tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi...

55
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN DI DESA PUNTUKREJO KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Evy Anjani NIM B12014 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: buinhu

Post on 05-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG

IMUNISASI PENTAVALEN DI DESA

PUNTUKREJO KARANGANYAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Evy Anjani

NIM B12014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen di

Desa Puntukrejo, Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi

tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Yunia Renny Andhikatias, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Bapak Sugito, S.Sos, selaku Kepala Desa Puntukrejo, yang telah bersedia

memberikan ijin kepada penulis dalam melakukan penelitian.

5. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi

kuesioner yang telah diberikan.

6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Imiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta,.............2015

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

v

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Evy Anjani

B12014

TINGKAT PENGETAHUAN IBU

TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN

DI DESA PUNTUKREJO KARANGANYAR

Xii + 40 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada

tanggal 11 Oktober 2014 di Desa Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar, di

dapatkan jumlah batita dari bulan Oktober 2013-Oktober 2014 berjumlah 160

batita, kemudian setelah dilakukan wawancara kepada 10 ibu yang mempunyai

anak batita dan sudah diimunisasi Pentavalen didapatkan hasil yaitu 2 ibu sudah

mengetahui tentang imunisasi Pentavalen dan 8 ibu kurang mengetahui tentang

imunisasi Pentavalen. Ibu juga mengatakan bahwa mengimunisasikan anaknya

hanya untuk mengikuti kebijakan dari pemerintah. Dari hasil wawancara tersebut

menunjukkan bahwa pada ibu banyak yang belum mengetahui tentang imunisasi

Pentavalen.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen di

Desa Puntukrejo, Karanganyar pada tingkat baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi

penelitian diambil di Desa Puntukrejo, Karanganyar pada tanggal 28 Januari 2015.

Jumlah sampel sebanyak 40 ibu, dengan teknik pengambilan sampel quota

sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa

data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen di Desa

Puntukrejo, Karanganyar, ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 9 responden

(22,5%), pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (60%), pengetahuan kurang

sebanyak 7 responden (17,5%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi Pentavalen di Desa

Puntukrejo, Karanganyar sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 26

responden (60%).

Kata Kunci : Pengetahuan, imunisasi, imunisasi pentavalen.

Kepustakaan : 23 literatur (Tahun 2005 s/d 2015)

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

vi

MOTTO

1. Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan

dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum habislah

kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha

perkasa lagi maha bijaksana(Q.S Lukman : 27).

2. Bangkitlah, tepis debu dari bekas jatuhmu, damaikanlah hatimu, teduhkanlah

wajahmu, dan jadilah pribadi yang lebih baik daripada yang sebelum terluka.

3. Do whatever you like, be consistent and succes will be come naturally.

4. Tuhan menciptakan perbedaan agar kita hidup sejahtera bersama di dalam

rahmat karena adanya perbedaan, bukan untuk merasa benar sendiri karena

orang lain berbeda.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Untuk Bapak dan Ibu tercinta, “Bpk. Sukasdi dan Ibu Suminah” terima kasih

atas doa, restu dan cinta kasih sayang selama ini. Untuk kakak saya “Bayu

Suseno” terima kasih untuk doa, semangat, perhatian dan nasehatnya.

Keluarga besar tercinta yang selalu memberikan support disetiap langkah

saya.

2. Untuk teman-teman seperjuangan, senasib, dan sepenanggungan khususnya

Ika Yuliana, Faridha Dwi Hidayati dan Nusaibah terima kasih atas bantuan,

dukungan, semangat, dan canda tawa yang selalu ada setiap saat serta

meyakinkan bahwa saya bisa melalui segala sesuatunya dengan baik.

3. Untuk Apri Setiawan terima kasih telah meluangkan setiap jeda dihari-harimu

untuk mendukung saya dengan tulus tanpa mengenal bosan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Almamater tercinta.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

vii

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

CURICULUM VITAE ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian

1. Umum ................................................................................................. 4

2. Khusus ................................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian .................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................................... 7

B. Kerangka Teori........................................................................................ 21

C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................... 22

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 23

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 24

D. Variabel Penelitian .................................................................................. 25

E. Definisi Operasional................................................................................ 25

F. Instrumen Penelitian................................................................................ 26

G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 29

H. Metode Pengolahan Data ........................................................................ 30

I. Analisis Data ........................................................................................... 32

J. Etika Penelitian ....................................................................................... 32

K. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................................................... 34

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 34

C. Pembahasan ............................................................................................. 36

D. Keterbatasan ............................................................................................ 38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 39

B. Saran ........................................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Operasional...................................................................... 25

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pernyataan .......................................................................... 27

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ................................................................ 34

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen ................. 35

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 21

Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................... 22

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 16. Rumus Mean, Standard Deviation, dan Skor Prosentase

Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 18. Lembar Konsultasi

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat pembangunan

kesehatan dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka

ini digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi program serta kebijakan

kependudukan dan kesehatan. Program kesehatan Indonesia telah difokuskan

untuk menurunkan tingkat kematian anak yang cukup tinggi. Penurunan

kematian bayi dan ibu telah menjadi tujuan utama untuk mencapai tujuan 4

dan 5 dari Millenium Development Goals (MDGs) (SDKI, 2012).

