tinjauan yuridis terhadap penggunaan …...i tinjauan yuridis terhadap penggunaan jamur sapi (magic...

23
i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA JURNAL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat S-1 pada Program Studi ilmu hukum Oleh JUHENDRA YADI NIM. D1A013173 FAKULTAS HUKUM UNIVERISTAS MATARAM 2017

Upload: others

Post on 13-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

i

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI

(MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA

BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

NARKOTIKA

JURNAL ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Untuk mencapai derajat S-1 pada

Program Studi ilmu hukum

Oleh

JUHENDRA YADI

NIM. D1A013173

FAKULTAS HUKUM

UNIVERISTAS MATARAM

2017

Page 2: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

ii

HALAMAN PENGESAHAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI

(MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA

BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

NARKOTIKA

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Untuk Mencapai Derajat S-1 Pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh

JUHENDRA YADI

NIM. D1A013173

Menyetujui,

Pembimbing Pertama,

Dr. H. Muhammad Natsir, SH., M. Hum

NIP. 195901261987031001

Page 3: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

iii

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah jamur sapi (magic mushroom)

termasuk kedalam narkotika yang dilarang dalam Undang-undang nomor 35

tahun 2009 tentang narkotika dan bagaimana aturan sanksi bagi pengguna

jamur sapi (magic mushroom). Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat

akademis, teoritis dan praktis. Penelitian ini menggunakan penelitian secara

normatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jamur sapi (magic

mushroom) sudah termasuk kedalam narkotika golongan 1 dan dilarang dalam

Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, adapun bentuk sanksi

bagi pengguna jamur sapi (magic mushroom) yaitu sanksi pidana dan sanksi

tindakan, sanksi pidana berupa penjara dan sanksi tindakan berupa rehabilitasi,

rehabilitasi medis pasal 56 ayat 1dan rehabilitasi sosial pasal 58 Undang-

undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Kata kunci; Jamur sapi termasuk kedalam narkotika yang dilarang dalam

undang-undang

Page 4: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

iv

ABSTRACT

The objective of the study was to find out whether the mushroom fungus

belonged to the narcotics prohibited in Law No. 35 of 2009 on narcotics and

how the rules of sanction for the magic mushroom users. The benefits of this

study consist of academic, theoretical and practical benefits. This study uses

normative research. The results of this study indicate that the mushroom

(magic mushroom) is included in the drug category 1 and prohibited in Law

number 35 of 2009 on narcotics, as for the form of sanctions for the users of

cow mushroom (s) of criminal sanctions and action sanctions, criminal

sanctions In the form of imprisonment and action sanction in the form of

rehabilitation, medical rehabilitation article 56 paragraph 1 and social

rehabilitation article 58 Act number 35 year 2009 about narcotics.

Keyword; cattle fungus belongs to narcotics that are prohibited in law.

Page 5: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

v

I. PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan zaman dan meningkatnya ilmu

pengetahuan beragam cara dilakukan oleh orang untuk mencari sebuah

penemuan, baik penemuan positif maupun negatif. Banyak cara dilakukan

demi melangsungkan kehidupan sehari-hari entah itu dengan cara sengaja

maupun tidak disengaja. Narkotika merupakan sebuah hasil dari penemuan

manusia, didalam praktek kedokteran. Adapun fungsi dari narkotika antara

lain yaitu sebagai obat pembius, obat bius itu diberikan oleh dokter kepada

pasiennya sebelum dimulainya operasi. Narkotika apabila tidak

disalahgunakan sangatlah penting di dalam dunia kedokteran, karena sangat

bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan penyakit-penyakit

tertentu.Namun narkotika sering juga disalahgunakan oleh sebagian orang,

sehingga menimbulkan gejala-gejala yang begitu meresahkan bahkan

mengkhawatirkan. Apabila seseorang mengkonsumsi atau menyalahgunakan

tidak sesuai dosisnya ,maka akan dapat menimbulkan dan menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, sebagaimana merusak kesehatan,

mengakibatkan kecanduan, dan mengakibatkan kematian.

