transfomasi kepemimpinan organisasi untuk penguatan peran kelembagaan tingkat regional

22
1 Karya Tulis Ilmiah “Transformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional” OLEH : NURAMIN SALEH.S.Psi Himpunan Mahasiswa Is lam (HM I) Badan Koor dinas i (BAD KO) Sul awes i Se l atan-B ar at Pe r iode 1434 H -1436 H / 2013-2015 M

Upload: nuramin-saleh

Post on 14-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    1

    Karya Tulis Ilmiah

    Transformasi Kepemimpinan Organisasi

    Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Tingkat

    Regional

    OLEH :

    NURAMIN SALEH.S.Psi

    H impunan Mahasiswa I slam (HM I ) Badan Koordinasi (BADKO)

    Sul awesi Selatan-Barat

    Per iode 1434 H -1436 H / 2013-2015 M

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kesempatan dan

    juga telah memberikan petunjuk dan inayah-nya sehingga dapat menyelesaiakan

    penulisan karya tulis ilmiah dengan dengan Tema Transformasi Kepemimpinan

    Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional, Salawat dan

    salam keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah menganjurkan umatnya untuk

    mengajar, belajar dan mendengar serta menekankan bahwa menuntut ilmu merupakan

    kewajiban umat muslim.

    Tema karya tulis sebagai prasyarat untuk menjadi kandidat ketua umum HMI

    Badko Sulselbar dan tema ini sangatlah relevan jika kita melihat realitas yang terjadi

    dalam internal himpunan mahasiswa islam, sehingga kita sebagai kader HMI dapat

    dan mampu mengoreksi diri serta mampu menjawab tantangan di masa depan.

    Sumber pengambilan materi karya tulis ilmiah ini, telah mengutip berbagai

    literatur yang relevan dengan pembahasan yang telah menjadi referensi dalammenyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa materi makalah

    dengan tema Transformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran

    Kelembagaan Tingkat Regionalmasih banyak kekurangan dan kekhilafan, sehingga

    saran perbaikan dalam berbagai sumber sangat dibutuhkan.

    Akhirul qalam, assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Makassar, 14 September 2013

    Yudhi Abdi Wibowo

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

    C. Manfaat Penulisan ................................................................................. 4

    BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5

    A. Himpunan Mahasiswa Islam di era kekinian ......................................... 5B. Transformasi Nilai Khittah Perjuangan dalam Transformasi

    Kepemimpinan ...................................................................................... 7

    C. Back to intellectual intelligence, Upaya meretas krisis intelektualKader ..................................................................................................... 9

    D. Lembaga Kekaryaan, Gerbong Intelektual dan ProfesionalismeKader ..................................................................................................... 12

    E.Reeksistensi HMI, Transformasi Kepemimpinan dalam PenguatanPenguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional ................................ 13

    BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 16B. Saran .................................................................................................... 17DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... iii

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangOrganisasi kepemudaan yang mengerucut pada satu lini idealism yaitu

    organisasi kemahasiswaan sudah saatnya untuk mampu Back to Zero atau dapat

    ditafsirkan sebagai organisasi yang merakyat dan berjuang untuk rakyat karena secara

    aksiologis organisasi merupakan sebuah hirarki individu-individu yang melebur

    dalam satu kelompok dan bermasyarakat. Dalam mewujudkan nilai organisasi

    kepemudaan maka peran pemimpin sangat substansial untuk menentukan segala

    kebijakan dan implementasinya serta dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

    Berbagai terobosan perlu dilakukannya, mulai dari perubahan struktural, aspek

    keterampilan dalam pemahaman kerjasama internal dengan para bawahannya maupun

    eksternal yakni dengan pihak lembaga swasta, parastakeholder. Di samping itu, perlu

    memahami dan melakukan integrative culture dengan cara organisasi dapat

    melakukan transformasi nilai internal maupun eksternal guna pengembangan

    organisasi serta mengantisipasi lingkungan yang berkembang dan yang tidak kalahpenting adalah pemahaman adanya akuntabilitas moral dan mental yang melekat pada

    diri seorang pimpinan dan salah satu transformasi nilai yang sangat subtantif dalam

    organisasi. Sehingga, Transformasi kepemimpinan dalam tubuh organisasi menjadi

    sebuah keharusan dalam keberlangsungan eksistensi organisasi agar tetap dapat

    memainkan ritme dalam internal organisasi itu sendiri maupun eksternal organisasi.

