pena pendidikan 05

64
COVER 1.pmd 8/31/2006, 3:12 AM 1 Cyan Magenta Yellow Black

Upload: sekolah-maya

Post on 16-Jul-2015

15.893 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: pena pendidikan 05

COVER 1.pmd 8/31/2006, 3:12 AM1

Cyan Magenta Yellow Black

Page 2: pena pendidikan 05

Untuk mempercepat program wajib belajar 9 tahun yang direncanakan tuntaspada TA 2008-2009 pemerintah berupaya untuk mensukseskannya denganberbagai upaya, dengan salah satu programnya adalah Bantuan OperasionalSekolah (BOS) yang dibiayai dari Program Kompensasi Pengurangan SubsidiBahan baker Minyak (PKPS-BBM).

Program ini telah mulai dilaksanakan sejak tahun ajaran 2005-2006. KarenaBOS adalah program nasional dan memiliki misi yang sangat mulia untukmenuntaskan Wajib Belajar 9 tahun maka agar pelaksanaan BOS tepatsasaran, tepat guna dan tepat waktu, maka dengan kegiatan sosialisasi,monitoring dan evaluasi yang baik serta sanksi yang tegas diharapkanpenyimpangan dan penyelewengan dalam pelaksanaan program dapatdihindari.

a .a .a .a .a . Sasaran dan Besar Dana BOSSasaran dan Besar Dana BOSSasaran dan Besar Dana BOSSasaran dan Besar Dana BOSSasaran dan Besar Dana BOS

Besar dana BOS yang diterima oleh sekolah dihitung berdasarkan jumlahsiswa dengan ketentuan:

1. SD/MI/SDLB/Salafiyah/sekolah keagamaan non Islam setara SDsebesar Rp. 235.000,-/siswa/tahun

2. SMP/MTs/SMPLB/sekolah keagamaan non Islam setara SMP sebesarRp. 324.500,-/siswa/tahun

b. Dana BOS digunakan untuk :b. Dana BOS digunakan untuk :b. Dana BOS digunakan untuk :b. Dana BOS digunakan untuk :b. Dana BOS digunakan untuk :

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru:biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, danpendaftaran ulang.

2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaam.

3. Pembelian bahan-bahan habis pakai, misalnya buku tulis, kapur tulis,pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganankoran, gula, kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

4. Pembiayaan kegiatan kesiswaan : program remedial, programpengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palangmerah remaja dan sejenisnya.

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporanhasil belajar siswa.

6. Pengembangan profesi guru: pelatihan, KKG/MGMP dan KKS/MKKS.

7. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor,perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya.

8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasukuntuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah.

9. Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolahyang tidak dibiayai dari pemerintah dan atau Pemerintah Daerah.Tambahan insentif bagi kesejahteraan guru PNS ditanggung sepenuhnyaoleh Pemerintah Daerah.

10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin.

11. Khusus untuk pesantren salafiyah dan sekolah keagamaan non islam,dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan membeliperalatan ibadah.

12. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat-menyurat danpenyusunan laporan.

13. Bila seluruh komponen di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOSdan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapatdigunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran dan mebelersekolah.

c .c .c .c .c . Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :

1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.

2. Dipinjamkan kepada pihak lain

3. Membayar bonus, transportasi, atau pakaian yang tidak berkaitandengan kepentingan murid.

4. Membangun gedung/ruangan baru

5. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.

6. Menanamkan saham

7. Membaiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai dari sumber danapemerintah dan atau Pemerintah Daerah, misalnya guru kontrak/guruBantu dan kelebihan jam mengajar.

Dengan adanya program BOS dikaitkan dengan gerakan percepatanpenuntasan wajib belajar 9 tahun, maka perlu setiap pelaksana programpendidikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. BOS harus menjadi sarana penting untuk mempercepat penuntasaWajar Diknas 9 tahun

2. Melalui BOS, tidak boleh ada siswa putus sekolah karena tidak mampumemebayar iuran/pungutan yang dilakukan oleh sekolah.

3. Anak lulusan SD/MI/SDLB, harus dijamin kelangsungan pendidikannyake tingkat SMP/MTs/SMPLB dengan alasan mahalnya biaya masuksekolah.

4. Kepala sekolah diharapkan mencari dan mengajak siswa SD/MI/SDLByang akan lulus dan berpotensi tidak melanjutkan sekolah untukditampung di SMP/MTs/SMPLB. Demikian juga bila teridentifikasi anakputus sekolah yang masih berminat melanjutkan agar diajak kembali kebangku sekolah.

5. Pemerintah Daerah harus mengalokasikan dana tambahan (bersama-sama BOS) untuk menuntaskan Wajar Diknas 9 tahun secepatnya.

Melalui dana BOS diharapkan seluruh siswa dapat menikmati peningkatankualitas layanan pendidikan dan kegiatan pembelajaran yang lebih baik,sehingga mutu pendidikan akan meningkat.

Semua pengelola pendidikan dari tingkat pusat sampai tingkat sekolah/madrasah/pondok pesantren salafiyah di seluruh Indonesia baik di lingkunganDepdiknas maupun Depag agar memahami dan melaksanakan programtersebut dengan sebaik-baiknya. Dimohon agar masyarakat ikut berpartisipasimelakukan pengawasan dan melaporkan jika ada penyelewengan melalui tlp:(021) 5725980 atau 0800-140-1299 (bebas pulsa) atau fax: (021) 5731070.

Direktur JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional

Prof. Suyanto, PhD.NIP. 130 606 377

Direktur jenderalPendidikan Islam

Departemen Agama

Jahja Umar PhD.NIP. 130 885 522

IKLAN 2.pmd 8/30/2006, 10:25 AM2

Black

Page 3: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan Agustus 20063

123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234

123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234123456789012345678901234567890121234

Edisi 05/Tahun I/September 2006

penapendidikan

Pena Pendidikan September 2006 3

EDITORIALEDITORIALEDITORIALEDITORIALEDITORIAL

PEMIMPIN UMUMIwan Qodar Himawan

PEMIMPIN REDAKSI/PEMIMPIN PERUSAHAAN

Saiful Anam

REDAKTUR PELAKSANADipo Handoko

SIDANG REDAKSIIwan Qodar Himawan

Saiful AnamDipo Handoko

Budi KurniawanVina Firmalia

Asmayani Kusrini

KORESPONDEN DALAM NEGERISuhartono (Balikpapan)

Mukti Ali (Malang)KORESPONDEN LUAR NEGERI

Miranti Hirschmann (Jerman)Jenni Wang (Spanyol)

Frieska Evita Ayurananda (Thailand)

SEKRETARIAT REDAKSICamelia Martini Iskandar

ARTISTIK & DESAIN KOM. VISUALArif Wahyudi

IKLANSari Hidayat

KEUANGANAhadian Febrie

PENERBITPT Reka Gagas Cipta

DIREKTUR UTAMAIwan Qodar Himawan

DIREKTURSaiful Anam

GENERAL MANAJER OPERASIONALDipo Handoko

BANKPT Reka Gagas Cipta

Bank Niaga cab. BEJ JakartaRek. 064.01.63285.006

Surat untuk seluruh bagian dialamatkan:Pena Pendidikan

Jl Pengadegan Barat Raya 22JAKARTA 12770

Telp/Faks: +6221 797 3957E-mail: [email protected]

HI S S N 1 9 0 7 - 4 2 3 9 HAJATAN besar mengawali perjalanan pendidikan di awal Agustus lalu. Konferensi

Nasional Revitalisasi Pendidikan yang diikuti pejabat dinas pendidikan provinsi,kabupaten, kota, perguruan tinggi, lembaga pendidikan, hingga organisasikemasyakatan, itu digelar di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 7-9 Agustus. Tema besarnyaRevitalisasi Pendidikan untuk Mencerdaskan Bangsa.

Ada isu-isu penting dibahas enam komisi dalam sehari semalam. Yaknipenyempurnaan Rencana dan Strategi Pendidikan Nasional (Komisi I), penjaminanmutu melalui ujian nasional (Komisi II), penjaminan mutu melalui peningkatankualifikasi dan sertifikasi pendidik, kurikulum, dan metode pembelajaran (Komisi III),penjaminan mutu melalui saluran pendidikan bertaraf internasional, peningkatanmutu sarana dan prasarana, pembelajaran berbasis ICT dan TV Edukasi (Komisi IV),sistem seleksi dan pembinaan peserta didik berpotensi kecerdasan dan atau bakatistimewa (Komisi V), serta penuntasan desentralisasi pendidikan jenjang dasar danmenengah, dan pengakuan kelulusan pendidikan keagamaan (Komisi VI).

Hasil sidang komisi itu belum dipublikasikan secara resmi. Beberapa rekomendasimemang telah diberitakan di media massa. Di antaranya, mengenai Ujian Nasionalyang masih diperlukan. Banyak masukan mengenai perlunya evaluasi menyeluruh,metodologi, dan model alternatif ujian nasional.

Juga seputar sertifikasi pendidik. Janji pemerintah segera mengundangkan rambu-rambu baru buat guru, yang diatur dalam PP Guru, masih tetap dinanti, hinggakalender Agustus berganti. Guru-guru masih menanti aturan penilaian ujian sertifikasipendidik yang meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensisosial, dan kompetensi kepribadian.

Pertanyaan besar menggantung setelah selang sebulan acara Konferensi Nasionalberlalu. Sesungguhnya, apa saja rekomendasi para ahli pendidikan dan stakeholderpendidikan? Mau diapakan rekomendasi itu? Masyarakat pun terus bertanya danmenanti kebijakan baru apa bakal menggelinding, setidaknya berkaitan denganenam isu utama tadi.

Hajatan besar yang juga menjadi fokus perhatian Depdiknas adalah peringatan HariAksara Internasional, 8 September, yang dipusatkan di Surabaya. Depdiknasmenjadikan pemberantasan buta aksara sebagai program prioritas. Instruksi PresidenNomor Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan PenuntasanWajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksaramenjadi landasan hukum.

Dana Rp 200 miliar dianggarkan tahun ini untuk mencapai target menurunkanangka buta aksara menjadi 7,7 juta pada 2009. Saat ini warga buta huruf masihsekira 13 jutaan. Tahun depan alokasi anggaran untuk pemberantasan buta aksaradiusulkan Rp 1,3 triliun. Seberapa pentingkah capaian angka itu?

Ace Suryadi, Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas menyatakanmelek aksara dipandang perlu karena alasan praktis dan mendasar. Alasanmendasar karena jika Indonesia tidak memberi kemampuan keaksaraan kepadapenduduk, pemerintah dikategorikan melanggar HAM.

Alasan praktisnya, untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (HumanDevelopment Index/HDI) yang dilansir UNDP tiap tahun. Komponen penilaian HDIadalah ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Tingkat melek aksara di Indonesiayang rendah menjadi sebab jebloknya peringkat HDI yang berkutat di 110. Untukmendongkrak angka HDI konon ongkos paling murah adalah membabat habisjumlah buta aksara.

Dalam lubuk hati terdalam, warga buta aksara yang juga warga miskin itu bertanya:seberapa penting saya bisa membaca, kalau saya tak bisa makan, berpakaian danhidup layak? Untuk mendongkrak HDI mengapa bukan dengan membuat kamisejahtera? PPPPP

Editorial 03.pmd 8/30/2006, 10:24 AM3

Cyan Magenta Yellow Black

Page 4: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 20064

DAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISI

Hari Aksara Internasional, 8 September,diperingati di Surabaya, Jawa Timur. Buatmendongkrak jumlah melek aksaraInstruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006tentang Gerakan Nasional PercepatanPenuntasan Wajib Belajar PendidikanDasar Sembilan Tahun danPemberantasan Buta Aksara pundikeluarkan. Sembilan provinsi yangmenjadi kantung buta aksara mendapatprioritas. Dana sebesar Rp 1,3 triliun bakaldikucurkan tahun depan. Demi meraihperingkat HDI lebih baik.

Perhelatan besar digelar di Jakarta, 7-9Agustus lalu. Rakornas itu membahaspenanggulangan bencana alam,pemanfaatan bioenergi sebagai bahanbakar alternatif, dan Konferensi NasionalRevitalisasi Pendidikan. Enam isu utamapendidikan dibahas. Ujian Nasionaldisepakati dipertahankan. Namunmuncul usulan ujian nasionalalternatif. Ada desakan agarpemerintah memperhatikan nasibguru-guru di daerah terpencildan bermasalah. Tuntutanrelevansi pendidikan dan duniakerja mengemuka.

Susan Bachtiar sehari-harinyamenghabiskan sebagian waktunya sebagaiguru bahasa Inggris di TK Santa Theresia,Jakarta. Namun, ia mengaku kerepotanmelayani para sejawatnya, guru-guru. Yangini tentu saja bukan soal ajar-mengajar. Inisoal melayani foto bersama guru-guru, kalaSusan menjadi pembawa acara di kegiatandi Departemen Pendidikan Nasional, awalAgustus lalu.

Pekerjaan menjadi MC bukan hal barubagi Cover Girl Majalah Mode pada 1990 ini.“Tapi beda juga ya ternyata menjadi MC didepan Menteri dan para penggiat

pendidikan,”kata Susan,yangmenjalaniprofesi gurubahasaInggrissejak 1996

itu.

BAHASAN UTAMABAHASAN UTAMABAHASAN UTAMABAHASAN UTAMABAHASAN UTAMABERPACU MENUJU MELEK AKSARABERPACU MENUJU MELEK AKSARABERPACU MENUJU MELEK AKSARABERPACU MENUJU MELEK AKSARABERPACU MENUJU MELEK AKSARA

10

BAHASAN KHUSUSBAHASAN KHUSUSBAHASAN KHUSUSBAHASAN KHUSUSBAHASAN KHUSUSMENANTI TUAH HAJATAN BESARMENANTI TUAH HAJATAN BESARMENANTI TUAH HAJATAN BESARMENANTI TUAH HAJATAN BESARMENANTI TUAH HAJATAN BESAR

38

APA SIAPAAPA SIAPAAPA SIAPAAPA SIAPAAPA SIAPASUSAN MERASA BEDASUSAN MERASA BEDASUSAN MERASA BEDASUSAN MERASA BEDASUSAN MERASA BEDA

60

KEJURUANKEJURUANKEJURUANKEJURUANKEJURUANSMKN 57 JAKARTASMKN 57 JAKARTASMKN 57 JAKARTASMKN 57 JAKARTASMKN 57 JAKARTA

MENENGAHMENENGAHMENENGAHMENENGAHMENENGAHSMAK I BPK PENABURSMAK I BPK PENABURSMAK I BPK PENABURSMAK I BPK PENABURSMAK I BPK PENABURJAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTA

28

24

Dok.

Ibu

Guru

Kem

bar

Dok.

Gim

Dep

dikna

s

Dok.

Priba

di

DAFTAR ISI 04-05.pmd 8/30/2006, 12:44 PM4

Cyan Magenta Yellow Black

Page 5: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 20065

MEMBANGUN IKONMEMBANGUN IKONMEMBANGUN IKONMEMBANGUN IKONMEMBANGUN IKONKEBANGGAANKEBANGGAANKEBANGGAANKEBANGGAANKEBANGGAANMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAHMUHAMMADIYAH

Siapa tak kenal sosok Abdul Malik Fadjar.Di dua pemerintahan, ia pernah dipercayasebagai menteri agama dan menteripendidikan nasional. Darah guru memangmengalir dari ayahnya. Kiprahnya di duniapendidikan Muhammadiyah amatmembanggakan. Sentuhan tangan

dinginnyamengukuhkan

UniversitasMuhammadiyahMalangsebagaiperguruantinggiterbesar,termegah,dan terbaik.

Sungguh tak mudah menjadi menteripendidikan, paling tidak itulah yang terjadidi Korea Selatan. Tiga pekan ini, negeriyang kerap dijuluki sebagai macan industribaru Asia ini tak punya menteri pendidikan.Kim Byong-Joon, yang baru diangkat akhirJuli lalu, harus lengser pekan keduaAgustus lalu Hingga akhir Agustus, belumditemukan penggantinya.

FIGURFIGURFIGURFIGURFIGURProf Dr H Abdul Malik Fajar, MScProf Dr H Abdul Malik Fajar, MScProf Dr H Abdul Malik Fajar, MScProf Dr H Abdul Malik Fajar, MScProf Dr H Abdul Malik Fajar, MSc

60

INTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALSANG MENTERI KEJEBLOS ULAHSANG MENTERI KEJEBLOS ULAHSANG MENTERI KEJEBLOS ULAHSANG MENTERI KEJEBLOS ULAHSANG MENTERI KEJEBLOS ULAHPLAGIATPLAGIATPLAGIATPLAGIATPLAGIAT

3 EDITORIAL4 DAFTAR ISI6 SUARA PEMBACA8 TEKNOLOGI10 BAHASAN UTAMA22 DASAR

AGAR TAK (LAGI)DIBISNISKAN

24 MENENGAHSMAK 1 BPK PENABURJAKARTA

28 KEJURUANSMKN 57 JAKARTA

30 GURUPAHLAWAN DENGAN TANDAJASASELEKSI SARAT CELAH

33 NONFORMALRAME-RAME PINDAH JALUR

46 INTERNASIONALTAK CUKUP HANYA SEABAD

48 PERISTIWABAHASA INDONESIA LEBIHBESARKOLABORASI DUA RAKSASAMENGHIDUPKAN KI DANENGKUDARI SEKS HINGGAKETERAMPILANLEBIH CEPAT DARI DAKKAR

55 KOLOMUNI Z LUBIS: TOM ANDJERRY

56 KRONIKA

GURUGURUGURUGURUGURU Pahlawan denganPahlawan denganPahlawan denganPahlawan denganPahlawan denganTanda JasaTanda JasaTanda JasaTanda JasaTanda Jasa

PERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWA Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa BahasaIndonesia Lebih BesarIndonesia Lebih BesarIndonesia Lebih BesarIndonesia Lebih BesarIndonesia Lebih Besar

PERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWA KolaborasiKolaborasiKolaborasiKolaborasiKolaborasiDua RaksasaDua RaksasaDua RaksasaDua RaksasaDua Raksasa

30

48

50

43

46

Muk

ti Al

i/PEN

A

DAFTAR ISI 04-05.pmd 8/30/2006, 12:44 PM5

Cyan Magenta Yellow Black

Page 6: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 20066

SUARA SUARA SUARA SUARA SUARA PEMBACAPEMBACAPEMBACAPEMBACAPEMBACA

SEKOLAH PINGGIRANSEKOLAH PINGGIRANSEKOLAH PINGGIRANSEKOLAH PINGGIRANSEKOLAH PINGGIRAN

Salam hangat. Saya sebenarnya sudahbeberapa waktu ini membaca PENAPENDIDIKAN. Bagi saya apa yangdisampaikan majalah ini sungguh berbedadengan majalah lain. Sangat sedikit mediayang bergerak di dataran pemberitaan tentangpendidikan. Apalagi masih banyak pihak yangmenganggap pemberitaan dan diskursustentang pendidikan adalah hal yang tidakpopuler.

Ketika membaca PENA PENDIDIKANedisi Juni lalu, saya membaca profil SylvianaMurni, Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI.Di situ saya tertarik dengan sosok dankebijakan beliau. Sangat sedikit pejabat wanitaeselon tinggi. Semoga Ibu bisa mengembantugas meningkatkan kualitas pendidikan diJakarta.

Harapan saya, tolong sekolah-sekolahpinggiran kota, dan yang jauh dari jangkauanseperti di Kepuluan Seribu juga diperhatikan.Tak sedikit sekolah bangunannya sudah yangtak layak untuk belajar mengajar.

Semoga Majalah PENA PENDIDIKANterus berkiprah dan mendapat tanggapan yangpositif dari berbagai pihak. Terimakasih,

Dede KurniawanWonosari, Kota Metro Lampung

PAKET CPAKET CPAKET CPAKET CPAKET C

Ujian Nasional masih menyisakanpersoalan. Pemerintah tampaknya menyiapkan“penebus kesalahan” denganpenyelenggaraan Paket C. Berita Paket Csering muncul di banyak media. Namun sayamenduga kebijakan Paket C, yang sebagianbesar diikuti siswa pendidikan formal yanggagal di Ujian Nasional, hanyalah akal-akalanDepartemen Pendidikan Nasional. Apalagi daribeberapa teman, saya dengar soal-soal yangdiujikan tak banyak berbeda dengan soal-soalUjian Nasional. Jika dugaan ini benar, makasepatutnya ujian Paket C didesain berbeda

* Ongkos kirim per edisi: JabodetabekRp 2.000, Pulau Jawa Rp 5.000, danluar Pulau Jawa Rp 7.000

Nomor 05/Tahun 1/September 2006Ilustrasi cover : Arif W/PENA

SUARA PEMBACA 06-07.pmd 8/31/2006, 3:14 AM6

Cyan Magenta Yellow Black

Page 7: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 20067

dan jauh lebih baik, sehingga hasil ujian itumenjadi beda dan berkualitas.

M. Suarif Djarwo, Spd.Jl. Jend. Soedirman , Kuningan Jawa Barat

TERTIBKAN OPSPEKTERTIBKAN OPSPEKTERTIBKAN OPSPEKTERTIBKAN OPSPEKTERTIBKAN OPSPEK

Memasuki tahun ajaran baru di berbagaiperguruan tinggi, selalu saja soal OPSPEK —dulu dikenal sebagai Mapram dan MasaPlonco— menjadi “tradisi” yang dilaksanakan.Setiap kali digelar, Opspek selalu jadi masalah.Tak jarang kita dengar perilaku para seniormenyakiti para juniornya, ada pemukulan danintimidasi. Bahkan sebuah perguruan tinggi diSurabaya sempat melarang para wartawanmengambil foto aktivitas Opsepk yang merekalakukan.

Menurut saya sudah saatnya pemerintahmelakukan intervensi mengatur soal Opspekini. Jangan sampai korban-korban berjatuhanhanya karena aroganisme para senior kampus.

Dian MaulanaPalangkaraya, Kalimantan Tengah

SOSOK MENCERAHKANSOSOK MENCERAHKANSOSOK MENCERAHKANSOSOK MENCERAHKANSOSOK MENCERAHKAN

Sebelumnya selamat atas terusberkiprahnya Majalah PENA PENDIDIKAN.Semoga terus berjaya. Saya hanya inginmemberikan masukan. Saya rasa selama inikita kekurangan sosok yang mampu menjadicontoh dan memberi pencerahan dalammenghadapi kehidupan berbangsa yang masihsaja buram ini.

Akan lebih baik jika Majalah PENAPENDIDIKAN sering menampilkan sosok-sosok yang mencerahkan itu. Terutamamereka yang bergerak di bidang pendidikan.Saya kira di seluruh pelosok negeri ini masihada orang-orang yang mau berbuat ikhlasuntuk sesamanya melalui pendidikan.

Karmelia SunandarPengadengan Barat Raya, Jakarta Selatan

JANGAN DIKNASJANGAN DIKNASJANGAN DIKNASJANGAN DIKNASJANGAN DIKNASSENTRISSENTRISSENTRISSENTRISSENTRIS

Setelah beberapa kali membaca MajalahPENA PENDIDIKAN saya kagum juga.Ternyata masih ada yang mau menerbitkanmajalah bertemakan pendidikan. Namun,kekaguman saya bercampur dengankekhawatiran karena. Sebab, hampir di semuapenulisan, Majalah PENA PENDIDIKANbernuansa sangat “Depdiknas sentris.”

Apakah majalah ini milik Depdiknas? Mengapahampir semua informasi merujuk padapernyataan pejabat Depdiknas? Tampaknyaredaksi menghindari suara kritis terhadapkebijakan pemerintah.

Saran saya, ke depan Majalah PENAPENDIDIKAN harus memberi ruang yang lebihluas kepada berbagai pihak yang memberikankritik plus solusi yang konstruktif dalam setiapberita yang ditulis.

HidayatJalan Cucur Barat,Bintaro, Tangerang,BANTEN

*) Pena Pendidikan adalah majalahindependen, tidak condong pada institusitertentu, baik pemerintah dan lembagatertentu lainnya. Redaksi bukan anti-suarakritis, namun kami lebih suka mencari solusibagi perbaikan pendidikan nasional. Terimakasih atas masukannya.

PROFIL BUTETPROFIL BUTETPROFIL BUTETPROFIL BUTETPROFIL BUTETMANURUNGMANURUNGMANURUNGMANURUNGMANURUNG

Saya cukup intens mengikutiperkembangan dunia pendidikan. Saya inginmencermati segelintir kebijakan pemerintah.Seringkali kebijakan pemerintah lebihmengutamakan Jakarta dan kurangmemperhatikan aspirasi daerah. Padahal,banyak pihak di daerah mau dan sudahbekerja banyak untuk pengembanganpendidikan. Tengok apa yang dilakukan ButetManurung yang mau berdiam di hutan untukmemberdayakan anak-anak dari sukuterasing.

Kita bisa belajar banyak dari dia. Kebijakanpusat pun sudah saatnya menjamah kami yangdi daerah. Pemerintah daerah pun sudahsemestinya lebih memberi perhatian padapendidikan. Kapan Majalah PENAPENDIDIKAN menulis profil orang-orangdaerah seperti Butet Manurung?

Ir Tri RahyuonoJalan Laksda AdisuciptoYOGYAKARTA -55281

SEKOLAH di DAERAHSEKOLAH di DAERAHSEKOLAH di DAERAHSEKOLAH di DAERAHSEKOLAH di DAERAHGEMPAGEMPAGEMPAGEMPAGEMPA

Bencana yang datang bertubi, membuatbanyak hal rusak dan porak-poranda.Sepanjang tahun ini saja, bencana datangberkali-kali di negeri kita ini. Dan korbannyatak hanya infrastruktur penting sepertijembatan dan jalan semata. Tapi juga adalahbangunan sekolah di berbagai daerah.

Ambruknya sekolah ini berbeda denganrusaknya jembatan. Jika jembatan takmenyisakan trauma psikologis, sekolah pastimenyisakan trauma pada para murid dan guru.Nah, dalam soal ini apa dan bagaimanakebijakan Depdiknas menghadapi danmenyelesaikannya? Tolong di edisi mendatangPENA PENDIDIKAN bisa mengupas nasibpendidikan pasca musibah. Jangan hanyamenulis sesaat setelah bencana datang

Ibnu Isnugraha, STJalan Raya Jabung,GantiwarnoKLATEN

SEKOLAH LUAR BIASASEKOLAH LUAR BIASASEKOLAH LUAR BIASASEKOLAH LUAR BIASASEKOLAH LUAR BIASA

Membaca PENA PENDIDIKAN bisamencerahkan pikiran soal pendidikan.Beberapa kali saya baca PENA PENDIDIKANmenulis profil beberapa sekolah, baik di Jakartamaupun di daerah. Saya salut. Saya jadimengetahui bagaimana para pengelolasekolah menjalankan aktivitas merekasehingga bisa menjadikan sekolahnya baik danbermutu.

Saya usul PENA PENDIDIKAN jugamenulis profil sekolah yang tidak “biasa”.Maksudnya sekolah-sekolah untuk anakberkemampuan khusus, seperti sekolah untukanak autis, sekolah luar biasa. Kelompok anakdengan kemampuan khusus ini sangatterpinggirkan. Mohon diperhatikan.

dr Dwi Budi DarmawatiJalan SriwijayaSemarang

TULISAN PANJANGTULISAN PANJANGTULISAN PANJANGTULISAN PANJANGTULISAN PANJANG

Saya guru yang telah memasuki masapersiapan pensiun.

Usul saya, tolong tulisan tiap artikel janganterlalu panjang. Bukankah lebih baik dapatbanyak berita, dengan tulisan yang padat,daripada tulisan panjang-panjang tapi macamberitanya hanya dapat sedikit. Selain itu tolongpilihan tipografi hurufnya agak diperbesar, ataudiperenggang jarak barisnya. Mungkin, usulanini mewakili pembaca seusia saya denganpenglihatan sudah berkurang ketajamannya.

Terima Kasih

Drs Sukardi NhJalan Klebengan Blok D-19Sleman,YOGYAKARTA

* Usulan Anda akan kami pertimbangan.Terima kasih atas usulannya.

SUARA PEMBACA 06-07.pmd 8/31/2006, 3:14 AM7

Cyan Magenta Yellow Black

Page 8: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 2006

TEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI

8

APPLE UNTUK SEKOLAH

Sekolah Seni dan Desain Ringling, Florida, Amerika Serikat,memberikan MacBooks untuk semua murid barunya. Laptop

ini digunakan sebagai peralatan bagi mahasiswanya untukmendesain, menggambar, serta mengerjakan PR. Harganya, untukkurs rupiah antara Rp 10 juta-Rp 15 juta, tergantung serinya.

Laptop ini dilengkapi berbagai program yang mampu membuatgrafis dengan menawan. Di antaranya Adobe Creative Suite. Selainitu dilengkapi sistem operasi Microsoft Office. Salah satu alasanSekolah Desain Ringling memilih MacBooks memang padakemampuannya untuk beroperasi pada dua sistem sekaligus, MacOS X dan Microsoft Windows. Selain, tentu saja, gampang dijinjing.

Namun, peralatan itu harus dikembalikan setelah mahasiswalulus sekolah, atau drop out. Dengan adanya laptop gratis ini,rasio mahasiswa dengan komputer tetap terjaga 2:1.

Nasib baik Apple di Amerika itu sayangnya tak diikuti denganyang di Australia. Di Benua Kanguru ini, Departemen Pendidikandan Pelatihan terlibat perang diam-diam dengan Macs. KoranSidney Morning Herald edisi 22 Agustus lalu memberitakan, kasusini terjadi karena Apple Australia tidak setuju dengan usulanDepartemen Pendidikan dan Pelatihan dalam hal program “Note-book untuk guru.”

Dalam program itu, antara lain, diatur mengenai tata carapenukaran PC atau laptop lama dengan MacBooks yang baru.Namun, Apple Australia keberatan karena usulan para guru danDepartemen Pendidikan dipandang menyimpang dari aturan maininternasional.

