ttt.kelmpok 3

10

Upload: nadyasuwayvia

Post on 24-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ttt

TRANSCRIPT

Setelah penyerbukan, megasporocyte berkembang dalam megasporangium dari

ovula (gambar a dan b). Megasporocyte adalah sel tunggal yang mengalami meiosis

dan menghasilkan bentukan tetrad dari empat megaspora haploid, dimana pada

kebanyakan tanaman tersusun dalam garis lurus atau secara linear. Tiga megaspora

distal (yang terletak jauh dari dasar ovule) akan gugur. Hanya megaspora proksimal

(yang terletak dekat dengan dasar ovule) yang akan terus berkembang.

Setelah penyerbukan, megasporocyte berkembang dalam megasporangium dari

ovula (gambar a dan b). Megasporocyte adalah sel tunggal yang mengalami meiosis

dan menghasilkan bentukan tetrad dari empat megaspora haploid, dimana pada

kebanyakan tanaman tersusun dalam garis lurus atau secara linear. Tiga megaspora

distal (yang terletak jauh dari dasar ovule) akan gugur. Hanya megaspora proksimal

(yang terletak dekat dengan dasar ovule) yang akan terus berkembang.

Ovule dan Perkembangan Benih

a

Di dalam ruang penyerbukan, serbuk sari

diabsorbsi dan berkembang menjadi gamet jantan

dewasa dan membentuk tabung sari yang tumbuh

kedalam jaringan megasporangium. Pada

gymnospermae gamet jantan ini dapat hidup

dalam jaringan megasporangial untuk beberapa

waktu, biasanya beberapa bulan sampai satu

tahun.Megaspora fungsional sangat meluas

disertai berbagai pembelahan mitosis untuk

pembentukan endosporik gamet betina.

Pada biji Gymnospermae, arkegonia

berdiferensiasi pada bagian apeks gamet

betinanya. Seperti pada tanaman tidak berbiji,

setiap arkegonium memiliki sel telur yang

besar dan sel leher pendek (biasanya)

ditambah sel saluran ventral atau nukleus ).

Akhirnya, gamet jantan terlepas atau terjadi

transport sel sperma (motil atau non motil) ke

dalam rongga antara megasporangium dan

gametofit betina yang dikenal sebagai ruang

archegonial.

Di sini , sel sperma berenang menuju ( dalam Cycas dan Ginkgo ) atau

dilepaskan di dekat ( dalam konifer dan Gnetales ) sebuah archegonium dari

gametofit betina. Sebuah sel sperma memasuki archegonium kemudian

membuahi telur. Selama itu (satu tahun atau lebih ) mungkin terjadi penyerbukan,

yang membawa serbuk sari ke ovula, dan fertilisasi, penyatuan dari sperma dan

sel telur.

Dihasilkan zigot diploid, sekali terbentuk, mengalami pembelahan

mitosis yang cukup dan berdiferensiasi, akhirnya menjadi dewasa dan menjadi

embrio yaitu merupakan sporophyte yang belum matang. Jaringan dari

gametofit betina terus mengelilingi embrio dan berfungsi sebagai jaringan

pemberi nutrisi untuk embrio selama perkecambahan biji. Megasporangium

( nucellus ) akhirnya luruh. Integumen dewasa menjadi kulit biji perifer, yang

dapat berdiferensiasi menjadi berbagai lapisan yang keras dan / atau berdaging .

Adaptasi (Peyesuaian ) Benih

Tujuan benih menyesuaikan diri tidak diragukan lagi. Pertama,

benih membutuhkan perlindungan, sebagian besar melalui kulit biji, dari

kerusakan mekanis, kekeringan, dan Predasi (penuaan). Kedua, fungsi

benih sebagai unit penyebaran reproduksi seksual. Banyak bibit tanaman

telah mengalami modifikasi khusus untuk penyebaran. Misalnya, lapisan

luar benih yang berdaging dapat berfungsi untuk membantu dalam

penyebaran oleh hewan .

Pada beberapa tanaman, biji dimakan oleh hewan, lapisan luar yang

berdaging tercerna, dan sisanya ( termasuk embrio yang dilindungi oleh inner,

lapisan mantel biji yang keras) berhasil melalui usus hewan dengan aman, dan

siap berkecambah. Pada tanaman lain ,perbedaan mantel biji bersayap satu

atau lebih berfungsi dalam penyebaran biji oleh angin.

Ketiga, mantel benih mungkin mengalami dormansi mechanism yang

memastikan perkecambahan biji berada hanya di bawah kondisi suhu yang

ideal, sinar matahari, atau lembab. Keempat, selama perkecambahan, jaringan

pemberi nutrisi (nutritive tissue) mengelilingi embrio dan memberikan energi

untuk tumbuhnya biji muda. Menariknya, pada tanaman berbiji gametofit

betina ( yang berkembang dalam megaspora ) tetap melekat dan nutrisinya

bergantung pada generasi sporofit. Hal Ini merupakan kebalikan dari kondisi

yang ditemukan pada lumut hati , lumut tanduk , dan lumut daun.