topik 4_makalah kelompok

Upload: murnawaty-narthy

Post on 15-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ANALISI FUNDAMENTAL

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Pada perkembangan ekonomi dewasa ini, pasar modal memiliki andil yang besar bagi perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam .menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders) ke pihak yang memerlukan dana (borrowers). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders berharap akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan borrowers akan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Bagi negara, mekanisme seperti ini akan mendorong peningkatan produksi yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat. Dalam menjalankan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers. Sementara para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana jangka panjang, baik berupa modal sendiri (equity) maupun modal pinjaman (bonds). Apabila ingin memperoleh modal sendiri maka perusahaan yang bersangkutan dapat menjual sahamnya di pasar modal. Di pasar modal ini penawaran atau penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh perluasan dalam aktifitas operasinya dan untuk meningkatkan kapasitas produksi yang harus ditunjang oleh manajemen yang profesional dan memerlukan modal, baik untuk investasi pada harta tetap maupun untuk modal kerja.Harga saham di pasar modal juga mengalami perubahan (naik dan turun) yang terjadi akibat adanya permintaan dan penawaran akan saham tersebut. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran harga akan naik jika pemintaan naik, dan harga akan turun jika terjadi sebaliknya. Jadi volume transaksi yang terjadi sangat mempengaruhi pergerakan harga saham. Oleh karena itu, maka sangat penting untuk mengetahui perubahan harga tersebut. Sebelum seorang investor memutuskan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal, ada beberapa kegiatan penting yang perlu dilakukan oleh investor yaitu melakkukan penilaian dengan cermat terhadap laporan finansial keuangan emiten sebelum membeli. Terdapat beberapa alternative penilaian dalam melakukan investasi, diantaranya yaitu dengan melakukan suatu analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.Makalah ini secara lebih lanjut akan membahas mengenai penggunaan analisis fundamental dan analisis teknikal dalam keputusan untuk melakukan investasi. Analisis fundamental digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga saham dimasa yang akan datang dengan melihat laporan keuangan serta kondisi perekonomian suatu Negara. Sementara analisis teknikal digunakan untuk memperkirakan pergerakan harga sekuritas dimasa yang akan datang dengan cara melihat pergerakan harga dimasa lalu. Dengan kedua alat analisa ini diharapkan mampu menjadi alat bagi investor dalam melakukan penilaian untuk pengambilan keputusan berinvestasi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahaan ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya tingkat pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda.

Fundamental analysis (analisis fundamental) juga merupakan analisis mengenai ekonomi, industri, dan perusahaan yang menentukan nilai saham perusahaan. Ada tiga konsep dasar dalam melakukan analisis fundamental yang akan dijabarkan pada makalah ini, diantaranya yaitu:1. Analisis Ekonomi2. Analisis Industri3. Analisis Rasio Keuangan2.1.1Analisis EkonomiAnalisis ekonomi adalah proses dimana kekuatan dan kelemahan suatu ekonomi dianalisis. Analisis ekonomi penting untuk memahami kondisi ekonomi yang tepat. Hal ini dapat mencakup sejumlah isu-isu ekonomi penting yang terus bermunculan dalam kondisi ekonomi tertentu yang sedang dianalisis. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliaran kas yang diharapkan serta tingkat return yang diisyaratkan atas investasi tersebut dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi makro. Analisis ekonomi didasarkan pada Net Present Value (NPV); Benefit Cost Ratio (B/C); dan Internal Rate of Return (IRR).

a. Net Present Value (NPV)

Analisis Net Present Value (NPV) adalah salah satu metode analisis investasi untuk menentukan layak atau tidaknya investasi pada suatu proyek dengan membandingkan beberapa alternatif investasi dan menilai konskuensinya pada saat ini. Dengan kata lain NPV merupakan akumulasi nilai sekarang dari semua penerimaan bersih (setelah dikurangi oleh pengeluaran/biaya) selama umur investasi. Pada analisis Net Present Value (NPV) semua pengeluaran dan penerimaan dalam cash flow (aliran kas) yang terjadi di masa yang akan datang dikonversi menjadi Nilai Sekarang (Present Value) dan dijumlahkan sehingga diperoleh akumulasi nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang terjadi selama umur investasi. Rumus NPV dapat dilihat sebagai berikut:

Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan:

KriteriaKesimpulan

NPV > 0Proyek/usaha layak untuk dilaksanakan

NPV = 0Proyek/usaha berada di dalam keadaan BEP dimana TR = TC dalam bentuk persent value, yang artinya apabila proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak akan berpengaruh pada keuangan perusahaan. Oleh karena itu, keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap posisi perusahaan.

