tm 8 fasilitas di bidang ppn dan ppnbm

Download TM 8 FASILITAS DI BIDANG PPN DAN PPnBM

If you can't read please download the document

Upload: hyun-jae-fullbuster

Post on 01-Jul-2015

345 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

FASILITAS DI BIDANG PPN DAN PPnBM

FASILITAS DI BIDANG PPN DAN PPnBM Jenis fasilitas Pajak terutang tidak dipungut Penangguhan PPN & PnBM Penundaan Pembayaran PPN & PPnBM Pembebasan dari Pengenaan Pajak Fasilitas sehubungan dengan Kawasan berikat dan free trade zone

FASILITAS DI BIDANG PPN DAN PPnBM Berdasarkan pasal 16B UU PPN, Fasilitas perpajakan yang diberikan oleh pemerintah adalah dalam bentuk : Pajak terutang tidak dipungut Fasilitas perpajakan yang diberikan kepada PKP di daerah tertentu atas penyerahan barang kena pajak tertentu yang terutang PPN tetapi tidak dipungut. Dibebaskan dari pengenaan pajak. Fasilitas perpajakan yang diberikan kepada PKP atas penyerahan barang kena pajak tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN.

FASILITAS DI BIDANG PPN DAN PPnBM Fasilitas ini diberikan untuk : kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah Pabean; penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu; impor Barang Kena Pajak tertentu; pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

Kemudahan perpajakan yang diberikan terbatas untuk : mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Kawasan Berikat dan Entreport Produksi untuk Tujuan Ekspor (EPTE), atau untuk pengembangan wilayah lain dalam Daerah Pabean yang dibentuk khusus untuk maksud tersebut; menampung kemungkinan perjanjian dengan negara atau negaranegara lain dalam bidang perdagangan dan investasi; mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan vaksin-vaksin yang diperlukan dalam rangka Program Imunisasi Nasional; menjamin tersedianya peralatan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia (TNI/POLRI) yang memadai untuk melindungi wilayah Republik Indonesia dari ancaman eksternal maupun internal;

menjamin tersedianya data batas dan photo udara wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mendukung pertahanan nasional; meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa dengan membantu tersedianya buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat; mendorong pembangunan tempat-tempat ibadah; menjamin tersedianya perumahan yang terjangkau oleh masyarakat lapisan bawah yaitu rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana; mendorong pengembangan armada nasional di bidang angkutan darat, air, dan udara; mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya barang-barang yang bersifat strategis setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pajak Terutang Tidak Dipungut Pasal 16B ayat 2 UU PPN PM yang dibayar untuk perolehan BKP dan atau perolehan JKP yang atas penyerahannya tidak dipungut PPN, dapat dikreditkan. Artinya : PM yang berkaitan dengan penyerahan BKP dan atau JKP dapat dikreditkan, PPN atas penyerahan BKP tersebut terutang yang seharusnya dipungut akan tetapi diberikan perlakuan tidak dipungut sebagian atau seluruhnya, baik untuk sementara waktu atau selamanya.

Pembebasan dari Pengenaan PajakPasal 16B ayat 2 UU PPN PM yang dibayar untuk perolehan BKP dan atau perolehan JKP yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN, tidak dapat dikreditkan. Perlakuan khusus pada ayat ini adalah berupa pembebasan dari pengenaan PPN mengakibatkan tidak adanya PK, sehingga PM yang berkaitan dengan penyerahan BKP dan atau JKP yang memperoleh pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan.

PPN yang Dibebaskan atas Impor dan/atau Perolehan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis PP 31 tahun 2007 n PMK NO 31/PMK.03/2008 BKP Tertentu yang bersifat strategis adalah: barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang; makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan; barang hasil pertanian; bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan; air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus) watt; dan Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAMI).

Barang hasil pertanian adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang: pertanian, perkebunan, dan kehutanan; peternakan, perburuan atau penangkapan, maupun penangkaran; atau perikanan baik dari penangkapan atau budidaya yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih lanjut.

KETENTUAN PPN DIBEBASKAN (PP 31 TAHUN 2007) A.L. : Dalam hal BKP Tertentu yang bersifat strategis RUSUNAWA yang dibebaskan dari pengenaan PPN, ternyata di gunakan tidak sesuai dengan tujuan semula atau dipindahtangankan kepada pihak lain sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun atau kurang sejak perolehannya atas PPN yang telah dibebaskan wajib dibayar dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak BKPTertentu yang bersifat strategis tersebut dialihkan penggunaannya atau dipindahtangankan,dengan ditambah sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dimaksud, PPN yang dibebaskan tidak dibayar, DJP menerbitkan SKPKB ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PPN yang dibayar, tidak dapat dikreditkan sebagai PM.

KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM (PP 5 tahun 2011 jo PP 46tahun 2007) Pasal 1 (1) Dengan Peraturan Pemerintah ini, kawasan Batam ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas untuk jangka waktu 70 (tujuh puluh) tahun sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah ini. (2) Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, Pulau Galang Baru, dan Pulau Janda Berias dan gugusannya; (3) Batas tetap dan titik koordinat dari wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagaimana dalam peta terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 2 (1) Di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dilakukan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi, seperti sektor perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata dan bidang lainnya. (2) Bidang lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah tersendiri. (3) Pengembangan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas pada kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam.