dry dock feasibility study

15
PPEPS II Business Project Halaman - 1 Program Pengembangan Eksekutif Pertamina Singkat (PPEPS) Angkatan II-2012 Business Project STUDI KELAYAKAN : Pembangunan Galangan PT Badak NGL Untuk Penghematan Biaya Pemeliharaan Kapal dan Membuka Peluang Usaha Baru Nasrul Syahruddin - 127203 1. PENDAHULUAN 1.1. Visi, dan Misi PT Badak NGL 1 Materi yang dipilih dalam pembuatan makalah Business Project (BP) ini, tidak terlepas dari Visi dan Misi PT Badak NGL saat ini yaitu: Visi PT Badak NGL adalah Menjadi perusahaan energy kelas dunia yang terdepan dalam inovasi. Misi PT Badak NGL adalah “Memproduksi Energy bersih serta mengelola dengan standar kinerja terbaik, sehingga menghasilkan nilai tambah maksimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders)”. Rencana pembangunan galangan kapal ini sejalan dengan Visi dan Misi PT Badak NGL dimana terdapat unsur usaha peningkatan kualitas dan standar kinerja terbaik pada sistem pendukung produksi LNG, dalam hal ini pemeliharaan armada tugboat, serta inovasi dalam mengembangkan unit usaha baru untuk memberikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan. 1.2. Masa Depan Bisnis PT Badak NGL PT Badak NGL pernah menjadi penghasil LNG terbesar di dunia pada awal tahun 2000. Namun sejak tahun 2005, pasokan gas menurun dan ada kebijakan pemerintah untuk tidak memperpanjang kontrak lama maupun membuat kontrak ekspor LNG baru. Saat ini hanya 5 unit dari 8 Train yang dioperasikan sesuai dengan jumah pasokan gas dan kebijakan tersebut. Untuk tetap bertahan dan terus meningkatkan kinerja, PT Badak NGL sesuai visi dan misi-nya, menentukan langkah-langkah strategis untuk menjalankan bisnis 1 Website PT Badak NGL; www.badaklng.co.id

Upload: nasrulsyahruddin

Post on 05-Dec-2014

491 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 1

Program Pengembangan Eksekutif Pertamina Singkat (PPEPS) Angkatan II-2012

Business Project

STUDI KELAYAKAN :

Pembangunan Galangan PT Badak NGL Untuk Penghematan Biaya Pemeliharaan Kapal dan Membuka Peluang Usaha Baru

Nasrul Syahruddin - 127203

1. PENDAHULUAN

1.1. Visi, dan Misi PT Badak NGL1

Materi yang dipilih dalam pembuatan makalah Business Project (BP) ini, tidak

terlepas dari Visi dan Misi PT Badak NGL saat ini yaitu:

Visi PT Badak NGL adalah “Menjadi perusahaan energy kelas dunia yang

terdepan dalam inovasi”. Misi PT Badak NGL adalah “Memproduksi Energy

bersih serta mengelola dengan standar kinerja terbaik, sehingga menghasilkan

nilai tambah maksimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders)”.

Rencana pembangunan galangan kapal ini sejalan dengan Visi dan Misi PT

Badak NGL dimana terdapat unsur usaha peningkatan kualitas dan standar

kinerja terbaik pada sistem pendukung produksi LNG, dalam hal ini pemeliharaan

armada tugboat, serta inovasi dalam mengembangkan unit usaha baru untuk

memberikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.

1.2. Masa Depan Bisnis PT Badak NGL

PT Badak NGL pernah menjadi penghasil LNG terbesar di dunia pada awal tahun

2000. Namun sejak tahun 2005, pasokan gas menurun dan ada kebijakan

pemerintah untuk tidak memperpanjang kontrak lama maupun membuat kontrak

ekspor LNG baru. Saat ini hanya 5 unit dari 8 Train yang dioperasikan sesuai

dengan jumah pasokan gas dan kebijakan tersebut.

Untuk tetap bertahan dan terus meningkatkan kinerja, PT Badak NGL sesuai visi

dan misi-nya, menentukan langkah-langkah strategis untuk menjalankan bisnis

1 Website PT Badak NGL; www.badaklng.co.id

Page 2: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 2

LNG dengan optimalisasi biaya operasi termasuk berusaha untuk menemukan

sumber-sumber pendapatan baru dengan sumber daya yang ada. Dengan strategi

tersebut, PT Badak NGL diharapkan terus memberikan kinerja standar kelas

dunia, meskipun dalam kondisi penurunan kapasitas produksi dan

kekurangpastian masa depan perusahaan. Salah satu usaha ke arah tersebut

adalah dengan pembangunan galangan kapal ini.

1.3. Tujuan dan Ruang Lingkup Business Project

Tujuan penulisan makalah ini sebagai studi kelayakan Pembangunan Galangan

Kapal dalam rangka optimalisasi biaya pemeliharaan armada Tugboat, serta

sebagai sumber pendapatan baru bagi PT Badak NGL.

Ruang lingkup makalah ini mencakup kondisi dan permasalahan pemeliharaan

kapal, analisa parameter kelayakan teknis, ekonomi, hukum, rekomendasi, serta

jadwal dan rencana pelaksanaan proyek.

2. MENGAPA PT BADAK NGL PERLU MEMBANGUN GALANGAN KAPAL

2.1. Kondisi Pemeliharaan Kapal dan Permasalahannya

Salah satu proses dalam rantai jaringan bisnis LNG adalah proses pengapalan

LNG. Untuk memastikan kelancaran dan keamanan proses tersebut, PT. Badak

NGL memelihara dan mengoperasikan 7 unit tug boat, 3 unit mooring boat dan 2

unit kapal patroli, sebagai armada pandu-tunda kapal LNG. Untuk perawatan dan

perbaikan, kapal-kapal tersebut harus dikirim ke suatu galangan kapal minimal dua

kali dalam 4 tahun masa berlaku sertifikat Class Kapal sesuai ketentuan ijin

pengoperasian kapal.

Selama ini PT. Badak NGL mengirim kapalnya ke galangan Surabaya atau Jakarta

sehingga memerlukan biaya bahan bakar tinggi karena jauhnya jarak yang harus

ditempuh. Tingginya occupancy galangan di pulau Jawa juga menyebabkan

besarnya biaya crew karena kapal harus menunggu lama untuk masuk galangan.

Kondisi ini mengganggu jadwal pemeliharaan dan berpengaruh pada

ketersediaan operasional armada tug boat.

Page 3: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 3

2.2. Potensi Penghematan Biaya dan Keuntungan

Jika PT Badak NGL memiliki fasilitas pemeliharaan kapal, maka biaya bahan

bakar dapat ditekan dan jadwal pemeliharaan kapal dapat diatur sedemikian rupa

sehingga biaya tunggu crew kapal dapat dieliminasi. Permasalahan yang sama

juga dialami oleh perusahaan-perusahaan tetangga seperti Pupuk Kaltim,

Indominco dan KPC, termasuk pemilik-pemilik kapal di daerah Samarinda dan

Balikpapan. Kondisi ini merupakan potensi pasar bagi PT Badak NGL jika fasilitas

tersebut bisa di manfaatkan dengan baik. Potensi penghematan dan keuntungan

dapat diwujudkan melalui investasi pembangunan galangan kapal. Makalah ini

menyajikan perhitungan potensi penghematan dan kelayakan investasi dari aspek

teknis, ekonomis, dan legalitas sebagai dasar pengambilan keputusan untuk

pembangunan galangan kapal di PT Badak NGL.

3. ANALISA DATA DAN EVALUASI

3.1. Hasil Survey Armada Kapal dan Galangan di area Kalimantan Timur

Analisa dan evaluasi yang dilakukan dalam penulisan ini bersumber dari data

primer dan sekunder. Data primer langsung didapatkan dari lapangan dengan

melakukan survey, wawancara dan quisioner kepada tempat dan pihak terkait.

Sementara data sekunder didapatkan dari berbagai literatur yang berhubungan.

Tabulasi data hasil survey untuk armada kapal PT Badak NGL dan perusahaan

lain di sekitar Bontang (PT. Pupuk Kaltim dan Pertamina Kutim), dapat dilihat di

Lampiran-1.

Kapal-kapal yang beroperasi dan berlokasi di Kalimantan Timur dapat

dikategorikan sebagai kapal Tunda atau Tug boat, Kapal Motor dan Tongkang.

Kapal motor meliputi kapal barang umum (general cargo), kapal tanker, landing

craft ship, dan kapal ferry penumpang. Kapasitas terbesar masing-masing adalah

berkisar 400, 500, dan 900 Gross Tonnage (GT). Daftar perusahaan pelayaran

yang berlokasi di Kalimantan Timur dapat dilihat pada Lampiran-2. Sedangkan

galangan kapal yang berada di Kalimantan Timur seperti terlihat pada Lampiran-3.

