tug as mentor prin ttttt

8
1. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai sektor industri yang salah satunya adalah pertambangan. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran operasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatandan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Berdasarka Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja. Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja karyawannya atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Dimensi yang dipergunakan di dalam melakukan

Upload: bahiyah-shahab

Post on 15-Apr-2016

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

Page 1: Tug as Mentor Prin Ttttt

1. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai sektor industri yang salah satunya adalah pertambangan. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran operasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatandan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerjayang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Berdasarka Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja. Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja karyawannya atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Dimensi yang dipergunakan di dalam melakukanpenilaian kinerja karyawan menurut Prawirosentoso (1999) adalah pengetahuan atas pekerjaan, perencanaan dan organisasi, mutu pekerjaan, produktivitas, pengetahuan teknis, judgement, komunikasi, kerjasama, kehadiran dalam rapat, manajamen proyek, kepemimpinan, dan kemampuan memperbaiki diri sendiri.

PT. Freeport Indonesia (PTFI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan tembaga dan emas. PT Freeport Indonesia beroperasi dan melakukan kegiatan penambangan di wilayah Tembagapura Kabupaten Mimika Propinsi Papua bagian Barat Indonesia. Operasi penambangan dilakukan dengan dua teknik yaitu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Lokasi tambang terbuka adalah Tambang Terbuka Grasberg dan beberapa lokasi Tambang Bawah Tanah yaitu GBT (Gunung Bijih Timur), DOZ (Deep Ore Zone), Deep MLZ, Big Gossan, Grasberg Bloc Cave, dan Kucing Liar. Saat ini DOZ, Big Gossan, dan Deep MLZ sudah mulai berproduksi meski belum signifikan. Produktivitas PTFI tidak hanya dilihat dari input yang berupa faktor-faktor produksi dan output berupa hasil produksi akan tetapi dapat dilihat dari sikap dan kedisplinan para pekerja. Sikap dan kedisiplinan para pekerja akan mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepatuhan dan kepedulian tenaga kerja terhadap program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kesiplinan dan kepatuhan tenaga kerja PTFI terhadap K3 akan mengurangi tingkat kecederaan atau kecelakaan yang terjadi. Semakin sedikit tingkat kecelakaan yang terjadi dalam menghasilkan output, maka akan semakinmeningkat produktivitas yang dihasilkan setiap tenaga kerjanya.

Page 2: Tug as Mentor Prin Ttttt

Aturan Kebijakan Undang-undang yang digunakan PT Freeport Indonesia

 UU No. 11 Tahun 1967

 UU No. 01 Tahun 1970

 UU No. 23 Tahun 1992

  PP No. 19 Tahun 1970

  Kepmen Naker No. 245/MEN/1990

  Kepmen Naker No. 463/MEN/1993

  Kepmen Naker No. 05/MEN/1996 

  Kepmen  PE. No.2555 K/26/MPE/1994

  Kepmen  PE  No. 555 K/26/MPE/1995

  Kepmen  Kesehatan No. 260/MEN/KES/1998

  Kepmen ESDM  No. 1453 K/29/MEM/2000

Permen ESDM No. 38 tahun 2014

Page 3: Tug as Mentor Prin Ttttt

Solusi untuk mengatasi kecelakaan kerja:

a. Membuat keselamatan sebagai prioritas utama. Bicara tentang keselamatan, melakukan audit kelesamatan, dan mendorong saran dari karyawan untuk meningkatkan keselamatan kerja

b. Melatih olah hidup mereka, tergantung pada hal itu karena mereka sendiri yang melakukannya! Keselamatan karyawan Anda pada pekerjaan tergantung pada keahliannya, pengetahuan, kesadaran, dan pertimbanga. Pelatihan akan memperkuat dan mengembangkan semua.

c. Tekankan untuk mendeteksi bahaya dan pelaporan. Maksudnya karyawan berperan aktif dalam mengawasi lingkungan tempat kerjanya untuk meminimalisir kecelakaan kerja

d. Memperbaiki infrastruktur penunjang keamanan karyawan untuk menjamin keselamatan kerja karyawan tersebut

e. Membuat keselamatan sebagai prioritas utama. Bicara tentang keselamatan, melakukan audit keselamatan, dan mendorong saran dari karyawan untuk meningkatkan keselamatan.

f. Tetapkan tujuan untuk menghilangkan kecelakaan yang berulang. Pastikan semua karyawan Anda-bukan hanya mereka yang terlibat dalam suatu kecelakaan-memahami penyebab kecelakaan sebelumnya dan langkah-langkah yang perlu Anda ambil untuk menghindari mengulanginya.

g. Melatih olah hidup mereka tergantung pada hal itu-karena mereka sendiri yang melalakukannya! Keselamatan karyawan Anda pada pekerjaan tergantung pada keahliannya, pengetahuan, kesadaran, dan pertimbangan. Pelatihan akan memperkuat dan mengembangkan semua keselamatan penting tersebut.

