surat kerjasama pln dengan serikat pekerja pln

31
 PKB 10-12 1 PERJANJIAN KERJA BERSAMA  ANTARA PT PLN (PERSERO) DENGAN SERIKAT PEKERJA PT PLN (PERSERO) NOMOR : ...... .PJ/...../DIR/2010 NOMOR : DPP-..................../2010 PERIODE TAHUN 2010 – 2012 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Sebagaimana diketahui bahwa Perjanjian Kerja Bersama antara PT PLN (Persero) dan Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nomor 0392.PJ/061/DIR/2006 dan Nomor DPP-042/KEP-ADM/2006 Periode Tahun 2006 – 2008 beriku t Addendum PKB N omor PLN : 193.PJ/040/DIR/20 07 dan Nomor SP PLN : DP P- 026/KEP-ADM/20 07, dan pelaksanaan Berita Acara Kesepakatan Bersama Nomor 448.PJ/040/DIR/2008 dan Nomor 011.PJ/DPP-SP/2008 tanggal 24 November 2008 tentang Perpanjangan Masa Berlaku PKB Periode Tahun 20 06-2008, yang berakhir pa da tanggal 23 November 2010 . Sejalan dengan keberadaan dan perkembangan Serikat Pekerja di lingkungan PT PLN (Persero) serta pengakuan hak-hak Pekerja untuk berorganisasi, diperlukan suatu hubungan kerja yang harmonis, serasi dan dinamis antara PT PLN (Persero) dengan Pegawai untuk mewujudkan sikap saling menghormati, mempercayai satu sama lain dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawai dan Kemajuan Perseroan, diperlukan usaha-usaha pengembangan kemampuan, ketrampilan dan peningkatan produktivitas Pegawai. Agar usaha tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar, diperlukan kerjasama yang baik antara Perseroan, Serikat Pekerja dan Pegawai serta Sistem Manajemen Sumberdaya Manusia yang baku dan terpadu yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kerja Bersama yang disingkat dengan PKB. Perjanjian Kerja Bersama merupakan ketentuan, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja yang dibuat dengan tujuan sebagai berikut : 1. Adanya kepastia n hak dan kewajiban PT PLN (Pe rsero), Serikat P ekerja dan Pe gawai. 2. Adanya syarat-syarat kerja bagi Pegawai. 3. Terciptanya hubu ngan kerja yang ha rmonis dan dinami s antara PT PLN (Persero) dengan Pe gawai demi kelangsungan dan kemajuan Perseroan sehingga kesejahteraan Pegawai dapat ditingkatkan. 4. Terwujudnya Good Corporate Governance. PIHAK-PIHAK YANG MELAKUK AN PERJANJIAN Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat antara : I. PT PLN (Persero), b adan huk um yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Anggaran Dasar yan g dimuat dalam Akta Notaris Soetjipto, SH Nomor 169 Tahun 1994 yang telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 6731, beserta perubahannya yang selanjutnya disebut Perseroan.

Upload: gembong-wijang

Post on 05-Jul-2018

283 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 1/31

 

PKB 10-12

1

PERJANJIAN KERJA BERSAMA

 ANTARA

PT PLN (PERSERO)

DENGAN

SERIKAT PEKERJA PT PLN (PERSERO)

NOMOR : ...... .PJ/...../DIR/2010NOMOR : DPP-..................../2010

PERIODE TAHUN 2010 – 2012

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Sebagaimana diketahui bahwa Perjanjian Kerja Bersama antara PT PLN (Persero) dan Serikat PekerjaPT PLN (Persero) Nomor 0392.PJ/061/DIR/2006 dan Nomor DPP-042/KEP-ADM/2006 Periode Tahun2006 – 2008 berikut Addendum PKB Nomor PLN : 193.PJ/040/DIR/2007 dan Nomor SP PLN : DPP-026/KEP-ADM/2007, dan pelaksanaan Berita Acara Kesepakatan Bersama Nomor 448.PJ/040/DIR/2008dan Nomor 011.PJ/DPP-SP/2008 tanggal 24 November 2008 tentang Perpanjangan Masa Berlaku PKBPeriode Tahun 2006-2008, yang berakhir pada tanggal 23 November 2010.

Sejalan dengan keberadaan dan perkembangan Serikat Pekerja di lingkungan PT PLN (Persero) sertapengakuan hak-hak Pekerja untuk berorganisasi, diperlukan suatu hubungan kerja yang harmonis, serasidan dinamis antara PT PLN (Persero) dengan Pegawai untuk mewujudkan sikap saling menghormati,

mempercayai satu sama lain dengan penuh rasa tanggung jawab.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawai dan Kemajuan Perseroan, diperlukan usaha-usahapengembangan kemampuan, ketrampilan dan peningkatan produktivitas Pegawai. Agar usaha tersebutdapat dilaksanakan dengan lancar, diperlukan kerjasama yang baik antara Perseroan, Serikat Pekerjadan Pegawai serta Sistem Manajemen Sumberdaya Manusia yang baku dan terpadu yang selanjutnyadituangkan dalam bentuk Perjanjian Kerja Bersama yang disingkat dengan PKB.

Perjanjian Kerja Bersama merupakan ketentuan, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja yang dibuatdengan tujuan sebagai berikut :

1. Adanya kepastian hak dan kewajiban PT PLN (Persero), Serikat Pekerja dan Pegawai.2. Adanya syarat-syarat kerja bagi Pegawai.3. Terciptanya hubungan kerja yang harmonis dan dinamis antara PT PLN (Persero) dengan Pegawai

demi kelangsungan dan kemajuan Perseroan sehingga kesejahteraan Pegawai dapat ditingkatkan.

4. Terwujudnya Good Corporate Governance.

PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN PERJANJIAN

Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat antara :

I. PT PLN (Persero), badan hukum yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Anggaran Dasar yangdimuat dalam Akta Notaris Soetjipto, SH Nomor 169 Tahun 1994 yang telah dimuat dalam BeritaNegara Republik Indonesia Nomor 6731, beserta perubahannya yang selanjutnya disebutPerseroan.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 2/31

 

PKB 10-12

2

II. Serikat Pekerja PT PLN (Persero) yang terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja RepublikIndonesia Nomor KEP. 385/M/BW/1999 tanggal 13 Oktober 1999 berdasarkan Anggaran DasarSerikat Pekerja PT PLN (Persero) yang selanjutnya disebut SP-PLN dan telah tercatat pada KantorDepartemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Selatan dengan nomor bukti pencatatanNo. 22/V/N/IV/2001 tanggal 6 April 2001.

Kedua Pihak sepakat bahwa yang dijadikan dasar hukum pembuatan Perjanjian Kerja Bersama iniadalah :

1. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1956 tentang Persetujuan Konvensi ILO mengenai berlakunyadasar-dasar dan hak untuk berorganisasi dan untuk berunding bersama.

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja.

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional jo PutusanMahkmah Konstitusi RI Nomor : 007/PUU-III/2005 tanggal 18 Agustus 2005.

9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001.

12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-01/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan PemeliharaanKesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan PemeliharaanKesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

13. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.48/MEN/IV/2004 tentang Tata CaraPembuatan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.

14. Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP-252/MBU/2009 tentang Pemberhentian danPengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara.

15. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor SE.13/MEN/SD-HK/I/2005 tanggal 7Januari 2005 tentang Putusan Mahkamah Konstitusi R.I. atas Hak Uji Material UU Nomor 13 tahun2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap UUD Negara R.I. tahun 1945.

16. Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nomor09/SK/MUNASLUB/SP-PLN/2009 tanggal 19 November 2009 tentang Penetapan Ketua UmumSerikat Pekerja PT PLN (Persero) Periode 2009-2013.

17. Surat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nomor114/SEKJEN/SP-PLN/2008 tanggal 21 April 2008 perihal Perundingan PKB 2008-2010 jo KeputusanKetua Umum Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nomor KEP-019/DPP SPPLN/2010 tanggal 14 April2010.

18. Surat Direktur SDM dan Umum Nomor 00641/432/DITSDM/2008 tanggal 20 Agustus 2008 perihalTim Perunding PKB Periode 2008-2010 jo .................................. 

19. Kesepakatan Bersama antara PT PLN (Persero) dan Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nomor :002.PJ/041/DIR/2010 dan Nomor : 001/SP-PLN/KB/IV/2010 tanggal 9 April 2010.

Kedua Pihak sepakat untuk membuat dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Bersama denganketentuan sebagai berikut :

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 3/31

 

PKB 10-12

3

BAB IKETENTUAN UMUM

Bagian PertamaDefinisi dan Singkatan

Pasal 1

Dalam Perjanjian Kerja Bersama ini yang dimaksud dengan :

1. Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian hasil perundingan yang diselenggarakan antara SP-PLNdengan PT PLN (Persero) yang dicatatkan di Kementerian yang membidangi ketenagakerjaan untukmengatur dan melindungi hak serta kewajiban kedua belah pihak yang selanjutnya disingkat denganPKB.

2. Direksi adalah Direksi PT PLN (Persero).

3. Perseroan adalah PT PLN (Persero) yang didirikan dengan Akta Notaris Soetjipto, SH Nomor 169Tahun 1994 beserta perubahannya.

4. PLN Pusat adalah PT PLN (Persero) Kantor Pusat.

5. PLN Unit adalah Unit PLN yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direksi.

6. Unit PLN adalah PLN Pusat dan PLN Unit.

7. Serikat Pekerja adalah Serikat Pekerja PT PLN (Persero) yang selanjutnya disebut SP-PLN, terdiridari DPP, DPD, DPC ,dan DPAC.

8. Pegawai adalah mereka yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan diangkat, bekerja, dan diberipenghasilan menurut ketentuan yang berlaku di Perseroan, atau dapat juga disebut Pekerja.

9. Mantan Pegawai adalah mereka yang diberhentikan dari status Pegawai, menurut ketentuan yangberlaku di Perseroan.

10. Pensiunan adalah mantan Pegawai yang telah menerima manfaat pensiun secara berkala setiapbulan sesuai Peraturan Dana Pensiun.

11. Tenaga Magang adalah Calon Pegawai yang melaksanakan pelatihan sebagai bagian dari sistempelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu dalam rangka untuk menguasai keterampilan

atau keahlian tertentu.

12. Istri/Suami adalah istri/suami sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan.

13. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan anak angkat.

14. Anak Kandung adalah anak sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan.

15. Anak Tiri adalah anak yang bukan anaknya sendiri dan diakui sebagai anak akibat adanya suatuperkawinan antara Pegawai dengan orangtua anak tersebut yang pada saat perkawinan Pegawaiyang bersangkutan tidak mempunyai anak kandung/anak angkat. Jumlah anak tiri tersebut palingbanyak 1 (satu) orang dan didaftarkan di Perseroan.

16. Anak Angkat adalah anak yang diangkat menurut hukum/adopsi atau berdasarkan hukum adatsetempat yang diperkuat Pengadilan Negeri untuk paling banyak 1 (satu) orang dan didaftarkan diPerseroan.

17. Anak Yang Ditanggung Perseroan adalah anak dengan usia maksimum 25 tahun, belum menikah,dan belum bekerja dengan jumlah maksimum 3 (tiga) anak, berdasarkan urutan pernikahan danurutan kelahiran.

18. Ahli Waris adalah keluarga Pegawai yang berhak menerima warisan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

19. Penghasilan Tetap adalah penghasilan yang diberikan oleh Perseroan dan dibayarkan setiap bulanberdasarkan sistem penghasilan yang ditetapkan atas Perseroan.

20. Penghasilan Tidak Tetap adalah penghasilan yang diberikan oleh Perseroan dan dibayarkanberdasarkan Jabatan atau Kinerja berdasarkan sistem penghasilan yang ditetapkan atas Perseroan.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 4/31

 

PKB 10-12

4

21. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikanmanfaat pensiun.

22. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan hari Jum’at atau hari Senin sampai dengan hari Sabtu,kecuali hari tersebut merupakan hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Untuk tugas-tugasberkesinambungan yang memerlukan pelaksanaan tugas secara bergilir ditetapkan oleh PimpinanUnit PLN masing-masing.

23. Kerja Lembur adalah waktu kerja di luar ketentuan jam kerja yang telah ditetapkan oleh Perseroan. 

24. Hari Libur adalah hari tidak masuk kerja yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerahdan atau Perseroan sebagai hari libur.

25. Waktu Istirahat adalah waktu tidak melakukan pekerjaan pada hari kerja yang diatur dan ditetapkanPerseroan.

26. Cuti adalah keadaan tidak masuk bekerja setelah memenuhi persyaratan sesuai peraturanperundangan dan ketentuan yang berlaku di Perseroan.

27. Kecelakaan Dinas adalah kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundanganyang berlaku dan kebijakan Perseroan tentang kecelakaan dinas.

28. Perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan baik perseorangan maupun secarabersama-sama dengan jarak minimal diatur sesuai ketentuan yang berlaku, dari tempat kedudukan

kantor unit kerja yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan Perseroan.

29. Lembaga Kerjasama Bipartit (LKB) adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yangberkaitan dengan hubungan industrial di Perseroan yang anggotanya terdiri dari unsur Perseroandan Serikat Pekerja yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan.

30. Mutasi, adalah perpindahan pemangku Jabatan dari satu Sebutan Jabatan ke Sebutan Jabatan lainbaik intern maupun antar Unit yang berupa Promosi, Rotasi dan Demosi berdasarkan prinsip yangtransparan dan berkeadilan.

Bagian KeduaLingkup Perjanjian

Pasal 2(1) PKB ini berlaku bagi Perseroan dan SP-PLN sebagai dasar hukum dalam hubungan kerja.

(2) PKB antara Perseroan dan SP-PLN ini memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua Pihak.

(3) Perseroan dan SP-PLN sepakat selama masa berlakunya Perjanjian ini, untuk tidak melakukanperubahan terhadap isi Perjanjian ini, kecuali kedua Pihak bersepakat untuk mengadakan perubahandan dituangkan secara tertulis dan menjadi amandemen atau addendum PKB.

Bagian KetigaSumber Dana Bagi SP-PLN

Pasal 3

(1) Iuran anggota SP-PLN ditentukan sebagai berikut :

a. Pemotongan iuran anggota dilakukan langsung oleh Perseroan dengan persetujuan anggota dari penghasilan anggota SP-PLN setiap awal bulan;

b. Iuran anggota sebagaimana dimaksud dalam huruf a, ditransfer langsung ke rekening SP-PLNoleh masing-masing Dewan Pimpinan SP di masing-masing Unit PLN yang bersangkutan;

c. Besarnya iuran anggota ditetapkan oleh SP-PLN.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 5/31

 

PKB 10-12

5

 (2) Perseroan memberikan bantuan dana sesuai kesepakatan berdasarkan Program Kerja Tahunan SP-

PLN.

(3) Bantuan Dana program kerja Tahunan SP-PLN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sudahmencakup biaya operasional dan diajukan sebelum penyusunan RKAP Perseroan pada tahunberjalan untuk masing-masing Unit PLN.

(4) Bantuan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diberikan kepada SP-PLN masing-masing Unit PLN oleh Pimpinan Unit yang bersangkutan.

(5) Droping dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diberikan sesuai aktivitas yangakan dilaksanakan dan diwajibkan membuat laporan keuangan setelah aktivitas dilaksanakan.

(6) Hasil usaha yang sah.

(7) Bantuan anggota atau pihak lain yang tidak mengikat yang digunakan untuk meningkatkan kualitasdan kesejahteraan anggota.

(8) Dalam hal bantuan dari pihak lain yang berasal dari luar negeri, Pengurus SP-PLN harusmemberitahukan secara tertulis kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaansesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IIPENGAKUAN HAK-HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian PertamaPengakuan Para Pihak

Pasal 4 

(1) SP-PLN mengakui sepenuhnya hak Perseroan untuk memimpin dan mengurus Perseroan sesuai Anggaran Dasar PT PLN (Persero).

(2) Perseroan mengakui sepenuhnya bahwa SP-PLN adalah organisasi Pekerja yang sah dan diakui diPerseroan.

Bagian KeduaHak-Hak Perseroan dan SP-PLN

Pasal 5

(1) Perseroan berhak :

a. Mengatur Pegawai dan jalannya Perseroan yang sepenuhnya merupakan tanggung jawabPerseroan sesuai peraturan perundang-undangan dan PKB yang berlaku;

b. Memberikan sanksi kepada Pegawai yang melanggar Peraturan Disiplin Pegawai berdasarkanPKB yang berlaku;

c. Mengajukan keberatan atas tindakan SP-PLN yang bertentangan dengan PKB.

d. Membuat aturan Kepegawaian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawai sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan PKB yang berlaku serta kemampuankeuangan Perseroan, dikomunikasikan dengan SP PLN untuk diselaraskan dengan ketentuansebagaimana yang diatur dalam PKB.

(2) SP-PLN berhak :

a. Mewakili, membela dan melindungi anggotanya;

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 6/31

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 7/31

 

PKB 10-12

7

d. Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkankepentingannya;

e. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya;

f. Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai dengan AnggaranDasar dan Anggaran Rumah Tangga SP-PLN;

g. Mendorong anggotanya untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka pencapaian best practice perusahaan terkemuka di Indonesia.

h. Menghindari konflik kepentingan antara posisi sebagai Pengurus SP-PLN dengan posisi diPerseroan, meliputi jabatan-jabatan :

1) Jabatan Struktural, yaitu :

a) General Manager;

b) Manajer Unit Pelaksana (Manajer Cabang setingkat);

c) Manajer Sub Unit Pelaksana (Manajer Unit Pelayanan Pelanggan / Kepala Rantingsetingkat);

2) Jabatan struktural yang mengelola fungsi Keuangan dan fungsi Sumber Daya Manusia,kecuali bidang Humas, dan Sekretariat.

BAB IIIBANTUAN DAN FASILITAS BAGI SP-PLN

Pasal 7

(1) Perseroan memberikan izin atas kegiatan atau tugas kepengurusan SP PLN kepada pengurusdan/atau anggota SP-PLN yang ditugaskan atas nama SP-PLN untuk meninggalkan pekerjaandalam melaksanakan tugas-tugas kepengurusan SP-PLN sesuai prioritas yang ditetapkan oleh SPPLN dengan tidak membebaskan yang bersangkutan dari tugas dan tanggung jawabnya diPerseroan.

(2) Perseroan memberikan bantuan penyediaan ruangan dan fasilitas kantor / sekretariat yang layakuntuk kegiatan-kegiatan SP-PLN.

BAB IVHUBUNGAN KERJA

Bagian PertamaRekrutmen Pegawai

Pasal 8

(1) Rekrutmen Pegawai dilakukan untuk mengisi formasi tenaga kerja berdasarkan kebutuhan

Perseroan.

(2) Rekrutmen Pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan secara terbuka dengan terlebihdahulu mengutamakan seleksi sesuai kompetensi yang dibutuhkan Perseroan.

(3) Rekrutmen Pegawai diatur lebih lanjut melalui Keputusan Direksi, dengan terlebih dahulu memintamasukan dari SP PLN melalui LKS Bipartit.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 8/31

 

PKB 10-12

8

Bagian KeduaJabatan Pegawai

Pasal 9

(1) Setiap Pegawai diangkat dalam jabatan tertentu.

(2) Jenis jabatan terdiri atas :

a. Jabatan struktural;b. Jabatan fungsional.

(3) Setiap jabatan dihargai dengan grade atau level kompetensi sebagai dasar pembinaan imbal jasasecara seimbang dan wajar sesuai kewajiban dan tanggung jawabnya.

(4) Pengangkatan Pegawai dalam jabatan dilakukan berdasarkan formasi jabatan dan formasi tenagakerja yang telah ditetapkan oleh Perseroan.

Bagian KetigaPenempatan Pegawai

Pasal 10

(1) Penempatan Pegawai ditentukan berdasarkan kebutuhan Perseroan sesuai dengan formasi jabatandan formasi tenaga kerja yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kesesuaian antarakebutuhan kompetensi jabatan dengan kompetensi Pegawai.

