perlindungan hak cipta atas tari tradisionalfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/skripsi...

94
PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL SKRIPSI Oleh: AWENGI RETNO DUMILAH E1A010213 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2015

Upload: leanh

Post on 04-Apr-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

1

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL

SKRIPSI

Oleh:

AWENGI RETNO DUMILAH

E1A010213

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2015

Page 2: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

i

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Oleh :

AWENGI RETNO DUMILAH

E1A010213

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2015

Page 3: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

ii

Page 4: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

iii

Page 5: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

iv

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL

ABSTRAK

OLEH :

AWENGI RETNO DUMILAH

E1A010213

Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan budaya yang beragam.

Banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim negara lain. Salah satu bentuk

kebudayaan yang dimiliki Indonesia adalah Seni Tari Tradisional. Tari tradisional di

dalam Hak Cipta merupakan bagian dari folklor. Folklor merupakan ciptaan

tradisional yang tidak diketahui penciptanya. Tari tradisional merupakan folklor

sebagian lisan, yang merupakan percampuran unsur lisan dan bukan lisan, yang juga

menjadi kewajiban negara untuk memberikan perlindungan. Oleh karena itu

penelitian ini berjudul, Perlindungan Hukum Hak Cipta atas Tari Tradisional.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pendekatan

yuridis normatif, yaitu pendekatan dari segi-segi hukum dan kaidah-kaidah hukum

yang ada serta yang berlaku dalam masyarakat, untuk mengetahui apakah hukum

yang digunakan sesuai dengan hukum yang berlaku. Penelitian dilakukan di Pusat

Informasi Ilmiah Fakultas Hukum Jenderal Soedirman, dan Perpustakan Daerah

Provinsi D.I. Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlindungan Hukum Hak Cipta atas tari

tradisional, terlihat dengan diaturnya folklor didalam Pasal 10 Undang-Undang Hak

Cipta No.19 Tahun 2002 dan perlindungan dapat dilakukan dengan perlindungan

hukum defensif, yaitu melakukan inventarisasi dan dokumentasi dengan menyusun

database dan juga perlindungan hukum secara represif dan preventif.

Kata kunci : perlindungan hukum, hak cipta, folklor, tari tradisional.

Page 6: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

v

LEGAL COPYRIGHT PROTECTION OF TRADITIONAL DANCE

ABSTRACT

BY:

AWENGI RETNO DUMILAH

E1A010213

Indonesia is one country with a wealth of diverse cultures. Indonesia, which

claimed many cultures of other countries. One form of culture that Indonesia is a

Traditional Dance. Traditional dance in the Copyright is part of the folklore.

Traditional folklore is unknown creature creator. Traditional dance is partly oral

folklore, which is a mixture of verbal and non verbal elements, which is also the duty

of the state to provide protection. Therefore, this study titled, Copyright Law on the

Protection of Traditional Dance.

This research was conducted by using a normative juridical research method,

the approach of the aspects of the law and the rules of existing law and applicable in

the community, to determine whether the law is used in accordance with applicable

law. The study was conducted at the Center for Scientific Information Faculty of Law

of General Sudirman, and Provincial Library D.I Yogyakarta.

The results showed that the Legal Protection of Copyright on traditional dance,

visible with the regulation of folklore in Article 10 of the Copyright Act 19 of 2002

and the protection can be done with a defensive legal protection, namely the

inventory and documentation with a database and also protection of the law

repressive and preventive.

Keywords: protection of law, copyright, folklore, traditional dance.

Page 7: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

vi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta

diiringi rasa puji syukur atas limpahan nikmat yang tak terkira, sehingga Penulisan Hukum

(Skripsi) yang berjudul: “PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI

TRADISIONAL” ini dapat terselesaikan. Atas terselesaikannya penulisan hukum ini,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. Angkasa, S.H.M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman Purwokerto dan selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis, terimakasih atas bimbingannya selama ini.

2. Bapak Dr. Raditya Permana, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I/Penguji

I, yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Agus Mardianto, S.H. M.H., selaku Dosen Pembimbing II/Penguji II,

yang telah memberi petunjuk dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.

4. Ibu Krisnhoe Kartika W., S.H. M.Hum., selaku Dosen Penguji III, terima kasih

atas bantuan, arahan, serta bimbingannya;

5. Para Dosen dan seluruh staff Civitas Akademika Fakultas Hukum, terima kasih

atas ilmu, bimbingan, serta bantuannya selama ini kepada penulis;

6. Ayah, terimakasih atas semua yang telah diberikan, terimakasih telah menjadi

sahabat, teman berbagi, tidak hanya sekedar menjadi orangtua tetapi juga teman

yang baik, terimakasih atas support, doa, keringat dan ketenangan yang

diberikan, terlebih saat mendapat hambatan dalam penyelesaian skripsi, dan tetap

memberikan semangat untuk tetap sabar dan yakin atas segala ketentuan Allah,

bahwa Allah tidak akan membiarkan angi jalan sendiri dan meyakinkan bahwa

Page 8: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

vii

skripsi ini akan selesai. Meyakinkan segala sesuatu akan menghasilkan kebaikan

jika dilakukan dengan hati tulus dan ikhlas, tetap bisa menjalani apapun yang

terjadi dengan atau tanpa ayah sekarang, meskipun ayah ga bisa lihat secara

langsung angi lulus, but I believe that you always proud of your this little

princess, because I’m yours. Ayah, you are my truly hero and always be my

king LOVE YOU AYAH, ALWAYS AND FOREVER.

7. Mamah , terimakasih atas doa-doanya air matanya, support nya, keyakinannya

bahwa angi bisa menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawab angi,

terimakasih telah memberikan kekuatan untuk bisa menjalani dengan ikhlas

semua yang terjadi, mamah sumber kekuatan angi untuk menjalani dan melewati

semua yang terjadi, tetaplah mejadi begitu.. angi bisa begini karena mamah,

karena angi anak mamah dan ayah. you are a WONDERFUL MOM I’VE

EVER HAD, LOVE YOU MAH, ALWAYS AND FOREVER.

8. Mbak Ajeng a.k.a saripong *walaupun udah ngga* my half, terimakasih sudah

menjadikan adikmu ini perempuan yang kuat dengan segala ajaran dan nasihat

kerasnya, but that’s you, that’s your style, teman main, berantem berbagi

segalanya, luar dan dalam, terimakasih atas supportnya untuk tidak menyerah

dengan keadaan apapun. LOVE YOU JENG, ALWAYS AND FOREVER.

Hablun Minannas Theo Wongso, the one and only boy that I love, laki-laki

paling ganteng di keluarga, terimakasih semangat yang tidak secara langsung

tetapi mengena, LOVE YOU BOY, ALWAYS AND FOREVER.

9. Genks wisma pandah, Ina Kunthi Pratiwi a.k.a mbk In, Artry Ahdini a.k.a Art,

Ruth Anne Daely a.k.a Daely, terimakasih doa dan semangatnya, walaupun

Page 9: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

viii

kalian sudah lebih dulu release, tapi tetap mendoakan dan mensupport, Priamsari

Indah Indriastuti a.k.a Tuti, lw yang lebih dulu lulus dari kita-kita yang mendarat

disini sama-sama, terimakasih atas semua sayang. Risti Arista a.k.a Ristul,

terimakasih atas semua nya sayang, dari awal mendarat sampe lw take off, many

things that we felt together. Aktia Deni Lestari a.k.a Ducil, terimakasih telah

menyaksikan dengan baik semua hal yang terjadi sama gw, membantu dan juga

menyusahkan semuanya juga, walaupun sudah lebih dulu lulus tapi masih

menemani gw sampe akhirnya akan take off bersama, makasih sayang. Agustina

Dewi Sekar Arum a.k.a Dewor, akhirnya kita akan take off bersama wor, that’s

your wish right? Terimakasih kebersamaannya selama menyelesaikan skripsi dan

administrasi yang memusingkan itu. Agustina Anissa Putri a.k.a Nisul, semoga

lw cepet nyusul kita-kita, harus semangat buat ibu dan bapak dan buat lw sendiri,

you can do it dear, I will always here. Keep rockin girls, thanks for the

beautiful stories. Dwi Maretta Setyaningrum a.k.a Mbk Re, terimakasih

semangat dan pelukannya disaat yang tepat, semoga mendapatkan yang terbaik

kelak. Rr. Maharanny Frecilia a.k.a Ranny, perjuangan masih panjang dear,

semangat buat ibu mbak-mbak dan bapak, mereka masih menunggu kabar baik

dari Ranny. Love you gals, always.

10. Nisa, Hanna, Kajol, Eci, Dian, Ntong old friend lovely friend, my family exactly,

thanks for the support, Love you guys.. always. Daud, Haikal, Aad, Peter.. thanks

for the support boys.

11. Teman-teman baru, keluarga baru tim kkn Desa Pesantren yang luar biasa, Galih,

Juni, Dibs, Arta, Panca, Zul, Kudo. Thanks for the beautiful and unforgettable

Page 10: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

ix

moment that I haved, walaupun cuma sebentar but that’s beautiful. Terimakasih

juga buat ibu posko yang baik hati sekali, Ibu Maryani, jadi punya ibu baru.

Terimakasih semangat yang langsung maupun tidak langsung kalian berikan.

Love ya fame.

12. Terimakasih Aji, Wisnu dan teman-teman yang maaf tidak dapat disebutkan satu

persatu dan maaf atas semua kekurangan dari penulis.

Harapan penulis, semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan kepada semua

pihak yang telah mendorong dan membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran serta kritik yang membangun guna kesempurnaan penyusunan skripsi

(penelitian) selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan dan dapat menjadi bahan kajian bagi pengembangan

Hukum Dagang, Amin.

Purwokerto, 24 Februari 2015

Penulis

Page 11: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 16

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 17

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 17

BAB II TINJAUA N PUSTAKA

Konsep Dasar Perlindungan Hukum Tari Tradisional ................... 18

1. Pengertian Hak Cipta .............................................................. 18

2. Pengertian Folklor ................................................................... 24

3. Pengertian Tari Tradisional ..................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

1. Metode Pendekatan ....................................................................... 31

2. Spesifikasi Penelitian .................................................................... 33

3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 33

Page 12: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

xi

4. Sumber Data .................................................................................. 33

5. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 34

6. Metode Penyajian Data ................................................................. 34

7. Metode Analisis Data .................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 35

Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tari Tradisional .... 35

a. Tari Tradisional Salah Satu Bentuk Folklor

Sebagian Lisan ............................................................ 41

b. Tari tradisional Merupakan Kebudayaan yang

Dilindungi di Indonesia ................................................ 45

B. Pembahasan .......................................................................................... 49

1. Tari Tradisional di Dalam Hak Cipta Merupakan Bagian

dari Folklor .............................................................................. 50

2. Tari Tradisional Sebagai Bagian dari Folklor Sebagian

Lisan ........................................................................................ 55

3. Folklor Termasuk Salah Satu Ciptaan yang ilindungi ............ 62

4. Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tari Tradisional .......... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 77

B. Saran .................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dapat dideskripsikan

sebagai hak kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual

manusia. HKI dikategorikan sebagai hak atas kekayaan, mengingat HKI

menghasilkan karya-karya intelektual berupa; pengetahuan, seni, sastra

teknologi, dimana untuk mewujudkannya membutuhkan tenaga, biaya,

waktu dan pikiran. Adanya pengorbanan waktu tenaga dan pemikiran

tersebut maka karya intelektual menjadi bernilai atau memiliki nilai.1

Hasil pemikiran otak dirumuskan sebagai intelektualitas. Orang

yang optimal memerankan kerja otaknya disebut sebagai orang yang mampu

menggunakan rasio, mampu berpikir secara rasional dengan menggunakan

logika (metode berpikir, cabang filsafat), karena itu hasil pemikirannya

disebut rasional atau logis. Orang yang tergabung dalam kelompok ini

disebut kaum intelektual. Itulah alasan kenapa di Indonesia, pembentuk

undang-undang lebih memilih menggunakan istilah Hak Kekayaan

Intelektual sebagai istilah resmi dalam perundang-undangan Indonesia,

sehingga masyarakat Indonesia pada umumnya lebih mengenal istilah hak

1 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin. 2005. Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya.

Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 31

Page 14: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

2

kekayaan intelektual dibandingkan dengan hak milik intelektual. Tidak

semua orang dapat menghasilkan intellectual property rights. Hanya orang

yang mampu memperkerjakan otaknya sajalah yang dapat menghasilkan

hak kebendaan yang kemudian disebut sebagai intellectual property rights

(hak milik intelektual atau lebih tepat lagi diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia menjadi “hak kekayaan intelektual).2

Pada masa sekarang ini, pentingnya peranan hak kekayaan

intelektual dalam mendukung perkembangan teknologi semakin dibutuhkan.

Hal ini tercermin dari tingginya jumlah permohonan hak cipta, paten, dan

merek, serta cukup banyaknya permohonan desain industri yang diajukan

kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum

dan Hak Asasi Manusia. Hal ini pula yang sangat disadari oleh pemerintah

bahwa penjelasan mengenai sistem hak kekayaan intelektual merupakan

suatu tugas besar, yang harus mereka lakukan dengan memperkenalkan dan

menjelaskan kepada masyarakat umum agar lebih mengenal istilah hak

kekayaan intelektual. Keikutsertaan Indonesia sebagai anggota WTO

memiliki konsekuensi untuk melaksanakan ketentuan Agreement on Trade

Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPS), sesuai

dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan

2

H. OK. Saidin, 2010. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta : Raja Grafindo

Persada. Hlm. 10

Page 15: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

3

Organisasi Perdagangan Dunia). Berdasarkan pengalaman selama ini, peran

serta berbagai instansi dan lembaga, baik dari bidang pemerintahan maupun

dari bidang swasta, serta koordinasi yang baik di antara semua pihak

merupakan hal yang mutlak diperlukan guna mencapai hasil pelaksanaan

sistem hak kekayaan intelektual yang efektif. Pelaksanaan sistem hak

kekayaan intelektual yang baik bukan saja memerlukan peraturan

perundang-undangan di bidang hak kekayaan intelektual yang tepat, tetapi

perlu pula didukung oleh administrasi, penegakan hukum serta program

sosialisasi yang optimal tentang hak kekayaan intelektual.

Saat ini Indonesia telah memiliki perangkat peraturan perundang-

undangan di bidang hak kekayaan intelektual yang cukup memadai dan

tidak bertentangan dengan ketentuan sebagaimana yang dipersyaratkan

dalam Persetujuan TRIPS, yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002). UU No. 19 Tahun 2002

bukanlah produk undang-undang pertama di Indonesia tentang Hak Cipta.

Sebelum disahkannya Undang-Undang No. 19 Tahun 2002,

Indonesia memiliki beberapa undang-undang. Sejak tahun 1970, upaya

pengaturan hak cipta ini dimulai dan kemudian memberikan hasil berupa

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (UU No. 6 Tahun

1982).3 Undang-undang Hak Cipta memiliki peran strategis bukan saja

3Suyud Margono, 2010. Hukum Hak Cipta Indonesia : Teori dan Analisis Harmonisasi

Ketentuan World Trade Organization – TRIPs Agreement, Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm. 52

Page 16: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

4

sebagai bentuk pengakuan negara terhadap karya cipta pencipta, tetapi juga

sebagai stimulan untuk mendorong semangat para pencipta menjadi lebih

produktif dan kreatif. Pengakuan oleh negara kepada pencipta yang

memiliki hak cipta tanpa melakukan pendaftaran dan proses administrasi

lainnya. Pasal 30 UU No. 6 Tahun 1982 mengatakan bahwa pendaftaran hak

cipta tidak mengandung arti sebagai pengesahan hak, dan bukan merupakan

kewajiban untuk mendapatkan hak cipta.

