tradisi lebaran masyarakat betawi (analisis sosio kultural

41
Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural) pada Masyarakat Kampung Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat Tahun 2018 dan 2019 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Zahra Nadhia NIM: 11140150000074 JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio – Kultural)

pada Masyarakat Kampung Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat Tahun 2018 dan 2019

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Zahra Nadhia

NIM: 11140150000074

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 2: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural
Page 3: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural
Page 4: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural
Page 5: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural
Page 6: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

i

ABSTRAK

Zahra Nadhia, Tradisi Lebaran Betawi (Analisis Sosio-Kultural) pada

Masyarakat Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Tahun 2018 dan

2019.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Memahami motivasi masyarakat dalam

melaksanakan tradisi Lebaran di Duri Kosambi. (2) Mengukur pengetahuan

masyarakat mengenai sejarah dan perkembangan tradisi lebaran Betawi di Duri

Kosambi. (3) Mengetahui pelaksanaan lebaran Betawi di Duri Kosambi. (4)

Mengetahui hal yang dilakukan masyarakat Duri Kosambi dalam melaksanakan

lebaran Betawi. (5) Mengetahui cara masyarakat dalam mempertahankan lebaran

Betawi di Duri Kosambi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penulis turun ke lapangan untuk mengamati objek berupa tradisi lebaran betawi,

mewawancarai masyarakat duri kosambi guna melengkapi pertanyaan-pertanyaan

yang telah penulis siapkan, juga mengambil dokumen-dokumen yang diperkukan

seputar lokasi penelitian yaitu Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Lebaran Betawi ini dapat

dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dilihat dari sisi tradisi dan sisi keagamaan.

Tidak ada yang tau pasti kapan tradisi lebaran ini dimulai, namun untuk sejarah

terbentuknya peneliti menemukan beberapa cerita seperti folklore yang beredar di

masyarakat. Tradisi ini diramaikan oleh keluarga besar Duri kosambi, semua

lapisan masyarakat.

Kata Kunci: Lebaran, Betawi, Tradisi

Page 7: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

ii

ABSTRACK

Zahra Nadhia, Lebaran Betawi Tradition, (Socio-Kultural Analysis) of the Duri

Kosambi community, in Cengkareng, West Jakarta 2018 and 2019.

The objectives of this study are: (1) To comprehend motivation of the

community to implement the Lebaran tradition in Duri Kosambi. (2) To measure

public knowledge about the history of Lebaran Betawi tradition in Kosambi Duri.

(3) To know the implementation of Lebaran Betawi at Duri Kosambi. (4) To know

activity Duri Kosambi community to celebrate Lebaran Betawi tradition (5) To

knowi the way Duri Kosambi community maintains Lebaran Betawi.

The method used in this research is qualitative method. With data

collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation.

The writer went to the field to observe objects in the form of the Lebaran Betawi

tradition, interviewed the Duri Kosambi community to complete the questions that

the writer had prepared, also took the necessary documents about the research

location, Duri Kosambi, Cengkareng, West Jakarta.

The results showed that Lebaran Betawi tradition can be seen from two

points of view, from the side of tradition and from the side of religion. No one

knows for sure when this tradition began, but for the history of its formation,

researchers found several stories such as folklore circulating in the community.

This tradition is enlivened by the Duri Kosambi extended family, all levels of

society.

Keyword : Lebaran, Betawi, Tradition

Page 8: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT, karena segala nikmat Kesehatan, nikmat islam iman serta rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat

dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW

yang telah membimbing umat manusia dari zaman kegelapan jahiliyah menuju

jalan yang terang benderang dengan Agama Islam yang dibawanya menjadi

penyelamat dan mengantarkan pemeluknya menuju kedamaian di dunia maupun

di akhirat.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh pihak yang telah

memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan Bapak Andri Noor Ardiyansyah, M.Si. selaku

Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Ibu Tri Harjawati, M.Si. selaku Dosen Pensihat Akademik yang telah

membantu selama perkuliahan dari awal sampai akhir semester ini.

4. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk terus membantu dalam

membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.

5. Ibu Cut Dhien Nourwahida M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi kedua

yang juga telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk terus membantu

dalam membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis menuntut

ilmu di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Page 9: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

iv

7. POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah) Tempat penulis berproses, berorganisasi dan

memberi pengalaman luar biasa yang sangat berharga, dan juga memberi

kehangatan kekeluargaan.

8. Orang tua yang penulis cintai, Ayahku Alm Abdul Janna, I never miss you

because you always in my heart dan Ibuku Aryati satu-satunya orang tua yang

penulis miliki saat ini yang tidak pernah henti membantu mendo’akan,

memotivasi, dan selalu siap dikala penulis kesulitan serta Adik adik

kesayangan kakaknya, Sophie Octarini dan Farhan Fathurohman yang setia

menemani penulis sampai skripsi ini selesai.

9. Terimakasih kepada warga Duri Kosambi atas izin penelitian yang telah

diberikan serta segala informasi dan masukan selama melaksanakan

penelitian.

10. Terimakasih kepada teman seperbimbingan Lutviana Safitri yang telah

bersama-sama, membantu, menemani dalam penyelesaian skripsi ini hingga

sidang munaqasah bersama.

11. Terimakasih kepada teman-teman di Balon yang penulis sayangi, Ana, Nia,

Silvi, Wardah, Rani, Yunita, Aulia, Chairunnisa, Yayu dan Vivi yang telah

menemani dari awal semester dan saling mengingatkan, memberi dukungan

satu sama lain hingga saat ini.

12. Terimakasih kepada teman-teman dan sahabat kelas konsentrasi sosiologi-

antropologi dan mahasiswa jurusan IPS Angkatan 2014, yang mewarnai hari-

hari selama perkuliahan, dukungan, semangat dan do’a yang diberikan.

13. Terimakasih kepada sahabatku sedari kecil Nuri Hanifah, Annisa Maulidina,

Ajrine Rahmah,

14. Terimakasih teruntuk yang tersayang Batati, Yunita Nurul Fajrina dan Puspa

Ayu Melodyana yang telah menemani masa masa senang maupun sulit

selama berada di tanah ciputat.

15. Terimakasih teruntuk Tita, Ghina dan Lulu Keluarga terdekat dan tersayang

di Postar yang menemaniku berproses dan berorganisasi.

Page 10: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

v

16. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk

membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan.

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan karena Allah

SWT penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran

dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca

serta bagi masyarakat.

Jakarta, 28 Agustus 2020

Penulis

Zahra Nadhia

Page 11: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................... i

ABSTRACK ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR .............................. 8

A. Kajian Teori .............................................................................................. 8

1. Tradisi Lebaran ...................................................................................... 8

2. Lebaran Betawi .................................................................................... 14

3. Masyarakat Betawi .............................................................................. 16

B. Landasan Teori ........................................................................................ 23

C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 26

D. Kerangka Berpikir ................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 29

Page 12: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

v

B. Metode Penelitian.................................................................................... 31

C. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 32

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ....................................... 39

E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data...................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 42

A. Deskripsi Penelitian................................................................................. 42

B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 47

C. Hasil Pembahasan ................................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 76

A. Kesimpulan ............................................................................................. 76

B. Saran ....................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 80

Page 13: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ............................................................................................................ 30

Tabel 3.2 ............................................................................................................ 34

Tabel 3.3 ............................................................................................................ 37

Tabel 3.4 ............................................................................................................ 38

Tabel 3.5 ............................................................................................................ 39

Tabel 4.1 ............................................................................................................ 42

Tabel 4.2 ............................................................................................................ 43

Tabel 4.3 ............................................................................................................ 44

Tabel 4.4 ............................................................................................................ 45

Tabel. 4.5 ........................................................................................................... 46

Page 14: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 ........................................................................................................ 29

Gambar 4.1 ........................................................................................................ 50

Gambar 4.2 ........................................................................................................ 50

Gambar 4.3 ........................................................................................................ 57

Gambar 4.4 ........................................................................................................ 62

Gambar 4.5 ........................................................................................................ 62

Page 15: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

viii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 ......................................................................................................... 28

Page 16: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

Lampiran 5 Pedoman Dokumentasi

Lampiran 6 Transkip Wawancara

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Data Monografi Kelurahan Duri Kosambi

Lampiran 9 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Biodata Penulis

Page 17: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dari segi geografis merupakan negara di Asia Tenggara yang

dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta

antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara

kepulauan terbesar di dunia yang dengan populasi kurang lebih dua ratus juta

jiwa pada tahun 2018, oleh karena itu Indonesia disebut sebagai negara

berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Letak Negara Indonesia sangat strategis, ini dikarenakan Indonesia

pada sejarahnya merupakan tempat singgah dan peristirahatan bangsa asing

yang berlayar melewati jalur perdagangan Indonesia. Hal itupun

mempengaruhi peradaban pada kehidupan manusianya. Keanekaragaman

Indonesia merupakan sumber kekayaan yang sangat berharga. Setiap daerah

mempunyai keanekaragaman masing masing mulai dari tradisi, bahasa sampai

kepada budayanya.

Ibu kota Negara Indonesia adalah Jakarta. Jakarta terdiri dari lima kota

administrasi dan satu kabupaten administrasi, lima kota administrasi terdiri

dari Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta

Utara sedangkan kabupaten administrasi yaitu Kepulauan Seribu. Jakarta

merupakan kota paling sibuk di Indonesia. Mulai dari pusat pemerintahan,

politik, bisnis, sampai perusahaan asing dan swasta berada di Kota Jakarta.

Sebagai jantung negara Indonesia, Jakarta merupakan kota yang didominasi

dengan berbagai macam individu dari daerah dan suku yang berbeda, hal ini

juga disebabkan karena banyak penduduk luar Jakarta yang mencari

peruntungan di daerah Ibu Kota ini. Namun, Jakarta juga mempunyai

penduduk asli yang biasa disebut dengan Etnis Betawi.

Betawi dikenal sebagai penduduk asli Jakarta. Berdasarkan asal-

usulnya, sebutan Betawi bukanlah nama yang sesungguhnya diberikan kepada

suku yang tinggal di Jakarta ini. Kata Betawi lebih merupakan turunan kata

Page 18: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

2

yang muncul karena adanya penyesuaian lidah dan pendengaran dari kata

Batavia. Hal ini tampaknya mudah untuk dimengerti, sebab kata Batavia itu

tidak hanya ada di Jakarta atau di Indonesia saja. Kata yang sama juga dapat

kita temukan di negara bagian New York, Amerika.1

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, kota Jakarta dibanjiri

banyak imigran dari seluruh pelosok Indonesia. Begitu banyaknya imigran ke

Jakarta menyebabkan suku Betawi menjadi minoritas di Jakarta. Pada tahun

1961, jumlah suku Betawi kurang lebih 22,9 persen dari seluruh penduduk

Jakarta yang berjumlah 2,9 juta. Mereka secara perlahan-lahan tergusur ke

pinggiran dan bahkan keluar dari daerah Jakarta. Semenjak dua dasa terakhir

ini orang Betawi dikelompokan menjadi 3 kelompok besar, yaitu: Betawi

Tengah, Betawi Pinggiran, Betawi Udik.2

Walaupun berada dalam ruang lingkup perkotaan, Betawi sangat kaya

akan kebudayaannya. Dalam keseharian orang Betawi menggunakan Bahasa

Betawi untuk berinteraksi. Bahasa Betawi merupakan bahasa dialek Melayu

Jakarta atau Melayu Batavia. Bahasa ini adalah turunan dari bahasa Melayu.

