tinjauan aspek perdagangan dan ketenagakerjaan pada ... · pdf filepengembangan usaha kecil...

68
Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan Kemiskinan

Upload: ngotram

Post on 06-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Tinjauan AspekPerdagangan dan

Ketenagakerjaan padaPengembangan UsahaKecil dan Menengah

dalam ProgramPenanggulangan

Kemiskinan

Page 2: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Hak Cipta © Organisasi Perburuhan Internasional 2005

Publikasi-publikasi International Labour Office memperoleh hak cipta yang dilindungi olehProtokol 2 Konvensi Hak Cipta Universal. Meskipun demikian, bagian-bagian singkat daripublikasi-publikasi tersebut dapat diproduksi ulang tanpa izin, selama terdapat keteranganmengenai sumbernya. Permohonan mengenai hak reproduksi atau penerjemahan dapatdiajukan ke Publications Bureau (Rights and Permissions), International Labour Office, CH1211 Geneva 22, Switzerland. International Labour Office menyambut baik permohonan-permohonan seperti itu.

Perpustakaan, insitusi-institusi dan para pengguna lain yang terdaftar di Inggris denganCopyright Licensing Agency, 90 Tottenham Court Road, London W1P 9HE (Fax: + 44 171436 3986), di Amerika Serikat dengan Copyright Clearance Center, 222 Rosewood Drive,Danvers, MA 01923 (Fax: +1 508 750 4470) atau di negara-negara lain dengan Organisasi-organisasi Hak Reproduksi yang terkait, dapat membuat fotokopi sesuai dengan izin yangdikeluarkan bagi mereka untuk kepentingan ini.

I L O

Kantor Perburuhan Internasional, 2005

“Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada Pengembangan Usaha Kecil danMenengah dalam Program Penanggulangan Kemiskinan”

Judul Bahasa Inggris: “SME Development in The Poverty Reduction Program: TRADE AND LABORISSUES”

ISBN 92-2-017514-2 (print)ISBN 92-2-017515-0 (web pdf)

Penggambaran-penggambaran yang terdapat dalam publikasi-publikasi ILO, yang sesuaidengan praktik-praktik Persatuan Bangsa-Bangsa, dan presentasi materi yang beradadidalamnya tidak mewakili pengekspresian opini apapun dari sisi International LabourOffice mengenai status hukum negara apa pun, wilayah atau teritori atau otoritasnya, ataumengenai delimitasi batas-batas negara tersebut.

Tanggung jawab atas opini-opini yang diekspresikan dalam artikel, studi dan kontribusilain yang ditandatangani merupakan tanggung jawab pengarang seorang, dan publikasitidak mengandung suatu dukungan dari International Labour Office atas opini-opini yangterdapat didalamnya.

Referensi nama perusahaan dan produk-produk komersil dan proses-proses tidakmerupakan dukungan dari International Labour Office, dan kegagalan untuk menyebutkansuatu perusahaan, produk komersil atau proses tertentu bukan merupakan tandaketidaksetujuan.

Publikasi ILO dapat diperoleh melalui penjual buku besar atau kantor ILO lokal di berbagainegara, atau langsung dari ILO Publications, International Labour Office, CH-1211 Geneva22, Switzerland. Katalog atau daftar publikasi baru akan dikirimkan secara cuma-cumadari alamat diatas.

Dicetak di Jakarta, Indonesia

ii

Page 3: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

SambutanSambutanSambutanSambutanSambutan

iii

Saat ini berbagai pihak meyakini bahwa UsahaKecil Menengah (UKM) patut mendapat perhatiankhusus terutama dalam hal pengembangannyakarena UKM dinilai telah memberikan kontribusiekonomi dan penyerapan tenaga kerja yangsignifikan. Berbagai lembaga pemerintah danmasyarakat seringkali menyuarakan perhatianmereka mengenai masalah UKM ini. Beberapa diantaranya bahkan terlibat berbagai jenis kegiatanuntuk penguatan kinerja UKM, baik dari tingkatkebijakan publik maupun pelaksanaannya. Di tingkatkebijakan, pemerintah bahkan mengagendakanpeningkatan UKM untuk memberikan kontribusi bagiupaya penanggulangan kemiskinan.

Bagi dunia usaha, pelaku usaha besar,menengah maupun kecil, kami nilai memunyai perankhusus dalam pembangunan ekonomi bangsa.Untuk itu, dalam menyusun kebijakan pemerintah,pertimbangan mengenai unsur unsur tersebut tidaklagi perlu dipertentangkan, bahkan harusdisinergikan agar memberikan kontribusi yang lebihoptimal. Secara sederhana, perbaikan UKM mestimampu menjadikan usaha kecil menjadi usahamenengah, dan usaha menengah menjadi usahabesar. Begitulah sifat dasar pelaku usaha yangumumnya ingin meningkatkan ‘kelas’ dan profitusahanya.

APINDO, sebagai asosiasi pengusaha,berkepentingan untuk ikut mendukung usaha

Page 4: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

pemerintah meningkatkan kinerja UKM. Sebab,disadari adanya hubungan saling membutuhkanantarpelaku usaha. Hubungan ketergantunganpelaku usaha besar-menengah-kecil untukkepentingan bersama bukanlah sekedar hubunganyang bersifat ‘belas kasihan’ dari pelaku usaha besarterhadap UKM.

Untuk mewujudkan dukungan APINDO terhadapupaya pengembangan UKM, yang pada gilirannyadiharapkan turut memberikan andil dalampenanggulangan kemiskinan, Tim APINDO dengandukungan ILO telah melaksanakan sebuah studiyang memberikan rekomendasi praktis bagi APINDOdalam menciptakan lingkungan usaha yang kondusifbagi UKM. Diharapkan, rekomendasi tersebut dapatmenjadi masukan bagi pemerintah dalam upayamemperbaiki iklim usaha, khususnya bagi UKM danbagi dunia usaha pada umumnya.

Jakarta, 16 Juni 2005Dewan Pengurus Nasional APINDO

Sofjan WanandiKetua Umum

iv

Page 5: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

PPPPPrakatarakatarakatarakatarakata

v

Usaha Menengah Kecil (UKM) di Indonesia telahmemberikan kontribusi besar dengan menyumbanglebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB)Nasional (62,42%), serta menyerap hampirkeseluruhan angkatan kerja yang tersedia dalampasar kerja (sebesar 99,44%) dibandingkan denganUsaha Besar. Indikator ini menunjukkan peranpenting UKM dalam pembangunan ekonomi nasionaldan penciptaan lapangan kerja yang menurutperspektif ILO merupakan kunci penangggulangankemiskinan.

Publikasi yang diterbitkan ILO ini merupakanhasil studi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)tentang “Penanggulangan Kemiskinan melaluiPembangunan UKM” yang menggarisbawahipentingnya perbaikan kebijakan publik di bidangperdagangan dan ketenagakerjaan bagipengembangan UKM. Ini merupakan rekomendasiutama APINDO guna menanggulangi kemiskinan diIndonesia.

ILO menyadari pentingnya kerangka koordinasikebijakan untuk meningkatkan prakarsapengembangan UKM, baik program dan kebijakan,dari para pelaku nasional, pemerintah daerah danswasta, termasuk APINDO. Oleh karena itu, ILOmelalui studi ini mendukung keterlibatan APINDOdalam memperbaiki kebijakan pengembangan UKM.Bukan saja dikarenakan UKM mencakupkeanggotaan APINDO, tetapi juga dikarenakan

Page 6: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

vi

sebagian besar laki-laki dan perempuan di Indonesiamemperoleh nafkah dan penghasilan dari UKM.

Publikasi ini diharapkan dapat memberi kontribusibagi upaya penyusunan kebijakan yang lebih“ramah” terhadap UKM dengan tetap mengacu padapraktik bisnis yang baik, yang pada gilirannya dapatturut mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Jakarta, 16 Juni 2005

Alan BoultonDirekturILO Jakarta

Page 7: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

vii

Daftar IsiDaftar IsiDaftar IsiDaftar IsiDaftar Isi

Sambutan APINDO iiiPrakata ILO vDaftar Singkatan ixRingkasan Eksekutif xi

1. LATAR BELAKANG 11.1. Tujuan 21.2. Ruang Lingkup 31.3. Pertanyaan Penelitian 5

2. METODOLOGI 72.1. Metode Analisis 72.2. Kriteria Analisis Kebijakan 72.3. Sumber Informasi 8

3. TINJAUAN UMUM 113.1. Profil UKM 113.2. Situasi Terkini mengenai UKM dalam bidang

Perdagangan dan Ketenagakerjaan 143.3. Pihak Pihak Yang Terlibat Dalam Pembangunan UKM 15

Pemerintah 15Organisasi Non-pemerintah 17- Dunia Usaha Swasta 17- Masyarakat 20- Lembaga Donor 21

4. KAJIAN PERUNDANG-UNDANGAN & PERATURANYANG MELINGKUPINYA 23

4.1. Peraturan Perundang-undangan YangMempengaruhi Perdagangan 25

Hambatan Perdagangan Dalam Negeri 25Hubungan Bisnis Perusahaan Besar – UKM,Kebutuhan akan Pengelompokan Industri 27

Page 8: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Hubungan Bisnis Perusahaan Besar – UKM,Persaingan Bebas vs Persaingan yang Adil 30

4.2. Peraturan Perundang-undangan YangMempengaruhi Ketenagakerjaan 33

Ketenagakerjaan, Serikat Pekerja dan SengketaKetenagakerjaan 33Kebijakan Daerah 35

4.3. Peraturan Perundang-undangan Lainnya 364.4. Dampak Kebijakan Terhadap Pengembangan UKM 394.5. Bagaimana Peraturan Perundang-undangan

memungkinkan UKM memberikan kontribusi dalamMengurangi Kemiskinan 42

5. KESIMPULAN & REKOMENDASI 455.1. Kesimpulan 455.2. Rekomendasi untuk Advokasi Kebijakan APINDO 475.3. Rekomendasi Tindak Lanjut 48

6. LAMPIRAN 516.1. Daftar Peraturan Perundang-undangan yang Dikaji 516.2. Referensi 53

Daftar TabelTabel 1. Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap PDB 12Tabel 2. Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja UKM

dan Usaha Besar 13Tabel 3. Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor

Perdagangan UKM dan Usaha Besar 40Tabel 4. Kontribusi Sektor Perdagangan UKM dan

Usaha Besar terhadap PDB 41

viii

Page 9: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

ADB: Asian Development Bank

APEC: Asia Pasific Economic Cooperation

APINDO: Asosiasi Pengusaha Indonesia

AusAID: Australian Agency for InternationalDevelopment

BAPPENAS: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BDS: Business Development Services

BI: Bank Indonesia

BKKBN: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BPPT: Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

BPS: Badan Pusat Statistik

BUMN: Badan Usaha Milik Negara

CEO: Chief Executive Officer

EU: European Union

FGD: Focus Group Discussion

FORDA UKM: Forum Daerah Usaha Kecil dan Menengah

FORNAS UKM: Forum Nasional Usaha Kecil dan Menengah

GEMA PKM: Gerakan Bersama Pengembangan Keuangan Mikro

ILO: International Labor Organization

GWM: Giro Wajib Minimum

JNP UKM: Jaringan Nasional Pendukung Usaha Kecil danMenengah

KADIN-Indonesia: Kamar Dagang dan Industri Indonesia

KEPPRES: Keputusan Presiden

KEPMEN: Keputusan Menteri

KPEN: Komite Pemulihan Ekonomi Nasional

KPK: Komite Penanggulangan Kemiskinan

KPPOD: Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah

Daftar SingkatanDaftar SingkatanDaftar SingkatanDaftar SingkatanDaftar Singkatan

ix

Page 10: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

KPPU: Komisi Pengawas Persaingan Usaha

LP3ES: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan PeneranganEkonomi dan Sosial

NGO: Non-Government Organization

PDB: Produk Domestik Bruto

PERDA: Peraturan Daerah

PERR: Partnership for Enterprise Policy Reform

PINBUK: Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil

PP: Peraturan Pemerintah

PRSP: Poverty Reduction Strategy Program

PUPUK: Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil

RPJM: Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional

SENADA: The Indonesia Enterprise and AgriculturalDevelopment Activity

SNPK: Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan

TAF: The Asia Foundation

UKM: Usaha Kecil Menengah

UMKM: Usaha Mikro Kecil Menengah

USAID: United States Agency for InternationalDevelopment

UU: Undang Undang

WTO: World Trade Organization

x

Page 11: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Ringkasan EksekutifRingkasan EksekutifRingkasan EksekutifRingkasan EksekutifRingkasan Eksekutif

Salah satu strategi utama untuk mengurangikemiskinan, sebagaimana disebutkan dalam drafawal SNPK (Strategi Nasional PenanggulanganKemiskinan) adalah dengan meningkatkan aksesmasyarakat untuk mendapatkan pekerjaan. Untukmencapai sasaran itu, pengembangan usaha kecildan menengah (UKM) merupakan sarana efektif gunamenyerap para pencari kerja. Pilihan strategitersebut tepat, karena berdasar data-data yangada, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesiatidak hanya mampu menyangga perekonomiannegara, tapi juga memberikan kontribusi yangsignifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)dan penyerapan tenaga kerja.

Sebagai organisasi utama pengusaha Indonesia,Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)berkeinginan ikut serta meningkatkan iklim usahadi Indonesia melalui pembuatan kerangka kebijakanyang kondusif untuk menciptakan danmengembangkan UKM, yang tak diragukan lagimemainkan peran penting dalam konteks strategipenanggulangan kemiskinan.

Untuk mengidentifikasi agenda advokasikebijakan yang tepat guna menciptakan lingkungankebijakan dan kerangka peraturan yang lebih baiktersebut, diperlukan suatu studi analisis kebijakan.Fokus utama studi ini adalah pada analisis kebijakanmengenai usaha kecil dan menengah yang terkaitdengan aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan.

xi

Page 12: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Pilihan atas dua aspek itu didasari beberapapertimbangan, yakni 1) adanya keinginan anggotaAPINDO yang kebanyakan pelaku usaha besar,untuk membantu UKM dalam memperluas jaringandistribusi produk mereka (perdagangannya) melaluihubungan bisnis antara pelaku usaha besar danUKM yang saling menguntungkan; 2) kompetensiutama APINDO dalam bidang ketenagakerjaankhususnya, dan hubungan industrial pada umumnya.

Studi ini merupakan studi kualitatif denganmelakukan analisis atas hukum dan peraturanperundang-undangan yang relevan atas dasarsejumlah kriteria yang ditetapkan, wawancaramendalam dengan para narasumber, dan diskusikelompok (focus group discussion). Beberapa datastatistik digunakan dalam studi ini hanya sebagaitambahan informasi untuk mendukung analisiskualitatif tersebut.

Hasil analisis kebijakan secara umum, tidakterbatas hanya pada aspek perdagangan danketenagakerjaan, menunjukkan bahwa kebijakanpemerintah sebagaimana tercermin dalamperaturan perundang-undangan yang ada, telahmenunjukkan keberpihakannya pada kebutuhanspesifik UKM. Melalui sejumlah undang-undang danperaturan, pemerintah telah melindungi beberapajenis usaha kecil menengah dari dominasiperusahaan besar, menerapkan suku bungapinjaman yang rendah untuk usaha kecil menengah,mewajibkan perusahaan negara (BUMN)mengembangkan usaha melalui kemitraan denganUKM, dan membentuk kementerian khusus untukmenangani UKM. Semua itu telah menciptakanlingkungan usaha yang kondusif bagi UKM. Kendatidemikian, lemahnya koordinasi dan kerjasama antarlembaga pemerintah pusat dan antara pemerintahpusat dan pemerintah daerah menyebabkandampak berbagai kebijakan tadi terhadap kinerjaUKM menjadi kurang optimal.

Pada tataran kebijakan, kualitas peraturanperundang-undangan di level nasional dalam bidangperdagangan pada dasarnya cukup memberikankeberpihakan pada pengembangan UKM, meskipun

xii

Page 13: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

belum dapat dikatakan sangat kondusif. Tidakadanya Undang-undang Perdagangan Dalam Negerimerupakan hambatan serius dalam mengaturperdagangan dalam negeri. Di sisi yang lain,penerapan aturan perdagangan dalam negeri,khususnya yang mengatur hubungan usaha antaraperusahaan eceran dan pemasok menunjukkankepada kita betapa sangat lemahnya posisi tawarUKM terhadap perusahaan besar (perusahaaneceran besar atau hipermarket), di manapersaingan bebas memperlemah prinsip-prinsippersaingan yang adil.

Dalam konteks otonomi daerah, substansiperaturan perundang-undangan baik yang terkaitlangsung maupun tidak langsung dengan aktivitasperdagangan membuka peluang bagi pemerintahdaerah menciptakan aturan mereka sendiri yangjustru malah menimbulkan ekonomi biaya tinggimelalui penerapan hambatan tarif dan nontarifdalam perdagangan dalam negeri. Pada umumnya,ekonomi biaya tinggi memperlemah daya saing,terutama UKM yang akan paling merasakandampaknya karena UKM sangat sensitif terhadapperubahan ongkos produksi.

Dalam soal ketenagakerjaan, sejauh ini hukumdan peraturan yang ada sudah cukup baik mengaturmasalah serikat pekerja dan penyelesaianpenselisihan perburuhan. Namun, ketentuan danaturan soal penangguhan pengupahan minimummasih belum mengakomodasikan kebutuhan spesifikUKM. Salah satunya menyangkut keharusan bagiUKM untuk diaudit oleh akuntan publik sebelummendapatkan izin penundaan penerapan upahminimum. Persyaratan ini dianggap terlalu berat olehUKM, sehingga memaksa usaha kecil dan menengahini beroperasi secara informal. Akibatnya, tenagakerja pada UKM tidak mendapat perlindungan daripemerintah.

Permasalahan ketenagakerjaan lain adalahadanya kecenderungan penerapan kebijakanpemihakan (affirmative policy) untuk memberikanprioritas penyediaan pekerjaan bagi putera daerah–orang yang berasal atau lahir di daerah yang

xiii

Page 14: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

bersangkutan, yang diterapkan sejumlah daerahotonom. Meskipun hal ini tidak mempengaruhi UKMyang kebanyakan mempekerjakan tenaga kerjalokal, praktek ini berpotensi menimbulkandiskriminasi bagi orang untuk mendapatkanpekerjaan. Hal ini bertentangan dengan prinsipdasar yang dianut Indonesia sebagai negarakesatuan yang memberi kebebasan peredaranbarang, manusia, dan modal tanpa hambatan diseluruh wilayah Indonesia.

Untuk mengeliminasi kelemahan kebijakan danpenyimpangan pelaksanaannya, APINDO sebagaiorganisasi pengusaha yang mempunyai peranpenting dalam pembangunan ekonomi Indonesia,perlu mewujudkan komitmennya dalam mendukungpembangunan UKM, khususnya dalam berbagai halyang terkait dengan perdagangan danketenagakerjaan, dengan melaksanakan duatingkat kegiatan. Pertama, memberikan advokasikebijakan dengan mengajukan usulan untukmemperbaiki kelemahan kebijakan yang ada padasaat ini melalui perbaikan peraturan perundang-undangan, dan membuat cetak biru pembangunanUKM secara konkrit. APINDO dapat mengambilinisiatif untuk mengembangkan kerjasama yangkondusif dengan melibatkan para pemangkukepentingan utama dalam pengembangan UKM.Kedua, APINDO dapat memfasilitasi hubungan bisnisantara pelaku usaha besar dan UKM. Kemitraantersebut perlu dikembangkan dalam suatu polahubungan yang saling membutuhkan danmemberikan manfaat bagi kedua belah pihak melaluipendekatan pengelompokan (cluster) industri. Dalamkemitraan tersebut, pelaku usaha besar harusmemberikan bantuan teknis kepada UKM dalamberbagai aspek seperti produksi, distribusi, danakses keuangan.

xiv

Page 15: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Dokumen awal Strategi NasionalPenanggulangan Kemiskinan (SNPK) menyebutkanbahwa “kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatasketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalanmemenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuanbagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki danperempuan, untuk menjalani kehidupan secarabermartabat”1. Dalam konteks Indonesia, jikamerujuk pada data yang ada bahwa tingkatpengangguran masih sangat tinggi, yakni 10,1persen pada tahun 2003 dan lebih dari 40 persenpekerja sektor formal bekerja kurang dari 36 jamseminggu, tak dapat disangkal lagi bahwa sangatpenting untuk memperbaiki perekonomian Indonesiaguna mengatasi masalah tersebut, meskipunekonomi bukanlah satu-satunya jawaban untukmemerangi kemiskinan.

Salah satu strategi mengurangi kemiskinan yangdisebutkan dalam dokumen itu adalah denganmeningkatkan akses masyarakat untukmendapatkan pekerjaan melalui programpengembangan UKM, yang diharapkan efektifmenyerap tenaga kerja. Pilihan untukmengembangkan UKM ini didasarkan fakta bahwausaha kecil dan menengah telah memberikankontribusi yang signifikan dalam menyanggaperekonomian Indonesia. Sebagaimana diketahui,data Kementerian Koperasi dan UKM yang dihasilkan

1. Latar Belakang

1 Dokumen sementara SNPK (versi Oktober 2004)

1

Page 16: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

melalui kerjasamanya dengan Badan Pusat Statistik(BPS) menunjukkan bahwa usaha kecil memberikankontribusi dalam pembentukan PDB Nasional(berdasar harga berlaku, di luar Minyak dan Gas)sebesar 46,06 persen, Usaha Menengah (16,36persen), dan Usaha Besar (36,59 persen). Ini berartibahwa UKM telah memberikan kontribusi lebih darisetengah total PDB. Selain itu, data dalam laporanyang sama juga menunjukkan dalam Usaha Kecilmenyerap tenaga kerja sampai 88,43 persen, UsahaMenengah (11,01 persen), dan Usaha Besar hanyamempekerjakan 0,56 persen dari total tenaga kerjayang berjumlah 79.474.991.2 Data-data tersebutmenegaskan perlunya pemberdayaan UKM denganmembuat cetak biru pengembangan UKM secarakomprehensif agar peran UKM dapat ditingkatkan.

Perlu digarisbawahi bahwa cetak biru tersebutharus menciptakan iklim usaha yang mendorongketerkaitan usaha antara pelaku usaha besar,menengah, dan kecil dalam suatu pola hubunganyang saling menguntungkan. Harus dihindariregulasi berlebihan, sebagaimana banyak terjadi dinegara-negara miskin, yang justru mengakibatkaninefisiensi pada lembaga-lembaga pemerintah,meningkatnya pengangguran dan korupsi, sertamenghambat kemajuan usaha pada umumnya, danacapkali memaksa pelaku usaha menjalankanusahanya secara informal.

Berbagai hal di atas yang melatarbelakangiAPINDO menjalin kerjasama dengan ILO untukmelakukan studi ini. Sebagai organisasi pengusahaIndonesia, APINDO ingin memberikan kontribusinyadalam memperbaiki iklim usaha melalui perbaikankebijakan pengembangan UKM sebagai salah satustrategi pengurangan kemiskinan3, yang dengandemikian ikut mendukung implementasi SNPK.

Tujuan studi ini lebih bersifat praktis daripadaakademis, untuk membantu APINDO merumuskanrekomendasinya dalam memperbaiki kebijakan

1.1. 1.1. 1.1. 1.1. 1.1. TTTTTujuanujuanujuanujuanujuan

2 Data Kementerian Koperasi dan UKM, dan BPS (Badan Pusat Statistik)

3 TOR ILO Program on Poverty Reduction through SMEs Development

2

Page 17: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

pengembangan UKM melalui tinjauan peraturanperundang-undangan.

Studi ini merupakan studi kebijakan denganfokus kebijakan pengembangan UKM yang terkaitdengan aspek- 1) Perdagangan, dan 2)Ketenagakerjaan. Pilihan atas kedua aspek tersebutdidasari beberapa pertimbangan. Pertama, adanyakeinginan APINDO yang sebagian besar anggotanyaadalah pelaku usaha besar, untuk membantu UKMmemperluas akses pasarnya melalui kerjasamaantara pelaku usaha besar dengan UKM yang salingmenguntungkan. Kedua, kompetensi utama APINDOadalah di bidang ketenagakerjaan. Ketiga, masihsangat terbatasnya perhatian yang diberikan untukmeningkatkan kapasitas UKM dalam aspekpenetrasi pasar. Keempat, ada keterbatasan waktuuntuk meninjau masalah ini dari aspek-aspek lainyang lebih luas.

Untuk melakukan analisis atas kebijakanperdagangan dan ketenagakerjaan, studi inimengacu pada peraturan perundang-undangan ditingkat nasional, yang dalam urutan perundang-undangan Indonesia diatur dalam hirarki berikut:UU (Undang Undang), PP (Peraturan Pemerintah),Keppres (Keputusan Presiden), Kepmen(Keputusan Menteri).4 Perda (Peraturan Daerah)yang merupakan hirarki paling bawah peraturanperundang-undangan juga menjadi obyek analisisstudi ini untuk melihat dampak penerapan berbagaiperaturan, terutama yang lebuh tinggi. Sampel dipilihsecara acak dari beberapa daerah yang dipilih.Temuan-temuan dari penelitian lain mengenai Perdajuga digunakan untuk membuat analisis.

1.2. Ruang1.2. Ruang1.2. Ruang1.2. Ruang1.2. RuangLingkupLingkupLingkupLingkupLingkup

4 TAP MPR NoIII/2000 menyebutkan hirarki peraturan perundang-undangan yaitu: UUD (Undang Undang Dasar), TAP MPR (KetetapanMajelis Permusyawaratan Rakyat), UU (Undang Undang), PERPU(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang), PP (PeraturanPemerintah), KEPPRES (Keputusan Presiden), PERDA (Peraturan Daerah).Pada tahun 2004, berdasar UU No.10/2004, hirarki tata urutanperundangan tersebut diubah menjadi: UUD, UU, PERPRES (PeraturanPresiden), dan PERDA. Meskipun terdapat pro-kontra publik mengenaihirarki perundangan ini, ketentuan UU ini yang dijadikan acuan olehpemerintah dan para pakar hukum.

3

Page 18: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Karena peraturan perundang-undangan yangada tidak banyak menyebutkan usaha mikro, kajiankebijakan studi ini lebih banyak terkait dengan UKM(usaha kecil dan menengah), usaha skala besar, dantidak banyak menyinggung usaha mikro. DefinisiUKM yang digunakan dalam studi ini mengacu definisiBPS dan Menteri Negara Koperasi & UKM yangmembuat kategori perusahaan berdasar nilaipenjualan. Perusahaan yang memiliki penjualan diatas Rp 50 miliar (US$ 522 ribu) per tahundikategorikan sebagai usaha skala besar, nilaipenjualan antara Rp 1 miliar-50 miliar (US$ 104 ribu)per tahun dikategorikan usaha menengah, dan nilaipenjualan di bawah Rp 1 miliar per tahundimasukkan dalam kelompok usaha kecil. Kategoriusaha kecil tersebut masih dipecah lagi menjadi duakategori yaitu: Usaha Kecil untuk penjualan antaraRp 50 juta-1 miliar per tahun, dan Usaha Mikro untuknilai penjualan di bawah Rp 50 juta per tahun.

Meskipun saat ini ada banyak definisi UKM yangberbeda-beda yang digunakan oleh berbagaiinstitusi pemerintahan, analisis peraturanperundang-undangan ini menggunakan acuan UUNo.9/1995 dalam mengartikan Usaha Kecil, yaitu:5

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak sampaiRp 200 juta (US$ 21 ribu), di luar tanah danbangunan tempat usaha

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling tinggi Rp1 miliar (US$ 104 ribu)

c. milik Warga Negara Indonesiad. berdiri sendiri, bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secaralangsung maupun tidak langsung dengan usahamenengah atau usaha besar

e. berbentuk usaha orang perorangan, badanusaha yang tidak berbadan hukum, atau badanusaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi

5 Sebagaimana disebutkan dalam UU, jumlah angka dalam poin ‘a’ dan ‘b’dapat disesuaikan dengan PP (Peraturan Pemerintah).

4

Page 19: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Tujuan penelitian di atas dijabarkan dalambeberapa pertanyaan penelitian:

Bagaimana kualitas kebijakan perdagangan danketenagakerjaan, dan bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut mempengaruhi aktivitasperdagangan UKM?Apa saja hambatan penerapan kebijakanperdagangan dan ketenagakerjaan yang sudahada terhadap pengembangan UKM di Indonesia?Apakah kebijakan perdagangan danketenagakerjaan yang ada saat ini mendorongterciptanya kerjasama usaha yang salingmenguntungkan antara perusahaan skala besar,dan UKM?Reformasi kebijakan seperti apakah yangdiperlukan untuk memperbaiki kebijakanperdagangan dan ketenagakerjaan?Pihak-pihak mana saja yang memiliki komitmenserius mendukung pengembangan UKM diIndonesia?

1.3.1.3.1.3.1.3.1.3.PertanyaanPertanyaanPertanyaanPertanyaanPertanyaanPenelitianPenelitianPenelitianPenelitianPenelitian

5

Page 20: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

6

Page 21: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Studi Literatur dari berbagai studi dan referensilain yang terkait dengan aspek-aspekpengembangan UKM.Analisis Data Sekunder atas berbagai peraturanperundang undangan, dan statistik.Wawancara Mendalam dengan berbagai pihakseperti pelaku UKM, perusahaan besar, pejabatpemerintah –terutama para pembuat kebijakan.Diskusi Kelompok yang diikuti pelaku UKM,perusahaan besar, pejabat pemerintah terkait.

Sejumlah kriteria diperlukan untuk menentukankebijakan seperti apakah yang bisa disebut sebagaiyang paling tepat (best practice) dalampengembangan UKM.

Dalam analisis kebijakan – dalam hal iniperaturan perundang-undangan – penentuankriteria-kriteria tersebut tergantung pada tujuanspesifik setiap kebijakan, sehingga kriteria penilaianatas suatu kebijakan bisa berbeda dengan kriteriayang digunakan untuk menilai kebijakan lain.Meskipun demikian, sejumlah kriteria umum bisadigunakan untuk menilai kualitas kebijakanperdagangan dan ketenagakerjaan, selainbeberapa kriteria tambahan untuk masing-masingbidang.

2.1. Metode2.1. Metode2.1. Metode2.1. Metode2.1. MetodeAnalisisAnalisisAnalisisAnalisisAnalisis

2.2. Kriteria2.2. Kriteria2.2. Kriteria2.2. Kriteria2.2. KriteriaAnalisisAnalisisAnalisisAnalisisAnalisisKebijakanKebijakanKebijakanKebijakanKebijakan

2. Metodologi

7

Page 22: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Kriteria umum:Tidak bertentangan dengan peraturanperundang-undangan nasional lainnyaTerdapat panduan/arahan yang jelas bagipemerintah daerah dan berbagai pihak terkaitlainnya untuk (taat) mengikuti ketentuanMengakomodasi kebutuhan spesifik UKM yangberdasarkan karekteristiknya memerlukanperlakuan berbeda dari perusahaan besar.Mengikuti ketentuan teknis penyusunanperaturan perundang-undangan dengan tepat

Kriteria tambahan untuk analisis kebijakanperdagangan:

Secara jelas melarang berbagai hambatanperdagangan dalam negeri untuk pergerakanbarang dari satu daerah ke daerah lainnya dalamwilayah Indonesia, baik berupa hambatan tarifmaupun non tarifTidak ada diskriminasi perlakuan usaha bagisemua perusahaan baik multinasional, nasional,maupun lokal di seluruh wilayah Indonesia

Kriteria tambahan untuk analisis kebijakanketenagakerjaan:

Perlakuan yang sama bagi penduduk Indonesiauntuk mendapatkan pekerjaan di seluruhwilayah Indonesia tanpa membedakan daerahasal pencari kerja (provinsi, kabupaten, kota,dan lain-lain).

Data Sekunder. Peraturan perundang-undangan dan data statistik diperoleh darikementerian terkait, dan institusi-institusipemerintah lainnya. Data atau laporan studimengenai UKM didapatkan dari perguruan tinggi,lembaga donor, LSM, juga dari lembaga-lembagapemerintah.

Data Primer. Melalui wawancara mendalamsecara individual dengan para narasumber (empatnarasumber UKM, dua perusahaan besar, empatpejabat pemerintah, dan dua lembaga swadaya

2.3. Sumber2.3. Sumber2.3. Sumber2.3. Sumber2.3. SumberInformasiInformasiInformasiInformasiInformasi

8

Page 23: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

masyarakat) diperoleh data primer studi ini.Informasi yang diperoleh dari wawancara individualdikonfirmasi melalui suatu diskusi kelompok yangdiikuti oleh para narasumber tersebut bersamamanajemen APINDO untuk mendapatkan persepsikelompok.

9

Page 24: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

10

Page 25: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Dinamika perkembangan UKM menarik untukdicermati karena UKM memainkan peranan pentingdalam perekonomian Indonesia. Proporsi UKMdibandingkan kelompok usaha lainnya merupakanyang terbesar. Data BPS menunjukkan bahwa padatahun 2003, 99,99 persen (42.388.505 unit) daritotal perusahaan di Indonesia sebanyak 42.390.749adalah usaha kecil dan menengah. Ketika Indonesiadilanda krisis keuangan pada tahun 1997-1998, UKMmampu menjadi penopang perekonomian Indonesiajustru ketika mayoritas perusahaan besar kolaps.Namun, seperti telah disinggung pada bagiansebelumnya, agaknya hanya sedikit perhatian yangdiberikan dalam pengembangan UKM.

Tabel 1 di bawah ini menunjukkan kontribusiUKM terhadap total PDB Nasional berdasarkansektor-sektor utama ekonomi. Jelas terlihatkontribusi UKM yang sangat besar di berbagai sektorperekonomian; khususnya sektor Pertanian(pertanian pangan, peternakan, dan perikanan), dansektor Perdagangan.

3.1. Profil3.1. Profil3.1. Profil3.1. Profil3.1. ProfilUsaha KecilUsaha KecilUsaha KecilUsaha KecilUsaha KecilMenengahMenengahMenengahMenengahMenengah

3. Tinjauan Umum

11

Page 26: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Tanpa mengurangi pentingnya kontribusi sektorlainnya, dalam hal penyerapan tenaga kerja, Tabel2 di bawah menunjukkan besarnya peran sektorPertanian (dalam pengertian luas) danPerdagangan.

Tabel 1. Kontribusi Usaha Kecil, Menengah, Besar terhadap Total PDB Nasional (%)

Berdasarkan Sektor – dalam Persentase (berdasar harga konstan 1993)

12

No Sektor 1999 2000

Kecil Menengah UKM Besar Kecil Menengah UKM Besar

1 Pertanian Dalam 83,89 10,38 94,27 5,73 83,98 10,34 94,31 5 , 6 9Pengertian Luas

a. Pertanian Pangan 99,47 0,53 100,00 0,00 99,44 0,56 100,00 0,00 b. Perkebunan 72,36 14,39 86,74 13,26 72,35 14,47 86,82 13,18 c. Peternakan 81,48 16,04 97,52 2,48 81,95 15,62 97,57 2,43 d. Kehutanan 17,58 50,06 67,65 32,35 17,95 49,58 67,53 32,47 e. Perikanan 87,67 10,91 98,58 1,42 87,53 11,05 98,58 1,42

2 Pertambangan & 10,38 3,24 13,62 86,38 10,36 3,25 13,62 8 6 , 3 8Penggalian

3 Industri Pengolahan 18,86 15,11 33,98 66,02 18,82 14,80 33,62 66,38

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,68 8,14 8,83 91,17 0,66 7,87 8,53 91,47

5 Konstruksi 32,51 27,59 60,10 39,90 31,94 28,05 59,99 40,01

6 Perdagangan, 76,45 20,32 96,76 3,24 76,39 20,38 96,77 3 , 2 3Hotel dan Restoran

a. Perdagangan Besar 75,11 21,20 96,31 3,69 74,95 21,36 96,30 3 , 7 0 dan Eceran

7 Pengangkutan 36,99 25,57 62,57 37,43 36,47 24,90 61,37 3 8 , 6 3dan Komunikasi

8 Keuangan, Persewaan, 17,47 46,24 63,71 36,29 17,28 46,76 64,04 3 5 , 9 6Jasa Persh

9 Jasa Jasa 32,42 6,35 38,78 61,22 32,78 6,62 39,41 60,59

Total PDB 41,31 16,62 57,93 42,07 41,00 16,64 57,64 42,36

No Sektor 1999 2000

Kecil Menengah UKM Besar Kecil Menengah UKM Besar

1 Pertanian Dalam 83,70 10,45 94,16 5,84 83,70 10,41 94,11 5 , 8 9Pengertian Luas

a. Pertanian Pangan N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A b. Perkebunan 72,32 14,67 87,00 13,00 72,61 14,73 87,34 12,66 c. Peternakan 82,07 15,53 97,61 2,39 82,30 15,33 97,62 2,38 d. Kehutanan 18,08 48,75 66,84 33,16 18,18 48,07 66,26 33,74 e. Perikanan 87,77 10,81 98,58 1,42 88,12 10,46 98,58 1,42

2 Pertambangan & 10,68 3,25 13,93 86,07 10,99 3,36 14,35 8 5 , 6 5Penggalian

3 Industri Pengolahan 19,12 15,34 34,46 65,54 19,64 15,19 34,83 65,17

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,66 8,15 8,81 91,19 0,66 8,45 9,11 90,89

5 Konstruksi 32,45 27,93 60,37 39,63 32,35 27,93 60,28 39,72

6 Perdagangan, Hotel 76,23 20,51 96,74 3,26 76,39 20,39 96,78 3 , 2 2dan Restoran

a. Perdagangan Besar 74,66 21,59 96,25 3,75 74,72 21,58 96,29 3 , 7 1 dan Eceran

7 Pengangkutan dan 35,89 24,34 60,23 39,77 35,33 24,11 59,44 4 0 , 5 6Komunikasi

8 Keuangan, Persewaan, 17,26 45,57 62,83 37,17 17,64 46,02 63,66 3 6 , 3 4Jasa Persh

9 Jasa Jasa 33,69 6,87 40,56 59,44 34,49 6,84 41,33 58,67

Total PDB 41,00 16,83 57,83 42,17 41,13 16,91 58,04 41,96

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)-diolah

Page 27: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Tab

el 2

. Kon

trib

usi

Pen

yera

pan

Ten

ag

a K

erj

a B

erd

asa

rkan

Sekto

r

13

No

Se

kto

r1

99

92

00

0

Keci

lM

en

en

ga

hU

KM

Besa

rT

ota

lK

eci

lM

en

en

ga

hU

KM

Besa

rT

ota

l

1Pert

ania

n D

ala

m P

engert

ian

31.8

39.1

25

684.7

48

32.5

23.8

73

36.1

73

33.2

08.6

21

33.7

95.1

14

730.7

52

34.5

25.8

66

38.1

27

34.5

63.9

93

Luas

2Pert

am

bangan &

Penggalia

n235.0

42

99.4

86

334.5

28

9.9

92

434.0

14

266.8

16

112.9

35

379.7

51

11.3

43

391.0

94

3In

dust

ri P

engola

han

6.7

71.8

82

3.3

63.6

41

10.1

35.5

23

222.3

11

13.4

99.1

64

6.9

68.2

97

3.4

61.2

01

10.4

29.4

98

228.7

58

10.6

58.2

56

4Li

stri

k, G

as

dan A

ir B

ers

ih6.1

51

84.4

52

90.6

03

9.2

55

175.0

55

6.7

58

92.7

89

99.5

47

10.1

69

109.7

16

5Konst

ruks

i235.4

68

213.3

86

448.8

54

4.6

37

662.2

40

265.6

06

240.6

98

506.3

04

5.2

31

511.5

35

6Perd

agangan,

Hote

l dan

14.9

82.5

42

1.3

46.3

14

16.3

28.8

56

25.6

46

17.6

75.1

70

15.2

23.0

33

1.3

67.9

24

16.5

90.9

57

26.0

58

16.6

17.0

15

Rest

ora

n

7Pengangkuta

n d

an K

om

unik

asi

2.1

90.7

07

220.6

71

2.4

11.3

78

10.5

82

2.6

32.0

49

2.3

72.9

88

239.0

32

2.6

12.0

20

11.4

62

2.6

23.4

82

8K

euangan,

Pers

ew

aan,

106.0

01

248.6

63

354.6

64

12.1

58

603.3

27

111.8

88

262.4

77

374.3

65

12.8

33

387.1

98

Jasa

Pers

h

9Ja

sa J

asa

3.5

72.8

42

968.7

23

4.5

41.5

65

35.7

24

5.5

10.2

88

3.8

46.2

65

1.0

42.8

57

4.8

89.1

22

38.4

57

4.9

27.5

79

To

tal

59.9

39.7

60

7.2

30.0

84

67.1

69.8

44

366.4

78

67.1

69.8

44

62.8

56.7

65

7.5

50.6

47

70.4

07.4

39

382.4

38

70.7

89.8

77

No

Se

kto

rT

ah

un

20

01

Tah

un

20

02

*)

Keci

lM

en

en

ga

hU

KM

Besa

rT

ota

lK

eci

lM

en

en

ga

hU

KM

Besa

rT

ota

l

1Pert

ania

n D

ala

m P

engert

ian

36.3

67.5

93

754.6

49

37.1

22.2

42

39.3

59

37.1

61.6

01

36.8

81.6

34

776.0

97

37.6

57.7

31

43.0

10

37.7

00.7

41

Luas

2Pert

am

bangan &

Penggalia

n347.9

94

147.2

95

495.2

89

14.7

94

510.0

83

454.8

39

192.5

18

647.3

57

19.3

36

666.6

93

3In

dust

ri P

engola

han

6.8

62.2

03

3.4

08.5

03

10.2

70.7

06

225.2

75

10.4

95.9

81

7.0

74.7

11

3.5

14.0

58

10.5

88.7

69

232.2

52

10.8

21.0

21

4Li

stri

k, G

as

dan A

ir B

ers

ih5.8

04

79.6

98

85.5

02

8.7

34

94.2

36

5.9

98

82.3

52

88.3

50

9.0

24

97.3

74

5Konst

ruks

i259.5

06

235.1

70

494.6

76

5.1

11

499.7

87

408.3

68

370.0

71

778.4

39

8.0

42

786.4

81

6Perd

agangan,

Hote

l dan

14.9

71.5

38

1.3

45.3

25

16.3

16.8

63

25.6

28

16.3

42.4

91

15.5

47.3

07

1.3

97.0

63

16.9

44.3

70

26.6

14

16.9

70.9

84

Rest

ora

n

7Pengangkuta

n d

an K

om

unik

asi

2.3

06.7

24

232.3

58

2.5

39.0

82

11.1

42

2.5

50.2

24

2.9

26.5

64

294.7

95

3.2

21.3

59

14.1

36

3.2

35.4

95

8K

euangan,

Pers

ew

aan,

115.1

12

270.0

42

385.1

54

13.2

03

398.3

57

118.9

17

278.9

67

397.8

84

13.6

40

411.5

24

Jasa

Pers

h

9Ja

sa J

asa

3.8

97.7

49

1.0

56.8

16

4.9

54.5

65

38.9

72

4.9

93.5

37

4.1

84.8

36

1.1

34.6

55

5.3

19.4

91

41.8

43

5.3

61.3

34

To

tal

65.1

34.2

23

7.5

29.8

56

72.6

64.0

79

382.2

18

73.0

46.2

97

67.6

03.1

74

8.0

40.5

76

75.6

43.7

50

407.8

97

76.0

51.6

47

Sum

ber:

BPS (

Badan P

usa

t Sta

tist

ik)

– d

iola

h

Page 28: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Secara umum, terdapat tiga persoalan utamayang menghambat UKM yaitu: 1) akses pasar yangterbatas, 2) sulitnya mendapatkan pinjamanfinansial, dan 3) lemahnya manajemen usaha,termasuk di dalamnya kesulitan mengenai kepastianpasokan bahan baku, dan masalah kualitas produk/jasa UKM.

Pada aspek perdagangan, berdasar hasilwawancara dengan pelaku UKM diketahui bahwajangkauan perdagangan usaha skala mikroumumnya tidak lebih dari radius dua kilometer daritempat usahanya, sementara untuk usaha Kecilumumnya hanya menjangkau di kabupaten/kota diprovinsi yang bersangkutan, dan hanya sebagiankecil yang pasarnya sampai ke luar provinsi asalnyaatau ke luar negeri. Dari gambaran sekilas inidiketahui sangat terbatasnya lingkup perdaganganusaha kecil untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Usaha kecil dan menengah juga menghadapipersoalan dengan perusahaan eceran moderen(supermarket/pasar swalayan) untuk mendapatkantempat bagi penjualan produk mereka. UKMmengeluhkan bahwa pengelola supermarketseringkali resisten dalam memberikan tempat bagiproduk UKM untuk dijual di supermarket tersebut;namun pihak supermarket menyatakan bahwapenolakan mereka untuk memajang produk UKMdikarenakan lemahnya kapasitas UKM dalammenjamin kualitas dan kelancaran pasokan produk.Persoalan biaya pendaftaran (listing fee) dan biayapromosi yang dikenakan hipermarket terhadappemasok UKM untuk menempatkan produknya dihipermarket tersebut juga merupakan hambatanlain akses pasar produk UKM (mengenai hal ini akandibahas lebih lanjut di bagian selanjutnya laporanini).

Sementara itu, dalam hal ketenagakerjaan,kebanyakan UKM, khususnya usaha Kecil, tidakmengikuti ketentuan perundangan-undangan yangada. Usaha Kecil pada umumnya tidak mengikutiketentuan upah minimum, dan bahkan ada yangmempekerjakan tenaga kerja anak anak.Ketidakpatuhan untuk mengikuti ketentuan upah

3.2. 3.2. 3.2. 3.2. 3.2.PengembanganPengembanganPengembanganPengembanganPengembangan

UKM BidangUKM BidangUKM BidangUKM BidangUKM BidangPerdaganganPerdaganganPerdaganganPerdaganganPerdagangan

dandandandandanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaan

Saat IniSaat IniSaat IniSaat IniSaat Ini

14

Page 29: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

minimum disebabkan ketidakmampuan finansialusaha Kecil untuk membayarnya; sedangkanpenggunaan tenaga kerja anak anak lebihdisebabkan alasan sosial untuk memberikesempatan pada keluarga miskin untukmendapatkan penghasilan dengan memberipekerjaan pada anak keluarga miskin tersebut.Karena praktek praktek di luar ketentuan tersebut,pada umumnya, usaha Kecil menjalankan aktivitasusahanya secara informal (lebih lanjut akan dibahaspada bagian selanjutnya laporan ini).

Berbagai pihak terlibat dalam pengembanganUKM baik dari unsur pemerintah maupun nonpemerintah melalui aktivitasnya masing-masing.Elaborasi kegiatan masing-masing pihak padabagian ini, untuk menggambarkan sekilas peranspesifiknya dalam pengembangan UKM sampai saatini; dan yang lebih penting untuk identifikasi awalbagi APINDO untuk menentukan calon mitrapotensial untuk program kerja APINDO dalampembangunan UKM ke depan.

Pemerintah Indonesia menempatkan urusanUKM ini dalam posisi yang cukup penting. Hal itu bisadilihat dari banyaknya kebijakan yang diambil danditerapkan untuk mengembangkan UKM.Keberadaan Kementrian Negara Koperasi dan UKM(Mennegkop UKM) juga menunjukkan pentingnyaUKM. Meskipun demikian, pelembagaan seperti itutanpa diikuti perencanaan, pengorganisasian,penerapan, dan pengkoordinasian agar harapanbisa menjadi kenyataan malah menjadikan UKMberkembang dengan apa yang ada pada dirinya,termasuk keterbatasannya.

Pada kenyataannya, meskipun sudah adakementerian yang khusus menanganipengembangan UKM, toh banyak lembaga

3.3. Pihak3.3. Pihak3.3. Pihak3.3. Pihak3.3. Pihak-----pihak Ypihak Ypihak Ypihak Ypihak YangangangangangTTTTTerlibat Dalamerlibat Dalamerlibat Dalamerlibat Dalamerlibat DalamPengembanganPengembanganPengembanganPengembanganPengembanganUKMUKMUKMUKMUKM

PemerintahPemerintahPemerintahPemerintahPemerintah

15

Page 30: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

pemerintah yang terlibat dalam pengembanganUKM. SMERU6 telah memetakan lembaga-lembagayang terlibat tersebut. Lembaga-lembaga itu antaralain BKKBN (Badan Koordinasi Keluar BerencanaNasional), BPPT (Badan Pengkajian danPengembangan Teknologi), Departemen dalamNegeri, Departemen Kelautan dan Perikanan,Departemen Perindustrian dan Perdagangan,Departemen Pertanian, Departemen Sosial,Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, danMenteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat.

Keterlibatan kementrian lainnya tersebut tidakmenjadi masalah, bahkan mutlak diperlukan untuksuatu kebijakan yang bersifat komprehensif. Dalamhal kebijakan dasar, arah pengembangan UKMsemestinya ditentukan cetak birunya olehKementerian Koperasi dan UKM yang didukungkebijakan sektoral oleh kementerian lainnya. Dalamhal perpajakan misalnya, diperlukan dukungankebijakan perpajakan dari Departemen Keuanganyang pro UKM dengan tingkat pajak tertentusebagai insentif pengembangan UKM; contoh lainmengenai akses pendanaan, Bank Indonesia bisamenerapkan kebijakan yang mengarahkanperbankan nasional untuk mendukungpengembangan UKM; dan lain sebagainya.

Sayangnya, dalam implementasi pengembanganUKM, berbagai kementerian justru terjebak dalamtataran teknis sehingga hampir setiap departemenmembuat program yang bersifat proyekpercontohan yang pada dasarnya tidak berbedaantara satu kementerian dengan kementerianlainnya. Kantor Kementerian KoordinatorKesejahteraan Rakyat, misalnya, mempunyaiprogram kerjasama yang didukung perbankannasional (BUMN) untuk program penjamin kreditUKM; Kementerian Tenaga Kerja juga mempunyaiUKM binaan; demikian juga dengan KementerianNegara Badan Usaha Milik Negara yang mempunyaiprogram sejenis yang berjalan sendiri-sendiri, yang

6 SMERU sebuah lembaga penelitian melakukan kompilasi berbagai jenisaktivitas terkait UKM, baik yang dilakukan pemerintah, LSM, LembagaDonor, sebagaimana dituliskan dalam terbitannya tentang “Upaya UpayaPenguatan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Tahun 1997-2003”.

16

Page 31: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

terkesan kuat tidak adanya pendekatan programpengembangan UKM yang bersifat komprehensif.7

Persoalan pengembangan UKM yang tumpangtindih tersebut tidak terlepas dari keragu-raguanpemerintah dalam membuat TUPOKSI (Tugas, Pokokdan Fungsi) masing masing kementerian. BerdasarPerpres 9/2005 tentang “Kedudukan, Tugas, Fungsi,Susunan Organisasi, dan Tata Kerja KementrianNegara Republik Indonesia” (pasal 95) ditetapkankewenangan Kementerian Koperasi dan UKM yaitu‘perumusan kebijakan nasional dan koordinasipelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan UKM’,artinya bahwa fungsi kementerian ini tidak sampaipada aktivitas operasional teknis untuk menjalankanprogram. Namun Perpres yang merupakan dasarkerja Kabinet Indonesia Bersatu yang belum berusia2 bulan tersebut, sudah akan direvisi karenaKementerian Koperasi dan UKM ingin menjalankanprogram secara teknis. Berbagai kepentingan itumenunjukkan lemahnya koordinasi antarlembagapemerintah.

Selain unsur pemerintah, berbagai pihak di luarpemerintahan juga terlibat dalam upayapengembangan UKM, yang dapat dikategorikandalam: sektor usaha, masyarakat, dan lembagadonor.

Program-program kemitraan antara pelakuusaha besar dan UKM saat ini telah dikembangkanoleh sejumlah perusahaan besar untuk membantuUKM dalam memperluas jangkauan penjualanproduk-produknya. Program-program tersebut padadasarnya dikelola dengan pendekatan bisnis yang

7 Hal ini sepenuhnya merupakan pandangan subyektif para narasumberstudi ini dari unsur non pemerintah (dan sebagian narasumber dari unsurpemerintah) yang disampaikannya dalam wawancara; dalam diskusikelompok yang dihadiri para nara sumber, tidak ada keberatan mengenaipersepsi ini.

NonNonNonNonNonPemerintahPemerintahPemerintahPemerintahPemerintah

Pelaku UsahaSwasta

17

Page 32: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, danbukan merupakan program yang bersifat karitatif.Berikut contoh kemitraan tersebut.

Kemitraan Produsen Besar denganProdusen Kecil (UKM)

Contoh I : PT UKMI (Usaha Kita MakmurIndonesia), sebuah perusahaan dagang yangdidirikan oleh mantan eksekutif sebuah perusahaanprodusen makanan dan minuman sangat besar diIndonesia untuk menampung hasil produksi UKMuntuk dipasarkan ke pasar yang lebih luas (global).Justifikasi program ini adalah untuk saling memberimanfaat (mutual benefit relationship) di antarakeduanya. Usaha kecil menengah mendapatkanpangsa pasar yang lebih luas untuk produk-produkyang dihasilkannya; sementara perusahaan dagangtersebut mendapatkan keuntungan dari marjinpenjualan produk yang dipasok UKM.

Contoh II: Sebuah kelompok perusahaan besarprodusen utama tepung terigu dan produk produkikutannya (PT Bogasari Flourmills) menjalinkemitraan dengan para produsen mikro dan usahakecil menengah (UMKM) yang menggunakan bahanbaku yang berasal dari Bogasari. Dalam kemitraantersebut, Bogasari menjamin pasokan bahan bakuyang dihasilkannya dengan kualitas prima dankontinuitas pasokan kepada UMKM yang terlibat.Selain itu, perusahaan tersebut juga memberikanbimbingan teknis kepada para produsen UMKMuntuk menghasilkan produk (roti atau mie,misalnya) yang memenuhi standar produk akhirdengan tingkat kualitas prima. Bogasari tidak sajamemberikan bimbingan teknis dalam aspekproduksi namun juga dari aspek pembinaanmanajemen (terutama aspek perdagangannya), danakses ke lembaga-lembaga keuangan yang hasilakhirnya bertujuan agar UMKM tersebut bisamandiri untuk mengembangkan pasarnya.Peningkatan kapasitas produsen UMKM tersebutbaik dalam aspek produksi maupun pemasarannyatelah meningkatkan kemampuan UMKM tersebutuntuk meningkatkan pangsa pasarnya masing-masing. Pendekatan kemitraan tersebut tidak sajamemberi keuntungan bagi UMKM yang meningkatkualitas produk dan juga berkembang pangsapasarnya, namun juga memberi keuntungan padaprodusen besar tersebut karena denganmeningkatnya pangsa pasar UMKM yang menjadimitranya (yang menyerap sekitar 60 persenproduksi tepungnya) berarti meningkatkankebutuhan bahan baku yang diproduksinya.

18

Page 33: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Kedua contoh kemitraan tersebut, yang murnimerupakan inisiatif sektor swasta, menarik untukdikaji karena meskipun pada dasarnya kedua jeniskemitraan tersebut merupakan kemitraan bisnisantara pemain besar dengan pemain menengah/kecil/bahkan mikro, namun arah kemitraanpenjualan produknya berbeda. Dalam contohpertama, UKM merupakan pemasok produk kepelaku usaha besar, sebaliknya dalam contoh kedua,pelaku usaha besar yang menjadi pemasok UKM.

Dalam contoh kedua, yang mesti dicermatiadalah apakah peningkatan keuntungan keduabelah pihak secara proporsional seimbang ataukahada penyerapan keuntungan/manfaat yang jauhlebih dirasakan oleh salah satu pihak sehingga kelakakan menggerogoti tingkat kepercayaan satu samalain dalam hubungan kemitraan tersebut. Hal iniperlu dikemukakan karena Bogasari mendominasipasar terigu domestik dan karenanya pasar yangterbetuk adalah pasar yang monopolistik atau pasartidak sempurna. Dalam kondisi penguasaan pasaryang sangat dominan ini, meskipun telahmendapatkan bantuan teknis peningkatan kapasitasUMKM dari berbagai aspek, posisi tawar UMKM dalamkonteks kemitraan ini menjadi sangat lemah untukmendapatkan tingkat keuntungan yangproporsional. Bila stuktur pasar komoditi tersebuttetap seperti saat ini, tingkat keuntungan yangmemadai/proporsional untuk UMKM sangattergantung pada ‘rasa keadilan/niat baik’ pelakuusaha besar tersebut.

Beragam upaya lainnya digagas dandilaksanakan oleh banyak perusahaan, antara lainPT Astra International Tbk, PT Bahana Artha Ventura,PT Pos Indonesia, PT Sucofindo, PT Unilever, dan lain-lain. Dari kalangan Perbankan berbagai Bank terlibatjuga dalam pengembangan UKM diantaranya BankIndonesia, Bank Bukopin, BCA, Bank Mandiri, BankDanamon, BRI, Bank Niaga, dan lain-lain8.

Dalam pengembangan UKM ini, APINDO juga ikutambil bagian melalui programnya ‘Kewirausahaan

8 Ibid, SMERU

19

Page 34: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Masyarakat

Perempuan’. Program ini bertujuan memberdayakanpara pengusaha perempuan yang kebanyakan UKM,baik anggota maupun non anggota APINDO, untukmeningkatkan kinerja usahanya, denganmemberikan konsultasi mengenai berbagaikebijakan pemerintah (misalnya, perizinan, advokasimengenai persyaratan perbankan yang rumit), danpembinaan manajemen (dalam hal: pemasaran,keuangan, hubungan industrial, dan lain-lain).Program yang merupakan kerjasama APINDO Pusatdan Cabang-cabangnya dengan dukungan danalembaga donor ini, telah dijalankan sejak dua tahunyang lalu di beberapa daerah di Indonesia.

Berbagai lembaga swadaya masyarakat terlibatdalam upaya-upaya pengembangan UKM, beberapadi antaranya seperti Bina Swadaya, GEMA PKM(Gerakan Masyarakat Pengembangan Kredit Mikro),FORNAS UKM, JNP UKM, PUPUK, Kadin Indonesia,Yayasan Darma Bhakti Astra, LP3ES, PINBUK, danlain-lain9. Lingkup kegiatan lembaga swadayamasyarakat itu ada yang berskala nasional maupunlokal dengan fokus kegiatan di bidang advokasikebijakan, pengembangan kapasitas sumber dayamanusia, peningkatan akses pasar, peningkatanakses finansial.

GEMA PKM misalnya lebih memfokuskankegiatannya untuk keuangan mikro; Bina Swadayalebih banyak melakukan pendampingan langsungpara pelaku UKM di lapangan untuk sektorpertanian; Fornas UKM menghimpun lebih dari 60Forda UKM untuk memperluas pasar dan advokasikebijakan; Kadin Indonesia mendukung suatuperusahaan dagang untuk menghimpun produk-produk UKM agar dapat menembus pasar yang lebihluas; dan lain-lain. Demikian juga LSM Internasionalseperti Care International, CRS, Mercy Corps, dan

9 Ibid, SMERU

10 Ibid, SMERU

20

Page 35: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

lain-lain10 juga terlibat dalam pengembangan UKMmelalui implementasi berbagai jenis programnyamasing masing.

Tidak kalah pentingnya adalah keterlibatansejumlah lembaga donor seperti ADB (BankPembangunan Asia), TAF (the Asia Foundation),USAID, AUSAid, Bank Dunia, Uni Eropa (EU), dan lain-lain yang mendukung program pengembangan UKMdengan kontribusi dana maupun bantuan teknis(Technical Assistance/TA) kepada berbagai lembagaswadaya masyarakat di atas maupun melaluikerjasama dengan pemerintah.

Bank Pembangunan Asia, misalnya, mendukungpeningkatan kapasitas UKM dengan mendirikanpusat layanan bisnis atau BDS (BusinessDevelopment Services). Menarik untuk disampaikanbahwa pendampingan BDS pada UKM yang semulalebih bersifat karitatif dalam membantu peningkatankinerja UKM, saat ini sudah dikelola berdasarhubungan bisnis yang menghasilkan manfaat bagikedua belah pihak.

The Asia Foundation, melalui programnya PEPR(Partnership for Enterprise Policy Reform) secaraintensif mengembangkan Forum Daerah UKM diberbagai daerah. Selain itu USAID melalui kerjasamadengan TAF dan UKM Lokal, telah menjalankanprogram yang berhasil memperbaiki iklim usaha,khususnya dalam hal perizinan usaha11.

11 Berdasar laporan The Asia Foundation (TAF) diketahui bahwa TAFmengembangkan sekitar 15 OSS (one-stop-service) pelayanan berbagaijenis perizinan usaha. Hasil implementasi OSS tersebut sangat bagus: 1)waktu yang diperlukan untuk pendaftaran suatu perusahaan turun 60persen di mana rata-rata hanya membutuhkan waktu 15 hari; 2) biayaperizinan usaha turun 30 persen; 3) setelah mendaftar, hampir 70 persenperusahaan meningkat keuntungan usahanya dan penyerapan tenagakerja, serta meningkatkan 75 persen upah karyawan; 4) OSS menghasilkanpertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan kemakmuran.

Lembaga Donor

21

Page 36: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

22

Page 37: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Analisis kebijakan publik sangat penting karenakeberadaan dan implementasinya akanmenghasilkan sesuatu yang bisa menjadi pendorongatau sebaliknya malah menghambat aktivitasekonomi, di mana UKM menjadi salah satubagiannya. Dalam konteks studi ini, analisiskebijakan dalam aspek perdagangan danketenagakerjaan UKM harus selalu dikaitkandengan upaya mengurangi kemiskinan. Dalamkonteks tersebut, pengembangan UKM menjadipenting karena perannya yang signifikan dalammenciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkandaya beli masyarakat. Oleh karenanya penting untukmenyingkirkan segala hal yang menghambat potensiUKM dalam meningkatkan kinerja ekonominya.

Analisis kebijakan publik/pemerintah dalam studiini yang meliputi UU, PP, Keppres/Perpres, Kepmen,dan Perda, pada dasarnya untuk mengetahuiapakah kebijakan pemerintah dalampengembangan UKM telah dilakukan secarakomprehensif. Untuk itu, sebelum membahas isuspesifik mengenai perdagangan danketenagakerjaan UKM, akan disampaikan terlebihdahulu prinsip prinsip dasar yang perlu menjadiacuan dalam pengembangan UKM.

Mengacu pada kenyataan bahwa belum adacetak biru pengembangan UKM sebagaimanadisampaikan sebelumnya, beberapa hal dasarsebagai acuan adalah pentingnya koordinasi dan

4. Kajian PeraturanPerundang-undangan

23

Page 38: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

kerjasama antar instansi pemerintah pusat,hubungan yang harmonis antara pemerintah pusatdan pemerintah daerah, dan yang tidak kalahpentingnya adalah pola hubungan antarapemerintah (pusat dan daerah) dengan sektor nonpemerintah – secara khusus, pelaku usaha besarmaupun kecil.

Selain hal-hal dasar di atas, cetak birupengembangan UKM juga harus memperlihatkansaling ketergantungan/interdependensi bisnisantara UKM dengan perusahaan besar dalam suatuhubungan yang saling menguntungkan. Hal inipenting tidak saja bagi para pelaku usaha (besardan kecil) sebagai subyek kebijakan, namun jugabagi pemerintah agar tidak terjebak dalam kegiatankaritatif dan melaksanakan kegiatan semata matahanya demi kegiatan itu sendiri, denganmengesampingkan tujuan substansialpengembangan UKM.

Studi literatur (lihat JICA-GoI, 2004), didukungpendapat para narasumber yang diwawancarai,menegaskan bahwa pengembangan UKM dalamhubungan yang saling tergantung dengan pelakubesar harus didekati melalui pengembanganpengelompokan (cluster) industri yang spesifik untuktiap jenis industri. Contoh dalam Boks sebelumnyamenunjukkan bahwa keberhasilan kemitraan pelakubesar dan UMK menjadi produktif untuk jangkapanjang karena adanya keterkaitan bisnis dalamsuatu industri tertentu.

Atas dasar prinsip-prinsip dasar di atas, analisisterhadap kebijakan-kebijakan perdagangan danketenagakerjaan yang berlaku12 yang akan diuraikanberikut ini, menggunakan kerangka pembahasandalam kaitannya dengan tata pemerintahan yangberlaku dan pengelompokan lini industri terkait,dengan acuan sejumlah kriteria analisis kebijakanyang dikemukakan dalam bagian metodologi di atas.

Meskipun analisis kebijakan diupayakanmenghasilkan suatu analisis yang komprehensif

12 Lihat lampiran daftar peraturan perundang-undangan yang dianalisisdalam studi ini.

24

Page 39: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

untuk pengembangan UKM, namun karenalingkupnya yang terbatas pada kebijakanperdagangan dan ketenagakerjaan, maka sebagaikonsekuensi analisis yang dihasilkan merupakananalisis parsial untuk pengembangan UKM.

Tidak seperti sektor sektor usaha lain yangmemiliki undang-undang sendiri seperti UUKehutanan, Pertambangan, Migas, dan lain-lain,hingga saat ini Indonesia belum memiliki UUPerdagangan Dalam Negeri. Selama tiga tahunterakhir ini, pemerintah berupaya membuat RUUtersebut tapi sampai tulisan ini dibuat, RUU tersebutbelum terselesaikan. Kebijakan perdagangan dalamnegeri selama ini mengandalkan sejumlah PP,Keppres, dan Kepmen yang langsung berhubungandengan perdagangan; dan secara tidak langsungdiatur dalam UU sektor pemerintahan lainnya yangberimplikasi ke perdagangan. Sementara itu, dalamperdagangan internasional, Indonesia relatif cepatdalam mengadopsi kebijakan perdagangan globaldan regional dengan meratifikasi kebijakanperdagangan internasional, seperti WTO. Dalamskala regional, Indonesia juga aktif menerapkankonsensus APEC dengan meminimalisasi hambatanPerdagangan antarnegara anggotanya.

Dari kajian perundang-undangan di tingkatnasional, ditemukan adanya kemungkinan terjadinyadisharmoni antara kebijakan yang dikeluarkanpemerintah pusat yang berimplikasi ke sektorperdagangan. Melalui UU No.7/1994 tentangRatifikasi Kebijakan Perdagangan WTO, Indonesiatelah mengikuti arus global untuk menghilangkanhambatan perdagangan antarnegara, namunternyata hal ini tidak diikuti dengan kebijakanperdagangan dalam negeri. UU 22/1999 tentangPemerintahan Daerah (di bawah Departemen DalamNegeri), sebagai dasar UU yang menerapkanotonomi daerah, memberikan kewenangansepenuhnya pada daerah untuk mengaturkebijakan perdagangannya. Demikian pula dengan

4.1. Peraturan4.1. Peraturan4.1. Peraturan4.1. Peraturan4.1. PeraturanPerundang-Perundang-Perundang-Perundang-Perundang-undanganundanganundanganundanganundanganyangyangyangyangyangMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiPerdaganganPerdaganganPerdaganganPerdaganganPerdagangan

HambatanHambatanHambatanHambatanHambatanPerdaganganPerdaganganPerdaganganPerdaganganPerdaganganDalam NegeriDalam NegeriDalam NegeriDalam NegeriDalam Negeri

25

Page 40: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

UU No.34/2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah(di bawah Departemen Keuangan) memberikeleluasaan besar bagi daerah untuk menciptakankebijakan pajak dan pungutan daerahnya.

Pada dasarnya, kedua UU tersebut secaranormatif tidak secara langsung bertentangandengan prinsip “kesatuan ekonomi wilayahperdagangan dalam negeri” dengan mensyaratkansejumlah kriteria tertentu sebagai pedomanpemerintah daerah dalam membuat kebijakandaerah agar tidak mengganggu perdagangan dalamnegeri. Untuk menjamin harmoni peraturanperundang-undangan, kedua UU tersebut jugamemberikan kewenangan pemerintah pusat untukmembatalkan kebijakan daerah yang bertentangandengan kebijakan nasional.

Namun demikian, karena kedua UU tersebutmemberikan keleluasaan bagi pemerintah daerahuntuk membuat peraturan perdagangan melaluiperaturan daerah (Perda), pada kenyataannyaberbagai Perda yang dibuat pemerintah daerahtelah mendistorsi aktivitas perdagangan dalamnegeri. Studi KPPOD dan berbagai lembagapenelitian dan advokasi kebijakan lainyamenunjukkan munculnya Perda yang menerapkanhambatan tarif maupun non tarif dalamperdagangan dalam negeri13. Berdasar ketentuanhukum, persoalan tersebut semestinya bisa diatasipemerintah pusat dengan membatalkan Perdatersebut, namun karena lemahnya kapasitaskelembagaan pemerintah pusat danpembangkangan daerah-daerah otonom,menyebabkan ketentuan perundang-undangan sulitdiimplementasikan.

Berbagai hambatan perdagangan tersebut telahmenyebabkan tambahan biaya perdagangan

13 Dari 1.025 Perda yang dianalisis KPPOD (Komite Pemantauan PelaksanaanOtonomi Daerah), disebutkan sekitar 30,2% Perda berpotensimenyebabkan ekonomi biaya tinggi; salah satu jenis penyebabnya adalahpengenaan pungutan oleh pemerintah daerah terhadap keluar masuknyabarang yang diperdagangkan dari satu daerah ke daerah lainnya diwilayah Indonesia. Berbagai asosiai pelaku usaha, termasuk UKMberkeberatan dengan tambahan biaya akibat pungutan tersebut. Lebihjauh, lihat KPPOD: “Laporan Kajian Perda” (2002 dan 2003), dan“Pemeringkatan Daya Tarik Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia”(2004).

26

Page 41: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

sehingga menciptakan ekonomi biaya tinggi (highcost economy) tidak saja bagi pelaku usaha padaumumnya namun juga bagi dan terutama menjadibeban UKM yang sangat sensitif terhadap setiapkenaikan biaya produksi/distribusinya.

Dalam kondisi transisi Pemerintahan Indonesiadari sistem politik otoritarian menuju demokrasi, dansistem pemerintahan yang sentralistik menujudesentralisasi dengan segudang permasalahannya,akan tepat apabila kedua UU tersebut di atasmemberikan kewenangan terbatas kepadapemerintah daerah untuk membuat Perda padajenis-jenis kebijakan yang dapat dibuat olehpemerintah daerah, tanpa memberikan kebebasanmembuat kebijakan di luar ketentuan. Selain karenapersoalan transisi kelembagaan pemerintahantersebut, usulan ini mendapat pembenaran dariKadin Indonesia dalam rekomendasinya kepadaPemerintah Indonesia.14

Selain persoalan hambatan perdagangan diatas, hal penting lainnya dalam kajian kebijakanterkait aktivitas perdagangan adalah mengenaihubungan bisnis antara pelaku besar dan UKM.Mengenai persoalan ini, pada dasarnya pemerintahtelah menunjukkan komitmennya untukmengembangkan UKM, di antaranya ditunjukkandengan adanya kebijakan Menteri Perindustrian danPerdagangan yang mengharuskan pasar moderen(dalam hal ini supermarket) memberikan 20 persentempat penjualannya untuk produk-produk UKM.Demikian juga kebijakan terhadap pasar moderenlainnya (hipermarket) yang dibatasi keberadaannyahanya dapat beroperasi di lokasi pinggiran kota, danakan segera dikuatkan dengan rencana penerbitanPeraturan Presiden sebagai revisi Keputusan MenteriPerindag. No.154/MPP/Kep/5/1997 denganmembatasi operasional hipermarket hanya di kotakota Provinsi. Berbagai kebijakan tersebut padadasarnya untuk memberikan akses yang lebih luas

14 Lihat dalam “Revitalisasi Industri dan Investasi” Kadin-Indonesia, 2004.

HubunganHubunganHubunganHubunganHubunganBisnis PelakuBisnis PelakuBisnis PelakuBisnis PelakuBisnis PelakuUsaha Besar-Usaha Besar-Usaha Besar-Usaha Besar-Usaha Besar-UKM:UKM:UKM:UKM:UKM:KebutuhanKebutuhanKebutuhanKebutuhanKebutuhanakanakanakanakanakanPengelompokanPengelompokanPengelompokanPengelompokanPengelompokanIndustriIndustriIndustriIndustriIndustri

27

Page 42: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

kepada UKM untuk memasarkan produknya danuntuk menciptakan persaingan dan pola hubunganyang adil antara pelaku usaha besar dan UKM.

Sayangnya dalam tataran implementasi, UKMmengalami kesulitan serius untuk memasarkanproduknya di supermarket yang didominasi olehpemasok-pemasok besar sebagaimana telahdisinggung sebelumnya. Menurut UKM, adaresistensi dari pemilik/manajemen pasar swalayan.Sebaliknya, para pemilik/pengelola pasar swalayanmengemukakan bahwa penolakan tersebut lebihdikarenakan tidak dipenuhinya persyaratan kualitasdan kepastian pasokan barang dagangan yang akanmenurunkan kinerja pasar swalayan.

Dalam situasi yang saling bertentangan tersebutdituntut peran aktif Departemen Perdagangansebagai pembina masalah perdagangan untukmelakukan pengawasan dan menindaklanjuti hasilinvestigasi berdasar fakta-fakta di lapangan.Bilamana terjadi kesewenang-wenangan pasarmoderen yang tidak mau mengikuti ketentuankebijakan, semestinya dengan mudah dapat diambiltindakan/intervensi pemerintah untukmembenahinya. Sebaliknya apabila memangdidapati kenyataan mengenai lemahnya UKM dalamhal kualitas dan kesinambungan pasokan produk,maka tindakan proaktif harus diambil yang akanmenguntungkan kedua belah pihak. Salah satu carayang bisa ditempuh misalnya, dengan pendekatanpengelompokan industri yang melibatkankepentingan berbagai pihak. Pemerintah bisamengarahkan pemasok bahan baku produsen UKMuntuk membina UKM yang bersangkutan dalammeningkatkan kualitas dan kepastian pasokanproduknya (Contoh Kemitraan Bogasari Flour Millsdalam Boks di atas) dengan adanya jaminan pasarmoderen untuk memajang produk tersebut dengansyarat standar kualitas yang ditetapkannya.

Dengan cara tersebut setiap pihak yangberkepentingan memainkan perannya masing-masing dengan cara yang saling menguntungkan.Di sisi lain, komitmen pemerintah dengan alokasianggaran pemerintah yang terbatas tidak perlu

28

Page 43: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

ditujukan untuk menjalankan program kemitraan itusendiri yang dapat berbiaya besar, namun hanyamengeluarkan anggaran kecil yang diperlukan untukbertindak sebagai fasilitator kemitraan tersebut.

Pentingnya pendekatan pengelompokan liniindustri tertentu dalam pengembangan UKMsebenarnya juga menjadi perhatian pemerintah,yang setidaknya bisa dilihat pada “Program AksiPemberdayaan UMKM Tahun 2005-2009”Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Dalamrencana tindak tersebut, pemerintah merencanakanmembangun jaringan pasar UKM denganmengembangkan pusat promosi bisnis (tradinghouse) dan informasi pasar berbasis teknologi (e-commerce). Rencana aksi tersebut didukung denganrencana pengembangan kemitraan usaha padajenis-jenis usaha yang memiliki salingketergantungan, dalam berbagai skema seperti inti-plasma, waralaba, keagenan, dan lain-lain.Dukungan dari sisi akses finansial UKM jugamelengkapi rencana tindak pemerintah dalam skematersebut.15

Program tersebut pada dasarnya tepat dalampengertian apabila Kemennegkop dan UKMmenempatkan institusinya pada peran sebagaipenentu kebijakan, fasilitator dan evaluatorpenerapannya, dengan menempatkan perusahaanbesar dan UKM sebagai pelaku utama dalamprogram-program tersebut. Saat ini belum bisadievaluasi secara menyeluruh mengenaipelaksanaan program tersebut di lapangan karenabaru mulai dijalankan sehingga belum bisa dinilaiapakah Kemenegkop telah menempatkan parapelaku usaha sebagai subyek program tersebut,atau justru Kemennegkop sendiri yang menjadisubyeknya di mana para pelaku usaha hanyalahmenjadi obyek program/kegiatan – hanya demiprogram itu sendiri.

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalamimplementasi program tersebut adalah mengenaitata hubungan pemerintah pusat–daerah. Dalam

15 Lihat lebih lanjut dalam “Rencana Aksi Pemberdayaan UMKM Tahun2005-2009 Kementrian Koperasi dan UKM”

29

Page 44: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

konteks otonomi daerah, Kemennegkop semestinyamenempatkan pemerintah daerah (pemda)sepenuhnya sebagai pihak yang menjalankanprogram tersebut karena sebagai daerah otonom,pemda mempunyai legitimasi politik kuat didaerahnya masing masing.16 Pemda juga yangmengetahui secara persis pengelompokan industri/produk unggulan di wilayahnya masing-masing yangperlu didukung pengembangannya.

Kembali perlu ditegaskan bahwa peranpemerintah pusat dengan kementerian-kementerianteknis lainnya sebatas membuat kebijakanpendukung pengembangan UKM, memonitor, danmengevaluasinya. Unsur pemerintah pusat, melaluiinstansi vertikalnya masing masing di provinsi terkaitdapat mengkoordinasikan pengembanganpengelompokan industri berbasis keunggulanproduk daerah masing-masing tersebut untukmengetahui persis seberapa besar skala ekonomiyang tepat untuk pengembangannya, apakah ditingkat Kabupaten/Kota ataukah di tingkat Provinsi.Tiap karakteristik kelompok industri akan bisa sangatberbeda baik dari sisi strategi pengembangannyamaupun untuk lingkup wilayahnya.

Pembahasan bagian ini masih mengenaihubungan bisnis UKM dengan pasar moderen, dalamhal ini dengan hipermarket. Dalam hubungan bisnis,diidenfifikasikan adanya ketidakharmonisanhubungan yang terjadi antara kedua unsur tersebutsebagaimana disinggung sebelumnya; yang padadasarnya pihak UKM merasa dibebani biaya yangharus ditanggungnya untuk memajang dan menjualproduknya di hipermarket.

HubunganHubunganHubunganHubunganHubunganPelaku UsahaPelaku UsahaPelaku UsahaPelaku UsahaPelaku UsahaBesar-UKM,Besar-UKM,Besar-UKM,Besar-UKM,Besar-UKM,PersainganPersainganPersainganPersainganPersainganBebas vsBebas vsBebas vsBebas vsBebas vsPersainganPersainganPersainganPersainganPersainganAdilAdilAdilAdilAdil

16 Penting untuk dicatat bahwa dalam tata perencanaan pembangunannasional saat ini, dengan dihapuskannya GBHN, Indonesia tinggal memilikiPROPENAS (Program Perencanaan Pembangunan Nasional) sebagaidokumen perencanaan pembangunan tertinggi. Propenas yang ditetapkansebagai UU yang dalam penjabarannya menjadi RPJM (RencanaPembangunan Jangka Menengah) berdasar PERPRES No.9/2005 secarateorits seharusnya menjadi acuan bagi daerah-daerah otonom dalampenyusunan PROPEDA (Program Perencanaan Daerah) yang lebih lanjutdijabarkan ke dalam RENSTRA (Rencana Strategis) masing-masing.Namun dengan sistem pemilihan kepala daerah langsung, legitimasipolitik pimpinan daerah untuk menjalankan janji-janji politiknya lebihkuat dibandingkan untuk mengikuti ketentuan PROPENAS.

30

Page 45: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Dalam pola hubungan UKM dengan hipermarkettersebut, hipermarket mengenakan uangpendaftaran (sejumlah uang yang harus dibayarpemasok untuk menempatkan produk dagangannyadi hipermarket) dan biaya-biaya lainnya (biayapromosi, dan lain-lain) kepada para pemasoknya,termasuk UKM. Kebijakan uang pendaftaran danbeban biaya promosi oleh para pemasok besar padaumumnya tidak dianggap sebagai masalah karenapraktek tersebut sudah lazim dilaksanakan dalampola hubungan tersebut di manapun. Namunpersoalannya menjadi lain ketika UKM pemasokproduk tidak mampu membayar uang pendaftarandan biaya biaya lainnya tersebut. Biaya pendaftarantersebut menjadi beban biaya yang menghambatakses UKM sebagai pemasok hipermarket.

Menurut pelaku usaha yang tergabung dalamasosiasi pemasok pasar moderen (anggotanyakebanyakan UKM), kasus kasus seperti inisebenarnya cukup banyak terjadi namun sangatjarang persoalan ini dibawa ke publik. Keberanianpelaku UKM untuk membawa kasus ini ke publikmenjadi persoalan serius karena sampai keberbagai institusi terkait termasuk ke KPPU (KomitePengawasan Persaingan Usaha) dan mendapattanggapan yang luas dari masyarakat. Dalampenjelasannya di media masa, hipermarket yangbersangkutan menjelaskan bahwa jumlah uangpendaftaran yang dikenakan tergantung padaposisi pasar pemasok, semakin tidak dikenal dantidak diperlukan produk tersebut, biaya pendaftaranyang dikenakan semakin tinggi. Dalam praktek ini,produk produk perusahaan besar bahkan ada yangtidak harus membayarnya karena hipermarket yangjustru membutuhkan produk mereka; namun hampirsemua pemasok kecil harus membayar biayapendaftaran dalam jumlah yang bervariasi.

Bila mengacu pada prinsip permintaan danpenawaran, contoh kasus di atas memperlihatkanbagaimana mekanisme pasar tidak sempurnabekerja – modal/kekuatan besar menekan modalkecil. Pertanyaannya adalah apakah adil untukmembebankan biaya pendaftaran kepada UKM, dan

31

Page 46: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

bahkan ketika pelaku kecil bangkrut, hipermarketmenolak untuk mengembalikan uang tersebut.Kompetisi bebas mengalahkan kompetisi yang adil!

Dengan adanya persaingan tidak sempurnatersebut, intervensi pemerintah melalui Keppresyang direncanakan akan diterbitkan, seharusnyamenekankan prinsip persaingan yang adildibandingkan persaingan bebas. Sudah saatnyabagi pemerintah untuk menata ulang pola hubunganbisnis antara UKM dengan hipermarket denganmemberikan perlakuan khusus bagi UKM – bukanuntuk mendapat proteksi – namun untuk menjaminkompetisi yang adil, karena UKM mempunyaikesempatan sangat kecil untuk berkompetisidengan pelaku besar. Dengan mengakomodasikebutuhan khusus UKM, diharapkan meningkatkanakses perdagangannya yang berujung padapeningkatan kapasitasnya.

Dalam kebijakan tersebut, skala pelaku kecilseperti apa yang berhak mendapatkan manfaatperlakuan khusus tersebut tentu harus didefinisikansecara jelas. Maka menjadi penting untukmengintegrasikan berbagai macam definisi tentangUKM dalam satu UU sebagai referensi tunggalperaturan perundang-undangan lain yang terkait.UU No.9/1995 tentang Koperasi & UKM perludidefinisikan ulang dengan mempertimbangkanberbagai definisi yang dibuat tiap-tiap departemen/intitusi pemerintah, untuk menghasilkan suatudefinisi yang kelak menjadi satu-satunya acuanuntuk berbagai macam kepentingan berbagaipemangku peran pembangunan UKM. Beberapadefinisi UKM yang dibuat lembaga swadayamasyarakat, lembaga donor dan lain-lain perludipertimbangkan untuk mengakomodasi berbagaiaspek kebutuhan pengembangan UKM.

32

Page 47: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Permasalahan penting dalam UU No. 13/2000yang mengatur ketenagakerjaan dan peraturanperundangan pendukungnya adalah mengenaiketentuan pengupahan. Mengenai upah minimum,UU tersebut menentukan bahwa perusahaan wajibmematuhi ketentuan upah minimum untukmelindungi pekerja. UU tersebut telah mengaturdengan baik bahwa perusahaan yang belum mampumemenuhi ketentuan upah minimum diberikankesempatan untuk mengajukan penundaan tapisebelumnya harus mendapat persetujuan daripemerintah. Ketentuan mengenai hal ini selanjutnyadiatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja(Kepmenaker) No.231/MEN/2003 yangmensyaratkan perusahaan yang memintapenundaan pelaksanaan upah minimum untukmendapat persetujuan Serikat Pekerja danmenyertakan hasil audit dari perusahaan/kantorakuntan publik dalam permohonannya. Syaratpersetujuan dari serikat pekerja dimaksudkan untukmenjamin hubungan industrial antara majikan danpekerja; sedangkan syarat hasil audit laporankeuangan untuk membuktikan bahwa perusahaanyang bersangkutan memang tidak/belum mampumembayar sesuai ketentuan upah minimum.

Untuk usaha kecil dan menengah, khususnyaperusahaan kecil, ketentuan hasil audit tersebutsangat memberatkan karena kapasitasnya untukmembuat catatan keuangan perusahaan yangmemenuhi ketentuan standar akuntasi sangat minimbahkan di hampir semua kasus sama sekali tidakmemiliki kapasitas tersebut. Juga hampir tidakmungkin bagi perusahaan kecil memenuhikewajibannya membayar kantor akuntan publikuntuk melakukan audit keuangan perusahaannya.Hambatan tersebut memaksa perusahaan kecil tidakmematuhi ketentuan yang ada dan tidakmelaporkannya ke Departemen Tenaga Kerja, ataudengan kata lain UKM memilih beroperasi secarainformal.

Setidaknya terdapat dua kerugian negara danmasyarakat karena praktek ini. Pertama, potensipendapatan pajak negara hilang karena dalam

4.2. Peraturan4.2. Peraturan4.2. Peraturan4.2. Peraturan4.2. PeraturanPerundang-Perundang-Perundang-Perundang-Perundang-undanganundanganundanganundanganundanganyangyangyangyangyangMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaan

Ketenagakerjaan,Ketenagakerjaan,Ketenagakerjaan,Ketenagakerjaan,Ketenagakerjaan,SerikatSerikatSerikatSerikatSerikatPekerja, danPekerja, danPekerja, danPekerja, danPekerja, danSengketaSengketaSengketaSengketaSengketaKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaanKetenagakerjaan

33

Page 48: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

ekonomi informal, UKM tersebut tidak akanmembayar pajak. Kedua, kewajiban negara untukmemberikan perlindungan tenaga kerja terabaikan.Menghadapi kondisi ini, penyesuaian Kepmendengan menyertakan ketentuan-ketentuan khususbagi UKM diperlukan untuk meminimalisasiberalihnya UKM ke sektor informal; misalnya denganketentuan bahwa UKM dibebaskan dari ketentuanlaporan yang diaudit akuntan publik, atau bila tetapdipersyaratkan, biaya audit tersebut dibebankankepada negara. Dari kasus ini, terdeteksi adanyakebutuhan UKM untuk mendapatkan bantuan teknisguna meningkatkan kemampuan manajemennya(dalam hal ini pencatatan keuangan) secara internal.Departemen tenaga Kerja dan Transmigrasi bisamemberikan bantuan teknis manajemen tersebutdengan melibatkan departemen teknis terkaitlainnya (misalnya Depkeu) sebagai program/kegiatan bersama, atau memberikan penugasankepada sebuat tim internal Depnakertrans untukmeningkatkan kapasitas manajemen perusahaankecil tersebut.

Mengenai ketentuan upah lembur sebagaimanadiatur dalam Kepmennaker No.102/MEN/VI/2004juga potensial mendorong UKM untuk beroperasipada sektor informal dengan latar belakang dankonsekwensi serupa dengan permasalahnketentuan upah minimum di atas. DalamKepmenaker tersebut semestinya dibuat ketentuanpengecualian bagi UKM yang tidak mampumemenuhi ketentuan upah lembur denganmenyerahkannya pada mekanisme bi-partit antaramajikan dan pekerja. Peran pemerintah sebataspengecekan kondisi riil di lapangan dan tindak lanjutbila ada penyelewengan. Kelonggaran ketentuanini diharapkan memberikan insentif/mendorong UKMuntuk mematuhi peraturan; yang pada gilirannyabermanfaat bagi semua pihak yang terlibat:perusahaan, pekerja, dan pemerintah.

Selain masalah umum ketenagakerjaan,persoalan ketenagakerjaan tidak lengkap bila tidakdilihat juga mengenai ketentuan peraturanperundang-undangan terkait Serikat Pekerja (SP),

34

Page 49: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial(PPHI). Namun begitu, dalam lingkup UKM, tidakseperti perusahaan besar, permasalahan SP danPPHI sebagaimana diatur dalam UU No. 21/2000 danUU No. 2/2004 tidak merupakan permasalahanberarti. Bagi perusahaan menengah sebagian harusberurusan dengan persoalan terkait penentuan SPyang berhak mewakili pekerja dalam berhubungandengan manajemen perusahaan. Namun begitu UUNo.21/2000 tersebut telah mengatur mekanismeperwakilan SP dengan cukup memadai.

Persoalan aktual implementasi otonomi daerahmemunculkan permasalahan yang mengindikasikanadanya diskriminasi perlakuan terhadap para pencarikerja untuk mendapatkan pekerjaan. Beberapapemerintah daerah menerapkan kebijakan untukmengutamakan putera daerah dalam mendapatkanpekerjaan di wilayahnya. Putera daerah – yangdidefinisikan beragam oleh masing masing daerah,namun substansinya adalah penduduk yang berasaldari daerah setempat – di berbagai daerahmendapat kesempatan istimewa untukmendapatkan pekerjaan di wilayah administratifsuatu daerah otonom.

Berbagai daerah menerapkan kebijakan tersebutsecara resmi melalui penerbitan Perda; yang lainnyamenerapkannya tidak melalui kebijakan resmi,namun melalui pembentukan sikap masyarakatsebagai kekuatan penekan perusahaan untukmemprioritaskan putera daerah.

Melalui Perda, kebijakan ini diterapkan denganmengharuskan perusahaan yang menjalankanaktivitas bisnisnya di daerah otonom untukmematuhi ketentuan kuota pekerja dengan alokasipersentase tertentu bagi putera daerah. Disejumlah daerah pengaturan itu tidak hanya dalamlingkup kabupaten/kota namun bisa demikiankakunya dari tingkat desa, kecamatan, dankabupaten/kota. Kebijakan yang dituangkan dalam

KebijakanKebijakanKebijakanKebijakanKebijakanDaerahDaerahDaerahDaerahDaerah

35

Page 50: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Perda tersebut umumnya menerapkan sanksiadministratif berupa denda kewajiban membayarkompensasi finansial untuk tiap pelanggaran kepadapemerintah daerah.

Meskipun justifikasi dari kebijakan yang bersifatdiskriminatif tersebut pada umumnya didasarialasan untuk pemerataan kesempatan kerja bagiputera daerah dan alasan-alasan sosial lainnya,sebagai negara kesatuan yang menganut prinsipkesatuan wilayah Indonesia untuk pergerakanbarang, manusia, dan modal; kebijakan tersebutsangat mengganggu baik dari sisi ekonomi maupundari sisi politik, yang dikhawatirkan berkembangmenjadi bibit disintegrasi nasional. Kebijakandistortif ini terjadi karena kebijakan nasionalmengenai otonomi daerah yang tercermin dalam UUNo. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerahmemberikan kewenangan ketenagakerjaan kepadapemerintah daerah.

Kebijakan pemihakan (affirmative policy) tersebutdi atas umumnya menjadi masalah serius untukperusahaan-perusahaan besar dan sebagianperusahaan menengah, dan tidak terlaluberimplikasi ke perusahaan kecil yang padaumumnya beroperasi dengan menggunakan tenagakerja lokal. Namun begitu permasalahan ini tidakbisa diabaikan dalam konteks perlakuan yang adilbagi warga negara untuk mendapat pekerjaan diseluruh wilayah Indonesia tanpa diskriminasi.

Meskipun studi ini memfokuskan kajiannya padakebijakan yang secara langsung mempengaruhiperdagangan dan ketenagakerjaan, namun studi initidak bisa sepenuhnya menghindari pembahasankebijakan-kebijakan lain yang secara tidak langsungberhubungan dengan pengembangan UKM secaraumum, yang pada gilirannya juga dapatmempengaruhi kinerja perdagangan. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain terkait denganpengaturan sektor-sektor usaha untuk usaha besar,

4.3. PeraturanPerundang-

undanganLainnya

36

Page 51: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

menengah dan kecil; peningkatan akses finansialUKM; pembinaan manajemen UKM, dan kebijakanfiskal dan moneter.

Untuk melindungi UKM dari dominasi pelakuusaha besar, melalui Keppres No.99/1999 (kemudiandiamendemen dengan Keppress No.127/2001)tentang Sektor Usaha untuk UKM dan Sektor UsahaYang Terbuka Untuk Perusahaan Besar MelaluiKemitraan dengan Pelaku Usaha Kecil, pemerintahtelah mengambil langkah tepat dengan mengurangikemungkinan penguasaan perusahaan besar atassemua jenis usaha yang bisa dikerjakan olehpemodal usaha skala kecil. Hal ini positif, karenatanpa pengaturan ini, apabila perusahaan besarjuga melakukan bisnis di sektor usaha kecil, makabesar kemungkinan usaha kecil tidak akan mampubertahan dalam persaingan bisnis.

Dalam hal akses UKM untuk mendapatkanpinjaman dari lembaga-lembaga keuangan,kebijakan bank sentral dalam Peraturan Bank SentralIndonesia No.3/2/PBI/2001 tentang PemberianKredit Usaha Kecil, memungkinkan usaha kecilmendapatkan fasilitas kredit ringan untukmengembangkan usahanya. Secara kualitatifkebijakan ini akan memudahkan akses finansialusaha kecil.

Mengenai pembinaan manajemen UKM,setidaknya diatur dalam Peraturan Bank IndonesiaNo.5/18/2003 yang pada dasarnya merupakandukungan perbankan terhadap usaha kecil melaluibantuan teknis pelatihan manajemen danpemberian berbagai jenis informasi (pasar,komoditas unggulan daerah, dan lain-lain) bagikepentingan pengembangan usaha kecil.Sedangkan Keputusan Menteri Negara Badan UsahaMilik Negara No. KEP-236/BMU/203 mengaturkemitraan BUMN dengan Usaha Kecil yangmengharuskan BUMN mengalokasikan 1-5 persenkeuntungan bersihnya sebagai pinjaman lunakkepada usaha kecil dengan tingkat suku bungarelatif rendah (maksimum 12 persen per tahun)17.

17 Rentang suku bunga pinjaman komersial bank berkisar 17-21% pertahun pada saat keputusan menteri tersebut dibuat. Saat ini suku bungapinjaman bank berkisar 14-17%.

37

Page 52: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Dalam Kepmen BUMN tersebut juga diatur dana“pembanguan komunitas” dalam bentuk hibah untukusaha kecil di sekitar lingkungan usahanya.

Meskipun kebijakan BI dan Kementrian BUMNtersebut positif bagi kepentingan pengembanganUsaha Kecil, ada sejumlah catatan kritis yang perludisampaikan. Pertama, suku bunga pinjamansebagaimana disebut di atas perlu terusdisesuaikan dengan tingkat suku bunga pinjamanperbankan umum yang terus turun dari tahun ketahun, agar tetap mempunyai nilai lebihdibandingkan pinjaman komersial perbankanumumnya. Jika suku bunga pinjaman tidak masukkategori pinjaman lunak, apa gunanya untuk UKM?Kedua, dalam implementasi alokasi keuntunganbersih sebesar 1-5 persen tersebut di atas perlumendapat catatan karena kebanyakan BUMNmengalokasikan ketentuan minimumnya, yaituhanya satu persen untuk program kemitraan BUMNdengan usaha kecil. Dilihat dari kebijakannya, tidakada yang salah dalam dua hal di tas, tapi yang kinidiperlukan adalah evaluasi komprehensif terhadapdua kebijakan tersebut.18

Kebijakan lain yang mempengaruhi kinerja UKMadalah mengenai kebijakan fiskal khususnyaperpajakan, dan kebijakan moneter. Dengan sistemperpajakan yang berlaku, tidak ada perbedaan tarifpajak untuk perusahaan besar maupun UKM,misalnya dalam hal pajak penghasilan badan. Saatini tim pemerintah bersama unsur dunia usaha yangdimotori Kadin Indonesia sedang berupayamereformasi sistem perpajakan; satu hal pentingbagi UKM adalah adanya rencana untuk menerapkantarif pajak penghasilan bagi UKM sedikit di bawahtarif perusahaan besar. Sedangkan mengenaikebijakan moneter, ada usulan narasumber yangperlu dikaji lebih lanjut nantinya yaitu tentangperlunya BI memberikan keringanan simpanan girowajib minimum (GWM – sejumlah dana yang harusdijaminkan perbankan nasional di BI yangmerupakan persentase tertentu dari penyalurandana masyarakat) bagi perbankan nasional, yang

18 Dr. Sri Adiningsih dalam “Regulasi Dalam Revitalisasi Usaha Kecil danMenengah di Indonesia”

38

Page 53: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

menyalurkan dananya untuk pembiayaan UKM.Dengan keringanan GWM tersebut, diharapkanmerangsang perbankan nasional menyalurkandananya ke UKM.

Dari uraian bagian 4.1, 4.2, dan 4.3 mengenaikebijakan yang mempengaruhi perdagangan danketenagakerjaan serta beberapa kebijakan terkaitpembangunan UKM lainnya di atas, cukup jelasbahwa kualitas materi dan implementasi suatukebijakan, secara kualitatif (akan) berpengaruhpada peningkatan kapasitas/kinerja UKM. Analisismateri kebijakan berdasarkan sejumlah kriteria yangditetapkan, dan konfirmasi para narasumbermenegaskan bahwa UKM hanya akan dapatberkembang bila didukung kualitas kebijakan yangbaik, dalam tataran materi maupunimplementasinya.

Untuk membuktikan bagaimana kebijakankebijakan terkait UKM berpengaruh terhadapkinerjanya secara memuaskan, sangat sulit apabilahanya mengandalkan pendekatan kajian kualitatifmateri kebijakan dan konfirmasi subyektif paranarasumber secara individual, meskipun sudahdilengkapi dengan konfirmasi para pemangkukepentingan melalui diskusi kelompok (focus groupdiscussion). Untuk melengkapi analisis kualitatiftersebut, pada dasarnya bisa dilengkapi dengananalisis data-data kuantitatif yang tersedia.Meskipun kajian studi ini tidak menggunakanpendekatan kuantitatif, sejumlah terbatas datakuantitatif yang akan dipaparkan di bawah inibarangkali dapat digunakan sebagai indikator awaluntuk melengkapi analisis kebijakan.

4.4. Pengaruh4.4. Pengaruh4.4. Pengaruh4.4. Pengaruh4.4. PengaruhKebijakanKebijakanKebijakanKebijakanKebijakanterhadapterhadapterhadapterhadapterhadapPengembanganPengembanganPengembanganPengembanganPengembanganUKMUKMUKMUKMUKM

39

Page 54: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dalam halpenyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan(termasuk di dalamnya hotel & restoran), hampirseluruhnya merupakan kontribusi UKM (99,84%) dimana 91,61% diantaranya dari usaha kecil. Secarapersentase, struktur kontribusi UKM pada sektor initidak berubah sama sekali dari tahun 2000-2003;namun demikian angka absolut penyerapan tenagakerja meningkat tiap tahun sekitar 3,8 persenselama tiga tahun dari tahun 2001 sampai 2003(tahun 2001: 1.345.325 menjadi 1.397.063 tahun2002, dan menjadi 1.450.801 tahun 2003). Hal iniberarti bahwa meskipun kecil, UKM sektorperdagangan terus memberikan kontribusipenyerapan tenaga kerja baru.

Dalam hal nilai tambah, Tabel 4 di bawah inimemperlihatkan bahwa kontribusi PDRB (ProdukDomestik Regional Bruto) sektor perdagangan dariunsur UKM terhadap total kontribusi sektor inisangat besar, rata rata di atas 96 persen dari tahun1999-2003 di mana rata rata lebih dari 75 persenmerupakan kontribusi usaha kecil. Tabel tersebutjuga menunjukkan bahwa dari tahun 1999 sampaitahun 2003 hampir tidak ada perubahan strukturUKM terhadap total kontribusi sektor Perdagangan(rata rata di atas 96 persen), meskipun nilai absolutkontibusinya terus meningkat rata rata pertahun 3,5persen, mengimbangi kontribusi pelaku usaha besardari sektor Perdagangan ini.

40

Tabel 3. Perdagangan (Perdagangan & Eceran), Hotel dan RestoranKontribusi Penyerapan Tenaga Kerja

Kecil Menengah Kecil & Menengah Besar Total

Tahun Orang % Orang % Orang % Orang % Orang %

2000 15.223.033 91,61 1.367.924 8,23 16.590.957 99,84 26.058 0,16 16.617.015 100,00

2001 14.971.538 91,61 1.345.325 8,23 16.316.863 99,84 25.628 0,16 16.342.491 100,00

2002 15.547.307 91,61 1.397.063 8,23 16.944.370 99,84 26.614 0,16 16.970.984 100,00

2003 16.145.340 91,61 1.450.801 8,23 17.596.141 99,84 27.637 0,16 17.623.778 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah.

Page 55: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Data-data dari tabel di atas masih jauh darimemadai untuk menunjukkan pengaruh kebijakanterhadap kinerja UKM sektor perdagangan. Namunsetidaknya data tersebut menjadi indikator awalbahwa kebijakan terkait perdagangan UKM hampirtidak berpengaruh sama sekali terhadap kinerjaUKM – tidak menyebabkan peningkatan maupunpenurunan kinerja. Barangkali hal ini sejalan dengananalisis kualitatif kebijakan terkait pembangunanUKM dalam aspek perdagangan danketenagakerjaan pada bagian sebelumnya dalamtulisan ini (4.1 dan 4.2), yang hanya dinilai cukupbaik – tidak sangat baik, namun juga tidak jelek/distortif.

Sedangkan pengaruh kebijakan pembangunanUKM lainnya dalam hal akses finansial danpembinaan manajemen terkait lembaga perbankandan kemitraan dengan BUMN (bagian 4.3) samasekali belum dapat dianalisis dengan mengandalkandata kuantitatif karena kebijakan kebijakan BI danKemeneg BUMN untuk pembangunan UKM tersebutdibuat tahun 2003, sementara data agregat tahun2004 belum tersedia.

41

Tabel 4: Perdagangan (Perdagangan & Eceran) Kontribusi PDRB Perusahaan Kecil, Menengah, danBesar (berdasar harga konstan tahun 1993)

Kecil Menengah Kecil & Menengah Besar Total

Tahun Juta Rp. % Juta Rp. % Juta Rp. % Juta Rp. % Juta Rp. %

1999 35.732.573 75,11 10.084.571 21,20 45.817.144 96,31 1.757.357 3,69 47.574.501 100,00

2000 37.723.384 74,95 10.750.036 21,36 48.473.420 96,30 1.860.401 3,70 50.333.821 100,00

2001 38.819.578 77,57 11.227.959 21,59 50.047.537 96,25 1.950.263 3,75 51.997.800 100,00

2002 40.250.202 77,59 11.622.768 21,58 51.872.970 96,29 1.998.449 3,71 53.871.419 100,00

2003 41.503.897 77,34 12.163.674 21,85 53.667.571 96,39 2.009.288 3,61 55.676.859 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah.

Page 56: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Idealnya, bila mengacu pada urutan prosespenyusunan kebijakan nasional, dokumen/kebijakanStrategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan(National Poverty Reduction Strategy Program – SNPK)seharusnya diselesaikan terlebih dahulu sebelumpenyusunan RPJM (Rencana Pembangunan JangkaMenengah). Hal itu dimaksudkan agar programpengurangan kemiskinan dapat diakomodasikedalam dokumen pembangunan RPJM yang sangatstrategis dalam menentukan arah pembangunannasional, yang juga digunakan sebagai acuanpembangunan daerah-daerah otonom.

Sayangnya, sampai tulisan ini dibuat, dokumenSNPK belum selesai, masih dalam pembahasan diBappenas untuk nantinya diserahkan ke MenkoKesra, yang rencananya tahun 2005 ini akandipersiapkan naskah akademiknya sebelumakhirnya disahkan menjadi sebuah UU – sementaraRPJM sudah disahkan Presiden. Meskipun demikian,karena secara teknis pihak yang menyusun RPJMadalah Bappenas berdasarkan masukan seluruhkementerian pemerintah lainnya, maka dalamprakteknya Bappenas telah merujuk dokumen SNPKawal ke dalam RPJM.19

Sebagaimana disampaikan di bagian latarbelakang, dokumen SNPK menyebutkan bahwapembangunan UKM merupakan jabaran lebih lanjutdari salah satu strategi utama pengurangankemiskinan yaitu meningkatkan akses orang untukmendapatkan pekerjaan.

Dalam strategi pengurangan kemiskinan,pengembangan UKM diharapkan meningkatkankapasitas UKM untuk mengembangkan bisnisnya –perusahaan mikro berkembang menjadi perusahaankecil, perusahaan kecil berkembang menjadiperusahaan menengah, perusahaan menengahberkembang menjadi perusahaan besar. Dalamkalkulasi sederhana, peningkatan kapasitas UKM

4.5. Bagaimana4.5. Bagaimana4.5. Bagaimana4.5. Bagaimana4.5. BagaimanaPeraturanPeraturanPeraturanPeraturanPeraturan

Perundang-Perundang-Perundang-Perundang-Perundang-undanganundanganundanganundanganundangan

memungkinkanmemungkinkanmemungkinkanmemungkinkanmemungkinkanUKMUKMUKMUKMUKM

memberikanmemberikanmemberikanmemberikanmemberikankontribusikontribusikontribusikontribusikontribusi

dalamdalamdalamdalamdalamMengurangiMengurangiMengurangiMengurangiMengurangiKemiskinanKemiskinanKemiskinanKemiskinanKemiskinan

19 Deputi Kepala Bappenas bidang Pembangunan Daerah dan Desentralisasimerupakan orang kunci anggota tim KPK (Komite PenanggulanganKemiskinan) yang mengkonsolidasikan dan memformulasikan segalainput dari kementrian-kementrian teknis, saat ini sedang melakukanevaluasi terhadap draft dokumen PRSP sebelum disampaikan ke MenkoKesra sebagai ketua tim KPK.

42

Page 57: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

tersebut akan meningkatkan kemampuannya dalammenyerap tenaga kerja dan pada akhirnya akanmeningkatkan daya beli masyarakat. Secara statitik,ini berarti akan mengurangi kemiskinan.

Untuk menyelaraskan kebijakan pembangunanUKM agar memberikan kontribusi optimal bagiprogram pengurangan kemiskinan, prioritaspengembangan UKM dirasa perlu untuk diarahkanpada daerah-daerah miskin di Indonesia.

Pemetaan yang dibuat pemerintah mencatatbahwa terdapat 190 kabupaten/kota di Indonesiadikategorikan sebagai daerah tertinggal, di manasalah satu kriterianya terkait erat dengankemiskinan20. Langkah awal yang bisa diambil untukmengembangkan ekonomi daerah tertinggaltersebut adalah dengan mengenali produk unggulandari daerah-daerah tersebut yang potensial untukdikembangkan. Dengan pendekatan pengelom-pokan industri, mutlak diperlukan sinergi antaraproduk/potensi ekonomi tersebut dengan UKM daridaerah yang bersangkutan, dan para pelaku usahabesar yang potensial untuk mengembangkannyamenjadi kekuatan ekonomi masyarakat. Sinergitersebut harus mencakup berbagai aspekpengembangan UKM dari sisi produksi (diversifikasidan kualitas produk, rantai pasokan bahan baku,dan lain-lain), pemasaran dan perdagangannya(kelancaran pasokan produk, jaringan distribusi, danlain-lain), dukungan lembaga keuangan (perbankannasional, lembaga keuangan non-perbankan,lembaga keuangan mikro), dan lain-lain.

Komitmen pemerintah (pusat dan daerah) untukmendukung pengembangan pengelompokanindustri tersebut bisa ditunjukkan setidaknya dalamtiga hal. Pertama, pembuatan kebijakan pendukungaktivitas kelompok industri tersebut; termasuk diantaranya membatalkan atau merevisi kebijakankebijakan yang menghambat, di antaranya

20 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam dokumennya“Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal” berdasarkan 6 (enam)kriteria utama (perekonomian masyarakat, SDM, prasarana infrastruktur,keuangan daerah, aksesibilitas, dan karekteristik daerah) telahmemetakan daerah-daerah tertinggal di Indonesia yang meliputi 190kabupaten/kota yang perlu mendapat perhatian khusus dalampembangunan.

43

Page 58: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

sebagaimana dibahas dalam bagian 4.1, 4.2, 4.3.Kedua, menjadi fasilitator, monitoring dan evaluatorbagi berjalannya kelompok tersebut. Ketiga,komitmen anggaran keuangan untuk menciptakanberbagai prasarana penunjang aktivitas UKM.

Dengan momfokuskan pengembangan UKM didaerah-daerah tertinggal tersebut denganpendekatan kelompok industri yang bersangkutan,kontribusi optimal pengembangan UKM terhadappengurangan kemiskinan bisa diharapkan berhasil.

44

Page 59: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Kebijakan pemerintah sebagaimana tercermindalam peraturan perundang-undangan, secaraumum telah menunjukkan keberpihakannya padakebutuhan spesifik UKM. Kebijakan untuk membatasiruang pelaku usaha besar agar tidak mengambiljatah usaha UKM, ketentuan tingkat suku bungaperbankan yang lebih rendah dibandingkan sukubunga komersial umumnya untuk UKM, ketentuanprogram kemitraan BUMN dengan UKM, adanyakementerian khusus yang menangani UKM, dan lain-lain, setidaknya dalam level kebijakan, telahmendukung iklim kondusif bagi berkembangnya UKM.Meskipun demikian, dalam tataran implementasikebijakan, koordinasi dan kerjasama antar lembagapemerintah di tingkat pusat dan antara pemerintahpusat dengan pemerintah daerah, masih lemah yangmenyebabkan efek kebijakan kurang optimalmenghasilkan perbaikan kinerja UKM.

Secara khusus, berikut ini beberapa temuanspesifik analisis peraturan perundangan-undanganterkait aktivitas perdagangan dalam negeri danketenagakerjaan untuk menjawab pertanyaanpenelitian yang menjadi fokus studi ini

Dalam tataran kebijakan, kualitas peraturanperundang-undangan nasional yang terkaitperdagangan pada dasarnya cukup berpihak padapengembangan UKM, meskipun belum dapatdikatakan sangat kondusif. Dalam implementasikebijakan perdagangan dalam negeri, secara

5. Kesimpulan &Rekomendasi

5.1.5.1.5.1.5.1.5.1.KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan

45

Page 60: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

khusus mengenai pola hubungan antaraperusahaan eceran/hipermarket (pelaku usahabesar) dan pemasoknya (UKM), posisi tawar UKMmasih sangat lemah dalam suatu persaingan bebasyang mengesampingkan prinsip-prinsip persainganyang adil.

Dalam kaitannya dengan tata pemerintahanpusat-daerah, substansi materi peraturanperundang undangan baik yang terkait langsungmaupun tidak langsung terhadap aktivitasperdagangan, membuka peluang munculnya distorsikebijakan di tingkat daerah. Akibatnya, munculperaturan-peraturan daerah yang menerapkanhambatan perdagangan dalam negeri baik yangbersifat tarif dan non-tarif. Bagi UKM, hambatan tariftersebut menurunkan daya saingnya karena UKMsangat sensitif terhadap setiap tambahan biayadalam produksi maupun distribusinya.

Dalam soal ketenagakerjaan, ada permasalahandalam ketentuan pengupahan; sedangkanmengenai serikat pekerja dan penyelesaianperselisihan hubungan industrial tidak menjadimasalah bagi UKM. Dalam hal pengupahan,khususnya mengenai penangguhan pelaksanaanupah minimum bagi perusahaan perusahaan yangbelum mampu memenuhinya, kebutuhan spesifikUKM belum terakomodasikan. Persyaratan yangditentukan untuk mendapatkan izin penundaanpenerapan upah minimum dari pemerintah terlaluberat untuk dipenuhi UKM sehingga memaksa UKMberoperasi secara informal. Akibat beroperasisecara informal, tenaga kerja UKM tidak mendapatperlindungan dari pemerintah.

Permasalahan lain dalam ketenagakerjaanadalah munculnya kebijakan ketenagakerjaan yangdiskriminatif. Dalam implementasi otonomi daerah,akibat rendahnya kapasitas sumber daya manusiasetempat pemerintah daerah dan lemahnyapengawasan pemerintah pusat, telah menyebabkandiskriminasi perlakuan bagi pencari kerja untukmendapatkan pekerjaan di luar daerah asalnya.

46

Page 61: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

Untuk mengatasi berbagai kelemahan kebijakandan distorsi implementasi kebijakan, beberapa halberikut perlu dilakukan APINDO sebagai organisasipengusaha sebagai kontribusinya dalampembangunan UKM:

Dalam lingkup luas, APINDO bersama berbagaikomponen asosiasi usaha dalam lingkup KadinIndonesia, membangun kemitraan denganpemerintah dalam membuat/merevisi berbagaiUU sektoral, baik untuk kepentingan UKMmaupun perusahaan perusahaan besar.

Dalam hal peraturan perundang-undanganterkait perdagangan, APINDO bersama KadinIndonesia akan terlibat aktif dalam penyusunanUU Perdagangan Dalam Negeri dengan targetpengesahan UU paling lambat akhir tahun 2005.

Mengenai UU No. 34/2000 tentang Pajak danRetribusi Daerah yang mengakibatkan hambatanperdagangan dalam negeri, perlu dilakukanrevisi dengan prinsip utama membatasi jenis-jenis pungutan yang boleh diterapkan di daerahuntuk menghindari multi intepretasi daerah-daerah otonom di tingkat kabupaten/kota danprovinsi dalam membuat kebijakan perdagangandaerah. APINDO, bersama dengan KPEN danKPPOD perlu melakukan advokasi perubahan UUdimaksud dengan target perubahanpertengahan tahun 2005.

Dalam hal ketenagakerjaan, APINDO secara aktifharus terlibat dalam penyusunan PP, Perpres danKepmen untuk melengkapi UU No. 13/2000tentang Ketenagakerjaan. Di antaranya denganmerevisi Kepmen No. 231/MEN/2003 agarmembebaskan kewajiban UKM menyertakanhasil audit akuntan publik untuk mendapatkanpersetujuan penundaan pemberlakuan upahminimum, yang ditargetkan selesai pada tahun2005 ini juga.

Untuk mendukung rekomendasi spesifik untukadvokasi kebijakan terkait Perdagangan danKetenagakerjaan, studi ini jugamerekomendasikan APINDO dengan para

5.2.5.2.5.2.5.2.5.2.RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiuntuk Advokasiuntuk Advokasiuntuk Advokasiuntuk Advokasiuntuk AdvokasiKebijakanKebijakanKebijakanKebijakanKebijakanAPINDOAPINDOAPINDOAPINDOAPINDO

47

Page 62: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

pemangku peran pembangunan UKM lainnyauntuk bekerjasama dengan pemerintah pusatdalam membuat cetak biru pengembangan UKMyang komprehensif.

Pembuatan cetak biru tersebut setidaknyadidasarkan 6 (enam) prinsip utama: 1) definisiUKM yang jelas sebagai sumber referensi; 2)mendukung ekonomi pasar melalui suatukompetisi yang adil dengan mengakomodasikebutuhan spesifik UKM, termasuk di dalamnyainsentif fiskal dan non-fiskal; 3) keterkaitanantara UKM dan usaha skala besar dalam suatukelompok industri yang saling menguntungkankedua belah pihak; 4) menempatkanKementerian Negara Koperasi dan UKM sebagailembaga yang memimpin seluruh kementerianpemerintah; 5) peran yang dilakukan pemerintahsebatas pada pembuatan kebijakan, monitoringdan evaluasi pelaksanaan kebijakan; 6)menempatkan daerah-daerah otonom sebagaientitas terpenting dalam implementasikebijakan.

Sebagaimana disampaikan dalam bagian latarbelakang, ada keinginan pelaku usaha besaranggota APINDO untuk membantu pengembanganUKM dalam suatu program kemitraan pelaku usahabesar dengan UKM. Untuk itu, sebagai tindak lanjutadvokasi kebijakan, APINDO perlu memfasilitasiprogram kemitraan yang akan dimulai pada awaltahun 2006 itu dengan memperhatikan beberapahal berikut.

Program kemitraan dikemas dalam suatuhubungan bisnis antara pelaku usaha besar dankecil yang saling menguntungkan. Untuk itu,program kemitraan tersebut dikembangkandengan menggunakan pendekatan kelompokantara pelaku usaha besar dan UKM dalam suatulini industri yang sama. Pengembanganpengelompokan tersebut harus dilengkapidengan pembinaan teknis pelaku usaha besar

5.3.5.3.5.3.5.3.5.3.RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiTindak LanjutTindak LanjutTindak LanjutTindak LanjutTindak Lanjut

48

Page 63: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

kepada UKM dalam berbagai aspekpembangunan UKM, baik dalam produksi,distribusi, dan akses finansial.

Dalam konteks program pengurangankemiskinan, pengembangan pengelompokantersebut lebih baik dilaksanakan di salah satudaerah dari 190 kabupaten/kota daerahtertinggal yang telah diidentifikasi pemerintah.Pilihan daerah tersebut akan sangat tergantungpada potensi ekonomi daerah, komitmenpemerintah daerah, dan adanya pelaku usahabesar anggota APINDO yang memiliki komitmenkuat dalam pengembangan UKM.

Untuk mendukung pendanaan program tersebut,APINDO perlu menjajaki kemungkinanmemperoleh dukungan dana dari berbagaiprogram lembaga donor. Di antaranya programSENADA (“bekerja dalam harmoni”) yang didanaioleh USAID yang akan dimulai pertengahantahun 2005. Salah satu fokus programnyaadalah pengembangan suatu kelompok industri.

49

Page 64: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

50

Page 65: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

No Peraturan Perundang-undangan (DiurutkanBerdasar Tahun)

1. UU No. 7/1981: Wajib Lapor Ketenagakerjaan2. UU No. 25/1992: Perkoperasian3. UU No.7/1994: Pengesahan Agreement

Establishing The World Trade Organization(Persetujuan Pembentukan OrganisasiPerdagangan Dunia)

4. UU No. 1/1995: Perseroan Terbatas5. TAP MPR RI XVI/MPR/1998: ‘Politik Ekonomi

Dalam rangka Demokrasi Ekonomi’6. PP No. 32/1998: Pembinaan UKM7. UU No. 9/1995: Usaha Kecil8. UU No. 5/1999: Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat9. UU No. 22/1999: Pemerintahan Daerah10. UU No. 25/1999: Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah

11. UU No. 23/1999: Bank Indonesia12. UU No. 21/2000: Serikat Pekerja/Serikat Buruh13. UU No. 25/2000: PROPENAS (Program

Perencanaan Pembangunan Nasional)14. UU 34/2000: (Amandemen UU 18/1997): Pajak

Daerah dan Pajak Usaha15. PP No. 25/2000: Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom16. Keppres No. 127/2001 (amandemen Keppres

No. 99/1998): Bidang/Jenis Usaha YangDicadangkan Untuk Usaha Kecil Dan Bidang/

Lampiran 6.1.Lampiran 6.1.Lampiran 6.1.Lampiran 6.1.Lampiran 6.1.DaftarDaftarDaftarDaftarDaftarPeraturanPeraturanPeraturanPeraturanPeraturanPerundang-Perundang-Perundang-Perundang-Perundang-undanganundanganundanganundanganundanganyang Dikajiyang Dikajiyang Dikajiyang Dikajiyang Dikaji

6. Lampiran

51

Page 66: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk UsahaMenengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

17. Keppres No. 56/2002: Restrukturisasi KreditUsaha Kecil Dan Menengah

18. UU No. 13/2003: Ketenagakerjaan19. Kepmenaker No. 231/MEN/2003: Tata Cara

Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum20. Kepmenaker No. 233/MEN/2003: Jenis & Sifat

Pekerjaan Yang Dijalankan Terus Menerus21. Kepmenaker No. 235/MEN/2003: Jenis Jenis

Pekerjaan Yang Membahayakan Kesehatan,Keselamatan atau Moral Anak

22. Kepmen BUMN No. 236/BMU/2003: ProgramKemitraan Badan Usaha Milik Negara denganUsaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

23. Kepmenaker No. 244/MEN/2003: KewajibanPengusaha Yang Mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00-07.00

24. Peraturan BI No.5/18/PBI/2003: PemberianBantuan Teknis Dalam Rangka PengembanganUsaha Mikro dan Kecil

25. UU No. 2/2004: Penyelesaian PerselisihanHubungan Industrial

26. Kepmenaker No. 102/MEN/VI/2004: WaktuKerja Lembur dan Upah Kerja Lembur

27. Perpres No. 7/2005: Program PembangunanJangka Menengah

28. Peraturan Presiden No.9/2005: Kedudukan,Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan TataKerja Kementerian Negara Republik Indonesia

29. Program Aksi Pemberdayaan UMKM Tahun2005-2009 Kementerian Negara Koperasi danUKM Republik Indonesia

30. Strategi Nasional Pembangunan DaerahTertinggal, Kementerian Pembangunan DaerahTertinggal Republik Indonesia

52

Page 67: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

ADB, ADB Support For SME Development: PenguatanLayanan Pengembangan Usaha Untuk UsahaKecil dan Menengah (Strengthening Services ForSmall Medium Enterprise Development)

Adiningsih, Sri (2004), Regulasi Dalam RevitalisasiUsaha Kecil Menengah di Indonesia

Anas,Titik (2003), “Decentralization and DomesticTrade” in T.A.Legowo and Muneo Takahashi (ed.).Regional Autonomy And Socio-EconomicDevelopment In Indonesia – A MultidimentionalAnalysis, Chiba, Japan.

APINDO-IWAPI-ILO (2004), Promoting WomenEntrepreneurship Development in Indonesia.

Budiantoro, Setyo (2005), Dari Demokrasi KapitalMenuju Demokrasi Ekonomi, Jakarta.

Allal, Maurice (2003), Classification Of SMES, ILOGeneral Survey 2003 on Employment relatedConventions and Recommendations: Analysis ofmember States responses to Recommendation 189(Job Creation in Small and Medium-SizedEnterprises), Chapter III Draft SEED Working Paper,Thailand.

ILO (2004), Terbebas Dari Kemiskinan: Masukan ILOatas PRSP Indonesia, Jakarta.

ILO (2004), Employment Dimension of Macro andSectoral Policies, Jakarta.

ILO (2004), Job Creation and Enterprise Development(SME and Local Economic Development), Jakarta.

ILO (2004), Gender and Poverty, Jakarta.

ILO (2003), Small Enterprise Development, AnIntroduction to the Policy Challenge, Geneve,Switzerland.

ILO (1998), Job Creation In Small And Medium-SizedEnterprises, Guide to ILO Recommendation No.189,Geneve, Switzerland.

JICA-Government of Indonesia (2004), The Study OnStrengthening Capacity of SME Clusters inIndonesia Final Report

Lampiran 6.3.Lampiran 6.3.Lampiran 6.3.Lampiran 6.3.Lampiran 6.3.ReferensiReferensiReferensiReferensiReferensi

53

Page 68: Tinjauan Aspek Perdagangan dan Ketenagakerjaan pada ... · PDF filePengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Program Penanggulangan ... perdagangan membuka peluang bagi pemerintah

“Penanggulangan Kemiskinan melalui Pembangunan UKM”

KADIN-Indonesia (2004), Revitalisation of theIndustry and Investment, Kadin-IndonesiaContribution of Thoughts to The Government ofthe Republic Indonesia Period 2004 – 2009,Jakarta.

KPPOD (2004), Regional Investment Attractiveness,A Survey of Business Perception, Jakarta.

Lewis, Blane (2003), Empirical Evidence on NewRegional Taxes and Charges in Indonesia, ResearchTriangle Institute, North Carolina, USA,www.gtzsfdm.or.id

The Asia Foundation-World Bank, Improving TheBusiness Environment in East Java, View From ThePrivate Sector.

Wattanapruttipaisan, Thitapha (2002), Lampiran6.3. Referensi Thailand.

54