tinjauan kinerja kpk berdasarkan rencana strategis komisi...

14
Tinjauan Kinerja KPK Berdasarkan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2015-2019 DEMA JUSTICIA FH UGM Pendahuluan Setiap lembaga publik pasti dibuat dengan tujuan tertentu. Tentunya setiap lembaga publik diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, lembaga publik membutuhkan suatu rencana. Rencana tersebut dibutuhkan untuk menjamin bahwa apa yang akan dikerjakan oleh lembaga publik sesuai dengan tujuannya. Selain itu rencana merupakan acuan dari suatu lembaga publik untuk melakukan fungsinya selama jangka waktu tertentu. Rencana dalam lembaga publik di Indonesia terdapat banyak jenisnya. Dalam ranah eksekutif terdapat RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan RKT (Rencana Kerja Tahunan). Dalam ranah legislatif, terutama yang terkait dengan pembuatan undang-undang, terdapat Prolegnas (Program Legislasi Nasional). KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai salah satu lembaga publik juga memiliki suatu sistem perencanaan. Rencana dalam KPK dapat dibagi menjadi dua, yaitu rencana strategis jangka panjang dan rencana strategis jangka menengah. Bentuk dari rencana strategis jangka panjang KPK adalah Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011- 2023. 1 Sedangkan bentuk dari rencana stretegis jangka menengah KPK adalah Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019. 2 Rencana strategis jangka menengah KPK mempunyai jangka waktu selama empat tahun. Hal ini menyesuaikan dengan jangka waktu pimpinan KPK yaitu empat tahun seusai dengan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002. Sehingga rencana strategis tersebut akan berganti bersamaan dengan gantinya pimpinan di KPK. Sehingga tahun 2019 merupakan tahun terakhir pengimplementasian daripada Renstra (Rencana Strategis) KPK Tahun 2015-2019. 1 Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-2023, hlm. 1. 2 Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019, hlm. 34.

Upload: vuongkhue

Post on 19-Apr-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tinjauan Kinerja KPK Berdasarkan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan

Korupsi Tahun 2015-2019

DEMA JUSTICIA FH UGM

Pendahuluan

Setiap lembaga publik pasti dibuat dengan tujuan tertentu. Tentunya setiap lembaga

publik diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

lembaga publik membutuhkan suatu rencana. Rencana tersebut dibutuhkan untuk menjamin

bahwa apa yang akan dikerjakan oleh lembaga publik sesuai dengan tujuannya. Selain itu

rencana merupakan acuan dari suatu lembaga publik untuk melakukan fungsinya selama jangka

waktu tertentu. Rencana dalam lembaga publik di Indonesia terdapat banyak jenisnya. Dalam

ranah eksekutif terdapat RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan RKT

(Rencana Kerja Tahunan). Dalam ranah legislatif, terutama yang terkait dengan pembuatan

undang-undang, terdapat Prolegnas (Program Legislasi Nasional).

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai salah satu lembaga publik juga memiliki

suatu sistem perencanaan. Rencana dalam KPK dapat dibagi menjadi dua, yaitu rencana strategis

jangka panjang dan rencana strategis jangka menengah. Bentuk dari rencana strategis jangka

panjang KPK adalah “Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-

2023”.1 Sedangkan bentuk dari rencana stretegis jangka menengah KPK adalah “Rencana

Strategis KPK Tahun 2015-2019”.2

Rencana strategis jangka menengah KPK mempunyai jangka waktu selama empat tahun.

Hal ini menyesuaikan dengan jangka waktu pimpinan KPK yaitu empat tahun seusai dengan

Pasal 34 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002. Sehingga rencana strategis tersebut akan

berganti bersamaan dengan gantinya pimpinan di KPK. Sehingga tahun 2019 merupakan tahun

terakhir pengimplementasian daripada Renstra (Rencana Strategis) KPK Tahun 2015-2019.

1 Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-2023, hlm. 1.

2 Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019, hlm. 34.

Misi KPK dalam Renstra KPK Tahun 2015-2019 adalah “Meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penegakan hukum dan menurunkan tingkat korupsi di Indonesia melalui koordinasi,

supervisi, monitor, pencegahan, dan penindakan dengan peran serta seluruh elemen bangsa”.3

Oleh karena itu Dema Justicia FH UGM, sebagai organisasi mahasiswa yang mempunyai misi

“Menjadi wadah untuk memperjuangkan kepentingan maupun hak-hak demokrasi mahasiswa

dan masyarakat pada umumnya”4, berinisiatif untuk membuat kajian ini dalam rangka

melakukan monitoring terhadap kinerja KPK selama periode 2015-2019.

Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019

Rencana strategis KPK Tahun 2015-2019 memuat beberapa hal. Di Bab I dapat dijumpai

pencapaian umum dan evaluasi terhadap renstra yang sebelumnya serta potensi dan

permasalahan yang dihadapi oleh KPK. Setelah itu, dalam Bab II dapat dijumpai visi, misi dan

tujuan KPK. Kemudian, dalam Bab III dijelaskan mengenai arah kebijakan, kerangka regulasi

dan kelembagaan. Baru setelah itu pada Bab IV target kinerja dan kerangka pendanaan.

Target kinerja merupakan alat yang digunakan untuk mengawasi terhadap capaian KPK

dalam menjalankan strategi dan mencapai tujuan strategisnya.5 Target kinerja tersebut

didasarkan pada indikator kinerja (Key Performace Indicator). Target kinerja KPK terbagi dalam

beberapa perspektif, yaitu perspektif stakeholder, perspektif proses internal, perspektif learning

& growth, dan perspektif finansial. Dari perspektif stakeholder sendiri terdapat empat sasaran

strategis. Dari empat sasaran strategis tersebut terdapat beberapa indikator yang berupa indeks

atau persentase dengan target pada tahun 2019. Target kinerja dari perspektif stakeholder dapat

dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Tujuan Strategis KPK Perspektif Stakeholder

Tujuan/Sasaran Strategis KPI (Key Performace Indicator) Target 2019

Menurunnya Tingkat Korupsi

(Ultimate Goal)

Indeks Persepsi Korupsi 45

Efektifinya Penegakan Hukum Bidang

Tipikor

1. Indeks Penegakan Hukum

Tipikor (nasional)

2. % asset recovery

0,5

75%

Terbangunnya Integritas Pemerintah, Indeks Integritas KLOPS 3,5

3 Ibid, hlm. 15

4 Pasal 8 Anggaran Dasar Dewan Mahasiswa Justicia Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

5 Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019, hlm. 31.

Masyarakat, Politik, dan Swasta

Terbangunnya Hubungan Mitra Kerjasama

yang Efektif

1. Indeks Kerjasama

2. Indeks Partisipasi Publik

PM

PM

Sumber : Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019, hlm 31.

Kajian ini akan membahas dua sasaran strategis dalam Tabel 1. Dua Sasaran strategis

tersebut adalah Efektifinya Penegakan Hukum Bidang Tipikor; dan Terbangunnya Integritas

Pemerintah, Masyarakat, Politik, dan Swasta. Kedua sasaran strategis tersebut dipilih untuk

dibahas dalam kajian ini karena keduanya dapat berkaitan dengan tujuan dan tugas KPK sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002.

Tugas KPK yang berkaitan dengan penegakan hukum dalam Pasal 6 Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002 adalah koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan tindak pidana korupsi; supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan tindak pidana korupsi; dan. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Tugas tersebut berkaitan dengan sasaran strategis

pertama yaitu “Efektifinya Penegakan Hukum Bidang Tipikor”. Hal ini dapat dilihat dari KPI

yang digunakan adalah Indeks Penegakan Hukum Tipikor Nasional. Indeks tersebut tidak hanya

mengukur penegakan hukum oleh KPK tetapi juga aparat penegak hukum lain seperti kejaksaan

dan kepolisian yang notabene di bawah koordinasi dan supervisi KPK dalam pemberantasan

tindak pidana korupsi.6 Kajian ini akan lebih berfokus pada indeks penegakan hukum tipikor

tersebut.

Tugas KPK yang berkaitan dengan upaya pencegahan terhadap tipikor dalam Pasal 6

huruf Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2002 adalah melakukan tindakan-tindakan pencegahan

tindak pidana korupsi. Tugas tersebut berkaitan dengan sasaran strategis kedua yaitu

“Terbangunnya Integritas Pemerintah, Masyarakat, Politik, dan Swasta”. Sasaran kedua ini

merupakan wujud dari berhasil atau tidaknya upaya pencegahan terhadap tipikor.7 Indeks yang

digunakan dalam sasaran kedua ini menggunakan indeks integritas KLOPS (Kementerian,

Lembaga, Organisasi Pemerintah, dan Swasta).

Upaya Penegakan Hukum terhadap Kasus Tindak Pidana Korupsi

6 Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, 2018, Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 : Berkarya Untuk

Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, hlm. 39 7 Ibid., hlm. 41.

Berbagai upaya penegakan hukum terhadap kasus tindak pidana korupsi dilakukan KPK

pada periode 2015-2018. Pada tahun 2016 ada beberapa kasus yang diproses oleh KPK. Kasus

korupsi dilakukan oleh Muhammad Nazaruddin yang mendapatkan vonis penjara karena

tindakan korupsi suap oleh Nazaruddin.8 Putusan 13 tahun penjara untuk Nazaruddin diterima

akibat akumulasi kasus wisma atlet sebelumnya. Kasus yang pertama adalah Nazaruddin

menerima gratifikasi oleh PT Duta Graha Indah dan PT Nindya Karya untuk sejumlah proyek di

sektor pendidikan dan kesehatan, yang jumlahnya mencapai Rp40,37 miliar, Nazaruddin

menerima gratifikasi pada saat ia masih berstatus sebagai anggota DPR RI. Selain itu,

Nazaruddin juga didakwa melakukan pencucian uang dengan menggunakan hasil tindak pidana

yang ia lakukan untuk membeli saham-saham yang dilakukan melalui perusahaan sekuritas

miliknya. 9

Pada tahun 2017, mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyaah divonis penjara setelah

ditetapkan tersangka oleh KPK pada tahun 2013, terkait kasus korupsi angggaran pengadaan alat

kesehatan Rumah Sakit Rujukan Pemerintah Provinsi Banten pada Dinas Kesehatan Provinsi

Banten tahun anggaran 2012.10

Ratu Atut dituntut hukuman penjara selama lima setengah tahun

diperkirakan merugikan keuangan negara hingga Rp79,7 miliar. Pihak yang terlibat dalam kasus

korupsi ini mendapatkan “jatah” untuk Rp50 miliar kepada Tubagus Chaeri Wardana alias

Wawan selaku Komisaris PT Balipasific Pragama dan juga adik dari Ratu Atut. Selain itu kasus

tersebut juga menyeret beberapa oknum lainnya seperti Yuni Astuti dari PT Java Medica; Rano

Karno selaku Wakil Gubernur Banten; Djadja Buddy Suhardja selaku Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Banten; dan beberapa oknum lainnya.11

Pada tahun 2018, KPK juga mengusut kasus korupsi yang besar yang melibatkan begitu

banyak oknum yaitu kasus korupsi E-KTP yang merugikan keuangan Negara hingga Rp2,3

triliun. Setya Novanto, kala menjabat sebagai Ketua DPR RI, ditetapkan sebagai pelaku utama

yang menerima vonis 15 tahun penjara. Setya Novanto menyalahgunakan wewenangnya sebagai

8Anti-Corruption Clearing House (ACCH), “Perkara Inkracht 2016”,

https://acch.kpk.go.id/id/berkas/penindakan/inkracht/inkracht-2016 , diakses tanggal 10 Januari 2019. 9Abba Gabrillin, “Divonis untuk Dua Kasus Berbeda, Hukuman Nazaruddin Jadi 13 Tahun Penjara”,

https://nasional.kompas.com/read/2016/06/16/07530431/divonis.untuk.dua.kasus.berbeda.hukuman.nazaruddin.jadi.

13.tahun.penjara , diakses tanggal 10 Januari 2019. 10

Anti-Corruption Clearing House (ACCH), “Perkara Inkracht 2017”,

https://acch.kpk.go.id/id/berkas/penindakan/inkracht/inkracht-2017 , diakses tanggal 10 Januari 2019. 11

Eri Komar Sinaga, “Ratu Atut Didakwa Merugikan Negara Rp 79,7 Miliar”,

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/03/08/ratu-atut-didakwa-merugikan-negara-rp-797-miliar, pada 10

Januari 2019.

Ketua DPR RI untuk memastikan usulan anggaran proyek penerapan KTP elektronik yang

bernilai Rp5,9 triliun itu lolos di DPR. Novanto juga disebut meminta pengusaha yang

mengerjakan proyek KTP elektronik untuk memberikan komisi sebesar 5 persen untuk para

anggota DPR RI di Komisi II.12

Salah satu indeks yang digunakan dalam mengukur keberhasilan KPK dalam melakukan

penegakan terhadap kasus korupsi adalah indeks penegakan hukum tipikor nasional (IPH).

Indeks tersebut tidak hanya mengukur penegakan hukum oleh KPK tetapi juga aparat penegak

hukum lain seperti kejaksaan dan kepolisian yang notabene dibawah koordinasi dan supervisi

KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.13

Dikarenakan data tentang IPH Nasional

yang seharusnya dari Bappenas belum dapat diakses, maka kajian ini akan membahas IPH KPK

yang juga menjadi bagian dari IPH Nasional. IPH KPK meningkat dari tahun 2016-2017. Hal ini

dapat dilihat dari IPH KPK yang mempunyai bobot 6,22 pada tahun 2016 menjadi 6,89 pada

tahun 2017.14

Capaian ini masih perlu ditingkatkan karena target IPH KPK pada tahun 2019

adalah 7,5.15

Salah satu faktor yang menyebabkan IPH KPK adalah conviction rate yang naik cukup

banyak dari tahun 2016-2017, dimana pada tahun 2016 mendapatkan nilai akhir 18,92 dan pada

tahun 2017 mendapatkan nilai akhir 30,00.16

Conviction rate yang mendapat nilai akhir 30,00

menandakan bahwa KPK semakin efektif dalam melakukan tugasnya terutama dalam bidang

penuntutan pada tahun 2017, dimana seluruh penuntutan telah mendapat putusan tetap.17

Kinerja

KPK tersebut patut untuk diapresiasi dan dipertahankan. Penurunan dalam penyelesaian laporan

tindak pidana korupsi, penyelidikan yang menjadi penuntutan, dan execution rate juga tidak

boleh dilupakan dan diperbaiki agar mencapai target tahun 2019.18

Gambaran lebih jelas dapat

dilihat grafik 5 dan tabel 2.

12

BBC, “Kasus E-KTP: Setya Novanto dituntut 16 tahun penjara, denda, dan pencabutan hak politik lima tahun”,

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43579739 , pada 10 Januari 2019. 13

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, Op.cit., hlm. 39. 14

Ibid., hlm.53 15

Renstra KPK Tahun 205-2019, hlm. 31. 16

Ibid., hlm.53. 17

Dalam LAKIP KPK 2017 dijelaskan bahwa nilai conviction rate menggunakan formula (jumlah tuntutan

mendapat putusan tetap/ jumlah total penuntutan) x 100% dengan bobot 30% dari total IPH. Sehingga nilai 30,00

menandakan 100% jumlah tuntutan yang mendapat putusan tetap. 18

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, Op.cit., hlm.54.

Tabel 2. Pengukuran Indeks Penegakan Hukum KPK 2016-2017

Nilai Akhir Indeks Penegakan Hukum Sub

Indikator

2016 2017

% Penyelesaian Laporan TPK 9,6 8,48

% Penyelidikan yang menjadi Penyidikan 5,82 2,81

% Penyidikan yang menjadi Penuntutan 16,29 16,98

% Conviction Rate 18,92 30,00

% Execution Rate 11,57 10,70

IPH KPK 62,2 (6,22) 68,97 (6,89)

Sumber : Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, 2018, Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

: Berkarya Untuk Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, hlm. 53.

Upaya Pencegahan terhadap Tindak Pidana Korupsi

Berbagai macam program kerja telah dilakukan oleh KPK. Tahun 2016 merupakan tahun

dimana KPK membuat banyak terobosan baru. Misalnya melalui Koordinasi dan Supervisi

Bidang Pencegahan (Korsupgah) pada 2016 yang terintegrasi dengan menggandeng bidang

penindakan19

, dimana KPK bisa mengetahui akar masalah di berbagai daerah sasaran program.