Page 4: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 4

3.2. Analisa Potensi Pasar Galangan Kapal di Kalimantan Timur

Sebagian besar galangan kapal berada di bantaran sungai Mahakam Samarinda,

sangat tergantung pada kedalaman water front nya sehingga ukuran kapal yang

bisa dibangun maupun yang direparasi terbatas, sehingga banyak pemilik kapal

mengirim kapalnya ke luar Kalimantan Timur. Sedangkan galangan kapal

Balikpapan terletak di pinggir laut, sehingga lebih fleksible dibandingkan dengan

galangan di Samarinda. Dari klasifikasi pekerjaan yang dilakukan, pada umumnya

adalah perawatan kapal dan beberapa membangun kapal baru.

Dari data yang diperoleh, proyeksi jumlah armada cenderung bertambah akibat

meningkatnya hasil perkebunan dan pertambangan yang membutuhkan kapal

tongkang dan tug boat. Lampiran-2 memperlihatkan populasi armada khususnya

tug boat dan tongkang. Lebih dari 90% berlokasi di sekitar Samarinda dan

Bontang, dan kurang dari 10% berlokasi di Balikpapan. Kondisi tersebut

menunjukkan prospek kebutuhan perawatan dan perbaikan kapal yang semakin

besar terutama untuk daerah Samarinda, Bontang dan sekitarnya. Sampai saat ini

belum ada galangan di daerah Bontang dan sekitarnya yang mempunyai

kualifikasi memadai untuk melakukan perawatan dan perbaikan kapal. Dilihat dari

kondisi ini, potensi pasar terutama untuk perawatan dan perbaikan kapal cukup

besar dan menjanjkan. Analisa kelayakan investasi akan dilakukan dengan

mengambil 75% pangsa pasar di area Bontang dan sekitarnya karena belum

adanya galangan kapal di area ini. Untuk area Samarinda, pangsa pasar diambil

30% berdasarkan hasil survey yang menunjukkan indikasi kecenderungan kapal

dikirim ke luar Kalimantan Timur karena kendala spesifikasi water-front galangan

yang terbatas. Karena sudah cukup banyak galangan kapal di area Balikpapan,

maka hanya diambil 5% dari pangsa pasar yang ada berdasarkan jumlah kapal

yang tidak dapat diserap oleh galangan di Balikpapan berdasarkan hasil survey.

Dengan mengelompokkan dan menghitung kapasitas armada milik PT Badak

NGL, diperoleh ukuran LWT (Lightweight Tonnage) terbesar 600 ton. Dengan

mempertimbangkan potensi pasar yang ada di Kalimantan Timur, maka dapat

ditentukan kapasitas maksimum galangan (dengan safety factor 1.6) yaitu sebesar

Page 5: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 5

1.6 x 600 ton = 960 ton (~1000 Ton). Sehingga kapasitas maksimum sarana pokok

galangan yang direncanakan adalah 1000 ton.

3.3. Analisa Persaingan Usaha dan Strategi Pemasaran Galangan

Untuk tujuan operasional dengan komersialisasi galangan, perlu dilakukan analisa

persaingan usaha dan strategi pemasaran yang tepat agar investasi yang

diperlukan untuk membangun galangan dapat memberikan keuntungan sesuai

yang diharapkan.

Dari sekian banyak kapal yang beroperasi di Kalimantan Timur, sebagian besar

digunakan pada industri MIGAS (jenis tug boat, tanker dan LCT) dan

Pertambangan batu bara (jenis tug boat dan Tongkang). Untuk industri MIGAS

yang menerapkan standar kualitas dan keselamatan yang tinggi, hampir semua

galangan yang ada di Kalimantan Timur belum dapat memenuhi standar tersebut.

Hal ini dibuktikan berdasarkan pengalaman PT Badak NGL sendiri sebagai

perusahaan MIGAS kelas dunia dengan standar kualitas dan keselamatan yang

tinggi, tidak menemukan galangan yang sesuai standar tersebut. Sehingga

kebanyakan pemilik kapal yang bergerak di industri MIGAS termasuk PT Badak

NGL mengirimkan kapalnya ke luar Kalimantan Timur untuk perawatan. Jika PT

Badak NGL memasuki industri galangan di Kalimantan Timur dan bersaing dengan

galangan yang sudah ada, menguasai potensi pasar seperti dijelaskan pada bab

3.2 bukan merupakan hal yang sulit untuk dicapai.