Orang-orang Betawi menggunakan bahasa ini dalam kehidupan dan

komunikasi mereka. Berdasarkan sejarahnya bahasa Betawi adalah bahasa

Kreol yang pada dasarnya adalah bahasa Melayu Pasar, kemudian

dikembangkan dengan mengadopsi bahasa-bahasa Sunda, Bali, Jawa, Cina

Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, dan bahasa Eropa (terutama

bahasa Belanda dan Portugis). Hal ini sejalan dengan sejarah penduduk yang

ada di Jakarta, dimana orang-orang Betawi itu merupakan pencampuran dari

berbagai suku dan bangsa sebagaimana telah kita bicarakan pada bagian

sebelumnya yang menyangkut asal-usul orang Betawi.3

Untuk tradisi lainnya masih banyak hal menarik yang jarang diketahui

orang banyak. Dalam bidang kesenian Betawi memiliki seni Gambang

Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang

berakar pada tradisi musik Arab, orkes Samrah berasal dari Melayu,

1Edi Setiadi dkk, Ensiklopedia Jakarta Vol . 5. 2009. Jakarta : PT Lentera Abad. h.9 2 Ibid., h.10 3 Ibid h.18

Page 19: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

3

Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang

berlatar belakang kebelandaan. Sebagian besar orang Betawi menganut agama

Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katolik juga ada

namun sedikit sekali. Diantara suku betawi yang beragama Kristen, ada yang

menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal

dan bangsa Portugis. Karena sebagian besar beragama Islam, maka Betawi

mempunyai tradisi Lebaran sendiri. Jika penduduk pendatang pulang ke

kampung halamannya, penduduk asli betawi akan menetap di Jakarta. Namun,

ada hal unik yang ditemukan peneliti mengenai Tradisi lebaran Betawi di Duri

Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Masyarakat Betawi dikenal dengan jiwa sosialnya yang sangat tinggi,

sehingga mereka sering mengganggap satu sama lain adalah saudara. Orang

tua mereka juga sudah menanamkan hal ini kepada keturunannya sejak dini.

sehingga keterikatan antara mereka kuat. Namun, hal ini sepertinya sedikit

mulai merenggang. Hal ini dikarenakan mereka sudah mulai tidak mengenal

saudaranya sendiri atau disebut dengan istilah Mati Obor. Maksud dari kata

Mati Obor disini adalah ketika seseorang tidak mengetahui silsilah

keluarganya sendiri. Ketika para sesepuh mereka sudah tidak ada, mereka

tidak mencoba untuk melanjutkan tali silaturahmi yang sudah terjaga sejak

dulu.

Pada zaman serba kemudahan seperti sekarang ini, tidak mudah untuk

mempertahahankan sebuah tradisi yang sudah dibangun dari berabad-abad

yang lalu. Beberapa bahasa daerah dinyatakan punah, begitupula kebudayaan

juga kesenian. Globalisasi tentu saja membawa dampak yang baik, akan tetapi

juga mempunyai beberapa dampak negatif. Di Jakarta, sebagai ibu kota negara

Republik Indonesia, pembangunan secara besar-besaran di Jakarta membuat

suku asli tergeser ke pinggiran. Hal ini membuat beberapa tradisi yang sudah

lama dilestarikan menjadi tidak lagi dilakukan karena menyesuaikan dengan

lingkungan yang baru. Seperti yang dikatakan G.J Nawi pada bukunya Maen

Pukulan Pencak Silat Khas Betawi, keberadaan etnis Betawi sebagai

penduduk asli Jakarta kian tersisih. Begitu pesatnya perkembangan Jakarta

Page 20: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

4

sebagai ibu kota negara, mau tidak mau menjadi incaran kaum urban.

Kebudayaan Betawi tidak dapat mengelak dari pengaruh budaya pendatang

yang dapat membawa ke arah kebaikan maupun sebaliknya.4

Seiring dengan berkembangnya alat telekomunikasi, pada zaman

sekarang silaturahmi semakin mudah dilakukan. Apalagi dengan adanya alat

komunikasi yang makin canggih, bertemu bukan lagi menjadi tolak ukur

sebagai menyambung tali silaturahmi. Dengan mengirim pesan singkat seakan

akan silaturahmi seperti itu sudah lumrah digunakan. Namun tidak dengan

masyarakat Duri Kosambi. Istilah mereka adalah ñGue udah kerumah lu, lu

juga harus kerumah gueò. Lebaran di Duri Kosambi merupakan salah satu

kebudayaan yang unik dan harus dilestarikan.

