trend keperawatan komunitas fix
TRANSCRIPT
![Page 1: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/1.jpg)
NAMA : ALPIANOR
NIM : I1B111216
TREND DAN ISU KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Definisi Trend Keperawatan Komunitas
Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalam
berbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan
sama yaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka
berpartisipasi dalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah
populer seperti “always trade in the direction of the trend”, “never buck the
trend”, atau “the trend is your friend”. Tulisan singkat ini mencoba mengupas dan
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tren dan mengklasifikasikannya dalam
beberapa kategori.
Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita
membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam
analisa teknikal. Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran
atau sesuatu yang aktual tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan
bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini membentuk
rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan “tembusan”
(through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang menentukan tren.
Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau menyamping (sideways). Arah
gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuah tren menaik
(uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through yang
menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu serangkaian peak
dan through yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak dan through yang
cenderung menyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun tren yang
dimaksud disini adalah tren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan
trough.
Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming,
actual, dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan
komunitas.
![Page 2: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Definisi Isu Keperawatan Komunitas
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis.
Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu
dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi
perhatian, yang terlintas khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu
berarti sebuah pokok persoalan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah “masalah
yang dikedepankan”. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993,
isu adalah :
Masalah yang dikedepankan untuk ditangani
Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya
Kabar, desas-desus.
Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar
terjadi atau akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan
berita hangat. Jadi, isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang
dikedepankan untuk ditangani atau desas - desus dalam ruang lingkup
keperawatan komunitas.
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan
tersebut.
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena focus
asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan
adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan
keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau
kesehatan masayrakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau
kesehatan.
![Page 3: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/3.jpg)
3. Trend dan Isu Keperawatan Komunitas
Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai tempat
praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara
terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim
asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan
keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan
aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai
profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas
dari organisasi keperawatan professional menggambarkan trend praktik
keperawatan.
Tren yang sedang dibicarakan adalah:
1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional.
2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan.
3. Puskesmas Idaman.
1. Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional.
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara
individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger,
dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang
nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah
memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah keperawatan komunitas.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau
meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan
bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan
(Rogge,1987).
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat
adalah wanita dan poolitik merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990).
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam
kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat perawtan
professional.
![Page 4: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/4.jpg)
Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya seperti pada
Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-council,1991). Strategi spesifik
pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini,
berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik,
dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan.
2 Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan
Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung
semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan
pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam
mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang
karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak perubahan tersebut
dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan
kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar dikarnakan
adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan
individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat
1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan
perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi
usia, penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar.
2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu
perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung,
kanker, depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme,
dan yang akhir-akhir ini marak adalah penyalahgunaan narkotika.
3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social. Perkembangan
industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di sertai
perubahan-perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-
kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan masyarakat.
4. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan
meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan
![Page 5: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/5.jpg)
kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencpaian
kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.
5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau
wewenang pada perawat.
6. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya
pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.
3. Puskesmas Idamam
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan
bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi
pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan
kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha
untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma
dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat”.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang
bermutu yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
Visi dan Misi Puskesmas Idaman
1. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman yang
menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan
datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
2. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai
berikut:
· Memastikan Pelanggan Puskesmas.Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk
mengetahui seberapa besar potensipasar yang akan kita layani.
· Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.Psikografi pelanggan perlu
diketahui untuk mengetahui budaya , perilaku dankebutuhan masyarakat akan
![Page 6: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/6.jpg)
pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
· Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman.Pola pikir semua
pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai
mempunyai polapikir yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di
Puskesmas Idaman.
· Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil keputusan dan
memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.Pegawai di
garis depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket, merupakan orang
pertama yang kontak dengan pelanggan, oleh karena itu mereka banyak
mengetahui informasi yang kita butuhkan dalam pengambilan keputusan
pelaksanaan pelayanankesehatan di Puskesmas Idaman.
· Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada
Pelanggan.Dengan memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan ”WOO”,
maka hal tersebut akan membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang
juga dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan.
· Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan
”Customer Market Relationship”.Komunikasi dengan pelanggan yang terjalin
baik, akan menimbulkan ikatan batin antar mereka sehingga hal tersebut akan
membuat pelanggan menjadi loyal.
· Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
Perubahan organisasi akan terjadi terus menerus, baik karena pengaruh
lingkungan internal maupun eksternal serta tuntutan pelanggan yang terus
berubah, untuk itu Puskesmas Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan
tersebut, sehingga dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang
memuaskan pelanggan.
4. Trend Keperawatan Komunitas dan Implikasinya di Indonesia
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia
dan keterampilan terorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada
![Page 7: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/7.jpg)
keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk
memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan
masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok
yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang
menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan
selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan
pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang
diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di
dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup
besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat spesialis
comunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program
tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum
banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun
jejaring kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama
dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang
memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan
kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001). Pada bagian lain Ervin (2002)
menegaskan bahwa perawat spesialis komunitas memiliki tugas yang sangat
penting untuk membangun dan membina kemitraan dengan anggota masyarakat.
Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan merupakan tujuan utama dalam
konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang perlu dioptimalkan
(community-as-resource), dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki
ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam
menciptakan perubahan di masyarakat. Terdapat lima model kemitraan yang
menurut anggapan penulis cenderung dapat dipahami sebagai sebuah ideologi
![Page 8: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/8.jpg)
kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam
membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan
tersebut antara lain:
1. kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005),
2. pluralisme baru (new-pluralism),
3. radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented
radicalism),
4. kewirausahaan (entrepreneurialism)
5. dan membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan
Randall, 1992).
Berkaitan dengan praktik keperawatan komunitas di atas, maka model
kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya
pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah
model kewirausahaan (entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki
dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) kemudian diterjemahkan
sebagai upaya advokasi masyarakat dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-
determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip
kewirausahaan. Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya
dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang
memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang
dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama
berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan bidang kesehatan.
Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi sangat terpengaruh
dengan dinamika perkembangan masyarakat (William, 2004; Korsching &
Allen, 2004), dan perkembangan kemasyarakatan tentunya juga akan
mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang dikembangkan
(Robinson, 2005) sesuai dengan slogan National Council for Voluntary
Organizations (NCVO) yang berbunyi : “New Times, New Challenges”
(Batsler dan Randall, 1992).
Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya
perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat
tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke
![Page 9: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/9.jpg)
pelayanan keperawatan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan
pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding sebelumnya (Depkes RI,
2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000).
Sedangkan secara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan “paradigma sakit”
yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah “paradigma sehat” yang
melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus
pelayanan (Cohen, 1996). Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang
untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas beserta pendekatan
kemitraan yang sesuai di Indonesia.
1. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Nies dan Mc. Ewan (2001) mendeskripsikan pengembangan kesehatan
masyarakat (community health development) sebagai pendekatan dalam
pengorganisasian masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses
kesehatan masyarakat dan pembangunan masyarakat. Dalam pengembangan
kesehatan masyarakat, perawat spesialis komunitas mengidentifikasikan
kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan kemudian
mengembangkan, mendekatkan, dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan
kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait lainnya (Nies & Mc.Ewan,
2001; CHNAC, 2003; Diem & Moyer, 2004; Falk-Rafael, et al.,1999).
Bidang tugas perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari
kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan
McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Pendekatan pengorganisasian
masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development).
Tujuan dari penggunaan model pengembangan masyarakat adalah
(1) agar individu dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif
dalam setiap tahapan proses keperawatan, dan
(2) perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan kemandirian
masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan, perlindungan dan
![Page 10: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/10.jpg)
pemulihan status kesehatannya di masa mendatang (Nies & McEwan, 2001;
Green & Kreuter, 1991). Menurut Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari
proses keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan dan
kemandirian fungsional klien / komunitas melalui pengembangan kognisi dan
kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan kemampuan
masyarakat difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan, pencapaian tujuan,
perawatan mandiri, dan adaptasi masyarakat terhadap permasalahan kesehatan
sehingga akan berdampak pada peningkatan partisipasi aktif masyarakat.
2. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas dalam Pengembangan
Kesehatan Masyarakat
Menurut Hitchcock, Scubert, dan Thomas (1999) fokus kegiatan promosi
kesehatan adalah konsep pemberdayaan (empowerment) dan kemitraan
(partnership). Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan,
kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru.
Sedangkan kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua
pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan
yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
(Mapanga & Mapanga, 2004)
3. Ideologi Entrepreneurialisme dalam Kemitraan Keperawatan Komunitas
Profesi perawat memiliki implikasi pada pengembangan praktik
keperawatan yang profesional, etis dan legal (PPNI, 2004) sehingga profesi
perawat berhak menyelenggarakan praktik secara mandiri atau berkelompok.
Berdasarkan tugas dan fungsi perawat spesialis komunitas tersebut, penulis
berpandangan bahwa perawat spesialis komunitas dalam membina kemitraan di
masyarakat perlu memiliki ideologi kewirausahaan (entrepreunership) sebab
segala tindakan dan kebijakan yang diambil selalu berkaitan dinamika perubahan
![Page 11: Trend Keperawatan Komunitas FIX](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082200/55cf9808550346d0339523d9/html5/thumbnails/11.jpg)
kehidupan masyarakat, baik kehidupan sosial, ekonomi, dan politik (William,
2004; Korsching & Allen, 2004).
Menurut Batsleer dan Randall (1992) ideologi entrepreneurialisme
memiliki dua karakter, yaitu: prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib
sendiri (self determination). Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis komunitas
berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan masyarakat dalam
sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perawat spesialis komunitas
memainkan perannya sebagai advokator (pembela) dan mitra (partner) bagi
kliennya (masyarakat) (Stanhope & Lancaster, 1997). Sedangkan dalam prinsip
penentuan nasib sendiri, perawat sebagai profesi berhak untuk melaksanakan
praktik legal yang dapat diselenggarakan secara mandiri maupun berkelompok
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1239 tahun 2001. Praktik
keperawatan komunitas sebagai institusi perlu dijalankan secara profesional agar
dapat bertahan menghadapi perkembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik
yang dinamis.