triwulan i th. 2020
TRANSCRIPT
BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DANKEAMANAN HASIL PERIKANAN MAKASSAR
@bkipmmakassar | [email protected] Makassar |BKIPMMakassar |
LAPORAN KINERJA Triwulan I Th. 2020
1
I. PERENCANAAN KINERJA
1. Visi dan Misi
Aspek yang berkaitan dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
sesuai dengan mandat yang diberikan kepada Badan Karantina Ikan, Pengendalian
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) adalah dukungan untuk mewujudkan
Indonesia yang berdaulat dan mandiri dalam memastikan produk perikanan
yang berkualitas dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, BKIPM menetapkan
visi pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil
perikanan Tahun 2020 - 2024, yaitu :
VISI
MISI
2. Tujuan Strategis
Tujuan strategis menjelaskan hasil yang hendak dicapai dari implementasi langkah-
langkah kegiatan yang tercantum dalam pernyataan misi.
Dalam penetapan tujuan strategis dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya
dan kemampuan yang dimiliki serta mengantisipasi berbagai peluang, hambatan dan
tantangan yang akan dihadapi.
Mewujudkan pengelolaan sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang berkelanjutan melalui pengendalian Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan jenis agen yang dilindungi, dilarang dan dibatasi.
Mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera,maju, mandiri melalui pola konsumsi ikan yang bermutu serta budidaya ikan yang bebas dari hama dan penyakit
Mewujudkan produk perikanan yang berdaya saing melalui penjaminan persyaratan mutu produk hasil perikanan
1
Hasil Perikanan Yang Sehat Bermutu, Aman dan Terpercaya
2
3
2
Tujuan pembangunan yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran
program prioritas BKIPM adalah melindungi kelestarian sumber daya hayati
perikanan dan kelautan dari Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan jenis
agen yang dilindungi, dilarang, dibatasi serta menjamin mutu hasil
perikanan nasional dengan sasaran:
1. Meningkatnya kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan kelautan dan perikanan di
wilayah pengeluaran/pemasukan ekspor, impor, dan antar area
kepatuhan pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam ekspor, impor
dan antar area;
2. meningkatnya jumlah jenis penyakit ikan karantina yang dapat
dicegah penyebarannya antar zona, melalui sertifikasi kesehatan ikan
ekspor, impor dan antar area;
3. menurunnya jumlah kasus penolakan/penahanan ekspor hasil
perikanan per negara mitra;
4. meningkatnya Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan
ekspor serta;
5. meningkatnya pencegahan penyebaran jenis agen hayati yang
dilindungi, dilarang dan besifat invasif melalui kajian dan analisis resiko.
3. Sasaran, Indikator dan Target Kinerja
Sasaran strategis Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan Makassar merupakan penjabaran operasional dari visi, misi dan tujuan yang
telah ditetapkan. Sasaran strategik ini menggambarkan hasil yang hendak dicapai
secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik,
terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran
telah ditetapkan indikator sasaran sebagai ukuran tingkat keberhasilan
pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap
3
indikator sasaran disertai rencana tingkat capaian (target) masing-masing.
Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu secara
berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana
stratejik. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan memiliki
indikator yang terukur.
Kegiatan Pengembangan Sistem Manajemen Kinerja Organisasi dan Penyusunan IKU
pada KKP mampu membangun sistem mendorong tercapainya kinerja organisasi yang
terukur.
BKIPM telah menyusun Rencana Strategis Tahun 2020 - 2024 yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala BKIPM Nomor 85/KEP-BKIPM/2015. Peta Strategis adalah suatu
dashboard yang memetakan sasaran organisasi dalam suatu kerangka hubungan sebab
akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi nasional. Dari Peta Strategi
tersebut, dijabarkan indikator dan terget kinerja yang akan dicapai BKIPM pada 2020,
sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja BKIPM.
4
Penyusunan Perjanjian Kinerja ditujukan sebagai bentuk transparansi atas
akuntabilitas dan kinerja, serta sebagai dasar penilaian keberhasilan atau kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Perjanjian kinerja ini merupakan pelaksanan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri
Gambar 1. Peta Strategi Balai Besar KIPM Makassar Tahun 2020
PETA STRATEGIS
BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MAKASSAR
TAHUN 2020
5
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian
Mutu dan Keamanan Hasil perikanan.
6
II. AKUNTABILITAS KINERJA
CAPAIAN KINERJA
Pengukuran capaian indikator kinerja Balai Besar KIPM Makassar
dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target setiap
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2020.
Selanjutnya dilakukan pembahasan dan analisis lebih mendalam terutama
terhadap indikator kinerja yang realisasinya tidak mencapai target. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengenali faktor penyebabnya selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan penetapan strategi untuk peningkatan
kinerja (performance improvement) di tahun-tahun selanjutnya.
Hasil capaian indicator kinerja Balai Besar KIPM Makassar tahun
2020 yang menunjukkan capaian sasaran strategis secara ringkas disajikan
pada tabel berikut ini.
Tabel : 2.1
Capaian Kinerja Balai Besar KI PM Makassar Tahun 2020
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA (IK)
TARGET REALISASI %
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP
1 Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor
95 128 134.73
Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan
2 Persentase kepatuhan ( compliance) pelaku usaha KP
80 % 99.54 124.425
7
sumberdaya kelautan dan perikanan
terhadap ketentuan perundang – undangan kelautan dan perikanan
3 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per Negara mitra
< 10 0 100
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan
4 Penyakit Ikan Karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar Wilayah RI
100 % 100 % 100
5 Nilai PNBP ( Rp juta)
3.712.188 1.244.029 33.51
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hayati ikan yang sesuai standar
6 Sertifikat Ekspor yang memenuhi standar
12.960 3098 0.239
7 Sertifikat kesehatan ikan domestik yang memenuhi standar
13.320 4039 30.322
8 Importasi hasil perikanan yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan
100 % 100 % 100
9 Sertifikat CPIB Supplier/ Unit Pengumpul
7 6 85.714
10 Lokasi Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
1 1 100
8
Perikanan dari residu dan bahan berbahaya
11 Lokasi Pengawasan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Domestik
2 2 100
12 Pelaku Usaha ( UPI ) yang menerapkan sistem traceability
15 6 40
13 Sertifikasi HACCP Hasil Perikanan
320 87 27.187
14 Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasif yang diidentifikasi
3 0 0
15 Evaluasi pemanfaatan nomor registrasi UPI ke Negara mitra (dokumen)
1 1 100
16 Jumlah Lokasi sebaran penyakit ikan karantina yang diidentifikasi
9 1 11.11
17 Jumlah Instalasi karantina ikan yang memenuhi standar
23 8 34.78
18 Penerapan SNI ISO/IEC 17020 :2012 dan
1 1 100
9
ISO/IEC 17025 : 2008
19 Penerapan System manajemen bioresiko laboratorium
1 0 0
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hayati ikan secara profesional dan partisipatif
20 Penanganan Kasus penyelenggaraan perkarantinaan keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan
95 % 100 100
21 Tingkat Kepatuhan pelaku usaha pemasukan dan pengeluaran
80 % 99,54 123.75
22 Pengujian Parameter destructive fishing
1 0 0
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
Terwujudnya aparatur sipil Negara yang kompeten propesional dan berintegrasi
23 Indeks Prpfesional ASN
95 % 62,95 66.26
Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal mudah diakses
24 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar
82 % 82 100
Terwujudnya pranata dan
25 Nilai Kinerja Reformasi
A ( 85 ) 95,36 112.18
10
ANALISIS DAN EVALUASI
Elaborasi capain kinerja berdasarkan sasaran strategi secara lebih detail
menurut indikator kinerjanya dijelaskan sebagai berikut .
Sasaran Startegis 1.
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan perikanan
Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi tolok ukur dari
dampak keberhasilan program dan kegiatan BKIPM. Nilai sasaran stategis ini
kelembagaan birokrasi yang efektif, efesien dan berorientasi pada layanan prima
Birokrasi
26 Nilai Maturitas SPIP
Level 3 3,605 100
27 Nilai AKIP A ( 85 ) 85 100
Terkelolanya anggaran pembangunan secara efesiensi dan akuntabel
28 Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran
Baik (87) 0 0
29 Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK dibandingkan Realisasi TA. 2018 (%)
1 % 0 0
Stakeholder Perspective
11
pada tahun 2020. Nilai ini diperoleh dari pencapaian indikator kinerja Unit Usaha
perikanan yang memenuhi persyaratan eksport.
K1. Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan eksport
Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan eksport merupakan
unit usaha yang telah menerapkan prinsip-prinsip HACCP dan CKIB. Pada unit
usaha yang menerapkan prinsip HACCP dilakukan verifikasi terhadap
pelaksanaan SSOP/GMP dan menerapkan HACCP minimal satu kali dalam
setahun. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa UPI tersebut
secara konsisten menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil
perikanan, sebagaimana diamanatkan pada Permen KP No. 19/2010. Sedangkan
unit usaha yang menerapkan prinsip CKIB adalah unit usaha pembudidayaan
ikan ( UUPI ) yang telah dilaksanakan manajemen kesehatan ikan berdasarkan
standar biosecurity untuk menjamin ikan bebas dari HPIK/HPI.
Indikator Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan eksport
diukur dengan menghitung jumlah UPI yang telah bersertifikasi HACCP dan Unit
usaha pembudidayaan ikan yang bersertifikasi CKIB. Target indikator ini
sebanyak 95 unit. Realisasi indikator ini pada triwulan I mencapai 128 unit
( 134.74 % )
Indikator Kinerja
Target
Unit Usaha Perikanan yang
memenuhi persyaratan ekspor 95
12
Tabel 2.2 Daftar Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor
No. Nama UPI Grade
1. PT. BOGATAMA MARINUSA A
2. PT. BODDIA JAYA A
3. PT. CHEN WOO FISHERY A
4. CV. INTI MAKMUR A
5. PT. KELOLA MINA LAUT A
6. PT. KEMILAU BINTANG TIMUR A
7. PT. KHARISMA BINTANG TERANG A
8. PT. MITRA KARTIKA SEJATI A
9. PT. MULTI SARI MAKASSAR A
10. PT. NUANSA CIPTA MAGELLO A
11. PT. OCEAN CHAMP SEAFOOD A
12. PT. PARLEVLIET PARABA SEAFOOD A
13. PT. PHILIPS SEAFOODS INDONESIA A
14. PT. PRIMA BAHARI INTI LESTARI A
15. CV. PRIMA INDO TUNA A
16. PT. SOUTH SUCO A
17. PT. TRANS ANUGRAH MULIA A
18. PT. WAHYU PRADANA BINAMULYA FISH/TIT A
19. PT. WAHYU PRADANA BINAMULIA SLIPPER A
20. PT. WAHYU PRADANA BINAMULIA SHRIMP (KIMA 10) A
21. PT. LINTAS ANTAR NUSA A
22. PT. MULTI MONODON INDONESIA A
23. PT. SUKSES HASIL NUSA INDO A
24. PT. WAHYU PUTRA BIMASAKTI A
25. PT. BIOTA LAUT GANGGANG A
26. CV. BUANA LAUT NUSANTARA A & B
27. CV. ANUGRAH LESTARI (TAKALAR) A & B
28. CV. ANUGRAH LESTARI (MAKASSAR) B
29. PT. ARTI BUANA B
30. CV. ANUGRAH LIN PERKASA B
31. PT. AIKI MEGA JAYA B
32. CV. BASMAN BAHARI B
33. PT. BIRU LAUT NUSANTARA B
34. PT. BINTANG MEGAH JAYA PERKASA B
35. PT. CAHAYA CEMERLANG B
13
36. PT. CELEBES BERKAH NIAGA B
37. PT. DUNIA MARINE PRODUCTS B
38. PT. DWIRA MASAGENA B
39. PT. GALESONG B
40. PT. GEMBIRA GALESONG B
41. PT. GIWANG CITRA LAUT B
42. PT. GLOBAL MAJU PRATAMA B
43. CV. HOKKY SEAFOOD B
44. PT. JIREH COMMODITY B
45. PT. KEUMKANG INDUSTRI INDONESI B
46. CV. KARYA MURNI B
47. PT. MAJU AWANINDO BERJAYA B
48. PT. MINA TIMUR INDONESIA B
49. PT. MITRA TIMUR NUSANTARA B
50. CV. OME TRADING COY B
51. PT. PIALA LAUT INDONESIA B
52. PT. PRIMA GLOBAL SUKSES B
53. PT. SINAR GRAHA B
54. CV. SUMBER BAHARI MANDIRI B
55. PT. TOBICO UTAMA B
56. PT. TUJUH SAMUDERA JAYA B
57. PT. USAHA CENTRAL JAYA SAKTI (KIMA) B
58. PT. USAHA CENTRAL JAYA SAKTI (PATTENE) B
59. PT. PERIKANAN NUSANTARA B
60. UD. SEMANGAT KAWAN SEJATI B
61. CV. SEMBILAN PUTRA JAYA B
62. CV. SUMBER REJEKI B
63. PT. SUMBER LAUTAN NUSANTARA B
64. CV. RESKY BAHARI B
65. PT. LONTARA JAYA SAKTI B
66. CV. INDAH SARI B
67. PT. MUTIARA NUSA TIMUR B
68. PT. KAWAGUTI B
69. CV. ADI TIRTA B
70. CV. ADI TIRTA B
71. PT. AGARINDO SAKTI BULUKUMBA B
72. PT. ASIA SEJAHTERA MINA (PARANGLOE) B
73. PT. ASIA SEJAHTERA MINA (PATTENE) B
74. PT. ASNUR ANTON JAYA B
14
75. CV. BINTANG MAS SPORTINDO B
76. PT. BINTANG MAS MURNI B
77. KOSPERMINDO B
78. PT. BANTIMURUNG INDAH B
79. CV. GUNA BAHARI INDONESIA (PARANGLOE) B
80 PT. GUNA BAHARI INSONESIA (PATTENE) B
81. KOPERASI AGRONIAGA B
82. PT. RAPID NIAGA INTERNATIONAL B
83. PT. RIKA RAYHAN MANDIRI B
84. PT. SUMBERGUNA MAKASSARNUSA B
85. PT. SEAWEED AGUNG MANDALA B
86. PT. SEAWEED SUKSES SEJAHTERA B
87. PT. S.GLOBAL RESOURCES B
88. PT. SUTRACO NUSANTARA MEGAH B
89. UD. DELTON B
90. CV. NAJWA BAHARI B
91. PT. MEGA CITRA KARYA B
92. SIMPUL AGRO GLOBALINDO B
93. PT. ANUGERAH GEMILANG SUKSES SEDAYU B
94. PT. INDO MAKMUR AGAR B
95. PT. INTI MULIA CAHAYA B
96. PT. YIN JING INTERNASIONAL B
97. UD. MAKASSAR LESTARI B
98. PT. NIRVANA NIAGA SEJAHTERA B
99. PT. MAROS TIMUR JAYA B
100. CV. MIRANTI B
101. CV. MITRA SEJAHTERA B
102. PT. PERSADA SEMESTA B
103. PT. RAHMAT BAHARI B
104. PHOENIX JAYA B
105. CV. ANUGRAH BAHARI MANDIRI B&C
106. UD. ANUGERAH B&C
107. PT. INDO JAYA MARINA B&C
108. UD. ANUGERAH BINTANG CEMERLANG B & C
109. CV. DUA SAMPURNA C
110. CV. JAYA INDAH CEMERLANG C
111. PT. NUSADWIPA CITRA TUNGGAL C
112. PT. MINA MAJU SEJAHTERA C
113. CV. PASIFIK FORTUNA C
15
114. CV. PUTRI LAUT BIRU C
115. CV. MARVELL JAYA FISHERY C
116. PT. ASYRIL PERKASA C
117. PT. HASIL INDO SEJAHTERA B
118. PT. CELEBES BERKAH NIAGA B
119. PT. CENTRAL PULAU LAUT B
120. CV. BUANA TIRTA SEJAHTERA B
121. PT. ARTI BUANA LAUTAN INDONESIA C
122. CV. LINTAS SAMUDERA MANDIRI B
123. PT. MINA TIMUR INDONESIA B
124. PT. SURI TANI PEMUKA A
125. PT. SINAR BARRU PRIMA A
126. PT. INDO BENUR UTAMA B
127. PT. SENTOSA S GALESONG B
128 CV. ALFA RIZQI B
Capaian kinerja pada costomer Perspective berasal dari kedua sasaran
strategis, yaitu Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan, terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab, dan berkelanjutan.
Sasaran Strategi 2.
Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan
perikanan .
Keberhasilan pencapaian sasaran strategis terwujudnya kedaulatan
dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan diperoleh dari
pencapaian indikator persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan
Customer Perspective
16
dan perikanan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
jumlah kasus penolakan eksport hasil perikanan pernegara mitra.
IK2. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan kelautan dan perikanan
Indikator persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan
perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
diukur dari 3 variabel, yaitu perilaku kepatuhan pelaku usaha, kepatuhan pelaku
usaha terhadap regulasi, dan kepatuhan standar komoditas yang akan
dilalulintaskan bebas dari hama dan penyakit ikan karantina, serta produk yang
aman untuk dikonsumsi manusia.
Tingkat penilaian perilaku kepatuhan pelaku usaha dapat digolongkan
menjadi 4 (empat) ketegori perilaku:
Indikator Kinerja
Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan a. Presentase kepatuhan ( complience )
pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan kelautan dan perikanan.
b. Jumlah kasus penolakan eksport hasil perikanan per negara mitra.
Target
a. 80 % b. < 10
17
a. tingkat kepatuhan tinggi, dengan rentang nilai 86-100%; kategori apabila
pelaku usaha taat dengan kesadaran sendiri secara sukarela dan
mempunyai reputasi yang baik jika ditinjau dari profil pelaku usaha.
b. tingkat kepatuhan sedang, dengan rentang nilai 70-85%; kategori apabila
dengan tidak sengaja pelaku usaha sebagai akibat ketidaktahuan terhadap
regulasi dan standar komoditas dan telah memperbaiki perilaku
kepatuhannya dan tidak pernah melanggar regulasi/prosedur/
persyaratan, atau pelaku usaha yang dikenakan pembekuan sementara
(internal suspend) dan telah menindaklanjuti hasil investigasi sebagai
akibat adanya kejadian kasus penolakan ekspor.
c. tingkat kepatuhan rendah, dengan rentang nilai 51-69%; kategori apabila
pelaku usaha yang resisten untuk patuh atau memanfaatkan kesempatan
(celah) untuk tidak patuh, dan mengulangi pelanggarannya, atau pelaku
usaha yang dikenakan pembekuan (suspend) dan tidak dapat
menindaklanjuti hasil investigasi akibat adanya kejadian kasus penolakan
ekspor.
d. tingkat kepatuhan sangat rendah, dengan rentang nilai 0-50%; kategori
pelaku usaha yang dengan sengaja dan terbukti melanggar ketentuan
regulasi serta dilakukan penegakkan hukum terhadap pelanggaran yang
terjadi.
Kepatuhan para pelaku usaha kelautan dan perikanan
(eksport/import/antar area) dalam memanfaatkan sumberdaya kelautan dan
perikanan sesuai dengan standar, perijinan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan dengan formula :
18
KP =X1 + X2 + X3 + X4
4
Keterangan :
KP : Kepatuhan Pelaku X1 : Presentase kepatuhan pelaku usaha Importir terhadap
pemenuhan persyaratan / regulasi . X2 : Presentase kepatuhan pelaku usaha Eksportir terhadap
pemenuhan persyaratan / regulasi . X3 : Presentase kepatuhan pelaku usaha Domestik keluar terhadap
pemenuhan persyaratan / regulasi . X4 : Presentase kepatuhan pelaku usaha Domestik masuk terhadap
pemenuhan persyaratan / regulasi .
Adapun nilai kepatuhan diperoleh dari rata-rata hasil penjumlahan
kepatuhan pelaku usaha ekspor, impor, domestik keluar dan domestik masuk
yaitu :
Kepatuhan Pelaku =98.16 + 100 + 100 + 100
4
Pencapaian Presentaase nilai kepatuhan pelaku usaha KP
terhadap ketentuan perundang-undangan kelautan dan perikanan pada
triwulan ke I presentasinya senilai 99,54 % masuk kedalam kategori
kepatuhan tinggi.
IK3. Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra
Kontribusi BKIPM dalam meningkatkan kinerja ekspor produk hasil
perikanan di pasar internasional adalah dengan menekan jumlah kasus
penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra agar tidak melampaui jumlah
19
< 10 per negara mitra. Indikator ini dihitung berdasarkan notifikasi penolakan
yang diterima otoritas kompeten dari negara mitra yang jumlah kasus
penolakannya tertinggi.
Kontribusi Balai Besar KIPM Makassar dalam meningkatkan kinerja
ekspor hasil perikanan di pasar internasional antara lain dengan menekan
jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, agar tidak
melampaui jumlah sepuluh kasus per negara mitra. Indikator ini dihitung
berdasarkan notifikasi penolakan yang diterima Otoritas Kompeten dari
negara mitra tujuan ekspor, pada triwulan I tidak ada kasus penolakan
eksport.
Sasaran Strategi 3
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab dan
berkelanjutan.
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan a. Penyakit karantina yang dicegah
penyebarannya ke dan antar wilayah RI
b. Nilai PNBP ( Rp . Juta )
a. 100 %
b. 3.712,188
Indikator Kinerja Target
20
IK4. Penyakit Ikan Karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar
Wilayah RI
Upaya pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK di Indonesia
didasarkan pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
9 1 / 2 0 1 8 d a n 58/KEPMEN-KP/2016 tentang Status Area Tidak Bebas
Penyakit Ikan Karantina di Wilayah Negara Republik Indonesia.
Capaian indikator ini diperoleh dari hasil kegiatan pemetaan
penyakit ikan karantina tahun 2020, pada triwulan I menc apai 100 %.
IK5. Nilai PNBP ( Rp )
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Kelautan dan Perikanan, tarif PNBP di Balai Besar KIPM
Makassar dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu karantina ikan,
mutu hasil perikanan, dan uji profisiensi.
Realisasi PNBP Balai besar KIPM Makassar pada Triwulan I sebesar Rp
1.244.029 atau mencapai 33.51 %.