Semua rumah yang termasuk wilayah dari Duri Kosambi mengadakan

Open House secara bergiliran. Dalam waktu tujuh hari setiap daerah yang

merupakan bagian dari Duri Kosambi menerima tamu dengan sistematika

yang sama dari tahun-tahun sebelumnya. Uniknya, sistematika lebaran di Duri

Kosambi dilakukan dengan sangat teratur mulai dari hari pertama lebaran

sampai hari ke tujuh. Tentu saja ini merupakan hal yang unik dalam

menyelamatkan masyarakat Duri Kosambi dari istilah Mati Obor. Namun,

seiring berjalannya waktu, kegiatan tradisi lebaran di Duri Kosambi tidak

berjalan mulus seperti dahulu. Masyarakat seperti kehilangan gairah dalam

menyambut hari lebaran sampai pada hari perayaannya. Hal ini tentu saja

menimbulkan kekhawatiran menghilangnya kebudayaan atau tradisi Betawi

yang sudah lama di lestarikan. Kegiatan tradisi lebaran ini dilakukan oleh

seluruh masyarakat Duri Kosambi tanpa terkecuali. Jika peminat perayaan

tradisi lebaran betawi ini berkurang maka hubungan sosial masyarakat juga

akan berkurang, apalagi jika sampai tidak mengenali saudara sendiri.

Biasanya masyarakat betawi sangat mempersiapkan pernak-pernik hari

raya, mulai dari mengecat ulang rumahnya, membeli kursi baru, menyiapkan

vas bunga, sampai dengan menyiapkan makanan-makanan khas yang sudah

4 G.J Nawi, Maen Pukulan : Pencak Silat Khas Betawi, (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2016), h.9

Page 21: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

5

dibuat sejak seminggu sebelum lebaran. Namun, pada saat ini mereka lebih

memilih yang lebih praktis sehingga makanan tradisional cenderung

ditinggalkan. Hal unik semacam ini tidak ada sejarah yang jelas mengapa

dapat terjadi, namun penulis akan mencoba mencari tahu dalam penelitian ini.

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan, penulis sangat tertarik

untuk meneliti tradisi lebaran di Duri Kosambi yang hingga saat ini masih

dilaksanakan. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian

yang berjudul Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio

Kultural) Tahun 2018 dan 2019 pada Masyarakat Kampung Duri

K o s a mb i , C e n g k a r e n g , J a k a r t a B a r a t "

A. Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya gairah masyarakat dalam mengikuti acara tradisi lebaran

Betawi.

2. Semakin ditinggalkannya kebudayaan atau tradisi Betawi terdahulu

oleh masyarakat Betawi saat ini

3. Hubungan sosial masyarakat yang berkurang akibat kurang mengenali

saudara dan kerabat.

4. Berkurangnya motivasi masyarakat untuk mengikuti acara tradisi

lebaran Betawi akibat pernikahan dengan suku yang berbeda.

5. Semakin ditinggalkannya makanan tradisional Betawi karena

masyarakat betawi lebih memilih makanan yang lebih praktis.

6. Tidak ada panduan khusus untuk melakukan acara Tradisi lebaran

Betawi, sehingga generasi penerus tidak banyak tahu dalam mengikuti

acara tersebut.

Page 22: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

6

B. Pembatasan Masalah

Bedasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada

masalah gairah masyarakat dalam mempertahankan tradisi lebaran pada

masyarakat Betawi khususnya pada masyarakat Betawi Duri Kosambi.

C. Rumusan Masalah

Bedasarkan pembatasan masalah maka rumusan masalah utama

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah upaya masyarakat Betawi Duri

Kosambi dalam mempertahankan tradisi lebaran Betawi ?

Rumusan masalah akan dirinci menjadi beberapa pertanyaan

sebagai berikut

1. Bagaimana motivasi masyarakat duri kosambi dalam melaksanakan

tradisi Lebaran di Duri Kosambi ?

2. Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai sejarah tradisi lebaran

Betawi di Duri Kosambi ?

3. Bagaimana pelaksanaan lebaran Betawi di Duri Kosambi ?

4. Apa saja hal yang dilakukan masyarakat Duri Kosambi dalam

melaksanakan lebaran Betawi ?

5. Bagaimana cara masyarakat dalam mempertahankan lebaran Betawi di

Duri Kosambi ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memahami motivasi masyarakat dalam melaksanakan tradisi Lebaran

di Duri Kosambi.

2. Mengukur pengetahuan masyarakat mengenai sejarah dan

perkembangan tradisi lebaran Betawi di Duri Kosambi.

3. Mengetahui pelaksanaan lebaran Betawi di Duri Kosambi.

4. Mengetahui hal yang dilakukan masyarakat Duri Kosambi dalam

melaksanakan lebaran Betawi.

Page 23: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

7

5. Mengetahui cara masyarakat dalam mempertahankan lebaran Betawi

di Duri Kosambi.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat teotitis

a. Bagi Peneliti

Sebagai ilmu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

materi yang diteliti yaitu tradisi lebaran Betawi di Duri Kosambi.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran dalam bidang pendidikan, yaitu mengetahui salah satu

kebudayaan Betawi yaitu tradisi Lebaran di Duri Kosambi.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada masyarakat akan pentingnya mempertahankan tradisi

dan kebudayaan terutama tradisi lebaran Betawi di Duri Kosambi itu

sendiri dalam mempererat tali persaudaraan.

Page 24: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengamati dan mengambil data

pada tradisi lebaran masyarakat di Duri Kosambi Jakarta Barat. Alasan

dilakukannya penelitian ini ialah terdapat keunikan pada tradisi lebaran

yang yang dilaksanakan oleh masyarakat Duri Kosambi Jakarta Barat.

Gambar 3.1

Lokasi Penelitian

Sumber : Google Maps/Duri Kosambi

2. Waktu Penelitian

Pengambilan waktu pelaksanaan ini didasarkan agar penelitian ini

sesuai target yang telah di tetapkan dan pada pertimbangan bahwa

interval waktu tersebut penulis sudah dapat memfokuskan penelitian

Page 25: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

30

dan penulisan skripsi. Penelitian ini dilaksanakan pada Lebaran Idul

Fitri 1439 H, yang jatuh pada tanggal 15 Juni pada tahun 2018, dan 3

Juni pada tahun 2019. Lebaran ini dilakukan bedasarkan sidang isbad

dari pemerintah.