    Kemampuan organisasi kepemudaan dalam menjaga ritme sangatlah subtantif

    dikarenakan pengaruh besar organisasi dari masa ke masa perjalanan bangsa hingga

    kini yang merupakan masa klimaks transisi demokrasi negara indonesi dan kita

    memahami negara indonesia merupakan negara relatif otonom dalam arti ia bukanlah

    instrumen dari satu kelas atau fraksi kelas, negara tidak mampu mendesakkan

    perubahaan struktural mendasar pada orde sosial kecuali ia ditegakkan kembali atas

    1

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    5

    dasar keseimbangan kekuasaan sosial dan politik yang baru.1 Hal ini merupakan

    validitas atas realitas kekinian negara indonesia dalam masa-masa pra kematangan

    demokrasi indonesia yang hingga hari ini belum mampu menampakkan auranya

    dikarenakan kesenjangan sosial ekonomi yang hingga kini dirasakan mayoritas rakyat

    indonesia sehingga organisasi kepemudaan yang terkhusus pada organisasi

    kemahasiswaan haruslah mampu memberikan resolusi kepada pemerintah atas

    kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di era kontemporer dan tantangan besar yang

    harus di hadapi organisasi kemahasiswaan di era kontemporer tidak hanya sebatas

    resolusi melainkan mampu meretas wacana global dunia ketiga yang berkembang.2

    Seperti jika demokrasi indonesia tidak mampu mendapatkan auranya, akan terjadi

    kemunduran yang signifikan yaitu tenggelamnya demokrasi dan kembalinya

    otoriterisme menguasai sistem negara indonesia. Hal ini merupakan wacana yang

    baru dan masih bersifat gerakan laten para elite penguasa, tetapi samuel huntington

    telah mampu melakukan analisis di 20 tahun sebelum indonesia mengalami dan

    merasakan demokrasi. Faktor-faktor terjadinya pergeseran dari sistem politik

    demokratis ke sistem politik otoriter sekurang-kurangnya sama beragamnya dan

    sebagian bertumpang tindih dengan faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran dariotoriterisme ke demokrasi.

    3

    Melihat kondisi kebangsaan indonesia yang semakin terpuruk, peranan penting

    organisasi kemahasiswaan terkhusus Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

    haruslah mampu memberikan resolusi dan pressure serta meretas wacana-wacana

    global neo kapitalisme sebagai mindstream HMI kepada pemerintah dalam meretas

    kesenjangan sosio-politik yang terjadi pada rakyat indonesia dan memberikan

    kematangan berdemokrasi kepada rakyat indonesia karena sebagai organisasi

    1 Richard J. Robison, "The Transformation of the State in Indonesia," Bulletin of Concerned Asian

    Scholars, Vol. 3, No. 2 (Januari-Maret 1982).2Sztompka, Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: Prenada 2004) Cet.I, Hlm.78.3 Samuel P.Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, (Jakarta, Pustaka utama grafiti, 2001)

    Cet.II, Hlm.375.

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    6

    kemahasiswaan tertua dan terbesar di Indonesia dan sepanjang perjalanan pasang

    surutnya peradaban bangsa indonesia, HMI memiliki peranan yang sangatlah penting

    didalamnya sehingga sejarah perjalanan bangsa tidak dapat dilepaskan dengan sejarah

    perjuangan HMI. Tetapi di era kekinian, jangankan mampu memberikan resolusi

    kepada negara indonesia, internalisasi khittah perjuangan saja seakan-akan

    mengalami kemandulan dikarenakan pengkristalan intelektual yang tidak

    teraktualisasikan. Hal ini menjadi polemik kompleks dalam tubuh internal HMI

    karena ekslusivisme yang merasuk dalam tubuh kader dan tidak dapat dinafikkan

    khittah perjuangan tidak lagi tersakralisasi sehingga tidak salah jika di era kekinian

    menjadi fase tantangan ke dua bagi internal HMI.

    Polemik ini bukanlah hal yang baru di dalam tubuh internal HMI tetapi pasca

    runtuhnya rezim orde baru di tahun 1998, transformasi nilai yang terimplementasi

    pada transformasi kepemimpinan HMI mengalami degradasi yang sangat luarbiasa

    dalam artian, terjadi perubahan paradigma berpikir neo kapitalis ke dalam sendi-sendi

    structure maupun culture. Banyaknya pergeseran nilai terjadi dalam tubuh kader-

    kader. Eksistensi HMI telah merapuh dan merunduk bahkan dulunya HMI dicintatetapi sekarang Himpunan Mahasiswa Islam di Hina, dicaci dan digugat kembali

    eksistensi dan esensinya sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan serta

    asas islamnya.4

    Berdasarkan realitas diatas, sudah saatnya-lah HMI haruslah back to basic

    sehingga nilai dalam transformasi kepemimpinan tidaklah berjalan secara

    transaksional pragmatisme melainkan mampu secara ideal structure, artinya

    proporsionalisme struktur menjadi kekuatan karakter (caracter building) HMI dalam

    menjaga ritme dan eksistensinya. Sehingga, dalam setiap regenerasi kepemimpinan

    4Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI , Suatu Kritik dan Koreksi untuk Kebangkitan

    Kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-1997) , (Jakarta, Misaka Galiza, 2005). Cet.I, Hlm.51

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    7

    dalam struktur HMI tidak mengalami degradasi nilai dan akan tetap mampu

    melahirkan kader-kader potensial guna mengembalikan eksistensi kejayaan HMI.

    B.Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan dan polemik yang terjadi di internal tubuh HMI

    guna mengembalikan eksistensi dan kejayaan intelektual intelegensia kader-kader

    HMI, maka penulis merumuskan masalah-masalah yang berkembang sebagai berikut

    :

    1. Bagaimana kondisi HMI kekinian dan cara HMI dalam menjawab tantangantransformasi nilai dalam setiap transformasi kepemimpinan di tubuh internal

    organisasi ?

    2. Bagaimana cara meretas krisis intelektual kader yang terjadi di era kekinianguna mengembalikan eksistensi intelektual intelegensia kader dan kejayaan

    HMI ?

    3. Apa langkah HMI dalam mengembalikan eksistensi kepemimpinankelembagaan dalam upaya menjawab dinamika kelembagaan di tingkat

    regional ?

    C.Manfaat Penulisan1. Manfaat Teoritis

    Semoga karya tulis ini dapat membukakan kerangka pikir kader upaya dalam

    mengembalikan eksistensi HMI dan menjawab indikator-indikator kemunduran

    HMI, baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang.

    2. Manfaat PraktisSemoga tulisan ini dapat menambah khasanah intelektual kader sehingga dapat

    meretas krisis intelektual yang terjadi dalam internat HMI.

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    8

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.Himpunan Mahasiswa Islam di era kekinianHimpunan Mahasiswa Islam lahir 14 Rabiul Awal 1366 Hijriah, bertepatan

    dengan 5 Februari 1947 Masehi. Dus, pada 14 Rabiul Awal 1434 (kira-kira 26 januari

    2013) HMI genap berusia 66 tahun (hijriah) dan 5 Februari 2013 tepat berusia 66

    tahun (masehi). Suatu usia yang cukup berumur dan tentu saja mengundang sejumlah

    konsekuensi. Bagaimanakah kondisi HMI dalam usianya yang telah menginjak 66

    tahun tersebut, Banyak instrumen analisa dan perspektif yang dapat kita gunakan

    untuk memahami kondisi HMI saat ini, diantaranya adalah arkeologi dan geneologi

    pengetahuan yang diperkenalkan oleh Michel Foucault.

    Metode arkeologi memfokuskan kajian pada pernyataan atau wacana dengan

    sistem prosedur yang memproduksi, mengatur, mendistribusi, mensirkulasi, dan

    mengoperasikannya. Mengupas wacana sebagai suatu sistem internal dengan

    prosedur-prosedurnya yang teratur. Sedangkan geneologi memberikan pusatperhatian pada hubungan timbal balik antara sistem kebenaran (pernyataan/wacana)

    dengan sistem kuasa (mekanisme yang didalamnya suatu rezim politis memproduksi

    kebenaran). Geneologi tidak berusaha menegakkan pondasi-pondasi epistemologis

    yang istimewa, tapi ia mau menunjukkan bahwa asal-usul apa yang kita anggap

    rasional, pembawa kebenaran, berakar dalam dominasi, penaklukan, hubungan

    kekuatan-kekuatan atau dalam suatu kata, kuasa.5

    Dengan menggunakan perspektif arkelogi dan geneologi pengetahuan, berarti

    kita akan melihat realitas HMI saat ini sebagai suatu realitas wacana/sistem

    pengetahuan dimana di dalam sistem wacana/pengetahuan tersebut terdapat prosedur-

    5Peter L.Berger, Thomas Lucmann, tafsir social atas kenyataan, (LP3ES, 1990) Hlm.132

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    9

    prosedur yang memegang kendali atas proses produksi, pengaturan, pendistribusian,

    pensirkulasian, dan pengoperasian sistem wacana/pengetahuan tersebut serta terdapat

    sistem kuasa atau relasi kuasa yang mengukuhkan sistem wacana/pengetahuan

    tersebut. Prosedur-prosedur tersebut kemudian kita sebut sebagai fundamental codes

    of cultures yang mewakili dimensi nalar dan relasi kuasa mewakili dimensi politis.

    Konsekuensi dari perspektif ini adalah bahwa realitas HMI saat ini tidaklah

    merupakan suatu realitas yang terbentuk dengan sendirinya melainkan terbentuk

    melalui proses diskursif dimana terjadi proses pengukuhan fundamental codes of

    cultures dan relasi kuasa tertentu dan proses peminggiran fundamental codes of

    cultures dan relasi kuasa yang lainnya. Fundamental codes of cultures dan relasi

    kuasa tersebut kemudian berwenang menentukan mana fakta-fakta sosial dan

    pengetahuan yang dapat terus eksis, bahkan muncul sebagai pemenang dan menjadi

    mainstream (arus utama) atau mendominasi wajah realitas namun juga ada fakta-fakta

    sosial dan pengetahuan yang jadi pecundang dan terpinggirkan (pheripheri) sehingga

    ia bisa jadi hanya berupa bercak saja atau malah benar-benar tersamar dari wajah

    realitas.

    6

    Contohnya, di HMI berkembang beragam wacana keagamaan, wacanakeagamaan yang modern-moderat-inklusif nampaknya merupakan pemenang dan

    wacana keagamaan yang tradisional-radikal-eksklusif merupakan pecundang, tetap

    berkembang namun tidak menjadi mainstream. Contoh lain, frame berpikir political

    oriented merupakan pemenang, sementara frame berpikir yang berorientasikan

    profesi adalah pecundang. Kemudian, orientasi politik-struktural merupakan

    pemenang, dan orientasi politik-kultural merupakan pecundang.7 Semangat

    ketergantungan terhadap senior/alumni adalah pemenang dan semangat

    independen/mandiri adalah pecundang, serta masih banyak contoh lainnya yang

    menentukan siapa pemenang dan pecundangnya merupakan kewenangan atau

    tergantung selera fundamental codes of cultures dan relasi kuasa.

    6Ibid...... hlm.1557Ibid.......hlm.163

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    10

    B.Transformasi Nilai Khittah Perjuangandalam Transformasi KepemimpinanKetika sistem pengetahuan yang tergoreskan diatas menjadi relasi fundamental

    dalam setiap transformasi nilai dan transformasi kepemimpinan dalam tubuh HMI,

    maka dengan fundamental codes of cultures dan relasi kuasa yang dimilikinya sudah

    demikian eksis dan tidak ada perlawanan terhadapnya, maka anggota HMI saat ini

    sesungguhnya tidak lebih dari robot-robot yang digerakkan secara otomatis oleh

    fundamental codes of cultures dan relasi kuasa tersebut. Ia dideterminasi cara berpikir

    dan tindakannya oleh fundamental codes of cultures dan relasi kuasa tersebut.

    anggota HMI tidak lebih sebagai pelanjut tradisi tanpa inovasi. Fundamental codes of

    cultures dan relasi kuasa ada yang buruk, dan tentu ada juga yang baik. Namun pasti

    ada fundamental codes of cultures dan relasi kuasa (yang buruk) yang menyebabkan

    kader HMI saat ini demikian pasrah pada memory of the past, pada kenangan masa

    lalu. Menggantungkan eksistensinya pada kebesaran seniornya, berlindung di balik

    keagungan sejarah HMI yang tidak pernah dibuatnya namun ia terus asyik

    memparasitkan diri menghisap keberkahan darinya.

    Inilah potret kader HMI yang kehilangan kritisismenya, tuli terhadap memoryof the future (cita-cita masa depan) dan mengambil sikap resist to change, menolak

    perubahan. Kader HMI lupa bahwa pernyataan senior/masa lalu memang ada

    benarnya namun banyak juga yang sudah tidak benar lagi karena zaman telah

    berubah. Dalam konteks ini, pernyataan almarhum Nurcholish Madjid agar HMI

    dibubarkan saja menemukan pembenar karena beliau melihat bahwa relevansi HMI

    bagi masa kini dan apalagi bagi masa depan sudah jauh berkurang, kalaupun

    bukannya tidak ada lagi. HMI tidak lagi menjadi elemen penggerak kemajuan

    melainkan kekuatan status quo dan bahkan sebaliknya menggerakkan pada

    kemunduran.8

    8 Agussalim Sitompul, sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975 (Surabaya, Bina

    Ilmu) Cet.I, Hlm.198

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    11

    Dengan demikian siapakah yang patut disalahkan atas kondisi HMI yang

    katanya mengalami kemunduran, mengalami konflik perpecahan di tubuh PB HMI

    yang terjadi tiga kali berturut-turut, dan kelemahan lainnya dari organisasi HMI saat

    ini, Tidak ada seorang pun yang perlu disalahkan karena kondisi HMI saat ini

    merupakan produk fundamental codes of cultures dan relasi kuasa yang hidup dalam

    tubuh HMI. Fundamental codes of cultures dan relasi kuasa dapat bersemayam dan

    dikukuhkan dalam media seperti doktrin organisasi, aturan organisasi (AD, ART dan

    penjabarannya), dalam pola pendanaan aktivitas HMI, dan dalam pola interaksi

    keseharian antara kader dan pengurus HMI atau antara kader/pengurus dengan

    alumninya. Semuanya terbentuk melalui proses historis yang agak sulit dikendalikan

    oleh orang per orang, hanya tanggung jawab kolektif (generasi) yang dapat

    menghadapinya. Persoalannya adalah telah terdapat sejumlah generasi yang tidak

    menyadari bahwa ada fundamental codes of cultures dan relasi kuasa yang bekerja di

    tubuh HMI, yang disamping mengusung kebesaran HMI namun juga bekerja

    menghancurkan HMI, menghantarkan HMI pada ketidakrelevanannya dengan

    zaman.9

    Menyadari hal tersebut, sudah sepatutnya generasi sekarang mengembangkan

    kesadaran untuk mengenali fundamental codes of cultures dan relasi kuasa tersebut,

    mengambil sikap dan tindakan terhadapnya. Iktiar inilah yang merupakan upaya

    menghadirkan suatu HMI Baru dan merupakan suatu bentuk rasa tanggung jawab

    sebagai kader HMI yang cinta akan organisasinya. HMI Baru adalah HMI yang

    terbebas dari fundamental codes of cultures dan relasi kuasa yang buruk yang

    menyebabkan ia tertawan oleh masa lalu, dan menebalkan fundamental codes of

    cultures dan relasi kuasa yang baik serta menanamkan benih suatu fundamental codes

    of cultures dan relasi kuasa yang baru sehingga HMI dapat menyambut kelahirannya

    kembali dan dengan penampilan meyakinkan mewarnai zaman yang telah berubah

    9Natsar Desi Mahnudi, Rekonstruksi Pemikiran dan Pergerakan Himpunan Mahasiswa Islam, (LPMI,

    2006) Cet.I Hlm..

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    12

    ini. Ikhtiar untuk melaksanakan hal ini membutuhkan komitmen kuat dan terfasilitasi

    dengan baik sehingga forum penghimpun organisasi (MUSDA) HMI dalam ruang

    lingkup wilayah sulselbar dan inilah moment yang sangatlah tepat sebuah

    implementasi tranformasi nilai yang bersandar pada khittah perjuangan karena Musda

    Badko merupakan wadah yang paling tepat untuk kembali membangun dasar-dasar

    HMI Baru tersebut. Karena disana transformasi kepemimpinan yang akan

    berlangsung dan semoga doktrin organisasi sebagai khittah perjuangan (NDP), aturan

    main yang mendasar dari organisasi (AD, ART dan penjabarannya), program kerja

    serta nakhoda baru organisasi menjadi mindstreem para kader untuk mengembalikan

    kejayaan HMI.

    C. Back to intell ectual intell igence, Upaya meretas krisis intelektual KaderHMI yang sudah memproklamirkan fungsinya sebagai organisasi kader, mau

    tidak mau menjadikan perkaderan sebagai jantung kehidupan organisasinya. Namun

    sebetulnya aspek perkaderan di HMI mulai dibenahi secara serius pada akhir tahun

    50-an dimana HMI sudah bertahun-tahun menjalankan peranannya, jadi perkaderan

    di HMI tidak lahir berbarengan dengan kelahiran HMI itu sendiri, melainkan lahirseiring proses waktu dan perubahan zaman. Awalnya hal itu baru mulai terpikirkan

    oleh para kader (PB HMI) ketika masa kepengurusan Ismail Hasan Metareum

    (periode 1957-1960), dan masih berupa wacana-wacana yang digulirkan oleh PB

    HMI sendiri. Ismail Hasan yang merupakan penggagas utama ide perkaderan formal

    di HMI menginginkan agar HMI tidak menjadi tempat berkumpul orang yang punya

    kesamaan hoby atau aktivitas saja, tapi menjadi second campus bagi para anggotanya.

    Selain itu, yang menjadi faktor penting pendorong gagasan diadakannya perkaderan

    formal di HMI adalah karena waktu itu Ismail Hasan melihat adanya perbedaan aliran

    pemikiran dalam dinamika pergerakan aktivitas HMI, dimana ada anggotanya yang

    punya background lingkungan pesantren dan ada juga yang cenderung sekuler.10

    10Agussalim Sitompul, Histiografi HMI 1947-1993 (Jakarta, Miska Galiza, 2008). Cet.I, Hlm.152

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    13

    Berawal dari itulah sampai hingga saat ini kita merasakan sebuah sistem

    perkaderan meskipun dalam masa ke masa sistem perkaderan menggunakan

    metodologi yang berbeda. Tetapi di era kekinian, seakan HMI tidak lagi mampu

    melahirkan motodologi perkaderan modern dan tidak terkikis oleh zaman melainkan

    terlahir sinkronisasi antara sistem perkaderan HMI dan perkembangan zaman. Hal ini

    terbukti banyaknya degradasi nilai kader hingga yang sangat miris adalah tradisi

    intelektual HMI yang memudar. Sejatinya kader-kader HMI adalah pewaris tradisi

    intelektual. Namun dewasa ini kegiatan-kegiatan keilmuan di HMI sangat minim

    sekali. Padahal dahulunya tradisi intelektual HMI merupakan salah satu andalan yang

    menjadi nilai lebih dan nilai jual HMI serta kader-kadernya ditengah masyarakat dan

    mahasiswa. Hal ini menyebabkan mahasiswa cerdas dan pintar jarang mau masuk

    HMI karena mereka melihat tradisi intelektual di HMI tidak mendukung

    kebutuhannya sehingga mereka memutuskan untuk aktif di organisasi lain yang dapat

    mendukung pengembangan intelektual mereka.11

    Dalam situasi seperti inilah seharusnya HMI mampu melakukan satu upaya

    introspeksi diri di dalam menatap sistem perkaderannya. Sebab denganpersinggungan dengan kekuasaan menyebabkan HMI kehilangan indenpendensi dan

    ruh, HMI seringkali melibatkan diri dalam peran-peran yang tidak populis, karena

    keterlibatannya hanya sebatas makelar politik bagi kepentingan kekuasaan.

    Prinsipnya, HMI tidak lagi seksi di dalam medorong ide-ide yang kontekstual bagi

    kepentingan ummat, namun HMI justru terjebak dalam bingkai kekuasaan. Sehingga

    dari ini HMI menuai kritik des terpinggirkan dari elan gerakannya bahkan HMI

    disinyalir terpuruk dari moment arus globalisasi dan modernisasi. Tradisi

    11Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI , Suatu Kritik dan Koreksi untuk Kebangkitan

    Kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-1997) , (Jakarta, Misaka Galiza, 2005). Cet.I, Hlm.55

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    14

    intelektualisme yang menjadi ranah khittah perjuangan HMI yang di bangun dari

    dasar Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) malah juga praktis kehilangan pengaruh.12

    Sehingga Perkaderan HMI di masa datang harus benar-benar berkualitas.