Lembaga riset pasar IDC Australia dan PC Tracker dari NewZealand, dalam tulisannya menyebutkan, Apple sebetulnyapenguasa pasar di Australia hingga kwartal empat. DepartemenPertahanan, sekolah-sekolah swasta maupun pemerintah,menggunakan Apple. Namun, adanya ribut-ribut Apple denganDepartemen Pendidikan diperkirakan akan mengganggu pasarApple.

EVALUASI TEKNOLOGIEVALUASI TEKNOLOGIEVALUASI TEKNOLOGIEVALUASI TEKNOLOGIEVALUASI TEKNOLOGISEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH

Pemerintah Malaysia memutuskan untuk mengevaluasikembali penggunaan teknologi di sekolah-sekolahnya.

Mereka tak ingin, pembelian komputer, pemakaian internet,serta berbagai peralatan teknologi informasi lainnya, mubazir.Termasuk yang akan dikaji ulang adalah proyek populer seperti“sekolah cerdas”, pengajaran matematika dan sains dalamBahasa Inggris, SchoolNet, serta pendirian laboratoriumkomputer sekolah.

Sebuah perusahaan teknologi, MSC Technology CentreSdn Bhd (MSCTC), memenangkan kontrak untuk menjalankanevaluasi itu. Nilainya RM 7 juta, atau hampir Rp 17,3 miliar (1RM = Rp 2.471, kurs 24 Agustus). September ini, awak pasukanMSC Technology langsung bergerak. Diperkirakan butuhwaktu 10 bulan untuk menuntaskan pekerjaan.

Kepala Eksekutif MSC Technology, Mohamad SuhaimiMohamad Tahir, mengatakan bahwa pihaknya akan mengkajiefektivitas program teknologi dan informasi yang diterapkanMalaysia dalam Rancangan Pembangunan Tahap 8 (8th Ma-laysia Plan). Ini diperlukan agar dalam program tahap sembilan(9th MP), tak terjadi kemubaziran.

Sebanyak 10.000 sekolah dan lembaga pendidikan dibawah Kementerian Pendidikan akan diaudit pemakaianteknologinya. Pekerjaan ini diperkirakan butuh waktu tiga bulanhingga selesai. Pada saat yang sama, di 2.000 sekolahdilangsungkan survei kuantitatif. Pada tahap akhir, dilakukansurvei kualitatif di 300 sekolah. Proyek ini melibatkan 400 tenagaahli teknologi.

Pemakaian teknologi yang akan diaudit adalah perangkatkomputer seperti server dan laptop, peralatan digital sepertiVCD/DVD players dan kamera digital, serta piranti lunakpendidikan yang dipakai sekolah.

Pemerintah Malaysia menargetkan RM 2,3 miliar, tak kurangdari Rp 5,68 triliun, untuk menerapkan teknologi komunikasidan informasi di sekolah, selama Pembangunan MalaysiaTahap Sembilan (9th MP).

INTERNET DEMI KEMAKMURANINTERNET DEMI KEMAKMURANINTERNET DEMI KEMAKMURANINTERNET DEMI KEMAKMURANINTERNET DEMI KEMAKMURAN

Penggunaan internet untukmempercepat penyebaran tatacara pengajaran yang baik, kinitak terhindarkan lagi. Termasuk diNamibia, sebuah negara di bagianselatan Afrika sana. Pada 13 Sep-tember ini, pemerintah setempatmeluncurkan program yang diberinama gagah: Tech/Na. Kegiatanini ditujukan bagi siswa tamankanak-kanak hingga tingkat SMA,dimaksudkan agar mereka melekinternet.

Kata Wakil Menteri Pendidikan, Alfred Ilukena, pemerintahingin meningkatkan kualitas pendidikan secara cepat. Para gurudan murid pun harus memiliki akses terhadap internet. Sehinggamereka bisa mendapatkan materi pelajaran serta cara mengajarsecara benar.

Beberapa materi penting sudah disiapkan. Di antaranya,bagaimana mengangkat rakyat Namibia dari lembah kemiskinan.“Kami ingin pemanfaatan teknologi lewat sekolah bisamempercepat kemakmuran negeri,” kata Ilukena.

Alfred Ilukena

www.

sk1jb

t.com

PPPPP

PPPPP

PPPPP

TEKNOLOGI 08-09.pmd 8/30/2006, 1:42 PM8

Cyan Magenta Yellow Black

Page 9: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 20069

TATKALA LEMAK BERLIMPAHTATKALA LEMAK BERLIMPAHTATKALA LEMAK BERLIMPAHTATKALA LEMAK BERLIMPAHTATKALA LEMAK BERLIMPAH

Kemajuan teknologi menimbulkan kemudahan bagi kehidupankita. Para guru dan murid jaman sekarang, misalnya, tak

perlu bersusah payah mengayunkan kaki berjalan puluhan kilo-meter ke tempat sekolahnya. Sudah ada mobil angkutan umumatau kereta api. Untuk menuju lantai di gedung jangkung, jugatak perlu susah-susah mendaki. Sudah ada keranjang gerak,yang populer disebut sebagai lift.

Berkurangnya aktivitas tubuh itu menimbulkan masalah baru:kegemukan. Inilah persoalan yang dialami para murid di sejumlahnegara maju, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura.

Bila kegemukan menimpa kaum muda, seperti para murid,persoalan tak begitu berat. Namun, bila yang terkena adalahkaum berusia lanjut, seperti para guru yang menjelang pensiun,dampaknya bisa ke mana-mana.

Selama 10 tahun Pemerintah Amerika Serikat menelitikegemukan terhadap 500.000 orang berusia 50-an tahun.Hasilnya dimuat di New England Journal of Medicine, akhirAgustus lalu. Mereka yang berat badannya di atas normal, meskihanya sedikit lebih berat, berpeluang mati lebih cepat 20-40%.Bila kegemukan itu menimpa kaum perempuan, peluang dampakburuknya jauh lebih besar.

“Pada perempuan, dampak kegemukan langsung munculbegitu kelebihan berat terjadi. Sementara pada pria, Anda cukuplari-lari atau jalan kaki untuk mengusir si lemak,” kata Michael FLeitzmann, periset pada Institut Kanker Nasional, yang menjadipenulis di jurnal.

Temuan Leitzmann dan timnya ternyata sama dengan hasilriset Universitas Yonsei, Seoul bersama Universitas John Hopkins,Amerika Serikat. Dua universitas ini selama 12 tahun menelitisekitar sejuta warga dewasa Korea Selatan yang kegemukan.Risiko mereka terhadap kanker dan kematian bertambah, seiringbertambahnya berat.

Anda merasa kegemukan? Cek dengan rumus Indeks MassaTubuh (IMT).

IMT =

Bila skor antara 25-30, Anda terbilang gemuk.Bila skor lebih dari 30, Anda ekstra gemuk.Contoh: Berat = 70 Kgr, Tinggi = 160 cm= 1,6 meter

IMT = 70/(1,6)2 = 27,4 Skor ini indikator kegemukan

berat badan (kg)berat badan (kg)berat badan (kg)berat badan (kg)berat badan (kg)

tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 22222 (meter) (meter) (meter) (meter) (meter)

www.

cifca

.com

PPPPP

Perusahaan Kanada, Robotel Inc belum lama ini memproduksiRobotel & Smartclass. Produk yang dirancang untuk

memaksimalkan kegiatan pembelajaran ini di Indonesiadidistribusikan oleh EP-TEC Solutions Indonesia.

Cukup dengan menambahkan perangkat khusus Robotel,yaitu Switching System Tools dan didukung SmartClass Softwarepada jaringan. Maka komputer laboratorium berubah fungsi menjadiLanguage Lab Digital yang multifungsi bagi para pengajar dansiswa.

Menurut Andika Pratama, Products Executive EP-TEC Solu-tions, produk yang mereka pasarkan ini banyak memilikikeunggulan. Sejumlah fiturnya, antara lain bisa mengoperasikandari komputer sentral (guru) dan mendisplay visual ke seluruhkomputer murid. Selain itu bisa bisa mempresentasikan hasil kerjasalah satu muridnya ke murid lain. Alat ini juga bisa membantu gurumengajar satu-dua siswa, atau lebih, selagi mayoritas murid lainmengerjakan tugas. Guru juga dapat mengontrol keyboard danmouse semua siswanya. Robotel & Smartclass telah digunakan diUniversitas Pelita Harapan.

ROBOTEL SAHABAT GURU & MURID

PPPPP

TIPS:

MENCARI DATA LEWATMENCARI DATA LEWATMENCARI DATA LEWATMENCARI DATA LEWATMENCARI DATA LEWATINTERNETINTERNETINTERNETINTERNETINTERNET

Pemakaian internet untuk mencari data, atau untuk melongokartikel dan hasil riset, sudah menjadi hal umum. Berkat

teknologi ajaib ini, kita bisa mendapatkan berbagai hasil risetsecara gratis, walau ada juga yang harus bayar.

Namun, bila tak berhati-hati, survei di internet akanmemakan waktu, bikin pusing, dan tak akan mendapat hasilyang dikehendaki. Untuk itu, perpustakaan Universitas Monash,Australia (http:/www.lib.monash.edu.au), mengeluarkanpetunjuk singkat bagi siapa saja yang hendak riset di jagatmaya.

1. Sebelum mencari, hendaknya sudah tahu lebih dulu apasaja kata-kata kunci yang akan kita pakai.

2. Apakah yang dicari merupakan perusahaan, makalah,nama orang, berita, atau tempat.

3. Penelusuran tema melalui mesin pencari (altavista, google,yahoo, northernlight, dsb), memang berlangsung cepat.Tetapi, hasil pencarian yang didapat bisa melimpah ruah,bahkan hingga ratusan ribu, atau puluhan juta artikel.Karena itu, Anda harus betul-betul paham tentang: temaapa yang dicari, pertanyaan utamanya, serta adakah caralain untuk menelusurinya. Cobalah Anda ketik: http://www.google.com, lalu masukkan kata “Jakarta” di kotakpencarian. Anda akan mendapatkan puluhan juta lembarnaskah. Karena itu, tema apa mengenai Jakarta yangdicari, harus jelas.

4. Untuk tema yang sudah jelas tempat pencariannya, lebihcepat bila penelusuran melalui gerbang khusus, dalambahasa internet disebut gateway. Bila Anda hanya mencarinaskah tentang Jakarta yang di koran-koran Indonesia,atau dalam bahasa Indonesia, sebaiknya cukup lewatwww.google.co.id. Bila Anda ingin mencari naskah serupadi media Australia, silakan masuk ke gerbang Australia,seperti www.google.co.au, atau www.yahoo.co.au. PPPPP

TEKNOLOGI 08-09.pmd 8/30/2006, 1:42 PM9

Cyan Magenta Yellow Black

Page 10: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200610

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN UTAMAUTAMAUTAMAUTAMAUTAMA

“L

asinten menghabiskan hampir sepertigaumurnya di SDN I Kota Lama Malang, JawaTimur. Lebih dari 15 tahun ia menjalaniprofesinya yang selalu dikelilingi anak-anak.Saban pagi hingga mentari sedikit condong

ke barat, ia selalu “ngantor” di sana. Ia selalu dinantimurid-murid.

Namun, Lasinten bukan guru sekolah itu. Iamelakoni hari-harinya sebagai penjual cilok —acidicolok, jajanan dari aci berbentuk seperti bakso,dimakan dengan saus kacang. Janda bercucu empatdari putri tunggalnya itu memang setiap hari ada disekolah. Namun ia sama sekali tak pernah mencicipibangku sekolah.

“Saya ini orang bodoh, tidak pernah sekolah.Namun saya senang bisa melayani anak-anak sekolah.Wong, hanya ini yang bisa saya lakukan, Mas,” katanenek 50 tahun yang tinggal di Gang 12, Lesanpuro,Malang.

Lasinten hanya satu di antara 870 orangpenyandang buta aksara di Malang. Atawa satu diantara hampir 4 jutaan penduduk Jawa Timur yangbuta huruf. Ia hanya bisa bersyukur, putri tunggalnya

pernah belajar di SD dengan biaya hasil jualan cilok,yang sehari kecipratan untung berkisar Rp 20.000.

Lasinten sama sekali tak paham apa arti pentingPeringatan Hari Aksara Internasional, pada 8 Septem-ber, yang dipusatkan di Surabaya, sekira dua jamperjalanan mobil dari tempat mangkal Lasinten sehari-hari. Ia hanya bisa bilang, “Lha wong sudah telanjurtelat, sudah tua, Mas. Malu saya belajar membaca.”

Malang dikenal sebagai kota pendidikan. Takmenjamin bebas buta aksara. Memang, hanya ada0,1% dari total penduduk Malang sebanyak 782.110orang (Juni, 2005). Angka yang relatif sangat kecil.Toh, Pemerintah Kota Malang hanya beranimencanangkan bebas buta aksara pada 2007.

Pasalnya, “Kebanyakan penyandang buta aksaraadalah pendatang miskin. Mereka lari ke kota untukmencari nafkah. Akibatnya penyandang buta aksaradi perkotaan sepertinya tidak ada tuntasnya,” kataDra Zubaidah, Kepala Bagian Pendidikan LuarSekolah Dinas Pendidikan Kota Malang.

Padahal, upaya memberantas buta aksara telahdilakukan sesuai Instruksi Presiden Nomor Nomor 5Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan

Berpacu MenujuMELEK AKSARA

Pemberantasan ButaAksara menjadigerakan nasional.Sembilan provinsimenjadi kantung butaaksara. Upayamendongkrak indekspembangunanmanusia (HDI) denganongkos paling murah.Tapi, butuh dana Rp1,3 triliun tahun depan.

Dok.

GIM

Dep

dikna

s

BAHASAN UTAMA 10-13.pmd 8/31/2006, 8:03 AM10

Cyan Magenta Yellow Black

Page 11: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200611

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar SembilanTahun dan Pemberantasan Buta Aksara. PemerintahKota Malang melibatkan sejumlah organisasikemasyarakatan, di antaranya PKK, Muslimat NU,Aisyah, Persit, LPM Universitas MuhammadiyahMalang, dan sejumlah Pusat Kegiatan BelajarMasyarakat (PKBM).

Dana operasional pemberantasan buta aksaradisuplai dari APBD dan APBN. Bantuan dana terbagidalam 87 kelompok yang besarnya berkisar Rp 3 jutahingga Rp 5 juta/kelompok. Toh, upaya itu dinilai takserius. “Peran serta aparat desa sangat kurang,” kataDr Supriono, ahli keaksaraan dari Universitas NegeriMalang.

Supriono memandang pemberantasan buta hurufsebaiknya melalui model cluster atawa per kawasan.“Tentunya butuh tutor full time dan peran besar aparatdesa,” kata konsultan Balai PengembanganPendidikan Luar Sekolah Pemuda Jawa Timur ini.Selain itu, menurut Supriono, pemberantasan butaaksara benar-benar berhasil bila diiringipemberantasan kemiskinan.

Syamsudin, pensiunan pegawai negeri yangpernah mengajar kaum buta aksara di Dusun CandilorDesa Sumberejo, Lumajang, Jawa Timur,membenarkan penilaian Supriono. Pendidikankeaksaraan yang hanya 6 bulan dengan intensitaspertemuan seminggu sekali, menurut Syamsudin,sangat kurang. “Banyak yang berhenti di tengahjalan,” ungkap bapak 8 anak itu.

Suwarti, 53 tahun, hanya satu dari sepuluh anakasuh Syamsudin yang rajin ikut kelompok belajar.“Mereka yang tidak masuk sampai sekarang ya.. tetaptidak bisa membaca,” kata wanita yang juga ibu RTsetempat. “Alhamdulillah. Saya bisa membaca danmenulis, pelan-pelan. Tapi tulisan saya jelek.”

PRIORITAS 9 PROVINSIPRIORITAS 9 PROVINSIPRIORITAS 9 PROVINSIPRIORITAS 9 PROVINSIPRIORITAS 9 PROVINSIBila hanya ada satu orang, seperti Suwarti, upaya

menuntaskan warga buta huruf di Jawa Timur butuhwaktu lebih lama. Padahal, Jawa Timur menjadi pusatperhatian gerakan nasional pemberantasan butaaksara. Di ujung timur Pulau Jawa ini tercatat hampir4,6 juta penduduknya belum melek aksara. “Jawarabuta aksara” selanjutnya adalah Provinsi JawaTengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, NTB, NTT,Papua, Banten dan Kalimantan Barat.

“Tahun 2007, Depdiknas akan mengajukananggaran pemberantasan buta huruf sebesar Rp 1,3triliun, yang diprioritaskan untuk sembilan provinsi itu,”kata Sudjarwo, Direktur Pendidikan Masyarakat,Ditjen PLS Depdiknas.

Dana sebesar itu diperlukan lantaran pembiayaanselama sangat kecil. Pada 2004, anggaranpemberantasan buta aksara hanya Rp 5 miliar. Tahun2005, meningkat menjadi Rp 80 miliar. Tahun ini,sebenarnya melonjak menjadi Rp 200 miliar. Namun,jumlah itu dirasa kecil mengingat target yangdicanangkan pemerintah pada 2009 harus mampumembebaskan warga buta huruf sekira 7,7 juta.

Menurut data terakhir di Ditjen Pendidikan LuarSekolah, hingga Juni 2006 ini, warga buta aksaramasih sekira 13 jutaan. Dengan waktu tersisa 3,5tahun, setiap tahun harus ada warga yang melekaksara sekira 1,5 juta. Tugas yang tak ringan. SebabUnit Pelaksana Teknis Ditjen PLS baru menjangkautingkat kabupaten.

METODE BAHASA IBUMETODE BAHASA IBUMETODE BAHASA IBUMETODE BAHASA IBUMETODE BAHASA IBUDepdiknas mau tak mau harus bekerja sama

dengan semua pemerintah provinsi, kabupaten dankota. Kerjasama digalang melalui Unit PelaksanaTeknis Ditjen PLS, seperti Sanggar Kegiatan Belajar,Balai Pengembangan Kegiatan Belajar, BalaiPengembangan Pendidikan Luar Sekolah danPemuda, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Jugaorganisasi kemasyarakatan dan keagamaan

Di Jawa Timur, misalnya. Pencananganpemberantasan buta huruf dilakukan di daerah tapalkuda. Yakni di Jember, Bondowoso, Situbondo, danBanyuwangi. Kawasan tapal kuda dikenal lebih banyakdihuni warga etnis Madura. Meski belum ada penelitiankhusus, Madura, juga Jawa dan Bugis, adalah etnisyang terbanyak menyandang buta aksar.

“Buta aksara selalu berkorelasi denganmasyarakat Jawa, Madura dan Bugis, yang jumlahpenduduknya memang terbanyak dibanding daerahlain,” kata Ace Suryadi, Direktur Jenderal PendidikanLuar Sekolah, Depdiknas. Universitas Gadjah MadaYogyakarta telah mengembangkan metode pendidikankeaksaraan dengan bahasa ibu. Metode yang telahdikembangkan adalah mengajar keaksaraan denganbahasa Jawa, Madura, dan Bugis. (Baca: MelahirkanMelek Aksara Berkualitas)

Sudjarwo yang banyak berkeliling ke daerahmenyatakan penggunaan bahasa daerah dirasaefektif. Lokakarya pengunaan bahasa daerah sebagaibahasa pengantar pun banyak digelar. “Di banyaknegara, penggunaan bahasa daerah sebagaipengantar belajar dirasakan sangat efektif dan berhasilbaik,” kata Sudjarwo.

Memang, menurut penelitian Unesco (2002),beberapa negara yang menggunakan bahasa ibu,yang bukan bahasa nasional, sering dianggap tidakmenguntungkan sistem pendidikan. Begitu jugapenelitian yang dipublikasikan Research and Devel-opment Collective, 2003, yang di antaranya,mengungkap kebijakan dan dukungan pemerintah

KANTUNG-KANTUNGBUTA AKSARA

Hanya sembilan provinsi dari33 provinsi menjadi kantung butaaksara. Namun jumlahnya lebihdari 81% angka buta aksaranasional. Depdiknas bekerjasamadengan Badan Pusat Statistikmemetakan daerah penyandangbuta aksara. Mereka yang masukdaerah buta aksara “merah”adalah:1. Jawa Timur: Jember,

Sampang, Sumenep,Probolinggo, KabupatenMalang

2. Jawa Tengah: Brebes,Sragen, Tegal, Wonogiri,Cilacap

3. Jawa Barat: Indramayu,Karawang, Cirebon,Kabupaten Bogor, Bekasi

4. Sulawesi Selatan: Bone,Gowa, Polewali, Bulukumba,Mamasa

5. NTB: Lombok Timur, LombokTengah, Lombok Barat, Bima,Sumbawa

6. NTT: Sumba Barat, TimorTengah Selatan, Kupang,Belu, Sikka

7. Papua: Jayawijaya,Puncakjaya, Paniai,Manokwari, Merauke

8. Banten: KabupatenTangerang, Serang, Lebak,Tangerang, Pandeglang

9. Kalimantan Barat: Pontianak,Sintang, Ketapang, Sambas,Bengkayang

Lasinten (kiri). Suwarti (kanan)

Muk

ti Al

i/PEN

A

BAHASAN UTAMA 10-13.pmd 8/31/2006, 8:03 AM11

Cyan Magenta Yellow Black

Page 12: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200612

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN UTAMAUTAMAUTAMAUTAMAUTAMA

kepada masyarakat adat belum bisameningkatkan akses pendidikan.

Namun, di Tanah Air, khususnya yangmenggunakan bahasa Jawa, Madura, danBugis, pengajaran baca-tulis dengan bahasaibu terbukti ampuh. Kasus putus sekolah dikelas awal SD, masih kata Sudjarwo, yangturut menyumbang angka buta aksara, tak lainkarena siswa terbebani banyak hal. “Siswa SDterbebani membaca, menulis, berhitung, danbahasa Indonesia,” katanya.

Pada pendidikan keaksaraan nonformal,belajar baca-tulis sekaligus menggunakanbahasa Indonesia merupakan beban takringan. Peserta berusia lanjut dan tak pernahbersekolah mengaku kesulitan belajar denganbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia barudipakai setelah tahap awal pengenalanmembaca dan menulis dengan pengantarbahasa ibu dirasa cukup.

BERKURANG SEPARUHBERKURANG SEPARUHBERKURANG SEPARUHBERKURANG SEPARUHBERKURANG SEPARUHTak kurang dari Mendiknas Bambang

Sudibyo turun ke daerah. Melek aksara menjadifokus pembangunan lantaran duniainternasional juga menghendaki hal sama:menuntaskan buta aksara. Indonesia yang

mengikuti Deklarasi Dakkar, Senegal, 2000,mendapat amanat mengurangi angka butaaksara. Hingga 2015 ditargetkan, warga duniayang buta huruf berkurang separuhnya.

Pada saat Kesepakatan Dakkar, yangmenghasilkan deklarasi Education for All,diteken, jumlah penduduk dewasa yang butaaksara di Tanah Air sekira 15.414.211 orang.Mengacu ketentuan itu, Indonesia dibebanitarget menipiskan angka buta aksara sekira7,7 juta orang pada 2015. Namun, pemerintahmenargetkan angka itu dicapai pada 2009.Laporan terakhir Global Monitoring Report,“Literacy for Life (Unesco, 2006), dari 771 jutapenduduk dunia yang buta aksara, Indonesiamenyumbang 14,6 juta jiwa.

Mampukah membuat 7,7 juta orang bisabaca-tulis pada 2009? Butuh kerja ekstra keras.Pemberantasan buta aksara, sejatinya me-nyangkut pemberantasan kemiskinan. Meskiakses sekolah mudah, tapi jika kemiskinan kianmerajela, angka buta aksara bisa ditebak:masih besar. Warga buta aksara yang jugawarga miskin itu sejatinya juga bertanya: kapankesejahteraan kami ditingkatkan biar angkaHDI Indonesia juga bisa meroket?

DIPO HANDOKO dan MUKTI ALIPPPPP

Persoalan Buta aksara dan WajibBelajar 9 Tahun menjadi prioritas

program nasional. Hal itu ditandaikeluarnya Instruksi Presiden Nomor 5Tahun 2006 tentang Gerakan NasionalPercepatan Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun danPemberantasan Buta Aksara.Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas) pun menetapkan fokusgarapannya pada tiga hal:pemberantasan buta aksara, programwajib belajar dan rehabilitasi sekolah.

Mengapa pemberantasan butaaksara begitu penting? Tak lain karenacitra positif suatu negara, setidaknyasejak 1993, diukur oleh Badan PBBuntuk Program Pembangunan (UNDP)berdasar indikator pembangunanekonomi, pendidikan, dan kesehatan.UNDP memerikan keberhasilanpembangunan tiap negara melaluiindeks pembangunan manusia (HumanDevelopment Index /HDI). Sialnya, HDIIndonesia hingga 8 tahun reformasiberjalan terpaku di rangking 110 dari175 negara yang diteliti UNDP.

Komponen penilaian yang punyaandil besar bikin jeblok peringkat Indo-nesia adalah tingkat melek aksara yangrendah, sekira 87%. Ongkos palingmurah mendongkrak peringkat HDI In-donesia adalah meningkatkan jumlahmelek aksara. Semoga, upayamembebaskan warga yang belum bisabaca tulis ini bukan sekadar mengejarcitra baik semata.

MENGEJARCITRA POSITIF

MEREKA YANG BUTA AKSARAMEREKA YANG BUTA AKSARAMEREKA YANG BUTA AKSARAMEREKA YANG BUTA AKSARAMEREKA YANG BUTA AKSARA

1. Buta aksara murni, yang tidak pernah bersekolahdisebabkan faktor ekonomi dan hambatan geografis.

2. Putus sekolah di kelas awal SD (kelas 1-3).Pertambahannya per tahun sekira 350.000-an.

3. Buta aksara kembali, lantaran tidak intensifnyapenuntasan belajar. Jumlahnya sekira 30% total butaaksara

JUMLAH BUTA AKSARAJUMLAH BUTA AKSARAJUMLAH BUTA AKSARAJUMLAH BUTA AKSARAJUMLAH BUTA AKSARA

Usia 10 tahun ke atas : 15,04 jutaUsia 15 tahun ke atas : 14,59 jutaUsia 10-44 tahun : 3,96 jutaUsia 15-44 tahun : 3,5 jutaUsia 45 tahun ke atas : 11,07 juta

9 PROVINSI PENYANDANG9 PROVINSI PENYANDANG9 PROVINSI PENYANDANG9 PROVINSI PENYANDANG9 PROVINSI PENYANDANGBUTA AKSARA TERBESARBUTA AKSARA TERBESARBUTA AKSARA TERBESARBUTA AKSARA TERBESARBUTA AKSARA TERBESAR(Penduduk usia 10 tahun ke atas)

No Provinsi Jumlah Buta Aksara Prosentase————————————————————————————————————————1. Jawa Timur 4.519.681 29,322. Jawa Tengah 3.296.654 21,393. Jawa Barat 1.642.927 10,664. Sulsel 936.157 6,075. NTB 660.567 4,296. NTT 387.247 2,517. Papua 383.247 2,498. Banten 372.023 2,419. Kalbar 327.839 2,13

————————————————————————————————————————Sumber: Ditjen PLS Depdiknas, 2006

Peserta berusialanjut dan takpernah bersekolahmengaku kesulitanbelajar denganbahasa Indonesia.

“Sudjarwo, Direktur Pendidikan Masyarakat, Ditjen PLSDepdiknas

Dok

GIM

Dep

dikna

s

BAHASAN UTAMA 10-13.pmd 8/31/2006, 8:03 AM12

Cyan Magenta Yellow Black

Page 13: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200613

Ibu Le Thi Hong Hiep bukan perempuan biasa.Ia aktivis, mengetuai Persatuan Wanita Yen Bai,provinsi berbukit di Vietnam. Salah satu kegiatanyang membuatnya bersemangat adalahmemberantas buta huruf di provinsinya. Bu Hong

Hiep bercerita, 89 pengurusnya tak bisa membaca.Mereka bagian dari 12.000 wanita di Yen Bai yangbuta aksara.

Hong Hiep membuat kelas di mana-mana. Salahsatu pesertanya Vang Thi Pang, cewek lajang diKabupaten Mua Cang. Sebagai pengurus PersatuanWanita di tingkat kabupaten, semula Vang Thi Pangselalu kesulitan tatkala rapat, atau urusan administrasi.

Ia mengikuti kelompok belajar yang diadakanPersatuan Wanita bersama Departemen Pendidikandan Pelatihan. Ia sukses mendapat ijazah kelassembilan, setara lulusan Kejar Paket B di Indonesia.Nona Vang mendapat anugerah juara dua di tingkatprovinsi, dalam lomba “wanita linuwih” alias “excellentwoman” dalam bahasa gagahnya. Ia tengah bersiapjadi pengurus Persatuan Wanita tingkat provinsi.

Vietnam memang gencar menggelorakan gerakanberantas buta huruf. Angka melek baca di negeri itusebenarnya cukup tinggi, 90,7%, menurut data BadanPBB untuk Program Pembangunan (UNDP) 2005.Lebih tinggi dari Malaysia (88,7%), atau Indonesia(87,9%), apalagi dibanding Timor Timur, yang cuma56%.

PENYAKIT BEGO AMERIKAPENYAKIT BEGO AMERIKAPENYAKIT BEGO AMERIKAPENYAKIT BEGO AMERIKAPENYAKIT BEGO AMERIKAPenyakit BH alias buta huruf, rupanya tidak khas

negara-negara miskin. Negara adidaya, AmerikaSerikat, yang pendapatan per kapitanya 11 kali dariIndonesia (mereka $41.800, kita $3.800), menghadapipersoalan mirip: banyak warganya masuk kelompokbuta huruf.

Yang paling banyak adalah buta dalam pengertiankebangetan “bego.” Profesor Murray Sperber, gurubesar Bahasa Inggris Universitas Indiana, dalambukunya Beer and Circus menulis, 56% lulusan col-lege tak bisa menjawab pertanyaan sederhana ini:Bila punya duit $3, habis untuk beli sop $1,95 danuntuk sandwich $ 0,60, berapa kembaliannya. “Anak-anak muda terlalu banyak digoyah alkohol dan junkfood,” kata Pak Profesor.

