semprof tuk di prin
TRANSCRIPT
“Angkutan Transportasi Nyaman Tanpa Berdesakan, Sampai Tujuan Dengan Aman”
(Studi Efektifitas RPP Standar Pelayanan Minimum Terhadap Angkutan Micro Bus)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Seminar Profesi Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
Arif Kurniawan
Ahmad Rivai
Arya Kemal
Azhara
Dwi Ambang P
Fadila Ratna Diary
Firman Hidayat
Intan Primashani
M. Ansharullah
M. Wahid Muslim
Nur Najmi Laila
Riki Akbar
Rizka R Lihany
Siska Yuniati
Zahro Abdani Fauzi
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap penduduk selalu mempunyai kebutuhan dan kebutuhan itu tidak bisa dipenuhi
oleh dirinya sendiri. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk harus
melakukan mobilitas ke tempat-tempat tertentu apabila kebutuhan yang berupa barang dan
jasa tersebut tidak diperoleh di tempat permukimannya. Penduduk akan mendatangi pusat-
pusat pelayanan yang menyediakan berbagai kebutuhan hidup, baik berupa barang maupun
jasa. Di sini, penduduk memerlukan pelayanan transportasi yang dapat membawa penduduk
dari tempatnya bermukim menuju pusat pelayanan yang dikehendaki. Tanpa adanya
transportasi yang memadai maka penduduk kurang memiliki akses terhadap pusat-pusat
pelayanan yang dibutuhkan.
Transportasi merupakan sarana yang penting dalam menunjang keberhasilan
pembangunan karena transportasi merupakan proses pergerakan barang, orang, ide dan jasa
dari suatu daerah ke daerah lain dengan menggunakan alat angkut. Dengan adanya
pergerakan ini menimbulkan interaksi dan interdependensi antar daerah. Sehingga dalam
zaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana hidup selalu dituntut untuk selalu cepat dan
tepat, alat trasportasi pun tentunya memegang peranan penting dalam hal ini. alat
transportasi yang cepat dam murah pun menjadi pilihan bagi mereka yang selalu
menginginkan kecepatan dan ketepatan waktu untuk sampai ke tempat tujuan.
Alat transportasi seperti angkutan umum yang murah dan cepatlah yang banyak
menjadi pilihan. tetapi dibalik cepat dan murah tentunya berdampak pada banyaknya
kecelakaan yang terjadi pada bis tersebut. Menurut hasil perhitungan Polda metro jaya,
Angkutan Umum Penyumbang Kecelakaan Terbesar, Ada sekitar 2.687 kecelakaan yang
melibatkan kendaraan umum. Selain kendaraan roda dua, angkutan umum di Jakarta menjadi
penyumbang pelanggaran dan kecelakaan terbesar selama 2009. Tingginya angka ini
disebabkan minimnya perhatian dari pengusaha dan pengendara angkutan umum. Ada sekitar
2.687 kecelakaan yang melibatkan kendaraan umum. Sebanyak 1.058 kecelakaan melibatkan
truk. Peringkat kedua adalah bus dengan 429 kecelakaan, disusul Mikrolet 322 kasus dan
Metromini 91 kecelakaan.
Menurut WHO dan Bank Dunia (2004) pada tahun 1990 lakalantas di jalan
menempati urutan kesembilan penyebab kematian, dan cacat seumur hidup. Pada tahun 2020
mendatang, korban lakalantas diprediksi akan meningkat keurutan ketiga setelah penyakit
jantung dan depresi. Berdasarkan laporan ADB bertajuk “Asean Regional Road Safety
Strategy and Action Plan (2005-2010), di antara negara-negara Asia Pasifik, Indonesia
merupakan negara paling buruk dalam urusan keselamatan di jalan. Faktor penyebab
kecelakaan ini bersumber dari perilaku berkendara yang tidak disiplin (80%-90%) faktor
kendaraan (4%), faktor jalan (3%) dan faktor lingkungan (1%), ini pertanda budaya
keselamatan jalan di Indonesia masih sangat rendah. Data tahun 2003 menyebutkan Indonesia
merupakan korban lakalantas terbesar di Asean setelah Thailand dan Vietnam, dengan
kerugian ekonomi mencapai Rp.41 trilyun, atau sekitar 2,9% dari Gross Domestic Bruto
(GDP), ini berarti hampir dua kali lipat dari seluruh dana bantuan luar negeri yang diterima
Indonesia. Kerugian ini tentunya menghambat kemajuan ekonomi bangsa. Dana yang
semestinya bisa dialokasikan untuk pelayanan umum ataupun untuk investasi kesehatan,
terpaksa kandas hanya untuk pengadaan fasilitas medis.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan dari tahun 2003-2007, angka kecelakaan di
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi kian meningkat. Korban tewas dan
luka mencapai ribuan orang setiap tahunnya. Sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang
paling banyak terlibat dalam kecelakaan. Hal itu terungkap dari data Direktorat Lalu Lintas
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. Sejak tahun 2003 hingga 2007, angka kejadian
kecelakaan terus meningkat.
Dalam kurun waktu satu semester saja, Januari-Juli 2008, sudah 692 orang tewas,
sementara korban luka berat 1.499 orang, dan korban luka ringan 2.641 orang. Adapun
jumlah total korban kecelakaan (tewas dan luka) pada 2003-2007 mencapai 26.853 orang.
Data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro menunjukkan, sejak tahun 2003 hingga 2007,
sepeda motor paling banyak terlibat dalam kecelakaan, yaitu 15.145 sepeda motor, sementara
mobil pribadi 8.356 buah, 379 kopaja, 730 Metromini, 1.254 taksi, dan 624 mikrolet.
Hal ini didukung seperti yang terdapat dalam salah satu berita dari koran ibukota yang
menyatakan bahwa telah terjadi kecelakaan di Jalan Tol Pondok Pinang. Kecelakaan yang
tidak disangka akan terjadi pada angkutan Bus Metromini 510 Jurusan Kampung
Rambutan-Ciputat. Kecelakaan ini menewaskan kurang lebih 15 orang penumpang dan
penumpang lainnya luka-luka. Para korban kecelakaan segera dilarikan ke Rumah Sakit
Fatmawati. Diperkirakan kecelakaan ini terjadi karena laju kecepatan Metromini yang
melampaui batas rata-rata dan menabrak sebuah kijang Innova. Sopir didakwa menjadi
tersangka penanggung jawab dari kecelakaan ini. Tapi, sopir dan kondektur tersebut ikut
menjadi korban naas dari kecelakaan.
Selain kecelakaan karena supir bus yang membawa Metromini dengan kecepatan
melebihi batas rata-rata, hal kecelakaan lain pun dapat terjadi karena bus mengangkut
penumpang yang lebih dari batas kapasitas angkut bus, seperti kapasitas 20 tempat duduk,
tetapi terisi hampir 150% sehingga Metromini pun mengangkut hampir 50 orang. akibatnya
bus Metromini tersebut kelebihan muatan yang dapat mengakibatkan bus menjadi berat,
karena kendaraan yang berat membutuhkan waktu lebih lama untuk berhenti.
Adapun Konsep Transportasi Jakarta perkembangannya dari tahun ke tahun
pengelolaannya di berikan kepada swasta. Maya sari, angkutan kota, taksi, bajaj dan lain-lain
termasuk Metromini. konsep transportasi tersebut juga dapat dilihat di daerah tangerang
selatan. Tidak satu pun dari kepemilikan perusahaan ini dimiliki oleh pemerintah. Bahkan
PPD yang adalah perusahaan daerah juga akhirnya ditinggal kan oleh pemerintah dan diganti
oleh program Busway. Sehingga RPP yang akan dikeluarkan oleh pemerintah yang berisikan
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang standar pelayanan minimum (SPM) yang
tidak sekadar membahas angkutan sedang seperti Metromini harus ber-AC dan juga Jumlah
penumpang yang akan dibatasi. Hal ini dinilai PT Metromini tentang rencana Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) untuk membatasi jumlah penumpang sangat berlebihan. Kelebihan
muatan Metromini disebabkan masyarakat memaksa untuk naik.
Keterbatasan sarana transportasi seperti bus sedang tersebut memaksa masyarakat harus
menggunakan transportasi umum tersebut dengan segala macam kondisi. Menurut Panjaitan
selaku direksi PT Metromini menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah berkoordinasi
dengan jajarannya sehingga peraturan yang dikeluarkan oleh Kemenhub sangat tidak
mewakili pihaknya. Pihak PT Metromini mengaku mendukung, namun pemerintah juga harus
membantu para pengusaha untuk bisa merealisasikannya.
Rancangan pemerintah tersebut tentunya perlu ditinjau ulang kembali dengan
Perusahaan bus sedang lainnya, pembatasan terhadap jumlah penumpang sebaiknya juga
diimbangi dengan peremajaan Bus sedang yang beroperasi terlebih dahulu dan melakukan
kesepakatan dengan PT Bus Sedang tersebut mengenai perealisasian RPP tersbut. menurut
YLKI Peremajaan Bus sedang Lebih Penting . Wacana dari Kementerian Perhubungan untuk
membatasi jumlah penumpang Bus sedang maksimal 30 orang, dinilai tidak akan efektif
berjalan. Lebih baik Bus sedang yang ada diremajakan terlebih dulu untuk keselamatan
penumpang.
Menurut ketua pengurus harian YLKI, Soedaryatmo, Peremajaan bus sedang
diprioritaskan, itu lebih penting. Bagi konsumen itu prioritas keselamatan baru kenyamanan.
Soedaryatmo mengungkapkan, contoh bus sedang seperti Metro Mini sudah berumur 10
tahun. Menurutnya sejak era Reformasi, bus sedang Metro Mini belum ada peremajaan.
menurutnya untuk apa jumlah penumpang di batasi, jika umur metro mini sudah 10 tahun
semua. sudah dianggap tidak layak.
Berdasarkan latar belakang inilah maka kami akan mengangkat tema RPP untuk
dikaji lebih lanjut tentang efektifitas RPP tersebut dibandingkan dengan kenyataan yang ada
dalam mewujudkan transportasi lebih aman dan nyaman. Hal ini dilakukan untuk didapatkan
pertimbangan lebih lanjut terkait efektifitas wacana RPP dan mendapatkan suatu wacana dari
sisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sebagai masukan yang diharapakan dapat
menjadi pertimbangan terhadap penyusunan RPP tersebut untuk mewujudkan transportasi
yang lebih aman dan nyaman.
1.2. Rumusan Masalah
Adanya RPP tentang Standar Pelayanan Minimum yang salah satunya menyatakan
akan membatasi jumlah penumpang dan pemberian AC dalam bus Sedang, hal ini perlu
dilakukan pengkajian ulang terhadap RPP yang ada dibandingkan dengan UU dan teori yang
memuat tentang keamanan dan keselamatan transportasi yang kemudian dilihat bagaimana
fakta yang ada sekarang, apakah RPP tentang Standar Pelayanan Minimum tersebut sudah
sesuai dengan kondisi yang ada sekarang ini. Hal ini dilakukan untuk didapatkan
pertimbangan lebih lanjut terkait efektifitas wacana RPP dan mendapatkan suatu wacana dari
sisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sebagai masukan yang diharapakan dapat
menjadi pertimbangan terhadap penyusunan RPP tersebut untuk mewujudkan transportasi
yang lebih aman dan nyaman.
1.3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum :
Diperolehnya outcome berupa saran tambahan (masukan) yang diharapkan
menjadi pertimbangan terhadap penyusunan RPP tentang Standar Pelayanan
Minimum yang ada sesuai hasil kajian yang telah dibandingkan dengan UU dan teori
yang ada serta fakta yang terjadi sekarang di Masyarakat sekarang ini.
b. Tujuan Khusus :
- Diketahuinya kondisi fisik bus sedang saat ini
- Diketahuinya RPP Standar Pelayanan Minimum (SPM) Angkutan Umum.
- Diketahuinya perbandingan kodisi yang faktual sekarang ini dengan peraturan yang
ada terkait dengan RPP Standar Pelayanan Minimum.
- Diketahuinya pendapat masyarakat terhadap RPP SPM tersebut.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Diketahui outcome berupa saran yang diharapkan menjadi pertimbangan terhadap
penyusunan RPP tentang Standar Pelayanan Minimum yang ada sesuai hasil kajian
yang telah dibandingkan dengan UU dan teori yang ada serta fakta yang terjadi
sekarang di Masyarakat sekarang ini.
2. Diketahuinya kondisi fisik bus sedang saat ini
3. Diketahuinya RPP Standar Pelayanan Minimum (SPM) Angkutan Umum.
4. Diketahuinya perbandingan kodisi yang faktual sekarang ini dengan peraturan yang
ada terkait dengan RPP Standar Pelayanan Minimum.
5. Diketahuinya pendapat masyarakat terhadap RPP SPM tersebut.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan Diperolehnya outcome berupa saran
tambahan (masukan) yang diharapkan menjadi pertimbangan terhadap penyusunan
RPP tentang Standar Pelayanan Minimum yang ada sesuai hasil kajian yang telah
dibandingkan dengan UU dan teori yang ada serta fakta yang terjadi sekarang di
Masyarakat sekarang ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember
2010 pada area yang terkait dalam masalah ini, yakni kajian Undang-undang,
Kemenhub yang mencanangkan RPP Standar Pelayanan mainimum ini serta fakta
pada masyarakat yang sedang terjadi sekarang ini. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Literatur
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terbebasnya
setiap orang, barang, dan/atau Kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum,
dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas.
