total quality management
TRANSCRIPT
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 1/17
1
KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT
A. Pengertian Kualitas
Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu
kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk. Sedangkan
kualitas kesesuaian adalah ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi
persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan. TQM merupakan
konsep yang jauh lebih luas, yang tidak hanya menekan pada aspek hasil tetapi
juga kualitas manusia dan kualitas prosesnya. Bahkan Stephen Uselac
menegaskan bahwa kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga
meliputi proses, lingkungan, dan manusia.Definisi kualitas menurut para pakar dan organisasi berdasarkan sudut pandangnya
masing – masing diantaranya adalah sebagai berikut :
Performance to the standard expected by the customer
Meeting the customer‟s needs the first time and every time
Providing our customers with product and services that consistently meet their
needs and expectations.
Doing the right thing right the fist time, always striving for improvement, and
always satisfying the customers
A pragmatic system of continual improvement, a way to successfully organize
man and machines
The meaning excellence
The unyielding and continuing effort by everyone is an organization to
understand, meet and exceed the needs of its customers
The best product that you can produce with the materials that you have to
work with Continuous good product which customer can trust
Not only satisfying customers, but delighting them, innovating, creating.
Dari definisi – definisi diatas terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen –
elemen sebagai berikut :
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap kualitas
saa ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 2/17
2
Berdasarkan elemen – elemen tersebut, Goetsch dan David (1994, p.4) membuat
definisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya, definisi tersebut adalah :
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.
B. Definisi Total Quality Management
Seperti halnya kualitas, definisi TQM juga ada bermacam – macam. TQM diartikan
sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan kedalam falsafah holistic yang
dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertianserta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalamPawitra, 1993, p. 135). Definisi lainnya
menyetakan TQM merupakan system manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p. 33).
Pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan
apa TQM itu dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya.
Total quality management merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus – menerus atas produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungannya.
Total Quality Approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik
TQM sebagai berikut ini :
Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
Memiliki komitmen jangka panjang.
Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).
Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
Memberikan kebebasan yang terkendali.
Memiliki kesatuan tujuan.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 3/17
3
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
C. Sejarah Singkat Perkembangan TQM
Evolusi gerakan total quality dimulai pada masa studi waktu dan gerak oleh bapak
manajemen ilmiah Frederick Taylor pada tahun 1920-an. Aspek yang paling
fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan antara perencanaan
dan pelaksanaan. Seiring dengan meningkatnya volume dan kompleksitas
pemanufakturan, kualitas juga menjadi hal yang semakin sulit. Volume dan
kompleksitas mendorong timbulnya quality engineering pada tahun 1920 –an dan
Reliability engineering pada tahun 1950-an. Quality Engineering sendiri mendorong
timbulnya penggunaan metode – metode statistic dalam pengendalian kualitas,yang akhirnya mengarah pada konsep Control Chart dan statistical process control.
Kedua konsep terakhir ini merupakan aspek fundamental dari Total Quality
Management.
D. Dasar pemikiran perlunya TQM
Bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global
adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas
yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan
manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki
kemampuan komponen – komponen tersebut secara berkesinambungan adalah
dengan menerapkan TQM.
Penerapan TQM dalam perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui dua rute
(Gambar 1-1).
Rute Pertama, yaitu rute pasar. Perusahaan dapat memperbaiki posisi
persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnyadapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan
sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar.
Rute Kedua, Perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari
kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebakan biaya operasi
perusahaan berkurang dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 4/17
4
Gambar 1-1 Manfaat TQM
Sumber : Pall dalam tunggal. A.W. (1993), Manajemen Mutu Terpadu : Suatu Pengantar, Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta, p. 6.
E. Perbedaan TQM dengan Metode Manajemen lainnya
Ada empat perbedaan pokok antara TQM dengan Metode Manajemen lainnya :
Asal intelektualnya. Sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal dari
ilmu – ilmu social. Ilmu ekonomi mikro merupakan dasar dari sebagian besar
teknik-teknik manajemen keuangan (misalnya analisis discounted cash flow,
dan penilaian sekuritas). Ilmu psikologi mendasari teknik pemasaran dan
decision support system ; dan sosiologi memberikan dasar konseptual bagi
desain organisasi. Sementara itu dasar teoritis dari TQM adalah statistical. Inti
dari TQM adalah pengendalian Proses Statistikal (SPC/Statistical Process
Control) yang didasarkan pada sampling dan analisis Varians.
Sumber Inovasinya. Bila sebagian besar ide dan teknik manajemen bersumber
dari sekolah bisnis dan perusahaan konsultan manajemen terkemuka, maka
inovasi TQM sebagian besar dihasilkan oleh para pionir yang pada umumnya
adalah insinyur teknik industry dan ahli fisika yang bekerja disektor industry
dan pemerintahan.
PE
R
B
A
I
K
A
N
K
U
A
L
I
T
A
S
Memperbaiki posisi
persaingan
Meningkatkan output
yg bebas dari
kerusakan
Harga yang lebih
tinggi
Meningkatkan pangsa
pasar
Meningkatkan
penghasilan
Mengurangi biaya
operasional
Meningkatkan Laba
Manfaat Rute Pasar
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 5/17
5
Asal Negara kelahirannya. Kebanyakan konsep dan teknik dalam manajemen
keuangan, pemasaran, manajemen strategic, dan desain organisasi berasal dari
Amerika Serikat dan kemudian tersebar keseluruh dunia. Sebaliknya TQM
semula berasal dari Amerika Serikat , kemudian lebih banyak dikembangkan di
Jepang dan kemudian berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. Jadi TQM
mengintegrasikan keterampilan teknikal dan analisi dari Amerika, keahlian
implementasi dan pengorganisasian Jepang, serta keahlian dan integritas dari
Eropa dan Asia.
Proses diseminasi atau penyebaran. Penyebaran sebagian besar manajemen
modern bersifat hirarkis dan Top-Down, yang mempeloporinya adalah
perusahaan-perusahaan raksasa seperti General Electric, IBM, dan GeneralMotors. Sedangkan gerakan perbaikan kualitas merupakan Proses Bottom-Up ,
yang dipelopori perusahaan-perusahaan kecil. Dalam implementasi TQM,
penggerak utamanya tidaklah selalu CEO, tetapi seringkali manajer departemen
atau manajer divisi.
Disamping perbedaan dalam asal muasal dan alur pendiriannya, adapula
perbedaan mendasar antara TQM dengan beberapa teknik manajemen modern
lainnya, seperti Reengineering, Rightsizing, Restructuring, dan Automation. (lihat
Tabel 1-3)
Tabel 1-2 Perkembangan dan Difusi TQM dan Metode Manajemen Lainnya
TQM Metode Manajemen Lainnya
I. Asal Intelektual Teori Statistik : Analisi sampling
dan Varians
Ilmu Sosial : Ekonomi Mikro,
Psikologi dan Sosiologi
II.
Sumber Inovasi Insinyur Industri dan Fisikawan
yang bekerja disektor industry dan
lembaga pemerintahan
Sekolah Bisnis terkemuka dan
Perusahaan Konsultan
Manajemen
III.
Asal Negara Kelahiran Internasional : dikembangkan di
USA, kemudian ditransfer ke Jepang setelah itu tersebar ke
Amerika Utara dan Eropa
Amerika Serikat, kemudian di
transfer secara internasional
IV. Proses penyebaran Populist : Perusahaan-perusahaan
kecil dan manajer madya
memainkan peranan yang
menonjol
Hierarki : dari perusahaan-
perusahaan industri
terkemuka ke perusahaan-
perusahaan yang lebih kecil
dan kurang menonjol; dan
dalam perusahaan dari
manajemen puncak ke
manajemen di bawahnya.
Sumber : Grant, R.M., R. Shani, and R. Krishnan (1994), “TQM’s Challenge to Management Theory
and Practice”. Sloan Management Review, Winter, p. 26.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 6/17
6
Tabel 1-3 Perbedaan antara TQM dan Teknik Manajemen Modern Lainnya.
ASPEK TQM REENGINEERING RIGHTSIZING RESTRUCTURING AUTOMATION
Asumsi-asumsi
yang
dipertanyakan
Kebutuhan
dan
keinginan
pelanggan
Fundamental Penentuan
staff
Hubungan
pelaporan
Aplikasi/penerpan
teknologi
Lingkup
perubahan
Bottom-Up Radikal Penentuan
staff dan
tanggung
jawab kerja
Organisasi System
Orientasi Proses Proses Fungsional Fungsional Prosedur
Sasaran
perbaikan
Incremental Dramatis Incremental Incremental Incremental
Sumber : Manajemen Riview, June 1994 (dalam Sutojo, 1994. P. 10)
F. Prinsip dan Unsur Pokok dalam TQM
Empat prinsip utama dalam TQM adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan : kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan
dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan
waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan
untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatuperusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang
diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
2. Respek terhadap setiap orang : setiap orang dalam organisasi diperlakukan
dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam
tim pengambil keputusan.
3. Manajemen berdasarkan fakta : setiap keputusan selalu didasarkan pada
data, bukan sekedar pada perasaan (feeling) . Ada dua konsep pokok
berkaitan dengan hal ini :
Prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak
dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,
mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu
dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam
organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang
vital.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 7/17
7
Variasi (Variation) atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic
dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan
bagian yang wajar dari setiap system organisasi. Dengan demikian
organisasi dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan
yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan : melakukan proses secara sistematik dalam
melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep siklus PDCA (Plant-Do-
Check-Act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif
terhadap hasil yang diperoleh.
Sepuluh unsur utama TQM (Goetsch dan Davis, 1994, pp 14-18) sebagaiberikut :
1. Fokus pada Pelanggan. Dalam TQM, pelanggan internal dan eksternal
merupakan Driver . Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa
yang di sampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan
besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang
berhubungan dangan produk atau jasa.
2. Obsesi terhadap Kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan TQM,
penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang
ditetapkan tersebyt, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi
apa yang ditentukan tersebut, maka berlaku prinsip „ good enough is never
good enough‟.
3. Pendekatan Ilmiah. Dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain
pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pekerjaan yang di desain tersebut. Data diperlukan dan
dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi,dan melaksanakan perbaikan.
4. Komitmen Jangka Panjang. TQM suatu paradigm baru dalam melaksanakan
bisnis, untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena
itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan
budaya agar penerapan TQM berjalan dengan sukses.
5. Kerja Sama Tim (Teamwork) , kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina
baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembaga-lembaga
pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 8/17
8
6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan. Setiap produk dan/atau
jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu
system/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara
terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
7. Pendidikan dan Pelatihan, Setiap orang dalam perusahaan dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8. Kebebasan yang Terkendali, dalam hal ini karyawan melakukan standarisasi
proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap
orang bersedia mengikuti prosedur standar tersebut.
9. Kesatuan Tujuan, supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka
perusahaan harus memiliki kesatuan Tujuan. 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, usaha untuk
melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama :
Meningkatkan hasil Keputusan , rencana, atau perbaikan yang lebih
efektif.
Meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan
dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
G. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM.
Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.
Team mania
Proses Penyebarluasan (deployment)
Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis
Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realitis.
Empowerment yang bersifat prematur
Tabel 2-1 Contoh Konflik antar Departement Fungsional
Fungsi Aspek Kualitas yang Mendapat Perhatian Utama
Pemasaran Kinerja, keistimewaan, pelayanan, fokus pada perhatian
pelanggan
Menekankan pendekatan User-Based yang dapat menaikan biaya
Perekayasaan Spesifikasi
Menekankan pada pendekatan Product-Based.
Pemanufakturan Sama dengan spesifikasi
Pengurangan biaya
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 9/17
9
BAB 2
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MENGENAI KUALITAS
A. Perspektif Kualitas
David Grvin (dalam Lovelock, 1994, pp. 98-99; Ross, 1993, pp. 97-98) mengidentifikasi
adanya lima alternative persepktif kualitas yang biasa digunakan yaitu :
1. Transcendental Approach. Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau
diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan.
2. Product-based Approach. Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai
karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur
(Obyektif). 3. User-based Approach. Perspektif yang Subjective dan Demand oriented,
sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum
yang dirasakan.
4. Manufacturing-based Approach. Kualitas ditentukan atas dasar standar-standar
yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya
(Conformance to requirements).
5. Value-based Approach. Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan
harga, dengan mempertimbangkan Trade-off antara kinerja dan harga.
Kualitas didefinisikan “Affordable excellence” dalam perspektif ini bersifat
relative.
B. Dimensi Kualitas
Ada delapan dimensi kualitas yang di kembangkan garvin dan dapat di gunakan
sebagai kerangka perencanaan strategis dan analis terutama untuk produk
manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah :
1. Kinerja (performance) karasteristik operasi pokok atau produk inti
2. Cici-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder
atau pelengkap3. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan
atau gagal dipakai.
4. Kesesuaian dan spesifikasi (conformance to specifications),yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya .
5. Daya tahan (durability),berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan .
6. Serviceability, meliputi kecepatan,kompetensi,kenyamanan,mudah direparasi
;penanganan keluhan yang memuaskan.
7.
Estetika,yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 10/17
10
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Bila dimensi-dimensi di atas lebih banyak di terapkan pada perusahaan
manufaktur , maka berdasarkan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis
jasa,zeithaml,berry dan parasuraman (1985) berhasil mengidentifikasi lima
kelompok karakteristik yang di gunakan oleh para pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas jasa, yaitu :
1 Bukti langsung (tangibles),meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi.
2 Kehandalan(reliability),yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3 Daya tanggap (responsivenees), yaitu keinginan para staf untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4 Jaminan (assurance),mencakup kemampuan,kesopanan,dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf;bebas dari bahaya, resiko,atau keragu-
raguan.
5 Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,komunikasi yang
baik,dan memahami kebutuhan para pelanggan.
C. Sejarah Singkat Mengenai Kualitas
Dalam buku “managing quality”, garvin (dalam bounds,et
al.,1994,pp.lovelock,1994,pp.101-107) mengungkapkan bahwa kualitas sebagai suatu
konsep sudah lama dikenal, tetapi kemunculannya sebagai fungsi manajemen baru
tejadi akhir-akhir ini. Ia membagi pendekatan modern terhadap kualitas kedalam
empat era kualitas, yaitu inspeksi, pengendalian kualitas statistical, jaminan
kualitas,dan manajemen kualitas strategik. Keempat era kualitas tersebut secara
ringkas tersaji dalam tabel 2-2.
a) Inspeksi
pendekatan pengendalian kualitas mencakup beberapa model yang seragam dari suatu
produk unyuk mengukur kinerja sesungguhnya. Keseragaman seperti itu di
mungkinkan pada pemanufakturan yang dilengkapi denga pengembangan
peralatan,yang dirancang unuk menjamin operasi mesin-mesin agar menghasilkanbagian-bagian yang identik sehingga dapat saling menggantikan. Inspeksi terhadap
output dilakukan langsung dan dapat pula dengan bantuan alat tertentu, yang
dirancang untuk mengukur output fisik dibandingkan dengan standar seragam. Sejak
awal abad 20, kegiatan inspeksi dikaitkan secara lebih formal dengan pengendalian
kualitas,dan kualitas itu sendiri dipandang sebagai fungsi manajemen yang berbeda.
b) Pengendalian kualitas statistik
Gerakan kualitas mengggunakan pendekatan ilmiah untuk pertama kalinya pada tahun
1931 dengan dipublisasikannya hasil karya W.A.shewhart , seorang peneliti kualitas
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 11/17
11
dari bell telephone laboratories. Ia menyatakan bahwa variabilitas merupakan suatu
kenyataan dalam industri dalam hal ini dapat dipahami dengan menggunakan prinsip
probabilitas dan statistik. Kontribusi nilai produksi guna menentukan apakah nilai
tersebut masuk dalam range yang dikehendaki.
Dua rekan shewhart mengembangkan teknik statistik untuk melakukan sampling
sejumlah item yang terbatas di setiap kelompok produksi.sasarannya adalah untuk
melakukan trade-off antara biaya tinggi akibat inspeksi 100% dengan risiko dari salah
satu keadaan berikut : (1) menerima suatu kelompok produksi yang sesungguhnya
terdiri dari item-item yang rusak dalam presentasi tertinggi atau (2) menolak suatu
produk yang sesungguhnya memenuhi standar kualitas.perbaikan dalam skala besar
terhadap teknik statistik dilakukan semasa peramg dunia 2 untuk mempercepat
produksi dan penyerahan perbekalan militer untuk menghindari inspeksi yang
membuang waktu ,tenaga dan biaya.
c) Jaminan Kualitas
Dalam era ini terdapat pengembangan empat konsep baru yang penting, yaitu biaya
kualitas, pengendalian kualitas terpadu, (Total Quality Control) , Reliablity engineering,
dan Zero defects.
Biaya kualitas merupakan istilah yang diciptakan oleh Joseph Juran. Biaya untuk
mencapai tingkat kualitas tertentu dibagi menjadi biaya yang dapat dihindari dan biaya
yang tidak dapat dihindari. Biaya yang tidak dapat dihindari dikaitkan dengan inspeksi
dan pengendalian kualitas yang dirancang untuk mencegah terjadinya kerusakan
(defects). Biaya yang dapat dihindari adalah biaya kegagalan produk yang meliputi
bahan baku yang rusak, jam kerja yang digunakan untuk pengerjaan ulang dan
perbaikan, pemrosesan keluhan, dan kerugian finansial akibat pelanggan yang kecewa.
Implikasi manajemen dari pandangan iniadalah bahwa pengeluaran tambahan untuk
perbaikan kualitas dapat dijustifikasi selama biaya kegagalan masih tinggi.
Total Quality Control (TQC) merupakan pemikiran Armand Feigenbaum (1956).
Bahwa pengendalian harus dimulai dari perancangan produk dan dan berakhirnya
hanya jika produk telah sampai ketangan pelanggan yang puas. Prinsip utamanya
adalah “quality is everybody‟s job”. Kegiatan kualitas dapat dikelompokan dalam tiga
kategori yaitu pengendalian rancangan baru, pengendalian bahan baku yang baru
datang, dan pengendalian product/shoop floor.
Reliablity engineering muncul tahun 1950an didorong oleh kebutuhan angkatan
bersenjata Amerika untuk memiliki peralatan elektronik dan senjata udara yang dapat
diandalkan, bekerja dengan baik, serta menghindari kebutuhan untuk penggantian
suku cadang yang mahal.
Zero defects pertama kali dimunculkan oleh Martin Company tahun 1961-1962.
Konsep ini timbul karena kebutuhan pelanggan militer akan produk yang tidak hanya
bekerja baik saat pertama kali, tetapi juga diserahkan tepat waktu. Konsep zero
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 12/17
12
defects lebih dipusatkan pada harapan manajemen dan hubungan antar pribadi dari
pada keterampilan rekayasa. Tujuan utamanya adalah megharapkan kesempurnaan
pada saat pertama dan fokusnya pada identifikasi masalah pada sumbernya dengan
perhatian khusus untuk mengoreksi penyebab umum kesalahan karyawan seperti
kurangnya pengetahuan, kurangnya fasilitas yang tepat, kurangnya perhatian,
kesadaran dan motivasi karyawan.
d) Manajemen Kualitas Strategis
1. Pengalaman perusahaan-perusahaan Jepang
W. Edwards Deming adalah orang yang pertama kali mengajarkan pentingnya
pendekatan yang tepat, sistematis, serta pendekatan dengan dasar statistik untuk
memecahkan masalah kualitas. Ia memisahkan antara penyebab khusus (karena
operator atau mesin) dan penyebab umum (yang merupakan tanggung jawabmanajemen), dan mendorong adopsi pendekatan sistematis dalam pemecahan
masalah, yaitu Siklus Deming yang terdiri atas Plan, Do, Check, Action. Selain itu juga
ia mengenalkan metode modern dalam riset pelanggan kepada para manajer Jepang.
Juran dan Feigenbaum mengajukan beberapa aspek manajemen kualitas yang tidak
terlalu bersifat statistik. Juran mengajarakan perencanaan, penetapan sasaran, isu-isu
organisasi, kebutuhan akan penetapan tujuan dan sasaran untuk perbaikan, dan
tanggung jawab manajemen terhadap kualitas. Sedangkan Feigenbaum mengusulkan
pendekatan sistem (menyeluruh) terhadap kualitas.
Beberapa inovasi yang dilakukan oleh para ahli Jepang sendiri seperti Diagram Sebab-
Akibat dari Kaoru Ishikawa (digunakan pertamakali tahun 1952), Gugus kendali mutu
(1962), companywide quality control (1968), dan quality function deployment (1972).
Gugus kendali mutu terdiri atas kelompok-kelompok karyawan yang dilatih
keterampilan dalam penanganan kualitas. Mereka didorong untuk mengambil inisiatif
dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengusulkan perbaikan pada
manajemen.
Companywide quality control merupakan perluasan dari ide Total Quality Control (TQC)
yang dikemukan oleh Feigenbaum komponen-komponennya adalah sebagai berikut :
Keterlibatan semua fungsi dalam kegiatan kualitas.
Keterlibatan semua level dari manajemen puncak sampai karyawan Front-line
dalam memperhatikan kualitas. Gugus kendali mutu menjadi unsur penting
dalam keterlibatan ini.
Filosofi perbaikan berkesinambungan.
Orientasi pada pelanggan yang kuat, dimana kualitas ditentukan dari sudut
pandang pelanggan.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 13/17
13
Quality function deployment (QFD) merupakan serangkaian aktivitas perencanaan dan
komunikasi yang digunakan pertama kali digalangan kapal Mitsubishi di Kobe. QFD
berfokus pada pengembangan keterampilan untuk merancang, menciptakan dan
memasarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan. Alat rancangan
dasar berupa suatu bagan yang disebut House of Quality. Perancangan itu diawali
melalui riset pemasaranuntuk menentukan atribut produk spesifik yang diinginkan
pelanggan dari segmen pasar yang telah ditetapkan, derajat kepentingan relatif
masing-masing atribut, dan menentukan persepsi pelanggan terhadap produk-produk
pesaing dan produk perusahaan pada masing-masing atribut yang ada.
2. Pengalaman Perusahaan-Perusahaan Amerika dan Eropa.
Menjelang awal tahun 1980-an mulai banyak perusahaan Amerika dan Eropa yangmenyadari peranan strategis kualitas yang telah diadopsi Jepang selama lebih dari
satu dekade sebelumnya. Kesadaran ini muncul karena tekanan persaingan dari
pemanukfaturan Jepang yang memiliki keunggulan dalam kualitas dan kehandalan
dan gerakan konsumerisma.
Tiga buku yang mendapat perhatian publik terhadap kualitas selama dekade 1980-
an, buyang pertama adalah buku berjudul Quality is Free (1979) dari Philip Crosby
yang menyatakan kualitas yang sempurna mencakup dua hal, yaitu tepat secara
teknis dan layak secara ekonomi.
Yang kedua adalah In Search of Excellence (1982) oleh Tom Peters dan Robert
Waterman yang menyoroti perusahaan-perusahaan Amerika yang sukses
mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilannya. Yang terakhir adalah Managing Quality
(1988) yang ditulis oleh David Garvin yang memberikan tinjauan terhadap evolusi
sejarah kualitas, memberikan pemahaman menyeluruh mengenai kualitas, dari
persepktif filosofi, ekonomi, pemasaran, dan operasi, serta menyajikan contoh-contoh
penting dari industri yang berbeda.Selain keempat era yang dikemukakan oleh Garvin tersebut, Cristopher Lovelock
menambahkan era kelima, yaitu Obsesi kualitas menyeluruh (Total Quality Obsession).
Obsesi Kualitas Menyeluruh
Tahun 1987 dipandang sebagai awal era kualitas kelima. Hal yang mendasari era
kelima ini adalah konsep kualitas absolut dari zero defact, yang juga disebut kualitas
menyeluruh(total quality). Jalan satu-satunya untuk mencapai keabsolutan tersebut
adalah Total Quality Control yang didorong oleh Total Quality Management (TQM).
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 14/17
14
Tabel 2-2 Epat Era Kualitas Menurut Garvin.
Tahap Gerakan KualitasKarakteristik Inspeksi (1800an) Pengendalian
KualiatasStatistikal(1930an)
Jaminan Kualitas(1950an)
ManajemenKualitas Strategik
(1980an)
Perhatian utama Deteksi Pengendalian Koordinasi Pengaruh strategik
Pandangan terhadapkualitas
Suatu masalah untukdipecahkan
Suatu masalah untukdipecahkan
Suatu masalah untukdipecahkan, tetapidiatasi secara
proaktif
Peluang kompetitif
Penekanan Keseragaman produk Keseragaman produkdengan pengaruhinspeksi
Jaringan produksikeseluruhan daridesain sampai pasar,dan kontribusi darisemua kelompokfungsional untukmencegah kegagalankualitas
Kebutuhan pasar dankonsumen
Metode Penaksiran danpengukuran
Alat dan teknikstatistik
Program sistem Perencanaanstrategik, penentuantujuan, danpengerahanorganisasi
Peranan profesional
kualitas
Inspeksi,
penyortiran,perhitungan danpenggolongan
Mencari dan
memecahkanmasalah, danpenerapan metodestatistik
Pengukuran kualitas,
perencanaan kualitasdan perancanganprogram
Penetapan tujuan,
pendidikan danpelatihan, kerjasamaantar departemen,dan perancanganprogram.
Yang bertanggung jawab atas kualitas
Departemen inspeksi Departemenpemanufakturan danperekayasaan
Semua departemen Setiap orang dalamorganisasi, dengankepemimpinan yangkuat dari manajemenpuncak.
Orientasi danpendekatan
Kualitas „inspects in‟ Kualitas yang„controls in‟
Kualitas „builds in‟ Kualitas „manages in‟
Sumber: Garvin dalam Bounds,G.,et al. (1994), Beyond Total Quality Management:
Toward the Emerging Paradigm. New York: Mc Graw-Hill, Inc.,p.47.
D. Sumber Kualitas
Paling tidak ada lima sumber kualitas yang biasa dijumpai yaitu :
1. Program kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari manajemen puncak.
2. Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu maupun detail.
3. Desain produk yang menekankan keadalan dan perjanjian ekstensi produk
sebelum dilepas ke pasar.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 15/17
15
4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang terpelihara
baik, pekerja yang terlatih baik, dan penemuan penyimpangan secara cepat.
5. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama.
E. Definisi dan Pandangan Terhadap Biaya Kualitas.
Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas
yang buruk. Jadi biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan,
pengidentifikasian perbaikan, dan pencegahan kerusakan.
Biaya kualitas dikelompokan menjadi empat golongan yaitu :
1.
Biaya pencegahan (Prevention Cost).
Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang
dihasilkan, meliputi biaya yang berhubungan dengan perancangan, pelaksanaan,
dan pemeliharaan sistem kualitas. Beberapa macam biaya yang termasuk dalam
kelompok biaya pencegahan.
Teknik dan perencanaan kualitas. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan patokan rencana kualitas yang
dihasilkan, rencana tentang kehandalan, rencana pemeriksaan, sistemdata, dan rencana khusus dari jaminan kualitas.
Tinjauan produk baru. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyiapan
usulan tawaran, penilaian rancangan baru dari segi kualitas, penyiapan
program percobaan dan pengujian untuk menilai penampilan produk baru
dan aktivitas-aktivitas kualitas lainnya.
Rancangan proses atau produk. Biaya-biaya yang dikeluarkan pada waktu
perancangan produk atau pemilihan proses produksi yang dimaksudkan
untuk meningkatkan keseluruhan kualitas produk tersebut.
Pengendalian proses. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk teknik
pengendalian proses, seperti grafik pengendalian yang memantau proses
pembuatan dalam usaha mencapai kualitas produksi yang dikehendaki.
Pelatihan. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, penyiapan,
pelaksanaan, penyelenggaraan, dan pemeliharaan program latihan formal
masalah kualitas.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 16/17
16
Audit kualitas. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi tindakan
yang telah dilakukan terhadap rencana kualitas keseluruhan.
2. Biaya deteksi/penilaian (Detection/Appraisal Cost).
Biaya deteksi adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan
jasa sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas. Tujuan utama fungsi deteksi
ini adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan sepanjang
proses perusahaan, misalnya pencegahan pengiriman barang-barang yang tidak
sesuai dengan persyaratan kepada para pelanggan. Yang termasuk dalam jenis
kualitas ini antara lain adalah :
Pemeriksaan dan pengujian bahan baku yang dibeli. Biaya ini merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa dan menguji kesesuaian bahanbaku yang dibeli dengan kualifikasi yang tercatum dalam pesanan.
Pemeriksaan dan pengujian produk. Biaya ini meliputi biaya yang terjadi
untuk meneliti kesesuaian hasil produksi dengan standar perusahaan,
termasuk meneliti pengepakan dan pengiriman.
Pemeriksaan kualitas produk. Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan
pemeriksaan kualitas produk dalam proses maupun produk jadi.
Evaluasi persedian. Biaya ini meliputi biaya yang terjadi untuk menguji
produk di gudang, dengan tujuan untuk mendeteksi terjadi penurunan
kualitas.
3. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost).
Adalah biaya yang terjadi karena ada ketidaksesuaian dengan persyaratan dan
deteksi sebelum sebelum barang atau jasa tersebut dikirim kepihak luar
(pelanggan). Pengukuran biaya kegagalan internal dilakukan dengan menghitung
kerusakan produk sebelum meninggalkan pabrik. Biaya kegagalan internal terdiri
atas : Sisa bahan (Scrap). Biaya yang timbul karena adanya bahan baku yang
tidak terpakai dalam memenuhi tingkat kualitas yang dikehendaki.
Pengerjaan ulang. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses
pengerjaan ulang agar dapat memenuhi standar kualitas yang disyaratkan.
Biaya untuk memperoleh material (bahan baku). Biaya-biaya tambahan
yang timbul karena adanya aktivitas menangani penolakan (rejects) dan
pengaduan (complaints) terhadap bahan baku yang telah dibeli.
7/17/2019 Total Quality Management
http://slidepdf.com/reader/full/total-quality-management-568c94c0af3bc 17/17
17
Factory Contact Engineering. Biaya yang berhubungan dengan waktu yang
digunakan oleh para ahli produk atau produksi yang terlibat dalam
masalah-masalah produksi yang menyangkut kualitas,
4. Biaya kegagalan Eksternal (External Failure Cost).