Alkohol dan makanan “sampah” itu dituding jadibiang pembuat mereka malas bersekolah. Setahunmereka hanya datang 160 hari dari seharusnya 210hari. Dengan orangtua harus membayar US$ 20.000setahun, berarti mereka menyia-nyiakan US$ 125sehari.

Koran The Reporter edisi 21 Agustus lalu menulis:sebanyak 5 juta orang dewasa Amerika, buta huruf.Sebanyak 85% ibu yang tidak menikah, serta 70%warga yang ditangkap polisi, tak bisa membaca samasekali.

Kalau mau diperluas, 14% dari orang dewasaAmerika, kemampuan bacanya amat minim. Merekabahkan tak bisa membaca formulir lowongan kerja(Lihat: National Assesment of Adult Literacy, 2003).Rendahnya kemampuan dasar ini dalam hitunganpemerintah merugikan US$ 220 miliar setahun.

Untuk itu, pemerintah Amerika menggelar sejumlahprogram. Misalnya, mendirikan badan pemberantasanbuta huruf —kini menjadi pemberantasan buta aksaradan pengetahuan dasar. Salah satu kegiatan yangdigeber Presiden George Bush ketika terpilih menjadi

presiden adalah program No Child Left Behind.Tujuannya jangan sampai ada anak tidak sekolahatau keteteran kemampuannya.

Di masa jabatan Presiden Bush yang kedua, pro-gram itu tetap diteruskan. Namun, kritik bermunculan.Misalnya, kenapa tetap saja banyak anak sekolahyang kemampuannya rendah. Buta huruf juga masihditemui.

Secara umum, dewasa ini diperkirakan terdapat1,25 miliar warga dunia, alias seperlima dari totalpopulasi masuk kelompok buta huruf. Menuruthitungan UNDP, sekitar 476 juta dari mereka adalahwarga masyarakat dari suku minoritas. Mereka hanyabisa ngomong dalam bahasa ibu, bukan bahasanasional. Semakin banyak warga yang bisa berbahasanasional, tingkat buta huruf juga makin kecil.

Semakin tinggi melek huruf juga menampakkanmakin baiknya tingkat kesejahteraan. Menurut survei,hubungan itu sebagai berikut:

· Bila melek huruf kurang dari 55%, pendapatanper kapita sekitar $600.

· Melek huruf 55-85%, pendapatan per kapita$2.400.

· Melek huruf 85-95%, pendapatan kapita $3.700.· Bila di atas 96%, pendapatan per kapita di atas $

12.600.Menurut CIA World Fact Book 2005, pendapatan

per kapita kita US$ 3.800. Bila kita ingin mencapaiseperti Singapura, yang hampir $30.000, artinya kitaharus terus meningkatkan jumlah warga yang melekaksara, serta pengetahuan dasar lainnya. Pemikiranitu pula yang membuat China, India, dan negara-negara lain, berjuang tanpa henti melawan butaaksara.

IWAN QODAR HIMAWAN/[email protected]

DI SINI BHDI SANA BH

warga kulit hitam peserta pemberantasan buta huruf di Amerika.

www.

olem

iss.e

du

PPPPP

14% dari orangdewasa Amerika,kemampuan bacanyaamat minim. Merekabahkan tak bisamembaca formulirlowongan kerja

BAHASAN UTAMA 10-13.pmd 8/31/2006, 8:03 AM13

Cyan Magenta Yellow Black

Page 14: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200614

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN UTAMAUTAMAUTAMAUTAMAUTAMA

“B

eberapa Bulan jelang peringatan Hari AksaraInternasional, 8 September ini, kesibukan di DepartemenPendidikan Nasional (Depdiknas), khususnya DirektoratJenderal Pendidikan Luar Sekolah, sangat terasa.Maklum, pergelaran tingkat nasional yang akan

dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur, itu akan dijadikan momentumuntuk mengajak semua pihak mempercepat pemberantasan butaaksara.

Pendidikan keaksaraan telah menjadi pertaruhan pemerintahanSBY. Sejak awal bergulirnya Kabinet Indonesia Bersatu, akhir 2004lalu, Depdiknas mencanangkan jumlah buta aksara dari 15,4 juta turunmenjadi separuhnya pada 2009, di akhir pemerintahan SBY. Bahkankemudian SBY menegaskan dalam pidatonya angka buta aksara harusmencapai 7,58% pada akhir tahun ini. Sebagai gambaran, jumlah 15,4juta warga buta huruf itu sekira 10,2% dari total jumlah pendudukIndonesia usia 15 tahun ke atas.

Menurut hitungan kasar BPS, pada 2005 berkurang menjadi 14,6juta (9,5%). Hingga Juni ini diperkirakan jumlah buta aksara sekira 13jutaan atau 8,35%. “Saat ini kami belum tahu persis penurunan angkabuta aksara hingga Agustus,” kata Ace Suryadi, Direktur JenderalPendidikan Luar Sekolah Depdiknas.

Doktor Ekonomi Pendidikan dari State University of New York,Albany, Amerika Serikat, ini memang jadi komandannya pendidikan

Jumlah penduduk buta huruf masih sekira 13jutaan. Tiap tahun hasilkan 350.000 orangbisa baca-tulis. Jawa, Madura, Bugis, jaditarget utama.

MELAHIRKANMelek Aksara

BERKUALITAS

Dr Ace Suryadi, Direktur Jenderal Pendidikan

Luar Sekolah Depdiknas.

Dok.

GIM

Dep

dikna

s

BAHASAN UTAMA 14-17.pmd 8/30/2006, 10:32 AM14

Cyan Magenta Yellow Black

Page 15: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200615

keaksaraan. Ace sendiri mengabdi di DepartemenPendidikan Nasional, sejak 1982 silam. Pria kelahiranSumedang 25 Juli 1952 ini pernah menjabat kepalaPusat Informatik untuk Pengelolaan Pendidikan danKebudayaan Badan Litbang Depdiknas dan staf ahliMendiknas era Abdul Malik Fajar.

Apa saja yang telah dicapai pendidikankeaksaraan —yang sempat tenggelam gaungnya sejakkrisis ekonomi melanda— hingga saat ini? Saiful Anamdari PENA PENDIDIKAN mewawancarai Ace Suryadidi ruang kerjanya, Gedung E Depdiknas, JalanJenderal Sudirman, Jakarta, akhir Agustus lalu.Petikannya:

Hari Aksara Internasional 8 SeptemberHari Aksara Internasional 8 SeptemberHari Aksara Internasional 8 SeptemberHari Aksara Internasional 8 SeptemberHari Aksara Internasional 8 Septembertampaknya menjadi hari nasional yang wajibtampaknya menjadi hari nasional yang wajibtampaknya menjadi hari nasional yang wajibtampaknya menjadi hari nasional yang wajibtampaknya menjadi hari nasional yang wajibdiperingati?diperingati?diperingati?diperingati?diperingati?

Sebenarnya tidak ada keharusan tapi dianjurkanuntuk memperingatinya. Selama ini peringatannyadigelar di tingkat pusat, provinsi hingga kabupatendan kota. Ini sudah menjadi komitmen kita bersama.

Apa istimewanya peringatan tahun ini?Apa istimewanya peringatan tahun ini?Apa istimewanya peringatan tahun ini?Apa istimewanya peringatan tahun ini?Apa istimewanya peringatan tahun ini?Ada banyak hal. Pertama, Indonesia merupakan

salah satu negara yang jumlah buta aksaranya besar.Di antara 771 juta penduduk dunia buta aksara usia15 tahun ke atas, Indonesia menyumbang 14,6 jutawarga buta aksara, atau sekitar 9,5 % penduduk In-donesia usia 15 tahun ke atas. China prosentasependuduk buta aksaranya kecil, tapi jumlah pendudukbuta aksara mereka ratusan juta.

Tahun 2006 ini adalah evaluasi paruh waktu pro-gram Education for All (EFA). Program EFA adalahhasil kesepakatan pertemuan internasional di Dakkar,Senegal, pada 2000, yang mengharapkan angka butaaksara dunia turun separuhnya pada 2015. BahwaIndonesia berharap mencapai 90% penurunan butaaksara pada 2009, itu hanya ancang-ancang. Kamimemang mengkampanyekan kepada publik agar butaaksara diberantas tuntas pada 2015.

Kedua, Indonesia merupakan satu-satunyanegara yang memiliki strategi unik, yakni gerakanpercepatan pemberantasan buta aksara. Kebijakannyatertuang dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2006 tentangGerakan Nasional Percepatan Penuntasan WajibBelajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun danPemberantasan Buta Aksara. Sesuai inpres tersebutpemberantasan buta aksara dilakukan secara vertikaldan horisontal.

Dalam Inpres itu disebutkan bahwa semuamenteri, gubernur, bupati dan walikota harusmengambil langkah-langkah untuk melaksanakanpemberantasan buta aksara. Sehingga pada 2009mendatang, warga buta aksara hanya 5% atawa sekira7,5 juta dari penduduk Indonesia usia 15 tahun keatas.

Ketiga, kami juga mengadakan kerjasama denganberbagai pihak dan sangat intensif. Misalnya, denganorganisasi perempuan seperti PKK (PendidikanKesejahteraan Keluarga), Kowani (Kongres WanitaIndonesia), Aisyiah, dan Al Khairat. Anggaranoperasionalnya bisa berbagi dengan berbagaiorganisasi itu. Kami juga melakukan kerja sama dengan20 perguruan tinggi negeri, khususnya di sembilanprovinsi terbesar buta aksara. Sebagian besar sudahmenandatangi kesepakatan.

Bentuk kesepakatan dengan perguruan tinggi itu

di antaranya melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.KKN Tematik selama ini di bidang kesehatan daninfrastruktur. Sekarang ini ditambah KKN untukpemberantasan buta aksara. Ibu RetnoSunarminingsih, istri Mendiknas Bambang Sudibyo,sudah menurunkan 5.000 mahasiswa di seluruhpelosok, untuk melaksanakan KKN Buta Aksara. BuRetno adalah Pembantu Rektor Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

Kami juga melakukan kerja sama pemberantasanbuta aksara dengan pesantren. Kami telahmenandatangani kesepakatan dengan DirjenPendidikan Islam Depag, Jahja Umar. Intinya, setiappesantren difungsikan untuk memberantas buta huruf.Selama ini, di banyak pesantren di Madura dan wilayahJawa Timur lain, mengajar santrinya berbahasa,membaca, menulis huruf Arab tapi tidak mengajaraksara Latin. Selain itu, kerjasama juga dijalin denganmasjid-masjid. Kesepakatan telah diteken denganDewan Masjid Indonesia. Bayangkan, di Jawa Baratsaja ada 159.000 masjid.

Semua pemerintah daerah juga disarankanmelakukan kerja sama, misalnya, dengan organisasiperempuan. Organisasi perempuan dipandang jauhlebih efektif. Sebab, jumlah buta aksara perempuandua kali lipat warga buta aksara laki-laki. Jumlah butaaksara perempuan sekitar 9-10 jutaan.

Pemberantasan buta aksara menjadiPemberantasan buta aksara menjadiPemberantasan buta aksara menjadiPemberantasan buta aksara menjadiPemberantasan buta aksara menjadiprioritas program nasional?prioritas program nasional?prioritas program nasional?prioritas program nasional?prioritas program nasional?

Di bidang pendidikan, pemberantasan butaaksara adalah prioritas kedua setelah Wajib Belajar 9Tahun. Ada alasan mendasar dan praktis mengapapemberantasan buta aksara menjadi prioritas utama.Alasan mendasar karena kemampuan keaksaraanadalah investasi kemanusiaan. Sehingga jika negaratidak memberi kemampuan keaksaraan kepada

Kemampuankeaksaraan adalahinvestasi kemanusiaan.Sehingga jika negaratidak memberikemampuankeaksaraan kepadapenduduknya,pemerintah bisadikategorikanmelanggar HAM.

Dok.

GIM

Dep

dikna

s

Kegiatan pendidikan keaksaraandi Kabupaten Yahukimo,Papua

BAHASAN UTAMA 14-17.pmd 8/30/2006, 10:32 AM15

Cyan Magenta Yellow Black

Page 16: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200616

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN UTAMAUTAMAUTAMAUTAMAUTAMA

“Do

k. Ib

u Gu

ru K

emba

r

Baru Rp 200 miliar - Alokasi anggaran bidang pendidikan keaksaraan tahun ini baru Rp 200 miliar. Sasarannya sebanyak 350.000 orang melek huruf. Hingga limatahun ke depan, targetnya harus bisa membebaskan buta aksara lebih dari 7,7 juta atau 1,6 juta per tahun.

penduduknya, pemerintah bisa dikategorikanmelanggar HAM.

Alasan praktisnya untuk meningkatkan indikatorindeks pembangunan manusia (Human DevelopmentIndex /HDI). Komponen penilaian HDI adalah ekonomi,pendidikan, dan kesehatan. Indikator pendidikan yangdinilai adalah tingkat melek aksara dan tingkatpartisipasi sekolah. Pendapatan per kapita tahun inimencapai US$ 1.500, jauh meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tapi angka HDI Indonesia masih110. Penyebabnya tak lain karena indikator pendidikanmasih rendah, jumlah buta aksara masih besar.

Untuk memacu peningkatan melek aksarabiayanya jauh lebih murah dan waktunya lebih cepatdibanding peningkatan partisipasi sekolah. Sebelumkrisis ekonomi, angka HDI Indonesia sekitar seratusan,jauh di bawah Vietnam dan China. Saya perkirakantahun 2009 angka HDI bisa mencapai 90-100.

Kampanye pemberantasan buta aksaraKampanye pemberantasan buta aksaraKampanye pemberantasan buta aksaraKampanye pemberantasan buta aksaraKampanye pemberantasan buta aksarabelakangan semakin santer, apakah inibelakangan semakin santer, apakah inibelakangan semakin santer, apakah inibelakangan semakin santer, apakah inibelakangan semakin santer, apakah inibagian dari Inpres Pemberantasan Butabagian dari Inpres Pemberantasan Butabagian dari Inpres Pemberantasan Butabagian dari Inpres Pemberantasan Butabagian dari Inpres Pemberantasan ButaAksara itu?Aksara itu?Aksara itu?Aksara itu?Aksara itu?

Dalam kerangka vertikal memang jalurnya dariinstruksi presiden ke Menteri Koordinator Kesra,Mendiknas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan,Menteri Keuangan, Menteri Negara PercepatanDaerah Tertinggal, gubernur hingga bupati danwalikota.

Namun terus terang ide kampanye pemberantasanbuta aksara secara besar-besaran berasal dariMendiknas. Presiden memang yang memerintahkan

semua komponen pemerintahan dan masyarakatuntuk memberantas buta aksara.

Apa hasil dari kampanye hingga ke daerah?Apa hasil dari kampanye hingga ke daerah?Apa hasil dari kampanye hingga ke daerah?Apa hasil dari kampanye hingga ke daerah?Apa hasil dari kampanye hingga ke daerah?Misalnya Pemerintah Kabupaten Bondowoso,

Jawa Timur. Bupati Bondowoso mengharuskan setiapunsur pemerintahan dan lapisan masyarakat: daricamat, tentara, polisi, hingga pelajar, melakukankegiatan pemberantasan buta aksara. Hasil evaluasiselama setahun ini ada 43 desa dan 4 kecematanbebas buta aksara.

Di Subang, Jawa Barat, juga hampir samakemajuannya. Semua pelajar dan guru melakukangerakan pemberantasan buta aksara melalui sekolah.Di Gowa, Sulawesi Selatan berdiri Sanggar PendidikanAnak Saleh di setiap desa. Hal ini luar biasa, sebabUnit Pelaksana Teknis Ditjen PLS saja baru mencapaitingkat kabupaten. Gerakan pemberantasan butaaksara memang betul-betul popular di mana-mana.Gowa yakin pada 2008 sudah tuntas alias bebas butaaksara. Kota-kota lain, dari Sinjai, Jambi, Indramayu,Jember, hingga Karanganyar juga melakukan gerakanserupa.

Ada kebijakan daerah yang melakukanAda kebijakan daerah yang melakukanAda kebijakan daerah yang melakukanAda kebijakan daerah yang melakukanAda kebijakan daerah yang melakukanpaksaan agar orang mau belajar baca-tulis,paksaan agar orang mau belajar baca-tulis,paksaan agar orang mau belajar baca-tulis,paksaan agar orang mau belajar baca-tulis,paksaan agar orang mau belajar baca-tulis,semacam “razia”, apakah dibenarkan?semacam “razia”, apakah dibenarkan?semacam “razia”, apakah dibenarkan?semacam “razia”, apakah dibenarkan?semacam “razia”, apakah dibenarkan?

Sepertinya kebijakan itu kejam. Namun,sebenarnya ketegasan seperti itu, ketika masyarakattahu manfaatnya, mereka akan memahami. Sepertihalnya Ujian Nasional (UN). Sepertinya kejam, tapisaya lihat sisi positipnya: siswa belajar sungguh-

Di antara 771 jutapenduduk dunia butaaksara usia 15 tahunke atas, Indonesiamenyumbang 14,6juta warga butaaksara.

BAHASAN UTAMA 14-17.pmd 8/30/2006, 10:32 AM16

Cyan Magenta Yellow Black

Page 17: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200617

PPPPP

sungguh karena ada UN. Masyarakat kita sering kaliberdiam diri jika tidak didorong. Dorongan lebih tegastujuannya untuk pemberdayaan diri masyarakat.

Inpres Nomor 5 Tahun 2006 sifatnya memangInpres Nomor 5 Tahun 2006 sifatnya memangInpres Nomor 5 Tahun 2006 sifatnya memangInpres Nomor 5 Tahun 2006 sifatnya memangInpres Nomor 5 Tahun 2006 sifatnya memangmemaksa?memaksa?memaksa?memaksa?memaksa?

Presiden sebagai kepala pemerintahan bisameminta seluruh aparat melaksanakan instruksinya.Sebagai kepala negara, presiden bisa meminta seluruhmasyarakat menjalankan kebijakannya. Saya kirasifatnya imperatif penuh.

Merunut sejarah pemberantasan buta aksaraMerunut sejarah pemberantasan buta aksaraMerunut sejarah pemberantasan buta aksaraMerunut sejarah pemberantasan buta aksaraMerunut sejarah pemberantasan buta aksarasejak masa kemerdekaan, mengapa angkasejak masa kemerdekaan, mengapa angkasejak masa kemerdekaan, mengapa angkasejak masa kemerdekaan, mengapa angkasejak masa kemerdekaan, mengapa angkabuta aksara sampai sekarang masih besar?buta aksara sampai sekarang masih besar?buta aksara sampai sekarang masih besar?buta aksara sampai sekarang masih besar?buta aksara sampai sekarang masih besar?

Begini. Pada 1950-an, program PemberantasanButa Huruf targetnya warga bisa menulis nama danalamat. Saat itu tujuannya lebih bersifat politis: agarIndonesia bisa disebut melek huruf. Pada perja-lanannya, jumlah penduduk buta aksara memangmenurun, tapi warga buta huruf baru bertambahbanyak.

Coba lihat jumlah siswa SD kelas 1-3 yang dropout: tidak kurang dari 700.000-800.000 anak pertahun. Belum lagi anak di daerah terpencil dan anakjalanan. Saya perkirakan penambahan buta aksarasekitar 1,2 juta setiap tahun. Padahal, dalam duatahun belakangan, 2004-2005, kemampuan gerakanpemberantasan buta aksara tidak lebih dari 400.000per tahun. Saat itu pemberantasan buta aksara belumjadi prioritas program pemerintah.

Berapa dana pemberantasan buta aksaraBerapa dana pemberantasan buta aksaraBerapa dana pemberantasan buta aksaraBerapa dana pemberantasan buta aksaraBerapa dana pemberantasan buta aksaratiap tahunnya?tiap tahunnya?tiap tahunnya?tiap tahunnya?tiap tahunnya?

Pada 2004 anggarannya Rp 5 miliar. Tahun 2005dananya meningkat menjadi Rp 80 miliar. Tahun inimelonjak hingga Rp 200 miliar. Tahun depan sayausulkan jauh lebih besar lagi.

Yang sangat membanggakan, Mendiknasberusaha keras mendapat alokasi anggaran yangbesar untuk gerakan pemberantasan buta aksara.Namun tahun ini baru dapat Rp 200 miliar. Sasarannyasebanyak 350.000 orang melek huruf. Hingga limatahun depan, targetnya harus bisa membebaskan butaaksara lebih dari 7,7 juta atau 1,6 juta per tahun.Mendiknas lantas menjalin kerjasama denganpemerintah daerah. Gubernur, bupati walikota dimintameningkatkan anggaran pemberantasan buta aksara.

Bagaimana penyaluran dana itu?Bagaimana penyaluran dana itu?Bagaimana penyaluran dana itu?Bagaimana penyaluran dana itu?Bagaimana penyaluran dana itu?Depdiknas memberikan bantuan dalam bentuk

block grant. Dana itu tidak seluruhnya disalurkan kekantor-kantor dinas pendidikan di provinsi, kabupatendan kota. Sebab proses operasionalnya bisa lama.Block grant melalui kantor dinas pendidikan sifatnyahanya dana dekonsentrasi. Sedangkan operasi-onalnya ke sejumlah institusi yang telah menandatangikesepakatan dengan Depdiknas. Block grant di luardinas pendidikan ini kami namakan skim tugaspembantuan.

Dengan dukungan dana sebesar ituDengan dukungan dana sebesar ituDengan dukungan dana sebesar ituDengan dukungan dana sebesar ituDengan dukungan dana sebesar itubagaimana kualitas warga yang disebutbagaimana kualitas warga yang disebutbagaimana kualitas warga yang disebutbagaimana kualitas warga yang disebutbagaimana kualitas warga yang disebutmelek aksara?melek aksara?melek aksara?melek aksara?melek aksara?

Saat ini pemerintah ingin melaksanakanpemberantasan buta aksara dengan kualitas tinggi,yakni sesuai standar kompetensi keaksaraan.

Target Lulusan - Lulusan keaksaraan dasar bisa baca tulis. Keaksaraan lanjut lulusannya bisamemahami isi bacaan. Lulusan keaksaraan mandiri mampu menunjang kesejahteraan hidup.

Standarnya: keaksaraan dasar harus bisa baca tulis.Lalu, keaksaraan lanjut lulusannya bisa memahami isibacaan. Sedangkan lulusan keaksaraan mandirimampu menunjang kesejahteraan hidup. Setiapwarga yang lulus keaksaraan mendapat SuratKeterangan Melek Aksara (Sukma) 1, 2, dan 3. Sukma1 untuk standar keaksaraan dasar. Sukma 2 untukstandar keaksaraan lanjut dan Sukma 3 untuk merekayang lulus pendidikan keaksaraan mandiri.

Adakah metode baru pemberantasan butaAdakah metode baru pemberantasan butaAdakah metode baru pemberantasan butaAdakah metode baru pemberantasan butaAdakah metode baru pemberantasan butahuruf?huruf?huruf?huruf?huruf?

Ada inovasi pendidikan keaksaraan denganmemakai bahasa ibu. Metode ini dikembangkan Uni-versitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mereka mengajarkeaksaraan dengan bahasa Jawa, Madura, dan Bugis.Mengapa tiga bahasa ini? Sebab buta aksara selaluberkorelasi dengan masyarakat Jawa, Madura danBugis, yang jumlah penduduknya memang terbanyakdibanding daerah lain. Jawa Barat juga tinggi,termasuk “juara” keempat buta aksara. Di Jawa Barat,paling banyak di kawasan pantai utara Pulau Jawaseperti Bekasi, Karawang, dan Subang.

Dok.

Ibu

Guru

Kem

bar

Masyarakat kita seringkali berdiam diri jikatidak didorong.Dorongan lebih tegastujuannya untukpemberdayaan dirimasyarakat.

BAHASAN UTAMA 14-17.pmd 8/30/2006, 10:32 AM17

Cyan Magenta Yellow Black

Page 18: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200618

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN UTAMAUTAMAUTAMAUTAMAUTAMA

“ww

w.ni

aslin

c.dk

Adalah mosi Ki Mangunsarkoro, tokohpendidikan Taman Siswa, yang mampumemaksa Badan Pekerja KomiteNasional Indonesia Pusat (BP KNIP). BPKNIP lalu mendesak pemerintah RI

memberi perhatian lebih banyak pada pendidikanmasyarakat. Hasilnya, 1 Juni 1946, berdirilah BagianPendidikan Masyarakat pada Kementerian Pendidikan,Pengajaran, dan Kebudayaan.

Bagian Pendidikan Masyarakat itu bertugasmemberantas buta huruf, menyelenggarakan kursuspengetahuan umum, dan mengembangkanperpustakaan rakyat. Unit tugas ini terus berkembangdi setiap pergantian pemerintahan. Yang terakhir, dimasa Menteri Pendidikan Nasional BambangSoedibyo, unit tugas ini menjadi Direktorat PendidikanMasyarakat, bagian dari Direktorat JenderalPendidikan Luar Sekolah.

Keprihatinan seorang Ki Mangunsarkoro padapendidikan masyarakat memang beralasan. Saat detik-detik proklamasi kemerdekaan RI dibacakanSoekarno, 17 Agustus 1945, hanya sekira 3% pendu-duk yang punya akses terhadap pendidikan. Padahal,saat itu jumlah penduduk usia 7-12 tahun hampir 12juta. Sedangkan warga usia sekolah 13-24 tahun,jumlahnya juga hampir sama: lebih dari 11,7 juta.

Menurut catatan dalam buku Lima Puluh TahunPerkembangan Pendidikan Indonesia (Depdiknas,1995), jumlah murid SD yang tertampung hanya 2,5

juta, murid SMP dan yang setingkat tak lebih dari200.000. Sedangkan siswa SMA jumlahnya tak lebihdari 20.000. Keadaan pemerintahan Indonesia di awalkemerdekaan itu, yang tercabik-cabik akibatpenjajahan Belanda berabad-abad, “pantaslah” bila97% penduduk Indonesia menyandang buta huruf.

Mangunsarkoro, yang menjabat menteri PP dan Kpada Kabinet Hatta II (1949), Kabinet Peralihan (1949-1950), dan Kabinet Halim (1950), sudah semestinyamendapat penghargaan tinggi. Dia punya andil besarbergulirnya UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang DasarPendidikan dan Pengajaran. Upayanya meningkatkankualitas pendidikan masyarakat setidaknya nampakdengan digalakkannya Pemberantasan Buta Huruf,atawa saat itu populer dengan sebutan Kursus ABC.

SEBATAS TULIS NAMASEBATAS TULIS NAMASEBATAS TULIS NAMASEBATAS TULIS NAMASEBATAS TULIS NAMAGerakan Pemberantasan Buta Huruf itu targetnya

masih sangat sederhana: mengetahui alfabet danmampu menulis nama sendiri, serta memahami kalimatsederhana. Artinya, warga yang lulus Kursus ABC, yabaru bisa menulis A, B, C, hingga Z, dan nama.

Target sederhana itu sangat bisa dimaklumi sebabsituasi lima tahun pascakemerdekaan, jelas sangattidak mendukung upaya peningkatan pendidikan.Sarana dan sarana pendidikan sangat terbatas. Hingga1950, jumlah murid SD memang meningkat dua kalilipat. Namun lebih dari separuh jumlah penduduk usiaSD tak terjamah sekolah. Belum lagi penduduk di luarusia sekolah, masih jauh dari jangkauan pendidikan.

Pada 1951, bergulirlah Rencana Sepuluh TahunPemberantasan Buta Huruf (PBH). Harapannya, butahuruf benar-benar tuntas dalam 10 tahun. Ternyata,hasilnya jauh dari target. Hingga 1960, terdapat sekira40% orang dewasa belum mengenal aksara.

Penyebabnya, tak lain karena tidak adapembinaan lanjutan. Apalagi, bahan bacaan dimasyarakat tak ubahnya barang langka. Akibatnya,tak sedikit mereka yang lulus buta aksara, kembalimenjadi buta huruf. Belum lagi, anak-anak usia SD (6-12 tahun) yang separuh lebih dari anak usia itu tidakbersekolah. Siswa SD kelas 1, 2, dan 3 tak sedikityang putus sekolah. Padahal, kelas-kelas awal SDmasih tergolong rawan butu huruf.

Sejak dekade 1950-an sebenarnya mulai dirintisperpustakaan-perpustakaan baru. Pada 25 Agustus1950, misalnya, berdiri Perpustakaan Yayasan BungHatta dengan koleksi buku-buku ilmu pengetahuandan kebudayaan Indonesia. Pada 7 Juni 1952, berdiriperpustakaan Stichting voor culturele Samenwerking,hasil kerja sama kebudayaan antara RI dan Belanda.Namanya kemudian diubah menjadi PerpustakaanSejarah Politik dan Sosial, Departemen Pendidikandan Kebudayaan.

Pendirian perpustakaan juga ditujukan untukmelakukan pemberantasan buta huruf. Maka berdirilahPerpustakaan Rakyat di seluruh pelosok Tanah Air.Perpustakaan Rakyat disebar memang untukmembantu usaha Jawatan Pendidikan Masyarakat,meningkatkan jumlah melek aksara. Toh, masih banyakmasyrakat yang tak kenal alfabet sekali pun.

Presiden Soekarno sampai mengeluarkan InstruksiPresiden yang menargetkan buta huruf tuntas pada1964. Hasilnya? Pada 31 Desember 1964, PresidenSoekarno mendeklarasikan tidak ada lagi buta aksaradi Indonesia. Pernyataan bebas buta aksara pada saatitu, lebih karena citra melek aksara bagi sebuah bangsa

Pemberantasan ButaAksara sejak 1945telah digalakkan.Sejak krisis ekonomiangka buta aksaraterus membengkak.Siswa SD kelas awalyang putus sekolahpunya andil besarmenambah wargabuta huruf. Sekira 1,2juta buta aksara barusetiap tahunnya.

Sejak PetaniBELAJAR MEMBACA

BAHASAN UTAMA 18-19.pmd 8/30/2006, 10:34 AM18

Cyan Magenta Yellow Black

Page 19: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200619

berdaulat dipandang sangat penting di mata duniainternasional. Sejatinya, yang disebut melek aksaraketika itu masih sebatas mengenal alfabet, mampumenulis nama dan alamat, serta memahami kalimatsederhana.

