tugas akhir dlp hafiz hari nugraha

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional mengedepankan sistem pelayanan primer sekaligus mendayagunakan peran dokter layanan primer sebagai garda utama sistem pelayanan kesehatan. UU No 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran memperkenalkan istilah Dokter Layanan Primer sebagai strata baru pendidikan kedokteran di Indonesia. Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan primer merupakan dokter yang menjalani studi lanjutan setelah melalui program internship. Dengan menjalani pendidikan lajutan ini makadokter layanan primer dapat dianggap setara dengan dokter spesialis. 1 Hanya dokter layanan primer, dokter spesialis, dan dokter subspesialis yang bisa masuk dan berada di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Semua dokter- dokter fresh graduated harus mengikuti pendidikan dokter layanan primer bila ingin menjadi bagian dari sistem sebagai penyedia pelayanan kesehatan primer. Bila tidak, seorang dokter tanpa kompetensi dokter layanan primer hanya bisa berpraktik swasta di tengah-tengah sistem JKN yang membuat masyarakat tak perlu membayar tiap kali 1

Upload: hafiz-hari-nugraha

Post on 07-Feb-2016

134 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hihi

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Jaminan Kesehatan Nasional mengedepankan sistem

pelayanan primer sekaligus mendayagunakan peran dokter layanan primer

sebagai garda utama sistem pelayanan kesehatan. UU No 20 Tahun 2013 tentang

Pendidikan Kedokteran memperkenalkan istilah Dokter Layanan Primer sebagai

strata baru pendidikan kedokteran di Indonesia. Dokter layanan primer berbeda

dengan dokter umum. Dokter layanan primer merupakan dokter yang menjalani

studi lanjutan setelah melalui program internship. Dengan menjalani pendidikan

lajutan ini makadokter layanan primer dapat dianggap setara dengan dokter

spesialis.1

Hanya dokter layanan primer, dokter spesialis, dan dokter subspesialis

yang bisa masuk dan berada di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional.

Semua dokter- dokter fresh graduated harus mengikuti pendidikan dokter

layanan primer bila ingin menjadi bagian dari sistem sebagai penyedia pelayanan

kesehatan primer. Bila tidak, seorang dokter tanpa kompetensi dokter layanan

primer hanya bisa berpraktik swasta di tengah-tengah sistem JKN yang

membuat masyarakat tak perlu membayar tiap kali berobat.1,2

Standar kompetensi dokter ahli layanan primer indonesia (SKDALPI)

masih dalam proses pembuatan namun secara garis beras dokter layanan primer

memiliki standar kompetensi di bidang kuratif, bidang komunitas dan bidang

kesehatan masyarakat. Secara khusus dokter layanan primer memiliki 7 area

kompetensi yakni3:

a. Keterampilan komunikasi efektif

b. Keterampilan klinik dasar

c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu

perilaku dan epidemiologi dalam praktik

1

Page 2: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga

ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,

berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks

Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat

g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang memiliki

dua peran utama sebagai sarana pelayanan kesehatan dan sarana pendidikan

kesehatan. Untuk dapat memenuhi kompetensi di bidang kuratif dokter layanan

primer menjalani pendidikan di rumah sakit sedangkan untuk memenuhi

kompetensi di bidang komunitas dan kesehatan masyarakat dokter layanan primer

menjalani pendidikan di Puskesmas.2,3

2

Page 3: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dokter Layanan Primer

Definisi dokter layanan primer adalah dokter yang mengutamakan

penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan

kedokteran dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini

adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan

pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis

penyakit. Dokter yang mengasuh individu dan dalam lingkup komunitas dari

individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan sosial. Secara

klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat

mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan

psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas

berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi

pasiennya.1,2

Dokter layanan primer menyediakan pelayanan kesehatan primer. Pelayanan

kesehatan primer berdasarkan sistem kesehatan nasional (SKN) terbagi dua yakni

pelayanan berbasis komunitas yang mengedepankan aspek promotif dan preventif

atau upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan berbasis individu yang

mengedepankan aspek kuratif atau upaya kesehatan perorangan (UKP).1,4

3

Page 4: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Gambar 1. Pelayanan Primer menurut Sistem Kesehatan Nasional1

Jaminan kesehatan nasional (JKN) mengedepankan sistem pelayanan

berjenjang. Dokter layanan primer dalam kerangka JKN bertindak sebagai

Gatekeeper. Gatekeeper dapat didefinisikan sebagai dokter yang berwenang

mengatur pelayanan kesehatan bagi peserta, sekaligus bertanggung jawab dalam

rujukan pelayanan kesehatan lanjutan sesuai kebutuhan medis peserta. Tugas

Gatekeeper adalah (1)Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan peserta secara paripurna, terpadu dan

bermutu, (2) Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem

rujukan.