NPV < 0Proyek/usaha tidak layak untuk dilaksanakan

b. Benefit Cost Ratio (B/C)Net B/C merupakan nilai manfaat yang bisa didapatkan dari proyek atau usaha setiap akan mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk proyek atau usaha tersebut. Net B/C merupakan perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. Dengan rumus sebagai berikut:

Nilai Net B/C memiliki arti sebagai berikut:

1) Net B/C > 1, maka berarti proyek atau usaha layak dijalankan secara finansial.2) Net B/C = 1, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point.3) Net B/C < 1, maka berarti proyek atau usaha tidak layak dijalankan secara finansial.C. Internal Rate of Return (IRR)IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan arus kas masuk dan arus kas keluar; atau tingkat bunga yang membuat atau menyebabkan NPV sama dengan nol pada tingkat bunga yang akan dihasilkan NPV = nol. Rumus IRR dapat diilihat sebagai berikut:

Dimana:

DFP = Discounting factor yang digunakan yang menghasilkan present value positif

DFN=Discounting factor yang digunakan yang menghasilkan present value negativePVP = Present Value Positif

PVN= Present Value Negatif2.1.2Analisis Fundamental (Makro) Ekonomi/Analisis MarketDalam melakukan analisis fundamental, langkah awal yang paling mendasar yaitu menganalisis kondisi makro ekonomi negara yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi pasar modal atau harga saham. Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi dan bahkan menentukan arah pasar saham antara lain:a. Gross Domestic Product (GDP)GDP didefinisikan sebagai nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan oleh ekonomi dalam suatu masa tertentu (biasanya satu tahun). GDP juga merupakan salah satu faktor yang mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara, yang sudah pasti akan mempengaruhi kondisi pasar saham.Dengan mengunakan logika sederhana, perubahan GDP berbanding lurus dengan arah pergerakan harga saham.Peningkatan GDP mendorong tren di pasar saham ke arah bullish, demikian sebaliknya, penurunan GDP mendorong pasar saham menjadi bearish. Perubahan GDP cenderung membentuk siklus bisnis.1. Berita Permintaan Bersifat BullishBullish berasal dari kata bull (sapi jantan), sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan turun namun sebenarnya akan naik (mirip gerakan sapi jantan menanduk musuhnya yaitu, menanduk kemudian dilemparkan keatas).

Gambar 2.1 Berita Permintaan Bersifat BullishContoh berita yang bersifat bullish dari media cetak: Cuaca buruk/storm/unfavourable; 36 conseccutive (berturut-turut) days up/firmer (menguat); dan Triggered Buying, Bottomside/bottomout, Buying2. Berita Penawaran/Supply Bersifat BearishBearish berasal dari kata bear (beruang), sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar yang terlihat seolah-olah akan naik namun sebenarnya harga akan turun (mirip gerakan beruang mencengkeram mangsanya, yaitu mengangkat lalu dibanting).

Gambar 2.2 Berita Penawaran/Supply Bersifat BearishContoh berita bersifat Bearish dari media cetak: Cuaca baik/favourable, 3-6 consecutive days down/easier (melemah); Lack of Demand (Kekurangan Permintaan); Triggered Selling, Topside capped (Puncak sudah tercapai), Harvesting; dan Selling Power, Ample of stock (Stok melimpah).b. Siklus BisnisSiklus bisnis merefleksikan pergerakan aktivitas ekonomi secara menyeluruh yang menyatukan banyak bagian aktivitas ekonomi yang terpisah.Hubungan antara ekonomi dan pasar saham sebagai berikut: harga saham yang tercermin dari Composite Index atau di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara umum merupakan leading indicator ekonomi suatu negara.Berdasarkan fakta di atas, tantangan dalam meramalkan arah pergerakan harga saham adalah harga saham cenderung bergerak lebih dulu sebelum kondisi ekonomi.Artinya, sebelum krisis terjadi biasanya harga saham sudah turun terlebih dahulu.c. Suku BungaTingkat suku bunga bisa menjadi salah satu acuan kondisi ekonomi.Tingkat suku bunga yang tinggi akan menghambat bergeraknya sektor riil, sebaliknya sektor riil akan meningkat saat suku bunga rendah.Walaupun sebenarnya masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi sektor riil, seperti kebijakan fiskal, insentif pajak, stabilitas politik, keamanan, dan infrastruktur.Secara umum, kenaikan tingkat suku bunga akan menyerap likuiditas di pasar yang pada akhirnya akan memicu penurunan harga saham karena banyak pelaku pasar menjual sahamnya.Sebaliknya, penurunan tingkat suku bunga akan membuat pelaku pasar optimis terhadap kondisi sektor riil sehingga mendorong pelaku pasar untuk melakukan pembelian saham yang tentu saja akan membuat harga saham bergerak naik.d. InflasiTingkat inflasi cukup berpengaruh terhadap harga saham dengan hubungan yang berbanding terbalik.Harga saham akan naik jika inflasi rendah, dan sebaliknya harga saham cenderung turun saat inflasi tinggi. e. KursUntuk di Indonesia, penguatan nilai mata uang utama dunia (contoh: US Dollar, Euro, Yen), terutama US Dollar, akan mendorong investor besar untuk mengalihkan investasinya ke mata uang tersebut yang pada akhirnya mendorong penjualan saham sehingga harga saham turun.Turunnya nilai rupiah juga mengurangi optimisme pelaku pasar sehingga melemahkan gairah pasar saham.f. Pernyataan/release dari pejabat/lembaga berwenangPernyataan dari Gubernur Bank Sentral (untuk Indonesia: BI), Menteri Ekonomi, atau pejabat tinggi negara yang lain sangat penting dicermati oleh para investor.Pernyataan-pernyataan, terutama yang terkait dengan kebijakan ekonomi, moneter atau yang langsung terkait dengan sektor riil bisa sangat mempengaruhi arah pergerakan harga saham.g. P/E RatioDalam konteks global suatu negara dengan P/E ratio yang rendah akan menarik investor dari negara lain untuk masuk berinvestasi di pasar saham negara tersebut.Masuknya investor asing akan mendorong pasar saham bergairah dan menyebabkan harga saham cenderung naik.2.1.3Analisis IndustriAnalisis Industri dilakukan setelah investor menganalisa kondisi makro ekonomi dimana, perusahaan harus merancang strategi yang sesuai dengan kondisi industri dimana perusahaan tersebut berada. Thompson, et.al, (2010) menggambarkan kondisi persaingan dalam analisis industri yang didefinisikan sebagai Five-Forces Model of Competition. Model tersebut merupakan model yang ditemukan oleh Michael Porter dan disebut sebagai Porters Five-Forces Model. Lima model yang dijabarkan oleh Michael Porter adalah sebagai berikut:

a. Ancaman dari Produk atau Jasa substitusiTekanan akan persaingan datang dari produk atau jasa substitusi yang biasanya disebut barang yang berbeda namun mempunyai manfaat yang sama. Suatu produk atau jasa dapat digantikan oleh produk substitusi dikarenakan berbagai alasan diantaranya harga yang ditawarkan produk substitusi lebih terjangkau dan menyebabkan banyak konsumen beralih ke produk substitusi. Selain itu, banyaknya produk substitusi yang dapat menggantikan produk utama juga akan mengurangi keuntungan yang diterima perusahaan.

b. Ancaman dari pendatang baruDalam suatu industri yang menghasilkan return yang tinggi, selalu ada pendatang baru yang akan mengurangi keuntungan perusahaan yang telah ada sebelumnya. Untuk itu, perusahaan harus melakukan suatu strategi untuk dapat membuat hambatan masuk bagi pendatang baru tersebut dengan berbagai cara, antara lain mempertahankan loyalitas konsumen, memperbesar skala ekonomis, dan meluncurkan inovasi-inovasi baru.c. Persaingan yang tinggi antar perusahaan dalam satu industriHal ini merupakan faktor terkuat dalam kondisi persaingan. Kompetitor selalu berusaha untuk menjalankan strategi dalam berkompetisi antara lain menguatkan posisinya dalam pasar, memikat konsumen, mempertahankan konsumen, dan mendapatkan keuntungan yang komprehensif. Market leaders harus berusaha untuk dapat mempertahankan posisinya diantara ancaman para pesaingnya karena persaingan akan terus berjalan dinamis. Ketika satu perusahaan menjalankan suatu strategi yang menghasilkan, pesaingnya akan menanggapi dengan berbagai reaksi defensif ataupun menyerang balik dengan kapabilitasnya, taktik- taktik pemasaran, teknologi ataupun inovasi baru, dan lain-lain. Dalam setiap industri, strategi-strategi yang dijalankan perusahaan akan menentukan siapa yang keluar sebagai pemenang atau sering dikatakan sebagai market leaders.d. Kekuatan tawar-menawar pembeliPembeli atau konsumen mempunyai kekuatan untuk dapat menentukan tingkat persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar-menawar tersebut dapat dilakukan oleh pembeli dikarenakan berbagai hal antara lain, ketika pembeli mempunyai banyak pilihan dalam merubah pilihan produknya antara produk yang satu ke produk lainnya (low switching cost), ketika permintaan akan barang tersebut melemah, ketika jumlah pembeli sedikit, dan ketika pembeli mendapatkan informasi yang mendetail mengenai barang atau jasa tersebut.

e. Kekuatan tawar-menawar supplierSeperti halnya konsumen, supplier (pemasok) mempunyai suatu daya tawar (bargaining power) dalam menentukan tingkat persaingan. Berbagai faktor yang menentukan kekuatan supplier disebabkan antara lain, ketika barang tersebut tersedia pada banyak supplier, ketika hanya terdapat sedikit supplier besar yang mempunyai barang tersebut, ketika switching cost antar supplier mahal atau sulit dilakukan, ketika terjadi short supply, ketika suatu industri merupakan pembeli besar terhadap supplier tersebut, dan ketika supplier memiliki barang dengan cost efficiency tinggi atau berkualitas bagus. Faktor-faktor tersebut diatas dapat menjadi kekuatan tawarmenawar pada supplier ataupun pada industri yang membeli dari supplier tersebut.