Penyalahgunaan narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan

adiktif lainnya), di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

serius dan telah mencapai keadaan yang memprihatinkan sehingga menjadi

masalah nasional. Korban penyalahgunaan narkoba telah meluas sedemikian

rupa sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin.

Merambah tidak hanya perkotaan tetapi merambah kepedesaan dan

melampaui batas negara yang akibatnya sangat merugikan perorangan,

Masyarakat, Negara, khususnya generasi muda bahkan dapat menimbulkan

Page 6: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

vi

bahaya lebih besar lagi bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang

pada akhirnya melemahkan ketahanan nasional.1

Indonesia sudah cukup lama melakukan tindakan untuk

memberantas penyalahgunaan obat terlarang, baik itu upaya melalui

penyusunan undang-undang ataupun melalui upaya penegakan hukum yang

tegas terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika. Upaya ini adalah salah satu

bukti nyata dari pemerintah agar Indonesia terbebas dari bahaya

penyalahgunaan obat-obat terlarang yang dapat merusak generasi muda

penerus bangsa.

Upaya yang telah dilakukan pemerintah harus juga di imbangi

dengan kesadaran hukum dalam masyarakat, agar mematuhi segala aturan

hukum yang ada, baik yang telah dibuat oleh pemerintah maupun yang belum

dibuat oleh pemerintah. Masyarakat merupakan subjek hukum harus juga ikut

membantu pemerintah melawan peredaran gelap dan penyalahgunaan obat-

obatan terlarag seperti psikotropika, narkotika dan jenis lainnya.

Setiap saat jenis narkotika semakin bermacam-macam dan bervariasi

dan tidak semua yang memenuhi sifat dan ciri-ciri seperti narkotika yang

tercantum di dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika. Belakangan muncul jamur sapi atau yang biasa disebut dengan

(magic mushroom), para ahli dibidang narkotika mengeluarakan dan

memberikan pendapat dan memvonis bahwa jamur sapi ini adalah salah satu

1Samsul Hidayat, pidana mati di idonesia. Genta Pes, Cetakan Pertama, tahun 2010

Hlm,1

Page 7: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

vii

jamur yang mempunyai kadar seperti halnya dengan narkotika yang

menyebabkan halusinasi yang setara dengan jenisnarkotika golongan 1 (satu).

Di Indonesia terkait dengan jamur sapi (magic mushroom) belum ada

satupun peraturan yang mengatur secara komprenhesif, begitu juga didalam

Undang- undang Nomor 35 Tahun 2009 tidak mengatur secara jelas tentang

magic mushroom ini. Padahal jamur sapi (magic mushroom) sudah memiliki

ciri-ciri dan unsur-unsur seperti narkotika yang terlampir di dalam Undang-

undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, dan jika dilihat dari sisi yang

ditimbulkan setelah seseorang mengkonsumsi magic mushroom tersebut,

layaknya mengkonsumsi narkotika. Ini sesuai dengan definisi narkotika yang

terdapat dalam pasala yat (1) yang berbunyi sebagi berikut :

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik

sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai ketergantungan,

yang yang di bedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir

dalam undang-undang ini.2

2Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 TentangNarkotika, PT.Sinar Grafika. Cetakan

Kedua. Jakarata,2010

Page 8: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

viii

II. PEMBAHASAN

Pada zaman prasejarah di Negeri Mesopotamia (sekitar Irak sekarang)

dikenal suatu barang dengan nama GIL artinya “bahan yang

menggembirakan” GIL ini lazimnya digunakan sebagai obat sakit,

kemampuan GIL sangat terkenal pada saat itu, dan GIL menyebar di Dunia

Barat sampai Asia dan Amerika.3

Di Tiongkok bahan jenis GIL di sebut dengan candu yang sudah

dikenal sejak tahun 2735 sebelum Masehi. Candu pernah menghancurkan

Tiongkok pada tahun 1840-an yaitu di pergunakan sebagai alat subversif

oleh Inggris, sehingga menimbulkan suatu perang yang terkenal dengan

sejarah, yaitu perang candu (The Opium War) pada tahun 1839-1842 yang

di menangkan oleh Inggris setelah merusak mental lawannya melalui candu.

Proses pengolahan candu pada zaman dahulu mash sangat sederhana, salah

satu prosesnya ialah menghilangkan bau, yakni dengan cara dicampur

dengan air sulingan dan disimpan dalam guci 8-12 bulan setelah kering baru

dipergunakan untuk keperluan pengobatan.4

1. Jenis-jenis Narkotika menurut undang-undang nomor 35 tahun

2009 tentang narkotika

Jenis-jenis Narkotika dapat di golongkan menjadi 3 bagian :

a. Narkotika golongan I

3Redaksi Badan Penerbit Alda jakarta, Menanggulangi Bahaya Narkotika , cetakan

pertama, Jakarta, tahun,1985, hlm 31

4Ibid Hlm 30

Page 9: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

ix

Narkotika golongan I sebanyak 65 jenis dan hanya dapat hanya dapat

untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunya potensi yang sangat tinggi dan mengakibatkan

ketergantungan

Contoh.

1) Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya

termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya.

2) Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari

buah tanaman PapaverSomniferum L yang hanya mengalami

pengolahan sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa

memperhatikan kadar morfinnya.

3) Opium masak terdiri dari :

a. candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu

rentetan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan

peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahanlain, dengan

maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk

pemadatan.

b. jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan

apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.

c. jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.

4) Tanaman koka, tanaman dari semua genus Erythroxylon dari

keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya.

5) Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam

bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari

Page 10: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

x

keluarga Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara

langsung atau melalui perubahan kimia.

6) Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka

yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina.

Dan masih banyak lagi jenis lainnya;

b. Narkotika golongan II

Narkotika golongan II sebanyak 86 jenis berkhasiat untuk

pengobatan digunakan untuk pilihan terakhir dan dapat digunakan

dalam terapi dan atau/ untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh.

1) Alfasetilmetadol:alfa-3-asetoksi-6-dimentilamino-4,4difeniheptana

2) Alfameprodina :Alfa-3-etil-1-metil-4-fenil-4-propionoksipiperidina

3) Alfametadol : alfa-6-dimetilamino-4,4-difenil-3-heptanol

4) Alfaprodina : alfa-l, 3-dimetil-4-fenil-4-propionoksipiperidina

5) Alfentanil :N-[1-[2-(4-etil-4,5-dihidro-5-okso-lH-tetrazol-1-il)etil]-

4-(metoksimetil)-4-pipe ridinil]-N-fenilpropanamida

6) Allilprodina : 3-allil-1-metil-4-fenil-4-propionoksipiperidina

7) Asetilmetadol : 3-asetoksi-6-dimetilamino-4, 4-difenilheptana

Page 11: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xi

c. Narkotika golongan III

Narkotika golongan III sebanyak 14 jenis dan berkhasiat untuk

pengobatan yang sebagi pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam

terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh:

1) Asetildihidrokodeina

2) Dekstropropoksifena : α-(+)-4-dimetilamino-1,2-difenil-3-metil-2-

butanol propionat

3) Dihidrokodeina

4) Etilmorfina : 3-etil morfina

5) Kodeina : 3-metil morfina

6) Nikodikodina : 6-nikotinildihidrokodeina

7) Nikokodina : 6-nikotinilkodeina

8) Norkodeina : N-demetilkodeina

9) Polkodina : Morfoliniletilmorfina

Propiram : N-(1-metil-2-piperidinoetil)-N-2-piridilpropionamida

2. JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM)

Jamur sapi atau yang biasa disebut Magic mushroom kini sudah

banyak beredar luas dan di kota-kota besar seperti jakarta, surabaya, bogor

dan bali. Namun belakangan jamur ini sudah diketahu memiliki unsur-unsur

Page 12: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xii

seperti narkotika ada juga yang mengira jamur ini hanya tanaman biasa

padahal jamur sapi ini mempunyai unsur-unsur seperti narkotika yang

tertera dalam Undang-undang.