(3)Penasehat, konselor, dan pendidik untuk mewujudkan keluarga sehat

dan (4) Manajer sumber daya.1

4

Page 5: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Gambar 2. Model Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS (Dokter sebagai gatekeeper)3

Dokter layanan primer mempunyai posisi yang strategis dalam

keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam

penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi

komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan

kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif

berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam

penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk

menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya

pelayanan kesehatan. Konsep ini meletakkan peran dokter layanan primer sebagai

penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang sadar mutu dan sadar biaya pelayanan

kesehatan.1,4

Peran dokter layanan primer yaitu1,3 :

1. Pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama secara paripurna, terpadu,

bermutu dan efisien (Health provider).

5

Page 6: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

2. Arif dalam mengatur agar terjadi pemanfaatan pelayanan kesehatan

secara tepat oleh pasien dan keluarga/koordinator pelayanan rujukan

(Gate keeper).

3. Penasihat setiap masalah kesehatan (Health consular).

4. Pengatur pemakaian sumber kesehatan (Resources allocator ).

Dokter layanan primer memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu3 :

a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)

Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang

individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga,

komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal

dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional

dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai

pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat

diaudit dan dipertangungjawabkan

b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)

Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan

yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu

perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan

komunitasnya

c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)

Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan

teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan

mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness”

untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis

yang ilmiah dan empatik

d. Manager

Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di

dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi

6

Page 7: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang

ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan

bijaksana

e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)

Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang

dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan

komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan

melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan

masyarakat

Dalam pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dokter yang

masuk ke dalam sistem dan berhak memperoleh pendapatan dari negara

adalah dokter layanan primer, dokter spesialis dan dokter sub-spesialis.

Sedangkan dokter umum masih dapat berpraktek seperti biasa di klinik dan rumah

sakit swasta yang tidak tergabung ke dalam SJSN selama masih memiliki izin

praktek.4

Gambar 3. Konsep Dokter Layanan Primer4

7

Page 8: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

2.2 Kompetensi Dokter Layanan Primer

Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen konsil

kedokteran indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul “Standar Kompetensi Dokter”

yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi3 :

1. Area komunikasi efektif; mampu menggali dan bertukar informasi secara

verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga,

masyarakat, kolega, dan profesi lain.

2. Area keterampilan klinis; melakukan prosedur klinis dalam menghadapi

masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.

3. Area landasan ilmiah ilmu kedokteran; mengidentifikasi, menjelaskan, dan

merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu

kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

4. Area pengelolaan masalah kesehatan : mengelola masalah kesehatan

individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik,

bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan

kesehatan primer.

5. Area pengelolaan informasi : mengakses, mengelola, menilai secara kritis

kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan

menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan

pelayanan kesehatan di tingkat primer.

6. Area mawas diri dan pengembangan diri : melakukan praktik kedokteran

dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi

masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat

mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat;

merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara

sinambung.

7. Area etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan

pasien : berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung

kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik

8

Page 9: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan

program keselamatan pasien.

Dokter layanan primer harus mampu memberikan pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Berdasarkan Perpres no 12 tahun 2013 yang termasuk pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang dijamin yaitu3 :

1. administrasi pelayanan;

2. pelayanan promotif dan preventif;

a. penyuluhan kesehatan perorangan;

b. imunisasi dasar;

c. keluarga berencana; dan

d. skrining kesehatan.

3. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

4. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;

5. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

6. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

7. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan

8. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

Kompetensi yang membedakan dokter praktik umum, dan dokter

layanan primer (Spesialis Famili Medisin) digambarkan melalu tabel sebagai

berikut.3,4

Paket A B C D

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2

DPU x x x x x

DLP x x x x X x X x x X x x x X x

Tabel 1. Perbedaan area kompetensi DPU dan DLP3

9

Page 10: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Penjelasan tentang masing-masing kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 2. Deskripsi area kompetensi3

2.3 Pendidikan Dokter Layanan Primer

Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan primer

harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih 3 tahun pada program

pendidikan dokter layanan primer dan diperlakukan setara dengan dokter

10

Paket Keterangan

Paket A Konsep Kedokteran Keluarga

A1 Konsep dan Wawasan

A2 Prinsip dan Pelayanan Dokter Keluarga

A3 Pengaruh Keluarga, Komunitas, dan Lingkungan

A4 Tugas dan Fungsi Dokter Keluarga dalam Pelayanan Primer

Paket B Manajemen Klinik Dokter Keluarga

B1 Manajemen Sumber Daya Manusia

B2 Manajemen Fasilitas

B3 Manajemen Informasi

B4 Manajemen Dana

Paket C Keterampilan Klinik

C1 Keterampilan Klinis Non-Bedah

C2 Keterampilan Mengatasi Keadaan Klinis Umum

C3 Keterampilan Mengatasi Masalah Klinis Khusus

C4 Keterampilan Menggunakan Sarana Penunjang

C5 Keterampilan Medis Teknis Bedah

Paket D Keluasan Penerapan Ilmu dan Wawasannya

D1 Masalah Kesehatan Kelompok Usia

D2 Masalah Kesehatan Kelompok Khusus

Page 11: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Lulus seleksi penerimaan sesuai peraturan perundanganLulus tes bakat dan tes kepribadianJalur khusus

