penguatan bidang bimtek kantor regional bkn berdasarkan ruu asn
DESCRIPTION
makalah ini merupakan hasil pemikiran terhadap RUU ASN, bagaimana Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian dapat lebih berperan....TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Tujuan negara sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara
yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional.
Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan
berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan
global. Pelaksanaan pembangunan nasional tersebut mengacu kepada
kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan
kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan
kukuh kekuatan moral etikanya.
Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses
pembangunan nasional adalah Pegawai Negeri Sipil. Menurut Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian menyebutkan bahwa pegawai
negeri sipil adalah unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional
dengan kata lain bahwa kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan
aparatur negara dan kesempurnaan aparatur negara pada pokoknya tergantung
dari kesempurnaan pegawai negeri sipil.
Perubahan atas Undang-Undang nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian dengan Undang-Undang nomor 43 tahun 1999,
mengakibatkan pembentukan Badan Kepegawaian Negara (BKN) ini akan
menjadikan fungsi dan eksistensinya lebih dipertegas. Aturan hukum yang
mendasari dibentuknya Badan Kepegawaian Negara adalah Pasal 34 ayat (1)
Undang-Undang nomr 43 tahun 1999, bahwa untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraan kebijaksanaan manajemen pegawai negeri sipil, dibentuk
Badan Kepegawaian Negara. Adapun dalam ayat (2) disebutkan: “Badan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan manajemen pegawai
negeri sipil yang mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya
pegawai negeri sipil dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan
pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi kepegawaian,
mendukung perumusan kebijaksanaan kesejahteraan pegawai negeri sipil, serta
memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani
kepegawaian pada instansi pusat pemerintah pusat dan pemerintah daerah”.
Apabila kita cermati didalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Pasal 34 ayat (2) antara lain disebutkan, Badan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), menyelenggarakan manajemen pegawai negeri sipil serta memberikan
bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani kepegawaian pada
instansi pusat pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Peran dan fungsi
sebagaimana disebutkan, memberikan pengertian bahwa Badan Kepegawaian
Negara sebagai leading sector perihal kepegawaian sehingga harus melakukan
bimbingan teknis kepegawaian. Pada Kantor Regional Badan Kepegawaian
Negara peran dan fungsi melakukan bimbiingan teknis kepegawaian
merupakan kewenangan Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian.
Sebagaimana kita ketahui saat ini Pemerintah bersama-sama Dewan
Perwakilan Rakyat sedang membahas Rancangan Undang-Undang Aparatur
Sipil Negara (RUU ASN) yang akan menggantikan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999. Perubahan suatu Undang-Undang tentunya akan diikuti oleh
perubahan peran dan fungsi suatu lembaga. Demikian juga dengan Badan
Kepegawaian Negara khususnya Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian,
tentunya juga akan mengalami perubahan.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis menemukan suatu
rumusan masalah yaitu
1. Bagaimana Peran dan Fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian
Kantor Regional BKN didalam RUU ASN ?
2. Bagaimana strategi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN dalam Penguatan
Peran dan Fungsinya ?
BAB II
PEMBAHASAN
I. Kerangka Teori
Menurut Kepala Badan Kepegawaian Negara Eko Sutrisno Badan
Kepegawaian Negara (BKN) ke depannya akan diarahkan menjadi konsultan
manajemen PNS. Dengan peran strategis ini, instansi pusat atau pun daerah
akan berkonsultasi dengan BKN dalam bidang kepegawaian, seperti dalam
menentukan kebutuhan pegawai, standar kompetensi pegawai, dan lainnya.1
Hal yang berkaitan dengan kepegawaian, seperti dalam menentukan kebutuhan
pegawai, standar kompetensi pegawai, dan lainnya harus dikonsultasikan
instansi pusat dan daerah ke BKN. Demi terlaksananya tugas dan fungsi
tersebut pada Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara akan dibentuk
Accesment center atau pusat penilaian Pegawai Negeri Sipil.
Dengan makin besarnya tanggung jawab ini, budaya belajar harus terus
dikembangkan bagi setiap pegawai agar BKN dapat menjadi pusat konsultan
manajemen PNS. Perubahan nama Badan Administrasi Kepegawaian Negara
(BAKN) menjadi BKN bukan sekadar perubahan nomenklatur, tapi juga
perubahan tugas dan fungsi BKN, Adapun titik berat yang diemban BKN
adalah menjalankan manajemen PNS dengan baik, seraya tetap menjalankan
fungsi administrasi kepegawaian.
Sjahran Basah2 mengemukakan pengertian eksistensi dihubungkan
dengan kedudukan, fungsi, kekuasaan atau wewenang pengadilan dalam 1 http://www.bkn.go.id/in/berita/1754-bkn-menjadi-konsultan-manajemen-pns.html2 Sjahran Basah, Eksistensi dan tolok ukur badan peradilan administrasi di Indonesia, Alumni,
bandung, 1985, Bab I dan II
lingkungan badan peradilan administrasi di Indonesia, kemudian Philipus M
Hadjon3 dalam salah satu judul karya ilmiahnya menghubungkan eksistensi
dengan kedudukan dan fungsi Badan Penyehatan Perbankan Nasional.
Dengan berbagai pengertian tersebut, maka dalam tulisan ini
penguatan bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian kami kaitkan dengan
eksistensi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN yang diartikan sebagai
keberadaan atau kedudukan yang dihubungkan dengan fungsi
menyelenggarakan Bimbingan Teknis Kepegawaian serta fungsi-fungsi
lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, hal ini
disebabkan karena pengertian eksistensi selalu dihubungkan dengan
kedudukan dan fungsi hukum atau fungsi suatu lembaga hukum tertentu.
Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara adalah rancangan
undang-undang yang mengatur Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia
dan Pegawai Pemerintah Nonpermanen Republik Indonesia yang bekerja
pada instansi pemerintah dan pemerintah daerah..4 Pembentukan Undang-
Undang Aparatur Sipil Negara didasarkan atas pertimbangan:
1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari
3 Philipus M Hadjon, Analisis Eksistensi BPPN dari sudut pandang hukum tata negara, makalah, tanpa penerbit, tanpa tahun
4 RUU ASN, DIM 19 Januari 2012
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Bahwa untuk mewujudkan aparatur sipil negara sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan aparatur sipil negara
sebagai profesi yang memiliki kewenangan mengelola dirinya dan
wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan
prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil Negara.
3. bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sudah tidak sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan
global sehingga perlu diganti.
II. Peran dan Fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
59/KEP/2001 Tanggal 27 Agustus 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara antara lain disebutkan Kantor
Regional Badan Kepegawaian Negara menyelenggarakan sebagaian tugas
pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Negara dibidang administrasi dan
manajemen kepegawaian negara diwilayah kerjanya, yang kewenangannya
masih melekat pada pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Selanjutnya juga disebutkan untuk melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara
menyelenggarakan fungsi koordinasi, bimbingan, pemberian petunjuk teknis,
dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan
dibidang kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Kantor
Regional Badan Kepegawaian Negara dibentuk Bidang Bimbingan Teknis
Kepegawaian yang dipimpin oleh Kepala Bidang sejajar dengan eselon III.a.
Pada bagian ketujuh Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 59/KEP/2001 disebutkan Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian
mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis kepegawaian dan diklat
kepegawaian, melakukan pengawasan kompetensi jabatan, dan pengendalian
pemanfaatan lulusan diklat Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Daerah.
Semua bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian dibagi habis dalam
tiga seksi, yaitu :
1. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian I mempunyai tugas:
a. Melaksanakan bimbingan dan petunjuk teknis kepegawaian.
b. Pengawasan standar kompetensi jabatan
c. Koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang
kepegawaian diwilayah kerjanya
d. Melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja dan disiplin
Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Kantor Regional Badan
Kepegawaian Negara.
2. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian II mempunyai tugas:
a. Melaksanakan bimbingan dan petunjuk teknis kepegawaian.
b. Pengawasan standar kompetensi jabatan
c. Koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang
kepegawaian diwilayah kerjanya
3. Seksi Pengembangan Kepegawaian mempunyai tugas:
a. Merencanakan kebutuhan diklat.
b. Menyusun program diklat
c. Menyiapkan penyelenggaraan diklat kepegawaian
d. Melakukan kerjasama diklat, monitoring dan pengendalian
pemanfaatan diklat instansi diwilayah kerjanya
Dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap Rancangan
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012 Pasal 47
disebutkan Badan Kepegawaian Negara berkedudukan di ibukota negara, dan
dapat dibentuk perwakilan di Provinsi.
Dalam Pasal 45 Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap
Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012
disebutkan tugas-tugas Badan Kepegawaian Negara, yaitu:
a. Membantu Presiden dalam penyelenggaraaan manajemen kepegawaian
negara dalam rangka terciptanya sumber daya manusia Aparatur Negara
yang profesional serta berkualitas dan bermoral tinggi, guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan; dan
b. Menyimpan informasi yang telah dimutakhirkan oleh Instansi dan
Perwakilan serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara.
Untuk mendukung tugas-tugas tersebut, didalam pasal 46 Daftar
Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap Rancangan Undang-Undang Aparatur
Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012 Rancangan Undang-Undang Aparatur
Sipil Negara, Badan Kepegawaian Negara mempunyai fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian ASN;
b. Perencanaan pengembangan kepegawaian ASN;
c. Penyusunan kebijakan teknis penggajian dan penghargaan bagi
Pegawai ASN
d. Penyusunan norma dan standar teknis bagi jabatan negeri;
e. Penyediaan calon pejabat struktural dan fungsional tertentu bagi semua
instansi pemerintah termasuk untuk Daerah Otonom;
f. Pengawasan dan pengendalian pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan sumber daya manusia Aparatur Negara;
g. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi kepegawaian
negara, pengelolaan dan pengolahan data dan penyajian informasi yang
mendukung pengembangan sumber daya manusia Aparatur Negara;
h. Penyelenggaraan administrasi sumber daya manusia Aparatur
Pemerintah yang meliputi pemberian pertimbangan, persetujuan
dan/atau penetapan mutasi kepegawaian dan pensiun;
i. Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem pengawasan
kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip akuntabilitas;
j. Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan perundang-
undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah;
k. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan mantan
pejabat negara;
Dalam Pasal 48 Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap
Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012,
Badan Kepegawaian Negara berwenang:
a. Menyelenggarakan teknis pembinaan dan manajemen kepegawaian
ASN;
b. Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN;
c. Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian Kinerja
Pegawai ASN;
d. Pembinaan teknis pendidikan fungsional bidang kepegawaian; dan
e. Memelihara dan mengembangkan Sistem Informasi Pegawai ASN
melalui pengumpulan data dan pencatatan informasi Pegawai ASN,
pemberian informasi data Pegawai ASN, dan penataan administrasi
Pegawai ASN.
Dengan asumsi bahwa Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap
Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari
2012 tersebut yang akan disahkan menjadi Undang-Undang Aparatur
Sipil Negara (ASN) dan belum ada perubahan Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara, maka tugas
dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian akan semakin
kompleks terutama yang berkaitan dengan Penyediaan calon pejabat
struktural dan fungsional tertentu bagi semua Instansi Pemerintah
termasuk untuk Daerah Otonom, Pengawasan dan pengendalian
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sumber daya manusia
Aparatur Negara, Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem
pengawasan kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip
akuntabilitas, Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian kepada instansi
pemerintah, Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN,
Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian Kinerja
Pegawai ASN.
III. Strategi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN dalam Penguatan Peran
dan Fungsinya
Tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang
profesional merupakan sasaran dan tujuan yang hendak diwujudkan sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010 – 2025. Penataan sistem manajemen sumber daya
manusia aparatur sebagai salah satu program area perubahan reformasi
birokrasi, merupakan program yang sangat strategis dan menentukan
keberhasilan seluruh program area perubahan lainnya. Hal ini dikarenakan
aparatur (PNS) berperan ganda sebagai subyek dan obyek pelaksanaan
reformasi birokrasi.
Mencermati Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) terhadap Rancangan
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tanggal 19 Januari 2012, perlu
startegi dalam rangka penguatan tugas dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis
Kepegawaian Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara terutama yang
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyediaan calon pejabat struktural dan fungsional tertentu bagi
semua Instansi Pemerintah termasuk untuk Daerah Otonom
2. Pengawasan dan pengendalian pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan sumber daya manusia Aparatur Negara,
3. Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem pengawasan
kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip
akuntabilitas,
4. Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan perundang-
undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah,
5. Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN,
6. Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian
Kinerja Pegawai ASN.
Strategi-strategi yang ditawarkan oleh penulis dalam rangka
penguatan peran dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian Kantor
Regional Badan Kepegawaian Negara sebagai leading sector dibidang
kepegawaian antara lain:
1. Mengadakan diklat kepegawaian secara terus menerus dan
berkesinambungan.
Selama ini jika menyelenggarakan Diklat Kepegawaian, Bidang
Bimbingan Teknis Kepegawaian hanya sebagai pelaksana. Dalam
hal ini penulis menyarankan supaya Bidang Bimbingan Teknis
Kepegawaian memberdayakan gedung yang ada dilingkungan
Kantor Regional dan penginapan (mess pegawai), untuk
menyelenggarakan Diklat misalnya Diklat Prajabatan Pegawai
Negeri Sipil bekerjasama dengan Instansi terkait. Didalam
pelaksanaan diklat tersebut, Bidang Bimbingan Teknis
Kepegawaian harus terlibat aktif selain menyusun kurikulum yang
diperlukan dengan berpedoman pada Peraturan Kepala LAN
Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat
Prajabatan CPNS Golongan III serta Peraturan Kepala LAN
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat
Prajabatan CPNS Golongan II juga terlibat aktif sebagai tenaga
pengajar.
2. Peningkatan kinerja melalui pembinaan karir PNS dilingkungan
Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian
Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Pokok-pokok kepegawaian, menyatakan antara lain bahwa PNS
diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu.
Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesional sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu. Jabatan sebagai
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak seseorang PNS dalam satuan organisasi negara. Kebijakan
pembenahan profesionalisme PNS diwujudkan melalui upaya
pembinaan karir PNS yang lebih optimal. Optimalisasi pembinaan
karir PNS dilaksanakan dengan mengembangkan jalur jabatan
karir PNS terutama jalur jabatan fungsional tertentu, sebagaimana
dicanangkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Azwa Abubakar yaitu birokrasi yang ramping
struktur akan tetapi kaya fungsi.
Dalam rangka pembinaan karir PNS dan optimalisasi Bidang
Bimbingan Teknis Kepegawaian, menurut pengamatan penulis
jabatan fungsional tertentu yang harus ada di Bidang Bimbingan
Teknis Kepegawaian, antara lain:
a. Widyaiswara
Hal ini berkaitan dengan Pemberian bimbingan teknis
pelakasanaan peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian kepada instansi pemerintah.
b. Auditor Kepegawaian
Hal ini berkaitan dengan Perumusan, pelaksanaan dan
koordinasi sistem pengawasan kepegawaian yang efektif dan
efisien berdasarkan prinsip akuntabilitas.
c. Assessor (Accesor)
Hal ini berkaitan dengan Pusat Penilaian Kompetensi dan
Penilaian Kinerja Pegawai ASN.