Selama kurun waktu lima tahun undang-undang Hak Cipta ini

telah mengalami perubahan pada tahun 1987 dengan dibentuknya Undang-

Undang No. 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Undang-Undang No. 6

Tahun 1982 tentang Hak Cipta (UU No. 7 Tahun 1987).

Perubahan kedua terhadap pengaturan Hak Cipta di Indonesia

terjadi pada tahun 1997, yaitu dengan dibentuknya Undang-Undang No. 12

Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1982

tentang Hak Cipta, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7

Tahun 1987 (UU No. 12 Tahun 1997). Salah satu dasar pertimbangan

pembentukan undang-undang ini terdapat dalam konsideran dari Undang-

Undang No. 12 Tahun 1997 yang pada pokoknya menyatakan bahwa

dengan ikut sertanya Indonesia dalam Agreement on Trade Related Aspect

of Intellectual Property Right (Persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang

Hak Kekayaan Intelektual), selanjutnya disebut TRIPs Agreement yang

merupakan bagian dari General Agreement on Tarifs and Trade selanjutnya

Page 17: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

5

disingkat GATT 1994 dan pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia,

yang mana hal ini dipandang perlu untuk mengubah dan menyempurnakan

beberapa ketentuan dari Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak

Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987.

Pada tahun 2002 dibentuklah Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.

Penyempurnaan hingga penambahan beberapa ketentuan baru pada akhirnya

dilakukan dalam rangka pembaharuan Undang-Undang Hak Cipta tahun

2002.4

Sejalan dengan perubahan berbagai undang-undang tersebut di atas,

Indonesia juga telah meratifikasi 5 konvensi internasional di bidang hak

kekayaan intelektual, yaitu sebagai berikut :

1. Paris Convention for the Protection of Industrial Property

dan Convention Establishing the World Intellectual Property

Organization (Keputusan Presiden No. 15 tahun 1997 tentang

Perubahan atas Keputusan Presiden No. 24 Tahun 1979);

2. Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation under

the PCT (Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997);

3. Trademark Law Treaty (Keputusan Preiden No. 17 Tahun

1997);

4 Ibid. Hlm. 70.

Page 18: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

6

4. Berne Convention for the Protection of Literary and

Artisctic Works (Keputusan Presiden No. 18 Tahun 1997);

5. WIPO Copyright Treaty (Keputusan Presiden No. 19 Tahun

1997);

Secara institusional, pada saat ini telah ada Direktorat Jendral Hak

Kekayaan Intelektual yang tugas dan fungsi utamanya adalah

menyelenggarakan administrasi hak cipta paten, merek, desain industri, dan

desain tata letak sirkuit terpadu. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual (semula disebut Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek)

dibentuk pada tahun 1998. Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual

yang baik sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat, baik yang berasal

dari dunia industri dan perdagangan, maupun dari institusi yang bergerak di

bidang penelitian dan pengembangan.5

Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang diberikan kepada

pencipta atas hasil dari buah pikirannya. Hak eksklusif tersebut diberikan

atas penggunaan dari hasil buah pikiran si pencipta dalam kurun waktu

tertentu. Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) adalah hak

yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir

manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai macam

5 http://www.kemenperin.go.id/download/140/Kebijakan-Pemerintah-dalam-Perlindungan-

Hak-Kekayaan-Intelektual-dan-Liberalisasi-Perdagangan-Profesi-di-Bidang-Hukum / diakses tanggal

30 Agustus 2014 .

Page 19: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

7

bentuk, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan

manusia, dan juga mempunyai nilai ekonomis.

Hukum HKI dapat melindungi karya sastra dan karya artistik serta

invensi dari penggunaan atau peniruan yang dilakukan oleh pihak lain tanpa

izin.6 Sebagaimana diketahui bahwa menciptakan karya cipta bukan sesuatu

yang mudah dilakukan, oleh karena itu, orang lain diwajibkan

menghormatinya, keberadaan pencipta memerlukan sebuah pengakuan baik

oleh masyarakat maupun hukum.7 Adapun latar belakangnya menyangkut

bidang ekonomi, karena suatu ciptaan yang diperbanyak tanpa izin

penciptanya, kemudian dijual kepada masyarakat, maka akan

menguntungkan orang lain yang memperbanyak ciptaan tersebut dan

merugikan pencipta dari ciptaan yang dipergunakan tanpa izin.8 Pada

dasarnya HKI berhubungan dengan perlindungan penerapan ide dan

informasi yang memiliki nilai komersial. Pencipta mempunyai hak untuk

mengontrol masyarakat dalam mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya, sedangkan negara dapat menjaga kelancaran dan keamanan

masyarakat di bidang ciptaan.9

Bagi masyarakat Indonesia, kekayaan intelektual adalah warisan

bersama yang harus dilestarikan dan dikembangkan agar bermanfaat bagi

6 Tim Lindsey dkk. 2002. Hak Kekayaan Intelektual. Bandung : PT. ALUMNI. Hlm. 2

7 Gatot Supramono. 2010. Hak Cipta dan Aspek-aspek Hukum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Hlm.2

8 Ibid. Hlm. 3

9 Ibid.

Page 20: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

8

generasi selanjutnya. Khususnya masyarakat Indonesia yang komunal dan

selalu mengusung nilai-nilai kebersamaan serta tidak berorientasi kepada

nilai materialisme semata, melainkan nilai spiritualisme yang mewujud pada

gagasan hidup bersama yang damai.

Hak seorang individu harus diletakkan dalam kerangka berpikir

bahwa individu adalah bagian tidak terpisahkan dari masyarakatnya10

.

Warisan budaya yang juga merupakan ciptaan dari para leluhur, yang

sampai saat ini masih berkembang di masyarakat tradisional memiliki nilai-

nilai yang bermanfaat bagi penerusnya. Nilai-nilai yang dianut dan masih

dapat diterapkan dengan kondisi di masa sekarang tersebut merupakan

kearifan lokal, kearifan tersebut merupakan salah satu landasan bagi

masyarakat dalam beraktivitas agar masyarakat menjadi lebih baik dalam

kehidupannya. Keteraturan tersebut tidak hanya menyangkut hubungan

manusia dengan manusia tetapi juga hubungan antara manusia dengan

lingkungan. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat zaman dahulu, yang

masih bisa diterapkan atau masih berlaku pada masa sekarang karena dapat

berkaitan erat dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat pada masa

sekarang. Nilai-nilai yang masih dianut dari zaman dahulu hingga masa

sekarang masih sangat dibutuhkan guna menunjang atau memberikan

keselarasan hidup bagi masyarakat sekarang, yang juga menjadi budaya

10Agus Sardjono, 2010. Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional, Bandung:

PT Alumni. Hlm. 16.

Page 21: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

9

dalam kehidupan masyarakat tradisional untuk tetap mengikuti dan menjaga

nilai-nilai yang telah diwariskan para leluhur. Nilai budaya pengakuan dan

penghormatan atas suatu ciptaan dibina melalui pendidikan di sekolah yang

mengajarkan tentang nama-nama tokoh dunia dan invensi nya atau karya

ciptanya.11

Hal ini dapat melatih budaya untuk menghormati ciptaan atau

karya cipta orang lain.

Pelaksanaan sistem hak kekayaan intelektual yang baik bukan saja

memerlukan peraturan perundang-undangan di bidang hak kekayaan

intelektual yang tepat, tetapi perlu pula didukung oleh administrasi,

penegakan hukum serta program sosialisasi yang optimal tentang hak

kekayaan intelektual.

Justifikasi yang paling mendasar untuk HKI adalah bahwa

seseorang yang telah mengeluarkan usaha kedalam penciptaan memiliki

sebuah hak alami untuk memiliki dan mengontrol apa yang telah mereka

ciptakan. Yang mana hak tersebut diberikan perlindungan oleh negara,

dalam hal ini melalui undang-undang.

Selain karya sastra dan karya artistik, sebagaimana telah dijelaskan

diatas bahwa kebudayaan juga termasuk didalamnya, baik kebudayaan lisan

maupun tulisan. Banyak hal yang dapat dilindungi oleh HKI, termasuk

novel, karya seni, fotografi, lembaran musik, rekaman suara film, piranti

11 Henry Soelistyo. 2011. Hak Cipta tanpa Hak Moral. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm.

21.

Page 22: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

10

lunak, dan piranti keras komputer, situs internet, makhluk hidup hasil

rekayasa genetika, obat-obatan baru, rahasia dagang, penegetahuan teknik,

karakter serta merek.12

Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan budaya yang

cukup banyak. Kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia baik

kebudayaan lisan maupun tulisan. Keragaman budaya di Indonesia adalah

sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Berdasarkan konteks

pemahaman masyarakat yang majemuk, selain kebudayaan kelompok suku

bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah

bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan

kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut. Penduduk yang

berjumlah ratusan juta yang tersebar dipulau-pulau yang ada di Indonesia,

dan juga yang mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi,

mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan,

hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban

kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang

berbeda. Keberagaman tersebutlah yang kemudian menjadi alasan negara

memberikan perlindungan.

Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia muncul dari

berbagai macam kreasi intelektual yang berada dalam ruang lingkup seni,

12

Suwardi Endraswara, 2013, FOLKLOR NUSANTARA Hakikat, Bentuk, dan Fungsi,

Yogyakarta : OMBAK. Hlm. 3

Page 23: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

11

sastra dan ilmu pengetahuan. Beberapa hasil kreasi intelektual ada yang

secara umum dapat disebut dengan pengetahuan tradisional (traditional

knoweledge) pengetahuan tradisional ini diartikan sebagai pengetahuan yang

dimiliki oleh suatu masyarakat secara turun temurun, yang meliputi

pengetahuan mereka tentang pengelolaan kekayaan hayati, misalnya untuk

makanan dan obat-obatan ; lagu, cerita, legenda, serta kesenian dan

kebudayaan masyarakat lainnya, yang berkembang dan terus dipertahankan

oleh masyarakat tradisional itu sendiri. Ada satu hal yang membedakan

antara pengetahuan tradisional dengan hasil karya intelektual yang lain

bahwa satu pengetahuan tradisional merupakan suatu bentuk karya

intelektual yang tumbuh dan berkembang dari dan dalam masyarakat

komunal yang kemudian dalam pelestariannya dilakukan secara turun

termurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 13

Pengetahuan tradisional memiliki istilah lain yang disebut sebagai

tradisi budaya (folklor). Penyebutan terhadap folklor ini lebih dimaksudkan

untuk penyempitan ruang lingkup suatu pengetahuan tradisional ke dalam

ruang lingkup seni, sastra dan ilmu pengetahuan. Perlindungan mengenai

keberagaman folklor di Indonesia masih belum bisa di aplikasikan secara

maksimal, atau dengan kata lain belum ada pengaturan yang dapat

menampung atau menyelesaikan permasalahan permasalahan yang ada,

13

Arif Lutviansori. 2010 . Hak Cipta Dan Perlindungan Folklor Di Indonesia. Yogyakarta :

Graha Ilmu. Hlm. 2

Page 24: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

12

khususnya yang mengatur mengenai masalah folklor. Folklor sendiri dibagi

menjadi 3 kelompok, terdiri dari folklor lisan, folklor sebagian lisan dan

folklor bukan lisan.

Penerapan perlindungan terhadap folklor dilakukan karena folklor

merupakan salah satu aset yang sangat berharga bagi suatu masyarakat adat,

bahkan sampai pada tingkat negara sekalipun, oleh karena itu memang

pendekatan yang digunakan sebagai upaya untuk mengembangkan sekaligus

mempertahankan dan upaya pelestarian keberadaan folklor tersebut pada

dasarnya dapat dilakukan. Salah satu upaya yang digunakan dalam hal ini

tentu yang paling utama adalah pendekatan hukum yang didasarkan pada

aspek kekayaan intelektual, mengingat hal ini sudah menjadi satu

kesatuan.14

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual atas pengetahuan

tradisional yang memuat folklor menjadi penting dilakukan karena di

dasarkan pada tiga pertimbangan, yaitu : (1) Nilai ekonomi, (2)

pengembangan karakter bangsa yang terdapat dalam pengetahuan

tradisional (traditional knowledge) dan folklor, serta (3) pemberlakuan

sistem Hak Kekayaan Intelektual yang tidak dapat dihindari lagi. Terkait

dengan perlindungan folklor HKI, maka sistem HKI yang digunakan di

Indonesia sebagai instrumen perlindungan terhadap folklor adalah sistem

Hak Cipta. Hal ini sesuai dengan masuknya folklor dalam Undang-Undang

14 Ibid. Hlm. 14

Page 25: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

13

No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta. Undang-undang ini antara lain

melindungi, hak cipta atas program atau piranti lunak komputer, buku

pedoman penggunaan program atau piranti lunak komputer dan buku-buku

(sejenis) lainnya. Terkait dengan perlindungan folklor dari perspektif HKI,

maka sistem HKI yang digunakan di Indonesia sebagai instrumen

perlindungan terhadap folklor ini adalah Hak Cipta. Permasalahannya

adalah pemahaman Hak Cipta yang dikenal selama ini secara sederhana

memang digunakan dalam upaya perlindungan hukum terhadap karya

intelektual yang bersifat individualis. Hal inilah yang masih sulit

diimplementasikan dalam upaya perlindungan terhadap folklor. Ada

beberapa karakteristik folklor yang tidak secara lengkap dimiliki dalam

rumusan Hak Cipta, misalnya folklor merupakan ciptaan yang tidak

mempunyai batas waktu dan selalu turun temurun tanpa melalui mekanisme

hibah dan lain sebagainya.15

Terlebih terhadap folklor sebagian lisan, yang

mana tidak secara jelas tertulis dan diketahui darimana dan siapa yang

menciptakannya, karena hanya dengan turun temurun disebarkan dan

dilestarikan, yang kemudian menjadi kebudayaan. Folkor tumbuh dan

berkembang dari para leluhur dan kemudian diturunkan kepada generasi

penerus, melalui lisan dan bukan lisan, yang kemudian terus berlanjut

hingga saat ini.

15

Ibid, Hlm. 7

Page 26: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

14

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia memberi definisi

kebudayaan nasional sebagai hal yang timbul dari akal budi dan daya upaya

seluruh rakyat Indonesia ; yang di dalamnya terkandung keluhuran berbagai

budaya daerah di Indonesia, serta pengaruh budaya asing sejauh dapat

meningkatkan persatuan dan keramahan bangsa Indonesia. Beberapa unsur

dalam kehidupan nyata dapat dikenali sebagai hal yang berkaitan dengan

pembentukan budaya nasional.16

Kebudayaan sendiri merupakan suatu istilah yang mungkin sudah

tidak asing lagi di telinga kita. Istilah yang berasal dari bahasa sansakerta

“buddhayah” yang berarti budi atau akal. Sementara kebudayaan itu sendiri

kurang lebih memiliki makna semua hasil dari karya, rasa, dan cita-cita

masyarakat.17

Salah satu yang termasuk dalam budaya tradisional yang

dimiliki Indonesia adalah seni pertunjukan yang mana seni tari termasuk

pula didalamnya. Perkembangan seni tari berjalan lebih bebas dari pengaruh

barat, tari tradisional yang kuat dari beberapa daerah di indonesia semakin

dipelajari secara luas dan diterima secara nasional.18

Pengaruh dari dunia

barat terhadap masyarakat tradisional tidak terlalu berpengaruh, mereka

masih sangat menjunjung tinggi tradisi mereka.

