tips hadapi anak

14
Tips Hadapi Anak Rewel Posted by transmorfosis under Ngoceh | Tag: anak , anak rewel , penyebab rewe , rewel , tips | 1 Comment Tak jarang terjadi, si kecil yang berusia batita menjadi begitu rewel. Sampai-sampai dalam melakukan kegiatan sehari- hari ia pun selalu mengawali dengan menangis terlebih dahulu. Ada beberapa penyebab yang tergolong sering jadi pencetus kerewelan pada anak (lihat boks).Selain itu, kerewelan si batita ada pula yang berhubungan dengan temperamennya. Umumnya temperamen anak dibagi menjadi 3, yakni mudah, sulit, dan lambat (slow to warm up). Untuk mengetahui seperti apa temperamen anak kita, orang tua sudah bisa melihat ciri-ciri mudah, sulit, dan lambat ini semenjak anak masih bayi.Anak yang tergolong bertemperamen mudah sangat mudah beradaptasi dalam menghadapi situasi yang baru, tidurnya teratur, termasuk buang airnya. Sebaliknya anak yang tergolong bertemperamen sulit akan sulit beradaptasi dengan menunjukkan reaksi yang keras bila dikenalkan pada lingkungan baru. Sedangkan anak-anak yang tergolong bertemperamen lambat butuh rentang waktu tertentu untuk menyesuaikan diri. Biasanya setelah merasa nyaman, ia akan dapat segera menyesuaikan diri. Nah, umumnya anak-anak yang tergolong rewel adalah anak-anak yang bertemperamen slow to warm up hingga sulit. PENYEBAB REWEL & CARA MENGATASINYA 1. KONDISI FISIK YANG TAK NYAMAN Anak yang mengantuk, kepanasan, kedinginan, kelaparan, kehausan umumnya menjadi rewel. Sikap Orang Tua: Cari tahu penyebab rewelnya dan selesaikan permasalahan itu. Umumnya bila disebabkan masalah fisik, anak akan segera kembali ceria jika dirinya sudah kembali nyaman. 2. MENCARI PERHATIAN Kadang si batita rewel sekadar untuk mencari perhatian. Ini kerap terjadi karena umumnya orang tua banyak memberikan perhatian kepadanya saat sedang rewel saja. Sementara saat sedang bersikap manis si kecil kurang mendapat perhatian. Akibatnya, si batita telanjur “belajar” bahwa keinginannya

Upload: haris-arfan-roviqi

Post on 01-Jul-2015

527 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tips Hadapi Anak

Tips Hadapi Anak   Rewel

Posted by transmorfosis under Ngoceh | Tag: anak, anak rewel, penyebab rewe, rewel, tips | 1 Comment 

Tak jarang terjadi, si kecil yang berusia batita menjadi begitu rewel. Sampai-sampai dalam melakukan kegiatan sehari-hari ia pun selalu mengawali dengan menangis terlebih dahulu. Ada beberapa penyebab yang tergolong sering jadi pencetus kerewelan pada anak (lihat boks).Selain itu, kerewelan si batita ada pula yang berhubungan dengan temperamennya. Umumnya temperamen anak dibagi menjadi 3, yakni mudah, sulit, dan lambat (slow to warm up). Untuk mengetahui seperti apa temperamen anak kita, orang tua sudah bisa melihat ciri-ciri mudah, sulit, dan lambat ini semenjak anak masih bayi.Anak yang tergolong bertemperamen mudah sangat mudah beradaptasi dalam menghadapi situasi yang baru, tidurnya teratur, termasuk buang airnya. Sebaliknya anak yang tergolong bertemperamen sulit akan sulit beradaptasi dengan menunjukkan reaksi yang keras bila dikenalkan pada lingkungan baru.

Sedangkan anak-anak yang tergolong bertemperamen lambat butuh rentang waktu tertentu untuk menyesuaikan diri. Biasanya setelah merasa nyaman, ia akan dapat segera menyesuaikan diri. Nah, umumnya anak-anak yang tergolong rewel adalah anak-anak yang bertemperamen slow to warm up hingga sulit.

PENYEBAB REWEL & CARA MENGATASINYA

1. KONDISI FISIK YANG TAK NYAMAN

Anak yang mengantuk, kepanasan, kedinginan, kelaparan, kehausan umumnya menjadi rewel.

Sikap Orang Tua:

Cari tahu penyebab rewelnya dan selesaikan permasalahan itu. Umumnya bila disebabkan masalah fisik, anak akan segera kembali ceria jika dirinya sudah kembali nyaman.

2. MENCARI PERHATIAN

Kadang si batita rewel sekadar untuk mencari perhatian. Ini kerap terjadi karena umumnya orang tua banyak memberikan perhatian kepadanya saat sedang rewel saja. Sementara saat sedang bersikap manis si kecil kurang mendapat perhatian. Akibatnya, si batita telanjur “belajar” bahwa keinginannya akan dipenuhi dengan cara merengek-rengek sambil menangis. Bahkan ada pula yang sampai tantrum.

Sikap Orang Tua:

* Jangan berikan perhatian khusus pada saat si batita rewel. Bila perlu jangan penuhi permintaannya sehingga ia menyadari bahwa cara yang telah dilakukan tidaklah benar. Tindakan ini dapat sekaligus untuk mengajari si batita mengendalikan diri.

* Ajak si batita berkomunikasi, sampaikan bahwa cara yang dilakukan adalah salah. Misal, “Kalau ngomong-nya sambil menangis, Bunda tidak tahu apa yang kamu inginkan. Coba tenang dulu, ngomong yang baik.”

* Biasakan untuk memberi perhatiaan kepada anak setiap saat, terutama saat ia bersikap manis. Bentuk perhatian itu cukup berupa kalimat seperti, “Bunda bangga, lo, karena Tia tidak sulit diajak mandi.”

Page 2: Tips Hadapi Anak

3. INGIN MENUNJUKKAN KEKUATANNYA

Batita memiliki kecenderungan menolak. Ia sesungguhnya hanya mau menunjukkan bahwa dirinya pun punya keinginan atau pendapat. Jadi tak perlu kaget bila dalam banyak hal si batita kerap menolak dan lebih menyenangi pilihannya sendiri. Bila keinginannya tidak terpenuhi, hal ini menyebabkannya menjadi rewel. Apalagi banyak orang tua yang malah bersikap memaksakan kehendak karena merasa dirinyalah yang paling berhak terhadap anaknya. Semakin menjadilah kerewelan si batita.

Sikap Orang Tua:

Jangan paksakan keinginan Anda. Cobalah untuk berstrategi dengan cara melontarkan pilihan semu, yaitu pilihan-pilihan yang tetap memiliki tujuan akhir yang sama. Melalui cara ini, anak diharapkan dapat sekaligus belajar untuk mengambil keputusan sehingga dapat memupuk rasa percaya dirinya pula. Contoh, bila ajakan mandi kita ditolaknya, cobalah lontarkan tawaran, “Adik mau mandi dengan air hangat atau air dingin?” Melalui tawaran ini, tujuan mandi tetap dapat tercapai dan anak pun bisa mengambil keputusan dari dua pilihan itu sehingga tak terkesan dipaksa.

4. TERLUKA PERASAANNYA

Biasanya ini terjadi bila si batita habis dimarahi. Buntutnya ia akan rewel dan kerap tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, seperti, “Aku benci sama Mama.” Ungkapan itu sesungguhnya hanya sekadar untuk menunjukkan rasa sedihnya. Namun, mendengar ucapan itu banyak orang tua yang terpancing dan balik memarahi.

Sikap Orang Tua:

Jangan terpancing. Rangkullah si batita dan ucapkan kalimat yang menenangkan seperti, “Mama sayang banget, lo, sama Adik. Nangis-nya sudah ya nanti capek.” Dengan rangkulan dan kalimat yang menenangkan akan membuat si batita merasa nyaman. Perasaan nyaman dan terlindungi, niscaya tak akan membuat si batita jadi rewel berkepanjangan.

5. KETIDAKMAMPUAN MENGERJAKAN SESUATU

Orang tua tanpa sadar sering menuntut anaknya untuk mampu melakukan sesuatu dengan ukuran orang dewasa. Dalam hal makan, misalnya, tanpa sadar terkadang orang tua meminta kepada si batita untuk bisa makan dengan cepat dan rapi, padahal si batita belum mampu melakukannya. Buntutnya, untuk menutupi ketidakmampuan itu, si batita malah jadi rewel.

Sikap Orang Tua:

Jangan paksa anak melakukan sesuatu yang memang belum mampu dilakukannya. Untuk memacu semangatnya sekaligus membangun rasa percaya diri, berikan penghargaan walaupun kemampuan yang dicapai sangatlah kecil. Contoh, “Wah, Adek senang makan sayur ya… sayurnya tinggal sedikit tuh.” Intinya, penghargaan itu diberikan hanya pada saat anak mampu melakukan sesuatu yang positif.

5 SIKAP POSITIF ORANG TUA MENCEGAH KEREWELAN

1. Berpikir positif

Orang tua hendaknya tak mudah putus asa bila melihat si batita misalnya tergolong bertemperamen slow to warm up, yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri. Tumbuhkan saja pikiran positif bahwa saya dapat membentuknya menjadi

Page 3: Tips Hadapi Anak

anak yang baik. Dengan keyakinan ini, interaksi anak-orang tua yang terbentuk niscaya akan baik.

2. Tidak mengalah pada kerewelan anak

Cara orang tua berinteraksi dengan si batita dapat memengaruhi sikapnya. Misal, si batita yang memiliki kecenderungan rewel dapat jadi bertambah rewel saat memahami rewel dapat dijadikan sebagai senjata bagi dirinya. Apalagi bila orang tua selalu memenuhi atau mengalah saat ia bersikap rewel. Namun bila orang tua bersikap tidak mudah lunak dengan sikap rewelnya yang dijadikan sebagai senjata, maka bisa jadi ia tidak menjadi rewel karena ia sudah mengalami bahwa cara itu bukanlah cara efektif untuk meminta. Jadi interaksi yang benar bakal memengaruhi sikap anak.

3. Tidak memberikan label

Pemberian label pada anak malah akan menyebabkannya menjadi tak percaya diri. Bahkan bisa jadi lambat laun ia menjadi anak seperti yang dilabelkan selama ini. Umpama, diberi label si rewel dan si cengeng. Bisa jadi anak memilih bersikap rewel sepanjang waktu.

4. Fokus pada sikap anak

Untuk membangun sikap positif anak, tangkap-basahlah sikap manisnya dan berikan penghargaan. Jangan hanya memberikan perhatian saat anak sedang bersikap buruk. Contoh, “Wah, hari ini kamu oke, deh.” Sambil menunjukkan satu jempol ke arahnya. Ini dapat membangun rasa percaya diri anak.

5. Tidak membandingkan-bandingkan

Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas orang tua adalah memaksimalkan kelebihan setiap anak dan meminimalkan kekurangannya. Hal itu dapat menumbuhkan rasa percaya si batita bahwa dirinya memang memiliki keistimewaan.

Utami Sri Rahayu. Ilustrator: Pugoeh

Page 4: Tips Hadapi Anak

Tips Mengatasi Anak RewelJul 31, '09 5:13 AMfor everyone

Category: Other

Tips Mengatasi Anak Rewel

Mengasuh bayi bisa dianggap gampang, namun ada kalanya anak Anda datang rewel tiba-tiba. Hal ini tentu bisa merepotkan. Apalagi kadang orang tua atau pengasuh tidak mudah mengetahui apa penyebab bayi menjadi rewel.Anak atau bayi yang rewel bisa disebabkan karena beberapa hal seperti : sakit, lapar, ngantuk dan sebagainya.

* Jika karena anak sedang sakit, berikan banyak perhatian karena anak yang sakit memang membutuhkan perhatian lebih. Cari juga penyebab sakitnya, kalau malam tiba-tiba rewel mungkin kaki atau tangan sakit karena digigit nyamuk, segera berikan obat begitu juga dengan gejala sakit yang lain. Jika anak masih saja rewel, orang tua dapat bercerita, memberikan pijitan lembut, agar anak merasa nyaman.* Jika datang rewel pada jam-jam tidur anak, hal ini kemungkinan besar si anak atau bayi ngantuk. Untuk mengatasi, orang tua perlu menenangkan anak dan mengajak tidur.* Rewel dapat juga disebabkan karena anak terlalu dimanja. Saat orang tua meninggalkan anak, maka anak tidak terima dan rewel. Berikan penjelasan kalau orang tua akan kembali. Jika masih rewel mungkin orang tua harus tegas, karena memang tidak semua keinginan anak harus dituruti. Tegas disini bukan dengan kekerasan tentunya. Disamping itu orang tua juga mengajarkan anak mandiri sejak dini.* Jika anak Anda rewel pada jam tidur, tetapi anak tidak juga mau tidur, serba salah meskipun sudah digendong dan ditenangkan, mungkin anak merasakan capek setelah main seharian. Untuk menghadapi kondisi seperti ini orang tua harus lebih sabar.* Kalau rewel saat berada ditempat yang baru, mungkin anak merasa tidak nyaman atau cemas dengan suasana baru, atasi kecemasan itu, berikan kenyamanan dengan mengajak ngobrol atau alihkan ke hal lain misalnya melihat hal yang menaik buat anak.* Ketika anak rewel, orang tua jangan bereaksi dengan cara memarahi atau bersikap tidak sabar. Biarkan si anak menyampaikan perasaan tidak enaknya untuk beberapa saat sampai akhirnya ia merasa puas. Memarahinya justru tidak akan menyelesaikan masalah karena emosi anak menyebabkan rewel anak bisa semakin menjadi-jadi.* Dalam menghadapi anak yang rewel, orang tua mesti pandai mengenali karakter masing-masing anak. Jika pada dasarnya anak mudah rewel di pagi hari, maka mesti diciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan.

Page 5: Tips Hadapi Anak

bekal jadi ibu: Mengatasi anak rewelAug 24, '09 11:23 AMfor everyone

Pertanyaan

Assalamu'alaikum

Bu, saya seorang ibu bekerja dengan 1 anak, usia 1 tahun 1 bulan, Alhamdulillah masih ASI, anak saya saya titipkan di Tempat Penitipan Anak, tapi kalau saya tinggal rewel terus, dan kalo di rumah rewel juga, meskipun hanya saya tinggal ke dapur or kamar kecil, seperti takut banget kehilangan gitu Bu, dan maunya nepel terus ke saya, saya sebenarnya bersyukur dengan hal itu, tapi saya jadi tidak tenang ninggalin, dan jadi tidak bisa pengerjakan pekerjaan lain

Terimakasih

Bu Rendra Haswari

Jawaban

Wa’alaikumusalam Bu Rendra

Terimakasih untuk pertanyaan Ibu. Wah senangnya dikaruniai putra yang sehat dan lucu.

Saya salut dengan Ibu yang walaupun bekerja tetap menomor satukan pemberian ASI.

Pemberian ASI ekslusif (6 bulan ) memang sebaiknya dilakukan dan maksimal sampai usia 2

tahun. Selain untuk daya tahan tubuh, ASI terbukti efektif untuk mendekatkan hubungan

batin antara Ibu dan anak. Manfaat ASI yang lain adalah anak terpenuhi kebutuhan oralnya

sehingga ketika usianya bertambah tidak lalu ngenyut jari atau ngenyut benda tertentu.

Pernah kan bu menjumpai anak yang kemana-mana bawa selimut kesayangannya lalu

sebelum tidur ada ”ritual” untuk ngisap2 salah satu ujung selimut, nah itu salah satunya

karena kurang terpenuhi kebutuhan oralnya, belum puas dengan ASI  sudah berhenti.

Kembali ke masalah rewel dan menangis. Menangis boleh - boleh saja kok. Menangis

merupakan salah satu bentuk ekspresi atau luapan perasaan. Asalkan sesuai dengan sebabnya,

maka menangis adalah sesuatu hal yang normal dan wajar misalnya anak nangis atau rewel

karena sakit. Nah yang kadang membuat orangtua kesal ketika anak jadi sering nangis atau

rewel tanpa sebab yang wajar, seperti: ditinggal sebentar nangis, atau mama tidak kelihatan

sedetik saja nangis.

Kenapa anak rewel ?

Tidak bisa mengungkapkan perasaan

Page 6: Tips Hadapi Anak

Biasanya anak menangis atau rewel karena anak tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan

perasaan dengan bicara. Masih usia 1 tahun 1 bulan kan bu? rewel atau nangis bisa saja jadi

satu2nya cara untuk mengungkapkan perasaan bahwa dia tidak mau ditinggal Ibu.