Sasaran Strategi 4
Terselenggaranya sistem perkarantinaan yang sesuai standar
INTERNAL PROCESS
PERSPEKTIF
21
Nilai sasaran startegis terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan
keamanan hasil perikanan yang sesuai pada tahun 2020. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran startegis ini adalah sertifikat
eksport yang memenuhi standar, sertifikat kesehatan ikan domestik yang
memenuhi standar, Importasi hasil perikanan yang memenuhi persyaratan
mutu dan keamanan hasil perikanan, Sertifikat CPIB Supplier/ unit pengumpul,
Lokasi pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan dari residu dan bahan
berbahaya, Lokasi Pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan domestik,
Pelaku Usaha ( UPI ) yang menerapkan sistem tracibility, Sertifikat HACCP hasil
perikanan, Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasif yang
diidentifikasi, Evaluasi pemanfaatan nomor registrasi UPI ke Negara Mitra,
Jumlah lokasi sebaran penyakit ikan karantina yang diidentifikasi, jumlah
instalasi karantina ikan yang memenuhi standar, Penerapan sistem manajemen,
mutu SNI ISO/IEC 1720 :2012 dan ISO/IEC 17025:2008, Penerapan System
manajemen bioresiko laboratorium.
22
Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perkarantinaan sesuai standar a. Sertifikat eksport yang memenuhi standar b. Sertifikat kesehatan ikan domestik yang
memenuhi standar c. Importasi hasil perikanan yang memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan
d. Sertifikat CPIB Supplier / Unit Pengumpul e. Lokasi pengendalian mutu dan keamanan
hasil perikanan hasil perikanan dari residu dan bahan berbahaya
f. Lokasi Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan domestik
g. Pelaku Usaha ( UPI ) yang menerapkan sistem traceability
h. Sertifikat HACCP hasil Perikanan i. Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan /atau
bersifat invasif yang diidentifikasi j. Evaluasi pemanfaatan nomor registrasi UPI
ke Negara Mitra ( dokumen ) k. Jumlah Lokasi sebaran penyakit ikan
karantina yang diidentifikasi l. Jumlah instalasi karantina ikan yang
memenuhi standar m. Penerapan sistem manajemen, mutu SNI
ISO/IEC 1720 :2012 dan ISO/IEC 17025:2008 n. Penerapan system manajemen biorisiko
Laboratorium
a. 12.960
b. 13.080
c. 100 %
d. 7
e. 1
f. 2
g. 15
h. 320
i. 2
j. 1
k. 9
l. 23
m. 1
n. 1
Indikator Kinerja
Target
23
IK6. Sertifikat Eksport yang memenuhi standar
Sertifikat kesehatan atau yang disingkat HC ( Health Certificate )
merupakan bukti pengendalian penerapan sistem jaminan mutu dan kemanan
hasil perikanan yang di terbitkan apabila produk/hasil perikanan telah
memenuhi persyaratan atau standar yang berlaku sehingga aman untuk
dikonsumsi manusia dan kelestarian hayati ikan.
Penerbitan HC mutu didasarkan pada hasil surveilan terhadap konsistensi
Penerapan HCCP selama proses produksi di Unit Pengolahan Ikan ( UPI ) dan
hasil pengujian sesuai dengan Keputusan Kepala BKIPM Nomor 59/2017.
Sedangkan penerbitan HC Karantina mengacu pada PP Nomor 15/2002, SOP
Nomor 01/2015 dan SOP Nomor 03/2015.
Indikator peningkatan nilai ekspor hasil perikanan melalui
sertifikasi karantina diukur dengan membandingkan nilai ekspor tahun
berjalan (A) dengan tahun sebelumnya (B), dengan rumus perhitungan sebagai
berikut :
NE = (A-B}/B x 100% Keterangan :
NE : Peningkatan nilai ekspor; A : Nilai ekspor tahun berjalan; B : Nilai ekspor tahun sebelumnya;
Capaian Sertifikat eksport pada Triwulan I T.A 2020
Indikator Kinerja Triwulan
I
Sertifikat Ekspor a. Sertifikat Karantina
b. Sertifikat Mutu
a. 525 serifikat b. 2.573 sertifikat
24
Sertifikat eksport yang memenuhi standar pada triwulan I untuk sertifikat
karantina sebanyak 525 Sertifikat sedangkan untuk sertifikat mutu sebanyak
2.573 sertifikat.
IK7. Sertifikat kesehatan ikan domestik yang memenuhi standar
Sertifikat kesehatan ikan domestik dilakukan melalui tindakan karantina
ikan dalam rangka mencegah tersebarnya HPIK antar area didalam wilayah
Negara Republik Indonesia. Sertifikat bertujuan untuk memastikan dan
memberikan jaminan bahwa media pembawa/ikan yang dilalulintaskan tidak
tertular HPIK yang dipersyaratkan daerah tujuan sesuai dengan standar.
Capaian diukur dengan cara menjumlahkan seluruh sertifikat
kesehatan ikan domestik yang diterbitkan selama triwulan I. Berdasarkan
data yang ada jumlah sertifikat kesehatan ikan domestik yang diterbitkan
adalah sebanyak 4 . 0 3 9 sertifikat dari target yang telah disepakati sebanyak
13.320 sertifikat selama setahun.
IK8. Import hasil perikanan yang memenuhi persayaratan mutu dan
keamanan hasil perikaan.
Pelaksanaan penanganan importasi produk perikanan yang dilaksanakan
oleh Balai Besar KIPM Makassar saat ini terdiri dari verifikasi dokumen
persyaratan impor, pengawalan, pengambilan sampel produk, pengamatan,
pengujian dan pelepasan. Sampel produk yang telah diambil selanjutnya
diuji di laboratorium uji untuk memastikan bahwa produk tersebut sesuai
dengan mutu dan keamanan yang dipersyaratkan. Jika telah sesuai dengan
25
persyaratan impor produk perikanan, maka akan dilakukan pelepasan dan
produk tersebut layak dimasukkan di dalam wilayah Republik Indonesia.
Pada Triwulan I tercapai 100 % Impor hasil perikanan dan setiap
bulannya target tercapai. Dari keseluruhan kegiatan importasi produk
perikanan tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan impor sesuai
ketentuan yang berlaku, sehingga capaiannya adalah 100% .
IK9. Sertifikat CPIB Supplier/Unit Pengumpul
Sertifikat cara penangganan ikan yang baik ( CPIB ) pada suplier sangat
penting sebagai bentuk jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dari hulu
ke hilir. Penanganan ikan pada suplier yang kurang baik memberikan kontribusi
adanya kontaminasi bahaya pada produk perikanan eksport yang dapat
mengakibatkan penolakan dari negara tujuan.
Pada tahun 2020 target CPIB sebanyak 7 sertifikat, triwulan I sudah
tercapai 6 yaitu :
No Nama Supplier Alamat Jenis
Produksi
Tanggal Terbit
Sertifikat CPIB
Distribusi Produknya
Keterangan
1. M. Nasir Jl. Barukang III No. 2, Kel. Patingalong, Kec. Ujung Tanah, Kota Makassar
Cephalopod dan Demersal Fish
20 Februari 2020
PT. Bumi Menara Internusa
Perpanjangan
2. Darmawangsa
Desa Tunreng Tellue, Kec. Sibulue Kab. Bone
Crabmeat
02 Maret 2020
PT. Ocean Champ Seafood
Perpanjangan
3. PT. Bumi Menara Internusa
Jln. KIMA 15 Kav B 4C Kawasan Industri Makassar
Cephalopod dan Demersal Fish
02 Maret 2020
PT. Bumi Menara Internusa
Baru
26
4. Israil Amir ( UD. Alfian )
Jl. Dr. Ratulangi, Kel. Maroangin, Kec. Telluwanua, Kota Palopo, Sulawesi Selatan
Dried Seaweed
09 Maret 2020
PT. Agarindo Bogatama Tangerang
Baru
5. Damming Ds. Kampung Baru, Desa Pitusunggu, Kec. Ma'rang Kab. Pangkep
Crabmeat
19 Maret 2020
PT. Ocean Champ Seafood
Perpanjangan
6. H. Anwar / Rara
Jl. A. Maruddani, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan
Crabmeat 19 Maret 2020
PT. Ocean Champ Seafood
Perpanjangan
IK10. Lokasi Pengendalian Mutu, Keamanan Hasil Perikanan dari Residu dan
Bahan berbahaya.
Pemantauan ikan dilakukan terhadap kesegaran ikan, residu kimia dan
bahan berbahaya pada ikan segar, baik yang yang beredar di sekitar pelabuhan
perikanan dan bahan baku yang digunakan industri perikanan skala besar di
sekitar pelabuhan perikanan. Pengujian dilakukan berdasarkan potensi dan jenis
ikan yang ada di lokasi pemantauan, karena dengan jenis ikan dapat diketahui
bahaya yang akan mempengaruhi mutu ikan. Pemantauan tidak dilakukan
terhadap semua parameter uji tetapi dilakukan dengan pengujian selektif.
Lokasi pengendalian mutu , keamanan hasil perikanan dari residu dan
bahan berbahaya terdapat 1 lokasi Kota Makassar dengan 2 titik yaitu PPI
Paotere dan PPI Rajawali. Mutu kesegaran ikan yang ada di pelabuhan
perikanan/pendaratan ikan masih rendah dan ditangani dengan sistem rantai
dingin yang kurang maksimal serta adanya kandungan residu kimia dan bahan
27
berbahaya, maka dilakukan dua parameter pengujian yaitu pengujian residu
bahan kimia berbahaya dan racun hayati laut.
Pengujian:
Residu Bahan Kimia Berbahaya
- Uji Kimia : Plumbum (Pb) dan Cadmium (Cd)
- logam berat merkury (Hg)
Racun Hayati laut
- ASP (AMNESTIK SHELLFISH POISON )
- PSP (PARALYTIC SHELLFISH POISON (saxitoxin))
- NSP / Brevetoxin (NEUROTOXIC SHELLFISH POISON)
28
IK11. Lokasi Pengawasan Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan Domestik
Media pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik
Indonesia telah dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan dari negara asal dan
dokumen lain yang disyaratkan, yang sah dan benar, dan bukan merupakan
media pembawa yang dilarang, namun memerlukan tindakan karantina lebih
lanjut yang tidak dapat dilakukan di tempat pemasukan, media pembawa yang
dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia telah dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Ikan dan
Produk Perikanan Domestik dan dokumen lain yang disyaratkan, yang sah dan
benar, bukan merupakan media pembawa yang dilarang, serta memerlukan
tindakan karantina lebih lanjut yang tidak dapat dilakukan di tempat pemasukan,
media pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam
29
wilayah Negara Republik Indonesia telah dilengkapi dengan Surat Keterangan
Lalu Lintas Ikan, dokumen lain yang disyaratkan, sah dan benar, dan bukan
merupakan media pembawa yang dilarang, serta tidak memerlukan tindakan
karantina lebih lanjut di luar tempat pemasukan. Untuk target tahun anggaran
ada 2 lokasi dan triwulan I sudah tercapai dilokasi Kota Makassar dan Kab.
Maros.
IK12. Pelaku Usaha ( UPI ) yang Menerapkan Sistem Traceability
Sistem traceability merupakan bagian penting dalam sistem jaminan
kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai persyaratan
international . Setiap produk hasil perikanan yang akan didistribusikan dari hulu
ke hilir harus dapat ditelusuri melalui pemenuhan alur informasi dan basis data.
Sistem traceability ditujukan untuk mengendalikan produk apabila terjadi
insiden keamanan pangan atau produk yang bermasalah akan ditelusuri.
