trauma, penunjang, pemeriksaan, forensik

Upload: lulufandy

Post on 02-Mar-2016

96 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Trauma, pemeriksaan penunjang, forensik

TRANSCRIPT

  • apa sajakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan? apakah pemeriksaan yang sudah dilakukan cukup?

    Pemeriksaan Forensik Terhadap Korban Kecelakaan Lalu LintasPada kematian yang berhubungan dengan sarana transportasi, pemeriksaan postmortem dilakukan untuk beberapa alasan :- Untuk secara positif menegakkan identitas dari korban, terutama bila jenazah telah terbakar habis, atau termutilasi.- Untuk menentukan sebab kematian dan apakah kematian disebabkan kesalahan atau kecacatan sarana transportasi. Untuk menentukan seberapa luas luka yang diterima.- Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan yang dapat menyebabkan kecelakaan tersebut, seperti infark miokardial atau keracunan obat.- Untuk mendokumentasikan penemuan untuk kemungkinan penggunaannya yang mengarah kepada penegakkan keadilan.

    Bukti-bukti sisa dapat ditemukan pada kecelakaan kendaraan bermotor, danpada kasus-kasus tertentu harus dikumpukan sebagai barang bukti. Barang bukti inidapat menjadi penting selanjutnya bila posisi dari penumpang dari kendaraan bermotor pada waktu terjadinya benturan dipertanyakan. Bukti sisa ini dapat ditemukan di dalam kendaraan ataupun pada tubuh korban. Pencarian bukti dapatdilakukan antara lain :a. Dalam kendaraanCarilah rambut, darah, ataupun sobekan baju ataupun rambut dari penumpang yang tertinggal pada pecahan kaca, gagang pintu/kenop, atau permukaan yang dimana terjadi benturan.b. Pada tubuh korbanCarilah tempelan cat, fragmen kaca, ataupun bagian dari kendaraan yang bisa tertanam pada luka.

    Toksikologi juga seharusnya dilakukan baik pada pengemudi maupun penumpang pada kecelakaan lalu lintas. Analisa ini haruslah mencakup pemeriksaan untuk alkohol, karbon monoksida (CO), obat-obatan, dan narkotika. Beberapa kecelakaan lalu lintas disebabkan karena tindakan bunuh diri (suicidal action). Beberapa bukti yang menyokong (corroborating evidences) keadaan bisa ditemukan pada kasus seperti ini, seperti:a. Korban biasanya mempunyai sejarah percobaan bunuh diri ataupun mengidap penyakit mental.b. Bukti pada tubuh korban yang menyokong dapat ditemukan, seperti luka lama maupun baru, irisan pada pergelangan, ataupun mengkonsumsi obat-obatan pada dosis letal. Dan pada beberapa kasus, individu akan menembak dirinya sendiri di dada ataupun dikepala sewaktu mengendarai kendaraan.c. Investigasi pada tempat kejadian perkara (TKP) tidak memperlihatkan adanya bukti-bukti ataupun adanya saksi yang mendukung.d. Kendaraan bisa sudah keluar dari jalur dan dikemudikan langsung menuju kepada benda yang tidak bergerak, ataupun sangat jarang ke arah kendaraan dari arah berlawanan.e. Bukti lain yang dapat ditemukan seperti adanya batu ataupun objek yang besar diletakkan di bawah injakan rem kendaraaan. Bila tabrakan dari kendaraan menyebabkan kebakaran, dan bila tubuh terbakar, segala upaya haruslah dilaksanakan untuk mengidentifikasi jenazah yang terbakar.

    JAWAB: Pemeriksaan yang dilakukan pada Otopsi KLL yaitu golongan darah dan alkohol tersebut belum cukup, karena masih memerlukan pemeriksaan karbon monoksida, obat-obatan dan narkotika. dengan indikasi medik yang jelas, separti faktor risiko atau riwayat rekam medik sebelumnya, dapat di tambahkan pemeriksaan penunjang lain, separti toksikologi atau patologi anatomi.

  • 1. Odontologi bila tak dikenal, koordinasi dengan dokter gigi2. Sidik jari (daktiloskop), kerjasama dengan dokter anthropolog3. Patologi anatomi4. Toksikologi bila:

    o Dugaan, cukup lambung dan isinyao Indikasi keracunan, yang diambil:o Lambung dan ususo Hepar, lien, ginjalo Paru, otak, lidaho Rambut, kuku, kulit( keracunan kronis)

    Pemeriksaan penunjang mempergunakan formulir yang tersedia dengan pengiriman (surat ini):

    1. Golongan darah deteksi alkohol dan narkoba2. PA ke Instalasi PA RSUP Dr. Sardjito3. Toksikologi sederhana ke BLK (Balai Laboratorium Kesehatan) DIY4. Toksikologi luas ke Labkrim (Laboratorium Kriminal) Polda Jateng5. Larva ke Laboratorium Parasitologi untuk kasus membusuk dengan ditemukannya lalat (menentukan umur lalat dan penunjang saat kematian)6. Mikrobiologi berupa sampel darah dari ruang jantung bila ada dugaan sepsis7. Anthropologi berupa sampel tulang-tulang untuk identifikasi (umur, jenis kelamin,ras)

    pada pangkal jari ke tiga dan ke empat kiri terdapat luka robek (laserasi), jumlah tunggal,tepi luka tak beraturan, tak didapatkan jembatan jaringan dengan dasar luka otot, kondisi bersih, ukuran 1x0.5x0.2cm dan 3x1x0.5cm. jari ke 4 tulang patah. apa arti dan penyebabnya?

    Laserasi (Luka robek)Suatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat menyebabkan kontusio dari jaringan subkutan, seperti pinggiran balok kayu, ujung dari pipa, permukaan benda tersebut cukup lancip untuk menyebabkan sobekan pada kulit yang menyebabkan laserasi. Laserasi disebabkan oleh benda yang permukaannya runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan bawah kulit dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan bawah kulit. Tepi dari laserasi ireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian yang lebih rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi.Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan dibawahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. Jembatan jaringan, tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka oleh benda tajam seperti pisau. Tepi dari laserasi dapat menunjukkan arah terjadinya kekerasan. Tepi yang paling rusak dan tepi laserasi yang landai menunjukkan arah awal kekerasan. Sisi laserasi yang terdapat memar juga menunjukkan arah awal kekerasan.

    Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasan tersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihan terjadi sebelum robeknya jaringan terjadi. Sehingga pukulan yang terjadi karena palu tidak harus berbentuk permukaan palu atau laserasi yang berbentuk semisirkuler. Sering terjadi sobekan dari ujung laserasi yang sudutnya berbeda dengan laserasi itu sendiri yang disebut dengan swallow tails. Beberapa benda dapat menghasilkan pola laserasi yang mirip.Seiring waktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut, perubahan tersebut tampak pada lecet dan memarnya. Perubahan awal yaitu pembekuan dari darah, yang berada pada dasar laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau membran mukosa. Bekuan darah yang bercampur dengan bekuan dari cairan jaringan bergabung membentuk eskar atau krusta. Jaringan parut pertama kali tumbuh pada dasar

  • laserasi, yang secara bertahap mengisi saluran luka. Kemudian, epitel mulai tumbuh ke bawah di atas jaringan skar dan penyembuhan selesai. Skar tersebut tidak mengandung apendises meliputi kelenjar keringat, rambut dan struktur lain.Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak seperti luka atau memar. Pembagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, dan lebih dari beberapa hari. Laserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakan ddengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya perdarahan.Laserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. Sebuah laserasi kecil tanpa adanya robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila perdarahan terjadi terus menerus. Laserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan sub kutis dapat menyebabkan perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan sampai dengan kematian. Adanya diskontinuitas kulit atau membran mukosa dapat menyebabkan kuman yang berasal dari permukaan luka maupun dari sekitar kulit yang luka masuk ke dalam jaringan. Port d entree tersebut tetap ada sampai dengan terjadinya penyembuhan luka yang sempurna. Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya pada saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat menyebabkan disfungsi dari sendi tersebut. Benturan yang terjadi pada jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan emboli lemak pada paru atau sirkulasi sistemik. Laserasi juga dapat terjadi pada organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu pukulan seperi pada organ jantung, aorta, hati dan limpa.Hal yang harus diwaspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang komplit yang dapat terjadi dalam jangka waktu lama setelah trauma yang dapat menyebabkan perdarahan hebat.