Calon mahasiswa

Lulus

Seleksi penerimaan mahasiswa program dokter layanan primer

Memiliki surat tanda registrasiMemiliki pengalaman klinis di daerah terpencil

Dokter layanan primer

Pendidikan akademik dan profesi Dokter

Uji KompetensiNasional

Sumpah DokterWajib Internsip (pasal 38 ayat 1)

spesialis.(Pasal 8 ayat 3). pendidikan dokter layanan primer hanya bisa diambil di

fakultas Kedokteran dengan akreditasi tertinggi yakni  pasal 8 ayat (1) atau dapat

bekerja sama dengan Fakultas kedokteran dengan akreditasi setingkat

dibawahnya. pasal 8 ayat (2).5

Alur Pendidikan Dokter dalam UU Pendidikan Dokter No 20 tahun 2013dapat

dilihat pada skema berikut.5

Gambar 4. Alur pendidikan dalam undang-undang dikdok no 20 tahun 20135

Selama pendidikan, dokter layanan primer sebagaimana dokter spesialis dan

dokter sub-spesialis berhak mendapatkan insentif dari Rumah Sakit Pendidikan

atas jasa medis yang dilakukan. 5.

Program dokter layanan primer, dokter spesialis-subspesialis, dan dokter gigi

spesialis-subspesialis hanya dapat diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan

Fakultas Kedokteran Gigi yang memiliki akreditasi kategori tertinggi untuk

program studi kedokteran dan program studi kedokteran gigi. Dalam hal

11

Page 12: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

mempercepat terpenuhinya kebutuhan dokter layanan primer, Fakultas

Kedokteran dengan akreditas kategori tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran yang akreditasinya setingkat

lebih rendah dalam menjalankan program dokter layanan primer. 5-7

Dokter layanan primer harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih

3 tahun (50sks) yang terbagi pada tahap pengayaan, tahap magang dan tahap

praktik pada program pendidikan dokter layanan primer.Tahap pengayaan

sebanyak 15 sks yang dijalani pada fakultas kedokteran dan rumah sakit

pendidikan utama, tahap magang (20 sks) dan tahap praktik (15 sks) dilakukan

pada pusat-pusat layanan kesehatan primer seperti puskesmas dan rumah sakit.

2.4 Sarana Pendidikan Dokter Layanan Primer

2.4.1 Rumah Sakit Pendidikan

Konsep yang dibangun dalam mengembangkan dan merancang Rumah

Sakit Pendidikan mengacu kepada kebijakan dan peraturan yang terkait

pelayanan kesehatan dan pendidikan, tuntutan kompetensi tenaga dokter masa kini

dan masa datang, tuntutan kualitas layanan kesehatan masa kini dan masa datang

serta perkembangan RS Pendidikan di luar negeri. Atas dasar tersebut maka

disusunlah konsep dasar RS Pendidikan yang di sembilan konsep dasar dan

sebelas konsep teknis serta sembilan indikator RS Pendidikan. Pembuat kebijakan

dan pengelola RS Pendidikan harus berpegangan kepada sembilan konsep dasar

dan sebelas konsep teknis RS Pendidikan.8

Konsep Dasar RS Pendidikan

Konsep Dasar RS Pendidikan terdiri dari sembilan konsep, meliputi 4

(empat) konsep dasar pendidikan, 3 (tiga) konsep dasar pelayanan, 1 (satu) konsep

dasar penelitian dan 1(satu) etika dan medikolegal.8

12

Page 13: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

A. Konsep Dasar Pendidikan Kedokteran RS Pendidikan

Konsep dasar pendidikan kedokteran pada sembilan konsep dasar RS

Pendidikan, meliputi8:

1. RS Pendidikan digunakan untuk menghasilkan dokter layanan

primer secara holistik/ komprehensif untuk menjawab problem

kesehatan bangsa Indonesia masa kini dan masa depan dengan

menekankan juga aspek promotif dan preventif dalam mencapai

MDGs, untuk masalah lansia (penyakit degeneratif), penyakit akibat

perilaku dan budaya, akibat kerja, akibat disparitas pelayanan/

geografis, infeksi (termasuk pinere), traumatologi (kecelakaan) dan

beyond health (sebagai provider kesehatan dalam universal

coverage/ SJSN).