Secara garis besar, berikut adalah bagan yang menggambarkan Porters Five-Forces Model of Competition:

Gambar 2.3 The Five Forces of Model Competition : A Key Analytical ToolSelain lima analisis di atas, dalam menganalisis sektor industri juga terdapat empat tahapan yang akan dilewati oleh industri yaitu: pioneering stage (fase awal), expansion stage (fase perkembangan), stabilization/maturity stage (fase stabil/dewasa), deceleration in growth and/or decline stage (fase perlambatan dan/atau penurunan).a. Pioneering Stage (fase Awal)

Pada fase awal ini, pertumbuhan penjualan dan pendapatan cenderung sangat tinggi dengan resiko tingkat kegagalan yang tinggi pula. Artinya, banyak perusahaan yang tidak mampu mengembangkan lebih jauh lagi akhirnya bangkrut/tutup. Investor memiliki potensi untung yang besar dengan mempertaruhkan resiko yang tinggi (high risk-high return).b. Expansion Stage (Fase Perkembangan)

Setelah melewati fase awal, perusahaan yang bisa bertahan (survive) akan melanjutkan pertumbuhannya yang masih cukup tinggi tetapi tidak setinggi pada fase awal. Biasanya, pada fase ini perusahaan mulai memperbaiki produknya dan mungkin menurunkan harga. Perusahaan mulai bisa mendapatkan pinjaman dalam jumlah yang signifikan untuk pengembangan lebih lanjut dan banyak investor yang tertarik menginvestasikan uangnya. Kebijakan finansial perusaan mulai stabil, profit margin sangat tinggi dan biasanya sudah bisa membagikan deviden.

c. Stabilization/Maturity Stage (Fase Stabil/Dewasa)

Pada tahap ini, pertumbuhan sudah moderat dan biasanya merupakan fase terlama dalam siklus hidup industri. Produk sudah standar, minim inovasi, penuh dengan kompetisi, biaya (costs) stabil. Tantangan utama perusahaan dalam sektor industri yang sudah dewasa adalah efisiensi, baik efisiensi produksi maupun mengontrol biaya. Pertumbuhan industri pada fase ini biasanya relatif sama dengan pertumbuhan ekonomi negara.

d. Deceleration in Growth and/or Decline Stage (Tahap Perlambatan dan/atau Penurunan)

Industri mulai masuk fase ini biasanya pada saat muncul produk baru yang bisa menggantikan atau arah kebijakan global tidak mendukung. Contoh sektor industri yang berada pada fase ini adalah industri mesin tik, televisi hitam putih, dan radio transistor. Pada fase ini, keuntungan perusahaan bisa sangat rendah bahkan rugi.

Pemahaman terhadap siklus hidup industri akan membantu investor dalam memilih saham yang sesuai untuk portfolio mereka. Aspek lain yang harus dipertimbangkan dalam analisis sektor industri adalah aspek kualitatif. Aspek kualitatif ini bisa menjadi faktor yang menentukan, bahkan vital untuk meramalkan prospek industri ke depan. Aspek kualitatif yang penting adalah:a. Sejarah Performa Secara Jangka Panjang

Investor harus mempertimbangkan data historis pertumbuhan penjualan dan pendapatan, serta pertumbuhan harga. Meskipun data tersebut tidak bisa dipastikan mencerminkan performa industri tersebut ke depan, tetapi data tersebut bisa memberikan gambaran informasi yang berharga.b. Kompetisi

Kompetisi yang harus dipertimbangkan meliputi 5 faktor kompetisi dasar, yaitu: kompetitor baru, kekuatan posisi tawar pembeli, persaingan dengan kompetitor yang sudah ada, potensi adanya produk/jasa yang bisa menggantikan, dan kekuatan posisi tawar pemasok.

c. Pengaruh Pemerintah

Peraturan dan kebijakan pemerintah bisa sangat signifikan mempengaruhi industri.

d. Perubahan Struktur yang Terjadi Pada Ekonomi

Sebagai gambaran, dewasa ini era industri bergeser ke arah industri berbasis Teknologi Informasi. Industri yang tidak bisa menyesuaikan perubahan ini pasti akan menurun dan bahkan pada akhirnya mati.2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period eke periode berikutnya.Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17).

Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Menurut Bambang Riyanto (1992:329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama.2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis.Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan/kecerdasan penganalisis data dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan. Ada beberapa ratio yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, diantaranya yaitu: Liquidity Ratio; Leverage Ratio; Activity Ratio; Profitability Ratio; Growth Ratio; dan Valuation Ratio.

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992:68), yaitu :e. Penggolonagn berdasarkan sumber data

1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.

f. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis

1. Rasio likuiditas

2. Rasio solvabilitas

3. Rasio rentabilitas

4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisisMenurut Mamduh M. Hanafi (1996:75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.

3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.a. Liquidity Ratio

Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio likuiditas terdiri dari:

1. Current RatioCurrent ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities)Rumus:

Dimana:Aktiva lancar (current asset) : kas, surat berharga, piutang, dan persediaan

Utang Lancar (current liabilities) : utang pajak, utang bunga, uang wesel, utang gaji, dan utang jangka pendek laninnya.2. Cash RatioCash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.Rumus :

3. Quick RatioQuick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar dikurangi persediaan (inventory) dan dibagi dengan utang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancer dikarenakan untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi kas.

b. Leverage RatioLeverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Leverage ratio terdiri dari:

1. Debt to Total Assets Ratio (Debt Ratio)

Ratio ini digunakan untuk mengukur persentase total dana yang dipenuhi atau dibiayai dengan utang.

Rumus:

Debt Ratio (rasio hutang) yang rendah, berarti menunjukkan adanya perlindungan bagi kreditur terhadap kemungkinan likuidasi.2. Time Intrest Earned Ratio (TIER)

TIER merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.Rumus:

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya, atau mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutupi beban bunganya. 3. Fixed Charge Coverage RatioFixed Charge Coverage Ratio ((rasio kecukupan biaya tetap) merupakan rasio penutupan beban tetap yang hampir sama dengan TIER, akan tetapi di sini dimasukkan beban lain dimana pada umumnya perusahaan menyewa aktiva (leasing) dan menanggung kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak lease.Rumus:

c. Activity RatioActivity ratio (rasio aktivitas) digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Rasio aktivitas terdiri dari:1. Inventory Turnover

Inventory turnover (perputaran persediaan) merupakan rasio antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rumus:

Dimana:

Average Inventory = (persediaan awal+persedian akhir)Semakin tinggi perputaran persediaan, maka semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan.2. Average Collection PeriodeAverage Collection Periode merupakan rasio antar piutang dengan penjualan per hari.

Rumus:

Rasio ini mengukur efesiensi dalam pengumpulan piutang perusahaan, dengan membandingkan persyaratan penjualan yang telah ditentukan.3. Fixed Assets TurnoverFixed Assets Turnover (perputaran asset tetap merupakan rasio antara penjualan dengan aktiva tetap.

Rumus:

Rasio ini mengukur efesiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran aktiva tetap. Rasio yang rendah menunjukkan adanya idle capacity (kapasitas yang menganggur) atas penggunaan aktiva.

4. Total Assets Turnover

Total Assets Turnover merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva.

Rumus:

Rasio ini mengukur efesiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya.

d. Profitability Ratio

Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan:1. Profit MarginProfit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.

Rumus yang biasa digunakan:

2. Return On Assets (ROA)ROA disebut juga Rentabilitas Ekonomi, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.Rumus:

3. Return On Equity (ROE)Return On Equity disebut juga Rentabilitas Modal Sendiri (Rate of Return on Net Worth), merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang dimiliki.Rumus:

e. Rasio RentabilitasRentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio rentabilitas dapat diukur dengan cara berikut:1. Rasio Rentabilitas Ekonomi (Earning Power)Rentabilitas ekonomi ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (Operating Capital/Assets). Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (Net Operating Income).Rumus:

Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan oleh dua faktor yaitu :

Profit Margin, yaitu perbandingan antara Net Operating Income, dengan Net Sales, perbandingan mana dinyatakan dalam persentase. Turnover of Operating Assets (Tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating asets dalam suatu periode tertentu.2. Rentabilitas modal sendiriRentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak.

Rumus:

2.1.4.1 Keuanggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keuanggulan tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998:298) antara lain :1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.5. Menstandarisir ukuran perusahaan6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :

a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.4. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.5. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.

2.1.5 Kelebihan dan Kelemahan Analisis Fundamental

Berdasarkan penjabaran mengenai analisis fundamental di atas, maka analisis ini tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan, diantaranya yaitu:a. Kelebihan analisis fundamental

1. Analisis fundamental amat berguna dalam menentukan arah jangka panjang

2. Lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya

3. Bisa menjelaskan lebih tepat mengenai alasan mengapa harga naik atau turun

4. Mampu memberikan dasar yang logis dalam pengambilan keputusan investasib. Kelemahan analisis fundamental

1. Memakan banyak waktu2. Sulit berfungsi pada pasar modal tidak efisien karena asumsi dasarnya adalah pasar efisien3. Asumsi pasar efisien sulit diterapkan karena informasi dapat sempurna berdasarkan atas kualitas dan waktu, tetapi tidak mungkin sama dalam persepsi. Fully effisien tidak mungkin terjadi, hanya economically effisien (weak-form; semi-strong form; dan strong-form).4. Tidak dapat menggambarkan psikologi pasar dan investor saat itu5. Tidak fleksibel untuk menentukan periode waktu yang diinginkan2.2Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Analisis teknikal juga didefinisikan sebagai studi terhadap suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan penawaran (Meyer,1989).

