translate jurnal aulia

11
Kejadian cerebrovaskular akut adalah kejadian penting dalam kedokteran dan masalah dalam masyarakat baik morbiditas dan mortalitasnya, dan mempunyai peningkatan yang signifikan da;am disabilitas baik sementara maupun permanen. Stroke adalah penyebab nomor 3 paling banyak dalam kejadian kematian karena kardiovaskular., dan disabilitas terjadi pada 60% pasien yang hidup. Jika penelitian epidemiologi ini tidak mengalami perubahan, pada dapat diprediksi bahwa tahun 2015 stroke yang fatal dapat meningkat 6,7 juta penderita di tahun 2015 dan 2,8 juta pada tahun 2030. Lebih dari 400 ribu penderita yang terdaftar di rusia, dan 70-85% adalah stroke iskemik. Risiko cerebrovaskular meningkat oleh lebih dari 10 kali lipat pada pasien yang mengalami stroke atau serangan akut sementara (TIA). Stroke iskemik serangan kedua terjadi 5 tahun kemudian pada 30% pasien dengan risiko tertinggi kekambuhan pada tahun pertama. Hal ini mengapa pencegahan kekambuhan harus dimulai secepat mungkin setelah serangan stroke pertama/TIA. Hal ini berdasarkan faktor risiko koreksi dan termasuk metode medikamentosa dan non medikamentosa. Faktor yang paling banyak menyebabkan serangan berikutnya adalah : merokok, penyalahgunaan alkohol, hipertensi, arterosklerosis carotis, dislipidemia dan diabetes mellitus. Penyebab utama dari stroke iskemik adalah aterotrombosis, dan pada ketidak stabilan dari plak aterotrombosis ketika disrupsi dihasilkan oleh proses kaskade proses hemostasis dianggap lebih signifikan daripada disrupsi yang total. Sesuai dengan manifestasi klinis pembentukan aterosklerosis dan aterotrombosis yang sebagian besar menyebabkan rupturnya plak pada kejadian kardiovaskular. Kerusakan dinding pembuluh darah berpengaruh pada perubahan pembuluh darah otak. Endotel pembuluh darah adalah organ target pada hipertensi dan aterosklerosis dan efektor patogenesis dan menjadi fokus perhatian klinis. Perubahan morfologi pembuluh darah meliputi adaptiv, dekstruktif, dan

Upload: aulia-fitriani

Post on 02-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

translate jurnal gilut

TRANSCRIPT

Kejadian cerebrovaskular akut adalah kejadian penting dalam kedokteran dan masalah dalam masyarakat baik morbiditas dan mortalitasnya, dan mempunyai peningkatan yang signifikan da;am disabilitas baik sementara maupun permanen. Stroke adalah penyebab nomor 3 paling banyak dalam kejadian kematian karena kardiovaskular., dan disabilitas terjadi pada 60% pasien yang hidup. Jika penelitian epidemiologi ini tidak mengalami perubahan, pada dapat diprediksi bahwa tahun 2015 stroke yang fatal dapat meningkat 6,7 juta penderita di tahun 2015 dan 2,8 juta pada tahun 2030. Lebih dari 400 ribu penderita yang terdaftar di rusia, dan 70-85% adalah stroke iskemik. Risiko cerebrovaskular meningkat oleh lebih dari 10 kali lipat pada pasien yang mengalami stroke atau serangan akut sementara (TIA). Stroke iskemik serangan kedua terjadi 5 tahun kemudian pada 30% pasien dengan risiko tertinggi kekambuhan pada tahun pertama. Hal ini mengapa pencegahan kekambuhan harus dimulai secepat mungkin setelah serangan stroke pertama/TIA. Hal ini berdasarkan faktor risiko koreksi dan termasuk metode medikamentosa dan non medikamentosa. Faktor yang paling banyak menyebabkan serangan berikutnya adalah : merokok, penyalahgunaan alkohol, hipertensi, arterosklerosis carotis, dislipidemia dan diabetes mellitus. Penyebab utama dari stroke iskemik adalah aterotrombosis, dan pada ketidak stabilan dari plak aterotrombosis ketika disrupsi dihasilkan oleh proses kaskade proses hemostasis dianggap lebih signifikan daripada disrupsi yang total. Sesuai dengan manifestasi klinis pembentukan aterosklerosis dan aterotrombosis yang sebagian besar menyebabkan rupturnya plak pada kejadian kardiovaskular.Kerusakan dinding pembuluh darah berpengaruh pada perubahan pembuluh darah otak. Endotel pembuluh darah adalah organ target pada hipertensi dan aterosklerosis dan efektor patogenesis dan menjadi fokus perhatian klinis. Perubahan morfologi pembuluh darah meliputi adaptiv, dekstruktif, dan dan karakter reparativ dengan perbedaan intensitas, tingkat dan durasi.Homeostasis yang adekuat memelihara fungsi pembuluh darah berupa : tonus pembuluh darah (vasodilatasi/vasokomstriksi), struktur (sintesis/inhibisi faktor proliferasi), koagulasi ( sintesis dan inhibisi faktor koagulasi platelet), inflamasi lokal (produksi sitokin inlfamasi). Yang fungsi tersebut dijalankan oleh endotel pembuluh darah . yang masing-masing adalah 4 fungsi dari endotel, bergantung dari ntrombogenisitas dinding pembuluh darah yang secara langsung maupun tidak berhubungan dengan onset dan progresifitas aterosklerosis. Sesuai dengan data penyebab disfungsi endotel yang kronik dimana ditemukan adhesi platelet pada lapisan subendotel dan gangguan agregrasi tersebut mengeluarkan faktor pertumbuhan yang menfasilitasi sel otot polos dari tunica media ke tunica intima dimana memulai formasi plak fibrotik, trombosis, neoangiogenesis, remodeling pembuluh darah, platelet intravaskular aktivasi platelet dan beberapa proses lain. Hal tersebut yang menyebabkan onset dan progresivitas penyakit cerebrovaskular . pasien dengan kerusakan pembuluh darah juga terjadi peningkatan pertanda inflamasi (CRP, fibrinogen dan imunoglobulin).Sel-sel inflamasi menstimulasi dekstruksi dari ekstraselular matriks diikuti oleh trombosis pada plak yang rupture. Pencegahan primer dan sekunder pada stroke adalah prioritas pertama pada pengobatan terkini. Pengobatan medis dari stroke iskemik lebih membicarakan pada respektif klinik guideline dan rekomendasi.