2. RS Pendidikan merupakan institusi yang membina jejaring tempat

pendidikan sebagai satu entitas tersendiri yang sesuai dengan

Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan

Profesi Dokter, serta Standar Kompetensi tenaga kesehatan lainnya

yang dilengkapi dengan sistem IT dan atau visiting dosen klinik

dalam rangka koordinasi pencapaian kompetensi sebagaimana butir

(1) dan (2).

3. RS Pendidikan harus menyediakan real patient yang memadai baik

jenis dan jumlahnya dan atau simulasi tentang pasien yang relevan

untuk mencapai kompetensi tertentu.

4. RS Pendidikan berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan lainnya baik di rumah sakit

maupun jejaringnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang

berkelanjutan dan pengembangan profesi berkelanjutan.

13

Page 14: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

B. Konsep Dasar Penelitian

Konsep dasar penelitian pada sembilan konsep dasar RS Pendidikan, yaitu

RS Pendidikan merupakan institusi yang berfungsi sebagai pelaksana penelitian

translasional dalam rangka pengembangan pelayanan dan pendidikan dokter

layanan primer dan tenaga kesehatan lain8

C. Konsep Dasar Pelayanan

Konsep dasar pelayanan pada sembilan konsep dasar RS Pendidikan,

meliputi:8

1. RS Pendidikan berfungsi sebagai contoh (pemandu) fasilitas

layanan kesehatan yang mengedepankan pelayanan prima

kesehatan, keselamatan pasien dan penghargaan terhadap hak-hak

pasien/ klien/ komunitas/ masyarakat yang terjangkau, mudah

diakses, berkeadilan dan berbasis bukti (evidence based).

2. RS Pendidikan menyelenggarakan pelayanan terintegrasi untuk

masalah lansia (penyakit degeneratif), penyakit akibat perilaku dan

budaya, akibat kerja, akibat disparitas pelayanan/ geografis, infeksi

(termasuk pinere), traumatologi (kecelakaan) dan beyond health

(sebagai provider kesehatan dalam universal coverage/ SJSN) dan

tidak berbasis departemen.

3. RS Pendidikan harus memenuhi profesionalitas inti dari 4 keilmuan

klinis dasar meliputi : Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu

Kesehatan Anak dan Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan

8 keilmuan klinis lainnya meliputi: Ilmu Radiologi, Ilmu Anestesi,

Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Kulit dan Kelamin, Ilmu Penyakit

THT, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Penyakit Syaraf dan Ilmu

Kesehatan Jiwa.

14

Page 15: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Konsep Teknis Rumah Sakit Pendidikan

Konsep teknis RS Pendidikan adalah penjabaran dari 9 Konsep Dasar

menjadi konsep yang secara teknis harus dilaksanakan dalam penyelenggaraan

kegiatan pendidikan, pelayanan dan penelitian di RS Pendidikan.8

Konsep teknis RS Pendidikan terdiri dari sebelas konsep meliputi 5 (lima) konsep

teknis input, 3 (tiga) konsep teknis proses dan 3 (tiga) konsep teknis output.

A. Konsep Teknis Input8

Konsep teknis input yang dijabarkan dari 9 konsep dasar RS

Pendidikan meliputi 5 (lima) konsep teknis yaitu :

1. Memiliki perhitungan unit cost berbasis aktifitas pendidikan

klinik.

Standar pelayanan yang disusun dengan berdasar kepada clinical

pathway dikombinasikan dengan standar akademik dan

penelitian akan menghasilkan standar pelayanan yang lebih

baik. Standar pelayanan yang lebih tinggi inilah yang membuat

akuntabilitas RS Pendidikan menjadi lebih tinggi. Dalam rangka

menjaga akuntabilitasnya maka RS Pendidikan mutlak harus

menghitung besarnya biaya pelayanan yang berdasar kepada

aktifitas pendidikan klinik. Beberapa hal yang memberikan

kontribusi dalam perhitungan unit cost di RS Pendidikan adalah:

a. Kegiatan promotif dan preventif untuk mencapai MDGs

dalam pendidikan profesi.

b. Aktifitas pendidikan profesi dokter yang menggunakan

jejaring RS Pendidikan dan wahana kesehatan lain yang

dilengkapi dengan sistem IT dan atau visiting dosen klinik.

c. Pemenuhan aktifitas pendidikan 4 keilmuan klinis dasar dan

8 keilmuan klinis lainnya.

d. Biaya komponen skills lab, real patient dan atau manekin.

e. Biaya atas pemanfaatan fasilitas RS Pendidikan untuk

pendidikan selain dokter.

15

Page 16: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

f. Biaya pelaksanaan aktifitas penelitian translasional.

g. Kontribusi biaya aktifitas pendidikan yang dilaksanakan

langsung oleh DPJP terhadap unit cost.

