tugas

Download tugas

If you can't read please download the document

Upload: devysetyana

Post on 17-Feb-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

Agroindustri merupakan salah satu komponen penting dari agribisnis dimana di dalamnya terjadi proses industri yang mengolah bahan baku dari hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi atau barang jadiTUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN TEKNOLOGIINOVASI TEKNOLOGIOleh:Alin Alaina0611030007JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2009Agroindustri merupakan salah satu komponen penting dari agribisnis dimana di dalamnya terjadi proses industri yang mengolah bahan baku dari hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Oleh karena itu agroindustri mempunyai peranan yang sangat penting karena pada umumnya mampu menghasilkan nilai tambah dari produk segar hasil pertanian. Kemajuan teknologi agroindustri saat ini bahkan mampu mendorong ke arah diversifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan manusia maupun pengguna lainnya atau meningkatkan pangsa pasar hasil olahan.Sedangkan tujuan dari agroindustri sendiri dalam pengolahan hasil pertanian dengan teknologi tertentu, antara lain:mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia, baik selera maupun nilai gizinya.memperpanjang masa simpan hasil pertanian yang mudah rusak.memberi peluang bagi pergembangan industri.menciptakan diversifikasi produk.memperluas pangsa pasar.Untuk perencanaan agroindustri yang efektif dan berkelanjutan maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut:Aspek produksi, yaitu harus mempertimbangkan ketersediaan bahan baku terutama dari kuantitas, kualitas dan kontinuitas.Aspek pasar, yaitu harus mampu menyesuaikan dengan permintaan pasar yang berkembang secara dinamis.Aspek distribusi, yaitu harus memperhitungkan perkembangan pesaing atau produk substitusinya.Aspek teknologi, yaitu harus mampu berkembang mengikuti perkembangan teknologi yang lebih efisien.Aspek manajerial yaitu diperlukan sumberdaya manusia yang mampu menjalankan manajemen agroindustri secara efisien.Aspek sosial, yaitu harus mempertimbangkan pendayagunaan masyarakat yang merupakan sarana transfer dari adanya teknologi.Untuk mencapai sasaran tersebut, dibutuhkan suatu strategi dan kebijakan tertentu, dengan meningkatkan inovasi teknologi yang mampu mengembangkan produktivitas dari agroindustri tersebut, sehingga dapat menjaga stabilitas dan keberlanjutan produksi dan mampu menghasilkan agrondustri yang unggul dan memiliki nilai tambah dan komersial.Inovasi sendiri mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Menurut Undang-undang No.18 tahun 2002, tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menerangkan bahwa inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Sedangkan Josef Schumpeter (1949) menyebutkan bahwa inovasi terdiri dari lima unsur yaitu:Memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada produk yang sudah adaMemperkenalkan proses baru ke industriMembuka pasar baruMengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau masukan lainnyaPerubahan pada organisasi industri.Sedangkan ukuran inovasi sendiri dibagi dalam dua kelompok yaitu ukuran yang berhubungan dengan output dan input. Untuk ukuran output antara lain:Produk atau proses baru atau yang dikembangkan Persentase penjualan dari produk atau proses baru tersebutKekayaan intelektual yang dihasilkan (paten, merek, atau disain)Kinerja perusahaan. Sedangkan ukuran inovasi yang berkaitan dengan input antara lain:Investasi di bidang penelitian dan pengembanganKekayaan intelektualBiaya akuisisi teknologi baruBiaya produksi pertama produk baruAset tak berwujud misalnya goowillBiaya pemasaran dan pelatihan untuk produk baruPerubahan organisasi dan metode manajerial.Martin Radenakers (2005) dalam bukunya membagi inovasi ke dalam beberapa tipe yang mempunyai karakteristik, yaitu: Tipe Inovasi Produk. Karakteristiknya terdapat pembaharuan pada produk, jasa, atau kombinasi keduanyaTipe Inovasi