tugas 3 kelompok saak.docx

44
Rangkuman Jurnal Pertemuan 4 Standar & Analisis Akuntansi Keuangan Disusun oleh: Kelompok 3 1. Aditia Hariadi Tamar 2. Dindo Tazrudin 3. Moch Sapto Setiawan MAGISTER AKUNTANSI

Upload: yudi-hallim

Post on 04-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Rangkuman Jurnal Pertemuan 4Standar & Analisis Akuntansi Keuangan

Disusun oleh:Kelompok 3

1. Aditia Hariadi Tamar 2. Dindo Tazrudin 3. Moch Sapto Setiawan

MAGISTER AKUNTANSIUNIVERSITAS INDONESIAJAKARTATAHUN AKADEMIK 2014STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain, kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami meng-gunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama Mahasiswa: 1. Aditia Hariadi Tamar 2. Dindo Tazrudin3. Moch Sapto SetiawanKelas : ATS13 1 SoreMata Ajaran : Standar & Analisis Akuntansi KeuanganJudul Makalah/Tugas:Rangkuman Jurnal Reading: How Supportable is Your Green Agenda? Fergus Condon, Accountancy Ireland, December 2008. Reading: Is Green the New Black? , Deborah Tarrant, Intheblack, October 2008. Reading: XBRL and Sustainability Reporting, Brad Monteiro, Strategic Finance, January 2009

Hari, Tanggal : Rabu, 1 Oktober 2014Nama Pengajar: Dr. Ludovicus Sensi W, See,CPATandatangan :

Aditia Hariadi TamarDindo TazrudinMoch Sapto Setiawan

Daftar Isi

How is your supportable agenda. 4PKBL As Corporate Social Responsibility States Owners of Enterprise12Is Green the New Black ?................................................................................ 16Sustainability Reporting and XBRL.. 18Akuntansi Emisi Karbon ?................................................................................. 21

Bagaimanakah Dukungan Anda Terhadap Green Agenda(How Supportable is Your Green Agenda)

Green Agenda : Ditulis oleh Akuntan Irlandia, Fergus CondonDipublikasikan Tahun 2008

Pada saat ini fokus perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan berkaitan dengan perubahan iklim dan tanggung jawab sosial telah menjadikan Konsep Keberlanjutan (Sustainability Concept) dalam agenda pembehasan yang penting. Perubahan iklim di sini merupakan reaksi banyak perusahaan untuk mempertimbangkan beralih ke praktik lingkungan.atau Green Practices.Apakah Green ?Melalui jurnal Comparative Advantage & Green Business, Ernst & Young (2008:11) mengemukakan bahwa : green business adalah suatu hal yang relatif baru, dan sebuah istilah yang tidak terdefinisi den gan baik sehingga dapat diinterpretasi dengan berbagai cara yang berbeda oleh orang atau organisasi yang berbeda. Apa yang dianggap sebagai green oleh sebuah organisasi bias jadi tidak sama oleh organiasasi lainnya. Walaupun begitu, inti dasar dari sebuah green business adalah fokusnya pada keberlanjutan, dalam segi lingkungan dan sumber daya.(Ernst & Youngs Comparative Advantage & Green Business Report, 2012: 12).

Gil Friend (2009:2) mendefinisikan green business sebagai bisnis yang : Reduces negative environmental impacts Complies with environmental regulations Has a slick green marketing campaign Publishes a Corporate Social Responsibility Has a good environmental management systems Is ISO 14001 or otherwise green certified Can sustain its operations into the future indefinitely Enriches the world in which it operates Fergus Condon menyampaikan juga bahwa dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat peningkatan fokus perusahaan pada tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility or CSR).Mengapa Bisnis Tertarik pada Sustainability Reporting dan LingkunganBeberapa perusahaan telah mengindentifikasi bahwa selain pengelolaan reputasi perusahaan dan harapan pemangku kepentingan (stakeholders expectations), Sustainability mempunyai hubungan dengan peluang dan ancaman bisnis utama seperti : Penyempurnaan pengelolaan permintaan dan peramalan proses untuk mengurangi pembelian, produksi, dan penyimpanan yang berlebihan. Re-design Network, smart routing, perubahan mode dalam penyelesaian cost-saving untuk pengiriman dan pendistribusian Manfaat insentif pajak seperti 100% tunjangan modal digunakan untuk mengakuisisi mesin kantor yang ramah lingkungan, contohnya motor listrik, pencahayaan dan system managemen energi gedung.Walaupun mempunyai tantangan dalam implementasi di lingkungan saat ini, pelaporan keberlanjutan dan lingkungan juga mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pendapatan. Sektor perusahaan retail menggunakan marketing-nya dalam meningkatkan pemasaran produknya dalam menghubungkan antara produk yang dijual dengan masyarakat yang memproduksinya.Pemilihan untuk melaporkan secara terbuka pada praktik keberlanjutan mereka memungkinkan perusahaan untuk secara proaktif mengelola harapan para pemangku kepentingan mereka.Apakah Sustainability Reporting ?Konsep green business tidak akan pernah terlepas dengan sustainability, Gil Friend (2009:3) mengartikan sustainability sebagai : living and doing business in ways that dont erode the potential for future generations commonly refers to the triple bottom line (TBL) or economic, environmental, and social benefit. Keseluruhan program EarthCheck adalah mencakup sustainability atau keberlanjutan. EarthCheck sendiri mendefinisikan keberlanjutan/sustainability secara sederhana, yaitu :Memastikan kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan, baik lokal maupun global terpenuhi dan terjaga untuk generasi masa depan. EarthCheck membagi keberlanjutan ini menjadi 3 sektor, yaitu sosial,ekonomi, dan lingkungan, dikenal dengan triple bottom line (TBL).

Sumber: EarthCheck Coordinator Module, September 2012Kerangka Kerja untuk Pelaporan KeberlanjutanThe Global Reporting Initiative (GRI) merupakan jaringan dari berbagai pemangku kepentingan dengan anggota berbagai Negara yang didirikan pada tahun 1998. GRI mengembangkan kerangka kerja pelaporan berkelanjutan untuk di aplikasikan do banyak Negara di dunia.Kerangka kerja GRI telah memberikan panduan mengenai prinsip-prinsip dan indicator dari suatu organisasi untuk digunakan dalam mengukur dan melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial.STANDARD DISCLOSURESGeneral Standard Disclosures1. Strategy and Analysis2. Organizational Profile3. Identified Material Aspects and Boundaries4. Stakeholder Engagement5. Report Profile6. Governance 7. Ethics and IntegritySpecific Standard Disclosures1. Disclosures on Management Approach2. Category: Economic3. Category: Environmental 4. Category: Social Sub-Category: Labor Practices and Decent Work Sub-Category: Human Rights Sub-Category: Society Sub-Category: Product ResponsibilitySedangkan Prinsip-Prinsip dalam GRI adalahPRINCIPLES FOR DEFINING REPORT CONTENT1. Stakeholder Inclusiveness Principle: The organization should identify its stakeholders, and explain how it has responded to their reasonable expectations and interests. Stakeholders can include those who are invested in the organization as well as those who have other relationships to the organization. The reasonable expectations and interests of stakeholders are a key reference point for many decisions in the preparation of the report.

