pengaruh etika, independensi, pengalaman, … · i pengaruh etika, independensi, pengalaman, dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DAN
KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Dita Justiana NIM : 106082002526
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DAN
KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Dita Justiana
NIM : 106082002526
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
NIP: 19690203 200112 1 003 NIP: 19760924 200604 2 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Hari ini Jumat Tanggal Tiga Puluh Bulan April Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dita Justiana NIM: 106082002526
dengan judul Skripsi ”PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI,
PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI
AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 April 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Rini, SE., Ak., M.Si. Reskino, SE., Ak., M.Si.
Ketua Sekretaris
Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si
Penguji Ahli
iii
Hari ini Selasa Tanggal Dua Puluh Dua Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Dita Justiana NIM: 106082002526 dengan
judul Skripsi ”PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN,
DAN KEAHLIAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris
pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Amilin, SE., Ak., M.Si Rini, SE., Ak., M.Si
Penguji I Penguji II
iv
I. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Dita Justiana
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 30 Januari 1989
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Pertiwi V blok B.7 Rt 002/Rw 006 Komplek
Bappenas Sawangan Depok 16516
6. Telepon : (021) 74711594/085691470038
7. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Kedaung 01 Komplek Bappenas Tahun 1994
2. SLTP Negeri 2 Ciputat Tahun 2000
3. SMA Negeri 1 Ciputat Tahun 2003
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006
III. PENDIDIKAN NON-FORMAL
1. Arya Course Tahun 2001-2003
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Paduan Suara SDN Kedaung 01 tahun 1999
2. Anggota PMR SLTP Negeri 2 Ciputat tahun 2002-2003
3. Anggota MADING Furetion SMA Negeri 1 Ciputat 2004-2005
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Eddy Junaedi
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 1 Januari 1961
Pekerjaan : PNS
Ibu : Sugiarti
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 19 April 1965
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Jl. Pertiwi V blok B.7 Rt 002/Rw 006 Komplek Bappenas
Sawangan Depok 16516
v
INFLUENCE OF ETHICS, INDEPENDENCE, EXPERIENCE, AND
AUDITOR’S EXPERTISE TO AUDIT OPINION
(Empirical Studies On Public Accounting Office in Jakarta)
By
Dita Justiana
Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The purpose of the research is to examine empirically the influence of
ethics, independence, experience, and auditor’s expertise toward audit opinion.
The statistic method are used to examine the hypotheses on this research is
multiple regression. The sample in this research are fifty eight auditors public
accountant firm in Jakarta. Data is selected using method Convenience Sampling
Design.
The result of regression shows that Independence and Auditor’s Expertise
are significant to Audit Opinion, whereas Ethics and Experience doesn’t have
significant to Audit Opinion. The most variable dominant is Auditor’s Expertise.
Keywords: Ethics, Independence, Experience, Auditor’s expertise, and Audit
Opinion.
vi
PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DAN KEAHLIAN
AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh:
Dita Justiana
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh etika, independensi,
pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit. Metode statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi
berganda. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 orang yang terdiri dari
auditor-auditor yang bekerja di beberapa kantor akuntan publik yang ada di
Jakarta. Besarnya sampel dipilih dengan menggunakan metode Convenience
Sampling Design.
Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel Independensi dan Keahlian
Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap Opini audit, sedangkan variabel
Etika dan Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini audit.
Keahlian Auditor merupakan Variabel Independen yang paling dominan terhadap
Opini audit.
Kata kunci: Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian Auditor, dan Opini
Audit.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Shalawat
dan salam penulis limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang
telah menuntun umatnya dengan penuh kesabaran menuju jalan yang diridhoi
Allah SWT, juga kepada keluarga, sahabat dan umatnya sepanjang zaman.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, dan
Keahlian Auditor Terhadap Opini Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan
Publik di Jakarta)”. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Ekonomi.
Penulisan skripsi akan semakin tertunda dan tidak selesai tanpa bantuan
semua pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Papah dan Mamahku yang tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian dan dukungan moril, spiritual maupun materil yang tiada
henti. Semoga apa yang Papah dan Mamah berikan memberikan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
2. Adikku yang Aku sayang, Muhamad Difda, yang selalu memberikan
semangat.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan Sekertaris
Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk
kesempurnaan penelitian ini.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
6. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan segenap ilmunya.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan para auditor yang telah
bersedia menjadi responden dan memberikan banyak informasi.
10. Sahabat-sahabat terbaikku, Made, Adis, Hafifah, Fuad, Senja, Gilang, Era,
Tyas, Novi, Achi, Maulida, Feri, Anisa Quartin, Risthy, anggota koperasi 7
syahida, terimakasih buat support, semangatnya, inspirasi, dan semoga
persahabatan kita takkan pernah lekang oleh waktu ya, teman-temanku
seperjuangan angkatan 2006 Akun A dan Audit A, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimilki
untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini
sangat penulis harapkan.
Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis ingin
mempersembahkan skripsi ini bagi semua pihak yang menaruh perhatian bagi
perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan
harapan akan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Jakarta, Juni 2010
Dita Justiana
ix
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................. i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif............................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi......................................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup…………………………………………………………… iv
Abstract................................................................................................................. v
Abstrak..................................................................................................................vi
Kata Pengantar...................................................................................................... vii
Daftar Isi................................................................................................................ix
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Gambar.......................................................................................................xiv
Daftar Lampiran....................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ……………………………………...1
B. Perumusan Masalah………………………………………….....8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………...........8
1. Tujuan Penelitian.....................................................................8
2. Manfaat Penelitian...................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing…………………….....................................10
B. Standar Auditing……………………………………………......11
a. Standar Umum………………………………………………12
b. Standar Pekerjaan Lapangan………………………………...12
c. Standar Pelaporan…………………………………………....13
C. Jenis-jenis Audit………………………………………………...14
1. Audit Laporan Keuangan ....…………………………….….14
2. Audit Kepatuhan...……………………….………………….14
3. Audit Operasional……...…...……………………………….14
D. Jenis-jenis Auditor……………………………………………...16
x
1. Auditor Independen ...……………………………………….17
2. Auditor Internal……………………………………………...17
3. Auditor Pemerintah………………………………………….18
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Auditor………...20
1. Etika........................................................................................20
a. Pengertian Etika.................................................................20
b. Prinsip Dasar Etika Profesi................................................22
c. Dilema Etika.......................................................................26
2. Independensi............................................................................27
3. Pengalaman.............................................................................29
4. Keahlian Auditor.....................................................................32
1) Definisi Keahlian...............................................................32
2) Kriteria Keahlian................................................................33
5. Opini Audit..............................................................................35
1) Pendapat wajar tanpa Pengecualian...................................35
2) Pendapat wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa
Penjelas..............................................................................36
3) Pendapat wajar dengan Pengecualian................................37
4) Pendapat tidak wajar..........................................................38
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat.............................39
F. Penelitian Terdahulu....................................................................39
G. Keterkaitan Antar Variabel..........................................................42
H. Kerangka Pemikiran....................................................................44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................45
B. Sampel Penelitian........................................................................45
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel..........................46
1. Variabel tidak Terikat (Independent variabel).........................46
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)....................................47
D. Metode Pengumpulan Data..........................................................48
xi
E. Metode Analisis Data...................................................................48
1. Statistik Deskriptif…………...................................................48
2. Uji Kualitas Data.....................................................................49
a. Uji Validitas Data...............................................................49
b. Uji Reliabilitas Data...........................................................49
3. Uji Asumsi Klasik...................................................................50
a. Uji Normalitas....................................................................50
b. Uji Multikolonieritas..........................................................51
c. Uji Heteroskedastisitas.......................................................52
4. Uji Hipotesis............................................................................53
a. Koefisien Determinasi (R2)................................................54
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).........................56
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t).......57
F. Operasional Variabel Penelitian..................................................58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................61
1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................61
2. Karakteristik Responden.........................................................62
B. Penemuan dan Pembahasan.........................................................65
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................65
2. Hasil Uji Instrumen Penelitian...……...……………………..67
a. Hasil uji validitas...............................................................67
b. Hasil uji reliabilitas............................................................70
3. Hasil Uji Asumsi Klasik................…………………………..72
a. Hasil Uji Normalitas...........................................................72
b. Hasil Uji Multikolonieritas.................................................74
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas..............................................75
4. Hasil Uji Hipotesis..................................................................76
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)................................76
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)...............77
xii
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)……...78
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan..................................................................................83
B. Implikasi......................................................................................84
C. Keterbatasan dan Saran………………………………………...85
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................86
LAMPIRAN.........................................................................................................90
xiii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 40
3.1 Operasionalisasi Variabel 58
4.1 Nama dan Alamat Kantor Akuntan Publik 61
4.2 Data Penyebaran Kuesioner 62
4.3 Data Sampel Penelitian 63
4.4 Deskripsi Responden Auditor Eksternal 64
4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif 66
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Etika 67
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi 68
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman 69
4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian Auditor 69
4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Opini Audit 70
4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etika 71
4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi 71
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman 71
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Auditor 72
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Opini Audit 72
4.16 Hasil Uji Multikolonieritas (Coefficients) 74
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi 76
4.18 Hasil Uji F Statistik 77
4.19 Hasil Uji t Statistik 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Penelitian 44
4.1 Hasil Uji Normalitas (P-Plot) 73
4.2 Hasil Uji Normalitas (Histogram) 73
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Riset 91
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 93
Lampiran 3 Skor Jawaban Kuesioner 105
Lampiran 4 Nama Kantor Akuntan Publik 118
Lampiran 5 Output Analisis Validitas dan Reliabilitas 120
Lampiran 6 Output Analisis Regresi 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini kebutuhan mengenai laporan keuangan memiliki peran
penting dalam dunia bisnis. Hal ini disebabkan laporan keuangan dapat
mencerminkan bagus tidaknya posisi keuangan suatu perusahaan sehingga
dapat menentukan keberlangsungan usaha suatu perusahaan (going concern).
Seiring berjalannya waktu, laporan keuangan suatu perusahaan pasti
membutuhkan jasa seorang akuntan publik (auditor) untuk mengaudit laporan
keuangan tersebut.
Standar Professional Akuntan Publik pada seksi 341 menyebutkan
bahwa pertimbangan auditor atas kemampuan kesatuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada tidaknya
kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu
tahun sejak tanggal keuangan auditan.
Kredibilitas auditor tentu sangat tergantung dari kepercayaan
masyarakat yang menggunakan jasa mereka. Auditor yang dianggap telah
melakukan kesalahan maka akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan
klien. Namun meskipun demikian klien tetap merupakan pihak yang
mempunyai pengaruh besar terhadap auditor.
2
Maraknya kejahatan akuntansi korporat yang terjadi akhir-akhir ini
membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan khususnya laporan
keuangan auditan terhadap auditor mulai menurun. Akibat kejahatan tersebut,
para pemakai laporan keuangan seperti Investor dan kreditur mulai
mempertanyakan kembali eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen
yang menilai kewajaran laporan keuangan melibatkan akuntan publik yang
seharusnya menjadi pihak independen.
Seiring dengan tuntutan untuk menghadirkan suatu proses bisnis yang
terkelola dengan baik, sorotan atas kinerja akuntan terjadi dengan begitu
tajamnya. Ini tidak dapat dilepaskan dari terjadinya beberapa skandal besar
”malpraktik bisnis” yang telah melibatkan profesional akuntan. Peristiwa
bisnis yang melibatkan akuntan tersebut seharusnya memberikan pelajaran
untuk mengutamakan etika dalam melaksanakan praktik profesional
akuntansi. Krisis moral dalam dunia bisnis yang sangat fenomenal pada
dekade terakhir ini adalah kasus ”Enron”, yang didalamnya melibatkan salah
satu the big five accounting firm ”Arthur Anderson”. Suatu kasus yang
sedemikian kompleks, yang kemudian diikuti mencuatnya kasus-kasus besar
lainnya. Skandal keuangan ini tidak saja berakibat pada menurunnya kinerja
perekonomian Amerika Serikat (yang ditandai dengan menurunnya harga
saham di Wall Street dan indeks harga saham Dow Jones), tetapi kemudian
juga merembet ke negara-negara lainnya (Suharto, 2002 dalam Ludigdo
2006). Bahkan kemudian peristiwa ini memicu kembali kalangan
pemerintahan dan legislatif di Amerika Serikat untuk meninjau kembali
3
perangkat hukum yang mengatur perusahaan (korporat) dan praktik akuntan
publik dengan antara lain mengeluarkan ”Sarbanes-Oxley Act of 2002” dan
juga ”Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of
2002” untuk pengaturan praktik akuntan publik (Purba, 2002 dalam Ludigdo
2006).
Kasus di Indonesia, terjadinya kegagalan audit sering dihubungkan
sebagai salah satu penyebab krisis ekonomi yang dimulai di tahun 1997.
Buruknya praktik akuntansi di Indonesia ditengarai ikut mendorong
memburuknya krisis ekonomi yang terjadi (ADB, 2003 dalam Koroy 2007).
Menurut media massa, integritas dan tanggungjawab auditor Indonesia
dipertanyakan khususnya pada pengauditan Bank. Bank yang memperoleh
opini auditor wajar tanpa pengecualian dalam laporan keuangannya justru
mengalami kebangkrutan (Bisnis Indonesia, 1999 dalam Koroy 2007).
Kasus-kasus serupa juga terjadi, misalnya kasus yang cukup menarik
adalah keterlibatan 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit
terhadap bank beku operasi dan bank beku kegiatan usaha (Toruan, 2002 yang
dikutip Baidaie, 2000 dalam Ludigdo, 2006). Selain itu terdapat kasus
penggelapan pajak yang melibatkan KAP ”KPMG Sidharta & Harsono”
(KPMG-SSH) yang menyarankan kliennya (PT.Easman Christensen/PTEC)
untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk
mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya
(Sinaga et al, 2000 dalam Ludigdo, 2006).
4
Untuk mencegah agar tidak terjadi kasus-kasus seperti diatas, maka
khususnya di Indonesia dibuat suatu aturan dalam Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik dan diatur
lebih lanjut oleh Peraturan Bapepam Nomor VIII.A.2 (Bapepam, 2002 dalam
Koroy, 2007) tentang Independensi akuntan yang memberikan jasa audit di
pasar modal. Peraturan Bapepam ini menyatakan akuntan tidak independen
bila mempunyai kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang
material pada klien, mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien,
mempunyai hubungan usaha secara langsung maupun tidak langsung dengan
klien dan memberikan jasa-jasa non audit kepada klien. Selain itu agar
akuntan tetap independen dipersyaratkan agar mempunyai sistem
pengendalian mutu dan pembatasan penugasan audit. Dengan mencegah hal
diatas dan menjalankan persyaratan, auditor diharapkan mampu bersikap
independen.
Bertolak dari kasus-kasus diatas dan kemudian dihubungkan dengan
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang
harus paling bertanggung jawab. Dalam hal ini, karena peran pentingnya
dalam masyarakat bisnis, akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang
paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia.
Bagaimanapun situasi kontekstual ini memerlukan perhatian dalam berbagai
aspek pengembangan profesionalisme akuntan, termasuk di dalamnya melalui
suatu penelitian.
5
Penelitian etika (akuntan) di Indonesia telah banyak dilakukan. Namun
penelitian ini masih terbatas pada aspek kognitif akuntan (berkaitan dengan
pengambilan keputusan etis). Penelitian ditekankan pada aspek kognitif
tersebut referensi utamanya adalah Theory of Moral Reasoning yang
dikembangkan oleh Kohlberg dan Defining Issues Test (DIT) yang
dikembangkan oleh Rest. Mendasarkan pada kedua model ini, penelitian etika
pada umumnya mengembangkan instrumen yang berisi situasi pengambilan
keputusan etis dan pendekatannya positivistik. Ini antara lain tampak dari yang
dilakukan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) dengan hasil surveinya yang
mendeskripsikan secara parsial faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan
perilaku etis akuntan, Sihwayuni dan Gudono (2000) yang berfokus pada
masalah persepsi akuntan terhadap kode etik akuntan dan etika bisnis, serta
Khomsiyah dan Indriantoro (1998) yang menguji pengaruh orientasi etika
terhadap komitmen dan sensitivitas etika (Ludigdo, 2006).
Barnes dan Huan (1991) menyebutkan bahwa pemberian opini
tergantung pada faktor kompetensi dan independensi. Kompetensi dan
Independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan
etika. Akuntan mempunyai kewajiban menjaga standar perilaku etis tertinggi
mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka,
masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung
jawab menjadi kompeten dan menjaga integritas dan objektivitas mereka
(Nugrahaningsih, 2005).
6
Ashton (1991), Choo dan Trootman (1991), Libby dan Libby (1989)
dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa pengalaman dan pengetahuan
merupakan faktor penting yang berkaitan dengan pemberian audit. Knapp
(1985) dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa yang mempengaruhi
pemberian pendapat audit adalah kemampuan auditor untuk tetap bersikap
independen meskipun ada tekanan dari pihak manajemen.
Di pihak lain, pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang melibatkan
keahlian (expertise). Salah satu ciri keahlian (expertise) auditor yang sudah
diteliti dalam riset keperilakuan adalah mengenai perhatiannya terhadap
informasi negatif dan positif (auditor attendance to negative and positive
information), yang telah ditunjukkan Anderson dan Maletta (1994). Hasil studi
mereka didasarkan pada temuan dalam pengauditan dan psikologi yang
menunjukkan pengalaman memainkan peran penting dalam sejauh mana
perilaku konservatif/berorientasi negatif diperlihatkan.
Haynes et al (1998) lebih cenderung mengaitkannya dengan faktor
eksternal dari auditor, yaitu insentif kontekstual. Hal yang juga penting
dikaitkan dengan hal ini adalah berkaitan dengan karakteristik individual
auditor yang berpengalaman itu. Berbagai penelitian pengauditan
menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu
dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin
kompleks (Libby, 1995).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil simpulan bahwa proses
pengambilan keputusan dalam bidang audit dipengaruhi oleh faktor keahlian
7
audit dan Independensi seorang auditor yang dalam penerapannya akan terkait
dengan etika. Keahlian audit berkaitan erat dengan struktur pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki auditor dan dapat menyebabkan perbedaan
pendapat audit terhadap suatu kasus tertentu. Sedangkan Independensi
merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independensi menjadi
syarat mutlak yang harus dimiliki. Variabel penelitian ini meliputi etika,
independensi, pengalaman, keahlian auditor, dan opini audit. Penelitian ini
mengevaluasi hubungan antara etika, independensi, pengalaman, keahlian
auditor, dan opini audit.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh
Megasari (2008) yang berjudul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan
Independensi terhadap Opini Audit”. Penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam lagi penelitian ini karena etika, independensi, pengalaman, dan keahlian
auditor merupakan keempat hal yang penting dan harus dimiliki seorang
auditor dalam menjalankan profesi mereka. Penelitian ini mempunyai
beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Megasari (2008), diantaranya:
1. Periode Penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2008,
sedangkan penelitian sekarang tahun 2010.
2. Variabel Penelitian. Pada penelitian sebelumnya hanya ada tiga variabel
Independen yaitu etika, keahlian audit, dan independensi sedangkan pada
penelitian sekarang penulis menambahkan variabel independen, yaitu
pengalaman, yang diteliti sebelumnya oleh Koroy (2007) dalam ”Pengaruh
8
Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor”.
3. Pada Penelitian sebelumnya objek penelitian adalah Auditor dengan
pengalaman kerja yang bervariasi dan bekerja di KAP yang berada di
Jabodetabek sedangkan penelitian sekarang adalah Auditor dengan
pengalaman kerja yang bervariasi dan bekerja di KAP yang berada
diwilayah Jakarta.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh etika, independensi, pengalaman, dan keahlian
auditor terhadap opini audit?
2. Variabel Independen apakah yang paling dominan mempengaruhi opini
audit?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh etika, independensi, pengalaman, dan keahlian
auditor terhadap opini audit.
2. Menganalisis variabel Independen yang paling dominan mempengaruhi
opini audit.
9
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
1. Auditor
Auditor diharapkan melakukan pengambilan keputusan yang etis,
independen dengan pengalaman dan keahlian audit yang mereka miliki
berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sehingga auditor
tersebut dapat memberikan Opini Audit dengan tepat.
2. Bagi Pemakai Jasa Akuntan
Agar klien auditor mengerti hal-hal yang berhubungan dengan Etika,
Independensi, Pengalaman, Keahlian Auditor terhadap Opini Audit. Selain
itu, diharapkan kepada klien auditor dapat terus mempertahankan
keberlangsungan usahanya sesuai dengan aturan bisnis yang legal dan
tidak melakukan manipulasi bisnis yang dapat merugikan pihak-pihak lain
seperti stakeholder, investor, pemegang saham, dan lainnya.
3. Penulis
Untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademis dalam
menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta serta untuk menambah wawasan yang lebih mendalam mengenai
auditing.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing
Auditing menurut Boynton (2005:5) adalah Suatu proses sistematis
untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-
asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Suatu proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang
logis, terstruktur, dan terorganisir.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa
dasar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksaan tersebut tanpa
memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (atau
entitas) yang membuat asersi tersebut.
3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi
yang dibuat oleh perorangan atau entitas.
4. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat
diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
11
5. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan
sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan.
6. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah
ditetapkan.
7. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan
(atau mengandalkan) temuan-temuan auditor.
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan
kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen (Arens, 2008).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Auditing
merupakan suatu proses untuk mendapatkan dan mengumpulkan bukti-bukti
yang berkaitan dengan informasi atau asersi suatu kegiatan dan peristiwa
untuk menentukan, menetapkan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi atau asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
B. Standar Auditing
Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam
memenuhi tanggungjawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan
keuangan historis. Standar ini mencakup pula pertimbangan atas kualitas
profesional seperti kompetensi dan Independensi, persyaratan pelaporan serta
bukti audit.
12
Standar auditing menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SA
Seksi 150 berbeda dengan prosedur auditing, yaitu ”prosedur” berkaitan
dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan ”standar” berkaitan
dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan
dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.
Standar auditing yang berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan dengan
tidak hanya kualitas profesional auditor namun juga berkaitan dengan
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam
laporannya. Standar auditing terdiri dari tiga jenis standar, yaitu standar
umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (IAI, 2009:150.1).
a) Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b) Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
13
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c) Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan keuangan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai
sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.
14
C. Jenis-Jenis Audit
Menurut Boynton (2005:6) tiga jenis audit yang ada umumnya
menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi auditing yang
telah disampaikan diatas. Jenis-jenis audit tersebut adalah Audit Laporan
Keuangan (Financial statement audit), Audit Kepatuhan (Compliance audit),
dan Audit Operasional (Operational audit).
1. Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit).
Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan
entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan
laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Generally Accepted Accounting Principle—GAAP).
2. Audit Kepatuhan (Compliance audit).
Audit Kepatuhan (Compliance audit) berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah
kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan
persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu.
3. Audit Operasional (Operational audit).
Audit operasional (Operational audit) berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
tertentu.
15
Menurut Arens (2008:16) akuntan publik melakukan tiga jenis utama
audit, yaitu Audit Operasional (Operational Audit), Audit Ketaatan
(Compliance Audit), dan Audit Laporan Keuangan (Financial statement
audit).
1. Audit Operasional (Operational audit).
Audit operasional (operational audit) mengevaluasi efisiensi dan
efektifitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada
akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran
untuk memperbaiki operasi. Dalam audit operasional, review atau
penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat
mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode
produksi, pemasaran, dan semua bidang lain dimana auditor
menguasainya.
2. Audit Ketaatan (Compliance audit).
Audit Ketaatan (Compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan
apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan
tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit
ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, karena manajemen
adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan
terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Sebagian besar
pekerjaan jenis ini dilakukan auditor yang bekerja pada unit organisasi itu.
3. Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit).
Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit) dilakukan untuk
16
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku
adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted
Accounting Principal―GAAP). Dalam menentukan apakah laporan
keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan GAAP, auditor
mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu
mengandung kesalahan yang material atau salah saji lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya
terdapat tiga jenis audit yaitu Audit Laporan Keuangan, Audit Operasional,
dan Audit Ketaatan dimana masing-masing jenis audit tersebut memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Audit Laporan Keuangan dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah terbebas dari salah saji material
dan disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum.
Sedangkan Audit Operasional dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi kegiatan operasi yang berhubungan dengan setiap bagian prosedur
dan metode operasi dalam suatu entitas. Audit Ketaatan dilakukan untuk
menentukan apakah pihak yang diaudit telah melaksanakan serangkaian
prosedur dan aturan tyang telah ditetapkan oleh pihak otoritas tertinggi
D. Jenis-Jenis Auditor
Menurut Boynton (2005:8) Para profesional yang ditugaskan untuk
melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi bagi peorangan dan
entitas resmi, pada umumnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu
Auditor Independen (Independent auditor), Auditor Internal (Internal
17
auditor), dan Auditor Pemerintah (Government Auditor). Berikut adalah
penjelasannya:
1. Auditor Independen (Independent auditor).
Auditor Independen (Independent auditor) di Amerika Serikat
biasanya adalah Certified Public Accountant (CPA) yang bertindak
sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang
memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Pada umumnya lisensi
diberikan kepada mereka yang telah lulus dalam ujian persamaan CPA
serta memiliki pengalaman praktik dalam bidang auditing. Karena
pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman yang
mereka miliki, auditor independen memiliki kualifikasi untuk
melaksanakan setiap jenis audit. Sedangkan klien para auditor independen
tersebut dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba,
organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan.
2. Auditor Internal (Internal auditor).
Auditor Internal (Internal auditor) adalah pegawai dari organisasi
yang diaudit. Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan
penilaian independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan
organisasi sebagai bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit internal
adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan
pertanggungjawaban yang efektif.
Lingkup fungsi audit internal meliputi semua tahap dalam kegiatan
organisasi. Para auditor internal terutama melibatkan diri pada audit
18
kepatuhan dan operasional. Selain itu, pekerjaan audit internal juga dapat
melengkapi pekerjaan auditor independen dalam melakukan audit laporan
keuangan.
3. Auditor Pemerintah (Government auditor).
Auditor Pemerintah (Government auditor) dipekerjakan oleh
berbagai kantor pemerintahan di tingkat federal, negara bagian, dan lokal
di Amerika Serikat. Pada tingkat federal, terdapat tiga kantor utama, yaitu
the General Accounting Office (GAO), Internal Revenue Service (IRS),
dan Defence Contract Audit Agency (DCAA).
Menurut Arens (2008:19) ada beberapa jenis auditor yang dewasa ini
berpraktik. Jenis yang umum adalah kantor akuntan publik, auditor badan
akuntabilitas pemerintah, agen-agen penerimaan Negara (internal revenue),
dan auditor internal. Berikut adalah penjelasannya:
1. Auditor badan akuntabilitas pemerintah.
Auditor badan akuntabilitas pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk
Government Accountability Office (GAO) Amerika Serikat yaitu sebuah
badan nonpartisipan dalam cabang legislatif pemerintah federal. Tanggung
jawab utama GAO adalah melaksanakan fungsi audit bagi Kongres, dan
badan ini memikul banyak tanggung jawab audit yang sama seperti sebuah
Kantor Akuntan Publik (KAP).
2. Agen-agen penerimaan Negara (Internal revenue).
Agen-agen penerimaan Negara (Internal revenue)/IRS dibawah arahan
Commisioner of Internal Revenue, bertanggung jawab untuk
19
memberlakukan peraturan pajak federal. Salah satu tanggung jawab utama
IRS adalah mengaudit SPT Pajak wajib pajak untuk menentukan apakah
SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni
bersifat audit ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut
internal revenue agent (agen penerimaan Negara).
3. Auditor Internal
Auditor Internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen, sama seperti GAO mengaudit untuk Kongres. Tanggung
jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada si pemberi kerja.
Banyak juga auditor Internal yang terlibat dalam audit operasional atau
memiliki keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya
terdapat tiga jenis auditor yaitu Auditor Independen, Auditor Internal, dan
Auditor Pemerintah dimana masing-masing jenis auditor tersebut memiliki
tanggung jawab yang berbeda-beda. Auditor Independen memiliki
tanggung jawab memberikan jasa auditing profesional kepada klien.
Sedangkan Auditor Internal bertanggung jawab untuk membantu
manajemen organisasi dalam memberikan pertanggungjawaban yang
efektif dan membantu pekerjaan auditor independen dalam mengaudit
laporan keuangan. Auditor Pemerintah merupakan auditor yang bekerja
untuk Pemerintah dan bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi
audit sama seperti sebuah Kantor Akuntan Publik.
20
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Auditor
1. Etika
a. Pengertian Etika
Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: etos
berarti kebiasaan atau adat, dan ethiokos berarti perasaan batin atau
kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah laku.
”Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks
tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.
Etika (ethics) menurut Arens (2008:98) secara garis besar dapat
didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral.
Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Ludigdo (2006)
mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan
maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan manusia atau masyarakat atau profesi. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap
mempengaruhi sikap dan perilaku etis akuntan serta faktor yang
dianggap oleh sebagian besar akuntan mempengaruhi sikap dan
perilaku tidak etis akuntan.
Penelitian etika (akuntan) di Indonesia telah banyak dilakukan.
Namun penelitian ini masih terbatas pada aspek kognitif akuntan
(berkaitan dengan pengambilan keputusan etis). Penelitian ditekankan
pada aspek kognitif tersebut referensi utamanya adalah Theory of
21
Moral Reasoning yang dikembangkan oleh Kohlberg dan Defining
Issues Test (DIT) yang dikembangkan oleh Rest. Mendasarkan pada
kedua model ini, penelitian etika pada umumnya mengembangkan
instrumen yang berisi situasi pengambilan keputusan etis dan
pendekatannya positivistik.
Diskusi tentang etika telah berlangsung selama berabad-abad
semenjak jaman Yunani Kuno. Berbagai aliran pemikiran etika dalam
mengkaji moralitas suatu tindakan telah berkembang sedemikian
luasnya. Berdasarkan historisnya, pemikiran-pemikiran etika
berkembang meliputi aliran-aliran etika klasik yang berasal dari
pemikiran para filosof Yunani, etika kontemporer dari pemikiran
Eropa abad pertengahan sampai abad 20-an, serta aliran etika dari
pemikiran kalangan agamawan Islam yang selalu mengacu pada Al-
Qur’an dan As-Sunah (Ludigdo, 2006).
Di Indonesia, etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena
sila berarti dasar kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar
dan bagus. Selain kaidah etika, masyarakat juga terdapat apa yang
disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam
kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena merupakan
konsensus, maka etika dinyatakan secara tertulis atau formal yang
selanjutnya disebut sebagai ”kode etik”. Sifat sanksinya juga moral
psikologik, yaitu dikucilkan atau diasingkan dari pergaulan kelompok
profesi yang bersangkutan (Desriani,1993) dalam Aini (2009).
22
Untuk kalangan profesional, dimana pengaturan etika dibuat
untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian
asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi dan
sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan
mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas
kinerja yang paling baik bagi masyarakat (Baidaie, 2000 dalam
Ludigdo, 2006). Dalam kerangka inilah Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan
delapan prinsip etika yang harus dipedomani oleh semua anggota, serta
aturan etika dan interpretasi aturan etika yang wajib dipatuhi oleh
masing-masing anggota kompartemen.
b. Prinsip Dasar Etika Profesi
Menurut Kode Etik Profesi Akuntan Publik Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI, 2009:4-5) ada lima jenis Prinsip Dasar Etika Profesi
yaitu Prinsip Integritas, Prinsip Objektivitas, Prinsip Kompetensi serta
sikap kecermatan dan kehati-hatian professional (professional
competence and due care), Prinsip Kerahasiaan, dan Prinsip Perilaku
Profesional. Berikut adalah penjelasan dari kelima jenis prinsip, yaitu:
1) Prinsip Integritas.
Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
professional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan
pekerjaannya.
23
2) Prinsip Objektivitas.
Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari
pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan professional atau
pertimbangan bisnisnya.
3) Prinsip Kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
professional (professional competence and due care).
Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian
profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara
berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat
menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten
berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-
undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap praktisi harus
bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan
kode etikprofesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
4) Prinsip Kerahasiaan.
Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan
bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut
kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi
kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai
dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku.
24
Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk
keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
5) Prinsip Perilaku Profesional.
Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
dan harus menghindari semua tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
Menurut Joseph Institute For Advancement of Ethics (Arens,
2008:99) yang merupakan sebuah organisasi nirlaba bagi
pengembangan kualitas etika masyarakat di Amerika, Prinsip-prinsip
etika ada enam, yaitu Dapat dipercaya (trustworthiness), Penghargaan
(respect), Pertanggungjawaban (responsibility), Kelayakan (fairness),
Perhatian (caring), dan Kewarganegaraan (citizenship).
1) Dapat dipercaya (trustworthiness).
Mencakup kejujuran, integritas, reliabilitas, dan loyalitas.
Kejujuran menuntut itikad baik untuk mengemukakan kebenaran.
Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan
kesadaran yang tinggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas berarti
melakukan semua usaha yang masuk akal untuk memenuhi
komitmennya. Loyalitas adalah tanggungjawab untuk
mengutamakan dan melindungi berbagai kepentingan masyarakat
dan organisasi tertentu.
25
2) Penghargaan (respect).
Mencakup gagasan seperti kepantasan (civility), kesopansantunan
(courtesy), kehormatan, toleransi, dan penerimaan. Seseorang
yang terhormat akan memperlakukan pihak lainnya dengan
penuh pertimbangan dan menerima perbedaan serta keyakinan
pribadi tanpa berprasangka buruk.
3) Pertanggungjawaban (responsibility).
Berarti bertanggungjawab atas tindakan seseorang serta dapat
menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik
mungkin dan memberi teladan dengan contoh, mencakup juga
ketekunan serta upaya untuk terus melakukan perbaikan.
4) Kelayakan (fairness).
Kelayakan dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan
penilaian, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan,
dan keseksamaan. Perlakuan yang layak berarti bahwa situasi
yang serupa akan ditangani dengan cara yang serupa pula.
5) Perhatian (caring).
Berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak
lain dan mencakup tindakan yang memperhatikan kepentingan
sesama serta memperlihatkan perbuatan baik.
6) Kewarganegaraan (citizenship).
Kewarganegaran termasuk kepatuhan pada undang-undang serta
melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara agar proses
26
dalam masyarakat berjalan dengan baik, antara lain pemungutan
suara, bertindak sebagai juri pengadilan di Amerika Serikat, dan
melindungi sumber daya alam yang ada.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa persamaan antara Prinsip etika menurut IAPI di
Indonesia dengan Prinsip etika menurut Josephson Institute for Ethics
di Amerika yaitu setiap Praktisi harus memiliki Prinsip Integritas,
Objektivitas, Kejujuran, Kompetensi, Kerahasiaan, Loyalitas,
Tanggung jawab, serta Patuh terhadap peraturan perundangan yang
berlaku. Prinsip-prinsip etika tersebut harus dijunjung tinggi oleh
seorang Auditor agar mencerminkan perilaku profesional dalam
menjalankan tugasnya.
c. Dilema Etika
Menurut Arens (2008:100) Dilema etika (ethical dilemma)
adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Para auditor,
akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika
dalam karier bisnis mereka. Auditor yang menghadapi klien yang
mengancam akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan
suatu pendapat wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilema
etika bila pendapat wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat.
Dalam tahun-tahun terakhir, telah dikembangkan kerangka
kerja formal untuk membantu orang-orang menyelesaikan dilema
27
etika. Tujuan dari kerangka kerja seperti itu adalah membantu
mengidentifikasi isu-isu etis dan memutuskan serangkaian tindakan
yang tepat dengan menggunakan nilai dari orang itu sendiri.
Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi
suatu pendekatan yang relatif sederhana untuk menyelesaikan dilema
etika:
1) Memperoleh fakta yang relevan.
2) Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut.
3) Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema
etika tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu
terpengaruhi.
4) Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang
harus menyelesaikan dilema tersebut.
5) Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap
alternatif.
6) Memutuskan tindakan yang tepat.
2. Independensi
Independensi dianggap sebagai karakteristik auditor yang paling
kritis, bahkan nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas
independensi auditor (Arens et al, 2008:111). Kwanbo (2009)
mendefinisikan Independensi sebagai berikut:
Independence is the ability to act with integrity and objectivity, and that certain relationships with client would cause third parties to question the ability of an auditor to act with requisite impartiality.
28
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2009) melalui Standar Profesional
Akuntan Publik SA Seksi 220 mendefinisikan independensi sebagai
berikut:
”Independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan (paling tidak sebagian) atas laporan auditor independen”.
Standar umum yang kedua mengatur sikap mental auditor dalam
menjalankan tugasnya. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang
lain. Menurut IAI dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP,2009)
yaitu pada standar umum kedua berbunyi: ”Dalam semua hal yang
berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor bersikap
independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ini Ia
berpraktik sebagai auditor intern).
Supriyono (1988) yang dikutip Wati dan Subroto (2003) dalam
Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007) telah melakukan penelitian mengenai
independensi auditor di Indonesia. Penelitian ini mempelajari faktor-faktor
yang mempengaruhi independensi auditor yaitu Ikatan keputusan
keuangan dan hubungan usaha dengan klien, persaingan KAP, pemberian
jasa selain jasa audit, lama penugasan audit, besar kantor akuntan, dan
29
besarnya audit fee. Responden yang dipilih meliputi direktur keuangan
perusahaan yang telah go public, partner KAP, pejabat kredit bank dan
lembaga keuangan non bank, dan Bapepam.
Selanjutnya Nicholas dan Price (1976) dalam Alim, Hapsari, dan
Purwanti (2007) menemukan bahwa ketika auditor dan manajemen tidak
mencapai kata sepakat dalam aspek kinerja, maka kondisi ini dapat
mendorong manajemen untuk memaksa auditor melakukan tindakan yang
melawan standar, termasuk dalam pemberian opini. Kondisi ini akan
sangat menyudutkan auditor sehingga ada kemungkinan bahwa auditor
akan melakukan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen.
Deis dan Giroux (1992) mengatakan bahwa pada konflik kekuatan,
klien dapat menekan auditor untuk melawan standar profesional dan dalam
ukuran yang besar, kondisi keuangan klien yang sehat dapat digunakan
sebagai alat untuk menekan auditor dengan cara melakukan pergantian
auditor. Hal ini dapat membuat auditor tidak akan dapat bertahan dengan
tekanan klien tersebut sehingga menyebabkan independensi mereka
melemah. Posisi auditor juga sangat dilematis dimana mereka dituntut
untuk memenuhi keinginan klien namun di satu sisi tindakan auditor dapat
melanggar standar profesi sebagai acuan kerja mereka .
3. Pengalaman
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh
seseorang dari peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya
(Anoraga, 1995:47 yang dikutip Widiyanto dan Yuhertian, 2005 dalam
30
Kusumastuti,2008). Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan
pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan satuan waktu/tahun.
Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan
auditor berpengalaman. Semakin lama bekerja menjadi auditor, maka akan
memperluas pengetahuan auditor dibidang akuntansi dan auditing.
Choo dan Trootman (1991) memberikan bukti empiris bahwa
auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak
umum (atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi
antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman
tidak berbeda dalam menemukan item-item umum (typical). Penelitian
serupa dilakukan oleh Tubbs (1992) menunjukkan bahwa subyek yang
mempunyai pengalaman audit lebih banyak, maka akan menemukan
kesalahan yang lebih banyak dan item-item kesalahannya lebih besar
dibandingkan auditor yang pengalaman auditnya lebih sedikit.
Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Koroy (2007) yang
mengindikasikan suatu hubungan negatif antara pengalaman audit dengan
kecenderungan mengusulkan penyesuian audit dan opini wajar dengan
pengecualian. Menurut mereka hasil ini mencerminkan naiknya kesadaran
auditor yang berpengalaman atas konsekuensi buruk dari penyesuaian
audit tersebut. Studi Haynes et al (1998) mendukung hasil terakhir ini,
yaitu bila kepentingan klien dibuat menonjol (salient) maka auditor yang
berpengalaman memperlihatkan perilaku yang sesuai atau konsisten
dengan sikap advokasi atau mendukung klien.
31
Haynes et al (1998) membahas hasil ini berkaitan dengan insentif
yang bertentangan (conflicting incentives) yang dihadapi auditor yang
semakin berpengalaman itu. Di satu pihak, auditor diharuskan untuk dapat
mempertahankan klien yang menuntut auditor untuk membangun dan
menjaga hubungan baik dengan klien. Di pihak lain, auditor juga harus
mencegah kerugian di masa datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau
litigasi hukum dan hilangnya reputasi dalam memandang pengaruh
pengalaman terhadap pertimbangan auditor menghadapi preferensi klien.
Haynes et al (1998) lebih cenderung mengaitkannya dengan faktor
eksternal dari diri auditor, yaitu insentif kontekstual. Hal yang juga
penting dikaitkan dengan hal ini adalah berkaitan dengan karakteristik
individual auditor yang berpengalaman itu. Jadi, efek pengalaman dalam
hal ini dihubungkan sebagai faktor internal dalam karakteristik diri auditor
itu.
Temuan psikologi Anderson dan Maletta (1994) secara spesifik
menyatakan individu yang kurang mengenal atau familiar dengan suatu
keputusan berisiko berperilaku secara lebih berhati-hati dan lebih
menghindari risiko dibanding mereka yang lebih mengenal atau familiar
dengan tugas itu. Dalam konteks pengauditan, hasil ini berarti auditor yang
kurang familiar atau kurang berpengalaman terhadap suatu tugas
pertimbangan akan lebih berhati-hati (berorientasi negatif) daripada
auditor yang mempunyai pengalaman lebih banyak.
32
4. Keahlian Auditor
1. Definisi Keahlian (Kompetensi)
Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) yang dikutip
Lasmadi (2002) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007)
Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang
pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior.
Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai,
sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan
mengarahkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja.
Susanto (2000) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007)
definisi tentang kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristik-
karakteristik yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior.
Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan
yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Definisi
kompetensi dalam bidang auditing pun sering diukur dengan
pengalaman (Mayangsari, 2003).
Ashton (1991) menunjukkan bahwa dalam literatur psikologi,
pengetahuan spesifik dan lama pengalaman bekerja sebagai faktor
penting untuk meningkatkan kompetensi. Ashton juga menjelaskan
bahwa ukuran kompetensi tidak cukup hanya pengalaman tetapi
diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan
keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah
33
unsur lain selain pengalaman. Pendapat ini didukung oleh Schmidt et
al (1988) yang memberikan bukti empiris bahwa terdapat hubungan
antara pengalaman bekerja dengan kinerja dimoderasi dengan lama
pengalaman dan kompleksitas tugas. Selain itu, penelitian yang
dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai
spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman,
walaupun hanya dalam penetapan risiko analitis. Hal ini menunjukkan
bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung pada kompetensi
dan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor (Hogart, 1991).
Bedard (1989) menggunakan kombinasi variabel yang
berkaitan dengan pengalaman praktis dan pendidikan ke dalam suatu
ukuran dari keahlian dengan menggunakan pendekatan analisis faktor.
Bedard sendiri mengatakan bahwa keahlian adalah seseorang yang
memiliki pengetahuan dan keahlian prosedural yang luas yang
ditunjukkan dalam pengalaman audit.
2. Kriteria Keahlian.
Menurut Abdolmohammadi dan Wright (1992) yang dikutip
Larasati (2005) dalam Rinaldi (2008) keahlian seorang Auditor terdiri
dari lima komponen yaitu Komponen Pengetahuan (Knowledge
component), Ciri-ciri Psikologis (Psichological traits), Kemampuan
berfikir (Cognitive abilities), Strategi Penentuan Keputusan (Decision
strategis), dan Komponen Pengalaman (Experience decision).
34
a) Komponen Pengetahuan (Knowledge Component).
Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen
ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur,
dan pengalaman.
b) Ciri-ciri Psikologis (Psychological traits).
Meliputi kemampuan dalam berkomunikasi, kreatifitas,
kemampuan bekerjasama dengan orang lain, dan kepercayaan
kepada keahlian.
c) Kemampuan berfikir (Cognitive abilities).
Kemampuan berfikir merupakan kemampuan untuk
mengakumulasi dan mengolah informasi. Beberapa karakter yang
dapat dimasukkan kedalam komponen ini antara lain kemampuan
untuk beradaptasi pada situasi yang baru, kemampuan untuk
memfokuskan pada fakta-fakta yang relevan dan mengabaikan
fakta-fakta yang tidak relevan, serta kemampuan untuk dapat
menghindari tekanan-tekanan.
d) Strategi Penentuan Keputusan (Decision strategis).
Kemampuan seorang auditor membuat keputusan secara sistematis
baik formal maupun informal akan membantu dalam mengatasi
keterbatasan manusia.
e) Komponen Pengalaman (Experience decision).
Kemampuan melakukan analisis tugas berpengaruh terhadap
penentuan keputusan dan dipengaruhi tingkat pengalaman auditor.
35
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka penulis mengambil
kesimpulan mengenai kriteria keahlian yang menjadi tolak ukur dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, kriteria kehliannya menjadi:
a. Lama bekerja sebagai auditor paling tidak selama tiga tahun
atau lebih.
b. Telah mengikuti pendidikan profesi, diklat, seminar atau
lokakarya sebanyak dua kali atau lebih.
c. Sedang atau telah menjabat sebagai ketua tim auditor.
5. Opini Audit
Laporan audit adalah langkah terakhir dari keseluruhan proses
audit. Bagian yang terpenting yang merupakan informasi utama dari
laporan audit adalah opini audit menurut standar professional akuntan
publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada 5 Jenis opini auditor yaitu Pendapat
wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion), Pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified with Explanatory
Language), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion),
Pendapat tidak wajar (Adverse opinion), dan Pernyataan tidak memberikan
pendapat (Disclaemer Opinion).
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion).
Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor
apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan
standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan
36
tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Dalam SA 411 paragraf 04
dikatakan bahwa laporan keuangan yang wajar dihasilkan setelah
melalui apakah:
a) Prinsip akuntansi yang dipilih dan dilaksanakan telah berlaku
umum
b) Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang
bersangkutan
c) Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi
cukup yang dapat mempengaruhi penggunaannya,
pemahamannya, dan penafsirannya.
d) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
diklasifikasikan dan diikhtisarkan dengan semestinya, yang
tidak terlalu rinci ataupun terlalu ringkas.
e) Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang
mendasarinya dalam suatu cara yang menyajikan posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas-batas yang
dapat diterima, yaitu batas-batas yang rasional dan praktis
untuk dicapai dalam laporan keuangan.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
(Unqualified Opinion with Explanatory Language).
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau
diselesaikan sesuai dengan Standar Auditing, Penyajian Laporan
Keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi
37
terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa
penjelas. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelas
tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
independen lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam
paragraf untuk menegaskan pemisahan tanggung jawab dalam
pelaksanaan audit.
b) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan
oleh IAI. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang
terpaksa dilakukan agar tidak menyesatkan pemakai laporan
keuangan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion).
Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis
pendapat ini diberikan apabila:
a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak
mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
b) Auditor yakin bahwa laporan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi
tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak
memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
Bentuk dari penyimpangan Prinsip Akuntansi yang Berlaku
38
Umum yaitu menyangkut resiko atau ketidakpastian, dan pertimbangan
materalitas. Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia yang menyangkut resiko atau ketidakpastian umumnya
dikelompokkan kedalam satu diantara tiga golongan:
a) Pengungkapan yang tidak memadai, jika auditor berkesimpulan
bahwa hal yang berkaitan dengan resiko atau ketidakpastian tidak
diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor
harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar.
b) Ketidaktepatan prinsip akuntansi, Standar Akuntansi Keuangan
yang berkaitan dengan kontijensi atau estimasi hasil peristiwa masa
depan tipe tertentu menjelaskan situasi yang didalamnya
ketidakmampuan untuk membuat estimasi yang dapat
menimbulkan pertanyaan tentang ketetapan prinsip akuntansi yang
digunakan, dan jika auditor berkesimpulan bahwa prinsip akuntansi
yang digunakan menyebabkan laporan keuangan salah disajikan
secara material, Ia harus menyatakan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion).
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus
39
menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak
utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan
keuangan. Penjelasan tersebut harus dinyatakan dalam paragraf
terpisah sebelum paragraf pendapat.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of opinion atau
No opinion).
Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila:
a) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien
maupun karena kondisi tertentu.
b) Auditor tidak Independen terhadap klien.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya oleh Megasari (2008) dengan Judul ”Pengaruh
Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap Opini Audit”. Penelitian ini
dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Jabodetabek dan hasilnya
menunjukkan bahwa Etika, Independensi, dan Keahlian Audit secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit.
Keahlian Audit dan Independensi secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Opini Audit, tetapi Etika secara Parsial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit.
Penelitian selanjutnya oleh Muttaqin (2008) dengan Judul ” Pengaruh
Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Pendapat Audit”. Penelitian ini
dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan hasilnya menunjukkan
bahwa Pengalaman dan Keahlian Audit secara bersama-sama memiliki
40
pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit, akan tetapi secara parsial
Pengalaman dan Keahlian Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini
Audit.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nursyofah (2007) dengan
Judul ”Analisis Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap
OpiniAudit”. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta
dan hasilnya menunjukkan bahwa Faktor Keahlian dan Independensi Auditor
secara bersama-sama maupun secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Opini Audit.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian
1. Megasari (2008)
Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Indpendensi terhadap Opini Audit
Etika, Keahlian Audit, Independensi Opini Audit
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel yaitu etika, keahlian audit, dan Independensi menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap opini audit dengan tingkat signifikansi 0,001. Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara per variabel Independen, yaitu variabel keahlian audit dan Independensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit dengan tingkat signifikansi untuk variabel keahlian audit 0,033 dan untuk variabel Independensi sebesar 0,007.
Bersambung ke halaman berikutnya
41
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Nama
Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian
Sedangkan variabel lainnya yaitu etika secara individual tidak berpengaruh terhadap opini audit dengan nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,857
2. Muttaqin (2008)
Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap Pendapat Audit
Pengalaman, Keahlian Audit, Pendapat Audit
Hasil penelitian menunjukkan pengalaman dan keahlian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat auditor. Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman dan keahlian terhadap opini audit.
3. Nursyofah (2007)
Analisis Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap Opini Audit
Keahlian, Independensi Auditor, Opini Audit
Hasil penelitian menunjukkan signifikansi Hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa alternatif (Ha) terdukung artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari keahlian dan Independensi auditor terhadap pendapat audit.
42
G. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Etika Terhadap Opini Audit
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Megasari (2008)
dengan Judul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap
Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Etika memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,857 nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga tidak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Jadi, dapat
diduga bahwa Etika tidak mempengaruhi Opini Audit sehingga dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Etika tidak berpengaruh terhadap Opini Audit.
2. Pengaruh Independensi Terhadap Opini Audit
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nursyofah (2007)
dengan Judul ”Analisis Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi
Auditor terhadap Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Independensi
memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Opini Audit.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Megasari (2008)
dengan Judul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap
Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Independensi memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,007 nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Jadi, dapat diduga bahwa
Independensi mempengaruhi Opini Audit sehingga dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
43
Ha2: Independensi berpengaruh terhadap Opini Audit.
3. Pengaruh Pengalaman Terhadap Opini Audit
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muttaqin (2008)
dengan Judul ”Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap
Pendapat Audit”. Jadi, dapat diduga bahwa Pengalaman tidak
mempengaruhi Opini Audit sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ha3: Pengalaman tidak berpengaruh terhadap Opini Audit.
4. Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap Opini Audit
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nursyofah (2007)
dengan Judul ”Analisis Pengaruh Faktor Keahlian dan Independensi
Auditor terhadap Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Keahlian
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,008 nilai ini lebih kecil dari 0,05
sehingga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Megasari (2008)
dengan Judul ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap
Opini Audit” menunjukkan bahwa variabel Keahlian Audit memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,033 nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Opini Audit. Jadi, dapat
diduga bahwa Keahlian Auditor mempengaruhi Opini Audit sehingga
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha4: Keahlian Auditor berpengaruh terhadap Opini Audit.
44
H. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
mengenai pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian auditor
terhadap Opini Audit.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Etika
independensi
Pengalaman
Keahlian Auditor
Opini Audit
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada bulan Februari 2010 dengan
objek penelitian Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian ini
difokuskan kepada Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, dan Keahlian
Auditor terhadap Opini Audit dalam proses pemeriksaan Laporan Keuangan.
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu melakukan pengujian
pengaruh antara empat variabel independen, yaitu Etika, Independensi,
Pengalaman, Keahlian Auditor, sedangkan sebagai Variabel dependen, yaitu
Opini Audit.
B. Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor Kantor Akuntan Publik
(KAP). Sampel penelitian ini adalah 80 auditor kantor Akuntan Publik yang
ada di Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode
pemilihan sampel yang digunakan adalah convenience sampling design.
Convenience sampling design adalah istilah umum yang mencakup variasi
luasnya prosedur pemilihan responden. Hal ini berarti unit sampel yang ditarik
mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat
kooperatif (Hamid, 2007:30). Dalam penelitian ini jumlah sampel yang
diambil oleh peneliti sebanyak 9 KAP yang tersebar di wilayah Jakarta.
46
C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
1. Variabel tidak terikat (Independent variable)
a. Etika.
Penerapan Etika akuntan publik adalah aplikasi seperangkat aturan
atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh kalangan
profesi akuntan publik. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel
penerapan etika akuntan publik yaitu: dimensi kesadaran etis dan dimensi
kepedulian pada etika profesi. Instrumen pengukuran variabel ini
menggunakan Instrumen pengukuran variabel yang digunakan oleh Suraida
(2003) dalam Prastamawasti (2008). Semua item pernyataan diukur pada
skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).
b. Independensi.
Independensi akuntan publik adalah sikap yang diharapkan dari diri
seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam
pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel independensi
akuntan publik yaitu: Independensi dalam program audit, Independensi
dalam verifikasi, dan Independensi dalam pelaporan. Instrumen pengukuran
variabel ini dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh Mautz dan
Sharaf (1993) dalam Aini (2009). Semua item pernyataan diukur dengan
skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).
47
c. Pengalaman.
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh seseorang
dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya
(Anoraga, 1995:47 yang dikutip Widiyanto dan Yuhertian, 2005 dalam
Kusumastuti, 2008). Variabel Pengalaman audit ini diukur berdasarkan
jangka waktu (tahun)/berapa lama seorang auditor bekerja. Responden
diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan
menjawab pada skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala 5
(sangat setuju).
d. Keahlian Auditor (Kompetensi).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menguasai
pekerjaannya dengan baik, ahli dalam bidangnya dan mampu
menyelesaikan setiap masalah dengan baik. Kompetensi seorang auditor
dapat diukur dari lamanya auditor itu bekerja, tingkat pendidikan,
seringnya melakukan program pelatihan, memiliki pengetahuan dan cakap
dalam bidangnya. Pengukuran kompetensi dilakukan dengan memberikan
enam pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Rinaldi (2008) dengan
menggunakan skala likert, yaitu skala 1 (sangat tidak setuju) sampai
dengan skala 5 (sangat setuju).
2. Variabel Terikat (dependent variable)
a. Opini Audit.
Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan auditnya. Ukuran opini audit berdasarkan
48
pada jenis-jenis opini audit yang digunakan seperti: Pendapat wajar tanpa
pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar,
dan tidak memberikan pendapat. Pengukuran opini audit dilakukan dengan
memberikan sepuluh pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Sari
(2008) dengan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 (sangat tidak
setuju) sampai dengan skala 5 (sangat setuju).
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer,
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
tidak melalui media perantara. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui
metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan
kepada para Auditor yang terdaftar di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
tersebar di wilayah Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung.
E. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu
dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS
for windows 15.0, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul,
maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2009:19).
49
2. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran
kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk
menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam penelitian ini. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas
data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas ingin
mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat
betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Mengukur
validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan
dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator pertanyaan terhadap total konstruk dengan menunjukkan
hasil yang signifikan yaitu dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator
pertanyaan mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti
dikatakan valid (Ghozali, 2009:49).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
50
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara One Shot
atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunally, 1960 dalam
Ghozali, 2009:45).
3. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009:147).
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antar data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini
51
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2009:147).
b. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik
bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan disamping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat
dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual
(Ghozali, 2009:149).
2) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol.
52
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam
model regresi yaitu dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF= 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai
misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95.
Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance
dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel
independen mana sajakah yang saling berkolerasi (Ghozali, 2009:95-
96).
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
53
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil, sedang dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas:
a. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125).
4. Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode
Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan
pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Model persamaannya
dapat digambarkan sebagai berikut:
54
Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + е
Keterangan :
Y : Opini Audit
X1 : Etika
X2 : Independensi
X3 : Pengalaman
X4 : Keahlian Auditor
a : Konstanta
β1, β2, β3, β4 : Koefisien Regresi
е : error
Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena
memiliki variabel Independen lebih dari satu, suatu model regresi
berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti
normalitas data (baik secara individu maupun model), autokorelasi,
heteroskedastisitas. Model regresi linier berganda dikatakan model yang
baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-
asumsi klasik statistik.
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan
digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan
regresi, uji statistik ini meliputi:
a. Uji Koefisien determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
55
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data
silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi
yang tinggi.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti
meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai
Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model.
Dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negatif,
walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati
(2003) dalam Ghozali (2009) jika dalam uji empiris didapat nilai
adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap nol. Secara
56
matematis jika nilai R² = 1, maka Adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika
nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted
R² akan bernilai negatif (Ghozali, 2009:87).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah
semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
Ho : β1, β2.......βk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan
nol, atau:
Ha : β1, β2,….., βk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F yaitu dengan
cara Quick look bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2009:88).
57
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (βi) sama dengan nol, atau
Ho : βi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau :
Ha : βi ≠ 0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Cara melakukan uji t yaitu dengan cara Quick look bila jumlah
degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan
sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan βi = 0 dapat ditolak bila nilai t
lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
(Ghozali, 2009:88-89).
58
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
No.
Nama Variabel
Dimensi Indikator Skala Pengukuran
No Pertanyaa
n Anggaran waktu audit
Interval 1,2,3
Kerahasiaan informasi klien
Interval 4,5,6
Kesadaran etis
Peran ganda auditor
Interval 7,8,9
Mendukung profesi auditor
Interval 10
Sosialisasi ke rekan sejawat
Interval 11
Kebanggaan Interval 12
Kesamaan nilai
Interval 13
Aturan etika profesi
Interval 14
Kepuasan mengaudit
Interval 15
Ketidakpedulian
Interval 16,19
Kepuasan sebagai auditor
Interval 17
1. Etika Auditor (X1) yang dikutip Suraida (2003) dalam Aini (2009)
Kepedulian pada etika profesi
Auditor adalah profesi terbaik
Interval 18
Bebas dari Intervensi manajemen
Interval 20
Bebas dari Intervensi prosedur audit
Interval 21
Independensi dalam program audit
Bebas persyaratan
Interval 22
Bebas mengakses data
Interval 23
2. Independensi Auditor (X2) yang dikutip Mautz dan Sharaf (1993) dalam Aini (2009)
Independensi dalam verifikasi
Bebas bekerja sama
Interval 24
Bersambung ke halaman berikutnya
59
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No. Nama
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran No
Pertanyaan Bebas dari
pengaruh manajerial
Interval 25
Bebas dari kepentingan pribadi
Interval 26
Bebas dari keinginan pribadi
Interval 27
Bebas dari tekanan
Interval 28
Menghindari kata menyesatkan
Interval 29
Independensi dalam pelaporan
Bebas menggunakan judgement
Interval 30
Jangka waktu audit
Lamanya pengalaman audit
Interval 36,37,38, 39,40
3. Pengalaman Auditor (X3) dalam Kusumastuti (2008) Jumlah
penugasan Banyaknya penugasan
Interval 31,32,33, 34,35
Lama bekerja sebagai auditor lebih dari tiga tahun
Interval 41,42,43 Pengalaman
Pernah menjabat sebagai ketua tim auditor
Interval 47,48,
4. Keahlian Auditor (X4) Dalam Rinaldi (2008)
Pendidikan Latar belakang pendidikan sesuai dengan profesi
Interval 44
Bersambung ke halaman berikutnya
60
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No. Nama Variabel
Dimensi Indikator Skala Pengukuran
No Pertanyaan
Pernah mengikuti diklat, seminar, atau lokakarya sebanyak dua kali atau lebih
Interval 45,46,49
Standar Akuntansi Keuangan
Interval 50,51 Unqualified
Perlakuan Akuntansi yang tepat
Interval 52,53
Ketiadaan Bukti yang kompeten
Interval 54 Qualified
Pembatasan Lingkup Audit
Interval 55
Laporan Keuangan tidak disajikan secara wajar
Interval 56 Adverse
Tidak mengikuti prinsip akuntansi
Interval 57
Laporan keuangan tidak diaudit
Interval 58
5. Opini Auditor (X5) dalam Sari (2008)
Disclaimer
Tidak disusun sesuai Prinsip Akuntansi
Interval 59
61
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang
berada di wilayah Jakarta. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diberi
kuesioner sebanyak 9 KAP. Berikut data dari Kantor-kantor Akuntan
Publik tersebut:
Tabel 4.1 Nama dan Alamat Kantor Akuntan Publik
No. Nama Kantor Akuntan Publik 1. Agus Ubaidillah
Jl. K. H. Abdullah Syafe'i No.23 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830
2. Armen, Budiman, dan Rekan Gedung Graha Seti Lantai 1 Jl. K. H. Abdullah Syafe'i Kav. A 20 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830
3. AMM. Jogasara Jl. Mampang Prapatan X No.7 Tegal Parang Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790
4. Basyiruddin dan Wildan Rukan Tanjung Mas Raya Jl. Merpati Blok B1 No.27 Tanjung Barat Jakarta Selatan 12530
5. Drs. Amir Hadyi Nasution Jl. H. Saleh No.44 B Palmerah Jakarta Barat 11480
6. Drs. Chaeroni dan Rekan Jl. Anggrek Nelimurni II / C 5 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480
Bersambung ke halaman berikutnya
62
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No. Nama Kantor Akuntan Publik
7. Jan, Ladiman, dan Rekan (Cabang) Jl. Anggrek Nelimurni Raya No.86 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480
8. Nugroho dan Rekan Jl. RS. Fatmawati Raya No. 43B Cilandak Barat, Cilandak Jakarta Selatan 12430
9. Drs. H. M. Achsin, MM Komplek Perkantoran Pondok Bambu Jl. Pahlawan Revolusi No.4 Pondok Bambu Jakarta Timur 13430
Sumber: Data Primer diolah, 2010
Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian
bahwa pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian kepada para responden secara langsung. Penyebaran kuesioner
berlangsung selama dua minggu, yaitu dimulai pada tanggal 12 Februari
2010 sampai tanggal 24 Februari 2010 dan Pengumpulan kuesioner sampai
tanggal 22 April 2010.
2. Karakteristik Responden
Kuesioner yang dibagikan berjumlah 100 buah, kuesioner untuk
try out sejumlah 20 buah dan untuk disebar kepada Auditor sejumlah 80
buah dengan tingkat populasi pembagian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner
No. Kantor Akuntan Publik (KAP) Kuesioner
disebar Kuesioner kembali
1. Agus Ubaidillah 3 3 2. Armen, Budiman, dan Rekan 6 5 3. AMM. Jogasara 6 5 4. Basyiruddin dan Wildan 10 8
Bersambung ke halaman berikutnya
63
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No. Kantor Akuntan Publik (KAP) Kuesioner disebar
Kuesioner kembali
5. Drs. Amir Hadyi Nasution 15 9 6. Drs. Chaeroni dan Rekan 7 5 7. Jan, Ladiman, dan Rekan (Cabang) 10 7 8. Nugroho dan Rekan 10 7 9. Drs. H. M. Achsin, MM 13 9
Sumber: Data primer diolah, 2010
Data sampel penelitian dari kuesioner yang disebar dan kembali
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Sampel Penelitian
Responden (Auditor Eksternal) Keterangan ∑ % Jumlah Kuesioner yang disebar 80 100% Kuesioner yang kembali 58 72,5% Kuesioner yang dapat diolah 58 72,5% Kuesioner yang tidak dikembalikan/tidak lengkap
22 27,5%
Sumber: Data primer diolah, 2010
Jumlah kuesioner yang kembali dari tabel kuesioner yang telah
disebar adalah sebanyak 58 kuesioner atau 72,5%. Jumlah kuesioner yang
tidak dikembalikan atau tidak lengkap adalah 22 buah atau 27,5% (lihat
tabel 4.3). kuesioner sebanyak 22 buah yang tidak kembali disebabkan
karena waktu penelitian yang diambil penelitian yang diambil oleh
peneliti, bertepatan dengan waktu penugasan Auditor, sehingga ketika
menyebarkan kuesioner para auditor sedang tidak berada di Kantor
Akuntan Publik tempat mereka bekerja melainkan berada ditempat klien
yang mereka audit. Oleh Karena itu, para auditor eksternal tidak sempat
untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
64
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Auditor Eksternal
Deskripsi Keterangan Jumlah Persentase
Jenis kelamin Pria 26 44,8% Wanita 32 55,2%
Pendidikan formal D3 14 24,1% Sedang menempuh S1 4 6,9% Lulus S1 34 58,6% Sedang menempuh S2 4 6,9% Lulus S2 2 3,5% S3 - -
Lama Bekerja < 3 tahun 37 63,8% 3-5 tahun 13 22,4% 5-10 tahun 7 12,1% > 10 tahun 1 1,7%
Jabatan di KAP Auditor junior 35 60,4% Auditor senior 14 24,1% Supervisi 7 12,1% Manajer 1 1,7% Partner 1 1,7%
Sumber: Data primer diolah, 2010
Berdasarkan pada tabel 4.4, responden yang berjenis kelamin pria
sebesar 44,8% sedangkan wanita sebesar 55,2%. Tingkat pendidikan
formal auditor pada penelitian ini sebesar yang terbesar adalah lulusan S1
sebesar 58,6%, auditor dengan tingkat pendidikan formal D3 sebesar
24,1%, selanjutnya yang sedang menempuh S1 adalah sebesar 6,9%,
auditor yang sedang menempuh S2 adalah sebesar 6,9%, dan auditor
lulusan S2 adalah sebesar 3,5%.
Auditor eksternal yang telah memiliki pengalaman kerja kurang
dari 3 tahun sebanyak 37 orang. Pengalaman kerja selama 3 sampai 5
tahun sebanyak 13 orang. Sedangkan yang memiliki pengalaman 5 sampai
65
10 tahun sebanyak 7 orang. Auditor eksternal yang memiliki pengalaman
kerja lebih dari 10 tahun berjumlah 1 orang. Pengalaman kerja auditor
didominasi oleh auditor yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3
tahun, yaitu sebesar 63,8% atau sebanyak 37 orang dari 58 auditor
eksternal. Hal ini disebabkan mayoritas responden adalah auditor junior.
Auditor eksternal yang menjabat sebagai auditor junior sebanyak
35 orang. Jabatan sebagai auditor senior yaitu sebanyak 14 orang.
Sedangkan yang menjabat sebagai supervisi sebanyak 7 orang. Auditor
eksternal yang menjabat sebagai manajer dan partner masing-masing
sebanyak 1 orang.
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa responden
didominasi oleh wanita sebanyak 32 orang, mayoritas pendidikan formal
lulus S1 sebanyak 34 orang, lama bekerja kurang dari 3 tahun sebanyak 37
orang dan mayoritas menduduki jabatan sebagai Auditor junior sebanyak
35 orang.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2009:19).
66
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation etika 58 43.00 82.00 67.3966 8.63883 independensi 58 28.00 55.00 39.4828 6.00071 pengalaman 58 28.00 50.00 40.5862 4.66429 keahlianauditor 58 27.00 44.00 35.0172 3.81820 opiniaudit 58 30.00 46.00 36.6897 4.19777 Valid N (listwise) 58
Sumber: Data primer diolah, 2010
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel etika jawaban
minimum responden sebesar 43 dan maksimum sebesar 82, dengan rata-
rata total jawaban 67,39 dan standar deviasi sebesar 8,63. Variabel
independensi jawaban minimum responden 28 dan maksimum 55 dengan
rata-rata total jawaban sebesar 39,48 dan dengan standar deviasi sebesar
6,00.
Sedangkan variabel pengalaman mempunyai jawaban minimum
responden sebesar 28 dan maksimum sebesar 50 dengan rata-rata total
jawaban sebesar 40,58 serta standar deviasi 4,66. Tak berbeda jauh dengan
variabel sebelumnya, variabel keahlian auditor mempunyai jawaban
minimum responden sebesar 27 dan maksimum sebesar 44 dengan rata-
rata total jawaban sebesar 35,01 dan standar deviasi sebesar 3,81. Variabel
opini auditor mempunyai jawaban minimum responden sebesar 30 dan
maksimum sebesar 46 dengan rata-rata total jawban 36,68 dan standar
deviasi sebesar 4,19.
67
2. Hasil Uji Instrumen Penelitian
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Mengukur validitas dapat menggunakan
Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi
bivariate antara masing-masing skor indikator pertanyaan terhadap
total konstruk dengan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu
dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator pertanyaan mempunyai
tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Etika
Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q1 0,366** 0,005 Valid Q2 0,395** 0,002 Valid Q3 0,534** 0,000 Valid Q4 0,505** 0,000 Valid Q5 0,281* 0,033 Valid Q6 0,412** 0,001 Valid Q7 0,769** 0,000 Valid Q8 0,581** 0,000 Valid Q9 0,577** 0,000 Valid
Q10 0,433** 0,001 Valid Q11 0,580** 0,000 Valid Q12 0,391** 0,002 Valid Q13 0,576** 0,000 Valid Q14 0,576** 0,000 Valid Q15 0,532** 0,000 Valid Q16 0,386** 0,003 Valid Q17 0,588** 0,000 Valid Q18 0,128 0,339 Tidak valid Q19 0,391** 0,002 Valid
68
Tabel 4.6 menunjukkan variabel etika memiliki kriteria valid
untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini kecuali item E18, mampu mengungkapkan sesuatu
yang diukur pada kuesioner tersebut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Independensi
Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q20 0,545** 0,000 Valid Q21 0,460** 0,000 Valid Q22 0,630** 0,000 Valid Q23 0,595** 0,000 Valid Q24 0,618** 0,000 Valid Q25 0,669** 0,000 Valid Q26 0,733** 0,000 Valid Q27 0,748** 0,000 Valid Q28 0,760** 0,000 Valid Q29 0,709** 0,000 Valid Q30 0,641** 0,000 Valid
Tabel 4.7 menunjukkan variabel independensi auditor memiliki
kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu
yang diukur pada kuesioner tersebut.
69
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengalaman
Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q31 0,735** 0,000 Valid Q32 0,643** 0,000 Valid Q33 0,765** 0,000 Valid Q34 0,752** 0,000 Valid Q35 0,797** 0,000 Valid Q36 0,781** 0,000 Valid Q37 0,810** 0,000 Valid Q38 0,612** 0,000 Valid Q39 0,649** 0,000 Valid Q40 0,619** 0,000 Valid
Tabel 4.8 menunjukkan variabel pengalaman memiliki kriteria
valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang
diukur pada kuesioner tersebut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor
Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q41 0,783** 0,000 Valid Q42 0,761** 0,000 Valid Q43 0,613** 0,000 Valid Q44 0,591** 0,000 Valid Q45 0,707** 0,000 Valid Q46 0,533** 0,000 Valid Q47 0,780** 0,000 Valid Q48 0,281* 0,033 Valid Q49 0,631** 0,000 Valid
Tabel 4.9 menunjukkan variabel keahlian auditor memiliki
kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan
70
yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu
yang diukur pada kuesioner tersebut.
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Opini Audit
Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q50 0,470** 0,000 Valid Q51 0,764** 0,000 Valid Q52 0,418** 0,000 Valid Q53 0,405** 0,000 Valid Q54 0,485** 0,000 Valid Q55 0,496** 0,000 Valid Q56 0,458** 0,000 Valid Q57 0,508** 0,000 Valid Q58 0,622** 0,000 Valid Q59 0,696** 0,000 Valid
Tabel 4.10 di atas menunjukkan variabel opini audit memiliki
kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu
yang diukur pada kuesioner tersebut.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,60 (Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:45).
71
Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas 58 sampel
responden.
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Etika
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items .801 19
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel etika
memberikan nilai Cronbach Alpha 0,801 atau 80,1%. Angka ini lebih
besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel.
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Independensi
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items .856 11
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,856 atau 85,6 %.
Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel.
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items .875 10
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,875 atau 87,5%.
Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel.
72
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Keahlian Auditor
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items .804 9
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,804 atau 80,4%.
Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel.
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Opini Audit Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items .716 10
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel
Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,716 atau 71,6%.
Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
1) Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
73
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted C
um P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: opiniaudit
Regression Standardized Residual3210-1-2
Frequ
ency
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.0
Histogram
Dependent Variable: opiniaudit
Mean =-3.71E-16 Std. Dev. =0.964
N =58
Berikut adalah gambar output SPSS untuk uji normalitas.
sumber:Data Primer diolah, 2010
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Berdasarkan tampilan grafik P-Plot (gambar 4.1) dapat
disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
sumber:Data Primer diolah, 2010
Gambar 4.2 Grafik Histogram
74
Dari tampilan output SPSS grafik histogram (gambar 4.2)
terlihat bahwa grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan grafik normal plot dan
grafik histogram menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
karena asumsi normalitas.
2) Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Tabel 4.16 Hasil Uji Mulitikolonieritas
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) etika .987 1.014 independensi .981 1.019 pengalaman .291 3.441 keahlianauditor .293 3.413
a Dependent Variable: opiniaudit sumber: Data primer diolah, 2010
Tabel diatas menggambarkan bahwa tidak ada problem
multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai Variance Inflation
Factor (VIF) < 10 dan nilai Tolerance (TOL) > 0,10. Pada variabel
etika nilai tolerance sebesar 0,987 > 0,10, sedangkan nilai VIF 1,014 <
10. Variabel independensi nilai tolerance sebesar 0,981 > 0,10,
sedangkan nilai VIF 1,019 < 10. Variabel pengalaman nilai tolerance
sebesar 0,291 > 0,10, sedangkan nilai VIF 3,441 < 10. Variabel
75
keahlian auditor nilai tolerance sebesar 0,293 > 0,10, sedangkan nilai
VIF 3,413 < 10.
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berikut
adalah gambar output SPSS untuk uji heteroskedastisitas.
Regression Standardized Predicted Value3210-1-2
Regr
essio
n Stud
entiz
ed R
esidu
al
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: opiniaudit
Sumber: Data Primer diolah, 2010
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun
dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga
model regresi layak dipakai.
76
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Regresi
Linier Berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara
satu variabel terhadap variabel lain. Analisis data menggunakan teknik
statistik multiple regression untuk menguji pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen, yaitu untuk mengetahui apakah
terdapat Pengaruh antara etika, independensi, pengalaman, keahlian
auditor terhadap opini audit.
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1 .560(a) .313 .261 3.60783 a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010
Dari tampilan output SPSS model summary, besarnya
adjusted R² adalah 0,261, hal ini berarti 26,1 % variasi opini audit
dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen etika,
independensi, pengalaman, dan keahlian auditor, sedangkan
sisanya 73,9% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model regresi ini.
77
Angka koefisien (R) pada tabel 4.17 sebesar 0,560
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan
dependen adalah cukup kuat karena memiliki nilai koefisien
korelasi diatas 0,50. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar
3,60783, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat.
Hasil uji F dari pengujian statistik multiple regression adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F)
ANOVA(b)
Model
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 314.543 4 78.636 6.041 .000(a) Residual 689.870 53 13.016 Total 1004.414 57
a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010
Hasil Uji Hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F
hitung diperoleh sebesar 6,041 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha5 diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa Etika, Independensi, Pengalaman,
78
dan Keahlian auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap Opini audit.
c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil uji t dari pengujian statistik multiple regression adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistik t)
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 26.625 6.404 4.157 .000 etika -.029 .056 -.060 -.526 .601 independensi -.182 .080 -.261 -2.270 .027 pengalaman .018 .190 .020 .093 .926 keahlianaudit
or .529 .231 .481 2.288 .026
a Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010
Hasil pengujian antara variabel Independensi (Etika,
Independensi, Pengalaman, dan Keahlian Auditor) terhadap
variabel Dependen (Opini Audit) secara individu yang dilakukan
dengan uji t (tabel 4.19) adalah sebagai berikut:
1) Hasil Uji Hipotesis yang pertama, yaitu:
Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Etika tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel
79
4.19 dapat diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel
Etika mempunyai angka signifikansi 0,601 sehingga nilai
tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ha1 ditolak,
hal ini berarti bahwa Etika tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap opini audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Megasari (2008) yang
menunjukkan bahwa dimungkinkan dengan adanya dilema
etika pada diri auditor tersebut, dimana seseorang dalam
mengambil keputusan mengenai perilaku yang pantas yang
harus dibuat. Auditor menghadapi banyak dilema etika dalam
bisnis mereka, salah satu contohnya negosiasi dengan klien
yang mengancam untuk mencari auditor baru jika
perusahaannya tidak memperoleh unqualified opinion, hal itu
jelas merupakan dilema etika karena pendapat seperti itu belum
memuaskan auditor itu sendiri.
Menurut Ludigdo (2006) yang menunjukkan bahwa
pengkajian yang mendalam sangat diperlukan dari berbagai
perspektif atas tidak efektifnya penerapan etika profesi akuntan
khususnya di Indonesia. Pengaturan etika dibuat untuk
menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian
asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi
dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena
dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat
80
menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi
masyarakat (Baidaie, 2000 dalam Ludigdo, 2006). Dalam
kerangka inilah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merumuskan
suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan delapan prinsip
etika yang harus dipedomani oleh semua anggota, serta wajib
dipatuhi oleh masing-masing anggota kompartemen.
2) Hasil Uji Hipotesis kedua, yaitu:
Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Independensi
berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel
4.19 dapat diketahui bahwa variabel Independensi mempunyai
angka signifikansi 0,027 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian Ha2 diterima, hal ini berarti bahwa
Independensi berpengaruh signifikan terhadap opini audit.
Semakin besar independensi seorang auditor maka semakin
baik opini audit yang diberikan auditor. Independensi
merupakan suatu sikap seseorang untuk bertindak secara
objektif dan dengan integritas yang tinggi. Integritas
berhubungan dengan kejujuran intelektual akuntan sedangkan
objektivitas secara konsisten berhubungan dengan sikap netral
dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dan menyiapkan
laporan auditan.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP,2009) yang
dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 220) standar ini
81
mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak
mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik
sebagai auditor intern). Jadi, Independensi harus dipertahankan
oleh seorang auditor agar audit yang dilaksanakan dapat
menghasilkan opini yang wajar sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mayangsari (2003) yang menunjukkan bahwa Independensi
berhubungan posistif terhadap Opini audit.
3) Hasil Uji Hipotesis ketiga, yaitu:
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pengalaman
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari
tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel pengalaman
mempunyai angka signifikansi 0,926 sehingga nilai tersebut
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ha3 ditolak, hal ini
berarti bahwa pengalaman tidak berpengaruh signifikan
terhadap opini audit.
Hal ini disebabkan karena mayoritas responden adalah
audtor junior yaitu sebesar 60,4% dan sebesar 63,8% auditor
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik rata-rata memiliki
pengalaman kurang dari tiga tahun. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Muttaqin (2008) yang menyatakan
82
bahwa Pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Opini Audit.
4) Hasil Uji Hipotesis keempat, yaitu:
Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Keahlian
Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit.
Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel Keahlian
Auditor mempunyai angka signifikansi 0,026 sehingga nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha4 diterima,
hal ini berarti bahwa Keahlian Auditor berpengaruh signifikan
terhadap opini audit. Menurut Kamus Kompetensi LOMA
(1998) dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti (2007) Kompetensi
didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja
yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior.
Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem
nilai sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi
akan mengarahkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja.
Hal ini menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan
tergantung kepada kompetensi (keahlian) dan prosedur audit
yang dilakukan oleh auditor. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Mayangsari (2003) yang menunjukkan
bahwa Keahlian auditor berhubungan positif terhadap Opini
audit.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari etika,
independensi, pengalaman, keahlian auditor terhadap Opini audit. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel Etika, Independensi,
Pengalaman, dan Keahlian auditor berpengaruh signifikan dan simultan
terhadap Opini audit.
2. Keahlian Auditor merupakan variabel independen yang paling dominan
terhadap Opini Audit.
3. Etika tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini audit. Penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Megasari (2008).
4. Independensi berpengaruh positif signifikan terhadap Opini audit.
Penelitian ini konsisten dengan Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari
(2003), Megasari (2008), dan Nursyofah (2007).
5. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap Opini audit. Penelitian
ini konsisten dengan Penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin (2008).
6. Keahlian auditor berpengaruh positif signifikan terhadap Opini audit.
Penelitian ini konsisten dengan Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari
(2003), Megasari (2008), dan Nursyofah (2007).
84
B. Implikasi
Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka implikasi penelitian ini
yaitu:
1. Auditor. Auditor memiliki peranan yang penting dalam melakukan audit
terhadap laporan keuangan suatu entitas. Auditor harus memberikan jasa
audit terbaiknya untuk klien agar hasil laporan auditor tidak menyesatkan
para pengguna informasi keuangan.
2. Kantor Akuntan Publik (KAP). Kantor Akuntan Publik adalah lembaga
yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan
publik dalam menjalankan pekerjaannya sehingga Kantor Akuntan Publik
memiliki peran yang penting dalam memberikan jasa profesional
independennya kepada klien agar dapat meningkatkan kualitas informasi
para pembuat keputusan.
3. Pemerintah. Pemerintah mempunyai wewenang dalam menetapkan
kebijakan mengenai izin pendirian suatu lembaga salah satunya Kantor
Akuntan Publik (KAP). Keberadaan KAP sebagai lembaga atau wadah
bagi akuntan publik diharapkan dapat membantu suatu entitas dalam
memeriksa laporan keuangan agar semua informasi yang dibutuhkan tidak
menyesatkan para pengguna informasi keuangan. Apabila terjadi suatu
tindakan yang menyebabkan kerugian berbagai pihak maka Pemerintah
berhak mencabut izin pendirian suatu lembaga tersebut.
85
A. Keterbatasan dan Saran
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dan saran untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut :
1) Penelitian ini hanya menggunakan sampel di wilayah Jakarta dan hanya
terdiri dari sembilan KAP, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya
dapat memperluas wilayah cakupan lebih banyak KAP dan tidak hanya
yang diwilayah Jakarta saja sehingga diperoleh hasil penelitian yang
tingkat generalisasinya lebih tinggi.
2) Penelitian ini 60,4% respondennya merupakan auditor junior dan 63,8%
dari responden masih memilki pengalaman dalam suatu KAP rata-rata
kurang dari tiga tahun, sehingga ada kemungkinan untuk variabel
pengalaman audit dapat berpengaruh apabila lebih banyak responden
terdiri dari partner, manager, supervisor atau auditor senior dengan
pengalaman yang lebih dari tiga tahun. Diharapkan untuk penelitian
selanjutnya dapat memperbanyak jumlah responden, khususnya
responden yang jabatannya auditor senior, partner, manager, dan
supervisor dengan memiliki pengalaman dalam suatu KAP lebih dari tiga
tahun.
3) Etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor bukanlah semata-
mata faktor yang dapat mempengaruhi opini audit. Oleh karena itu
penulis mengharapkan partisipasi aktif peneliti berikutnya untuk meneliti
aspek-aspek lain yang mempengaruhi opini audit.
86
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nur. ”Pengaruh Independensi Auditor,“Pengalaman Auditor dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.
Alim, M.Nizarul, Trisni Hapsari, Liliek Purwanti. ”Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Makassar. Juli 2007.
Anderson, B.H. dan Maletta. ”Auditor Attendance to Negative and Positive
Information: The Effect of Experience-related Differences. Behavioral Research In Accounting 6:1-20”. 1994. http://proquest.umi.com/pqdweb .
Arens, Alvin A., Randal J. Elder , dan Mark S. Beasly. “Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi”. Jilid I, Edisi Keduabelas, Erlangga, 2008.
Ashton, Hubbard, Alison. ”Experience and Errror Frequency Knowledge as
Potential Determinants of Audit Expertise”. The Accounting Review (April): 218-239.1991. http://proquest.umi.com/pqdweb .
Bedard, J. ”Experience in Auditing: Myth or Reality? Accounting”, Organization
and Society Vol-14:113-131. 1989. http://proquest.umi.com/pqdweb . Boynton, William C, Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell.“Modern
Auditing”. Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta. 2005. Choo, F. dan K.T. Trotman. ”The Relationship Between Knowledge Structure and
Judgments for Experienced and Inexperience Auditors”. The Accounting Review. Juli.p. 464-485. 1991. http://proquest.umi.com/pqdweb .
Deis, D.R. dan G.A. Groux. ”Determinants of Audit Quality in The Public
Sector”. The Accounting Review. Juli. p. 462-479. 1992. http://proquest.umi.com/pqdweb .
87
Ghozali, Prof. Dr. H. Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Keempat Cetakan IV”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2009
Hamid, Abdul. ”Panduan Penulisan Skripsi”, UIN Press, Jakarta, 2007. Haynes, C.M. J.G. Jenkins dan S.R. Nutt. ”The Relationship between client
Advocacy and Audit Experience: An Exploratory Analysis. Auditing: A Journal of Practise and Theory 17 (Fall): 88-104”. 1998. http://proquest.umi.com/pqdweb .
Hogart, R.M. ”A Perspective on Cognitive Research in Accounting”. The
Accounting review. January. p. 67-86.1991. http://proquest.umi.com/pqdweb.
Ikatan Akuntan Indonesia. ”Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba
Empat, Jakarta. 2009. Koroy, Tri Ramaraya. ”Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit
terhadap Pertimbangan Auditor”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 10, No.1, Hal 113. Januari. 2007.
Kusumastuti, Rika Dewi. “Pengaruh Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika
Organisasi dan Gender Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.
Kwanbo, Lubabah Mansur. ”Internal Control and Issues of Independence &
Confidentially in Nigerian Local Government Auditing: An Examination”. Kaduna State University. March 22, 2009. http://www.ssrn.com.
Libby, R. “The Role of Knowledge and Memory in Audit Judgement. Dalam R.H.
Ashton dan A.H. Ashton (Eds.), Judgment and Decision Making Research in Accounting and Auditng, New York: Cambridge”. 1995. http://proquest.umi.com/pqdweb .
88
Ludigdo, Unti. “Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi Interpretif”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Agustus 2006.
Mardiana, Dian. ”Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Auditor
dalam mendeteksi kekeliruan, dan Keahlian Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
Mayangsari, Sekar. ”Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap
Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 1, Hal. 1-22, Januari 2003.
Megasari, Devi. ”Pengaruh Etika, Keahlian Audit, dan Independensi terhadap
Opini Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
Muttaqin, Muchlis. ”Pengaruh Pengalaman dan Keahlian Audit terhadap
Pendapat Auditor”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
Nugrahaningsih, Putri. ”Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Di KAP dalam
Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, Dan Equity Sensitivity)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. September 2005.
Nursyofah, Siti. ”Analisis Faktor Keahlian dan Independensi Auditor terhadap
Opini Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2007.
Prastamawasti, Dian. ”Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor,
Independensi dan Karakteristik Personal Audit Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
89
Rinaldi, Rizka Alfian. ”Pengaruh Profesionalism dan Keahlian Auditor Terhadap Temuan Bukti Audit yang Kompeten”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
Sari, Dika Mira Uncha. ”Pengaruh Konflik Audit dan Independensi Auditor
Terhadap Opini Audit”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2008.
Scmidt, F.L, M.A.Mc. Daniel and J.H. Hunter. “Jobs Experience Correlates of
Job Performance”. Journal of Applied Psycology. p. 327-330.1988. http://proquest.umi.com/pqdweb .
Tubbs, R.M. ”The Effect of Experience on The Auditor’s of Knowledge”. The
Accounting Review. Oktober. p. 783-801.1992. http://proquest.umi.com/pqdweb .
90
LAMPIRAN
91
92
LAMPIRAN
93
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
KUESIONER
UNTUK AUDITOR SEBAGAI RESPONDEN
Jakarta, Februari 2010
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian
Lampiran : Kuesioner Penelitian
Kepada Yth.
Bpk/Ibu/Sdr/i/Auditor
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang saat ini tengah mengadakan penelitian
dalam rangka menyusun tugas akhir berupa skripsi.
Nama : DITA JUSTIANA
NIM : 106082002526
94
Berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon bantuan kepada
Bapak/Ibu/Sdr/i untuk berkenan meluangkan waktunya sejenak guna
mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini. Sebelumnya
saya juga mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu.
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini merupakan suatu survei yang
dilakukan untuk mengukur Pengaruh Etika, Independensi,
Pengalaman, dan Keahlian auditor Terhadap Opini Audit.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Peneliti menjamin sepenuhnya kerahasiaan Identitas
seluruh jawaban Bapak/Ibu sesuai dengan etika penelitian.
Mohon diisi dengan lengkap dan sebenar-benarnya. Apabila salah
satu nomor tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku
dan tidak dapat digunakan.
Apapun jawaban Bapak/Ibu tidak ada yang salah atau benar dan
tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/Ibu
ditempat bekerja.
Peneliti mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan dengan hadirnya
kuesioner ini. Atas kesediaan dan perhatian serta kerjasamanya,
penelitian ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Peneliti
95
A. IDENTITAS RESPONDEN
Pada bagian ini Anda diminta untuk mengisi identitas responden mengenai
nama, nama KAP dan usia pada pertanyaan no 1, 2, dan 3. Untuk pertanyaan
no 4 s.d. 7 harap memilih salah satu dengan memberi tanda silang (x).
1. Nama responden :
2. Nama KAP :
3. Usia : Tahun
4. Jenis kelamin :
5. Pendidikan formal :
a. D 3
b. Sedang menempuh S 1
c. Lulus S 1
d. Sedang menempuh S 2
e. Lulus S 2
f. S 3
6. Lama masa kerja sebagai auditor:
a. < 3 tahun
b. 3-5 tahun
c. 5-10 tahun
d. > 10 tahun
7. Kedudukan di KAP sebagai :
a. Junior Auditor
b. Senior Auditor
96
c. Supervisi Auditor
d. Partner
e. Manajer
B. PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih di lembar jawaban yang
telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan perasaan, pendapat, dan
Keadaan Bpk/ Ibu yang sebenarnya.
Keterangan Jawaban Tingkat Penelitian SS : Sangat Setuju 5 S : Setuju 4 N : Netral 3 TS : Tidak Setuju 2 STS: Sangat Tidak Setuju 1
KESADARAN ETIS AUDITOR
Di bawah ini terdapat tiga ilustrasi kasus serta tindakan yang mengikutinya. Anda
dimohon untuk menilai tindakan pada setiap ilustrasi tersebut dengan memberi
tanda silang (X) pada pilihan angka 1, 2, 3, 4, dan 5
Ilustrasi 1
Sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) baru saja memperoleh klien baru dengan
biaya audit yang sangat rendah. Dalam persiapan pengauditan seorang partner
mengusulkan anggaran jam pengauditan untuk akun persediaan selama 100 jam.
Padahal pengalaman partner senior dengan klien sejenis menunjukkan bahwa
untuk memperoleh keyakinan agar tidak terjadi kesalahan maupun pelanggaran
97
terhadap standar yang bersifat material, pengauditan memerlukan waktu minimal
150 jam. Di KAP tersebut, evaluasi kinerja partner didasarkan pada efisiensi
pengauditan.
Tindakan : Usulan Anggaran Waktu tersebut diterima oleh partner senior,
akibatnya dalam proses pengauditan partner tersebut melakukan
prosedur pengauditan yang lebih sedikit terhadap akun persediaan.
Dari tindakan diatas, jawablah 3 pernyataan dibawah ini:
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Menurut saya tindakan tersebut Etis
2. Kemungkinan besar saya melakukan tindakan tersebut
3. Kemungkinan besar Kolega saya melakukan tindakan tersebut
Ilustrasi 2
Auditor X bertindak sebagai auditor Independen pada klien A. Volume penjualan
klien A mengalami penurunan sangat drastis. Auditor X mengetahui bahwa klien
A akan segera bangkrut. Pada saat yang sama, auditor juga sedang mengaudit
klien B. Klien sedang melakukan pengauditan pada rekening piutang klien B,
Auditor X menemukan bahwa klien A memiliki utang terhadap klien B sebesar
Rp 500 juta. Jumlah ini merupakan 10% dari saldo piutang klien B.
Tindakan : Auditor X memberitahu klien B tentang kemungkinan bangkrut yang
akan dialami klien A.
98
Dari tindakan diatas, jawablah 3 pernyataan dibawah ini:
No Pernyataan SS S N TS STS
4. Menurut saya tindakan tersebut Etis
5. Kemungkinan besar saya melakukan tindakan tersebut
6. Kemungkinan besar Kolega saya melakukan tindakan tersebut
Ilustrasi 3
Auditor Y disamping berpraktik sebagai akuntan publik juga ikut aktif dalam
kegiatan aktivitas sosial. Dia sangat aktif dalam organisasi untuk penyandang
cacat di kotanya. Dalam rangka untuk mengumpulkan dana bagi organisasi
tersebut Auditor Y berencana menggunakan kertas Kop Surat KAP tempat Ia
bekerja untuk digunakan sebagai surat permohonan sumbangan sukarela pada
perusahaan-perusahaan.
Tindakan : Auditor Y menggunakan kertas Kop Surat KAP untuk membuat Surat
Permohonan sumbangan sukarela.
Dari tindakan diatas, jawablah 3 pernyataan dibawah ini:
No Pernyataan SS S N TS STS
7. Menurut saya tindakan tersebut Etis
8. Kemungkinan besar saya melakukan tindakan tersebut
9. Kemungkinan besar Kolega saya melakukan tindakan tersebut
99
KEPEDULIAN PADA ETIKA PROFESI
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS 10. Etika profesi untuk mensukseskan
profesi auditor
11. Kepedulian pada etika profesi adalah sangat baik untuk dilaksanakan
12. Merasa bangga ketika memberitahukan kepada orang lain bahwa Anda peduli pada etika profesi
13. Nilai-nilai yang Anda yakini dengan nilai-nilai yang ada dalam etika profesi auditor memiliki banyak kesamaan
14. Aturan-aturan yang ada dalam etika profesi yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik
15. Kepedulian terhadap etika profesi dapat memberikan yang terbaik dalam melakukan setiap pekerjaan audit
16. Tidak peduli terhadap etika profesi, apakah anda merasa bahwa tindakan tersebut merupakan suatu kesalahan
17. Merasa senang dengan memilih profesi sebagai auditor dibanding profesi lainnya
18. Auditor adalah profesi yang terbaik dibanding profesi lainnya
19. Dalam situasi saat ini, apabila ada sedikit perubahan yang tidak berkenan dihati Anda dapat mempengaruhi kepedulian Anda pada etika profesi
100
INDEPENDENSI NO. PERNYATAAN SS S N TS STS 20. Penyusunan program audit bebas dari
campur tangan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa
21. Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih
22. Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihak lain terhadap subyek pekerjaan pemeriksaan yang disediakan
23. Dalam melakukan verifikasi, auditor memperoleh kebebasan dalam mengakses semua informasi yang berhubungan dengan kegiatan audit
24. Selama melakukan verifikasi auditor memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik dengan pihak manajemen klien
25. Manajemen klien memberikan kebebasan pada auditor dalam menentukan bahan bukti yang diperlukan maupun obyek yang akan diperiksa
26. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari keinginan pribadi maupun pengaruh pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktivitas audit
27. Auditor harus bebas dari keinginan pribadi maupun pengaruh pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktivitas audit
28. Auditor harus bebas dari tekanan pihak manapun dalam melaporkan temuan-temuan yang bersifat material
Bersambung ke halaman berikutnya
101
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS 29. Auditor harus menghindari
penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam Interpretasi auditor
30. Auditor harus bebas dalam menggunakan judgement mengenai fakta dan opini dalam laporan audit
PENGALAMAN NO. PERNYATAAN SS S N TS STS 31. Auditor dikatakan berpengalaman bila
menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun
32. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat
33. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat mengembangkan karir
34. Pengalaman auditor sudah pasti meningkat karena seringnya melakukan tugas
35. Pengalaman dapat membantu auditor mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan berikut penyelesaiannya
36. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor semakin besar kemampuan auditor dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada
37. Pengalaman membantu auditor dalam menganalisis masalah
38. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah
39. Auditor yang kurang berpengalaman cenderung sulit untuk menentukan sikap
40. Auditor junior untuk mencapai kompetensinya dapat belajar dari pengalaman pada auditor sebelumnya
102
KEAHLIAN AUDITOR NO. PERNYATAAN SS S N TS STS 41. Seorang auditor dikatakan ahli apabila
telah bekerja sebagai auditor lebih dari 3 tahun.
42. Jumlah auditan yang pernah diperiksa mempengaruhi keahlian seseorang sebagai auditor.
43. Keahlian dapat diperoleh seiring bertambahnya pengalaman dan jam terbang pemeriksaan.
44. Selain pengalaman, pendidikan profesi dapat mempengaruhi keahlian seorang auditor.
45. Seminar,diklat, dan lokakarya sangat membantu meningkatkan kualitas seorang auditor.
46. Semakin sering seorang auditor mengikuti diklat, seminar, dan lokakarya dapat meningkatkan keahlian seorang auditor ketika melaksanakan proses pemeriksaan.
47. Auditor dengan jam terbang tinggi memenuhi kualifikasi sebagai ketua tim audit.
48. Seorang auditor yang pernah menjabat sebagai ketua tim audit dapat dikatakan seorang yang ahli dalam proses audit.
49. Sebagai ketua tim audit harus memiliki sertifikasi yang cukup melalui pendidikan profesi, diklat, seminar, ataupun lokakarya yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan keahlian auditor.
103
OPINI AUDIT NO. PERNYATAAN SS S N TS STS 50. Tidak adanya pembatasan oleh klien
sewaktu auditor melakukan pemeriksaan merupakan persayaratan diberikannya pernyataan unqualified.
51. Laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, cash flow, equity statement secara wajar merupakan dasar pengambilan opini unqualified.
52. Tidak adanya kesalahan dalam pelaporan keuangan, atau hal lain yang memungkinkan menimbulkan salah penafsiran.
53. Dibutuhkannya pendapat wajar tanpa pengecualian terhadap perusahaan go public.
54. Pendapat wajar tanpa pengecualian dikeluarkan karena terdapat situasi yang tidak memerlukan pendapat paragraf penjelas.
55. Seorang auditor memberikan opini wajar dengan modifikasi jika terdapat laporan yang melibatkan pendapat auditor lain.
56. Penyimpangan accounting principles dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit.
57. Pendapat wajar dengan pengecualian yang dihasilkan auditor karena terdapat item-item tertentu yang tidak mentaati prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
58. Auditor menolak memberikan pendapat dikarenakan ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan keuangan.
59. Adanya ketidakwajaran laporan keuangan dikarenakan ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan keuangan
104
LAMPIRAN
105
Lampiran 3: Skor Jawaban Kuesioner Etika
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 R1 3 3 3 5 5 5 5 5 5 R2 3 3 3 5 5 4 5 5 5 R3 4 4 3 3 3 3 5 5 5 R4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 R5 5 4 5 1 1 2 5 5 5 R6 5 4 5 1 1 3 5 5 5 R7 4 2 4 4 4 4 5 5 5 R8 3 3 3 3 3 3 4 4 4 R9 2 2 3 3 3 3 3 3 3
R10 3 3 3 3 3 3 4 4 4 R11 5 4 5 1 1 2 5 5 5 R12 3 3 3 5 3 3 4 4 4 R13 4 4 4 2 2 2 5 4 4 R14 5 4 5 1 1 2 5 5 5 R15 3 3 3 5 3 3 5 5 5 R16 3 3 3 5 3 3 5 5 5 R17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 R18 3 3 4 3 4 4 2 4 3 R19 3 4 3 3 3 3 3 3 3 R20 4 4 4 5 5 5 5 5 5 R21 5 1 1 5 1 1 5 5 5 R22 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R23 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R24 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R25 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 R27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 R28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 R29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 R30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 R31 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R32 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R33 4 4 4 5 4 3 5 4 4 R34 4 4 4 5 4 4 5 4 4 R35 4 4 4 5 4 4 5 4 4 R36 3 3 3 5 5 5 5 5 5 R37 3 3 3 5 5 4 5 5 5 R38 4 4 3 3 3 3 5 5 5 R39 3 5 3 5 5 5 5 5 5 R40 5 4 5 1 1 2 5 5 5
Bersambung ke halaman berikutnya
106
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9
R41 5 4 5 1 1 3 5 5 5 R42 4 2 4 4 4 4 5 5 5 R43 3 3 3 3 3 3 4 4 4 R44 2 2 3 3 3 3 3 3 3 R45 3 3 3 3 3 3 4 4 4 R46 4 4 4 5 5 5 5 5 5 R47 5 1 1 5 1 1 5 5 5 R48 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R49 3 4 4 3 3 3 3 3 3 R50 3 4 4 3 3 3 3 3 3 R51 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R52 4 3 1 1 5 1 1 5 5 R53 2 4 1 1 3 4 1 1 2 R54 1 3 4 1 1 2 2 2 3 R55 5 1 1 2 3 3 2 2 2 R56 4 3 1 1 2 2 2 4 3 R57 4 4 4 3 3 3 3 3 3 R58 4 4 4 3 3 3 3 3 3
Bersambung ke halaman berikutnya
107
E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19
R1 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 R2 5 5 4 4 4 4 2 3 2 3 R3 5 5 4 4 4 4 2 4 3 4 R4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 2 R5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 R6 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 R7 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 R8 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 R9 4 4 2 4 3 3 2 2 4 4
R10 4 4 2 4 4 4 2 3 3 3 R11 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 R12 5 5 3 3 3 4 5 3 3 3 R13 3 3 2 4 4 4 5 4 4 4 R14 4 4 2 4 4 4 2 5 5 5 R15 5 4 2 3 4 3 1 5 3 3 R16 2 4 3 4 4 4 2 5 3 3 R17 4 4 2 4 5 4 2 3 3 3 R18 4 4 1 4 4 4 2 3 3 3 R19 4 4 3 4 5 5 2 4 4 3 R20 3 4 2 4 4 4 2 4 5 5 R21 5 5 5 2 5 4 2 3 3 3 R22 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 R23 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 R24 5 5 2 4 4 5 5 4 4 4 R25 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 R26 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 R27 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 R28 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 R29 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 R30 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 R31 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 R32 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 R33 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 R34 5 5 5 3 3 5 5 4 3 3 R35 4 4 4 5 3 4 4 4 3 3 R36 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 R37 4 4 4 3 5 4 4 4 3 2 R38 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 R39 5 4 2 4 4 2 3 3 2 4 R40 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 Bersambung ke halaman berikutnya
108
E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 R41 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 R42 4 4 3 3 3 2 3 2 4 2 R43 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 R44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 R45 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 R46 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 R47 5 5 5 2 5 4 2 2 3 3 R48 4 5 3 4 4 4 4 3 1 3 R49 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 R50 5 5 2 4 4 5 5 4 3 4 R51 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 R52 4 2 3 2 3 4 2 2 2 2 R53 3 4 2 2 3 3 3 2 5 1 R54 4 2 2 1 1 3 3 2 5 1 R55 5 4 3 3 3 1 1 2 2 5 R56 2 3 3 1 1 2 2 3 3 3 R57 4 4 1 3 3 4 4 4 3 4 R58 5 5 5 5 5 5 5 2 2 3
109
Independensi
In1 In2 In3 In4 In5 In6 In7 In8 In9 In10 In11 R1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R4 3 2 3 3 4 4 2 2 2 3 2 R5 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 R6 3 4 3 4 3 2 2 3 2 2 2 R7 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 R8 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 R9 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 5
R10 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 R11 4 4 4 5 3 2 2 5 5 4 4 R12 3 4 4 3 4 2 2 4 3 3 3 R13 2 2 3 4 3 2 3 3 2 4 4 R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R15 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3 R16 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 R17 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 R18 3 2 4 4 3 3 4 2 2 2 3 R19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R21 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 R22 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 R23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R24 4 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 R25 3 3 3 4 4 3 2 2 2 4 2 R26 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 R27 2 2 4 3 4 4 2 2 5 3 2 R28 3 5 3 3 3 4 2 2 2 4 4 R29 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 2 R30 4 2 4 4 3 2 2 3 3 5 5 R31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R32 3 3 4 4 3 3 5 5 5 5 4 R33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R34 5 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 R35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R36 4 5 3 4 4 2 2 2 2 3 3 R37 5 5 3 4 4 2 2 4 4 2 2 R38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 R39 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 5 R40 2 2 4 3 3 4 5 2 2 5 4 Bersambung ke halaman berikutnya
110
In1 In2 In3 In4 In5 In6 In7 In8 In9 In10 In11 R41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R42 3 3 4 4 3 3 5 5 5 5 4 R43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R44 4 4 4 3 5 2 2 2 2 4 4 R45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R47 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 R48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R49 5 4 3 4 5 2 3 2 4 3 4 R50 4 5 4 3 3 2 2 3 2 4 3 R51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R54 5 5 4 3 4 3 2 3 2 4 4 R55 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 R56 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 R57 4 4 5 4 3 2 2 2 4 4 2 R58 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5
111
Pengalaman
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
R1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 R2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 R3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 R4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R6 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 R7 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 R8 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 R9 4 2 4 3 4 5 5 5 2 5 10 3 2 4 4 4 3 4 4 4 5
R11 3 3 3 3 4 4 3 3 5 3 R12 2 3 4 5 4 3 4 4 3 4 R13 3 4 4 4 3 4 5 5 2 5 R14 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R15 4 4 5 4 4 2 4 4 2 3 R16 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 R17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R18 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R19 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 R20 2 2 4 4 4 4 4 4 1 4 R21 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 R22 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 R23 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R24 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 R25 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 R26 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 R27 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 R28 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 R29 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 R30 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 R31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R32 2 4 5 3 4 4 4 5 4 4 R33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R34 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 R35 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R36 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 R37 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 R38 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 R39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 R40 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 Bersambung ke halaman berikutnya
112
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 R41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 R42 2 4 5 3 4 4 4 5 4 4 R43 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 R44 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 R45 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R46 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R47 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 R48 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R49 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R50 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R51 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 R52 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 R53 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 R54 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 R55 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R56 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 R57 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 R58 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
113
Keahlian Auditor
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 R1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 R5 2 2 4 3 4 4 3 4 4 R6 4 4 5 5 4 4 5 4 4 R7 4 4 5 4 5 5 4 3 4 R8 4 4 5 5 5 5 4 3 4 R9 4 5 5 4 3 3 4 3 3 R10 3 4 5 5 5 3 3 4 4 R11 3 3 4 4 3 3 2 3 4 R12 2 3 4 4 4 4 3 4 3 R13 4 5 5 4 4 4 4 3 3 R14 2 4 4 4 4 4 3 4 3 R15 3 4 4 4 4 5 2 2 4 R16 2 2 4 4 4 4 2 2 3 R17 4 4 4 4 4 4 3 4 4 R18 2 2 4 4 4 4 4 4 4 R19 2 4 4 4 4 4 4 4 4 R20 2 4 4 4 4 4 2 2 4 R21 2 2 5 5 5 5 4 2 2 R22 4 4 5 4 4 4 4 3 3 R23 3 4 4 4 4 4 3 4 4 R24 5 5 5 4 5 5 5 5 4 R25 4 4 5 4 4 4 4 4 4 R26 4 4 5 4 4 4 4 4 4 R27 4 4 5 4 4 4 4 4 4 R28 4 4 4 5 4 4 4 4 4 R29 4 4 4 5 4 4 4 4 4 R30 4 4 4 5 4 4 4 4 4 R31 4 3 4 3 4 3 4 4 3 R32 3 4 4 5 4 4 3 4 5 R33 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R34 5 5 4 4 5 4 5 4 5 R35 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R36 3 3 3 4 3 4 3 4 3 R37 5 5 5 5 5 5 5 4 5 R38 5 5 5 5 5 5 5 4 5 R39 5 5 5 5 5 5 5 3 5 R40 3 3 3 4 3 4 3 4 3 Bersambung ke halaman berikutnya
114
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 R41 4 3 4 3 4 3 4 4 3 R42 3 4 4 5 4 4 3 4 5 R43 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R44 5 5 4 4 5 4 5 4 5 R45 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R46 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R47 3 3 4 2 3 3 3 4 3 R48 3 4 4 4 4 4 4 3 4 R49 3 4 4 4 4 4 4 4 4 R50 3 4 4 4 4 4 4 4 4 R51 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R52 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R53 4 4 4 4 4 4 4 2 4 R54 3 4 4 4 4 4 4 4 4 R55 2 2 4 3 4 4 3 4 4 R56 4 4 5 5 4 4 5 4 4 R57 4 4 5 4 5 5 4 3 4 R58 4 4 5 5 5 5 4 3 4
115
Opini Audit
OA1 OA2 OA3 OA4 OA5 OA6 OA7 OA8 OA9 OA10 R1 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 R2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 R3 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 R4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 R5 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 R6 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 R7 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 R8 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 R9 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 R10 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 R11 5 5 4 4 3 3 4 5 5 5 R12 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 R13 5 4 3 3 4 3 3 2 2 3 R14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 R15 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 R16 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 R17 5 4 2 2 4 4 4 4 4 4 R18 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 R19 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 R20 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 R21 4 4 4 4 2 2 2 4 2 2 R22 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 R23 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 R24 4 5 3 5 2 5 4 4 5 4 R25 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 R26 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 R27 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 R28 5 5 4 3 5 4 4 4 5 5 R29 5 5 4 3 5 4 4 4 5 5 R30 5 5 4 3 5 4 4 4 5 5 R31 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 R32 2 2 3 3 3 4 5 4 3 3 R33 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 R34 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 R35 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 R36 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 R37 5 5 5 2 2 4 5 5 5 5 R38 5 5 5 2 2 4 5 5 5 5 R39 3 5 5 5 3 3 5 3 1 5 R40 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 Bersambung ke halaman berikutnya
116
OA1 OA2 OA3 OA4 OA5 OA6 OA7 OA8 OA9 OA10 R41 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 R42 2 2 3 3 3 4 5 4 3 3 R43 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 R44 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 R45 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 R46 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 R47 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 R48 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 R49 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 R50 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 R51 2 2 4 2 4 2 4 4 5 5 R52 2 2 4 2 4 2 4 4 5 5 R53 2 2 4 2 4 2 4 4 5 5 R54 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 R55 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 R56 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 R57 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 R58 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3
117
LAMPIRAN
118
Lampiran 4: Nama Kantor Akuntan Publik
1. KAP. Agus Ubaidillah
Jl. K.H. Abdullah Syafe’i No.23 Jakarta Selatan 12830
Telp : (021) 83795547
2. KAP. Armen, Budiman, dan Rekan
Gedung Graha Seti Lantai I
Jl.K.H.Abdullah Syafei Kav.A 20 Gudang Peluru, Tebet
Jakarta Selatan 12830
Telp :(021) 8355535, 8355563
3. KAP. AMM. Jogasara
Jl. Mampang Prapatan X No.7
Tegal Parang, Mampang Prapatan
Jakarta Selatan 12790
Telp :(021) 79181882, 79192358
4. KAP. Drs. Amir Hadyi Nasution
Jl. H. Saleh No.44 B
Kel.Palmerah, Kec. Palmerah
Jakarta Barat 11480
Telp : (021) 5324253
5. KAP. Drs. Chaeroni dan Rekan
Jl. Anggrek Nelimurni II/C-5
Kemanggisan, Slipi
Jakarta Barat 11480
Telp : (021) 5321037
6. KAP. Jan, Ladiman, dan Rekan (Cabang)
Jl. Anggrek Nelimurni Raya No.86
Jakarta Barat 11480
Telp : (021) 5493157
119
7. KAP. Basyiruddin dan Wildan
Rukan Tanjung Mas Raya
Jl. Merpati Blok B1 No.27
Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telp : (021) 71236444, 7804707
8. KAP. Nugroho dan Rekan
Jl. RS. Fatmawati Raya No.43 B
Cilandak Barat, Cilandak
Jakarta 12430
Telp : (021) 75906688
9. KAP. Drs. H. M. Achsin, MM
Komplek Perkantoran Pondok Bambu
Jl. Pahlawan Revolusi No.4
Jakarta 13430
120
Lampiran 5: Output Validitas dan Reliabilitas
Tabel Uji Validitas Etika
Correlations
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 T
Pearson Correlation 1 .085 .245 -.180 -.362** -.325* .363** .408** .348** .175 .238 .326* .072 .257 .106 .052 .207 -.029 .586** .366**
Sig. (2-tailed) .525 .064 .177 .005 .013 .005 .001 .007 .189 .072 .013 .593 .052 .427 .698 .119 .832 .000 .005
E1
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .085 1 .572** -.141 .110 .285* .092 -.002 .018 -.043 .013 -.214 .361** .067 .369** .413** .385** .149 .239 .395** Sig. (2-tailed) .525 .000 .292 .412 .030 .493 .988 .891 .749 .920 .107 .005 .618 .004 .001 .003 .264 .071 .002
E2
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .245 .572** 1 -.168 -.179 .150 .334* .129 .136 .073 .105 -.069 .480** .162 .422** .466** .461** .333* .387** .534** Sig. (2-tailed) .064 .000 .207 .180 .261 .010 .334 .308 .587 .434 .606 .000 .224 .001 .000 .000 .011 .003 .000
E3
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation -.180 -.141 -.168 1 .634** .544** .468** .313* .304* .259* .485** .191 .227 .282* .103 -.024 .102 -.210 -.113 .505** Sig. (2-tailed) .177 .292 .207 .000 .000 .000 .017 .021 .050 .000 .152 .086 .032 .442 .858 .445 .114 .399 .000
E4
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation -.362** .110 -.179 .634** 1 .767** .033 .120 .096 .067 .138 -.098 .254 .028 -.032 -.040 -.064 -.207 -.185 .281* Sig. (2-tailed) .005 .412 .180 .000 .000 .806 .369 .473 .615 .301 .463 .055 .837 .809 .767 .632 .118 .164 .033
E5
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 E6 Pearson Correlation -.325* .285* .150 .544** .767** 1 .239 .102 .107 .028 .246 -.195 .348** .020 -.084 .036 .065 .070 -.047 .412**
121
Sig. (2-tailed) .013 .030 .261 .000 .000 .071 .448 .424 .835 .062 .143 .007 .882 .531 .788 .629 .602 .724 .001
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .363** .092 .334* .468** .033 .239 1 .810** .838** .251 .321* .336** .278* .371** .162 .057 .412** .073 .261* .769** Sig. (2-tailed) .005 .493 .010 .000 .806 .071 .000 .000 .057 .014 .010 .035 .004 .226 .672 .001 .585 .048 .000
E7
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .408** -.002 .129 .313* .120 .102 .810** 1 .967** .167 .102 .256 .056 .244 .058 -.176 .280* -.040 .181 .581** Sig. (2-tailed) .001 .988 .334 .017 .369 .448 .000 .000 .210 .444 .052 .675 .065 .666 .187 .033 .766 .174 .000
E8
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .348** .018 .136 .304* .096 .107 .838** .967** 1 .199 .083 .270* .018 .234 .061 -.154 .253 .038 .112 .577** Sig. (2-tailed) .007 .891 .308 .021 .473 .424 .000 .000 .134 .535 .040 .896 .077 .650 .249 .055 .777 .404 .000
E9
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .175 -.043 .073 .259* .067 .028 .251 .167 .199 1 .581** .380** .106 .309* .198 .244 .079 -.118 .118 .433** Sig. (2-tailed) .189 .749 .587 .050 .615 .835 .057 .210 .134 .000 .003 .429 .018 .136 .065 .558 .378 .379 .001
E10
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .238 .013 .105 .485** .138 .246 .321* .102 .083 .581** 1 .385** .331* .442** .332* .257 .234 -.095 .206 .580** Sig. (2-tailed) .072 .920 .434 .000 .301 .062 .014 .444 .535 .000 .003 .011 .001 .011 .052 .078 .476 .120 .000
E11
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .326* -.214 -.069 .191 -.098 -.195 .336** .256 .270* .380** .385** 1 .104 .374** .306* .243 .106 -.135 -.042 .391** Sig. (2-tailed) .013 .107 .606 .152 .463 .143 .010 .052 .040 .003 .003 .439 .004 .019 .066 .427 .311 .753 .002
E12
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .072 .361** .480** .227 .254 .348** .278* .056 .018 .106 .331* .104 1 .537** .427** .206 .303* -.126 .364** .576** Sig. (2-tailed) .593 .005 .000 .086 .055 .007 .035 .675 .896 .429 .011 .439 .000 .001 .120 .021 .347 .005 .000
E13
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .257 .067 .162 .282* .028 .020 .371** .244 .234 .309* .442** .374** .537** 1 .565** .132 .282* -.082 .226 .576** E14 Sig. (2-tailed) .052 .618 .224 .032 .837 .882 .004 .065 .077 .018 .001 .004 .000 .000 .322 .032 .539 .088 .000
122
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .106 .369** .422** .103 -.032 -.084 .162 .058 .061 .198 .332* .306* .427** .565** 1 .518** .409** .101 .093 .532** Sig. (2-tailed) .427 .004 .001 .442 .809 .531 .226 .666 .650 .136 .011 .019 .001 .000 .000 .001 .450 .486 .000
E15
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .052 .413** .466** -.024 -.040 .036 .057 -.176 -.154 .244 .257 .243 .206 .132 .518** 1 .280* .109 -.033 .386** Sig. (2-tailed) .698 .001 .000 .858 .767 .788 .672 .187 .249 .065 .052 .066 .120 .322 .000 .034 .414 .807 .003
E16
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .207 .385** .461** .102 -.064 .065 .412** .280* .253 .079 .234 .106 .303* .282* .409** .280* 1 .331* .356** .588** Sig. (2-tailed) .119 .003 .000 .445 .632 .629 .001 .033 .055 .558 .078 .427 .021 .032 .001 .034 .011 .006 .000
E17
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation -.029 .149 .333* -.210 -.207 .070 .073 -.040 .038 -.118 -.095 -.135 -.126 -.082 .101 .109 .331* 1 .147 .128 Sig. (2-tailed) .832 .264 .011 .114 .118 .602 .585 .766 .777 .378 .476 .311 .347 .539 .450 .414 .011 .271 .339
E18
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .586** .239 .387** -.113 -.185 -.047 .261* .181 .112 .118 .206 -.042 .364** .226 .093 -.033 .356** .147 1 .391** Sig. (2-tailed) .000 .071 .003 .399 .164 .724 .048 .174 .404 .379 .120 .753 .005 .088 .486 .807 .006 .271 .002
E19
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .366** .395** .534** .505** .281* .412** .769** .581** .577** .433** .580** .391** .576** .576** .532** .386** .588** .128 .391** 1 Sig. (2-tailed) .005 .002 .000 .000 .033 .001 .000 .000 .000 .001 .000 .002 .000 .000 .000 .003 .000 .339 .002
T
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
123
Tabel Uji Validitas Independensi
Correlations
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 T
Pearson Correlation 1 .621** .252 .408** .466** .216 .111 .415** .316* .091 .193 .545**
Sig. (2-tailed) .000 .057 .001 .000 .103 .408 .001 .016 .495 .146 .000
I1
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .621** 1 .211 .257 .403** .104 .025 .290* .219 .108 .168 .460** Sig. (2-tailed) .000 .111 .051 .002 .438 .850 .027 .099 .421 .206 .000
I2
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .252 .211 1 .266* .297* .344** .420** .453** .450** .588** .382** .630** Sig. (2-tailed) .057 .111 .043 .023 .008 .001 .000 .000 .000 .003 .000
I3
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .408** .257 .266* 1 .354** .263* .438** .545** .437** .290* .203 .595** Sig. (2-tailed) .001 .051 .043 .006 .046 .001 .000 .001 .027 .126 .000
I4
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .466** .403** .297* .354** 1 .475** .277* .249 .391** .351** .342** .618** Sig. (2-tailed) .000 .002 .023 .006 .000 .035 .060 .002 .007 .009 .000
I5
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 I6 Pearson Correlation .216 .104 .344** .263* .475** 1 .607** .394** .403** .440** .409** .669**
124
Sig. (2-tailed) .103 .438 .008 .046 .000 .000 .002 .002 .001 .001 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .111 .025 .420** .438** .277* .607** 1 .546** .568** .581** .454** .733** Sig. (2-tailed) .408 .850 .001 .001 .035 .000 .000 .000 .000 .000 .000
I7
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .415** .290* .453** .545** .249 .394** .546** 1 .659** .392** .301* .748** Sig. (2-tailed) .001 .027 .000 .000 .060 .002 .000 .000 .002 .022 .000
I8
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .316* .219 .450** .437** .391** .403** .568** .659** 1 .482** .342** .760** Sig. (2-tailed) .016 .099 .000 .001 .002 .002 .000 .000 .000 .009 .000
I9
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .091 .108 .588** .290* .351** .440** .581** .392** .482** 1 .663** .709** Sig. (2-tailed) .495 .421 .000 .027 .007 .001 .000 .002 .000 .000 .000
I10
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .193 .168 .382** .203 .342** .409** .454** .301* .342** .663** 1 .641** Sig. (2-tailed) .146 .206 .003 .126 .009 .001 .000 .022 .009 .000 .000
I11
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .545** .460** .630** .595** .618** .669** .733** .748** .760** .709** .641** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
T
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
125
Tabel Uji Validitas Pengalaman
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 T
Pearson Correlation 1 .449** .424** .473** .482** .599** .516** .273* .483** .278* .735**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000 .038 .000 .035 .000
P1
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .449** 1 .527** .384** .374** .427** .317* .211 .445** .151 .643** Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .004 .001 .015 .111 .000 .258 .000
P2
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .424** .527** 1 .579** .607** .419** .670** .593** .384** .448** .765** Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .003 .000 .000
P3
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .473** .384** .579** 1 .704** .507** .725** .409** .350** .475** .752** Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .000 .000 .001 .007 .000 .000
P4
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .482** .374** .607** .704** 1 .589** .643** .363** .535** .540** .797** Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .000 .000 .005 .000 .000 .000
P5
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 P6 Pearson Correlation .599** .427** .419** .507** .589** 1 .730** .546** .375** .501** .781**
126
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .516** .317* .670** .725** .643** .730** 1 .775** .207 .668** .810** Sig. (2-tailed) .000 .015 .000 .000 .000 .000 .000 .119 .000 .000
P7
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .273* .211 .593** .409** .363** .546** .775** 1 .107 .599** .612** Sig. (2-tailed) .038 .111 .000 .001 .005 .000 .000 .422 .000 .000
P8
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .483** .445** .384** .350** .535** .375** .207 .107 1 .216 .649** Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .007 .000 .004 .119 .422 .103 .000
P9
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .278* .151 .448** .475** .540** .501** .668** .599** .216 1 .619** Sig. (2-tailed) .035 .258 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .103 .000
P10
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .735** .643** .765** .752** .797** .781** .810** .612** .649** .619** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
T
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
127
Tabel Uji Validitas Keahlian Auditor
Correlations
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 T
Pearson Correlation 1 .704** .439** .272* .401** .232 .689** .071 .415** .783**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .039 .002 .079 .000 .598 .001 .000
KA1
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .704** 1 .371** .386** .347** .245 .540** .050 .525** .761** Sig. (2-tailed) .000 .004 .003 .008 .064 .000 .712 .000 .000
KA2
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .439** .371** 1 .376** .572** .377** .451** .016 .091 .613** Sig. (2-tailed) .001 .004 .004 .000 .004 .000 .905 .498 .000
KA3
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .272* .386** .376** 1 .437** .466** .289* -.011 .370** .591** Sig. (2-tailed) .039 .003 .004 .001 .000 .028 .933 .004 .000
KA4
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .401** .347** .572** .437** 1 .660** .492** .004 .416** .707** Sig. (2-tailed) .002 .008 .000 .001 .000 .000 .975 .001 .000
KA5
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
128
Pearson Correlation .232 .245 .377** .466** .660** 1 .297* -.153 .295* .533** Sig. (2-tailed) .079 .064 .004 .000 .000 .023 .250 .024 .000
KA6
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .689** .540** .451** .289* .492** .297* 1 .200 .327* .780** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .028 .000 .023 .132 .012 .000
KA7
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .071 .050 .016 -.011 .004 -.153 .200 1 .161 .281* Sig. (2-tailed) .598 .712 .905 .933 .975 .250 .132 .226 .033
KA8
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .415** .525** .091 .370** .416** .295* .327* .161 1 .631** Sig. (2-tailed) .001 .000 .498 .004 .001 .024 .012 .226 .000
KA9
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .783** .761** .613** .591** .707** .533** .780** .281* .631** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .033 .000
T
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
129
Tabel Uji Validitas Opini Audit
Correlations
OA1 OA2 OA3 OA4 OA5 OA6 OA7 OA8 OA9 OA10 T
Pearson Correlation 1 .610** .061 .015 .143 .189 -.009 .147 .081 .137 .470**
Sig. (2-tailed) .000 .651 .908 .284 .155 .949 .270 .547 .304 .000
OA1
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .610** 1 .167 .415** .144 .477** .136 .283* .317* .338** .764** Sig. (2-tailed) .000 .210 .001 .280 .000 .310 .031 .015 .010 .000
OA2
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .061 .167 1 .040 .160 -.157 .282* .166 .248 .505** .418** Sig. (2-tailed) .651 .210 .765 .231 .238 .032 .212 .060 .000 .001
OA3
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .015 .415** .040 1 .076 .401** -.023 .158 -.106 .060 .405** Sig. (2-tailed) .908 .001 .765 .572 .002 .865 .236 .428 .657 .002
OA4
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .143 .144 .160 .076 1 .009 .176 .087 .305* .404** .485** Sig. (2-tailed) .284 .280 .231 .572 .949 .186 .516 .020 .002 .000
OA5
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58
130
Pearson Correlation .189 .477** -.157 .401** .009 1 .161 .059 .304* -.014 .496** Sig. (2-tailed) .155 .000 .238 .002 .949 .226 .659 .020 .918 .000
OA6
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation -.009 .136 .282* -.023 .176 .161 1 .331* .213 .524** .458** Sig. (2-tailed) .949 .310 .032 .865 .186 .226 .011 .108 .000 .000
OA7
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .147 .283* .166 .158 .087 .059 .331* 1 .333* .437** .508** Sig. (2-tailed) .270 .031 .212 .236 .516 .659 .011 .011 .001 .000
OA8
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .081 .317* .248 -.106 .305* .304* .213 .333* 1 .544** .622** Sig. (2-tailed) .547 .015 .060 .428 .020 .020 .108 .011 .000 .000
OA9
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .137 .338** .505** .060 .404** -.014 .524** .437** .544** 1 .696** Sig. (2-tailed) .304 .010 .000 .657 .002 .918 .000 .001 .000 .000
OA10
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Pearson Correlation .470** .764** .418** .405** .485** .496** .458** .508** .622** .696** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000
T
N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
131
Hasil Uji Reliabilitas Etika
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Hasil Uji Reliabilitas Independensi
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items
.856 11
Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items
.875 10
Cronbach's Alpha N of Items
.801 19
132
Hasil Uji Reliabilitas Keahlian Auditor
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items
.804 9
Hasil Uji Reliabilitas Opini Audit
Reliability Analysis―Scale (Alpha)
Cronbach's Alpha N of Items
.716 10
133
Lampiran 6: Output Analisis Regresi
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 keahliana
uditor,
etika,
independ
ensi,
pengalam
an(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: opiniaudit
134
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .560(a) .313 .261 3.60783
a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman
b Dependent Variable: opiniaudit
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 314.543 4 78.636 6.041 .000(a)
Residual 689.870 53 13.016
1
Total 1004.414 57
a Predictors: (Constant), keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman
b Dependent Variable: opiniaudit
135
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Toleran
ce VIF
1 (Constant) 26.625 6.404 4.157 .000
etika -.029 .056 -.060 -.526 .601 .987 1.014
independensi -.182 .080 -.261 -2.270 .027 .981 1.019
pengalaman .018 .190 .020 .093 .926 .291 3.441
keahlianauditor .529 .231 .481 2.288 .026 .293 3.413
a Dependent Variable: opiniaudit
136
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
etika 58 43.00 82.00 67.3966 8.63883
independensi 58 28.00 55.00 39.4828 6.00071
pengalaman 58 28.00 50.00 40.5862 4.66429
keahlianauditor 58 27.00 44.00 35.0172 3.81820
opiniaudit 58 30.00 46.00 36.6897 4.19777
Valid N (listwise) 58
137
Regression Standardized Residual3210-1-2
Freq
uenc
y
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.0
Histogram
Dependent Variable: opiniaudit
Mean =-3.71E-16 Std. Dev. =0.964
N =58
138
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: opiniaudit
139
Regression Standardized Predicted Value3210-1-2
Regr
essi
on S
tude
ntiz
ed R
esid
ual
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: opiniaudit