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap
orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia,
Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan.
UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Kemanan Jalan
Persyaratan laik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh kinerja
minimal Kendaraan Bermotor yang diukur sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. emisi gas buang;
b. kebisingan suara;
c. efisiensi sistem rem utama;
d. efisiensi sistem rem parkir;
e. kincup roda depan;
f. suara klakson;
g. daya pancar dan arah sinar lampu utama;
h. radius putar;
i. akurasi alat penunjuk kecepatan;
j. kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban; dan
k. kesesuaian daya mesin penggerak terhadap berat Kendaraan.
Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Kendaraan Bermotor
beroda empat atau lebih sekurangkurangnya terdiri atas:
a. sabuk keselamatan;
b. ban cadangan;
c. segitiga pengaman;
d. dongkrak;
e. pembuka roda;
f. helm dan rompi pemantul cahaya bagi Pengemudi Kendaraan Bermotor beroda empat
atau lebih yang tidak memiliki rumah-rumah; dan
g. peralatan pertolongan pertama pada Kecelakaan Lalu Lintas.
Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas 2 (dua) jenis:
a. Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor perseorangan; dan
b.Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum.
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib
mematuhi ketentuan:
a. rambu perintah atau rambu larangan;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. gerakan Lalu Lintas;
e. berhenti dan Parkir;
f. peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau
h. tata cara penggandengan dan penempelan dengan Kendaraan lain.
Pasal 138
(1) Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan yang
selamat, aman, nyaman, dan terjangkau.
(2) Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan angkutan umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Angkutan umum orang dan/atau barang hanya dilakukan dengan Kendaraan
Bermotor Umum.
Perusahaan Angkutan Umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal yang
meliputi:
a. keamanan;
b. keselamatan;
c. kenyamanan;
d. keterjangkauan;
e. kesetaraan; dan
f. keteraturan.
Berdasarkan Tema Rapat Koordinasi Teknis Perhubungan Darat tahun 2010 ingin
menjadikan angkutan sesuai dengan visinya yaitu :
"REVITALISASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT DALAM
RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN DAN KESELAMATAN
PEMAKAI JASA", mencerminkan sikap dan semangat bagi kita untuk senantiasa
cerdas dan tanggap dalam melakukan pembenahan dan penyempurnaan, yang sejalan
dengan modernisasi pembangunan di segala bidang, termasuk penyelenggaraan
transportasi sebagai salah satu moda transportasi dalam mendukung pembangunan
nasional.
2.2 Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi.
Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar
menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3
yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang
membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih
canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat
transportasi lainnya.
2.3 Angkutan Kota
Angkutan Kota atau angkot adalah salah satu sarana perhubungan dalam kota dan antar
kota yang banyak digunakan di Indonesia, berupa mobil jenis minibus atau van yang
dikendarai oleh seorang sopir dan kadang juga dibantu oleh seorang kenek. Tugas kenek
adalah memanggil penumpang dan membantu sopir dalam perawatan kendaraan (ganti ban
mobil, isi bahan bakar, dan lain-lain). Setiap jurusan dibedakan melalui warna armadanya
atau melalui angka.
Angkutan Kota sebenarnya cuma diperbolehkan berhenti di halte-halte tertentu, namun
pada praktiknya semua sopir angkot akan menghentikan kendaraannya di mana saja untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang. Pelanggaran lain yang dilakukan adalah
memasukkan orang dan barang bawaan dalam jumlah yang melebihi kapasitas mobil, dan
pintu belakang yang tidak ditutup sama sekali atau tidak ditutup dengan rapat. Pelanggaran-
pelanggaran seperti ini biasanya diabaikan oleh aparat karena sistem penegakan hukum yang
lemah.
Tarif angkot biasanya ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat, namun orang yang
menumpang jarak pendek atau anak sekolah biasanya membayar lebih sedikit. Hal ini tidak
dirumuskan dalam peraturan tertulis, namun menjadi praktik umum. Semua angkot di
Indonesia memiliki plat nomor berwarna kuning dengan tulisan warna hitam, sama dengan
kendaraan-kendaraan umum lain.
2.4 Angkutan Umum
Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat
secara bersama-sama dengan membayar tarif. Angkutan umum merupakan lawan kata dari
‘kendaraan pribadi’.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, banyak orang yang mampu
membeli kendaraan pribadi. Banyak alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain
karena masalah privasi dan kenyamanan. Namun dibalik kebaikannya, kepemilikan
kendaraan pribadi terlalu banyak juga menimbulkan banyak masalah.
Banyaknya kendaraan pribadi berarti kemacetan yang semakin banyak di jalan. Hal ini
dikarenakan jumlah peningkatan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan peningkatan
kapasitas jalan. Semakin banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan umum, semakin
efektif pula penggunaan jalan raya. Dengan kata lain, kendaraan umum merupakan salah satu
pemecahan masalah yang dihadapi hampir semua kota besar di dunia: kemacetan.
Sebuah kendaraan memerlukan bahan bakar. Sebagai gantinya, kendaraan
mengeluarkan daya dan juga zat-zat polusi. Jika setiap orang menggunakan kendaraan
pribadi, maka jumlah zat polusi di udara akan sebanding dengan jumlah manusia. Lain halnya
jika banyak orang menggunakan kendaraan umum. Satu kendaraan umum mampu
mengangkut lebih dari satu penumpang (sebuah rangkaian kereta api dapat mengangkut
hingga 500 penumpang), yang berarti pengurangan polusi.
Jenis angkutan umum antara lain yaitu:
- angkot
- bis
- ojek
- bajaj
- taksi
- Metromini
2.5 Muatan Berlebih
Adalah suatu kondisi beban ganda kendaraan melebihi beban standar yang digunakan
pada asumsi desain. Masalah kendaraan bermuatan berlebih atau overload tidak saja
berdampak terhadap percepatan kerusakan jalan tetapi juga menyebabkan berbagai gangguan
yang berdampak pada lingkungan maupun keselamatan lalulintas sebagai berikut
meningkatnya tingkat polusi udara, meningkatnya tingkat kebisingan, meningkatnya tingkat
kemacetan lalulintas, meningkatnya tingkat kecelakaan lalulintas, meningkatnya percepatan
kerusakan jalan dan lain-lain.
2.6 Rancangan Peraturan Pemerintah standar pelayanan minimum
Seperti yang disebutkan dalam koran bisnis indonesia pada 22 september 2010, Elly
A. Sinaga, Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat
Kemenhub, mengatakan SPM itu akan dituangkan dalam bentuk peraturan menteri. Elly
Sinaga juga menjelaskan SPM tersebut antara lain mengatur standar jarak tempuh jalur
angkutan umum dengan kawasan permukiman atau tempat tinggal, pembatasan usia dan
kelaikan armada, kondisi tarif yang baik dan murah, keterhubungan jaringan sampai waktu
tunggu yang efisien.
Elly memaparkan di dalam SPM itu, pihaknya menargetkan masyarakat sudah bisa
menemukan moda angkutan umum setelah berjalan maksimal 350 meter dari permukiman
atau lokasi tempat tinggal, usia kendaraan dibatasi 10 tahun dan waktu tunggu hanya 2 menit.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman di beberapa kota di dunia yang menerapkan sistem
BRT (bus rapid transit), waktu tunggu pada jam padat hanya 2 menit, sedangkan saat sepi
bisa 5 menit. “Tarif berorientasi pada efisiensi dalam rangka mengurangi beban biaya
transportasi masyarakat," ujarnya. Di Indonesia, terutama di Jabodetabek (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi), biaya transportasi masyarakat mencapai 40% dari total
pendapatan per bulan, padahal idealnya sesuai standar bank dunia hanya 10% dari total
pendapatan.
Berkenaan dengan hal itu, Bank Pembangunan Asia (ADB) telah mengidentifikasi adanya 14
aspek yang dapat diintervensi untuk mengurangi angka dan resiko kecelakaan. Seperti pada
gambar.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
4.1. Kerangka Berpikir
RPP tentang Standar Pelayanan Minimum yang dibuat salah satunya menyebutkan
tentang pembatsan jumlah penumpang dan pembuatan AC, hal ini perlu dilakukan
pengkajian ulang terhadap RPP tersebut dengan dibandingkan dengan kenyataan yang
ada di masyarakat apakah efektif jika RPP tentang SPM tersebut benar-benar akan di
Jalankan. Sehingga jika pada saat kajian yang dilakukan terhadap RPP tersebut
menyatakan masih terdapat kekurangan, maka akan menjadi saran dan masukkan bagi
RPP tersebut agar bisa diterapkan sesuai dengan fakta yang ada di masyarakat.
Input Proses Output
- RPP yang difokuskan
pada kendaraan yang aman
-Membandingkan dengan
teori yang berlaku atau UU
terkait kemanan dan
kenyamanan Transportasi
Saran dan masukan
terhadap RPP SPM yang
adaKondisi faktual kendaraan
yang beroperasi
4.2. Definisi Istilah
1. RPP SPM Sebuah rancangan peraturan pemerintah (Peraturan pemerintah adalah
Peraturan Perundang-undangan Yang Ditetapkan Oleh Presiden Untuk Menjalankan
Undang-Undang Sebagaimana Mestinya).
Adapun yang termasuk dalam RPP SPM tersebut mencakup Muatan berlebih dan
penggunaan AC
Cara Ukur : Wawancara dan observasi
Alat Ukur : Pedoman wawancara dan lembar checklist
Hasil Ukur : didapatkannya RPP Standar Pelayanan Minimum bagi angkutan
umum/kota
2. Kecelakaan, suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda. (UU 22/2009)
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Pedoman wawancara
Hasil Ukur : Jumlah pengalaman supir atau konsumen mengalami kecelakaan
dan penyebabnya
3. Bus, Yang dimaksud dengan “mobil bus” adalah Kendaraan Bermotor angkutan
orang yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk
Pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.(UU
22/2009)
Cara Ukur : Wawancara dan observasi
Alat Ukur : Pedoman wawancara dan lembar checklist
Hasil Ukur : Menilai fisik bus sesuai ketentuan laik jalan
4. Kondisi Faktual kendaraaan Bus sedang, kondisi faktual adalah kondisi yang peneliti
dapati di lapangan berhubungan dengan cara menyetir supir Bus sedang, jumlah rata-
rata penumpang pada Bus sedang (muatan bus), pendapat pengguna Transjakarta
mengenai kenyamanan dan keselamatan di Bus Transjakarta, pendapat pengguna Bus
sedang jika tarif dinaikan sebagai kompensasi pembatasan muatan.
cara ukur : wawancara
alat ukur : Pedoman wawancara
Hasil ukur : Didapatinya jawaban dari poin-poin tersebut
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Metode penelitian kualitatif.
3.2. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian adalah di gedung instansi terkait. Penelitian dilakukan selama bulan
Oktober hingga Desember 2010.
3.3. Responden dan Informan
1. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pemerintah terkait pembuat RPP Tentang
Standar Pelayanan Minimum
2. Informan
Pengemudi Bus Sedang dan busway
kemenhub sebagai pembuat RPP
pengguna jasa bus sedang dan busway
manajemen busway
akademisi K3
3.4. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument berupa pedoman
wawancara serta lembar checklist.
3.5. Pengumpulan Data
Data primer
Data yang dikumpulkan diperoleh dari wawancara dengan para infroman. Dengan
menggunakan pedoman wawancara. Serta observasi terhadap angkutan umum bus
sedang tersebut. yang dilakukan dengan cara membandingkan kondisi fakta yang ada
dengan UU yang ada untuk kemudian dibandingkan dengan RPP SPM yang sedang di
susun.
Data sekunder
Data yang dikumpulkan dari dokumen maupun arsip terkait RPP maupun tentang
kecelakaan lalu lintas terkait minibus.
3.6. Validasi Data
Agar data yang dihasilkan benar-benar akurat dan terpercaya, maka dalam penelitian
ini dilakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode, seperti berikut ini :
Tabel 3.1. Triangulasi Sumber dan Triangulasi Metode
Triangulasi SumberTriangulasi Metode
Wawancara mendalam Observasi
Pengendara minibus √ √
Pemerintah terkait
pembuat RPP√
Pengguna jasa Minibus
dan busway√ √
Akademisi K3 √
Manajemen busway √
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini sebangai berikut :
Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari seluruh informan melalui
wawancara mendalam
Data yang telah terkumpul kemudian dibuat dan disusun dalam bentuk transkip
data yaitu membuat catatan hasil wawancara seperti apa adanya
Data yang telah disusun dalam bentuk transkip data selanjutnya dilakukan
kategorisasi data menurut variable yang sesuai.
Dari transkrip data yang telah dibuat kemudian dilakukan ringkasan data dalam
bentuk matriks.
Selanjutnya dilakukan analisis data dan interpretasi data secara kualitatif dan
menjelaskannya dengan teori yang ada (content analysis).
