to dan tarra
TRANSCRIPT
Bentuk (-to dan -tara)
( Fungsi dan Penggunaan )
1. Pendahuluan
Partikel-partikel dalam bahasa Jepang yang berfungsi sebagai penanda bentuk kondisional
adalah -to,-ba, -tara dan -nara. Partikel-partikel tersebut mempunyai pengunaan yang berbeda.
Hal ini menyebabkan pembelajar bahasa Jepang terutama di Indonesia sering mengalami
kesulitan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kaidah penggunaan partikel -to dan -
tara sebagai penanda bentuk kondisional. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap)
yang bersifat sewenang- wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi
untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Ada banyak kata-kata atau tata bahasa yang memiliki kemiripan arti, tetapi ada juga
kata-kata, partikel, atau pola kalimat yang memiliki banyak arti tergantung dengan kondisi
kalimat itu sendiri. Hal i tu diakibatkan karena setiap bahasa memiliki banyak keunikan
dan kekhasan baik dalam penulisan, pengucapan, dan pengunaannya. Hal ini sama halnya
dengan bahasa Jepang yang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Contoh keunikan
dan kekhasan salah satunya dalam jumlah dan fungsi partikel. Dalam bahasa Jepang, partikel
memiliki jumlah yang banyak serta berbagai macam fungsi dalam penggunaannya, sehingga
dari masing-masing partikel tersebut membuat kompleksitas pemahaman dalam penggunaan
kalimat bahasa Jepang.
Penulis mencoba menganalisis fungsi partikel - to dan -tara adalah untuk mengetahui
lebih dalam kedua fungsi partikel tersebut. Sebab, menurut Sudjianto kedua partikel tersebut
yaitu -to dan -tara memiliki kemiripan arti atau fungsi yang membingungkan pembelajar
bahasa Jepang dalam membedakan penggunaan kedua partikel tersebut.
2. Pembahasan
2.1 Partikel -to
Contoh kalimat :
1. 3月の後半になると、桜が咲き始めます。
Jika masuk bagian kedua bulan Maret, bunga sakura mulai mekar
2. 毎朝起きると、紅茶を1杯飲みます。
Jika bangun tiap pagi, minum 1 cangkir teh
3. お金を入れてボタンを押すと、切符がでてきます。
Jika tombol uang masuk ditekan, tiketnya keluar.
A. -to digunakan dalam keadaan yang berulang, ketentuan yang teratur (jika P dilakukan maka
Q terjadi) dan sebaliknya. Fenomena alam, (1) kebiasaan (2)hasil pengoperasian mesin
(3)contoh yang ideal terjadi.
B. -to digunakan dalam keadaan berulang, pada hal yang normal dan berlaku permanen,
harapan yang selalu cocok dengan kenyataan, kejadian yang terjadi (representasi) tidak ada
hubungan dengan permintaan.
4. a. (X) 桜が咲と、花見に行くつもりだ。
b. 桜が咲いたら、花見に行くつもりだ。
Jika sakura mekar, saya berniat melihat bunga
5.a. (X) 食事ができると、呼んでください。
b. 食事ができたら、呼んでください。
Jika makanan sudah siap, panggil saya.
Catatan :
C. Di sisi lain, -to tersebut , memungkinkan mewakili hal yang telah tejadi (kondisi faktual)
dengan konsekuen (tetap).
(6) 窓を開けると、冷たい風がはいってきた。
Jika jendela dibuka, angin dingin akan masuk
(7) 田中さんにメールを送ると、すぐ返事が来ました。
Jika mengirim pesan pada Tanaka San, langsung dibalas.
Contoh (6) dan (7) tersebut keduanya sama, memiliki kemungkinan yang sama dengan
yang telah terjadi. Mirip dengan yang satu ini, disebut penemuan, mewakili yang akan terjadi.
Hasil tersebut diperkirakan berdasarkan gerakan sebelumnya.
(8) デパートへいったと、チョコレートが山積みになっていた。
Jika pergi ke depato, coklat telah menumpuk
(9) 四つ角を曲がると、すぐ彼のマンションが見える。
Jika memutar ke empat penjuru, apartemennya akan terlihat segera
Seperti hal di atas, -to, memiliki hipotesis yang lebih lemah, jika dibandingkan dengan
gejala alam yang umum. Jadi, dapat dikatakan pula sebagai wujud dari kecocokan dari dua hal.
Pada dasarnya esensi -to, selanjutnya, adalah seperti melakukan kegiatan yang sama berulang-
ulang, tetapi ini merupakan pengecualian dari kondisi sebelumnya.
(10) 男は玄関に現れると、断りもずに上がり込んできた。
Ketika laki-laki itu muncul di pintu, gambar penolakan ke atas telah penuh
(11) 先生は教室に入ってくると、早速授業を始められました。
Ketika guru masuk ke kelas, aku langsung memulai menyiapkan
2.2 Partikel –tara
Contoh kalimat :
1. 雨が降ったら、キャンプは中止です。
Jika hujan turun, penjelajahan (hiking) dihentikan.
2. 午後になったら、散歩に行きましょう。
Jika hari telah sore, ayo jalan-jalan.
A. -tara bersifat spesifik (tertentu), digunakan untuk menyatakan ketergantungan khusus
dalam satu waktu, seperti dari contoh 1 dan 2. Tara pada contoh (1) seperti sebuah prakiraan
yang belum diketahui benar atau tidak akan terjadi (asumsi). (2) dapat juga digunakan pada
perkiraan yang diyakini akan menjadi seperti itu (keadaan yang sudah tentu). Pada kejadian
asumsi partikel –tara dapat digantikan oleh –ba.
(1)’雨がふれば、キャンプは中止です。(仮定条件)
Jika hujan turun, penjelajahan dihentikan.
(2)’x 午後になれば、散歩に行きましょう。(確定条件)
(x) Jika hari telah sore, ayo jalan-jalan.
B -tara juga digunakan dalam sebagai konsekuensi dalam keinginan, harapan, perintah dan
dalam kalimat permintaan.
(3)山本さんに会ったら、よろしく伝えてください。
Jika bertemu Yamamoto San, sampaikan salam saya.
C -tara digunakan pula sebagai sebuah konsekuensi, dari hubungan faktual sebab akibat
yang mungkin terjadi. Dalam hal ini sama fungsinya dengan -to
(4) 窓を開けたら、冷たい風がはいってきた。
Jika jendela dibuka, angin dingin akan masuk
3. Simpulan
Kaidah penggunaan partikel -to memiliki tingkat probabilitas yang kuat. Penggunaannya
meliputi hal alami yang meliputi kebiasaan, penggunaan mesin, dan hal yang ideal terjadi. Hal
lain yang perlu diperhatikan yakni fungsinya sebagai penanda bentuk kondisional yaitu pada
poin B. Dalam pengunaan partikel –to tidak boleh ada maksud, keinginan, ajakan dan
permintaan pembicara dalam kalimat konsekuensinya.
Kaidah penggunaan partikel -tara sebagai penanda bentuk kondisional lebih bersifat spesifik
(tententu) dalam satu waktu,.fungsinya meliputi asumsi dan hal diharapkan terjadi seperti itu.
Berbeda dengan –to sebaliknya partikel -tara sebagai penanda bentuk kondisional di dalam
kalimat konsekuensinya dapat berupa opini, keinginan, perindah dan permintaan pembicara.
Kesamaan penggunaan –to dan –tara yakni pada hubungan sebat akibat yang konsekuen atau
hasilnya diyakini akan menjadi seperti itu berdasar pada fakta (faktual).
REFERENSI
初級を教えるひとのための日本語文法ハンドブック。2000。スリーエーネットワー
ク。