translate jurnal hal 31

3
hal 31 5.5 Konstruksi Peta (Domain Spasial) Untuk generasi peta sesuatu gambar harus dikonstruksi dari data yang diukur hanya relative sedikit poin dari kulit kepala. Bermula dengan nomer yang terbatas dari poin data yang sebenar, suatu gambar terdiri dari poin-poin(pixels) data dihasilkan. Gambar 19 (baris 3 dan 4) menunjukkan bahwa tampilan sebagian nilai yang diukur merupakan sedikit dari bagian-bagain peta bahkan setelah transformasi nilai-nilai tersebut menggunakan skala warna. Interpolasi digunakan untuk mengisi kesenjangan diantara nilai-nilai 19. Interpolasi linear menggunakan tiga atau empat elektroda terdekat, misalnya nilai pixel diperlakukan sebagai rata-rata matematika dari empat elektroda terdekat, berbanding terbalik dengan jarak masing-masing. Interpolasi linear memiliki keuntungan perhitungan cepat oleh komputer. Kekurangannya adalah maksimal dan minimal aktifitas sering di lokasi tapak-tapak elektroda. Metode-metode interpolasi lain seperti interpolasi spline permukaan (Ashida et al.1984; Perin et al.1987), memaparkan maksimal atau minimal diantara elektroda- elektroda dan menghasilkan peta-peta yang lebih halus, namun waktu komputasi yang dibutuhkan jauh lebih lama. Contoh di gambar 19 menunjukkan interpolasi nilai-nilai diantara tapak-tapak elektroda menggunakan empat elektroda terdekat dan memperhitungkan sekitar 4000 nomer-nomer atau poin-poin data (pixels). Menghadapi sejumlah besar nilai-nilai seperti

Upload: kristina-ferguson

Post on 09-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jghhugukhkjhnkj

TRANSCRIPT

hal 315.5 Konstruksi Peta (Domain Spasial)

Untuk generasi peta sesuatu gambar harus dikonstruksi dari data yang diukur hanya relative sedikit poin dari kulit kepala. Bermula dengan nomer yang terbatas dari poin data yang sebenar, suatu gambar terdiri dari poin-poin(pixels) data dihasilkan. Gambar 19 (baris 3 dan 4) menunjukkan bahwa tampilan sebagian nilai yang diukur merupakan sedikit dari bagian-bagain peta bahkan setelah transformasi nilai-nilai tersebut menggunakan skala warna. Interpolasi digunakan untuk mengisi kesenjangan diantara nilai-nilai 19. Interpolasi linear menggunakan tiga atau empat elektroda terdekat, misalnya nilai pixel diperlakukan sebagai rata-rata matematika dari empat elektroda terdekat, berbanding terbalik dengan jarak masing-masing. Interpolasi linear memiliki keuntungan perhitungan cepat oleh komputer. Kekurangannya adalah maksimal dan minimal aktifitas sering di lokasi tapak-tapak elektroda. Metode-metode interpolasi lain seperti interpolasi spline permukaan (Ashida et al.1984; Perin et al.1987), memaparkan maksimal atau minimal diantara elektroda-elektroda dan menghasilkan peta-peta yang lebih halus, namun waktu komputasi yang dibutuhkan jauh lebih lama. Contoh di gambar 19 menunjukkan interpolasi nilai-nilai diantara tapak-tapak elektroda menggunakan empat elektroda terdekat dan memperhitungkan sekitar 4000 nomer-nomer atau poin-poin data (pixels). Menghadapi sejumlah besar nilai-nilai seperti membingungkan dan hanya translasi dalam domain spasial dengan peta abu-abu atau berwarna membuat informasi dapat dimengertikan. Gambar 19 menggambarkan bagaimana suatu peta yang dapat dimengerti dan diinterpretasi didata dari 19 pengukuran poin-poin diatas kepala.

Metode-metode lain untuk mempresentasikan informasi dalam cara yang sederhana dan bisa diserap termasuk peta-peta kontour (baris-baris isopotensial) dan model-model kepala tiga dimensi (gambar 20). Keuntungan model-model kepala tiga dimensi adalah kemandirian referensi dalam domain waktu (Dierks et al.1989 a). Nuwer (1988) memperkenalkan tampilan format-bar (gambar 21). Dibandingkan dengan format-format baris hal ini memiliki keuntungan dalam menunjukkan kesemua waktu atau frekuensi aksis berterusan, sebaliknya dengan peta tinggal dengan perwakilan data pada hanya satu poin atau band sepanjang waktu atau frekuensi aksis.

Transformasi dari nomer pengukuran nilai-nilai yang terbatas ke peta yang dapat dipahami dengan cara interpolasi adalah perbedaan utama dengan rekaman EEG dan EP konvensional dan khususnya untuk EEG kuantitatif.

Peta-peta dapat dihasilkan dari (a) EEG yang berlanjut sebagai presentasi amplitudo (misalnya evaluasi spike, kompleks K), (b) konten spektra dari EEG dan (c) amplitudo-amplitudo EPs. Sebagai tambahan, hasil dari penggunaan langkah-langkah statistik, sebagai contoh, test mahasiswa (tes t) dan statistik z dapat divisualisasi dalam bentuk peta. Gambar dalam atlas ini termasuk peta-peta statistik, peta-peta amplitudo spektra (square roof of power in V), peta-peta amplitudo EP dan peta-peta statistik membandingkan kelompok-kelompok.