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan

kematian bayi untuk periode lima tahun (2008-2012) adalah 32/1.000

kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah pada tahun

2012 yaitu 10,75/1.000 kelahiran hidup. Target kematian bayi nasional pada

tahun 2015 adalah 17/1.000 kelahiran hidup, sehingga sudah jauh melampaui

target yang ditetapkan (Dinkes Jateng, 2012).

Diperkirakan 1,7 juta kematian anak atau 5% pada balita di Indonesia

adalah akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Agar

target nasional dan global untuk mencapai eradikasi, eliminasi, dan redukasi

terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi

dan merata sampai mencapai tingkat Population Immunity (kekebalan

masyarakat) yang tinggi. Salah satu program yang terbukti efektif untuk

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

2

menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I adalah imunisasi

(DepKes RI, 2007).

Berdasarkan kajian dari Regional Review Meeting on Imunization

WHO/SEARO di New Delhi dan Komite Ahli Penasehat Imunisasi

Nasional/Indonesian technical Advisory Group on Immunization (ITAGI)

pada tahun 2010, merekomendasikan agar vaksin Hib diintegrasikan ke dalam

program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kematian

dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis. Hal ini

selaras dengan introduksi vaksin baru yang tercepat dalam Comprehensive

Multi Years Plan (CMYP) 2010-2014 dalam rangka mempercepat pencapaian

Millenium Development Goals (MDGs) 4 (DKK Sukoharjo, 2013).

Selain itu direkomendasikan vaksin Hib dalam bentuk cair (liquid)

kombinasi dengan DPT/HB untuk efisiensi biaya, waktu dan penyimpanan.

Berkat kemajuan teknologi pembuatan vaksin, telah dimungkinkan vaksin

DPT, Hepatitis B dan Hib dikombinasikan dalam satu preparat tunggal (DPT-

HB-Hib). Hal tersebut sesuai dengan rekomendasi SAGE ( StrategicAdvisory

Group of Experts on Imunization) tentang kombinasi vaksin Hib dengan

DPT-HB menjadi vaksin DPT-HB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi

jumlah suntikan pada bayi (DKK Sukoharjo, 2013).

Pneumonia menyebabkan kematian terbesar pada anak. Kurang lebih 23%

pneumonia yang serius pada anak disebabkan oleh Haemophilus Influenza

tipe b (Hib). Sedangkan penyebab lain adalah Pneumococcus, Saphilococcus,

Streptococcus, virus dan jamur. Hib dan Streptococcus Pneumonia

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

3

jugamenyebabkan meningitis yang dapat menimbulkan kematian dan

kecacatan pada anak (DKK Sukoharjo, 2013).Cakupan imunisasi dasar

lengkap tahun 2013 di Desa Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar sebesar

48,1%, sedangkan imunisasi Hb 0 59,5%, imunisasi BCG 56%, imunisasi

DPT1 58,1%, DPT2 47,8%. DPT3% 45,3%, Polio1 56%, Polio2 58,1%, Polio3

47,8%, Polio4 43,8%, Campak 48,6%.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 11

Oktober 2014 di Desa Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar, di dapatkan

jumlah batita dari bulan Oktober 2013-Oktober 2014 berjumlah 160 batita,

kemudian setelah dilakukan wawancara kepada 10 ibu yang mempunyai anak

batita dansudah diimunisasi Pentavalen didapatkan hasil yaitu 2 ibu sudah

mengetahui tentang imunisasi Pentavalen dan 8 ibu kurang mengetahui

tentang imunisasi Pentavalen. Ibu juga mengatakan bahwa mengimunisasikan

anaknya hanya untuk mengikuti kebijakan dari pemerintah. Dari hasil

wawancara tersebut menunjukkan bahwa pada ibu banyak yang belum

mengetahui tentang imunisasi Pentavalen.Berdasarkan uraian diatas, penulis

tertarik untuk mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Pentavalen di Desa Puntukrejo, Karanganyar”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi

Pentavalen di Desa Puntukrejo?”.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang

imunisasi pentavalen di Desa Puntukrejo, Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen di

Desa Puntukrejo, Karanganyar pada tingkat baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen di

Desa Puntukrejo, Karanganyarpada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen di

Desa Puntukrejo, Karanganyarpada tingkat kurang.

D. Manfaaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih

luas khususnya mengenai imunisasi pentavalen.

2. Bagi diri sendiri

Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang

diperoleh dari institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian, statistik

kesehatan, ilmu kesehatan anak, serta melatih keterampilan berfikir secara

kritis dan analisis.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

5

3. Bagi institusi

a. Institusi lahan penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam

program peningkatan pengetahuan tentang imunisasi pentavalen.

b. Institusi Akademik

Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang

tingkat pengetahuan dan imunisasi pentavalen.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain :

1. Amin Dewi Fitriyani (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Tingkat

Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT di Posyandu Desa Pereng,

Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah”. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian deskriptif kuantitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan

adalah kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah adalah analisa

univariat, variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah variabel

tunggal. Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT

pada bayi mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam

kategori cukup 22 responden (73,33%), kategori baik 5 responden

(16,67%), dan kategori kurang 3 responden (10%).Perbedaan dengan

penelitian ini adalah lokasi dan waktu penelitian, sampel penelitian,

jumlah responden, tekhnik sampling. Sedangkan persamaan dengan

penelitian ini adalah metode penelitian yaiti deskriptif.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

6

2. Peneliti belum menemukan penelitian yang sama mengenai tingkat

pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk

mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja

maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak

atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarok, 2007).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, mengingat kembali (recall) terhadap suatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang atau rangsangan yang telah

diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara luas.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

8

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

(Mubarok, 2007).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

9

untuk mendapat informasi, misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang akan pola hidup terutama untuk sikap berperan

serta dalam pembangunan. Pada umunya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan

yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

10

4) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

5) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

(Wawan, 2011).

2. Imunisasi

a. Pengertian

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit (Proverawati dan Dwi Andhini, 2010). Imunisasi adalah

suatu cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu

penyakit, sehingga kelak bila terpapar dengan penyakit tersebut tidak

akan menderita penyakit tersebut karena system imun tubuh

mempunyai system memori (daya ingat), ketika vaksin masuk

kedalam tubuh maka akan dibentuk anti bodi untuk melawan vaksin

tersebut dan system memori akan menyimpannya sebagai suatu

pengalaman (Mulyani dan Rinawati, 2013).

b. Tujuan Imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada

bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

11

disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan

imunisasi, antara lain :

1) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit

menular.

2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

3) Imunisasi menurunkan angka morbidibitas (angka kesakitan) dan

mortilitas (angka kematian) pada balita.

(Proverawati dan Dwi Andhini, 2010)

c. Jenis-jenis vaksin

Pada prinsipnya, vaksin ada 2 jenis, yaitu :

1) Vaksin yang terbuat dari kuman/virus hidup yang dilemahkan.

Contohnya antara lain BCG (bakteri), polio (virus), campak

(virus), dan MMR (virus).

2) Vaksin yang terbuat dari kuman/ virus mati atau komponennya,

contohnya antara lain hepatitis A dan B, DTP, Hib, pneumokokus,

influenza, tifoid, dan HPV.

(SATGAS Imunisasi PP IDAI, 2014)

d. Macam-macam

Ada 5 macam imunisasi dasar, yaitu :

1) Hepatitis B

Infeksi virus hepatitis B (VHB) menyebabkan sedikitnya satu

juta kematian per tahun. Semua orang yang mengandung HbsAg

positif potensial infeksius. Transmisi terjadi melalui kontak

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

12

perkutaneus atau parenteral, dan melalui hubungan seksual.

Transmisi antar anak merupakan modus yang sering terjadi di

negara endemis VHB. VHB dapat melekat dan bertahan di

permukaan suatu benda selama kurang lebih 1 minggu tanpa

kehilangan daya tular. Darah bersifat infeksius beberapa minggu

sebelum awitan, menetap selama fase akut infeksius bila HbsAg

positif.

2) Polio

Poliomielitis adalah suatu penyakit demam akut yang

disebabkan virus polio. Kerusakan pada motor neuron medula

spinalis dapat mengakibatkan kelumpuhan yang bersifat flaksid.

Virus polio termasuk virus RNA golongan Picornaviridae genus

Enterovirus. Genom polio virus berupa single stranded RNA,

terdiri dari 7.450 nukleotida. Terdapat tiga jenis serotipe virus

polio yaitu virus poli-1, polio-2, polio-3.

3) BCG (Bacille Calmette-Guerin)

Bacille Calmette-Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat

dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun

sehingga didaptkan basil yang tidak virulen tetapi masih

mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan

sensitivitas terhadap tuberkulin.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

13

4) DTP (Difteria, Tetanus, Pertusis)

Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-

mediate disease dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium

diphteriae diphtheriae. Corynebacterium diphteriae diphtheriae

adalah basil Gram positif. Produksi toksin terjadi hanya bila

kuman tersebut mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang

mengandung informasi genetik toksin.

Tetanus adalah penyakit akut, bersifat fatal, gejala klinis

disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri Clostridium

tetani. Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang dan

bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spor

dengan bentuk drumstick. Kuman ini sensitif terhadap suhu panas

dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen.

Pertusis atau batuk rejan/batuk seratus hari adalah suatu

penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.

Bordetella pertussis adalah bakteri batang yang bersifat gram

negatif dan membutuhkan media khusus untuk isolasinya. Kuman

ini menghasilkan beberapa antigen antara lain toksin pertusis (PT),

filamen hemagglutinin (FHA), pertactineaglutinogen fimbriae,

adenil siklase, endotoksin, dan trakea sitotoksin. Produk toksin ini

berperan dalam terjadinya penyakit pertusis dan kekebalan

terhadap satu atau lebih komponen toksin tersebut akan

menyebabkan serangan penyakit yang ringan.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

14

5) Campak

Penyakit campak disebabkan oleh karena virus campak.

Virus termasuk dalam famili paramyosovirus. Virus campak

sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37oC.

