trik pembelajaran bahasa indonesia di perdosenan tinggi agar tidak membosankan

15
TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN Muhamad Ilham Gunawan Abstrak: Pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari bahasa. Studi mengenai kesalahan dan hubungannya dengan pengajaran bahasa perlu dilakukan sebab melalui kegiatan kajian kesalahan itu dapat diungkapkan berbagai hal berkaitan dengan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa atau mahasiswa. Apabila kesalahan-kesalahan itu telah diketahui, dapat digunakan sebagai umpan balik dalam penyempurnaan pengajaran bahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia sampai saat ini masih saja mengalami kendala-kendala. Kendala- kendala ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor guru dan siswa itu sendiri. Satu hal yang sangat memprihatinkan, pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa Indonesia tidak dianggap berhasil. Salah satu indikatornya adalah nilai mata kuliah bahasa Indonesia yang kadang masih rendah dan tidak jarang pula masih tertinggal jauh dari mata kuliah eksak bahasa asing. Kata kunci: Media, Jenis, Kriteria

Upload: iwan-taufik-hidayat

Post on 17-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Abstrak: Pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari bahasa. Studi mengenai kesalahan dan hubungannya dengan pengajaran bahasa perlu dilakukan sebab melalui kegiatan kajian kesalahan itu dapat diungkapkan berbagai hal berkaitan dengan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa atau mahasiswa. Apabila kesalahan-kesalahan itu telah diketahui, dapat digunakan sebagai umpan balik dalam penyempurnaan pengajaran bahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia sampai saat ini masih saja mengalami kendala-kendala. Kendala-kendala ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor guru dan siswa itu sendiri. Satu hal yang sangat memprihatinkan, pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa Indonesia tidak dianggap berhasil. Salah satu indikatornya adalah nilai mata kuliah bahasa Indonesia yang kadang masih rendah dan tidak jarang pula masih tertinggal jauh dari mata kuliah eksak bahasa asing.

TRANSCRIPT

Page 1: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN

TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

Muhamad Ilham Gunawan

Abstrak: Pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari bahasa.

Studi mengenai kesalahan dan hubungannya dengan pengajaran bahasa perlu

dilakukan sebab melalui kegiatan kajian kesalahan itu dapat diungkapkan berbagai

hal berkaitan dengan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa atau

mahasiswa. Apabila kesalahan-kesalahan itu telah diketahui, dapat digunakan

sebagai umpan balik dalam penyempurnaan pengajaran bahasa. Pembelajaran

bahasa Indonesia sampai saat ini masih saja mengalami kendala-kendala.

Kendala-kendala ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor guru dan

siswa itu sendiri. Satu hal yang sangat memprihatinkan, pembelajaran bahasa

Indonesia bagi siswa Indonesia tidak dianggap berhasil. Salah satu indikatornya

adalah nilai mata kuliah bahasa Indonesia yang kadang masih rendah dan tidak

jarang pula masih tertinggal jauh dari mata kuliah eksak bahasa asing.

Kata kunci: Media, Jenis, Kriteria

A. PENDAHULUAN

Sekarang ini, banyak mahamahasiswa yang tidak menyukai pembelajaran

Bahasa Indonesia. Alasannya hampir sama, yaitu Bahasa Indonesia itu mudah dan

membosankan. mahamahasiswa bosan dihadapkan dengan teks-teks yang

dianggap membuat mengantuk dan tidak beranjak dari teks dan teks saja.

Ketidaksukaan mahamahasiswa terbukti jelas dengan hasil tes bahasa Indonesia

yang seringkali menjadi hasil tes terendah dari semua mata pelajaran.

Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia dibuat menjadi lebih

menarik. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media. Media yang

digunakan tergantung dari aspek pembelajaran yang akan pelajari.

Page 2: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

Media/sarana pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga

dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam proses

belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Media

dapat membuat pembelajaran lebih menarik.

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai

berikut.

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra

c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi, dapat

diatasi sikap pasif anak didik.

Pemanfaatan media dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sangat

membantu peserta didik dalam memahami dan menangkap materi pelajaran yang

disampaikan oleh dosen, juga membantu dosen dalam menjelaskan sesuatu bahan

yang tidak mampu dijelaskannya. Dengan adanya media dalam pembelajaran

bahasa Indonesia, dapat mengembangkan keterampilan kebahasaan, berbahasa,

dan kesastraan mahamahasiswa.

B. MEDIA

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan

Ely (dalam Arsyad, 1997:3), mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Oleh AECT, kata media diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang

dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. National Education Association

(NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan,

dilihat, didengar, dibaca, atau dibacarakan beserta instrumen yang dipergunakan

untuk kegiat8), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

Page 3: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

lingkungan mahasiswa yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar. Menurut

Briggs (dalam Soeharto, 1995:98), mengatakan bahwa media adalah alat untuk

memberikan perangsang bagi mahasiswa supaya proses belajar terjadi.

Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad,

1997:3).Menurut Anderson (dalam Soeharto, 1995:98), media pembelajaran

adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya

sesorang pengembang mata pelajaran dengan para mahasiswa. Akan tetapi

menurut Newby (dalam Salma, 2008:64), media pembelajaran adalah media yang

dapat menyampaikan pesan pembelajaran atau mengandung muatan untuk

membelajarkan pesan pembelajaran atau mengandung muatan untuk

memperbelajarkan seseorang. Sejalan dengan itu menurut Arsyad (2008:4),

Apabila suatu media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu

disebut media pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan mahasiswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada diri mahasiswa.

C. JENIS MEDIA

a. Audio

Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja, atau media

yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, kaset, slide-suara.

Menurut TKPK (dalam Gafur, 1980:115), Setiap media yang ada pada

Audio memiliki kelebihan di samping itu juga memiliki keterbatasan masing-

masingnya yaitu:

1. Media radio

Kelebihan Media Radio

Page 4: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

a) Meningkatkan kemampuan murid untuk berkomunikasi secara lisan

(misalnya listening comprehension, intonasi, pronounciation, dan

sebagainya).

b) Memberikan penerangan secara lain bagi bagian-bagian yang akan

menjadi lebih hidup bila disampaikan secara auditif.

c) Mengembangkan imaginasi murid.

d) Sebagai sarana pemantapan dan pengayaan bahan pelajaran.

e) Memberikan penguatan pada bagian yang penting.

f) Sebagai salah satu cara untuk menyampaikan evalusi dan feedback

kepada murid.

g) Menyampaikan suara, bunyi yang asli yang tidak bisa diperoleh secara

langsung dan segera, misalnya suara toke-toke, bunyi binatang, pesawat

jet, dan lain-lain.

h) Memiliki jangkauan yang luas dan dalam waktu yang relative singkat.

i) Program radio dipersiapkan dengan baik oleh team ahli, dengan bahan-

bahan yang relative lebih luas sehingga kualitas pelajaran dan isinya

lebih bermutu.

j) Sudah merupakan sebagian dari budaya masyarakat.

k) Harga dan biaya pemeliharaan cukup murah.

l) Program radio relative mudah di buat.

m) Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara cepat

dan akurat.

n) Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana.

Keterbatasan media radio

a) Sarana komunikasi satu arah

b) Sarana penyampai program yang hanya satu kali, tidak dapat di

hentikan untuk diulang (di luar control pendengaran/audience).

c) Terikat oleh alat pemancaran dan waktu.

d) Terlalu peka terhadap gangguan sekitar

e) Hanya dapat didengar saja/menjangkau indera yang terbatas.

Page 5: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

f) Terbatasnya bahan pelajaran yang dapat disampaikan dalam satu

program karena terbatasnya intensitas daya dengan murid.

2. Media kaset

Selain kelebihan-kelebihan yang sama dengan media radio, media kaset,

memiliki kelebihan lain:

a) Kaset mulai membudaya dalam masyarakat Indonesia.

b) Program kaset dapat digunakan secara peseorangan maupun kelompok.

c) Dapat diulang setiap waktu.

d) Mudah diperbanyak.

e) Mudah menggunakannya.

Keterbatasan media kaset.

a) Media untuk didengar saja.

b) Media satu arah.

c) Tidak memiliki jangkauan yang luas.

3. Media slide-suara

Kelebihan media slide-suara.

a) Sebagai pengganti pengalaman langsung

b) Untuk memperjelas dan mekengkapi informasi yang memerlukan

banyak visualisasi.

c) Untuk memberikan pematangan pada bagian-bagian di pandangan

perlu.

d) Membuat pelajaran lebih menarik dan menghindari kebosanan.

e) Sebagai bagian pengeyaan.

f) Dapat menampilkan di layar sesuatu yang tak mungkin disaksikan

dengan mata biasa.

g) Dapat dilihat dan didengar (menjangkau lebih dari satu indera).

Keterbatasan media slide-suara.

Page 6: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

a) Pembuatannya relatif sulit  daripada radio dan kaset.

b) Penggunaannya lebih sulit daripada radio dan kaset.

c) Visualisasinya tidak bisa menggambarkan gerakan.

d) Pemeliharaan dan penyimpangannya relatif sukar.

e) Daya jangkau terbatas.

f) Memelukan fasilitas dan perlengkapan yang khusus (ruang gelap, layar,

tenaga listrik).

b. Visual

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang

sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat mempelancar

pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat

mahasiswa dan memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata.

Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang

bermakna dan mahasiswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk

meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan

atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b)

diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan

struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang

antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart

(bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan

seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 1997:91).

Lezie dan Lentz (dalam Arsyad, 1997:16), mengemukakan empat fungsi

media pembelajaran khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi

afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensantoris. Fungsi atensi

media visual merupakan into, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian

mahasiswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan

makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi

afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan mahasiswa ketika

belajar (atau membaca) teks bergambar. Gambar atau lambing visual dapat

menggugah emosi dan sikap mahasiswa, misalnya informasi yang

Page 7: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

menyangkut masalah social atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari

temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau

gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris

media pembelajaran terihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang

memberikan konteks untuk memahami teks membantu mahasiswa yang lemah

dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

mengorganisasikan mahasiswa yang lemah dan lambat menerima dan

memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara

verbal.

c. Audio-Visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara disebut audio-visual

(Arsyad, 1997:94). Salah satu pekerjaan penting yang dilakukan dalam media

audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan

persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.

Naskah yang menjadi bahan disaring dari isi pelajaran yang kemudian

disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini

merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video

menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran media

harus mempertunjukkan  sesuatu yang dapat menarik perhatian semua

mahasiswa.

Menurut Arsyad (1997:94) ada beberapa petunjuk praktis untuk menulis

naskah narasi sebagai berikut.

1) Tulis singkat, padat, dan sederhana.

2) Tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama, dan mudah

diingat.

3) Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap. Pikirka frase yang dapat

melengkapi visual atau tuntun mahasiswa kepada hal-hal yang penting.

Page 8: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

4) Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau

digambarkan.

5) Tulislah dalam kalimat aktif.

6) Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. Diperkirakan setiap

kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang lebih satu 10 detik.

7) Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras.

8) Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya.

Storyboard dikembangkan dengan memerhatikan beberapa petunjuk di

bawah ini.

1) Menetapkan jenis visual apa yang akan digunakan untuk mendukung isi

pelajaran, dan mulai membuat sketsanya.

2) Pikirkan bagian yang akan diperankan audio dalam paket program. Audio

bisa dalam bentuk: diam, sound effect khusus, suara latar belakang, musik,

dan narasi. Kombinasi suara akan dapat memperkaya paket program itu.

3) Lihat dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard.

4) Reviu storyboard sambil mengecek hal-hal berikut.

(a) semua audio dan grafik cocok dengan teks

(b) pengantar dan pendahuluan menampilkan penarik perhatian

(c) informasi penting telah dicakup

(d) urutan interktif telah digabungkan

(e) strategi dan taktik belajar telah digabungkan

(f) narasi singkat padat

(g) program mendukung latihan-latihan

(h) alur dan organisasi program mudah diikuti dan dimengerti

5) Kumpul dan paparkan semua storyboard sehingga dapat terlihat bagus.

6) Kumpulkan anggota tim produksi untuk meriviu dan mengkritik

storyboard.

7) Catat semua komentar, kritik, dan saran-saran.

8) Revisi untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi.

Page 9: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

Dale (dalam Arsyad, 1997:23), mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-

visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan dosen berperan aktif dalam

proses pembelajaran. Hubungan dosen-mahasiswa tetap merupakan elemen paling

penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Dosen harus selalu hadir untuk

menyajikan matri pelajaran dengan bantuan media apa saja.

D. KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan

bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa

kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.

1) Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran.

Sebagaiman diketahui bahwa tujuan pengajaran mencakup daerah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu

dipertimbangkan sejauh mana media tersebut mampu mengembangkan

kemampuan atau prilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan yang akan

dicapai.

2) Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media

mempunyai nilai kegunaan masing-masing. Hal ini harus dijadikan bahan

pertimbangan dalam memilih jemis media yang digunakan .

3) Kemampuan dosen menggunakan suatu jenis media. Betapapun tingginya

nilai kegunaan suatu media, hal itu tidak akan memberikan manfaat yang

optimum, jika dosen kurang/belum mampu menanganinya dengan baik. Oleh

karena itu, kesederhanaan pembuatan dan penggunaan media sering menjadi

faktor penentu bagi dosen dalam memilih media.

4) Keluwesan atau fleksibelitas dalam penggunaannya. Dalam memilih media

harus dipertimbangkan pula faktor keluwesan/fleksibelitas, dalam arti

seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis dalam berbagai

situasi dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

5) Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada. Salah

satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah kurangnya waktu

yang tersedia, apalagi kalau kurikulumnya terlalu sarat isinya. Salah satu

Page 10: TRIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERDOSENAN TINGGI AGAR TIDAK MEMBOSANKAN

faktor yang perlu pula dipertimbangkan dalam memlilih media ialah seberapa

jauh penggunaan media tersebut masih sesuai dengan alokasi waktu yang

tersedia bagi pengajaran yang bersagkutan

6) Ketersediaannya. Seringkali media yang terbaik tidak tersedia sehingga dosen

memilih media yang lain karena media tersebut sudah tersedia atau mudah

menyediakannya.

7) Biaya. Dosen atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murab

atau ekonomis, sehingga media yang paling ampuh tapi jarang digunaskan.