Indikator pelaku usaha ( UPI ) yang menerapkan sistem treacibility diukur
dengan menghitung jumlah UPI yang ditelah menerapkan sistem traceability
melalui verifikasi penerapan sistem ketertelusuran hasil perikanan.
Pada Tahun 2020, Balai Besar KIPM Makassar menerapkan target jumlah
UPI yang telah menerapkan sistem treacibility sebanyak 15 UPI. Pada triwulan I
ini sudah tercapai 6 UPI yang menerapkan sistem treacibility yaitu :
1. PT. Kelola Mina Laut 2. PT. Parlevliet Paraba Seafood 3. CV. Prima Indo Tuna 4. PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo 5. Prima Bahari Inti Lestari 6. PT. Lintas Antar Nusa
30
IK13. Sertifikat HACCP hasil Perikanan
HACCP merupakan suatu sistem manajemen kemanan makanan yang
didasarkan pada tindakan pencegahan terhadap bahaya yang bersifat biologi,
kimia dan fisik pada hasil perikanan untuk konsumsi manusia. Dengan
penerapan sistem HACCP, identifikasi suatu bahaya yang mungkin akan muncul
didalam proses pengolahan ( inprocess inspection) dapat dilakukan sehingga
tindakan pengendalian dan pemantauan terhadap bahaya keamanan makanan
akan mudah dilaksanakan.
Sertifikat penerapan HACCP merupakan salah satu persyaratan mutlak
dan wajib harus dimiliki oleh unit pengolahan ikan, bila akan melakukan eksport
hasil produksi perikanannya. Sertifikat penerapan HACCP mengacu kepada tata
cara penerbitan HACCP sesuai peraturan Kepala BKIPM Nomor
PER.03/BKIPM/2011.
Pencapaian Sertifikat sampai pada Triwulan I sebanyak 87 sertifikat dari
target 320 sertifikat.
IK14. Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasif yang
diidentifikasi
Pemasukan, penyebaran dan penggunaan berbagai spesies asing baik
yang dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja yang kemudian menjadi
invasif telah menyebabkan kerugian ekologi, ekonomi dan sosial yang cukup
besar. Pemetaan sebaran jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat
invasif adalah proses inventarisasi agen hayati pada suatu wilayah perairan
umum Indonesia untuk mengetahui sebaran jenis yang tergolong dilindungi,
dilarang dan invasif. Indikator lokasi yang terpetakan jenis agen hayati yang
31
dilindungi, dilarang dan bersifat invasif diukur dengan menghitung jumlah lokasi
perairan umum daratan (danau, waduk, rawa dan Daerah Aliran Sungai (DAS),
perairan umum lainnya), serta sentra-sentra budidaya, penjualan ikan hias dan
ikan konsumsi di wilayah kerja UPT BKIPM yang dipantau dan dipetakan melalui
survei jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat invasif, pada
triwulan I ini belum ada yang terlaksana.
IK15. Evaluasi pemanfaatan nomor registrasi UPI ke Negara Mitra
Dalam rangka menyelaraskan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil
perikanan antar indonesia dengan negara-negara tujuan eksport, telah dilakukan
kerjasamadalam bidang sistem jaminan mutu dakeamanan hasil perikanan.
Dengan telah dilakukannya kerjasama jaminan mutu dan keamananhasil
perikanan tersebuthanya Unit Pengelolaan Ikan ( UPI ) yang terdaftardi negara
mitra yang dapat melakukan eksport UPI ke negara mitra tersebut bertujuan :
- Diakuinya UPI yang melakukan eksportoleh otoritas kompeten negara
mitra
- Mempermudah penelusuran dan penyelesaian apabila UPI terkena
kasus
- Mempermudah melakukan evaluasi terhadap UPI.
Indikator Unit Pengolahan Ikan yang teregistrasi di negara mitra diukur
dengan menghitung jumlah UPI bersertifikasi HACCP yang mendapatkan nomor
registrasi dari kepala BKIPM dan mendapat persetujuan ( approval number ) dari
negara mitra.
32
Melakukan evaluasi pemanfaatan nomor registrasi UPI ke Negara mitra
itu sangat penting untuk mengetahui apakah nomor registrasi yang diajukan
tersebut di gunakan secara maksimal oleh UPI
IK16. Jumlah lokasi sebaran penyakit ikan karantina yang diidentifikasi
Upaya pencegahan masuk tersebarnya HPIK di Indonesia didasarkan pada
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 58/KEPMEN-KP/2016
tentang Status Area Tidak Bebas Penyakit Ikan Karantina di Wilayah Negara
Republik Indonesia. Target Indikator kinerja tahun 2020 sebanyak 9 lokasi dan
terealisasi pada Triwulan I terealisasi sebanyak 1 lokasi yaitu Kab. Bone.
IK17. Jumlah Instalasi Karantina Ikan yang memenuhi Standar
Instalasi karantina ikan adalah tempat beserta segala sarana dan
fasilitas pendukungnya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan
karantina sebagai upaya mencegah masuk dan tersebarnya HPIK dari luar
negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari
dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Instalasi karantina ikan milik pihak ketiga adalah instalasi
karantina yang dibangun oleh perorangan atau badan hukum dan
telah ditetapkan dengan surat penetapan sebagai instalasi karantina
ikan, dengan pengelolaannya di bawah pengawasan UPT KIPM sesuai
cakupan wilayah kerja masing-masing.
33
Indikator kinerja instalasi karantina ikan milik pihak ketiga
yang layak untuk ditetapkan diukur dengan cara menghitung jumlah
instalasi karantina ikan milik pihak ketiga yang telah ditetapkan sebagai
Instalasi Karantina Ikan (IKI) dengan keputusan Kepala BKIPM. Pada
tahun 2020 telah ditetapkan 20 unit IKI dan pada triwulan I terealisasi 8.
Adapun IKI yang telah ditetapkan tersebut adalah milik perusahaan atau
perorangan adalah :
No Nama IKI Komoditi Grade Tanggal Terbit
IKI Keterangan
1. PT. Suri Tani Pemuka Udang Vanamei
A 14 Pebruari 2020
IKI Baru
2. PT. Sinar Barru Prima Udang Vanamei
A 3 Maret 2020 Perpanjangan
3. PT. Indo Benur Utama Udang Vanamei
B 5 Maret 2020 Perpanjangan
4. PT. Sentosa Sumber Galesong
Udang Vanamei
B 6 Maret 2020 Perpanjangan
5. CV. Makassar Lestari Bahari
Kerapu, Lobster
B 11 Maret 2020 IKI Baru
6. CV. Alfa Rizki Kepiting B 13 Maret 2020 Perpanjangan
7. CV. Azzam Timur Kepiting B 16 Maret 2020 IKI Baru
8. CV. Celebes Mandiri Group
Kepiting Bakau
B 16 Maret 2020 IKI Baru
IK18. Penerapkan SNI ISO/IEC 17020 : 2012 dan ISO/IEC 17025 : 2008
KAN memberikan akreditasi untuk Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)
untuk Lembaga Inspeksi (selanjutnya setelah disebut LI). Lembaga Inspeksi ini
harus sesuai dengan SNI ISO/IEC 17020:2012 Persyaratan umum pengoperasian
berbagai lembaga inspeksi yang merupakan adopsi identik dari ISO/IEC
17025:2008 “ General requirements for the competence of testing and
calibration laboratories ”
34
Keberadaan Lembaga Inspeksi sebagai pihak ketiga/independent di dalam
sistem sertifikasi adalah bertindak sebagai penengah antara produsen dan
konsumen dalam pemastian mutu pekerjaan, rancangan atau spesifikasi
tertentu dari suatu objek yang diinspeksi.
Penerapan sistem inspeksi, merupakan persyaratan wajib dalam
penerapan fungsi pengawasan dan regulasi, bahkan menjadi mutlak bagi
penilaian kesesuian terhadap standar tertentu. Hasil inspeksi (sertifikat inspeksi)
merupakan rekomendasi dalam menetapkan kesesuaian atau merupakan
rujukan bagi sistem sertifikasi lain.
IK19. Penerapan System Manajemen Biorisiko Laboratorium
Semakin banyak laboratorium yang bekerja dengan menggunakan bahan
biologi berbahaya yang dipastikan memiliki tingkat risiko tinggi, terhadap
petugas laboratorium (biosafety) maupun terhadap keamanan mikrobiologi
yang ditelitinya, (biosecurity), maka perlu suatu sistem yang diterapkan oleh
laboratorium untuk meminimalkan risiko bahaya yang ditimbulkan.
Pemenuhan kualitas mutu manajemen laboratorium , khususnya dalam
hal penerapan manajemen bioisiko menjadi tantangan utama manajemen
penguji. Kualitas luaran laboratorium dibidang kesehatan manusia, kesehatan
manusia, kesehatan hewan dan lingkungan sangat bergantung pada kapasitas
sumber daya manusia. Kebijakan sistem manajemen mutu dan dukungan sarana
prasarana yang memadai.
35
Tingkat akurasi dan reabilitas hasil uji rendah dan penerapan sistem
manajemen resiko yang buruk dapat berdampak pada kesalahan diagnosis serta
meningkatkan resiko terjadi kecelakaan, infeksi serta potensi penyalahgunaan
agen biologi pathogen untuk tujuan negative.
Mendukung hal tersebut, BSN telah menetapkan SNI 8340:2016 tentang
Sistem Manajemen Bioresiko Laboratorium (SMBL). Dengan penetapan SNI ini,
laboratorium diharapkan dapat mengelola risiko melalui strategi penilaian risiko
untuk mengidentifikasikan potensi bahaya, tingkat keparahan dan konsekuensi,
proses mitigasi atau pengendaliannya., dan implementaasi langkah-langkah
pengendaliannya.
Manfaat yang dapat dirasakan oleh organisasi laboratorium dari
penerapan SNI 8340: 2016 adalah :
1. Laboratorium dapat menjaga keselamatan dan keamanan personil
yang bekerja dalam laboratorium serta komunitas dan lingkungan
sekitar fasilitas berada,
2. Laboratorium dapat memanfaatkan sumber daya secara efektif
3. Laboratorium dapat mengidentifikasikan jenis pelatihan yang
diperlukan.
4. Laboratorium dapat melakukan perencanaan yang terkait dengan
renovasi maupun pembangunan fasilitas yang baru.
5. Menjadi Indikator laboratorium melakukan kepatuhan (compliance)
pada peraturan.
6. Laboratorium dapat melakukan perencanaan tanggap darurat.
36
Untuk meminimalisir terjadi risiko bahaya menguraikan personil laboratorium
beserta lingkungannya, laboratorium penguji Balai Besar Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan keamanan hasil Perikanan Makassar menerapkan SNI
8340 :2016 melalui Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Biorisiko
Laboratorium ( LSSMBL ) yang telah akreitasi oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN).
Sasaran Strategis 5
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara professional dan partisipatif Nilai sasaran strategis terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem
perkarantinaan, mutu dan keamanan hayati ikan secara professional dan
partisipatif. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan
sasaran strategis ini adalah Penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan
keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan, Tingkat kepatuhan
pelaku usaha pemasukan dan pengeluaran.
