tinjauan penerapan etika kantor pada pt pln …
TRANSCRIPT
TINJAUAN PENERAPAN ETIKA KANTOR PADA PT PLN (PERSERO)UNIT INDUK
PEMBANGUNAN SUMATERA BAGIAN UTARA HALAMAN JUDUL
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3
Oleh CHEVIA ANANDA Br SITORUS
NIM 1605094017
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya yang memberikan pengetahuan, kesehatan dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktunya.
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai satu syarat
menyelesaikan pendidikan program Diploma 3 Politeknik Negeri Medan
Program Studi Administrasi Bisnis, Jurusan Administrasi Niaga.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas
segala dukungan doa semua pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini kepada:
1. M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan.
3. Safaruddin, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan.
4. Suri Purnami, S.E., M.A., Kepala Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Medan.
5. Erwinsyah S, S.Si., M.Kom., Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Medan.
6. Parenta Ritonga, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing 1 yang
mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
7. Drs. Pantas S, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing 2 yang mengarahkan
dan membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
ii
8. Seluruh dosen staf pengajar dan staf Administrasi Jurusan Administrasi
Niaga yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis.
9. Seluruh staf dan pegawai PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT, khususnya
bagian Administrasi Umum dan Sumber Daya Manusia.
10. Seluruh teman–teman di Politeknik Negeri Medan khususnya kelas AB-6I.
Teristimewa kepada orangtua sayaalmarhum Bapak Marlin Sitorus dan
Ibu Roulina Nainggolan yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril
maupun materi serta memberi semangat kepada penulis selama mengerjakan
tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran atau kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak.Akhir kata penulis berharap
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi kita semua.
Medan, Juli 2019 Penulis
Chevia Ananda Br Sitorus NIM 1605094017
iii
ABSTRAK
Didalam menjalin hubungan dengan individu ataupun dengan institusi lain, maka akan timbul berbagai aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang disebut sebagai etika kantor yang perlu dipahami dan dilakukan yang merupakan rambu-rambu normatif untuk pedoman didalam bersikap, berperilaku dan bertindak bagi setiap individu. Jika etika kantor atau etika dalam bekerja dapat diterapkan dengan baik dan benar oleh setiap individu yang berada di dalam lingkungan organisasi akan dapat menciptakan citra yang baik bagi organisasi tersebut.
Metode yang digunakan dalam pengambilan data dari perusahaan adalah
metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu setelah data diperoleh kemudian diklasifikasikan dan dikaji sesuai dengan permasalahan yang telah dibahas, serta membandingkan dengan teori yang telah diurai.
Berdasarkan penelitian jenis data yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa etika kantor pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara telah berjalan dengan baik karena didukung oleh seluruh pegawai baik atasan maupun bawahan, sehingga hambatan dalam etika kantor dapat diatasi dengan baik.
Kata kunci: Etika dan Etika Kantor
iv
ABSTRACT
In establishing relationships with individuals or with other institutions, various rules and provisions that are referred to as office ethics will emerge that need to be understood and carried out as normative guidelines for guidelines in behaving, behaving and acting for each individual. If office ethics or work ethics can be applied properly and correctly by every individual who is in the organizational environment will be able to create a good image for the organization.
The method used in collecting data from companies is the method of field research and library research methods. The types of data used are primary data and secondary data. The analysis technique used is descriptive analysis that is after the data is obtained and then classified and reviewed according to the problems discussed, and comparing with the theory that has been parsed.
Based on the type of data research conducted, it can be concluded that the ethics of the office at PT PLN (Persero) of the North Sumatra Main Development Unit has been running well because it is supported by all employees both superiors and subordinates, so that obstacles in office ethics can be overcome properly.
Keywords: Office Ethics and Ethics
v
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR . ................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................... iii ABSTRACT .................................................................................................. iv DAFTAR ISI .................................................................................................. v BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar belakang masalah ............................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir ..................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan Tugas Akhir ................................................... 2 1.5 Sistematika Penulisan .................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5 2.1 Pengertian Etika ......................................................................... 5 2.2 Unsur – unsur Etika ..................................................................... 6 2.3 Jenis – jenis Etika ....................................................................... 8 2.4 Pengertian Kantor ....................................................................... 10 2.5 Tujuan Kantor ............................................................................. 10 2.6 Peranan Kantor ........................................................................... 12 2.7 Pengertian Etika Kantor .............................................................. 13 2.8 Macam – macam Etika Kantor .................................................... 13
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 17 3.1 Cara Pengumpulan Data .......................................................... 17 3.2 Jenis Sumber Data ..................................................................... 18 3.3 Teknik Analisis Data 18
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 20 4.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT .................. 20
4.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT .................... 20 4.1.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT .................. 21 4.1.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT ........ 22 4.1.4 Arah Pengembangan PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT ... 25 4.2 Tinjauan Etika Kantor pada PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT ......................................................................... 25
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 32 5.1 Simpulan ..................................................................................... 32 5.2 Saran .......................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 34 LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga ataupun
masyarakat tidak terlepas dari norma-norma aturan sopan santun dalam
bersikap, bertutur kata dan berperilaku kepada sesama. Sejak kecil manusia
selalu diajarkan bagaimana harus bersikap dan berperilaku di rumah, di
sekolah, di tempat ibadah, maupun di tempat umum lainnya.
Dilingkungan organisasi atau tempat kerja, norma-norma, aturan-aturan
sopan santun dalam bersikap, bertutur kata dan berperilaku merupakan aturan
atau ketentuan yang dipandang baik dan bahkan harus diperhatikan serta harus
dilaksanakan oleh setiap individu yang berada atau bekerja di dalam organisasi
tidak akan terlepas dari komunikasi dan berhubungan dengan orang-orang
ataupun individu-individu yang lain baik itu dengan sesama karyawan, dengan
atasan maupun bawahan dan bahkan dengan organisasi atau institusi lain.