Untuk mencapai hal tersebut, strategi pemasaran yang ditempuh disesuaikan

dengan penentuan segmen dan target pasar yang jelas dan fokus. Berdasarkan

analisa persaingan usaha, segmen pasar yang tepat adalah segmen perawatan

kapal-kapal tug boat yang memiliki populasi paling banyak. Sedangkan target

pasar yang dipilih adalah kapal-kapal tug boat yang beroperasi di industri MIGAS

yang mensyaratkan standar kualitas dan keselamatan yang tinggi. Sehingga

strategi pemasaran yang harus ditempuh oleh galangan PT Badak NGL adalah

menyediakan sumber daya manusia, fasilitas dan peralatan dengan kualifikasi

terbaik serta standar kualitas dan keselamatan yang tinggi dari porses dan hasil

pekerjaan perawatan kapal. Strategi ini tidak sulit diterapkan karena PT Badak

Page 6: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 6

NGL merupakan perusahaan MIGAS yang telah menerapkan standar kualitas dan

keselamatan kelas dunia (World Class Energy Company).

3.4. Analisa Teknis Galangan Kapal

Galangan kapal adalah tempat untuk membangun atau mereparasi kapal yang

terdiri dari bengkel–bengkel kerja untuk mengerjakan bangunan baru, perbaikan

dan perawatan kapal, baik kapal yang terbuat dari baja maupun yang bukan baja.

Tiga jenis galangan sebagai opsi awal untuk dibandingkan satu sama lain yaitu

graving dock, floating dock dan slipway. Pemilihan ini dilakukan dengan 3 metoda

yaitu pendekatan kuantitatif, kualitatif dan semi kuntitatif-kualitatif. Pendekatan

kuantitatif dilakukan dengan penilaian terhadap masing-masing aspek dengan

metoda scoring tertentu. Semakin tinggi preferensi, maka score yang diberikan

semakin besar. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan penilaian terhadap

pereferensi dari masing-masing aspek melalui grade yang ditetapkan di awal.

Pendekatan semi kuantitatif-kualitatif dengan melakukan analisa kuantitatif

terhadap aspek yang dapat dinilai kuantitatif, dan melakukan analisa kualitatif

terhadap aspek yang dapat dinilai kualitatif. Selanjutnya, analisa kualtitatif dapat

dikonversi menjadi nilai-nilai kuantitatif untuk digabungkan dengan nilai-nilai

analisa kuantitatif

3.3.1. Jenis-Jenis Galangan Kapal

Berdasarkan aktivitas yang akan direncanakan, galangan kapal dapat dibedakan

atas, Galangan kapal khusus bangunan baru, yaitu galangan kapal yang

membangun kapal-kapal baru. Galangan kapal khusus reparasi, yaitu galangan

kapal yang khusus melakukan pekerjaan reparasi kapal. Galangan kapal

gabungan bangunan baru dan reparasi, yaitu galangan kapal yang memiliki

aktifitas ganda. Berdasarkan pengelompokan tersebut, Galangan kapal yang

direncanakan di PT Badak NGL dimaksudkan sebagai galangan kapal khusus

reparasi kapal-kapal tug boat (sejenis) yang dimiliki sendiri, dan untuk melayani

kapal-kapal lain di sekitar area Kalimantan Timur. Pilihan ini berdasarkan pada

kebutuhan utama PT Badak NGL dan potensi pasar di sekitar Kalimantan Timur

Page 7: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 7

adalah di bidang perawatan kapal. Untuk mengerjakan pembangunan kapal baru,

diperlukan insvestasi peralatan dan sumber daya manusia yang tidak sebanding

dengan potensi pasar pembangunan kapal baru yang ada.

Floating dock (Dok Apung) adalah suatu bangunan yang dikonstruksikan diatas

sebuah atau beberapa kompartemen-kompartemen yang kedap air. Jenis dok ini

merupakan dok yang portable, sehingga dapat dipindah-pindahkan. Graving Dock

(Dok Gali) merupakan dok dengan konstruksi beton bertulang. Posisi dari dok ini

tepat tegak lurus dengan garis pantai atau pinggiran laut dan dibatasi dengan pintu

pontoon. Slipway merupakan konstruksi galangan sederhana yang terdiri dari alur

dengan kemiringan tertentu dari bibir pantai dan seperangkat mesin derek (winch)

dan kabel baja (sling) untuk menarik dan menurunkan kapal dari permukaan air.

Agar kapal dapat dengan mudah dinaikkan atau diturunkan dari bibir pantai,

digunakan roda, rel atau airbag (bantalan karet) di sepanjang slipway (kemiringan)

tersebut.

Gambar 3.1. Jenis-Jenis Galangan Kapal

SLIPWAY DOCK FLOATING DOCK

GRAVING DOCK

Page 8: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 8

3.3.2. Jenis-Jenis Pekerjaan Perbaikan dan Perawatan

Berdasarkan lokasi perbaikan, secara umum pekerjaan reparasi dikategorikan

dalam 3 macam yaitu: Docking repair, yaitu perawatan bagian – bagian kapal yang

berada dibawah garis air. Floating repair, untuk merawat kapal pada tempat –

tempat yang berada diatas garis air atau di dalam kapal. Berdasarkan waktu

pelaksanaan dan volume pekerjaan, perawatan kapal dapat dibedakan menjadi 4

jenis yaitu: Intermediate Survey and Repair, dilakukan setiap 2 tahun dengan

durasi sekitar 15 hari. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengedokan, pembersihan

badan kapal dibawah garis air (bottom cleaning), pengecatan kembali badan kapal

dibawah garis air, pemasangan/penggantian zinc anode dan pekerjaan lain yang

dianggap perlu. Special Survey and Repair, dilakukan setiap empat tahun sekali.

Pekerjaan yang dilakukan seperti pada Intermediate Survey ditambah penggantian

pelat di beberapa tempat yang ketebalannya sudah tidak memenuhi syarat lagi

dan pekerjaan – pekerjaan lain yang dianggap perlu, dengan durasi sekitar 30 hari.

Selain itu secara khusus dikenal juga jenis perbaikan lain seperti Rehabilitasi dan

Emergency Repair yang lingkup perbaikan dan durasinya tergantung kepada

volume kerusakan kapal tersebut.

3.3.3. Pemilihan Jenis Galangan

Berdasarkan pertimbangan jenis-jenis galangan dan perawatan kapal yang

disesuaikan dengan kebutuhan PT Badak NGL dan potensi pasar yang ada,

dengan menggunakan beberapa atribut kualitatif, dilakukan pemilihan jenis

galangan yang sesuai.

Ringkasan perbandingan kualitatif antara ketiga alternatif jenis galangan yang

dievaluasi dapat dilihat seperti pada Lampiran-5. Terlihat bahwa secara kualitatif

jenis slipway memiliki tingkat preferensi terbaik diantara jenis galangan yang lain.

Namun demikian, guna mempermudah proses seleksi dilakukan penilaian kualitatif

dengan penilaian akumulasi bobot dan nilai masing-masing atribut untuk ketiga

alternatif yang ada seperti diperlihatkan dalam Lampiran-4. Hasil evaluasi total

terhadap penilaian ketiga jenis alternatif galangan dapat dilihat pada Lampiran-6

yang menunjukkan bahwa jenis slipway memiliki tingkat preferensi tertinggi. Ini

Page 9: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 9

membuktikan bahwa pada asumsi kondisi yang telah ditetapkan, maka slipway

adalah jenis galangan yang paling sesuai.

3.3.4. Penentuan Lokasi Galangan

Pilihan area sebagai lokasi galangan ditetapkan berdasarkan hasil survey

lapangan terhadap 4 alternatif seperti terlihat pada Lampiran-7. Pemilihan lokasi

galangan kapal tersebut mempertimbangkan ketersedian lahan darat dan laut,

pencapaian lokasi dari darat dan laut, kondisi lingkungan alam, dan aspek

keamanan lokasi. Berdasarkan hasil analisa pemilihan lokasi pada Lampiran-8,

lokasi yang tepat untuk galangan kapal PT Badak NGL adalah daerah marina

sebelah batch plant di depan Boat House baru.

3.3.5. Penentuan Layout Galangan

Penentuan layout untuk galangan jenis slipway berdasarkan pada pilihan investasi

dan tujuan operasional galangan. Untuk pemakaian sendiri dalam rangka

penghematan biaya pemeliharaan kapal milik PT Badak NGL, jenis galangan

slipway yang dipilih adalah jenis Airbag Slipway yang menggunakan bantalan karet

dalam proses upslip dan launching kapal. Jenis ini memerlukan investasi awal

yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan jenis slipway dengan rel atau roda

untuk proses upslip dan launching, dimana jenis ini lebih cocok jika galangan kapal

tersebut juga dioperasikan untuk keperluan komersial dengan menerima

perawatan kapal-kapal di luar milik PT Badak NGL.