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipastif a. Penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan
keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan
b. Tingkat kepatuhan pelaku usaha pemasukan dan pengeluaran
c. Pengujian Parameter destructive fishing
a. 95 % b. 80 % c. 1
Indikator Kinerja
Target
37
IK20. Penanganan kasus pelanggaran , perkarantinaan keamanan hayati ikan
dan sistem mutu yang diselesaikan
Indikator kinerja penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan,
keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan merupakan
upaya yang dilakukan Balai Besar KIPM Makassar untuk menyelesaikan setiap
pelanggaran perkaratinaan dan keamanan hayati ikan, mutu dan keamanan
hasil perikanan yang terjadi. Dalam penganan kasus tersebut, dilakukan
langkah-Iangkah pengawasan, pengamatan, pencatatan, pengumpulan bahan
dan keterangan (wasmatcapulbaket). Setelah dilakukan wasmatcapulbaket,
maka dilanjutkan dengan kegiatan : (1) diterbitkan Surat Perintah
Penyidikan, jika kasus memenuhi unsur pidana Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2019; (2) serah perkara, jika kasus memenuhi unsur pidana di
luar Undang Undang Nomor 21 Tahun 2019; (3) pemusnahan atau
penolakan, jika kasus tidak memenuhi unsur pidana Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2019; serta (4) pelepasliaran atau diserahkan kepada instansi yang
menangani konservasi sumberdaya alam. Dan target tercapai 95 % pada
triwulan I dan tercapai 100 %.
Pada Periode Triwulan I Tahun 2020 terjadi 7 pelanggaran, dengan
rincian : pada bulan Januari 2020 terjadi 3 pelanggaran yaitu :
1. pengiriman kepiting bakau Undersize (Scylla serrata) sebanyak 7 ekor
dari Makassar menuju Jakarta, selanjutnya dilakukan tindakan Karantina
dilakukan Pelepasliaran terhadap Barang Bukti.
2. pengiriman lobster hidup bertelur ( panulirus sp) sebanyak 1 ekor dari
Makassar menuju Jakarta, selanjutnya dilakukan tindakan Karantina
Pelepasliaran terhadap Barang Bukti.
38
3. Adanya Pemasukan Ikan Teri Kering sebanyak 10 kg ( Stelephorus sp )
dari Malaysia ke Makassar diTeminal penumpang Bandar Udara
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, selanjutnya dilakukan
Penahanan terhadap Barang Bukti.
pada bulan Februari 2020 terjadi 1 pelanggaran yaitu :
1. Pemasukan Sosis ikan sebanyak 3 kg dari Malaysia ke Makassar di
Teminal penumpang Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar, selanjutnya dilakukan Penahanan terhadap Barang Bukti.
pada bulan Maret 2020 terjadi 3 pelanggaran yaitu :
1. Pengiriman lobster hidup bertelur (panulirus sp) sebanyak 1 ekor dari
Makassar menuju Jakarta, selanjutnya Dilakukan Pelepasliaran terhadap
Barang Bukti.
2. Pengiriman Akar Bahar dari Makassar menuju Surabaya yang terjadi di
area Cargo Bandara Internasional Sutlan Hasanuddin Makassar sebanyak
24,945 Kg tanpa dilengkapi dengan dokumen karantina ikan, selanjutnya
Dilakukan tindakan karantina Pelepasliaran terhadap Barang Bukti.
3. Upaya pengiriman Akar Bahar dari Makassar menuju Surabaya yang
terjadi di area Cargo Bandara Internasional Sutlan Hasanuddin Makassar
sebanyak 2,259 Kg tanpa dilengkapi dengan dokumen karantina ikan,
selanjutnya dilakukan tindakan karantina Dilakukan Penahanan terhadap
Barang Bukti
39
IK21. Tingkat kepatuhan Pelaku Usaha Pemasukan dan Pengeluaran
Kepatuhan adalah ketaatan pelaku usaha/pengguna jasa baik
perorangan atau badan hukum yang melakukan kegiatan proses pengelolaan
ikan dan produk perikanan dan/atau melakukan kegiatan lalu lintas ikan yang
dinyatakan telah memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan
keamanan hasil perikanan.
Kegiatan pemasukan dan pengeluaran lalu lintas ikan
(impor/ekspor/antar area) wajib dilengkapi sertifikat kesehatan ikan; melalui
tempat- tempat pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan, serta dilaporkan dan
diserahkan kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina. Pada
system pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, kewajiban
yang harus ditaati adalah memiliki kelayakan pengolahan ikan, penerapan
sistem jaminan mutu dankeamanan hasil perikanan melalui penilaian
kesesuaian, serta disertifikasi baik unit pengolahannya maupun produknya.
Indikator persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan
dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku diukur dari 5 variabel, yaitu persentase kepatuhan importir terhadap
pemenuhan persyaratan impor (bobot 20%) persentase kepatuhan eksportir
yang diatur oleh peraturan tertentu (Permen KP, Permen LHK) terhadap
pemenuhan persyaratan ekspor (bobot 20%) persentase kepatuhan eksportir
terhadap pemenuhan persyaratan sertifikasi HACCP (bobot 20%), persentase
kepatuhan unit pengolahan ikan (UPI) skala besar yang memenuhi system
traceability {bobot 20%} dan persentase keberhasilan pengawasan di
40
exit/entrypoint wilayah perbatasan (bobot 20%), dengan rumus perhitungan
sebagai berikut:
IK2= (xl xWl)+ (x2xW2)+(x3xW3)+(x4xW4)+(x5xW5)
Dari target mencapai pada triwulan I sebesar 80 % dan tercapai 80 %.
IK22. Pengujian Parameter Destructive Fishing
Destructive fishing merupakan kegiatan penangkapan ikan dengan
menggunakan bahan, alat atau cara yang merusak sumber daya ikan maupun
lingkungannya, seperti menggunakan bahan peledak, bahan beracun, strum, dan
alat tangkap lainnya yang tidak ramah lingkungan. Beberapa contoh dari
kegiatan destructive fishing yaitu penggunaan bom ikan, racun ikan, muroami,
dan trawl di perairan dangkal. Selain itu, terjadi pula destructive fishing di
perairan umum berupa penggunaan setrum ikan. Pembahasan destructive
fishing dalam Rencana Aksi Nasional ini dibatasi hanya terhadap penggunaan
bahan peledak, racun ikan, dan setrum ikan. Dasar pembatasan adalah ketiga
jenis destructive fishing tersebut yang paling banyak ditemukan di beberapa
wilayah perairan di Indonesia.
Nelayan tradisional sudah sering menggunakan bom ikan untuk
menangkap ikan-ikan karang, terutama di daerah Indonesia Timur. Saat ini bom
ikan yang ada merupakan rakitan yang terdiri dari sumbu, pupuk, dan botol bir
atau soda.
Bom ikan dibuat secara tradisional dengan bahan yang sederhana. Jenis
pupuk yang digunakan yaitu ammonium dan potassium nitrat (NH4NO3 dan
KNO3). Oleh karena penggunaan pupuk berbahan dasar ammonium dan
41
potassium nitrat dapat disalah gunakan, maka dibutuhkan pengawasan pada
pemasaran dan konsumen pupuk dimaksud.
Dalam penelitian lanjutannya menyatakan bahwa kerugian ekonomi dari
praktek ngeboman ikan di perairan Indonesia dapat mencapai US$ 306,800 per
km2 terumbu karang jika lokasi tersebut memiliki potensi wisata yang tinggi dan
kerugian sebesar US$ 33,900 per km2 terumbu karang jika potensi wisata yang
dimiliki rendah. Selain itu, dapat terjadi kematian ikan target dan ikan non-target
berikut juvenile dan biota lainnya dalam jumlah besar akibat daya ledak bom
yang bersifat destruktif. Sedangkan dampak tidak langsung dari bom ikan berupa
kematian dalam jumlah besar yang
Mengakibatkan berkurangnya jumlah ikan atau biota predator yang
mengakibatkan berubahnya struktur tropik dan modifikasi habitat, menurunnya
keanekaragaman hayati perairan dan kepunahan lokal, Selain menghancurkan
konstruksi karang, pemboman ikan juga menghancurkan ekosistem karang.
Pemboman ikan juga dapat menurunkan kemampuan karang untuk bertahan
dari gangguan alam karena karang menjadi ringkih.
Sasaran Strategis 6
Terwujudnya aparatur sipil Negara yang kompeten, professional dan
berintegritas.
LEARNING AND GROWTH PERSPEKTIVE
42
Nilai sasaran strategis terwujudnya aparatur sipil Negara yang kompeten,
professional dan berintegritas diperoleh dari pencapaian indikator indeks
profesional ASN.
IK20. Indeks kompetensi dan integritas
IK23. Indeks Profesional ASN
Sumberdaya manusia yang berintegritas dan berkompetensi tinggi
adalah sumberdaya manusia yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas
(skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk
mencapai hal tersebut, diperlukan sumberdaya manusia yang memiliki
komitmen yang tercermin pada integritasnya. Penempatan pejabat dalam
jabatan sesuai dengan kompetensinya dilaksanakan melalui sistem
penempatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) yang
merupakan jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat
keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Sementara itu indeks
kompetensi dan integritas merupakan angka yang menunjukkan
perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan
dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011
tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan. Nilai minimum
Indikator kinerja
Indeks Profesionalitas ASN
Target
72 %
43
seseorang dikatakan telah memenuhi kompetensi jabatannya jika telah
memenuhi level kompetensi yang dipersyaratkan.
Pengembangan sumberdaya manusia Balai Besar KIPM
Makassar menekankan manusia sebagai pelaku yang memiliki etos
kerja produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin, profesionalisme,
loyalitas serta memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan,
dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kemampuan
manajerial. Hal ini harus terus dikembangkan baik secara kualitas maupun
kuantitas guna keberhasilan pembangunan BKIPM. Pada triwulan I mencapai
62,95 % dari target 72 %.
Sasaran Strategis 7
Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah di Akses
Nilai sasaran strategis tersedianya manajemen pengetahan yang handal
dan mudah diakses diperoleh dari pencapaian indikator persentase unit kerja
yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang standar.
Indikator kinerja
Persentase unit kerja yang menerapkan
sistem manajemen pengetahuan yang
standar
82 %
Target
44
IK24. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan
yang standar
Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu
rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan
pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam
organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan obyektif organisasi dan
ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan
bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat
inovasi yang lebih tinggi.
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber
daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk
mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu
memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang
memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan.
Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan
teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai manajemen
pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan TI.
Indikator persentase unit kerja lingkup Balai Besar KIPM Makassar
yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar
merupakan cascading adopsi langsung dari indikator kinerja di level 1 BKIPM ,
target 72 % pada triwulan I dari tercapai 62, 95 %.
45
Sasaran Strategis 8
Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi yang efektif , efesien dan berorientasi pada layanan prima.
Nilai kinerja reformasi birokrasi merupakan nilai yang diperoleh dari
proses peniaian baik secara mandiri oleh Inspektorat Jenderal melalui Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ( PMPRB ) maupun penilaian dari
Kementerian PAN dan RB. Penialain ini dilakukan terhadap pelaksanaan
Sembilan program mikro reformasi birokrasi.
IK25. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) pada hakikatnya merupakan upaya
untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksanaannya dilakukan
Indikator kinerja
Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi yang efektif , efesien dan berorientasi pada layanan prima
a. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi b. Nilai Maturitas SPIP c. Nilai AKIP
Target
a. A (85) b. Level 3 c. A ( 85 )
46
melalui program-program yang meliputi: (1) Manajemen Perubahan; (2)
Penataan Peraturan Perundang-undangan; (3) Penataan dan Penguatan
Organisasi; (4) Penataan Tata Laksana; (5) Penataan Sistem SDM Aparatur;
(6) Penguatan Pengawasan Intern; (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; (8)
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan (9) Monitoring, Evaluasi, dan
Pelaporan.
Berbagai permasalahan hambatan yang mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan tidak
berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang
atau diperbaharui. Reformasi birokrasi KKP dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). .
Penilaian Kinerja Reformasi birokrasi mencapai Nilai A (95,36) pada
triwulan I dari target A ( 85 ).
IK26. Nilai Maturitas SPIP
Tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP dalam mencapai tujuan
pengendalian intern, yang ditandai oleh eksistensi control design yang bersifat
hard control dan soft control.
Pencapaian Maturity tercapai pada level 2, penilaian
Maturity Level SPIP difokuskan 5 indikator , sehingga tedapat 125 buah
parameter dimana 5 indikator ini ada 5 unsu yaitu :
• 8 Sub Unsur Lingkungan Pengendalian • 2 Sub Unsur Penilaian Risiko • 11 Sub Unsur Aktivitas Pengendalian • 2 Sub Unsur Informasi dan Komunikasi • 2 Sub Unsur Pemantaan PI
47
Pada triwulan I tahun 2020 telah tercapai level 3 dari target level 3 IK.27. Nilai AKIP
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia, serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/01/M.PAN/01/2009, salah satu tugas dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara adalah melakukan penguatan
akuntabilitas kinerja instansi-instansi pemerintahan. Usaha-usaha penguatan
akuntabilitas kinerja dan sekaligus peningkatannya, dilakukan antara lain melalui
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Evaluasi AKIP ini pada
dasarnya dilakukan dengan tujuan: a. Mengidentifikasi berbagai kelemahan
dalam penerapan sistem akuntabilitas kinerja, di lingkungan instansi pemerintah
(SAKIP). b. Memberikan saran perbaikan atau rekomendasi untuk peningkatan
kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah. c. Menyusun
peningkatan hasil evaluasi guna kepentingan penetapan kebijakan di bidang
pendayagunaan aparatur negara. Dalam melakukan evaluasi akuntabilitas
kinerja, Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) melakukan
penilaian terhadap aspek-aspek sebagai berikut. a. Aspek perencanaan,
komponen-kompenen yang dievaluasi antara lain: (1) perencanaan strategis; (2)
perencanaan kinerja; (3) penetapan kinerja; dan keterpaduan serta keselarasan
diantara subkomponen tersebut. Aspek pengukuran kinerja, komponen-
komponen yang Idievaluasi adalah: (1) indikator kinerja secara umum dan
indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran, serta (3) analisis hasil pengukuran
kinerja. c. Aspek pelaporan kinerja, yang dinilai adalah ketaatan pelaporan,
48
pengungkapan dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja guna
perbaikan kinerja. d. Aspek evaluasi kinerja, yang dinilai adalah pelaksanaan
evaluasi kinerja dan pemanfaatan hasil evaluasi. e. Capaian kinerja, dalam hal
mana MENPAN & RB melakukan review atas prestasi kerja atau capaian kinerja
yang dilaporkan dengan meneliti berbagai indikator pencapaian kinerja,
ketetapannya, pencapaian targetnya, keandalan data, dan keselarasan dengan
pencapaian sasaran pembangunan dalam dokumen perencanaan (RPJMN,
RENSTRA).
Pada triwulan I Nilai Akip mencapai 0 dari target A ( 85 ).
Sasaran Strategi 9
Terkelolanya anggaran pembangunan secara efesien dan akuntabel
Nilai sasaran strategi terkelolanya anggaran pembangunan secara efesin dan
akuntabel . Keberhasilan pencapaian sasaran strategi ini diperoleh dari
pencapain indikator nilai kinerja anggaran, Batas Tertinggi presentase Nilai
Temuan LHP BPK atas LK dibandingkan Realisasi Anggaran T.A 2019
Indikator kinerja
Terkelolanya anggaran pembangunan secara efesien dan akuntabel
a. Nilai Kinerja pelaksanaan anggaran b. Batas Tertinggi Persentase Nilai
Temuan LHP BPK Atas LK dibandingkan Realisasi Anggaran Anggaran TA.2019
Target
a. Baik (88)
b. 1 %
49
IK28. Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran
Nilai kinerja anggaran adalah proses rnenghasilkan suatu nilai capaian
kinerja untuk setiap indikator yang dilakukan dengan membandingkan data
realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya. Data berasal
dari sistem aplikasi OM SPAN Kementerian Keuangan dan menggunakan
rumus perhitungan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor
249/PMK.02/2011.
Penilaian kinerja dilakukan dengan menghitung nilai kinerja atas aspek
implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat, dikalikan dengan bobot
masing masing aspek berkenaan. Selanjutnya, Nilai Kinerja (NK) untuk
pelaksanaan program dihitung dengan menjumlahkan perkalian nllai aspek
implementasi dan aspek manfaat dengan bobot masing-masing. Rumus dari
perhitungan tersebut sebagai berikut :
NK = (I x WI) + (CH x WCH)
dengan 1= (P x Wp) + (K x WK) + (PKx WPK) + (NE x WE) Keterangan:
NK : Nilai kinerja; Nilai aspek implementasi; P : Penyerapan anggaran; K : Konsistensi antara perencanaan dan Implementasi; PK : Pencapaian keluaran; NE : Nilai efisiensi; CH : Capaian hasil; WI : Bobot aspek implementasi; WCH : Bobot capaian hasil; Wp : Bobot penyerapan anggaran; WK : Bobot konsistensi antara perencanaan dan implementasi; WPK : Bobot pencapaian keluaran; WE : Bobot efisiensi;
50
Bobot Kinerja Aspek Implementasi (WI) sebesar 33,3%, terdiri atas:
1) Bobot Penyerapan Anggaran (WP) =9,7% 2) Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi(WK)=18,2%) 3) Bobot Pencapaian Keluaran (WPK) =43,5% 4) Bobot Efisiensi (WE) =28,6% Pengukuran Aspek Implementasi:
• Pengukuran Penyerapan Anggaran (P), dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker;
• Pengukuran Konsistensi (K) antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan;
• Pengukuran Pencapaian Keluaran (PK),dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target Indikator kinerja keluaran (contoh terlampir);
• Pengukuran tingkat efisinsi (NE), dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran.
Pada Triwulan I tahun 2020 tidak dilakukan penilaian indikator kinerjapelaksanaan anggaran ( IKPA ) sesuai Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan No. S.258/PB/2020 hal kebijakan relaksasiPenilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran ( IKPA ) tahun 2020 pada Aplikasi Om – SPAN.
51
IK29. Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK dibandingkan
Realisasi Anggaran TA. 2019 ( %)
Temuan kerugian negara pada audit aparat pengawasan fungsional,
paling tinggi 1 % dari realissi Tahun Anggaran sebelumnya. Indikator Batas
Tertinggi Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) dibandingkan Realissi
Anggaran bertujuan untuk membandingkan tercapainya pengelolaan anggran
dan kegiatan yang efektif, efesien dan akuntabel, Formulasi yang ditetapkan
untuk menghitung batas Tertinggi presentase Temuan LHP BPK atas Laporan
Keuangan ( LK ) dibandingkan Realisasi Anggaran.
Pada periode Triwulan I tahun 2020 tidak terjadi kerugian negara dalam
pengelolaan kegiatan atas anggaran pada Balai Besar KIPM Makasssar.
No. Lokasi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pasar Modern Lokasi : -
Hypermart Bangunan : -
Saluran air : -
Contoh uji : Penerangan : -
1. Daging Tenggiri Segar
Fasilitasi
Sanitasi : Serius 1 8 2,1 x 104 < 3,0 1100 Neg. Neg.11,45
2. Lele Segar Air & Es : Serius 1 8 1,9 x 104 < 3,0 28 Neg. Neg. -
3. Udang Vannamei Segar Peralatan : - 8 2,8 x 104 < 2,0 24 Neg. Neg. -
4. Cumi-cumi Segar Distribusi : Mayor 1 7 2,6 x 104 < 3,0 1100 Neg. Neg. -
5.
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Mayor 1 - - - - - - -
Cat : Hanya tersedia 4 jenis
komoditi di lokasi
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
yang sesuai dengan
target pengujian produk Kritis : 0
Serius : 2
Mayor : 3
Minor : 0
Kriteria : BAIK
2. Pasar Tradisional Lokasi : -
Pabaeng-baeng Bangunan : Mayor 2
Saluran air : Mayor 1
Contoh uji : Penerangan : Mayor 1
1. Udang Vannamei Segar
Fasilitasi
Sanitasi : Mayor 27 1,6 x10
4< 2,0 240 Neg. Neg. -
2. Ikan Bandeng Segar Segar Air & Es : Serius 1 8 1,3 x104
< 3,0 >1100 Neg. Neg. -
3. Ikan Kerapu Segar Peralatan : Serius 1 8 1,7 x104
< 3,0 1100 Neg. 1,1 -
4. Ikan Selar Distribusi : - 8 1,6 x104
< 3,0 1100 Neg. 1,1 -
5. Ikan Cakalang Segar : Mayor 18 2,8 x10
4< 3,0 >1100 Neg. Neg. 20,99
: Serius 1
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Serius 1
Kritis : 0
Serius : 4
Mayor : 7
Minor : 0
Kriteria : CUKUP
Hasil Pengamatan Sarana Hasil Uji
LAPORAN PENGENDALIAN MUTU HASIL PERIKANAN DOMESTIK
Prasarana, Sanitasi dan Organoleptik ALT Aerob (Koloni/g) E. coli (MPN/ gram) Coliform (MPN/gram) Salmonella (per 25 gram)
Higiene Lingkungan
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
Formalin Histamin (mg/ kg)
52
3. Pasar Tradisional Lokasi : -
Bulu-bulu (Maros) Bangunan : Mayor 4
Saluran air : Mayor 2
Contoh uji : Penerangan : -
1. Udang Vannamei SegarFasilitasi
Sanitasi: Mayor 1
8 2,0 x 105< 2
> 1600 Neg. Neg. -
2. Bandeng Segar Air & Es : Serius 1 8 1,9 x 105< 3 > 1100 Neg. Neg. -
3. Ikan Cakalang Segar Peralatan : Serius 1 8 1,7 x 104< 3 > 1100 Neg. Neg. 23,45
4. Ikan Katamba Segar Distribusi : - 8 2,2 x 105< 3 > 1100 Neg. Neg. -
5. Ikan Ekor Kuning kering
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Serius 28 1,7 x 104
< 3
> 1100 Neg. Neg. -
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
Kritis : 0
Serius : 4
Mayor : 8
Minor : 0
Kriteria : Cukup
4. Pasar Tradisional Lokasi : -
Modern (Tramo) Maros Bangunan : Mayor 3
Saluran air : Minor 1
Contoh uji : Penerangan : -
1. Ikan Kerapu segar
Fasilitasi
Sanitasi : Mayor 1 82,4 x 105 < 3 > 1100 Neg. Neg. -
2. Layang Segar Air & Es : Serius 1 7 2,8 x 105< 3 > 1100 Neg. 1,1 22,16
3. Udang Vannamei Segar Peralatan : - 8 1,9 x 105< 2 47 Neg. Neg. -
4. Bandeng Segar Distribusi : - 8 2,5 x 105< 3 > 1100 Neg. Neg. -
5. Ikan Katamba Kering
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Mayor 18 1,6 x 105
< 3
9,4
Neg. Neg. -
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
Kritis : 0
Serius : 1
Mayor : 6
Minor : 1
Kriteria : BAIK
53
54
5. Pasar Sentral Lokasi : -
Bangunan : Mayor 2
Saluran air : -
Contoh uji : Penerangan : -
1. Kakap Segar
Fasilitasi
Sanitasi: Mayor 1
7 2,7 X 104< 3,0 20 Neg. Neg.