Proses. Karakteristiknya, terdapat metode baru dalam menjalankan kegiatan agar memiliki nilai tambah (misalnya distribusi atau produksi) yang lebih baik atau lebih murahTipe Inovasi Organisasional. Karakteristinya, memiliki metode baru dalam mengelola, mengkoordinasi, dan mengawasi pegawai, kegiatan, dan tanggung jawabTipe Inovasi Bisnis. Karakteristiknya, memiliki kombinasi produk, proses, dan sistem organisasional yang baru (dikenal juga sebagai model bisnis)Dalam memperluas inovasi dalam agroindustri, maka diperlukan suatu pemikiran yang strategis sehingga dapat mempercepat proses inovasi tersebut. Beberapa strategi untuk melakukan proses inovasi agroindustri yang tepat guna, kriterianya antara lain:Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh pengelola agroindustri. Inovasi akan menjadi kebutuhan pengelola apabila masalah yang dihadapi oleh pengelola dapat dipecahkan oleh inovasi tersebut.Inovasi harus memberikan keuntungan secara konkrit bagi pengelola. Jika teknologi yang baru dapat memberika keuntungan yang besar daripada teknologi yang lama, maka percepatan adopsi inovasi akan berjalan lebih cepat. Inovasi harus mempunyai kompatibilitas/keselarasan. Bila teknologi baru merupakan kelanjutan dari teknologi lama, maka proses percepatan adopsi inovasi akan berjalan lebih cepat. Bila suatu teknologi sesuai dengan pola agroindustri yang sedang berkembang saat itu, maka teknologi dapat dengan mudah masuk ke dalamnya.Inovasi harus dapat mengatasi faktor-faktor pembatas. Dimana suatu inovasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas suatu sistem agroindustri. Sehingga dengan kata lain suatu inovasi harus dapat mengatasi faktor-faktor pembatas dalam sistem itu. Faktor pembatas adalah suatu keadaan yang paling tidak memadai di suatu wilayah. Inovasi harus dapat mendayagunakan sumberdaya yang sudah ada. Apabila terpaksa mengguanakan sumberdaya dari luar yang mutlak diperlukan, maka harus memastikan bahwa sumberdaya itu murah, dan dapat diperoleh secara teratur dengan mudah dari suatu tetap yang dapat diandalkan.Inovasi harus terjangkau oleh kemampuan finansial dari pengelola agroindustri. Sebagus apapun teknologi apabila tidak terjangkau oleh kemampuan finansial dari pengelola, maka akan susah untuk diadopsi.Inovasi harus sederhana (tidak rumit) dan mudah dicoba. Semakin mudah teknologi yang baru untuk dapat dipraktekkan, maka makin cepat pula proses adopsi inovasi yang dilakukan oleh pengelola agroindustri. Oleh karena itu, agar proses adopsi dapat berjalan cepat, maka penyajian inovasi harus lebih sederhana. Karena suatu inovasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap percepatan adopsi inovasi.Inovasi harus mudah untuk diamati. Jika teknologi yang berhasil tedi tidak mudah untuk diamati, maka akan terjadi kendala dalam penyebaran adopsi inovasi tersebut, namun jika teknologi tersebut mudah diamati, maka akan banyak yang mudah mengkuti tanpa harus banyak bertanyaDelapan kriteria di atas adalah beberapa cara untuk menginovasi prosduk agroindustri. Semakin banyak kriteria itu terpenuhi, maka akan semakin besar pila peluang inovasi tersebut untuk diadopsi oleh pengelola agroindustri. Begitu juga sebaliknya. Suatu adopsi didahului oleh pengenalan suatu inovasi yang selanjutnya terjadi proses untuk menerima atau menolak inovasi tersebut. Jika hasil dari keputusan tersebut adalah menerima invasi yn ada, maka terjadilah adopsi.Setelah suatu inovasi diadopsi oleh pengguna, maka proses selanjutnya yang diharapkan adlah terjadinya difusi inovasi. Difusi adalah proses dimana inovasi diterapkan dan disebarkan oleh individu atau dalam suatu kelompok tertentu, sehingga tujuan untuk meningkatkan daya guna potensinya dapat segara tercapai.REFERENSIMusyafak, A dan T.M.Ibrahim. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. BPTP: Pontianak Hermana, B. 2005 .Mendorong Daya Saing di Era Informasi dan Globalisasi. Universitas Gunadarma: DepokAndri. 2008. Potensi Agroindustri. http:www.kuansing.go.id. Diakses tanggal 13 April 2009 pukul 10.43.