Content analysis mencakup upaya-upaya; klasifikasi lambing-lambang yang
dipakai dalam komunikasi, menggunakan criteria dalam klasifikasi, dan
menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi/analisis data
(Bungin, 2003)
PROPOSAL KEGIATAN SEMINAR
“Angkutan Transportasi Nyaman Tanpa Berdesakan, Sampai Tujuan Dengan Aman”
Dasar Pemikiran
Adanya RPP pemerintah yang menyatakan akan membatasi jumlah penumpang dalam
bus Metromini, pemasangan AC yang seharusnya dibicarakan dulu dengan PT Metromini
yang merupakan perusahaan swasta. Dimana tingkat kecelakaan, muatan penumpang yang
berlebihan dan gaya menyetir supir yang membawa bus diatas kecepatan rata-rata kerap
terdapat dalam bus ini. sehingga hal ini perlu dibincangkan agar pemerintah dengan PT
Metromini dapat saling menyesuaikan terhadap permasalahan yang ada untuk mendapatkan
solusi dalam masalah ini sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang ada karena
Metromini dan agar sistem transportasi dapat diperbaiki agar lebih nyaman dan aman dalam
perjalanan.
Tujuan
1. Diperolehnya informasi mengenai solusi antara RPP Pemerintah yang ada dengan PT
Metromini terkait masalah muatan penumpang yang berlebihan dan gaya menyetir supir
dengan tingkat kecelakaan yang ada.
2. Diperolehnya informasi mengenai peran profesi K3 dalam massalah tersebut utnuk
menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan keselamatan serta kesehatan kerja yang
terkait dalam masalah ini.
3. Didapatkannya faktor apa saja yang dapat mengurangi kecelakaan mikro bus.
4. didapatkannya standar minimum kenyamanan dan keamanan mikro bus menurut
konsumen.
5. didapatkannya kesepakatan dengan organda (organisasi angkutan darat) untuk
melaksanakan apa yang dihasilkan dalam seminar.
Sasaran audience :
mahasiswa FKIK dan profesi K3 150 orang
kementerian perhubungan 2 orang
organda (organisasi angkutan darat)
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)
Nama acara
“Transportasi nyaman tanpa Berdesakan, Sampai tujuan dengan aman”
(Studi Efektifitas RPP Standar Pelayanan Minimum Terhadap Angkutan Micro Bus)
Pelaksanaan
- Tanggal : Kamis, 6 Januari 2011
- Tempat : Auditorium gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Pembicara :
kemenhub (Direktur Bina sistem Transportasi Perkotaan Dirjen Angkutan Darat
Kementerian Perhubungan ;Elly Sinaga)
Praktisi K3 (dalam hal keamanan penumpang dan maintenance kendaraan)
MTI (masyarakat transportasi indonesia)
Moderator : Iting Shofwati. S.T, M.KKK
Deskripsi
Kegiatan ini merupakan kegiatan seminar profesi kesehatan masyarakat yang bertemakan
tentang keselamatan dan kesehatan di tempat kerja terkait masalah transportasi yang aman
dan nyaman.
Susunan Kepanitiaan
Terlampir
Sumber Dana
- Donatur
- Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
- kemenhub
- majalah K3
- jasa raharja
Publikasi :
- Penyebaran leaflet
- Artikel di majalah K3
- Penempelan leaflet di angkutan umum
- Melalui radio
- Media elektronik (Facebook, email,dll)
- Mulut ke mulut
Organisasi pelaksana
Pelaksana kegiatan ini adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat, Peminatan
Keselamatan dan kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Univer-
sitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penutup
Demikian proposal ini kami susun semoga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
semua pihak yang bersedia untuk berpartisipasi sebagai donatur baik dalam bentuk moril
maupun materil. Besar harapan kami kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana.
Atas perhatian dan partisipasinya kami mengucapkan terima kasih. Semoga Allah swt
memberikan pertolongan dan kemudahan dalam merealisasikan kegiatan kami ini. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yusriadi’s Blog Site December 2007.htm
2. Departemen Perhubungan Puslitbang. Transportasi Multimoda.
3. Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. INDONESIA 2005 –
2025, BUKU PUTIH, Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Bidang Teknologi dan Manajemen Transportasi, Jakarta, 2006.
4. www.google.com .
5. Hidayati Nurul. Staf pengajar jurusan Teknik Sipil - Universitas Muhammadiyah
Surakarta. The Influence of Traffic Rate to Noise Problem.
6. KOMPAS. Selasa 29 Agustus 2006, Penyebab Kemacetan.
7. Kepolisian Negara Republik Indonesia, Direktorat Lalu Lintas, Januari 2000. Tingginya
pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi.
8. KOMPAS, Kamis 7 Juni 2001. Hanya 15 Kendaraan Dinyatakan Laik Jalan. Diposkan
oleh Kembara di 19.34
9. Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
10. Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
11. Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit
Erlangga
12. Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga
13. http://metro.vivanews.com/news/read/
145714angkutan_umum_penyumbang_kecelakaan_terbesar
14. http://nasional.kompas.com/read/2008/08/25/08330781/ribuan.orang.celaka.di.jalan .
15. buku 1-2-2 langkah menempatkan kembali keselamatan menuju transportasi yang bermartabat vol.2 . oleh
masyarakat transportasi Indonesia (MTI) Penulis Heru Sutomo,dkk
Lampiran I
Bagian Kesatu
Jenis dan Fungsi Kendaraan
Pasal 47
(1) Kendaraan terdiri atas:
a. Kendaraan Bermotor; dan
b. Kendaraan Tidak Bermotor.
(2) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dikelompokkan berdasarkan jenis:
a. sepeda motor;
- 27 -
b. kebisingan . . .
b. mobil penumpang;
c. mobil bus;
d. mobil barang; dan
e. kendaraan khusus.
(3) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b, huruf c, dan huruf d dikelompokkan
berdasarkan fungsi:
a. Kendaraan Bermotor perseorangan; dan
b. Kendaraan Bermotor Umum.
(4) Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dikelompokkan dalam:
a. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang; dan
b. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga hewan.
Bagian Kedua
Persyaratan Teknis dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor
Pasal 48
(1) Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan
harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
(2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. susunan;
b. perlengkapan;
c. ukuran;
d. karoseri;
e. rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya;
f. pemuatan;
g. penggunaan;
h. penggandengan Kendaraan Bermotor; dan/atau
i. penempelan Kendaraan Bermotor.
(3) Persyaratan laik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditentukan oleh kinerja minimal Kendaraan Bermotor
yang diukur sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. emisi gas buang;
- 28 -
b. penelitian . . .
b. kebisingan suara;
c. efisiensi sistem rem utama;
d. efisiensi sistem rem parkir;
e. kincup roda depan;
f. suara klakson;
g. daya pancar dan arah sinar lampu utama;
h. radius putar;
i. akurasi alat penunjuk kecepatan;
j. kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban; dan
k. kesesuaian daya mesin penggerak terhadap berat
Kendaraan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan
laik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) diatur dengan peraturan pemerintah.
SPM Dipenuhi, Metromini Ber-AC
Sabtu, 26 Juni 2010 - 2:19 WIB
| More
JAKARTA (Pos Kota) – Pembenahan angkutan di Jakarta akan segera dibenahi melalui
penerapan sistem Standar Pelayanan Maksimum (SPM) yang akan di lakukan Kementrian
Perhubungan (Kemenhub).
