tugas

Upload: claudianuriendita

Post on 14-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak dan relatif murah harganya. Daging ayam mengandung 22 persen protein dan74 persen air dalam 100 gram bahan (Setiawan, 2010). Selain dagingnya, bagian organ dalam ayam seperti jantung, hati, dan usus ayam juga banyak dikonsumsi. Usus ayam merupakan organ pencernaan yang bermula dari ujung lambung hingga anus yang mudah terkontaminasi bakteri sehingga mudah sekali rusak. Oleh karena itu, setelah ayam disembelih, usus ayam harus segera dibersihkan dari sisa kotoran. Jika lebih dari 4 jam setelah disembelih usus ayam sudah tidak layak dikonsumsi (Made, 2009). Oleh karena itu banyak produsen menambahkan bahan kimia seperti formalin ke dalam usus ayam agar usus ayam dapat bertahan lebih lama. Penggunaan formalin dalam bahan makanan tidak hanya merusak zat gizi bahan makanan, tetapi juga dapat merusak syaraf tubuh bahkan menimbulkan kanker bagi yang mengkonsumsinya (Annisa, 2010). Saat ini, kasus usus ayam berformalin semakin banyak ditemukan. Pada bulan November tahun 2012 yang lalu, pihak kepolisian masih saja menemukan usus ayam berformalin beredar bebas di Tambora, Jakarta Barat.Waspada, Usus Ayam Dicampur FormalinPenulis : Natalia Ririh |Kamis, 25 November 2010 | 17:02 WIB

Dibaca:-

Komentar:-|

Share:

SHUTTERSTOCKilustrasiTERKAIT: Polisi Bongkar Bisnis Usus Ayam Formalin Yakin, Mi Basah yang Anda Konsumsi Aman? Inilah Ciri-ciri Kikil Berformalin Sebaiknya Formalin Dicampur Bitrex Boraks dan Formalin: Lalat Saja Nggak DoyanJAKARTA, KOMPAS.com- Masyarakat diminta berhati-hati membeli produk daging ayam. Modus pengawetan dengan menggunakan bahan formalin masih juga ditemukan.

Polresto Jakarta Barat, Kamis (25/11/2010), menangkap LTF yang kedapatan menjalankan usaha usus ayam berformalin dan menjualnya di Pasar Tambora. LTF bersama lima orang dengan sengaja mencampur formalin dengan air lalu dituangkan ke usus ayam agar awet.

Dengan ditangkapnya LTF, masyarakat diminta berhati-hati saat membeli usus ayam. Sarlan, penyelidik dari Kementerian Kesehatan menyatakan, ada ciri-ciri khusus mengenai usus ayam yang dicampur formalin.

"Kalau sudah dicampur formalin, tidak ada lalat yang singgah. Tekstur pangannya agak kenyal, warna usus pucat, dan bau anyir berkurang," jelasnya.Sarlan menjelaskan, kalau usus ayam berformalin dites dengan tes indikasi warna maka akan berwarna ungu dan kehitaman. "Dari usus ayam berformalin yang dilakukan LTF belum diketahui kadarnya berapa, tapi jelas berbahaya," ungkapnya.Kalau usus ayam yang mengandung formalin ini dikonsumsi, menurut Sarlan, maka akan memicu kanker karena mengandung karsinogen. "Kalau dikonsumsi bisa mengakibatkan gagal ginjal, gagal hati, gagal pankreas," ujarnya.Sarlan mengatakan agar masyarakat lebih selektif dalam membeli dan memilah makanan, karena apabila formalin tercampur dalam pangan sulit terurai, mengikat, dan memicu penyakit.

Formalin yang umum dikenal sebagai zat pengawet sediaan biologi atau mayat, banyak disalahgunakan untuk pengawet bahan makanan sehari-hari, seperti mi basah, tahu, bakso, ikan asin, ayam potong, ikan laut dan beberapa makanan lainnya. Beberapa jenis peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastic atau melamin, seperti mangkuk, pring dan gelas juga menggunakan formalin. Peralatan itu hanya aman digunakan dalam kondisi dingin. Pengaruh formalin terhadap system tubuh tergantung pada berapa lama dan berapa kadar yang terakumulasi dalam tubuh. Faktor imunitas tubuh juga ikutmenentukan.Namunbagi usia bayi dan anak kecenderungan bahaya formalin semakin besar, karena system imun tubuhnya belum sempurna. Sifat oksidator formalin dapat merusak sel-sel tubuh sehingga menghambat metabolisme, bahkan dapat mengakibatkan pertumbuhan sel yang abnormal (kanker). Oleh karena itu penting sekali kemampuan memilih dan membedakan makanan atau peralatan makan yang aman.I. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Jakarta sejak tahun 2006 ditemukan sejumlah produk pangan seperti ikan asin, mi basah, ayam potong dan tahu memakai formalin sebagai pengawet. Produk pangan berformalin itu dijual di sejumlah pasar dan supermarket di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, dan Bekasi. Temuan terbaru menyatakan bahwa beberapa produk permen susu dan makanan kecil kemasan/bermerk asal China juga mengandung formalin. Fakta ini tentu saja sangat menghawatirkan, karena formalin bukanlah zat aditif makanan, namun justru mengancam kesehatan. Produk-produk yang mengandung formalin itu tanpa sadar dikonsumsi masyarakat luas sehari-hari, karena tidak tahu bagaimana membedakan makanan berformalin ataukah tidak. Di samping itu dapat pula akibat ketidaktahuan dampak penggunaan formalin, zat ini masih luas dipergunakan. Dampak yang tak terlihat secara langsung ini juga membuat para produsen tidak peduli akan akibat jangka panjangnya. Akumulasi formalin terus-menerus dalam tubuh dapat berakibat fatal yang mengancam sistem keseimbangan tubuh.Pada makalah ini akan dikaji mengenai formalin dan sifat-sifatnya dan bagaimana dampaknya bagi sistim tubuh. Dikaji pula bagaimana cara mengidentifikasi makanan yang mengandung formalin baik dengan cara sederhana maupun secara kimia. Diharapkan tulisan ini dapat lebih menyadarkan pihak-pihak tertentu yang menggunakan formalin dalam produk makanan agar tidak lagi menggunakannya. Terlebih dari itu konsumen dapat mewaspadai produk-produk yang mengandung formalin, sehingga dapat mengenali ciri-ciri produk yang berformalin.II. PENGGUNAAN FORMALIN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN PENYALAHGUNAANNYAFormalinatauformaldehidadalah larutan tak berwarna, mudah larut dalam air, mudah menguap, dan mempunyai bau yang tajam. Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Formalin termasuk golongan aldehida suku pertama dengan rumus kimia ; H-CH=OFormalin mempunyai banyak nama kimia diantaranya adalah : Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formic aldehyde, Formalith, Tetraoxymethylene, Methyl oxide, Karsan, Trioxane, Oxymethylene dan Methyleneglycol.Penggunaan formalin sudah sangat umum dalam kehidupan sehari-hari maupun industri. Zat ini sangat luas pemanfaatannya karena sifat oksidator yang cukup kuat dari gugus aldehid (karboksil). Sifat oksidator inilah yang menyebabkan secara luas formalin digunakan untuk antiseptik, germisida, dan pengawet.Sebagai anti bakteri atau pembunuh kuman (germisida), formalin dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Dalam industri, digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).Larutan formalin yang sangat encer (