Toleransi terhadap PH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter,

cahaya dan trysine. Virus mempunyai jangka hidup pendek (short

survival time) yaitu kurang dari 2 jam.

(IDAI, 2011).

3. Imunisasi Pentavalen (DTP-HB-Hib)

a. Pengertian

1) Difteria

Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-

mediate disease dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium

diphteriae diphtheriae. Corynebacterium diphteriae diphtheriae

adalah basil Gram positif. Produksi toksin terjadi hanya bila

kuman tersebut mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang

mengandung informasi genetik toksin. Hanya galur toksigenik

yang dapt menyebabkan penyakit berat. Ditemukan 3 galur bakteri

yaitu, gravis, intermedius, belfanti dan mitis dan semuanya dapat

memproduksi toksin, tipe gravis adalah yang paling sering

didapatkan pada kasus yang berat (IDAI, 2011).

Penyakit difteria merupakan penyakit yang mudah menular

dan menyerang saluran napas bagian atas dengan gejala demam,

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

15

pembengkakan pada amandel (tonsil), dan terlihat selaput putih

kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan

napas. Tersumbatnya jalan napas oleh selaput merupakan

penyebab kematian utama (IDAI, 2011).

2) Pertusis

Pertusis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh

kuman Bordetella pertusis. Batuk ini mencapai 1-3 bulan, oleh

karena itu pertusis dikenal dengan istilah batuk seratus hari.

Penularan penyakit ini dapat melalui droplet penderita (Mulyani

dan Rinawati, 2013). Gejala utama pertusis timbul saat terjadinya

penumpukan lendir dalam saluran nafas akibat kegagalan aliran

oleh bulu getar yang lumpuh berakibat terjadinya batuk

paroksismal tanpa inspirasi yang disertai dengan bunyi whoop.

Pada serangan batuk seperti ini, pasien akan muntah dan sianosis,

menjadi sangat lemas dan kejang. Keadaan ini dapat berlanjut

antara 1 sampai 10 minggu (IDAI, 2011).

3) Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

kuman Clostridium Tetani. Penderita akan mengalami kejang-

kejang baik pada tubuh maupun otot mulut sehingga mulut tidak

bisa dibuka, pada bayi air susu ibu tidak bisa masuk, selanjutnya

penderita mengalami kesulitan menelan dan kekakuan pada leher

dan tubuh. Pada bayi penularan disebabkan karena pemotongan

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

16

tali pusat tanpa alat yang steril atau dengan cara tradisional

dimana alat pemotong dibubuhi ramuan tradisional yang

terkontaminasi spora kuman tetanus

(Proverawati dan Dwi Andhini, 2010).

4) Hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus

yang telah mempengaruhi organ hati. Bayi-bayi yang terjangkit

virus hepatitis beresiko terkena kanker hati. Virus Hepatitis B

disebarkan melalui kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air

mani). Gejalanya mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual,

muntah, rasa lelah, mata kuning, demam, urine menjadi kuning

dan sakit perut (Proverawati dan Dwi Andhini, 2010).

5) Haemophyllus Influenza tipe b

Haemophyllus Influenza tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri

Gram negatif. Infeksi Hib menyebabkan meningitis (radang

selaput otak) dengan gejala demam, kaku kuduk, penurunan

kesadaran, kejang, dan kematian. Penyakit lain yang dapat terjadi

adalah pneumonia, selulitis, artritis dan epiglotitis. Penularannya

melalui bersin, batuk dari penderita secara langsung. Penularan

juga dapat disebabkan karena penggunaan barang-barang yang

terkontaminasi oleh bakteri Haemophyllus Influenza tipe b. Anak-

anak mempunyai resiko lebih tinggi. Anak-anak yang yang masih

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

17

minum ASI masih bisa terlindung, akan tetapi lebih baik jika

diberikan imunisasi (Mulyani dan Rinawati, 2013).

b. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi pentavalen adalah untuk pencegahan terhadap

penyakit difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B,dan infeksi

Haemophilus influenzae tipe b secara simultan pada seseorang dan

menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat

(Biofarma, 2013).

c. Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat

terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-bentuk

reaksi sejenis lainnya merupakan kontra indikasi absolut terhadap

dosis berikutnya. Terdapat beberapa kontra indikasi terhadap dosis

pertama DTP, kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir

atau kelainan saraf serius lainnya merupakan kontra indikasi terhadap

komponen pertusis. Dalam hal ini vaksin tidak boleh diberikan

sebagai vaksin kombinasi, tetapi vaksin DT harus diberikan sebagai

pengganti DTP, vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan secara terpisah.

Vaksin tidak akan membahayakan individu yang sedang atau

sebelumnya telah terinfeksi virus hepatitis B (Biofarma, 2013).

d. Efek Samping

Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda

secara bermakna dengan vaksin DTP, Hepatitis B dan Hib yang

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

18

diberikan secara terpisah. Untuk DTP, reaksi lokal dan sistemik

ringan umum terjadi. Beberapa reaksi lokal sementara seperti

bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikkan disertai demam

dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang–kadang reaksi

berat seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel) dan menangis dengan

nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.