1. Pengertian jamur sapi (magic mushroom)

Jamur ini bukanlah jenis jamur yang biasa kita makan, melainkan

jamur yang dapat menimbulkan halusinasi. Sebagian besar jamur

halusinogenik tergolong dalam genus Psilocybin. Berdasarkan etimologi,

psilocybin berasal dari Bahasa Yunani, psilo yang artinya botak, dan cybe

yang artinya kepala.Penamaan ini dibuat karena beragam varietas

mushroom yang tergolong dalam genus psilocybe memiliki satu kesamaan

pada bentuk kepalanya.5

2. Jenis jenis jamur sapi (magic mushroom)

1) Jamur sapi (magic mushroom) yang tumbuh di kotoran ternak.6

a. Psylocibe Cubensis

Psylocibe Cubensis ini tumbuh di tahi sapi, kerbau, gajah maupun

kuda.Bila kita mencari di kandang atau peternakan sapi kemungkinan

besar tidak ada,akibat kotoran sapi tidak mengendap sempurna karena

disentuh-sentuh atau terinjak-terinjak. Kita harus mencari jamur ini di

padang rumput, pinggir sawah, lapangan rumput yang terdapat rumput-

rumputan hijau dimana sapi, kerbau, kuda, gajah berkeliaran bebas dan

kotoran-kotoran mereka mengendap tanpa disentuh selama beberapa

haridan jamur ini akan tumbuh banyak saat musim hujan yang mana

udara mempunyai kelembapan tinggi. Oleh karena itu jamur ini sulit

saat musim kemarau dan tak akan mungkin ditemukan di kandang sapi

5 Ibid.Hlm.27

6https://jenis-jenis-jamur sapi-magic-mushroom-/mengenal-lebih-dalam-magic-

mushroom/ di akses pada 19 april 2017 jam 21:48

Page 13: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xiii

yang tersistem, ataupun daerah yang miskin rumput-rumputan walaupun

sapi berkeliaran bebas di sana.

b. Panaeolus (Copelandia) Cyanascens

Panaeolus Cyanascens tumbuh di kotoran sapi. Jamur berwarna putih

mempunyai bentuk cap dan ukuran yang lebih kecil dibanding Psylocibe

Cubensis. Beberapa sumber mengatakan walaupun Panaeolus Cyanascen

memiliki ukuran yang lebih kecil, tetapi efek halusinasinya lebih

kuatdibanding Psylocibe Cubensis, yang berarti 1 gram Panaeolus

Cyanascen setara dengan banyak gram Psylocibe Cubensis Dalam

pembudidayaan magic mushroom di negara-negara barat sana, harga bibit

Panaeolus Cyanascens memiliki harga lebih mahal dibanding bibit

Psylocibe Cubensis.

c. Panaeolus Cinctulus

Panaeolus Cinctulus biasanya tumbuh di kotoran sapi, kuda, dan hewan

ternak lainnya. Panaeolus Cinctulus juga kadang tumbuh saat kita

membudidayakan jamur kancing (Agarus Bisporus), karenaPanaeolus

Cinctulus suka tumbuh di kotoran sapi yang terkompos yang mana itu juga

merupakan substrat/makanan yang baik juga pertumbuhan jamur kancing

(Agarus Bisporus).

Dari uraian yang sudah dijelaskan (jamur no 1 s/d 3) di atas terlihat

jamur-jamur halusinasi (magic mushroom) biasanya tumbuh di kotoran-

kotoran sapi, kuda, kerbau, gajah dan hewan ternak lainnya. Maka tidak

heran kita bisa menemui beberapa jenis (magic mushroom)di padang

rumput tempat dimana sapi digembalakan dan bisa berak bebas

sembarangan,di satu wilayah areal pada rumput.

2) Jamur sapi (magic mushroom) yang tidak tumbuh di kotoran ternak

a. Psilocybe subaeruginascens

Psilocybe subaeruginascens tumbuh di dataran tinggi Indonesia bersuhu

rendah,dan biasanya suka tumbuh di kayu-kayu lapuk, dan daun-daun

lapuk.Yang jelas sulit juga mencari jamur ini,karena biasanya di hutan-

hutan pinggiran dataran tinggi. Ada beberapa sumber mengatakan

bahwa Psilocybe subaeruginascens juga bisa tumbuh di kotoran ternak,

tetapi dengan kondisi suhu dibawah 20 celcius.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xiv

b. Gymnopilus sp

Gymnopilus sp tumbuh di batang kayu habis terbakar, dengan kondisi

daerah kelembapan tinggi di hutan dekat sungai.

1. Pengertian sanksi

Sanksi berasal dari Bahasa Belanda yaitu santie yang artinya

ancaman hukuman, merupakan suatu alat pemaksa guna ditaatinya suatu

kaidah, Undang-undang misalnya sanksi terhadap pelanggaran suatu undang-

undang.7

Pengertian sanksi adalah suatu langkah hukuman yang di jatuhkan

oleh negara atau kelompok tertentu karena terjadi pelanggaran yang dilakukan

oleh seseorang atau kelompok. Sanksi adalah hal yang sering kita dengar dan

kita saksikan. Dalam lingkup masyarakat kecil pun kata sanksi ini banyak

digunakan untuk menghukum seseorang atau kelompok yang bersalah.

Misalnya saja orang yang mencuri di kampung maka ia akan dikenakan sanski

di keluarkan dari kampung atau dihadapkan kepolisisan setempat.

Sanksi dalam konteks hukum merupakan hukuman yang

dijatuhkan oleh pengadilan atau dalam koteks sosiologi maka pengertian sanksi

adalah kontrol sosial. Sanksi yang dijatuhkan oleh pengadilan atau dalam

konteks hukum tentu jauh lebih berat mengingat karena memiliki kekuatan

7J.C.T.Simorangkir,et.Al.kamus kriminologi,Aksara Baru, Jakarta,Hlm.152

Page 15: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xv

hukum. Jika seseorang atau kelompok melanggar hukum maka dia atau mereka

akan dikenakan saksi dalam konteks hukum. 8

Penerapan sanksi bisa saja menjadi rancu apabila tindak pidana

yang dilakukan belum jelas tetapi sudah tercantum dalam Perundang-

undangan yang sudah ada. Seperti halnya kasus pengguna jamur sapi (magic

mushroom) kasus pengguna magic mushroom sudah banyak tetapi kasusnya

belum pernah masuk ke ranah pengadilan sehingga belum jelas sanksi apa

yang harus diberikan kepada pengguna jamur sapi (magic mushroom) ini.

2. Sanksi Bagi Pengguna Narkotika

A. Sanksi Pidana dan Sanksi Tindakan

Dalam hukum pidana ada dua jenis hukuman, yang keduanya mempunyi

kedudukan yang sama yaitu:

1) Sanksi Pidana

2) Sanksi Tindakan

3) Atau yang biasa disebut dengan (double track system)

a. Double Track System dalam Sanksi Hukum Pidana

Masalah penentu kebijakan penetepan jenis sanksi dalam hukum

pidana indonesia tidak terpisah dari permasalahan penetapan tujuan yang

ingin dicapai dalam pemidanaan, tujuan tersebut juga tidak harus terlepas

dari tujuan bernegara Republik Indonesia Tahun 1945 yang intisarinya

terdapat dalam dasar Negara yaitu Pancasila.

M. Sholehuddin9 dalam bukunya Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana, Ide

Dasar Double Track System dan implementasinya. telah telah

8http:www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-sanski/h di akases pada 20 april

2017 jam 15:45

Page 16: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xvi

memberikan gambaran untuk segeranya mereformasi dan merorientasi

penerapan sanksi pidana dan sanksi tindakan dalam sistem peradilan di

Indonesia. Double track system adalah system dua jalur tentang sanksi

dalam hukum pidana, yaitu jenis sanksi hukum pidana di satu pihak dan

jenis sanksi tindakan di pihak lain. Sanksi pidana bersumber pada ide

dasar mengapa diadakan pemidanaan, sedangkan sanksi tindakan

bersumber pada ide dasar untuk apa diadakan pemidanaan itu. Sehingga

sanksi pidana sesungguhnya bersifat reaktif terhadap suatu perbuatan,

sedangkan sanksi tindakan lebih bersifat antisifatif terhadap pelaku

perbuatan tersebut. Fokus psanksi pidana ditujukan pada perbuatan salah

yang telah dilakukan seseorang melalui pengenaan penderitaan agar

pelakunya menjadi jera, adapun fokus sanksi tindakan lebih lebih terarah

pada upaya memberi pertolongan pada pelaku agar berubah. Sehingga

sanksi pidana lebih menekankan unsur pembalasan dan sanksi tindakan

menekankan kepada perlindungan masyrakat dan pembinaan ataupun

perawatan bagi pelakunya.

Sanksi pidana dan sanksi tindakan berbeda dari ide dasar landasan

filosofis maupun tujuan. Sanksi pidana bersumber pada ide dasar, “untuk

apa pemidanaan itu”. Sanksi pidana bersikaf reaktif terhadap suatu

perbuatan, sedangakan sanksi tindakan lebih bersifat ansipatif terhadap

pelaku perbuatan tersebut. Sanksi pidana lebih menekankan unsur

pembalasan (pengimbangan), yang merupakan penderitaan yang sengaja di

bebankan kepada seorang pelanggar. Sedangkan sanksi tindakan

bersumber dari ide dasar perlindungan masyarakat dan pembinaan atau

perawatan si pembuat.10

b. Pengertian sanksi pidana dan sanksi tindakan

Sehubung dengan adanya perbedaan antara sanksi pidana dan

sanksi tindakan, maka perlu dipaparkan pendapat para sarjana mengenai

mengenai dua jenis sanksi tersebut.

1. Menurut Satochid kertanegara11

Dalam salah satu karya tulisnya,

Satochid menerangkan bahwa di dalam hukum pidana ada juga

sanksi yang berupa siksaan, yaitu apa yang disebut tindakan

9

Sholehuddin. Sistem sanksi dalam hukum pidana. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

2002, Hlm 32-33

10

Mahrus ali dan aji purnomo,ibid,Hlm10

11

Sotochid Kertanegara, Hukum Pidana Bagian Satu, Lektur, Mahasiswa,t.t, Hlm 49

Page 17: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xvii

(maatregel) dia menunjuk contoh sanksi yang bukan merupakan

siksaan itu terdapat dalam pasal 45 KUHP

2. Menurut Sudarto12

Pendapatnya menekankan bahwa sanksi pidana

adalah penderitaan yang sengaja dibebankankepada orang yang

melakukan perbuatan memenuhi syarat-syarat tertentu. Sanksi

dalam hukum pidana modern, juga meliputi apa yang disebut

tindakan tata tertib, selanjutnya sudarto juga menjelaskan bahwa

sanksi pidana adalah sebagai pembalasan (pengimbalan) terhadap

kesalahan si pembuat, sedangkan tindakan adalah untuk

perliindungan masyarakat dan untuk pembinaan atau perawatan si

pembuat.

3. Andi hamzah13

meskipun perbedaan sanksi pidana dan sanksi

tindakan menurut andi hamzah agak samar, tapi dia memberi

penejlasan singakat bahwa sanksi pidana bertitik berat pada

pengenaan sanksi pada pelaku suatu perbuatan, sedangkan sanksi

tindakan bertujuan melindungi masyarakat,

4. Utrecht14

secara teoritis utrecht melihat perbedaan sanksi pidana

dan sanksi tindakan dari sudut tujuannya. Sanksi pidana bertujuan

memberi penderitaan istimewa (Bizonder leed) kepada pelanggar

supaya ia merasakan akibat perbuatanya. Sedangkan sanksi

tindakan tujuannya lebih bersifat medidik. Dengan mengutip

12Sudarto, Hukum Pidana Jilid I A, Badan Penyediaan Kuliah FH UNDIP, Semarang,

1973, Hlm, 7

13

Hamzah Andi, sistem pidana dan pemidanaan Indonesia, Dari, Retribusi ke Reformasi,

P.T . Pradnya Paramita, Jakarta, 1986, Hlm 53

14

Utrecht, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana. Hlm.360

Page 18: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xviii

pendapat Pompe, Utrecht menjelaskan lebih lanjut bahwa sanksi

tindakan itu bila ditinjau dari teori-teori pemidanaan merupakan

sanksi yang tidak membalas, melainkan semata-mata ditujukan

pada prevensi khusus. Sanksi tindakan itu bertujuan melindungi

masyarakat terhadap orang-orang berbahaya yang mugkin akan

melakukan delik-delik yang dapat merugikan masyarakat.

Page 19: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xix

III. PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Jamur sapi (magic mushroom) termasuk di dalam golongan yang dilarang

dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jamur sapi

(Magic mushroom) sudah termasuk kedalam narkotika golongan I, dan narkotika

yang dilarang dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

karena ciri jamur sapi (magic mushroom) dan narkotika mempunyai sifat dan ciri

yang hampir sama, yang mengakibatkan seseorang hilang kesadaran merasakan

halusinasi. Jamur sapi (Magic mushroom) atau Psilocybin mushroom sudah

termasuk kedalam narkotika golongan I dengan nama lain psilosibina (nomor 47)

dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. dan Jenis ini

termasuk ke dalam jamur (meskalin, psilisibin, mushroom) karena berasal dari

tanaman atau/tumbuh-tumbuhan, yang hampir sama dan mirip dengan ganja

(cannabis) .

Aturan sanksi terhadap pengguna jamur sapi (magic mushroom), Sanksi

bagi pengguna jamur sapi (magic mushroom) di dalam Undang-undang nomor 35

tahun 2009 tentang narkotika, ada sanksi pidana dan ada sanksi tindakan

(rehabilitasi), pasal 54 pecandu korban dan korban penyalahgunaan narkotika

wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Pasal 103 Hakim yang

memeriksa perkara pecandu narkotika dapat memerintahkan yang bersangkutan

untuk menajalani pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi.

Page 20: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xx

Saran

Untuk mengantisipasi pengguna jamur sapi (magic mushroom) hendaknya di

peraturan perundangan-undangan jenis atau zat jamur sapi (magic mushroom)

ditulisakan secara jelas dan rinci, hal ini guna menghindari penggunaan dan

penyalahgunaan oleh masyarakat di lingkungan.

Penyusun berharap jamur sapi (magic mushroom) menjadi perhatian serius

pemerintah dan aparat penegak hukum, agar menindak tegas para pelaku

pengguna narkotika, atau pengguna jamur sapi (magic mushroom) supaya ada

efek jera bagi pengguna dan pengedar.

Page 21: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xxi

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Ali mahrus, Dasar-dasar hukum pidana, cetakan pertama, sinar grafika,

jakarta, 2011

Amirudin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004

CST Kansil, Cristian Kansil, Latihan Ujian Hukum Pidana, Sinar Grafika,

Jakarta,1994

Dirdjosisworo Soedjono. Hukum Narkotika Indonesia. PT. Citra Aditya

Bakti. Bandung, 1990

Hidayat Samsul, pidana mati di idonesia. Genta Pres. Cetakan Pertama,

2010

Hj.Rodliyah, Pemidanaan Terhadap Perempuan Dalam Sistem

Peradilan Pidana, Edisi Revisi (Arti Bumi Intaran)

Lisa Juliana FR & Nengah Sutrisna W, Narkoba,Psikotropika,dan

Gangguan Jiwa Tinjauan Kesehatan dan Hukum, Nuha Medika, Yogyakrta, 2013

Marpaung, Laden. Asas-asas Hukum pidana, Cetakan Kesembilan, Edisi

Revisi Sinar Grafika, Jakarta, 2009

Moeljatno. Asas-asas Hukum Pidana. Cetakan kesembilan, Edisi Revisi,

Rineka Cipta, Jakarta, 2015

Moh.taufik, Suharsil, Moh Zakky. Tindak Pidana Narkotika. Ghalia

Indonesia, 2005

Mulyana Eriey Sy. Panen jamur Tiap musim. Lily Publisher, Bogor,

2013

Pipin Syarifin, Hukum Pidana Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2000

Prakoso Abintoro, Kriminologi dan Hukum Pidana, Cetakan Pertama,

Laksbang Grafika, Yogyakarta, 2013

Soedarto, Hukum Pidana Jilid I A-B, Fakultas Hukum Universitas

Diponegoro, Semarang, 1975

waluyo Bambang, Pidana dan Pemidanaan., Cetakan ketiga, Sinar

Grafika, Jakarta 2008

Soedjono D, Doktrin-doktrin Kriminologi, Bina Aksara, jakarta1984,

J.C.T.Simorangkir,et.Al.kamus kriminologi,Aksara Baru, Jakarta

Tri Andrisman, Asas-Asas dan Dasar Aturan Hukum Pidana Indonesia,

Bandar Lampung, Unila,2009

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo

Persada, 2011

Komentar dan pembahasan Undang-undang Nomor 35 tahun 2009

Tentang Narkotika Sinar Grafika, cetakan pertama, april, Jakarta

Soedjono D, Doktrin-doktrin Kriminologi, Bina Aksara, jakarta1984, Hlm

22

Page 22: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xxii

16 Bambang Poernomo, Asas-asas dalam Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002),

Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Bagian Pertama, Jakarta: Balai

Lektur Mahasiswa,

Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Cetakan Pertama,Sinar Gafika,

Jakarta, 2005

Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia,

(Jakarta: PT. Eresco, 2004)

P.A. F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung:

Sinar Baru, 2000)

Moeljatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Dalam Hukum

Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 2001,

Soerjono Soekamto dan Purnadi Purbacaraka, Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata

Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000

CST Kansil, Cristian Kansil, Latihan Ujian Hukum Pidana, Sinar Grafika,

Jakarta,1994

Pipin Syarifin, Hukum Pidana Indonesia, Pustaka Setia, Bandung, 2000

Soedarto, Hukum Pidana Jilid I A-B, Fakultas Hukum Universitas

Diponegoro, Semarang,

Tolib Setiady, Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia, Alfabeta, Bandung,

2010,

Redaksi Badan Penerbit Alda Jakarta, Menaggulangi Bahaya Narkotika.

Cetakan pertama, Jakarta, Tahun 1985

JCT.Simorangkir,et.Al.Kamus Kriminologi, Akasara, Baru, Jakarta

Sholehuddin. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta. Tahun 2002

Kertanegara Sotochid. Hukum Pidana Bagian Satu, lektur, Mahasiswa

Sudarto, Hukum Pidana Jilid I A, Badan Penyediaan Kuliah FH UNDIP,

Semarang tahun 1973

Jonkers J.E, Buku Pedoman Hindia Belanda, PT. Bina Aksara, Jakarta, tahun 198

B.Perundang-undangan

Undang-Undang no 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

C. Internet

Page 23: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN …...i TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN JAMUR SAPI (MAGIC MUSHROOM) SEBAGAI SALAH SATU JENIS NARKOTIKA BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN

xxiii

http://en.wikipedia.org/wiki/Psilocybin_mushrooms. pengertian dan magic

mushroom

http://www.indotipstricks.net/2015/07/bahaya-dan-kerugian-narkoba.html.

https://jenis-jenis-jamur sapi-magic mushroom-/mengenal-lebih-dalam-magic-

mushroom

https://jamurpekok.wordpres.com/2016/05/14/mengenal-lebih-dalam-magic-

mushroom

http://indodrugs.blogspot.co.id.2013/11/hati-hati-makan-jamur-tahi-sapi.html

http://chandra.pardosi.blogspot.co.id./2012/05/mushroom-kotoran-sapi.html

http:www.pengertianmenurutparaahlicom.com/pengertian-sanksi/h

http:www.terapinarkotikoba.com/2013/05/pengertian-rehabilitasi-narkoba,html.