ORIENTASI PEKERJAANORIENTASI PEKERJAANORIENTASI PEKERJAANORIENTASI PEKERJAANORIENTASI PEKERJAANPeriode 1966-1970, pemerintah Orde Baru

menaruh perhatian besar pada pemberantasan butahuruf (PBH). Program yang dikembangkan adalahPBH Fungsional. Saat itu dikenal tiga tahap PBH:permulaan, lanjutan I, dan lanjutan II. Disebutfungsional lantaran sasaran utama program ini parapekerja buta aksara. Selain memberi materi baca-tulis,juga keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaanmereka. Kelak pada 1995, program ini dikembangkanmenjadi Keaksaraan Fungsional, hingga sekarang.

Buku kecil berjudul “Petani Belajar Membaca”begitu populer saat itu. Inilah buku jilid pertama PBHtahap permulaan. Biasanya selesai dipelajari antara20-30 hari.

Memasuki era 1970-an pemerintah sedangmenikmati melimpahnya produksi minyak bumi. MelaluiInstruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1971 tentangSekolah Dasar pemerintah membangun gedung SDsecara besar-besaran. Akses pendidikan, khususnyatingkat dasar, semakin mudah. Angka buta aksarausia sekolah pun semakin berkurang.

Ditjen Pendidikan Luar Sekolah, pada 1980 angkabuta huruf 17,3 juta, jauh berkurang dibanding pada1971 sebanyak 31,7 juta. Program Wajib Belajar EnamTahun yang dicanangkan pada 1984, secara kuantitassemakin mengurangi angka anak tak bersekolah,otomatis anak usia SD yang tak bisa membaca kianberkurang.

MEMBENGKAK DARI 3,2%MEMBENGKAK DARI 3,2%MEMBENGKAK DARI 3,2%MEMBENGKAK DARI 3,2%MEMBENGKAK DARI 3,2%Pada 1985, angka buta aksara berkurang menjadi

13,5 juta. Dan menjelang Program Wajib Belajar EnamTahun tuntas, warga yang buta huruf tinggal 5,7 juta.Pada 1990, penduduk Indonesia jumlahnya sekira178,5 juta. Artinya, warga buta huruf kala itu tak lebihdari 3,2%.

Era 1991, Departemen Pendidikan danKebudayaan menggulirkan program Paket A danPaket B untuk mendukung Program Wajib Belajar 9Tahun. Sayangnya, perjalanan Paket A dan Paket Bsejak krisis ekonomi menghantam Indonesiapertengahan 1997, berantakan juga. Bahkan angkabuta aksara semakin membengkak.

Contohnya, Jawa Tengah. Pada 2005, butaaksara usia 10 tahun ke atas 3.333.092 orang.Sementara buta aksara usia 15-45 tahun “hanya”sejumlah 680.768 orang. Artinya, anak usia pendidikandasar (6-15 tahun), masih sangat banyak yang belumbisa baca tulis.

Pemberantasan buta huruf semakin digalakkandengan keluarnya program Kelompok Belajar (Kejar)Paket A, pada 1971. Paket A terdiri atas paket A1hingga A100. Pada 1995 dikembangkan KeaksaraanFungsional (KF) di sembilan provinsi denganmemperbaiki sistem pelatihan, metodologipembelajaran, dan sistem penyelenggaraannya. KFmemfokuskan pada strategi diskusi, membaca,menulis, berhitung, dan aksi untuk dapatmemecahkan masalah yang dihadapi warga belajardalam kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini, pro-gram KF tetap berjalan.

Kehadiran sekira 60.000 SD Inpres dan KerjaPaket A di sekujur Tanah Air, secara statistik mampumenurunkan secara tajam angka buta aksara.Menurut catatan Direktorat Pendidikan Kesetaraan

Masalah yang kurang lebih sama dirasakan NTT.Siswa putus SD kelas 1, 2, dan 3 masih banyak.Penduduk yang sejak awal tak sempat mengenyampendidikan juga tak sedikit jumlahnya. Persoalan danajuga menjadi kendala tak ringan. Jateng dan NTTadalah kantung buta aksara urutan dua dan enam.

Direktorat Pendidikan Luar Sekolah mencatatjumlah siswa SD kelas 1-3 yang drop out tak kurangdari 700.000-800.000 anak per tahun. Belum lagi anakdi daerah terpencil dan anak jalanan. “Saya perkirakanpenambahan buta aksara sekitar 1,2 juta setiap tahun,”kata Ace Suryadi, Direktur Jenderal PLS Depdiknas.Padahal, dalam dua tahun belakangan, 2004 dan2005, kemampuan gerakan pemberantasan butaaksara tak lebih dari 400.000 per tahun.

DIPO HANDOKOPPPPP

Dok.

War

si

BAHASAN UTAMA 18-19.pmd 8/30/2006, 10:34 AM19

Cyan Magenta Yellow Black

Page 20: pena pendidikan 05

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIAMENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA SISWA/SISWI DAN PEMBINA PERAIH MEDALI EMAS OLIMPADE SAINS TINGKAT INTERNASIONAL

YANG TELAH MENDAPAT ANUGERAH TENDA KEHORMATAN

SATYALANCANA WIRA KARYADARI BAPAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Seusai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 051/TK/Tahun 2006

Berhasil membina Tim Olimpiade Fisika Indonesiadalam memperoleh 4 Medali Emas, 1 MedaliPerak, dan Penghargaan Absolute Winner padaOlimpiade Fisika Internasional ke-37 di Singapuratahun 2006 serta 1 penghargaan The First Stepto Nobel Prize

Peraih Medali Emas pada International Mathemat-ics and Science Olympiad (IMSO) di Indonesiatahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Mathemat-ics and Science Olympiad (IMSO) di Indonesiatahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Mathemat-ics and Science Olympiad (IMSO) di Indonesiatahun 2005

Peraih Medali Emas pada Internatinal Mathemat-ics and Science Olympiad (IMSO) di Indonesiatahun 2005 dan Philipine Elementary Mathemat-ics International Contest di Filipina tahun 2005

Peraih Medali Emas pada Indonesia ElementaryMathematics International Contest (INAEMIC) diIndonesia tahun 2006

Peraih Medali Emas pada International Mathemat-ics and Science Olympiad (IMSO) di Indonesiatahun 2005

Peraih medali Emas dan The Best Theory padaInternational Mathematics and Science Olympiad(IMSO) di Indonesia tahun 2005 dan IndonesiaElementary Mathematics Internatinal Contest(INAEMIC) di Indonesia tahun 2006

Peraih Medali Emas pada International PhysicsOlympiad (IPhO) di Spanyol tahun 2005, dan AsianPhysics Olympiad di Indonesia tahun 2005

Peraih Medali Emas pada International PhysicsOlympiad (IPhO) di Spanyol tahun 2005, dan AsianPhysics Olympiad di Indonesia tahun 2005

Peraih Medali Emas pada Asia Physics Olympiaddi Kazakhstan tahun 2006 dan International Phys-ics Olympiad di Singapura tahun 2006

Peraih Medali Emas pada International AstronomyOlympiad (IAO) di Ukraina tahun 2004

Peraih Medali Emas pada Asia Physics Olympiaddi Indonesia tahun 2005

Pembina Tim Olimpiade FisikaIndonesia (TOFI)

SD Zion, Sulawesi Selatan

SD Islam Bina Insani, Bogor, JawaBarat

SDK II BPK Penabur, Jakarta

SD Yos Sudarso, Tasikmalaya, JawaBarat

SDK Ruteng 05 Manggarai, NTT

SD Vidatra, Bontang, Kalimantan Timur

SD Santa Maria, Jakarta

SMA Xaverius 1 Palembang, SumateraSelatan

SMA Sutomo 1 Medan, SumateraUtara

SMAN 1 Pekanbaru, Riau

SMAN 1 Klaten, Jawa Tengah

SMA Regina Pacis, Bogor, Jawa Barat

Prof Dr Yohanes Surya

Albert Jonathan

Fathia Prinastiti Sunarso

Harun Reza Sugito

Ivan Kristanto

Jeven Syatriadi

Restiana Ramdani

Tobi Moektijono

Ali Sucipto

Andika Putra

Irwan Ade Putra

Masyhur Aziz Hilmy

Michael Adrian

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

N a m aN a m aN a m aN a m aN a m a Asal SekolahAsal SekolahAsal SekolahAsal SekolahAsal Sekolah P r e s t a s iP r e s t a s iP r e s t a s iP r e s t a s iP r e s t a s iN oN oN oN oN o

iklanDiknas.pmd 8/30/2006, 10:36 AM4

Cyan Magenta Yellow Black

Page 21: pena pendidikan 05

Peraih Medali Emas pada Asia Physics Olympiaddi Kazakhstan tahun 2006 dan International Phys-ics Olympiad di Singapura tahun 2006

Peraih Medali Emas pada Asia Physics Olympiaddi Indonesia tahun 2005

Peraih Medali Emas pada International PhysicsOlympiad (IPhO) di Korea Selatan tahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence Olympiad (IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence Olympiad (IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence Olympiad (IJSO) II di Yogyakarta tahun 2005

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence Olympiad (IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas dan Penghargaan AbsoluteWinner pada International Junior Science Olym-piad (IJSO) II di Yogyakarta tahun 2005

Peraih Medali Emas dan Penghargaan AbsoluteWinner pada International Junior Science Olym-piad (IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence (IJSO) II di Yogyakarta tahun 2005

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence (IJSO) II di Yogyakarta tahun 2005

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence (IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas dan penghargaan The BestExperimental pada International Junior Science(IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence Olympiad (IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence Olympiad (IJSO) I di Jakarta tahun 2004

Peraih Medali Emas pada International Junior Sci-ence Olympiad (IJSO) II di Yogyakarta tahun 2005

Peraih Medali Emas dan Penghargaan AbsoluteWinner pada International Junior Scince Olympiad(IJSO) II di Yogyakarta tahun 2005

Peraih Medali Emas dan Penghargaan AbsoluteWinner pada International Physics Olympiad diSingapura tahun 2006

Peraih Medali Emas pada International PhysicsOlympiad di Singapura tahun 2006

Peraih Penghargaan The First Step to Nobel Prizein Physics

Peraih Penghargaan The First Step to Nobel Prizein Physics

Peraih Penghargaan The First Step to Nobel Prizein Chemistry

SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta

SMAN 1 Pekanbaru, Riau

SMA Xaverius 1 Palembang, SumateraSelatan

SMP Bina Insani Bogor, Jawa Barat

SLTP Nusantara, Makassar, SulawesiSelatan

SMPN 1 Sukoharjo, Jawa Tengah

SLTP 9 Cilacap, Jawa Tengah

SMP Xaverius, Bandar Lampung,Lampung

SLTPN 252 Jakarta

SMP Kanisius, Jakarta

SMP Islam Athirah, Makassar, SulawesiSelatan

MTsN 1 Malang, Jawa Timur

SLTPK IPEKA Tomang, Jakarta

SMPN 1 Bekasi, Jawa Barat

SLTP Sutomo 1 Medan, SumateraUtara

SMPK 7 BPK Penabur, Jakarta

SMP Stella Duce, Yogyakarta

SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta

SMAN 1 Pamekasan, Jawa Timur

SMAN 1 Serui, Papua

SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah

SMAN 5 Jayapura, Papua

Pangus Ho

Purnawirman

Yudistira Virgus

Achmad Furqon

Andika Afriansyah

Ari Prasetyo

Azzis Adi Suyono

David Halim

Diptarama

Fernaldo Richtia Winnerdy

Muh. Firmansyah Kasim

Ria Ayu Pramudita

Stephanie Senna

Wayan Wicak Ananduta

William

Winson

Yosua Michael Maranatha

Jonathan Pradana Mailoa

Andy Octavian Latief

Anike Nelce Bowaire

Dhina Susanti

Rudolf Surya P Bonay

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

N a m aN a m aN a m aN a m aN a m a Asal SekolahAsal SekolahAsal SekolahAsal SekolahAsal Sekolah P r e s t a s iP r e s t a s iP r e s t a s iP r e s t a s iP r e s t a s iN oN oN oN oN o

Pusat Informasi dan Humas

iklanDiknas.pmd 8/30/2006, 10:36 AM5

Cyan Magenta Yellow Black

Page 22: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200622

DASARDASARDASARDASARDASAR

““P

asti sekolah minta uang lagi.”Pikiran Lita menerawang kalamenerima selembar kertas dariLolita, anaknya yang bersekolahdi satu SMA Negeri di kawasan

Pulogadung, Jakarta Timur. Pikiran itu benar juga. Dikertas itu tertulis daftar buku wajib yang harus dibelidari sekolah, biaya kegiatan OSIS, biaya pendaftaranulang, dan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan(SPP). Total jenderal tertera ratusan ribu rupiah.

Yang paling mengganggu benak Lita adalahkewajiban membeli buku baru dari sekolah. Buku-bukuyang dipakai kakak Lolita tak berumur panjang.Kadang hanya digunakan setahun. Tahun berikutnyabuku itu sudah masuk gudang. “Dulu beda. Buku masihbisa dipakai untuk jangka panjang. Dan karena itubuku masih bisa diwariskan kepada anak berikutnya,”kata Lita.

Kegundahan Lita juga dialami orangtua lain. Deby,ibu yang anaknya bersekolah di SMP Negeri dikawasan Depok, Jawa Barat juga pusing karena“terpaksa” membeli buku baru di sekolah. Para gurusebenarnya tak mengharuskan orangtua murid membelibuku itu. Tapi guru-guru sudah menyiapkan sejumlahjudul buku pelajaran lengkap dengan daftar harga.

Entah khilaf atawa tak mengerti. Guru dan sekolahmestinya menyimak Keputusan Menteri PendidikanNasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo Nomor 11Tahun 2005. Aturan mendiknas ini antara lain mengaturmasa pemakaian buku pelajaran minimal lima tahundan larangan buat sekolah dan guru menjual bukupelajaran.

Menurut Bambang Sudibyo sebelum ketentuanitu dikeluarkan, sekolah-sekolah menjadi ajang empukgerilya para penerbit. Penerbit memberi rabat lumayantinggi kepada kepala sekolah atau guru bila bisa buku-buku terbitannya diborong sekolah. Iming-imingpenerbit tentunya menggiurkan para guru. Sekolahpun dengan entengnya mewajibkan siswa membelibuku di sekolah.

Toko-toko buku pada kehabisan napas. Pasarbuku loak kian sepi disambangi murid. “Padahal, takpernah ada aturan tertulis yang membatasi masa pakaibuku hanya satu tahun,” Mendiknas menegaskan.

Menurut Bambang Sudibyo, dilihat dari kacamataekonomi, maraknya praktik KKN dalam pengadaanbuku sebenarnya sederhana saja. “Di mana adamonopoli, di situ pasti ada vested interest. Ada KKNyang selalu melibatkan penerbit. Yang menikmatikorupsi terutama kepala sekolah dan guru-guru danpenerbit.”

Keputusan Mendiknas itu, menurut Direktur Jende-ral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kepen-didikan Fasli Jalal adalah untuk menghilangkan nuansabisnis dalam pengadaan buku pelajaran. “Jadi padadasarnya, baik para guru dan komite sekolah, tidakdibenarkan menjual buku pelajaran,” kata Fasli.

BUDI KURNIAWAN

Agar Tak (Lagi)DIBISNISKAN

Kebijakan perbukuan masih menyimpan persoalan.Rambu-rambu menteri belum dipatuhi penerbit, gurudan sekolah. Orangtua tetap repot.

PPPPP

Dok.

PENA

DASAR 22-23.pmd 8/30/2006, 10:38 AM22

Cyan Magenta Yellow Black

Page 23: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200623

FASE BUKU PAKETFASE BUKU PAKETFASE BUKU PAKETFASE BUKU PAKETFASE BUKU PAKET(1971-1995)(1971-1995)(1971-1995)(1971-1995)(1971-1995)

CiriCiriCiriCiriCiri : Pengadaan buku sepenuhnyadilakukan Depdiknas. Depdiknasmemegang monopoli tunggalpengadaan buku. Buku paketdidistribusikan secara gratis ke sekolah-sekolah.

KeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntungan : : : : : Siswa dan sekolahsangat diuntungkan karena tidakmengeluarkan uang. Buku dibagikansecara gratis.

KerugianKerugianKerugianKerugianKerugian : : : : : Sarat praktik KKN.Modusnya melalui monopoli. Depdiknasmenunjuk Balai Pustaka, unit bisnisyang berada di bawah kendaliDepdiknas. Penilaian terhadap bukuyang akan dicetak juga dilakukan olehtim kecil yang dibentuk Depdiknassendiri, yang prosesnya tidak ketat dantak transparan. Praktis, tidak adakontrol. Peran pasar buku dihilangkan.Sekolah dan siswa sebagai konsumen,maupun toko-toko buku, tidak berdayamenghadapi monopoli Depdiknas. Bukuyang dibagikan gratis ini cukup banyakyang tidak dipakai oleh sekolah. Adabermacam alasan, mulai dari teknikpenyajiannya yang dianggap tidakruntut, grafikanya kurang menarik,sampai pemberian contoh-contoh yangtak memperhatikan potensi lokal. Taksedikit sekolah atau guru yang lebihsuka menggunakan buku terbitanswasta. Walhasil, buku paket gelontoranDepdiknas itu banyak yang mubazir.

Kebijakan perbukuan nasional rupanya masih menyisakanpersoalan saat Bambang Soedibyo menduduki kursiMendiknas pada Oktober 2004. Pada masa itu, pengadaan

buku sekolah dikenal sebagai fase block grant. Periode inipengadaan buku diserahkan ke sekolah. Depdiknas berperanpada proses penilaian dan penentuan buku mana saja yang layakdipakai sekolah. Yang menyeleksi adalah Panitia Nasional PenilaiBuku Pelajaran.

Dana block grant untuk buku ini diguyur ke sekolah tanpamelalui jalur birokrasi. Sayangnya, terjadi penyimpanganjuga di sekolah-sekolah. Penerbit berlomba bergerilya

ke sekolah menawarkan buku-buku, yang memang lulus seleksiPanitia Perbukuan. Para penerbit saling berlomba memberi rabattinggi kepada kepala sekolah dan guru. Bahkan sekolah menerapkanaturan saban tahun mesti ganti buku baru.

Sebelum masa block grant, kebijakan perbukuan mengalamiperubahan dua kali. Pada masa Orde Baru, seiring pembangunangedung SD secara besar-besaran berdasarkan Instruksi PresidenSoeharto Nomor 10 Tahun 1971, muncullah pemberlakuan buku

paket. Proyek SD Inpres membengkakkan jumlah SD yangkurang dari 60.000 menjadi 120.000 dengan jumlah

murid jutaan.

FASE PERATURANFASE PERATURANFASE PERATURANFASE PERATURANFASE PERATURANMENDIKNAS NOMOR 11MENDIKNAS NOMOR 11MENDIKNAS NOMOR 11MENDIKNAS NOMOR 11MENDIKNAS NOMOR 11TAHUN 2005TAHUN 2005TAHUN 2005TAHUN 2005TAHUN 2005

CiriCiriCiriCiriCiri : KKN bidang perbukuan semakinberkurang.

KeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntungan : Kepmendiknas N0 11Tahun 2005 ini membatasi kebijakankepala sekolah dan guru dalampengadaan buku. Sekolah dilarangberdagang buku di sekolah, baiklangsung maupun tidak langsung.Mereka juga tidak boleh memaksakansiswa membeli buku dari penerbittertentu. Selain itu, Bambang jugamencabut hak monopoli Depdiknasmaupun PT Balai Pustaka dalampengadaan buku secara nasional.

KerugianKerugianKerugianKerugianKerugian : Masih terjadi kebijakansepihak sekolah mewajibkan orangtuamurid membeli buku pelajaran. Sanksiterhadap para guru dan pihak-pihakyang melanggar Kepmendiknas inimasih belum ditegakkan.

Budi Kurniawan dan Saiful Anam

FASE BLOCK GRANTFASE BLOCK GRANTFASE BLOCK GRANTFASE BLOCK GRANTFASE BLOCK GRANT(2000-2004)(2000-2004)(2000-2004)(2000-2004)(2000-2004)

CiriCiriCiriCiriCiri : Pengadaan buku diserahkan kesekolah. Depdiknas hanya berperan dalamproses penilaian dan penentuan kelulusanbuku, yang dilakukan oleh Panitia NasionalPenilai Buku Pelajaran (PNPBP). Danalangsung digelontorkan ke sekolah dalambentuk dana subsidi hibah atau block grant.

KeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntungan : Sekolah dipersilakanmembeli sendiri buku-buku yang sudahdinyatakan lulus seleksi oleh PNPBP ditoko buku. Kewenangan yang diberikan

FASE PROYEK BANK DUNIAFASE PROYEK BANK DUNIAFASE PROYEK BANK DUNIAFASE PROYEK BANK DUNIAFASE PROYEK BANK DUNIA(1995-2000)(1995-2000)(1995-2000)(1995-2000)(1995-2000)

CiriCiriCiriCiriCiri : Nilai proyek tahapan ini sebesarUS$ 132,5 juta. Proyek buku dan minatbaca berlangsung empat tahap.

KeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntunganKeuntungan : Pengadaan bukudilakukan masing-masing provinsi. Disetiap provinsi ada pimpinan proyek.

Depdiknas pusat hanya berperan dalamproses seleksi dan penilaian buku-bukuyang layak pakai. Anggota tim penilaidiambil dari kalangan ahli berbagai bidang.Tim penilai ini dikenal dengan nama Na-tional Textbook Evaluation Committee(NTEC). Lantaran proyek ini dibiayai BankDunia, lembaga donor raksasa inimemberlakukan Standard Bidding Docu-ment dalam pengadaan buku tersebut.Tujuannya agar bisa diperoleh buku yangbagus dengan harga kompetitif dan bebasKKN.

KerugianKerugianKerugianKerugianKerugian : KKN masih menggila, hanyabergeser ke tingkat provinsi. Diduga adapermainan antara penerbit yang bukunyalulus seleksi NTEC dengan oknumpengendali proyek di provinsi. Apalagi diantara penerbit juga ditengarai terjadipembagian kapling. Pada fase kedua ini,buku yang lulus seleksi NTEC memangsudah bagus. Tetapi dengan adanya kolusidan pengaturan seperti itu, harganyamenjadi mahal dan tidak efisien.

kepada sekolah ini sejalan denganpemberlakukan Manajemen BerbasisSekolah.

KerugianKerugianKerugianKerugianKerugian : Banyak terjadipenyimpangan. Penerbit bergerilya kesekolah-sekolah menawarkan buku-buku yang sudah lulus PNPBP. Parapenerbit memberi rabat ataukeuntungan tinggi kepada kepalasekolah atau guru kalau bisa menjualbukunya. Tentu saja iming-iming inimenggiurkan guru dan sekolah. Jadilahkepala sekolah dan guru terlibat dalampermainan pemburu rente, berdagangbuku. Sekolah mewajibkan siswa-siswanya membeli buku di sekolah,tidak boleh bebas membeli di toko buku.Akibatnya, toko-toko buku apalagipasar buku loak kembang kempis.Sekolah memberlakukan masa pakaibuku hanya satu tahun.

PPPPP

www.

imag

eban

k.co

m

DASAR 22-23.pmd 8/30/2006, 10:38 AM23

Cyan Magenta Yellow Black

Page 24: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200624

MENENGAHMENENGAHMENENGAHMENENGAHMENENGAH

Foto

-foto

: Dipo

Han

doko

/PEN

A

Ruang rapat kecil berukuran sekira 20meter persegi itu disulap jadi ruangkelas. Darurat, memang. Ada meja pluskursi yang cukup menampung belasanorang, plus whiteboard di ujung

ruangan. Di sisi lain tampak dua puluhan piala dantropi penghargaan berjajar rapi dan bersih. Meskidarurat, namun bukanlah kelas sembarangan.

Kelas “baru” di SMAK 1 BPK PENABUR, Jakarta,ini spesial dibuka beberapa pekan menjelangpenyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional diSemarang, awal September ini. Muridnya tak lebih darisepuluh orang. Pengajarnya? Ini yang tak biasa:Jonathan Pradana Mailoa. Rasanya tak ada siswayang tidak kenal saat nama ini disebut. Jonathan, sangguru olimpiade sains itu adalah juara dunia OlimpiadeFisika Internasional 2006 dengan meraih emas danpredikat absolute winner.

Kebanggaan terhadap prestasi jempolan itu, bukancuma milik sekolah Jonathan yang terletak di JalanTanjung Duren Raya, Jakarta. Rekan satu timJonathan: Pangus Ho (SMAK 3 BPK PENABUR,Jakarta), Irwan Ade Putra (SMAN 1 Pekanbaru) danAndy Octavian Latief (SMAN 1 Pamekasan), serta MFirmansyah Kasim (SMP Islam Athirah, Makassar)menjadi aset kebanggaan Indonesia.

Namun tak banyak seperti Jonathan, yang barugenap 17 tahun pada 20 September ini sudah mengajarrekan-rekannya. Apalagi “murid-murid” Jonathan ituremaja dengan prestasi ciamik di fisika. Mereka inisebagian siswa SMAK 1 BPK PENABUR yangtergabung dalam Science Club, salah satu kegiatanekstra kurikuler.

Selain Jonathan, juga ada Prayudi Utomo. Peraihperunggu Olimpiade Biologi Internasional 2006 ini jugamengajar adik-adik kelasnya. Kebijakan sekolahmemang membolehkan sejumlah siswa berprestasisemacam Jonathan dan Prayudi tidak mengikutipelajaran di kelas ketika diminta membina adikkelasnya menjelang ajang kompetisi ilimiah digelar. Ditahun ajaran 2005-2006, setidaknya ada delapansiswa SMAK 1 BPK PENABUR berjaya di ajang adukemampuan bidang sains tingkat internasional. (Lihat:Kampiunnya Sains).

“Mereka yang berprestasi memang kami jadikantutor senior, siswa membina siswa,” kata Dra Duma

Berambisi menjadi sekolah terbaik. Nilai Ujian Nasionalhampir selalu nomor satu di Jakarta. Separuh lebihlulusannya terbang ke Singapura, Australia, Jepang, China,hingga Amerika. RAPBS 2006 mencapai lebih dari Rp 8,1miliar.

MenaburJAWARA SAINS

“SMAK 1 BPK PENABUR JAKARTA

MENENGAH 24-27.pmd 8/30/2006, 11:14 AM24

Cyan Magenta Yellow Black

Page 25: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200625

PPPPP

MS Hutahaean, Kepala SMAK 1 BPK PENABURJakarta kepada PENA PENDIDIKAN.

KUAT DI SAINSKUAT DI SAINSKUAT DI SAINSKUAT DI SAINSKUAT DI SAINSPemandangan tak biasa itu memang menjadi hal

wajar di sana sejak sekolah ini menahbiskan dirisebagai sekolah berciri khas pada penguasaan sains.“Berkali-kali menyimak hasil ujian nasional, kekuatandan pencapaian kami di matematika, fisika, kimia,dan biologi selalu tinggi,” kata Duma, sarjanapendidikan Fisika dari IKIP Negeri Jakarta (sekarangUniversitas Negeri Jakarta) yang mengabdikan dirisebagai guru fisika sejak 1985.

Sekolah yang berdiri pada 19 Juli 1950 ini memangcukup punya modal buat menjadi yang terbaik,khususnya bidang sains. Sejarah mencatat, siswaSMAK 1, Jemmy Widjaja, adalah satu dari lima siswaterpilih yang dibina Profesor Yohanes Surya, saatberlaga kali pertama di ajang Olimpiade FisikaInternasional pada 1993. Jemmy mendapatpenghargaan honorable mention, melengkapiperunggu Oki Gunawan dari SMAN 78 Jakarta.

Tahun berikutnya, 1994, Conni Gunadi danCatherine Widjaja menjadi duta SMAK 1 PENABURdi ajang Olimpiade Fisika di Beijing, China. Sejak 2000,setiap tahunnya selalu ada murid-murid Duma menjadiduta bangsa mewakili Indonesia dalam berbagai ajangolimpiade tingkat Asia dan internasional. Saat itulahYayasan BPK PENABUR yang membawahi tujuhSMAK di wilayah Jakarta menetapkan programpembelajaran SMAK 1 memberi perhatian khusus padapenguasaan sains.

Yayasan BPK PENABUR pun memasang targetmampu meraih prestasi tertinggi di olimpiade tingkatAsia dan internasional di berbagai bidang: fisika, biologi,kimia, informatika, astronomi dan bahasa Inggris.Yayasan menghendaki SMAK 1 BPK PENABURmenjadi yang terbaik setidaknya di Jakarta.

Tampaknya latar belakang Duma yang sarjanapendidikan Fisika itu klop dengan keinginan yayasansaat mengangkatnya menjadi kepala SMAK 1PENABUR pada 2000. “Kata kuncinya kerja sama,antara siswa, guru, kepala sekolah, dan yayasan,”kata Duma merendah.

Untuk mewujudkan amanat yayasan itu tentunyatak semudah membalik telapak tangan. Sekolahberlantai 8 dengan 26 kelas, dua di antaranya kelasakselerasi, plus satu kelas internasional ini memangpunya sarana dan prasarana cukup komplet.Laboratorium komputer, fisika, kimia, biologi, bahasa,dan akuntansi lebih dari cukup untuk menunjangbelajar siswa.

Siswa dijamin tak gerah diguyur panasnya IbuKota lantaran semua kelas dilengkapi pendingin udara.Belajar mengajar menjadi asyik, khususnya semuakelas X dan kelas akselerasi, lantaran dilengkapijaringan komputer online.

TAK CUKUP BUKU SAJATAK CUKUP BUKU SAJATAK CUKUP BUKU SAJATAK CUKUP BUKU SAJATAK CUKUP BUKU SAJAGuru-guru pun dituntut meningkatkan kualitasnya.