Mencari perhatian

Ketika anak menangis atau rewel, biasanya orang-orang yang ada disekitarnya secara

otomatis akan memberi perhatian kan, lalu tanya ”adik kenapa nangis ?”, nah perhatian

seperti ini sebenarnya yang dicari anak. Dan sangat bisa dipahami setelah seharian ditinggal

bekerja dan dititipkan di TPA anak lalu pengennya nempel terus dengan ibunya, cari

perhatian dan takut ditinggal walaupun hanya sebentar. Buat orang dewasa perilaku ini

mungkin aneh ”kenapa sih gitu aja nangis, Ibu kan cuma ke kamar mandi?” tapi buat anak

waktu sedetik sangat berharga bu apalagi setelah seharian ditinggal bekerja.

Terlalu dimanja

Problem orangtua bekerja biasanya tidak tega menolak keinginan anak dan berusaha

meluluskan apapun permintaannya. Biasanya orangtua menggunakan cara ini untuk

”menebus dosa” karena seharian tidak memberi perhatian. Anak yang  selalu dituruti,

biasanya lalu menggunakan rengekan dan tangisan sebagai satu2nya cara untuk memperoleh

apapun yang menjadi keinginannya.

Apa yang harus dilakukan orangtua ketika menghadapi anak yang rewel ?

Harus tegas dan tega

Harus tega Bu. Tidak semua keinginan anak bisa dituruti. Anak harus tau bahwa tidak semua

maunya bisa diluluskan. Kalau kurang tegas dan tidak tega akhirnya ada pekerjaan yang

harus dikorbankan, Ibu tidak bisa melakukan pekerjaan yang lain kan ? katakan pada anak

bahwa Ibu sayang dia dan sangat ingin bersamanya tapi tidak setiap waktu. Ketika anak rewel

jangan terpancing emosi atau lalu luluh ya. tetap pada keputusan yang kita buat diawal.

Memang harus tega tapi ini untuk kebaikan anak juga kok bu.

Tidak menggunakan kekerasan

Dengan kekerasan fisik maupun non fisik anak justru akan semakin merasa ditolak. Anak

yang seharian ditinggal bekerja butuh perhatian dan kasih sayang dari orangtua butuh

dukungan bahwa sebenarnya orangtua sayang dan ingin bersamanya. Melabel dengan ”anak

rewel”, ”cengeng”, atau yang lain sebaiknya tidak dilakukan.

Ajari anak mengungkapkan perasaan dengan positif

Page 7: Tips Hadapi Anak

Latih kerampilan anak dalam berbicara, sehingga pada akhirnya anak bisa mengungkapkan

apa yang dirasakan dengan lebih baik.  Misalnya Adik sedih? Kenapa ? mau cerita sama Ibu ?

walaupun anak belum paham sebaiknya tetap dilakukan. Melatih anak untuk mengungkapkan

perasaan sejak dini akan membantu anak untuk lebih asertif nantinya.

      Ajak anak bicara atau Diskusi

      Saat tangisnya reda ajak anak untuk cerita tentang  perasaannya, ungkapkan juga apa yang

menjadi keinginan kita. Misalnya ” kalau adik mau sesuatu, harus bilang ya, tidak dengan

cara menangis.”atau "  Adik maunya apa?, ngomong dong sama Ayah, kalau nangis

bagaimana Ayah   bisa tahu ” ” adik kenapa nangis? Takut ditinggal mama?”. selain diskusi,

menyempatkan waktu dengan anak dihari libur juga sebaiknya dilakukan. Walaupun hanya

sebentar dan sederhana seperti jalan2 ditaman atau mendongengkan cerita sebelum tidur.

Bicarakan juga dari hati kehati dan gunakan bahasa yang sederhana mengenai alasan kita

menitipkannya di tempat penitipan anak.

Ajari anak untuk menahan keinginan

Anak harus tahu bahwa tidak semua  keinginannya bisa terpenuhi. Orangtua juga sebaiknya

berterus terang kenapa tidak bisa memenuhi keinginan anak, misalnya ”mama masak dulu,

adik main sama papa ya, main sama mamanya nanti setelah masak” atau ”mama mau beres-

beres rumah dulu, mainnya nanti ya”. dan janji pada anak harus ditepati karena kalau tidak

anak akan semakin tidak percaya dengan orang tua dan akhirnya benar2 tidak mau ditinggal.