2. Sustainability Context Principle: The report should present the organizations performance in the wider context of sustainability. Information on performance should be placed in context. The underlying question of sustainability reporting is how an organization contributes, or aims to contribute in the future, to the improvement or deterioration of economic, environmental and social conditions, developments, and trends at the local, regional or global level. Reporting only on trends in individual performance (or the efficiency of the organization) fails to respond to this underlying question. Reports should therefore seek to present performance in relation to broader concepts of sustainability. This involves discussing the performance of the organization in the context of the limits and demands placed on environmental or social resources at the sector, local, regional, or global level.3. Materiality Principle: The report should cover Aspects that: Reflect the organizations significant economic, environmental and social impacts; or Substantively influence the assessments and decisions of stakeholders. Organizations are faced with a wide range of topics on which they could report. Relevant topics are those that may reasonably be considered important for reflecting the organizations economic, environmental and social impacts, or influencing the decisions of stakeholders, and, therefore, potentially merit inclusion in the report. Materiality is the threshold at which Aspects become sufficiently important that they should be reported4. Completeness Principle: The report should include coverage of material Aspects and their Boundaries, sufficient to reflect significant economic, environmental and social impacts, and to enable stakeholders to assess the organizations performance in the reporting period. Completeness primarily encompasses the dimensions of scope, boundary, and time. The concept of completeness may also be used to refer to practices in information collection and whether the presentation of information is reasonable and appropriate.PRINCIPLES FOR DEFINING REPORT QUALITY1. Balance Principle: The report should reflect positive and negative aspects of the organizations performance to enable a reasoned assessment of overall performance. The overall presentation of the reports content should provide an unbiased picture of the organizations performance. The report should avoid selections, omissions, or presentation formats that are reasonably likely to unduly or inappropriately influence a decision or judgement by the report reader.2. ComparabilityPrinciple: The organization should select, compile and report information consistently. The reported information should be presented in a manner that enables stakeholders to analyze changes in the organizations performance over time, and that could support analysis relative to other organizations. Comparability is necessary for evaluating performance. Stakeholders using the report should be able to compare information reported on economic, environmental and social performance against the organizations past performance, its objectives, and, to the degree possible, against the performance of other organizations.3. Accuracy Principle: The reported information should be sufficiently accurate and detailed for stakeholders to assess the organizations performance. Responses to economic, environmental and social DMA and Indicators can be expressed in many different ways, ranging from qualitative responses to detailed quantitative measurements. The characteristics that determine accuracy vary according to the nature of the information and the user of the information.4. Timeliness Principle: The organization should report on a regular schedule so that information is available in time for stakeholders to make informed decisions. The usefulness of information is closely tied to whether the timing of its disclosure to stakeholders enables them to effectively integrate it into their decision-making. The timing of release refers both to the regularity of reporting as well as its proximity to the actual events described in the report.5. ClarityPrinciple: The organization should make information available in a manner that is understandable and accessible to stakeholders using the report. Information should be presented in a manner that is comprehensible to stakeholders who have a reasonable understanding of the organization and its activities.6. Reliability Principle: The organization should gather, record, compile, analyze and disclose information and processes used in the preparation of a report in a way that they can be subject to examination and that establishes the quality and materiality of the information. Stakeholders should have confidence that a report can be checked to establish the veracity of its contents and the extent to which it has appropriately applied Reporting Principles.

Sustainability Reporting di Indonesia ?Sustainability Reporting adalah pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja perusahaan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban membuat laporan keberlanjutan (sustainability report) sesuai dengan amanat Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu :1. Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir.2. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya: c. laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;Bapepam-LK telah mengeluarkan aturan yaitu Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : KEP-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau perusahaan Publik, yang mengharuskan perusahaan publik untuk mengungkapkan pelaksanaan kegiatan CSR di dalam laporan tahunannya. Melalui penerapan Sustainability Reporting diharapkan perusahaan dapat berkembang secara berkelanjutan (sustainable growth) yang didasarkan atas etika bisnis (business ethics).Proses penyajian Sustainability Reporting dilakukan melalui 5 (lima) mekanisme, yaitu :1. Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membuat kebijakan yang berkaitan dengan sustainability development, kemudian mempublikasikan kebijakan tersebut beserta dampaknya.2. Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat pada perusahaan untuk memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan pada perusahaan untuk menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting kepada para pemasok dan mata rantainya.3. Keterlibatan stakeholders.4. Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat meminta perusahaan untuk mengembangkan aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk membuat laporan pelaksanaan sustainability. Apabila perusahaan belum melaksanakan, maka perusahaan harus memberikan penjelasan.5. Mekanisme lain adalah rating dan benchmaking, pajak dan subsidi, ijin-ijin yang dapat diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.Sustainability Reporting dapat diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual report). Beberapa alasan perusahaan menyajikan Sustainability Report terpisah dari annual report, antara lain :a. Sustainability Reporting sebagai alat komunikasi bagi manajemen dengan para stakeholder untuk menyampaikan pesan bahwa perusahaan telah menjalankan sustainable development.b. Memperoleh image baik (citra positif) dari stakeholder.c. Pencarian legitimasi dari stakeholder.Hubungan dengan Pelaporan KeuanganGreen Agenda juga mempunyai dampak terhadap panduan yang dikeluarkan oleh penyusun standar akuntansi yaitu International Financial Reporting Interpetations Committee (IFRIC). IFRIC menerbitkan panduan bagi perusahaan untuk melaporkan kewajiban tanggungjawab sosialnya.IFRIC 6 berkaitan dengan akuntansi untuk managemen limbahIFRIC 6 menjelaskan ketika produsen memproduksi barang-barang elektronik tertentu maka diperlukan untuk mengakui kewajiban di bawah IAS 37 berkaitan dengan biaya pengelolaan sampah dan atau dekomisioning limbah peralatan listrik dan elektronik yang disediakan untuk rumah tangga pribadi.Ketentuan Uni Eropa terkait Limbah Listrik Peralatan Elektronik (WE & EE) telah menimbulkan pertanyaan tentang kapan kewajiban produsen yang memproduksi barang-barang elektronik tertentu untuk dekomisioning limbah tersebut harus diakui. Petunjuk tersebut mengatur bahwa biaya pengelolaan sampah untuk peralatan yang telah dijual kepada rumah tangga sebelum 13 Agustus 2005 harus ditanggung oleh produsen sedangkan jenis peralatan yang berada di pasar selama periode yang ditentukan dalam undang-undang yang berlaku di negara anggota individu (periode pengukuran). Para produsen harus berkontribusi untuk biaya sesuai dengan porsi masing-masing pasar menurut jenis peralatan.Masalah yang IFRIC 6 ditemua adalah: jika entitas memiliki kewajiban untuk berkontribusi membuang biaya manajemen berdasarkan pangsa pasar dalam periode pengukuran, apa cara yang diatur dalam paragraf 14 (a) dari IAS 37 yang memunculkan kewajiban: pembuatan atau penjualan peralatan rumah tangga sejarah? partisipasi dalam pasar selama periode pengukuran? timbulnya biaya dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah?IFRIC 6 menyimpulkan bahwa peristiwa yang memicu pengakuan kewajiban partisipasi di pasar selama periode pengukuran. Periode pengukuran adalah periode di mana pangsa pasar ditentukan untuk tujuan mengalokasikan biaya pengelolaan sampah. IFRIC 6 menyatakan bahwa itu adalah tanggal ini, bukan tanggal produksi peralatan atau timbulnya biaya, yaitu peristiwa yang memicu pengakuan kewajiban.Siapakah yang Terlibat dalam Pelaporan Keberlanjutan Perusahaan ?Dalam Sustainability Reporting masa lalu dipandang hanya relevan untuk perusahaan industri berat atau petrokimia, hari ini adalah masalah di banyak sektor. penelitian terbaru dalam Sustainability Reporting Eropa yang mencakup periode 2000-2007, peringkat Irlandia 15 dari 18 konstituen. Sekitar 75 entitas yang terdaftar di Bursa Efek Irlandia, hanya 21 (28%) mengeluarkan beberapa bentuk pelaporan keberlanjutan atau Sustainability Reporting pada tahun 2007 . Namun hal ini mengalami peningkatan tajam dari tahun 2000 ketika itu hanya tiga perusahaan yang menghasilkan laporan tersebut. Jasa Keuangan, misalnya, adalah sektor industri yang banyak dan akan segera berkaitan ldengan Sustainability Reporting. Permanent plc adalah pemenang penghargaan nasional untuk perusahaan laporan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) tahun 2007.

Verifikasi dan Jaminan

Pemasaran seseorang terkait carbon footprint atau emissions level telah menjadi konsep yang sangat populer. Perusahaan Irlandia yang beroperasi di industri yang terkait dengan sumber daya terbarukan akan membuat komitmen keberlanjutan kepada masyarakat untuk memantau dan melaporkan janji-janji mereka. Jika Anda adalah pejabat eksekutif diminta untuk menandatangani laporan seperti itu adalah penting untuk memiliki keyakinan dalam proses dan konten yang ada di dalamnya. akibatnya, dan mungkin tidak mengherankan, kita melihat kecenderungan meningkat terhadap verifikasi pihak ketiga terhadap Sustainability Reporting suatu entitas.