Secara kualifikasi, setidaknya, para pengajar di sanasudah oke. Dari 78 guru, hanya dua orang berijazahdiploma III. Yakni guru olahraga dan ekonomi, yangkeduanya memasuki masa usia pensiun 60 tahun.Selebihnya 73 lulusan sarjana, dua menyandang S-2bidang biologi dan matematika, dan seorang doktorkimia yang mengajar kelas internasional. Status para

guru semuanya karyawan tetap, kecuali 10 orang yanghonorer.

Beragam pembinaan kualitas guru pun digeber.Mulai pertemuan antar guru mata pelajaran, mengikutiseminar hingga pelatihan. “Kami rutin mengadakanMGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) tiap satubulan sekali di lingkungan PENABUR,” kata Dumamenjelaskan.

Kualifikasi pendidikan dan pembinaan guru belumcukup buat menyulap sekolah ini mengilap prestasinya.Seleksi calon siswa menjadi menentukan. PENABURtidak menjaring siswa berdasar nilai ujian nasional.Melainkan dengan ujian seleksi yang biasa digelarawal Maret. Hasil tes dibedakan menurut tingkatan A,B, dan C yang berpengaruh pada nilai SumbanganSarana Prasarana (SSP). “Rata-rata SSP berkisar Rp10 juta setiap siswa,” kata Duma.

Guru pun tak bisa berleha-leha meski disuguhisiswa-siswa terpilih. Beban mengajar tidak otomatislebih ringan. “Tuntutannya malah lebih berat. Kalaucuma yang di buku, anak-anak sudah tahu. Guruterpacu belajar lebih komprehensif,” kata Drs TejoWidiyanto, guru praktikum biologi.

Tejo, lulusan Biologi Universitas Gadjah MadaYogyakarta (1981) itu mencontohkan saat ia mengajarmengenai fosil. Ia mengaitkannya dengan pelajarankimia, biologi, dan iklim. “Soal rekayasa genetika atautes DNA, saya dapatkan setelah mengikuti diklat diUniversitas Atmajaya, Jakarta,” kata Tejo yang turutandil memberi bimbingan kepada Prayudi Utomo, siswakelas III peraih medali perunggu Olimpiade BiologiInternasional 2006 lalu.

Yang tak mampu mengikuti laju gerbong menujusekolah terbaik, otomatis tersingkir, setidaknyapenilaian kinerjanya buruk. “Sekolah membuat aturan

Dra Duma MS Hutahaean, Kepala SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta

MENENGAH 24-27.pmd 8/30/2006, 11:14 AM25

Cyan Magenta Yellow Black

Page 26: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200626

MENENGAHMENENGAHMENENGAHMENENGAHMENENGAH

Jennifer Santoso, 12 tahun, barumerasakan senangnya bersekolah diSMPK 2 BPK PENABUR Jakarta.

Peraih emas di Kontes Matematika diHongkong, Juli lalu ini memang mengidam-kan bersekolah di sana. Putri pasanganEddy Santoso dan Nina Gustina Punta inisaat bersekolah di SD Kristen PenaburModern Land Tangerang, sudah punyaprestasi segudang.

Jennifer meraih merit award diPhillipines Elementary Mathematics Inter-national Contest 2005, medali perunggu diInternational Mathematic and Sciece Olym-piad 2005, dan medali perak di IndonesiaElementary Mathematics International Con-test 2006. “Sejak 2,5 tahun dia sudah bisamenghitung sampai seratus. Sejak SDmaunya bersekolah di sini,” kata EddySantoso.

Cita-cita si cerdas Jennifer itu jugadiidamkan sebagian besar siswa sekolah-sekolah PENABUR. Sekolah-sekolahPENABUR setidaknya dalam satu dekadeini, menjadi mayoritas pilihan siswa merekasaat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.Artinya sebagian besar siswa SD, SMPhingga SMA memilih sekolah PENABUR.

“Sekitar 90% kami memprioritaskan menerimasiswa dari lingkungan PENABUR,” kata Ir Chris-tian Handoyo, Ketua Wilayah Jakarta YayasanBPK PENABUR.

Perjalanan menuju pasang kejayaanyayasan pendidikan yang digagas BadanPendidikan Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee KhuHwee Djawa Barat, pada 19 Juli 1950, iniawalnya tertatih-tatih. Tak beda jauh dengankebanyakan sekolah swasta.

“Pada awal 1990-an kami bahkan pernahtak mampu menggaji guru dan karyawan,karena pemasukan tak sebanding denganpengeluaran,” kata Christian, 56 tahun, yangmengabdi di yayasan sejak 1998.

Situasi sulit dan kekuarangan selamapuluhan tahun itu mampu dilewati PENABUR.Soal susahnya menggaji guru dan karyawantak dirasakan lagi sekarang. RencanaAnggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah(RAPBS) 2006 di SMAK 1, misalnya. Besarnyalebih dari Rp 8,1 miliar: lebih dari cukup untukmenggaji guru dan karyawan plus operasionalsekolah. Menurut hitungan kasar, biaya satuanpendidikan per siswa sekira Rp 8 juta per tahun.

PENABUR pun lebih suka hidup dengandana sendiri ketimbang menerima uluran tanganpemerintah. Bantuan Operasional Siswa (BOS)

yang digulirkan Departemen PendidikanNasional sejak akhir 2005 lalu ditolakPENABUR. “Bukan karena kebanyakanduit tapi kami khawatir jika menerima BOS,urusan di belakang menjadi banyak.Misalnya, harus laporan ini-itu,” kata Chris-tian.

Christian juga menyebut sejumlahkebijakan pemerintah kadang kurangmendukung perkembangan sekolah bercirikhas agama. “Aturan perpajakan danpendirian ijin sekolah menjadi kendalakami,” katanya.

Toh, dengan kekuatan sendiri itu BPKPENABUR malahan mampu menancap-kan tonggak sebagai sekolah berkualitas.Di jenjang SMA, contohnya, mulai jelas cirikhas di tujuh SMAK di Jakarta. SMAK 1dan SMAK 3 sama-sama diarahkan menjadisekolah sains. Sedangkan SMAK 2 lebihmemberi perhatian pada penguasaanbahasa. SMAK 7 fokus pada pengem-bangan teknologi informasi, serta SMAK 5pada manajemen kepemimpinan.

Guru-guru pun dijamin mendapataneka pelatihan peningkatan kualitas. Daripelatihan khusus, studi banding, seminar,magang, hingga dikirim ke luar negeri. Julilalu, yayasan mengirim lima guru mengikutipelatihan singkat di Perth, Australia.“Setidaknya tahun ini setiap guru mendapatpelatihan minimun 40 jam,” kata Christian.

Kualitas kinerja guru dan kepalasekolah selalu terpantau yayasan. Merekaini dinilai oleh kepala jenjang. Setiap bulanselalu diadakan pertemuan kepala sekolahyang dipimpin kepala jenjang. Guru-gurujuga dimonitor oleh setiap kepala bidangstudi.

PENABUR juga melengkapi organisasimanajemennya dengan Badan PusatPengkajian Pengembangan Pendidikan.Anggotanya sepuluh orang yang punyabekal pengetahuan cukup di duniapendidikan. Semua aspek pengembanganpendidikan seperti kelas akselerasi, bilin-gual, internasional, adalah hasilpembahasan lembaga ini.

KHU HWEE MENUJU PASANG

PPPPP

main terhadap guru dan siswa: adapenghargaan dan hukuman,” kata Dumamenjelaskan.

Mereka yang berhasil, baik guru dan mu-rid, mendapat penghargaan yang diumumkandi suatu pertemuan besar. Beberapa kalipenghargaan diwujudkan dalam bentuk uangdan perangkat penunjang belajar mengajarseperti laptop. Misalnya, penghargaan danlaptop yang diberikan kepada Jonathan

Pradana dan empat rekannya peraih medaliOlimpiade Fisika Internasional, serta YohanesSurya sebagai pembina.

Meski menyaksikan guru dan siswa oke,namun jangan heran bila tahu ada siswa SMAK1 yang tinggal kelas. Tahun lalu, misalnya,siswa kelas X yang tidak naik kelas ada 8orang. Pada 2004, ada 5 siswa yang gagalnaik kelas XI. Di kelas XI IPA pada tahun laluada 3 siswa mengulang kelas. Sedangkan

temannya di jurusan IPS hanya satu siswa.Tapi, “Kelulusan kami selalu 100 persen

terus,” kata Duma bangga. Duma juga banggalantaran rata-rata nilai ujian nasionalsekolahnya, program IPA, selalu rangking 1 diJakarta sejak 2000 lalu. Kecuali di tahun 2001yang terpeleset di rangking 2. Lulusan Pro-gram IPS pun dalam enam tahun belakanganjuga selalu berada di rangking 1 hingga 3.

DIPO HANDOKOPPPPP

Siswa-siswa berprestasi SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta

MENENGAH 24-27.pmd 8/30/2006, 11:14 AM26

Cyan Magenta Yellow Black

Page 27: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200627

Seorang Satijan, yang jugaWakil Kepala SMAK 1 BPKPENABUR, saban hari

berangkat dari rumahnya diTangerang pukul 05.15. Biasanya,sebelum jam berdentang enam kali,pengajar pelajaran Kreativitas Sainsini sudah tiba di Tanjung DurenRaya, Jakarta.

Memasuki halaman sekolah, iadisambut kidung bernuansa gerejaKristen Protestan. Spiker di sejumlahtempat mengantarkan lelaguanrohani itu ke halaman, ruang-ruang,koridor, hingga kantin. Sejumlahguru yang biasa disebut “Guru 3S”alias senyum, sapa, santun jugaberdatangan pagi-pagi. Guru 3S inibertugas menyambut semua siswadi pintu gerbang sekolah, denganselalu mengembangkan senyum,menyapa, dan bersikap santun.“Guru mengecek penampilan mu-rid. Jika belum rapi dan lengkapatribut seragamnya, siswa tidak

SCIENCE CAMP TANGGA KEOLYMPIAD

Demam olimpiade sains amat terasa di SMAK 1 BPKPENABUR. Sejak 2000, duta di berbagai ajangolimpiade asia dan dunia tak pernah luput darikeikutsertaan siswa SMAK 1. Scince Club, kegiatanekstra kurikuler bidang sains pun amat diminati siswa.Setidaknya ada 90-an —hampir sepertiga jumlah siswa—yang mengikuti seleksi. Hanya 15-20 siswa yang lulusdan siap-siap menuju ajang olimpiade sains.

Akhir Agustus lalu, Science Club mengadakananeka kegiatan keilmuan berlabel Science Camp. Diantaranya mengunjungi Pusat Peragaan IlmuPengetahuan dan Teknologi di Taman Mini IndonesiaIndah (TMII) Jakarta. Sedangkan Science Camp bidangsosial mengunjungi Family Discovery di Mega Mendung,Bogor.

SMAK 1 juga punya Hari Kreativitas. Sekolahmendorong siswa menjadi penemu. Di antaranya,menghasilkan tinta dari cumi, mi berserat, pewarna darimanggis dan rel elektromagnetik.

KAMPIUNNYA SAINS 2006

Jonathan Pradana MailoaJonathan Pradana MailoaJonathan Pradana MailoaJonathan Pradana MailoaJonathan Pradana Mailoa : medali perak OlimpiadeFisika Asia, dan juara dunia Olimpiade FisikaInternasional

HartonoHartonoHartonoHartonoHartono : medali perak Olimpiade Astronomi danAstrofisika Internasional

Prayudi UtomoPrayudi UtomoPrayudi UtomoPrayudi UtomoPrayudi Utomo : medali perunggu Olimpiade BiologiInternasional

Adi KurniaAdi KurniaAdi KurniaAdi KurniaAdi Kurnia : medali perunggu Olimpiade KimiaInternasional

Pascal GekkoPascal GekkoPascal GekkoPascal GekkoPascal Gekko : medali perunggu fisika OlimpiadeFisika dan Matematika Kazakhstan

Raymond ChristoperRaymond ChristoperRaymond ChristoperRaymond ChristoperRaymond Christoper : medali perunggu matematikaOlimpiade Fisika dan Matematika Kazakhstan

Sandy Adhitia EkahanaSandy Adhitia EkahanaSandy Adhitia EkahanaSandy Adhitia EkahanaSandy Adhitia Ekahana : honorable mentionOlimpiade Fisika Asia Ivan Handinata Rimbualam:medali perak Olimpiade Astronomi Thailand

TERBANG KE SINGAPURALebih dari 50% lulusan SMAK 1 BPK PENABUR

Jakarta melanjutkan studi ke Singapura, Australia,Jepang, Amerika, dan Jerman. Belakangan, trennyaterbang ke China dan Malaysia. Sisanya ke perguruantinggi swasta, seperti Universitas Atmajaya, UniversitasPelita Harapan, Universitas Tarumanegara, UniversitasBina Nusantara (semuanya di Jakarta), hingga Universi-tas Parahiyangan Bandung. Peminat perguruan tingginegeri cenderung hanya di Universitas Indonesia Jakartadan Institut Teknologi Bandung.

DIIRINGI KIDUNGDISAMBUT 3S

boleh masuk,” kata Satijan.Suasana menjadi senyap seiring

menghilangnya musik rohani tatkalajam menunjukkan pukul 06.50. Saatitulah pintu gerbang sekolah ditutup.Mereka yang telat otomatis tidakbisa masuk sekolah. Setelahmendapat pengantar dari petugaspengamanan, siswa boleh masuksekolah. Namun ia tak diijinkanmengikuti pelajaran jam pertama.“Jika terlambat sampai lima kali,orangtua siswa kami panggil, jikamasih terlambat lagi hingga kaliketujuh, siswa dipulangkan,” kataSatijan.

Sekira sepuluh menit, menje-lang bel pelajaran dimulai, semuasiswa dan guru mengikuti renungankeagamaan dan doa. Renungan itudisampaikan guru dan murid secarabergiliran. Usai penyiapan rohani,kegiatan belajar pun dimulai. Jambelajar berakhir pada 14.45 dengan9 jam pelajaran. PPPPP

PPPPP

PPPPP

Jonathan mengajar fisika kepada teman-temannya

Foto

-foto

: Dipo

Han

doko

/PEN

A

MENENGAH 24-27.pmd 8/30/2006, 11:14 AM27

Cyan Magenta Yellow Black

Page 28: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200628

KEJURUANKEJURUANKEJURUANKEJURUANKEJURUAN

“Fo

to-fo

to: V

ina F

irmali

a/PE

NA

Jerman, Austria, dan Swiss masih menjadikiblat pendidikan kejuruan di Tanah Air.Sejak tahun ajaran 1993-1994, jalinan kerjasama telah dirajut dengan Jerman, tepatnyadengan Lembaga Kerjasama Teknik Jerman

(Deutsche Gessellschaft fur TechnischeZusammenarbeit/GTZ). Sasarannya meningkatkanmutu sekolah kejuruan.

Sejak 1993, atas bantuan GTZ, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) merintismodel penyelenggaraan pendidikan sistem ganda(PSG) di lima sekolah kejuruan. Yakni SMKN 57 Jakarta(dulu SMIP), SMKN 1 Karawang (dulu STM), SMKN 2Semarang (dulu SMEA), SMKN 5 Surabaya (dulu STMPembangunan), dan SMKN 1 Percut Sei Tuan Medan(dulu STM). GTZ ketika itu juga turut andil membidanilahirnya program peningkatan mutu pembelajaran IPAdi sekolah dasar alias SEQIP (Science EducationQuality Improvement Project).

SMKN 57, saat itu, menjadi satu-satunya sekolahkejuruan jurusan pariwisata yang ditunjuk sebagaimodel penyelenggaraan PSG. Sekolah ini cikalbakalnya adalah Sekolah Menengah IndustriPariwisata (SMIP), sejak dirintis 1991. SMIP Jakartaadalah pionir sekolah kejuruan negeri jurusan pariwisatadi Indonesia. Pantaslah bila harapan besardigantungkan kepada SMIP.

Program PSG sendiri menerapkan pembelajarandi sekolah plus praktik kerja di industri. PSG padaawalnya ditetapkan tiga bulan di setiap catur wulan.Praktik selama tiga bulan itu dirasa tidak klop di

lapangan. Maklum, waktu tiga bulan terlalu singkatuntuk sebuah magang kerja. Sehingga pada 1999,praktik kerja atawa magang kerja itu diperpanjangmenjadi enam bulan. Otomatis sistem pembelajaran diSMK berubah menjadi semester (enam bulan).

PSG semakin dikukuhkan penerapannya di semuasekolah kejuruan sejak beleid Keputusan MendikbudNomor 327/U/1997 tentang Penyelenggaraan PSGpada Sekolah Menengah Kejuruan diundangkan.Tahun 1997 itu pula semua jenis sekolah kejuruan,seperti SMEA, STM, dan SMIP melebur menjadiSekolah Menengah Kejuruan (SMK).

BANYAK DUKUNGANBANYAK DUKUNGANBANYAK DUKUNGANBANYAK DUKUNGANBANYAK DUKUNGANSMKN 57 Jakarta kian berkembang sejak

memberlakukan PSG. Kini, ia bolehlah disebutprimadona SMK pariwisata dan perhotelan, bukan sajauntuk wilayah Jakarta, juga Indonesia. Tak sedikitsiswa SMP yang mulai berpaling dari SMA. Setidaknya,seperti yang dilakukan Asri Wulandari. Ia lebih memilihbersekolah di SMK. “Dengan bersekolah di sini, saatcari kerja nantinya lebih mudah. Udah terbukti koklulusannya banyak yang diterima kerja,” kata siswakelas 3 SMKN 57 jurusan usaha jasa pariwisata.

Asri meyakini pilihannya tak salah. Sekolah yangterletak di Jalan Taman Margasatwa, Ragunan, inimemang dirancang secara matang. Sekolah yangmayoritas bangunannya didominasi warna hijau inimenempati area seluas 4,2 hektare, dengan luasbangunan 16.000 meter persegi. Asri patutbersemangat tinggi lantaran sekolahnya ditunjang

PROFIL SINGKATSMKN 57

Tahun 1991: SMIP Jakartaberdiri, alih fungsi dariSekolah MenengahKesejahteraan KeluargaNegeri (SMKKN) 1.Tahun 1993: SMIP Jakartamenjadi satu di antara 5sekolah kejuruan modeluntuk penerapan sistempendidikan ganda (PSG)Tahun 1997: SMIP Jakartamelebur menjadi SMKN 57.Tanggal 24 November 2004:meraih sertifikat ISO9001:2000 tentangpelaksanaan manajemenmutu sekolah yangdikeluarkan badan sertifikasiRW TuV Jerman.

PRESTASI:Juara berbagai program sepertitour planning, ticketing, tourguiding, dan restaurant servicepada Promosi Kegiatan Sekolahtingkat Jakarta dan Nasional,sejak diadakan tahun 2004.

Pionir sekolahkejuruan negerijurusan pariwisatayang kianberkembang pesat.Lulusannya banyakdiminati hotel-hotel,restoran, dan birojasa pariwisata. ISO9001:2000 mengenaimanajemen mutusekolah diraih pada2004.

PRIMADONA RASA JERMANSMKN 57 Jakarta

KEJURUAN 28-29.pmd 8/30/2006, 10:44 AM28

Cyan Magenta Yellow Black

Page 29: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200629

sarana belajar komplet.Semua jurusan: usaha jasa pariwisata, akomodasi

perhotelan dan tata boga, punya sarana praktikmemadai. Jurusan perhotelan punya gedung hoteldengan kapasitas 32 kamar. Sedangkan praktik tataboga dan jasa pariwisata ditampung di restoran danbiro transportasi dan perjalanan. “Kebanyakanperalatan praktik dibantu pemerintah Austria,” kataKepala SMKN 57 Dra Sukmayati.

Perhatian Depdiknas sendiri, menurut Sukmayati,juga sangat besar. “Pemerintah banyak mengucurkanbantuan di antaranya block grant buku, biayaoperasional, dan bantuan imbal swadaya,” kata wanitalulusan pendidikan tata boga Universitas NegeriJakarta ini kepada PENA PENDIDIKAN. PemerintahDKI Jakarta juga banyak mendukung pendanaan.“Tahun ini kami mendapat bantuan Rp 150 juta.”

LANGSUNG KERJALANGSUNG KERJALANGSUNG KERJALANGSUNG KERJALANGSUNG KERJASemua sarana dan prasarana mahal itu bukan

sekadar buat praktik siswa. Hotel, restoran, biro traveldan pariwisata, serta usaha pembuatan kue, dikelolaserius siswa-siswa tak ubahnya bisnis beneran. “Unitproduksi itu selain untuk ajang praktik siswa, jugadiberdayakan untuk mencari keuntungan,” kataSukmayati.

Link and match antara teori dan lapangan kerjabenar-benar dirasakan para siswa. Suci, siswi kelas 3jurusan jasa pariwisata, bahkan sampai merasa sepertibersekolah di Jerman. “Memang saya tidak menuntutilmu di Jerman namun setidaknya saya merasakanbeberapa fasilitas di sini hasil pemberian Jerman danAustria. Hal ini memudahkan penerapan teori,” kataSuci.

Kegiatan lain yang membuat Suci dan Asri sukaadalah adanya pertukaran siswa dengan sekolahkejuruan dan magang kerja di “Negeri Kanselir”.Magang kerja enam bulan kebanyakan memangdengan sejumlah tempat usaha di dalam negeri. Ho-tel dalam negeri sebagai pilihan magang sampai kinitercatat 47 hotel, di antaranya, Hotel Hilton, Sheraton,Grand Mulia, Le Meridien, Shangrila, dan hotel lainyang tersebar di Jakarta dan Bali.

Sedangkan hotel-hotel luar negeri yang seringmenjadi tempat praktik kerja kebanyakan di Malaysiadan Dubai. Tak kurang 16 hotel di sana yang pernahdipilih buat magang. Bahkan magang di luar negerirentang waktunya belakangan sampai satu tahun.Misalnya, 25 siswa magang di Pan Pacific Glenmarie,Selangor, Malaysia (2002-2003), 30 siswa pernahmagang di Century Mahkota Hotel, Melaka, Malaysia(2003-2004), dan 10 siswa yang praktik kerja diNovotel World Trade Centre, Dubai, Uni Emirat Arab(2003-2004). Tahun 2004, bahkan ada 137 siswayang antusias magang di Malaysia dan Dubai.

Berbagai fasilitas memadai dan kegiatan magangkerja di tempat yang tepat itu ditunjang metodepembelajaran yang produktif dan normatif adaptif.Maksudnya, “Normatif adaptif itu ada pelajaranpenunjang seperti matematika, bahasa Inggris,Perancis, Cina, Indonesia, dan olahraga,” kataSukmayati menjelaskan.

Sedangkan pembelajaran produktif lebihmenyangkut program-program turunan sesuai jurusan.Umpamanya, jurusan pariwisata, mendapatpenekanan mengenai guiding dan ticketing.Sedangkan siswa perhotelan, memperoleh pelajaran

seperti penyajian makanan dan minuman, sertapelayanan kamar. Jurusan tata boga diperkuat denganprogram memasak dan pengenalan kuliner. Di semuaunit produksi itulah pembelajaran model produktifditerapkan.

Hasilnya boleh dibilang luar biasa. Tak heran bilalulusan SMKN 7 hampir 90% langsung diserap pasarkerja. Lulusan 2006 ini, 200 siswa dari 223, langsungbekerja. “Hanya satu tak lulus. Selebihnya melanjutkanke perguruan tinggi dan menikah,” kata Sukmayati,yang telah tiga tahun menduduki jabatan kepala SMKN57.

ISO 9001:2000ISO 9001:2000ISO 9001:2000ISO 9001:2000ISO 9001:2000Selain dukungan fasilitas dan kerjasama dengan

banyak perusahaan, SMKN 57 berkibar tak luput darimanajemen yang oke. Badan sertifikasi internasionalperwakilan Jerman, RW TuV, memberikan ISO9001:2000, pada pada 24 November 2004. SertifikasiISO ini menilai pelaksanaan manajemen mutu sekolah.

Tak cuma administratif saja yang dibenahi. Jugamanajemen penyelenggaraan pembelajaran. Diantaranya meningkatkan mutu guru dan karyawan.Dengan rata-rata siswa per tahun sekira 650-an,SMKN 57 didukung 72 guru dan 30 pegawai. “Sekitar80% pengajar bersertifikasi dan sarjana,” kataSukmayati.

Bahkan sekolah mendorong guru-guru denganlatar belakang kelimuan tak sesuai dengan matapelajaran yang mereka pegang, untuk kuliah lagi.“Yang sarjana hukum tetapi mengajar bahasa Inggris,kami minta kuliah pendidikan bahasa Inggris. Jangannyeleneh,” ujar Sukmawati.

Manajemen berjalan baik juga didukungpendekatan persuasif Sukmayati dengan para guru.Misalnya ia mengadakan tadarus yang diikuti semuaguru beragama Islam, sekira 15 menit sebelum belpelajaran dimulai. “Guru-guru yang terlambat saya ajakngobrol dan minta mereka curhat,” kata Sukmayati.

Hubungan baik guru, karyawan dan siswa, ditengah hijaunya reremputan dan taman sekolah,sungguh membuat nyaman bersekolah. Asri dan Sucipun tak merasa suntuk harus bersekolah sejak pukul07.00 hingga 16.00.

VINA FIRMALIAPPPPP

Gerbang SMKN 57. Sukmayati, kepala sekolah (inzet)

90% lulusan diserappasar kerja. Hanyasatu tak lulus.Selebihnyamelanjutkan keperguruan tinggi

“KEJURUAN 28-29.pmd 8/30/2006, 10:44 AM29

Cyan Magenta Yellow Black

Page 30: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200630

GURUGURUGURUGURUGURU

Pasal 36 Undang-Undang Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen menyebutkan guru yangberprestasi, berdedikasi luarbiasa, dan bertugas di daerah

khusus berhak memperoleh penghargaan. FasliJalal, Direktur Jenderal Peningkatan MutuPendidik dan Tenaga KependidikanDepdiknas pun lega bisa mewujudkan amanatUU Guru dan Dosen itu.

“Inilah salah satu bentuk penghargaankepada guru yang memang merupakan ama-nat Undang-Undang,” kata Fasli Jalal kepada

PENA PENDIDIKAN akhir Agustus lalu.Di masa lampau, penghargaan kepada

guru bukannya tidak ada. Pada kurun 1972-1988, misalnya, ada Pemilihan Guru Teladan.Pemilihan guru berprestasi dan berdedikasisekarang ini tidaklah sekadar seremonimemeriahkan Peringatan Kemerdekaan RI.Para guru harus melalui seleksi panjang: darikabupaten/kota, provinsi hingga nasional.“Harus melalui penilaian berjenjang, dari tiapsekolah di kabupaten/kota hingga nasional.Sekolah itu dari TK hingga SMA,” kata Fasli.

Tiap provinsi diwakili satu guru. Melaluikeputusan bersama Mendiknas dan MenteriAgama, para pemenang guru berprestasi danberdedikasi diumumkan pada 17 Agustus, diHotel Raddin, Jakarta. Hasilnya, sebagai guruberpretasi adalah Sri Ningsih (TK ABA Sleman,DI Yogyakarta), H Ahmad Furqon SPd (SDNPolisi 4, Bogor), Karnadi, SPd MHum (SMPN 7Cirebon, Jawa Barat) dan Suryanto SPd MPd(SMAN 1 Wonosari Gunung Kidul).

Sedangkan guru berdedikasi yang terpilihadalah Alawani (SDN Amboaji, TanjungjabungTimur, Jambi) dan Nur Dewi (SDN Bahuluang,Selayan, Sulawesi Selatan). Aspek penilaianpemilihan guru berprestasi dan berdedikasimeliputi empat hal: kemampuan melaksanakan

Pahlawan denganTANDA JASA

tugas, wawasan kependidikan, kepribadiandan partisipasi dalam masyarakat.

“Kemampuan melaksanakan tugas dinilaisejak Mei,” kata Dian Mahsunah, anggota timpenilai. Penilainya adalah kepala sekolah,teman sejawat dan murid-murid sang guru. Paraguru pilihan sekolah akan beradu di pemilihantingkat kecamatan hingga kabupaten, hinggaprovinsi. Akhir Juli nama para pemenang tingkatprovinsi disampaikan pada tim penilai untukselanjutnya diseleksi di tingkat nasional.

Tahap berikutnya, para guru wakil tiapprovinsi masing-masing membuat karya tulisdan mempresentasikannya di hadapan timpenilai. Baru kemudian tim penilai dariDepdiknas mewawancarai para calon guruberprestasi. Juga studi dokumen terhadap adatidaknya penghargaan yang mereka dapatkanselama masa mengajar. Semua tahapanberakhir hingga 12 Agustus 2006.

Selain empat aspek tadi, secaraadministrasi calon guru berprestasi harus telahmenempuh masa pengajaran selama delapantahun. Dengan masa pengabdian selama itudiharapkan mereka telah berpengalaman dalammenerapkan konsep dan proses pembelajaran.

TAK HANYA PNSTAK HANYA PNSTAK HANYA PNSTAK HANYA PNSTAK HANYA PNSPemilihan guru berprestasi kali ini tak hanya

berlaku bagi guru PNS. Para guru swasta dimadrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah pundiikutsertakan. Selain itu dipilih juga guruberdedikasi yang dibagi dalam dua kategori.Pertama, guru berdedikasi di daerah khusus(terpencil, perbatasan, daerah konflik dandaerah tertinggal). Kedua, guru berdedikasibagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Untuk proses penyeleksian, baik guruswasta maupun berdedikasi berbeda denganguru berprestasi. Seleksi di tingkat nasionaltidak ada. Depdiknas hanya menyerahkanstandar kriteria pemilihan guru berdedikasikepada masing-masing kabupaten/kota.

Untuk kategori guru berdedikasi di daerahkhusus hanya dipilih dari tingkat SD.Sedangkan untuk guru berdedikasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus dimulai dari SDLB,SMPLB dan SMALB. “Ke depan untukpemilihan guru berdedikasi di daerah khususakan ditingkatkan hingga jenjang SMP gunamenyukseskan wajib belajar sembilan tahun,”ujar Dian Mahsunah.

Depdiknas memberikan hadiah berupapiagam, laptop, printer dan uang tunai masing-masing sebesar Rp 15 juta, Rp 10 juta dan Rp7,5 juta. Mereka juga mendapat perolehanangka kredit, yang dapat mempercepat proseskenaikan tingkat/jabatan. Untuk tingkat nasio-nal akan mendapatkan 50% angka kredit.

BUDI KURNIAWAN DAN VINA FIRMALIA

Depdiknas memberipenghargaan kepada guruberprestasi dan guruberdedikasi, serta guru siswaberkemampuan khusus

PPPPP

“ww

w.im

ageb

ank.c

om

GURU 30-31.pmd 8/30/2006, 10:46 AM30

Cyan Magenta Yellow Black

Page 31: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200631

Awalnya wanita kelahiran 26 November1963 ini ingin meneruskan pendidikandi Fakultas Pertanian Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta. Namun karena takditerima, ia memutuskan mengajar di SLB.

Keputusan itu diambilnya karena sewaktumasih di SMA, ia sering main ke rumahtemannya di Komplek SGPLB (Sekolah GuruPendidikan Luar Biasa). “Saya sering melihatanak-anak belajar. Pertama kali melihatmereka, terbersit rasa iba. Lambat-laun timbulkeinginan untuk mengajar,” katanya kepadaPENA PENDIDIKAN.

Pada 1985 mulailah Guniati mengajar.Sambil mengajar ia melanjutkan pendidikan D-2 di SGPLB Jurusan Tuna Netra. Pada 2000Guniati meneruskan studi S-1 di jurusan TunaGrahita, Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung. Guniati sebenarnya inginmelanjutkan studi ke jurusan Tuna Netra,sesuai jurusan pada studi diplomanya.

Sudah 20 tahun ia mengajar di Martapura.Banyak peristiwa ia lalui. Dari jumlah murid yanghanya lima orang, kini 150 orang, hinggamenghadapi anak yang buang kotoran di dalamkelas. “Minggu pertama mengajar masih sulit.Karena mereka berbeda dengan murid normal.

Lulusan Sekolah Pendidikan GuruNegeri 3 Wonosari ini mengawaliprofesinya sebagai guru sejak 1985.

Awalnya ia mendaftar jadi guru di Subang,Jawa Barat. Tapi baru setahun kemudiania diangkat menjadi guru. Hingga akhir 1998ia masih mengajar di Subang. Lalu di tahun1999 ia mengikuti suaminya yang anggotaTNI AD ke Kabupaten Karawang. DiKarawang ia tak lama. Pada 2000, SriNingsih pindah ke Yogyakarta.

Wanita yang tetap terlihat energik diusianya yang 40 tahun ini awalnya inginmengajar di SD. Gurunya di SPGN menya-rankan Ningsih mengajar TK. Karenamemang suka dengan anak-anak, saranitu ia terima.

Menurut Sri, mengajar di TK selalu bisamembuatnya gembira. “Yang palingmembahagiakan mengajar murid TK ialahmelihat senyum anak-anak yang lugu. Kalaudi rumah ada masalah kemudian melihat

Tapi setelah mengenal mereka saya justrumakin suka. Bahkan kalau tidak mengajarrasanya pengen ketemu,” kata Guniati.

Guniati memang pantas meraihpenghargaan ini. Setidaknya dia juga punyasejumlah penghargaan. Yakni Juara 2 LombaKeberhasilan Guru dalam Pembelajarandengan karya tulis berjudul Penerapan MetodeVariasi Pembelajaran Membaca Permulaanbagi Anak Tuna Grahita Ringan Dengan AlatPeraga Kartu Huruf, Kartu Gambar dan AlatPutar Huruf (2005). Lalu Juara 3 Lomba GuruBerpres-tasi Tingkat Provinsi dengan karyatulis PenerapanKonsep BilanganBagi Anak TunaNetra (2005),dan Juara 3pembuatan alatperaga IPAtingkat provinsi(2005) sertaJuara 2mengarangdan pidatot i n g k a tprovinsi.

senyum mereka, masalah saya langsunghilang,” katanya.

Karena itu, dalam mengajar Sri berusahasebisa mungkin membuat murid-muridnyasenang. Salah satu cara yang ia gunakanadalah menggunakan nyanyian. “Alhamdulillahanak-anak senang dan tidak ingin saya digantidengan guru lain,” kata Sri yang kinibergolongan II C itu.

Sama dengan Guniati, sebelum mendapat-kan peghargaan sebagai guru berprestasi iajuga mengalami proses penyeleksian yang ke-tat. Karya tulis berjudul Ayo Bermain Jari: Jarisebagai Media Bermain dan Belajar di TK yangia presentasikan mendapat penilaian terbaik.

Ibu tiga anak ini sebelumnya pernahmenyabet penghargaan: Juara Harapan 1Lomba Membuat Cerita Anak se-KabupatenSleman, tiga kali Juara 1 Lomba Alat PeragaTingkat Kabupaten (dua kali di Sleman pada2000 dan sekali di Sleman pada 2003).

VINA FIRMALIA

Sri Ningsih, Pemenang I Guru Berprestasi Kelompok TK

Selalu Membuat Murid Senang

Guniati, Guru Berdedikasi, Pengajar SLB Tuna Netra Martapura

Selalu Kangen dengan Murid

PPPPP

PPPPP

Dok.P

ENA

Dok.P

ENA

GURU 30-31.pmd 8/30/2006, 10:46 AM31

Cyan Magenta Yellow Black

Page 32: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200632

GURUGURUGURUGURUGURU

Setiap peringatan HUT Kemerdekaan RItanggal 17 Agustus, ratusan guruberprestasi terbaik maupun guruberdedikasi dari pelosok Nusantaradiundang ke Jakarta. Selama beberapa

hari di ibukota, mereka bertatap muka dan berdialoglangsung dengan petinggi Depdiknas, mengunjungisekolah-sekolah bagus, mendapat pengayaantentang pembelajaran, dan merasakan nikmatnya tidurdi hotel mewah. Mulai tahun ini, penghargaan serupajuga diberikan kepada kepala sekolah dan pengawassekolah. Total 130 orang yang terpilih.

Menurut Dr. Fasli Jalal, Direktur JenderalPeningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan, penghargaan itu sangat pentinglantaran mutu pendidikan tidak semata-mataditentukan oleh guru, sarana pembelajaran, danberbagai komponen lain, tetapi juga oleh kepalasekolah dan pengawas. Program ini diharapkan dapatmemotivasi mereka untuk melakukan perubahan kearah perbaikan. Setelah pulang ke daerahnya masing-masing, mereka diminta menularkan kompetensinyamelalui Forum Komunikasi Tenaga Kependidikan, yangantara lain beranggotakan kepala sekolah danpengawas setempat.

Namun, harapan Fasli itu masih harus dibuktikandi lapangan. Pasalnya, dari 130 orang yang terpilih itubelum tentu benar-benar sesuai kriteria yangdiinginkan Depdiknas. Kenyataan itu diakui oleh Dr.Surya Darma, MPA, Direktur Tenaga Kependidikan,Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan Depdiknas.

Tak lama setelah dilantik menjadi Direktur TenagaPendidikan akhir tahun lalu, Surya Darmamenggulirkan penghargaan bagi kepala sekolah danpengawas sebagai salah satu programnya.Sebagaimana guru, mereka yang dipilih adalahkelompok berprestasi dan berdedikasi. Lantaran barupertama dilakukan, Surya bersama stafnya berjibakumenyusun kriteria dan teknis pelaksanaannya. Setelahmelewati perdebatan berkali-kali, lantas disusunlahbuku panduan pemilihannya.

Kriteria kepala sekolah berprestasi antara lainmeliputi: prestasi dalam pelaksanaan tugas pokoksebagai kepala sekolah, prestasi dalampengembangan sekolah, serta prestasi yang dicapaisekolah (guru maupun siswa). Sedangkan kriteria

kepala sekolah berdedikasi antara lain mencakup:bertugas di daerah terpencil minimal 5 tahun terusmenerus, atau bertugas di daerah terpencil selama 8tahun secara terputus-putus, atau bertugas di daerahbergejolak sekurang-kurangnya 90 hari.

Kriteria pengawas berprestasi meliputi: prestasi dibidang pelaksanaan tugas pokok, prestasi di bidangpengembangan profesi kepengawasan, dan prestasiyang dicapai sekolah binaannya (akademik maupunnon akademik). Untuk pengawas berdedikasisaratnya sama dengan kepala sekolah. Teknispelaksanaannya dimulai dari seleksi tingkatkecamatan. Berikutnya diadu di kabupaten/kota,selanjutnya ke provinsi, dan para jago dari provinsi itukemudian dikompetisikan di tingkat nasional.

Sayang, setelah semua persiapannya sudah kelar,anggaran yang tersedia sangat minim. Dari yangdirencanakan sekitar Rp 7 miliar, realisasi yangmengucur tak sampai separo. Surya Darma tentukelabakan. Akhirnya anggaran seleksi dari tingkatkecamatan hingga provinsi ditiadakan. Sebagaigantinya, pola seleksi itu diserahkan sepenuhnyakepada provinsi. “Silahkan provinsi yang menyeleksi,dengan anggaran mereka sendiri,” kata Surya.

Ia lantas mengirim panduan penilaian itu ke setiapprovinsi Mei lalu, dengan harapan mereka punyawaktu cukup untuk menyeleksi. Namun, laporan taksedap akhirnya sampai juga ke kuping Surya Darma.Kabarnya, sebagian besar provinsi tak melakukanseleksi sesuai buku panduan, tapi asal comot sana-sini sekenanya saja. Walhasil, mereka yang dikirimke Jakarta pun bukan yang benar-benar top, ataubenar-benar berdedikasi luar biasa.

Ketika dikonfirmasi PENA, Surya Darma takmenampik kabar miring tersebut. “Memang masih jauhdari sempurna. Namun, apapun ini sebuah terobosan.Ibarat bayi yang baru lahir, kan tidak ada yanglangsung jenggotan,” kilahnya. Ia berjanji tahun depanakan jauh lebih baik. Tapi syaratnya ya itu tadi,anggaran yang tersedia harus mencukupi.

Meski dihinggapi cekaknya dana, toh program iniakhirnya terselengara juga. Hanya Kalimantan Selatanyang tidak mengirimkan wakilnya. Khusus kepalasekolah, Depdiknas memilih 15 terbaik untuk dikirimke China Oktober ini, mengunjungi sekolah-sekolahbagus di negeri para pendekar saolin itu.

SAIFUL ANAM

Pertama kalinyaDepdiknas memberipenghargaankepada kepalasekolah danpengawas sekolahberprestasi maupunberdedikasi. Sayangseleksinya banyakkelemahan. Hasilnyapun diragukan.

SeleksiSARATCELAH

Kepala Sekolahdan Pengawas

Saifu

l Ana

m/P

ENA

Surya Darma (dua dari kanan)bersama para Kepala Sekolah

PPPPP

GURU 32.pmd 8/30/2006, 10:48 AM32

Cyan Magenta Yellow Black

Page 33: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200633

NON FORMALNON FORMALNON FORMALNON FORMALNON FORMAL

“Mei lalu, media massa lebihbanyak mengumbar beritaseputar peringatan HariPendidikan Nasional atawasemburan lumpur panas yang

kian meluas di Sidoarjo, Jawa Timur. Padahal,saat itu digelar Ujian Nasional Kesetaraanperiode I. Dari 113.000 pendaftar, hanya90.000-an yang ikut ujian. Hasilnya, “hanya”75% yang lulus.

Marahkah? Ribut-ributkah? Ternyatatidak. Sebagian besar mempersiapkan kembaliuntuk Ujian Nasional Kesetaraan periode II,28 Agustus-2 September ini. Berbeda 180derajat dibanding “kasus” puluhan ribu siswayang gagal di Ujian Nasional (UN) jalur formal,Juni lalu. Perwakilan orangtua murid yangterjegal UN, yang tergabung dalam GerakanSiswa Bersatu, sampai menggugat pemerintah.

Coba: simak peserta Ujian NasionalKesetaraan, Agustus ini. Jumlahnya lebih dari336.000 berasal dari siswa sekolah formal yanggagal di ujian sekolah dan ujian nasional.Sedangkan total peserta Ujian Paket A, B, danC mencapai 463.227.

Peserta Ujian Paket C, jumlahnya “hanya”130.764 orang. Sedangkan peserta ujian PaketC reguler —yang memang mengikutipersekolahan program kesetaraan— sekira70.000. Artinya, 65% peserta ujian kesetaraanPaket C berasal dari siswa pendidikan formal.

Peserta Ujian Paket B juga diserbu siswajalur pendidikan formal yang gagal di UN lalu.Dari 245.000 peserta ujian, sekira 83% berasaldari siswa SMP/MTs. Total jumlah peserta ujiankesetaraan tahun ini, periode Mei dan Agustus,lebih dari 744.000. Jumlah ini meningkat 230%dibanding tahun sebelumnya.

Peningkatan juga nampak jelas padaUjian Kesetaraan selama 5 tahun terakhir.Pada 2003, jumlah pesertanya naik 30,5%.Pada 2004 dan 2005, berturut-turut melonjak53,76% dan 62,44%. “Peningkatan ini

menunjukkan terjadi perpindahan jalur dalamsistem pendidikan terbuka dan multi makna,”kata Ella Yulaelawati Rumindasari, PhD,Direktur Kesetaraan Ditjen Pendidikan LuarSekolah Depdiknas.

50.000 PER KEPALA50.000 PER KEPALA50.000 PER KEPALA50.000 PER KEPALA50.000 PER KEPALAMeski belum siap 100% menghadapi

lonjakan peserta Ujian Kesetaraan, tampaknyaDirektorat PLS mampu bergerak cepat padabeberapa hari menjelang hari H ujian. Distribusisoal ujian sudah sampai ke daerah. Hingga Hminus 3, ujian Paket C tanggal 28 Agustus,distribusi soal di daerah terpencil sudahmencapai 90%.

Begitu juga pendanaan. Tambahan dana,akibat melonjaknya peserta, diguyur dari APBNPerubahan 2006. Hitungan kasar ongkos ujiankesetaraan sekira Rp 30.000/peserta, untukbiaya materi soal dan penggandaan. Plus sekiraRp 6.000/peserta untuk biaya scanningpemeriksaan hasil ujian. Ditambah honorpengawas dan tetek bengek biaya lainya, biayaujian kesetaraan sekira Rp 50.000/peserta.Atawa total mencapai lebih dari Rp 23 miliar.“Tapi itu hitungan kasar, mungkin bisa dibawah Rp 50.000 setiap peserta,” kata Ellamenjelaskan.

Besarnya biaya pelaksanaan ujiandiimbangi dengan kerja keras. Jauh-jauh hari,

Ujian PendidikanKesetaraan periode IIdiikuti lebih dari463.227 peserta. Naik230%. Sekitar 65%berasal daripendidikan formal.

Rame-ramePINDAH JALUR

“Ditjen PLS telah melakukan koordinasi denganberbagai pihak, teru-tama Dinas Pendidikan dikota dan kabupaten, menge-nai pelaksanaandan peningkatan pengawasan.

Pengawasan dilakukan sejak distribusimateri soal ujian, penggandaan, hinggapemeriksaan hasil ujian. Pengawalan ketatmesti dilakukan mengingat kualitas soal UjianKesetaraan tidaklah segampang pandanganmiring masyarakat. “Soal-soalnya enggak jauhbeda dengan materi Ujian Nasional sekolahformal yang saya pelajari di rumah,” kata ArdhaRenzuli, peserta Ujian Nasional Paket C 2003lalu. Ardha, kini mahasiswa semester V JurusanKriminologi Universitas Indonesia Jakarta.(PENA PENDIDIKAN, Agustus 2006)

Penilaian Ardha dibenarkan Ella. “Tingkatkesulitan materi ujian relatif sama dengan ujiansekolah formal. Perbedaannya pada formulaujiannya,” katanya. Soal ujian Ujian Kesetaraanjuga diambil dari Bank Soal Pusat PenilaianPendidikan Depdiknas.

Standar kelulusannya 4,75, sedikit di atasbatas kelulusan UN 2006 yang hanya 4,25.Pelajaran yang diujikan juga lebih banyakdibanding UN. Ujian Paket C IPA, tanggal 28-31 Agustus mengujikan tujuh materi: PPKn,Bahasa Inggris, Bahasa dan Sastra Indone-sia, Biologi, Kimia, Fisika, dan Matematika.

DIPO HANDOKOPPPPP

Dok.

Detik

.com

/Dikh

y Sa

sra

NONFORMAL 33.pmd 8/30/2006, 10:50 AM33

Cyan Magenta Yellow Black

Page 34: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200634

FIGURFIGURFIGURFIGURFIGURFIGURFIGURFIGURFIGURFIGUR

Pena Pendidikan September 200634

FIGUR 34-37.pmd 8/30/2006, 10:51 AM34

Cyan Magenta Yellow Black

Page 35: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200635

“PPPPP

Sekitar 3.500 mahasiswa barumulai mengawali perkuliahan diUniversitas MuhammadiyahMalang (UMM), September ini.Mereka menjadi bagian dari

kurang lebih 25.000 mahasiswa yang menjejalikampus putih di pinggiran barat kota Malang.Dengan mahasiswa sebanyak itu, UMMmenjadi perguruan tinggi terbesar di lingkunganMuhammadiyah, dan salah satu perguruantinggi swasta paling gede di Jawa Timur.

“Saat masih di SMA, saya seringmendengar katanya UMM kampusnya bagus,fasilitasnya lengkap dan nyaman. Katanya lagi,di sini juga sering ada pertunjukan musik.Makanya saya pilih UMM,” ujar Candra, cowokasal Banyuwangi, mahasiswa baru UMM.

Seniornya, bernama Irfan menimpali.“Kuliah di sini asyik banget. Fasilitasnya komplit,kegiatan kemahasiswaan banyak, bangunan-nya tertata apik,” tutur mahasiswa semestertiga jurusan Teknik Informatika itu.

Candra yakin tidak salah pilih tempat kuliah.UMM ditunjang 13 fakultas dan 40 programstudi. Mahasiswanya berasal dari berbagaidaerah, bahkan sebagian dari luar negeri,antara lain Malaysia, Australia, Timor Leste,Brunei Darussalam, dan Singapura. Dari hampir800 dosen, sekitar 80% lulusan S-2, 15%lulusan S-3 dan guru besar. Sisanya, yang 5%,lulusan S-1. Didukung pula ratusan tenagaadministrasi, teknisi, dan tenaga laboratorium.

Kemegahan UMM setidaknya bisa dilihatdari bangunan-bangunan yang sudah menjadiikon. Tengok UMM DOME, gedung serbaguna yang kerap disambangi artis-artis IbuKota. Perguruan tinggi ini juga membanguntempat penginapan University Inn UMM. MasjidAR Fachrudin milik UMM merupakan masjidkampus terbesar di Asia Tenggara.

Perpustakaannya dilengkapi perangkatsistem digital, dengan komunikasi data yangtersambung ke Indonesian Digital Library Net-work (IDLN). IDLN saat ini terhubung dengan100 mitra. Selain itu, UMM juga menjalinkerjasama dengan sejumlah lembaga riset danperguruan tinggi luar negeri, antara lain,Amerika Serikat, Australia, Arab Saudi, danMesir. Dalam waktu dekat, akan dibangunrumah sakit dan mal.

Tentu tak mudah menjadikan UMM sampaimenjadi perguruan tinggi yang sangatdiperhitungkan. Tokoh paling penting yangberjasa adalah Prof Dr H Abdul Malik Fadjar,MSc. Sosok ini dikenal sebagai tokohpendidikan, juga figur penting Muhammadiyah.Di jajaran pemerintahan, Malik Fadjar pernahdipercaya sebagai Menteri Agama (1998-1999)dan Menteri Pendidikan Nasional (2001-2004).

Pembenahan UMM nampak peru-bahannya saat Malik Fadjar menduduki kursirektor pada 1983. Hingga 2000, ia masihmengontrol penuh perkembangan UMM.Tahun itulah jabatan rektor beralih ke Drs. H.Muhadjir Effendy, MAP, tokoh muda sangatpotensial, yang tak lain orang kepercayaanMalik Fadjar.

Sebagai pemimpin, Malik memiliki kharismasangat kuat. “Pak Malik selalu mengingatkanseluruh pegawai agar dalam bekerja mene-rapkan ajaran amar ma’ruf nahi mungkar,amanah, dan ikhlas, “ tutur Mujiono, ayah duaanak yang sudah 19 tahun mengabdi sebagai

Darah guru mengalir dariayahnya. Sentuhantangan dinginnyamengukuhkan Universi-tas MuhammadiyahMalang sebagaiperguruan tinggiterbesar, termegah, danterbaik. Dipercayasebagai Menteri Agamadan Menteri PendidikanNasional.

satpam UMM.UMM kini mempunyai tiga kampus yang

berada di kawasan strategis dan mudahdijangkau, yaitu Kampus I di Jalan Bandung 1,Kampus II di Jalan Bendungan Sutami 188 A,dan Kampus III di Jalan Raya Tlogomas 246Malang. Dengan keberadaan lokasi yangdemikian, menjadikan mahasiswa UMMtesebar merata di wilayah kota Malang.

MENGIKUTI JEJAK AYAHMENGIKUTI JEJAK AYAHMENGIKUTI JEJAK AYAHMENGIKUTI JEJAK AYAHMENGIKUTI JEJAK AYAHPergumulan Abdul Malik Fadjar dalam

dunia pendidikan dan organisasi Muham-madiyah tak lepas dari darah yang mengalir

dari kedua orangtuanya: almarhum FadjarMartodihardjo dan almarhumah RNg Salamah.Ibunya yang berasal dari keluarga bangsawanJawa dikenal sebagai aktivis Aisyiah dan guruTaman Kanak-Kanak Muhammadiyah. Begitupula ayahnya, seorang guru dan aktivisMuhammadiyah tulen.

Sebagai kader Muhammadiyah, FadjarMartodihardjo pernah mengajar dan mendirikansekolah-sekolah Muhammadiyah di Yogya-karta, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo,hingga Magelang. Saat ditugaskan menjadiguru di Sekolah Rakyat (sekarang SD)Muhammadiyah Bausasran, Yogyakarta, salahseorang muridnya adalah AR Fachrudin, yangkelak menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat(PP) Muhammadiyah periode 1968-1995. ARFachrudin masuk SR Bausasran pada 1923.Dua tahun kemudian ia pindah ke SRMuhammadiyah Prenggan, Yogyakarta, hinggatamat.

Pertengahan 1930-an, Fadjar Marto-dihardjo ditugaskan ke Desa Sabrangrowo,Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.Di sanalah Abdul Malik Fadjar lahir, 22 Februari1939. Ia anak kelima dari delapan bersaudara.Saudara-saudara Malik lahir di kota berbeda-beda, sesuai tempat tugas yang diembanayahnya.

Sebagai guru, pekerjaan Fadjar sempatterganggu tatkala Belanda melakukan agresimiliter setelah Indonesia meraih kemerdekaan.Maka, bersama anak-anak muda Muham-

madiyah lain, ia ikut memanggul senjata terjunke medan perang, tergabung dalam LaskarHizbullah Batalyon 36 yang bermarkas diYogyakarta. Akibat suasana perang, MalikFadjar yang baru duduk di kelas dua SR sem-pat putus sekolah selama tiga tahun.

Malik sekolah lagi dan lulus dari SR NegeriPangenan, Magelang, pada tahun 1953. Iamenamatkan pendidikan di PGAN 4 TahunMagelang (setingkat SMP) dan PGAN 6 Tahundi Yogyakarta (setingkat SMA). Di PGAN, iaaktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII),Persatuan Pendidikan Sekolah Guru (PPSG),Kepanduan Islam, dan Pemuda

Drs. H. Muhadjir Effendy, MAP, rektor UMM pengganti Prof Malik Fajar. UMM Dome (kanan), gedung serbaguna sering didatangi artis ibukota.

FIGUR 34-37.pmd 8/30/2006, 10:51 AM35

Cyan Magenta Yellow Black

Page 36: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200636

FIGURFIGURFIGURFIGURFIGUR

Muhammadiyah.Malik Fadjar melukiskan ayah dan ibunya sebagai

orangtua teladan. Hidupnya sederhana, taatberagama, empati terhadap orang lain yang dilandakesulitan, dan aktif dalam kegiatan masyarakat. Sangayah meninggal tahun 1983 dalam usia 79 tahun,sedangkan ibunya meninggal tahun 1995 dalam usia83 tahun.

“Ayah banyak membentuk pribadi saya. Tiga halyang secara penuh saya warisi adalah komitmennyapada dunia pendidikan, kesederhanaan, dankepedulian kepada sanak saudara. Sedang ibu,karena beliau seorang keturunan ningrat, banyakmembentuk saya dalam bidang tata krama dan sopansantun,” kata Malik Fadjar.

Lulus dari PGAN 6 Tahun, Malik ditugaskanDepartemen Agama sebagai guru SR di Taliwang,Nusa Tenggara Barat. Di sinilah ia memasuki duniabaru sebagai guru, mengikuti jejak ayah. Selainmengajar, ia juga menjadi guru dan kepala sekolah diSekolah Menengah Islam (SMI). Berikutnya, iadipindah ke kota Sumbawa Besar, dan mengajar diSMP dan SGB (Sekolah Guru Bawah). Di tempatbarunya, ia semakin aktif dalam kegiatanMuhammadiyah. Bahkan kemudian dipercaya menjadikepala sekolah di Sekolah Menengah EkonomiPertama (SMEP) Muhammadiyah.

Setelah 3,5 tahun mengabdi sebagai guru di NTB,pada awal 1963 Malik mendapat tugas belajar di IAINSunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Fakultas TarbiyahMalang, yang kemudian berganti menjadi IAIN Malangdan kini dikenal dengan Universitas Islam Negeri(UIN) Malang. Selama menjadi mahasiswa IAINMalang, ia aktif di organisasi Himpunan MahasiswaIslam (HMI). Ia pernah menjadi Ketua Umum HMIKomisariat IAIN Malang (1964-1965), Ketua BidangEkstern HMI Cabang Malang (1966-1967), dan KetuaUmum HMI Jawa Timur (1968-1970).

Sebagai tokoh muda HMI, ia berkenalan dengantokoh-tokoh HMI pusat segenerasinya seperti

Sulastomo, Mar’ie Muhammad, dan Nurcholis Madjid.“Menjadi anggota HMI sangat membanggakan dansaya menjadikannya sebagai kampus kedua. Begitupula saat di PGAN dulu, PII merupakan sekolahkedua,” ujar Malik, yang mengagumi tokohpewayangan Semar dan Kresno itu. Ia jugaberkenalan akrab dengan Prof. Dr. Mukti Ali, tokohcendekiawan muslim top saat itu yang menjadiidolanya.

Berkat ketokohannya, setelah lulus dari IAINMalang tahun 1972 ia diterima menjadi pegawai dialmamaternya dan dipromosikan sebagai SekretarisFakultas IAIN. Jabatan strategis itu tak lepas dariintervensi Prof. Dr. Mukti Ali yang saat itu menjabatsebagai Menteri Agama. Selain mengajar di IAINMalang, mulai tahun 1976 Malik juga menjadi dosendi UMM. Setelah lengser dari Sekretaris Fakultas IAINpada 1979, atas biaya Ford Foundation ia melanjutkanstudinya ke Florida State University, Amerika Serikat,hingga lulus 1981.

HIDUP SEGAN MATI TAK MAUHIDUP SEGAN MATI TAK MAUHIDUP SEGAN MATI TAK MAUHIDUP SEGAN MATI TAK MAUHIDUP SEGAN MATI TAK MAUPergumulannya yang intensif dengan tokoh-tokoh

intelektual kelas dunia selama dua tahun belajar diAmerika Serikat, membuat Malik merasa miris saatmelihat perkembangan pendidikan Islam di Indone-sia, termasuk UMM. Ia selalu teringat ayat-ayat suciAl Quran dan Hadits Nabi yang banyak sekalimengemukakan pentingnya orang beriman danberilmu untuk meningkatkan derajat kemanusiaannya.

“Saya juga selalu teringat pesan Sayyidina Ali r.a,seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, bahwa tidakada warisan yang lebih berharga selain pendidikan,”katanya.

Keterlibatan Malik di UMM berawal saat iadiangkat menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial danPolitik pada awal 1983. Ia memangku jabatan ini hanyabeberapa bulan saja, lantaran pada pertengahantahun yang sama terpilih menjadi rektor. Untukmendampinginya, ia mengangkat dua tokoh mudapotensial, yaitu Imam Suprayogo sebagai PembantuRektor Bidang Akademik dan Muhadjir Effendysebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.Keduanya dikenal Malik sejak mereka menjadimahasiswa IAIN Malang. Muhadjir juga merupakankader HMI.

Malik juga menunjuk dosen senior UMMSukriyanto sebagai Pembantu Rektor BidangAdministrasi dan Keuangan dan KH Abdullah Hasyim,sebagai Pembantu Rektor Bidang Al Islam danKemuhammadiyahan.

UMM yang didirikan tahun 1963 itu pada awalnyamerupakan cabang dari Universitas MuhammadiyahJakarta. Baru pada 1 Juli 1968 secara resmi berdirimandiri. Sampai dua dekade usianya, saat Malikdipercaya sebagai rektor, praktis perguruan tinggi initidak mengalami kemajuan berarti. “Hidup segan matitak mau,” kata Malik, melukiskan kondisi UMM saatitu. Maka, saat itu muncul julukan bernada sinis.Singkatan UMM dipelesetkan menjadi “UniversitasMorat-Marit” karena kondisinya yang menyedihkan.Ada juga yang menyebutnya “Universitas Mondar-Mandir,” lantaran pegawai dan dosennya sibuk bekerjadi tempat lain.

Malik melakukan konsolidasi tiga aspek:konsolidasi ideal, struktural, dan personal. Konsolidasiideal merupakan upaya membangkitkan kesadaran

Sebagai pemimpin, MalikFadjar memiliki kharismasangat kuat. “Pak Malik selalumengingatkan seluruh pegawaiagar dalam bekerjamenerapkan ajaran amarma’ruf nahi mungkar, amanah,dan ikhlas. “

Mujiono, 19 tahun sebagaisatpam UMM.