Abaikan

Kadang mengabaikan anak yang sedang nangis juga penting. Dari sini anak akan belajar

bahwa dengan cara menangis, rewel atau ngerengek dia tidak memperoleh apa-apa. Nanti

ketika tangisnya sudah reda baru kita datangi dan tanya ”adik mau apa ?”.  terlalu heboh

menanggapi anak yang rewel justru akan membuat anak semakin menjadi anak yang rewel

karena dari situ anak belajar ” Oo ternyata gini ya cara nyari perhatian mama, mama langsung

datang ketika aku nangis”.

Demikian bu, semoga bermanfaat. Kalau Ibu tidak tenang meninggalkan anak, maka anakpun

akan punya perasaan yang sama, bukannya kontak batin antara Ibu dan anak itu erat.

Menciptakan lingkungan rumah yang aman juga bisa menjadi salah satu cara untuk

mengurangi rasa cemas Ibu, misalnya tidak meletakkan benda2 yang berbahaya ditempat

yang terjangkau oleh anak, menutup stop kontak dengan pengaman, memasang pintu

pengaman ditangga, dll. untuk sekolah, kalau Ibu memang sudah menitipkan anak di sekolah

atau tempat penitipan yang menurut Ibu aman maka tidak ada yang perlu ibu khawatirkan,

Page 8: Tips Hadapi Anak

percaya deh dengan guru dan pengasuh disekolah, mereka pasti akan menjaga murid2nya

termasuk anak ibu dengan bertanggungjawab dan sebaik-baiknya. Ketika ibu melepas anak

dengan tenang maka anakpun akan enjoy disekolah, sebaliknya kalau Ibu melepas dengan

berat hati dan khawatir, anak pun akan rewel bu, ada rasa was2 dalam hati anak ”duh kenapa

nih wajah mama tegang banget, sedih melepas aku, jangan2 tempat ini berbahaya, serem,

gurunya galak” akhirnya rewel deh. Salam buat putra tercinta.

Wassalamu’alaikum

herlita jayadianti (buliknya alif ne)

Dampak Dari Cara Mengatasi Anak Yang Menangis

By Dedi RaksawardanaKadang kita sering melihat di mall-mall atau tempat umum, seorang anak menangis meraung-raung hanya karena ingin dibelikan mainan atau ingin sesuatu. Kita sering juga melihat anak sering memukul orangtuanya atau pengasuhnya, menjadi penakut, pembohong, cengeng dan lain-lain. Hal tersebut terjadi antara lain karena kita sering memakai cara yang salah dalam mengatasi anak ketika menangis. Kesalahan ini sering dilakukan oleh para orangtua, pengasuh atau orang dewasa lain secara sengaja baik tidak sengaja ketika mengatasi anak yang sedang menangis. Kebanyakan diantara mereka sering mengambil cara “gampang” atau jitu untuk menenangkan si kecil untuk berhenti menangis. Padahal cara gampang dan jitu itu justru semakin merusak mental dan pola pikir sang anak, sehingga menjadikan anak itu mempunyai sifat cengeng, penakut, pembohong, kasar dan sifat-sifat buruk lainnya.Berikut ini adalah menurut saya cara atau tips dan trik yang lebih baik dalam mengatasi anak yang menangis sehingga bisa membuat anak tersebut tidak menjadi anak yang mempunyai sifat-sifat buruk diatas. Bahkan menjadi anak yang pemberani, sabar, sopan, halus tutur kata, dan lain-lain. Hanya ada dua hal penyebab yang menurut saya “it’s okey” untuk seorang anak menangis. Pertama adalah RASA SAKIT, yaitu apabila seorang anak merasakan sakit secara fisik termasuk lapar dan haus. Kedua adalah RASA SEDIH, yaitu apabila seorang anak merasakan hal atau kejadian yang membuanya sedih. Hal-hal lain penyebab tangis antara lain MARAH, INGIN SESUATU, TAKUT, KANTUK, atau ALASAN GA JELAS, harus dibiasakan untuk tidak dijadikan alasan seorang anak untuk menangis. Apabila hal ini diterapkan sejak dini atau umur balita, maka Insya Allah anak kita menjadi anak yang tidak cengeng.Sekarang bagaimana menerapkan prinsip diatas? Kata kuncinya adalah KONTROL. Ketika anak menangis, kita harus tetap tenang, jaga emosi, dan harus segera mencari tahu alasan atau penyebab kenapa sang anak menangis. Apabila ia menangis karena rasa sakit atau sedih, kita boleh menenangkan dia dengan lemah lembut, ditimang atau dibelai. Tapi apabila anak tersebut menangis karena marah, kantuk atau ingin mainan, maka kita harus menenangkan mereka dengan nada suara tegas dan berwibawa. Jaga emosi kita jangan sampai mengeluarkan suara tinggi apalagi marah yang meledak. Apabila tangis mereka tidak mereda, maka kita boleh memberikan sangsi seperti di strap, dilarang bermain, atau dibiarkan sampai lelah sendiri. Hal ini memang kadang sulit dan mengganggu, namun kita harus tabah, sabar dan tega melakukan hal tersebut demi perkembangan psikologis dan pola pikir sang anak. Intensitas nada tegas dan wibawa kitapun harus seiring atau seimbang dengan nada tangis sang anak. Misalnya apabila tangis sang anak mulai mereda, maka nada suara kitapun harus mulai melembut. Jangan sekali-kali berlebihan, karena hal tersebut akan membuat wibawa kita malah berkurang. Jangan pernah mengeluarkan kata-kata kasar atau negatif. Apabila hal ini dilakukan sejak dini, maka lebih singkat waktu yang digunakan untuk membentuk pola pikir atau sifat anak yang

Page 9: Tips Hadapi Anak

tidak cengeng. Ketimbang apabila kita baru menerapkan hal ini misalnya ketika sang anak sudah berumur 3 tahun lebih.Ada EMPAT PANTANGAN yang menurut saya sama sekali TIDAK BOLEH kita lakukan dalam menenangkan seorang anak ketika menangis. Namun ironisnya keempat hal inilah yang justru sering dilakukan oleh para orangtua atau para pengasuh anak. Ke Empat pantangan tersebut adalah:MEMANJAKAN, MEMBOHONGI, MENAKUT-NAKUTI dan MEMUKUL.1. Memanjakan. Cara ini tentu ada pengecualian. Apabila tangisan sang anak disebabkan karena rasa sakit atau sedih, maka cara ini boleh dilakukan selama tidak berlebihan atau dibuat-buat. Namun apabila tangisan sang anak karena marah atau ingin sesuatu, maka jangan kita memanjakan mereka karena akan membuat mereka berfikir bahwa TANGIS ADALAH SENJATA ampuh mereka. Hal ini sangat penting. Jangan sekali-kali membuat sang anak menganggap bahwa menangis adalah cara jitu agar kemauannya dituruti. Berilah dia opsi lain, atau suggesti lain. Misalnya anak menangis karena tidak mau mandi, maka pertama-tama beri dia opsi untuk memilih kegiatan lain sebentar, setelah itu harus mandi. Apabila masih menangis, baru mulai dengan suara tegas dan berwibawa. Apabila tetap menangis, maka beri dia opsi mandi atau mendapat sanksi. Apabila tetap menangis juga maka mandikan dengan paksa dan hiraukan tangisannya. Atau berikan sanksi sampai dia mau mandi. Ingat, jangan sekali-kali menuruti kemauan dia untuk tidak mandi hanya karena dia menangis tidak mau mandi. Hal-hal yang tidak baik dilakukan:- Hindari kebiasaan menggendongnya setiap kali ia menangis.- Apabila anda ingin menuruti kemauannya, maka suruh dia berhenti menangis dulu, baru turuti kemauannya. Jangan turuti kemauannya ketika ia masih menangis.- Jangan Pernah Menyalahkan Orang lain, atau benda lain, apalagi memukul benda-benda yang membuatnya menangis. Misalnya menyalahkan dan memukul meja, ketika ia terbentur meja. Hal ini sangat buruk bagi perkembangan mental sang anak.2. MEMBOHONGI. Cara ini sangat sering dilakukan oleh para orangtua atau pengasuh untuk menenangkan anak ketika menangis. Misalnya anak menangis karena tak mau mandi, maka ia dibohongi dengan dijanjikan akan pergi jalan-jalan. Padahal setelah selesai mandi langsung makan dan tidur. Atau misalnya anak menangis karena pingin dibeliin mainan, maka ia dibohongin dengan dijanjikan akan dibelikan nanti sebentar lagi. Padahal ketika ia berhenti menangis, janji tersebut tidak pernah dipenuhi. Banyak lagi janji-janji palsu atau kebohongan-kebohongan yang dilontarkan demi menenangkan sang anak yang menangis. Hal ini sangat buruk bagi psikologis anak. Selain sang anak akan ikut menjadi pembohong juga, wibawa orangtua yang suka berbohong akan hilang dimata sang anak. Dan rasa percaya anak akan berkurang pada orangtua. Biasakanlah sang anak menerima keadaan apa adanya.3. MENAKUT-NAKUTI. Cara ini juga lumayan sering juga dilakukan karena lumayan jitu untuk menghentikan tangisan sang anak. Akan tetapi cara ini mempunyai dampak yang buruk bagi sang anak. Cara ini dapat membuat sang anak menjadi penakut, kehilangan percaya diri, dan pemurung karena merasa takut akan hal-hal yang seharusnya tidak ditakuti. Misalnya seorang anak menangis di mall, maka kita sering menakut-nakuti dengan mengatakan “Awas nanti ditangkep pak satpam!” atau dengan mengatakan “Awas nanti dimarahin si om tuh!” sambil menunjuk pada seorang bapak2 yang lewat. Ketika menangis di mobil kita menakut-nakuti dengan ancaman ditangkep pak polisi. Ketika menangis di rumah kita menakut-nakutinya dengan ancaman monster akan keluar dari kolong tempat tidur, atau patung macan akan hidup lalu menerkam dll. Kebiasaan menakut-nakuti ini harus dihilangkan agar sang anak tidak menjadi seorang penakut.4. MEMUKUL. Cara ini adalah hal yang paling buruk karena bisa membuat sang anak menjadi trauma, rendah diri, kasar, violence atau bahkan menjadi seorang pembenci. Hindari melakukan pemukulan terhadap anak. Selalu kontrol emosi. Apabila sang anak sudah menangis berlebihan dan menyebalkan, dan anda sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menenangkannya, maka biarkanlah ia menangis sampai ia berhenti sendiri karena lelah. Jangan sekali-kali memukul atau menuruti kemauannya apalagi yang menurut kita tidak baik untuknya.Tidak perlu panik, stress atau bahkan sampai emosi ketika menghadapi anak yang sedang menangis. Tetap tenang, sabar, jangan hiraukan pendapat orang lain ketika anak kita menangis ditempat umum. Yang penting adalah bagaimana kita tetap mengatasinya dengan cara yang benar.Memang tidak mudah dalam ngatasang anak yang suka menangis. Selain kata kunci yang sudah disebut diatas yaitu KONTROL, baik dalam hal emosi maupun tindakan. Ada hal lain yang juga sangat penting dilakukan