Didalam menjalin hubungan dengan individu ataupun dengan institusi lain,
maka akan timbul berbagai aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang
disebut sebagai etika kantor yang perlu dipahami dan dilakukan yang
merupakan rambu-rambu normatif untuk pedoman didalam bersikap,
berperilaku dan bertindak bagi setiap individu. Jika etika kantor atau etika
dalam bekerja dapat diterapkan dengan baik dan benar oleh setiap individu
yang berada di dalam lingkungan organisasi akan dapat menciptakan citra yang
baik bagi organisasi tersebut.
2
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk membahas mengenai etika
kantor untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dan
memilih judul “Tinjauan Penerapan Etika Kantor pada PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis membuat rumusan masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini
yaitu mengenai “Bagaimana penerapan etika kantor pada PT PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara?”.
1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui
penerapan etika kantor pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Sumatera Bagian Utara.
1.4 Manfaat Penulisan Tugas Akhir
Penulisan suatu laporan atau karya ilmiah tentu harus dapat memberikan
manfaat bagi para pembacanya, demikian juga halnya dengan penulisan tugas
akhir ini. Adapun manfaatnya, antara lain:
1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai etika
kantor.
2. Sebagai referensi dan menambah koleksi perpustakaan Politeknik Negeri
Medan.
3. Bahan masukan bagi pembaca dalam menambah wawasannya yang
berkaitan dengan etika kantor.
4. Sebagai suatu perbandingan antara teori dengan praktik yang sebenarnya
pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara.
3
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk menghasilkan penulisan yang baik, maka diperlukan suatu
sistematika penulisan. Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dalam lima
bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, agar lebih mudah
dipahami dan dimengerti para pembaca. Adapun sistematika penulisannya
adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab permulaan yang menguraikan mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah tujuan penulisan, manfaat dan
sistematika penulisan tugas akhir.
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori-teori apa saja yang mau dibahas yaitu
pengertian etika, unsur-unsur etika, jenis-jenis etika, pengertian kantor,
tujuan kantor, peranan kantor, pengertian etika kantor dan macam-
macam etika kantor yang bersumber dari pustaka dan beberapa buku
yang sesuai dengan judul tugas akhir.
BAB 3METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikanmetode yang dilakukan dalam mengumpulkan data
yaitu metode lapangan dan metode penelitian kepustakaan,
jenissumber data yaitu data primer dan data sekunder, dan teknik
analisis data yaitu teknik analisis deskriptif untuk mendukung penulisan
tugas akhir ini.
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan penjelasan tentang data yang diperoleh penulis dari
hasil observasi lapangan, yaitu gambaran umum perusahaan, struktur
4
organisasi, visi dan misi perusahaan dan hasil pengamatan mengenai
penerapan etika kantor pada PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Utara.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil dan pembahasan serta saran
yang dianggap perlu sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan
masukan bagi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera
Bagian Utara.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos dalam bentuk tunggal
yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan,
adat, akhlak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha
berarti adat kebiasaan. Berdasarkan arti katanya etika berarti ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika juga dapat
diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam bergaul baik di
masyarakat maupun di dalam perusahaan.
2.1 Pengertian Etika
Menurut Noer dalam Effendi (2015: 39) “Etika adalah ajaran (normatif) dan
pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik”.
Menurut Bertens dalam Effendi (2015: 38) “Kata etika bisa dipakai dalam
arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang/suatu kelompok masyarakat dalam mengatur perilakunya. Etika
berarti kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.
Etika mempunyai arti lagi: ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika disini
sama artinya dengan filsafat moral”.
Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa etika adalah
cabang filsafat yang menelaah tingkah laku manusia dengan segala kewajiban
moralnya sehingga dapat diwujudkan kehidupan yang diharapkan, yaitu
kehidupan manusia dan masyarakat yang baik.
6
2.2 Unsur-unsur Etika
Effendi (2015: 40) untuk meningkatkan pemahaman tentang etika, perlu
menganalisis secara eksplisit dan mempraktikkan dalam tindakan pekerjaan
atau profesi. Etika mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Tata Nilai
Tata nilai adalah suatu keinginan yang relatif permanen yang tampaknya
memang baik, seperti damai atau kehendak baik. Nilai-nilai merupakan
jawaban atas pertanyaan “mengapa”. Misalnya, mengapa membaca buku
ini? Mungkin jawabannya bahwa ingin belajar mengenai manajemen.
Pertanyaan seperti itu dapat diteruskan, sampai mencapai suatu tujuan
yang disebut sebagai nilai-nilai. Perusahaan juga mempunyai nilai-nilai,
seperti ukuran, kemampuan menghasilkan laba, atau membuat produk
bermutu tinggi.
2. Hak dan Kewajiban
Hak adalah tuntutan yang memberikan “ruang” kepada seseorang untuk
melakukan tindakan. Dalam istilah lebih formal, seseorang dapat
menamakan ruang ini sebagai “bidang otonomi” atau, lebih sederhana,
kebebasannya. Hak jarang bersifat absolut, kebanyakan orang akan setuju
bahwa cakupan hak individual dibatasi oleh hak orang lain. Hak
berhubungan dengan kewajiban. Kalau seseorang mempunyai hak, orang
lain juga mempunyai kewajiban untuk menghormatinya. Kewajiban adalah
keharusan untuk mengambil langkah-langkah tertentu misalnya, membayar
pajak dan mematuhi undang-undang untuk menghormati orang lain.
7
3. Ketentuan moral
Ketentuan moral dapat membimbing untuk melewati situasi dimana
terjadinya benturan kepentingan yang bertentangan. Misalnya, menjadi
pedoman yang dapat menyelesaikan perselisihan. Peraturan moral yang
mengatur tingkah laku sering kali dikaitkan dengan nilai-nilai.
4. Hubungan antar Manusia
Setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dalam jaringan
hubungan. Oleh sebab itu, manusia disebut dengan makhluk sosial.