Seni tari adalah seni pertunjukan yang juga mendapatkan

perlindungan hukum oleh Hak Cipta. Seni tari merupakan salah satu cabang

16 Edi Sedyawati. 2002. Indonesia Heritage Seni Pertunjukan. Jakarta : Groiler. Hlm. 8

17 Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru. Hlm. 181

18

Op. cit. Hlm. 9

Page 27: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

15

seni yang mempunyai latar belakang sejarah dan akar budaya yang sangat

kuat dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia. Seni tari

merupakan bagian dari folklor dan kebudayaan rakyat. Tari tarian

merupakan salah satu folklor yang berbentuk ekspresi.

Indonesia memiliki banyak tari yang tidak menampilkan tema

cerita yang dipentaskan tarian yang dipentaskan hanya sebagai kenikmatan

gerak semata, tetapi Indonesia juga memiliki banyak tarian yang memiliki

cerita dibalik setiap gerakannya. Sebagian dikenal sejak berabad–abad di

antara rakyat kebanyakan ; yang lain berkembang di istana. Selebihnya

diciptakan sejak kemerdekaan, berdasar gerak tari. 19

Penelitian ini mengan gkat satu objek tarian tradisional, yaitu Tari

Bedhaya. Di lingkungan istana, Tari Bedhaya dipahami sebagai jenis

tari puteri Jawa yang merefleksikan tingkat keteraturan, keselarasan,

kehalusan budi, dan pengendalian diri yang tinggi. istilah Bedhaya tidak

semata-mata dipakai untuk menunjukkan perbedaan bentuk, struktur, atau

gaya suatu tari dengan tari yang lain, melainkan juga dipakai untuk

memberikan suatu komitmen terhadap kualitas estetik dan tingkat

kedalaman muatan filosofisnya. Masing-masing memiliki perbedaan

19 Arif Lutviansori, op.cit Hlm. 75

Page 28: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

16

tergantung pada latar belakang budaya, tradisi, dan cara berfikir

masyarakatnya tentang seni.20

Karya seni tradisional dilindungi dan dipegang oleh negara. Namun

belum adanya peraturan pemerintah yang khusus mengatur tentang seni

tradisional tersebut menyebabkan tidak jelasnya perlindungan hukum yang

akan diberikan oleh negara dan bagaimana mekanisme negara sebagai

pemegang Hak Cipta atas karya seni tradisional.

Persoalan inilah yang kemudian menarik untuk diteliti bagi

perkembangan ilmu hukum. Bagaimana kemudian negara memberikan

perhatian dan perlindungan terhadap objek kajian tersebut. Sehingga

berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut, peneliti ingin

melakukan penelitian yang menitikberatkan pada aspek normatif hukum

dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI

TRADISIONAL”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

Bagaimanakah Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tari

Tradisional?

20

http://gateofjava.wordpress.com/2013/09/25/tari-bedhaya-keraton-yogyakarta/ diakses

tanggal 31 Agustus 2014

Page 29: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

17

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui

Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tari Tradisional di

Indonesia.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui

Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tari Tradisional.

b. Dilakukannya penelitian ini diharapkan akan menambah

literatur ilmiah, diskusi hukum seputar perkembangan hukum

di Indonesia.

2. Kegunaan praktis

Dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan referensi

atau pengetahuan bagi pemerintah, akademisi, praktisi, dan

masyarakat mengenai Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tari

Tradisional yang dilakukan oleh negara.

Page 30: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perlindungan Hukum Tari Tradisional

1. Pengertian Hak Cipta

HKI adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu

kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum

dalam berbagai macam bentuk, yang memiliki manfaat serta berguna dalam

menunjang kehidupan manusia, dan juga mempunyai nilai ekonomis.

Sebagaimana diketahui bahwa menciptakan karya cipta bukan sesuatu yang

mudah dilakukan seseorang. Oleh karena itu, orang lain diwajibkan

menghormatinya, keberadaan pencipta diperlukan sebuah pengakuan baik

oleh masyarakat maupun hukum.21

Adapun latar belakangnya menyangkut

bidang ekonomi, karena suatu ciptaan yang diperbanyak tanpa izin

penciptanya kemudian dijual kepada masyarakat, maka akan

menguntungkan orang lain yang memperbanyak ciptaan tersebut yang

kemudian dapat memberikan hasil dibidang ekonomi.22

Perlindungan hukum terhadap kekayaan pribadi telah menjadi

faktor kunci dalam pertumbuhan kapitalisme dan ekonomi pasar bebas.23

21 Gatot Supramono, op.cit Hlm.2

22

Ibid. Hlm. 3

23 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, op.cit Hlm. 30

Page 31: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

19

Pelaksanaan sistem hak kekayaan intelektual yang baik bukan saja

memerlukan peraturan perundang-undangan di bidang hak kekayaan

intelektual yang tepat, tetapi perlu pula didukung oleh administrasi,

penegakan hukum serta program sosialisasi yang optimal tentang Hak

Kekayaan Intelektual oleh pemerintah, dan juga peran serta masyarakat

untuk ikut serta mensosialisasikan tentang Hak Kekayaan Intelektual.

Hak Cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi

tertentu.

Istilah Hak Cipta sebenarnya berasal dari negara yang menganut

common law yaitu copyright, di Perancis dikenal droit d’aueteur sedangkan

di Jerman dikenal urheberecht. Di Inggris, penggunaan istilah copyright

dikembangkan untuk melindungi penerbit, bukan untuk melindungi si

pencipta, dengan perkembangan hukum dan teknologi perlindungan juga

diberikan kepada pencipta, dan cakupan hak cipta diperluas, tidak hanya

buku, tetapi karya cipta lainnya.24

Di Indonesia hak pengarang atau pencipta disebut author right,

sejak diberlakukannya Auteurswet 1912 Stb. 1912 No. 600; lalu kemudian

digunakan istilah Hak Cipta dalam peraturan selanjutnya.25

Setelah itu

Indonesia baru memiliki Undang-Undang Hak Cipta pada Tahun 1982.

24 Endang Purwaningsih. 2005. Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights. Bogor :

Ghalia Indonesia. Hlm. 1

25

Ibid.

Page 32: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

20

Lima tahun kemudian undang-undang hak cipta ini diubah menjadi Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Undang-Undang No. 6

Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Undang-Undang No. 7 Tahun 1987

kemudian diubah dan disempurnakan dalam perubahan kedua yakni dengan

dibentuknya Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987, karena perlu disesuaikan

dengan beberapa ketentuan dalam TRIPs Agreement. Demi

menyempurnakan undang-undang Hak Cipta, maka setelah Indonesia

meratifikasi beberapa ketentuan internasional yang berkaitan dengan

Intellectual Property Rights melalui beberapa Keppres, yaitu;

- Keputusan Presiden No. 15 tahun 1997 tentang Perubahan

atas Keputusan Presiden No. 24 Tahun 1979;

- Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997;

- Keputusan Presiden No. 17 Tahun 1997;

- Keputusan Presiden No. 18 Tahun 1997;

- Keputusan Presiden No. 19 Tahun 1997.

Kemudian dibentuklah Undang-Undang No. 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta. Dalam Pasal 1 butir 1 undang-undang tersebut,

pengertian Hak Cipta adalah

“hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan

Page 33: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

21

izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”

Hak Cipta dikategorikan dalam hak mutlak atas suatu benda atau

biasa disebut sebagai hak kebendaan, dalam hal ini Hak Cipta termasuk

dalam golongan benda bergerak tak berwujud. Hak Cipta merupakan hak

yang berdiri sendiri yang dibedakan dengan hak atas kekayaan

perindustrian.

Dapat dipahami bahwa yang mendapat perlindungan oleh Undang-

Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 adalah yang termasuk dalam karya

ilmu pengetahuan, kesenian, kesusastraan. Dalam undang-undang ini hal

yang perlu dicermati adalah, yang dilindungi dalam Hak Cipta ini adalah

haknya, bukan benda yang merupakan perwujudan dari hak tersebut.26

Menurut pendapat Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hak Cipta

bukanlah merupakan hak kebendaan dalam lingkup hak-hak yang diatur

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, meskipun Hak Cipta dapat

digolongkan sebagai hak kebendaan karena memenuhi ciri-ciri pokok

kebendaan. Hak Cipta merupakan hak kebendaan yang diatur dalam lingkup

Hak Kekayaan Intelektual.27

Konsep ini tercantum dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Hak

Cipta, dimana pencipta atau pemegang Hak Cipta karena haknya boleh

26 H. OK. Saidin, op.cit Hlm 55

27 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1981. Hukum Perdata : Hukum Benda, Yogyakarta:

Liberty. Hlm. 25-27.

Page 34: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

22

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis

tanpa mengurangi pembatasan menurut undang-undang yang berlaku.

Pencipta suatu karya atau ciptaan pada awalnya adalah pemegang

Hak Cipta atas karyanya tersebut. Kepemilikian dapat dialihkan melalui

proses penyerahan atau pemberian lisensi kepada seseorang. 28

Berkaitan dengan hak cipta merupakan hak kebendaan dalam HKI,

terlihat dari sifat Hak Cipta sebagai benda bergerak diatur dalam Pasal 3

ayat (1) Undang-Undang Hak Cipta, yang mana dikatakan bahwa Hak Cipta

dianggap sebagai benda bergerak.

Prinsip utama dalam HKI adalah bahwa hasil kreasi dari pekerjaan

seseorang dengan memakai kemampuan intelektualnya, maka orang yang

menghasilkannya mendapatkan kepemilikan berupa hak alamiah (natural).

Pada hubungan kepemilikan, hukum memberikan jaminan bagi setiap

manusia dalam penguasaan dan penikmatan eksklusif atas benda atau

ciptaannya tersebut dengan bantuan negara. Jaminan terpeliharanya

kepentingan perorangan dan kepentingan masyarakat tercermin dalam

sistem HKI. 29

Hak Cipta kini telah meluas dan mencakup perlindungan atas karya

sastra, drama, karya musik dan artistik, termasuk rekaman suara, penyiaran

suara film dan televisi dan program komputer. Bagi negara-negara

28 Endang Purwaningsih, op.cit Hlm. 5

29

Muhammad Djumhana. Dan R. Djubaedillah. 2003. Hak Milik Intelektual Sejarah. Teori

dan Prakteknya di Indonesia.Bandung: Citra Abadi Bakti. Hlm. 24-25.

Page 35: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

23

berkembang, kenyataan bahwa negara-negara maju lebih menguasai dan

memegang kendali Hak Cipta atas sebagian besar piranti lunak, produk-

produk video dan musik karena mereka memiliki lebih banyak kemudahan

untuk itu, yang mana saat ini terkenal dengan apa yang dinamakan sebagai

budaya global, hal ini tidak dapat dipungkiri telah mengakibatkan timbulnya

permasalahan dalam hal pembajakan.

Perlindungan Hak Cipta diperlukan untuk mendorong dan

memotivasi masyarakat untuk menghargai hak pencipta atas ciptaan yang

dihasilkannya. Perlindungan hukum dalam kerangka HKI sesungguhnya

merupakan pengakuan terhadap hak eksklusif, yaitu hak untuk menikmati

sendiri manfaat ekonomi pada ciptaan atau invensi, dengan pengecualian

bahwa orang lain yang tanpa persetujuannya tidak dapat turut menikmati

hasil dari ciptaannya. Hukum melindungi dan mencegah orang lain

mengambil manfaat dari ciptaannya secara tidak adil.30

Kemajuan teknologi merupakan suatu kendala yang dihadapi

pembuat undang-undang dan para hakim menemui kesulitan dalam

mengikuti langkah kemajuan teknologi yang mengakibatkan pengkopian

menjadi lebih mudah dan lebih cepat dan menjadi salah satu kendala untuk

merealisasikan perlindungan hukum tersebut.31

30 Henry Soelistyo, op.cit Hlm. 21.

31

Tim Lindsey, op.cit Hlm. 6-7

Page 36: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

24

2. Pengertian Folklor

Kata folklor adalah pengindonesiaan kata Inggris folklore, kata

yang majemuk yang berasal dari dua kata Folk adalah sinonim dengan

kolektif, yang juga memiliki ciri-ciri pengenal fisik atau kebudayaan yang

sama, juga mempunyai kesadaran kepribadian sebagai kesatuan masyarakat.

Lore adalah tradisi, yaitu sebagian kebudayaan, yang diwariskan secara

turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan

gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device). Definisi

folklor secara keseluruhan : folklor adalah sebagian kebudayaan suatu

kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, secara tradisional

dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang

disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic

device). 32

Folklor dilihat sebagai suatu ciptaan yang tidak diketahui

penciptanya, karena munculnya dalam masyarakat komunal yang secara

riwayatnya tidak dapat diketahui penciptanya secara jelas. Dari pengertian

folk yang berbunyi : “sekelompok orang, yang memiliki ciri-ciri pengenal

fisik maupun kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok-

kelompok lainnya,” maka obyek penelitian folklor di Indonesia menjadi

sangat luas.

32 James Danandjaja. 2002. Folklor Indonesia. Jakarta : Grafiti. Hlm. 1

Page 37: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

25

Obyek penelitian folklor Indonesia adalah semua folklor yang ada

di Indonesia, baik yang ada di pusat maupun yang ada di daerah, yang ada

di kota maupun yang ada di desa, di keraton (istana) maupun di kampung,

baik warga pribumi maupun warga keturunan asing (peranakan), asalkan

mereka sadar dan mengetahui identitas kelompoknya, dan mau

mengembangkan kebudayaan mereka di bumi Indonesia agar tetap lestari.33

Suatu folklor tidak akan berhenti menjadi folklor apabila ia telah

diterbitkan dalam bentuk cetakan atau rekaman. Suatu folklor tetap akan

memiliki identitas folklornya selama kita mengetahui bahwa ia berasal dari

peredaran lisan. Ketentuan ini berlaku apabila suatu bentuk folklor, cerita

rakyat misalnya, yang telah diterbitkan itu hanya sekedar berupa transkripsi

cerita rakyat yang diambil dari peredaran lisan.34

Folklor telah diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19

Tahun 2002 Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan bahwa;

“Negara memegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan

rakyat yang menjadi milik bersama seperti cerita, hikayat,

dongeng, legenda, lagu, kerajinan tangan, tarian, kaligrafi, dan

karya seni lainnya.”

Sementara itu, dalam penjelasan Pasal 10 Undang-Undang Hak

Cipta No. 19 Tahun 2002 diungkapkan bahwa:

“folklor adalah sekumpulan ciptaan tradisional, baik yang dibuat

oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat yang

menunjukkan identitas sosial dan budayanya berdasarkan standar

33 Ibid. Hlm. 3

34

Ibid. Hlm. 5

Page 38: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

26

dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun–temurun

termasuk cerita rakyat, puisi, lagu-lagu rakyat, tari-tarian,

permainan tradisional, hasil seni berupa lukisan, gambar, ukir-

ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, krajinan tangan, pakaian,

instrumen musik dan tenun tradisional.”35

Folklor dilihat sebagai suatu ciptaan yang tidak diketahui

penciptanya, karena munculnya dalam masyarakat komunal yang secara

riwayatnya tidak dapat diketahui penciptanya secara jelas. Yang dimaksud

dengan folklor dalam undang-undang tersebut adalah segala ungkapan

budaya yang dimiliki secara bersama oleh suatu komunitas atau masyarakat

tradisional. Termasuk ke dalamnya adalah karya-karya kerajinan tangan.

