55
55
45
2
13
55
43
54
45
53
42
32
34
43
45
52
34
42
44
25
21
23
45
43
3
14
55
45
45
55
55
54
55
55
55
44
45
55
55
55
51
34
55
55
45
2
15
55
55
55
55
42
44
55
55
55
35
54
44
43
34
44
43
44
34
34
3
16
43
55
45
43
24
44
45
44
33
53
33
32
32
54
32
32
34
55
43
4
17
55
55
55
55
45
55
55
55
55
55
54
54
43
35
54
54
55
55
45
5
18
41
35
53
32
22
42
15
25
54
31
11
34
45
34
22
13
25
35
33
3
19
55
55
45
55
45
55
54
55
55
44
44
44
55
55
45
44
44
45
34
3
20
54
54
54
43
54
43
43
34
44
54
32
33
33
24
32
22
23
45
43
3
21
54
44
34
45
44
44
44
44
44
45
32
33
44
54
25
21
23
45
43
3
22
53
44
54
43
53
43
33
34
44
43
32
33
44
14
21
22
23
45
43
3
23
55
55
45
53
45
45
54
55
55
45
53
44
44
35
42
43
45
34
54
3
24
54
33
32
32
32
22
22
23
32
22
31
22
23
24
15
11
14
24
12
2
25
55
55
55
53
55
55
54
55
55
45
54
55
55
55
51
35
55
55
45
3
26
44
23
53
25
33
33
35
24
54
34
21
33
32
35
21
12
13
33
33
2
27
44
53
53
33
33
25
33
34
43
31
31
33
33
24
12
12
13
23
23
2
28
55
55
45
55
35
45
55
55
55
54
55
55
53
55
53
44
55
55
55
4
29
44
54
35
45
54
54
43
44
44
43
33
35
54
45
34
32
34
54
43
4
30
45
54
44
43
44
35
44
45
54
33
34
43
53
55
45
44
44
45
34
3
31
55
45
45
55
55
55
55
55
55
44
55
54
44
35
52
54
54
55
45
3
32
25
55
53
33
32
35
34
34
43
34
31
33
43
35
11
12
11
24
23
2
33
55
25
53
24
42
32
22
23
43
35
11
33
44
34
24
13
23
34
33
3
34
51
55
53
33
52
24
34
43
23
23
41
23
11
23
12
11
13
24
22
2
35
55
55
54
35
42
45
34
24
43
52
22
33
33
24
34
22
24
54
43
3
36
52
55
55
55
52
53
22
25
55
55
13
35
55
55
31
33
45
54
43
5
37
53
13
53
43
43
32
34
34
43
33
31
33
33
34
22
12
13
24
23
2
38
45
42
43
54
54
43
44
42
42
45
42
33
22
43
23
21
23
44
33
3
39
55
54
44
54
44
44
55
45
55
44
44
55
55
35
51
54
54
55
45
3
40
54
52
44
44
44
44
43
44
45
55
32
33
33
34
33
22
24
54
43
4
41
45
44
44
44
54
44
45
43
33
43
42
33
33
34
23
21
23
43
43
3
42
32
44
53
32
34
43
34
33
33
34
21
35
52
32
25
23
23
34
33
3
43
41
43
33
33
54
43
44
34
33
35
32
33
43
33
24
23
22
34
33
3
44
55
52
55
55
55
55
55
55
55
54
55
54
44
45
54
44
55
55
45
3
45
44
54
45
44
54
54
43
45
54
55
43
34
32
44
34
33
45
13
54
5
46
55
42
55
55
55
55
55
55
55
55
55
44
44
45
54
44
55
55
54
4
47
44
44
34
25
54
34
45
44
44
55
34
55
55
55
55
54
55
55
45
4
48
35
43
54
32
52
43
43
44
43
44
42
34
32
54
25
21
23
44
43
3
49
11
12
51
22
21
21
15
24
44
11
11
24
33
13
12
11
32
53
11
2
50
55
55
55
42
55
55
54
54
42
54
53
33
22
23
32
33
34
54
43
4
Lampiran 6. Coding Sheet
xlv
Lampiran 7. Daftar Nama Responden
NO. Nama Responden Usia
1. KASTINI 45
2. HERNA SETIAWAN 30
3. SITI HAPSAH 34
4. TITI SUTIANINGSIH 25
5. ZUL KOIDAH 34
6. ROSMALA 33
7. DEVI KOMALA 30
8. JUMIRAH 40
9. ADAWIAH 44
10. TOIPAH 35
11 CASRIYAH 44
12. TUTI 34
13. LIA FAUZIAH 50
14. NERI 45
15. SUPRIHATIN 45
16. MUSLIKHA 46
17. HERNI BT SALIM 35
18. SUNARTI 36
19. YULIANTI 40
20. ANA 55
21. SUKMANA 45
22. SAYEM 46
23. SUATMI 52
24. RINA 33
25. HADMINI 32
26. ASNIMAR 29
27. SUMIATI 29
28. SUHERLINAH 26
29. SYAEFATUL KURIYAH 38
30. SUATI 42
31. LINDA UTAMI NINGSIH 51
32. DIAN 26
33. ABATUS ISNAIN 46
34. ASNIMAR 35
35. LAILAHTUL BADRIAH 37
36. SUPARTI 48
37. MERIANA 22
38. SUHERLINAH 39
xlvi
39. YANTI 39
40. HARYATI 44
41. DUWI CAHYANI 42
42. ETI MAHATI 45
43. ROSADAH 46
44. RUSWATI 56
45. SITI HAMILAH 33
46. HESTY RAHAYU 25
47. SAFRIZAL UDJANG 26
48. SUSANTI 33
49. SITI HASANAH 32
50. MAYANI 45
xlvii
Lampiran8. Dokumentasi
xlviii
Lampiran9. Publikasi Melalui Youtube
xlix
Lampiran9. Publikasi Melalui Youtube
l
Lampiran 10 :
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Radita Husnaini
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1996
Kewarganegaraan : WNI
Alamat : JL. Arjuna no.5 RT 12 RW 05 Tanah Tinggi
Jakarta Pusat
No. HP : 082298180856
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. 2002-2008 : SDIT Meranti Jakarta
2. 2009-2011 : MTsN 9 Jakarta
3. 2012-2014 : SMKN 27 Jakarta
4. 2014-Sekarang : DIII Humas Universitas Negeri Jakarta