Selain itu, menurut Cahyono (2001) Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi pasar di masa lalu dengan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan minat atas instrumen tersebut. Analisis teknikal adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka (future contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya (Wijaya, 2006: 64). Secara singkat, analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Ada dua tipe orang yang menggunakan analisis teknikal yaitu:

1. Follow the Smart Money yaitu analisa teknikal mengikuti trend yang sedang terjadi di pasar, dimana analisa teknikal mempercayai bahwa harga bergerak dalam trend tertentu dan trend ini akan bergerak terus hingga terjadi perubahan permintaan dan penawaran

2. Contrarian View adalah analisa teknikal yang digunakan tanpa melihat dasar fundamental suatu perusahaan pengguna. Anlisis teknikal melakukan trading pada saham yang dianggap bagus secara teknikal.2.2.1Asumsi Dasar Analisis Teknikal Tiga asumsi atau anggapan dasar yang dipakai dalam analisis teknikal adalah:1. Market price discounts everything

Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa sangat berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya secara seketika. Suatu pasar sekuritas dikatakan akan semakin efisien jika semua informasi semakin cepat diserap oleh pasar dan tidak ada halangan bagi semua pelaku pasar untuk mengakses informasi tersebut.2. Price moves in trend

Prinsip dasar berikutnya dalam penggunaan analisis teknikal adalah bahwa jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga yang sedang berlangsung. Karena pengguna analisis percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar saham, maka tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar atau investor atas suatu harga saham. Pahami tren yang ada terlebih dahulu dan ikuti ke mana tren tersebut akan bergerak agar bisa memanfaatkan pergerakan harga pasar tersebut untuk meningkatkan hasil investasi.3. History repeats itself

Data historis dapat digunakan untuk memprediksi data atau harga saham di masa men-datang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal mengingat adanya faktor psiko-logis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah bahwa manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama, sehingga segala sesuatu yang pernah terjadi pada masa lalu akan mempunyai dampak yang sama atas kejadian yang sama pada masa sekarang.2.2.4Klasifikasi Analisis Tenikal

Analisis teknikal dibedakan menjadi dua kelompok yaitu analisis teknikal klasik dan analisis teknikal modern. Analisis teknikal klasik lebih melihat pada trend yang sedang terjadi dan pola-pola grafik yang terbentuk. Sedangkan analisis teknikal modern menggunakan bantuan indikator dalam menentukan sinyal beli dan jual. a. Analisis Teknikal KlasikAnalisis teknikal klasik memperhatikan dan mempelajari pola-pola grafik, dimana pergerakan saham diidentifikasikan dengan pola-pola tertentu. Pola-pola grafik tersebut dibagi menjadi dua yaitu reversal pattern (pembalikan) dan continuation patter (lanjutan). Adapun pola-pola yang terbentuk dalam reversal pattern adalah sebagai berikut:1. Head and shoulder top dan Head and shoulder bottomPola pembalikan head & shoulder terbentuk setelah tren naik/turun yang berkepanjangan. Pola tersebut terdiri dari tiga puncak, di mana puncak yang berada di tengah (head) adalah puncak yang tertinggi dan dua puncak lainnya memiliki ketinggian lebih rendah. Reaksi harga terendah dari palung yang terbentuk dapat dihubungkan dan akan membentuk garis neckline. Terdapat dua jenis Head and shoulder, yaitu Head and shoulder top dan Head and shoulder bottom.2. Double top dan Double bottomPola ini terbentuk setelah suatu tren turun/naik yang berkepanjangan. Sebagaimana diimplikasikan oleh namanya, pola ini terbentuk dari dua puncak (double top), atau dua palung untuk (double bottom).3. Triple top dan Triple bottomPola ini terbentuk dari tiga harga tertinggi yang diikuti oleh sebuah breakdown di bawah support (untuk triple top), atau tiga harga terendah yang diikuti sebuah breakout (untuk triple bottom).4. Rounding bottomRounding bottom adalah pola pembalikan jangka panjang yang grafiknya berbentuk melengkung dan cembung kebawah. Pola ini terbentuk dari trend bearish lalu konsolidasi dan kemudian secara perlahan-lahan bergerak keatas menjadi trend bullish. Jangka waktu biasanya terjadi sekitar 6 bulan 1 tahun atau lebih.5. Falling wedge dan Rising wedgeRising wedge adalah sebuah pola bearish yang diawali dengan pergerakan harga yang menguat namun diikuti dengan ramge harga yang semakin sempit. Sedangkan falling wedge adalah pola bullish yang diawali dengan pergerakan harga yang melemah dan diikuti dengan pergerakan harga semakin sempit. Pada dasarnya pola ini adalah sama, hanya saja berkebalikan.Sedangkan pola-pola yang terbentuk dalam continuation pattern adalah sebagai berikut:1. Flag dan PenantsFlags dan Pennants adalah pola kelanjutan jangka pendek yang menandai konsolidasi kecil sebelum gerakan yang terdahulu mulai lagi. Pola ini biasanya didahului oleh penurunan tajam.2. TrianglePola ini terbentuk oleh range harga yang semakin menyempit, dan ketika titik harga tertinggi-rendah dihubungkan akan membentuk sebuah segitiga (triangle). Terdapat tiga jenis pola triangle yaitu ascending triangle, descending triangle, dan symmetrical triangle.b. Analisis Teknikal ModernBerbeda dengan analisis teknikal klasik yang mengandalkan pola-pola grafik, analisis teknikal modern mengandalkan indikator untuk menentukan sinyal beli dan jual. Indikator adalah sekumpulan data yang dihasilkan dari penggunaan sebuah formula terhadap data harga suatu saham. Data harga tersebut merupakan kombinasi dari harga pembukaan (open), tertinggi (high), terendah (low) dan penutupan (close). Analisis teknikal modern juga dikelompokan ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan ciri khas nya. Secara garis besar, analisis teknikal modern dikelompokan kedalam dua kelompok yaitu Trend following indicator dan Momentum indicator. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Trend following indicator