(2) Penempatan Pegawai ditetapkan, sebagai berikut :

a. Pegawai yang pengangkatannya menjadi wewenang PLN Pusat ditempatkan di seluruh wilayahRepublik Indonesia;

b. Pegawai yang pengangkatannya menjadi wewenang Unit PLN ditempatkan di lingkungan kerjaUnit PLN yang bersangkutan.

Bagian KeempatTugas Karya

Pasal 11

(1) Untuk kepentingan Perseroan dan sebagai upaya pembinaan kompetensi, Pegawai dapatditugaskaryakan ke Instansi di luar Perseroan, termasuk Koperasi Pegawai dan Yayasan milikPerseroan atas persetujuan Pegawai yang bersangkutan.

(2) Selama ditugaskaryakan, Pegawai yang bersangkutan tetap dibina oleh Perseroan dan hak-haknyadiberikan sebagaimana ketentuan Perseroan.

Bagian Kelima

Mutasi

Pasal 12

(1) Mutasi dilakukan pada Jenis Jabatan yang sama atau lintas Jenis Jabatan setelah memenuhipersyaratan.

(2) Mutasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas:a. Promosi;b. Rotasi;c. Demosi.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 9/31

 

PKB 10-12

9

(3) Promosi merupakan alih tugas dari satu Jabatan ke Jabatan lain yang memiliki persyaratanKebutuhan Kompetensi Jabatan dan persyaratan Level Kompetensi lebih tinggi.

(4) Rotasi merupakan alih tugas dari satu Jabatan ke Jabatan lain yang memiliki persyaratan KebutuhanKompetensi Jabatan dan Level Kompetensi yang sama, termasuk alih tugas yang menempatkanPegawai pada Jenjang Jabatan yang lebih rendah karena keterbatasan formasi jabatan dan ataukarena kebutuhan organisasi Perseroan yang tidak menyebabkan pegawai mengalami penurunan

Grade dengan persetujuan Pegawai yang bersangkutan.

(5) Demosi merupakan alih tugas dari satu Jabatan ke Jabatan lain yang memiliki persyaratanKebutuhan Kompetensi Jabatan dan persyaratan Level Kompetensi yang lebih rendah, tetapi tidakmenyebabkan pegawai mengalami penurunan Grade. 

(6) Mutasi yang dilakukan terhadap Pegawai yang menjabat Pengurus SP-PLN agar dikomunikasikanterlebih dahulu dengan pihak Serikat Pekerja.

Bagian KeenamPelaksanaan Mutasi Jabatan

Pasal 13

(1) Pegawai yang melaksanakan mutasi jabatan diberikan kesempatan untuk melaksanakan orientasikerja di Unit PLN yang baru paling lambat 1 (satu) bulan setelah keputusan mutasi jabatan diterimadan apabila dalam kurun 1 (satu) bulan tidak dilaksanakan, maka hak untuk melaksanakan orientasikerja menjadi gugur.

(2) Dalam hal penundaan atau keterlambatan orientasi kerja tersebut disebabkan karena kepentingandinas yang penting dan mendesak, harus dinyatakan oleh Pegawai pada jenjang jabatan Manajemen Atas di PLN Pusat atau oleh pimpinan PLN Unit yang bersangkutan.

(3) Pelaksanaan orientasi kerja yang penting dan mendesak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak kepentingan dinas berakhir.

(4) Lamanya masa orientasi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling lama 15 (lima belas)hari kerja dan dilaksanakan sekaligus.

(5) Mutasi jabatan wajib dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan sejak Pegawai menerima keputusanmutasi jabatan.

(6) Pegawai dan/atau Pejabat yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan mutasi, sebagaimanadimaksud dalam ayat (5), dapat dikenakan sanksi/hukuman disiplin.

Bagian KetujuhMutasi Jabatan Atas Permintaan Sendiri

Pasal 14

(1) Pegawai dapat mengajukan permohonan mutasi jabatan atas permintaan sendiri, apabila :

a. Mengikuti Istri/Suami yang dipindahkan ke kota lain di luar tempat kedudukan;

b. Karena alasan kesehatan yang direkomendasikan oleh dokter Perseroan.

(2) Mutasi jabatan atas permohonan sendiri, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Masa kerja di Perseroan paling sedikit 5 (lima) tahun terus menerus;

b. Masa kerja pada peringkat jabatan terakhir paling sedikit 2 (dua) tahun;

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 10/31

 

PKB 10-12

10

 c. Di Unit PLN penerima tersedia formasi;

d. Semua biaya akibat mutasi jabatan atas permintaan sendiri menjadi tanggung jawab Pegawaiyang bersangkutan;

e. Mutasi jabatan atas permintaan sendiri paling banyak 2 (dua) kali selama menjadi Pegawai.

(3) Perseroan harus menjawab permohonan mutasi Pegawai atas permintaan sendiri paling lama 30(tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima.

(4) Mutasi jabatan atas permintaan sendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dapatdilaksanakan tanpa memperhatikan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) denganketentuan biaya perjalanan pindah diberikan oleh Perseroan.

Bagian KedelapanTempat dan Lingkungan Kerja

Pasal 15

(1) Tempat kerja, yaitu suatu tempat di mana pada umumnya pekerjaan diselenggarakan.

(2) Lingkungan Kerja, yaitu tempat kerja di lingkungan Perseroan atau lingkungan di luar Perseroanyang telah ditetapkan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

BAB VPENGHASILAN PEGAWAI

Bagian PertamaSistem Penghasilan

Pasal 16

(1) Pegawai diberikan Penghasilan Tetap dan Penghasilan Tidak Tetap.

(2) Perseroan berupaya meningkatkan Penghasilan Pegawai di atas P50 dari perusahaan terbaik diIndonesia atau minimum 2% setiap tahun dengan memperhatikan survai imbalan dan kemampuanPerseroan serta pencapaian target kinerja Perseroan.

(3) Penyesuaian atas besaran gaji dasar yang dipakai sebagai Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP)adalah minimum 2% setiap tahun. 

Bagian KeduaPenghasilan Selama Sakit

Pasal 17

(1) Pegawai yang menjalani istirahat karena sakit, penghasilannya tetap dibayarkan sebagai berikut :

a. Selama 6 (enam) bulan pertama, diberikan Penghasilan Tetap;

b. Pada bulan ke 7 (tujuh) sampai dengan bulan ke 9 (sembilan), diberikan Penghasilan Tetapsebesar 80 % (delapan puluh perseratus);

c. Pada bulan ke 10 (sepuluh) sampai dengan bulan ke 12 (dua belas), diberikan PenghasilanTetap sebesar 60 % (enam puluh perseratus).

(2) Pegawai yang menjalani istirahat karena sakit, Penghasilan Tidak Tetap yang terkait denganJabatan dibayarkan hanya untuk 1 (satu) bulan pertama, sedangkan untuk bulan ke 2 (dua) dan

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 11/31

 

PKB 10-12

11

seterusnya tidak diberikan, sampai dengan yang bersangkutan kembali bertugas dan menempatiposisi semula.

(3) Cuti sakit pada tahun ke 2 (dua) dalam hal cuti sakit tersebut memerlukan perpanjangan cuti yangdinyatakan dengan surat keterangan Majelis Penguji Kesehatan yang menerangkan bahwapenyakitnya masih dapat disembuhkan, diberikan Penghasilan Tetap sebesar 60 % (enam puluh

perseratus).

(4) Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit selama 24 (dua puluh empat) bulan berturut-turut yangdinyatakan dengan surat keterangan Majelis Penguji Kesehatan atau Tim Dokter yang ditunjukPerseroan bahwa yang bersangkutan dinyatakan tidak mampu bekerja karena sakit (pemeriksaandilakukan secara periodik), maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawaidengan mendapatkan hak-hak sesuai ketentuan yang berlaku di Perseroan.

Bagian KetigaPenghasilan Pegawai Selama Penahanan

Pasal 18

(1) Pegawai yang ditahan pihak berwajib untuk keperluan penyidikan dan atau pemeriksaan dipersidangan pengadilan karena disangka atau didakwa melakukan tindak pidana, maka mulai saatpenahanan tersebut, Pegawai yang bersangkutan berstatus sebagai Pegawai dalam masapenahanan oleh pihak yang berwajib. 

(2) Selama Pegawai dikenakan penahanan, pembayaran penghasilan ditentukan sebagai berikut : 

a. Penahanan sampai dengan waktu 6 (enam) bulan, hanya diberikan Penghasilan Tetap, terhitungsejak tanggal 1 bulan berikutnya Pegawai ditahan.

b. Penahanan untuk waktu lebih dari 6 (enam) bulan, pembayaran penghasilan dihentikan.

(3) Dalam hal putusan pengadilan atau hasil penyidikan, Pegawai dinyatakan tidak bersalah maka yangbersangkutan harus direhabilitasi dan hak atas Penghasilan Tetapnya dikembalikan sesuaiketentuan yang berlaku terhitung sejak tidak masuk bekerja karena ditahan.

(4) Dalam hal penahanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akibat dari kecelakaan lalu lintas,maka Serikat Pekerja dan Manajemen yang mempunyai bukti-bukti cukup bahwa kecelakaan lalulintas tersebut bukan karena kesalahan Pegawai yang bersangkutan, maka Penghasilan Tetapnyaselama penahanan dibayar secara penuh paling lama selama 1 (satu) tahun.

Bagian KeempatPenghasilan Pegawai Selama Cuti

Pasal 19

(1) Pegawai yang menjalani cuti, Penghasilan Tetapnya dibayarkan.

(2) Pegawai yang menjalani cuti, Penghasilan Tidak Tetap yang terkait dengan Jabatannya dibayarkansebagai berikut :a. Selama 1 (satu) bulan pertama, diberikan Penghasilan Tidak Tetap;b. Pada bulan ke 2 (dua) dan seterusnya tidak diberikan, sampai yang bersangkutan kembali

bertugas dan menempati posisi semula.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 12/31

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 13/31

 

PKB 10-12

13

dengan biaya yang setara dilakukan oleh Perseroan dan menjadi tanggung jawab Perseroan denganmekanisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada saat PKB ditandatangani.

Bagian KetigaPembinaan Karir

Pasal 22

(1) Pembinaan karir ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada Pegawai untuk meningkatkankontribusinya pada Perseroan, dan dilaksanakan berdasarkan kompetensi dengan memperhatikanapresiasi Pegawai.