Akuntabilitas RS Pendidikan yang tinggi akan mengakibatkan

biaya satuan (unit cost) pada RS Pendidikan menjadi lebih tinggi

juga karena adanya biaya pendidikan yang mengacu kepada

standar akademik. Biaya yang lebih tinggi pada pelayanan tidak

sepenuhnya dibebankan kepada pasien, pasien hanya membayar

untuk beban pelayanan langsung, sementara biaya yang timbul

dari adanya aktifitas pendidikan klinik menjadi tanggung jawab

institusi pendidikan. Penyusunan unit cost menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari pendidikan klinik. Oleh karena itu dalam

penyusunan harus menjadi tanggung jawab bersama RS

Pendidikan dan Fakultas Kedokteran.

2. Memenuhi rasio sumber daya yang mengacu kepada Standar

Nasional Pendidikan Kedokteran (SNPK).

Rasio sumber daya adalah perbandingan antara dokter pendidik

klinik, mahasiswa dan pasien. RS Pendidikan harus memiliki

rasio yang ideal antara pendidik klinik dengan mahasiswa dan

rasio jumlah serta jenis pasien dengan mahasiswa yang mengacu

kepada SNPK.

3. Memprioritaskan pembangunan rumah sakit di Perguruan

Tinggi sebagai tempat pendidikan dokter pelayanan primer

sesuai dengan UU No.44 tahun 2009 tentang RS dengan

pelayanan 4 spesialis dasar dan 8 spesialis lainnya dan mengacu

kepada Permenkes 340 tahun 2010.

RS Pendidikan berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi tenaga

dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam rangka memberikan

pelayanan yang terbaik, minimal harus memenuhi rumah sakit

dengan 4 (empat) spesialis dasar dan 8 (delapan) spesialis

lainya. Segala bentuk pelayanan, sumber daya manusia serta

16

Page 17: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

sarana dan prasarana mengacu kepada standar rumah sakit yang

sesuai dengan SPO pelayanan dan pedoman tata laksana pasien.

4. Memenuhi kebutuhan Tri Dharma Pendidikan dalam lingkup

keilmuan Biomedik, Kedokteran Klinik, Bioetika dan

Humaniora serta Kedokteran Komunitas.

Setiap mahasiswa dan pendidik klinik memiliki kewajiban

dalam melaksanakan penelitian. Lingkup penelitian yang

dilaksanakan di RS Pendidikan terdiri dari lingkup keilmuan

Biomedik, Kedokteran Klinik, Bioetika dan Humaniora serta

Kedokteran Komunitas yang berdasar kepada guidelines

penelitian yang sudah disusun RS Pendidikan.

5. Memiliki akreditasi RS sesuai dengan UU No. 44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit.

Akreditasi pada RS Pendidikan diperlukan untuk menjamin

kualitas dari sebuah pelayanan. Pelayanan di RS Pendidikan

sangat berperan dalam sistem pendidikan kedokteran klinik yang

berujung pada dihasilkannya tenaga dokter yang kompeten.

Mengantisipasi kesiapan RS Pendidikan yang baru berdiri,

untuk memperoleh akreditasi dapat diwujudkan dalam bentuk

komitmen untuk mendapatkan akreditasi yang tertuang dalam

bentuk kebijakan rumah sakit.

B. Konsep Teknis Proses

Konsep teknis proses yang dijabarkan dari 9 konsep dasar RS

Pendidikan meliputi 3 konsep teknis yaitu8 :

1. Menerapkan kurikulum pendidikan kedokteran dalam mencapai

SKDI sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter

Dalam pelaksanaan pendidikan dokter klinik harus mengacu

kepada kurikulum pendidikan kedokteran yang terdiri dari

content kurikulum, proses delivery dan assessment yang sesuai

dengan standar pendidikan profesi dokter. Dalam

17

Page 18: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

pelaksanaannya upaya pendidikan didasarkan pada pedoman

dan SPO (standar prosedur operasional) pendidikan yang

terintegrasi dengan memperhatikan kaidah pendidikan klinik

yang berkualitas. RS Pendidikan juga diharuskan menerapkan

peningkatan kualitas pengembangan profesi berkelanjutan

(Continuing Profesionalism Development) di rumah sakit.

Dalam setiap fungsinya rumah sakit harus memperhatikan aspek

medikoetik dan medikolegal.

2. Melaksanakan Penelitian terpadu di bidang Biomedik,

Kedokteran Klinik, Bioetika dan Humaniora, serta Kedokteran

Komunitas.

RS Pendidikan melakukan penelitian di bidang biomedik,

kedokteran klinik, bioetika dan humaniora serta kedokteran

komunitas.

3. Bagian dari sistem upaya pelayanan kesehatan perseorangan

(jejaring pelayanan kesehatan).

RS Pendidikan harus memiliki jejaring. Jejaring RS Pendidikan

terdiri dari rumah sakit lain, puskesmas dan jenis pelayanan

kesehatan lainnya. Semua jejaring RS Pendidikan menjadi

tanggung jawab RS Pendidikan. Bentuk tanggung jawab

tersebut adalah memastikan diterapkannya peningkatan kualitas

pelayanan berkelanjutan.