Pasal 11 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002

mengatakan bahwa:

“Jika suatu ciptaan yang tidak diketahui penciptanya, dan ciptaan

itu belum diterbitkan, negara memegang Hak Cipta atas ciptaan

tersebut untuk kepentingan penciptanya.”36

Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah yang mengatur

pelaksanaan dari undang-undang tersebut dimasukkan pokok mengenai

perlindungan terhadap pemanfaatan oleh orang asing, di mana pihak

pemanfaat harus lebih dahulu mendapat izin dari instansi Pemerintah yang

diberi kewenangan untuk itu, serta apabila perbanyakan dilakukan untuk

tujuan komersial harus ada "keseimbangan dalam menikmati manfaat

ekonomi" dari karya folklor tersebut, akan tetapi sampai sejauh ini,

peraturan ini masih dalam tahap penyusunan yang diharapkan masih ada

35 Lihat Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002

36 Lihat Pasal 11 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002

Page 39: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

27

masukan dari pandangan pelaku usaha, baik pada sisi pencipta, pedagang,

maupun konsumen kepada pihak Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia.37

Walaupun sampai saat ini peraturan

pemerintah tersebut belum juga dikeluarkan oleh pemerintah.

Penerapan perlindungan terhadap folklor merupakan hasil

pemikiran bahwa folklor merupakan salah satu aset yang sangat berharga

tidak hanya bagi masyarakat adat, tetapi juga sampai tingkat negara 38

3. Pengertian Tari Tradisional

Tari Tradisional adalah salah satu bentuk seni pertunjukan. Seni

pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan orang individu atau

kelompok di tempat dan waktu tertentu, yang melibatkan beberapa unsur,

yaitu, waktu, ruang, gerak tubuh seniman (penari) dan penonton. Beberapa

pertunjukan tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari tata cara atau

upacara keagamaan, seperti seni tari atau tarian tradisional. Tarian

Tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku

bangsa dan budaya Indonesia. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

berbagai tarian khasnya sendiri. Beberapa tarian dirancang untuk

mempertegas kedudukan tinggi seorang tokoh masyarakat dan beberapa seni

37 Edy Sedyawati, 2008. KeIndonesiaan Dalam Budaya, Buku 2 Dialog Budaya : Nasional

dan Etnik Peranan Industri Budaya dan Media Massa Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis,

Jakarta : Wedatama Widya Sastra, Hlm. 269.

38

Arif Lutviansori, op.cit Hlm. 14

Page 40: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

28

secara khusus “dimiliki” oleh istana atau oleh masyarakat kelas atas, seperti,

Tari Bedhaya dan Serimpi dari Keraton Jawa. Ada beberapa tari yang

merupakan sarana sosial dan tidak mengenal perbedaan antara penari dan

penonton : para pemuda dan pemudi menari bersama dalam arena seperti

pada Joget melayu dan tari Pajogeq (Sulawesi Selatan).39

Kekayaan ragam

serta kebhinekaan Indonesia menampilkan beragam jenis seni-pertunjukan

yang begitu kaya.

Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia tersebut muncul

dari berbagai macam kreasi intelektual yang berada dalam ruang lingkup

seni, sastra dan ilmu pengetahuan. Salah satu bentuk kebudayaan yang ada

di Indonesia adalah seni pertunjukan. Beberapa hasil kreasi intelektual ada

yang secara umum dapat disebut dengan pengetahuan tradisional

(traditional knoweledge), pengetahuan tradisional ini diartikan sebagai

pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat secara turun temurun.

Kebijakan Indonesia di bidang budaya mengutamakan

pembentukan budaya nasional, sambil secara terus menekankan pentingnya

pelestarian budaya, baik yang kasat mata maupun yang tidak. Seni tari,

misalnya, memberi sebuah keadaan ideal : penciptaan berkembang subur di

dalam tradisi ; tradisi lama dihormati, dan penciptaan dalam tradisi selalu

mendapat pengakuan. 40

39 Edi Sedyawati, op.cit Hlm. 8

40

Ibid. Hlm. 9

Page 41: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

29

Secara tradisional, hak cipta telah diterapkan ke dalam buku-buku,

tetapi sekarang Hak Cipta telah meluas dan mencakup perlindungan atas

karya sastra, drama, karya musik dan artistik, termasuk rekaman suara,

penyiaran suara film dan televisi dan program komputer.

Tari tradisional adalah suatu tarian yang menggabungkan semua

gerakan yang mengandung makna tertentu disetiap gerakannya. Pada tari

tradisional mengandalkan ketepatan musik, keluwesan gerak, kekompakan

gerakan, dan pengaturan komposisi. Pada gerak tari tradisional, biasanya

pada setiap tarian mempunyai dasar gerakan yang sama dan gerak

tradisional tidak bisa diubah seperti tari modern. Walaupun tari tradisional

mempunyai dasar gerak yang sama, tetapi pada tiap-tiap tarian berubah

susunan gerakannya karena tiap tarian memiliki makna dan maksud yang

berbeda pula disetiap gerakannya.

Tari-tarian Jawa Tengah secara garis besar dapat dibagi dalam dua

jenis; tari keraton dan tari rakyat. Tari keraton seperti tari bedhaya

dikembangkan oleh para raja zaman dahulu dan dinikmati oleh keluarga

istana sampai sekarang. Tari rakyat seperti Gambyong digubah dan

disempurnakan oleh istana. Tari Bedhaya yang berasal dari Jawa ini ada dua

macam, ada yang berasal dari Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta.

Bedhaya yang berasal dari Surakarta adalah Bedhaya Ketawang, sedangkan

yang berasal dari Yogyakarta adalah Bedhaya Semang. Tari Bedhaya

dipercaya orang banyak sebagai ciptaan Sultan Agung Mataram pada awal

Page 42: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

30

abad ke-17. Tari ini termasuk dalam jenis pusaka Keraton Jawa Tengah dan

sampai sekarang hanya ditampilkan di dalam istana untuk acara yang sangat

istimewa. Ditarikan oleh sembilan penari terbaik dan tercantik kerajaan,

bedhaya memilki arti dan merupakan lambang kesempurnaan, karena

menciptakan suasana khidmat pada saat ditarikan41

41

Ibid, Hlm. 76

Page 43: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

31

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis

normative, yaitu pendekatan dari segi-segi hukum dan kaidah-kaidah hukum

yang ada serta berlaku dalam masyarakat, yang merupakan usaha untuk

menemukan apakah hukumnya sesuai untuk diterapkan secara in-concreto

guna menyelesaikan suatu kasus atau perkara tertentu dan dimana peraturan

itu didapat.42

Sasaran penelitian ini adalah norma maka beberapa pendekatan

masalah yang digunakan oleh peneliti yaitu meliputi:

a. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach)

Menurut Peter Mahmud dalam buku Penelitian Hukum, secara a

contrario menjelaskan bahwa dalam pendekatan ini, peraturan perundang-

undangan dijadikan referensi dalam memecahkan isu hukum yang akan

dibahas dengan memperhatikan hierarki serta asas-asas dalam peraturan

perundang-undangan.43

Pada penelitian ini terdapat beberapa peraturan

perundang-undangan yang telah mengalami beberapa kali perubahan, seperti

UU No. 6 Tahun 1982 yang mana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun

42

Ronny Hanitijo Soemitro, 1989. Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta:

Ghalia Indonesia. Hlm. 22. 43

Peter Mahmud Marzuki, 2011. Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana. Hlm. 96.

Page 44: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

32

2002 sebagai undang-undang baru dalam ranah Hak Cipta, dan oleh

karenanya peneliti tidak akan mengkaji dengan undang-undang yang lama,

yang mana peneliti merujuk pada salah satu asas perundang-undangan yakni

lex posterior derogate legi priori, yang artinya peraturan perundang-

undangan yang terkemudian menyisihkan peraturan perundang-undangan

terdahulu.44

b. Pendekatan Analisis (Analytical Approach)

Johnny Ibrahim dalam bukunya Teori dan Metode Penelitian

Hukum Normatif menjelaskan pendekatan analisis yaitu:

Maksud utama analisis terhadap bahan hukum adalah mengetahui

makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang digunakan dalam peraturan

perundang-undangan secara konsepsional, sekaligus mengetahui

penerapannya dalam praktik dan putusan-putusan hukum. Hal yang

dilakukan melalui dua pemeriksaan yaitu pertama sang peneliti berusaha

memperoleh makna baru yang terkandung dalam aturan hukum yang

bersangkutan dan kedua menguji istilah-istilah hukum tersebut dalam

praktik melalui analisis terhadap putusan-putusan hukum.45

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan pada dasarnya tugas

analisis hukum adalah menganalisis pengertian hukum , asas hukum, kaidah

hukum, sistem hukum, dan berbagai konsep yuridis.46

Peneliti akan

menggunakan pendekatan ini dalam rangka menganalisis makna dari istilah

44

Ibid. halaman 101. 45

Johnny Ibrahim, 2008. Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia

Publishing : Malang, Hlm. 310. 46

Ibid , Hlm. 311.

Page 45: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

33

HKI, Hak Cipta, Pencipta dan segala hal yang yang terdapat dalam Undang-

Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta .

1. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah kritis-analitis serta

logis-sistematis47

melalui inventarisasi hukum serta mengidentifikasi dan

menganalisis obyek penelitian dengan pengertian-pengertian pokok dalam

hukum. Tujuan pokoknya adalah untuk mengadakan identifikasi terhadap

pengertian pokok/dasar dalam hukum yaitu masyarakat hukum, subyek

hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum, dan obyek

hukum.48

2. Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka lokasi

penelitian bertempat di Pusat Informasi Ilmiah Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman, Purwokerto, dan Perpustakan Daerah Provinsi

D.I.Yogyakarta.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

sekunder yang meliputi bahan hukum primer yang hanya terdiri dari

47

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.Hlm. 121. 48

Bambang Sugono, 2012. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm.

94.

Page 46: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

34

peraturan perundang-undangan, serta bahan hukum sekunder yang terdiri

atas buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, dan hasil-hasil simposium

mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian.

4. Metode Pengumpulan Data

Peneliti akan menggunakan data sekunder dan metode yang

digunakan untuk proses pengumpulan data ialah dengan studi kepustakaan.

5. Metode Penyajian Data

Metode penyajian bahan hukum dalam penyusunan penelitian ini

akan disajikan dalam bentuk uraian secara sistematis, logis dan rasional,

artinya keseluruhan bahan hukum yang diperoleh akan dihubungkan satu

dengan yang lainnya disesuaikan dengan pokok permasalahan yang diteliti,

sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh didasarkan pada norma

hukum atau kaidah-kaidah hukum serta doktrin hukum yang relevan dengan

pokok permasalahan.

6. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara normatif kualitatif, yaitu

pembahasan dan penjabaran data hasil penelitian yang disusun secara logis

dan sistematis berdasarkan pada norma hukum, kaidah-kaidah dan doktrin

hukum yang ada relevansinya dengan pokok permasalahan.49

49

Rony Hanitijo Soemitro, op.cit Hlm. 22.

Page 47: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tari Tradisional

Negara berupaya untuk memberikan perlindungan hukum atas tari

tradisional agar tidak terjadi penyalahgunaan atas Hak Cipta tari tradisional.

Perlindungan hukum dan pelestarian tari tradisional dilakukan tidak hanya

oleh negara (dalam hal ini Pemerintah) tetapi juga oleh masyarakat, negara

memberikan perlindungan dengan membuat peraturan yang mengatur

ketentuan tersebut, yang terdapat di dalam Pasal 10 Undang-Undang Hak

Cipta No.19 Tahun 200250

.

Pada zaman dimana belum banyak terjadi eksploitasi atas ciptaan

di Indonesia, maka para pencipta sering membuat larangan atau aturan

sendiri, untuk melindungi ciptaannya dengan menyatakan bahwa karya

tarinya bersifat sakral dan tidak dapat dimainkan secara sembarangan. Jenis-

jenis ciptaan tari klasik dari keraton seperti bedhaya hanya dipentaskan pada

acara-acara tertentu saja sehingga sangat jarang dipentaskan.51

Bukan tidak

mungkin hal ini merupakan salah satu cara pencipta melindungi ciptaannya,

karena orang-orang di sekitar keraton tidak akan berani mengubah tarian

50

Lihat Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002.

51 Henry Soelistyo, op.cit Hlm. 177

Page 48: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

36

yang diciptakan oleh raja, dengan menyatakan kesakralan suatu ciptaan

maka hal ini menujukkan adanya perlindungan terhadap ciptaan tersebut,

meski tidak menggunakan aturan hukum.52

Menurut Philipus M. Hadjon perlindungan hukum diberikan

dengan dua cara, diberikan secara represif dan preventif.53

Perlindungan

hukum preventif yang dimaksud adalah, perlindungan hukum yang

dilakukan untuk mencegah terjadinya sengketa, sedangkan perlindungan

hukum represif adalah penyelesaian sengketa dengan melakukan

inventarisasi dan dokumentasi sebagai alat bukti.

Inventarisasi merupakan salah satu langkah Defensive Protection

(perlindungan defensif) yaitu perlindungan folklore tidak ditujukan untuk

melindungi folklor sebagaimana yang berlaku di sistem HKI. Perlindungan

secara defensif hanya dimaksudkan sebagai upaya agar tidak terjadi

penggunaan secara melawan hukum terhadap folklor tertentu. Langkah yang

dilakukan dapat dilakukan adalah dengan membuat database yang berkaitan

dengan folklor. Database ini dapat dipergunakan sebagai proses akhir

inventarisasi yang kemudian didokumentasikan atau dimasukkan secara

sistematis di dalam sebuah database54

.

52 Ibid. Hlm. 178

53 Philipus. M. Hadjon, 1998, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: Bina

Ilmu. Hlm. 5 54

Arif Lutviansori, op.cit Hlm. 146.

Page 49: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

37

Proses inventarisasi juga harus melibatkan berbagai kalangan

masyarakat dan juga Pemerintah Daerah dalam hal ini sebagai motor

penggerak penentu kebijakan bagi kebudayaan daerahnya sendiri. Strategi

yang dapat dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat sesuai peran dan

fungsinya masing-masing sehingga proses inventarisasi ini tidak semata-

mata menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah saja.55

Pencipta dalam hal ini juga dapat melindungi ciptaan nya dengan

memperkenalkan hasil ciptaannya kepada masyarakat luas. Distribution

right, hak ini bertujuan untuk memberikan hak kepada pencipta untuk

menyebarluaskan hasil ciptaannya agar dikenal luas oleh masyarakat.56

Ini

menjadi salah satu langkah pencipta dalam melakukan perlindungan bagi

ciptaannya sendiri. Begitupun tari tradisional langkah ini juga dapat

dilakukan, melalui pemerintah asal tarian tersebut, dengan memperkenalkan

tarian dan menyebarluaskan tarian tersebut maka masyarakat akan

mengetahui asal dari suatu tarian, karena dalam hal ini negaralah yang

memegang Hak Cipta atas folklor, tari tradisional. Selain dapat

memperkenalkan tari tradisional langkah ini juga dapat memberikan

keuntungan bagi negara yang dalam hal ini bertindak sebagai pemegang

Hak Cipta.

55Ibid. Hlm. 137-155

56 Endang Purwaningsih, op.cit Hlm. 4

Page 50: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

38

Undang-Undang Hak Cipta mengatur mengenai pemegang Hak

Cipta atas folklor yaitu oleh Negara, artinya apabila ada pemanfaatan atas

folklor dan kemudian menghasilkan keuntungan maka negaralah yang

menjadi pihak yang mengelola keuntungannya.

Upaya untuk melindungi dan mengantisipasi kebudayaan Indonesia

diklaim oleh Negara lain, dilakukan dengan lembaga yang ditunjuk oleh

pemerintah yang berwenang untuk melakukan inventarisasi dan

dokumentasi terhadap folklor dalam bentuk database. Undang-Undang Hak

Cipta mengatur database sebagai salah satu Hak Cipta yang dilindungi.

Pasal 12 UUHC menetapkan ciptaan yang termasuk dilindungi oleh

hukum Hak Cipta di Indonesia. Pasal ini menetapkan karya-karya di bidang

ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dilindungi adalah :

a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (layout) karya

tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;

b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan

itu;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan

ilmu pengetahuan;

d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan

pantomim;

f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni

ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni

terapan;

g. Arsitektur;

h. Peta;

i. Seni batik;

j. Fotografi;

k. Sinematografi;

l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan

karya lain dari hasil pengalihwujudan.

Page 51: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

39

Di dalam pasal diatas huruf l dituliskan bahwa database

termasuk dalam Hak Cipta yang dilindungi. Inventarisasi dan dokumentasi

dengan membuat database dalam hak cipta juga mendapat perlindungan,

merupakan karya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang

dilindungi.

Perlu dilakukan pendekatan terhadap masyarakat budaya,

pemberdayaan masyarakat untuk melakukan pelestarian kebudayaan dengan

melakukan pertunjukan budaya dari daerahnya sendiri. Di dalam suatu

kelompok masyarakat adat memiliki keterikatan yang sangat kuat terhadap

kebudayaan daerahnya, ini bisa menjadi pendorong bagi pelestarian

kebudayaan daerahnya. Suatu kelompok masyarakat dapat memperkenalkan

berbagai kebudayaannya, salah satunya tari tradisional untuk

memperkenalkan tarian atau kebudayaan mereka ke khalayak ramai, selain

itu juga dapat menambah pendapatan ekonomi mereka.

Pendidikan formal merupakan salah satu sarana bagi masyarakat

khususnya pelajar yang memiliki keinginan konsentrasi di bidang

kebudayaan. Pemerintah mendirikan Unversitas atau Institusi yang fokus di

bidang budaya. Selain itu, ada beberapa perguruan tinggi yang memasukkan

kurikulum HKI sebagai mata kuliah yang wajib ditempuh. Hal ini sangat

Page 52: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

40

mendukung program pemerintah dalam rangka mewujudkan perlindungan

folklor yang ada di Indonesia.57

Pemerintah juga harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan

yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional. Salah satu

usaha pemerintah yang harus dilakukan adalah dengan menampilkan

kebudayaan-kebudayaan daerah disetiap event atau pertunjukan, misalnya

tari-tarian, lagu daerah dan sebagainya. Semua itu harus dilakukan sebagai

upaya pengenalan kepada generasi muda bahwa budaya yang ditampilkan

itu adalah warisan dari leluhurnya. Terlebih pada era globalisasi ini, disadari

atau tidak generasi muda saat ini kurang peka, kurang memperhatikan dan

kurang tertarik terhadap kebudayaan nasional, yang sebenarnya

membutuhkan peranan mereka sebagai generasi penerus untuk tetap

melestarikan kebudayaan nasional. Proses sosialisasi untuk belajar tentang

kebudayaan sendiri telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak kanak-

kanak, hanya saja proses yang berjalan berbeda bagi tiap-tiap orang, karena

dipengaruhi atau ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial

yang bersangkutan.58

Kebudayaan nasional merupakan warisan leluhur yang apabila

tidak dilestarikan cepat atau lambat akan punah, tergeser dengan budaya-

budaya barat yang lebih modern, tetapi jauh dari nilai-nilai tradisi dan

57

Artry Ahdini, 2014. Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Folklor Di Cirebon, Purwokerto:

MIH UNSOED. Hlm. 81

58 Koentjarangingrat, op.cit Hlm. 232

Page 53: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

41

ketimuran Indonesia. Peranan masyarakat dalam mengimplementasikan

perlindungan hukum dan juga pelestarian sangatlah diperlukan. Terlebih

terhadap masyarakat adat, selain menjadi pemeran utama dalam pelestarian

budaya warisan leluhur, mereka juga berkewajiban memperkenalkan

kebudayaan mereka kepada generasi penerus.

Perlindungan hukum yang dilakukan negara terhadap tari

tradisional juga terlihat dengan dibentuknya Undang-Undang Hak Cipta No.

19 Tahun 2002. Tari tradisional termasuk didalam folklor (tradisi budaya)

dan tidak dituliskan secara spesifik di dalam Undang-Undang Hak Cipta No.

19 Tahun 2002.

a. Tari tradisional salah satu bentuk folklor sebagian lisan

Tari tradisional yang merupakan adat istiadat dan kebudayaan yang

diwariskan secara turun temurun seharusnya dimanfaatkan dengan baik dan

dapat dinikmati oleh masyarakat setempat, yang hidup dan menggambarkan

realitas lingkungan yang seharusnya mengacu pada nilai-nilai baik yang

pernah ada pada masyarakat tertentu, yang juga merupakan kearifan lokal.

Tari tradisional merupakan salah satu bentuk folklor sebagian

lisan. Folklor terbagi menjadi tiga, folklor lisan, folklor sebagian lisan dan

folklor bukan lisan. Di Indonesia tiga macam folklor tersebut masih tetap

ada, folklor lisan (verbal folklore), folklor sebagian lisan (partly verbal

folklore), dan folklor bukan lisan (non verbal folklore).

Page 54: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

42

Folklor lisan yang masih ada di Indonesia antara lain, bahasa

daerah, pangkat kebangsawanan, pepatah tradisional, pantun, cerita rakyat

atau legenda, nyanyian daerah, dan masih banyak lagi.

Folklor sebagian lisan yang ada di Indonesia, yang oleh orang

“modern” seringkali disebut takhyul itu, terdiri dari pernyataan yang bersifat

lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna gaib,

seperti tarian tradisional, permainan rakyat, teater rakyat, upacara rakyat,

pesta rakyat, arsitektur rakyat (bentuk asli rumah daerah atau rumah adat,

bentuk lumbung padi, dan sebagainya), pakaian dan perhiasan tubuh.

Folkor bukan lisan terbagi menjadi dua kelompok, material dan

yang bukan material. Bentuk bentuk folklor yang tergolong material antara

lain: kerajinan tangan rakyat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-

obatan tradisional. Sedangkan yang termasuk yang bukan material antara

lain: gerak isyarat tradisional (gesture), bunyi isyarat untuk komunikasi

rakyat. 59

Folklor memiliki fungsi sebagai sistem proyeksi yakni sebagai alat

untuk menjalankan norma-norma yang ada dan dipercaya di setiap daerah

agar kebudayaan yang dimiliki di masing-masing daerah dapat tetap

dilestarikan dan para penerus tetap dapat mengenal apa yang telah

ditinggalkan oleh para leluhurnya. Folklor juga sebagai alat pengawas

59 James Danandjaja, op.cit Hlm. 21-22

Page 55: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

43

diberlakukannya norma-norma yang ada didalam masyarakat untuk selalu

dipatuhi.

Folklor adalah kebudayaan yang tersebar dan diwariskan turun-

temurun, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk

lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu

pengingat. Folklor dimaksudkan sebagai sekumpulan ciptaan tradisional,

baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam masyarakat,

yang menunjukkan identitas sosial dan budayanya berdasarkan standar dan

nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun temurun.60

Folklor sebagai bagian dari kebudayaan suatu kolektif, tentunya

memiliki ciri-ciri tersendiri yang merupakan identitas pembeda dengan

kebudayaan yang lain. Seperti folklor sebagian lisan, yang kebanyakan

orang atau pada umumnya dikenal dengan tahyul, seperti halnya tarian

tradisional yang sebagian besar memiliki tahapan-tahapan atau langkah-

langkah yang jika dilakukan pada masa sekarang ini kurang bisa diterima

akal sehat, atau dengan kata lain tahyul.

Folklor sebagian lisan lebih dikenal sebagai kebudayaan yang

berbau tahyul, mitos, atau kepercayaan akan hal-hal yang berhubungan

dengan segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh akal sehat atau

tidak logis, tetapi jika diartikan lebih lanjut hal-hal tersebut memiliki

60

Arif Lutviansori, op.cit Hlm. 7

Page 56: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

44

makna yang pada dasarnya sarat akan pelajaran atau tuntunan tuntunan

untuk manusia dalam menjalani kehidupan.

Pada dasarnya para leluhur memberikan pelajaran memang tidak

hanya melalui lisan tetapi juga melalui ajaran tidak lisan, seperti tarian

tradisional. Tarian tradisional yang memiliki arti, makna disetiap

gerakannya, tidak hanya pada gerakannya saja tetapi bagaimana tata cara

sebelum ataupun sesudah tarian ditampilkan, dimulai dari pemilihan bagi

para penari yang akan menarikan tariannya, ritual yang harus dijalani para

penari sebelum menarikan tariannya, hal-hal yang harus dihindari atau

yang tidak boleh dilakukan oleh para penari maupun orang orang yang

akan menyaksikan pertunjukan tarian tersebut, semua hal yang

menyangkut atau berhubungan dengan pertunjukan tarian tersebut memilki

arti atau makna sendiri yang telah dilakukan ditanamkan dan diajarkan

sejak dahulu kala oleh para leluhur.

Tari tradisional merupakan salah satu kebudayaan yang termasuk

dalam folklor sebagian lisan, yaitu folklor yang bentuknya merupakan

campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Tarian yang merupakan suatu

ajaran yang kemudian direfleksikan dengan gerak dan olah tubuh dan

memilki arti, inilah mengapa tarian digolongkan sebagai folklor sebagian

lisan,karena merupakan pencampuran dua unsur yang disebutkan

sebelumnya, yaitu unsur lisan dan bukan lisan.

Page 57: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

45

Folklor sebagian lisan dikenal dengan cara turun temurun dari

generasi tua ke generasi muda. Seperti halnya folklor sebagian lisan tarian

tradisional yang kemudian dikenal dengan cara turun temurun. Tarian

tradisional yang pada dasarnya tidak dijelaskan atau tidak secara tertulis

diketahui penciptanya tetapi tetap dipercaya masyarakat merupakan

warisan dari para leluhur yang harus tetap dijaga dan dilestarikan dan

inilah yang kemudian menjadikan negara melakukan perlindungan agar

warisan kebudayaaan yang dalam hal ini adalah tarian tradisional tetap

ada, lestari dan tidak punah.

b. Tarian tradisional merupakan kebudayaan yang dilindungi di

Indonesia

Tari tradisional di Indonesia sangat beragam, setiap daerah di

Indonesia memiliki tarian daerahnya masing-masing. Tari tradisional di

setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, di Bali ada tarian pendet,

gabor, baris dan sanghyang, dari Jawa ada tarian Bedhaya,61

tarian-tarian

tersebut berperan penting dalam kegiatan keagamaan, kegiatan adat istiadat,

dan digolongkan sebagai tarian suci atau untuk upacara. Tarian-tarian

tersebut ditampilkan dengan berbagai macam ritual, sesaji ataupun hanya

orang-orang tertentu saja yang boleh dan bisa membawakan tarian tersebut.

Tari tradisional di Indonesia memiliki banyak keunikan yang tidak

dimiliki oleh negara lain, keberagaman tata cara membawakan tarian yang

61 Edi Sedyawati, op.cit Hlm. 13

Page 58: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

46

sarat akan tahyul atau mitos mitos yang dipercaya agar tarian dapat

ditampilkan dengan sempurna oleh para penari, yang diturunkan dari para

leluhur menjadi ciri khas tarian tradisional di Indonesia.

Tarian tradisional yang merupakan salah satu jenis kebudayaan

atau folklor termasuk seni pertunjukan yang dimiliki negara Indonesia yang

kemudian dilindungi keberadaannya oleh negara dengan diaturnya folklor di

dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 tahun 2002, yang terdapat dalam

Pasal 10.

Kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia dari berbagai daerah

sangat beragam, hal ini yang mendorong pemerintah untuk melindungi

kebudayaan yang ada agar bisa tetap lestari, dikenal dan menjadi ciri khas

dari negara Indonesia yang memiliki kebudayaan yang beragam.

Keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia juga memiliki nilai yang

sangat strategis, dengan adanya perlindungan hukum Hak Cipta terhadap

folklor dan hasil kebudayaan rakyat ini, maka pelestarian terhadap budaya

bangsa akan tercapai. Hak Cipta sebagai kekayaan immateriil dalam

pemikiran hukum adat tidak didukung dengan referensi yang memadai,

dengan kata lain, konsep itu merupakan pemahaman teori semata, pada

kenyataannya tida ditemukan adanya aturan mengenai Hak Cipta.62

Jika

perlindungan terhadap folklor dan hasil kebudayaan rakyat ini dapat

direalisasikan, maka diharapkan hal ini dapat memberikan nilai ekonomi.

62 Henry Soelistyo, op.cit Hlm. 121

Page 59: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

47

Artinya dengan direalisasikan nya perlindungan terhadap folklor maka

folklor yang ada, seperti tarian tradisional dapat menarik para wisatawan

untuk datang dan melihat kekayaan budaya Indonesia.

Tari-tarian merupakan salah satu folklor yang berbentuk ekspresi.

Syarat untuk menentukan bahwa sebuah tarian dianggap sebagai folklor dan

hasil kebudayaan rakyat yang mempengaruhi nilai tradisional antara lain :

a. Tarian tersebut harus diikuti masyarakat

b. Harus diakui masyarakat

c. Berkembang di masyarakat

d. Menjadi kesepakatan masyarakat

e. Diajarkan secara turun-temurun

Ketentuan Undang – Undang Hak Cipta pada Pasal 10 menyatakan

bahwa ;

(1) negara memegang hak cipta atas karya peninggalan

prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional lainnya.

(2) Negara memegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan

rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat,

dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi,

tarian, kaligrafi. Dan hasil seni lainnya.

(3) Untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tersebut,

orang yang bukan warga negara Indonesia harus terlebih

dahulu mendapatkan izin dari instansi yang terkait dalam

masalah tersebut.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak cipta yang dipegang oleh

negara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal ini diatur

dengan Peraturan Pemerintah.63

63

LihatPasal 10 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002.

Page 60: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

48

Pemerintah dalam hal ini berkewajiban penuh untuk memberikan

perlindungan terhadap seluruh kebudayaan yang dimiliki Indonesia,

termasuk diantaranya tarian tradisional.

Berdasarkan Pasal tersebut seni tari tradisional dilindungi dan hak

ciptanya dimiliki oleh negara. Hak Cipta atas ciptaan yang dipegang atau

dilaksanakan oleh negara seperti folklor dan hasil kebudayaan rakyat,

termasuk tari tradisional yang menjadi milik bersama berlaku tanpa batas.

Bentuk hak eksklusif dari negara atas karya cipta terhadap folklor dan hasil

kebudayaan rakyat adalah hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

atau memberi izin untuk itu, dengan tidak mengurangi pembatasan menurut

undang-undang yang berlaku. Apabila ada pihak asing yang memanfaatkan

ciptaan tersebut untuk kepentingan komersil, maka negara dapat menuntut

ganti rugi atas pemanfaatan tersebut.

Bagi orang yang bukan warga negara Indonesia yang akan

memperbanyak, mengumumkan atau mengambil untuk kepentingan

komersil terhadap folklor termasuk tarian tradisional harus lebih dulu

meminta izin kepada negara. Perlindungan hukum yang diberikan negara

hanya terdapat dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002,

sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, adapun peraturan lain terdapat

dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya, namun uu

tersebut hanya melindungi warisan budaya yang bersifat fisik, bukan yang

bersifat ekspresi seperti tarian-tarian.

