tp fartox

11
Laboratorium Biofarmasetik Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin TUGAS PENDAHULUAN HIPNOTIK-SEDATIF ANASTETIK Nama : Hijrah Al Kautsar B NIM : N111 09 101 Kelompok : 5 Golongan : Sabtu Pagi

Upload: hijrah-sequoia

Post on 02-Jul-2015

116 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: TP Fartox

Laboratorium Biofarmasetik

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

TUGAS PENDAHULUAN

HIPNOTIK-SEDATIF

ANASTETIK

Nama : Hijrah Al Kautsar B

NIM : N111 09 101

Kelompok : 5

Golongan : Sabtu Pagi

MAKASSAR

2011

Page 2: TP Fartox

1. Jelaskan tahap-tahap anastesi:1) STADIUM I (ANALGESIA)

Stadium analgesia dimulai sejak saat pemberian anestesik sampai hilangnya kesadaran.Pada stadium ini pasien tidak lagi merasakan nyeri (analgesia),tetapi masih tetap sadar dan mengikuti perintah. Pada stadium ini dapat dilakukan tindakan pembedahan ringan seperti mencabut gigi dan biopsy kelenjar.

2) STADIUM II (EKSITASI)Stadium ini dimulai sejak hilangnya kesadaran sampai munculnya pernafasan yang teratur yang merupakan tanda dimulainya stadium pembedahan. Pada stadium ini pasien tampak mengalami delirium dan eksitasi dengan gerakan-gerakan di luar kehendak. Pernafasan tidak teratur,kadang-kadang apnoea dan hiperpnea, tonus otot rangka meninggi,pasiennya meronta-ronta,kadang sampai mengalami inkontinesia,dan muntah. Pada stadium ini dapat terjadi kematian,maka stadium ini harus diusahakan cepat dilalui.

3) STADIUM III (PEMBEDAHAN)Stadium ini dimulai dengan timbulnya kembali pernafasan yang teratur dan berlangsung sampai pernafasan spontan hilang.Keempat tingkat dalam stadium pembedahan ini dibedakan dari perubahan pada gerakan bola mata, refleks bulu mata dan konjungtiva, tonus otot, dan lebar pupil yang menggambarkan semakin dalamnya pembiusan.- Tinkat 1: pernafasan teratur, spontan, dan seimbang antara

pernafasan dada dan perut, gerakan bola mata terjadi di luar kehendak , miosis, sedangkan tonus otot rangka masih ada.

- Tingkat 2: pernafasan teratur tetapi frekuensinya lebih kecil, bola mata tidak bergerak, pupil mata melebar, otot rangka mulai melemas, dan refleks laring hilang sehingga pada tingkat ini dapat dilakukan intubasi.

- Tingkat 3: pernafasan perut lebih nyata daripada pernafasan dada karena otot interkostal mulai lumpuh, relaksasi otot rangka sempurna, pupil lebih lebar tetapi belum maksimal.

- Tingkat 4: pernafasan perut sempurna karena otot interkostal lumpuh total, tekanan darah mulai menurun, pupil sangat lebar dan refleks cahaya hilang. Pembiusan hendaknya jangan sampai ke tingkat 4 ini sebab pasien akan mudah sekali masuk dalam stadium IV yaitu ketika pernafasan spontan melemah.Untuk mencegah ini, harus diperhatikan benar sifat dan dalamnya pernafasan, lebar pupil dibandingkan dengan keadaan normal, dan turunnya tekanan darah.

4) STADIUM IV (DEFRESI MEDULA OBLONGATA)Stadium IV dimulai dengan melemahnya pernafasan perut disbanding stadium III tingkat 4, tekanan darah tidak dapat diukur karena pembuluh darah kolaps, dan jantun g berhenti

Page 3: TP Fartox

berdenyut.Keadaan ini dapat segera disusul kematian, kelumpuha nafas di sini tidak dapat diatasi dengan pernafasan buatan, bila tidak di dukung oleh alat Bantu nafas dan sirkulasi.Selain dari derajat kesadaran, relaksi otot, dan tanda-tanda di atas, ahli anesthesia menilai dalamnya anestesia dari respons terhadap rangsangan nyeri yang ringan sampai yang kuat. Rangsangan yang kuat terjadi sewaktu pemotongan kulit, manipulasi peritoneum, kornea, mukosa uretra terutama bila ada peradangan. Nyeri sedang terasa ketika terjadi manipulasi pada fasia, otot dan jaringan lemak, sedangkan nyeri ringan terasa ketika terjadi pemotongan dan penjahitan usus, atau pemotongan jaringan otak.

5) Apa itu premedikasi dan pascamedikasiPremedikasi dilakukan dengan maksud:- Meniadakan kegelusahan

- Menghentikan sekresi ludah dan dahak

- Memperkuat efek anestetik

- Memperkuat relaksasi ototPascamedikasi diberikan untuk menghilangkan efek samping, seperti perasaan gelisahdan mual.

6) Cari mekanisme kerja obat-obat tsb.a. Nitrogenoksida; setelah inhalasi cepat dan sebagian besar

diekskresikan dengan cepat pula dalam keadaan utuh melalui paru-paru.

b. Golongan barbiturat;c. Ketamin; berdasarkan blockade dari neuronhormon tertentu di otak

yang meneruskan impuls-impuls di neuron indera.d. Tiopental; Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana

barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan sistem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan pusat regulasi, yang beberapa terletak dibatang otak yang mampu mengontrol beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. Pada konsentrasi klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh pada sinap saraf dari pada akson. Barbiturat menekan transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik (GABA). Mekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter (presinap) dan interaksi selektif dengan reseptor (postsinap)

e. Fentanil; Fentanyl merupakan golongan opioid sintetik dari kelompok fenilpiperidin dan bekerja sebagai agonis reseptor M. fentanyl banyak digunakan untuk anestetik karena waktu untuk mencapai puncak analgesia lebih singkat dibanding morfin dan

Page 4: TP Fartox

meperidin (sekitar 5 menit) efek cepat berakhir setelah dosis kecil yang diberikan secara bolus dan relatif kurang mempengaruhi kardiovaskuler.

f. Diazepam; di dalam hati diazepam dibiotransformasi menjadi antara lain N-desmetildiazepam yang juga aktif dengan plasma-t1/2 panjang, antara 42-120 jam. Plasma-t1/2 sendiri berkisa antara 20-54 jam. Toleransi ndapat terjadi terhadap efek antikonvulsinya, sama seperti terhadap efek hipnotiknya.

g. Propovol; setelah injeksi i.v., propofol dengan cepat dosalurkan ke otak , jantung, hati, dan ginjal, yang kemudian disusul dengan redistribusi yang sangat cepat ke otot, kulit, tulang, dan lemak. Redistribusi ini menyebabkan kadara dalam otak menurun dengan cepat. Di hati, propofol dirombak menjadi metaboli-metabolit inaktif yang diekskresikan melalui urin.

h. Eter; dengan kadar dalam darah arteri 10-15 mg % sudah terjadi analgesia tetapi pasien masih sadar. Eter pada kadar tinggi dan sedang menimbulkan relaksasi otot dan hambatan neuromuscular yang tidak dapat dilawan oleh neostigmin. Zat ini meningkatkan hambatan hambatan neuromuscular oleh antibiotic.

7) Cari dosis dan efek samping dari:a. Klordiazepin

Efek samping; Yang paling sering terjadi adalah efek sedative-hipnotiknya (rasa kantuk) akibat depresi SSP (dan daya antikolinergiknya)Dosis; 3-4 dd 5-10 mg, pada kasus serius sampai 100 mg sehari.

b. Klorazepat;Efek samping; Pada dosis hipnotik kadar puncak menimbulkan efek samping a.l. kepala ringan, malas, tidak bermotivasi, lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berfikir, bingung, disartria, amnesia anterogard. Interaksi dengan etanol (alkohol) menimbulkan efek depresi yang beratDosis; diberikan secara oral 30 mg/hari dalam dosis terbagi.

c. DiazepamEfek samping; mengantuk, termenung-menung, pusing, dan kelemahan otot.Dosis; 2-4 dd 2-10 mg dan i.v. 5-10 mg dengan perlahan-lahan (1-2 menit) bila perlu diulang setelah 30 menit; pada anak-anak 2-5 mg.

d. FlurozepamEfek samping;Dosis;

e. LorazepamEfek samping; Mengantuk, pusing, lelah, andangan kabur, sulit tidur, otot lemah, hilang keseimbangan atau koordinasi, amnesia atau

Page 5: TP Fartox

pelupa, sulit berkonsentrasi, mual, muntah, konstipasi, perubahan nafsu makan, ruam pada kulitDosis; sebagai tranquilizer 2-3 dd 0,5-1 mg, sebgai obat tidur malam hari 1-2,5 mg. Dosis untuk lansia separonya.

f. ExtrazepamEfek samping; bekerja pada reseptor di otak (reseptor GABA) yang menyebabkan pelepasan senyawa kimia GABA (gamma amino butyric acid). GABA adalah suatu senyawa kimia penghambat utama di otak yang menyebabkan rasa kantuk dan mengontrol kecemasan.Dosis;

g. TemazepamEfek samping; depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi. Sifat ini paling ringan pada flurazepam dan zat-zat benzodiazepin lainnya, demikian pula pada kloralhidrat dan paraldehida; b) tekanan darah menurun, terutama oleh barbiturat; c) sembelit pada penggunaan lama, terutama barbiturat; d) “hang over”, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan ringan di kepala dan termangu. Hal ini disebabkan karena banyak hipnotika bekerja panjang (plasma-t½-nya panjang), termasuk juga zat-zat benzodiazepin dan barbiturat yang disebut short-acting. Kebanyakan obat tidur bersifat lipofil, mudag melarut dan berkumulasi di jaringan lemakDosis; 10-30 mg sebelum tidur, sebagai tranquilizer 3 dd 5-101 mg. Dosis untuk lansia separuhnya.

h. TrizolamEfek samping; supresi susunan saraf pusat (SSP) pada saat tidur.Dosis; 1-2 mg sebelum tidur.

8) Cari dosis dan efek samping daria. Tiopental

Efek samping; deperesi pernapasan (apnoea), terutama pada injeksi yang terlampau cepat dan dosis berlebihan. Tiopental juga menyebabkan sering menguap, batuk dan kejang larynx pada taraf awal anastesi. Hipotensi dapat timbul pada pasien tertentu. Zat ini dapat menembus plasenta dan juga masuk ke dalam air susu ibu.Dosis; i.v. 100-150 mg larutan 2,5-5% (perlahan-lahan), rectal 40 mg/kg maksimal 2 g.

b. HeksobarbitalEfek samping; Dosis;

c. PentotalEfek samping; Dosis;

d. Fenobarbital

Page 6: TP Fartox

Efek samping; pusing, mengantuk, ataksia dan pada anak-anak mudah terangsang. Efek ini dapat dikurangi dengan penambahan obat-obat lain.Dosis; 1-2 dd 30-125 mg, maksimal 400 mg (dalam 2 kali); pada anak-anak 2-12 bulan 4 mg/kg berat badan sehari; pada status epilepticus dewasa 200-300 mg.

e. BarbitalEfek samping; Dosis

f. MefobarbitalEfek samping; Dosis; 2 dd 100-200 mg

g. ButabarbitalEfek samping; Dosis

h. PhentobarbitalEfek samping; Dosis;

i. LalobarbitalEfek samping;Dosis;

j. SeykobarbitalEfek samping; Dosis;

9) Dosis dan mekanisme kerjaa. Kloralhidrat

Mekanisme kerja; resorbsinya di usus cepay, mulai kerjanya pesat dan bertahan agak singkat, k.l. 5-6 jam. Dalam darah dan hati zat ini diubah oleh enzim alkoholdehidrogenase menjadi a.l. trikloretanol aktif. Metabolit ini berkhasiat hipnoyis panjang (t1/2= 8 jam) dan akhirnya dirombak dalam hati dan ginjal menjadi trikloroasetat inaktif dan diekskresikan melalui ginjal sebagai glukuronida.Dosis; oral 0,25-1 g sebelum tidur sebagai larutan , atau rekatal dalam basis hidrofil. Sebagai sedativum 3 dd 250 mg.

b. GlusetamidMekanisme kerja; Dosis;

c. MeprobamatMekanisme kerja; Dosis; 15-20 mg untuk anak-anak dari 1-5 tahun.

d. MetiprilonMeknisme kerja; Dosis

e. Etinama

Page 7: TP Fartox

Mekanisme kerja; Dosis;

f. PavaldehidMekanisme kerja; Dosis;

Penggunaan klinik obat-obat hipnotik sedative

Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendefresi susunan saraf pusat (SSP). Efeknya bergantung kepada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma, dan mati.

Pada dosis terapi, obat sedatif menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsngan emosi sehingga menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yany menyerupai tidur fisiologis.

Efek sedatif juga merupakan efek samping beberapa golongan obat lain yang tidak termasuk obat golongan depresan SSP. Walaupun obat tersebut memperkuat penekanan SSP, secara tersendiri obat tersebut memperlihatkan efek yang lebih spesifik pada dosis yang jauh lebih kecil daripada dosis yang dibutuhkan untuk mendefresi SSP secara umum.

Beberapa obat dalam golongan hipnotik dan sedative, khususnya golongan benzodiazepine diindikasikan juga sebagai pelemas otot, antiepilepsi, antiansietas(anticemas), dan sebagai penginduksi anestesi.

Alkohol atau etanol memiliki banyak persamaan sifat farmakologik dengan hipnotik-sedatif nonbenzodiazepin, namun kegunaannya untuk pengobatan insomnia sangat terbatas, bahkan lebih banyak risiko dari manfaatnya.Pada Bab ini akan dikemukakan efek farmakologik etanol dalam perbanding dengan hipnotik-sedatif lain.

Page 8: TP Fartox
Page 9: TP Fartox

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI

Tjay, Tan Hoan. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo