tugas

Upload: vivi

Post on 10-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

METODOLOGI

TRANSCRIPT

NASKAH PUBLIKASI

PAGE 95ISSN 0215 - 8250

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA INTERAKTIF BERBASIS WEB DI KELAS I SMU NEGERI 1 SINGARAJA

oleh

I Nyoman Putu Suwindra

Jurusan Pendidikan Fisika

Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah penerapan model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja tentang konsep kinematika gerak lurus yang ditampilkan di halaman Web, (2) mendeskripsikan respon/tanggapan siswa tentang model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web yang diterapkan dalam penelitian ini. Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian, yaitu siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja, sebanyak 36 orang diambil secara acak. Data yang dikumpulkan meliputi (1) data konsep awal siswa (pre-test), (2) data evaluasi (post-test), dan (3) data respon dan komentar siswa terhadap model. Data dianalisis secara dekriptif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut. (1) Model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web dalam penelitian dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika yang mereka pelajari. (2) Berdasarkan analisis respon siswa, lebih dari 84% siswa yang terlibat memberikan respon positif, kurang dari 15% merespon negatif, dan sisanya 1,1% ragu-ragu.

Kata kunci : Penerapan Model, Model Interaktif, Model Pembelajaran Berbasis Web.

ABSTRACT

This research aimed at: (1) knowing whether the implementation of the interactive model of teaching and learning physics using Web as a basis could improve the understanding of the first year students of the SMU Negeri 1 Singaraja about the kinetic of the straight movement being presented on the Web pages; (2) describing the students responses about the interactive model of teaching and learning physics, using Web as a basis, which was put into practice in this study. The methods of this study was Class Action Research. The subject of the research, was the first year students of SMU Negeri 1 Singaraja, with 36 samples, which were taken randomly. The data collection, include (1) the students prior knowledge (Pre-test); (2) the evaluation (Post-test); and (3) the students responses and comments as to the model. The data were analyzed descriptively. The results obtained in this study were as follow. (1) The interactive model of teaching and learning physics using Web as the basis in this research could be able to increase the students understanding about the concept of physics being learnt. (2) Based on the students responses analysis, more than 84% of students involved gave positive responses, less than 15% gave negative responses, and the rest, 1.1% were doubtful.Key Words: Implementation of Model, Interactive Model,Teaching and Learning Web Basis.

1. Pendahuluan

Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai momok. Apalagi, jika teknik dan penjelasan guru di kelas tidak menarik bagi siswa. Hal ini akan menambah buruk pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi secara global melalui Internet akhir-akhir ini sudah meluas ke berbagai kalangan, terutama di kalangan mahasiswa, siswa, dan pelajar. Kemudahan memperoleh informasi tentang berbagai bidang, pertukaran informasi melalui e-mail, percakapan elektronik melalui chating, menyebabkan Internet cepat memasyarakat terutama di kalangan mahasiswa, siswa, dan pelajar seperti telah disebutkan di atas. Para siswa dan pelajar, terutama dari sekolah-sekolah yang tergolong favorit, rata-rata memiliki e-mail. Ini berarti mereka sering mengunjungi Internet. Anak-anak pelajar SLTP biasanya mengunjungi warnet-warnet secara berkelompok 2 atau 3 orang untuk satu komputer. Pada umumnya, mereka mengunjungi Internet untuk keperluan mengecek dan mengirim e-mail, chating, dan main games. Tampilan halaman-halaman Web yang makin menarik dan bervariasi menyebabkan para pengunjung, baik dari kalangan siswa maupun pelajar, makin betah menjelajahi dunia melalui Internet. Situasi semacam ini, jika dimanfaatkan untuk secara tidak sengaja menjelajahi situs-situs Web yang berkaitan dengan salah satu mata pelajaran tertentu di sekolah, setidak-tidaknya dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mereka tentang konsep mata pelajaran tersebut. Sejak tahun 2001, bola salju Internet pendidikan telah digulirkan. Meskipun bukan hal yang mudah, Internet mampu dieksplorasi untuk memboyong dunia pendidikan pindah ke dalamnya.Jika materi fisika baik tingkat SMU/SMK maupun SLTP dapat dikemas dan ditampilkan dalam halaman-halaman Web yang interaktif, barang kali akan menambah minat siswa belajar fisika melalui Internet. Hal itu mungkin terjadi karena siswa tidak akan merasa mendapat tekanan psikologis jika mereka mengalami kesalahan. Siswa akan dengan leluasa memberikan jawaban-jawaban sebagai reaksi atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di halaman Web karena yang mereka hadapi adalah sebuah komputer, bukan tampang guru fisika yang kadang-kadang menakutkan. Sebagai akibatnya, siswa yang belum memahami konsep yang sedang diajarkan di dalam kelas tidak berani menanyakan secara langsung kepada gurunya.

Bahasa pemrograman Java Script yang dibangun lebih belakangan dibandingkan dengan HTML merupakan bahasa penampilan Web yang lebih kaya karena memungkinkan adanya animasi dengan menjalankan program di lokasi pemakai (client). Dokumen yang dihasilkan juga dapat diupayakan bersifat interaktif. Dokumen program-program JavaScript dalam halaman HTML dapat disimpan di mesin Server sebagai dokumen HTML, yang kemudian dapat di-download dan dieksekusi oleh semua jenis client. Perancangan situs Web harus mempertimbangkan faktor ergonomik yang dapat menciptakan suasana nyaman bagi pengakses, seperti: penentuan jenis, ukuran, waktu dan format karakter, karena karakter akan banyak mendominasi tampilan situs Web. Penataan dan pemilihan warna juga harus mempertimbangkan faktor radiasi sinar yang dapat melelahkan mata para pengakses, seperti warna cerah, orange, kuning, dan hijau serta warna metalik. Di samping itu, perpaduan warna juga harus diarahkan pada penciptaan tampilan yang kontras, sehingga dapat dengan mudah dibaca.

Action Script dapat dipergunakan untuk membuat animasi dalam halaman Web. Keuntungan yang diperoleh pembuatan animasi dengan Action Script, antara lain: (1) ukuran byte yang lebih kecil dibandingkan dengan Frame, (2) tingkat akurasi animasi lebih tinggi, terutama dalam membuat animasi yang berulang, (3) mudah untuk direvisi, misalnya dalam hal kecepatan animasi, dan lintasannya. ActionScript dalam Macromedia Flash 5.0 tidak hanya dapat membuat animasi benda yang interaktif, tetapi juga dalam membuat movie klip dan tombol yang bervariasi, sehingga Web yang dihasilkan tampak lebih menarik dan interaktif. Penataan halaman Web sangat diperlukan agar halaman Web dapat menjadi menarik dan interaktif. Hal itu harus disadari karena akan menjadi ujung tombak bagi pemilik Web untuk berhadapan dengan pengaksesnya. Jika halaman itu kurang nyaman untuk dipandang atau menerima interaksi negatif dari pengakses, maka cepat atau lambat Web itu akan ditinggalkan oleh pengaksesnya.Computer games tampaknya memikat imajinasi dan perhatian remaja sebaya belasan tahun. Stapleton dan Taylor (2002) menyatakan hal itu pada bagian awal tulisannya, bahwa SR Voyager adalah bentuk dasar game yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman konsep penomena relativitas. Rancangan penelitiannya menghasilkan pedagogical strategies tentang dua kerangka acuan secara simultan pada layar komputer dan konsep dilatasi waktu, yang secara khusus diperuntukkan sebagai instruksi program pengajaran.

Wing-Kwong Wong (2000), dalam jurnal hasil penelitiannya yang berjudul Learning Physics with A Personal Computer Experiment, menyatakan bahwa data empiris tentang efektivitas proses belajar siswa di laboratorium dengan bantuan komputer lebih mudah dikumpulkan dan dianalisis. Hal itu dapat terjadi karena data yang diperoleh oleh siswa secara otomatis diproses oleh komputer tersebut. Model tersebut dapat memberikan banyak keuntungan karena siswa dapat menyelidiki secara ilmiah dan menyenangkan dibandingkan dengan biasanya belajar fisika dengan tugas yang menyakitkan.

Priscilla Laws, et.al (1999), dalam artikel hasil penelitiannya tentang pendidikan fisika, menyatakan bahwa secara keseluruhan mahasiswa di USA mengerti tentang kinematika (konsep kecepatan dan percepatan) dan dinamika yang dijelaskan oleh Hukum Newton (konsep gaya) dengan instruksi tradisional, persentasenya hanya antara 5% sampai 15% dari jumlah siswa. Dengan metode baru yang berbantuan komputer (RealTime Physics Mechanics, and Tools for Scientific Thinking Motions and Force), hasilnya mencapai lebih dari 90% dari jumlah siswa yang memahami konsep tersebut.

Martin E. Horn, et.al (2000), dalam jurnal hasil penelitiannya menyatakan bahwa hasil observasi, angket, dan tes data menunjukkan simulasi program Optics Phenomena untuk pelajaran optik sukses. Pengaruh yang dapat diamati secara signifikan adalah aktivitas dan sikap siswa terhadap fisika berubah. Motivasi, minat dan iklim belajar siswa menjadi lebih baik, dan hasilnya sangat positif.

Banyak penelitian telah dilakukan berdasarkan aturan instruksi berbasis komputer, yang sering disebut: Computer-Based Instruction, or Instructional Software (Kulik, 1987 dalam Pat Brogan, 1999). Instruksi dalam bidang pendidikan yang berbasis komputer membawa perubahan yang sangat cepat, dan ruang lingkup bidang perangkat lunaknya yang bervariasi (Gifford, 1999 dalam Pat Brogan, 1999).

Instruksi pembelajaran berbasis komputer mempunyai banyak keuntungan baik dari pihak guru (instructor) maupun siswa. Miller (1990) dalam Par Brogan (1999) mengungkapkan beberapa keuntungan potensial dari instruksi tersebut antara lain: (1) reduced learning, (2) reduced costs, (3) instructional consistency, (4) more privacy, (5) guided mastery of learning, (6) increased retention, (7) improved safety, (8) increased motivation, (9) multiple access, (10) increased engagement, (11) personalized feedback.Sementara itu Jewit (1998), dalam Pat Brogan (1999), menyatakan bahwa banyak penelitian telah mendemonstrasikan instruksi berbasis komputer dapat mengefektifkan biaya, namun hanya sedikit instruksi yang berbasis personal yang dapat meningkatkan keluaran berupa balikan (feedback) dan motivasi dari siswa.

Lebih jauh, Pat Brogan (1999) mengemukakan tentang keuntungan yang diperoleh sistem belajar-mengajar yang terintegrasi secara online, sebagai berikut. Sistem belajar-mengajar secara online akan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan dan merencanakan kompetensi apa yang akan mereka kembangkan. Lebih lanjut, dikatakan bahwa keuntungan yang disediakan dari lingkungan belajar-mengajar terintegrasi adalah ekstensif: berjalan cepat, tantangan dan kepuasan siswa meningkat, fleksibel dalam penyebaran materi pelajaran, instruksi menjadi lebih personal berdasarkan pada tingkat pembebanan, dan efektivitas biaya meningkat bagi suatu institusi. Dengan sistem belajar online, institusi dapat menciptakan kampus maya, yakni siswa, guru dan yang lainnya dapat berkolaborasi.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian, yaitu siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja tahun ajaran 2002/2003. Banyaknya sampel sebanyak 36 orang diambil secara acak oleh Guru Fisika di sekolah tersebut. Penerapan model dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2003, bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Teknologi Informasi Ezone bertempat di kantor Telkom Cabang Singaraja. Data yang dikumpulkan pada saat pelaksanaan penerapan model meliputi (1) data konsep awal siswa (pre-test), (2) data evaluasi (post-test), dan (3) data respon dan komentar siswa terhadap model. Data yang telah terkumpul, selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

3. Hasil dan Pembahasan

Setelah secara teknis Model Pembelajaran Fisika Interaktif dapat diakses dan dijalankan dengan normal melalui Internet melalui Geocities Free Web, dengan alamat URL: http://www.geocities.com/inpsuwindra/, selanjutnya model diterapkan kepada 36 orang siswa Kelas I SMU Negeri 1 Singaraja yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Penerapan model dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2003, bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Teknologi Informasi Ezone bertempat di kantor Telkom Cabang Singaraja. Hasil analisis statistik deskriptif terhadap parameter-parameter dalam penelitian ini, secara ringkas rekapitulasinya disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Rekapituasi Hasil Analisis Efektivitas Model

Aspek-Aspek yang ditelitiMean

Variansi

Beda Mean

Konsep Awal (pre-test)

39,72174,21 45,28

Evaluasi (post-Test)

85,00105,71

Dari Tabel 1 beda mean = 45,28 yang berarti bahwa rata-rata skor post-test lebih besar dibandingkan rata-rata skor pre-test. Nilai variansi menunjukkan, penyebaran skor post-test lebih merata dibandingkan dengan skor pre-test. Jadi, model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web dalam penelitian ini secara sangat signifikan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika yang mereka pelajari.

Respon/tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan rekapitulasinya ditunjukkan seperti tabel berikut ini.

Tabel 2 Rekapitulasi Respon/Tanggapan Siswa terhadap Model

No. ItemSangat PositifPositifRagu-raguNegatifSangat NegatifJumlah

1.112005036

2.121931136

3.023012136

4.92403036

5.162000036

6.418014036

7.42606036

8.42507036

9.92511036

10.201600036

Jumlah892164492360

%

24,7%60%1,1%13,6%0,6%100%

Dari Tabel 2, secara umum dapat diungkapkan bahwa lebih dari 84% sampel memberikan respon positif, kurang dari 15% merespon negatif, dan sisanya 1,1% ragu-ragu. Berdasarkan kriteria, karena 84%>50%, ini berarti bahwa model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web yang dibangun dalam penelitian ini mendapat respon positif dari siswa.

Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis respon/tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan seperti yang disajikan pada Tabel 2, konstribusi respon siswa dari 10 jenis item kuisioner yang ditanyakan dapat dirinci sebagai berikut. Lebih dari 86% siswa merespon positif terhadap pernyatakan yang menyatakan bahwa tampilan halaman Web mendukung dalam proses belajar fisika dan tidak merasa kesulitan dalam mengikutinya. Di samping itu, lebih dari 63% siswa merespon positif bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan mudah dipahani. Pernyataan mengerjakan soal-soal di Internet lebih menyenangkan daripada secara tradisional direspon positif lebih dari 91% sampel. Yang sangat menggembirakan adalah semua siswa yang dijadikan sampel (100%), menyatakan sangat tertarik terhadap proses mengerjakan soal di Internet yang nilainya langsung diketahui dan mengharapkan model seperti ini perlu dikembangkan di masa mendatang. Yang perlu mendapat perhatian dalam pemrograman Web adalah bagian diskusi-informasi. Proses pembelajaran pada bagian ini hanya bisa dipahami oleh sekitar 61% dari sampel, sedangkan mengenai komentar-komentar yang diberikan pada bagian diskusi-informasi, lebih dari 83% menyatakan bahwa hal itu dapat membantu mereka dalam memahami konsep yang sedang mereka pelajari. Mengenai contoh kasus pada bagian diskusi-informasi, lebih dari 78% sampel menyatakan bahwa langkah-langkah penyelesaian yang diberikan dapat membantu pemahaman mereka dan membantu mengatasi kesulitan dalam mengerjakan soal-soal pre-test.

Dari pesan dan komentar siswa yang disampaikan secara tertulis melalui pedoman kerja siswa, dapat dirangkum sebagai berikut. (1) Siswa sangat senang belajar fisika melalui Internet karena dalam mengerjakan soal-soal nilai yang dicapai langsung dapat diketahui. (2) Siswa mengharapkan metode belajar seperti ini perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada seluruh siswa di sekolah-sekolah, sehingga di masa mendatang metode ini menjadi populer. (3) Metode pembelajaran seperti ini perlu dikembangkan untuk mata pelajaran yang lainnya. (4) Metode belajar melalui Internet sangat mengasikkan bagi siswa, lebih menarik dan menambah semangat dalam belajar fisika. (5) Langkah-langkah dalam penyelesaian contoh kasus dalam diskusi-informasi sangat menarik dan mengasyikkan bagi siswa karena dapat menuntun mereka dalam mengerjakan soal-soal.

Jadi, berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web yang telah diterapkan, di samping dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika yang dipelajari seperti terjadinya peningkatan rata-rata hasil pre-test dan post-test, juga dapat membangkitkan minat dan motivasi dalam diri siswa untuk belajar fisika. Hal ini sesuai dengan temuan-temuan yang diungkapkan oleh Wing-Kwong Wong (2000), Priscilla Laws, et.al (1999), Martin E. Horn, et.al (2000), dan Jewit, 1998 (dalam Pat Brogan, 1999).

Oleh karena itu, Penerapan Model Pembelajaran Fisika Interaktif Berbasis Web, suatu upaya pemanfaatan teknologi Internet sebagai media belajar dalam penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep fisika yang mereka pelajari. Di samping itu, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Berbasis Web mendapat respon positif dari siswa dalam meningkatkan minat dan motivasinya untuk belajar fisika.

Hambatan yang dialami dalam penerapan Model adalah sebagai berikut. Proses pembelajaran dapat berjalan secara normal hanya sekitar 60 menit (1 jam) dan setelah itu, server tidak bisa melayani permintaan client. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. (1) Model pembelajaran fisika interaktif dalam penelitian ini terdiri dari 112 file yang tersimpan di Server Geocities Free Web alamat http://www.geocities.com/inpsuwindra/ memiliki ukuran total memori sebesar 985 KB. (2) Lama waktu model pembelajaran yang dibuat dalam penelitian ini sekitar 100 menit, yang berarti client harus beroperasi selama 100 menit. (3) Geocities Free Web menyediakan pelayanan aliran data sebesar 25 MB/Mo (25 MB/Bulan). Ini berarti, Geocities Free Web menyediakan pelayanan pengiriman data sebanyak 34,72 KB/jam. Dengan demikian, ukuran memori data sebesar 985 KB oleh server mampu melayani permintaan sebuah client selama 985 KB dibagi 34,72 KB/jam = 28,37 jam. Angka ini setara dengan pelayanan permintaan 28 client (dibulatkan) selama masing-masing 1 jam. Jika client menghendaki pelayanan selama 100 menit sesuai dengan lama proses pembelajaran, maka banyaknya client yang dapat dilayani oleh Geocities Free Web adalah (28,72 x 60)/100 = 17,23 client atau 17 client (dibulatkan).

Jadi, dari pengalaman tersebut di atas, jika menggunakan Geocities Free Web banyaknya client yang dioperasikan dalam waktu bersamaan hendaknya memperhatikan beberapa hal, yaitu: (1) lamanya waktu proses pembelajaran yang direncanakan, (2) besarnya ukuran total memori dari file-file yang mendukung Web pembelajaran tersebut. Jika penerapan model pembelajaran fisika interaktif berbasis Web dilakukan untuk kelas yang besar, maka guru dapat melaksanakan proses pembelajaran model ini dalam bentuk kelompok, artinya 1 komputer client untuk 2-3 orang siswa. Atau, jika suatu sekolah sudah mampu menyediakan server sendiri atau memiliki domain komersial, maka hal itu tidaklah menjadi kendala. Dengan demikian, upaya-upaya pengembangan model pembelajaran berbasis Web diharapkan terus dapat dilakukan baik oleh para pengembang maupun oleh para guru yang kreatif. Dengan kata lain, pemanfaatan teknologi Internet sebagai media belajar bagi siswa pada masa mendatang akan menjadi lebih populer.

4. Penutup

Penerapan Model Pembelajaran Fisika Interaktif Berbasis Web dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas I SMU Negeri 1 Singaraja tentang konsep fisika mengenai kinematika gerak lurus yang dipelajari di Internet.

Respon/tanggapan siswa setelah melakukan proses pembelajaran lebih dari 84% siswa merespon positif, kurang dari 15% merespon negatif, dan sisanya 1,1% ragu-ragu.

Jika menggunakan server Geocities Free Web, banyaknya client yang dioperasikan dalam waktu yang bersamaan, hendaknya diperhatikan lama waktu proses pembelajaran yang direncanakan, dan besarnya ukuran total memori dari file-file yang mendukung Web model pembelajaran tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Laws Priscilla, Sokoloff David, Thornton Ronald. 1999. Promoting Active Learning Using the Result Physics Education Research, Dickinson College, University of Oregon, Tufts University, USA, Article (Internet): UniServe Science News Volume 13 July 1999.McCoy, John. 1997. Menguasai Desain Web, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

M. Euler, A.Mller, IPN Kiel. 2001. Physics Learning and The Computer: A review, with a taste of meta-analysis, Germany. Paper (Internet): PS#-C-paper4.

Martin E. Horn, Helmut F. Mikelskis. 2000. Learning Physics Aided by Computer Simulations: Optics Phenomena University of Potsdam, Berlin. Journal (Internet): PoS3-12.

McLeod, Raymond, Jr. 1995. Management Information System, Prentice Hall, Inc, New Jersey.

Pranata, Antony. 2001. Panduan Pemrograman Java Script, Yogyakarta: Andi.

Pardosi, Mico. 2001. Bahasa Pemrograman Internet HTML dan Javascript, Surabaya: Indah.

Paul May. 2001. E-Learning: A Critical Analysis, Artikel (Internet).Pat Brogan. 1999. Using The Web for Interactive Teaching and Learning, The Imperative for the New Millennium, A White Paper (Internet): Macromedia Corporate Research Studio, London..

Staplenton, Andrew J. dan Taylor, Peter C.. 2002. Physics and Playstation Too: Learning Physics with Computer Games, Science & Mathematics Education Centre Curtin University of Technology, Perth. W.A. 6845. Paper of Research (Internet).

Stallings, William. 2000. Data & Computer Communications Sixth Edition, USA: Prentice Hall International, Inc.

Wijaya, Didik. 2002. Macromedia Flash 5.0 dengan ActionScript, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.Wong, Wing-Kwong. 2000. Learning Physics with A Personal Computer Experiment Kit: From Data Acquisition and Analysis to Hypothesis Formulation and Testing, Departement of Electronic Engineering National Yunlin University of Science & Technology, Taiwan. Journal (Internet): Proc. Natl. Sci. Counc. ROC(D) Vol. 10, No.3, 2000. pp. 126-136.

PAGE __________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXVII Juli 2004