tugas

2
146 147 berikut: z ¿ P 1P 2 ^ p ^ q 1/ n 1 + 1/ n 2 dengan p ialah proporsi yang terjangkit polio dari sampel total n 1 + n 2. Dan q = 1 – p. penelitian itu menggunakan alpha = 0.001. dengan kata lain resiko untuk membuat kesalahan menolak Ho ketika Ho sesung-guhnya benar ialah 1 di antara 1000. Mengacu kepada table distribusi normal, maka daerah penolakan Z ialah bila Z hitung< -3.09. Selanjutnya, data Tabel 10.1 dimasukkan kedalam rumus sebagai berikut: Z = 28 × 10 5 71 × 10 49 X 10 5 ( 149 × 10 5 ) ¿¿¿ Z = ¿6.14 Z hitung = ¿6.14 <¿3.09. Artinya Z hitung terletak di daerah penolakan Ho. Artinya, hasil eksperimen mendukung hipotesis bahwa vaksin Polio efektif menurunkan insidensi poliomyelitis. Probabilitas(nilai p) untuk mendapatkan Z serendah atau lebih rendah dari 6.14 ketika sesungguhnya tidak dapat perbedaan antara kedua kelompok adalah 0.000000. Artinya, pengaruh peranpeluang sangat kecil terhadap perbedaan yang teramati tersebut. Pemerintah Amerika Serikat kemudian mengambil kebijakan untuk memberantas polio di negeri itu menggunakanvaksin Salk. INTERVENSI KOMUNITAS. Intervensi komunitas adalah studieksperimen dimana intervensi dialokasikan kepada komunitas, bukan kepada individu-individu. Agar lebihjelas, perhatikan Gambar 11.7 tenang skema intervensi komunitas Intervensi komunitas diperoleh karena alokasi intervensi tidak mungkin atau tidak praktis untuk dilakukan kepada individu. Contoh: Riset tentang efektivitas fluoridasi air minum untuk mencegah kariesgigi masyarakat. Riset Newburgh- Kingston ( Ast et al., 1950 ) memberikan natrium fluoride ketempat-tempat persedian air minum yang dikonsumsi komunitas Newburgh. Komunitas lainnya (Kingston) D+ D- D+ D- Keterangan komunitas Perilaku (preventif) (E+) Perlakuanaltern atife/ tanpaperlakuan (E+)

Upload: junaidi-ady

Post on 25-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aplikom ke tiga

TRANSCRIPT

Page 1: tugas

146 147

berikut:

z¿P1−P2

√ p̂ q̂1 /n1+1/n2dengan p ialah proporsi yang terjangkit polio dari sampel total n1 + n2.

Dan q = 1 – p. penelitian itu menggunakan alpha = 0.001. dengan kata lain resiko untuk membuat kesalahan menolak Ho ketika Ho sesung-guhnya benar ialah 1 di antara 1000. Mengacu kepada table distribusi normal, maka daerah penolakan Z ialah bila Z hitung< -3.09. Selanjutnya, data Tabel 10.1 dimasukkan kedalam rumus sebagai berikut:

Z =28×10−5−71×10

√49 X 10−5(1−49×10−5)¿¿¿Z = −¿6.14Z hitung = −¿6.14 <−¿3.09. Artinya Z hitung terletak di daerah penolakan Ho. Artinya, hasil eksperimen mendukung hipotesis bahwa vaksin Polio efektif menurunkan insidensi poliomyelitis. Probabilitas(nilai p) untuk mendapatkan Z serendah atau lebih rendah dari−6.14 ketika sesungguhnya tidak dapat perbedaan antara kedua kelompok adalah 0.000000. Artinya, pengaruh peranpeluang sangat kecil terhadap perbedaan yang teramati tersebut. Pemerintah Amerika Serikat kemudian mengambil kebijakan untuk memberantas polio di negeri itu menggunakanvaksin Salk.INTERVENSI KOMUNITAS. Intervensi komunitas adalah studieksperimen dimana intervensi dialokasikan kepada komunitas, bukan kepada individu-individu. Agar lebihjelas, perhatikan Gambar 11.7 tenang skema intervensi komunitas Intervensi komunitas diperoleh karena alokasi intervensi tidak mungkin atau tidak praktis untuk dilakukan kepada individu. Contoh: Riset tentang efektivitas fluoridasi air minum untuk mencegah kariesgigi masyarakat. Riset Newburgh-Kingston ( Ast et al., 1950 ) memberikan natrium fluoride

ketempat-tempat persedian air minum yang dikonsumsi komunitas Newburgh. Komunitas lainnya (Kingston)

D+

D-

D+

D-

Keterangan

komunitas

Gambar 11.7 skema intervensi komunitas

Menerima air minumsepertisebelumnya (tanpa suplementasi fluor). Eksperimeninimemperlihatkankemaknaanpengaruhfluoridasi, baiksecara statistic maupunklinik, dalam mengurangi kerusakan, kehilangan pengerakan masyarakat.

Intervensi dapat juga dialokasikan kepada kelompok yang lebih kecil dari komunitas, misalnya rumah tangga, komplek sperumahan karyawan kantor, buruh pabrik, dan sebagainya. Teoretis, randomisasi adalah prosedur yang ideal untuk memperoleh kesetaraan alokasi intervensi. Tetapi, dalam praktik randomisasi belum tentu bermanfaat untuk mengontrol factor perancu. Bila unit eksperimennya hanya terdiri dari dua atau 3 kelompok tentu tidak ada artinya menerapkan randomisasi ,sebagai contoh bila unit eksperimen dalam riset efektivitas fluoridasihanya terdiri dari dua

Perilaku (preventif)(E+)

Perlakuanalternatife/tanpaperlakuan

(E+)

Page 2: tugas

komunitas, yakni Newburgh dan Kingston. Maka eksperimen yang dapat dilakukan adalah eksperimen semu.