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Nama Kegiatan Waktu

1. Penyusunan rencana penelitian September 2018

2. Pembuatan instrumen Oktober 2018

3. Pengumpulan data November 2018 – September 2019

4. Pengolahan data Oktober 2019

5. Penyusunan laporan penelitian November 2019 – Februari 2020

3. Latar Penelitian (Setting)

Duri kosambi merupakan suatu kelurahan yang berada di

kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Peneliti tertarik melakukan

penelitian pada tradisi Lebaran Betawi dikarenakan masyarakatnya

mempunyai keunikan dalam melaksanakan hari raya Idul Fitri. Mulai dari

Open House, waktu lebaran yang dilaksanakan selama tujuh hari dan

makanan-makanan yang ada pada pelaksanaan tradisi tersebut yang masih

ada sampai sekarang.

Namun, pada saat ini tradisi tersebut mengalami beberapa

perubahan seperti menurunnya motivasi masyarakat, pernikahan dengan

suku yang berbeda, memilih makanan yang cenderung lebih praktis

sehingga makanan tradisional mulai ditiggalkan, dan lain sebagainya.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai

Page 26: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

31

prosesi Lebaran Betawi masyarakat Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta

Barat.

B. Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk memahami suatu objek. Jadi,

metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami suatu objek.1

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif, yaitu berupa narasi cerita, seperti penuturan

informan, gerak tubuh, mimik, dan banyak hal lain yang tidak didominasi

angka-angka sebagaimna penelitian kuantitatif.2 Metode kualitatif adalah

jenis yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan

cara-cara lain dari komunikasi (pengukuhan). Penelitian kualitatif dapat

menunjukkan pada penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah,

tingkah lak, atau hubungan kekerabatan.3

Pengertian kualitatif itu sendiri menurut Taylor dan Bogdan oleh

Bagong Suyanto dan Sutinah dapat diartikan sebagai penelitian yang

menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis,

dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.4

Tyalor dan Bogdan juga mengatakan bahwa penelitian kualitatif

memiliki karakteristik khusus, yaitu:

a. Bersifat Induktif, yaitu mendasarkan pada prosedur logika yang

berawal dari proporsi khusus sebagai hasil pengamatan

danberakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru)

hipotesis bersifat umum. Dalam hal ini konsep dan pengertian

serta pehaman disadarkan pada pola yang di temui di dalam

data.

1 Arief Subiantoro, Metode dan Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Andi Offset,

2006), h.65 2 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h.25 3 Syamsir Salam, dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), h.30 4Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan,

(Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2015), Cet. ke-8, h.166

Page 27: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

32

b. Melihat setting dan manusia sebagai suatu kesatuan, yaitu

mempelajari manusia dalam konteks dan situasi di mana

mereka berada.

c. Memahami perilaku manusia dari sudut pandang mereka

sendiri (sudut pandang yang diteliti). Hal ini dilakukan dengan

cara melakukan empati pada orang yang diteliti dalam upaya

memahami bagaimana mereka melihat berbagai hal dalam

kehidupannya.

d. Lebih mementingkan proses penelitian daripada hasil

penelitian. Bukan pemahaman mutlak yang dicari, tetapi

pemahan mendalam tentang ehidupan sosial.

e. Menekankan pada validitas data sehingga ditekankan pada

dunia empiris.

f. Bersifat humanitis, yaitu memahami secara pribadi orang yang

diteliti.

g. Semua aspek kehidupan sosial dan manusia dianggap

berhargadan penting untuk dipahami karena dianggap bersifat

spesifik dan unik.5

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data sedekat mungkin

dengan data yang ada dan sesuai dengan realitas di lapangan. Berdasarkan

pada kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan sebelumya

maka, dalam mengungkapkan serta menjelaskan permasalahan yang ada,

jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena pendapat diatas

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis untuk menghasilkan data

dari fenomena Lebaran Betawi di Duri Kosambi, Jakarta Barat.

Penggunaan pendekatan kualitatif dimaksudkan agar peneliti dapat terjun

secara lebih mendalam terhadap objek yang diteliti yaitu masyarakat Duri

Kosambi, Jakarta Barat.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri

5 Ibid., h.169-170

Page 28: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

33

atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas

(activity), yang berinteraksi secara sinergi.6

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,

tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman, dan guru

dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sampel

teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan

teori.7

Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak

menggunakan populasi dan sampel tetapi menggunakan pendekatan secara

intensif kepada informan yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam

penelitian ini. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai beberapa orang

yang berpartisipasi dalam Lebaran Betawi di Duri Kosambi. Mulai dari

masyarakat, sampai tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam pelaksanaan

Lebaran di Duri Kosambi.

C. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah tahap yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.

Pengumpulan data dapat dikumpulkan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data lazimnya

menggunakan observasi dan wawancara. Menurut Lofland dan Lofland

sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.8

Sebelum menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data terlebih

dahulu peneliti akan membuat klasifikasi tentang jenis data, sumber data

dan teknik pengumpulan data seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut:

6Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif KualitatifDan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2013), Cet.18, h.215 7Ibid, h.216 8 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011), Cet 29, h.157

Page 29: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

34

Tabel 3.2

Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data Teknik

Pengumpulan

Data

1. Kegiatan yang

dilakukan masyarakat

Duri Kosambi dalam

melaksanakan Lebaran

Betawi.