Secara umum hasil perencanaan layout galangan meliputi fasilitas utama dan

fasilitas pendukung. Fasilitas pokok galangan adalah slipway, sedangkan fasilitas

pendukung antara lain airbag, jetty/dermaga, trestle, gedung kantor utama,

gedung kantin, gedung perbengkelan, toilet, mushola dan lain-lain. Penentuan

Layout galangan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran – 9

Page 10: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 10

Gambar 3.2. Layout Galangan Airbag-Slipway

Gambar 3.3. Layout Galangan Rail-Slipway

3.5. Analisa Perijinan Galangan

Ada dua pilihan yang dapat ditempuh dalam perijinan galangan kapal PT Badak

NGL berdasarkan tujuan operasional galangan. Jika galangan hanya akan dipakai

untuk keperluan PT Badak NGL sendiri, maka cukup mengajukan perubahan

(amandemen) ijin operasi Terminal khusus yang sudah dimiliki oleh PT Badak

NGL atau PT Pertamina sebagai pemilik aset pelabuhan khusus tersebut kepada

Departemen Perhubungan Laut. Hal ini berlaku karena lokasi galangan kapal

berada dalam wilayah Terminal khusus dan hanya digunakan untuk kepentingan

pendukung kegiatan Terminal khusus.

Page 11: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 11

Pengajuan perubahan ijin operasi dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan

Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Tanjung Laut sebagai otorisasi

kepelabuhanan kota Bontang.

Jika galangan PT Badak NGL juga akan dibuka untuk kepentingan umum, maka

selain perubahan ijin operasi Terminal Khusus, perijinan lain yang diperlukan

merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan

(Persero) serta Keputusan Presiden Nomor 122 Tahun 2001, maka PT Badak

NGL dapat melakukan pengembangan usaha dengan mendirikan anak

perusahaan yang bergerak dalam jasa pengedokan/perbaikan kapal. Selanjutnya

tata cara pembentukan anak perusahaan tetap mengikuti aturan dan persayaratan

seperti yang diatur dalam pasal-pasal lainnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor

12 Tahun 1998. Proses perijinan ini secara rinci dapat dilihat pada Lampiran – 10.

3.6. Analisa Sumber Daya Manusia dan Strategi Operasional Galangan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan dalam organisasi galangan kapal

PT Badak NGL terdiri dari SDM langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja

langsung adalah tenaga kerja baik organik maupun sub-kontraktor yang

menangani langsung pekerjaan reparasi baik di bengkel maupun di galangan.

SDM tidak langsung ( staff dan manajemen ) adalah tenaga kerja yang ikut

menopang kelancaran proses reparasi kapal, namun tidak menangani langsung

pekerjaan reparasi. Sesuai dengan strategi pemasaran yang dipilih yaitu fokus

kepada pelayanan perbaikan kapal tug boat untuk industri MIGAS dimana

diperlukan kualitas pekerjaan dan standar keselamatan yang tinggi, SDM yang

dipekerjakan harus dipilih secara khusus sesuai standar kualifikasi tertentu.

Demikian pula dengan kualitas peralatan dan fasilitas galangan serta strategi

operasional dibuat sedemikian rupa untuk mendukung strategi pemasaran

tersebut. Analisa secara rinci mengenai organisasi dan strategi operasional

galangan kapal PT Badak NGL dapat dilihat pada Lampiran – 11.

Page 12: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 12

3.7. Analisa Penghematan Biaya Pemeliharaan Kapal PT Badak NGL

Untuk tujuan operasional galangan dalam rangka melakukan penghematan biaya

pemeliharaan kapal, maka layout galangan slipway yang dipilih adalah jenis airbag

slipway. Sehingga investasi yang diperlukan lebih kecil dari investasi untuk

galangan slipway jenis rel atau roda diperuntukkan tujuan komersialisasi galangan.

Sumber Daya Manusia (SDM), Peralatan dan fasilitas pendukung tidak perlu

dibuat dan dialokasikan secara khusus. SDM dan Peralatan yang ada saat ini

dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan untuk kebutuhan reparasi kapal-kapal

milik PT Badak NGL.

Berdasarkan analisa perhitungan penghematan biaya pemeliharaan kapal milik PT

Badak NGL pada Lampiran – 12 ,dengan investasi sebesar Rp. 3,644,733,924

didapatkan penghematan biaya pemeliharaan kapal sebesar Rp. 1,093,769,449

per tahun.

3.8. Analisa Kelayakan Ekonomi dan Investasi Pembangunan Galangan Kapal

Untuk tujuan operasional komersial dimana galangan juga akan menerima kapal-

kapal di luar milik PT Badak NGL, jenis layout galangan slipway yang dipilih adalah

jenis rel atau roda slipway. Total biaya investasi sebesar Rp. 30,424,321,092 untuk

jenis galangan ini ditentukan dari biaya-biaya disetiap tingkatan operasi yang

meliputi biaya konstruksi fasilitas galangan, biaya struktur bangunan pendukung,

biaya bahan dan peralatan perbengkelan serta biaya perijinan.

Metode untuk menganalisa kelayakan suatu investasi yang dilakukan adalah

dengan Metode jangka pengembalian (Payback Period), Metode tingkat

keuntungan (Profitability Index, PI), Metode Net Present Value (NPV), dan Metode

tingkat hasil pengembalian internal (Internal Rate of Return, IRR). Untuk

perhitungan pendapatan mengacu pada biaya Special Survey (SS) docking,

Intermediate Survey (IS) docking dan annual docking serta perawatan rutin untuk

setiap kapal. Simulasi pendapatan berdasarkan analisa potensi pasar dapat dilihat

pada Lampiran – 13. Estimasi pendapatan galangan dihitung dengan

mengestimasikan besarnya jumlah kapal yang dapat direparasi.

Page 13: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 13

Perhitungan jumlah kapal ini didasari dari jumlah armada tug boat yang ada di

wilayah Kalimantan Timur yang mencakup daerah Bontang – Sangatta, Samarinda

dan Balikpapan. Presentasi estimasi pangsa pasar untuk kapal-kapal di daerah

Bontang dan sekitarnya diambil 100% untuk kapal Pertamina dan 75% untuk kapal

PKT dan Indominco, karena disamping jarak yang dekat juga karena belum ada

kompetitor galangan di area Bontang dan sekitarnya. Untuk presentase estimasi

pangsa pasar di daerah Samarinda, dari total populasi 182 tugboat, diambil secara

konservatif sebesar 30% yang merupakan setengah dari jumlah tugboat yang

beroperasi di industri MIGAS. Sedangkan untuk area Balikpapan, pangsa pasar

diambil hanya 5% yang merupakan kapal yang tidak dapat diakomodir karena

tingginya occupancy galangan di Balikpapan.

Perhitungan revenue merupakan omset yang harus dikurangi dengan biaya

operasional. Dari survey yang dilakukan terhadap galangan yang ada, biaya

operasional galangan rata-rata diambil 60% dari revenue. Sehingga pendapatan

bersih pertahun dari galangan adalah revenue dikurangi biaya operasional

termasuk perhitungan pajak sebesar 35% yang mempertimbangkan nilai

penyusutan dari investasi. Penghematan biaya pemeliharaan tug boat milik PT

Badak NGL juga dimasukkan sebagai pendapatan bersih dari galangan. Dengan

analisa kelanjutan bisnis galangan selama 10 tahun tanpa adanya nilai sisa dan

dasar bunga deposito sebesar 6.5%, maka keempat kriteria kelayakan investasi

yaitu NPV, PI, IRR dan Payback Period dapat ditentukan untuk mengetahui

kelayakan investasi ini. Dari hasil perhitungan, investasi sebesar

Rp.30,424,321,092 untuk pembangunan galangan kapal jenis slipway adalah layak

karena menghasilkan NPV positif (Rp.31,166,849,438) dengan Payback Period

selama 4 tahun 2 bulan serta memberikan tingkat keuntungan sebesar 2.02 kali

lipat dari nilai investasi dalam kurun waktu 10 tahun. Investasi ini juga lebih

menguntungkan dari bunga deposito, dimana menghasilkan nilai IRR sebesar

25.18% jauh diatas bunga deposito Bank yang hanya sebesar 6.5%. Perhitungan

secara rinci dari analisa kelayakan investasi dapat dilihat pada Lampiran – 13.

Page 14: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 14

4. Kesimpulan

Berdasarkan situasi dan kondisi bisnis LNG yang terus menurun, usaha

pembangunan galangan kapal ini sejalan dengan Visi dan Misi PT Badak NGL dimana

terdapat unsur usaha peningkatan kualitas dan standar kinerja terbaik pada sistem

pendukung produksi LNG, dalam hal ini pemeliharaan armada tug boat, serta inovasi

dalam mengembangkan unit usaha baru untuk memberikan nilai tambah kepada para

pemangku kepentingan.

Pembangunan galangan kapal ini dirasakan perlu terutama karena adanya masalah

dalam perawatan kapal PT Badak NGL seperti ketidakpastian jadwal penyelesaian dan

kualifikasi galangan kapal yang rendah sehingga menyebabkan terganggunya

ketersediaan armada tug boat untuk operasional kapal LNG. Selain itu, potensi

penghematan biaya bahan bakar dan crew kapal juga menjadi pertimbangan untuk

melakukan perawatan kapal sendiri dengan memiliki galangan kapal.

Berdasarkan analisa potensi pasar dan persaingan bisnis galangan kapal di area

Kalimantan Timur, usaha galangan kapal PT Badak NGL dengan strategi pemasaran

yang fokus pada kebutuhan perawatan kapal tug boat industri MIGAS, akan mampu

menciptakan segmen pasar tersendiri dan mempertahankan bisnis galangan kapal

tersebut dalam jangka waktu panjang. Pangsa pasar yang dapat dimanfaatkan dengan

strategi pemasaran tersebut adalah sekitar 60% dari total populasi kapal tug boat

yang ada di Kalimantan Timur.

Analisa teknis penentuan jenis dan layout galangan kapal yang sesuai dengan

kebutuhan PT Badak NGL menghasilkan pilihan galangan jenis slipway. Jika galangan

kapal digunakan hanya untuk kepentingan PT Badak NGL, layout galangan slipway

yang sesuai adalah jenis airbag-slipway dengan biaya investasi yang relatif kecil.

Sedangkan untuk kebutuhan komersialisasi galangan, jenis layout yang sesuai adalah

rail-slipway dengan rel atau roda serta fasilitas pendukung lain seperti jetty dan trestle

yang memerlukan investasi relatif lebih besar.

Proses mendapatkan perijinan operasional galangan juga memberikan 2 pilihan

tergantung kepada tujuan operasional galangan tersebut. Untuk pemakaian

kepentingan sendiri, PT Badak NGL cukup mengajukan usulan amandment

(perubahan) terhadap ijin operasional Terminal Khusus PT Badak NGL kepada

Page 15: Dry Dock Feasibility Study

PPEPS II – Business Project Halaman - 15

Departemen Perhubungan melalui koordinasi dengan Unit Pelaksana Pelabuhan

(UPP) setempat, karena lokasi galangan berada di dalam area Terminal Khusus.

Untuk kepentingan komersialisasi galangan, PT Badak NGL harus mengikuti ketentuan

yang berlaku terkait dengan Perseroan Terbatas dan pendirian anak perusahaan.

Untuk pengopersian galangan kapal tersebut, PT Badak NGL memiliki dua pilihan.

Pertama dengan memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya dan organisasi

yang ada, jika galangan tersebut hanya dipakai untuk kepentingan sendiri. Jika

galangan akan dikomersialisasikan, Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Strategi

Operasional harus ditentukan dengan standar dan kualifikasi yang tinggi sesuai

dengan strategi pemasaran untuk fokus pada perawatan kapal tug boat industri MIGAS

yang mensyaratkan kualitas kerja dan standar keselamatan yang tinggi.

Analisa penghematan biaya pemeliharaan tug boat memberikan angka penghematan

sebesar Rp. 1,093,769,449 per tahun untuk biaya investasi Rp. 3,644,733,924 guna

membangun galangan jenis airbag slipway, yang dipergunakan hanya untuk

kepentingan kapal PT Badak NGL. Sedangkan biaya investasi sebesar Rp.

30,424,321,092 untuk layout galangan rail-slipway guna kepentingan komersial,

menunjukkan kelayakan investasi yang dapat diterima dengan NPV positif

(Rp.31,166,849,438), IRR lebih tinggi dari bunga deposito (25.18%), Payback Period

yang cukup cepat yaitu 4 tahun 2 bulan serta tingkat keuntungan Profitability Index (PI)

sebesar 2.02 kali lipat.

5. Rekomendasi

Berdasarkan kebutuhan PT Badak NGL terhadap optimalisasi dan efisiensi perawatan

kapal serta hasil analisa dan evaluasi kelayakan investasi, direkomendasikan untuk

melakukan investasi pembangunan galangan kapal jenis rail – slipway dengan

menggunakan rel atau roda untuk upslip dan launching kapal serta fasilitas pendukung

lainnya sesuai layout yang diberikan pada Lampiran – 9.

Rencana dan Jadwal kerja pembangunan Galangan Kapal tersebut dapat dilihat pada

Lampiran – 14.