tugas

14
Tugas HIDROBIOLOGI “Kelautan Potensi Memakmurkan Negara Indonesia” OLEH ANDI FAIDA RAHMI A1C2 11 051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO

Upload: edriyanto

Post on 08-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hkjjjjjhghghh

TRANSCRIPT

Tugas

HIDROBIOLOGIKelautan Potensi Memakmurkan Negara Indonesia

OLEHANDI FAIDA RAHMIA1C2 11 051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI 2014

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPermasalahan ekonomi paling krusial yang kini dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan dan pengangguran. Oleh sebab itu, kita harus segera merevitalisasi berbagai kegiatan ekonomi secara simultan dan membangkitkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Era globalisasi yang bercirikan liberalisasi perdagangan dan persaingan antarbangsa yang semakin sengit, maka seluruh kegiatan ekonomi yang direvitalisasi harus mampu menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi. Oleh sebab itu, ekonomi kelautan diyakini dapat menjadi keunggulan kompetitif, sekaligus memecahkan persoalan bangsa.Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana membangun sector kelautan Indonesia agar setara dengan Negara-negara maju seperti China, Jepang serta Amerika, maka perlu dibahas dalam makalah tentang langkah-langkah memajukan sector Kelautan Indonesia.B. TujuanTujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :1. Untuk mengetahui potensi kelautan Negara Indonesia2. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk memajukan kelautan Negara Indonesi

C. Manfaat Manfaat penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :3. Mengetahui potensi kelautan Negara Indonesia4. Mengetahui langkah-langkah untuk memajukan kelautan Negara IndonesiBAB IIPEMBAHASANA. Berkah Ekonomi Kelautan IndonesiaSebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi pembangunan (ekonomi) kelautan yang sangat besar dan beragam. Sedikitnya terdapat sembilan sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan guna memajukan dan memakmurkan Indonesia, yaitu (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri bioteknologi kelautan, (4) pertambangan dan energi, (5) pariwisata bahari, (6) transportasi laut, (7) industri dan jasa maritim, (8) pulau-pulau kecil, dan (9) sumber daya nonkonvensional.

Gambar 1. Potensi Bahari Negara Indonesia yang terkenal di mata DuniaPotensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun atau 7 persen dari total potensi lestari SDI laut dunia. Saat ini tingkat pemanfaatannya baru mencapai 4,4 juta ton. Oleh karenanya, masih ada peluang untuk mengembangkan usaha perikanan tangkap di daerah- daerah yang SDI-nya masih belum dimanfaatkan optimal. Di pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Bali, NTB, dan NTT, sampai ke ZEEI di Samudra Hindia, Teluk Tomini, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan ZEEI di Samudra Pasifik.Potensi produksi SDI yang dapat dihasilkan dari usaha perikanan budidaya jauh lebih besar ketimbang perikanan tangkap, yaitu sekitar 57,7 juta ton per tahun, dan baru diproduksi sebesar 1,6 juta ton (0,3 persen). Saat ini Indonesia merupakan produsen ikan terbesar keenam di dunia dengan volume produksi 6 juta ton (FAO, 2003). Apabila Indonesia mampu meningkatkan produksi perikanannya, terutama yang berasal dari usaha perikanan budidaya, menjadi 50 juta ton per tahun (75 persen dari total potensi), maka Indonesia akan menjadi produsen komoditas perikanan terbesar di dunia.Negara produsen ikan nomor satu saat ini adalah China, dengan total produksi 41 juta ton, yang merupakan produksi puncak. Sekadar contoh, Indonesia memiliki lahan potensial untuk tambak udang sekitar 1,2 juta hektar dan baru diusahakan 350.000 hektar, dengan produktivitas rata-rata 0,6 ton per hektar per tahun.Apabila kita dapat mengembangkan usaha tambak udang seluas 500.000 hektar dengan produktivitas rata-rata 2 ton per hektar per tahun, maka akan menghasilkan 1 juta ton udang per tahun. Itu berarti devisa yang didapat mencapai 6 miliar dollar AS per tahun. Usaha tambak udang ini mampu menyerap tenaga kerja sekitar 3 juta orang.Masih banyak komoditas perikanan budidaya lainnya yang bernilai ekonomi tinggi, antara lain mutiara, kerapu, kakap, baronang, bandeng, nila, lobster, kepiting, rajungan, teripang, abalone, dan rumput laut. Lebih dari itu, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.Potensi ekonomi industri bioteknologi kelautan sangatlah besar berupa industri farmasi (seperti Omega-3, squalence, viagra, dan sun-chlorela), industri kosmetika, bioenergi, dan industri lainnya. Secara potensial, nilai ekonomi total dari produk perikanan dan bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan sebesar 82 miliar dollar AS per tahun.Meskipun belum ada perhitungan tentang potensi ekonomi pariwisata bahari, namun jika kita membandingkan dengan negara bagian Queensland, Australia, yang panjang garis pantainya 2.100 kilometer mampu menghasilkan devisa dari pariwisata bahari sebesar 2 miliar pada tahun 2002.B. Kelautan yang Kaya akan MinyakHampir 70 persen produksi minyak dan gas bumi kita berasal dari kawasan pesisir dan laut. Indonesia memiliki 60 cekungan yang mengandung minyak dan gas bumi, dari 60 cekungan itu, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 cekungan di pesisir, dan hanya 6 cekungan berada di daratan. Total potensi kandungan sebesar 11,3 miliar barrel minyak bumi, yakni 5,5 miliar barrel cadangan potensial dan 5,8 miliar barrel cadangan terbukti.Selain itu, diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki kubik, yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial sebesar 37,3 triliun kaki kubik.Potensi ekonomi perhubungan laut diperkirakan sekitar 14 miliar dollar AS per tahun. Ini berdasarkan pada perhitungan bahwa sejak 15 tahun terakhir telah dikeluarkan devisa sekitar 14 miliar dollar AS per tahun. Dana sebesar itu untuk membayar armada pelayaran asing yang selama ini mengangkut 97 persen dari total barang yang diekspor dan diimpor ke Indonesia. Dan untuk mengangkut 50 persen dari total barang yang dikapalkan antarpulau di wilayah Indonesia.Di sektor jasa penyediaan tenaga kerja pelaut, potensinya pun luar biasa besarnya. Pada tahun 2000 kebutuhan pelaut dunia sebanyak 1,32 juta orang dengan gaji mencapai 18 miliar per tahun. Dari jumlah tersebut, Indonesia baru mampu memasok sebanyak 34.000 orang (3 persen) dari total kebutuhan tenaga pelaut dunia. Filipina 191.000 pelaut (25 persen) dan China sebanyak 104.000 pelaut (10 persen).Belum lagi potensi ekonomi dari sektor industri dan jasa maritim (seperti galangan kapal, coastal and offshore engineering, pabrik peralatan dan mesin perikanan, pelabuhan laut, serta teknologi komunikasi dan informasi). Pendayagunaan pulau-pulau kecil untuk pariwisata, mariculture, dan kegiatan ekonomi lainnya. Pemanfaatan sumber daya kelautan nonkonvensional yang meliputi energi kelautan, deep sea water industries, benda-benda berharga asal muatan kapal tenggelam, dan lainnya.Ekonomi kelautan ini akan semakin strategis bagi bangsa Indonesia seiring dengan pergeseran pusat kegiatan ekonomi dunia dari Poros Atlantik ke Poros Pasifik. Hampir 70 persen dari total perdagangan dunia ada di kawasan ini. Sebanyak 75 persen dari barang-barang yang diperdagangkannya ditransportasikan melalui laut Indonesia dengan nilai sekitar 1.300 triliun dollar AS per tahun.C. "Road Map" Kelautan IndonesiaPembangunan kelautan hendaknya diarahkan untuk meraih empat tujuan secara seimbang. Pertama, pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan. Kedua, peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan. Ketiga, pembudidayaan ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil. Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan. Keempat, menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa. Gambar 1. Potensi Bahari Negara Indonesia yang terkenal di mata DuniaUntuk merealisasikan keempat tujuan termaksud, kita perlu segera melaksanakan empat agenda pembangunan kelautan secara sinergis dan produktif. Pertama, menegakkan kedaulatan di laut dengan cara menyelesaikan seluruh masalah perbatasan wilayah laut dan penguatan kekuatan hankam laut nasional. Kedua, menyusun dan mengimplementasikan tata ruang kelautan nasional guna menjamin kepastian dan efisiensi investasi di bidang kelautan serta kelestarian ekosistem pesisir dan laut yang harus dilindungi.Naskah akademis tata ruang kelautan nasional sebenarnya sudah disiapkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) sejak awal tahun 2002. Dengan demikian, tinggal diimplementasikan saja.Dalam jangka pendek, sektor- sektor ekonomi kelautan yang feasible untuk memecahkan permasalahan ekonomi adalah perikanan budidaya, perikanan tangkap, industri bioteknologi kelautan, pariwisata bahari, industri pelayaran (perhubungan laut), dan pembangunan pulau- pulau kecil. Pembangunan perikanan budidaya dan perikanan tangkap hendaknya dilaksanakan dengan menerapkan sistem bisnis perikanan secara terpadu, yang mencakup aspek produksi, penanganan dan pengolahan, serta pemasaran hasil perikanan.Selain itu, prioritas pembangunan seyogianya fokus pada komoditas unggulan, yakni udang, kerapu, kakap, bandeng, nila, patin, kepiting, rumput laut, dan kerang mutiara untuk perikanan budidaya; dan udang, tuna, cakalang, ikan demersal, dan pelagis kecil yang bernilai ekonomis tinggi untuk perikanan tangkap.Pasar produk hilir rumput laut mencapai 4-70 per kg per dollar AS. Indonesia memiliki potensi produksi rumput laut 18 juta ton rumput laut kering per tahun. Oleh sebab itu, fokus industri bioteknologi kelautan adalah untuk menghasilkan produk semi-refined dan refined (produk akhir) rumput laut jenis karaginan, alginat, dan agarosa untuk industri farmasi, kosmetik, diary products, tekstil, cat, dan industri lainnya.Demikian juga dengan perhubungan laut, tinggal mengimplementasikan Inpres Nomor 5/2005 tentang Pelayaran Nasional secara serius dengan memberlakukan asas cabotage.Singkatnya, jika kita mampu mendayagunakan segenap potensi ekonomi kelautan, penulis yakin, bidang kelautan tidak hanya mampu mengeluarkan bangsa ini dari persoalan kemiskinan dan pengangguran. Akan tetapi, bidang tersebut juga mampu mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang maju. Semua itu bisa terwujud apabila kebijakan politik-ekonomi (seperti fiskal-moneter, hukum, keamanan, otoda, infrastruktur, dan ketenagakerjaan) bersifat kondusif bagi berkembangnya sektor kelautan.Dalam konteks inilah seharusnya pemerintah bukan hanya melakukan gerakan nasional Revitalisasi Pembangunan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang kental dengan orientasi pembangunan daratan. Akan tetapi, juga menyinergikannya dengan revitalisasi pembangunan kelautan.BAB IIIPENUTUPA. SimpulanIndonesia mampu mendayagunakan segenap potensi ekonomi kelautan, dan yakin, bidang kelautan tidak hanya mampu mengeluarkan bangsa ini dari persoalan kemiskinan dan pengangguran. Akan tetapi, bidang tersebut juga mampu mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang maju. Semua itu bisa terwujud apabila kebijakan politik-ekonomi (seperti fiskal-moneter, hukum, keamanan, otoda, infrastruktur, dan ketenagakerjaan) bersifat kondusif bagi berkembangnya sektor kelautan.B. SaranSemoga apa yang telah diuraikan member manfaat dalam membangun bangsa dan Negara. Untuk pemerintah bisa menjadi masukan dan langkah yang patut dicoba demi memajukan dan menyetarakan Indonesia dengan Negara maju lainnya dalam sector kelautannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/20/ekonomi http://www.wikipedia.com/12/2013/kelautan-indonesia