Tradisi Lebaran

Betawi

Observasi,

Wawancara dan

dokumentasi

2. Waktu keberlangsunan

acara lebaran betawi di

Duri Kosambi.

Tokoh Masyarakat

dan warga

Wawacara dan

dokumentasi

3. Tata cara masyarakat

Duri Kosambi dalam

melaksanakan lebaran

betawi.

Tradisi Lebaran

Betawi, tokoh

masyarakat dan

warga

Observasi,

wawancara dan

dokumentasi

4. Peserta dalam acara

lebaran betawi di Duri

Kosambi

Tradisi Lebaran

Betawi, tokoh

masyarakat dan

warga

Observasi,

wawancara dan

dokumentasi

5. Persiapan Khusus

dalam pelaksanaan

lebaran Duri Kosambi

Tradisi Lebaran

Betawi, tokoh

masyarakat dan

warga

Observasi,

wawancara dan

dokumentasi

Page 30: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

35

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang

dikonsolidasikan:

a. Observasi

Observasi adalah dasar semua pengetahuan. Para ilmuan

hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi.9

Menurut Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan

prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila

responden yang diamatai tidak terlalu besar.10

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengobservasi

bagaimana masyarakat Duri Kosambi menjalankan tradisi Lebaran

Betawi.

b. Wawancara

Setelah proses observasi atau pengamatan selesai, maka

langkah selanjutnya adalah kegiatan wawancara. Wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.11

Wawancara juga dapat diartikan lebih lanjut, yaitu sebagai

metode pengumpulan data atau informasi dengan tanya jawab

sepihak, dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan pada tujuan

penyelidikan. Tujuan wawancara sendiri adalah mengumpulkan

9Sugiyono, Op.cit, h. 226. 10 Ibid., h.145 11 Ibid., h. 231

Page 31: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

36

data atau informasi (keadaan, gagasan atau pendapat, sikap atau

tanggapan, keterangan dan sebagainya) dari suatu pihak tertentu.12

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah

wawancara semi-struktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk

dalam kategori in-deptinterview, di mana dalam pelaksanaannya

lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalah

secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, dan ide-idenya.13 Dalam melakukan wawancara,

peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan.

Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi lebih

mendalamdengan bertatap muka langsung dengan partisipan, tidak

melalui telepon atau video. Tujuan peneliti menggunakan

wawancara ini adalah untuk mengetahui segala aspek mengenai

lebaran Betawi masyarakat Duri Kosambi. Wawancara ini

diperuntukan untuk masyarakat Duri Kosambi serta beberapa

tokoh adat.

c. Dokumentasi

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah

melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi tentang

keadaan sebenarnya yang ada di tempat penelitian guna tanda bukti

yang sah yang mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan.

Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi

cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang

dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara.14

Studi dokumentasi adalah pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam dalam penelitian

12Arief Subyanto dan FX Suwarto, Op.cit, h. 97

13 Sugiyono, Op.cit, h.233 14Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 106-107

Page 32: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

37

kualitatif. Sugiyono menjelaskan bahwa “dokumentasi bisa

berbetuk tulisan atau gambar” .15

Dalam dokumentasi inilah peneliti dapat memberi bukti

bahwa peneliti benar-benar melakukan sebuah penelitian.

2. Instrumen Penelitian

Insrtumen penelitian adalah perangkat untuk menggali data

primer dari responden sebagai sumber data terpenting dalam

sebuah penelitian survei. Instrumen penelitian ilmu sosial

umumnya terbentuk kuesioner dan pedoman pertanyaan (interview

guide). Semua jenis instrumen penelitian ini berisi rangkaian

pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu permasalahan yang

menjadi tema pokok penelitian.16

a. Instrumen Observasi

Tabel 3.3

Pedoman Observasi

No. Data yang Diperlukan Objek

Pengamatan

1. Keadaan lingkungan dan hubungan

sosial antar warga Duri Kosambi

Lokasi dan

Masyarakat Duri

Kosambi

2.. Proses melaksanakan Lebaran di

Duri Kosambi

Tradisi lebaran

masyarakat Duri

Kosambi

3. Fenomena sosial yang terjadi saat

pelaksanaan Lebaran di Duri

Kosambi

Interaksi

masyarakat duri

Kosambi saat

pelaksanaan

Lebaran

15Sugiyono, Op.cit, h. 240 16 Bagong Suyanto dan Sutinah, Op.cit, h. 59

Page 33: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

38

b. Instrumen Wawancara

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara

No Indikator Data Yang Diperlukan

1. Motivasi Lebaran Betawi di

Duri Kosambi

1. Makna lebaran Betawi

2. Tujuan diadakan lebaran Betawi

3. Fungsi diadakan lebaran Betawi

2. Sejarah 4. Sejarah lebaran Betawi

3. Pelaksanaan 5. Waktu dilaksanakannya lebaran

Betawi

6. Peserta yang berpartisipasi

dalam merayakan lebaran

Betawi

7. Tempat dilaksanakannya

lebaran Betawi

4 Prosesi 8. Tata cara lebaran Betawi

9. Persiapan tertentu dalam

menyambut lebaran Betawi

10. Panduan khusus melaksanakan

lebaran Betawi

11. Hal unik dalam kegiatan

lebaran Betwi

12. Jenis makanan yang ada pada

pelaksanaan lebaran Betawi

13. Syarat pelaksanaan lebaran

Betawi

5 Upaya Melestarikan 14. Alasan mempertahankan

lebaran Betawi

15. Perbedaan lebaran betawi yang

dulu dan sekarang

Page 34: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

39

16. Harapan pelaksaan lebaran

betawi kedepannya

c. Instrumen Dokumentasi

Tabel 3.5

Pedoman Dokumentasi

No. Data yang diperlukan Dokumen yang diperlukan

1. Lingkungan Fisik Gambar / Foto

2. Masyarakat / Peserta Lebaran Gambar / Foto dan Video

3. Suasana Lebaran duri Kosambi Gambar / Foto dan Video

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Dalam teknik pengecekan keabsahan data atau uji keabsahan data