Selain itu, pada Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian, bisa
dibentuk Tim/Personil dengan memiliki keahlian, antara lain:
a. Berhubungan dengan Manajemen Pegawai Negeri Sipil
seperti : Analisis Jabatan (ANJAB), Analisis Beban Kerja
(ABK), Evaluasi Jabatan (Evajab), Standar Kompetensi
Jabatan (Stankomjab), Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) dan
sebagainya.
b. Berhubungan dengan Teknis kepegawaian, seperti : Mutasi
Kepegawaian, Status Kepegawaian dan Pensiun.
c. Berhubungan dengan Pengawasan dan Pengendalian, seperti
penguasaan PP 53 Tahun 2010.
3. Sinkronisasi Program Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian
dengan instansi terkait.
Hal ini penulis sarankan, karena menurut pengamatan penulis
selama ini program dari Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian
sering over lap dengan instansi terkait. Akibatnya program Bidang
Bimbingan Teknis Kepegawaian kurang berjalan maksimal,
dikarenakan keterbatasan anggaran intansi terkait. Setiap tahun,
Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian melakukan sosialisasi
program-program pada bidang tersebut kepada instansi terkait,
sehingga instansi dapat mengantisipasi dengan menyediakan
anggaran sesuai kebutuhan.
Penguatan peran dan fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian
dengan ditetapkannya Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara
(RUU ASN) menjadi Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN),
dapat dilakukan dengan catatan ada kemauan dan komitmen dari pemegang
kebijakan yaitu Kepala Kantor Regional serta Kepala Bidang Bimbingan
Teknis Kepegawaian, serta kesiapan dari seluruh Pegawai Negeri Sipil
dilingkungan Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya dapat kami simpulkan:
1. Peran dan Fungsi Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian Kantor
Regional BKN didalam RUU ASN, antara lain:
a. Penyediaan calon pejabat struktural dan fungsional tertentu bagi
semua Instansi Pemerintah termasuk untuk Daerah Otonom
b. Pengawasan dan pengendalian pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan sumber daya manusia Aparatur Negara,
c. Perumusan, pelaksanaan dan koordinasi sistem pengawasan
kepegawaian yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip
akuntabilitas,
d. Pemberian bimbingan teknis pelakasanaan peraturan perundang-
undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah,
e. Menyusun materi seleksi umum calon Pegawai ASN,
f. Menyelenggarakan Pusat Penilaian Kompetensi dan Penilaian Kinerja
Pegawai ASN.
2. Strategi Bidang Bimtek Kantor Regional BKN dalam Penguatan Peran dan
Fungsinya, antara lain:
a. Mengadakan dan menyusun program diklat kepegawaian secara terus
menerus dan berkesinambungan, serta aktif sebagai narasumber bukan
hanya sebagai pelaksana teknis.
b. Dalam rangka pembinaan karir PNS dan optimalisasi Bidang
Bimbingan Teknis Kepegawaian, jabatan fungsional tertentu yang
harus ada di Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian, antara lain:
1) Widyaiswara
2) Auditor Kepegawaian
3) Assesor (accesor)
Selain itu, pada Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian, bisa
dibentuk Tim/Personil dengan memiliki keahlian, antara lain:
1) Berhubungan dengan Manajemen Pegawai Negeri Sipil
seperti : Analisis Jabatan (ANJAB), Analisis Beban Kerja
(ABK), Evaluasi Jabatan (Evajab), Standar Kompetensi
Jabatan (Stankomjab), Analisis Kebutuhan Diklat (AKD)
dan sebagainya.
2) Berhubungan dengan Teknis kepegawaian, seperti : Mutasi
Kepegawaian, Status Kepegawaian dan Pensiun.
3) Berhubungan dengan Pengawasan dan Pengendalian,
seperti penguasaan PP 53 Tahun 2010.
c. Sinkronisasi Program Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian dengan
instansi terkait.
II. Saran
Perlu kesiapan seluruh Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Bidang
Bimbingan Teknis kepegawaian serta komitmen dari Kepala Kantor Regional
dan Kepala Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian.