tot upja 1 feasibility (yuti)

48
Analisis Kondisi Lapang UPJA (Usaha Jasa Pelayanan Alsintan): perspektif teknis, ekonomi, dan sosial Syahyuti Diklat TOT Manajemen UPJA Angkatan I BBMKP Ciawi - 20 Februari 2017 1

Upload: syahyuti-si-buyuang

Post on 19-Mar-2017

207 views

Category:

Science


16 download

TRANSCRIPT

Apresentao do PowerPoint

Analisis Kondisi Lapang UPJA (Usaha Jasa Pelayanan Alsintan):perspektif teknis, ekonomi, dan sosial

SyahyutiDiklat TOT Manajemen UPJA Angkatan IBBMKP Ciawi - 20 Februari 2017

1

1

Materi presentasi:Pengertian LEMBAGA vs ORGANISASIUPJA sebagai usaha ekonomi (kelayakan usaha)Program dan permasalahan Program Alsintan

2

2

Satu, Pengertian Lembaga (Institution) dan Organisasi (Organization)

3

3

Kekeliruan yang sering terjadi:

Menyebut lembaga (institution) sama dengan organisasi (organization). Contoh: Kelembagaan subak. Padahal dalam literatur berbahasa Inggris subak adalah nonformal organization.

Menganggap dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan

Menganggap dengan mempelajari organisasi (dan jaringan) telah menganalisis kelembagaan

Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-kebijakan, belum termasuk norma-norma, dan kultural kognitif.

4

4

Ketidakkonsistenan konsep di level akademisi tentang Institution dan organization: What contstitutes an institution is a subject of continuing debate among social scientist.. The term institution and organization are commonly used interchangeably and this contributes to ambiguityand confusion (Uphhof, 1986). The existing literature is a jungle of conflicting conceptions, divergent underlying assumptions, and discordant voices (Scott, 2008). Belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam kalangan para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah Inggris social institution. Ada yang menterjemahkannya dengan istilah pranata .. ada pula yang bangunan sosial (Soemardjan dan Soemardi, 1964). The words institution and organization are usually used interchangeably or inclusively and often lead to misunderstandings and misguided interventions (Lobo, 2008).Horton dan Hunt (1984): social institution mencakup aspek organisasi, sebaliknya ada yang memasukkan aspek-aspek lembaga dibawah topik social organization.

5

5

Ketidakkonsistenan Istilah dalam Legislasi Pemerintah(1). Dokumen Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005.Dibedakan antara kebijakan pengembangan kelembagaan dengan kebijakan pengembangan organisasi ekonomi petani. kelembagaan = sesuatu yang berada di atas petaniorganisasi = berada di level petani. (=keduanya organisasi).(2). Permentan 273-2007 ttg Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Dalam batasan: tidak dicakup apa itu lembaga, kelembagaan, dan organisasiMenumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya. Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani baik non formal maupun formal serta terlaksananya berbagai forum kegiatanMenginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang berada di wilayah kabupaten /kota. (kelembagaan tani = organisasi-organisasi milik petani).Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait (lembaga = organisasi milik pemerintah).

6

6

(4). Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama. ( kelembagaan dan lembaga = organisasi).

Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan

Kelembagaan penyuluhan terdiri atas: kelembagaan penyuluhan pemerintah; kelembagaan penyuluhan swasta; dan kelembagaan penyuluhan swadaya

(kelembagaan = organisasi).

7

7

Pola yang terlihat:

Tidak ada kesamaan konsep antar produk legislasi/pedoman

Mengorganisasikan petani dalam organisasi formal disebut sebagai upaya lembaga dan kelembagaan

Yang dibentuk hanya organisasi formal dan pemerintah hanya bekerja hanya dengan organisasi formal

Istilah yang sering dipakai = kelembagaan dan organisasi.

Tanpa sadar kita berusaha meminggirkan petani-petani yang tidak berorganisasi.

8

8

Definisi semestinya:

Lembaga (institution) = merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam perilaku manusia dalam masyarakat yakni berupa norma, nilai-nilai, aturan formal dan nonformal, dan pengetahuan kultural. Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam berperilaku aktor (individu dan organisasi), memberi peluang (empower) namun sekaligus membatasi (constraint) aktor

Kelembagaan (institutional) = segala hal yang berkenaan dengan lembaga

9Organisasi (organization) = adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani

Keorganisasian (organizational) = hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya perihal kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi dengan organisasi lain

9

Rekonseptualisasi Lembaga dan Organisasi10In EnglishBiasa diterjemahkan menjadi Terminologi semestinya Batasan dan materinya 1. institution Kelembagaan, institusi Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor2. institutional Kelembagaan, institusi Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga. 3. organization Organisasi, lembaga, kelembagaan Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan)4. organizational Keorganisasian, kelembagaan Keorganisasian Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll).

10

Institutions (Lembaga) = norma + aturan + cultural cognitive

Organization = organisasiNetwork = jaringan

= individu11P4SUPJA

Menurut new institutionalism (Scott, 2008), ada 3 pilar dalam lembaga:121.Regulative pillarrules define relationship among rolerule setting, monitoring, sanksi kapasitas untuk menegakkan aturan reward and punishmentmelalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan)represi, constraint, dan meng-empower aktor 2.Normative pillarnorma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung jawab mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done) Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya meng-constraint dan meng-empower aktor 3.Cultural-cognitive pillarIntinya meaning Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna diproduksi Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektifBerisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternalSituation shared secara kolektifBersifat individual dan variatif Culture = what is and what should be

12

Berkenaan dengan organisasi:Individual organization. Anggotanya individu. Misal kelompok tani, koperasi primer. Aspeknya = kepemimpinan, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, dll.Second level organization / interorganization. Anggotanya ind organization, misal Gapoktan, koperasi sekunderSupporting organization. Misal Pemda, penyuluh, Dinas Peratnain, dllInter relation organization. Misal relasi antar kelompok tani, relasi vertikal dan horozontal, dll.13

Secondary organization

Secondary organization Individual org Individual org Individual org Individual org Individual org Individual org

Desa ADesa BInterrelation organizationSupporting organization

institutioninstitutioninstitutioninstitution14

Bagaimana menganalisis organisasi?Pedoman singkat untuk menilai sebuah organisasi (Short Guide for Organizational Assessment):

Bagaimana kinerja organisasi (organizational performance)?Bagaimana kemampuan organisasi tumbuh di lingkungannya (the enabling environment and organizational performance) ?Bagaimana motivasi organisasi (organizational motivation) ?Seberapa kuat kapasitas Organisasi (organizational capacity) ?1510 aspek keorganisasian :

Kepemimpinan/kepengurusan KeanggotaanStruktur organisasiAdministrasi dalam organisasiKeuangan organisasiSumber daya manusia Sarana dan prasarana dalam org Relasi dengan pihak luarTingkat kapasitas organisasi mengelola kegiatanKemampuan organisasi menghadapi tekanan

Rekayasa Kelembagaan UPJA:Aspek Upaya yang dapat dilakukanRegulatif -Menyusun PP, Permen, Perda yang berpihak kepada UPJA-Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah dibuat-Memberi sanksi jika kebijakan tidak dijalankan.2. Normatif-Merubah persepsi dan mental bahwa UPA sulit berkembang, lemah, tidak efisien, harus disingkirkan.-Menghargai UPJA sebagai peluang baru ekonomi petani.-Menumbuhkan sikap bahwa UPJA PENTING3. Kognitif-Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa UPJA adalah kunci peningkatan produksi dan produktivitas pertanian-Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan tinggi, STPP, Bali Latihan, dll tentang UPJA.-Memberi pelatihan tentang manajemen UPJA4. Keorganisasian-Memperkuat organisai UPJA, (misal: membuat Asosiasi UPJA tingkat kabupaten sampai nasional)-Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum UPJA, dst

16

Kelembagaan Ekonomi Petani dan BUMP(dalam UU No 19 tahun 2013 tentang P3):Pasal 80:(1) Badan usaha milik Petani dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani melalui Gabungan Kelompok Tani dengan penyertaan modal yang seluruhnya dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani.(2) Badan usaha milik Petani berbentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Badan usaha milik Petani berfungsi untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi, dan mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani.

Pasal 81: Badan usaha milik Petani bertugas menyusun kelayakan usaha, mengembangkan kemitraan usaha, dan meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian.17Pasal 70:

(1) Kelembagaan Petani terdiri atas: Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional.

(2) Kelembagaan Ekonomi Petani berupa badan usaha milik petani.

Aktivitas AgribisnisKel. TaniGapoktanKoperasiP3AKUBAUPJAPosludes - klinik Agb kelompencapir 1. penyediaan benihVVV-V-2. Penyediaan pupuk dan obat-obatanVVVV3. penyediaan modalVVV-V-4. Penyediaan alsintanVVVV5. penyediaan air irigasiV--V---6. Penyediaan tenaga kerjaV-----7. Pengolahan hasil panenVVV-VV-8. Pemasaran hasil panenVVV-V--9. penyediaan informasi pasarVV---V10. Penyediaan informasi teknologiVVV-VV

Aktivitas agribisnis dan organisasi-organisasi yang dapat menjalankannya (teoritis):18

Relasi yang dijalankan petani dalam menjalankan usaha (studi kasus di Kec Ciawi, Jabar, 2012):19Aktivitas (pemenuhan kebutuhan)Sec mandirirelasi individualrelasi kolektif1. benih dan bibikbenih sendiri, Beli dari kios dan petani lain Bantuan pemerintah 2.pupuk dan obat-obatanpupuk organik sendirimembeli dari kios dari koperasibantuan pemerintah 3. Modalmodal sendiriMeminjam saudara, pelepas uang, dan bankdari Gapoktan 4. LahanLahan milik sendiriMenyewa, menyakap, membeli gadaian, dan tanah terlantar disewakan Gapoktan.5. Pengolahan lahanTK keluarga sendiriburuh tani, ternak, traktor ---6. air irigasimenggiring air sendiri Mengupahkan orang lain ---7. Tenaga kerja TK keluarga sendiri TK tetangga dan saudara ---8. Pengolahan hasilOlah sendiri, jasa huller ---9. Pemasaran hasil---Menjual ke pedagang di desa dan di pasar melalui Gapoktan 10. TeknologiMencari sendiriBertanya ke tetangga, saudara, penyuluh, dan ketua kelompok pertemuan di kelompok tani dan Gapoktan

DUA,Menggunakan konsep analisis kelayakan usaha (feasibility analysis) untuk menilai Kinerja UPJA20

STUDI KELAYAKAN BISNIS:

Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang dijalankan dalam rangka layak atau tidaknya usaha tersebut.

Meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi, mengukur, menghitung dan menganalisis dengan menggunakan metode tertentu

Apakah usaha yang dijalankan memberikan manfaat besar dibandingkan biaya ?

Apakah usaha yang dijalankan memberikan manfaat baik finansial maupun non finansial?

21

21

Tujuan Studi Kelayakan Bisnis:Menghindari Resiko KerugianMemudahkan PerencanaanMemudahkan Pelaksanaan PekerjaanMemudahkan PengawasanMemudahkan Pengendalian22

22

Tips Penting Studi Kelayakan Bisnis:

Kelengkapan dan keakuratan data dan informasiTenaga terampil dalam studi kelayakanPenentuan metode dan alat ukur yang tepatLoyalitas tim studi kelayakan23

23

Feasibility Analysis

Figure 3.1Role of feasibility analysis in developing successful business ideas

24

24

Feasibility studyKey factors looked at in a feasibility study:Availability of adequate marketGrowth potential of the projectInvestment, operation and distribution costsDemand and supply factorsSocial and environmental conditions

25A feasibility study should contain the following analyses:Commercial /market analysisTechnical analysisOrganization/administrative analysisFinancial analysisEnvironmental analysisEconomic analysisSocio-political analysis

Commercial/market analysis:Sisi OUTPUT:

Bagaimana potensi permintaan ? Misal, berapa luas lahan yang membutuhkan jasa traktor, per tahun dan per musim?Bagaimana kesanggupan konsumen membayar produk/jasa?Dimana akan dipasarkan?Apakah menambah Alsintan tidak akan menurunkan harga jasa?Jika harga terpengaruh berapa?

26Sisi INPUT:

Dari mana sumber pembelian input (alat, suku cadang, dll)?Apakah sumber informasi dan jaringan?Bagaimana harga?

Market analysis can be achieved through: Descriptive approachPrice efficiency technique, or Organization technique

Technical analysisThe technical analysis concern projects inputs (supplies) and outputs (production) of real goods and servicesIt is extremely important, and the project framework must be defined clearly enough to permit the technical analysis to be thorough and preciseThe other aspects of project analysis can only proceed in light of the technical analysisGood technical staff are essential for this work, they must be drawn from consulting firms or technical assistance agencies abroadTechnical analysis may identify gaps in information that must be filled either before project planning or in early stages of project implementation 27Technical analysis gives an indication of the capacity of operations within the projectIt also include the quality of machinery and equipment'sThe location and layout of the project is also part of the technical analysisTechnology should be examined at two levels:The technology used must be suitable for the realization for a specific objective of a given projectThe technology must also be examined for suitability according to the prevailing socio-economical environment

Organizational analysis:

A whole range of issues in project preparation revolves around the overlapping institutional, organizational, and managerial aspects of projectsThis factors clearly have an important effect on the project implementationFrequent questions asked is whether the institutional setting of the project is appropriate and, whether the socio-cultural patterns and institutions of those communities that the project will serve must be consideredDes the project design take into account the customs and culture of the farmers who will participate? 28For projects to be carried out successfully, they need to relate properly to the institutional structure of the country and regionThis may include structure of companies, partnership and other organizational set upOther factors may include the projects manpower requirements, transportation of machinery, maintenance and commissioning e.g for the turn key projectsTerms and conditions which are adhered to by contactors must be carefully weighed to ensure that they are in line with the overall project objectives

Financial analysis:The financial aspects of project preparation and analysis include the financial effects of a proposed project on each of its various participant.In agricultural projects, the participants include farmers, private sector firms, public corporations, project agencies and perhaps the national treasury.A major objective of the financial analysis of farms is to judge how much farm families who are participating in the project will have to live on. what investment funds will the project need and when?must be a clear evidence that the project will have a net gain if it has to be feasible

29The analyst will need budget projections that estimate year by year future gross receipts and expenditures, this should include the costs associated with production and the credit repayments farm families must make to determine what remains to compensate the family for its labour, management skills and capital.The analyst of farm income will also permit assessment of incentives for farmers to participate in the project?,Probable change in farm income?The timing of this change?,Will new subsidies ?.

Economic analysis:Economic analysis is basically concerned with the following:How to identify effects of a proposed project to the societyQuantification of the effects of the proposed projectPricing of costs and benefits to reflect their values to the society

Taxes and subsidies

30Contribute significantly to the development of the total economy? The point of view = the society as a wholeThe financial and economic analysis are thus complementary (the financial analysis = individual, economic analysis = society)Estimate returns to a project participant and in the economic analysis to estimate returns to society

Social analysis:Consider the social patterns and practices of the clientele the project will serveExamine carefully the broader social implications of proposed investmentsSocial consideration should be carefully considered to determine is a proposed project is responsive to national objectives (employment opportunities , income distribution, etc) What to emphasize on growth in particular regions? 31PollutionEnvironmental degradation Environmental analysis

Tiga,Usaha Jasa Pelayanan Alsintan (UPJA)32

Gambaran UPJA dan Alsintan di Indonesia:Tahun 1997 = dibentuk UPJA percontohan di 13 Provinsi Tanggal 2 Desember 1998 = Keputusan Dirjend Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor I.HK.05098.71 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendayagunaan dan Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian

Tujuan:-Pengembangan Alsintan di petani dan kelompoktani-Pengembangan UPJA -Bengkel pembuatan, perawatan dan perbaikan Alsintan -Berkembangnya agribisnis dan agroindustri di perdesaan.33Jumlah UPJA:

Tahun 2008 = 42.843 unit. Tahun 2016 = ..........?

Populasi alsintan :34Alsintan untuk PADI tahun 2014Jenis alatJumlah (unit)TR 2218.792TR 44.762Pompa air151.234Pengolah tanah411Rice transplanter3.574Tresher101.084Mesin pengering6.295Combine harvester3.332RMU174.356

Alsintan untuk JAGUNG tahun 2014Jenis alatJumlah (unit)Pemipil jagung9.858Power tredher multiguna2.111Pengering tegak97Pengering datar80Corn combine92Pengukur kadar air590Silo 507

Sumber: Buku Statistik Pertanian 2016

Permentan No 25 tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Dan Mesin Pertanian

Mengapa perlu UPJA:Kemampuan petani dalam mengolah lahan usahatani terbatas (0,5 ha/MT);Pengelolaan Alsintan secara perorangan kurang efisien; Tingkat pedidikan dan ketrampilan petani yang rendah; Kemampuan permodalan usahatani yang lemah; dan Pengelolaan usahatani yang tidak efisien.

Fungsi utama UPJA: melakukan kegiatan ekonomi dalam bentuk pelayanan jasa alsintan dalam penanganan budidaya seperti jasa penyiapan lahan dan pengolahan tanah, pemberian air irigasi, penanaman, pemeliharaan; perlindungan tanaman, kegiatan panen, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, jasa pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan padiTermasuk mendorong pengembangan produk dalam rangka peningkatan nilai tambah, perluasan pasar, daya saing dan perbaikan kesejahteraan petani.

35

Permentan No 25 tahun 2008:UPJA = suatu lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/gapoktan.

Alsintan = adalah peralatan yang dioperasikan tanpa atau dengan motor penggerak untuk kegiatan budidaya, pemeliharaan, panen, pasca penen, pengolahan hasil tanaman, peternakan dan kesehatan hewan.

Manajer UPJA = petani/pemuda tani yang memiliki kemampuan mengelola alsintan dalam jumlah tertentu dengan prinsip usaha (bisnis) yang menguntungkan.

36

Langkah-langkah penumbuhan:

I. Identifikasi Wilayah

Pengumpulan data luas wilayah, kondisi spesifik lokasi, jenis dan jumlah alsintan yang tersedia, dan ada tidaknya UPJA yang beroperasi di daerah tersebut, serta potensi kebutuhan alsintan.

2. Pengorganisasian UPJA

Struktur organisasi mencakup manajer, petugas administrasi, operator dan teknis. Disyahkan Kepala Dinas Lingkup Pertanian.

3. Pelatihan

Pelatihan Sumberdaya Manusia UPJA, dan ujicoba pendayagunaan alsintan dilakukan setelah alsintan didistribusikan, dan untuk ini peran Dinas yang membidangi fungsi Tanaman Pangan/Hortikultura/Perkebunan dan/atau Peternakan, Provinsi/Kabupaten/Kota sangat menentukan keberhasilannya. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat dihasilkan Sumberdaya Manusia UPJA yang profesional.

37Penumbuhan UPJAPenumbuhan UPJA dilaksanakan pada wilayah kawasan, agribisnis atau wilayah pengembangan kawasan agribisnis yang belum terbentuk UPJA, mempunyai masalah keterbatasan tenaga kerja dari penanganan hasil panen serta membutuhkan alsintan sebagai solusinya.

Penumbuhan UPJA diinisiasi melaluimusyawarah kelompoktani dengan tokoh masyarakat.

Subsistem UPJA: Pelayanan jasa alsintan dalam bentuk kelembagaan kelompok UPJA.Penyediaan alsintan, suku cadang, pelayanan perbaikan, dalam bentuk kelembagaan produsen alsintan, usaha perbengkelan/pengrajin alsintan dan sebagainya.Pengguna jasa alsintan dalam bentuk kelembagaan usahatani, petani/kelompoktani dan Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A).Permodalan dan pendanaan dalam bentuk kelembagaan perbankan atau lembaga keuangan non Bank.Pembinaan dan pengendalian, berupa kelembagaan aparatur pemerintah dan kelembagaan penyuluh.

38Pengembangan UPJA:UPJA berorientasi bisnis =

memperoleh keuntungan usaha (profit making), dikelola berdasarkan skala ekonomi (economic of scale), berorientasi pasar (market oriented), didukung sumberdaya manusia profesional.

Tujuan pengembangan UPJA:

Mengoptimalisasikan penggunaan alsintan dan mempercepat alih teknologi alsintan kepada masyarakat pertanian di perdesaan;Meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dalam satu satuan waktu pada luasan tertentu.Mendukung pemanfaatan air irigasi bagi tanaman.Mendukung Pelayanan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).Meningkatkan produktivitas ternak.Mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan tanah, mengurangi kehilangan hasil panen, meningkatkan mutu dan pengolahan hasil serta meningkatkan efisiensi produksi.Melestarikan fungsi lingkungan.Mengatasi kekurangan tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru di perdesaan guna menarik minat tenaga kerja muda.Menumbuh-kembangkan kelembagaan bisnis yang terkait dengan pengembangan sistem agribisnis di perdesaan.

39

Kelas UPJA:

UPJA Pemula = jumlah alsintan 1-4 unit dan 1-2 jenis alsintan.

UPJA Berkembang = jumlah alsintan 5-9 unit dan jenis alsintan 3-4 jenis dan telah memiliki sistem organisasi lengkap.

UPJA Profesional = memiliki alsintan > 10 unit serta memiliki > 5 jenis alsintan.

40Tingkat kemampuan UPJA:

Aspek Teknis meliputi jenis, jumlah, kondisi alsintan, gudang dan bengkel alsintan;Aspek Organisasi meliputi legalitas dan struktur organisasi termasuk kelengkapan pembukuan UPJA.Aspek Ekonomi meliputi penambahan jumlah alsintan, sumber pendanaan serta penambahan jumlah pelanggan dan jumlah pelanggan dan jangkuan wilayah pelayanan.Aspek Penunjang meliputi cara memperoleh pelayanan jasa UPJA, jadual pelayanan operasional UPJA dan jumlah petani anggota kelompoktani yang membutuhkan jasa pelayanan UPJA.UPJA harus dapat memberikan keuntungan secara ekonomis, maka pengelolaan UPJA perlu berorientasi bisnis yang dikelola secara profesional.

41

Syarat UPJA Profesional :Mempunyai organisasi yang lengkap meliputi manajer, tenaga teknis operator, tenaga administrasi (administrasi umum dan keuangan).Adanya kemitraan usaha antara kelompok tani atau gapoktan, perusahaan alsintan, bengkel/pengrajin untuk perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang, serta distributor/penyalur alsintan dan suku cadang.Jumlah dan jenis alsintan (hulu, on farm dan hilir) pemanfaatannya secara optimal dan memenuhi skala ekonomi.Mampu mengakses ke sumber pendanaan alsintan.Adanya pelatihan dan peningkatan kemampuan dan keterampilan teknis dan manajemen.Mempunyai kemampuan mengelola alsintan secara profesional dengan sumberdaya manusia yang terlatih dan berorientasi pada keuntungan.Kelembagaan telah berbadan hukum dan mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).Adanya mutu pelayanan yang baik dengan dukungan sarana penyimpanan alsintan dan kantor.

42

Menurut Tim Komisi Mekanisasi Pertanian (2015), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja Alsintan:

Kesesuaian dengan kondisi lahan dan kebutuhan setempat, Ketersediaan operator dan teknisi yang terampil, Keterbatasan tenaga kerja untuk usahatani, Adanya pendampingan dan pembinaan oleh penyuluh, Ketersediaan bahan operasi dan perbaikan, Ketersediaan bengkel alsintan, dan Jalan usahatani yang cukup memadai.

43

Faktor - faktor yang menghambat kinerja Alsintan:

Kesulitan operator dan teknisi yang terampil, Kurangnya pengetahuan dan keterampilan penerima alsintan bantuan, Kurang sesuainya tipe alsintan dengan kondisi lahan dan kebutuhan setempat, Kurangnya pembinaan dan pendampingan oleh penyuluh, Kesulitan mendapatkan bahan operasi dan pemeliharaan, Keterbatasan bengkel alsintan, dan Tingginya biaya operasional alsintan.

44

Kendala umum pemanfaatan alsintan bantuan:operator alsintan yang terlatih dan terampil belum memadai, sistem manajemen UPJA kurang professional, jalan usaha tani dan kondisi lahan untuk operasi dan mobilitas alsintan, ketersediaan sarana operasional alsintan (BBM dan pelumas) dalam jumlah banyak, ketersediaan bengkel alsintan dan sarananya, penyediaan suku cadang dan bengkel terutama untuk transplanter, combiner harvester dan dryer, dan persaingan dengan UPJA lain.

45

Hasil penelitian Cahyati Setiani (2015) di Kab Sukoharjo, Jateng:

Persepsi petani terhadap mekanisasi pertanian:

-Alsintan dapat meningkatkan produksi, dan menghemat tenaga kerja serta biaya (nilai rata-rata 1,88.) -Respon terendah = peran combine harvester dalam mengurangi kehilangan hasil (rata-rata 1,5)

46

Timbulnya gejala individualisasi organisasi (Syahyuti, 2012):47

Pengorganisasian secara personalOrganisasi formalIndividualisasi organisasiMasa terbentuknya Dahulu, pra Bimas Masa revolusi hijau, Bimas, dst Setelah diintroduksikan organisasi formal. Alasan terbentuknyaAlamiah, efisiensi Sesuai teori organisasi Merupakan respon kritis petani Ciri kepemimpinannyaMutlak, hanya di tangan satu orang (misal Kapalo Banda dan Ulu-Ulu) Bersifat kolegialSecara faktual bertumpu pada seorang pengurus organisasi saja, Distribusi kekuasaanSentralisasi pada satu orang penanggung jawabTerdistribusi merata Secara faktual tersentralisasi, Peran dan sosok pemimpinLebih sebagai penerima beban dan penanggung jawab operasionalDemokratis dan prosedural sesuai AD dan ARTKurang demokratis dan tidak prosedural. Posisi anggotaPetani adalah pihak yang memberikan tugas dan menyerahkan kuasa penuh kepada pengurusKuat secara administratif, sesuai dengan AD dan ART organisasiLemah dan pasif. Anggota merasa berhutang budi kepada jasa ketua organisasi Masa kepengurusanLama, sering tidak terbatas, sering sampai ia meninggal.Terbatas, biasanya 3-4 tahun, sesuai dengan AD, ART dan rapat angotaMasa kepengurusan lebih lama dari ketentuan, jarang diganti

48

Email: [email protected]