dalam penelitian, ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Validas i

merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, sedangkan

reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau

temuan. Oleh karena itu, Susan Stainback menyatakan bahwa, “penelitian

kuantitatif lebih menekankan pada aspek reabilitas, sedangkan penelitian

kualitatif lebih pada aspek Validitas” .17

Uji keabsahan data ini dilakukan dengan perpanjangan waktu

penelitian dimaksudkan agar data-data yang diperoleh penelit i

memungkinkan adanya peningkatan derajat kepercayaan diri penelit i

sendiri. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci.

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

17 Sugiyono, Op.cit, h.267-268

Page 35: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

40

waktu. Terdapat tiga triangulasi yaitu: triangulasi sumber, triangulasi

teknik pengumpulan data, dan Triangulasi waktu.18 Dengan begitu data

yang diperoleh dari lapangan akan terlihat valid atau tidaknya dari uji

triangulasi tersebut.

1) Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

3) Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi

kredibilitas data. Untuk itu dalam rangka pengujian

kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara wawancara dan

observasi dengan waktu yang berulang-ulang sehingga

ditemukan kepastian datanya.19

E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Setelah semua data yang diinginkan diperoleh, langkah selanjutnya

adalah menggunakan data itu untuk penelitian. Data kemudian ditelaah

dan dianalisis, atau lebih dikenal dengan analisis data. Data kualitatif

dianalisis dan di interpretasi bersamaan dengan proses pengumpulan

data.20 Analisis data ini digunakan untuk menjawab masalah yang telah

dirumuskan.

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif adalah

model analisis dan mengalir (flow model). Langkah-langkah yang

dipergunakan dalam model ini antara lain: pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

18 Sugiyono, Ibid, h.273 19 Sugiyono, Ibid, h.274 20 Syamsir Salam, dan Jaenal Aripin, Op.cit, h.136-137

Page 36: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

41

1. Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,

wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan

yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.

2. Reduksi

Setelah mengumpulkan data, maka langkah selanjutnya adalah

mereduksi data. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari observasi,

wawancara dan studi dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari, maka

langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data. Langkah ini

berkait erat dengan proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasikan data

mentah yang diperoleh dari hasil peenelitian. Reduksi data dilakukan

selama penelitian berlangsung. Langkah ini dilakukan sebelum data

benarbenar dikumpulkan. Peneliti sudah megetahui data-data apa saja

yang dilakukan terkait penelitian.21

3. Penyajian Data

Penyajian data atau kumpulan informasi yang memungkinkan penelit i

melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang mudah

dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang

menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verikfikasi merupakan langkah selanjutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran, atau objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kasual, atau interaktif, hipotesis atau teori.22

21 Zulkifli Matondang, Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009 22 Sugiyono, Op.cit, h.252

Page 37: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bedasarkan seluruh hasil penelitian dan uraian pada bab

sebelumnya, penulis berupaya menyajikan kesimpulan mengenai gairah

masyarakat Duri Kosambi dalam melaksanakan Tradisi Lebaran Betawi.

1. Tradisi Lebaran Betawi di Duri Kosambi merupakan Lebaran Idul

Fitri yang dikemas dengan open house atau jaga tamu. Tradisi

Lebaran Betawi ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu agama dan

kebudayaan.

2. Tidak ada yang mengetahui kapan lebaran ini mulai dilaksanakan

namun ada folklore yang tersebar dimasyarakat mengenai tradisi ini,

sayangnya sejarah ini tidak diketahui oleh kebanyakan orang.

Kebanyakan mereka yang mengetahui ini adalah orang tua. Lebaran

ini dilakukan selama tujuh hari dengan jadwal yang sudah ada dari

tahun ke tahun.

3. Tradisi Lebaran Betawi di Duri Kosambi dilaksanakan dari hari

pertama Idul Fitri sampai dengan hari ke tujuh dengan cara

mengujungi rumah dari kampung ke kampung yang ada di Duri

Kosambi secara bergiliran. Tradisi ini diramaikan oleh seluruh lapisan

masyarakat dari masyarakat biasa sampai tokoh masyarakat seperti

kyai dan pimpinan pondok pesantren di Duri Kosambi.

4. Tradisi Lebaran betawi di Duri Kosambi dilakukan tanpa ada aturan

tertulis, tradisi ini tidak mempunyai ritual-ritual keagaamaan tertentu,

panduan khusus tertentu, atau syarat-syarat khusus. Hal-hal yang

dipersiapkan biasanya makanan, minuman, dan pakaian, tentu saja

mereka harus mempersiapkan tenaga dan stamina yang cukup.

5. Tradisi Lebaran Betawi ini masih dilestarikan, namun memiliki

beberapa perbedaan dengan Tradisi Lebaran Betawi di masa silam,

seperti dari segi makanan khas yang mulai sulit dijumpai dikarenakan

Page 38: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

77

resep keluarga yang tidak dijaga, berkurangnya peserta dari hari ke

hari dikarenakan pekerjaan dan pernikahan dengan suku lain, juga

tradisi bawa membawa yang sudah tidak dipakai lagi. Ditengah

megahnya kota Jakarta masih ada warganya yang memegang prinsip

budaya walaupun sedikit banyak mengalami perubahan. Masyarakat

Duri Kosambi berharap Tradisi ini tetap dilestarikan.

B. Saran

Dengan melihat dari bab-bab diatas, maka diberikan saran kepada

masyarakat Duri Kosambi sebagai berikut :

1. Melihat manfaatnya yang kebanyakan positif, maka tradisi ini harus

dilestarikan karena selain untuk silaturahmi dan menghindari mati obor

kebudayan ini dapat dijadikan identitas masyarakat Betawi Duri

Kosambi.

2. Generasi muda harus mengetahui asal-usul bagaimana Tradisi Lebaran

Betawi ini bisa terjadi, sekalipun belum tentu kebenarannya namun hal

ini sangat menarik dan dapat dijadikan motivasi bagaimana pendahulu

mereka menciptakan dan mempertahankan tradisi ini dari tahun ke

tahun.

3. Partisipan dalam tradisi Lebaran Betawi ini harus lebih semangat dalam

mempertahankan dan mengajak keturunannya dalam pelaksanaan

tradisi ini supaya tidak berkurang partisipannya.

4. Walaupun sedikit banyak tradisi Lebaran Betawi ini sudah berubah,

perlu untuk generasi muda mempelajari resep masakan khas Betawi

agar tidak hilang cirri khas nya.

5. Tidak ada tradisi yang bersifat statis, maka dari itu masyarakat Duri

Kosambi harus lebih selektif memilih hal-hal yang cocok untuk

dipertahankan dan dimasukan ke dalam Tradisi Duri Kosambi.

Page 39: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

78

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Da sar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991.

Ahyat, Ita Samtasiyah. Profil Wanita Betawi : Akhir Abad Ke-20. Tangerang Selatan : Serat Alam Media, 2014. Chaer, Abdul. Folklor Betawi Kehidupan dan Kebudayaan Orang Betawi. Jakarta

: Masup Jakarta, 2012.

Dewantara, Ki Hadjar. Karya Ki Hadjar Dewantara bagian P ertama; P endidikan. Yogyakarta: Majelsi Luhur Persatuan Tamansiswa, 2011.

Haris, Tawalinuddin. Kota dan Ma syarakat Jakarta : Dari Kota Tradisional ke Kota Kolonial (Abad XVI-XVIII). Jakarta : Wedatama Widya Sastra, 2007.

Hartomo dan Arnicun Aziz. MKDU Ilmu Sosial Da sar. Jakarta: Bumi Aksara,1993.

Idrus, Muhammad. Metode P enelitian Ilmu Sosial P endekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga, 2009.

Koentjaraningrat. P engantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Maharani, Lies. Upacara Ruwatan Tradisi Surakarta. Jakarta : Wedatama Widya Sastra, 2016.

Moleong, Lexy J. Metodologi P enelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Muhadjir. Baha sa Betawi : Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2000.

Nawi, G.J. Ma en Pukulan : P encak Silat Kha s Betawi. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016. Peursen, C.A. van. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisisus, 1988.

Rosyadi dan Asucipto Toto. Profil Budaya Betawi. Bandung: Alqaprint Jatinagor, 2006.

Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Setiati, Edi dkk. Ensiklopedia Jakarta Vol 5. Jakarta : PT Lentera Abad, 2009

Saputra, Yahya Adi. Upacara Daur Hidup Adat Betawi. Jakarta : Wedatama Widya Sastra, 2008.

Subiantoro, Arief. Metode dan Teknik PenelitianSosial .Yogyakarta: Andi Offset, 2006.

Page 40: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

79

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.

Suswandari. Kearifan Lokal Etnik Betawi : Mapping sosio-kultural Ma syarakat Asli Jakarta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2017. Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2015.

Sztompka, Piotr. Sosiologi P erubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Grup, 2007.

Tilaar, H.A.R. P edagogik Teoritis untuk Indonesia. Jakarta: Kompas, 2015.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi P enelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Waskito, A.A. Kamus Praktis Baha sa Indonesia. Jakarta : PT.Wahyu Media, 2009.

Jurnal :

Nasruddin. Tradisi Mappamula (Panen P ertama) pada Masyarakat Bugis Tolotang di Sidenreng Rappang (Kajian Antropologi Budaya), Jurnal Rihlah, Vol.V, 2017.

Zulkifli Matondang, Validita s dan Reliabilita s Suatu Instrumen Penelitian, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009.

Page 41: Tradisi Lebaran Masyarakat Betawi (Analisis Sosio Kultural

BIODATA PENULIS

Nama : Zahra Nadhia

TTL : Jakarta, 28 November 1995

Alamat : Jl. Kembangan Raya RT009/001 Kembangan Utara

Kembangan, Jakarta Barat, DKI Jakarta

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2014-2020 : S1 Pendidikan IlmuPengetahuan Sosial Konsentrasi Sosiologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2010-2013 : SMA Al Kamal Jakarta

2007-2010 : SMP Negeri 105 Jakarta

2001-2007 : MI Tarbiyatussaadah Jakarta

Pengalaman Organisasi yang pernah diikuti oleh selama dalam dunia perkuliahan

yaitu POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah) Elemen Band. Pengalaman dalam bekerja yang dilewati

penulis yaitu mengajar di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat selama 4 bulan pada tahun 2018 dan

Mengajar di SMP Al Hamidiyah Jakarta pada tahun 2019 - sekarang. Saran atau kritik dapat

dikirim melalui [email protected]