Salah satunya dengan melakukan pembatasan jumlah penumpang dan pengaturan trayek yang
dilalui setiap angkutan.
Tidak hanya itu dalam SPM yang tengah disusun, juga akan termaktub penggunaan air
conditioner (AC) pada jenis angkutan Metromini seperti Metro Mini dan Kopaja. “Aturan-
arutannya masih kita godok,” kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Ditjen
Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Elly Adriani Sinaga, kemarin.
Elly menjelaskan, selain AC, dalam SPM itu juga akan diatur mengenai berbagai hal seperti
kondisi bus, frekuensi bus dan juga akses masyarakat kepada angkutan itu. Seperti
pembatasan jumlah penumpang pada setiap armada Metro Mini yag hanya 30 orang.
Mengingat saat ini angkutan tersebut kerap mengangkut penumpang lebih dari kapasitas.
Akibat kenyamanan bagi penumpang tidak terpenuhi. Sedangkan mengenai pengaturan
trayek akan diberlakukan pada jenis angkutan kecil, sedang dan besar. “Dalam Rancangan
Peraturan Pemerintah (RPP) tentang SPM trayek angkutan kecil akan kita rubah lagi nantinya
agar tidak masuk jalan utama dengan menyesuaikan kondisi di wilayah,” sambungnya.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan terutama angkutan dalam
satu ruas jalan. Seperti yang terjadi di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, Salemba Raya,
Matraman, Antasari, Casablanka dan Dr Sahardjo.
Sehingga nantinya jalan utama hanya akan dilalui bus TransJakarta, bus besar (PPD) dan
Metromini seperti Metromini sebagai sarana transportasi, sedangkan mikrolet diusulkan
ditempatkan di kawasan pemukiman dan sebagai feeder untuk transportasi di jalan utama.
Menanggapi hal ini Henda Sunugroho, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan
(Dishub) DKI, kebijakan ini telah menerapkan pemisahan terhadap jenis angkutan. Namun
diakuinya hingga saat ini belum secara keseluruhan. Sebagai contoh yakni trayek Blok M –
Kota yang sebelumnya ada angkutan Metromini dan besar sekarang telah digantikan dengan
busway. “Diperlukan kajian mendalam untuk memberlakukan kebijakan ini,” ujar Henda.
Sementara itu secara terpisah, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyatakan
dukungan terhadap penerapan SPM yang dilakukan Kemenhub. Diantaranya terkait pelaranag
jenis angkutan kecil beroperasi di jalan utama.
“Angkutan kecil itu dulu semangatnya untuk menggantikan becak yang beroperasi di
pemukiman, agar SPM berjalan maka kebijakan tersebut harus dikembalikan,” ujar Ketua
DTKJ Azas Tigor Nainggolan.
JAKARTA (Pos Kota) – Pembenahan angkutan di Jakarta akan segera dibenahi melalui
penerapan sistem Standar Pelayanan Maksimum (SPM) yang akan di lakukan Kementrian
Perhubungan (Kemenhub).
Salah satunya dengan melakukan pembatasan jumlah penumpang dan pengaturan trayek yang
dilalui setiap angkutan.
Tidak hanya itu dalam SPM yang tengah disusun, juga akan termaktub penggunaan air
conditioner (AC) pada jenis angkutan bus sedang seperti Metro Mini dan Kopaja. “Aturan-
arutannya masih kita godok,” kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Ditjen
Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Elly Adriani Sinaga, kemarin.
Elly menjelaskan, selain AC, dalam SPM itu juga akan diatur mengenai berbagai hal seperti
kondisi bus, frekuensi bus dan juga akses masyarakat kepada angkutan itu. Seperti
pembatasan jumlah penumpang pada setiap armada Metro Mini yag hanya 30 orang.
Mengingat saat ini angkutan tersebut kerap mengangkut penumpang lebih dari kapasitas.
Akibat kenyamanan bagi penumpang tidak terpenuhi. Sedangkan mengenai pengaturan
trayek akan diberlakukan pada jenis angkutan kecil, sedang dan besar. “Dalam Rancangan
Peraturan Pemerintah (RPP) tentang SPM trayek angkutan kecil akan kita rubah lagi nantinya
agar tidak masuk jalan utama dengan menyesuaikan kondisi di wilayah,” sambungnya.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan terutama angkutan dalam
satu ruas jalan. Seperti yang terjadi di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, Salemba Raya,
Matraman, Antasari, Casablanka dan Dr Sahardjo.
Sehingga nantinya jalan utama hanya akan dilalui bus TransJakarta, bus besar (PPD) dan bus
sedang seperti metromini sebagai sarana transportasi, sedangkan mikrolet diusulkan
ditempatkan di kawasan pemukiman dan sebagai feeder untuk transportasi di jalan utama.
Menanggapi hal ini Henda Sunugroho, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan
(Dishub) DKI, kebijakan ini telah menerapkan pemisahan terhadap jenis angkutan. Namun
diakuinya hingga saat ini belum secara keseluruhan. Sebagai contoh yakni trayek Blok M –
Kota yang sebelumnya ada angkutan bus sedang dan besar sekarang telah digantikan dengan
busway. “Diperlukan kajian mendalam untuk memberlakukan kebijakan ini,” ujar Henda.
Sementara itu secara terpisah, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyatakan
dukungan terhadap penerapan SPM yang dilakukan Kemenhub. Diantaranya terkait pelaranag
jenis angkutan kecil beroperasi di jalan utama.
“Angkutan kecil itu dulu semangatnya untuk menggantikan becak yang beroperasi di
pemukiman, agar SPM berjalan maka kebijakan tersebut harus dikembalikan,” ujar Ketua
DTKJ Azas Tigor Nainggolan.(guruh/dms)
Tags: angkutan umum, metro mini, SPM
16.460 Bus Reyot, Operasi di Jakarta
Juni 12, 2010 by binsar
Filed under Berita Terkini, Headline
Leave a Comment
JAKARTA (Pos Kota) – Pembatasan usia angkutan umum mendesak diberlakukan. Pasalnya,
saat ini tercatat 22.776 angkutan umum jenis bus besar, sedang dan bus kecil telah berusia
uzur. Bahkan 16.460 bus diantaranya telah reyot.
Jumlah tersebut hasil kalkulasi Dinas Perhubungan DKI dan Organda DKI. Menurut Henda
Sunugroho, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, meski dirinya
belum bisa memastikan prosentase bus yang akan tersingkir jika kebijakan penerapan batas
usia angkutan umum diterapkan namun dari data yang diperolehnya dari 22.766 angkutan
yang telah uzur hanya 4.690 unit yang belum dilakukan peremajaan.
“Yang paling sering dilakukan peremajaan adalah bus kecil. Bahkan belum genap 10 tahun
banyak pengusaha telah melakukannya. Sedangkan bus besar saat ini sudah ada 40 bus yang
diremajakan,” ujar Henda, kemarin. Artinya dari jumlah bus besar yang ada saat ini 4.822
unit, sebanyak 4.782 diantaranya belum diremajakan.
Lebih lanjut Henda, menjabarkan jumlah angkutan yang ada saat ini meliputi bus besar 4.822
unit, bus sedang 4.960 unit, bus kecil 12.984 unit, taksi 24.324 unit, Bus AKAP 3.587 unit,
bus pariwisata sewa 5.219 unit, bajaj 2 tak 12.797 unit, bajaj BBG 600 unit, Kancil 250 unit,
APB 1.096 unit dan mobil barang 18.157 unit.
Ketua Organda Unit Mimo Angkutan (Mikrolet, Bemo dan Angkutan jenis keempat)
Syafruhan, pernah menyebutkan dari 12.984 bus kecil sekitar 7.000-an sudah di atas 12
tahun dan tidak laik jalan. Organda sendiri mengusulkan pembatasan umur kendaraan bus
kecil 10 – 12 tahun.
Ditambahkan Henda, pembahasan mengenai usia kendaraan angkutan sampai saat ini masih
dalam tahap mendengarkan usulan dari Organda Unit Bus Kecil DKI. Organisasi yang
menaungi usaha angkutan tersebut mengusulkan pembatasan hingga 10 tahun. “Masih akan
dicarikan masukan pihak terkait berapa ketetapan umurnya. Kalau Angkot di Depok,
Tangerang 10 tahun, DKI harus di bawah itu,” sambungnya.
Secara terpisah, Ahmad Husein Alaydrus, Anggota DPRD DKI menilai sudah saat ada
ketentuan yang mengatur masa operasi angkutan. Alasanny, hal itu menyangkut kenyamanan
dan keamanan penumpang. “Jangan sampai masyarakat tidak lagi nyaman naik angkot jadi
kembali menggunakan kendaraan pribadi. Akibatnya sampai kapanpun kemacetan tidak akan
teratasi,” ujar poltisi Partai Demokrat ini.(guruh/B)
Tags: angkutan umum, bus reyot
PP no 65 tahun 2005 Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Pasal
1 Ayat 6-8
6. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal.
7. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM
tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan.
8. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L1)
untuk penumpang 510 dan 102
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan menjawab dengan
sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Sudah berapa lama anda menaiki angkutan minibus ini?
2. Berapa lama rute yang biasa ditempuh anda saat menaiki bus ini?
3. Berdasarkan pengalaman bapak/ibu/saudara/i saat menaiki minibus tersebut, apakah
perilaku menyetir supir yang membawa mobil mini bus sudah dirasa cukup aman?
4. Bagaimana menurut anda tentang minibus yang membawa muatan berlebih? Apakah
itu aman?
5. Bagaimana perasaan anda jika menaiki minu bus yang muatannya berlebih?
6. Apakah menurut anda minibus yang biasa anda gunakan dalam kodisi yang layak
jalan?
7. Pernahkah anda mengalami kejadian yang tidak mengenakkan saat menggunakan
minibus ini?
8. Apakah minibus yang biasa anda naiki sudah aman?alasan?
9. Apakah minibus yang biasa anda naiki sudah menjaga keselamatan penumpangnya?
alasan
10. Apakah minibus yang biasa anda naiki sudah terasa nyaman?alasan
11. Apakah minibus yang biasa anda naiki sudah terjangkau tarifnya?
12. Menurut anda bagaimana seharusnya pemerintah menyelesaikan hal tersebut?
13. Bagaimana tanggapan bapak/ibu/saudara/i terhadap RPP pemerintah yang akan
membatasi jumlah penumpang dan pemberian AC minibus? Setuju/tidak setuju,
alasan....
14. Apa yang anda harapkan dari pemerintah jika RPP tersebut benar-benar dilakukan?
15. apakah anda setuju jika tarif angkot dinaikan Rp. 500, tapi ada pembatasan muatan?
Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L2)
untuk penumpang Transjakarta
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan bagi infroman untuk
menjawab yang sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Sudah berapa lama anda menggunakan busway ini?
2. Berapa lama rute yang biasa ditempuh anda saat menaiki bus ini?
3. Berdasarkan pengalaman bapak/ibu/saudara/i saat menaiki minibus tersebut, apakah
perilaku menyetir supir yang membawa mobil busway sudah dirasa cukup aman?
4. Pernahkah anda mengalami kejadian yang tidak mengenakkan saat menggunakan
Busway?
5. Apakah menurut anda busway sudah aman dengan AC dan jumlah penumpangnya?
alasan?
6. Apakah busway yang biasa anda naiki sudah menjaga keselamatan penumpangnya?
alasan
7. Apakah busway yang biasa anda naiki sudah terasa nyaman?alasan
8. Apakah busway yang biasa anda naiki sudah terjangkau tarifnya?
9. Bagaimana tanggapan bapak/ibu/saudara/i terhadap RPP pemerintah yang akan
membatasi jumlah penumpang dan pemberian AC minibus selain busway?
Setuju/tidak setuju, alasan....
10. Apa yang anda harapkan dari pemerintah jika RPP tersebut benar-benar dilakukan?
Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L3)
untuk Polisi
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan bagi infroman untuk
menjawab yang sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Sudah berapa lama anda bertugas menjadi polisi?
2. Berdasarkan pengalaman bapak/ibu/saudara/i saat bekerja apakah perilaku menyetir
supir yang membawa mobil minibus sudah dirasa cukup aman?
3. Bagaimana tingkat kecelakaan yang ada sekarang ini dengan minibus dengan muatan
berlebih?
4. Bagaimana tingkat kecelakaan yang ada sekarang ini dengan minibus dengan gaya
menyetir supir?
5. Menurut anda bagaimana seharusnya pemerintah menyelesaikan hal tersebut?
6. Bagaimana tanggapan bapak/ibu/saudara/i terhadap RPP pemerintah yang akan
membatasi jumlah penumpang dan pemberian AC minibus? Setuju/tidak setuju,
alasan
7. masalah seperti apa yang anda temui dijalanraya berhubungan dengan mini bus ?
Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya.
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L4)
Organda (Organisasi Angkutan Darat)
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan bagi infroman untuk
menjawab yang sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Sudah berapa lama anda tergabung dalam organisasi ini?
2. Berdasarkan pengalaman bapak/ibu/saudara/i, menurut anda apakah perilaku menyetir
supir yang membawa mobil minibus sudah dirasa cukup aman?
3. Bagaimana tingkat kecelakaan yang ada sekarang ini dengan minibus dengan muatan
berlebih?
4. Bagaimana tingkat kecelakaan yang ada sekarang ini dengan minibus dengan gaya
menyetir supir?
5. Menurut anda bagaimana seharusnya pemerintah menyelesaikan hal tersebut?
6. Bagaimana tanggapan bapak/ibu/saudara/i terhadap RPP pemerintah yang akan
membatasi jumlah penumpang dan pemberian AC minibus? Setuju/tidak setuju,
alasan
7. Keberadaan organda di masyarakat sebagai apa?
8. bagaimana seharusnya standar pengendara Bus sedang (minibus)?
9. bagaimana seharusnya standar pemilik minibus ?
Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya.
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L5)
untuk supir minibus dan Transjakarta
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan bagi infroman untuk
menjawab yang sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Sudah berapa lama anda menjadi supir dalam busway/minibus ini?
2. Apakah ada peraturan dari perusahaan tentang tata cara membawa/menyetri mobil
bus ini?
3. Apakah anda melengkapi diri anda dengan surat-surat jalan seperti SIM dan
STNK?
4. Berapa kecepatan maksimum saat anda menyetir bis ini?saat penuh?atau tidak
penuh?sama atau tidak?
5. Alasan apa yang menyebabkan anda memnyetir dengan kecepatan maksimum
tersebut?
6. Berapakah jumlah penumpang maksimum yang anda biasa bawa?
7. Apakah mobil bus ini selalu dilakukan perawatan terhadap semua perangkatnya?
8. Berapakah usia mobil bis ini?
9. Bagaimana tanggapan bapak/ibu/saudara/i terhadap RPP pemerintah yang akan
membatasi jumlah penumpang dan pemberian AC minibus? Setuju/tidak setuju,
alasan
10. bagaimana cara anda bisa memperoleh SIM?
11. apa yang anda rasa ketika membawa bus dengan muatan berlebih ?
12. apakah pernah mengalami kecelakaan selama menjadi supir ini?
13. apa anda tahu bagaimana sehaarusnya menyupir yang benar ?
14. dimana anda biasanya menaik turunkan penumpang ?
15. mungkin tidak kalau aturan pembatasan muatan diterapkan pada bus ini?
16. mungkin tidak kalau tarif angkutan anda dinaikan Rp. 500 sebagai
kompensasinya?
Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya.
ket : Yang di Bold tidak ditanyakan pada supir Transjakarta
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L6)
untuk Kemenhub
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan bagi infroman untuk
menjawab yang sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Apakah latar belakang dari pembuatan RPP ini?
2. Apakah tujuan dan manfaat dari pembuatan RPP ini?
3. Siapa sajakah yang terlibat dalam pembuatan RPP ini?apakah melibatkan orang
K3?jika ya dalam aspek yang mana?
4. pertimbangan apa dalam penentuan sub pembahasan RPP ?
5. apa saja isi sub RPP yang akan dibahas ?
6. apakah ada aspek K3 dalam RPP ?
7. bagaimana proses pembuatan RPP? dari wacana sampai disahkan, apakah ada
penelitian dan survey sebelumnya
8. apakah akan ada evaluasi penerapan RPP ?
9. bagaimana kemungkinan keberhasilan program terhadap wacana AC dan
pembatasan muatan pada minibus ?
Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya.
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L7)
untuk ahli K3
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan bagi infroman untuk
menjawab yang sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Bagaimana Tanggapan bapak/ibu terhadap RPP yang ada tentang pembatasan
jumlah penumpang dan penggunaan AC pada minibus?
2. Bagaimana hal tersebut dapat dihubungkan manfaatnya dari sisi K3?
3. Menurut tanggapan anda, bagaimana seharusnya yang dilakukan pemerintah
dalam fakta dan kondisi yang ada saat ini dilalu lintas terhadap banyaknya
kecelakaan dengan pembatasan jumlah penumpang dan penggunaan AC tersebut
ditinjau dari sisi K3?
4. Apa yang seharusnya pemerintah lakukan ditinjau dari sisi K3 terhadap penurunan
jumlah kecelakaan yang ada saat ini?
5. apa standar angkutan umum yang seharusnya dinilai dari aspek K3 ?
Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya.
LEMBAR WAWANCARA
PENELITIAN STUDI EFEKTIFITAS RPP SPM TERHADAP ANGKUTAN
MINIBUS (L8)
untuk Manajemen Transjakarta
Pengantar :
Kami Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sedang Melakukan Penelitian untuk Mata Kuliah Seminar Profesi Kesmas. Dimana
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan angkutan transportasi mini
bus dengan diberlakukannya RPP tentang pembatasan terhadap jumlah penumpang. Kepada
Informan dimohon atas kesediaan waktunya untuk diwawancarai dan bagi infroman untuk
menjawab yang sejujur-jujurnya.
I. Data Responden
Nama :..................................
Pekerjaan :…………………….
Umur :..................................
Alamat :……………………
No Telp :………………………..
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
1. Bagaimana manajemen busway dalam membuat tarif busway tetap terjangkau
dengan adanya AC ?
2. apakah jumlah penumpang busway harus dibatasi?jika ya berapa maksimal jumlah
penumpang yang boleh naik?
3. Apakah terdapat SOP bagi supir busway tersebut?
4. Apakah mobil bus ini selalu dilakukan perawatan terhadap semua perangkatnya?
5. Berapakah rata-rata usia mobil bus transjakarta?
6. apa saja keberhasilan program transjakarta?
7. apa saja yang paling banyak dikeluhkan oleh konsumen ?
8. apa target transjakarta kedepannya ?
9. menurut anda yang menjadi masalah transportasi di Indonesia ?
Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya.
keterangan :
L1 untuk penumpang minibus
L2 untuk penumpang busway
L3 untuk Polisi
L4 untuk organisasi kaya MTI, YLKI, sama Organda
L5 untuk supir busway dan minibus
L6 untuk kementrian
L7 untuk Ahli K3
L8 untuk manajemen busway
Lembar Ceklis Berdasarkan UU 22/2009 tentang SPM Angkutan Umum
Tabel 1
Kondisi kendaraan Laik jalan
No. VariabelCeklis
Berfungsi Tdk Berfungsi Ket
1 Asap knalpot (warnanya)
2 Rem utama
3 Rem parkir
4 klakson
5 Lampu depan
6 Lampu rem belakang
7 Kondisi ban (gundul/tdk)
8 Spedometer
9 Lampu sen
Tabel 2
Ceklis perlengkapan kendaraan
No. VariabelCeklis
Ada Tidak Ket
1 Sabuk keselamatan
2 Ban cadangan
3 Segitiga pengaman
4 Dongkrak
5 Pembuka roda
6 P3K lalulintas
7 SIM
8 STNK
ket : Kalau ada tambahan apapun tulis aja