KESIMPULANJika keberlanjutan atau praktik eco-freindly dari bagian dari misi bisnis atau tujuan, maka pelaporan keberlanjutan atau Sustainability Reporting harus menjadi bagian dari strategi komunikasi Anda. Setidaknya, laporan ini harus mampu meningkatkan kredibilitas pernyataan misi yang mungkin akan ditafsirkan hanya sebagai tren modis.

PKBL Sebagai Corporate Social Responsibility BUMN(PKBL States Owner of Enterprise as CSR)

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BUMN sebagai salah satu bentuk kepedulian BUMN kepada masyarakat dan lingkungan. Seusai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang terakhir kali diperbaharui melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-08/MBU/2013, Program Kemitraan adalah Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana BUMN. Sedangkan Program Bina Lingkungan adalah Program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana BUMN.1. Program KemitraanProgram Kemitraan adalah Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana BUMN. Program Kemitraan dilaksanakan oleh BUMN kepada mitra binaan usaha mikro/kecil yang memenuhi kriteria sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 tentang PKBL, yaitu:a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);b. Milik Warga Negara Indonesia;c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;d. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi;e. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan;f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun;g. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).Kegiatan Program Kemitraan diberikan kepada Mitra binaan dalam bentuk:a. Pemberian Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan.b. Pemberian pembinaan melalui: Pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi untuk meningkatkan produktivitas mitra binaan. Dana pembinaan bersifat hibah kepada mitra binaan.Disamping dari alokasi bagian laba BUMN/biaya, sumber pendanaan PK yaitu pengembalian pinjaman dari mitra binaan dan jasa administrasi (bunga) yang ditetapkan sebesar 6% flat per tahun. Posisi Saldo dana PK yang ada pada 110 BUMN per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp1.985.476.110.000,00. (sumber Laporan Audit PKBL) 2. Program Bina Lingkungan Program Bina Lingkungan adalah Program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana BUMN. Pendanaan kegiatan Program Bina Lingkungan setiap tahunnya berasal dari saldo awal tahun, penerimaan alokasi laba/biaya, serta pendapatan bunga jasa giro/deposito serta pendapatan lainnya. Atas dana tersedia tersebut, kegiatan Program Bina Lingkungan dipisahkan menjadi dua kegiatan sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 tentang PKBL, yaitu:a. Program Bina Lingkungan BUMN PembinaKegiatan Bina Lingkungan BUMN Pembina sepenuhnya menjadi kewenangan Direksi baik dari alokasi perkegiatan sampai dengan penyalurannya. Sumber dana berasal dari 70% dari total dana tersedia pada tahun berjalan yang disalurkan untuk bantuan kepada masyarakat dengan ruang lingkup yaitu:1) Bantuan korban bencana alam;2) Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan;3) Bantuan peningkatan kesehatan;4) Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum;5) Bantuan sarana ibadah;6) Bantuan pelestarian alam;7) Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.Bantuan Program Bina Lingkungan kepada masyarakat bersifat hibah/dana keluar sehingga tidak ada dana yang bergulir kembali kepada BUMN/revolving. Dalam pelaksanaannya kegiatan dimaksud diberikan kepada masyarakat berdasarkan penilaian BUMN Pembina sesuai bentuk bantuan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.Posisi dana Program Bina Lingkungan BUMN Pembina per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp807.735.348.000,00. (Data Saldo dana Program Bina Lingkungan tersebut bersumber dari Laporan Audit PKBL tahun 2013 pada 110 BUMN)b. Program Bina Lingkungan BUMN PeduliSesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007, Program BL BUMN Peduli adalah Program BL yang dilakukan secara bersama-sama antar BUMN dan pelaksanaannya ditetapkan dan dikoordinir oleh Menteri. Sumber pendanaan dari 30% dari total dana tersedia Program BL tahun berjalan. Apabila pada akhir tahun terdapat sisa kas dana Program BL BUMN Pembina dan BUMN Peduli, maka sisa kas tersebut menjadi saldo kas awal tahun dana Program BL tahun berikutnya. Sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 tentang PKBL yang diubah terakhir kali melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-08/MBU/2013 tentang Perubahan Keempat Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007, kegiatan Program BL BUMN Peduli telah dihapuskan sehingga BUMN tidak perlu untuk melakukan penganggaran dari 30% dana tersedia. HUBUNGAN LKPP LKKBUMN DAN Lap Keu BUMN Persero/Perum Analisis terhadap Dana PKBLPendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi obyek, subyek, proses, dan tujuan. Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dari sisi subyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Penentuan Nilai PMN- BUMN Pada LKPP 2011 Penjelasan CALK C-2-25

Mengapa Laporan LKPP PMN menjadi Understated ?1. Laporan Keuangan PKBL Dicatat secara Ekstra Komptabel2. Laporan Keuangan PKBL BUMN Tidak dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan masing-masing BUMN3. Kementerian BUMN Tidak Melaporkan Adanya aset yang terbentuk karena kebijakan PKBL Permasalahan Lanjutan Dari Pengelolaan PKBL1. Apa Bentuk Organisasi PKBL ? 2. Perpajakan PKBL Menggunakan NPWP Siapa dan dilaporkan ke SPT siapa ?3. Kepemilikan Aset Milik Siapa ?4. Standar Akuntansi apa yang digunakan ?5. Proses administrasi menggunakan keputusan siapa dan sebagai apa ?6. Pengadaan Barang dan Jasa Tunduk pada Hukum siapa dan yang mana ?

Bagaimana Perlakuan yang Seharusnya Terhadap dana PKBL (Suatu Bahasan)1. Dilaporkan Intra Komptabel ke dalam laporan keuangan masing-masing BUMN2. Dibentuk BLU-Kementerian BUMN yang mengelola dana-dana tersebut3. Dilaporkan dalam BUMN Khusus tersendiri yang mengelola dana-dana tersebut4. Dilaporkan dalam laporan kementerian BUMN sebagai aset lainnya (sebagai pencatatan sementara)

Apakah PKBL dapat menjadi Bagian Dari LK BUMN ? Prinsipnya Dapat, Namun untuk menghindari perdebatan maka tingkat kepastian yang dapat dikatagorikan clear adalah 30% dari dana BL BUMN Peduli

Apakah Green in The New Black ? (Is Green the New Black ?)

Oleh Deborah TarrantSebagai perdagangan emisi dan pelaporan energi mulai berlaku, peran profesional keuangan saat ini menjadi semakin lebih penting. Terlepas dari gaya pribadi atau apakah mereka percaya sejati dalam perubahan iklim, kerah semua orang akan mengambil rona baru dalam beberapa bulan mendatang sebagai organisasi besar dan kecil bersaing dengan revolusi hijau. Ekonom dan ahli tenaga kerja-perubahan yang menggembar-gemborkan kedatangan pekerja kerah hijau, mereka yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan agenda lingkungan. Dan aturan baru, dengan Greenhouse sekarang-yang berlaku Australian National dan Energi Pelaporan (finger) hukum dan selanjutnya legislatif menjelang peluncuran skema perdagangan emisi Australia (ETS) pada tahun 2010, secara efektif akan menyentuh setiap aspek dari setiap organisasi dari papan tingkat bawah. Perubahan iklim tidak lagi hanya menjadi masalah bagi tim lingkungan atau keberlanjutan tapi 'bisnis tantangan sehari-hari'. Peningkatan biaya yang berkaitan dengan karbon baru akan mengalir melalui setiap bagian dari perekonomian. Pembatasan carbon bagi dunia bisnis akan membawa perubahan tenaga kerja yang signifikan. Akan ada lebih banyak pekerjaan baru.Yang sangat jelas adalah bahwa peran profesional keuangan dan akuntan akan menjadi semakin penting. Pengetahuan keuangan dan analisis akan menjadi sangat penting, bersama dengan keterampilan untuk menghitung emisi dan peningkatan biaya operasi.Sebuah kesibukan saat mengelilingi empat perusahaan akuntansi dan penasehat besar karena mereka berusaha untuk mendapatkan orang yang tepat untuk membantu klien. Sekarang sebagian besar perusahaan besar mencari konsultan untuk 'datang dan memberitahu mereka bagaimana melakukannya', sementara beberapa sudah menunjuk spesialis karbon dalam divisi, khususnya dalam bidang hukum, pajak, jaminan / audit. Dalam bidang akuntansi, minat perusahaan terhadap kandidat yang berpengalaman pelaporan triple-bottom-line telah meningkat. Sampai saat ini organisasi besar biasanya telah mengeksplorasi isu-isu karbon melalui komite pengarah lintas-disiplin, pekerjaan bagus yang muncul pana adalah Chief Carbon Officer (CCO). Perdagangan emisi karbon telah menggeser isu manajemen risiko kepada perubahan cara organisasi menjalankan bisnisnya, bererak cepat ke dalam lingkup keuangan dan akuntansi, dengan perdagangan karbon, kredit dan offset yang menunjukkan potensi untuk menciptakan aset dan kewajiban tidak berwujud yang signifikan. The CCO tidak hanya akan mengelola jejak karbon dan memastikan respon terhadap persyaratan pelaporan wajib dan sukarela, tetapi menjelaskan atas implikasnya terhadap laporan keuangan. "Perusahaan harus memperkirakan dan lindung nilai risiko karbon mereka sebagai bagian dari rencana mereka untuk pertumbuhan. CCOs mungkin akan melakukan lindung nilai terhadap risiko untuk pertumbuhan dengan. "Mereka akan melihat risiko karbon dalam akuisisi masa depan, mengevaluasi usaha patungan dan merger, setiap ekspansi harus mengambil dalam elemen karbon," Bowler menambahkan. Pada dasarnya, sebuah ETS berusaha untuk mencapai transformasi bisnis dan pembaharuan teknologi, dan semua keputusan bisnis yang sulit sekitar penanaman modal. "Ini akan berdampak keputusan tentang apa yang harus berinvestasi dalam. Beberapa aset akan turun nilainya, itulah sebabnya mengapa penting bagi perusahaan untuk mulai mengungkapkan profil emisi saat ini dan masa depan mereka sekarang daripada membiarkan pasar untuk membuat keputusan tanpa informasi tapi berdasarkan persepsi. 'Pada fase perdagangan emisi, green papper meminta pengawasan yang lebih besar. Bisnis dengan kewajiban ETS akan harus menyediakan laporan asrance eksternal yang diverifikasi terhadap data rumah kaca mereka, seperti halnya dengan data keuangan. Perdagangan emisi akan menyajikan arena baru untuk pemain keuangan. Kedepan akan menjadi generasi baru pedagang karbon yang berperan menjual izin ke berbagai pasar baru, termasuk berjangka. Perusahaan listrik dan penghasil emisi besar akan terlihat untuk menunjuk orang-orang mereka sendiri untuk membeli dan menjual izin mereka, sementara izin sendiri juga akan memerlukan pengaturan pajak dan akuntansi spesialis. Industri jasa keuangan akan mendapatkan peluangnya. Pertumbuhan yang tinggi akan layanan serupa dengan produk-produk keuangan, seperti saham, dan akan mencakup saran perdagangan, broker, trading platform dan service yang mendukung. Investor di seluruh dunia telah membantu untuk menyelamatkan planet ini melalui meningkatnya jumlah dana baru yang terkait dengan perusahaan yang memerangi perubahan iklim. Sebuah pasar offset juga akan jalan. Dari sudut pandang saat ini, ini tampaknya akan meliputi sektor kehutanan, seperti green paper memungkinkan pemilik lahan kehutanan untuk memilih ke ETS, menunjukkan Ian Porter, mantan lingkungan pemerintah Victoria dan analis kebijakan keberlanjutan yang kini berkonsultasi dengan The Nous Grup . Di bawah skema, pemilik lahan hutan bisa menjadi bagian dari pasar karbon dan memiliki kredit untuk menjual kepada pencemar. Pertanyaannya adalah bagaimana untuk memperhitungkan karbon dihilangkan dengan menanam pohon? Sementara standar kuasi-Australia sudah ada, offsetters juga telah mendapatkan sistem mereka untuk standar sehingga mereka dapat menjelaskan apa yang mereka jual ke pasar. "Akuntansi karbon mungkin memiliki dimensi ekstra, tetapi keterampilan inti sangat relevan karena keterampilan baru tidak jauh dari yang lama: analisis awal; harga; penganggaran dan membuat keputusan investasi diinformasikan oleh emisi rumah kaca. Sementara mereka perlu memahami sisi teknis, mereka akan terlibat lebih banyak dengan para profesional lain, termasuk insinyur dan ahli strategi." Ke depan, tantangannya dalam peramalan karbon. Sementara analis bisnis dapat terbiasa dengan perencanaan lebih lima, 10 dan kadang-kadang 20 tahun kerangka waktu, produsen dan beberapa bisnis menengah mungkin perlu jasa seorang analis yang baik atau strategi. Laporan Keberlanjutan dan XBRL (Sustainability Reporting and XBRL)

"Segala sesuatu yang dapat dihitung tidak selalu diperhitungkan; segala sesuatu yang diperhitungkan tidak dapat selalu dihitung "-. Albert Einstein Melalui kata-katanya, Einstein-mungkin jeli-menyentuh tantangan yang sering kita hadapi saat ini dalam melihat informasi raksasa yang dibuat oleh perusahaan. Beberapa dari hal ini berguna untuk sebagian dari kita; banyak yang mungkin tidak berguna atau beberapa kecil dari kita. Ada suatu masa ketika informasi keuangan saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan manajemen, regulator, investor, dan analis. Tidak semua informasi ini "dihitung" dalam hal ini tidak semua dapat digunakan atau berharga untuk digunakan bagi mereka. Selama beberapa dekade, informasi ini merupakan basis utama bagi intern manajemen maupun pihak luar untuk pengambilan keputusanmereka yang berusaha untuk memahami kinerja perusahaan masa lalu dan saat ini sebagai cara untuk memprediksi kinerja masa depan. Hal ini historikal, melihat ke belakang, informasi yang tidak dapat dipergunakan kembali yang terkunci di kertas atau, bisa dikatakan sebuah laporan tahunan PDF. Kita tidak bisa dengan mudah dan efisien menggunakan dan menganalisa informasi ini. Tapi bagi kita pemaku kepentingan di luar mengalami tantangan ini karena hal itulah yang tersedia bagi kita. Pepatah, "Kami tidak tahu apa yang kita tidak tahu." Selama bertahun-tahun, cara di mana informasi perusahaan disebar dapat ditolerir oleh kita sebagai investor, analis, regulator, auditor, bankir, broker. Kita tidak tahu lalu apa masa depan untuk pelaporan bisnis. Kami tidak meramalkan bahwa Extensible Markup Language (XML) berbasis standar data seperti eXtensible Business Reporting Language (XBRL) akan dikembangkan untuk mengatasi banyak tantangan informasi perusahaan yang terlihat selama puluhan tahun. Kami tidak tahu bahwa para pemangku kepentingan eksternal akan mulai menempatkan nilai riil pada Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan. Kami tidak mengakui terlalu mudah bahwa kami membutuhkan informasi lebih lanjut di luar keuangan untuk pemahaman terbaikdan mungkin lebih andal diprediksikinerja perusahaan. Setelah semua, sesuatu yang begitu familiar sudah kita dapatkan meskipun pengambilan keputusan kami sampai saat itu. Atau begitulah tampaknya ... Krisis keuangan dan krisis kepercayaan global yang dimulai pada bagian akhir dekade ini mengubah semua itu. Hal itu tidak dapat diterima lagi untuk mendasarkan keputusan kami pada yang telah usang, informasi keuangan ke belakang. Pasar menyadari bahwa, dalam rangka untuk membuat keputusan yang paling informatif, mereka membutuhkan real-time atau informasi yang mendekati real-time. Informasi tersebut harus akurat, dapat diandalkan, kredibel, dan transparan. Harus digital, dapat digunakan kembali, dan mudah untuk dikumpulkan dan dianalisis. Dan harus mengandung informasi keuangan dan non keuangan!

Suatu Hubungan Kritis Dibentuk Pasar saat ini telah menunjukkan bukti bahwa nilai yang ditempatkan pada informasi jenis ESG yang mendapatkan hati dan jiwa dari apa perusahaan sebenarnya, dan menjadi yang diinginkan. Lihat saja Nike atau Coca-Cola untuk bukti apa yang bisa terjadi pada harga saham Anda jika Anda tidak melaporkan pelaksanaan perburuhan atau menjamin keberlanjutan seluruh rantai pasokan hulu dan hilir. Investor ritel berbicara volume dan transaksi rekening broker dengan memilih perusahaan yang unggul dalam pelaksanaan ESG. Investor institusi memelihara perusahaan baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dibuktikan dengan jumlah ESG, Keberlanjutan, Cleantech, dan Investasi dana ekuitas swasta yang bertanggung jawab di pasar saat ini. Mereka membuat keputusan investasi berdasarkan praktek finansial dan nonfinansial organisasi dan melihat hubungan antara kinerja keuangan dan praktik ESG. Ini adalah momen "ah-ha" yang nyata bagi banyak dari kitaketika kita menyadari bahwa, selama puluhan tahun, sebagian besar dari kita tidak memiliki visibilitas ke dalam praktik ESG dari perusahaan dan karena itu tidak ada basis untuk mengevaluasi mereka secara penuh atau, berani saya katakan, akurat. Memahami praktik ESG dan informasi yang dilaporkan tentang praktek-prakteknya sangat menantang, frustasi, bahkan menarik. Pelaporan ESG menangkap konsep yang sering takberwujud, sulit diukur, dan sulit untuk diverifikasi. Namun demikian, informasi ini juga penting untuk investor, regulator, pemerintah, pasar modal, dan masyarakat karena memberikan pandangan yang lebih komprehensif semua tentang apa perusahaan sebenarnya. Keuangan saja tidak cukup. Kami ingin tahu apa yang membuat mereka. Dan kami ingin merasa nyaman bahwa inilah perusahaan yang kita ingin tahu, nilainya, dan respek. Informasi ESG membantu kita mengenal mereka. Ambil contoh BP misalnya. Berita utama telah didominasi oleh bencana di Teluk Meksiko dan kesengsaraan BP sehari-hari. BP adalah perusahaan yang beberapa pemegang saham, rekan, dan pendukung berharap mereka tahu lebih baik. Saham raksasa minyak jatuh setelah kegagalan yang berulang-ulang untuk menghilangkan kebocoran minyak dan mulai memulihkan ekosistem dan ekonomi lokal. BP telah kehilangan miliaran di nilai pasarlebih dari $ 23 milyar dalam satu hari saja-sejak bencana dimulai. Langkah oleh investor institusi dan ritel untuk melepas saham di perusahaan memberikan wawasan ke dalam hubungan yang telah terbentuk antara praktek ESG dan kinerja keuangan. Para investor telah membuat keputusan tidak berbasis pada kinerja keuangan tetapi pada lingkungan, faktor sosial, dan tata kelola. Hal ini adalah ilustrasi yang kuat tentang bagaimana rendahnya praktek ESG dapat memiliki dampak besar pada keuangan perusahaan dan efek perubahan (misalnya, penghapusan CEO BP global dari operasi harian mengawasi pembersihan). Ini juga contoh nyata tentang bagaimana kita menginginkan "informasi yang diperhitungkan," meminjam kata-kata Einstein. Kami tidak tahu bahwa BP atau industri perminyakan masih menggunakan yang usang, solusi teknologi yang rendah untuk memecahkan masalah modern yang cepat menimbulkan kerusakan permanen pada lingkungan. Kami memiliki tidak tahu bahwa BP tidak memiliki praktik ketenagakerjaan dan keamanan yang tepat di tempat untuk mencegah atau meminimalkan risiko korban manusia pada platform rig minyak. Ini adalah informasi yang kita butuhkan dan nilai untuk membuat keputusan yang lebih baik dengan perusahaan yang melakukan bisnis dengan kita. Pelaporan terpadu dan Akuntan Meskipun sebelumnya kurang jelas bagi banyak investor dan pasar modal, hubungan ini menjadi bagian dari bukti pasar yang berkembang dalam dorongan untuk "laporan terintegrasi," dimana non finansial (misalnya, ESG informasi) dan laporan keuangan yang terintegrasi menjadi satu kesatuan laporan yang dinamis. Hal ini bukan tentang stapel virtual atau dunia nyata dari ESG atau Corporate Social Responsibility (CSR) laporan kepada perusahaan laporan tahunanini adalah tentang mengintegrasikan praktik ESG ke dalam strategi bisnis dan melaporkan praktik tersebut bersama dengan informasi keuangan dalam satu laporan. Sebagai mandat pemerintah dan sektor swasta yang disyaratkan untuk pelaporan terintegrasi mulai berlaku, baik perusahaan publik maupun swasta akan terpengaruh. Pemimpin perusahaan bermerek seperti Walmart, P & G, Nestle, Puma, dan lain-lain sudah memerlukan ribuan rekan dan pemasok mereka untuk menjadi sepenuhnya berkelanjutan. Para pemimpin praktek terbaik telah mengambil "comply atau mati" pendekatan di mana partisipan rantai pasokan mereka harus memenuhi standar keberlanjutan mereka untuk tetap menjadi bagian dari rantai pasokan mereka. Akuntan manajemen dan akuntan publik akan berada di sisi para pemimpin merek dan mitra mereka sebagai penasihat terpercaya untuk membantu mereka memenuhi tantangan pelaporan. Kemungkinannya luas dan mendalam untuk peran akuntan manajemen bisa bermain di sini: membantu perusahaan mengatur pengendalian yang tepat, pengukuran, dan sistem pelaporan untuk melacak informasi ESG; menasihati manajemen dalam mendirikan dan menerapkan praktik ESG yang memadai; memberikan asurans mengenai informasi ESG; mengidentifikasi solusi perangkat lunak dan perangkat keras untuk pengumpulan data, analisis, mashup, dan pelaporan ESG; dan mengembangkan dashboard intelijensi bisnis prediktif menggunakan data ESG untuk pengambilan keputusan, untuk beberapa nama. Apakah Akuntan Memahami Pelaporan ESG? Pertanyaan apakah akuntan memahami domain ESG dengan cukup baik untuk laporan yang andal. Beberapa pemangku kepentingan, seperti pakar lingkungan/keberlanjutan, penyedia teknologi, konsultan, dan eksekutif perusahaan, percaya akuntan telah lebih banyak belajar tentang domain ESG untuk dianggap serius sebagai pakar pelaporan terintegrasi. Dalam beberapa kasus, akuntan akan perlu untuk memperluas pengetahuan mereka dan menambah para pakar untuk tim mereka.

Akuntansi Emisi Karbon ? (Accounting for Carbon Emmision ?)