C. Konsep Teknis Output

Konsep teknis output yang dijabarkan dari 9 konsep dasar RS

Pendidikan meliputi 3 (tiga) konsep teknis yaitu :

1. Meluluskan dokter yang kompeten sesuai dengan SKDI.

Output dari fungsi rumah sakit sebagai tempat pendidikan

adalah menghasilkan lulusan tenaga dokter yang kompetensinya

sesuai dengan SKDI yang memiliki penguasaan terhadap

18

Page 19: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

permasalahan kesehatan bangsa dan memperhatikan medikoetik

dan medikolegal profesi.

2. Menghasilkan publikasi dan atau karya penelitian Biomedik,

Kedokteran Klinis, Bioetika dan Humaniora, serta Kedokteran

Komunitas.

Output dari fungsi penelitian adalah dipublikasikannya karya

penelitian baik nasional maupun internasional di bidang

biomedik, kedokteran klinis, bioetika dan humaniora serta

kedokteran komunitas.

3. Menghasilkan pelayanan prima, bermutu dengan tingkat

keselamatan pasien yang tinggi. Output dari fungsi pelayanan

adalah dihasilkanya pelayanan prima yang bermutu dengan

memperhatikan keselamatan pasien.

9 konsep dasar rumah sakit pendidikan :

Pelayana

n

9RS Pendidikan berfungsi sebagai contoh (pemandu) fasilitas layanan kesehatan yang mengedepankan pelayanan primakesehatan, keselamatan pasien dan penghargaan terhadap hak-hak pasien/klien/komunitas/masyarakat yang terjangkau,

8

RS Pendidikan menyelenggarakan pelayanan terintegrasi untuk masalah lansia (penyakit degeneratif); penyakit akibatperilaku dan budaya; akibat kerja; akibat disparitas pelayanan/geografis; infeksi (termasuk pinere); traumatologi(kecelakaan) dan beyond health (sebagai provider kesehatan dalam universal coverage/SJSN) dan tidak berbasisdepartemen

7

RS Pendidikan digunakan untuk menghasilkan dokter layanan primer (tingkat dasar) secara holistik/komprehensif untuk menjawab problem kesehatan bangsa Indonesia masa kini dan masa depan dengan menekankan juga aspek promotif dan preventif dalam mencapai MDGs, masalah lansia (penyakit degeneratif); penyakit akibat perilaku dan budaya; akibat kerja; akibat disparitas pelayanan/geografis; infeksi (termasuk pinere); traumatologi (kecelakaan) dan beyond health (sebagai provider kesehatan dalam universal coverage/SJSN)

P

6

RS Pendidikan merupakan institusi utama yang membina jejaring wahana pendidikan sebagai satu entitas tersendiri yangsesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter, serta Standar Kompetensitenaga kesehatan lainnya yang dilengkapi dengan sistem IT dan atau visiting dosen klinik dalam rangka koordinasipencapaian kompetensi sebagaimana butir (1) dan butir (2)

5RS Pendidikan harus memenuhi profesionalitas inti dari 4 keilmuan klinis dasar (bedah, penyakit dalam, anak dan kandungan) dan 8 keilmuan klinis lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi dan Psikiatri )

19

Page 20: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

e n

4 RS Pendidikan harus menyediakan real patient yang memadai (jenis dan jumlahnya) dan atau simulasi tentang pasien yang

3RS Pendidikan berfungsi sebagai wahana pendidikan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan lainnya baik di RSmaupun jejaringnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang berkelanjutan dan pengembangan profesi berkelanjutan

Pene

litian

2 RS Pendidikan merupakan institusi yang berfungsi sebagai pelaksana penelitian translasional dalam rangka pengembangan pelayanan dan pendidikan dokter layanan primer dan tenaga kesehatan lain

Etika

1RSP harus mengutamakan aspek medikoetik dan medikolegal profesi dalam melaksanakan pelayanan dan pendidikan olehDPJP

Tabel 3. Konsep Dasar RS Pendidikan8

Tabel 4. Konsep Dasar dan Teknis RS Pendidikan8

2.4.2 Puskesmas

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi

kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat

yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan

20

Page 21: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit

pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja.9

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang

menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif

(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak

membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam

kandungan sampai tutup usia.9

Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau

sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan

geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam

menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang

lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih,

wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota

kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan

puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas

kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.10

21

Page 22: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Gambar 5. Skema dan Fungsi Puskesmas9

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu

berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas

sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas

aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan.9

Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar

perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk

dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri

dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan

22

Page 23: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan

kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.8

Gambar 6. Fungsi Puskesmas dalam BPJS9

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung

jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi (privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk

puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

23

Page 24: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah

promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai

program kesehatan masyarakat lainnya.

Gambar 7. Peran Puskesmas sebagai Layanan Primer9

Primary Health Care di Puskesmas

PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran dan pengalaman dalam

membangun kesehatan di banyak Negara yang diawali dengan kampanye massal

pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular. Pada tahun 1960,

24

Page 25: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

teknologi kuratif dan preventif mengalami kemajuan. Oleh karena itu, timbullah

pemikiran untuk mengembangkan konsep upaya dasar kesehatan. Tahun 1977

pada sidang kesehatan dunia di cetuskan kesepakatan untuk melahirkan “health

for all by the Year 2000”, yang sasaran utamanya dalam bidang sosial pada tahun

2000 adalah tercapainya derajat kesehatan yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomi.9

PHC merupakan pelayanan kesehatan pokok berdasarkan kepada metode

dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik

oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka

sepenuhnya serta biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan Negara untuk

memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup

mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination). 9

PHC memiliki tujuan secara umum yaitu mencoba menemukan kebutuhan

masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan tercapai

tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan. Secara khusus, PHC

memiliki tujuan yaitu pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang

dilayani, pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani, pelayanan

harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani dan pelayanan

harus maksimal, menggunakan tenaga dan sumber daya lain dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat. 9,10

25

Page 26: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Gambar 8. Deklarasi ALMA ATA – Primary Health Care 9

Fungsi dari PHC untuk memelihara kesehatan, mencegah penyakit,

diagnosis dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan pemberian sertifikat.

Dalam pelaksanaan PHC paling sedikit harus memiliki beberapa elemen yaitu

pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta

pengendaliannya, peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi,

penyediaan air bersih dan sanitasi dasar, kesehatan ibu dan anak termasuk

keluarga berencana, imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama,

pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat, pengobatan penyakit

umum dan ruda paksa serta penyediaan obat-obat esensial.9

2.5 Pendidikan Dokter Layanan Primer di Puskesmas dan Rumah Sakit

Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang tidak

hanya bergerak di bidang pelayanan kesehatan namun juga mempunyai peran di

dalam pendidikan tenaga kesehatan, khususnya pendidikan dokter.

Standar kompetensi dokter ahli layanan primer indonesia (SKDALPI)

masih dalam proses pembuatan namun secara garis beras dokter layanan primer

memiliki standar kompetensi di bidang kuratif, bidang komunitas dan bidang

kesehatan masyarakat. Secara khusus dokter layanan primer memiliki 7 area

kompetensi yakni:3

a. Keterampilan komunikasi efektif

b. Keterampilan klinik dasar

26

Page 27: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu

perilaku dan epidemiologi dalam praktik

d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga

ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,

berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks

Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat

g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

Dokter layanan primer harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih

3 tahun (50sks) yang terbagi pada tahap pengayaan, tahap magang dan tahap

praktik pada program pendidikan dokter layanan primer.Tahap pengayaan

sebanyak 15 sks yang dijalani pada fakultas kedokteran dan rumah sakit

pendidikan utama, tahap magang (20 sks) dan tahap praktik (15 sks) dilakukan

pada pusat-pusat layanan kesehatan primer.3,4

Rumah sakit pendidikan utama memiliki peran pada tahap pengayaan

dokter layanan primer. Di rumah sakit pendidikan utama seorang dokter layanan

primer menjalani pendidikan di bawah supervisi dokter spesialis dan subspesialis.

RS Pendidikan digunakan untuk menghasilkan dokter layanan primer secara

holistik/ komprehensif untuk menjawab problem kesehatan bangsa Indonesia

masa kini dan masa depan dengan menekankan juga aspek promotif dan preventif

dalam mencapai MDGs, untuk masalah lansia (penyakit degeneratif), penyakit

akibat perilaku dan budaya, akibat kerja, akibat disparitas pelayanan/ geografis,

infeksi (termasuk pinere), traumatologi (kecelakaan) dan beyond health (sebagai

provider kesehatan dalam universal coverage/ SJSN).7,8

RS Pendidikan harus menyediakan real patient yang memadai baik jenis

dan jumlahnya dan atau simulasi tentang pasien yang relevan untuk mencapai

kompetensi tertentu. RS Pendidikan utama juga berperan di bidang penelitian

dalam memenuhi aspek kompetensi dokter layanan primer di bagian Keterampilan

27

Page 28: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi

dalam praktik serta mawas diri dan belajar sepanjang hayat.8

Setelah menjalani tahap pengayaan, dokter layanan primer akan menjalani

tahap magang dan tahapan praktik. Tahapan ini akan dilaksanakan di fasilitas

kesehatan primer. Yang dimaksud fasilitas layanan kesehatan primer di era JKN

berdasarkan Permenkes no 71 tahun 2013 yaitu:3,4

a. Puskesmas atau yang setara

b. Praktek dokter

c. Praktek dokter gigi

d. Klinik Pratama atau yang setara

e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.