Trend following indicator adalah indikator yang mengikuti pergerakan harga, artinya indikator ini berfungsi untuk mengetahui kemanakah tren pergerakan harga yang sedang berlangsung. Indikator ini juga biasa disebut lagging indicator. Salah satu kelamahan dari indikator ini adalah terlambat dalam membaca sinyal beli atau jual. Artinya ketika indikator ini meberikan sinyalnya, harga sudah bergerak duluan. Contoh dari indikator ini diantaranya Moving Average Convergence Divergence dan Moving Average.2. Momentum indicator

Momentum indicator adalah jenis indikator yang mengidentifikasi titik balik dari pergerakan harga saham. Indikator ini juga biasa disebut leading indicator. Salah satu kelemahan indikator ini adalah resikonya yang terlalu besar karena indikator ini memberikan sinyal yang lebih cepat. Artinya ada kemungkinan terdapat sinyal palsu. Contoh dari indikator ini adalah stochastic oscillator dan relative strength index.2.2.3 Alat Analisa Teknikal Seorang trader atau investor hanya membutuhkan harga dan volume untuk dapat melakukan analisa teknikal. Dimana harga adalah nilai uang dari aset yang diperdagangkan, dan volume adalah jumlah transaksi. Kedua data ini kemudian dimunculkan dalam grafik yang akhirnya menjadi objek utama analisa teknikal. Grafik merupakan alat yang paling vital dalam analisis teknikal. Tanpa bantuan grafik investor tidak akan bisa melakukan analisis teknikal. Dalam analisis teknikal grafik mempunyai fungsi sebagai berikut:1. Grafik digunakan untuk melihat pergerakan harga saham dimasa lalu dan digunakan untuk memprediksikan pergerakan dimasa yang akan datang.2. Grafik digunakan sebagai timing untuk melakukan transaksi saham.3. Grafik dapat digunakan untuk melihat perilaku para pelaku pasar pada suatu saham tertentu maupun di suatu bursa.Dalam analisa teknikal, model grafik ada berbagai macam, namun dalam makalah ini kita akan membahas tiga yang paling popular, yaitu:1. Line chart

Analisa teknikal Grafik ini hanya berisikan sebuah garis yang menghubungkan penutupan perdagangan yang satu dengan yang lain. Beberapa investor dan trader mempertimbangkan bahwa level penutupan lebih penting dari pada pembukaan, baik harga tertinggi atau harga terendah. Grafik garis juga digunakan ketika data pembukaan dan data poin tertinggi dan terendah tidak tersedia. Terkadang dalam indeks tertentu, perdagangan saham dan harga sekuritas, hanya tersedia untuk data penutupan. Contoh grafik:

Gambar 2.4 Line Chart

2. Bar ChartAnalisa teknikal bentuk bar chart menyerupai batang yang memiliki tangkai di kiri dan kanan, dan memiliki informasi yang lebih lengkap, berisi harga pembukaan, tertinggi, terendah dan penutupan. Harga buka pasar berada pada tangkai kiri, dan penutupan pada tangkai kanan. Sementara ujung dari batangnya mewakili harga tertinggi dan terendah dalam satu periode perdagangan.

Gambar 2.5 Bar Chart3. Candlestick chartAnalisa teknikal Candlestick merupakan grafik tertua yang ditemukan oleh analis teknikal. Struktur tubuhnya menyerupai lilin, dan memiliki unsur yang sama dengan bar chart, terdapat data Open, High, Low dan Close pada setiap sesinya. Harga yang mengalami kenaikan biasanya dibentuk dengan warna terang, dan harga turun dengan warna gelap. Selain berfungsi sebagai salah satu tipe grafik, candlestick juga memiliki model analisa tersendiri yang telah luas digunakan oleh trader di dunia. Gambar grafik:

Gambar 2.6 Candlestick chart2.2.4Analisa Teknikal Indikator dan OscillatorIndikator teknikal adalah hasil perhitungan matematis yang inputnya berdasarkan pada dua hal; harga dan volume. Sebuah indikator dapat disusun dengan hanya mempertimbangkan harga, atau hanya volume atau kombinasi dari keduanya.

