trend keperawatan komunitas fix

17
NAMA : ALPIANOR NIM : I1B111216 TREND DAN ISU KEPERAWATAN KOMUNITAS 1. Definisi Trend Keperawatan Komunitas Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan sama yaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi dalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer seperti “always trade in the direction of the trend”, “never buck the trend”, atau “the trend is your friend”. Tulisan singkat ini mencoba mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tren dan mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori. Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan “tembusan” (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang menentukan

Upload: alpi-anor

Post on 29-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Trend Keperawatan Komunitas FIX

NAMA : ALPIANOR

NIM : I1B111216

TREND DAN ISU KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Definisi Trend Keperawatan Komunitas

Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalam

berbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan

sama yaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka

berpartisipasi dalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah

populer seperti “always trade in the direction of the trend”, “never buck the

trend”, atau “the trend is your friend”. Tulisan singkat ini mencoba mengupas dan

mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tren dan mengklasifikasikannya dalam

beberapa kategori.

  Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita

membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam

analisa teknikal. Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran

atau sesuatu yang aktual tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan

bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag.     Gerakan Zigzag ini membentuk

rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan “tembusan”

(through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang     menentukan tren.

Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau menyamping (sideways). Arah

gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuah tren menaik

(uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through yang

menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu serangkaian peak

dan through yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak dan through yang

cenderung menyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun tren yang

dimaksud disini adalah tren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan

trough.

            Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming,

actual, dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan

komunitas.

Page 2: Trend Keperawatan Komunitas FIX

2. Definisi Isu Keperawatan Komunitas

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi

atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,

politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,

ataupun tentang krisis.

Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu

dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi

perhatian, yang terlintas khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu

berarti sebuah pokok persoalan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah “masalah

yang    dikedepankan”. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993,

isu adalah :

Masalah yang dikedepankan untuk ditangani

Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya

Kabar, desas-desus.

Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar

terjadi atau   akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan

berita hangat. Jadi, isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang

dikedepankan untuk ditangani atau desas - desus dalam ruang lingkup

keperawatan komunitas.

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara

terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga

pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup

masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan

tersebut.

Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena focus

asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan

adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan

keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau

kesehatan masayrakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau

kesehatan. 

Page 3: Trend Keperawatan Komunitas FIX

3. Trend dan Isu Keperawatan Komunitas

Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai tempat

praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara

terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim

asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan

keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan

aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai

profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas

dari organisasi keperawatan professional menggambarkan trend praktik

keperawatan.

Tren yang sedang dibicarakan adalah:

1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional.

2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan.

3. Puskesmas Idaman.

1. Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional.

Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara

individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger,

dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang

nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah

memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah keperawatan komunitas.

Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau

meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan

bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan

(Rogge,1987).

Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat

adalah wanita dan poolitik merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990).

Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam

kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat perawtan

professional.

Page 4: Trend Keperawatan Komunitas FIX

Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya seperti pada

Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-council,1991). Strategi spesifik

pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini,

berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik,

dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan.

2 Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan

Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung

semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan

pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam

mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang

karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak perubahan tersebut

dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan

kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar dikarnakan

adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan

individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat

1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan

perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi

usia, penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar. 

2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu

perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung,

kanker, depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme,

dan yang akhir-akhir ini marak adalah penyalahgunaan narkotika. 

3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social. Perkembangan

industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di sertai

perubahan-perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-

kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan masyarakat. 

4. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan

meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan

Page 5: Trend Keperawatan Komunitas FIX

kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencpaian

kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.

 5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau

wewenang pada perawat.

6. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya

pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.

3. Puskesmas Idamam

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan

bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi

pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan

kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha

untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma

dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang

memenuhi harapan Masyarakat”. 

Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang

bermutu yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi

atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.

Visi dan Misi Puskesmas Idaman 

1. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman yang

menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan

datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi

atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal. 

2. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai

berikut:

· Memastikan Pelanggan Puskesmas.Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk

mengetahui seberapa besar potensipasar yang akan kita layani.

· Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.Psikografi pelanggan perlu

diketahui untuk mengetahui budaya , perilaku dankebutuhan masyarakat akan

Page 6: Trend Keperawatan Komunitas FIX

pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.

· Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman.Pola pikir semua

pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai

mempunyai polapikir yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di

Puskesmas Idaman. 

· Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil keputusan dan

memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.Pegawai di

garis depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket, merupakan orang

pertama yang kontak dengan pelanggan, oleh karena itu mereka banyak

mengetahui informasi yang kita butuhkan dalam pengambilan keputusan

pelaksanaan pelayanankesehatan di Puskesmas Idaman. 

· Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada

Pelanggan.Dengan memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan ”WOO”,

maka hal tersebut akan membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang

juga dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan.

· Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan

”Customer Market Relationship”.Komunikasi dengan pelanggan yang terjalin

baik, akan menimbulkan ikatan batin antar mereka sehingga hal tersebut akan

membuat pelanggan menjadi loyal.

· Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu

pelayanan kesehatan.

Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena pengaruh

lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan pelanggan yang terus

berubah, untuk itu Puskesmas Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan

tersebut, sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang

memuaskan pelanggan.

4. Trend Keperawatan Komunitas dan Implikasinya di Indonesia

Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai

suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia

dan keterampilan terorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada

Page 7: Trend Keperawatan Komunitas FIX

keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk

memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan

masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok

yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan

kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan

pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang

menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan

selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan

pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang

diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di

dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan

bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah

meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.

Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup

besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat spesialis

comunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program

tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.

Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum

banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun

jejaring kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama

dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang

memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan

kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001). Pada bagian lain Ervin (2002)

menegaskan bahwa perawat spesialis komunitas memiliki tugas yang sangat

penting untuk membangun dan membina kemitraan dengan anggota masyarakat.

Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan merupakan tujuan utama dalam

konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang perlu dioptimalkan

(community-as-resource), dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki

ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam

menciptakan perubahan di masyarakat. Terdapat lima model kemitraan yang

menurut anggapan penulis cenderung dapat dipahami sebagai sebuah ideologi

Page 8: Trend Keperawatan Komunitas FIX

kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam

membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan

tersebut antara lain:

1. kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005),

2. pluralisme baru (new-pluralism),

3. radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented

radicalism),

4. kewirausahaan (entrepreneurialism)

5. dan membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan

Randall, 1992).

Berkaitan dengan praktik keperawatan komunitas di atas, maka model

kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya

pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah

model kewirausahaan (entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki

dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) kemudian diterjemahkan

sebagai upaya advokasi masyarakat dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-

determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip

kewirausahaan. Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya

dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang

memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang

dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama

berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan bidang kesehatan.

Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi sangat terpengaruh

dengan dinamika perkembangan masyarakat (William, 2004; Korsching &

Allen, 2004), dan perkembangan kemasyarakatan tentunya juga akan

mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang dikembangkan

(Robinson, 2005) sesuai dengan slogan National Council for Voluntary

Organizations (NCVO) yang berbunyi : “New Times, New Challenges”

(Batsler dan Randall, 1992).

Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya

perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat

tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke

Page 9: Trend Keperawatan Komunitas FIX

pelayanan keperawatan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan

pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding sebelumnya (Depkes RI,

2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000).

Sedangkan secara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan “paradigma sakit”

yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah “paradigma sehat” yang

melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus

pelayanan (Cohen, 1996). Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang

untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas beserta pendekatan

kemitraan yang sesuai di Indonesia.

1. Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Nies dan Mc. Ewan (2001) mendeskripsikan pengembangan kesehatan

masyarakat (community health development) sebagai pendekatan dalam

pengorganisasian masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses

kesehatan masyarakat dan pembangunan masyarakat. Dalam pengembangan

kesehatan masyarakat, perawat spesialis komunitas mengidentifikasikan

kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan kemudian

mengembangkan, mendekatkan, dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan

kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait lainnya (Nies & Mc.Ewan,

2001; CHNAC, 2003; Diem & Moyer, 2004; Falk-Rafael, et al.,1999).

Bidang tugas perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari

kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di

dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan

McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya

peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat

menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan

sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Pendekatan pengorganisasian

masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development).

Tujuan dari penggunaan model pengembangan masyarakat adalah

(1) agar individu dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif

dalam setiap tahapan proses keperawatan, dan

(2) perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan kemandirian

masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan, perlindungan dan

Page 10: Trend Keperawatan Komunitas FIX

pemulihan status kesehatannya di masa mendatang (Nies & McEwan, 2001;

Green & Kreuter, 1991). Menurut Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari

proses keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan dan

kemandirian fungsional klien / komunitas melalui pengembangan kognisi dan

kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan kemampuan

masyarakat difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan, pencapaian tujuan,

perawatan mandiri, dan adaptasi masyarakat terhadap permasalahan kesehatan

sehingga akan berdampak pada peningkatan partisipasi aktif masyarakat.

2. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas dalam Pengembangan

Kesehatan Masyarakat

Menurut Hitchcock, Scubert, dan Thomas (1999) fokus kegiatan promosi

kesehatan adalah konsep pemberdayaan (empowerment) dan kemitraan

(partnership). Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai

proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi

transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan,

kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru.

Sedangkan kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua

pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan

atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat

dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan

yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan

(Mapanga & Mapanga, 2004)

3. Ideologi Entrepreneurialisme dalam Kemitraan Keperawatan Komunitas

Profesi perawat memiliki implikasi pada pengembangan praktik

keperawatan yang profesional, etis dan legal (PPNI, 2004) sehingga profesi

perawat berhak menyelenggarakan praktik secara mandiri atau berkelompok.

Berdasarkan tugas dan fungsi perawat spesialis komunitas tersebut, penulis

berpandangan bahwa perawat spesialis komunitas dalam membina kemitraan di

masyarakat perlu memiliki ideologi kewirausahaan (entrepreunership) sebab

segala tindakan dan kebijakan yang diambil selalu berkaitan dinamika perubahan

Page 11: Trend Keperawatan Komunitas FIX

kehidupan masyarakat, baik kehidupan sosial, ekonomi, dan politik (William,

2004; Korsching & Allen, 2004).

Menurut Batsleer dan Randall (1992) ideologi entrepreneurialisme

memiliki dua karakter, yaitu: prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib

sendiri (self determination). Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis komunitas

berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan masyarakat dalam

sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perawat spesialis komunitas

memainkan perannya sebagai advokator (pembela) dan mitra (partner) bagi

kliennya (masyarakat) (Stanhope & Lancaster, 1997). Sedangkan dalam prinsip

penentuan nasib sendiri, perawat sebagai profesi berhak untuk melaksanakan

praktik legal yang dapat diselenggarakan secara mandiri maupun berkelompok

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1239 tahun 2001. Praktik

keperawatan komunitas sebagai institusi perlu dijalankan secara profesional agar

dapat bertahan menghadapi perkembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik

yang dinamis.