tinjauan yuridis perlindungan hak cipta atas …

20
1 TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS PENAYANGAN POTONGAN-POTONGAN GAMBAR ATAU VIDEO DARI YOUTUBE PADA PROGRAM-PROGRAM TELEVISI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Yohanna Ameilya Panjaitan Agus Sardjono Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum ABSTRAK Judul : Tinjauan Yuridis Perlindungan Hak Cipta atas Penayangan Potongan-potongan Gambar atau Video dari YouTube pada Program-program Televisi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Skripsi ini membahas mengenai perlindungan hak cipta yang diberikan atas penayangan potongan-potongan gambar atau video dari YouTube pada program-program televisi di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian normatif yang mengkaji rumusan masalah dari sudut pandang perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pihak televisi tidak menghargai hak cipta dari video-video dari YouTube yang mereka gunakan dengan tidak mencantumkan nama pemilik video-video tersebut namun menggunakannya untuk kepentingan komersial serta mendapatkan keuntungan atas itu. Pencantuman “courtesy of YouTube” belum melegalkan tindakan pihak televisi dalam memanfaatkan video-video dari YouTube tersebut. Pihak televisi harus menghargai hak cipta yang melekat pada video-video yang mereka gunakan. Kata kunci: Hak cipta; penayangan video dari YouTube; program televisi. ABSTRACT Title : Legal Analysis of Copyright Protection on Broadcasting Pieces Picture or Video from YouTube on television programs in Indonesia Based on the Act Number 19 of 2002 Regarding Copyright This thesis discusses the giving copyright protection of broadcasting the pieces of pictures or videos from YouTube on television programs in Indonesia. This is a normative study that examines the formulation of the problem from the point of view of the applicable legislation. Based on the results obtained that the television does not respect the copyright of the videos from YouTube that they use by not include the name of the owner of these videos, but use Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

1

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS PENAYANGAN POTONGAN-POTONGAN GAMBAR ATAU VIDEO

DARI YOUTUBE PADA PROGRAM-PROGRAM TELEVISI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN

2002 TENTANG HAK CIPTA

Yohanna Ameilya Panjaitan

Agus Sardjono

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

ABSTRAK

Judul : Tinjauan Yuridis Perlindungan Hak Cipta atas Penayangan Potongan-potongan Gambar atau Video dari YouTube pada Program-program Televisi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Skripsi ini membahas mengenai perlindungan hak cipta yang diberikan atas penayangan potongan-potongan gambar atau video dari YouTube pada program-program televisi di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian normatif yang mengkaji rumusan masalah dari sudut pandang perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pihak televisi tidak menghargai hak cipta dari video-video dari YouTube yang mereka gunakan dengan tidak mencantumkan nama pemilik video-video tersebut namun menggunakannya untuk kepentingan komersial serta mendapatkan keuntungan atas itu. Pencantuman “courtesy of YouTube” belum melegalkan tindakan pihak televisi dalam memanfaatkan video-video dari YouTube tersebut. Pihak televisi harus menghargai hak cipta yang melekat pada video-video yang mereka gunakan.

Kata kunci: Hak cipta; penayangan video dari YouTube; program televisi.

ABSTRACT

Title : Legal Analysis of Copyright Protection on Broadcasting Pieces Picture or Video from YouTube on television programs in Indonesia Based on the Act Number 19 of 2002 Regarding Copyright

This thesis discusses the giving copyright protection of broadcasting the pieces of pictures or videos from YouTube on television programs in Indonesia. This is a normative study that examines the formulation of the problem from the point of view of the applicable legislation. Based on the results obtained that the television does not respect the copyright of the videos from YouTube that they use by not include the name of the owner of these videos, but use

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 2: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

2

them for commercial purposes and get benefit from them. The phrase "courtesy of YouTube" not legalize the act of television on utilizing the videos from YouTube. Television must respect copyright attached to the videos they use.

Keywords: Copyright; broadcasting videos from YouTube; television program.

PENDAHULUAN

Fenomena yang sedang marak terjadi di pertelevisian Indonesia sekarang ini adalah

munculnya program-program televisi yang menampilkan potongan-potongan gambar atau

video dari salah satu media sosial di internet yaitu YouTube. YouTube adalah sebuah situs

web video sharing (berbagi video) populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton,

dan berbagi klip video secara gratis, didirikan pada Februari 2005 oleh tiga orang bekas

karyawan PayPal: Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim.1

Program-program acara televisi yang menayangkan potongan-potongan gambar atau

video dari YouTube tersebut menyajikannya dengan tema atau bahkan peringkat tentang

kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena yang unik yang biasanya dapat langsung dinonton

lewat YouTube. Ditambah lagi penayangan acara televisi tersebut pada jam prime time ketika

harga iklan saat itu tentunya amat tinggi karena disiarkan dengan jumlah penonton terbanyak.

Hampir semua stasiun televisi memiliki program acara ini, misalnya Trans 7 dengan On The

Spot yang menjadi pelopor program acara ini pada tahun 2010, untuk slot pagi Trans 7 juga

menayangkan program acara serupa yaitu Spotlite, Global TV dengan Hot Spot, ANTV

dengan Wooow!, RCTI dengan Top 5, yang dimana program-program acara ini menempati

rating yang tinggi dalam pertelevisian.

Ketika menonton acara televisi tersebut dapat dilihat adanya tulisan kecil pada

potongan gambar atau video yang biasanya bertuliskan “courtesy of YouTube” atau ada juga

yang menayangkan alamat URL dari video yang ditayangkan tersebut. Berdasarkan Oxford

Dictionary Online, courtesy yang berarti:2

1. The showing of politeness in one’s attitude and behavior towards others: 2. Behavior marked by polished manners or respect for others

1 http://id.wikipedia.org/wiki/youtube diakses pada tanggal 11 Oktober 2012.

2 http://oxforddictionaries.com/ diakses pada tanggal 11 Oktober 2012.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 3: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

3

3. Consideration, cooperation, and generosity in providing something (as a gift or privilege); also: agency, means —used chiefly in the phrases through the courtesy of or by courtesy of or sometimes simply courtesy of.

Pada definisi ketiga, terlihat bahwa kata “courtesy” berarti “kemauan, kerjasama dan

kedermawanan untuk menyediakan sesuatu (sebagai hadiah atau keistimewaan). Artinya,

kalau ada istilah “courtesy of YouTube”, seharusnya ini berarti bahwa YouTube

mempersilahkan atau memberikan hak untuk menggunakan setiap video yang dimilikinya.

Jika mengacu pada ketentuan penggunaan (terms of service), maka jelas sekali pemakaian

video yang ada di YouTube untuk keperluan siaran tak bisa dibenarkan. Tertulis dalam terms3

tersebut:

1. Anda sepakat untuk tidak mendistribusikan bagian apa pun dalam bentuk apa pun dari konten atau layanan tanpa izin tertulis dari YouTube.

2. Anda setuju untuk tidak mengubah atau memodifikasi bagian apapun dari layanan. 3. Anda sepakat untuk tidak menggunakan layanan untuk penggunaan komersial,

kecuali Anda sudah mendapatkan izin tertulis dari YouTube. YouTube menghargai hak pemegang hak cipta dan penayang serta mewajibkan semua

pengguna untuk mengonfirmasi bahwa mereka memiliki hak cipta atau memiliki izin dari

pemegang hak cipta untuk mengunggah konten.4 Selain itu jelas tercantum dalam pertanyaan

yang sering diajukan atau frequently asked question (faq) bahwa YouTube tidak bisa

memberikan hak bagi broadcaster untuk menayangkan video dalam layanan mereka pada

siaran televisi atau film. Dalam faq itu tertera jawaban "Jika Anda tertarik menggunakan

video YouTube dalam siaran atau film, Anda harus menghubungi langsung pembuat video

atau si pengunggah. Anda bisa melakukan ini dengan mengklik link di kanal pengguna pada

tombol yang tertulis kirim pesan. Anda bisa meminta pemilik untuk izin penggunaan konten

tersebut.”

Yang menjadi kontroversial atas fenomena ini adalah apakah tayangan-tayangan

tersebut dengan hanya menyertakan tulisan “Courtesy YouTube” atau “Courtesy of

YouTube” ataupun pencantuman URL video yang bersangkutan dianggap sudah cukup

sebagai izin pengambilan hak siarnya. Di lain hal, YouTube adalah media jaringan social

yang menerima unggahan video-video dari berbagai pihak di seluruh dunia. Hak cipta

(copyright) hanya dimiliki oleh pengunggah video, dimana berarti ia berhak secara penuh atas

karyanya, dan orang lain yang menggunakan video tersebut dengan tujuan apapun harus 3 https://www.youtube.com/t/terms diakses pada tanggal 19 Desember 2012.

4 http://www.youtube.com/t/copyright_what_is?gl=ID&hl=id diakses pada tanggal 11 Oktober 2012.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 4: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

4

meminta izin terlebih dahulu. Esensi dari hak cipta ada pada dua hal: hak moral dan hak

ekonomi. Hak moral adalah atribusi atau pengakuan atas karya seseorang (hak cipta menuntut

kejelasan dalam perkara ini karena menyangkut kerja individual atau kelompok kecil),

sementara hak ekonomi merujuk pada kompensasi yang (perlu atau seharusnya) didapat

seseorang atas hasil kerja kreatifnya tersebut.5 Konsep hak cipta timbul dari ide bahwa hak-

hak hukum bagi karya-karya cipta harus ditetapkan dan dilindungi dan bahwa orang yang

menghasilkan karya budaya harus dilindungi dari segi sosial dan ekonomi.6 Yang menjadi

pertanyaan adalah apakah televisi telah menghargai karya cipta dari para pengkreasi video

tersebut (baik amatir maupun profesional) dengan menyebut secara jelas siapa pencipta video

itu sesungguhnya dan apakah pula televisi kita telah mengkompensasi hak ekonomi dari para

kreator itu?

Berdasarkan latar belakang inilah, Penulis ingin membahas permasalahan yang

dirumuskan mengenai perlindungan terhadap pemegang hak cipta atas potongan-potongan

gambar atau video yang ditayangkan dalam program-program acara televisi di Indonesia dan

apakah dengan mencantumkan “courtesy of YouTube” dalam tayangannya telah melegalkan

penayangan potongan gambar atau video tersebut atau ternyata stasiun-stasiun televisi

tersebut telah melakukan pelanggaran hak cipta.

PEMBAHASAN

YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer dimana para

pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis.7 YouTube dibuat

oleh mantan tiga karyawan PayPal pada Februari 2005, Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed

Karim. Pada saat web portal untuk pertama kalinya dibuka, video pertama yang diunggah

berjudul “me at the zoo”, yang menampilkan Jawed Karim di kebun binatang San Diego.

Selang enam bulan setelah diluncurkannya web tersebut, tak disangka apresiasi dari pengguna

internet banyak yang merespon positif, setiap harinya 100 juta pengunjung membuka portal

5 Tamotsu Hozumi, Buku Panduan Hak Cipta Asia Versi Indonesia “Asian Copyright Handbook

Indonesian Version”, Penerjemah: Masri Maris (Jakarta: Asia/Pacific Centre for UNESCO (ACCU) dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), 2006), hlm. 22.

6 Ibid., 4.

7 http://id.wikipedia.org/wiki/YouTube diakses pada 19 Desember 2012.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 5: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

5

YouTube tersebut, dan tercatat 650.000 video yang telah diunggah ke dalam situs YouTube

setiap harinya.

Video dari YouTube dapat dimaknai sebagai salah satu dari karya audio visual.

Perbedaan yang sangat mencolok adalah bahwa dalam perkembangan awalnya, sinematograf

hanya mampu merekam gambar geraknya saja tanpa suara. Kemudian muncul kamera video

yang sudah mampu merekam gambar dan suara sekaligus. Berdasarkan hal tersebut, dapat

dikatakan bahwa film, video, dan sinematografi merupakan unsur sekaligus bentuk dari

teknologi audio visual.

Aturan hukum mengenai audio visual works di Indonesia khususnya dalam hal hak

ciptanya tidak diatur secara khusus. Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

menjelaskan mengenai bidang-bidang yang dilindungi hak ciptanya yaitu pada Pasal 12:

a. Buku, program komputer, pamphlet, perwajahan (lay out) karya tulis yang

diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks; termasuk karawitan dan rekaman suara;8

e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi,

seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

g. Arsitektur;

h. Peta;

i. Seni batik;

j. Fotografi;

k. Sinematografi;

l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil

pengalihwujudan.

Kategori karya audio visual jelas termasuk sinematografi, tetapi relatif lebih luas dari

itu, termasuk tampilan slide, video game, rekaman CCTV, dan lain-lain. Sehingga untuk

pengaturan mengenai hak ciptanya kembali mengacu inti dari Undang-undang Hak Cipta ini

sendiri. Dalam rekaman video amatir, rekaman candid camera, rekaman CCTV, atau jenis

karya audio visual apapun apa yang disiarkan dapat dilindungi oleh hukum hak cipta. Dengan 8 http://www.haki.lipi.go.id/utama.cgi?prestasi&108182 diakses pada tanggal 30 Maret 2013.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 6: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

6

demikian, kita dapat melihat bahwa hukum hak cipta adalah sebuah konsep yang luas yang

berniat untuk melindungi aspek kreatif dari pencipta. Tetapi hak cipta tidak melindungi ide-

ide penciptaan. Walaupun tidak disebutkan secara khusus dalam undang-undang hak cipta

yang berlaku di Indonesia, karya audio visual tetap dilindungi hak ciptanya di Indonesia.

Segala kreativitas manusia yang telah dilahirkan dalam bentuk apapun mendapatkan

perlindungan Hak Cipta. Hal mana sesuai dengan ketetapan dalam Konvensi Bern sebagai

salah satu Perjanjian Internasional yang menyepakati mengenai perlindungan terhadap karya

cipta sastra dan karya seni.

Jika seseorang membuat karya asli yang ditetapkan dalam media fisik, dia secara

otomatis memiliki hak cipta atas karya tersebut. Kepemilikan hak cipta memberikan pemilik

hak eksklusif atas penggunaan karya dengan cara tertentu dan spesifik. Banyak jenis karya

yang memenuhi syarat untuk mendapatkan perlindungan hak cipta, termasuk:9

1. Karya audio visual, misalnya acara TV, film, dan video online;

2. Rekaman suara dan komposisi musik;

3. Karya tulis, misalnya kuliah, artikel, buku, dan komposisi musik;

4. Karya visual, misalnya lukisan, poster, dan iklan;

5. Video game dan perangkat lunak komputer;

6. Karya drama, misalnya sandiwara dan musikal.

Dasar hukum pengaturan hak cipta diatur dalam UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta. Selain itu diatur juga dalam Pasal 2 ayat (1) Berne Convention, yaitu:

“The expression “literary and artistic works” shall include every production in the literary, scientific and artistic domain, whatever may be the mode or form of its expression, such as books, pamphlets and other writings; lectures, addresses, sermons and other works of the same nature; dramatic or dramatic-musical works; choreographic works and entertainments in dumb show; musical compositions with or without words; cinematographic works to which are assimilated works expressed by a process analogous to cinematography; works of drawing, painting, architecture, sculpture, engraving and lithography; photographic works to which are assimilated works expressed by a process analogous to photography; works of applied art; illustrations, maps, plans, sketches and three-dimensional works relative to geography, topography, architecture or science.” Dengan memperhatikan ketentuan isi Hak Cipta sebagaimana dirumuskan dalam Pasal

2 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, pencipta karya video memiliki hak eksklusif

untuk memperbanyak karya video yang dibuatnya dan mengumumkannya termasuk dalam 9 http://www.youtube.com/yt/copyright/id/what-is-copyright.html

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 7: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

7

pengertian tersebut adalah mempertunjukkan, menyiarkan, atau mendistribusikannya dan

menyebarluaskan atau mengkomunikasikan sendiri secara langsung kepada khalayak atau

publik. Selain itu, pencipta dapat memberi izin kepada pihak lain untuk menggunakan haknya.

Hak Cipta atas karya audio visual sebagai bagian dari sistem HaKI memiliki sifat yang

berbeda sebagai ciri khas dari HaKI itu sendiri. Dalam cabang hukum lain, sesuatu yang

bersifat berwujud penguasaannya secara fisik dari sebuah benda sekaligus membuktikan

kepemilikan yang sah atas benda tersebut.10 Misalnya, jika seseorang membeli buku dengan

uangnya sendiri, orang itu hanya berhak atas buku tersebut (benda secara fisik) untuk

penggunaan secara pribadi (misalnya dibaca di tempat lain). Hak eksklusif berupa hak untuk

mengumumkan dan memperbanyak tidaklah termasuk di dalam pembelian buku tersebut

karena di dalam sistem HaKI yang dibeli adalah benda fisik bukan Hak Ciptanya. Hal serupa

berlaku juga bagi pengguna YouTube. Hak yang dimiliki si penonton hanyalah untuk

menonton dan memutar karya audio visual yang ada di YouTube tersebut secara pribadi.

Sedangkan hak eksklusif berupa hak untuk mengumumkan dan memperbanyak video tersebut

masih berada di tangan pemegang Hak Ciptanya.11

Menurut konsep hukum kontinental bahwa hak pencipta (droit auteur, author rights)

terbagi menjadi hak ekonomi untuk mendapatkan keuntungan bernilai ekonomis seperti uang,

dan hak moral yang menyangkut perlindungan atas reputasi si pencipta. Hal ini dimaksudkan

bahwa pemilikan atas Hak Cipta dapat dipindahkan kepada pihak lain, tetapi hak moralnya

tetap tidak terpisahkan dari penciptanya. Hak moral merupakan hak khusus serta kekal yang

dimiliki oleh pencipta atas hasil ciptaannya, dan hak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan

dari penciptanya.12

Berne Convention sebagai Konvensi Internasional Hak Cipta tertua, telah mengatur

mengenai hak moral dalam Hak Cipta. Pengaturan tersebut terdapat dalam Pasal 6 Berne

Convention yaitu bahwa:

“… pengarang atau pencipta memiliki hak untuk mengklaim kepemilikan atas karyanya dan mengajukan keberatan atas perubahan, pemotongan, pengurangan, 10 Alfared Damanik, ”Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Karya Sinematografi Tinjauan

Khusus Hak Penyewaan Karya Sinematografi Dalam Bentuk VCD”, (Tesis Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004), hlm. 42.

11 Tomo Suryo Utama, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 15.

12 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997), hlm. 72.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 8: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

8

atau modifikasi lain serta tindakan pelanggaran lain yang berkaitan dengan karya tersebut, dimana hal-hal tersebut merugikan pengarang atau pencipta.”13

Ketentuan Pasal 6 Berne Convention menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap hak

moral pencipta tidak hanya sebatas plagiat saja. Pelanggaran hak moral termasuk pula jika

dilakukannya perubahan, pemotongan, pengurangan, atau modifikasi lain yang dilakukan

terhadap suatu karya cipta tanpa seizin pencipta.14 Dimana berarti hak moral sangat

menghargai integritas dari suatu ciptaan.

Hak eksklusif yang lain yang dimiliki oleh Pencipta adalah hak ekonomi. Konsep hak

ekonomi dalam Hak Cipta terlahir ketika ciptaan tersebut diperbanyak dan menjadi konsumsi

masyarakat sehingga menimbulkan atau menghasilkan keuntungan-keuntungan bagi si

pencipta. Kebutuhan akan perlindungan hak-hak ekonomi pencipta dirasakan semakin

meningkat manakala terdapat pihak-pihak lain yang turut memperbanyak ciptaan si pencipta

dan mengambil sendiri keuntungan dari hasil penjualan ciptaan milik pencipta asli tersebut.15

Terkait dengan penelitian ini sesuai dengan penjelasan ketentuan ini Pasal 2 ayat (1)

UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta tersebut, maka hak menyiarkan kembali atau

mengumumkan video ke dalam program televisi merupakan hak ekslusif dari pihak yang

mengunggah video tersebut ke dalam YouTube yaitu sebagai pencipta atau pemegang hak

cipta video di YouTube tersebut. Apabila pihak televisi ingin melakukan penayangan video

dari YouTube ke dalam program televisi, maka harus dengan sepengetahuan dan seizin dari

pemegang hak cipta video tersebut. Hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan YouTube

dalam websitenya “Jika Anda berminat menggunakan video YouTube di siaran atau film,

Anda harus menghubungi pembuat atau pengunggah video itu secara langsung. Anda dapat

melakukannya dengan mengeklik tautan di saluran pengguna tersebut yang berbunyi "Kirim

Pesan," dan meminta izin pemilik untuk menggunakan konten miliknya.” Situs ini cuma

bertindak sebagai media untuk ‘menyiarkan’ video tersebut. Itulah mengapa dalam guideline-

nya YouTube menganjurkan stasiun televisi untuk mengontak pengunggah video secara

langsung dan meminta izin untuk menyiarkannya. Mencantumkan link dari sebuah video

YouTube tak bisa menggugurkan kewajiban untuk minta izin ke pengunggah videonya.

13 World Intellectual Property Organization, Treaty on the International Registration of Audio visual

Works, (Geneva: WIPO Publication, 1989), Pasal 6.

14 Rini Hariani, “Tinjauan Yuridis Sensor Film dalam Kaitannya dengan Perlindungan Hak Cipta Karya Sinematografi”, hlm. 41-42.

15 Ibid.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 9: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

9

Dengan kata lain, kompleksitas konsep hak cipta yang melekat pada video YouTube tidak

bisa diterobos hanya dengan mencantumkan link video dan ucapan terima kasih ke YouTube,

sebab isu pokoknya adalah ada atau tidaknya izin.

Setiap pihak yang ingin menggunakan video dari YouTube dapat tidak meminta

persetujuan atau izin dari si pencipta atau pemegang hak cipta video tersebut jika

pemakaiannya adalah dengan kepentingan yang wajar (fair use). Pada penjelasan Pasal 15

huruf a UUHC, yang dimaksud dengan kepentingan yang wajar dari Pencipta atau Pemegang

Hak Cipta adalah suatu kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati

manfaat ekonomi atas suatu Ciptaan. Hal tersebut juga serupa dengan yang diutarakan oleh

Brian A. Prastyo, Direktur Lembaga Kajian Hukum Teknologi Fakultas Hukum Universitas

Indonesia, dalam artikelnya yang berjudul pembajakan lagu16, yaitu: Bahwa dalam lingkup

hukum hak cipta, yang dipersoalkan tidak hanya apakah tujuannya untuk komersial atau tidak,

tetapi apakah merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak cipta atau tidak. Dengan

demikian, walaupun melakukan perbanyakan tidak untuk mencari profit/keuntungan, tetapi

kalau tindakan itu merugikan kepentingan (tentunya kepentingan ekonomi) yang wajar dari

pemegang hak cipta, maka dapat dianggap melanggar Hak Cipta.

Dalam penayangan potongan-potongan gambar atau video dari YouTube oleh

program-program televisi di Indonesia, pihak yang akan menayangkannya terlebih dahulu

harus melihat jenis lisensi yang digunakan pada video yang akan digunakannya, Lisensi

Standar YouTube atau Lisensi Creative Commons berupa Lisensi CC BY.

Dalam penggunaannya, YouTube menggunakan Lisensi Creative Commons untuk

memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam penggunaaan konten di dalam YouTube.

Lisensi Creative Commons menyediakan cara standar bagi para pembuat konten untuk

memberikan orang lain izin untuk menggunakan karya mereka. YouTube memungkinkan

pengguna menandai videonya dengan Lisensi Creative Commons CC BY. Video ini

selanjutnya dapat diakses pengguna YouTube untuk digunakan, bahkan untuk tujuan

komersial, dalam video mereka sendiri melalui Video Editor YouTube.17

Atribusi otomatis di bawah lisensi CC BY, artinya semua video yang dibuat oleh

Pencipta menggunakan konten Creative Commons otomatis akan menampilkan judul video

16 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl6954/pembajakan-lagu diakses pada tanggal 2 April

2013.

17 http://www.youtube.com/yt/copyright/creative-commons.html diakses pada tanggal 23 April 2013.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 10: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

10

sumber di bawah pemutar video. Pencipta memiliki hak cipta dan pengguna lain dapat

menggunakan kembali karyanya sesuai dengan ketentuan lisensi.

Kemampuan untuk menandai video yang diunggah dengan lisensi Creative Commons

hanya tersedia untuk akun pengguna yang berada dalam performa yang baik. Pengunggah

tidak dapat menandai video dengan lisensi Creative Commons jika ada ID Konten klaim di

atasnya.

Dengan menandai video asli dengan lisensi Creative Commons, pengunggah

memberikan hak untuk menggunakan kembali dan mengedit video. Pengunggah konten hanya

dapat menandai video yang diunggah dengan lisensi Creative Commons jika seluruhnya

terdiri dari konten Licensable oleh pengunggah di bawah lisensi CC BY. Beberapa contoh

konten yang dapat diberikan lisensi tersebut adalah:

1. Konten asli yang dibuat oleh Pencipta

2. Video lain ditandai dengan lisensi CC BY

3. Video dalam domain publik

Dalam penayangan potongan-potongan gambar atau video dari YouTube oleh

program-program televisi di Indonesia, harus sesuai dengan lisensi yang dipergunakan pada

video yang digunakan. Apabila video tersebut menggunakan Lisensi Creative Commons CC

BY, maka setiap orang diberikan hak oleh pencipta untuk mengumumkan, mengubah,

menyesuaikan, dan mengadaptasi tersebut bahkan untuk tujuan komersial, sepanjang

pengguna video tersebut mengatribusi Pencipta untuk ciptaan asli. Yang dimaksud dengan

mengatribusi pada kalimat tersebut adalah dengan tetap melakukan pencantuman nama

Pencipta untuk karya aslinya. Dengan kata lain, lisensi ini tetap berpegang teguh pada

penghargaan atas hak cipta dari karya orang lain.

Pihak televisi yang menggunakan video dari YouTube dengan lisensi CC BY, dapat

menggunakan secara bebas video tersebut bahkan untuk tujuan komersial, menayangkan

video-video tersebut pada acara program-program televisi mereka. Namun yang harus

digarisbawahi, pihak televisi harus tetap mengatribusi video yang mereka gunakan, dengan

melakukan pencantuman nama Pencipta dalam penayangan tersebut.

Lisensi lain yang digunakan oleh YouTube adalah Lisensi Standar YouTube. Dengan

lisensi standar, pengunggah video mengizinkan semua orang untuk menonton videonya di

YouTube tanpa membayar, tapi tetap melarang pengunduhan, redistribusi, modifikasi,

komersialisasi atau penggandaan atas videonya. Semua pengunggah video secara otomatis

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 11: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

11

dianggap memilih opsi ini jika tidak memilih lisensi CC BY. Sehingga dengan demikian,

setiap pengguna YouTube harus kembali memperhatikan terms of service YouTube jika ingin

menggunakan video di YouTube. Seperti yang telah disebutkan, YouTube tidak memegang

hak cipta atas suatu video di YouTube. Hak cipta atas video tersebut sepenuhnya milik

pencipta atau pihak yang mengunggah video tersebut di YouTube. Dalam hal ini, YouTube

hanyalah sebagai pihak yang mengumumkan, broadcasting, atau menayangkan video di

YouTube. Untuk kepentingan lain, YouTube menganjurkan untuk langsung menghubungi

pemilik video tersebut.

Untuk menggunakan video yang menggunakan lisensi standar YouTube, pihak televisi

tidak sebebas menggunakan video seperti video berlisensi CC BY. Terlebih dahulu pihak

televisi haru menghubungi pemilik atau Pencipta video tersebut. YouTube sebagai penyedia

layanan, memberikan kemudahan bagi pihak yang ingin langsung berhubungan dengan

Pencipta atau pemilik video, dengan mengklik tombol pada profil pemilik video. Dengan

demikian, tidak ada alasan bagi pihak televisi untuk tidak menghubungi pemilik video.

Bukan hanya sampai disitu, menggunakan video dari YouTube untuk ditayangkan

pada program televisi tentu memiliki tujuan komersial. Pihak televisi harus mendapatkan izin

dari si pemilik atau Pencipta video atas tindakan itu. Apabila mendapat izin, pihak televisi

berhak untuk menggunakan kembali video tersebut sesuai dengan perjanjian yang terjadi.

Apabila tidak mendapat izin, pihak televisi dilarang untuk menggunakan video tersebut.

Bagaimana dengan tindakan tidak meminta izin terlebih dahulu kepada si pemilik atau

Pencipta video? Tentu saja hal ini melanggar hak cipta. Tindakan penayangan video milik

orang lain tanpa sepengatahuan si Pencipta bahkan dengan maksus komersial, merupakan

tindakan melanggar hukum. Dan pihak yang melakukannya, dapat dikenakan sanksi atas hal

tersebut.

Berkaitan dengan penayangan potongan gambar atau video dari YouTube oleh pihak

televisi, hak cipta merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu program acara televisi

karena saat ini televisi merupakan suatu peluang industri hiburan yang sangat besar. Semakin

besarnya suatu peluang untuk mendapatkan keuntungan maka secara otomatis semakin

banyak pula saingan yang ada. Pernyataan mengenai pentingnya hak cipta dalam siaran

televisi diungkapkan juga oleh Vincent Porter dalam Second Munich Symposium on Film and

Media Law. Di dalam symposium tersebut, ia mengungkapkan bahwa:

“Copyright law is the economic linchpin of the television broadcasting business. In nearly every country of the world, the domestic law permits the owner of the copyright

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 12: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

12

in a literary or artistic work to prevent that work from being copied, broadcast and communicated to the public by cable.”18

Yang menjadi pembahasan dalam subbab ini adalah apakah pihak televisi menghargai

adanya hak cipta atas video-video dari YouTube yang mereka gunakan dalam acara program

televisi mereka? Dengan modal menuliskan “courtesy of YouTube” atau mencantumkan

alamat URL yang tidak jelas pada saat penayangan, ataupun mengucapkan terima kasih

kepada YouTube di akhir acara, apakah melegalkan pemanfaatan yang mereka lakukan?

Sebelumnya, akan dibahas terlebih dahulu mengenai apa sebenarnya pengertian dari

courtesy itu sendiri. Berdasarkan Oxford Dictionary Online, courtesy berarti:19

1. The showing of politeness in one’s attitude and behavior towards others: 2. Behavior marked by polished manners or respect for others 3. Consideration, cooperation, and generosity in providing something (as a gift or

privilege); also: agency, means —used chiefly in the phrases through the courtesy of or by courtesy of or sometimes simply courtesy of.

Bila dikaitkan dengan permasalahan ini, definisi yang lebih tepat adalah pada definisi

ketiga. Pada definisi ketiga, terlihat bahwa kata “courtesy” berarti “kemauan, kerja sama dan

kedermawanan untuk menyediakan sesuatu (sebagai hadiah atau keistimewaan). Artinya,

kalau ada istilah “courtesy of YouTube”, seharusnya ini berarti bahwa YouTube

mempersilahkan atau memberikan hak untuk menggunakan setiap video yang dimilikinya

atau sudah terjadi kerja sama antara kedua belah pihak mengenai penayangan video-video

tersebut. Namun, hal tersebut belum dapat dipastikan telah terjadi kerja sama antara kedua

belah pihak, sehingga dapat disimpulkan YouTube tidak memberikan video-video di situsnya

kepada pihak televisi.

Jika mengacu pada ketentuan penggunaan (terms of service), maka pemakaian video

yang ada di YouTube untuk keperluan siaran tak bisa dibenarkan. Tertulis dalam terms20

tersebut:

1. Anda sepakat untuk tidak mendistribusikan bagian apa pun dalam bentuk apa pun dari konten atau layanan tanpa izin tertulis dari YouTube.

2. Anda setuju untuk tidak mengubah atau memodifikasi bagian apapun dari layanan.

18 Becker, Jurgen and Manfred Rehbinder (eds.), European Coproduction in Film and Television:

Second Munich Symposium on Film and Media Law, (Baden-Baden: Nomos Verlagsgesellschaft, 1989).

19 http://oxforddictionaries.com/ diakses pada tanggal 11 Oktober 2012.

20 https://www.youtube.com/t/terms diakses pada 19 Desember 2012.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 13: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

13

3. Anda sepakat untuk tidak menggunakan layanan untuk penggunaan komersial, kecuali Anda sudah mendapatkan izin tertulis dari YouTube.

YouTube menghargai hak pemegang hak cipta dan penayang serta mewajibkan semua

pengguna untuk mengonfirmasi bahwa mereka memiliki hak cipta atau memiliki izin dari

pemegang hak cipta untuk mengunggah konten.21 Selain itu jelas tercantum dalam pertanyaan

yang sering diajukan atau frequently asked question (faq) bahwa YouTube tidak bisa

memberikan hak bagi broadcaster untuk menayangkan video dalam layanan mereka pada

siaran televisi atau film. Dalam faq itu tertera jawaban "Jika Anda tertarik menggunakan

video YouTube dalam siaran atau film, Anda harus menghubungi langsung pembuat video

atau si pengunggah. Anda bisa melakukan ini dengan mengklik link di kanal pengguna pada

tombol yang tertulis kirim pesan. Anda bisa meminta pemilik untuk izin penggunaan konten

tersebut.”

YouTube adalah media jaringan sosial yang menerima unggahan video-video dari

berbagai pihak di seluruh dunia. Hak cipta (copyright) hanya dimiliki oleh pengunggah video,

dimana berarti ia berhak secara penuh atas karyanya, dan orang lain yang menggunakan video

tersebut dengan tujuan apapun harus meminta izin terlebih dahulu. Esensi dari hak cipta ada

pada dua hal: hak moral dan hak ekonomi. Hak moral adalah atribusi atau pengakuan atas

karya seseorang (hak cipta menuntut kejelasan dalam perkara ini karena menyangkut kerja

individual atau kelompok kecil), sementara hak ekonomi merujuk pada kompensasi yang

(perlu atau seharusnya) didapat seseorang atas hasil kerja kreatifnya tersebut.22 Konsep hak

cipta timbul dari ide bahwa hak-hak hukum bagi karya-karya cipta harus ditetapkan dan

dilindungi dan bahwa orang yang menghasilkan karya budaya harus dilindungi dari segi sosial

dan ekonomi.

Melindungi kepentingan pribadi Pencipta dapat terlihat dari tetap dicantumkannya

nama Pencipta pada Ciptaan yang diciptakan, walaupun Hak Cipta atas karya tersebut telah

dialihkan. Hak untuk dicantumkan nama Pencipta merupakan salah satu hak dari hak moral

itu sendiri agar Pencipta atas karya tersebut tetap merasa terlindungi dan merasa diakui atas

karya yang telah diciptakannya. Mengenai hak moral ini diakui oleh Undang-undang Hak

21 http://www.youtube.com/t/copyright_what_is?gl=ID&hl=id diakses pada 11 Oktober 2012.

22 Tamotsu Hozumi, Buku Panduan Hak Cipta Asia Versi Indonesia “Asian Copyright Handbook Indonesian Version”, Penerjemah: Masri Maris, (Jakarta: Asia/Pacific Centre for UNESCO (ACCU) dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), 2006), 22.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 14: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

14

Cipta yang diatur dalam pasal 24 sampai dengan pasal 26 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta.

Hak eksklusif lain dari hak cipta adalah hak ekonomi. Hak ekonomi diperhitungkan

karena Hak atas Kekayaan Intelektual dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak lain

dalam perindustrian atau perdagangan yang mendatangkan keuntungan.23 Hak tersebut

meliputi:24

1. Hak Reproduksi atau Penggandaan (Reproduction Right);

2. Hak Adaptasi (Adaptation Right);

3. Hak Pengumuman atau Making a Work Available to the Public;25

a) Hak Distribusi (Distribution Right);

b) Hak Pertunjukan (Public Performance Right);

c) Hak Penyiaran (Broadcasting Right);

d) Droit de suite;26

4. Hak Pinjam Masyarakat (Public Lending Right).

Dalam hal penayangan potongan gambar atau video dari YouTube oleh program

televisi di Indonesia, pengunggah atau uploader video di YouTube berhak untuk mendapatkan

hak moral dan hak ekonomi tersebut karena mereka merupakan Pencipta atau pemegang hak

cipta dari video-video tersebut. Hak moral yang bisa didapatkan adalah hak untuk

pencantuman namanya pada Ciptaannya dan hak untuk tidak dilakukan perubahan atas

Ciptaannya. Hak ekonomi yang didapatkan adalah hak untuk mengumumkan dan

memperbanyak Ciptaannya. Dan pertanyaannya adalah apakah televisi telah menghargai

karya cipta dari para pengkreasi video tersebut (baik amatir maupun profesional) dengan

23 Muhammad Abdulkodir, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, Cetakan, ke-1, 2001), 19.

24 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori, dan Prakteknya di Indonesia, hlm. 72.

25 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), 87.

26 Droit de suite dalam konteks hak eksklusif Pencipta untuk mendistribusikan karya cipta ke publik (distribute to the public) adalah sebagai doktrin yang memberikan Pencipta kesempatan untuk memperoleh penghargaan berupa nilai dari karyanya saat setelah dijual kembali oleh orang yang telah memperoleh penghargaan berupa nilai dari karyanya saat telah dijual kembali oleh orang yang telah memperoleh pengalihan Hak Cipta darinya. Jadi, Pencipta boleh memperoleh berapa persen dari keuntungan penjualan tersebut. Doktrin ini dikenal di beberapa negara. (Margreth Barret, Emanuel CrunchTime: Intellectual Property, Third Edition, (New York: Aspen Publishers Online, 2008), 176).

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 15: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

15

menyebut secara jelas siapa pencipta video itu sesungguhnya dan apakah pula televisi telah

mengkompensasi hak ekonomi dari para kreator itu?

Dalam Pasal 57 Undang-Undang Hak cipta, menjelaskan bahwa ciptaan yang diambil

tanpa izin pencipta tidak boleh digunakan untuk suatu kegiatan komersial dan/atau

kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan komersial. Endang Purwaningsih

mengungkapkan segala bentuk perbanyakan atau pengumuman dengan menggunakan media

apapun merupakan suatu pelanggaran dan kepada pihak-pihak yang melanggar, harus

diberikan sanksi agar pelanggaran ini tidak dapat terulang kembali. Untuk dapat

menggunakan hasil ciptaan seseorang harus sesuai prosedur pemindahan Hak Cipta.

Jika dikaitkan stasiun televisi menggunakan video YouTube dengan Pasal 57 Undang-

Undang Hak cipta, tindakan yang dilakukan oleh pihak televisi atas video-video dari

YouTube merupakan tindakan pelanggaran hak cipta. Pada dasarnya, suatu perbuatan dapat

dikatakan sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta apabila perbuatan tersebut melanggar hak

eksklusif dari pencipta atau pemegang Hak Cipta.27 Dalam hal ini, pihak stasiun televisi telah

melanggar hak moral Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dengan tidak mencantumkan nama

Droit de suite dalam konteks hak eksklusif Pencipta untuk mendistribusikan karya cipta ke

publik (distribute to the public) adalah sebagai doktrin yang memberikan Pencipta

kesempatan untuk memperoleh penghargaan berupa nilai dari karyanya saat setelah dijual

kembali oleh orang yang telah memperoleh penghargaan berupa nilai dari karyanya saat telah

dijual kembali oleh orang yang telah memperoleh pengalihan Hak Cipta darinya. Jadi,

Pencipta boleh memperoleh berapa persen dari keuntungan penjualan tersebut. Pencipta

dalam penayangan karya ciptanya di program televisi. Bila dikaitkan juga dengan lisensi yang

digunakan oleh pemilik video YouTube atas videonya, baik Lisensi Standar YouTube

maupun Lisensi CC BY, kedua lisensi tersebut juga mengharuskan adanya atribusi yang harus

diberikan oleh setiap pengguna terhadap pemilik video tersebut yaitu dalam bentuk

pencantuman nama Pencipta dalam penayangan video di program televisi.

Selain itu, pihak televisi juga melanggar hak ekonomi Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta video dari YouTube dengan menayangkan karya cipta dari si Pencipta untuk

kepentingan komersial serta mendapatkan keuntungan dari video yang diambil tanpa izin

27 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI, Buku Panduan Hak

Kekayaan Intelektual dilengkapi dengan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Hak Kekayaan Intelektual, (Tangerang: Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual – EC Asian Intellectual Property Rights Cooperation Program, 2006), 18.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 16: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

16

sehingga pencipta atas video tersebut tidak dapat menikmati hasil dari keuntungan yang

diperoleh stasiun televisi. Berdasarkan hal tersebut, walaupun terdapat pencantuman

“courtesy of YouTube” atau alamat URL yang tidak jelas ataupun ucapan terima kasih kepada

YouTube diakhir program acara, belum melegalkan tindakan pihak televisi dalam

memanfaatkan video-video dari YouTube tersebut. Si pengunggah atau uploader dari video-

video tersebut tetap tidak mengetahui bahwa video-video milik mereka diumumkan atau

disiarkan di televisi dan televisi mendapatkan keuntungan atas penayangan tersebut.

Hingga sampai saat ini, belum ada pihak, pemilik, Pencipta, atau pemegang Hak Cipta

atas video dari YouTube yang ditayangkan oleh program televisi di Indonesia, yang

melaporkan atau mengadukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak televisi kepada

pihak yang berwenang. Sehingga pihak-pihak televisi tersebut masih melaksanakan program-

program acaranya tanpa mengindahkan Hak Cipta atas video-video dari YouTube. Sejauh ini,

sudah banyak yang memberikan komentar atas tindakan pihak televisi tersebut, melalui

tulisan di blog ataupun di jurnal-jurnal umum. Namun pihak televisi seakan menutup mata

dan telinga terhadap komentar-komentar tersebut.

Dalam menggunakan video YouTube sebaiknya stasiun televisi membuat perjanjian

terlebih dahulu terhadap pihak YouTube atau langsung dengan pencipta video tersebut, hal ini

untuk menghindari jika nanti timbul adanya perselisihan di kemudian hari. Lebih baik sedikit

repot dalam meminta izin kepada Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas video-video dari

YouTube yang akan ditayangkan serta mencantumkan nama Pencipta dalam penayangan

video-video tersebut dalam program televisi, daripada suatu saat bisa saja terjadi perselisihan

yang justru akan semakin memperbesar masalah dan semakin merugikan pihak televisi.

Dalam penayangan itupula, sudah kewajiban pihak televisi untuk patuh pada hukum yang

berlaku di Indonesia dan peraturan yang digunakan oleh YouTube.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Video-video yang ditayangkan di YouTube merupakan salah satu bentuk audiovisual

works yang dapat dilindungi oleh Hak Cipta. Dalam sistem Hak Cipta, perlindungan

yang diberikan mencakup hak ekonomi dan hak moral. Hak moralnya adalah hak

untuk pencantuman namanya pada Ciptaannya dan hak untuk tidak dilakukan

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 17: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

17

perubahan atas Ciptaannya. Sedangkan hak ekonominya adalah hak untuk

mengumumkan dan memperbanyak Ciptaannya. Dalam penayangan potongan-

potongan gambar atau video dari YouTube yang dilakukan oleh pihak stasiun televisi

dalam program-program acaranya, pihak stasiun televisi telah melanggar hak moral

Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dengan tidak mencantumkan nama Pencipta dalam

penayangan karya ciptanya di program televisi. Selain itu, pihak televisi juga

melanggar hak ekonomi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta video dari YouTube

dengan menayangkan karya cipta dari si Pencipta untuk kepentingan komersial serta

mendapatkan keuntungan dari video yang diambil tanpa izin sehingga pencipta atas

video tersebut tidak dapat menikmati hasil dari keuntungan yang diperoleh stasiun

televisi.

2. Pencantuman “courtesy of YouTube” atau alamat URL yang tidak jelas ataupun

ucapan terima kasih kepada YouTube diakhir program acara, tidak menjadikan

tindakan pihak televisi dalam memanfaatkan video-video dari YouTube tersebut

sesuai dengan hukum. Si pengunggah atau uploader dari video-video tersebut tetap

tidak mengetahui bahwa video-video milik mereka diumumkan atau disiarkan di

televisi dan televisi mendapatkan keuntungan atas penayangan tersebut. YouTube

bukanlah sebagai pemilik atau pemegang hak cipta dari video-video tersebut

melainkan sebagai media perantara. Sehingga untuk menggunakan video-video dari

YouTube harus menghubungi langsung pengunggah video sebagai pencipta atau

pemegang hak cipta video tersebut berdasarkan layanan yang disediakan oleh

YouTube.

Saran

Adapun saran yang dapat Penulis berikan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Program acara televisi yang menayangkan potongan-potongan gambar atau video dari

YouTube perlu memperhatikan aturan-aturan dalam YouTube dan peraturan yang

mengatur mengenai hak cipta di Indonesia. Pihak stasiun televisi harus menghargai

adanya hak cipta yang melekat pada video-video yang mereka gunakan. Dalam hal ini,

pihak stasiun televisi perlu menghubungi langsung dengan pencipta video tersebut, hal

ini untuk menghindari jika nanti timbul adanya perselisihan di kemudian hari.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 18: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

18

2. Program acara televisi harus mengikuti anjuran dari YouTube dalam menggunakan

video-video tersebut, yaitu dengan menyebutkan nama asli pengunggah video yang

ditampilkan. Nama pencipta atau pemilik video tersebut tidak boleh dihilangkan

begitu saja, karena hal tersebut merupakan hak moral yang dimiliki oleh pencipta.

Mencantumkan “courtesy of YouTube” atau alamat URL yang tidak jelas belum

menghargai hak moral pencipta, sehingga harus dengan mencantumkan nama si

pencipta atau pengunggah video dalam penayangan video-video tersebut di program

acara televisi.

3. Para pembuat program televisi yang menggunakan video YouTube perlu menyertakan

deklarasi bahwa semua video yang mereka tampilkan diperoleh dengan sah dan tidak

melanggar hak cipta. Dengan deklarasi ini, para pembuat acara tersebut mendidik

mereka sendiri dan masyarakat untuk menghargai karya cipta. Penghargaan atas hak

cipta pada gilirannya akan merangsang pembuatan karya-karya cipta berbasis

kreativitas, sains dan informasi yang berkontribusi pada kemajuan peradaban manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia. Undang-Undang Hak Cipta, UU No. 19 Tahun 2002, Lembaran Negara Nomor 85,

Tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4220.

Indonesia. Undang-Undang Penyiaran, UU No. 32 Tahun 2002, Lembaran Negara Nomor

139, Tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4252.

Konvensi Internasional

United States of America. Copyright Law of the United States and Related Laws Contained in

Tıtle 17 of the United States Code.

World Intellectual Property Organization. Berne Convention for the Protection of Literary

and Artistic Works. Geneva: WIPO Publication, 1979.

World Intellectual Property Organization. Beijing Treaty on Audiovisual Performances.

Beijing: WIPO Publication, 2012.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 19: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

19

World Intellectual Property Organization. Treaty on the International Registration of Audio

visual Works. Geneva: WIPO Publication, 1989.

Buku dan Tulisan Ilmiah

A., Morissan, M. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, Ed.

Rev. Cet. 3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Abdulkodir, Muhammad. Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, Cetakan, ke-1, 2001.

Djumhana, Muhammad dan R. Djubaedillah. Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan

Prakteknya di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997.

Hozumi, Tamotsu. Buku Panduan Hak Cipta Asia Versi Indonesia “Asian Copyright

Handbook Indonesian Version”. Diterjemahkan oleh Masri Maris. Jakarta:

Asia/Pacific Centre for UNESCO (ACCU) dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi),

2006.

Riswandi, Budi Agus dan M. Syamsudin. Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.

Saidin, H. OK. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights).

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Sardjono, Agus. Hak Cipta dalam Desain Grafis. Jakarta: Yellow Dot Publishing, 2008.

Utama, Tomo Suryo. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010

Widjaja, Gunawan. Seri Hukum Bisnis Lisensi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.

Internet

http://www.creativecommons.org/

http://www.youtube.com/

http://www.haki.lipi.go.id/

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013

Page 20: TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS …

20

Kamus

http://www.thefreedictionary.com/

Garner, Bryan A., ed. Black’s Law Dictionary Eighth Edition. Minnesota: West Group, 1999.

Oxford Learners Pocket Dictionary, Third Edition. New York: Oxford University Press,

2009.

Tinjauan yuridis..., Yohanna Ameilya Panjaitan, FH UI, 2013