Hubungan ini ada karena kita saling membutuhkan untuk saling mendukung
dan mencapai sasaran kita bersama dan dipandang sebagai aspek
kehidupan moral. Kita secara konstan memutuskan bagaimana
mempertahankan dan memeliharanya. Keputusan ini mencerminkan nilai-
nilai kita dan perhatian kita pada etika.
Dilengkapi oleh Iriyanto (2011: 59) mengenai unsur-unsur dalam etika
adalah:
5. Kebebasan dan Tanggung Jawab
Kebebasan adalah unsur yang sangat hakiki dan manusiawi yang dimiliki
oleh manusia. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebebasan, dan
kebebasan itu melekat pada manusia tanpa mengenal perbedaan suku,
ras, agama, derajat maupun bentuk-bentuk lainnya. Kebebasan yang
dimiliki bukanlah kesewenangan, melainkan kebebasan yang harus
menghargai kebebasan orang lain. Hubungan yang erat antara kebebasan
dan tanggung jawab terlihat dari keputusan dan tindakan yang diambil
harus dipertanggungjawabkan oleh diri sendiri tetapi tidak setiap putusan
dapat disebut sebagai bertanggung jawab. Bertanggung jawab haruslah
8
sesuai dengan apa yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan
tugas dan kewajibannya. Dengan demikian, kebebasan yang dimiliki
manusia haruslah diisi dengan penuh makna tanpa kesewenang-
wenangan.
6. Hati Nurani
Hati nurani adalah penghayatan tentang yang baik dan yang buruk yang
berkaitan dengan tindakan nyata atau perilaku konkret manusia. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu atau tindakan
tertentu pada saat itu. Ketika seseorang tidak mengikuti hati nuraninya,
secara tidak langsung telah menghancurkan moralitas pribadi dan
menghianati martabat yang terdalam pada kita karena hati nurani
dikendalikan oleh diri kita.
2.3 Jenis-jenis Etika
Bertens dalam Iriyanto (2011: 54) perkembangan etika dibedakan menjadi
empat yaitu:
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif memberikan gambaran tentang tingkah laku moral dalam
arti yang luas, seperti berbagai norma dan aturan yang berbeda dalam
suatu masyarakat atau individu yang berada dalam kebudayaan tertentu
atau berada dalam kurun atau periode tertentu. Norma atau aturan tersebut
ditaati oleh individu atau masyarakat yang berasal dari kebudayaan atau
kelompok tertentu. Dalam arti lain, etika deskriptif mengkaji berbagai bentuk
ajaran-ajaran moral yang berkaitan dengan “yang baik” dan “yang buruk”.
9
2. Etika Normatif
Bagian yang dianggap penting dalam studi etika adalah etika normatif
karena ketika mempelajari etika normatif muncul berbagai studi atau kasus
yang berkaitan dengan masalah moral. Etika normatif merupakan etika
yang mengkaji tentang apa yang harus dirumuskan secara rasional dan
bagaimana prinsip-prinsip etis dan bertanggung jawab itu dapat digunakan
oleh manusia. Didalam etika normatif hal yang paling menonjol adalah
munculnya penilaian tentang norma-norma yang menentukan sikap
manusia tentang “yang baik” dan “yang buruk”.
3. Mateatika
Mateatika adalah kajian etika yang membahas tentang ucapan–ucapan
ataupun kaidah–kaidah bahasa aspek moralitas, khususnya yang berkaitan
dengan bahasa etis (yaitu bahasa yang digunakan dalam bidang moral).
Kebahasaan seseorang dapat menimbulkan penilaian etis terhadap ucapan
mengenai “yang baik” dan “yang buruk” dan kaidah logika.
4. Etika Terapan
Etika terapan (applied ethics) adalah studi etika yang menitikberatkan pada
aspek aplikatif atas dasar teori etika atau norma yang ada. Etika terapan
muncul akibat perkembangan yang pesat dari etika dan kemajuan ilmu
lainnya. Disebut sebagai terapan karena sifat etika yang praktis, yaitu
memperlihatkan sisi kegunaannya. Sisi kegunaan itu berasal dari
penerapan teori dan norma etika berada pada perilaku manusia. Sebagai
ilmu praktis, etika bekerja sama dengan ilmu bidang lain dalam melihat
prinsip yang baik dan yang buruk.
10
2.4 Pengertian Kantor
Secara umum, kantor dapat diartikan sebagai tempat dimana dilakukan
berbagai macam kegiatan pelaksanaan organisasi dalam rangka mencapai
tujuannya. Namun dengan pesatnya perkembangan saat ini, kantor memiliki arti
lebih dari hanya sekedar tempat, tapi juga sebagai pusat kegiatan untuk
menyediakan informasi, untuk menunjang kelancaran kegiatan diberbagai
bidang.
Menurut Atmosudirjo dalam Umam (2014: 27) “Kantor adalah unit
organisasi terdiri atas tempat, staf personel dan operasi ketatausahaan guna
membantu pimpinan”.
Dari pengertian para ahli di atas bahwa dapat disimpulkan arti kantor
secara dinamis merupakan tempat atau ruangan dan proses kegiatan seperti
pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan maupun pendistribusian
data/informasi. Jadi jika dalam arti sempit merupakan tempat untuk
menyelenggarakan kegiatan–kegiatan administrasi atau tatat usaha.
Sedangkan arti kantor secara statis yaitu merupakan tempat kerja, kamar kerja,
ruang kerja, biro, markas, instansi, badan, perusahaan maupun tempat untuk
menyelenggarakan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, serta
pendistribusian data.
2.5 Tujuan Kantor
Menurut Umam (2014: 28) fungsi kantor dibagi menjadi lima macam:
1. Menerima informasi
Fungsi kantor yang pertama adalah untuk menerima informasi dalam
bentuk surat, panggilan telepon, pesanan, faktur, dan laporan tentang
segala macam kegiatan bisnis.
11
2. Merekam dan menyimpan data serta informasi
Beberapa informasi disimpan untuk hukum (seperti anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga perseroan terbatas), atau disimpan untuk
memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan pengendalian
perusahaan, seperti perincian negosiasi, transaksi, operasi, korespondensi,
pesanan, faktur, laporan keuangan, laporan persediaan, dan analisis
penjualan.
3. Mengatur informasi
Informasi yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam bentuk yang sama
seperti saat diberikan informasi dari sumber-sumber yang berbeda dan
membuat perhitungan pembukuan. Kantor bertanggung jawab memberikan
informasi dalam bentuk terbaik dalam melayani manajemen, seperti
penyiapan faktur/kuitansi, penetapan harga, akuntansi, laporan statistik,
laporan keuangan, dan laporan lainnya.
4. Memberikan informasi
Apabila pihak manajemen meminta sejumlah informasi yang diperlukan,
kantor memberikan informasi tersebut dari tempat yang tersedia. Sebagian
informasi yang diberikan bersifat rutin, sebagian bersifat khusus. Informasi-
informasi tersebut diberikan secara lisan ataupun tulisan. Contoh informasi
adalah pesanan, anggaran, faktur, kuitansi, laporan perkembangan, laporan
keuangan, dan instruksi yang dikeluarkan atas perintah manajemen.
5. Melindungi aset
Melindungi aset, yaitu mengamati secara cermat berbagai kegiatan dalam
perusahaan dan mengantisipasi segala hal yang tidak menguntungkan
yang mungkin terjadi. Berbagai kontrak dan surat penting harus dilindungi
12
secara tepat. Uang tunai harus disimpan dalam lemari besi ataupun di
bank. Kantor harus berhati-hati terhadap makna rekaman dan
memerhatikan hal-hal yang memerlukan tindakan manajemen.
2.6 Peranan Kantor
Nugraha (2013: 5) peranan kantor tidak hanya memberikan pelayanan
terhadap internal organisasi, tapi juga harus memberikan pelayanan kepada
semua pihak organisasi (lower/middle and top), pihak karyawan/pegawai dan
masyarakat yang membutuhkan informasi. Informasi atau keterangan yang
disajikan haruslah secara cepat dan akurat dan sudah pasti informasi yang
disajikan bisa diberikan sesuai dengan kewenangan setiap kantor. Beberapa
peran kantor antara lain:
1. Melakukan pelayanan pekerjaan – pekerjaan operatif kantor yang berguna
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Membantu pimpinan membuat keputusan yang tepat dengan menyediakan
informasi.
3. Melancarkan kehidupan dan perkembangan suatu organisasi, karena
fungsinya sebagai pusat ingatan.
4. Memberikan informasi sesuai kewenangannya.
Pada saat ini, bisa dilihat bahwa hampir semua organisasi (baik swasta
maupun pemerintah) mempunyai kantor yang berfungsi sebagai tempat untuk
berbagai kegiatan yang menunjang berjalan organisasi, mulai dari
kepegawaian, logistik, pemasaran, humas, produksi, dan lain–lain. Bahkan ada
beberapa organisasi yang mempunyai lebih dari satu kantor untuk mengolah
berbagai informasi. Dan bisa dikatakan bahwa sebuah organisasi formal tidak
13
bisa berjalan tanpa memiliki kantor serta kegiatan kantor akan ada pada setiap
level organisasi.
2.7 Pengertian Etika Kantor
Pentingnya etika dalam relasi antar individu dikarenakan manusia memiliki
sifat sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk individu,
manusia memiliki ego pribadi sedangkan sebagai mahluk sosial manusia
membutuhkan individu lain. Untuk itulah etika berada di titik tengah kedua titik
tersebut. Etika kantor merupakan salah satu bidang penerapan disamping etika
lain, seperti etika berlalu lintas, etika pergaulan, dll.
Kristiyani (2011: 29) menyatakan, “Etika kantor merupakan seperangkat
norma yang mengatur sikap dan perilaku seseorang dalam bekerja”.Banyak
orang mengetahui perbedaan yang baik dan yang tidak baik, namun demikian
selalu timbul masalah–masalah yang tidak mudah diketahui garis pemisah
antara yang baik dan yang buruk, dalam hubungan pribadi atau resmi. Oleh
sebab itu, etika dalam kantor memberikan petunjuk kepada setiap individu agar
memperlakukan siapa saja baik itu atasan, rekan kerja, bawahan atau bahkan
dengan organisasi lain dengan cara yang fair dan sikap yang pantas.
2.8 Macam–macam Etika Kantor
Meskipun banyak tidak tertulis, namun aturan kantor seharusnya ada di
dunia perkantoran mana pun. Seorang karyawan sekalipun memiliki jabatan
strategis tidak semestinya berbuat sesuka hati selama berada di dalam kantor
maupun di luar kantor. Etika kantor berkaitan dengan apa yang seharusnya
dilakukan oleh individu dalam organisasi dan seharusnya etika kantor semakin
lama dapat ditingkatkan. Keterampilan (skill) seseorang dalam menerapkan
etika kantor tercermin dalam human relation, sikap pribadi dalam
14
mempertimbangkan sesuatu atau tidak tanduk atau tingkah laku, akan
tercermin dalam hal – hal yang kelihatannya sepele dari apa yang akan
dikerjakan dan dikatakan.
Menurut Kristiyani (2011: 30), berikut ini adalah hal–hal yang dapat
diaplikasikan di lingkungan kerja sebagai etika dalam bekerja.
1. Menjaga Disiplin Diri
a. Datang ke kantor sebelum jam masuk.
b. Meninggalkan jam kantor melebihi jam masuk.
c. Tidak meninggalkan pekerjaan tanpa ijin atasan.
d. Jam kerja digunakan secara efektif.
e. Tidak menggunakan jam kerja untuk hal yang tidak terkait dengan
pekerjaan.
2. Etika Masuk Kantor
a. Mengucapkan salam terlebih dahulu.
b. Tunjukkan wajah ceria.
c. Pandanglah semua orang dalam ruangan dengan senyum.
d. Tanyakan kabar baik pada teman di sebelah.
e. Jika memungkinkan ucapkan salam pada atasan setiap pagi.
3. Memahami Dasar Etika Pergaulan
a. Bersikap sopan santun dan ramah.
b. Perhatian terhadap orang lain.
c. Mampu menjaga perasaan orang lain.
d. Toleransi dan ingin membantu.
e. Mampu mengendalikan emosi diri.
15
4. Etika Berpakaian
a. Memakai pakaian dengan ukuran yang pas.
b. Usahakan pakaian rapi dan tidak kedodoran.
c. Usahakan model pakaian yang sopan.
d. Pilih warna yang tidak mencolok.
e. Pilih model pakaian yang tidak terlalu kuno.
5. Etika Berbicara
a. Bicara harus menatap lawan bicara.
b. Suara harus terdengar jelas.
c. Menggunakan tata bahasa yang baik.
d. Jangan menggunakan suara nada yang tinggi.
e. Pembicaraan mudah dimengerti.
6. Menjalin Hubungan Baik dengan Teman Sebaya
a. Jangan anggap sebagai pesaing tetapi sebagai mitra kerja.
b. Kembangkan kebiasaan saling membantu.
c. Kembangkan kebiasaan saling mengingatkan.
d. Jangan menjauhkan teman di hadapan atasan.
7. Etika Bertelepon
a. Mengangkat gagang telepon sebelum berdering untuk ketiga kalinya.
b. Berbicara melalui telepon dengan tersenyum.
c. Tidak berbicara dengan pihak ketiga atau mengunyah makanan.
d. Menyambut dengan ramah dan penuh hormat.
e. Mengatur intonasi dan nada suara serta tidak berbicara tidak sopan.
f. Berbicara singkat, jelas dan telepon tidak untuk bergurau.
g. Tidak lupa menanyakan identitas penelepon.
16
h. Tidak terlalu sering menerima atau bertelepon ataupun SMS untuk
kepentingan pribadi.
17
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan memilih teknik yang tepat, disebut
dengan teknik pengumpulan data dan dikenal secara umum dalam proses
penyelesaian suatu karya ilmiah.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini, dilakukan penelitian dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Metode Penelitian Lapangan (Field Research Methods)
Field research adalah perolehan data dari kegiatan yang dilakukan dengan
terjun langsung ke lapangan. Pada metode ini teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah:
a. Teknik Observasi
Menurut Arikunto (2017: 199), observasi merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan alat indra, jadi tidak hanya
dengan pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan, mencium,
mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Didalam
artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,
rekaman gambar, rekaman suara.
b. Teknik Interview
Teknik ini merupakan cara untuk mendapatkan data dengan bertanya
langsung kepada Kepala Sub Bagian Pengembangan bagian sumber
daya manusia untuk mendapatkan keterangan atau pendapat
18
mengenai etika kantor pada PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Utara .
2. Metode Penelitian Kepustakaan (Literature Research Methods)
Penelitian kepustakaan adalah suatu tinjauan yang bersifat teoritis untuk
memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan melalui buku-buku dan
sumber-sumber bacaan lainnya berkaitan dengan judul Tugas Akhir.
3.2 Jenis Sumber Data
Dalam penulisan tugas akhir ini dibutuhkan data yang berhubungan dengan
pembahasan masalah.Oleh karena itu ditentukan terlebih dahulu jenis sumber
data yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Adapun
sumber data yang diperoleh adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui jawaban
yang diberikan oleh responden melalui wawancara dan pengamatan yang
telah dilaksanakan sebelumnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, majalah,
perpustakaan, dan lain sebagainya sebagai bahan pertimbangan untuk
mengetahui informasi yang didapat.
3.3 Teknik Analisis Data
Menurut Arikunto (2017:53), “Menganalisis data adalah mengubah data
mentah menjadi data yang bermakna yang mengarah pada kesimpulan”. Teknik
analisis data yang digunakan untuk menganalisis kebenaran data tersebut
adalah analisis deskriptif. Menurut Arikunto (2017:3), “Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau
19
hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian”. Melalui metode deskriptif akan digambarkan/dipaparkan
secara menyeluruh data yang diperoleh dari PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Utara dan membandingkannya dengan teori
yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka.
20
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT
4.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT
PLN UIP SUMBAGUT adalah organisasi yang memiliki pengalaman
menangani pembangunan kelistrikan sejak tahun 1976 untuk wilayah Sumatera
Utara. Kemudian wilayah kerja PLN UIP SUMBAGUT semakin berkembang,
meliputi Aceh pada tahun 1998, wilayah Riau dan Kepri pada tahun 2008 serta
wilayah Sumatera Barat pada tahun 2013. Berdasarkan SK DIR nomor
211.K/DIR/2014 tanggal 28 Mei 2014 ditetapkan organisasi PLN UIP
SUMBAGUT sebagai salah satu unit bisnis dari PT PLN (Persero), yang
mengelola pembangunan jaringan serta melaksanakan administrasi konstruksi
dengan bertindak sebagai wakil pemilik (owner). Sejak tahun 2016 Wilayah
usaha PLN UIP SUMBAGUT tidak lagi meliputi provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat. Sesuai dengan Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0044.P/DIR/2016 tentang Organisasi PT PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara, wilayah kerja Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Utara meliputi wilayah Aceh dan Sumatera
Utara. Produk utama PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumbagut
adalah jasa pengendalian konstruksi dan pengelolaan pembangunan gardu
induk (GI) dan jaringan transmisi (TL) di wilayah kerjanya, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Gardu Induk (GI)70 kV, 150 kV, 275 kV dan 500 kV.
21
Hal yang penting dari keberhasilan produk adalah ketepatan waktu
penyelesaian, kualitas, dan kuantitas hasil akhir yang andal, yang akan
berdampak pada keandalan pasokan sistem kelistrikan di wilayah Aceh dan
Sumatera Utara (Sumatera bagian utara).