h. Memperkuat perilaku yang aman. Dapatkan di luar sana diantara para karyawan Anda setiap hari dan memuji mereka yang bekerja dengan aman. Berbicara dengan mereka yang mengambil risiko dan mengarahkan mereka untuk mengikuti prosedur yang aman. Mempertimbangkan pelatihan kembali bagi mereka yang kinerjanya mengalami kekurangan tentang keselamatan, keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan.

i. Jangan menggunakan kedisiplinan tanpa turut menawarkan bantuan. Anda mungkin perlu untuk menggunakan kedisiplinan ketika pembinaan dan konseling yang gagal untuk memperbaiki perilaku yang tidak aman. Tapi jangan mendisiplinkan tanpa juga memberikan dukungan dan umpan balik (feedback) tentang kinerja yang aman.

j. Tekankan untuk mendeteksi bahaya dan pelaporan. Hanya karena sesuatu itu yang baik di hari kemarin tidak berarti itu tidak menjadi bahaya saat ini. Selalu waspada dan pastikan karyawan Anda menjaga mata mereka teteap terbuka/jangan lengah. Menyelidiki setiap insiden. Apakah itu nyaris terjadi atau kecelakaan yang menyebabkan luka dan kerusakan, menyelidiki sampai Anda menemukan penyebabnya dan memperbaikinya.

Page 4: Tug as Mentor Prin Ttttt

kecelakaan kerja PT Freeport Indonesia

a. PT Freeport telah mengabaikan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga terjadi longsoran di terowongan Big Gossan di Mimika, Papua, Selasa,14 Mei 2013

b. Longsornya tambang bawah tanah pada 12 september 2014c. Pada tahun 2008 sebanyak 28 Kasus terjadi untuk kprban manusia dan 92 kasus untuk

kerusakan alatd. Truk Pengangkut Material bertabrakan dengan SUVe. Tahun 2009 (Januari-Maret) jumlah kecelakaan kerja yang terjadi sebanyak 4 kasus untuk

korban manusia dan 13 kasus kerusakan alat.f. 21 Pekerja Tewas, Freeport Didesak Hentikan Tambang Bawah Tanah, Sampai Selasa

pagi (21/5/13) dilaporkan korban tewas di terowongan runtuh PT Freeport Indonesia di Big Gossan, Tembagapura, Papua, mencapai 21 orang, tujuh masih tertimbun dan 10 orang selamat.

g. Kasus kecelakaan yang terjadi di PTFI terdiri dari fatal, LTA (Lost Time Accident), RAC (Restricted Activity Case), NDL (No Days Lost), dan FAC (First Aid Case) di tahun 2008 terdapat 119 kasus, tahun 2009 adalah 100 kasus, tahun 2010 adalah 263 kasus, tahun 2011 adalah 193 kasus, dan 2012 adalah 38 kasus.

Page 5: Tug as Mentor Prin Ttttt

Program pencegahan kecelakaan yang dilakukan Departemen Keselamatan, dan Kesehatan Kerja PT Freeport antara lain:

Dengan melakukan safety meeting Penyuluhan (konseling) tentang K3 bagi karyawan Memberi sanksi kepada karyawan yang terbukti melanggar aturan standar yang

berlaku dalam pekerjaannya, mereview (meninjau) kembali prosedur standar operasional yang berlaku dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan,

Melakukan tindakan perbaikan (corrective action) yang diperlukan untuk mengatasi kondisi tidak aman yang terjadi di areal penambangan.

Pelatihan Adalah Kunci Utama Karena bahaya yang unik dalam operasi pertambangan, pekerja membutuhkan pelatihan keselamatan yang ekstensif.

Pemberian kursus terhadap Kesehatan, Keselamatan, dan Metode Pertambangan Produsen Mesin Pertambangan menawarkan kursus dalam operasi mesin dan pemeliharaan dengan penekanan pada praktek yang aman karena potensi liabilitas jika terjadi kecelakaan.

Legislasi Keselamatan Upaya bersama dari pemerintah, operator tambang, tenaga kerja, organisasi profesional dan akademisi cenderung menjadi aturan di sebagian besar Negara pertam-bangan untuk mempromosikan up-to-date peraturan keselamatan efisien dan penyelarasan praktek.

Teknologi Standar Pengenalan teknologi baru secara terus menerus memberikan kontribusi untuk mengurangi cedera dan tingkat kematian di industri pertambangan.

Page 6: Tug as Mentor Prin Ttttt

Tanggung Jawab PT Freeport Terhadap Karyawan

1. Program kesehatan

Penyedia layanan rumah sakit terbesar bagi komunitas Timika dengan lebih dari 156.860 pasien rawat jalan dan rawat inap di 2 rumah sakit. 1.338.806 pasien telah dilayani di RS Mitra Masyarakat tahun 1999-2012. 303.459 pasien telah dilayani di RS Waa Banti tahun 2002-2012.

2. Program pendidikan Pelatihan dan pengembangan dilakukan di Institut Pertambangan Nemangkawi, yaitu pusat pelatihan berbasis kompetensi yang menyediakan pengembangan masa magang, khususnya bagi peserta dari Papua.