Episode hypotonic-hyporesponsive pernah dilaporkan. Kejang

demam telah dilaporkan dengan anagka kejadian 1 kasus per 12.500

dosis pemberian. Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam

setelah imunisasi mengurangi terjadinya demam. Studi yang dilakukan

sejumlah kelompok United States institute of Medicine, The Advisory

Commitee on Immunization Practices, dan asosiasi dokter spesialis

anak di Australia, Canada, Inggris dan Amerika, menyimpulkan

bahwa data tidak menunjukkan adanya hubungan kausal anatara DTP,

dan disfungsi saraf kronis pada anak. Oleh karenanya, tidak ada bukti

ilmiah bahwa reaksi tersebut mempunyai dampak permanen pada

anak.

Vaksin Hib ditoleransi dengan baik. Reaksi lokal dapat terjadi

dalam 24 jam setelah vaksinasi dimana penerima vaksin dapat

merasakan nyeri pada lokasi penyuntikkan. Reaksi ini biasanya

bersifat ringan, termasuk demam, jarang terjadi setelah penyuntikkan

vaksin Hib. Reaksi berat lainnya sangat jarang, hubungan kausalitas

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

19

antara reaksi berat lainnya dan vaksin belum pernah ditegakkan

(Biofarma, 2013).

e. Jadwal Imunisasi

Suntikan awal diberikan pada bayi berumur 2, 3-4, 4-6 bulan, dan

suntikan ulang ketika anak berusia 15-18 bulan (SATGAS Imunisasi

PP IDAI, 2014). Diberikan secara intramuskular pada paha

anterolateral dan di lengan kanan atas pada batita saat imunisasi

lanjutan (Biofarma, 2013).

f. Dosis dan Cara Pemberian

Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular. Penyuntikkan

sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha atas. Penyuntikkan pada

bagian bokong anak dapat menyebabakan luka saraf siatik dan tidak

dianjurkan. Suntikkan tidak boleh diberikan ke dalam kulit karena

dapat meningkatkan reaksi lokal. Satu dosis anak adalah 0,5 ml

(Biofarma, 2013). Cara memberikan vaksin ini sebagai berikut :

1) Letakkan bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan

seluruh kaki telanjang.

2) Orangtua sebaiknya memegang kaki bayi.

3) Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.

4) Masukkan jarum dengan sudut 90o.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

20

5) Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga

masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa sakit, suntikkan

secara perlahan-lahan.

(Proverawati dan Dwi Andhini, 2010).

g. Reaksi KIPI

Gejala KIPI vaksinasi Pentavalen antara lain:

1) Reaksi suntikan langsung : rasa sakit, bengkak, dan kemerahan.

2) Reaksi suntikan tidak langsung : rasa takut/cemas, nafas tertahan,

pernafasan sangat cepat, pusing, mual/muntah, kejang,

pingsan/sinkope, hysteria massal.

(DepKes, 2013).

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

21

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi (Wawan, 2011), (IDAI, 2011).

Tingkat

Pengetahuan Ibu

Imunisasi

Pentavalen

Faktor yang

Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Lingkungan

5. Sosial

Budaya

a. Pengertian

b. Tujuan

c. Kontra Indikasi

d. Efek Samping

e. Jadwal Imunisasi

f. Dosis dan Cara

Pemberian

g. Reaksi KIPI

Imunisasi

a. Pengertian

b. Tujuan

c. Jenis-jenis vaksin

d. Macam-macam

Imunisasi Dasar

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

22

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Tingkat pengetahuan ibu tentang

imunisasi pentavalen

Baik

Cukup

Kurang

Faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Lingkungan

5. Sosial Budaya

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini

mengguanakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu suatu

penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa

penting yang terjadi pada masa kini yang dilakukan secara sistematis dan

menekan pada data faktual (Nursalam, 2013). Kuantitatif yaitu data yang

berupa angka-angka (Syaifuddin, 2013). Penelitian yang dilakukan untuk

mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen di

Desa Puntukrejo, Karanganyar.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan peneliti untuk

pengambilan data selama kasus berlangsung (Hidayat, 2007). Penelitian

ini dilakukan di Desa Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan peneliti

untuk memperoleh data penelitian yang di laksanakan (Hidayat, 2007).

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 – Juli 2015.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

24

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sujarweni,2012). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah ibu

yang mempunyai batita dalam waktu satu tahun terakhir dari bulan

Januari 2014 sampai Januari 2015 di Desa Puntukrejo, Ngargoyoso,

Karanganyar sebanyak 166 ibu yang mempunyai batita.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling. Sedangkan

sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili

populasi yang ada (Riwidikdo, 2013). Bila populasi kurang dari 100

sebaiknya dicuplik 50% dari populasi, dan bila populasi beberapa ratus

diambil 25% - 30% (Saryono, 2011). Penelitian ini mengambil 25% dari

populasi yaitu 40 responden yaitu ibu yang memiliki batita di Desa

Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan teknik untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sujarweni, 2012). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah quota

sampling. Quota Sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel dari

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

25

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan (Sujarweni, 2012).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk yang ditetapkan oleh

peneliti dipelajari dengan seksama sehingga diperoleh informasi berupa data

dan diolah dengan statistik sehingga dapat ditarik kesimpulan

(Sujarweni,2012). Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Hidayat, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Skala

Ukur Hasil

Tingkat

pengetahuan

ibu

tentang

imunisasi

Pentavalen.