Hasil produk PLN UIP SUMBAGUT diserahterimakan pada P3BS dan
PLN Wilayah sebagai user, sebagaimana diatur oleh Surat Edaran Direksi PT
PLN (Persero) no. 018.E/026/DIR/1996. Serah terima produk ini dilakukan
melalui rapat koordinasi, pengecekan fisik produk, dan pengukuran kualitas
produk untuk memastikan kelayakan dari produk yang akan diserahterimakan
(STP). Sebagai tindak lanjut dan pedoman pelaksanaan UU No. 30 tahun 2009,
pada tanggal 24 Januari 2012 telah terbit PP No. 14 tahun 2012 tentang
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, harga sewa serta perjanjian
kerjasama bisnis usaha penyediaan tenaga listrik diatur dengan persetujuan
dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang tergantung pada cakupan
wilayah usaha.
4.1.2 Visi dan Misi PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT
Dalam rangka menunaikan amanat dan memenuhi harapan-harapan
stakeholder utama, PLN UIP SUMBAGUT menetapkan visi dan misi organisasi
sebagai berikut:
Visi PLN UIP SUMBAGUT:
“Menjadi Unit Induk Pembangunan Jaringan kelas Dunia”
Misi PLN UIP SUMBAGUT:
1. Menjalankan bisnis manajemen konstruksi infrastruktur ketenagalistrikan
yang berorientasi pada biaya, mutu, waktu.
2. Jaringan Transmisi 70 kV, 150 kV, 275 kV, 500 kV AC dan 500 kV DC.
22
2. Menciptakan pemimpin yang berintegritas, berkarakter, dan layak dipercaya
untuk bangsa Indonesia.
Penjelasan terkait Visi:
PT PLN (Persero) umumnya, mampu memberikan kepuasan kepada
berbagai stakeholder intinya karena kerja dan kinerja yang telah dilakukan
dalam menyiapkan dan mengelola infrastruktur kelistrikan di tanah air.
Rumusan visi PLN UIP SUMBAGUT ini, tetap selaras dengan rumusan visi PT
PLN (Persero) yang tercantum dalam RJP PLN (Persero) 2019-2023 untuk
“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul
dan Terpercaya dengan Bertumpu pada Potensi Insani” dan selaras dengan
salah satu tujuan strategis PLN pada RJP PT PLN (Persero) tahun 2019–2023.
4.1.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT Struktur organisasi PLN UIP SUMBAGUT dirancang sedemikian rupa
agar mampu menjalankan misi, tugas pokok dan fungsi organisasi. Pada tahun
2018 terdapat perubahan susunan organisasi dan formasi jabatan yang
sebelumnya mengacu pada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0051.P/DIR/2016 tanggal 22 Februari 2016, sekarang mengacu pada Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) No. 0109.P/DIR/2018 tanggal 29 Juni 2018, dengan
peratuan baru ini struktur organisasi PLN UIP SUMBAGUT tidak berubah
banyak yaitu masih terdiri dari 1 Kantor Induk dan 3 Unit Pelaksana Proyek
(UPP) yaitu:
1. Unit Pelaksana Proyek (UPP) Jaringan Aceh yang bertempat di Kota Banda
Aceh.
23
2. Unit Pelaksana Proyek (UPP) Jaringan Sumatera 1 yang bertempat di Kota
Medan.
3. Unit Pelaksana Proyek (UPP) Jaringan Sumatera 2 yang bertempat di Kota
Padang Sidempuan.
Struktur organisasi PLN UIP Sumbagut untuk kantor induk dapat dilihat
pada Gambar 4.1–4.4 mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) No. 0109.P/DIR/2018. Formasi jabatan UPP Jaringan Aceh
mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0306.P/DIR/2018, formasi jabatan UPP Jaringan Sumatera Utara 1
mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.
0307.P/DIR/2018, dan formasi jabatan UPP Jaringan Sumatera Utara 2
mengacu kepada Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Perdir No
0308.P/DIR/2018. UPP dipimpin oleh Manager Unit Pelaksana Proyek,
dibantu oleh Supervisor Keuangan dan Administrasi, Manager Bagian
Teknik, Supervisor Pengelolaan PMIS, Manager Bagian Pertanahan,
Pejabat Pelaksana K3L, dan Pejabat Pelaksana Pengadaan.
Gambar 4.1 Bagan Organisasi Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara
Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara
24
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara
Gambar 4.3 Bagan Organisasi Unit Pelaksana Proyek Jaringan Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Unit Pelaksana Proyek Jaringan Sumber: PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara
25
4.1.4 Arah Pengembangan PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT
Luasnya wilayah kerja PLN UIP SUMBAGUT yang meliputi 2 (dua)
provinsi memerlukan dukungan kekuatan mutu kelembagaan dan daya dukung
organisasi guna mampu menghasilkan gardu induk dan transmisi yang andal,
sehingga pasokan listrik yang dihasilkan juga berkualitas. Untuk itu, PLN UIP
SUMBAGUT harus terus berbenah diri untuk memperkuat kemampuan
organisasinya dalam setiap rantai nilai usahanya (proses bisnis), termasuk
didalamnya kompetensi organisasi dan pegawainya, terutama dibidang
supervisi konstruksi dan manajemen proyek. PLN UIP SUMBAGUT harus
mampu menjadi model acuan suatu unit induk di Indonesia atau bahkan
benchmark suatu unit PLN dalam menghasilkan future leader PLN, yang
dikarakteristikkan oleh pegawainya yang sudah teruji dalam menangani
berbagai proyek, sudah terlatih dalam membangun human relation dengan
berbagai stakeholder, dan sudah terbiasa dalam mengambil keputusan yang
kompleks. Penguatan organisasi yang dibutuhkan PLN UIP SUMBAGUT
tersebut melingkupi juga penguatan kematangan proses bisnisnya sehingga
jika PLN Pusat memutuskan untuk memperbesar organisasi UIP SUMBAGUT,
maka perangkat organisasi sudah siap dan tinggal direplikasi.
4.2 Tinjauan Penerapan Etika Kantor pada PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Utara
Etika kantor memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan
manusia. Demikian juga dalam suatu organisasi memerlukan etika kantor
sebagai pedoman dalam mengatur sikap dan perilaku seseorang dalam
bekerja. Penulis telah melakukan observasi dan mewawancarai manajer
sumber daya manusia PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT yaitu bapak
26
Muhammad Zaki. Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang analisis
dan pembahasan mengenai etika kantor pada PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Utara.
1. Etika kantor yang diterapkan pada PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sumatera Bagian Utara dikatakan telah berjalan dengan
baik
Sejauh ini etika yang berlaku dari segi tata nilai telah berjalan dengan baik.
Dilihat dari beberapa kriteria untuk dapat dikatakan bahwa etika kantor
pada PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT telah berjalan dengan baik yaitu
terlihat dari sikap sopan santun dan ramah antar pegawai dengan
menunjukkan wajah ceria serta mengucapkan salam setiap masuk dan
keluar kantor, serta tidak adanya pelanggaran disiplin yang terjadi dari segi
ketepatan datang ke kantor, berpakaian, sampai berbicara kepada atasan
maupun sesama pegawai pada PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT ini.
Tercapainya penerapan etika dengan baik dikarenakan sikap saling peduli
dan saling mendukung antar pegawai yang satu dan yang lainnya serta
sikap saling menghargai yang ditunjukkan atasan terhadap anggotanya.
2. Tidak adanya pelanggaran penerapan etika yang terjadi di PT PLN
(Persero) UIP SUMBAGUT
Selama penulis melakukan observasi pada PT PLN (Persero) UIP
SUMBAGUT, penulis tidak melihat adanya pelanggaran dari penerapan
etika yang ditentukan dalam perusahaan ini. Dari mulai etika disiplin diri,
ketepatan masuk kantor, pergaulan antar pegawai di kantor, berpakaian,
berbicara dengan atasan maupun sesama pegawai sampai etika dalam
27
bertelepon di kantor semua sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
perusahaan.
3. Etika pada PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT diperlukan sebagai
acuan atau pondasi pegawai dalam berperilaku
Tata nilai atau etika dipercaya merupakan landasan atau pondasi dalam
mencapai misi dari perusahaan, jadi etika merupakan pilar utama dalam
mencapai tujuan dari perusahaan. Hal ini menjadi salah satu penyebab
dapat tercapainya penerapan etika yang baik pada PT PLN (Persero) UIP
SUMBAGUT.
4. Macam–macam etika kantor yang diterapkan pada PT PLN (Persero)
UIP SUMBAGUT
PLN UIP SUMBAGUT memiliki 7 (tujuh) tata nilai etika kantor:
a. Saling Percaya
Seluruh pegawai diwajibkan memiliki sifat saling percaya diantara
golongan kerja dengan pegawai lainnya. Salah satu contoh nyata yang
dilihat penulis saat melakukan observasi yaitu pada bagian administrasi
umum, dimana tiap bagian di kantor memiliki kepala yang disebut
sebagai manajer, manajer administrasi umum ini harus percaya kepada
pegawainya bahwa mereka dapat mengerjakan tugas mereka seperti
penanganan surat masuk dan keluar dengan baik dan rapi sesuai
prosedur perusahaan. Manajer hanya perlu mengecek hasil pekerjaan
mereka satu kali dalam sebulan dalam rapat bulanan yang dilaksanakan
di akhir bulan serta melihat ada atau tidaknya hambatan yang dialami
oleh pegawainya.
28
b. Integritas
Integritas adalah suatu sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan
kewibawaan dan kejujuran. Seluruh pegawai diwajibkan memiliki
integritas yang tinggi terutama dalam menghadapi godaan-godaan
ataupun tawaran–tawaran dari berbagai pihak terutama terkait dengan
tantangan integritas yang dapat merugikan pegawai itu sendiri ataupun
perusahaan.
c. Peduli
Setiap pegawai diwajibkan untuk peduli terhadap sesama, peduli
terhadap lingkungan sekitar, peduli terhadap rekan–rekan kerja, intinya
peduli terhadap apapun yang terjadi di perusahaan. Salah satu contoh
nyata bentuk kepedulian antar pegawai pada PT PLN (Persero) UIP
SUMBAGUT yaitu jika salah satu pegawai sedang sakit maka pegawai
yang lainnya menjenguk pegawai yang sedang sakit. Sikap saling peduli
ini dapat mempererat hubungan antar sesama di perusahaan.
d. Pembelajar
Seluruh pegawai diwajibkan memiliki sikap pembelajar yang artinya
terus belajar hal–hal yang baru terutama terkait dengan peningkatan
kinerja dari perusahaan. Hal ini dilakukan agar setiap pegawai dapat
memiliki wawasan yang lebih luas lagi serta kemampuan yang lebih
banyak lagi dalam bidang pekerjaan masing-masing. Sebagai contoh
yaitu dengan diadakannya diklat untuk setiap pegawai yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar dapat
melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik. Contoh lainnya yaitu
29
adanya rolling pegawai yang dilakukan dalam bidang administrasi umum
seperti pergantian pekerjaan ataupun penambahan tanggungjawab
yang harus dikerjakan setiap pegawai yang dikarenakan adanya
pegawai yang pindah tugas ke cabang perusahaan lain.
e. Trust
Hampir mirip dengan saling percaya akan tetapi trust ini merupakan
sesuatu yang lebih dalam, artinya sikap trust ini dimulai dari bagaimana
membangun kompetensi dari pegawai yang bersangkutan sampai
berkompeten dan akhirnya menyerahkan pekerjaan tersebut secara
tanggungjawab penuh dan mempercayai dalam ranah yang lebih dalam
sehingga pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan baik. Salah satu
contoh yaitu dalam suatu proyek pembangunan suatu gardu induk
disuatu wilayah maka atasan harus memiliki sifat trust ini kepada
pegawai yang dipercayakannya untuk menanggungjawabi proyek
tersebut.
f. Komitmen
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa komitmen ini adalah
bagaimana nilai juang dari seorang pegawai untuk menyelesaikan apa
yang telah dikomitmenkan oleh perusahaan. Maka dari itu setiap bagian
dari perusahaan harus memiliki komitmen dalam memajukan kinerja
dalam perusahaan. Sebagai contoh kecil yaitu seorang sekretaris harus
berkomitmen dalam bertanggung jawab dan menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik seperti menangani surat masuk dan keluar
dengan baik serta mengatur jadwal rapat dengan baik.
30
g. Fun
Fun ini bermula dari bagaimana seluruh pekerjaan yang dilakukan harus
tetap dijaga dalam kondisi yang menyenangkan. Sebagai bukti nyata
dari hasil observasi penulis yaitu dengan membiarkan pegawai
menciptakan rasa nyamannya sendiri pada saat sedang bekerja yaitu
dengan tidak dilarangnya pegawai mendengarkan musik dalam keadaan
sedang bekerja tanpa mengganggu konsentrasi dan nyaman dari
pegawai lainnya.
5. Pegawai PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT telah mengikuti aturan-
aturan yang ada terutama dalam hal disiplin
Seluruh aspek tata nilai atau etika yang berlaku pada PT PLN (Persero)
UIP SUMBAGUT memang tidak ada pelanggaran terutama dalam indikator
pelanggaran disiplin tetapi mungkin memang diperlukan pengukuran
kedalaman atau pengukuran keberhasilan atau pengukuran implementasi
yang ada.
6. Fungsi dari kantor terutama dalam mensosialisasikan tata nilai sudah
diterapkan dengan baik
PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT setiap hari senin melakukan kegiatan
Code Of Conduct yang diinisiasi oleh teman–teman bagian sumber daya
manusia dan disitu selalu disebutkan dan diingatkan terkait dengan visi misi
dan tata nilai yang belaku di PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT.
7. Tidak ada hambatan yang dialami pegawai dalam menerapkan etika
kantor pada PT PLN (Persero) UIP SUMBAGUT
Secara garis besar tidak ada hambatan yang dialami pegawai dalam
menerapkan etika kantor, tetapi mungkin hanya tantangan secara culture
31
atau budaya dimana kita tahu mungkin ada beberapa oknum pegawai
dengan mindset yang negatif sehingga terkadang tata nilai yang positif ini
tidak terinternalisasi dengan baik. Salah satu contoh etika yang dianggap
kurang baik oleh beberapa pegawai yang memiliki mindset negatif yaitu
dengan diperbolehkannya pegawai baik laki-laki maupun perempuan
memakai celana jeans kekantor karena memakai celana jeans kekantor
bukanlah hal yang negatif apabila masih dalam bentuk yang sopan.
32
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah melakukan tinjauan tentang etika kantor pada PT PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
1. Etika kantor pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera
Bagian Utara sudah diterapkan dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak
adanya pelanggaran yang terjadi terutama dalam disiplin diri dan dengan
dijadikannya etika sebagai acuan atau fondasi dalam berperilaku.
2. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara ini
memiliki 7 (tujuh) tata nilai dalam melaksanakan etika kantor yaitu saling
percaya, integritas, peduli, pembelajar, trust, komitmen dan fun agar
tercapainya lingkungan kantor yang aman, damai dan tenteram.
3. Tidak adanya hambatan yang dialami pegawai dalam menjalankan etika
kantor terutama dalam hal disiplin dikarenakan telah berjalannya fungsi
kantor terutama dalam mensosialisasikan tata nilai.
5.2 Saran
Adapun saran penulis mengenai etika kantor pada PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara adalah mengenai tantangan
penerapan etika dengan adanya perbedaan budaya dimana kita tahu mungkin
ada beberapa oknum pegawai dengan mindset yang negatif sehingga
terkadang tata nilai yang positif ini tidak terinternalisasi dengan baik. Sebaiknya
33
setiap pegawai harus dapat melihat tata nilai sebagai sesuatu hal yang positif
yang harus diterapkan dengan baik agar etika yang berlaku pada PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara dapat terlaksana
dengan baik.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2017. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi Kesepuluh. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Usman. 2015. Asas Manajemen. Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Iriyanto. 2011. Etika. 13(1)52-63. https://herynugrohoyes.files.wordpress.com/ 2011/01/etika-dr-iriyanto.pdf, diakses tanggal 4 Juli 2019.
Kristiyani, Iin. 2011. Penerapan Etika Kantor dalam Pencitraan Organisasi.
11(1):26-37. https://journal.uny.ac.id/index.php/efisiensi/article/view/ 3981, diakses tanggal 5 Juli 2019.
Nugraha, Bayu Haliyah. 2013. Fungsi dan Penerapan Kantor. 13(1):1-9. fungsi-
dan-peranan-kantor-jurnal.docx, diakses tanggal 5 Juli 2019
Umam, Khaerul. 2014. Manajemen Perkantoran. Edisi Pertama. Bandung: Pustaka Setia.
Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apakah penerapan etika kantor pada PT PLN (Persero) UIP
SUMBAGUT ini telah berjalan dengan baik?
2. Adakah pelanggaran penerapan etika yang terjadi pada PT PLN
(Persero) UIP SUMBAGUT?
3. Apakah etika kantor sangat diperlukan? Mengapa?
4. Apa saja macam-macam etika kantor yang diterapkan didalam
perusahaan? Bagaimana?
5. Apakah pegawai sudah mengikuti aturan-aturan penerapan dalam etika
kantor? Bagaimana?
6. Apakah fungsi dari kantor sudah dilaksanakan dengan baik?
7. Adakah hambatan yang dialami oleh pegawai dalam melaksanakan etika
kantor di dalam perusahaan?
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3