transnusa aviation geser nam air -...

1

Upload: doandan

Post on 23-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

29 Jumat, 27 Juli 2018 T R A N S P O R TA S I & L O G I S T I K �KETEPATAN WAKTU MASKAPAI

TransNusa Aviation Geser NAM AirJAKARTA — Maskapai penerbangan TransNusa

Aviation Mandiri secara mengejutkan berhasil meraih peringkat pertama maskapai paling tepat waktu

sepanjang semester I/2018.

Rio Sandy [email protected]

Berdasarkan data Direktorat Perhu-bungan Udara Kementerian Perhubungan pada Kamis (26/7), maskapai mencatat-kan ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP) sebesar 91% dengan sembilan kali mengalami keterlambatan (delay), dan tanpa ada penerbangan yang dibatalkan.

Secara mengejutkan, maskapai yang melayani penerbangan wilayah Indone-sia Timur terutama di Nusa Tenggara dan Bali tersebut mampu mengalahkan kelompok maskapai besar lain seperti Garuda Indonesia Group, Lion Air Group, dan Sriwijaya Air Group.

Untuk peringkat kedua ditempati oleh Batik Air dengan 90%. Raihan positif tersebut justru berbeda jauh dibandingkan dengan dua maskapai milik Lion Air Group yang lain, yakni Lion Air 67% dan Wings Air 64%. Adapun, delay yang dialami Lion dan Wings sebanyak 33 kali dan 36 kali penerbangan.

Peringkat ketiga ditempati Garuda Indonesia sebesar 89% dengan 11 kali penerbangan yang mengalami delay. Anak usahanya, Citilink Indonesia mampu mengekor di peringkat kelima dengan OTP 87%.

Peringkat keempat diduduki oleh NAM Air yang berhasil meraih OTP hingga 89%, atau sama dengan capaian Garu-da. Hasil OTP maskapai lain dari grup tersebut, Sriwijaya Air, tidak berbeda jauh, yakni 85% dengan 15 kali pe-nerbangan delay.

Dalam data itu, total jumlah pener-bangan sebanyak 415.961 kali dengan jumlah yang tepat waktu mencapai 326.461 kali penerbangan atau 78,48% sedang-

kan 87.509 penerbangan atau 21,04% terlambat.

Executive Vice President TransNusa Bayu Sutanto optimistis bisa menjaga tingkat ketepatan waktu terbang di atas 90% hingga akhir 2018.

Menurutnya, tantangan utama adalah soal kesadaran manajemen untuk men-jadikan OTP sebagai citra dan efi siensi dalam operasional. Dia menilai komitmen manajemen untuk mencapai target kinerja menjadi kunci utama.

“Kami menargetkan OTP tahun ini mencapai 90%, sementara rute-rute yang sudah dioperasikan hingga saat ini men-capai 16 rute,” katanya.

Dia menambahkan upaya lain adalah mampu mengomunikasikan target kepada semua tim dan lini sehingga menjaga keharmonisan kerja. Selanjutnya, selalu melakukan monitor proses bisnis agar bisa segera dilakukan perbaikan bila mengalami kendala.

Sementara itu, Direktur Komersial Sriwijaya Air Group Toto Nursatyo ber-

janji melakukan sejumlah pembenahan agar tingkat ketepatan waktu terbang bisa mencapai di atas 90% sepanjang tahun ini.

“Tahun ini target OTP untuk NAM Air dan Sriwijaya masing-masing 93% dan 90%,” kata Toto.

Berdasarkan data Direktorat Perhubung-an Udara, dua maskapai milik keluarga Chandra Lie harus puas berada di luar peringkat tiga besar sepanjang semester I/2018.

NAM Air berada di peringkat keem-pat yang berhasil meraih OTP hingga 89%, sedangkan hasil OTP Sriwijaya Air yakni 85% dengan 15 kali pener-bangan delay di peringkat keenam. Capaian tersebut menurun dibandingkan dengan OTP 2017.

Saat itu, NAM Air secara mengejut-kan menempati posisi pertama yang me-nyandang peringkat sebagai maskapai penerbangan paling tepat waktu dengan OTP 92,62%, sedangkan Sriwijaya Air yang bertengger di urutan kedua dengan OTP 88,69%.

PERMINTAAN REGULATORDirjen Perhubungan Udara Kemen-

hub Agus Santoso mendesak maskapai nasional terus meningkatkan ketepatan waktu terbang dan tetap mengutamakan keselamatan penerbangan.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan dari hasil la-poran OTP 12 maskapai nasional, seba-nyak 87.509 dari 415.961 penerbangan mengalami keterlambatan waktu terbang. Jumlah tersebut berkontribusi hingga 21,04% dari keseluruhan penerbangan pada semester I/2018.

“Saya minta seluruh operator angkutan udara untuk meningkatkan OTP dan juga safety. Keduanya merupakan tuntutan masyarakat,” kata Agus.

Dia menambahkan penyebab delay faktor teknik operasional sebesar 7,80% dan faktor nonteknis operasional 7,77%. Adapun, jumlah pembatalan penerbangan mencapai 1.991 penerbangan atau 0,48%.

Catatan tersebut, imbuhnya, harus menjadi bahan evaluasi masing-masing

maskapai untuk dapat meningkatkan pelayanan lebih baik kepada masya-rakat.

Dia juga mendorong seluruh pemangku kepentingan penerbangan untuk melaku-kan Kelaikudaraan Lanjutan (Continuing Airworthiness).

Regulator akan tetap mempertahankan oversight dan surveillance. Adapun, ope-rator harus mematuhi aturan dan standar prosedur operasi masing-masing yang

sudah ditetapkan. Namun, Agus juga menyatakan agar hubungan regulator dan operator dipererat untuk bisa saling bekerja sama.

Menurutnya, continuing airworthiness hanya bisa dilakukan dengan baik jika antara regulator dan operator terjalin hubungan yang harmonis untuk bisa saling tukar menukar pengalaman dan mbuat solusi strategi serta kerja sama yang bagus.

64

65

67

71

77

80

85

87

89

89

90

91

Wings Air

Travel Express

Lion Air

Susi Air

Indonesia AirAsia Ekstra

Indonesia AirAsia

Sriwijaya Air

Citilink Indonesia

Garuda Indonesia

NAM Air

Batik Air

TransNusa

Peringkat On Time PerformancePenerbangan Domestik Semester I/2018 (%)

Sumber:Ditjen

PerhubunganUdara

Kemenhub,2018

BISNIS/TRI UTOMO

�Pada 2017, NAM Air men-duduki peringkat pertama predikat maskapai paling tepat waktu.

�TransNusa Aviation opti-mistis bisa mempertahankan posisi peringkat pertama maskapai tepat waktu se-panjang semester I/2018.

�Kemenhub meminta mas-kapai nasional memperbaiki catatan OPT dan memper-tahankan standar kesela-matan.

benny
Rectangle
langgeng
Typewriter
27 Juli 2018, Bisnis Indonesia | Hal. 29, Investor Daily | Hal. 14, Media Indonesia | Hal. 19, Kontan | Hal. 6