toksisitas asam salisilat

Upload: nanda-sugesti

Post on 09-Mar-2016

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kjiggg

TRANSCRIPT

Toksisitas Asam Salisilat1. Efek samping dan toksisitasSecara umum penggunaan terapi topikal relatif lebih aman dan memiliki efek samping minimal bila dibandingkan dengan rute pemberian sistemik, namun terapi topikal memiliki potensi (a) toksisitas sistemik, (b) efek teratogenik, dan (c) interaksi obat akibat absorpsi sistemik yang harus diwaspadai.

a. Toksisitas SistemikKejadian toksisitas sistemik akibat absorpsi asam salisilat melalui kulit jarang dijumpai, namun berpotensi menimbulkan gangguan serius, bahkan kematian. Lin dan Nakatsui3 melakukan telaah pada publikasi berbahasa Inggris dan mendapatkan 32 kasus toksisitas sistemik akibat penggunaan asam salisilat topikal. Sebagian besar pasien yang mengalami toksisitas sistemik asam salisilat adalah pasien psoriasis (14) dan iktiosis (10). Gejala umumnya timbul pada awal inisiasi terapi (2-3 hari setelah terapi dimulai). Kematian terjadi pada 2 kasus.Toksisitas akut asam salisilat melalui absorpsi topikal belum pernah diteliti pada manusia. Toksisitas perkutan asam salisilat pada kelinci, sangat rendah, dengan LD 50 >500mg/ kg berat badan. Dosis letal LD 50 adalah dosis zat yang menyebabkan kematian pada 50% populasi. Pada penelitian toksisitas subkronik asam salisilat topikal, dosis metil salisilat >5g/kg BB diduga bersifat nefrotoksik, namun data pendukung yang tersedia sangat terbatas. dapat diamati pada kadar plasma 200-400 g/ml.b. Efek TeratogenikPada kejadian absorpsi sistemik dalam dosis terapeutik sistemik, asam salisilat tidak terbukti memiliki efek teratogenik.Ibu yang mengkonsumsi salisilat dan turunannya dalam jangka waktu panjang selama masa kehamilan ternyata melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Penggunaan asam salisilat dalam jangka panjang pada trimester ke-3 dapat meningkatkan mortalitas perinatal akibat penutupan prematur duktus arteriosus, anemia, perbarahan antepartum dan postpartum, dan komplikasi pada proses persalinan.c. Interaksi ObatSaat mengalami absorpsi sistemik, 80-90% asam salisilat pada plasma berikatan dengan protein (terutama albumin). Asam salisilat berkompetisi dengan berbagai obat yang terikat pada albumin, yaitu tiroksin, triodotironin, penisilin, fenitoin, kaptopril, probenesid, dan berbagai obat antiinflamasi nonsteroid. Penggunaan asam salisilat secara bersamaan dengan antikoagulan lain, obat hipoglikemia, dan metotreksat perlu berhati-hati. Asam salisilat dapat meningkatkan toksisitas obat-obat tersebut.Klinisi perlu mempertimbangkan pendekatan sistemik secara rasional, misalnya: fototerapi atau terapi sistemik alternatif pada pasien dengan kelainan kulit yang luas. Pengetahuan ini mampu menjadi panduan dalam memaksimalkan efektifitas dan tolerabilitas asam salisilat sebagai bahan dermatoterapi topikal. Penggunaan asam salisilat pada daerah yang luas dapat mencapai sirkulasi sistemik dalam jumlah yang signifikan. Asam salisilat diabsorbsi secara cepat karena sifatnya yang cenderung lipofilik, terutama bila diberikan dalam vehikulum minyak/salap dengan atau tanpa oklusi. Bioavailibilitas absopsi asam salisilat melalui kulit bervariasi antara 11,8%-30,7%. Asam salisilat yang diberikan secara topikal tidak melalui metabolisme awal di hati, sehingga tidak mengalami penurunan signifikan jumlah zat aktif sebelum bekerja. Hal inilah yang menyebabkan asam salisilat relatif aman bila diberikan secara oral, namun memberikan manifestasi gejala kelainan saraf pusat akibat toksisitas pada pemberian secara topikal dalam dosis yang sama12(19. Batas maksimal pemberian asam salisilat adalah 2g/24 jam.

2. Gejala toksisitas Salisilism merupakan suatu sindrom toksisitas asam salisilat yang bersifat kronik. Gejala yang timbul meliputi nyeri kepala, pusing, tinitus, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan perilaku (bingung, lesu, rasa kantuk), halusinasi, hiperventilasi, berkeringat, haus, dan gangguan saluran pencernaan; yaitu: mual, muntah, sampai dengan diare. Risiko kejadian salisilism meningkat pada penggunaan jangka panjang meliputi area yang luas, anak, serta pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

3. Penanggulangan Penggunaan asam salisilat topikal relatif aman. Zat ini digunakan sebagai obat bebas di Amerika Serikat dalam konsentrasi 1-40%. Konsentrasi yang lebih tinggi dapat diberikan dengan kewaspadaan dan edukasi penggunaan yang tepat. Pasien dengan riwayat sensitivitas atau alergi kontak terhadap asam salisilat topikal sebaiknya tidak diberikan preparat ini