2. Kembung Segar Air & Es : Serius 1 8 1,0 X 104
< 3 21 Neg. Neg. -
3. Udang vannamei segar Peralatan : - 7 2,3 X 104
< 2 140 Neg. Neg. -
5. Bandeng Segar Distribusi : - 8 2,7 X104< 3,0 93 Neg. Neg. -
5. -
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Serius 1
- - - - - -
-
Cat : Hanya tersedia 4 jenis
komoditi di lokasi
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
yang sesuai dengan
target pengujian produk Kritis : 0
Serius : 2
Mayor : 4
Minor : 0
Kriteria : BAIK
6. Pasar Terong Lokasi : -
Bangunan : Mayor 4
Saluran air : Mayor 2
Contoh uji : Penerangan : -
1. Udang Vannamei Segar
Fasilitasi
Sanitasi: Mayor 1
7 2,6 X 104
< 2,0 79Neg. Neg. -
2. Bandeng Segar Air & Es : Serius 1 8 1,3 x 106
< 3 93 Neg. Neg. -
3. Ikan Layang Segar Peralatan : Serius 1 8 3,5 X 104< 3 460 Neg. Neg. -
4. Ikan Kakap segar Distribusi : - 7,5 4,2 X 104
< 3 240 Neg. Neg. -
: Mayor 1
5. - : Serius 1
- - - -
- - -
Cat : Hanya tersedia 4 jenis
komoditi di lokasi
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
yang sesuai dengan
target pengujian produk Kritis : 0
Serius : 3
Mayor : 8
Minor : 0
Kriteria : CUKUP
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
55
LEVEL LEVEL LEVEL
ADMINISTRASI TEKNIS KEPATUHAN ADMINISTRASI TEKNIS KEPATUHAN ADMINISTRASI TEKNIS KEPATUHAN
1 CV. Buana Mandiri Sejahtera 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
2 CV. Reski Abadi 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
3 CV. Anugerah Lestari 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
4 CV. Aquamarindo Pratama 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
5 CV. Anugerah Lin Perkasa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
6 CV. Dua Sampurna 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
7 CV. Fishkal Berkah Ilahi 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
8 CV. Guna Bahari Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
9 CV. Marine 33 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
10 CV. Marvel Jaya Fishery 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
11 CV. Miranti 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
12 CV. Sempurna 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
13 CV. Tallasa Marine 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
14 CV. Artha Makmur Permai 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
15 UD. Ayub Utama 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
16 CV. Mitra Bahari Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
17 CV. Sinar Bulan 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
18 CV. Yugha Abadi Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
19 CV. Safwa Bahari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
20 CV. Udin Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
JUMLAH PELANGGARAN FREKUENSI
JUMLAH PELANGGARAN
KEPATUHAN PELAKU USAHA
PERIODE TRIWULAN I
NO NAMA PELAKU USAHA
JANUARI FEBRUARI MARET
FREKUENSIJUMLAH PELANGGARAN
FREKUENSI
21 PT. Asnur Anton Jaya 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
22 PT. Biota Laut Ganggang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 2 0 4
23 PT. Indomakmur Agar Agar 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
24 PT. Cahaya Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
25 CV. Alfa Rezky 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
26 CV. Inti Makmur 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
27 PT. Prima Indo Tuna 5 1 0 4 5 1 0 4 5 2 0 4
28 PT. Parlevliet Paraba Seafood 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
29 PT. Multi Sari Makassar 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
30 PT. South Suco 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
31 PT. Ocean Champ Seafood 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
32 PT. Kelola Mina Laut 5 0 0 4 5 1 0 4 5 1 0 4
33 PT. Wahyu Pradana Binamulia 5 1 0 3 5 3 0 3 5 0 0 4
34 PT. Mitra Kartika Sejati 5 1 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
35 PT. Wahyu Putra Bima Sakti 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
36 PT. Prima Bahari Inti Lestari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
37 PT. Nuansa Cipta Magello 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
38 PT. Kemilau Bintang Timur 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
39 PT. Kharisma Bintang Terang 5 1 0 4 5 1 0 4 5 1 0 4
40 PT. Bogatama Marinusa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
56
41 PT. Omereso Foods 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
42 PT. Multi Monodon Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
43 PT. Chen Woo Fishery 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
44 PT. Phillips Seafoods Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
45 PT. Buana Laut Nusantara 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
46 PT. Wahyu Pradana Binamulia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 2 0 4
47 PT. Multi Monodon Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
48 PT. Prima Global Sukses 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
49 PT. Boddia Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
50 PT. Mina Timur Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
51 PT. Mitra Timur Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
52 PT. Maju Awanindo Berjaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
53 PT. Nirvana Niaga Sejahtera 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
54 PT. Usaha Centraljaya Sakti 5 2 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
55 PT. Dunia Marine Products 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
56 PT. Lintas Antar Nusa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
57 PT. Sinar Laut Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
58 PT. Ome Trading Coy 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
59 CV. Anugerah Sejati 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
60 PT. Tujuh Samudra Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
57
61 PT. Galesong 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
62 PT. Parlevliet Paraba Seafood 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
63 PT. Piala Laut Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
64 PT. Tobiko Utama 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
65 PT. Kawaguti 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
66 PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
67 PT. Dwira Masagena 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
68 CV. Hokky Seafood 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
69 PT. Biru Laut Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
70 CV. Basma Bahari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
71 PT. Jireh Komoditi 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
72 PT. Agarindo Sakti (Bulukumba) 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
73 PT. Sumber Bahari Mandiri 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
74 CV. Anugerah Bahari Mandiri 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
75 CV. Resky Bahari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 2
76 PT. Bantimurung Indah 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
77 CV. Delton 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
78 PT. Guna Bahari Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
79 PT. Rika Rayhan Mandiri 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
80 Kospermindo 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
58
81 CV. Agro Mina Dewata 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
82 PT. Sentosa Bimantara Laut 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
83 UD. Koperasi Agroniaga 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
84 CV. Bintang Mas Sportindo 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
85 CV. Mitra Sejahtera 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
86 PT. Sumberguna Makassarnusa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
87 PT. Asia Sejahtera Mina 5 1 0 4 5 1 0 4 5 1 0 4
88 PT. Sino Sirene International 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
89 UD. Akhfir Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
90 PT. Prima Bahari Inti Lestari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
91 PT. Sinar Graha 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
92 PT. Aiki Megah Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
93 PT. Buana Laut Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 2 0 4
94 CV. Adi Tirta 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
95 CV. Sakura Insan Prima Raga 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
96 PT. Bintang Megah Jaya Perkasa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
97 PT. Sentosa Sumber Galesong 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
98 PT. Mega Citra Karya 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
99 CV. Jaya Indah Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 3 0 3
100 CV. Anugerah Bintang Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
59
101 CV. Marvel Jaya Fishery 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
102 CV. Indah Sari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
103 PT. Mutiara Nusa Timur 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
104 PT. Nusadwipa Citra Tunggal 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
105 CV. Putri Laut Biru 5 0 1 2 5 0 1 2 5 0 0 4
106 CV. Maros Timur Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
107 PT. Perikanan Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
108 PT. Arti Buana Lautan Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
109 PT. Baruna Bayu Berdikari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
110 CV. Budu Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
111 PT. Indo Jaya Marina 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
112 CV. Karya Murni 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
113 KSU Simpul Distribusi Komoditi 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
114 CV. Pasific Fortuna 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
115 PT. Yin Jing International 3 1 0 4 3 1 0 4 3 0 0 4
116 CV. Sembilan Putra Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 4 0 3
117 PT. Rapid Niaga International 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
118 PT. Inti Mulia Cahaya 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
119 UD. Rahmat Bahari 3 1 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
120 PT. Zahra Rezki Ainun 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
60
121 PT. Phoenix Jaya 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
122 PT. Sutraco Nusantara Megah 3 1 0 4 3 1 0 4 3 0 0 4
123 PT. Seaweed Agung Mandala 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
124 PT. Cahaya Cemerlang 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
125 PT. Simpul Agro Globalindo 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
126 PT. Celebes Berkah Niaga 3 0 0 4 3 0 0 4 3 1 0 4
127 CV. Sumber Rezki 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
128 PT. Multi Sejahtera 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
129 PT. Trans Anugrah Mulia 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
130 PT. Mina Maju Sejahtera 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
131 CV. Najwa Bahari 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 0 4
132 PT. Global Maju Pratama 3 0 0 4 3 0 0 4 3 1 0 4
133 CV. Dua Sempurna 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 2
134 UD. Anugerah 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 4
Jumlah 525 523 530
Rata-rata Level Kepatuhan 3,97 3,96 3,95
61
No. Lokasi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pasar Modern Lokasi : -
Hypermart Bangunan : -
Saluran air : -
Contoh uji : Penerangan : -
1. Daging Tenggiri Segar
Fasilitasi
Sanitasi : Serius 1 8 2,1 x 104 < 3,0 1100 Neg. Neg.11,45
2. Lele Segar Air & Es : Serius 1 8 1,9 x 104 < 3,0 28 Neg. Neg. -
3. Udang Vannamei Segar Peralatan : - 8 2,8 x 104 < 2,0 24 Neg. Neg. -
4. Cumi-cumi Segar Distribusi : Mayor 1 7 2,6 x 104 < 3,0 1100 Neg. Neg. -
5.
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Mayor 1 - - - - - - -
Cat : Hanya tersedia 4 jenis
komoditi di lokasi
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
yang sesuai dengan
target pengujian produk Kritis : 0
Serius : 2
Mayor : 3
Minor : 0
Kriteria : BAIK
2. Pasar Tradisional Lokasi : -
Pabaeng-baeng Bangunan : Mayor 2
Saluran air : Mayor 1
Contoh uji : Penerangan : Mayor 1
1. Udang Vannamei Segar
Fasilitasi
Sanitasi : Mayor 27 1,6 x10
4< 2,0 240 Neg. Neg. -
2. Ikan Bandeng Segar Segar Air & Es : Serius 1 8 1,3 x104
< 3,0 >1100 Neg. Neg. -
3. Ikan Kerapu Segar Peralatan : Serius 1 8 1,7 x104
< 3,0 1100 Neg. 1,1 -
4. Ikan Selar Distribusi : - 8 1,6 x104
< 3,0 1100 Neg. 1,1 -
5. Ikan Cakalang Segar : Mayor 18 2,8 x10
4< 3,0 >1100 Neg. Neg. 20,99
: Serius 1
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Serius 1
Kritis : 0
Serius : 4
Mayor : 7
Minor : 0
Kriteria : CUKUP
Hasil Pengamatan Sarana Hasil Uji
LAPORAN PENGENDALIAN MUTU HASIL PERIKANAN DOMESTIK
Prasarana, Sanitasi dan Organoleptik ALT Aerob (Koloni/g) E. coli (MPN/ gram) Coliform (MPN/gram) Salmonella (per 25 gram)
Higiene Lingkungan
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
Formalin Histamin (mg/ kg)
52
3. Pasar Tradisional Lokasi : -
Bulu-bulu (Maros) Bangunan : Mayor 4
Saluran air : Mayor 2
Contoh uji : Penerangan : -
1. Udang Vannamei SegarFasilitasi
Sanitasi: Mayor 1
8 2,0 x 105< 2
> 1600 Neg. Neg. -
2. Bandeng Segar Air & Es : Serius 1 8 1,9 x 105< 3 > 1100 Neg. Neg. -
3. Ikan Cakalang Segar Peralatan : Serius 1 8 1,7 x 104< 3 > 1100 Neg. Neg. 23,45
4. Ikan Katamba Segar Distribusi : - 8 2,2 x 105< 3 > 1100 Neg. Neg. -
5. Ikan Ekor Kuning kering
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Serius 28 1,7 x 104
< 3
> 1100 Neg. Neg. -
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
Kritis : 0
Serius : 4
Mayor : 8
Minor : 0
Kriteria : Cukup
4. Pasar Tradisional Lokasi : -
Modern (Tramo) Maros Bangunan : Mayor 3
Saluran air : Minor 1
Contoh uji : Penerangan : -
1. Ikan Kerapu segar
Fasilitasi
Sanitasi : Mayor 1 82,4 x 105 < 3 > 1100 Neg. Neg. -
2. Layang Segar Air & Es : Serius 1 7 2,8 x 105< 3 > 1100 Neg. 1,1 22,16
3. Udang Vannamei Segar Peralatan : - 8 1,9 x 105< 2 47 Neg. Neg. -
4. Bandeng Segar Distribusi : - 8 2,5 x 105< 3 > 1100 Neg. Neg. -
5. Ikan Katamba Kering
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Mayor 18 1,6 x 105
< 3
9,4
Neg. Neg. -
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
Kritis : 0
Serius : 1
Mayor : 6
Minor : 1
Kriteria : BAIK
53
54
5. Pasar Sentral Lokasi : -
Bangunan : Mayor 2
Saluran air : -
Contoh uji : Penerangan : -
1. Kakap Segar
Fasilitasi
Sanitasi: Mayor 1
7 2,7 X 104< 3,0 20 Neg. Neg.
2. Kembung Segar Air & Es : Serius 1 8 1,0 X 104
< 3 21 Neg. Neg. -
3. Udang vannamei segar Peralatan : - 7 2,3 X 104
< 2 140 Neg. Neg. -
5. Bandeng Segar Distribusi : - 8 2,7 X104< 3,0 93 Neg. Neg. -
5. -
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
: Serius 1
- - - - - -
-
Cat : Hanya tersedia 4 jenis
komoditi di lokasi
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
yang sesuai dengan
target pengujian produk Kritis : 0
Serius : 2
Mayor : 4
Minor : 0
Kriteria : BAIK
6. Pasar Terong Lokasi : -
Bangunan : Mayor 4
Saluran air : Mayor 2
Contoh uji : Penerangan : -
1. Udang Vannamei Segar
Fasilitasi
Sanitasi: Mayor 1
7 2,6 X 104
< 2,0 79Neg. Neg. -
2. Bandeng Segar Air & Es : Serius 1 8 1,3 x 106
< 3 93 Neg. Neg. -
3. Ikan Layang Segar Peralatan : Serius 1 8 3,5 X 104< 3 460 Neg. Neg. -
4. Ikan Kakap segar Distribusi : - 7,5 4,2 X 104
< 3 240 Neg. Neg. -
: Mayor 1
5. - : Serius 1
- - - -
- - -
Cat : Hanya tersedia 4 jenis
komoditi di lokasi
Tingkah Laku
Karyawan /
Pekerja
: Mayor 1
yang sesuai dengan
target pengujian produk Kritis : 0
Serius : 3
Mayor : 8
Minor : 0
Kriteria : CUKUP
Pencegahan
Kontaminasi
Silang
55
LEVEL LEVEL LEVEL
ADMINISTRASI TEKNIS KEPATUHAN ADMINISTRASI TEKNIS KEPATUHAN ADMINISTRASI TEKNIS KEPATUHAN
1 CV. Buana Mandiri Sejahtera 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
2 CV. Reski Abadi 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
3 CV. Anugerah Lestari 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
4 CV. Aquamarindo Pratama 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
5 CV. Anugerah Lin Perkasa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
6 CV. Dua Sampurna 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
7 CV. Fishkal Berkah Ilahi 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
8 CV. Guna Bahari Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
9 CV. Marine 33 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
10 CV. Marvel Jaya Fishery 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
11 CV. Miranti 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
12 CV. Sempurna 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
13 CV. Tallasa Marine 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
14 CV. Artha Makmur Permai 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
15 UD. Ayub Utama 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
16 CV. Mitra Bahari Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
17 CV. Sinar Bulan 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
18 CV. Yugha Abadi Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
19 CV. Safwa Bahari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
20 CV. Udin Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
JUMLAH PELANGGARAN FREKUENSI
JUMLAH PELANGGARAN
KEPATUHAN PELAKU USAHA
PERIODE TRIWULAN I
NO NAMA PELAKU USAHA
JANUARI FEBRUARI MARET
FREKUENSIJUMLAH PELANGGARAN
FREKUENSI
21 PT. Asnur Anton Jaya 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
22 PT. Biota Laut Ganggang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 2 0 4
23 PT. Indomakmur Agar Agar 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
24 PT. Cahaya Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
25 CV. Alfa Rezky 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
26 CV. Inti Makmur 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
27 PT. Prima Indo Tuna 5 1 0 4 5 1 0 4 5 2 0 4
28 PT. Parlevliet Paraba Seafood 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
29 PT. Multi Sari Makassar 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
30 PT. South Suco 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
31 PT. Ocean Champ Seafood 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
32 PT. Kelola Mina Laut 5 0 0 4 5 1 0 4 5 1 0 4
33 PT. Wahyu Pradana Binamulia 5 1 0 3 5 3 0 3 5 0 0 4
34 PT. Mitra Kartika Sejati 5 1 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
35 PT. Wahyu Putra Bima Sakti 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
36 PT. Prima Bahari Inti Lestari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
37 PT. Nuansa Cipta Magello 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
38 PT. Kemilau Bintang Timur 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
39 PT. Kharisma Bintang Terang 5 1 0 4 5 1 0 4 5 1 0 4
40 PT. Bogatama Marinusa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
56
41 PT. Omereso Foods 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
42 PT. Multi Monodon Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
43 PT. Chen Woo Fishery 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
44 PT. Phillips Seafoods Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
45 PT. Buana Laut Nusantara 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
46 PT. Wahyu Pradana Binamulia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 2 0 4
47 PT. Multi Monodon Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
48 PT. Prima Global Sukses 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
49 PT. Boddia Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
50 PT. Mina Timur Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
51 PT. Mitra Timur Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
52 PT. Maju Awanindo Berjaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
53 PT. Nirvana Niaga Sejahtera 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
54 PT. Usaha Centraljaya Sakti 5 2 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
55 PT. Dunia Marine Products 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
56 PT. Lintas Antar Nusa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
57 PT. Sinar Laut Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
58 PT. Ome Trading Coy 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
59 CV. Anugerah Sejati 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
60 PT. Tujuh Samudra Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
57
61 PT. Galesong 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
62 PT. Parlevliet Paraba Seafood 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
63 PT. Piala Laut Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
64 PT. Tobiko Utama 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
65 PT. Kawaguti 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
66 PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
67 PT. Dwira Masagena 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
68 CV. Hokky Seafood 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
69 PT. Biru Laut Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
70 CV. Basma Bahari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
71 PT. Jireh Komoditi 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
72 PT. Agarindo Sakti (Bulukumba) 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
73 PT. Sumber Bahari Mandiri 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
74 CV. Anugerah Bahari Mandiri 5 1 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
75 CV. Resky Bahari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 2
76 PT. Bantimurung Indah 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
77 CV. Delton 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
78 PT. Guna Bahari Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
79 PT. Rika Rayhan Mandiri 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
80 Kospermindo 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
58
81 CV. Agro Mina Dewata 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
82 PT. Sentosa Bimantara Laut 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
83 UD. Koperasi Agroniaga 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
84 CV. Bintang Mas Sportindo 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
85 CV. Mitra Sejahtera 5 0 0 4 5 0 0 4 5 1 0 4
86 PT. Sumberguna Makassarnusa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
87 PT. Asia Sejahtera Mina 5 1 0 4 5 1 0 4 5 1 0 4
88 PT. Sino Sirene International 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
89 UD. Akhfir Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
90 PT. Prima Bahari Inti Lestari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
91 PT. Sinar Graha 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
92 PT. Aiki Megah Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
93 PT. Buana Laut Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 2 0 4
94 CV. Adi Tirta 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
95 CV. Sakura Insan Prima Raga 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
96 PT. Bintang Megah Jaya Perkasa 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
97 PT. Sentosa Sumber Galesong 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
98 PT. Mega Citra Karya 5 1 0 4 5 1 0 4 5 0 0 4
99 CV. Jaya Indah Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 3 0 3
100 CV. Anugerah Bintang Cemerlang 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
59
101 CV. Marvel Jaya Fishery 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
102 CV. Indah Sari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
103 PT. Mutiara Nusa Timur 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
104 PT. Nusadwipa Citra Tunggal 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
105 CV. Putri Laut Biru 5 0 1 2 5 0 1 2 5 0 0 4
106 CV. Maros Timur Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
107 PT. Perikanan Nusantara 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
108 PT. Arti Buana Lautan Indonesia 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
109 PT. Baruna Bayu Berdikari 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
110 CV. Budu Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
111 PT. Indo Jaya Marina 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
112 CV. Karya Murni 5 0 0 4 5 0 0 4 5 0 0 4
113 KSU Simpul Distribusi Komoditi 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
114 CV. Pasific Fortuna 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
115 PT. Yin Jing International 3 1 0 4 3 1 0 4 3 0 0 4
116 CV. Sembilan Putra Jaya 5 0 0 4 5 0 0 4 5 4 0 3
117 PT. Rapid Niaga International 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
118 PT. Inti Mulia Cahaya 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
119 UD. Rahmat Bahari 3 1 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
120 PT. Zahra Rezki Ainun 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
60
121 PT. Phoenix Jaya 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
122 PT. Sutraco Nusantara Megah 3 1 0 4 3 1 0 4 3 0 0 4
123 PT. Seaweed Agung Mandala 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
124 PT. Cahaya Cemerlang 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
125 PT. Simpul Agro Globalindo 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
126 PT. Celebes Berkah Niaga 3 0 0 4 3 0 0 4 3 1 0 4
127 CV. Sumber Rezki 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
128 PT. Multi Sejahtera 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
129 PT. Trans Anugrah Mulia 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
130 PT. Mina Maju Sejahtera 3 0 0 4 3 0 0 4 3 0 0 4
131 CV. Najwa Bahari 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 0 4
132 PT. Global Maju Pratama 3 0 0 4 3 0 0 4 3 1 0 4
133 CV. Dua Sempurna 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 2
134 UD. Anugerah 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 4
Jumlah 525 523 530
Rata-rata Level Kepatuhan 3,97 3,96 3,95
61