tugas

6
Colonic Stent Colonic stent adalah tabung metalik yang fleksibel yang didesain khusus untuk membuka bagian dari usus besar yang mengalami obstruksi baik total maupun parsial. Colonic stent digunakan pertama kali oleh Dohmoto pada tahun 1990 untuk terapi paliatif pada kasus obstruksi usus fase akut. Obstruksi pada usus besar dapat mengakibatkan hambatan aliran feses. Pemasangan stent dapat mengurangi obstruksi yang terjadi sehingga aliran feses tidak terhambat. Hal ini dapat dilakukan untuk menunda operasi, atau sebagai tindakan paliatif. Pemasangan stent dikontra indikasikan pada pasien yang mengalami perforasi. Prosedur: Pertama dilakukan tindakan colonoscopy untuk membantu melihat kondisi di dalam colon. Setelah itu dimasukkan kabel pemandu dan kateter berdiameter kecil ke dalam rectum. Kemudian dimasukkan medium kontras ke dalam colon untuk melihat dengan jelas posisi sumbatan tersebut. Posisi sumbatan dapat dilihat dengan bantuan foto x-ray. Setelah terlihat dengan jelas posisi sumbatan, kateter dilepaskan, kemudian dimasukkan lagi kateter berisi stent sampai berada tepat di posisi sumbatan. Kateter kemudian dilepaskan kembali, namun stent tetap ditinggalkan di usus besar. Komplikasi: 1. Migrasi. Stent dapat bergeser sehingga diperlukan pencabutan stent dan pemasangan ulang stent. Gejalanya berupa rasa

Upload: adi-widana

Post on 20-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aya

TRANSCRIPT

Page 1: tugas

Colonic Stent

Colonic stent adalah tabung metalik yang fleksibel yang didesain khusus untuk membuka

bagian dari usus besar yang mengalami obstruksi baik total maupun parsial. Colonic stent

digunakan pertama kali oleh Dohmoto pada tahun 1990 untuk terapi paliatif pada kasus

obstruksi usus fase akut.

Obstruksi pada usus besar dapat mengakibatkan hambatan aliran feses. Pemasangan stent

dapat mengurangi obstruksi yang terjadi sehingga aliran feses tidak terhambat. Hal ini dapat

dilakukan untuk menunda operasi, atau sebagai tindakan paliatif. Pemasangan stent dikontra

indikasikan pada pasien yang mengalami perforasi.

Prosedur:

Pertama dilakukan tindakan colonoscopy untuk membantu melihat kondisi di dalam colon.

Setelah itu dimasukkan kabel pemandu dan kateter berdiameter kecil ke dalam rectum.

Kemudian dimasukkan medium kontras ke dalam colon untuk melihat dengan jelas posisi

sumbatan tersebut. Posisi sumbatan dapat dilihat dengan bantuan foto x-ray. Setelah terlihat

dengan jelas posisi sumbatan, kateter dilepaskan, kemudian dimasukkan lagi kateter berisi

stent sampai berada tepat di posisi sumbatan. Kateter kemudian dilepaskan kembali, namun

stent tetap ditinggalkan di usus besar.

Komplikasi:

1. Migrasi. Stent dapat bergeser sehingga diperlukan pencabutan stent dan pemasangan

ulang stent. Gejalanya berupa rasa nyeri dan gejala sebelum pemasangan stent dapat

dirasakan kembali.

2. Reobstruksi. Terjadi sumbatan pada stent sehingga diperlukan pemasangan stent kedua.

Gejalanya biasanya berupa rasa kembung, mual dan muntah, tidak bisa flatus dan BAB

3. Perforasi usus besar.

4. Perdarahan yang dikarenakan oleh gesekan antara stent dengan tumor

5. Nyeri. Rasa nyeri dapat dirasakan beberapa saat, namun jika nyeri terjadi terus menerus

kemungkinan dapat terjadi reobstruksi atau malposisi.

Keuntungan pemasangan stent:

1. Stent dapat mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien.

2. Stent dapat dilakukan sebagai altrernatif dari tindakan operasi jika keadaan umum dari

pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi.

Page 2: tugas

Setelah pemasangan stent, pada hari pertama pasien hanya diperbolehkan makan dalam

makanan bentuk cair. Hari kedua pasien sudah boleh makan makanan padat yang rendah

serat. Hari ketiga pasien boleh memakan daging atau sayuran yang sudah dimasak dengan

matang sebelumnya. Pasien harus meminum banyak air putih. Pengencer feses atau laxative

dapat diberikan kepada pasien.

Page 3: tugas

Kateterisasi

Kateterisasi urine adalah tindakan memasukkan selang kateter kedalam kandung kemih

melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.

Indikasi:

1. Untuk mengambil sample urine

2. Pengukuran residual urine

3. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukkan dalam kandung kemih melalui kateter

4. Untuk pemeriksaan urodinamik

Jenis pemasangan kateter urine:

1. Indwelling catheter yang biasa disebut juga dengan retensi kateter atau folley catheter

2. Intermitten catheter yang digunakan untuk jangka pendek (hanya selama 5-10 menit) dan

pasien dapat diajarkan untuk memasang dan melepas sendiri kateternya

3. Suprapubik kateter kadang-kadang digunakan untuk pemakaian secara permanen.

Macam-macam kateter dibedakan berdasarkan:

1. Bentuk

a. Straight : lurus tanpa cabang

i. Robinson catheter

ii. Nelaton catheter

b. Coude catheter

i. Tiemann catheter

c. Self retaining catheter

i. Molecot catheter

ii. Folley catheter

2. Bahan

a. Lateks

b. Silikon

c. Lateks dilapisi silikon

d. Stainless

3. Sifat pemakaian

a. Permanen

b. Sementara

4. Jumlah percabangan

a. Cabang dua

Page 4: tugas

b. Cabang tiga

Saat ini ukuran kateter yang biasanya digunakan adalah kalibrasi French (FR) atau disebut

juga Charriere (CH). Ukuran tersebut didasarkan atas ukuran lingkaran diameter kateter

tersebut misalkan 18 FR atau CH 18 mempunyai diameter 6 mm dengan patokan 1 FR = CH

1 berdiameter 0,33 mm. Ukuran pada kateter menunjukkan diameter luarnya, bukan

lumennya. Besar kecilnya diameter kateter yang digunakan ditentukan dengan tujuan untuk

menentukan pemasangan pada pasien dewasa.

Page 5: tugas

Robotic Assisted Laparoscopic Radical Prostatectomy (RALRP)

RALRP adalah pengangkatan dari prostat, vesicula seminalis, dan terkadang juga nodus

limfatikus dengan menggunakan robot dengan akses minimal. Prosedur ini dilakukan

dibawah anestesi umum.

Prosedur:

Pasien puasa 6 jam sebelum operasi. Pasien harus BAB pada pagi hari sebelum operasi.

Dapat diberikan antibiotik profilaksis sebelum operasi. Pasien diposisikan Trendelenburg

untuk memudahkan akses ke daerah pelvis. Operasi ini menggunakan robotic assistance

dilakukan dengan teknik laparoscopy dimana akan dimasukkan sebuah trokar kecil melalui

kulit pasien. Selama prosedur dokter akan duduk di konsol remote control jarak pendek dari

pasien dan meja operasi, dan menggunakan pedal kaki untuk mengontrol sistem. Teknik ini

menggunakan teleskop 11mm yang dapat menampilkan gambar stereoskopis 3D yang

diperbesar pada konsol sehingga memungkinkan dokter bedah untuk memvisualisasikan

prosedur lebih detail. Gerakan robot sesuai dengan gerakan tangan operator. Sistem robot ini

juga meningkatkan ketepatan dengan cara mengurangi tremor dokter bedah, dan alat ini

memiliki kemampuan gerak 70 termasuk kemampuan rotasi sehingga gerakannya menyerupai

pergelangan tangan manusia.

Setelah selesai operasi biasanya dipasang drain. Setelah operasi pasien boleh makan dan

minum serta mobilisasi sesegera mungkin. Mobilisasi biasanya dilakukan 4 jam setelah

operasi. 1 hari setelah operasi drain dapat dilepas. Pasien dipulangkan jika sudah bisa

mobilisasi, makan dan minum, dan setelah diberi penjelasan cara merawat kateter. Pasien

kontrol dalam 7-10 hari untuk melepas kateter.

Indikasi:

Prosedur ini dilakukan pada pasien dengan kanker prostat sehinnga prostat, vesicula

seminalis, dan jaringan disekitarnya dapat diangkat untuk meningkatkan kemungkinan

terambilnya semua sel kanker.

Kontra indikasi:

Pasien yang telah dilakukan operasi BPH sebelumnya, pasien dengan ukuran prostat yang

besar yang memiliki kemungkinan perdarahan.

Keuntungan RALRP:

1. Luka lebih kecil

2. Nyeri lebih ringan

3. Perdarahan minimal

Page 6: tugas

4. Waktu rawat inap lebih singkat

Kerugian:

1. Alat terbatas

2. Mahal

Efek samping operasi:

1. Kesulitan mengontrol buang air kecil, sulit ereksi, ketidak mampuan untuk ejakulasi

2. Scar pada kandung kemih, inkontinensia urine yang berat, perdarahan, penis memendek

3. Infeksi nosokomial, rectal injury