Puskesmas dan rumah sakit kelas D Pratama merupakan sarana kesehatan

primer yang paling relevan digunakan sebagai sarana pendidikan dokter layanan

primer. Secara garis besar, untuk dapat memenuhi kompetensi di bidang kuratif

dokter layanan primer menjalani pendidikan di rumah sakit sedangkan untuk

memenuhi kompetensi di bidang komunitas dan kesehatan masyarakat (promotif

dan preventif) dokter layanan primer menjalani pendidikan di Puskesmas.3,4,6

Puskesmas sebagai sarana kesehatan primer dapat menjadi tempat untuk

Dokter Layanan Primer mempelajari hal-hal yang bersifat layanan primer seperti:

1. Administrasi pelayanan;

2. Pelayanan promotif dan preventif;

a. penyuluhan kesehatan perorangan;

b. imunisasi dasar;

c. keluarga berencana; dan

d. skrining kesehatan.

3. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

28

Page 29: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Sedangkan rumah sakit dapat menjadi tempat untuk mempelajari hal-hal

seperti :

1. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

2. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;

3. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

4. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama

5. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

BAB III

KESIMPULAN

29

Page 30: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

3.1 Kesimpulan

UU No 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran memperkenalkan

istilah Dokter Layanan Primer sebagai strata baru pendidikan kedokteran di

Indonesia. Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan

primer merupakan dokter yang menjalani studi lanjutan setelah melalui program

internship. Dengan menjalani pendidikan lajutan ini makadokter layanan primer

dapat dianggap setara dengan dokter spesialis.

Hanya dokter layanan primer, dokter spesialis, dan dokter subspesialis

yang bisa masuk dan berada di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional.

Semua dokter- dokter fresh graduated harus mengikuti pendidikan dokter

layanan primer bila ingin menjadi bagian dari sistem sebagai penyedia pelayanan

kesehatan primer. Bila tidak, seorang dokter tanpa kompetensi dokter layanan

primer hanya bisa berpraktik swasta di tengah-tengah sistem JKN yang

membuat masyarakat tak perlu membayar tiap kali berobat.

Standar kompetensi dokter ahli layanan primer indonesia (SKDALPI)

masih dalam proses pembuatan namun secara garis beras dokter layanan primer

memiliki standar kompetensi di bidang kuratif, bidang komunitas dan bidang

kesehatan masyarakat. Secara khusus dokter layanan primer memiliki 7 area

kompetensi yakni:

a. Keterampilan komunikasi efektif

b. Keterampilan klinik dasar

c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu

perilaku dan epidemiologi dalam praktik

d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga

ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,

berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks

Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat

g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

30

Page 31: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

Dokter layanan primer harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih

3 tahun (50sks) yang terbagi pada tahap pengayaan, tahap magang dan tahap

praktik pada program pendidikan dokter layanan primer.Tahap pengayaan

sebanyak 15 sks yang dijalani pada fakultas kedokteran dan rumah sakit

pendidikan utama, tahap magang (20 sks) dan tahap praktik (15 sks) dilakukan

pada pusat-pusat layanan kesehatan primer

Dokter layanan primer memiliki kompetensi di bidang kuratif, komunitas

dan kesehatan masyarakat. Untuk dapat memenuhi kompetensi di bidang kuratif

dokter layanan primer menjalani pendidikan di rumah sakit sedangkan untuk

memenuhi kompetensi di bidang komunitas dan kesehatan masyarakat dokter

layanan primer menjalani pendidikan di Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Konsep pelayanan kesehatan primer dalam era JKN. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI;2013

31

Page 32: Tugas Akhir DLP Hafiz Hari Nugraha

2. Taher, Akmal. Kesiapan implementasi JKN dan peran fakultas

kedokteran dalam penyediaan dokter layanan primer. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI; 2013

3. Sugito Wonodirekso. Kompetensi Dokter Layanan

Primer.

4. Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. A Primer On

Family Medicine Practice. Singapore International Foundation :

Singapore. 2004

5. Undang-undang Negara Republik Indonesia no 20 tahun 2013 tentang

Pendidikan Dokter

6. Arifin Samsul. Peran Dokter Layanan Primer. Cetakan Pertama. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI;2013

7. Taher, Akmal. Kebijakan pelayanan promotif, preventif, kuratif oleh

dokter keluarga di sarana layanan primer dalam JKN. Jakarta :

Kementerian Kesehatan RI : 2013

8. Anonim. Kebijakan rumah sakit pendidikan dalam pendidikan

kedokteran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kemendikbud RI; 2013.

9. Makhfudli., & Effendi, Ferry. (2009). Puskesmas dan kesehatan

komunitas : teori dan praktik dalam pelayanan kesehatan. Jakarta :

Salemba Medika;2009

10. Trihono. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :

Sagung Seto;2010

32