“Ayah banyak membentukpribadi saya. Tiga hal yangsecara penuh saya warisiadalah komitmennya padadunia pendidikan,kesederhanaan, dankepedulian kepada sanaksaudara. Sedang ibu, karenabeliau seorang keturunanningrat, banyak membentuksaya dalam bidang tata kramadan sopan santun.”

dikutip dari “Darah Guru DarahMuhammadiyah”, Penerbit BukuKompas, 2006).

“Saya selalu teringat pesanSayyidina Ali r.a, seorangsahabat Nabi MuhammadSAW, bahwa tidak adawarisan yang lebih berhargaselain pendidikan

Kolam di depan kampus UMM

FIGUR 34-37.pmd 8/30/2006, 10:51 AM36

Cyan Magenta Yellow Black

Page 37: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200637

bersama para civitas UMM, terutama pimpinan,untuk menyatukan pandangan, tekad, cita-cita, wawasan serta kesepakatan secaraterpadu. Konsolidasi struktural menyangkutperampingan organisasi. Pos-pos formalitasdan memperpanjang rantai birokrasi diseder-hanakan. Sedangkan konsolidasi personalmenyangkut pembentukan sikap disiplin, etoskerja, dan komitmen pengelola di semua level.

Gebrakan Malik membuahkan hasil.Setidaknya ditandai dengan melonjaknyajumlah mahasiswa. Pamornya kian melambung.UMM kemudian membeli lahan seluas 32hektare di Landungsari pada 1986, denganharga Rp 100 miliar. Di situlah menjulanggedung-gedung Kampus III nan megah, yangdisebut juga Kampus Terpadu UMM.

Pembangunan fisik dan akademik memangmemiliki arti penting bagi percepatanpertumbuhan UMM. Tapi, yang tak kalahstrategisnya adalah membangun citra positif(image building). “Membangun citra memer-lukan pemikiran, strategi, dan harus dirancangagar berimplikasi jauh ke depan. Ini pekerjaanyang jauh lebih berat dan strategis,” kata Malik,yang mendapat gelar Doctor Honoris Causadari Universitas Islam Negeri Jakarta itu.

LOKOMOTIF PERDABANLOKOMOTIF PERDABANLOKOMOTIF PERDABANLOKOMOTIF PERDABANLOKOMOTIF PERDABANMalik senantiasa mengingatkan bahwa

pendidikan memiliki kodrat bergerak ke depan.Ia menyitir ucapan Sayyidina Ali r.a: “Didiklahgenerasimu sesuai dengan zamannya karenamereka adalah anak zaman.” Artinya, jauhsebelum para futurolog kondang lahir padaabad XX, macam Alvin Tofler, Sayyidina Alisudah menegaskan pendidikan selalu terkaitdengan masa depan.

Malik pun selalu mengingatkan agarpimpinan UMM senantiasa menatap ke depan.

NamaNamaNamaNamaNama : Prof. Dr. H. Abdul Malik Fadjar,MSc

Tempat tenggal lahir Tempat tenggal lahir Tempat tenggal lahir Tempat tenggal lahir Tempat tenggal lahir :Magelang, 22 Februari 1939

AyahAyahAyahAyahAyah : Fadjar Martodihardjo (alm)IbuIbuIbuIbuIbu : R.Ng Salamah (alm)IstriIstriIstriIstriIstri : Nur JannahAnakAnakAnakAnakAnak :

1. Nazaruddin Malik2. Iin Nurmarini Malik3. Nurman Setiawan Malik4. Dien Nurmarina Malik5. Nur Himiwan Malik

Pendidikan :Pendidikan :Pendidikan :Pendidikan :Pendidikan :SR Negeri Pangenan, Magelang, 1953PGAN 4 Tahun Magelang, 1957PGAN 6 Tahun Yogyakarta, 1959IAIN Malang (Sarjana Muda), 1972Florida State University (Master of Science),1981

Pekerjaan :Pekerjaan :Pekerjaan :Pekerjaan :Pekerjaan :Sekretaris Fakultas IAIN Sunan AmpelMalang (1972 – 1979)Dosen IAIN Sunan Ampel Malang(1973 – sekarang)Dosen Universitas MuhammadiyahMalang (1976 – sekarang)Dosen Universitas Islam NegeriJakarta (2000 – sekarang)Rektor Universitas MuhammadiyahMalang (1983 – 2000)Rektor Universitas Negeri Surakarta(1992-1997)Dirjen Pembinaan Lembaga AgamaIslam (1996-1998)Menteri Agama (1998-1999)Menteri Pendidikan Nasional (2001-2004)

Perubahan-perubahan diantisipasi dandirespons dengan seksama. Karena itu, saatmasih menjadi rektor, pada awal 1990-an iamenggulirkan jargon UMM sebagai The RealUniversity. Untuk mencapainya, ada tiga halyang dilakukan. Pertama, UMM harusmelahirkan generasi yang siap memainkanperanan dalam seluruh aspek kehidupansecara profesional, yang berpijak padakompetensi keilmuannya. Kedua, melahirkanpenggerak dan pemimpin-pemimpin di semualapisan dan sektor kehidupan, formal maupunnon formal. Ketiga, melahirkan generasi yangmampu menyiapkan peradaban baru.

Sebagai pilar gerakan Muhammadiyah,Malik berharap UMM menjadi pusatpersemaian kader-kader penggerakpersarikatan. Dalam konteks pemikiran,perguruan tinggi ini harus menjadi lahan bagitumbuhnya gagasan-gagasan segar bagikemajuan Muhammadiyah maupun Islam.Sedangkan dalam konteks peradaban, iaberharap UMM menjelma menjadi salah satulokomotif yang ikut mengembalikan kejayaanperadaban Islam.

“Karena itu, UMM harus mampumenampilkan Islam yang bercahaya dan gagahdi tengah percaturan global. Ini harus selaludihayati, dan secara konsisten dilakukanpencerahan. Jika tidak bisa mengantisipasiperubahan, pasti akan gulung tikar,”tandasnya.

Sukses Malik membesarkan UMMmembuatnya dikenal sebagai organisator ulung.Di Muhammadiyah, ia menjadi pengurus inti. Iapernah ditunjuk menjadi Rektor UniversitasMuhammadiyah Surakarta (UMS) untukmemberesi kemelut di sana.

Muhadjir Effendy meneruskankeberhasilan Malik Fadjar membesarkan UMM.

Imam Suprayogo, kader Malik yang lain,memimpin IAIN Malang, yang kemudianmenjadi Universitas Islam Negeri Malang. UMMdan UIN Malang merupakan dua perguruantinggi Islam disegani di Jawa Timur. Maliknampak bahagia melihat dua kadernya sukses.“Biarlah mereka berkompetisi secara sehatdalam kebajikan.”

SAIFUL ANAM dan MUKTI ALI (Malang)

Suasana di perpustakaan UMM. Imam Suprayogo, kepercayaan Malik Fajar di UMM

Foto

-foto

: Muk

ti Al

i/PEN

A

www1

.bpk

pem

abur

.or.i

d

FIGUR 34-37.pmd 8/30/2006, 10:51 AM37

Cyan Magenta Yellow Black

Page 38: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200638

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN KHUSUSKHUSUSKHUSUSKHUSUSKHUSUS

“Fo

to-fo

to: D

ok. G

IM D

epdik

nas

Perhelatan besar digelar 7-9 Agustus lalu.Sejumlah kementerian duduk dalam satupenyelenggaraan berlabel rapatkoordinasi nasional (Rakornas). Bisadikatakan pertemuan nasional terbesar

lantaran melibatkan banyak institusi terkait. YakniKementerian Koordinator Bidang KesejahteraanRakyat, Departemen Dalam Negeri, DepartemenEnergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), DepartemenPendidikan Nasional, Departemen Sosial, DepartemenPekerjaan Umum, dan Badan Koordinasi Nasional.

Tak cuma jajaran penting di institusi plat merah ituyang hadir. Gubernur, bupati, walikota, dan pejabatdinas daerah juga hadir. Sekira 800 peserta Rakornas,tumplek blek di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Rakornas yang dikomandoi Menko Kesramembahas penanggulangan bencana alam dankemiskinan, pemanfaatan bioenergi, dan revitalisasipendidikan. Musibah gempa di Yogyakarta dan gempayang menghantam sepanjang pantai selatan JawaBarat hingga sebagian Jawa Tengah dan Yogyakarta,menjadi perhatian serius. Sedangkan DepartemenESDM membahas bioenergi untuk mengantisipasimelonjaknya harga minyak di pasaran dunia.

Gawe besar Depdiknas adalah konferensi nasionalbertemakan “Revitalisasi Pendidikan untukMencerdaskan Bangsa.” Dalam pidato pembukaan,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memintalayanan pendidikan bisa dibuat murah, terutama bagimasyarakat yang kurang mampu. “Bersamaan denganitu, kemudahan harus diberikan kepada semuakalangan dalam rangka memenuhi hak dasar setiap

warga negara,” kata Presiden.Ada enam pokok bahasan yang dikupas

mendalam melalui sidang-sidang komisi. Yaitu:penyempurnaan Rencana dan Strategi PendidikanNasional (Komisi I), penjaminan mutu melalui ujiannasional (Komisi II), penjaminan mutu melaluipeningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik,kurikulum, dan metode pembelajaran (Komisi III),penjaminan mutu melalui saluran pendidikan bertarafinternasional, peningkatan mutu sarana dan prasarana,pembelajaran berbasis ICT dan TV Edukasi (KomisiIV), sistem seleksi dan pembinaan peserta didikberpotensi kecerdasan dan atau bakat istimewa (KomisiV), serta penuntasan desentralisasi pendidikan jenjangdasar dan menengah, dan pengakuan kelulusanpendidikan keagamaan (Komisi VI).

Revitalisasi pendidikan sendiri bukan sematadirumuskan di lingkungan Depdiknas, melainkan jugamelibatkan departemen terkait. Mengenai JejaringPendidikan Nasional (Jardiknas), misalnya. Depdiknastengah menyiapkan jaringan intranet dan internet,sekaligus database. Dengan sistem baru ini, data bisalangsung di-entry dari tiap kabupaten dan kota. Tentu,program berteknologi informasi ini melibatkan banyakpihak.

“Saat ini sedang dijalankan mengenai data NomorInduk Siswa. Sampai September ini, jaringan sudahmencapai 160 titik dan diharapkan pada Desembernanti sudah mencapai seluruh kabupaten/kota di In-donesia,” kata Gatot Hari Priyowirjanto, Kepala BiroPerencanaan dan Kerjasama Luar Negeri

Berkaitan dengan penggunaan teknologiinformasi, muncul usulan uji coba pembelajaran melaluiinternet. Model pembelajaran begini memang sudahdijalankan di banyak sekolah swasta yangberkemampuan anggaran cukup. Untuk sekolahnegeri, peserta diskusi bisa mencontoh apa yangdilakukan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.

Di Yogyakarta, sejak 1997-1998, telah dijalankanprogram Matching Grant Computer in School. Awalnyaberupa pembangunan 70 ruang komputer dan 140unit printer untuk 70 SMP. Kemudian berlanjut kesambungan internet. Sambungan teknologi informasidan komunikasi ini terhambat karena akses internetsangat lambat sehingga memerlukan perangkat baruyang mampu meningkatkan kecepatan akses informasiini.

Tahun 2003, Pemerintah mengalokasikan danamatching grant bagi 25 SMP. Dana itu untukmembangun jaringan internet nirkabel. Sehinggainternet mampu diakses cepat selama 24 jam penuhtanpa mengganggu komunikasi via telepon.

METODOLOGI UJIANMETODOLOGI UJIANMETODOLOGI UJIANMETODOLOGI UJIANMETODOLOGI UJIANTiap komisi menghadirkan nara sumber penting

yang memang ahli di bidangnya. Mereka adalah ProfDr Ki Supriyoko, Prof Dr Muhammad Surya, Dr AswinSasongko, Prof Yohanes Surya, PhD, dan Prof DrAzyumardi Azra. Sedangkan komando tiap komisi,masing-masing adalah Prof Dr Dodi Nandika, Prof DrMansyur Ramli, Fasli Jalal, PhD, Prof Satryo SumantriBrodjonegoro, Prof Suyanto, PhD, dan Dr BahrulHayat.

Konferensi juga mengundang semua Kepala DinasPendidikan Provinsi dan Kepala Kantor WilayahDepartemen Agama, rektor perguruan tinggi negeridan swasta, anggota DPR, institusi penyelenggara

Konferensi NasionalRevitalisasiPendidikan digelaruntuk menyusunkebijakan pendidikannasional. Banyakusulan ujian nasionalalternatif. Guru didaerah terpencil danbermasalah mintadiperhatikan. Tuntutanrelevansi pendidikandan dunia kerja.

Menanti TuahHAJATAN BESAR

BAHASAN KHUSUS 38-42.pmd 8/30/2006, 10:54 AM38

Cyan Magenta Yellow Black

Page 39: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200639

pendidikan, organisasi profesi, badan independen,dewan pendidikan provinsi, dan kalangan duniausaha.

Pada pembahasan Ujian Nasional peserta diskusisebagian besar sepakat melaksanakan Ujian Nasionaltahun mendatang. Ujian Nasional dipandang sebagaistandar mutu dalam rangka meningkatkan kualitaspendidikan. “Metodologinya perlu dikembangkan lebihlanjut. Pada umumnya banyak yang setuju tentangpelaksanaan UN, tetapi harus ada perbaikan,” kataKi Supriyoko, Ketua Komisi II.

Namun mesti ada evaluasi terhadap pelaksanaanUN selama ini. Komisi juga merekomendasikan agarUN tidak perlu diadakan untuk tingkat SD/MI. Padatingkat SMP/MTs sebaiknya hasil ujian nasional hanyaberupa sertifikasi. Sedangkan ujian nasional di tingkatSMA/MA bisa dipakai untuk melanjutkan pendidikanke perguruan tinggi, juga untuk persyaratan mencaripekerjaan.

Model ujian alternatif itu mengemuka dalampembahasan di komisi. Misalnya, UN perlu dilakukansecara terbuka bagi setiap individu yang inginmenempuhnya. Artinya, tidak semua siswa diwajibkanmengikuti UN.

Usulan alternatif lainnya, UN tingkat SMA/MAbisa memilih mata pelajaran tertentu yang diperlukanuntuk jurusan-jurusan tertentu di perguruan tinggi.

Peserta komisi juga mengusulkan agar ujiannasional digelar lebih dari satu kali dalam setahun.Pasalnya, penerimaan mahasiswa baru di sejumlahuniversitas kini dilakukan setiap semester. UN harusdiselenggarakan oleh lembaga profesional, baikpemerintah maupun nonpemerintah, yang memilikiotoritas dan didukung tenaga profesional.

LOKASI TUGASLOKASI TUGASLOKASI TUGASLOKASI TUGASLOKASI TUGASMengenai peningkatan mutu pendidik, Fasli Jalal,

Ketua Komisi III, kembali menegaskan PeraturanPemerintah (PP) tentang Guru dalam prosespengesahan. Fasli menuturkan terdapat dua sasaranyang mesti dicapai Lembaga Pendidik TenagaKependidikan: sebagai pelaksana pendidikan profesidan pelaksana uji sertifikasi kependidikan.“Persiapannya sampai akhir tahun dan penetapannyadua bulan sebelum akhir tahun,” kata Dirjen MutuPendidik dan Tenaga Kependidikan.

Depdiknas menargetkan bisa mencetak tenagaguru profesional pada 2008. Untuk itu, sekitar 900.000guru yang sudah berpendidikan D-4 dan S-1diwajibkan mengikuti ujian sertikasi pendidik. Ujiansertifikasi menjadi sangat penting lantaran untukmenguji seberapa besar kompetensi guru menguasaisuatu bidang ilmu. “Unsur-unsur penilaian ujiansertifikasi pendidik menyangkut kompetensi pedagogi,kompetensi profesional, kompetensi sosial, dankompetensi kepribadian,” kata Fasli.

Sementara Muhammad Surya, berharapketentuan dalam PP Guru tetap mempertimbangkanpengalaman guru, keahlian, lokasi tugas, jenjangpendidikan dan satuan pendidikan. “Harus dicarimodel yang sesuai sehingga di satu sisi guru tetapdapat menjalankan tugasnya dan di sisi lain guru jugadilayani haknya memperoleh uji sertifikasi pendidik,”kata Ketua PGRI ini.

Gubernur Papua Barnabas Suebu melontarkanusulan agar gaji guru di Papua, khususnya yangbertugas di pedalaman, dinaikkan. “Demikian juga

pangkatnya, dinaikkan secara otomatis,” katanya.Papua sendiri dapat perhatian khusus. Pemasalahanutama pendidikan di sana menyangkut infrastrukturpendidikan.

RELEVANSI DUNIA KERJARELEVANSI DUNIA KERJARELEVANSI DUNIA KERJARELEVANSI DUNIA KERJARELEVANSI DUNIA KERJARumusan sidang komisi itu menjadi rekomendasi

penyusunan kebijakan pendidikan. “Saya betul-betulmerasa terbantu dengan adanya Konferensi Nasionalini. Hasil-hasilnya akan dipergunakan Depdiknas danDepartemen Agama untuk penyempurnaan RenstraPendidikan Nasional,” kata Mendiknas.

Rumusan itu juga ditanggapi positif Menko KesraAburizal Bakrie. Pemerintah daerah tengah menelaahperingkat dan angka pembangunan manusia (HDI/human development index) di daerah masing-masing.“Tujuannya untuk meningkatkan mutu, jumlah,penyebaran, relevansi pendidikan denganmemperhatikan secara seimbang kualitasantarsekolah,” kata Aburizal.

Aburizal juga mengimbau agar pemerintah daerahmulai mendorong dunia usaha untuk ikut bertanggungjawab secara sosial terhadap pendidikan. “Pada saatyang sama upaya pembangunan pendidikandiarahkan pada penguatan relevansi terhadap duniakerja. Sehingga lulusan lembaga pendidikan akanmudah menyesuaikan dengan kebutuhan lapanganpekerjaan,” kata Ical, sapan akrab Aburizal.

Patut diacungi jempol penyelenggaraan konferensinasional yang memakan ongkos miliaran rupiah itu.Yang layak ditunggu adalah rekomendasi hasil sidangkomisi terhadap kebijakan pendidikan nasional.Namun, selang sebulan hingar bingar konferensi diHotel Sahid Jaya, rasanya keburu senyap.

DIPO HANDOKO

Pemerintah daerahtengah menelaahperingkat dan angkapembangunanmanusia (HDI/humandevelopment index)di daerah masing-masing. Untukmeningkatkan mutu,jumlah, penyebaran,relevansi pendidikan

PPPPP

“Sidang Komisi - Menunggu implementasi

BAHASAN KHUSUS 38-42.pmd 8/30/2006, 10:54 AM39

Cyan Magenta Yellow Black

Page 40: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200640

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN KHUSUSKHUSUSKHUSUSKHUSUSKHUSUS

Sepekan sebelum di Hotel Sahid JayaJakarta berlangsung KonferensiNasional Revitalisasi Pendidikan, 7-9Agustus lalu, Yayasan Sampoernamenggelar diskusi kecil di kantornya, di

Gedung Sampoerna Strategic Square, Jalan JenderalSudirman Jakarta. Pembicaranya Prof Dr BambangSoehendro (Ketua Badan Standar NasionalPendidikan), Dr Hj Sylviana Murni, SH, MSi (KepalaDinas Pendidikan Dasar Provinsi DKI Jakarta), danAhmad Rizali (pengamat pendidikan, yang juga KetuaDewan Pembina The Center for the Bettermen ofEducation).

Peserta diskusi bertema Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) hanya belasan orang saja.Sebagian besar wartawan bidang pendidikan.Berbeda dengan konferensi di Hotel Sahid Jaya yangdihadiri lebih dari 800 orang, yang menurut WakilPresiden Jusuf Kalla merupakan pertemuan terbesarselama dua tahun usia Kabinet Indonesia Bersatu.Meski forumnya kecil, diskusi berlangsung gayengdan mengundang partanyaan-pertanyaan kritis.

Bambang Soehendro memaparkan panjang lebarsosok kurikulum baru ini, yang oleh beberapa gurudan siswa sering dipelesetkan dengan logat betawi:“kate espe” alias kurikulum katenye siape. MenurutGuru Besar Universitas Gadjah Mada itu, keluarnyaKTSP yang disahkan Menteri Pendidikan Nasional23 Mei lalu, merupakan amanat UU Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan.

Dalam UU Sisdiknas disebutkan kurikulum baru

harus berbasis kompetensi, disusun oleh sekolah(satuan pendidikan) yang mengacu pada StandarNasional Pendidikan, serta sesuai dengan kebutuhandan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik.Kurikulum 2004 yang juga disebut Kurikulum BerbasisKompetensi (KBK) dan dirancang sebelum UUSisdiknas disahkan, memang sudah memuatkompetensi-kompetensi itu, namun belum tegasmenyatakan harus disusun oleh sekolah. “KTSP padadasarnya penyempurnaan dari KBK,” kata Bambang.

Sementara dalam PP Standar NasionalPendidikan 2005 disebutkan ada delapan standarnasional pendidikan. Yaitu isi, proses, kompetensilulusan, penilaian, sarana prasarana, tenagakependidikan, pembiayaan, dan pengelolaan. KTSPhanya memuat standar isi dan standar kompetensilulusan. Sedangkan proses dan penilaian dilimpahkanke sekolah.

BSNP tengah menyelesaikan standar-standar lainyang belum kelar. Dengan argumentasi itu, Bambangsekaligus menepis tudingan bahwa lahirnya KTSP inibermuatan politis alias ganti menteri ganti kurikulum.“Saya tidak tahu urusan politik-politik itu. KTSP iniamanah dari UU Sisdiknas dan PP Standar NasionalPendidikan,” kilahnya.

Mantan Direktur Jenderal Pendidikan TinggiDepdiknas itu menjelaskan, standar isi memuatkerangka dasar dan struktur kurikulum. Di dalamnyaantara lain mencakup jenis mata pelajaran, alokasiwaktu, standar kompetensi dan kompetensi dasarsetiap mata pelajaran setiap semester. Juga panduanpengembangan kurikulum pada tingkat satuanpendidikan baik yang bersifat umum maupun dalam

Depdiknas dinilaiterlalu asyik membikinkebijakan yang idealdan muluk-muluk,namun kurang sigapdalam implementasi.Kurikulum TingkatSatuan Pendidikanyang berlaku sejaktahun ajaran 2006-2007harus lebih berhasil.Belajar dari kegagalankurikulum masa lalu.

Sinyal Sebelum Masuk Kotak“

Alfia

n/Do

k. PE

NA

BAHASAN KHUSUS 38-42.pmd 8/30/2006, 10:54 AM40

Cyan Magenta Yellow Black

Page 41: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200641

bentuk silabus setiap mata pelajaran.Sedangkan standar kompetensi lulusanmencakup kompetensi yang diharapkan dariseorang siswa setelah menyelesaikan satuanpendidikan tertentu, meliputi domainpengetahuan, keterampilan, dan sikap.

PENGEMBANGAN SILABUSPENGEMBANGAN SILABUSPENGEMBANGAN SILABUSPENGEMBANGAN SILABUSPENGEMBANGAN SILABUSKTSP menuntut setiap sekolah

mengembangkan kurikulumnya sendiri. Dalamkurikulum itu, ujar Bambang, sekurang-kurangnya harus mengembangkan empat hal.Yaitu perumusan tujuan pendidikan yangmengacu pada standar kompetensi lulusan,kompetensi dasar setiap mata pelajaran,kalender pendidikan atau alokasi waktu, dansilabus setiap mata pelajaran.

Silabus merupakan penjabaran dari standarkompetensi dan kompetensi dasar setiap matapelajaran. Di dalamnya harus memuat materiapa saja yang diajarkan, kompetensi apa yangdiharapkan dari peserta didik pada satuanpendidikan tertentu dari setiap mata pelajarandalam rentang semester, indikator-indikatorpencapaiannya, penentuan alokasi waktusecara rinci, sumber belajar yang digunakan(guru, buku, internet, dan lain-lain), dan metodepembelajarannya harus berpusat pada peserta

Pada Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan, guruberperan ganda sebagaiperancang sekaligus penyaji.Koki sekaligus pelayan.

“Sylviana Murni dan Bambang Soehendro (kiri). Ahmad Rizali (kanan)

Foto

-foto

: Sa

iful A

nam

/PEN

A

Masalahnya, bagaimana kesiapan gurumaupun birokrat pendidikan? Hal ini di mataRizali kondisinya sangat menyedihkan. Dalamkonteks birokrasi pendidikan, setelahberlakunya otonomi daerah Depdiknas tidakpunya kepanjangan tangan lagi di daerah.Sebab Dinas Pendidikan berada di bawahgubernur atau bupati dan walikota. Satu-satunya institusi yang masih menjadi wakilnyaadalah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan(LPMP). “Tapi, maaf kalau saya katakan kitatidak bisa berharap banyak dari mereka. Outof date,” tegas Rizali.

Begitu pula kesiapan guru-guru, secarakualifikasi masih jauh dari memadai,kesejahterannya pun sangat memprihatinkan.Akibat ketidaksiapan mereka itu, wajar kalausaat Rizali melihat ke lapangan, seringmenjumpai sekolah yang masih menggunakanKurikulum 1975. Pembelajaran berlangsungapa adanya. Mereka tidak paham kurikulumbaru. Hal ini karena lemahnya sosialisasi dankegiatan pelatihan sering dijadikan ajangproyek.

Yang juga membuat Rizali prihatin, meskikurikulum dibikin sedemikian rupa, namun gurusulit melaksanakan lantaran dituntut mencapaitarget agar anak-anaknya lulus ujian nasional.

didik. “Silabus ini sekadar model acuan. Kitatidak mengharapkan sekolah menggunakanbegitu saja secara mentah-mentah, “ ujarBambang.

Terkait metode pembelajaran berpusatsiswa ini, dulu dikenal dengan nama StudentActive Learning (SAL) atau Cara Belajar SiswaAktif (CBSA). Sekarang dengan substansi yangmirip, memakai istilah PAKEM (PembelajaranAktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) ataupembelajaran konteks (Contextual Teachingand Learning/CTL).

LEMAH IMPLEMENTASILEMAH IMPLEMENTASILEMAH IMPLEMENTASILEMAH IMPLEMENTASILEMAH IMPLEMENTASIAhmad Rizali melukiskan kurikulum seperti

menu makanan. Berbeda dari sebelumnya guruhanya sebatas sebagai penyaji lantarankurikulum sepenuhnya dibikin Pusat Kurikulum.Pada KTSP ini guru berperan ganda sebagaiperancang sekaligus penyaji. “Jadi kokisekaligus pelayan,” katanya.

Akibatnya, guru lebih fokus pada mata pelajaranyang diujikan secara nasional daripadaberjibaku mengembangkan KTSP.

Pendapat Rizali itu diamini Sylviana Murni.Sebagai orang yang bertanggungjawabterhadap penyelenggaraan pendidikan SD danSMP di DKI Jakarta, Sylvi mengaku mendapattekanan berat dari publik agar siswa-siswanyalulus. Jika tidak lulus ujian nasional, akan dicaptidak becus bekerja. Kondisi seperti itu jugamenjalar ke kepala sekolah dan guru-guru.

Dari sisi kesiapan melaksanakan KTSP,Sylvi menyatakan sudah siap. Apalagi DKIdidukung dana dan fasilitas yang memadai,dan diharapkan menjadi percontohan nasional.Namun kesiapan itu harus dengan catatan,terutama dari sisi kemampuan guru-gurunya,karena mereka yang harus mengembangkansilabus. Pasalnya, saat ini sebagian guru SD

dan SMP di DKI Jakarta masih belum berijazahS-1.

Dari 23.938 guru SD di DKI, yang berijazahS-1 baru 4.568 orang. Sedangkan dari 10.442guru SMP, hanya 6.912 orang bergelar sarjana.Maka, lanjut Sylvi, jurus yang dilakukan adalahmemberikan beasiswa agar yang belum sarjanamelanjutkan ke S-1. “Namun kemampuanmemberikan beasiswa ini terbatas. Tahun inibaru sekitar 500 orang,” katanya.

Dalam pandangan Rizali, jika kondisi DKIsaja masih seperti itu, bisa dibayangkan daerah-

daerah lain kayak apa. “Pasti jauh lebihmenyedihkan,” kata mantan Direktur Al-KautsarBoarding School Sukabumi, Jawa Barat, 1995-2002 itu. Ia minta Depdiknas memikirkan seriusimplementasinya, yang seribu kali lebih sulitdibanding membincangkan di atas kertas.

Kini tinggal bergantung Depdiknas. Jikaperangkat birokrasi dan guru tidak segeradiurusi, KTSP tidak akan jalan. Hanya akanmasuk dokumen sejarah. Anak-anak kita kelakhanya akan mengenang bahwa kita pernahmemiliki KTSP yang bagus, namun hasilsignifikan peningkatan mutu pendidikan tidakjelas. “Ini pula yang terjadi pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, yang sangat lemahdalam implementasi. Mestinya kita harus belajardari pengalaman yang sudah-sudah,” kataRizali.

SAIFUL ANAMPPPPP

BAHASAN KHUSUS 38-42.pmd 8/30/2006, 10:54 AM41

Cyan Magenta Yellow Black

Page 42: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200642

BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN BAHASAN KHUSUSKHUSUSKHUSUSKHUSUSKHUSUS

Bekerja di Departemen PendidikanNasional, baik sebagai pegawai biasamaupun pejabat, belum tentu enak, lho.Memang, boleh jadi, duit sepertinya takpernah jeda, terus mengalir ke kantong,

entah diperoleh secara resmi maupun tidak. Tapi kalaukantor tempat bekerja dari tahun ke tahun selalumenyandang predikat sebagai departemen terkorup,apa ya enak. Secara manusiawi pasti gerah dan deg-degan juga.