Page 10: Tips Hadapi Anak

para orangtua yaitu bersikap konsisten terhadap tips dan trik diatas. Apabila sang ibu bersikap seperti ini, maka sang ayah, para pengasuh, nenek, om atau tante pun harus diberitahukan untuk bersikap yang sama terhadap anak tersebut.Berlakulah adil. Anak kita, meskipun masih balita, bisa merasakan sesuatu apabila kita berbuat kesalahan dalam menentukan kebijakan. Mereka punya insting atau naluri unik dalam menilai tindakan orangtua terhadap mereka. Misalnya kita melarang anak pergi ke rumah nenek karena menurut kita takut merepotkan nenek. Padahal sebenarnya neneklah yang ingin dikunjungin cucunya, maka sang anak akan merasakan sesuatu yang salah terhadap kebijakan kita. Apabila anak kita menangis dan susah berhenti, terkadang itu terjadi karena dia merasakan sesuatu yang salah terhadap kebijakan kita dan kita tidak mau mengakui kesalahan kita. Maka dari itu kita harus mengevaluasi diri dan segera minta maaf apabila ternyata kebijakan kita memang kurang tepat. Seorang anak menangis adalah hal yang biasa. Namun apabila kita sering salah dalam mengatasinya, maka dampak psikologis, sifat dan cara berpikir sang anak akan menjadi negatif. Sehingga bagaimana cara kita mengatasi anak yang menangis menjadi hal yang sangat penting.Semoga tulisan ini dapat membantu. Mohon maaf apabila ada pendapat atau saran saya yang tidak berkenan.