Pengetahuan ibu yang dimiliki

dalam menjawab kuesioner

yang berkaitan dengan

imunisasi Pentavalen yang

terdiri dari pengertian, tujuan

imunisasi, kontra indikasi,

efek samping, jadwal

imunisasi, dosis dan cara

pemberian, serta reaksi KIPI.

Ordinal

a. Baik, bila nilai

responden (x) >

mean + 1 SD.

b. Cukup, bila nilai

mean-1 SD £ x £

mean + 1 SD.

c. Kurang ,bila nilai

responden (x) <

mean – 1SD.

(Riwidikdo, 2013).

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

26

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik sehingga mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen yang digunakan

pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar pustaka

yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan

oleh responden (Walgito, 2010).

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk

pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban

“benar” atau “salah” tentang imunisasi Pentavalen dan responden diminta

untuk memilih salah satu jawaban tersebut. Dalam penelitian ini terdapat dua

pernyataan yaitu pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif

(unfavourable). Pernyataan positif (favourable) adalah pernyataan yang

jawabannya benar, apabila responden menjawab benar nilainya 1 dan

menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavourable) adalah

pernyataan yang jawabannya salah, apabila responden menjawab benar

nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Adapun pengisian kuesioner ini

dengan cara memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang

sudah disediakan.

Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di luar

lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 20 ibu yang

mempunyai batita pada tanggal 06 – 10 Januari 2015 di Desa Nglegok,

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

27

kemudian diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 17.

1. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen

Indikator No. kuesioner

favorable

No. Kuesioner

unforable

Jumlah

Pengertian Imunisasi

Pentavalen

1*, 6, 13, 19*, 20,

24, 25, 27, 31,

12, 18, 21, 12

Tujuan Imunisasi

Pentavalen 16, 2

3, 4*,

17 5*

Kontra Indikasi

Imunisasi Pentavalen 40, 5 15, 8* 4

Efek Samping 7, 11 22, 23* 4

Jadwal Imunisasi 9*, 14, 36*, 37 10, 28 6

Dosis dan Cara

Pemberian 30, 34*, 35* 29, 26 5

Reaksi KIPI 38, 39 32*, 33* 4

Jumlah Total Soal 40

Keterangan : ( * ) tidak valid

2. Uji Validitas

Uji validitas untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid

artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur

sebuah variabel yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas

dengan rumus product- moment sebagai berikut :

r =

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

28

Keterangan :

N : Jumlah responden

r : Koefisien korelasi product moment

X : Skor pernyataan

Y : Skor total

XY : Skor pernyataan dikali skor total

(Riwidikdo, 2013).

Sesuai rumus product-moment di atas, instrumen dikatakan valid jika

r hitung> r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, yaitu rhitung > 0,444 untuk

jumlah responden 20 orang (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan uji validitas di Desa Nglegok, Ngargoyoso, Karanganyar

didapatkan dari 40 soal pernyataan yang telah dilakukan uji validitas

didapatkan kesimpulan 28 pernyataan dinyatakan valid, sedangkan 12

pernyataan dinyatakan tidak valid yaitu nomor ,1, 9, 19,4, 5, 8, 23, 32, 33,

34, 35, 36 dan sehingga pernyataan tersebut tidak digunakan karena sudah

terwakili.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus

reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

Reliabel dapat diartikan ajeg, artinya alat ukur mempunyai prinsip

keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat berbeda yang

mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Alat ukur yang reliabel

pasti terdiri dari item-item alat ukur yang valid (Riwidikdo, 2013). Dalam

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

29

penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

r =

Keterangan :

r = koefisien relibilitas instrument

K = banyaknya butir pertanyaan / banyaknya soal

= total varians butir

= total varians

(Riwidikdo, 2013).

Dikatakan reliabel jika nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Sedangkan hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui bahwa

nilai alpha sebesar 0,937 dengan demikian kuesioner tersebut dinyatakan

reliabel dan dipergunakan sebagai penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan

data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007). Data yang

diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh

langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau

alat pengambilan data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi

yang dicari. Kelebihan data primer adalah akurasinya lebih tinggi.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

30

Sedangkan kelemahannya berupa ketidak efisienan, untuk memperolehnya

memerlukan sumber daya yang lebih besar (Saryono, 2011). Data primer

diperoleh secara langsung melalui pengisian kuesioner oleh responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder disebut juga data kedua. Data sekunder adalah data

yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti

dari subjek penelitiannya. Biasanya berupa data dokumentasi atau data

laporan yang telah tersedia. Keuntungan data sekunder adalah efisiensi

tinggi dengan kelemahan kurang akurat (Saryono, 2011). Data sekunder

didapatkan dari Posyandu Desa Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar

yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, yaitu berupa data

jumlah ibu yang mempunyai batita di Posyandu Desa Puntukrejo,

Ngargoyoso, Karanganyar sebanyak 166 ibu yang mempunyai batita.

H. Metode Pengolahan

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah pengolahan data. Proses

pengolahan data terdiri dari :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Peneliti memeriksa kembali data yang

diperoleh dari responden, apabila ada data yang tidak lengkap maka

peneliti akan mengembalikan kepada responden untuk dilengkapi.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

31

b. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Setelah semua data diedit

selanjutnya dilakukan pengkodean. Pada soal pernyataan positif

(favourable) yaitu pernyataan yang jawabannya benar, apabila responden

menjawab benar diberi kode 1 dan menjawab salah diberi kode 0.

Sedangkan pada soal pernyataan negatif (unfavourable) yaitu pernyataan

yang jawabannya salah, apabila responden menjawab benar diberi kode 0

dan menjawab salah diberi kode 1.

c. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam program atau software computer. Setelah proses

coding selesai, maka peneliti memasukkan jawaban dari masing-masing

responden dalam bentuk kode (angka) ke dalam program atau software

komputer

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak. Pada langkah ini

peneliti memeriksa ulang, jika ada data yang salah atau tidak tepat

dihapus atau diganti dengan yang tepat, sedangkan data yang telah

dimasukkan sudah tepat tidak perlu diganti atau dihapus.

(Agus Riyanto, 2013).

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

32

I. Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini analisis univariate atau

analisa deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Hidayat, 2007).

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD

b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang : bila nilai responden (x)< mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2013).

J. Etika Penelitian

Pada penelitian ini, tetap menjunjung tinggi kebebasan dan hak dari setiap

orang dalam memberikan masukan, pendapat serta jawaban dari kuesioner

yang ada. Sehingga nilai untuk tetap menjunjung tinggi etika penelitian

menjadi salah satu wujud akan tidak adanya intervensi dari pihak manapun.

Standar etika dalam melakukan penelitian antara lain :

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

33

lembar persetujuan. Jika tidak bersedia maka peneliti harus menghormati

hak responden.

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil,

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

(Hidayat, 2007).

K. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Hidayat,2007). Jadwal kegiatan penelitian ini terlampir.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Desa Puntukrejo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Secara geografis, di sebelah utara desa

Puntukrejo berbatasan langsung dengan desa Nglegok, sebelah timur

berbatasan dengan desa Berjo, sebelah selatan berbatasan dengan desa Salam,

dan sebelah barat berbatasan dengan desa Harjosari. Total luas wilayah desa

Puntukrejo mencapai 268.5940 hektar. Jumlah penduduk di wilayah ini

sebanyak 3.990 jiwa.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana

pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner mengenai Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen di Desa Puntukrejo,

Karanganyar. Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan

berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan

penghitungan manual dan dibantu program SPSS (Statistical Product and

Servcie Solution), berikut hasil perhitungan mean dan standar deviasi :

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel N Mean Standar Deviasi

Pengetahuan Ibu Tentang 40 19,90 3,740

Imunisasi Pentavalen

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

35

Sumber : Data Primer 2015

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka dilakukan

perhitungan sebagai berikut :

a. Baik = (x) > Mean + 1(SD)

= (x) > 19,90 + 1(3,740)

= (x) > 23,64

Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 23,64

b. Cukup = Mean – 1(SD) ≤ (x) ≤ Mean + 1(SD)

= 19,90 – 1(3,740) ≤ (x) ≤ 19,90 + 1(3,740)

= 16,16 ≤ (x) ≤ 23,64

Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 16,16 ≤ (x) ≤ 23,64

c. Kurang = (x) < Mean – 1(SD)

= (x) < 19,90 – 1(3,740)

= (x) < 16,16

Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 16,16

Sehingga didapat hasil frekuensi dan prosentase tingkat pengetahuan ibu

tentang imunisasi pentavalen sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen

No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1. Baik 9 22,5

2. Cukup 24 60

3. Kurang 7 17,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer 2015

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

36

Berdasarkan dari tabel 4.2 diatas dapat diuraikan bahwa dari 40 responden

terdapat 9 responden (22,5%) memiliki pengetahuan baik, 24 responden

(60%) memiliki pengetahuan cukup dan 7 responden (17,5%) memiliki

pengetahuan kurang. Jadi sebagian besar responden besar memiliki

pengetahuan cukup tentang imunisasi Pentavalen.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai batita tentang imunisasi pentavalen pada

kategori baik 9 responden (22,5%), pada kategori cukup sebanyak 24

responden (60%), dan pada kategori kurang sebanyak 7 responden (17,5%).

Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai

batita tentang imunisasi pentavalen yang terbanyak adalah kategori cukup

yaitu sebanyak 24 responden (60%). Menurut Wawan (2011) faktor-faktor

yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pekerjaan, usia,

lingkungan, sosial budaya. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan.

Pada umunya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi. Pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman

dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari

lingkungan pekerjaan. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, sehingga

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

37

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Lingkungan dapat

mempengaruhi masuknya pengetahuan seseorang yang berpengaruh terhadap

perkembangan dan perilaku. Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang mempunyai pengetahuan pada

kategori baik yang diperoleh 9 responden (22,5%), sebagian besar ibu telah

memahami pengertian imunisasi pentavalen, tujuan pemberian imunisasi

pentavalen, efek samping imunisasi pentavalen, dosis, cara pemberian, jadwal

imunisasi, dan kontra indikasi imunisasi pentavalen. Adapun yang belum

dimengerti ibu yaitu reaksi KIPI. Berdasarkan hasil kuesioner dari responden,

tingkat pengetahuan ibu pada kategori cukup sebanyak 24 responden (60%),

sebagian besar ibu telah memahami pengertian imunisasi pentavalen, tujuan

pemberian imunisasi pentavalen, efek samping imunisasi pentavalen, dosis,

cara pemberian, jadwal imunisasi, dan kontra indukasi imunisasi pentavalen.

Adapun yang belum dimengerti ibu yaitu reaksi KIPI. Sedangkan tingkat

pengetahuan ibu pada kategori kurang sebanyak 7 responden (17,5%), telah

mengerti tentang pengertian imunisasi pentavalen, tujuan imunisasi

pentavalen, jadwal imunisasi, dan efek samping imunisasi pentavalen. Akan

tetapi kurang memahami mengenai cara pemberian, dosis, kontra indikasi

imunisasi pentavalen dan reaksi KIPI.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti belum bisa

membandingkan hasil penelitian karena belum menemukan penelitian yang

sama mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

38

D. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan

keterbatasan yaitu :

1. Kendala Penelitian

Kendala penelitian ini adalah peneliti membutuhkan waktu yang lama

dalam menjelaskan kuesioner kepada responden dan ada beberapa

responden yang kurang paham dengan pernyataan didalam kuesioner

tersebut walaupun sudah dijelaskan oleh peneliti.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah

serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan

secara mendalam.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

39

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen

di Desa Puntukrejo, Karanganyar adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen di Desa

Puntukrejo, Karanganyar pada kategori baik sebanyak 9 responden

(22,5%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen di Desa

Puntukrejo, Karanganyar pada kategori cukup sebanyak 24 responden

(60%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pentavalen di Desa

Puntukrejo, Karanganyar pada kategori kurang sebanyak 7 responden

(17,5%).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Imunnisasi Pentavalen di Desa Puntukrejo, Karanganyar yang tertinggi pada

kategori cukup sebanyak 24 responden (60%).

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para ibu lebih aktif mencari

informasi melalui media cetak, radio, televisi, internet dan ikut serta

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

40

dalam penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan agar ibu paham

dan mengerti tentang pentingnya imunisasi, khususnya imunisasi

pentavalen.

2. Bagi Lahan Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dalam program

peningkatan pengetahuan tentang imunisasi pentavalen.

3. Bagi Institusi Akademik

Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan dan

sebagai sumber bacaan tentang tingkat pengetahuan dan imunisasi

pentavalen.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

DAFTAR PUSTAKA

Amin Dewi Fitriyani, 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT di

Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah tahun

2013. Surakarta STIKes Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.

Anwar, S. 2013. Metode Penelitian. Jakarta : Reinka Cipta.

BADAN POM RI. 2013. Drug for Patient Safety. http://perpustakaan.

Pom.go.id. Diakses Tanggal 12 November 2014.

Biofarma. 2013. Pentabio Vaksin DTP-HB-Hib.

http://www.biofarma.co.id/?s=imunisasi+pentavalen. Diakses tanggal 12

November 2014.

DepKes RI. 2013. Aspek Keamanan Vaksin Kombinasi Pentabio.

http://pptm.depkes.go.id/cms/fronted/ebook/ASPEK_MEDIS_DAN_KEAM

ANAN_VAKSIN_KOMBINASI_PENTABIO_domi.pdf. Diakses tanggal 20

Oktober 2014.

Dinkes Jateng. 2013. AKB di Jawa Tengah.

http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013/KADINKES/LapSKPD/K

INERJA.pdf. Diakses tanggal 11 Oktober 2014.

DKK Sukoharjo. 2013. Introduksi vaksin baru DPT-HB-Hib (Pentavalen).

http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/introduksi-vaksin-baru-dpt-hb-hib-

pentavalen. Diakses tanggal 03 November 2014.

Hidayat, A. A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

______________ . 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta : Salemba Medika.

Kementrian Kesehatan. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.

Jakarta : Kementrian Kesehatan.

Mubarak, W.I. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar

Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mulyani, N.S, Rinawati, M. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Nursalam. 2013. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Notoatmodjo, Sukino. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

PP IDAI. 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta : Departemen Ilmu

Kesehatan Anak.

Proverawati, A. 2010. Imunisasi dan Vaksinsi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Riyanto, Agus. 2013. Statistik Deskriptif Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi

Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-evyanjanin... · Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena,

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi

Pemula. Jogjakarta : Mitra Cendikia.

SATGAS IMUNISASI PP IDAI. 2014. Panduan Imunisasi Anak Mencegah

Lebih Baik Daripada Mengobati. Jakarta : Kompas Media Nusantara.

Sujarweni, Wiratna. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu

Wawan. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling Studi dan Karier. Yogyakarta : Mitra

Cendikia Press.