Slide 1

Analisis Penerapan Teori dan implikasinya pada dunia perawatan sekarangKelompok 2Menurut Ginger dan Davidizar (1995), ada tiga pedoman yang yang di tawarkan dalam keperawatan transkultural sehubungan dengan Perencanaan dan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Culture care preservation/maintenanceCulture care accommodation/negotiation, Culture care repatterning/reconstructionAdapun faktor faktor yang akan dianalisis teori dan implikasinya dalam dunia keperawatan yaitu;

Faktor Tekhnologi (Technologycal Factor)

Tekhnologi dan hubungannya dengan kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran penyelesaian masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji; persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat aau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan tekhnologi untuk menunjang kesehatan dan menangani permasalahan kesehatan.

Suatu contoh kebiasaan masyarakat yang perlu di negoisasikan hubungannya dengan penggunaan tekhnologi yaituMelunakkan makanan bayi atau anak dengan cara dikunyahkan oleh ibunya. Ini tentu saja bertentangan dengan prinsip kebersihan karena dapat memindahkan bakteri dari mulut si ibu kepada si anak, teknhnologi semakin maju para peneliti telah menemukan alat yang dapat melunakkan makanan, sebagai contoh blender dan food compressor. Ini dapat membantu melunakkan makanan bayi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dengan cara yang lebih sehat tanpa harus melibatkan infeksi silang Tugas perawatlah untuk memberi edukasi dan membantu klien beradaptasi terhadap perkembangan tekhnologi.

Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious dan philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya. Bahkan di atas kehidupan sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah; agama yang di anut, status pernikahan, pandangan klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan.

Salah satu cabang ilmu keperawatan yaitu keperawatan komunitas, yang seringkali mendapatkan suatu pandangan salah di masyarakat tentang Penyakit kusta. Penyakit Kusta banyak di anggap masyarakat sebagai penyakit kutukan. Sehingga di beberapa keluarga yang memiliki anggota keluarga terinfeksi tidak membawa ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Beberapa dari mereka justru membawa sesajen ke kuburan nenek moyang sembari berdoa memohon kesembuhan. Ini tentu saja merupakan suatu kebiasaan kaitannya dengan kepercayaan piritual yang tidak dapat di benarkan. Oleh karena itu sebagai seorang perawat harus merekonstruksi kebiasaan dan pandangan karena akan berdampak buruk bagi status kesehatan klien dan akan membahayakan bagi anggota keluarga lain karena resiko penularan.