Antihipertensi yang adekuat telah dikembangkan dan menurunkan risiko dari stroke secara signifikan. Pada tahun terakhir antiplatelet dan antikoagulan telah menunjukkan manfaat yang besar dengan pasien dengan irama jantung yang irreguler dan pada gagal jantung. Bagaimanapun kelayakan dari pengobatan penurun lemak darah untuk pencegahan stroke tetap belum jelas untuk jangka waktu yang lama.Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang postif untuk obat penurun lipid darah (contohstatins) pada hasil dan relapsnya penyakit cerebrovaskular, ketika hasil yang lain menunjukkan hasil yang buruk. Pada hal ini tidak trerdapat persetujuan dari pendapat bagaimana yang lebih awal obat-obatan ini diberikan untuk pasien stroke iskemik. Pemberian statin secara awal adalah absolut diberikan pada penyakit jantung. Ketika manfaat statin diberikan pada stroke akut dapat dibantah dan perlu penyelidikan lebih lanjut. Inhibitor dari HMG-CoA reductase (statin) adalah anti inlfamasi yang kuat. Obat-obat tersebut menurunkan adhesi leukosit pada endotel pembuluh darah dengan menurunkan ekspresi dari endotelial khusus dan molekul adhesi leukosit dan melambatkan migrasi sel-sel inflamasi pada zona inflamasi. Pada percobaan antiinflamasi statin, dimana obat tersebut cara kerjanya hampir sama sengan anti inlflamasi seperti indometacin. Pada penelitian terkontrol menunjukkan 40 mg /hari simvastatin secara signifikan menurunkan level CRP selama 14 hari dibandingkan dengan grup placebo. Statin merangsang reaktivitas arteri dari otak untuk menignkatkan nitrit oksida (NO) dimana memproduksi dari pembentukan endotelian NO-sintase, yang nantinya meningkatkan perlindungan dari iskemi otak, regulasi leukosit dan aktivasi adhesi platelet, vasodilatasi dan menjaga aktivitas antitrombotik pada dinding pembuluh darah. Pada hal lain, neuronal NO-sintase memfasilitasi nekrosis iskemik otak sebagai kerusakan reperfusi iskemik otak. Diantara variasi efek dari statin yang berhubungan dengan blokade sintesis mevalonate mungkin penting untuk pencegahan yang penting untuk stroke. Statin mempengaruhi disfungsi endotel bersamaan dengan normalisasi level lemak darah dan berefek langsung pada endotel. Deskuamasi endotel, menjadi salah satu pertanda bahwa pembuluh darah tersebut rusak dapat dipastikan dengan jumlah deskuamasi endoteliosit pada sirkulasi darah perifer. Maka dari itu terjadi peningkatan jumlah endoteliosit. Pada pasien dengan stroke iskemik menunjukkan derajat kerusakan dinding pembuluh darah. Konsekuensinya, jumlah dari endoteliosit pada sirkulasi darah menjadi prediktor awal pada derajat beratnya stroke dan menjadi rencana pencegahan. Pada penelitian 12 bulan telah memiliki manfaat pada estimasi mortalitas dan jumlah rekurensi kejadian kardiovaskular, dinamika defisit neurologi dan disfungsi endotel pada pasien dengan stroke iskemik pertama kali yang menerima simvastatin 40mg/hari pada periode akut penyakit ini.Material and methods

Total dari 183 pasien (80 lelaki dan 103 wanita, umur antara 65-69 tahun) dengan kejadian iskemik akut cerebrovaskular pada sistem karotid yang dilakukan pada penelitian ini. Diagnosis telah diverifikasi dengan komputer/ MRI pada fase akut(24-28 tahun). Tingkat Kesadaran pasien bervariasi dari jernih sampai stupor (13-15). Pasien diambil dari dari dari tahun 2008-2010. Pasien dengan stroke yang rekuren, stroke hemoragik, tingkat kesadaran dibawah 13 menjadi kriteria eksklusi dari penelitian ini. Kematian dari pasien, semua kasus kejadian kardiovaskuler yang rekuren dan kebutuhan untuk perawatan di rumah sakit telah dianggap sebagai titik akhir gabungan primer. Tingkat mortalitas, perubahan neurological status dan deskuamasi endoteliosit menjadi titik akhir sekunder. Protokol penelitian dan form informed consent telah disetujui oleh komite etik yaroslavl state medical academy. Semua pasien yang terlibat telah menyetuji informed consent. Pasien yang diacak menjadi 2 grup. Grup pertama termasuk 97 pasien ( 43 lelaki, 54 wanita, umur 65,81 range 9,3 tahun) yang menerima pengobatan standar stroke iskemik. Grup kedua termasuk 86 pasien ( 37 lelaki dan 49 wanita umur 65,55 range 7,2 tahun) yang menerima simvastatin 40mg/hari untuk tambahan pengobatan terapi. Obat diberikan pada sore hari sekali. Standar terapi meliputi antiplatelet (asam asetilsilsilat), neurotropik, dan neuromodulator, antihipertensi, atrial fibrilasi dan CHF. Periode follow up selama 12 bulan. Semua pasien telah diperiksa 3 hari pertama lalu, 90, 180, dan 360 hari. Pemeriksaan meliputi : tanda-tanda vital, lab darah rutin, total koleterol, total LDL, Tligliserid, level neurological status dengan MMSE, NIHSS dan skala scandinavian. Deskuamasi plasma endoteliosit juga dihitung pada pasien di hari ke 1, 7, 21, 90, 180 dan 360 penelitian. Data diklasifikasikan berdassrkan atribut pemeriksaan. Distribusi data diestimasi dengan test shapiro wilk. Lalu hasil pemeriksaan kedua grup dibandingkan. Data statistik disajikan dengan bantuan metode konvensional dari analisis varians. Distribusi Normal atau mendekati normal telah disesuaikan dengan analisis statistik. Variabel telah dibandingkan menggunakan parameter T-test. Perbandingan dikatakan bermakna apabila p0,05) meninggal saat pertengahan follow up hari ke 180. Akhirnya jumlah yang di follow up masih lebih banyak pada grup yang pertama, tetapi , tetapi perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan.Kedua kelompok mempunyai tingkat yang hampir sama untuk kardiovaskular selama follow up, ; grup pertama 12,37% (n:12) dan grup kedua 11,63% (n:10), p >0,05.Disamping 38 pasien (39%) pada grup pertama dan 24 (27,29%) pada grup kedua telah dirawat di Rumah sakit karena berbagai sebab. Maka, kombinasi titik akhir (kematian dan rekurensi kardiovaskuler + perawatan di rumah sakit berulang ) telah didapat pada 66 kasus (68,04%) pada grup 1 47 (54,7%) dan pada grup 2 (p=0,043). Pasien yang diperiksa mempunyai profil lipid yang hampir sama dan tidak ada perbedaan dalam jumlah kolesterol total, LDL dan trigliserid. Sehingga, kedua indikasi yang pertama naik secara sedang pada kedua grup, ketika trigliserid tidak mencapai hasil normal. Semua profil lipid mengindikasi grup pertama konstan dan tidak berubah selama penelitian. Perbedaannya, simvastatin pada grup kedua menurunkan secara signivikan pada kolesterol total dan LDL pada hari follow up ke 90 dan target level (untuk pasien dengan risiko tinggi) pada hari ke 180, dimana yang masih ditahan sampai akhir penelitian. Hal tersebut harus menjadi catatan bahwa ketika TG normal pada pasien kedua grup, itu menurun signifikan pada grup kedua selama follow up dan sama di grup pertama. Data ini diketahui bahwa simvastatin mempengaruhi kedua fraksi aterogenic pada serum lipid. Pada status neurologic untuk kedua grup tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Pasien untuk kedua grup didiagnosis menggunakan NIHSS, tetapi pada grup kedua pasien mempunyai kemajuan yang distinctly. Maka dari itu terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua grup (p