Perbedaan indikator dan oscillator dalam analisa teknikal terletak pada batasan perhitungannya. Indikator tidak memiliki batas atas dan bawah, misalnya analisa teknikal Moving Averages. Sementara oscillator biasanya bergerak terbatas di dalam area tertentu, misalnya 0 sampai 100 seperti RSI dan Stochastic, atau bergerak diantara area positif dan negatif dengan area tengah 0, seperti MACD. Namun, secara praktis, indikator dan oscillator tidak harus dibedakan sedemikian rupa, karena analisa teknikal keduanya menggunakan dasar dan memiliki manfaat yang sama.2.2.5Manfaat analisa teknikal indikator dan oscillator Terdapat dua manfaat analisa teknikal, diantaranya yaitu:1. Menentukan Tren dan Mengukur KualitasnyaDalam kategori analisa teknikal ini, terdapat indikator yang dapat membantu trader untuk mengenali/ menentukan sebuah tren yang terjadi, seperti penggunaan Moving Average (MA), kemudian mengukur kekuatan nya seperti Average Directional Movement Index (ADX), mengukur tingkat volatilitas harga , seperti Average True Range (ATR), dan mengukur tingkat kecepatan perubahan harga, misalnya Momentum.2. Menentukan Level Entry dan ExitPenggunaan indikator tidak bisa dianggap remeh dalam membantu seorang trader untuk menentukan pengambilan posisi beli atau jual. Setiap analisa teknikal indikator biasanya memiliki metode sendiri dalam menghasilkan sinyal. Moving Average misalnya, menghasilkan sinyal beli ketika penutupan harga berhasil melampaui garis MA, atau ketika terjadi crossover antara MA periode lebih pendek ke atas MA periode lebih panjang.BAB III

KESIMPULAN

Fundamental analysis (analisis fundamental) merupakan analisis mengenai ekonomi, industri, dan perusahaan yang menentukan nilai saham perusahaan. Analisis fundamental memfokuskan pada statistik laporan keuangan perusahaan untuk menentukan harga saham dinilai secara tepat.Analisis teknikal berdasarkan atas asumsi bahwa orang akan selalu melakukan kesalahan yang sama seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Hubungan manusia amat komplek dan tidak pernah sama satu sama lainnya. Pasar yang merefleksikan keinginan orang tidak pernah identik dalam performance-nya tetapi kesamaan karakteristiknya dapat digunakan untuk menentukan major juncture points. Analisis teknikal membuat alat sebagai indikator dalam menangkap dan mengisolasi titik-titik yang mencerminkan cyclical market juncture. Sebenarnya, dalam menganalisis nilai suatu saham akan lengkap jika menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal. Beberapa manfaat dari analisis teknikal adalah analisis teknikal berfokus pada pergerakan harga, pola dapat di identifikasi dengan mudah, menggunakan grafik mudah dan cepat, grafik menyediakan banyak informasi.Analisis teknikal lebih berfokus pada keputusan investasi jangka pendek dimana yang menjadi target keuntungan utamanya adalah capital gain sedangkan analisis fundamental lebih berfokus pada keputusan investasi jangka panjang dimana penghasilan yang diharapkan berupa dividen. Analisis fundamental memberikan pandangan pada penilaian saham dikaitkan dengan kondisi dan kinerja perusahaan.Tabel berikut menjelaskan perbedaan analisis fundamental dan analisis teknikal:Analisis FundamentalAnalisis Teknikal

Butuh waktu untuk memperoleh informasi.

Bersifat subyektif karena melibatkan banyak pendapat orang.

Sulit diterapkan pada pasar yang tidak efisien. Memerlukan banyak data untuk menunjang akuratnya prediksi.

Diperlukan kemahiran trader (membaca chart)

Lebih cocok diterapkan pada long term period trading.

DAFTAR PUSTAKAEduardus Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Cetakan Pertama. BPFE-Yogyakarta

Jogiyanto. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Cetakan Kedua. BPFE-Yogyakartawww. repository. widyatama.ac.id /xmlui/bitsream/handle/.../0102223.pdf?...1 Diakses pada tanggal 10 April 2014lifeoffutures.wordpress.com/2010/10/01/manfaat-analisis-teknikal/ Diakses pada tanggal 10 April 2014deden08m.files.wordpress.com/2011/09/materi-11-analisis-teknikal.pdf. Diakses pada tanggal 10 April 2014repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29697/5/Chapter%20I.pdf. Diakses pada tanggal 10 April 2014www.main-saham.com/tag/kelemahan-analisis-fundamental-dan-teknikal. Diakses pada tanggal 10 April 2014disfianoni.blogspot.com/2010/04/penerapan-analisis-teknikal-untuk.html. Diakses pada tanggal 10 April 2014

http://www.seputarforex.com/belajar/forex/teknikal/ Diakses pada tanggal 10 April 2014http://disfianoni.blogspot.com/2010/04/penerapan-analisis-teknikal-untuk.html Diakses pada tanggal 10 April 2014http://bugstraders.weebly.com/dasar-analisa-teknikal.html Diakses pada tanggal 10 April 2014 35