(2) Pengangkatan Pegawai dalam jabatan dilakukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukanuntuk jabatan tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku di Perseroan, dengan cara berjenjangyang transparan dan objektif.

(3) Pembinaan karir Pegawai merupakan tanggung jawab dari :a. Atasan;b. Pegawai yang bersangkutan;c. Pejabat yang menangani SDM.

(4) Pegawai mendapatkan hasil penilaian kinerja pada setiap periode penilaian.

Bagian KeempatPenilaian Unjuk Kerja Pegawai

Pasal 23.(1) Penilaian unjuk kerja Pegawai dimaksudkan untuk memberikan penghargaan bagi Pegawai selama

bekerja di Perseroan sesuai ketentuan yang berlaku

(2) Unjuk kerja Pegawai dalam aktivitasnya sebagai Pengurus SP-PLN, dimasukkan sebagai salah satuPenugasan ke Samping untuk Penilaian Unjuk Kerja Pegawai yang bersangkutan, berdasarkanmasukan dari Pengurus SP-PLN.

Bagian KelimaPemberian Penghargaan Kesetiaan Kerja

Pasal 24

(1) Setiap Pegawai  yang berprestasi dan atau telah menunjukkan kesetiaan kerja kepada Perseroan,diberikan penghargaan yang terdiri atas :

a. Penghargaan Kesetiaan Kerja 2 (dua) windu;b. Penghargaan Kesetiaan Kerja 3 (tiga) windu;c. Penghargaan Kesetiaan Kerja 4 (empat) windu.

(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan dengan ketentuan :

a. Penghargaan Kesetiaan Kerja 2 (dua) windu diberikan kepada Pegawai yang telah bekerjasecara terus menerus di Perseroan selama 16 (enam belas) tahun termasuk saat berstatussebagai Tenaga Harian atau Calon Pegawai/Pegawai Dalam Masa Percobaan;

b. Penghargaan Kesetiaan Kerja 3 (tiga) windu diberikan kepada Pegawai yang bekerja secaraterus menerus di Perseroan selama 24 (dua puluh empat) tahun termasuk saat berstatussebagai Tenaga Harian atau Calon Pegawai /Pegawai Dalam Masa Percobaan;

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 14/31

 

PKB 10-12

14

c. Penghargaan Kesetiaan Kerja 4 (empat) windu diberikan kepada Pegawai yang telah bekerjasecara terus menerus di Perseroan selama 32 (tiga puluh dua) tahun termasuk saat berstatussebagai Tenaga Harian atau Calon Pegawai/Pegawai Dalam Masa Percobaan.

(3) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ditetapkan sebagai berikut :

a. Diberikan dalam bentuk piagam dan uang yang dibayarkan pada saat jatuh tempo;b. Besaran uang sebagaimana dimaksud huruf a di atas adalah sebagai berikut :

1) Penghargaan Kesetiaan Kerja 2 (dua) windu, sebesar 2 (dua) kali penghasilan bulan padasaat jatuh tempo;

2) Penghargaan Kesetiaan Kerja 3 (tiga) windu, sebesar 3 (tiga) kali penghasilan bulan padasaat jatuh tempo;

3) Penghargaan Kesetiaan Kerja 4 (empat) windu, sebesar 4 (empat) kali penghasilan bulanpada saat jatuh tempo.

(4) Bagi Pegawai yang berhak atas penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), apabila padasaat jatuh tempo pemberian penghargaan sedang menjalani hukuman disiplin, masa hukumandisiplin tidak mengurangi masa kerja, pemberian penghargaan yang bersangkutan selesai menjalani

hukuman disiplin atau penghargaan tersebut tidak dapat diberikan dalam hal yang bersangkutansetelah menjalani hukuman disiplin berhenti bekerja atau pensiun.

BAB VIIDISIPLIN PEGAWAI

Pasal 25

Peraturan Disiplin Pegawai yang terdiri dari Ketentuan Disiplin Pegawai, Kewajiban Pegawai, LaranganPegawai, Klasifikasi Pelanggaran Disiplin, Jenis Hukuman Disiplin, dan Prosedur Penjatuhan HukumanDisiplin dan lain-lain sesuai Lampiran PKB 2010-2012.

BAB VIIITATA TERTIB

Bagian PertamaWaktu Kerja

Pasal 26

(1) Waktu kerja di Perseroan ditetapkan dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undanganyang berlaku yaitu 7 (tujuh) jam satu hari atau 8 (delapan) jam satu hari dan tidak melebihi 40 (empatpuluh) jam dalam 1 (satu) minggu.

(2) Waktu istirahat tidak termasuk waktu kerja dan tidak dihitung sebagai jam kerja.

(3) Untuk pekerjaan yang memerlukan kesinambungan kerja secara bergilir (shift) serta yangmenyangkut hak-hak pegawai shift diatur dan ditetapkan oleh Direksi Perseroan, disesuaikandengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(4) Waktu dimulai dan berakhirnya jam kerja ditetapkan sesuai dengan kebutuhan Unit PLN masing-masing.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 15/31

 

PKB 10-12

15

 

Bagian KeduaKerja Lembur

Pasal 27

(1) Perseroan dapat menugaskan Pegawai bekerja melebihi waktu kerja yang ditentukan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dan kelebihan waktu tersebut dianggap sebagai kerja lembur.

(2) Kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk melaksanakan tugas-tugaspekerjaan yang mendesak harus diselesaikan di luar jam kerja resmi dan atau pada hari-hari liburresmi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

(3) Kerja lembur dilakukan atas perintah pejabat berwenang dan bertanggung jawab atas hasilpekerjaan yang dilemburkan dengan menerbitkan surat perintah kerja lembur.

(4) Pegawai dengan grade Basic 3 dan Basic 4 apabila melakukan kerja lembur paling sedikit 1

(satu) jam penuh diberikan uang lembur sesuai jumlah jam kerja lembur yang dilaksanakan,besarnya sebagai berikut :

a. Uang lembur 1 (satu) jam besarnya adalah 1/173 x Penghasilan Tetap per bulan;

b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa, maka uang lembur untuk tiap kerjalembur dibayarkan sebagai berikut :

1) Untuk 1 (satu) jam pertama = 1,5 x uang lembur 1 (satu) jam2) Untuk setiap jam selanjutnya = 2 x uang lembur 1 (satu) jam

c. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari libur resmi, maka uang lembur untuk tiap jamkerja lembur dibayarkan sebagai berikut :

1) Untuk seminggu 5 (lima) hari kerja (jumlah jam kerja sehari 8 jam) :

a) Setiap jam kerja lembur dalam 8 (delapan) jam = 2 x uang lembur 1 (satu) jam

b) Jam pertama setelah 8 (delapan) jam = 3 x uang lembur 1 (satu) jamc) Jam kedua dan selebihnya setelah 8 (delapan) jam = 4 x uang lembur 1 (satu) jam

2) Untuk seminggu 6 (enam) hari kerja (jumlah jam kerja sehari 7 jam), untuk hari Senin – Kamisdan Sabtu atau 5 (lima) jam untuk hari Jum’at :

a) Setiap jam kerja lembur dalam 7 (tujuh) jam untuk hari Senin – Kamis atau 5 (lima) jamuntuk hari Jum’at = 2 x uang lembur 1 (satu) jam

b) Jam pertama setelah 7 (tujuh) jam untuk hari Senin – Kamis atau 5 (lima) jam untuk hariJum’at = 3 x uang lembur 1 (satu) jam

c) Jam kedua dan selebihnya setelah 7 (tujuh) jam untuk hari Senin – Kamis atau 5 (lima) jam untuk hari Jum’at = 4 x uang lembur 1 (satu) jam

(5) Uang lembur dibayarkan sekaligus setiap bulan, yaitu pada bulan berikutnya setelah kerja lemburdilaksanakan.

(6) Pegawai dengan yang melaksanakan kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),apabila melewati jam makan diberikan makan lembur.

(7) Jumlah waktu kerja lembur dalam 1 (satu) bulan tidak boleh melebihi 60 (enam puluh) jam,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 16/31

 

PKB 10-12

16

Bagian KetigaKeselamatan Kerja dan Perlengkapan Kerja

Pasal 28

(1) Setiap Pegawai wajib memahami fungsi keselamatan dan kesehatan kerja termasuk fungsi

keselamatan umum, keselamatan instalasi, dan fungsi keselamatan lingkungan, yaitu sebagaiusaha untuk melindungi terhadap terjadinya kecelakaan dinas (kecelakaan kerja, penyakit akibatkerja dan kecelakaan dinas lainnya), kecelakaan tenaga kerja bukan Pegawai, kecelakaanmasyarakat umum dan kerusakan/kerugian aset Perseroan akibat kecelakaan.

(2) Setiap Pegawai wajib mentaati/memenuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yangberlaku.

(3) Setiap Pegawai wajib menjaga keselamatan dirinya dan Pegawai lainnya.

(4) Setiap Pegawai wajib mentaati/memenuhi persyaratan dan prosedur kerja, menggunakan alatpelindung diri, peralatan keselamatan kerja lainnya dan perlengkapan kerja pada waktumelaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya, di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan.

(5) Pegawai wajib merawat alat pelindung diri, peralatan keselamatan kerja lainnya dan perlengkapankerja.

(6) Perseroan wajib menyediakan persyaratan kerja, prosedur kerja/SOP (Standard OperationProcedure), alat pelindung diri, peralatan keselamatan kerja lainnya dan perlengkapan kerja sertamenetapkan Pengawas Pekerjaan untuk melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya.

(7) Perseroan wajib menjaga alat dan peralatan kerja agar selalu dalam keadaan laik pakai denganmengadakan pengujian secara berkala/sesuai ketentuan yang berlaku.

(8) Perseroan wajib memberikan tanda pengenal dan pakaian dinas bagi seluruh Pegawai, pakaiankerja bagi Pegawai yang bekerja di instalasi dan wajib dipakai sesuai ketentuan yang berlaku.

(9) Perseroan wajib memberikan ekstra voeding bagi Pegawai yang bertugas di tempat kerja yangberesiko terhadap kesehatan dan/atau yang bekerja secara bergilir (shift) dan harusdimakan/diminum di tempat kerja.

(10) Pegawai dilarang menggunakan alat pelindung diri, peralatan kerja lainnya dan perlengkapan kerjauntuk kepentingan pribadi.

(11) Dalam hal Pegawai menemui hal-hal yang dapat mengancam keselamatan Pegawai maupunPerseroan, agar melaporkan kepada atasan.

BAB IXCUTI

Bagian PertamaJenis Cuti

Pasal 29

(1) Setiap Pegawai, setelah memenuhi persyaratan berhak atas istirahat sesuai ketentuan yang berlakudi Perseroan dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas :

a. Cuti tahunan;b. Cuti besar;c. Cuti bersalin.

(3) Selain Cuti, Pegawai mendapat ijin tidak masuk kerja karena :a. Istirahat karena sakit;

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 17/31

 

PKB 10-12

17

b. Gugur kandungan dan Haid;c. Ijin karena alasan penting.d. Ijin di luar tanggungan Perseroan.

(4) Pejabat yang berwenang memberikan cuti sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) adalahsebagai berikut :

a. Bagi pegawai di lingkungan PLN Pusat, oleh atasan langsung Pegawai yang bersangkutanserendah-rendahnya Manajer atau pejabat yang setingkat;

b. Bagi pegawai di lingkungan PLN Unit dan Unit Pelaksana, oleh atasan langsung Pegawai yangbersangkutan serendah-rendahnya Asisten Manajer atau pejabat yang setingkat;

c. Bagi pegawai di lingkungan PLN Sub Unit Pelaksana, oleh Kepala Sub Unit/Manajer Sub UnitPelaksana.

(5) Pejabat yang berwenang memberikan ijin di luar tanggungan Perseroan adalah Direktur SumberDaya Manusia dan Umum.

Bagian KeduaCuti Tahunan

Pasal 30

(1) Cuti tahunan diberikan kepada Pegawai  yang telah bekerja paling sedikit 1 (satu) tahun terusmenerus di Perseroan mulai tanggal diangkat sebagai Pegawai dalam masa percobaan, lamanyacuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja untuk setiap tahun.

(2) Pegawai diijinkan untuk tidak masuk bekerja karena alasan pribadi yang penting selama 1 (satu) haridalam 1 (satu) bulan dan tidak diperhitungkan dengan hak cuti tahunan.

(3) Pegawai  yang berhak atas cuti tahunan diberikan tunjangan cuti tahunan sebesar 1 (satu) kali  Penghasilan Tetap pada bulan jatuh tempo hak cuti tahunan.

Bagian KetigaCuti Besar

Pasal 31

(1) Cuti besar diberikan kepada Pegawai  yang telah bekerja paling sedikit 6 (enam) tahun terusmenerus di Perseroan mulai tanggal diangkat sebagai Pegawai dalam masa percobaan.

(2) Hak cuti besar yang kedua dan seterusnya diberikan kepada Pegawai setelah 6 (enam) tahunbekerja terus menerus di Perseroan, terhitung mulai tanggal jatuh tempo cuti besar sebelumnya.

(3) Pegawai  yang berhak atas cuti besar diberikan tunjangan cuti besar sebesar 4 (empat)   kali Penghasilan Tetap pada bulan jatuh tempo cuti besar, yang dimaksudkan sebagai bekal refreshing(penyegaran) bersama keluarganya.

(4) Tunjangan cuti besar sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dibayarkan paling lambat tanggal 1bulan berikutnya bulan jatuh tempo cuti besar, dengan ketentuan tunjangan cuti tahunan pada tahuntersebut tidak dibayarkan.

(5) Lamanya cuti besar adalah 3 (tiga) bulan, dengan ketentuan Pegawai yang masih berhak atas cutibesar, hak cuti tahunannya menjadi gugur.

(6) Hal-hal yang tidak diperhitungkan sebagai masa kerja untuk menetapkan hak cuti besar adalahsebagai berikut :

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 18/31

 

PKB 10-12

18

a. Istirahat karena sakit selama lebih dari 3 (tiga) bulan;b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai (skorsing);c. Ijin di luar tanggungan Perseroan.

(7) Cuti besar sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat dilaksanakan baik sekaligus atau secarabertahap paling sedikit 15 (lima belas) hari kalender, dalam kurun waktu sampai dengan 2 (dua)

tahun berikutnya sejak tanggal jatuh tempo cuti besar, dan harus diajukan paling cepat 1 (satu) bulansebelum pelaksanaan cuti besar.

Bagian KeempatIstirahat Sakit

Pasal 32

(1) Pegawai yang menderita sakit berhak atas istirahat karena sakit.

(2) Pegawai  yang tidak masuk bekerja karena sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari kerja harusmemberitahukan kepada atasan langsungnya.

(3) Pegawai yang tidak masuk bekerja karena sakit selama 3 (tiga) sampai dengan 14 (empat belas)hari kalender, harus memberitahukan kepada atasan langsung dengan melampirkan suratketerangan dokter.

(4) Pegawai  yang tidak masuk bekerja karena sakit selama 15 (lima belas) hari sampai dengan 6(enam) bulan harus memberitahukan kepada atasan langsung dengan melampirkan suratketerangan dokter yang menyatakan perlunya perpanjangan istirahat karena sakit.

Pasal 33

(1) Pegawai  yang menjalani istirahat karena sakit dapat diperpanjang sampai dengan paling lama 2(dua) tahun apabila secara periodik diuji oleh Dokter Majelis Penguji Kesehatan dan dinyatakanbahwa penyakitnya masih memerlukan perawatan lebih lanjut.

(2) Dalam hal setelah istirahat karena sakit selama 2 (dua) tahun ternyata belum sembuh, Pegawaitersebut diberhentikan dengan hormat karena uzur/cacat dengan diberikan hak-hak kepegawaiansesuai ketentuan yang berlaku.

Bagian KelimaHaid dan Gugur Kandungan

Pasal 34

(1) Pegawai wanita tidak boleh diwajibkan bekerja pada hari pertama dan hari kedua waktu haid.

(2) Pegawai wanita yang mengalami gugur kandungan dapat diberikan istirahat paling lama 1,5 (satusetengah) bulan dengan menerima penghasilan penuh.

Bagian KeenamCuti Bersalin

Pasal 35

(1) Cuti bersalin diberikan untuk persalinan pertama, kedua dan ketiga dilaksanakan berdasarkanperkiraan persalinan dari Dokter/Bidan, selama 3 (tiga) bulan.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 19/31

 

PKB 10-12

19

(2) Pegawai yang melaksanakan cuti bersalin, hak cuti tahunan pada tahun yang bersangkutan menjadigugur.

Bagian KetujuhHak Menyusui Anak

Pasal 36

Setiap Pegawai Perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untukmenyusui anaknya, jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja dengan ketentuan dilaksanakan dilingkungan tempat kerja.

Bagian KedelapanIjin Karena Alasan Penting

Pasal 37

Ijin karena alasan penting diberikan kepada Pegawai, apabila :

a. Pegawai  yang melangsungkan pernikahan, Pegawai mengawinkan anaknya, anggota keluargameninggal dunia yaitu Istri/Suami, orangtua/mertua atau anak diberikan cuti selama 3 (tiga) hari kerja

dan untuk pelaksanaan di luar tempat kedudukan yang memerlukan waktu untuk perjalanan dapatditambah lamanya perjalanan paling banyak 12 (dua belas) hari.

b. Saudara kandung Pegawai melangsungkan pernikahan, Istri Pegawai melahirkan anak, anakPegawai dikhitan, membaptiskan anak dan saudara kandung Pegawai meninggal dunia, diberikancuti selama 2 (dua) hari kerja dan apabila dilaksanakan di luar tempat kedudukan yang memerlukanwaktu untuk perjalanan dapat ditambah lamanya perjalanan paling lama 12 (dua belas) hari.

c. Bagi Pegawai yang sudah mengambil Ijin karena alasan penting sebagaimana huruf a, hak tidakmasuk kerja sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 ayat (2) pada bulan yang bersangkutantersebut gugur.

d. Melaksanakan ibadah haji.

Bagian KesembilanIjin Di luar Tanggungan Perseroan

Pasal 38

(1) Ijin di luar tanggungan Perseroan dapat diberikan kepada Pegawai dengan ketentuan :

a. Mempunyai masa kerja sebagai Pegawai paling sedikit 5 (lima) tahun terus menerus diPerseroan;

b. Untuk kepentingan pribadi yang penting dan mendesak antara lain mengikuti Istri/Suamipendidikan di luar negeri atau dipindahkan ke kota lain.

(2) Lamanya ijin di luar tanggungan Perseroan paling sedikit 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua)tahun serta dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun, selama menjalankan ijin di luar

tanggungan Perseroan semua hak-hak kepegawaian tidak diberikan dan fasilitas Perseroan segeradikembalikan.

(3) Ijin di luar tanggungan Perseroan bukan hak Pegawai, sehingga ijin yang diberikan sesuai denganpertimbangan kebutuhan Perseroan (penugasan negara).

(4) Masa menjalani ijin di luar tanggungan Perseroan tidak dihitung sebagai masa kerja untukmenghitung masa kerja untuk kenaikan berkala, kenaikan reguler, hak cuti besar, penghargaankesetiaan kerja dan masa kerja pensiun.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 20/31

 

PKB 10-12

20

 BAB X

PERJALANAN DINAS

Pasal 39

(1) Dalam rangka menunjang pelaksanaan kebijakan Perseroan, Pegawai dapat ditugaskanmelaksanakan perjalanan dinas.

(2) Perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas perjalanan dinas dalam negeridan perjalanan dinas luar negeri

(3) Pegawai yang ditugaskan melaksanakan perjalanan dinas diberikan biaya perjalanan dinas yangmemadai dan dihitung sesuai jumlah waktu, jarak dan jenis perjalanan yang digunakan.

(4) Pengaturan mengenai Perjalanan Dinas sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB XI

JAMINAN SOSIAL

Bagian PertamaKecelakaan Kerja

Pasal 40

(1) Pegawai yang mengalami Kecelakaan Kerja diberikan Jaminan Kecelakaan Kerja yangdiselenggarakan langsung oleh Perseroan.

(2) Pegawai yang menderita cacat total akibat kecelakaan kerja dan apabila mempunyai anak yangmenjadi tanggungan Perseroan, diberikan bantuan pendidikan sampai Perguruan Tinggi sesuaiketentuan yang berlaku.

Bagian KeduaTunjangan Tewas

Pasal 41

(1) Pegawai yang meninggal dunia karena menjalankan tugas kewajibannya atau karena mendapatkecelakaan dinas berakibat tewas, berhak memperoleh tunjangan tewas sebesar 60 % x 80 xPenghasilan Tetap terakhir sebulan dan bantuan penyelenggaraan pemakaman oleh Perseroan.

(2) Dalam hal keluarga/ahli waris yang bersangkutan memilih penyelenggaraan pemakamansebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan sendiri, Perseroan memberikan bantuan pemakamansebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

(3) Pegawai yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pada saat pemakamandiberikan penghormatan terakhir oleh Dinas atas nama Perseroan dan jika meninggalkan Anak yang

masih menjadi tanggungan Perseroan, diberikan bantuan pendidikan sampai dengan PerguruanTinggi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagian KetigaBantuan Kematian

Pasal 42

(1) Pegawai yang meninggal dunia bukan karena menjalankan tugas kewajibannya atau bukan karenakecelakaan dinas, berhak memperoleh bantuan kematian sebesar 3 (tiga) kali Penghasilan Tetap

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 21/31

 

PKB 10-12

21

bulan terakhir, dengan ketentuan paling sedikit Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dan bantuanpemakaman sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) yang diberikan kepada ahli warisnya.

(2) Bantuan kematian dan pemakaman adalah bantuan berupa uang yang diberikan kepada keluargaatau ahli waris dari pegawai yang meninggal dunia dengan urutan sebagai berikut :

a. Janda/duda; atau

b. Anak kandung; atauc. Orangtua kandung; ataud. Cucu kandung; ataue. Saudara kandung; atauf. Kakek/nenek kandung; ataug. Mertua; atauh. Ahli waris

(3) Dalam hal Istri/Suami atau anak Pegawai yang terdaftar di Perseroan meninggal dunia, diberikanbantuan biaya pemakaman sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

(4) Bantuan Kematian diberikan berdasarkan surat kematian yang dikeluarkan oleh Lurah atau KepalaDesa setempat.

Bagian KeempatPemeliharaan Kesehatan

Pasal 43

(1) Pegawai, keluarga Pegawai (Istri/Suami dan anak yang memenuhi syarat) yang terdaftar dan diakuidi Perseroan berhak mendapatkan pemeliharaan kesehatan.

(2) Istri/Suami yang bekerja di perusahaan/institusi lain dapat diberikan bantuan pemeliharaankesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan syarat perusahaan/institusi tempatistri/suami tersebut bekerja tidak menyelenggarakan fasilitas kesehatan, yang dibuktikan dengansurat keterangan dari perusahaan/institusi lain tempat istri/suami tersebut bekerja.

(3) Suami yang tidak bekerja, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kelurahan, dapat diberikanbantuan pemeliharaan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa rawat inap dan rawat jalan.

(4) Batas usia anak yang diberikan pemeliharaan kesehatan adalah usia 25 (dua puluh lima) tahundengan ketentuan tidak/belum pernah kawin dan atau tidak mempunyai penghasilan sendiri dan ataumasih menjadi tanggungan pegawai.

(5) Jumlah anak yang ditanggung sesuai ayat (1) dan ayat (2) di atas maksimum 3 (tiga) orang anak,dengan ketentuan apabila anak yang ditanggung sudah melampaui usia sebagaimana ayat (2) diatas secara otomatis digantikan oleh anak dengan urutan berikutnya yang belum masuk daftar anakyang ditanggung.

(6) Pemeriksaan dan pengobatan dapat dilakukan di sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah ataumilik swasta, yang terdiri atas :

a. Dokter;b. Rumah sakit;c. Laboratorium dan tempat pemeriksaan penunjang lainnya;d. Apotik.

(7) Untuk memudahkan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (6) Perseroan dapatmelanggan dokter, rumah sakit, laboratorium dan apotik.

(8) Pelaksanaan penetapan dokter, rumah sakit, laboratorium dan apotik yang dilanggan dan penetapankelas rawat inap, serta pelaksanaan rawat jalan, untuk lingkungan Kantor Pusat oleh PejabatManajemen Atas terkait dan untuk PLN Unit diserahkan kepada Pimpinan Unit PLN setempat,

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 22/31

 

PKB 10-12

22

dengan cara melakukan koordinasi dengan Unit PLN lainnya apabila dalam satu wilayah kerjaterdapat beberapa Unit PLN. 

(9) Pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud ayat (8) untuk mencapai efisiensi yang lebihoptimal. 

(10) Jenis bantuan pemeliharaan kesehatan yang ditanggung oleh Perseroan, terdiri atas :

a. Rawat jalan;b. Rawat inap;c. Pemeriksaan kehamilan;d. Pertolongan persalinan sampai dengan anak ketiga;e. Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan untuk peneguhan diagnosa.

(11) Bantuan pemeliharaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri atas :

a. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum/dokter gigi;

b. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis, tidak termasuk perawatan wajah dankecantikan (skin care);

c. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis, tidak termasuk bedah plastik (kosmetik)kecuali akibat Kecelakaan Dinas;

d. Pertolongan persalinan atau gugur kandung atas indikasi medis;e. Pelayanan keluarga berencana dan imunisasi/vaksinasi yang menjadi program Pemerintah serta

bedah minor (khitan);

f. Alat-alat rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi alat tubuh seoptimal mungkin termasukkacamata;

g. Upaya peningkatan kesehatan Pegawai yang diselenggarakan oleh Perseroan secara massal;

h. Pemeriksaan kesehatan berkala (khusus) bagi Pegawai yang menjalankan tugas di tempat-tempat kerja yang berpotensi bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit yang timbul karenahubungan kerja;

i. Pemeriksaan kesehatan berkala (umum) bagi Pegawai yang usianya lebih dari 40 (empat puluh)tahun;

 j. Obat yang diperlukan sehubungan dengan huruf a sampai i sesuai ketentuan yang berlaku

(12) Rawat jalan yang dimaksud dalam ayat (10) huruf a, adalah pemeliharaan kesehatan yang dilakukanoleh dokter/bidan atau dilakukan di Rumah Sakit, termasuk pemeriksaan penunjang, perawatan danpengobatan gigi serta pengobatan dalam kondisi darurat gawat.

(13) Rawat inap sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) huruf b, paling rendah menggunakan fasilitaskelas II. 

(14) Biaya pemeliharaan kesehatan ditanggung 100 % (seratus perseratus) oleh Perseroan dengan cararestitusi, kecuali di Rumah Sakit yang dilanggan Perseroan.

(15) Penyalahgunaan terhadap fasilitas pemeliharaan kesehatan dikenakan sanksi hukuman disiplin.

Pasal 44

Jenis bantuan pemeliharaan kesehatan yang tidak ditanggung oleh Perseroan, adalah :

a. Biaya pengobatan penyakit yang timbul sebagai akibat dari perbuatan yang bersangkutan, antaralain :1) Penyalahgunaan obat (narkoba);2) Percobaan bunuh diri;

b. Perawatan wajah untuk kecantikan (skin care) dan bedah plastik (kosmetik) yang bukan akibatkecelakaan dinas;

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 23/31

 

PKB 10-12

23

c. Pemeliharaan kesehatan yang tidak termasuk standar prosedur perawatan baku (seperti terapi ozondan lain-lain);

d. Pengobatan penyakit AIDS disebabkan karena perbuatan amoral.

e. Pengobatan non medis.

Bagian KelimaPemeliharaan Kesehatan dalam Kondisi Darurat

Pasal 45

(1) Dalam hal terjadi kondisi darurat/darurat gawat yang menyebabkan suatu keadaan yangmemerlukan pemeriksaan dan tindakan medis sesegera mungkin, dan apabila tidak segeradilakukan tindakan akan menyebabkan hal yang fatal bagi jiwa penderita, pengobatan dan atauperawatan dapat dilaksanakan di rumah sakit terdekat.

(2) Kriteria darurat / darurat gawat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :a. Sakit atau cedera serius karena kecelakaan termasuk Kecelakaan Dinas, kecelakaan lalulintas

dan kecelakaan dalam rumah tangga;

b. Serangan jantung;c. Distress pernafasan termasuk serangan asma menetap (status asthmaticus), tenggelam, bendaasing dalam saluran pernafasan;

d. Pendarahan hebat termasuk pendarahan pada kehamilan;e. Kejang – kejang termasuk epilepsi;f. Muntah berak;g. Kehilangan kesadaran termasuk koma, hematikum, diabetikum;h. Demam tinggi (39 derajat Celsius ke atas);i. Stroke; j. Digigit binatang buas dan atau berbisa;k. Gangguan jiwa dalam keadaan gaduh gelisah.

(3) Tindakan dalam kondisi darurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), harus segera dilaporkansecara tertulis kepada Perseroan dalam waktu 2 x 24 jam (tidak termasuk hari libur resmi dan haribesar) disertai dengan keterangan tertulis dari dokter yang merawat tentang hal–hal yang berkaitan

dengan penyakit yang diderita, kecuali kondisi pasien tidak memungkinkannya.

Bagian Keenam Alat Rehabilitasi

Pasal 46

(1) Alat rehabilitasi adalah alat yang dapat menunjang fungsi tubuh sehingga dapat berfungsi seoptimalmungkin yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter yang merawat.

(2) Macam alat Rehabilitasi yang diberikan kepada Pegawai, adalah :

a) Alat bantu dengar dan apabila rusak dapat diganti;b) Alat penyangga cacat tubuh kruk / kursi roda dan penyangga leher;

c) Kacamata;d) Protesa.

Pasal 47

(1) Perseroan memberikan bantuan kacamata kepada Pegawai, berdasarkan rekomendasi dokter yangmengharuskan menggunakan kacamata.

(2) Bantuan kacamata sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri atas :

a. Lensa dan bingkai kacamata yang diberikan untuk pertama dengan dioptri lensa paling sedikitminus 0,50 (nol koma lima puluh) atau plus 0,50 (nol koma lima puluh); atau

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 24/31

 

PKB 10-12

24

 b. Penggantian lensa kacamata diberikan dalam hal dioptri lensa berubah paling sedikit 0,25 (nol

koma dua puluh lima); atau

c. Penggantian bingkai kacamata diberikan dalam hal Pegawai yang bersangkutan telah menerimabantuan bingkai kacamata yang terakhir paling sedikit selama 3 (tiga) tahun.

(3) Bantuan kacamata diberikan dalam bentuk uang yang besarnya ditetapkan minimal sebagai berikut :

a. Lensa kacamata dan bingkai kacamata sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);b. Penggantian lensa kacamata sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);c. Penggantian bingkai kacamata sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

(4) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai dengan hak pensiun, dapat diberikanbantuan kacamata 1 (satu) kali selama pensiun.

Bagian KetujuhBantuan Ganti Rugi

Pasal 48

(1) Pegawai yang terkena musibah akibat peristiwa luar biasa dan atau dalam hal melaksanakan

perjalanan dinas atau tugas dinas, diberikan bantuan ganti rugi paling banyak sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)

(2) Bantuan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi bantuan terhadap :

a. Barang-barang milik Pegawai yang tidak dapat dipakai lagi, rusak dan atau musnah karenaperjalanan dinas atau tugas dinas; atau

b. Rumah pribadi yang ditempati sendiri yang tidak dapat dipakai lagi, rusak dan atau musnahkarena bencana alam dan atau kebakaran dan atau kerusuhan; atau

c. Barang-barang dan atau perabotan rumah tangga yang ditempati Pegawai tidak dapat dipakailagi, rusak dan atau musnah karena bencana alam dan atau kebakaran.

d. Pegawai yang mengalami kecelakaan lalu lintas dalam melaksanakan tugas kedinasan denganmenggunakan fasilitas pribadi

(3) Bantuan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tidak diberikan dalam hal :

a. Bencana alam banjir yang sifatnya musiman/rutin;b. Kebakaran yang disebabkan karena kesalahan dan atau kelalaian sendiri dan atau anggota

keluarga/orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

Bagian KedelapanPelaksanaan Jaminan Sosial

Pasal 49

Pelaksanaan Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 49, tetapdilaksanakan oleh Perseroan.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 25/31

 

PKB 10-12

25

Pasal 50Bantuan Hukum

(1) Perseroan berkewajiban memberikan bantuan hukum kepada Pegawai yang berakibat sengketahukum pada saat menjalankan tugas.

(2) Bagi Pegawai yang meninggal dunia pada saat menjalankan tugas sesuai ayat (1), bantuan hukumdiberikan kepada ahli warisnya.

(3) Bantuan hukum tidak diberikan dalam hal-hal kejahatan korupsi, narkotika, dan yang merugikanPerseroan.

BAB XIIPENGHARGAAN PENSIUN

Bagian PertamaPenghargaan, Tunjangan Tambahan Penghasilan dan

Uang Pengganti Masa Cuti Besar Bagi Pegawai Yang Berhenti Bekerja

Pasal 51

(1) Penghargaan diberikan bagi Pegawai yang diberhentikan sebagai Pegawai, serta telah memilikimasa kerja paling sedikit 3 ( tiga ) tahun terus menerus dan tidak terputus di Perseroan, termasukmasa kerja sebagai Tenaga Harian dan Calon Pegawai.

(2) Tunjangan tambahan penghasilan, diberikan sebesar 4 (empat) kali Penghasilan Tetap bulanterakhir.

(3) Uang pengganti masa cuti besar, diberikan sebesar 3 (tiga) kali Penghasilan Tetap bulan terakhirkepada Pegawai yang telah mempunyai masa kerja paling sedikit 6 (enam) tahun terus menerus dantidak terputus di Perseroan, termasuk masa kerja sebagai Tenaga Harian dan Calon Pegawai.

(4) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai uang pesangon, uangpenghargaan masa kerja dan uang penggantian hak, yang besarannya ditetapkan sebagai berikut :

a. Uang penghargaan untuk Pegawai yang mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun sampai dengan15 (lima belas) tahun, penghargaan per tahun masa kerja diberikan sebesar 1 (satu) kalipenghasilan bulan terakhir;

b. Uang penghargaan untuk Pegawai yang mempunyai masa kerja ke 16 (enam belas) tahun danseterusnya, penghargaan per tahun masa kerja diberikan sebesar 2 (dua) kali penghasilan bulanterakhir. 

Bagian KeduaPenghargaan Purna Jabatan Bagi Pegawai Yang Berhenti Bekerja

Pada Usia 56 Tahun

Pasal 52

(1) Pegawai yang berhenti bekerja pada usia 56 (lima puluh enam) tahun, diberikan penghargaanpengabdian dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki masa kerja di Perseroan paling sedikit 25 (dua puluh lima) tahun termasuk masa kerjasebagai Tenaga Harian;

b. Memiliki nilai unjuk kerja paling rendah Kandidat Potensial selama 2 (dua) semester terakhir;

c. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin.

(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berupa uang sebesar 2 (dua) kali PenghasilanTetap bulan terakhir sebelum berhenti bekerja.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 26/31

 

PKB 10-12

26

 Bagian Ketiga

Hak Yang Tidak Diterima Bagi Pegawai YangMelanggar Disiplin Pegawai

Pasal 53

Penghargaan, tunjangan tambahan penghasilan dan uang pengganti masa cuti besar tidak diberikankepada Pegawai yang diberhentikan karena hukuman disiplin.

BAB XIIITUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN

Pasal 54

(1) Tunjangan Hari Raya Keagamaan, diberikan paling sedikit sebesar 1 (satu) kali Penghasilan Tetapsaat bulan tanggal jatuh tempo.

(2) Pelaksanaan pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan berpedoman pada Peraturan MenteriTenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB XIVBANTUAN PINJAMAN

Pasal 55

(1) Perseroan memberikan bantuan pinjaman lunak dalam bentuk uang kepada Pegawai yang telahbekerja di Perseroan paling sedikit selama 5 (lima) tahun terus menerus tidak terputus denganketentuan pada 3 (tiga) tahun terakhir, penilaian unjuk kerja paling sedikit bernilai baik.

(2) Bantuan pinjaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. Pinjaman pembelian rumah atau pinjaman bagi perawatan rumah;b. Pinjaman bagi pembelian kendaraan bermotor;c. Pinjaman bagi yang terkena musibah bencana alam.

(3) Pemberian bantuan pinjaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk ketenangandan kenyamanan kerja yang disesuaikan dengan kemampuan Perseroan.

BAB XVKOPERASI PEGAWAI

Pasal 56

(1) Koperasi Pegawai dibentuk dalam rangka meningkatkan salah satu kesejahteraan Pegawai yangkegiatan usahanya dijalankan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah TanggaKoperasi.

(2) Perseroan dan Serikat Pekerja berkewajiban mendorong, membantu, dan memajukanpengembangan koperasi.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 27/31

 

PKB 10-12

27

BAB XVIPEMBERHENTIAN PEGAWAI DAN PENSIUN PEGAWAI

Bagian PertamaPemberhentian Pegawai

Pasal 57

(1) Pegawai dapat diberhentikan karena :

a. Mencapai batas usia pensiun;b. Uzur jasmani dan atau rohani (cacat);c. Atas permintaan sendiri;d. Pensiun Dini;e. Hukuman disiplin;f. Hilang;g. Meninggal dunia;h. Menjadi anggota Direksi Perseroan.

(2) Pegawai dapat diberhentikan tidak hormat, karena melanggar Peraturan Disiplin Pegawai.

(3) Pegawai yang diberhentikan sebagai Pegawai bukan karena hukuman disiplin diberikan hak-haksebagai berikut :

a. Penghargaan sesuai ketentuan ketentuan Pasal 51;

b. Manfaat pensiun atau pengembalian iuran Peserta bagi Pegawai yang menjadi peserta DanaPensiun PLN;

c. Pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai yang berhenti bekerja pada usia 56 (lima puluh enam) tahun dan telah memiliki masa kerja di Perseroan paling sedikit 16 (enam belas) tahun atauberhenti bekerja karena cacat atau berhenti bekerja karena meninggal dunia/tewas, dandiberikan kepada keluarga Pegawai yang memenuhi persyaratan.

(4) Pegawai yang menjadi peserta Dana Pensiun PLN dan diberhentikan karena hukuman disiplin,diberikan Manfaat Pensiun atau pengembalian Iuran Peserta sesuai peraturan perundangan yangberlaku.

Pasal 58

(1) Pemberhentian Pegawai selain hal-hal yang dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) harus didasarkanatas kesepakatan antara Perseroan dengan SP-PLN.

(2) Pemberhentian Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus didasarkan pertimbangansebagai berikut :

a. Alasan yang jelas dilakukannya pemberhentian;b. Target dan kompetensi;c. Bersifat suka rela / tidak ada unsur paksaan;d. Imbalan harus lebih baik dari Pemberhentian atas permintaan sendiri.

Bagian KeduaProgram Pensiun Pegawai

Pasal 59

(1) Program pensiun Pegawai diselenggarakan oleh Dana Pensiun PLN.

(2) Dalam melaksanakan penyelenggaraan program pensiun Pegawai, Dana Pensiun PLN berpedomanpada Peraturan Dana Pensiun PLN.

(3) Pegawai yang akan pensiun diberikan penghargaan pengabdian sesuai ketentuan yang berlaku.

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 28/31

 

PKB 10-12

28

 Bagian Ketiga

Kepesertaan Dana Pensiun PLN

Pasal 60

(1) Kepesertaan Dana Pensiun PLN bersifat sukarela dan didahului dengan permohonan untuk menjadiPeserta.

(2) Peserta Dana Pensiun PLN terdiri atas :

a. Pegawai;b. Pensiunan;c. Mantan Pegawai yang masih berhak atas Manfaat Pensiun.

(3) Pegawai yang menjadi peserta Dana Pensiun PLN wajib membayar Iuran Peserta yang besarnya 6% (enam perseratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP). 

(4) Besarnya PhDP sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah 100 % (seratus perseratus) dari GajiDasar dan dapat diubah sesuai Keputusan Pendiri Dana Pensiun PLN.

Bagian Keempat

Hak Atas Manfaat Pensiun dan Pengembalian Iuran Peserta

Pasal 61

(1) Peserta yang memenuhi persyaratan, berhak memperoleh salah satu hak atas Manfaat Pensiun atauPengembalian Iuran Peserta.

(2) Jenis Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :

a. Manfaat Pensiun Normal, bagi Pegawai yang berhenti bekerja pada usia 56 (lima puluh enam)tahun;

b. Manfaat Pensiun Dipercepat, bagi Pegawai yang berhenti bekerja pada usia 46 (empat puluhenam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 56 (lima puluh enam) tahun;

c. Manfaat Pensiun Cacat, bagi yang berhenti bekerja karena cacat;

d. Pensiun Ditunda bagi Pegawai  yang berhenti bekerja pada usia kurang dari 46 (empat puluhenam) tahun dan mempunyai masa kepesertaan 3 (tiga) tahun atau lebih.

(3) Untuk menghitung Manfaat Pensiun dipergunakan rumus dasar sebagai berikut :

Manfaat Pensiun = Faktor Penghargaan x Masa Kerja x PhDP

(4) Faktor Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah 2,50 % (dua koma lima puluhperseratus) untuk tiap tahun masa kerja.

(5) Pengembalian Iuran Peserta diberikan kepada Pegawai yang berhenti bekerja pada usia kurang dari46 (empat puluh enam) tahun dan mempunyai masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun.

(6) Jumlah Manfaat Pensiun paling tinggi adalah 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari PhDPdibayarkan secara bulanan atau dapat dibayarkan secara sekaligus apabila memenuhi persyaratansesuai ketentuan yang berlaku.

(7) Jumlah Manfaat Pensiun bagi, Pensiun cacat karena menjalankan tugas Perseroan, paling tinggiadalah 80 % (delapan puluh perseratus) dari PhDP dibayarkan secara bulanan atau dapatdibayarkan secara sekaligus apabila memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.

Bagian KelimaPemutusan Hubungan Kerja

Pasal 62

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 29/31

 

PKB 10-12

29

(1) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat dilakukan karena adanya ketentuan yang mengakibatkanPerseroan terpaksa mengadakan pengurangan Pegawai.

(2) Dalam hal Pegawai terkena PHK sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan uang pesangondan uang penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51. 

(3) Besarnya uang ganti kerugian harus disepakati bersama antara SP-PLN dengan Perseroan.

(4) Pelaksanaan PHK tidak dapat dilakukan, sebelum besarnya uang ganti kerugian disepakati bersamaantara SP-PLN dengan Perseroan.

BAB XVIIKOMUNIKASI

Bagian PertamaLembaga Kerjasama Bipartit

Pasal 63

(1) Lembaga Kerjasama Bipartit (LKS Bipartit) adalah suatu lembaga di Perseroan yang berfungsi

sebagai forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah untuk peningkatan produktivitas kerja yanganggotanya terdiri atas unsur Perseroan dan unsur Serikat Pekerja.

(2) LKS Bipartit bertujuan :

a. Sebagai forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah antara Perseroan dengan SP-PLN;

b. Sebagai forum untuk membahas masalah hubungan industrial di Perseroan guna meningkatkanproduktivitas kerja dan kesejahteraan Pegawai yang menjamin kelangsungan usaha danmenciptakan ketenangan kerja.

(3) LKS Bipartit mempunyai tugas :

a. Melakukan pertemuan secara periodik atau sewaktu-waktu bila diperlukan;

b. Mengkomunikasikan kebijakan Perseroan dan aspirasi Pegawai yang berkaitan dengankesejahteraan pegawai dan kelangsungan usaha;

c. Melakukan deteksi dini dan menampung permasalahan hubungan industrial di Perseroan;

d. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Perseroan dalam menetapkan kebijakanPerseroan;

e. Menyampaikan saran dan pendapat kepada SP-PLN dan Pegawai.

Bagian KeduaKeanggotaan LKS Bipartit

Pasal 64

(1) Keanggotaan LKS Bipartit paling sedikit 10 (sepuluh) orang dengan komposisi :

a. 50 persen wakil Perseroan, terdiri atas wakil Direksi atau wakil yang ditunjuk;

b. 50 persen wakil SP-PLN atau wakil Pegawai yang ditunjuk.(2) Masa kerja keanggotaan LKS Bipartit adalah 2 (dua) tahun, penggantian keanggotaan sehabis masa

kerja dilakukan sejalan dengan cara pengangkatan sesuai ketentuan yang berlaku.

(3) Pergantian keanggotaan LKS Bipartit sebelum berakhirnya masa jabatan dilakukan atas usul dariunsur yang diwakilinya.

(4) Pergantian tersebut pada ayat (3) diberitahukan kepada instansi terkait.(5) Masa jabatan keanggotaan LKS Bipartit berakhir apabila :

a. Meninggal dunia;b. Mutasi atau keluar dari perusahaan;

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 30/31

 

PKB 10-12

30

c. Mengundurkan diri sebagai anggota;d. Diganti atas usul yang mewakilinya;e. Sebab-sebab lain yang menghalangi tugas-tugas dalam keanggotaan LKB.

Bagian Ketiga

 Azas LKS Bipartit

Pasal 65

(1) Azas kerja LKS Bipartit adalah kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah untuk mufakat.

(2) Hubungan kerja LKS Bipartit dengan Perseroan bersifat koordinatif, konsultatif dan komunikatif.

(3) LKB tidak mengambil alih hak SP-PLN maupun pimpinan Perseroan.

Bagian KeempatHasil LKS Bipartit

Pasal 66

(1) Hasil konsultasi dan komunikasi yang dicapai oleh LKS Bipartit hanya terbatas untuk internalPerseroan dan merupakan saran, rekomendasi dan memorandum bagi Perseroan dan Pegawai.

(2) LKS Bipartit tidak mencampuri hal-hal yang bersifat rahasia baik dari pihak Pegawai maupun pihakPerseroan.

BAB XVIIIPENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pasal 67

(1) Dalam hal terjadi kesalahpahaman atau ketidaksesuaian dalam penafsiran kebijakan Perseroansehingga Pegawai  menganggap bahwa perlakuan terhadapnya tidak adil dan atau bertentangandengan PKB atau Peraturan Perundangan yang berlaku, diselesaikan secara musyawarah untuk

mufakat.

(2) Penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuktahap pendahuluan diselesaikan dengan atasan langsung Pegawai dan jika penyelesaian tersebutbelum memuaskan kedua belah Pihak, maka permasalahan tersebut diteruskan kepada pimpinanunit kerja masing-masing.

(3) Dalam hal dengan cara dan prosedur sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) belum diperolehpenyelesaian yang memuaskan, maka persoalan tersebut diselesaikan bersama secaramusyawarah antara SP-PLN dengan pimpinan Perseroan.

(4) Setelah dirundingkan dengan sungguh-sungguh antara SP-PLN dengan pimpinan Perseroan,ternyata masih terdapat perbedaan yang tidak dapat diselesaikan secara mufakat, maka perbedaanpendapat ini dianggap sebagai perselisihan dan penyelesaian selanjutnya sesuai denganperundangan yang berlaku.

(5) Selama dalam proses penyelesaian, kedua Pihak wajib menjaga supaya kegiatan kerja tetapberlangsung dengan lancar dan aman.

BAB XIXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 68

8/15/2019 surat kerjasama PLN dengan Serikat Pekerja PLN

http://slidepdf.com/reader/full/surat-kerjasama-pln-dengan-serikat-pekerja-pln 31/31

  31

(1) Sebelum berlakunya PKB periode tahun 2010 – 2012, maka ketentuan pelaksanaan PKB periodetahun 2006 – 2008 dan perpanjangannya sesuai kesepakatan bersama antara PT PLN (Persero)dengan Serikat Pekerja PT PLN (Persero) dinyatakan tetap berlaku.

(2) Dalam hal perundingan PKB 2012-2014 tidak mencapai kesepakatan, maka PKB 2010-2012 yangsedang berlaku, tetap berlaku untuk paling lambat 1 (satu) tahun. 

(3) Dalam hal terjadi perubahan kebijakan-kebijakan, baik kebijakan Perseroan maupun kebijakandalam peraturan perundangan yang berlaku yang dapat mempengaruhi ketentuan yang ditetapkandalam PKB, maka terhadap PKB akan diadakan perubahan yang merupakan Addendum dan atauamandemen dan ditandatangani bersama antara Perseroan dan SP-PLN.

(4) Pada saat PKB ini berlaku, anggaran untuk SP PLN belum disetujui dalam RKAP sesuai Pasal 3ayat (3), maka Perseroan memberikan Surat Perintah Perjalanan Dinas kepada Pengurus dan/atauanggota yang ditugaskan atas nama SP-PLN untuk menghadiri konferensi, kongres, kursus, seminardan yang berhubungan dengan kegiatan SP-PLN sesuai dengan program kerja tahunan SP-PLN.

(5) Peraturan Disiplin Pegawai yang menjadi lampiran PKB periode 2006-2008 dinyatakan tetap berlakudan menjadi Lampiran PKB ini sampai disepakati perubahannya.

BAB XX

PENUTUP

Pasal 69

(1) PKB ini berlaku sejak tanggal penandatanganan dan mengikat kedua belah Pihak selama 2 (dua)tahun.

(2) Dengan berlakunya PKB ini, semua aturan Perseroan tentang Kepegawaian yang bertentangandengan PKB tidak berlaku lagi.

(3) Perubahan PKB dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah Pihak yang akan dituangkan dalam Adendum dan atau Amandemen serta ditetapkan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PKB ini.

(4) PKB ini dibagikan kepada setiap Pegawai dan disosialisasikan oleh Perseroan bersama SP-PLNuntuk diketahui dan dipahami.

PERJANJIAN KERJA BERSAMA INIDITANDA TANGANI DI JAKARTA

Pada Tanggal : 23 Apr il 2010

PIHAK-PIHAK YANG MENGADAKAN PERJANJIAN

PT PLN (Persero) Serikat Pekerja PT PLN (Persero)DIREKTUR UTAMA KETUA UMUM

DAHLAN ISKAN RIYO SUPRIYANTO