Page 61: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

49

Sebagai salah satu contoh yang digunakan dalam penelitian ini, tari

Bedhaya yang merupakan tarian klasik yang sangat tua usianya dan

merupakan kesenian asli Jawa. Tari Bedhaya adalah Tari yang di ilhami dari

hubungan mistis antara Panembahan Senapati. Raja Mataram pertama

dengan Kanjeng Ratu Kidul. Tari Bedhaya menjadi sebuah tradisi yang

berkembang di kalangan Istana. Hal itu berkaitan erat dengan fungsi tari

Bedhaya merupakan lambang kebesaran kraton dan menjadi kelengkapan

upacara penobatan Raja.64

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada

arti dan makna dari setiap tarian yang diturunkan dari leluhur, begitupun tari

bedhaya ini yang sarat akan makna. Tarian bedhaya ini masih terus

dilindungi keberadaannya terlihat dengan tetap ditampilkannya tarian ini di

acara-acara tertentu yang diselenggarakan oleh Keraton setahun sekali, ini

menjadi salah satu wujud perlindungan bahwa tarian ini merupakan tarian

dan kebudayaan asli Jawa Indonesia.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka

penulis akan membahas mengenai perlindungan hukum hak cipta atas tari

tradisional serta menghubungkannya dengan undang-undang terkait, teori-teori,

dan doktrin.

64

http://warisanbudayaindonesia.info/detail/warisan/109/Bedaya_Semang_Tari_Klasik_Gaya

_Yogyakarta_ Diakses tanggal 27 Oktober 2014

Page 62: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

50

1. Tari Tradisional di dalam Hak Cipta merupakan bagian dari

folklor

Tari tradisional merupakan warisan kebudayaan yang diwariskan

secara turun temurun yang harus dilestarikan dan dipertahankan sebagai salah

satu keragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia. Banyak keragaman

budaya Indonesia yang tidak terpublikasi, artinya masih banyak masyarakat

Indonesia yang tidak mengenal keragaman atau kekayaan yang dimiliki

bangsanya. Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia merupakan karya cipta

asli dari masyarakat Indonesia yang diwariskan turun temurun, yang memiliki

makna masing-masing dan diciptakan dengan nilai-nilai yang mengandung

banyak filosofi tentang kehidupan masyarakat. Masyarakat tradisional pada

umumnya merasa memiliki kebudayaan yang mereka kenal dari para leluhur

mereka, yang diwariskan dengan maksud agar kebudayaan yang diwariskan

tersebut terus dikenal, dilestarikan dan dijaga sebagai kebudayaan yang mereka

miliki.

Traditional knowledge merupakan aspek yang sangat penting

diperjuangkan oleh negara-negara yang memiliki potensi di bidang ini untuk

mendapatkan perlindungan hukum. Secara teoritis traditional knowledge dapat

dilindungi, pertama, dengan perlindungan hukum dan perlindungan non

Page 63: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

51

hukum.65

Perlindungan dalam bentuk hukum contohnya adalah Hukum Hak

Kekayaan Intelektual, sedangkan perlindungan dalam bentuk non hukum,

adalah dengan perlindungan yang bersifat tidak mengikat, perlindungan

dilakukan oleh organisasi nonpemerintah masyarakat profesional dan sektor

swasta.66

Menurut masyarakat tradisional suatu karya cipta yang telah

diumumkan kepada masyarakat langsung menjadi milik bersama (public

domein). Siapa saja boleh meniru dan mencontoh ciptaan tersebut dan

penciptanya juga tidak mempermasalahkan. Ciri khas masyarakat tradisional

adalah sifat kolektif atau kebersamaan. Hak cipta tidak mempunyai akar

budaya dalam masyarakat tradisional. Nilai falsafah yang mendasari pemilikan

individu terhadap suatu karya cipta manusia baik di bidang ilmu penegtahuan,

sastra, maupun seni adalah nilai budaya barat yang menjelma dalam sistem

hukumnya67

. Begitu pula dengan tari tradisional yang juga merupakan salah

satu wujud dari keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Ada berbagai

macam tarian tradisional yang dimiliki Indonesia. Setiap daerah di Indonesia

memiliki tarian daerahnya masing-masing, dengan gerakan dan makna yang

berbeda-beda pula.

65

WIPO. “Intergovernmental Committe on Intellectual Property and Genetic Resource

Traditional Knowledge and Folklore,”Survey on Exsiting Form of Intellectual Property Protection for

Traditional Knowledge Prepered by the Secretariat. Baca Budi Agus Riswandi. Hlm. 37

66 Ibid. Hlm 37-38

67 Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin, op.cit Hlm. 204-205.

Page 64: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

52

Hak Cipta merupakan hak kekayaan yang bersifat immaterial dan

merupakan hak mutlak atau hak absolut. Sifat hak absolut ini dapat lihat

dalam rumusan pasal-pasal tentang pemindahan hak cipta, pendaftarannya

dan yang berhubungan dengan penyelesaian sengketa menurut Undang-

Undang Hak Cipta Indonesia. Prof. Mahadi mengatakan,

Hak cipta memberikan hak untuk menyita benda yang diumumkan

bertentangan dengan hak cipta itu serta perbanyakan yang tidak

diperbolehkan, dengan cara dan dengan memperhatikan ketentuan

yang ditetapkan untuk penyitaan benda bergerak baik untuk

menuntut penyerahan benda tersebut menjadi miliknya ataupun

untuk menuntut suatu benda itu dimusnahkan atau dirusak sehigga

tidak dapat dipakai lagi. Hak cipta tersebut juga memberikan hak

yang sama untuk penyitaan dan penuntutan terhadap jumlah uang

tanda masuk yang dipungut untuk menghadiri ceramah,

pertunjukan atau pameran yang melanggar hak cipta. (wawancara

Ida Hariati, S.H., dengan Prof. Mahadi, S.H., tentang Hak Cipta, 16

Oktober 1987, dikutip dari skripsi yang ditulis oleh Sdr. Ida

Hariati.)68

Hak absolut atau hak mutlak, merupakan hak yang memberikan

wewenang atau kekuasaan kepada setiap orang untuk melakukan suatu

perbuatan yang harus dihormati oleh orang lain. Hak mutlak terdiri dari:

a. Hak kepribadian, merupakan hak yang melekat pada pribadi

seseorang. Misalnya hak untuk hidup dan hak atas namanya.

b. Hak-hak yang terletak dalam hukum keluarga, adalah hak yang

timbul karena adanya hubungan antara suami istri dan karena

adanya hubungan antara orang tua dan anak.

c. Hak mutlak atas suatu benda, disebut juga hak kebendaan.69

68

H. OK. Saidin, op.cit Hlm. 51 69

Rahmi Jened Parinduri Nasution, 2013. Interface Hukum Kekayaan Intelektual dan Hukum

Persaingan (Penyalahgunaan HKI), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 23-25.

Page 65: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

53

Tari tradisional sendiri di dalam Hak Cipta merupakan bagian dari

folklor. Folklor dilihat sebagai suatu ciptaan yang tidak diketahui penciptanya,

karena muncul dalam masyarakat komunal yang secara riwayatnya tidak dapat

diketahui penciptanya secara jelas. Tari tradisional merupakan suatu karya

cipta yang tidak diketahui dengan jelas penciptanya, artinya tidak ada bukti

konkrit yang dapat menjelaskan siapa pencipta dari suatu tari tradisional. Itulah

mengapa tari tradisional di dalam Hak Cipta merupakan bagian dari folklor.

Folklor telah diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002

Pasal 10, sebagai berikut;

(1) Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan

prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional lainnya.

(2) Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil

kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita,

hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan,

koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya.

(3) Untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaan

tersebut pada ayat (2), orang yang bukan warga Negara

Indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari instansi

yang terkait dalam masalah tersebut.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang

oleh Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini,

Folklor yang dimaksud adalah segala ungkapan budaya yang dimiliki

secara bersama oleh suatu komunitas atau masyarakat tradisional. Ketentuan

lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana

dimaksud dalam pasal ini, diatur dengan Peraturan Pemerintah. Akan tetapi

sampai sejauh ini, peraturan yang dimaksud masih dalam tahap penyusunan.

Page 66: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

54

Sehingga sampai saat ini pula belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur

pasal tersebut.

Menurut James Danandjaja, agar dapat membedakan folklor dari

kebudayaan lainnya, “Folklor bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam

bentuk relatif tetap atau dalam betuk standar. Disebarkan di antara kolektif

tertentu dalam waktu yang cukup lama (paling sedikit dua generasi).”70

Folklor

ada dalam versi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena folklor

disebarkan dari mulut kemulut (secara lisan). Tidak terkecuali tari tradisional

yang juga disebarkan atau diturunkan secara lisan, lalu kemudian direfleksikan

dalam gerakan.

Tari-tarian merupakan salah satu folklor yang berbentuk ekspresi.

Syarat untuk menentukan bahwa sebuah tarian dianggap sebagai folklor dan

hasil kebudayaan rakyat yang mempengaruhi nilai tradisional antara lain :

a. Tarian tersebut harus diikuti masyarakat,

b. Tarian tersebut harus diakui masyarakat,

c. Tarian tersebut berkembang di masyarakat,

d. Menjadi kesepakatan masyarakat,

e. Diajarkan secara turun menurun.

Tari tradisional yang merupakan bagian dari folklor termasuk

dalam Hak Cipta, diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun

2002, sebagaimana telah dijelaskan.

70 James Danandjaja, op.cit Hlm. 3.

Page 67: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

55

2. Tari tradisional sebagai bagian dari folklor sebagian lisan

Folklor termasuk kedalam warisan budaya. Warisan budaya pada

dasarnya mengandung nilai kearifan lokal yang sangat tinggi sudah

seharusnya mendapat perhatian serius untuk dilindungi dan dilestarikan oleh

semua pihak. Perlindungan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah

saja, melainkan seluruh elemen masyarakat juga dituntut berkontribusi.

Persoalan warisan budaya sering kali diabaikan apalagi belum adanya

persamaan persepsi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, penegak

hukum, akademisi dan masyarakat terkait perlindungan dan pelestarian

warisan budaya ini. Padahal penegakan hukum baru dapat dibuat jika ada

persamaan persepsi antara keseluruhan pihak-pihak yang berperan tersebut.

Folklor dibagi menjadi tiga macam, folklor lisan (verbal folklore),

folklor sebagian lisan (partly verbal folklore), dan folklor bukan lisan (non

verbal folklore).

Folklor lisan yang masih ada di Indonesia antara lain, bahasa

daerah, pangkat kebangsawanan, pepatah tradisional, pantun, cerita rakyat

atau legenda, nyanyian daerah, dan masih banyak lagi.

Folklor sebagian lisan yang ada di Indonesia, yang oleh orang

“modern” seringkali disebut takhyul itu, terdiri dari pernyataan yang bersifat

lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna gaib,

seperti tarian tradisional, permainan rakyat, teater rakyat, upacara rakyat,

Page 68: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

56

pesta rakyat, arsitektur rakyat (bentuk asli rumah daerah atau rumah adat,

bentuk lumbung padi, dan sebagainya), pakaian dan perhiasan tubuh.

Folkor bukan lisan terbagi menjadi dua kelompok, material dan

yang bukan material. Bentuk bentuk folklor yang tergolong material antara

lain: kerajinan tangan rakyat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-

obatan tradisional. Sedangkan yang termasuk yang bukan material antara

lain: gerak isyarat tradisional (gesture), bunyi isyarat untuk komunikasi

rakyat.71

Tari tradisional termasuk bagian dari folklor sebagian lisan. Folklor

sebagian lisan merupakan campuran dari unsur lisan dan bukan lisan. Pada

dasarnya tarian tradisional memilki makna disetiap gerakan tarinya. Selain

memiliki makna dalam gerakannya, sebuah tarian juga tercipta dari suatu

cerita yang dimiliki penciptanya, dengan maksud memberikan suatu

pelajaran hidup bagi para penikmatnya, yang akan direalisasikan pada saat

tarian ditampilkan.

Indonesia dengan beragam tarian yang dimiliki tiap-tiap daerah

hanya memiliki satu peraturan yang melindungi hak cipta dari tari

tradisional yaitu Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002.

Yang di dalam undang-undang tersebut tari tradisional merupakan bagian

dari folklor.

71 Ibid. Hlm 5

Page 69: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

57

Terlepas dari undang-undang tersebut dan minimnya pengetahuan

masyarakat tentang folklor, masyarakat Indonesia masih cukup memiliki

kepedulian terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh daerahnya masing-

masing. Kebudayaan yang ada, dalam hal ini tarian tradisional masih cukup

dikenal meskipun tidak banyak yang mengetahui secara rinci tentang suatu

tarian di daerah asalnya, tetapi masyarakat paling tidak pernah menyaksikan

tarian tradisional ditampilkan dalam suatu acara adat. Inilah yang bisa

membantu pemerintah dalam mengimplementasikan perlindungan hukum

bagi folklor (tari tradisional), dengan adanya acara adat dan menampilkan

kebudayaan daerah masing-masing termasuk didalamnya tari tradisional.

Acara-acara adat yang diselenggarakan akan banyak melibatkan

masyarakat dan ini kemudian bisa memberikan pengetahuan terhadap

masyarakat tentang kebudayaan yang jika dilakukan secara rutin maka akan

menimbulkan rasa memiliki terhadap kebudayaan yang diwariskan para

leluhur yang kemudian menimbulkan rasa untuk melindungi, melestarikan

apa yang sudah menjadi pemberian dari leluhur.

Di Indonesia seni tari merupakan salah satu cabang dari kesenian

dan merupakan satu dari sekian banyak keterkaitan yang kokoh dalam

kebudayaan. Seni tari menjadi salah satu alat untuk mempresentasikan

identitas budaya suatu daerah. Sejak lama seni tari telah mampu

memperkokoh kehidupan perseorangan serta masyarakat. Seni tari diartikan

sebagai keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama

Page 70: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

58

dan berjiwa yang harmonis. Menyaksikan suatu karya tari tentunya tidak

dilihat dari wujudnya saja, melainkan juga menangkap pesan atau makna

apa yang ada di balik pertunjukan tersebut. Hal ini sesuai dengan sifat tari

yang pengekspresiannya diungkapkan melalui gerak simbolis dan abstrak.72

Kebudayaan Indonesia tidak pernah lepas dari pengaruh

kepercayaan leluhur dan mitos. Semua adat dan kebudayaan itu tidak pernah

lepas dari kata-kata atau prosesi ritual. Ketika sebuah kesenian tari akan

dipertunjukan, baik langung maupun tidak langsung, biasanya melakukan

ritual terlebih dahulu. Setiap tarian memiliki ritual yang berbeda, tegantung

dengan ajaran para leluhur masing-masing yang mewariskan tarian tersebut

lengkap dengan ritualnya. Hal-hal semacam inilah yang menjadikan seni tari

Indonesia harus diberikan perlindungan, karena memiliki keunikan

tersendiri, meskipun tidak secara spesifik dituliskan, hanya termasuk

didalam folklor sebagian lisan.

Pembahasan mengenai perlindungan folklor di Indonesia sangat

penting, setidak-tidaknya karena tiga alasan yaitu: adanya potensi

keuntungan ekonomis yang dihasilkan dari pemanfaatan folklor, keadilan

dalam sistem Perdagangan dunia dan perlunya perlindungan hak masyarakat

lokal. Disadari atau tidak perlindungan hukum akan menjamin lestarinya

kebudayaan Indonesia, dan juga dapat menambah pendapatan negara.

72

M. Thoyibi, dkk, 2003. Sinergi Agama dan Budaya : Dialektika Muhammadiyah dan Seni

Lokal, Surakarta: Muhammadiyah University Press. Hlm. 89

Page 71: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

59

Keunikan yang dimiliki Indonesia atas kebudayaan terlebih

terhadap tariannya inilah yang kemudian menarik bagi para penikmat

pertunjukan tari. Ini juga yang kemudian menarik bagi negara lain untuk

kemudian meniru, mengambil dan memanfaatkan kebudayaan yang kita

miliki, selain menambah pendapatan negara dengan menarik untuk

disaksikan bagi para wisatawan yang kemudian memberikan pemasukan

bagi negara, hal ini juga dapat memicu perselisihan dengan negara lain yang

juga akan memanfaatkan kebudayaan yang kita punya tanpa seizin

pemerintah.

Seperti halnya tari Bedhaya yang digelar oleh Keraton Yogyakarta

Hadiningrat, yaitu tari Bedhaya Semang, tarian ini memiliki makna khusus

dan sakral. Dikatakan sebagai tari sakral karena tarian tersebut ditampilkan

tidak sembarangan waktu dan tidak dengan sembarang penari. Riasan dan

kostum sudah dibakukan dan di dalam menarikannya diberikan dasar yang

harus dijalankan sebagai upacara ritual, sebagaimana diketahui keraton

sebagi pusat tradisi kejawen (dianggap sebagai masyarakat asli Jawa) yang

penuh dengan ritual bernafaskan keagamaan.73

Ini menjadi sebagai salah

satu contoh bahwa folklor sebagian lisan yang merupakan campuran antara

folklor lisan dengan bukan lisan, dengan melihat makna dari tarian tersebut,

73

Rr. Nur Suwarningdyah, 2011. Pergeseran Tari Bedhaya di Keraton Yogyakarta : Sakral

dan Profan, Yogyakarta: Kepel Press. Hlm. 9

Page 72: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

60

baik yang terlihat dari gerak tarinya maupun makna yang melatar belakangi

diciptakannya tarian tersebut.

Alasan tari bedhaya Semang menjadi tarian yang sakral dilihat dari,

pemilihan para penarinya, tempat, waktu pementasan, sesaji yang khusus

dan tidak sembarangan, karena sesuatu yang sakral berarti suci. Waktu

penyelenggaraan adalah pada saat peringatan hari kelahiran Sultan dan

kenaikan Tahta.74

Hal ini menunjukkan bahwa tari Bedhaya merupakan bentuk

aktivitas religi nan sakral yang dibingkai dalam sebuah budaya yang

berwujud seni tari, yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat Jawa.

Tari Bedhaya memiliki dua versi atau jenis. Pertama, seperti yang

disebutkan diatas yaitu tari Bedhaya Semang dari Keraton Yogyakarta.

Kedua, tari Bedhaya Ketawang dari Keraton Surakarta. Pada dasarnya

kedua versi tersebut memiliki makna yang sama dan tercipta dengan latar

belakang cerita yang sama, hanya saja karena berasal dari dua keraton

berbeda yang kemudian menjadikan tarian tersebut berbeda. Tidak banyak

perbedaan yang ada pada tarian tersebut, karena dua keraton tersebut juga

memiliki keterkaitan pula. Meski berasal dari akar budaya yang sama, tetapi

karena hidup dan berada pada dua lingkungan kerajaan yang berbeda, maka

74

Ibid Hlm. 33

Page 73: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

61

pada akhirnya tarian ini memiliki kekhususan masing-masing sebagai

ekspresi jati diri dan konsep ideologi yang berbeda.75

Muatan makna simbolik filosofis yang begitu tinggi dan dalam tari

Bedhaya, menyebabkan genre tari ini senantiasa ditempatkan sebagai salah

satu bentuk seni pertunjukan yang paling penting di kasultanan Yogyakarta

dan kasunanan Surakarta. Selain keraton Yogyakarta, keraton Surakarta juga

memiliki Tari Bedhaya, yaitu Bedhaya Ketawang. Bedhaya Ketawang

adalah sebuah tari yang disakralkandan hanya digelar dalam setahun sekali,

konon di dalamnya sang Ratu Kidul ikut menari sebagai tanda

penghormatan kepada Raja-Raja penerus Dinasti Mataram.76

Dalam upacara-upacara atau ritus kerajaan yang bersifat sakral

dengan menghadirkan tari Bedhaya itu, berfungsi sebagai alat kebesaran

raja, sama dengan alat-alat kebesaran yang lain yang memiliki kekuatan

magis seperti berbagai macam senjata, payung kebesaran, mahkota, dan

benda-benda lainnya. Bedhaya dan benda-benda dengan kekuatan magis

yang terkandung di dalamnya, berfungsi sebagai regalia atau pusaka

kerajaan, yang senantiasa turut memperkokoh maupun memberi

perlindungan, ketenteraman, kesejahteraan kepada raja beserta seluruh

75

Henry Soelistyo, op.cit Hlm. 253

76 Suwardi Endraswara, op.cit Hlm. 52

Page 74: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

62

kerabatnya. Tarian ini hanya ditarikan setahun sekali dalam acara tertentu

saja,77

hal ini menandakan kesakralan dari tari Bedhaya.

Tari Bedhaya merupakan satu dari banyak kekayaan budaya yang

Indonesia miliki, yang patut dilindungi karena keunikan dan kesakralannya.

Tidak semua negara memiliki kebudayaan seperti yang Indonesia miliki.

3. Folklor termasuk salah satu ciptaan yang dilindungi

Folklor merupakan ciptaan tradisional yang dibuat oleh masyarakat

tradisional untuk menunjukkan budaya suatu kelompok masyarakat yang

diikuti dan diwariskan secara turun temurun. Folklor adalah karya cipta

yang tidak ketahui secara pasti siapa penciptanya, artinya tidak ada bukti

yang dapat menjelaskan secara pasti siapa pencipta dari suatu karya yang

hidup dan berkembang di suatu kelompok masyarakat. Meskipun tidak

diketahui secara pasti siapa pencipta suatu karya, tetapi folklor termasuk

slah satu ciptaan yang dilindungi. Hal ini terbukti dengan diaturnya folklor

dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 Pasal 10 ayat (2) ;

“Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil

kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita,

hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan,

koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya.”

Pasal 10 ayat (2) menjadi bukti bahwa suatu ciptaan kebudayaan

yang tidak diketahui yang telah berkembang dan dikenal oleh masyarakat

tradisional juga termasuk suatu ciptaan yang dilindungi, begitu juga dengan

77 Ibid. Hlm. 56

Page 75: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

63

folklor yang tidak secara pasti diketahui penciptanya. Selain itu negara juga

memberikan Hak Eksklusif atas karya cipta terhadap folklor dan hasil

kebudayaan rakyat dengan memberikan hak untuk mengumumkan atau

memperbanyak atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi

pembatasan menurut undang-undang yang berlaku. Artinya, apabila ada

pihak asing yang memanfaatkan ciptaan tersebut untuk kepentingan

komersil, maka negara dapat menuntut ganti rugi atas pemanfaatan tersebut.

Bagi orang yang bukan Warga Negara Indonesia yang akan memanfaatkan

ciptaan tersebut harus terlebih dahulu meminta izin kepada negara.

Meskipun sampai saat ini pihak asing masih beranggapan bahwa

kebudayaan bersifat publik, artinya milik umum, dapat dipergunakan,

dimanfaatkan dan merupakan milik masyarakat umum, tanpa perlu izin.

Namun Indonesia memiliki aturan terhadap kebudayaan tradisional dengan

adanya Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002, dan

sampai saat ini belum ada kesepakatan antar negara untuk melakukan

perlindungan hak cipta terhadap ciptaan tradisional. Maka indonesia

memiliki tanggung jawab yang lebih dalam melindungi folklor dan

kebudayaan tradisional yang dimiliki agar tidak begitu saja dimanfaatkan

pihak asing.

4. Perlindungan hukum Hak Cipta atas tari tradisional

Bila diuraikan menurut istilahnya, arti kata perlindungan menurut

kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat untuk berlindung atau

Page 76: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

64

perbuatan melindungi78

, sedangkan maksud dari kata perlindungan disini

adalah perlindungan hukum. Perlindungan hukum terhadap hak-hak orang

lain juga menjadi suatu aturan yang wajib ditaati. Etika menjadi orientasi

dan penuntun perilaku masyarakat untuk mau menghormati hak-hak orang

lain,79

ini menjadi salah satu usaha perlindungan hukum bagi hak-hak orang

lain oleh masyarakat. Menurut Kamus Hukum sebagaimana dikutip oleh

Andi Hamzah, arti kata hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat

memaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan

masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib dan

pelanggaran terhadap peraturan tersebut berakibat diambilnya tindakan

hukum.80

Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak

untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.81

Sebenarnya yang

dikehendaki dalam pembatasan terhadap hak cipta ini adalah agar setiap

orang atau badan hukum tidak menggunakan haknya secara sewenang-

wenang. Begitupun dengan hak cipta atas kebudayaan suatu negara dalam

hal ini tari tradisional yang pada dasarnya dipegang oleh Negara. Maka

78

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Hlm. 674

79 Henry Soelistyo, op.cit Hlm. 119

80 Andi Hamzah, 1986. Istilah Hukum, Kamus Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm .410

81

Ajip Rosidi, 1984. Undang-Undang Hak Cipta 1982, Pandangan Seorang Awam , Jakarta:

Djambatan. Hlm. 3

Page 77: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

65

pemerintah yang harus memberikan perlindungan terhadap kebudayaan di

negaranya.

Melihat kepada arti penting perlindungan hukum ini bagi bangsa

Indonesia, jelas memiliki nilai yang sangat strategis. Nilai strategis tersebut

dapat dilihat dari segi budaya, ekonomi dan sosial. Dari segi budaya,

tampak sekali bahwa dengan adanya perlindungan hukum terhadap folklor

dan hasil kebudayaan rakyat ini, maka pelestarian terhadap budaya bangsa

akan tercapai.

Perlindungan hukum merupakan pengakuan hak oleh Negara

kepada setiap warga Negara di dalam peraturan perundang-undangan,

sehingga setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan

kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

Menurut Philipus M. Hadjon perlindungan hukum dibagi menjadi dua,

yaitu perlindungan hukum yang diberikan secara represif dan preventif.

Perlindungan hukum terhadap folklor dapat dilakukan dengan perlindungan

hukum defensif, yaitu dengan menyusun database. Database termasuk Hak

Cipta yang dilindungi yang diatur di dalam UUHC. Diaturnya database

didalam Undang-Undang Hak Cipta yang terdapat dalam Pasal 12 ;

(1) Dalam Undang-Undang ini ciptaan yang dilindungi adalah

ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang

mencakup:

a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (layout)

karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis

lain;

Page 78: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

66

b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis

dengan itu;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan

ilmu pengetahuan;

d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan,

dan pantomim;

f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar,

seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan

seni terapan;

g. Arsitektur;

h. Peta;

i. Seni batik;

j. Fotografi;

k. Sinematografi;

l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan

karya lain dari hasil pengalihwujudan.

(2) Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf l dilindungi

sebagai ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta

atas ciptaan asli.

(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2), termasuk juga semua ciptaan yang tidak atau belum

diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk kesatuan

yang nyata, yang memungkinkan perbanyakan hasil karya itu.82

Pasal tersebut jelas mengatur database sebagai Hak Cipta yang

dilindungi, maka penyusunan database sebagai salah satu langkah

melakukan perlindungan hukum dengan cara melakukan inventarisasi dan

dokumentasi kebudayaan daerah khususnya folklor, ini sebagai salah satu

bentuk perlindungan hukum defensif yang dapat dilakukan Negara.

Hak atas kebudayaan merupakan salah satu hak dasar yang dijamin

oleh instrumen hukum hak asasi internasional setiap orang termasuk

kelompok minoritas mempunyai hak untuk hidup dan menikmati

82 Lihat Pasal 12 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002

Page 79: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

67

kebudayaannya serta berhak untuk mempertahankan integritas budayanya.

Indonesia dengan keragaman budayanya juga memiliki hak yang sama

untuk bisa melindungi kebudayaan yang ada tumbuh dan berkembang di

Indonesia. Negaralah yang memegang hak cipta atas kebudayaan atau

folklor yang ada di Indonesia. Hal ini disimpulkan berdasarkan Pasal 11

Undang-Undang Hak Cipta, yang mana dijelaskan bahwa “negara

memegang Hak Cipta atas suatu ciptaan yang tidak diketahui

penciptanya”.83

Bagi orang yang bukan warga negara Indonesia jika akan

mengumumkan, memperbanyak, atau mengambil manfaat untuk

kepentingan komersil atau ekonomi atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat

termasuk seni tari tradisional harus izin kepada negara. Pengertian

pengumuman dan perbanyakan terdapat dalam Pasal 1 angka 5 dan 6

Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002.

Pasal 1 angka 5

Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,

pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan, dengan menggunakan

alat apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara

apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar atau dilihat

orang lain.

Pasal 1 angka 6

Perbanyakan dalam hal ini adalah penambahan jumlah suatu

ciptaan, baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat

83

Lihat penjelasan Pasal 11 Undang-Undang Hak Cipta

Page 80: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

68

substansial dengan mengunakan bahan–bahan yang sama ataupun

tidak sama, termasuk mengalihwujudkan secara permanen atau

temporer.

Pemanfaatan folklor oleh pihak asing berdasarkan Undang-Undang

Hak Cipta harus mendapatkan izin dari pemerintah melalui instansi terkait.

Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar Tahun 1945

sebagai konstitusi dan landasan hukum bagi pelaksana hukum di Indonesia.

Terdapat dua pasal di dalam UUD 1945 yang menjadi dasar perlindungan

hukum berkaitan dengan hak cipta atas folklor, dijabarkan sebagai berikut :

Pasal 28 j UUD 1945

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia

orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap

orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan

dengan undang-undang dengan maksud semata-mata

untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas

hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi

tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum

dalam suatu masyarakat demokratis.

Artinya, setiap orang berhak dihormati hak nya, dan setiap orang

juga berkewajiban menghormati hak orang lain sebagai masyarakat yang

demokratis, demi menjaga keselarasan hidup bermasyarakat. Setiap orang

juga memiliki kebebasan untuk memenuhi haknya, dengan tidak

mengganggu kebebasan hak orang lain.

Pasal 28 I ayat (3) dan (4) UUD 1945

Page 81: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

69

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional

dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan

peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan

hak asasi manusia adalah tanggung jawab Negara

terutama pemerintah.

Artinya masyarakat tradisional dan folklor yang hidup dan

berkembang di masyarakat tertentu dilindungi dan diakui seiring dengan

perkembangan zaman. Seluruh hak masyarakat tradisional baik dalam

perlindungan folklor, perkembangan folklor, penegakan hukum folklor

adalah tanggung jawab pemerintah sebagai pemenuhan hak asasi manusia.

Karena budaya adalah sebuah penentu kemampuan suatu negara untuk

makmur dan budayalah yang membentuk pemikiran para penerusnya.

Secara khusus nilai-nilai budaya membentuk prinsip-prinsip

masyarakat hingga saat ini. Nilai-nilai budaya ini adalah nilai-nilai yang

disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat yang mengakar pada suatu

kebiasaan, kepercayaan, tuntunan, dengan karakteristik tertentu yang dapat

dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa

yang akan terjadi atau sedang terjadi dan menjadi pedoman bagi kehidupan

masyarakat pada suatu komunitas tertentu.

Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya

memberikan perlindungan terhadap folklor. Pengenalan atau sosialisasi

terhadap kebudayaan yang dimiliki Indonesia harus terus dilakukan, terlebih

terhadap generasi penerus. Tetap melestarikan budaya bangsa merupakan

Page 82: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

70

pekerjaan rumah tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga bagi

masyarakatnya. Pemerintah dalam hal ini juga harus memfasilitasi

masyarakat.

Upaya pemerintah melakukan perlindungan terhadap folklor

didalam Undang-Undang Hak Cipta belumlah efektif, karena perlindungan

tersebut masih sulit diimplementasikan, karena sampai saat berlakunya

Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 belum ada Peraturan

Pemerintah yang mengatur undang-undang ini.

Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta ini tak

lantas menyelesaikan segala permasalahan terkait masalah Hak Cipta.

Diperlukan sosialisasi mengenai Hak Cipta kepada masyarakat dan perlunya

pemahaman mengenai Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002

kepada para aparatur penegak hukum untuk meningkatkan pemahamannya

terhadap Hak Cipta itu sendiri, sehingga permasalahan yang ada dapat

diselesaikan dengan baik.

Menurut penjelasan Undang-Undang Hak Cipta, suatu karya harus

terwujud dalam bentuk yang khas, maka perlindungan Hak Cipta tidak

diberikan pada ide semata, karena ide pada dasarnya tidak mendapatkan

perlindungan, sebab ide belum memiliki wujud yang dapat dilihat, dibaca

atau didengar.84

84 Endang Purwaningsih, op.cit Hlm 4

Page 83: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

71

Pengaturan Hak Cipta dijadikan sebagai hukum positif di Indonesia

merupakan suatu upaya Negara dalam melindungi karya cipta yang dibuat

oleh setiap warga Negara Indonesia agar memperoleh perlindungan dari sisi

hukum. Kelemahan Undang-Undang Hak Cipta ini adalah pelaksanannya

belum maksimal karena belum ada Peraturan Pemerintah hingga saat ini.

Perlindungan hukum hak cipta atas folklor khususnya tarian tradisional

hanya sebatas terdapat pada Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta, dimana

tidak diterangkan secara jelas mengenai hak cipta atas kepemilikan folklor.

Hanya secara umum bahwa untuk folklor, Negaralah yang berhak atas

pemegang hak cipta tersebut.

Pasal 10

(1) Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan

prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional lainnya.

(2) Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil

kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti

cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu,

kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi dan karya

seni lainnya.

(3) Untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaan

tersebut pada ayat (2), orang yang bukan warga Negara

Indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari

instansi yang terkait dalam masalah tersebut.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang

dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal ini, diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Artinya Negara merupakan pemegang Hak Cipta atas karya

peninggalan prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional lainnya yang

terdapat di Indonesia. Negara pemegang Hak Cipta atas folklor dan hasil

Page 84: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

72

kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama seperti cerita, hikayat,

dongeng, legenda, babad lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi

dan karya seni lainnya. Folklor diartikan sebagai sekumpulan ciptaan

tradisional baik yang dibuat oleh kelompok maupun perorangan dalam

masyarakat yang menunjukan identitas sosial dan budayanya berdasarkan

standar dan nilai-nilai yang diucapkan atau diikuti secara turun menurun.

Setiap warga Negara asing yang ingin mengumumkan dan memperbanyak

ciptaan yaitu folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik

bersama (cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad lagu, kerajinan tangan,

koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya) wajib mendapatkan izin

terlebih dahulu dari instansi yang berkaitan dengan hak cipta atas folklor.

Upaya perlindungan folklor dan hasil kebudayaan daerah,

pemerintah dapat mencegah adanya monopoli atau komersialisasi serta

tindakan yang merusak atau pemanfaatan komersial tanpa seizin Negara

sebagai pemegang Hak Cipta. Adanya ketentuan ini dimaksudkan untuk

menghindari tindakan pihak asing yang dapat merusak nilai budaya tersebut.

Pengaturan pelaksanaan terkait hak cipta yang dipegang oleh Negara, diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Hingga saat ini Peraturan

Pemerintah yang telah dirancang dari awal pembentukan Undang-Undang

Hak Cipta ini belum terlaksana.

Undang-Undang Hak Cipta yang merupakan bentuk dari konsep

HKI yang sifatnya individual berbeda dengan folklor yang sifatnya kolektif.

Page 85: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

73

Artinya dua sifat yang berbeda ini tidak bisa diatur dalam satu peraturan

perundang-undangan. Pasal 10 Undang-Undang Hak Cipta seharusnya

tidak membahas mengenai Hak Cipta atas Ciptaan yang Tidak Diketahui

Penciptanya. Namun tidak ada satu pasal pun dalam Undang-Undang Hak

Cipta yang mengatur mengenai pendaftaran atas folklor, perjanjian lisensi

atas folklor, pembagian keuntungan dan penyelesaian sengketa atas folklor.

Sejauh ini selain Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang

Hak Cipta, Indonesia juga telah meratifikasi Bern Convention. Sistem Hak

Cipta tersebut digunakan sebagai dasar untuk menganalisis mengenai dapat

atau tidaknya folklor ini dilindungi dengan menggunakan mekanisme Hak

Cipta.

Sulitnya mengimplementasikan perlindungan hukum terhadap

folklor disebabkan minimnya pengetahuan tentang folklor. Masyarakat

masih sangat asing dengan istilah folklor, masyarakat pada umumnya

mengartikan folklor berkaitan dengan cerita rakyat, padahal folklor sendiri

tidak hanya mengenai cerita rakyat tetapi lebih luas lagi, tentang ciptaan

tradisional yang diwariskan turun temurun. Minimnya pengetahuan

masyarakat menjadi kendala yang cukup besar dalam upaya perlindungan

hukum terhadap folklor.

Nilai-nilai budaya keteraturan, keselarasan, penghormatan dan

penghargaan terhadap hak-hak orang lain sesungguhnya sudah sejak lama

ada di masyarakat Indonesia. Hal ini didasarkan pada fakta adanya pengaruh

Page 86: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

74

pengajaran nilai-nilai kebaikan pada warga masyarakat Indonesia sejak

kanak-kanak hingga saat ini.85

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melindungi Hak

Cipta tentang seni tari tradisional selama ini hanya sebatas pelestarian,

pembinaan, dan pengembangan. Hal ini berbeda dengan upaya pemerintah

terhadap bidang sejarah dan kepurbakalaan, yang telah meliputi pelestarian,

pemeliharaan, dan perlindungan hukum terhadap benda cagar budaya dan

kawasan cagar budaya serta pengembangan permuseuman yang mana telah

diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar

Budaya.

Interaksi antara pencipta dan masyarakat norma untuk

menghormati ciptaan dan hak orang lain menjadi relevan. Seorang pencipta

dituntun oleh norma untuk memanfaatkan hasil ciptaannya dan masyarakat

dituntun pula oleh norma untuk menghormati hak-hak yang melekat pada

ciptaan tersebut.86

Hal ini menjelaskan bahwa, norma yang ada pada

masyarakat adat juga memilki peranan penting dalam memberikan

perlindungan bagi pencipta dan ciptaannya. Perlindungan dan penghargaan

bagi pencipta dan ciptaannya tidak hanya bisa dan harus dilakukan oleh

penyelenggara negara saja, tidak melalui hukum saja dapt dilakukan

perlindungan, tetapi dapat dimulai dari masyarakat.

85

Henry Soelistyo, op.cit Hlm. 169

86

Ibid. 171

Page 87: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

75

Kebudayaan nasional merupakan warisan leluhur yang diturunkan

kepada kita sebagai penerus bangsa, yang apabila tidak dilestarikan dan

dijaga maka akan punah atau bahkan akan dimanfaatkan pihak asing, yang

pada akhirnya merugikan bangsa kita karena akan kehilangan kebudayaan

yang seharusnya dimiliki dan dijaga kelestariannya. Selain itu apabila

generasi penerus tidak mengenal kebudayaan dan tidak mencintai budaya

yang dimiliki bangsanya maka kebudayaan tradisional yang ada akan

tergeser dan tergantikan oleh kebudayaan atau budaya barat yang lebih

modern.

Selain tuntutan zaman seni tari Indonesia bergerak atau mengarah

menjadi sebuah hiburan yang juga menjadi santapan rohani yang

memperkaya pengalaman batin, karena sarat akan nilai-nilai keagamaan dan

nilai kehidupan.87

Begitu pula yang terlihat di berbagai tarian di Indonesia,

seperti halnya Tari Bedhaya yang memiliki nilai-nilai disetiap gerakannya,

yang merefleksikan keindahan, kelembutan yang memperkaya pengalaman

batin. Ini pula yang menjadikan tarian tradisional menjadi sangat penting

untuk dilindungi dan dilestarikan, oleh berbagai elemen masyarakat, baik

secara hukum ataupun nonhukum, karena memiliki banyak makna dan

keunikan disetiap tarian tradisional.

87 Sal Murgiyanto. 2004. Tradisi dan Inovasi : beberapa Masalah Tari Di Indonesia. Jakarta:

Wedatama Widya Sastra. Hlm. 44

Page 88: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

76

Peranan masyarakat dirasa sangatlah penting untuk

mengimplementasikan perlindungan yang diupayakan Pemerintah.

Perlindungan Hak Cipta atas kebudayaan termasuk tari tradisional tidak

hanya menjadi tugas Pemerintah sebagai pelaksana negara, tetapi juga

masyarakat yang juga memiliki peranan penting dalam melindungi Hak

Cipta kebudayaan tradisional atau ciptaan tradisional agar tidak

dimanfaatkan pihak asing, agar tetap dapat dilestarikan sebagai warisan dan

keragaman budaya Indonesia.

Page 89: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perlindungan hukum Hak Cipta atas tari tradisional, perlindungan

hukum defensif, yaitu melakukan inventarisasi dan dokumentasi dengan

menyusun database. Perlindungan hukum diberikan secara represif dan

preventif. Perlindungan hukum represif yaitu upaya perlindungan hukum

yang dilakukan oleh Negara jika ada klaim dari Negara lain atas folklor

yang ada di Indonesia, oleh karenanya upaya inventarisasi dan dokumentasi

yang telah disusun dalam database oleh pihak Kementerian yang berwenang

untuk melakukan itu. Perlindungan hukum hak cipta atas folklor khususnya

pada tari tradisional di indonesia masih belum maksimal. Perlindungan hak

cipta terhadap folklor dan tari tradisional tidak hanya bisa dilakukan melalui

hukum saja, tetapi juga nonhukum, yaitu dengan pelestarian dan terus

memperkenalkan folklor tarian tradisional kepada masyarakat luas atas

kekayaan budaya tradisional yang dimiliki Indonesia.

Namun minimnya pengetahuan tentang folklor menjadi salah satu

dari berbagai kendala dalam pengimplementasian perlindungan hukum yang

diupayakan pemerintah, yang diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Hak

Cipta Nomor 19 Tahun 2002. Pasal dalam undang-undang ini tidak banyak

memberikan manfaat, karena masyarakat masih sangat asing dengan istilah

folklor, pemahaman yang kurang terhadap folklor menjadikan masyarakat

Page 90: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

78

tidak mengetahui tentang folklor itu sendiri. Undang-Undang Hak Cipta

yang bersifat individual juga menjadi salah satu kendala perlindungan

hukum Hak Cipta atas tari tradisional, mengingat Pasal 10 yang mengatur

tentang perlindungan Hak Cipta atas tari tradisional tersebut bersifat

komunal.

Page 91: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

79

B. Saran

Pemerintah diharapkan dapat membuat aturan khusus tentang

folklor yang terpisah dari Undang-Undang Hak Cipta. Peraturan Pemerintah

sebagai aturan pelaksana dari undang-undang tersebut perlu dibuat sebagai

aturan pelaksana undang-undang tersebut. Peran serta masyarakat dalam

merealisasikan perlindungan hukum Hak Cipta terhadap tari tradisional

sangat dibutuhkan, kesadaran memiliki dan tanggung jawab untuk menjaga

dan melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur menjadi

sangat penting agar terwujudnya perlindungan hukum Hak Cipta atas tari

tradisional.

Page 92: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku :

Asikin, Zainal, Amirudin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT

RajaGrafindo, Jakarta.

Danandjaja, James, 2002, Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-

lain, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Djumhana, Muhamad dan R. Djubaedillah, 2014, Hak Milik Intelektual, PT.

Citra Aditya Bakti, Bandung

Endraswara, Suwardi, 2013, FOLKLOR NUSANTARA Hakikat, Bentuk, dan

Fungsi, OMBAK, Yogyakarta

Hadjon, M. Philipus,1998, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina

Ilmu, Surabaya.

Hamzah, Andi, 1986. Istilah Hukum, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ibrahim, Johnny, 2008, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif,

Banyumedia Publishing, Malang

Koentjaraningrat, 1986, Pengantar Ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta

Lindsey, Tim, 2002, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT Alumni,

Bandung.

Lutviansori, Arif, 2010, Hak Cipta dan Perlindungan Folklor di Indonesia,

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Margono, Suyud. 2010. Hukum Hak Cipta Indonesia : Teori dan Analisis

Harmonisasi Ketentuan World Trade Organization – TRIPs Agreement.

Ghalia Indonesia, Bogor.

Marzuki, Peter Mahmud, 2011, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta

Murgiyanto, Sal, 2004, Tradisi dan Inovasi : Beberapa Masalah Tari di

Indonesia, Wedatama Widya Sastra, Jakarta

Page 93: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

Nasution, Rahmi Jened Parinduri, 2013, Interface Hukum Kekayaan Intelektual

dan Hukum Persaingan (Penyalahgunaan HKI), PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Purwaningsih, Endang, 2005, Perkembangan Hukum Intelektual Property

Rights, Ghalia Indonesia, Bogor

Riswandi, Budi Agus dan M. Syamsudin. 2004. Hak Kekayaan Intelektual dan

Budaya Hukum. PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Rosidi, Ajip. 1984. Undang-Undang Hak Cipta 1982, Pandangan Seorang

Awam, Djambatan, Jakarta.

Saidin, OK. 2010. Aspek Hukum Kekayaan Intelektual (Intellectual Property

Rights), PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Sardjono, Agus, 2010, Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan

Tradisional, PT Alumni, Bandung.

Sedyawati, Edy, 2002, INDONESIAN HERITAGE Seni Pertunjukan , Buku

Antar Bangsa, Jakarta.

____________, 2008, KeIndonesiaan Dalam Budaya, Buku 2 Dialog Budaya :

Nasional dan Etnik Peranan Industri Budaya dan Media Massa Warisan

Budaya dan Pelestarian Dinamis, Wedatama Widya Sastra, Jakarta.

Soefwan, Sri Soedewi Masjchoen, 1981, Hukum Perdata : Hukum Benda,

Liberty, Yogyakarta.

Soelistyo, Henry, 2011, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Soemitro, Ronny Hanitijo, 1989, Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri,

Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sugono, Bambang, 1996, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Supramono, Gatot, 2010, Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, PT RINEKA

CIPTA, Jakarta.

Page 94: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONALfh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI AWENGI RETNO... · iv PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS TARI TRADISIONAL ABSTRAK

Suwarningdyah, Rr. Nur, 2011. Pergeseran Tari Bedhaya di Keraton

Yogyakarta : Sakral dan Profan, Kepel Press. Yogyakarta.

Thoyibi, M. dkk, 2003. Sinergi Agama dan Budaya : Dialektika

Muhammadiyah dan Seni Lokal, Muhammadiyah University Press,

Surakarta.

Undang-undang :

Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85.

Karya Ilmiah :

Tesis Artry Ahdini, 2014, Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Folklor Di

Cirebon, MIH UNSOED, Purwokerto.

Sumber-sumber lainnya :

Kamus Besar Bahasa Indonesia Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, Depdikbud.

http://www.kemenperin.go.id/download/140/Kebijakan-Pemerintah-dalam-

Perlindungan-Hak-Kekayaan-Intelektual-dan-Liberalisasi-Perdagangan-

Profesi-di-Bidang-Hukum / Diakses tanggal 30 Agustus 2014.

http://gateofjava.wordpress.com/2013/09/25/tari-bedhaya-keraton-

yogyakarta/Diakses tanggal 31 Agustus 2014.

http://warisanbudayaindonesia.info/detail/warisan/109/bedhaya_Semang_Tari_

Klasik_Gaya_Yogyakarta Diakses tanggal 27 Oktober 2014