    Dalam bahasa yang cukup menggugah, yakni bagaimana kita senantiasa

    Mengembangkan Perkaderan, dan Membangun Peradaban. Kualitas perkaderan itu

    sangat ditentukan oleh kemampuan kita untuk menjauhkan diri dari formalisme

    perkaderan. Karena perkaderan formalisme akan menggiring dinamika perkaderan

    HMI sekedar menjadi pertrainingan. Bagi HMI, sekedar pertrainingan adalah reduksi

    yang sangat berbahaya bagi totalitas perkaderan HMI yang sesungguhnya.

    Perkaderan formal penting sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

    administratif struktural yang bersifat formal, serta kerangka-kerangka dasar yang

    harus dikembangkan lebih lanjut. Sementara perkaderan non-formal dan informal

    adalah medan yang lebih luas untuk proses penempaan kualitas kader-kader.

    Intelektualitas, profesionalitas, loyalitas, religiusitas dan integritas para kader diasah

    lebih tajam dalam perkaderan yang non formal dan informal. seperti up-grading,

    follow up, diskusi, seminar, riset dan sebagainya. Agenda lainnya adalahmeningkatnya kuantitas dan kualitas pelaksanaan LK II, LK III dan pusdiklat,

    sehingga produk dari rekruitmen dapat terserap dan dikembangkan kualitasnya secara

    maksimal. Dalam rangka peningkatan kualitas perkaderan (formal), maka

    pemahaman segenap pelaku training terhadap pedoman perkaderan perlu

    ditingkatkan. Selain itu, kualitas instruktur dan pengelola training wajib diperhatikan,

    misalnya dengan memperbanyak pelaksanaan Sekolah Pengelola Latihan dan Sekolah

    Instruktur.

    Dari pendalaman sistem perkaderan ini, secara tidak langsung Mindset dan

    paradigma berpikir kader HMI akan mampu meretas krisis intelektual kader yang

    12 Saifudin al Mughniy, Pembangkangan Civil Soceity manifestasi politik kaum pinggiran

    (Makassar, Kalam Nusantara, 2010) Cet.I, Hlm.120

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    15

    terjadi dalam tubuh internal perkaderan HMI sehingga secara ekstra organisasi yang

    dimana kader HMI yang juga merupakan mahasiswa sebagai warga masyarakat yang

    sedang menempuh proses pendidikan tertinggi, maka dengan sendirinya mahasiswa

    dipandang sebagai kaum intelektual. Didalam golongan kaum cendekiawan itu

    sendiri, mahasiswa dianggap sebagai pihak yang sedang mempersiapkan diri untuk

    menjadi warga intelektual yang sepenuhnya.13

    D. Lembaga Kekaryaan, Gerbong Intelektual dan Profesionalisme KaderTerbentuknya Lembaga Kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada

    kongres ke-7 HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan di putuskannya mendirikan

    beberapa lembaga khusus (sekarang Lembaga Kekaryaan) dengan pengurus pusatnya

    ditentukan berdasarkan kota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktivitas

    lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya, (1) Lembaga Kesehatan

    Mahasiswa Islam (LKMI) pusatnya di Surabaya, (2) Lembaga Dakwah Mahasiswa

    Islam (LDMI) pusatnya di Bandung, (3) Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam

    (LPMI) pusatnya di Makasar, (4) Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)

    pusatnya di Yogyakarta. Dan kondisi politik tahun enam puluhan yang berorientasimassa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik bagi anggota sebagai satu faktor

    berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari adanya hasil penelitian

    yang menginginkan dipertegasnya status lembaga Kekaryaan, struktur organisasi dan

    wewenang lembaga kekaryaan dan keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan

    otonomi penuh terhadap organisasi induk HMI.

    Seiring perkembangan kader secara proporsional dan profesional berdasarkan

    pengembangan disiplin ilmu yang digeluti, tercatat telah banyak lembaga kekaryaan

    yang pernah ada dan berkembang dalam mengisi dinamika intelektual di HMI.

    Tercatat ada Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga Pers

    13 Arbi Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa Antra Moral dan Politik

    (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) Hal 46

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    16

    Mahasiswa Islam (LAPMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), Lembaga

    pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam

    (LPMI), Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Seni Budaya

    Mahasiswa Islam (LSMI), Lembaga Astronomi Mahsiswa Islam (LAMI), Lembaga

    Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI), Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI) dan

    Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI).

    Lembaga kekaryaan dapat dikatakan sebagai gerbong intelektual dan

    profesionalisme kader, karena dalam lembaga kekaryaan, kader dapat mengasah

    intelektualitas berdasarkan disiplin ilmu yang digeluti dan lembaga kekaryaan dapat

    menjadi sarana metakomunikasi yang berlangsung di masyarakat indonesia, karena

    insan-insan yang terlibat dalam proses komunikasi sosial di negeri ini bersifat plural

    dan heterogen dan kebhinekaan budaya yang berkadar tinggi.14

    Sehingga lembaga

    kekaryaan dapat menjadi bagian vital dalam organisasi dalam rangka menopang

    pembangunan nasional, terutama pembinaan manusia indonesia seutuhnya,

    merupakan conditio sine qua non untuk mengkaji, menyelidiki, dan meneliti

    komunikasi di indonesia, sebagai kegiatan untuk menjawab tantangan-tantangan;gejolak ekonomi, kemelut politik, penetrasi budaya asing dan sebagainya.

    15 Inilah

    yang menjadi dasar pemikiran sehingga mengapa lembaga kekaryaan yang

    berkembang dalam HMI dapat menjadi gerbong intelektual jikalau dijadikan icon

    intelektual kader dalam implementasi bermasyarakat.

    E. Reeksistensi HM I, Transformasi Kepemimpinan dalam PenguatanPenguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional

    Transformasi Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan sebuah

    langkah taktis guna menjaga ritme eksistensi organisasi HMI karena ini adalah

    14Jurnal ilmiah disampaikan pada forum sosial budaya, pusat penelitian dan pengabdian masyarakat,

    universitas islam nusantara, bandung, 8 februari 1985.15 Onong uchjana effendy, dinamika komunikasi (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 1992) Cet.II,

    Hlm.35.

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    17

    metodologi modern dalam kepemimpinan yang sangatlah demokratis karena gaya

    kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh

    bawahan dan regenerasi kader untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui

    transformasi nilai-nilai tersebut, dapat meciptakan hubungan baik antar anggota

    organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota

    organisasi. sebagai organisasi yang besar, HMI haruslah melakukan tranformasi nilai

    kepada kadernya sehingga dalam kepemimpinan transformatif dapat teraktualkan

    dengan baik hingga regenerasi dapat menjadikan kiblat kepemimpinan dalam

    transformasi kepemimpinan nantinya. Hal ini merupakan sebuah kenisyaaan dalam

    organisasi, karena jika langkah estafet kepengurusan HMI tidak menjadikan

    kepemimpinan transformatif sebagai acuan, maka regenerasi akan terjadi status quo.16

    Memahami kompleksitas dalam kepemimpinan, sehingga dalam penguatan

    kelembagaan di tingkat regional haruslah berjalan secara transformatif guna menjaga

    ritme organisasi. hal ini sangatlah urgen karena mampu mengurangi sejumlah konflik

    yang sering terjadi dalam suatu organisasi.17

    tranformasi kepemimpinan akan

    bersinergi dalam tubuh internal yang bersifat regenerasi, keberhasilan maupunkegagalan organisasi dapat ditinjau dalam berbagai aspek seperti; (1) memahami visi

    dan misi organisasi, (2) memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan

    strategis (swot), (3) merumuskan rencana strategis organisasi; (4)

    menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis

    pada seluruh anggota organisasi,(5) mengendalikan rencana strategis melalui

    manajemen pengawasan yang tepat.18

    16Jurnal Imiah, Latihan Badan Pengelola Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Jember, (Bondowoso,

    Hand Out Basic Training, 2009).17 Rivai Veithzal, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, (Jakarta, PT.Rajawali Pers, 2003) Cet.II,

    Hlm.63.18Mahyudin H, Kepemimpinan Masyarakat Madani, (Jakarta, Nim Press,2004) Cet.I, Hlm.93.

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele

    18

    Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis menganggap Visi ; Penguatan nilai

    kekaderan dalam tata kelola organisasi merupakan representatif kegalauan kader-

    kader dan KAHMI yang memiliki hasrat kuat untuk melihat reeksistensi HMI yang

    mampu mengawal perjalanan bangsa dari masa ke masa. Dan Misi; (1) Pengawalan

    perkaderan ditingkat cabang melalui badan pengelola latihan, (2) Kemandirian

    organisasi melalui lembaga kekaryaan, (3) Sintergitas kepemimpinan kelembagaan

    dalam upaya menjawab dinamika kelembagaan di tingkat regional. Penulis

    menganggap misi ini merupakan langkah taktis untuk melakukan penguatan

    kelembagaan di tingkat regional terkhusus pada ruang lingkup BADKO Sulselbar,

    peningkatan kualitas kader guna mampu memposisikan diri kader-kader dalam

    persaingan global di era kontemporer ini dan melahirkan kemandirian/melepas

    belenggu ketergantungan organisasi terhadap pemerintah dan lebih melekatkan diri

    independensi organisasi.

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    19

    BAB III

    PENUTUP

    A.KesimpulanKondisi HMI di era kontemporer ini sangatlah goyah dikarenakan

    perkembangan zaman globalisasi yang berhasil menkapitalkan dan meliberalkan

    sosio-cultural dan sosio-ekonomi masyarakat bahkan telah merasuk dalam identitas

    struktural dan kultural HMI, degradasi nilai dalam transformasi kepemimpinan

    menjadi salah satu alasan sampai mengapa HMI seakan tidak mampu lagi bersaing

    dan memberikan sumbangsih ide-ide buat bangsa indonesia. Berdasarkan polemik

    dari rumusan masalah yang berkembang dalam pembahasan, maka penulis

    menyimpulkan :

    1. Konsekuensi dari perspektif ini adalah bahwa realitas HMI saat ini tidaklahmerupakan suatu realitas yang terbentuk dengan sendirinya melainkan

    terbentuk melalui proses diskursif dimana terjadi proses pengukuhan

    fundamental codes of cultures dan relasi kuasa tertentu dan prosespeminggiran fundamental codes of cultures dan relasi kuasa yang lainnya.

    2. Internalisasi khittah perjuangan saja seakan-akan mengalami kemandulandikarenakan pengkristalan intelektual yang tidak teraktualisasikan. Hal ini

    menjadi polemik kompleks dalam tubuh internal HMI karena ekslusivisme

    yang merasuk dalam tubuh kader dan tidak dapat dinafikkan khittah

    perjuangan tidak lagi tersakralisasi sehingga tidak salah jika di era kekinian

    menjadi fase tantangan ke dua bagi internal HMI.

    3. Lembaga kekaryaan menjadi bagian vital dalam organisasi dalam rangkamenopang pembangunan organisasi, terutama pembinaan kader-kader

    seutuhnya, merupakan conditio sine qua non untuk mengkaji, menyelidiki,

    dan meneliti komunikasi di indonesia, sebagai kegiatan untuk menjawab

    tantangan-tantangan

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    20

    B.SaranBerdasarkan kesimpulan yang ada sehingga penulis menganggap ada beberapa

    saran yang urgen dalam menanggapi polemik-polemik dari kesimpulan yang

    berkembang :

    1. Sudah persepsi ketergantungan terhadap senior/alumni adalah pemenang dansemangat independen/mandiri adalah pecundang harus dihilangkan dalam

    mindset kader-kader, karena pengaruh yang signifikan akan membentuk

    secara negatif (pragmatis) dalam mindset kader sehingga kemandirian kader

    dalam berintelektual menjadi rapuh dan sebaliknya, senior/alumni juga

    janganlah memberikan pendidikan pragmatisme kepada kader melainkan

    memberikan pendidikan culture kepada kader. seharusnya HMI mampu

    melakukan satu upaya introspeksi diri di dalam menatap sistem perkaderannya

    2. Sudah sepatutnya generasi sekarang mengembangkan kesadaran untukmengenali fundamental codes of cultures dan relasi kuasa tersebut,

    mengambil sikap dan tindakan terhadapnya. Iktiar inilah yang merupakan

    upaya menghadirkan suatu HMI Baru dan merupakan suatu bentuk rasa

    tanggung jawab sebagai kader HMI yang cinta akan organisasinya.3. Lembaga kekaryaan HMI dapat dikatakan sebagai gerbong intelektual dan

    profesionalisme kader, karena dalam lembaga kekaryaan, karena kader dapat

    mengasah intelektualitas berdasarkan disiplin ilmu yang digeluti dan lembaga

    kekaryaan dapat menjadi sarana metakomunikasi yang berlangsung di

    masyarakat indonesia.

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    Agussalim Sitompul, sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-

    1975, Surabaya, Bina Ilmu.

    Agussalim Sitompul, Histiografi HMI 1947-1993,Jakarta, Miska Galiza, 2008.

    Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI , Suatu Kritik dan Koreksi

    untuk Kebangkitan Kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-1997), Jakarta,

    Misaka Galiza, 2005.

    Arbi Sanit,Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa Antra Moral

    dan Politik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1999.

    Jurnal Imiah, Latihan Badan Pengelola Himpunan Mahasiswa Islam Cabang

    Jember, Bondowoso, Hand Out Basic Training, 2009.

    Jurnal ilmiah disampaikan pada forum sosial budaya, pusat penelitian dan

    pengabdian masyarakat, universitas islam nusantara, bandung, 8 februari 1985.

    Mahyudin H,Kepemimpinan Masyarakat Madani, Jakarta, Nim Press,2004.

    Natsar Desi Mahnudi, Rekonstruksi Pemikiran dan Pergerakan Himpunan

    Mahasiswa Islam, LPMI, 2006.

    Onong uchjana effendy, dinamika komunikasi, Bandung, PT.Remaja

    Rosdakarya, 1992.Peter L.Berger, Thomas Lucmann, tafsir social atas kenyataan, LP3ES, 1990.

  • 5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Ti...

    http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem

    22

    Richard J. Robison, "The Transformation of the State in Indonesia,"Bulletin of

    Concerned Asian Scholars, Vol. 3, No. 2 Januari-Maret 1982.

    Rivai Veithzal,Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta, PT.Rajawali

    Pers, 2003.

    Saifudin al Mughniy, Pembangkangan Civil Soceity manifestasi politik kaum

    pinggiran, Makassar, Kalam Nusantara, 2010.

    Samuel P.Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta, Pustaka

    utama grafiti, 2001.

    Sztompka, Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta:Prenada 2004.