Selain itu, KPK juga meluncurkan e-LHKPN dimana melalui aplikasi ini, penyelenggara negara

dapat dengan mudah melaporkan harta kekayaan mereka tanpa harus datang ke Ibu Kota.20

Tak

hanya itu, KPK juga meluncurkan aplikasi bernama JAGA dimana melalui aplikasi ini,

19

Tim Penyusun Laporan Tahunan KPK 2016, 2017, Laporan Tahunan 2016: Hingga Ke Bawah Permukaan,

Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, hlm. 2. 20

Ibid, hlm. 16.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2016 2017 Target 2019

Grafik 5. Capaian Indeks Penegakan Hukum KPK

IPH KPK

masyarakat bisa mendapatkan informasi dan memantau sejumlah pelayanan publik di sektor

pendidikan, kesehatan dan perizinan.21

Tahun berikutnya, yakni 2017, tidak jauh berbeda dengan 2016 dimana KPK masih

menerapkan program kerja yang sama.22

Namun ada beberapa program baru yang diterapkan

misalnya merekrut pegawai terbesar selama 14 tahun berdiri yakni sebanyak 433 pegawai baru.

Mengingat, kasus yang ditangani KPK semakin banyak, maka semakin banyak pula pegawai

yang diperlukan untuk menangani kasus-kasus tersebut.23

Selain itu, pada tanggal 12 Desember

2017, KPK meluncurkan sarana pelaporan gratifikasi melalui aplikasi GOL KPK dimana aplikasi

ini dapat mempermudah banyak pihak yang sebelumnya malas untuk melapor dikarenakan

repotnya mengisi formulir pelaporan.24

Tidak hanya itu, KPK telah mengajak pemerintah daerah

dan Kamar Dagang Industri untuk membentuk Komite Advokasi Daerah (KAD) yang bertujuan

untuk membangun bisnis yang berintegritas dan bebas korupsi.25

Hal ini dilakukan karena tidak

seragamnya kebijakan perizinan antara Pemerintah Provinsi dan daerah tingkat dua yang malah

banyak dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk mencari tambahan pemasukan

ilegal.

Salah satu indeks yang bisa digunakan untuk mengukur pencapaian KPK dalam upaya

pencegahan terhadap tipikor adalah menggunakan Indeks Integritas KLOPS. Tujuan dari

penilaian indeks integritas KLOPS tersebut adalah pemetaan kondisi integritas dan capaian

upaya pencegahan korupsi pada lembaga publik yang menjadi target kegiatan pencegahan

korupsi.26

Hasil dari penghitungan indeks integritas KLOPS tahun 2017 adalah 3.65.27

Capaian

yang dilakukan KPK menunjukkan penurunan dari tahun 2016 yang mencapai 3.99.28

Namun hal

ini bukan menjadi indikator bahwa pencapaian tersebut turun karena terjadi perubahan

metodologi pada indeks integritas KLOPS tahun 2017. Pada tahun 2016, komponen yang

digunakan terdiri dari komponen eksternal dan internal dengan bobot yang sama, sedangkan

pada tahun 2017 komponen yang digunakan terdiri atas komponen eksternal, internal, ekspert

21

Ibid, hlm. 10. 22

Tim Penyusun Laporan Tahunan KPK 2017, 2018, Laporan Tahunan 2017: Demi Indonesia Untuk Indonesia,

Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, hlm. vii 23

Ibid, hlm. 3 24

Ibid, hlm. 25 25

Ibid, hlm. 29 26

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, Op.cit., hlm. 43. 27

Ibid,, hlm. 45. 28

Loc.cit.

dan faktor koreksi dengan bobot yang beragam. Perbandingan antara indeks integritas

antara tahun 2016, 2017, dan terget 2019 dapat dilihat di Grafik 1 dibawah

Penurunan terhadap indeks integritas KLOPS pada tahun 2017 merupakan hal yang

wajar, dikarenakan terjadi pergantian komponen. Selain itu juga terdapat perbedaan terhadap

jumlah lembaga pemerintahan atau organisasi, dimana pada tahun 2016 dilakukan survei pada 64

organisasi29

sedangkan pada tahun 2017 hanya terdapat 36 lembaga pemerintahan.30

Pergantian

komponen yang semakin bervariatif dan kompleks diharapkan membuat indeks integritas

KLOPS menjadi lebih akurat dan lebih objektif. Terlebih target indeks integritas KLOPS pada

tahun 2017 masih diatas target indeks integritas KLOPS tahun 2019 sebesar 3,5. Tetapi upaya

untuk meningkatkan indeks integritas KLOPS tidak boleh menurun dan perlu untuk ditingkatkan

terus.

Tujuan daripada upaya preventif terhadap tipikor adalah menurunnya tingkat kasus

korupsi yang terjadi. Jika kita melihat tren penindakan kasus korupsi yang dibuat oleh ICW

(Indonesian Corruption Watch) dari tahun 2016 sampai Semester I Tahun 2018, Pemerintah

Kabupaten masih terus ditingkat teratas dalam jumlah kasus korupsi. Seperti pada Grafik 2,

Grafik 3, dan Grafik 4 dibawah ini.

29

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2016, 2017, Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 : Merangkai Integrasi

Menjaga Sinergi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, hlm. 37. 30

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, Op.cit., hlm. 43.

3,2

3,3

3,4

3,5

3,6

3,7

3,8

3,9

4

4,1

2016 2017 Target 2019

Grafik 1. Capaian Indeks Integritas KLOPS

Indeks Integritas KLOPS

54,50%

18,15% 15,40%

7% 5%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Grafik 2.Tren Penindakan Kasus Korupsi Berdasarkan Lembaga

Tahun 2016 (402 Kasus)

Pemerintah Kabupaten (219 Kasus)

Pemerintah Kota (73 Kaus)

Pemerintah Desa (62 Kasus)

Kementrian (28 Kasus)

Badan daerah (20 Kasus)

53,50%

25,50%

10,80%

5,50% 4,60%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Grafik 3. Tren Penindakan Kasus Korupsi Berdasarkan Lembaga

Tahun 2017 (415 Kasus)

Pemerintah Kabupaten (222 Kasus)

Pemerintah Desa (106 Kasus)

Pemerintah Kota (45 Kasus)

BUMN (23 Kasus)

Kementrian (19 Kasus)

Sumber : Indonesian Corruption Watch, “Tren Penindakan Korupsi 2016: Gagalnya Reformasi Birokrasi Dan

Berkembangnya Fenomena Local Elite Capture”, https://antikorupsi.org/id/tren-korupsi/tren-penindakan-korupsi-

2016-gagalnya-reformasi-birokrasi-dan-berkembangnya-fenomena, diakses tanggal 11 Januari 2019.

Sumber : Indonesian Corruption Watch, “Tren Penindakan Kasus Korupsi 2017”,

https://antikorupsi.org/id/kajian/tren-korupsi-2017, diakses tanggal 11 Januari 2019.

Posisi pemerintah kabupaten dengan tren penindakan kasus korupsi baik oleh kepolisian,

kejaksaan, dan KPK masih terus berada di atas. Pada tahun 2016 kerugian negara yang karena

kasus di pemerintah kabupaten diperkirakan sebesar Rp487 miliar.31

Pada tahun 2017 jumlah

kasus korupsi memang diperkirakan paling banyak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, tetapi

kerugian negara terbesar ditanggung pada kasus di BUMN sebesar Rp2,8 triliun.32

Pada

Semester I tahun 2018 Pemerintah Kabupaten kembali menjadi yang teratas dalam jumlah kasus

korupsi yang ditindak dengan kerugian negara sebesar Rp366,1 miliar.33

Tren penindakan kasus korupsi di tiga tahun ini selalu diduduki oleh pemerintah

kabupaten yang mempunyai jumlah kasus paling banyak. Selain itu jika dilihat dari tahun 2016

sampai tahun Semester I Tahun 2018, jumlah penindakan pada oknum di pemerintah kabupaten,

pemerintah kota, dan pemerintah desa selalu memasuki 3 teratas. Hal ini dapat menjadi evaluasi

bagi KPK dalam melakukan pencegahan terhadap tipikor yang masih belum efektif di tingkat

daerah terutama kabupaten. Dimana upaya pencegahan bisa lebih ditingkatkan pada tingkat

31 Indonesian Corruption Watch, “Tren Penindakan Korupsi 2016: Gagalnya Reformasi Birokrasi Dan

Berkembangnya Fenomena Local Elite Capture”, https://antikorupsi.org/id/tren-korupsi/tren-penindakan-korupsi-

2016-gagalnya-reformasi-birokrasi-dan-berkembangnya-fenomena, diakses tanggal 11 Januari 2019. 32 Sumber : Indonesian Corruption Watch, “Tren Penindakan Kasus Korupsi 2017”,

https://antikorupsi.org/id/kajian/tren-korupsi-2017, diakses tanggal 11 Januari 2019. 33 Sumber : Indonesian Corruption Watch, “Penegak Hukum Harus Fokus Pada Pengembalian Aset Korupsi”,

https://antikorupsi.org/id/siaran-pers/penegak-hukum-harus-fokus-pada-pengembalian-aset-korupsi, diakses tanggal

11 Januari 2019.

48,20%

27,70%

14,30%

5,35% 4,46%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Grafik 4. Tren Penindakan Kasus Korupsi Berdasarkan Lembaga

Semester 1 Tahun 2018 (112 Kasus)

Pemerintah Kabupaten (54 Kasus)

Pemerintah Desa (31 Kasus)

Pemerintah Kota (16 Kasus)

Kementerian (6 Kasus)

Pemerintah Provinsi (5 Kasus)

Sumber : Indonesian Corruption Watch, “Penegak Hukum Harus Fokus Pada Pengembalian Aset Korupsi”,

https://antikorupsi.org/id/siaran-pers/penegak-hukum-harus-fokus-pada-pengembalian-aset-korupsi, diakses tanggal

11 Januari 2019.

daerah. Terutama di ruang lingkup pemerintah desa yang tren penindakannya selalu naik setiap

tahun.

Selain itu tingkat korupsi yang tinggi oleh pemerintah daerah juga ditangkap dalam

sebuah rilis yang dibuat oleh Transparansi Internasional. Dimana desentralisasi masih menjadi

salah satu faktor utama dalam timbulnya korupsi. Hal ini disebabkan karena pemerintah daerah

mendapatkan kewenangan dan tanggungjawab yang besar, tetapi tidak dibarengi dengan institusi

yang kuat, akuntabilitas, dan transparansi yang baik.34

Absennya pemerintah pusat di daerah,

terutama dalam mengeluarkan ijin penggunaan terhadap sumber daya alam, menyebabkan ada

banyak ijin yang saling tumpang tindih. Bahkan beberapa oknum pejabat daerah, terutama di

masa pilkada (pemilihan kepala daerah), menukarkan izin terhadap sumber daya alam dengan

kontribusi untuk kampanye mereka.35

Survei dari indeks integritas KLOPS juga dapat dilebarkan jangkauannya sehingga

mendapatkan data yang lebih banyak dan komprehensif. Pada tahun 2017, survei indeks

integritas KLOPS hanya melibatkan 36 lembaga pemerintahan.36

Dimana dalam 36 lembaga

pemerintahan tersebut hanya melibatkan 2 lembaga pemerintah kabupaten. Padahal jumlah

penindakan kasus tipikor di kabupaten selalu yang tertinggi berdasarkan tren yang dibuat ICW

tersebut. KPK juga dapat meluaskan surveinya sampai ke lingkup pemerintah desa yang pada

tahun 2017 masih belum dijangkau oleh survei indeks integritas KLOPS.

34

Ortrun Merkle, 2018, Indonesia: Overview of corruption and anti-corruption, Transparency International

Anti-Corruption Helpdesk Answer, Berlin, hlm. 6. 35

K. Mathiesen,”Greenpeace Reveals Indonesia’s Forests at Risk as Multiple Companies Claim Rights to the Same

Land”, dalam Ortrun Merkle, 2018, Indonesia: Overview of corruption and anti-corruption, Transparency

International Anti-Corruption Helpdesk Answer, Berlin, hlm. 6. 36

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, Op.cit., hlm. 43

Penutup

Berdasarkan kajian di atas dapat ditarik beberapa poin, sebagai berikut:

Terkait upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi :

1. Apresiasi terhadap Indeks Penegakan Hukum (IPH) KPK yang naik dengan nilai

6,89 pada tahun 2017;

2. Apresiasi terhadap conviction rate KPK pada tahun 2017 yang mencapai nilai

30,00 (atau dengan rasio 100%);

3. Menyarankan KPK untuk meningkatkan upaya perbaikan terhadap sub

indikator penyelesaian laporan tindak pidana korupsi, penyelidikan yang

menjadi penuntutan, dan execution rate yang berkurang pada tahun 2017;

4. Menyarankan KPK untuk terus meningkatkan upaya untuk mencapai target IPH

KPK pada tahun 2017 yang sebesar 7,5; dan

5. Menyarankan KPK untuk menagih IPH Nasional kepada Bappenas agar

evaluasi terhadap sasaran strategis “Efektifinya Penegakan Hukum Bidang

Tipikor” dapat dilakukan dengan baik.

Terkait upaya pencegahan terhadap tindak pidana korupsi :

1. Apresiasi terhadap Indeks Integritas KLOPS sebesar 3,65 yang telah melebihi

target 2019 sebesar 3,5;

2. Menyarankan KPK untuk terus meningkatkan upaya pencegahan terhadap tindak

pidana korupsi di tingkat daerah, terutama di tingkat kabupaten yang terus

berada di tingkat tertinggi dalam tren penindakan kasus korupsi dan desa yang

posisinya terus naik setiap tahun;

3. Menyarankan KPK untuk melibatkan lebih banyak unsur daerah survei indeks

integritas KLOPS, terutama di tingkat kabupaten dan desa; dan

4. Menyarankan KPK untuk segera menemukan metodologi penghitungan indeks

KLOPS yang akurat dan baik.

Daftar Pustaka

Abba Gabrillin, “Divonis untuk Dua Kasus Berbeda, Hukuman Nazaruddin Jadi 13 Tahun

Penjara”,

https://nasional.kompas.com/read/2016/06/16/07530431/divonis.untuk.dua.kasus.berbeda.h

ukuman.nazaruddin.jadi.13.tahun.penjara , diakses tanggal 10 Januari 2019.

Anggaran Dasar Dewan Mahasiswa Justicia Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Anti-Corruption Clearing House (ACCH), “Perkara Inkracht 2016”,

https://acch.kpk.go.id/id/berkas/penindakan/inkracht/inkracht-2016 , diakses tanggal 10

Januari 2019.

Anti-Corruption Clearing House (ACCH), “Perkara Inkracht 2017”,

https://acch.kpk.go.id/id/berkas/penindakan/inkracht/inkracht-2017 , diakses tanggal 10

Januari 2019.

BBC, “Kasus E-KTP: Setya Novanto dituntut 16 tahun penjara, denda, dan pencabutan hak

politik lima tahun”, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43579739 , pada 10 Januari

2019.

Indonesian Corruption Watch, “Penegak Hukum Harus Fokus Pada Pengembalian Aset

Korupsi”, https://antikorupsi.org/id/siaran-pers/penegak-hukum-harus-fokus-pada-

pengembalian-aset-korupsi, diakses tanggal 11 Januari 2019.

Indonesian Corruption Watch, “Tren Penindakan Kasus Korupsi 2017”,

https://antikorupsi.org/id/kajian/tren-korupsi-2017, diakses tanggal 11 Januari 2019.

Indonesian Corruption Watch, “Tren Penindakan Korupsi 2016: Gagalnya Reformasi Birokrasi

Dan Berkembangnya Fenomena Local Elite Capture”, https://antikorupsi.org/id/tren-

korupsi/tren-penindakan-korupsi-2016-gagalnya-reformasi-birokrasi-dan-berkembangnya-

fenomena, diakses tanggal 11 Januari 2019.

Mathiesen, K.,”Greenpeace Reveals Indonesia’s Forests at Risk as Multiple Companies Claim Rights to

the Same Land”, dalam Ortrun Merkle, 2018, Indonesia: Overview of corruption and anti-corruption,

Transparency International Anti-Corruption Helpdesk Answer, Berlin,.

Merkle, Ortrun, 2018, Indonesia: Overview of corruption and anti-corruption, Transparency International

Anti-Corruption Helpdesk Answer, Berlin,.

Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019

Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-2023

Sinaga, Eri Komar, “Ratu Atut Didakwa Merugikan Negara Rp 79,7 Miliar”,

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/03/08/ratu-atut-didakwa-merugikan-negara-rp-

797-miliar , pada 10 Januari 2019.

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2016, 2017, Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 :

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2017, 2018, Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 :

Berkarya Untuk Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.

Tim Penyusun Laporan Tahunan KPK 2016, 2017, Laporan Tahunan 2016: Hingga Ke Bawah

Permukaan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.

Tim Penyusun Laporan Tahunan KPK 2017, 2018, Laporan Tahunan 2017: Demi Indonesia

Untuk Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemeberantasan Tindak Pidana

Korupsi (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250)