Makalah ini memaparkan tulisan James M. Fornaro, Kenneth A. Winkelman, dan David Glodstein, Juli 2009. Accounting for Emissions, Emerging issues and the need for global accounting standards Akuntansi Emisi selama beberapa dekade, lingkungan, dampak ekonomi dan kesehatan dari gas rumah kaca (GRK) telah dipelajari dengan seksama dan diperdebatkan oleh komunitas ilmiah, pihak berwenang dan kelompok yang beragam lainnya. GRK yang dipancarkan ke atmosfer terutama sebagai produk sampingan dari pembuangan limbah dan pembakaran bahan bakar fosil oleh individu, rumah tangga dan bisnis. Dari enam jenis utama GRK, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) memperkirakan karbon dioksida (CO2) membentuk 85% dari emisi ini di AS Karena GRK dapat memerangkap panas matahari di atmosfer bumi, banyak ilmuwan telah menargetkan mereka sebagai penyebab utama pemanasan global. A. PENGENDALIAN EMISI GRK: PROGRAM "CAP DAN TRADE" Sebuah program cap-and-trade adalah pendekatan berbasis pasar di mana "allowance" atau "credit" digunakan untuk memberikan insentif kepada perusahaan untuk mengurangi emisi dengan menetapkan nilai moneter polusi. Di Uni Eropa (UE), masing-masing penyisihan karbon memungkinkan pemegangnya memancarkan satu ton metrik CO2. Fase Cap dari program dimulai ketika pemerintah atau badan berwenang menyatakan target economywide untuk tingkat maksimum emisi tertentu yang diizinkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Kemudian, sejumlah tertentu dari allowance emisi sama dengan target nasional dialokasikan (atau dilelang) kepada perusahaan yang berpartisipasi berdasarkan formula yang umumnya termasuk tingkat emisi masa lalu. Perusahaan melaporkan emisi mereka yang sebenarnya pada akhir periode kepatuhan dan memberikan jumlah setara allowance untuk memenuhi tingkat yang sebenarnya.Aspek "Perdagangan" dari program terjadi ketika emisi sebenarnya perusahaan lebih besar atau lebih kecil dari jumlah yang tercakup dalam allowance yang dimiliki. Perusahaan yang mengeluarkan kurang dari target mereka akan memiliki kelebihan allowance; Perusahaan yang melampaui target mereka, harus mendapatkan allowance tambahan. allowance tambahan (atau kelebihan) dapat dibeli (atau dijual) langsung antara perusahaan, melalui makelar, atau di bursa. Kelebihan allowance sering dan ditabung digunakan untuk memenuhi target kepatuhan dalam tahun-tahun berikutnya. Denda umumnya dikenakan jika allowance yang diserahkan tidak cukup pada akhir periode kepatuhan. Program cap-and-trade memberikan perusahaan fleksibilitas untuk memilih cara yang paling hemat biaya untuk mengelola emisi mereka. Sejumlah program cap-and-trade telah menglobal, dan beberapa sedang dalam pengembangan. Pelaksanaan yang efektif dan sesuai dengan mandat yang mungkin di masa depan membutuhkan panduan akuntansi otoritatif tepat waktu dan relevan dari pembuat standar. Sayangnya, upaya terakhir oleh FASB dan Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) untuk memberikan panduan di daerah ini telah gagal. Sementara itu, kekosongan literatur telah memungkinkan muncula keragaman praktek akuntansi global. B. SOLUSI UNTUK PERBEDAAN AKUNTANSI 1. AS GAAPDalam upaya awal untuk membangun panduan, Emerging Issues Task Force (EITF) bertemu pada bulan November 2003 untuk membahas Issue no. 03-14, Akuntansi untuk Emisi allowance dibawah Cap dan Trade Program. Bahan diskusi untuk pertemuan itu menunjukkan bahwa praktik akuntansi AS untuk allowance emisi yang terkandung dalam "Uniform System of Accounts " yang diterbitkan pada tahun 1993 oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC). Perusahaan Utilitas dan perusahaan-perusahaan energi lain yang diatur, menggunakan panduan FERC ke Akun untuk program emisi yang dirancang untuk membatasi "hujan asam" (terutama sulfur dioksida) sebagaimana diamanatkan dalam Clean Air Act amandemen 1990. FERC mensyaratkan bahwa allowance emisi diperhitungkan sebagai berikut: allowance dilaporkan pada biaya historis dan diklasifikasikan sebagai persediaan. allowance dibeli dicatat sebesar harga pertukaran mereka sementara yang diterima dari EPA tanpa biaya memiliki dasar nol. Metode biaya rata-rata tertimbang diperlukan, dan perhitungan harus dilakukan bulanan berdasarkan data aktual atau perkiraan yang wajar. Beban periodik diakui berdasarkan nilai historis allowance diperlukan untuk memenuhi emisi aktual sulfur dioksida selama periode tersebut. Setelah hanya satu kali rapat, EITF memutuskan untuk menghapus Issue 03-14 dari agendanya. Beberapa anggota EITF mencatat implikasi yang lebih luas melebihi dari masalah program cap-and trade. Yang lain khawatir bahwa perubahan persyaratan FERC mungkin bertentangan dengan bagian lain US GAAP dan menyebabkan anomali akuntansi tertentu. Beberapa anggota EITF menunjukkan bahwa "mereka tidak melihat masalah praktek atau keragaman dalam akuntansi untuk program perdagangan emisi." Metodologi biaya historis berbasis persediaan ini tetap menjadi sumber utama US GAAP di wilayah ini. Namun, karena persentase yang besar dari allowance yang saat ini diterima dari EPA secara gratis dan memiliki dasar biaya nol, praktik akuntansi berdasarkan pedoman FERC dapat merusak aset, kewajiban, dan laba usaha dari perusahaan-perusahaan AS sehubungan dengan emisi. Pada 21 Februari 2007, pertemuan, FASB setuju untuk menambahkan sebuah proyek yang komprehensif pada agendanya untuk mengatasi akuntansi oleh peserta dalam program perdagangan emisi. Pada tahun 2008, FASB dan IASB sepakat untuk bekerja bersama-sama pada proyek berjudul Emissions Trading Schemes. Proyek bersama akan memeriksa program-program cap-and-trade serta mekanisme berbasis pasar lainnya. Pada pertemuan pada tanggal 8, April , 2009, FASB belum mencapai kesimpulan pada pengakuan awal dan pengukuran aspek allowance emisi yang diterima tanpa biaya. Sebuah draf eksposur pada proyek ini diharapkan pada akhir tahun 2009 dengan standar akhir diantisipasi pada tahun 2010. 2. International Financial Reporting StandardsPada Mei 2003, Komite International Financial Reporting Interpretations (IFRIC) dari IASB menerbitkan Draft Interpretasi D1, Hak Emisi, dalam upaya untuk mengisi kekosongan yang ada dalam panduan akuntansi. Draft membahas beberapa isu kunci program cap-and-trade, termasuk penilaian aset, pengakuan pendapatan bagi hak yang diterima dari badan pemerintah, pengukuran dan pengakuan kewajiban (biaya) untuk emisi yang sebenarnya. Komentar menanggapi usulan ini, European Financial Reporting Advisory Group, menentang isi proposal dan menunjukkan "mungkin konseptual murni tetapi terlalu rumit dan tidak mencerminkan realitas bisnis." Setelah banyak pertimbangan, IFRIC 3, Hak Emisi, akhirnya diterbitkan pada bulan Desember 2004 dan termasuk kesimpulan utama sebagai berikut: Emisi allowance adalah aset tidak berwujud harus dicatat IAS 38, Aktiva Tidak Berwujud. IAS 38 memungkinkan pilihan : model biaya historis dan revaluasi. allowance dibeli dicatat sebesar biaya. allowance yang diterima dari badan pemerintah tanpa biaya atau kurang dari nilai wajar dilaporkan pada nilai wajar saat diterima. allowance diakui dengan kedua metode tunduk pada tes penurunan nilai secara periodik. Jika metode revaluasi yang dipilih, kenaikan nilai wajar dilaporkan dalam ekuitas dan penurunan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi sejauh mereka melebihi surplus revaluasi. Selisih antara harga yang dibayar dan nilai wajar allowance yang diterima dari pemerintah harus mengikuti panduan di IAS 20, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah. Perbedaan ini awalnya dilaporkan sebagai pendapatan yang ditangguhkan dan kemudian secara sistematis diakui sebagai pendapatan selama periode kepatuhan terlepas dari apakah allowance ditahan atau dijual. Pengakuan kewajiban dan beban emisi yang sebenarnya harus mengikuti panduan di IAS 37, Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. Kewajiban diukur sebagai kewajiban kini yang diperlukan untuk memenuhi emisi pada tanggal neraca. Pada dasarnya, itu merupakan nilai pasar wajar allowance yang akan disampaikan pada akhir periode kepatuhan. Saling hapus aktiva dan kewajiban yang berkaitan dengan emisi tidak diizinkan. Setelah IFRIC 3 dikeluarkan, yang EFRAG melanjutkan keberatannya dan direkomendasikan bahwa hal itu tidak akan didukung oleh Uni Eropa. Pada pertemuan Juni 2005 yang hanya enam bulan setelah penerbitan, IASB menarik IFRIC 3 Meskipun IASB "menegaskan bahwa IFRIC 3 merupakan interpretasi yang sesuai SAK yang ada untuk akuntansi Uni Eropa [perdagangan]," IASB juga mengakui menaruh perhatian pada komentar EFRAG dan komentator lainnya bahwa penerapan IFRIC 3 "menciptakan pengukuran yang tidak memuaskan dan pelaporan yang tidak sesuai." Ditambah dengan faktor-faktor lain, IASB menyimpulkan bahwa masalah ini diperlukan pemeriksaan yang lebih komprehensif. Dengan penarikan IFRIC 3, peserta dalam emisi Uni Eropa perdagangan pasar berkembang dibiarkan tanpa panduan akuntansi otoritatif. Tidak mengherankan, keragaman praktik akuntansi muncul. Pada tahun 2007, PricewaterhouseCoopers dan Asosiasi Perdagangan Emisi Internasional (IETA) menerbitkan sebuah survei bersama praktek akuntansi yang digunakan oleh 26 perusahaan terkemuka di Uni Eropa. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan utama antara perusahaanyang di sampel berikut: 76% mencatat allowance yang diberikan oleh pemerintah secara gratis dengan dasar nol dan tidak mengakui pendapatan terkait di bawah IAS 20 Sisanya mencatat mereka pada nilai wajar pada tanggal penerimaan dan mengakui pendapatan selama periode kepatuhan. 58% mengklasifikasikan allowance yang dibeli sebagai aset tidak berwujud, sementara yang lain mengklasifikasikan sebagai persediaan, aset lancar lainnya, atau di tempat lain di neraca. Beberapa mengamortisasi atau menyusutkan allowance mereka. 79% memilih untuk nilai yang dimiliki allowance menggunakan pendekatan biaya historis. 47% melaporkan kewajiban untuk emisi dengan nilai tercatat allowance yang dimiliki dengan menggunakan metode FIFO atau metode biaya rata-rata tertimbang. Akrual juga dibuat untuk nilai wajar allowance tambahan yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban. Banyak metode lain yang juga digunakan.

C. ILUSTRASI DARI KEANEKARAGAMAN AKUNTANSI GLOBAL Analisis ini akan mempelajari praktik akuntansi yang beragam untuk emisi gas rumah kaca saat ini sedang digunakan dan hasil keuangan yang bertentangan. Analisis menyoroti kurangnya komparabilitas antara perusahaan global dan relevansi dipertanyakan informasi keuangan yang diberikan kepada pengguna. Asumsi: Clean Co adalah peserta dalam program cap-and-trade nasional yang bertujuan untuk mengurangi tingkat emisi CO2 di bawah dasar tahun sebelumnya. Pada 3 Januari 2010, Clean Co menerima allowance 24,000 (tanpa biaya) dari badan pengawas. Setiap penyisihan memungkinkan Clean Co untuk mengeluarkan satu ton CO2 selama 2010 Alokasi ini di bawah tingkat perusahaan tahun sebelumnya dan proyeksi emisi terbaru internal tahun 2010. Emisi aktual yang dilaporkan pada akhir tahun kalender, dan allowance yang memadai harus disampaikan kepada pihak otoritas pada akhir kuartal pertama tahun berikutnya. allowance tambahan (atau kelebihan) dapat dibeli (atau dijual) melalui bursa. Selama tahun 2010, harga pasar untuk mendapatkan allowance emisi pada tanggal tertentu adalah sebagai berikut: 3 Januari $ 6,00 31 Maret $ 7,00 30 Juni $ 7,50 31 Desember $ 8,00 Kegiatan usaha melebihi perkiraan, dan selama 2010 Clean Co mengeluarkan total 28,000 ton CO2. Mengantisipasi kekurangan tahunan ini allowance emisi, Clean Co membeli 1.000 allowance tambahan pada kedua 31 Maret ($ 7.000) dan 30 Juni ($ 7500) dengan harga pasar yang ada. Akhirnya, untuk memastikan bahwa allowance cukup yang ada cukup untuk memenuhi emisi aktual untuk tahun ini, Clean Co membeli 2.000 allowance tambahan pada 31 Desember 2010 ($ 16.000). Pada bulan Januari 2011, Clean Co disampaikan 28,000 allowance kepada badan pengawas untuk menyelesaikan kewajiban emisi yang luar biasa. Analisis di bawah ini merangkum kegiatan akuntansi Clean Co di bawah tiga skenario: (1) ada US GAAP bawah peraturan FERC, (2) persyaratan awalnya diusulkan di bawah IFRIC 3, dan (3) praktik umum yang digunakan untuk menjelaskan Uni Eropa-kegiatan ETS dicatat dalam survei PwC / IETA. Perbedaan dalam hasil keuangan untuk tahun 2010 juga disajikan. D. U. S. GAAP - FERC Pada 3 Januari 2010, Clean Co mempersiapkan entri memo untuk mencatat penerimaan 24.000 allowance dalam persediaan pada dasar nol. Pendapatan yang ditangguhkan sebesar nilai wajar allowance yang diterima (24.000 $ 6,00 = $ 144.000) tidak diakui.Selama tahun 2010, pembelian 4.000 allowance tambahan dicatat sebagai persediaan dengan biaya total $ 30.500 ($ 7.000 + $ 7.500 + $ 16.000). Beban Emisi dicatat (dan persediaan dibebankan) berdasarkan biaya rata-rata tertimbang allowance yang diperlukan untuk memenuhi emisi yang sebenarnya. Untuk tahun 2010, total biaya emisi adalah $30.500, yang merupakan biaya historis 28,000 allowance. Neraca tidak akan mencerminkan penambahan aktiva dan kewajiban dari transaksi ini. IFRIC 3 Pada 3 Januari 2010, Clean Co mengakui aset tidak berwujud dan pendapatan yang ditangguhkan dari $144.000 setelah menerima allowance 24,000. (Asumsikan bahwa Clean Co memilih opsi biaya historis di bawah IAS 38 untuk mengukur biaya allowance yang dimiliki.) Selama tahun 2010, pembelian 4.000 allowance tambahan untuk $30,500 dicatat sebagai aset tidak berwujud. Selain itu, pendapatan diakui secara sistematis, dan biaya emisi berkala (dan kewajiban terkait) diukur dan dilaporkan berdasarkan emisi aktual sampai saat ini menggunakan nilai pasar allowance pada tanggal pelaporan. Untuk 2010, Clean Co melaporkan total pendapatan $144,000 dan biaya emisi dari $224,000 (emisi aktual 28.000 ton harga pasar akhir tahun $8,00) sehingga beban bersihnya menjadi sebesar $80,000. Neraca melaporan aset tidak berwujud sebesar $174,500 (alokasi dasar $144.000 ditambah pembelian $30.500) dan kewajiban untuk emisi sebesar $224.000.

E. PRAKTEK UMUM di UNI EROPASerupa dengan praktek FERC atas, Clean Co mempersiapkan entri memo pada 3 Januari 2010, untuk mencatat penerimaan allowance $24,000 dengan nilai nol sebagai aset tidak berwujud. Pendapatan yang ditangguhkan sebesar nilai wajar allowance yang diterima tidak diakui. Selama tahun 2010, pembelian 4.000 allowance tambahan untuk $30.500 dicatat sebagai aset tidak berwujud. Beban emisi berkala dan kewajiban terkait diukur dan dilaporkan berdasarkan nilai tercatat allowance diperlukan untuk memenuhi emisi aktual (menggunakan FIFO atau tertimbang rata-rata cost method). Clean Co melaporkan biaya emisi $30.500 untuk tahun 2010 Neraca melaporkan aset tidak berwujud dan kewajiban yang terpisah untuk emisi $ 30.500, yang didasarkan pada praktek biaya historis. PELUNASAN DI TAHUN 2011 Pada bulan Januari 2011, Clean Co akan memberikan 28,000 allowance kepada badan pengawas untuk memenuhi kewajiban emisi untuk 2010. Berdasarkan US GAAP dan praktik Uni Eropa yang berlaku, tidak ada keuntungan atau kerugian akan diakui pada saat pelunasan.. Di bawah IFRIC 3, "mismatch" dalam pengukuran allowance yang dimiliki (di nilai tercatat $174.500) dan kewajiban terkait untuk emisi (pada 31 Desember 2010, harga pasar $224.000) akan menghasilkan keuntungan yang diakui sebesar $49.500 pada saat pelunasan. F. KOMENTAR DAN ANALISIS Laporan laba rugi parsial untuk tahun 2010 mengungkapkan hasil yang berbeda dan menyoroti aspek-aspek kontroversial tertentu dari IFRIC 3 Model. Berdasarkan US GAAP dan praktik Uni Eropa yang berlaku, Clean Co melaporkan beban emisi $30.500. Di bawah IFRIC 3, Clean Co melaporkan beban emisi Clean sebesar $80.000 untuk tahun 2010 dan keuntungan sebesar $49.500 pada saat pelunasan pada tahun 2011 (beban Clean sebesar $30.500 lebih dari dua tahun). Ini adalah konsekuensi langsung dari pengakuan allowance yang diterima sebagai pendapatan berdasarkan harga pasar pada tanggal penerimaan (di bawah IAS 20) dan beban emisi pada nilai wajar pada tanggal pelaporan (di bawah IAS 37). Ini "mismatch" dan volatilitas yang terkait sebagai beberapa alasan utama untuk menentang IFRIC 3. Neraca parsial juga menunjukkan perbedaan yang jelas dalam hasil diantara tiga perlakuan akuntansi, dan juga menyoroti gross-up dan kekhawatiran ketidakcocokan dalam IFRIC 3 Hasil keuangan menunjukan indikasi dari kurang komparatifnya antara perusahaan-perusahaan di Uni Eropa dan di antara orang-orang dalam Uni Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, distorsi dalam rasio leverage, return on asset, dan pengukuran profitabilitas lainnya dapat mengurangi relevansi informasi keuangan bagi pengguna.

G. TANTANGAN DAN PELUANG KE DEPAN Mandat pemerintah cenderung di masa depan karena kekhawatiran penetapan yang berlebihan dari emisi gas rumah kaca. Mengingat tantangan ini, waktunya telah tiba bagi pembuat standar untuk memberikan panduan akuntansi global yang definitif untuk memastikan pelaporan yang konsisten dan transparan hasil keuangan yang terkait dengan akuntansi untuk emisi gas rumah kaca. H. PASAR UNTUK PERDAGANGAN EMISISelama tahun 2007, aktivitas di pasar karbon mencapai sekitar $64 juta global, dengan sebagian besar kegiatan di Uni Eropa. Di bawah ini adalah deskripsi singkat tentang pasar yang dipilih di Uni Eropa dan Amerika Serikat: 1. UNI EROPAUni Eropa Greenhouse Gas Skema Perdagangan Emisi (ETS-EU) dimulai pada tahun 2005 dan merupakan program perdagangan terbesar di dunia untuk CO2. Uni Eropa-ETS adalah program cap-and-trade yang bertujuan untuk membantu negara-negara anggota untuk memenuhi komitmen mereka di bawah Protokol Kyoto, perjanjian internasional tentang pengurangan gas rumah kaca. Tujuannya Uni Eropa untuk periode perdagangan saat ini (2008-2012) diatur untuk mengurangi emisi CO2 rata-rata 6,5% di bawah tingkat 2005. Setiap negara anggota disediakan dengan alokasi nasional yang disetujui oleh Komisi Eropa. Saat ini, sebagian besar allowance disediakan gratis untuk lebih dari 11.000 perusahaan, dan laporan tahunan diperlukan. allowance dilacak tercatat secara elektronik yang didirikan oleh masing-masing anggota Uni Eropa.2. THE U. S. ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENTY (EPA): ACID PROGRAM RAIN Program US sulfur dioksida (SO2) emisi dimulai pada tahun 1995 dalam menanggapi persyaratan dalam Clean Air Act Perubahan dari 1990 Program ini dirancang untuk mengurangi tingkat SO2 sebesar 50% di bawah level 1980. EPA mengalokasikan dan juga melelang allowance untuk utilitas dengan keterbatasan emisi. Utilitas tersebut harus mendapatkan allowance yang cukup untuk memenuhi batas mereka setiap tahun. REGIONAL GREEN HOUSE GAS INISIATIF (RGGI) The RGGI adalah program cap-and-trade wajib pertama di Amerika Serikat yang secara khusus menargetkan emisi GRK. Didirikan pada tahun 2005 oleh 10 negara di wilayah Timur Laut dan Tengah Atlantic (Connecticut, Delaware, Maine, Maryland, Massachusetts, New Hampshire, New Jersey, New York, Rhode Island dan Vermont). Awal tahun 2009, negara-negara awalnya akan membatasi emisi CO2 dari pembangkit listrik dan akan memerlukan pengurangan 10% emisi pada tahun 2018. THE WESTERN CLIMATE INITIATIF (WCI) WCI didirikan pada Februari 2007 dan saat ini mencakup tujuh negara bagian di AS (Arizona, California, Montana, New Mexico, Oregon, Utah dan Washington) dan empat provinsi Kanada (British Columbia, Manitoba, Ontario dan Quebec). Tujuan program cap-and-trade ini adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca oleh listrik, industri, transportasi dan sektor lainnya sebesar 15% (di bawah tingkat 2005) pada tahun 2020 Tahap 1 dari program ini akan dimulai pada 1 Januari 2012, dengan periode kepatuhan tiga tahun. THE CHICAGO CLIMATE EXCHANGE (CCX) The CCX didirikan pada 2003 Anggota mewakili perusahaan-perusahaan terkemuka dari berbagai sektor di AS dan luar negeri, serta kota dan badan-badan pemerintah. Tujuan dari CCX adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui subjek program kepatuhan sukarela, namun secara hukum mengikat untuk verifikasi pihak ketiga. Anggota dialokasikan allowance emisi tahunan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Sewaktu diperlukan, tambahan "CCX Carbon Instrumen Keuangan" kontrak dapat dibeli oleh anggota, dan allowance kelebihan dapat dijual atau disimpan. Pada tahap saat ini program, pengurangan emisi pada tahun 2010 ditargetkan pada tingkat yang 6% di bawah jumlah awal.

RINGKASAN EKSEKUTIF Kekhawatiran atas lingkungan, risiko ekonomi dan kesehatan yang ditimbulkan oleh emisi gas rumah kaca telah menjadi topik yang sering didiskusikan. Peristiwa dan inisiatif menyarankan perubahan iklim sebagai agenda yang diutamakan dalam politik AS. Program cap-and-trade telah muncul secara global sebagai mekanisme pasar yang paling umum digunakan oleh negara untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Dalam program tersebut, pemerintah menetapkan tingkat target emisi bagi perusahaan untuk jangka waktu tertentu dan menggunakan allowance untuk menetapkan nilai moneter polusi. Perusahaan yang mengeluarkan kurang dari target mereka memiliki kelebihan allowance, sedangkan mereka yang melebihi target, bisa mendapatkan allowance tambahan. Perusahaan umumnya dapat menjual atau membeli allowance langsung dengan perusahaan lain, melalui makelar, atau di bursa. Pengguna laporan keuangan membutuhkan pengungkapanyang luas dan transparan dari hasil keuangan yang berkaitan dengan emisi polusi. Namun, upaya oleh FASB dan IASB untuk memberikan panduan akuntansi definitif telah gagal, menyebabkan keragaman dalam praktek akuntansi global. FASB dan IASB bekerja bersama-sama untuk memeriksa isu-isu akuntansi yang terkait dengan cap and- program perdagangan dan mekanisme berbasis pasar lain yang dirancang untuk membatasi emisi. Sebuah standar final diperkirakan akan terbit pada tahun 2010.

Daftar Pustaka

Accounting Standards Board. 1990. Exposure Draft 47: Accounting for Goodwill, London: Instititute of Chartered Accountants in England and Wales, February.Reading: How Supportable is Your Green Agenda? Fergus Condon, Accountancy Ireland, December 2008. Reading: Is Green the New Black? , Deborah Tarrant, Intheblack, October 2008.Reading: XBRL and Sustainability Reporting, Brad Monteiro, Strategic Finance, January 2009Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan TerbatasKeputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : KEP-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau perusahaan Publik Gil Friend (2009:3) sustainability is living and doing business in ways that dont erode the potential for future generations commonly refers to the triple bottom line (TBL) or economic, environmental, and social benefit. EarthCheck Coordinator Module, September 2012Ernst & Youngs Comparative Advantage & Green Business Report, 2012: 12Halaman 14 dari 29