Kegalauan seperti itu dirasakan pula Prof Dr. Ir.Dodi Nandika MS, Sekretaris Jenderal Depdiknas.“Malu rasanya selalu dicap sebagai departementerkorup nomor dua setelah Departemen Agama.Apalagi Depdiknas –dan terutama DepartemenAgama– sarat dengan ajaran nilai-nilai moral. Lho, kokkorupsinya paling gede,” ujar Dodi, yang juga GuruBesar Institut Pertanian Bogor itu.

Depdiknas lantas mengambil langkah-langkahserius untuk menghapus predikat hitam tersebut.Sistem pengawasan internal diperketat, laporankeuangan diperbaiki, temuan penyimpanganditindaklanjuti, pemberlakuan laporan akuntansisesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia (SAI).Apalagi, hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden

Nomor 5 Tahun 2004 tentang PercepatanPemberantasan KKN. Lagipula, pemberantasankorupsi itu amanat Rencana Strategis (Renstra) danmerupakan pilar ketiga program Depdiknas, yaitumenciptakan good governance dan pencitraan publik.

Selain langkah-langkah di atas, membaiknyakinerja Depdiknas juga tak lepas dari keluarnyaPermendiknas Nomor 11 Tahun 2006 tentang LaporanAkuntabilitas Kinerja. “Pertama dalam sejarah adaPermen yang mengatur laporan setiap pejabat eselonI setiap bulan,” kata Dodi. Dodi sendiri selaku Sekjensetiap empat bulan sekali harus merangkum semualaporan dirjen untuk disampaikan ke Mendiknas. “Padaakhir tahun harus ada laporan kinerja setahun terakhirkepada menteri,” tambahnya.

Menurut Dodi, urgensi membenahi borok KKN diDepdiknas secara serius itu lantaran sejumlah alasan.Pertama, ia merupakan departemen terbesar danmendapat kucuran anggaran paling banyak. Kedua,keberadaan departemen ini secara eksplisit tertuangdalam amanah UUD 1945. Ketiga, pendidikanmerupakan sektor yang sangat strategis lantaranmenjadi instrumen bagi semua bangsa di dunia,termasuk Indonesia, untuk membawa kemajuan.

Berbagai gebrakan itu akhirnya membuahkan hasil.Dalam rapat kabinet untuk mengevaluasi kinerja se-mester pertama belum lama ini, Depdiknas dinyatakansebagai salah satu departemen yang meraih predikatSAI terbaik dan daya serap anggarannya tertinggi.

Kecilnya daya serap anggaran oleh departemenlain itu membuat prihatin Menteri Keuangan Sri Mulyani.Ia menuding panjangnya proses politik yang harusdilalui pemerintah dalam pembahasan anggarandengan DPR menjadi salah satu penyebab.Pembahasan anggaran di DPR yang terlalu mendetail,membuat departemen dan lembaga nondepartemenkehabisan waktu untuk melaksanakan proyek yangsudah ditetapkan.

Sri Mulyani menyebut tiga departemen yangpenyerapan anggarannya hanya 10% dari APBN 2006sampai pertengahan tahun ini, yaitu DepartemenKehutanan, Departemen Energi dan Sumberdaya Min-eral, dan Departemen Perdagangan (Kompas, 10Agustus 2006).

Beruntung, daya serap anggaran Depdiknassampai awal bulan lalu sudah sekitar 51%. Dodioptimistis, sampai akhir tahun ini daya serap anggaranDepdiknas lebih dari 98 %. “Jika tidak terserap kansayang. Selain program-program yang dibuat tidakterealisasi, roda ekonomi juga tidak berputar. Apalagidi Depdiknas banyak dipenuhi dana block grant, makatingginya penyerapan ini berpengaruh signifikanterhadap perputaran roda ekonomi di masyarakatbawah,” kata Dodi yang juga dikenal sebagai ahli rayapitu.

Sukses meraih SAI terbaik itu hanya langkah awalsaja untuk menjadikan Depdiknas bebas korupsi. KataDodi, jika Depdiknas yang mendapat jatah anggaranterbesar itu bisa menjadi departemen terbersih, makatingkat korupsi Indonesia pasti akan jauh berkurang.Tentu, tekad itu masih harus dibuktikan lantarandipastikan melewati jalan penuh liku.

SAIFUL ANAM

DepartemenPendidikan Nasionalsukses meraihpredikat StandarAkuntansi Indonesia(SAI) terbaik dantingkat penyerapananggaran palingtinggi. Bertekadbebas korupsi.

Standar AkuntasiTerbaik

PPPPP

“Do

k. GI

M D

epdik

nas

Diaudit - Penggunaan dana Depdiknas untuk perbaikan gedung-gedung sekolah

BAHASAN KHUSUS 38-42.pmd 8/30/2006, 10:54 AM42

Cyan Magenta Yellow Black

Page 43: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200643

INTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONAL

Sungguh tak mudah menjadimenteri pendidikan, palingtidak itulah yang terjadi diKorea Selatan sana. Tigapekan ini, negeri yang kerap

dijuluki sebagai macan industri baru Asiaini tak punya menteri pendidikan. KimByong-Joon, yang baru diangkat akhirJuli lalu, harus lengser pekan keduaAgustus ini. Hingga akhir Agustus ini,belum ditemukan penggantinya.

Kim Byong-joon, salah satuprofesor yang cukup tenar di negerisemenanjung itu, menjabat kurangdari tiga pekan. Ia naik ke tahtamenteri karena pejabatsebelumnya harus lengsermenyusul terjadinya keracunanyang menimpa lebih dari 3.000murid.

Kim, yang dikenal sebagaisosok yang punya hubunganmendalam dengan PresidenRoh Moo-hyun, naik jadimenteri. Tapi hanya sebentar.Sang Menteri harus lengserkarena dinilai punya dosa

Kurang dari tiga pekanmenjabat, MenteriPendidikan Korea Selatanharus meletakkanjabatannya.

Pena Pendidikan September 200643

The

Seou

l Tim

es

INTERNASIONAL 43-45.pmd 8/30/2006, 10:55 AM43

Cyan Magenta Yellow Black

Page 44: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200644

INTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONAL

besar di bidang akademik: plagiat. Sebuah hasilpenelitian ia muat berulang-ulang dengan namadan judul berbeda, demi mendapatkan danariset

‘’Dosa’’ Kim Byong-joon sebenarnyasudah terbenam bertahun-tahun di laci kampus.Artikel yang membuat ia dituduh sebagaiplagiator juga sudah dimuat, 5-8 tahun lalu.Bahkan ada yang sudah 19 tahun.

Tapi, baru kali ini, setelah ia diangkatmenjadi Menteri Pendidikan, tindakannyadimasalahkan. Dalam bahasa guru sastra kita,Kim terpaksa menelan pil pahit pepatah:semakin tinggi pohon, goyangnya semakinkencang.

Koran Korea Times selama dua pekanberturut-turut menulis dosa-dosa Kim. Intinya,Kim dituduh menjiplak karyanya, untuk dimuatlagi pada kesempatan lain. Karya bermasalahitu nongol pada Agustus 1998, di sebuah jurnal

Kim Byong-joon merupakan sosokkepercayaan Presiden Roh. Maretlalu, tatkala ada perombakan

kabinet, ia menjadi calon kuat perdanamenteri. Namanya beredar luas, disebut diberbagai koran sebagai kandidat unggulan.Demi keseimbangan politik akhirnya HanMyeong-sook, anggota DPR dari kelompokpendukungnya, Partai Uri, yang terpilih.

Tapi, itu tak mengubah penilaian bahwaKim adalah betul-betul orang ‘’lingkaransatu’’ sang Presiden. Ia memang dekatdengan Korea-1 sejak 1993, tatkala Rohtersingkir dalam pemilihan presiden. Ketikaitu, Kim diundang untuk memberi ceramah

tatkala ia menjadi guru besar di UniversitasKookmin. Karya tulis itu diaku sebagai hasilriset bersama dengan Asosiasi Ilmu PolitikWilayah Korea.

Anehnya, setahun kemudian karya tulis itunongol lagi di jurnal berbeda. Kali ini artikel itudinyatakan sebagai hasil riset Profesor Kimbersama Lembaga Riset Ilmu Sosial Universi-

tas Kookmin. Bedanya, yang pertama dimuatdengan huruf China, yang kedua dengan abjadKorea.

Masalahnya, dua hasil riset itu dibiayaidengan dana yang berbeda. Pada 1995,Yayasan Riset Korea menganggarkan 12 jutawon (sekitar Rp 110 juta) untuk Profesor Kim,guna membuat penelitian mengenai otonomidaerah, selama dua tahun. Hasil risetnya itulahyang nongol dalam jurnal ilmiah pada Agustus1998.

Pada Agustus 1999, Profesor Kim, bersamadua guru besar sejawatnya kembalimendapatkan dana riset sebesar 270 juta won(Rp 2 milyar lebih), kali ini dengan nama proyek‘’BK 21’’. BK 21 adalah kependekan dari‘’Brain Korea 21’’, proyek ambisius untukmencerdaskan bangsa Korea menyongsongtahun 2100. Proyek itu lamanya tiga tahun.Duit dikucurkan berdasar termin. Untukmendapatkan kucuran dana, peneliti harusmemaparkan hasil risetnya lebih dulu.

Pada Desember 1999, Profesor Kimmenyiarkan ulang artikelnya pada 1998, agarpada 1999 ia dan timnya mendapat dana. To-tal selama tiga tahun, Kim dan dua sejawatnyamengaku sudah membuat delapan karya ilmiahdan tiga buku.

Tak hanya itu rupanya. Penelitian lebihrinci menemukan bahwa pada 2001, ProfesorKim melakukan hal sama untuk karya berbeda.Tulisan mengenai reformasi sistempemerintahan dimuat di dua jurnal, diakuseolah-olah sebagai dua penelitian.

Artikel mengenai reformasi administrasi diNew Zealand, dimuat dua kali pada 1998 dan1999. Pada 1987, Profesor Kim membuat artikelmengenai penataan kembali pembangunankota. Naskahnya punya kemiripan besardengan skripsi mahasiswanya.

Terhadap berbagai pengulangan itu, Kimmerasa dirinya tidak berdosa. Ia menilai, yangterjadi sebetulnya kesalahan pengirimannaskah oleh stafnya, bukan menggandakanpenelitian, atau ulah culas. ‘’Semua tuduhan

mengenai reformasi pemerintahan.Pertemuan itu membuatnya terkesan: Roh

adalah tokoh yang tak pelit menerapkantatanan baru, demi pemerintahan yang efisien.Tatkala Roh berkampanye menjadi Presiden,pada 2002, Kim diangkat menjadi penasi-hatnya. Ia meninggalkan kampusnya, Univer-sitas Kookmin, untuk sementara waktu.

Setelah Roh berhasil menduduki kantorkepresidenan Cheong Wa Dae, Kim ditunjuksebagai Kepala Sekretaris Presiden untukKebijakan Nasional. Salah satu aturan yang iahasilkan adalah regulasi yang menghalangipengembang agar jangan cuma jadi spekulantanah. Aturan ini, sayangnya dinilai gagal, baik

oleh partai oposisi maupun partai pendu-kungnya.

Sampailah kemudian Sang Presidenmenunjuk Kim sebagai Menteri Pendidikan,12 Juli lalu. Sewaktu namanya disebut, buru-buru para politisi langsung bersuara: Rohakan mengulangi kegagalannya di bidangreal estate. Itu masih dianggap sebagai anginlalu oleh Kim dan Presiden. Pukulan yangmembuatnya terhuyung sehingga harusmenyingkir dari gelanggang adalah tuduhanplagiat, serta berbagai ulah culas lain.

Kali ini Kim tak bisa membantah. Ia harusmenyingkir dari kursi kementerian, pos yangbaru diemban selama 18 hari.

Uri Minta Pergi

‘’Dosa’’ Kim Byong-joonsebenarnya sudah terbenambertahun-tahun di laci kampus.

The

Seou

l Tim

es

“INTERNASIONAL 43-45.pmd 8/30/2006, 10:55 AM44

Cyan Magenta Yellow Black

Page 45: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200645

Pertengahan Juni lalu tersiar kabar, sejumlah anak sekolahdi Seoul dan Provinsi Gyeonggi sakit perut, diare, ataukram usus. Setelah data dikumpulkan, ternyata jumlahnya

luar biasa. Mula-mula terkumpul 1.700 nama, lalu akhirnya menjadi3.043anak, dari 25 sekolah. Sebanyak 2.889 murid segerasembuh. Sisanya harus dirawat di rumah sakit. InvestigasiDepartemen Pendidikan dan kepolisian menunjukkan, anak-anakitu keracunan makanan yang dijual di kantin sekolah.

Departemen Kesehatan langsung menutup kafetaria dibelasan sekolah yang dinilai tidak memenuhi standar kesehatan.Namun, persoalan ternyata tidak hanya pada kotornya warung.Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa para pemasokmakanan untuk sekolah ternyata tidak diawasi dengan baik.Kebersihan mereka, juga bahan-bahan yang mereka sajikan,tidak dipantau dengan baik.

Tragedi yang menimpa para murid ini, bila terjadi di Indone-sia, barangkali akan berlalu begitu saja. Di Korea Selatan,situasinya berbeda. Menteri Pendidikan merasabertanggungjawab. “Saya merasa bersalah atas tragedi ini.Dengan sepenuh hati, saya menyampaikan permintaan maaf,’’kata Menteri Pendidikan Kim Jin-pyo. Ia tidak ingin peristiwa inimenjadi beban politik bagi Presiden Roh Moo-hyun. Ia punmengajukan permintaan mundur.

Permintaan itu disetujui. Pada 3 Juli, Presiden Roh Moo-hyun mengganti empat menterinya, termasuk Menteri Pendidikan.Ia digantikan Kim Byung-joon, penasihat kepercayaannya.Pergantian ini diharapkan bisa kembali menaikkan popularitasPresiden Roh.

Singgasana Presiden Roh memang tengah membara.Pemilihan umum lokal yang baru saja selesai digelar menunjukkanbahwa popularitas Sang Presiden tengah menukik tajam. Dari16 posisi kunci tingkat regional, 12 diraih oposisi, Partai NasionalRaya. Kekalahan ini membuat Presiden Roh berseteru denganpendukungnya, Partai Uri, mengenai siapa yang jadi biangkekalahan ini. Mereka saling menyalahkan. Keadaan menegang.

Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, Presidenmerombak kabinetnya. Menteri Keuangan, Menteri Anggaran,Komisioner Pajak, serta Menteri Pendidikan, dicopot. Dalam halmenunjuk Menteri Pendidikan yang baru, Presiden Roh salah.Kurang dari tiga pekan ia menjabat. Setelah itu, ia mundur lagi.

Kim Byong-joon apes saja. Sebetulnya praktek menyontekkarya ilmiah orang lain hal biasa di lingkungan akademis di

Korea Selatan. Koran Korea Times, edisi 31 Juli 2006 menulis,para peneliti sering mengutip karya orang lain secara sembarangan.

Catatan kaki juga dibuat ngawur. Namun, praktek semacamitu biasanya tak mendatangkan masalah, karena sudah jadipraktek umum. Baru kalau si penulis mendapat posisi strategis,karya tulisnya disoal.

bahwa saya seorang plagiatoradalah tidak berdasar,’’ katanya,seusai bertemu anggota DPRKorea Selatan, akhir Juli lalu.Dalam sistem ketatanegaraannegeri ginseng, pengangkatanmenteri harus disetujui parlemenlebih dulu.

Khusus untuk karya 1987mengenai penataan kembalipembangunan kota, Kim menya-takan, karyanya memang miripdengan hasil mahasiswanya. ‘’Itukarena mahasiswa saya mencon-tek tulisan saya,’’ kata ProfesorKim.

Namun, apa mau dikata,semua pembelaan Profesor Kimtidak bisa diterima. Ia bahkanmenjadi bulan-bulanan parapolitisi, kalangan pendidikan, danmedia. Asosiasi Profesor untukMasyarakat Demokratis, organi-sasi guru besar antar-universitasyang dikenal berpikiran progresif,mendesak Kim untuk mundur.

Partai Nasional Raya, kelom-pok oposisi, bahkan menilai

pengangkatan Kim sama sekalitidak masuk akal. Amat janggal,dalam pandangan oposisi, seorangmenteri pendidikan adalahseorang plagiat. Partai Uri,kelompok politik pendukungpemerintah, juga mendesak Kimuntuk mundur.

Tak ada pilihan lain. Sangprofesor pun lengser, kurang daritiga pekan setelah namanyadisebut sebagai menteri pendidi-kan. Di saat pemerintahan tinggal1,5 tahun, dengan popularitasyang terus menurun, Presiden Rohharus merelakan lengsernya sangpembantu.

Hingga akhir Agustus ini, Pre-siden Roh belum berhasil menun-juk menteri baru. Tiga kandidatyang sudah dikontak, semuanyamenolak. Mereka risau bila masalalunya, termasuk karya-karyailmiahnya, dipelototi lagi. Maklum,etika penulisan belum dijunjungtinggi di Korea Selatan.

IWAN QODAR HIMAWAN/

[email protected]

Praktek umum

Mundur Karena Racun

Presiden Roh-Moo-hyun

The

Hank

yore

h.

PPPPP

PPPPP

PPPPP

The

Seou

l Tim

es

INTERNASIONAL 43-45.pmd 8/30/2006, 10:55 AM45

Cyan Magenta Yellow Black

Page 46: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200646

INTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONALINTERNASIONAL

Bumi wisata Loppiano, Provinsi Florence,Italia, sungguh ideal sebagai tempatberkemah. Tempatnya nyaman.Medannya berbukit dengan rumput yangdicukur rapih. Ada suara gemericik air.

Di hamparan, pohon zaitun yang tak pernahkekurangan gizi, kokoh berdiri.

Lokasinya juga gampang dijangkau. Dari Romagampang sekali dijangkau, baik dengan kereta apimaupun mobil. Jika naik kereta api dari Roma, pilihjurusan Milan dan berhentilah di stasiun IncisaValdarno. Bila mengendarai mobil, dari Roma langsungmasuk tol, keluar di pintu Incisa Valdarno.

Selama lebih dari sepekan, 6-14 Agustus 2006lalu, Loppiano menjadi tempat bersua bagi sekitar5.000 anak muda anggota kepanduan se-Eropa.Mereka mengikuti ‘’Rover Way Camp.’’ Para Pramukaini disebar di sepuluh lokasi, yang jaraknya masing-masing 1,5 kilometer. Ada yang tinggal di tenda. Namunada pula yang memilih tidur di rumah-rumah kecil.Sesekali, mereka berkumpul di bangunan utama:sebuah gedung yang mampu menampung 8.000 kursi,dilengkapi fasilitas musik serba canggih.

Suasana penuh emosi mengiringi acarapenutupan. Tatkala bendera utama digulung, parapeserta jambore saling berpelukan. Beberapa diantaranya menangis. Sesaat kemudian merekamenyerahkan bendera regunya ke panitia. Benderaitu akan digabung bersama barang-barang lain, untuk

selanjutnya dikapalkan ke Lebanon dan Israel, sebagaiwujud solidaritas bagi anggota pramuka di dua negaraitu yang harus menderita akibat peperangan.

‘’Pramuka harus berani menunjukkan sikapnyapeduli pada perdamaian,’’ kata Sekretaris JenderalAsosiasi Gerakan Pramuka Dunia (World Associationof Scout Movement), Dr Eduardo Massini. Membuatdunia damai, kata dokter spesialis penyakit tropis ini,tampak sebagai sesuatu tak mungkin dewasa ini. Tapiia mengingatkan salah satu ajaran utama mendiangLord Baden Powell, perintis utama gerakan pramuka.Salah satu cara berpikir pramuka adalah beranimengubah yang ‘’impossible’’ menjadi ‘’possible’’.

Perkemahan itu mengambil tema ‘’dare to share –berani untuk berbagi’’. Panitia menerjemahkan temaitu secara luas. Termasuk, berani untuk berbagidengan sohib pramuka di Israel dan Lebanon yangdilimbung konflik. Tema itu menjadi bahasan utamadalam diskusi. Antara lain diputuskan, para pramukaEropa akan mengirim bantuan serta bendera solidaritas,yang dikirim bersamaan dengan bantuan dari PBBdan pemerintah Italia. “Perdamaian adalah kebutuhankita semua,” kata Massini.

Sebagai sekretaris jenderal, Massini bisadikatakan ekstra-sibuk. Jadwal bepergiannya ke luarnegeri lumayan padat. Saat ini, misalnya, ia sudahdisibukkan kegiatan jambore dunia yang rencananyaberlangsung di Inggris, tahun depan. Pada 2007 jugarencananya berlang-sung pertemuan antar-pandu

Tak Cukup Hanya Seabad

Gerakanmenghidupkankembali gerakankepanduan bergemadi seluruh dunia.Lemahnya sumberdaya, pendanaan danminimnya dukunganpemerintah membuatloyo. Perlu kegiatanmenantang sepertimendaki gunung,panjat tebing, naiksepeda, danberpetualang

“Fo

to-fo

to :

www.

scou

t.org

INTERNASIONAL 46-47.pmd 8/30/2006, 10:57 AM46

Cyan Magenta Yellow Black

Page 47: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200647

sedunia di Kaohsiung, Taiwan. Pertemuan inirencananya membahas peran pramuka dalamhubungan antar-agama.

Di luar berbagai acara yang sifatnyamembutuhkan jumpa darat, Massini juga harusmengatur jambore dalam bentuk lain. Seiringkemajuan teknologi, kini juga ada Jamboreeon The Air (JOTA) dan Jamboree on TheInternet (JOTI).

Tanpa menyesuaikan diri dengankemajuan jaman, pramuka memang akankeropos digerogoti jaman. Atmosfer inilah yangselalu melingkupi suasana pertemuan pramukainternasional, di mana pun. Dalam KonferensiInternasional Pramuka di Yunani, pada 2002,misalnya. Forum konferensi mengritik secarahalus dengan menyebutkan bahwa “Pramukasebetulnya memiliki kesempatan untukmemengaruhi masyarakat. Namun sebagianbesar belum menggunakan peluang itudengan baik.”

Pramuka di sejumlah negara sudahmenyesuaikan kegiatannya dengan persoalanmasyarakat. Di Mesir, pemerintah direpotkanoleh eksploitasi buruh anak. Pramukasetempat pun menggalang kampanye besar-besaran untuk menangkisnya. Pramukanegara-negara Arab dan Eropa mempunyaiproyek bersama: menggalang kesadaran akanpentingnya perdamaian. Kedua kegiatan ituoleh World Association of Scout Movement,induk organisasi pandu sedunia, dinilaiberhasil.

Agar berbagai kegiatan pramuka terusbergema, serta pramuka tak ditinggalkan anak-anak muda, berbagai strategi dirumuskan.Salah satu caranya adalah yang dikemukakanEduardo Massini, dalam pertemuan pramukase-Afrika, pada September 2004 di Mauritius,beberapa bulan setelah terpilih menjadisekretaris jenderal. Di depan forum iamengatakan, komunikasi antara pramukadengan pihak luar harus berjalan denganintensif. Untuk itu, Massini sudah merumuskanprogram kampanye agar pramuka takditinggalkan dunia. “Saya berkampanye agaranak-anak muda terus mendukung kegiatanpramuka,” katanya.

Jumlah anggota pramuka sebenarnyalumayan banyak. Menurut data WASM, 28 jutaanak muda sekarang ini menjadi anggotanya.Di sejumlah negara, pramuka sudah suksesmenyesuaikan diri dengan keadaan jaman. DiHong Kong, misalnya. Pramuka di negeri ituikut terlibat aktif dalam menyisir pemakaian pro-gram bodong di internet, serta pelanggaran hakcipta (Lihat: PENA Pendidikan, edisi Agustus).Di Amerika, pramuka juga ikut menanganidampak badai katrina, New Orleans.

Tapi, harus diakui, masih banyak hal lainyang bisa dilakukan korps coklat-coklat itu.Dalam hasil analisis yang dilakukan WASM,loyonya kegiatan pramuka di sejumlah negarabiasanya disebabkan kurangnya dukunganpemerintah, minimnya sumber dana, sertakurangnya sumber daya pengelola.

Tiga persoalan besar itulah yang diakuiMassini menghinggapi gerakan kepanduan,sebuah organisasi yang tepat berusia seabad,Agustus tahun depan. “Kalau kita ingin suarapramuka didengar, kalau kita ingin pramukadiakui, kita harus meningkatkan kinerja kita.Juga meningkatkan komunikasi kita denganpihak luar,” kata Massini.

Sebuah pekerjaan rumah yang cukuppelik.

IWAN QODAR HIMAWAN/[email protected]

Eduardo Massini tak pernahmembayangkan ia menjadisekretaris jenderal organisasi

kepanduan dunia, World Association ofScout Movement. Kisah hidupnya berubahtatkala pada akhir 2003, seorang kolegayang bekerja di UNICEF menghubunginyavia surat elektronik. Ia menanyakanapakah Massini tertarik menjadi sekretarisjenderal organisasi kepanduan dunia.“Saya jawab, kalau ini bukan surat sampah,saya merasa terhormat. Saya lalumengirimkan daftar riwayat hidup.”

Lama tak ada kabar, sampai tiga bulanberikutnya ia dikontak perusahaan

pemburu eksekutif (head hunter). Massinidikabari bahwa dirinya menjadi 1 dari 105kandidat sekretaris jenderal. Setelah itu,serangkaian tes dijalani selama sebulan. “Sayatidak pernah melamar. Akhirnya saya terpilih,”katanya.

Massini, 51 tahun, menggantikan DrJacques Moreillon, dari Swiss, yang duduk diposnya sejak 1988. Massini dilantik menjadianggota pramuka pada 1965. Ia anggotaPramuka Katholik Italia. Massini adalah dosendi sekolah manajemen yang prestisius di Italia,Sekolah Manajemen Universitas Bocconi,Milan. Ia mengajar manajemen kerjasamapembangunan dan strategi kesehatan global.

Ia juga pernah menjadi pejabat pemerintahItalia untuk menangani kerjasamakesehatan di sub-Sahara, Afrika.

Membuat pramuka lebih hidup, itulahtantangan besarnya. Salah satu yang akandiperbaiki adalah metode rekrutmen. Darihasil analisis kekuatan, kelemahan,kesempatan, dan ancaman (SWOT)terhadap gerakan kepanduan, dihasilkanrekomendasi hendaknya anak-anak mudaditawari dengan kegiatan yang menarik.Seperti mendaki gunung, memanjat tebing,naik sepeda, atau berpetualang. Setelahitu, nilai kepanduan baru diberikan secarapelan-pelan.

Lewat Head Hunter

Tatkala gerakan kepanduan diEropa menutup jamborenya, diBumi Perkemahan Mashudi,

Kiarapayung Jatinangor, Sumedang,Jawa Barat, organisasi Praja Muda Karana(Pramuka) tengah mengawali kegiatanperkemahan nasionalnya. Di situlahPresiden Susilo Bambang Yudhoyonomencanangkan perlunya revitalisasikegiatan pramuka.

Presiden melihat minat kaum mudauntuk mengikuti kegiatan pramuka terusmenurun. “Harus dibuat metode danbentuk kegiatan yang sesuai denganperkembangan anak-anak mudasekarang,” kata Presiden.

Kegiatan pramuka di Indonesiamemang tengah memasuki masa suram.Di berbagai sekolah yang membebaskanmuridnya memilih kesertaannya dalamkegiatan pramuka, jumlah pesertanya daritahun ke tahun cenderung menurun. Ituantara lain terungkap di milis ambalan yangdikelola alumni pramuka SMA 1 Yogya.

Di masa lalu, jumlah anggota korpscoklat-coklat pernah berjaya tatkalaorganisasi kepanduan wajib diikuti parasiswa. Anda tentu masih ingat, tatkala dimasa SD harus datang ke sekolah denganseragam pramuka sambil membawasebatang tongkat bambu dan seutas tali.Satuan karya (saka) juga bermunculan,seperti saka bhayangkara (kepolisian),saka bahari (kelautan), dan saka wana(kehutanan).

Kini, kegiatan pramuka tengahmeredup. Gugus Depan yang dulubermunculan di kampung-kampung,hampir tak ada lagi. Pramuka, kataPresiden, harus memperbaiki kegiatannyaagar makin menarik kaum muda. Pramukamempunyai peluang besar untuk itu.

MenghidupkanSi Coklat

PPPPP

PPPPP

PPPPP

INTERNASIONAL 46-47.pmd 8/30/2006, 10:57 AM47

Cyan Magenta Yellow Black

Page 48: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200648

PERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWA

“Bu

di Ku

rniaw

an/P

ENA

Masih hangat dalam ingatan kalaMenteri Penerangan Harmokomenggulirkan kebijakan agar semuatayangan televisi berbahasa asingdisulihsuarakan dalam bahasa Indo-

nesia di era 1990-an. Menteri berambut sangat klimisitu juga mewajibkan semua merek berbahasa asingdiganti dengan bahasa Indonesia.

Lantas muncullah drama model telenovela asalAmerika Latin dengan dialog bahasa Indonesia.Bintang-bintang film India, juga artis Mandarin yang“fasih” bercakap bahasa Indonesia. Berbagai labelberbahasa asing bersalin nama: live music menjadimusik hidup, estate cukup jadi estat, dan plaza menjadiplasa.

Namun, kewajiban menggunakan istilah bahasaIndonesia itu tak berumur panjang. Seiring tumbangnyaOrde Baru, merek dan berbagai nama berlabel bahasaasing marak lagi penggunaannya. Pemakaiaannyaberkesan “campur sari” alias campur aduk. Tengoksaja pemakaian nama The Plaza Semanggi. Mestinyajika menggunakan kaidah bahasa Indonesia adalahPlasa Semanggi. Sebaliknya jika mengadopsi bahasaInggris, mestinya The Semanggi Plaza.

Khawatir kaidah pemakaian bahasa Indonesiamenjadi kian tak keruan, Menteri Pendidikan Nasional(Mendiknas) Bambang Sudibyo berinisiatipmengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)Kebahasaan. “Agar bahasa Indonesia kokoh, jugamelindungi kelestarian dan integritas bahasa-bahasa

Selama ini uji kemahiran berbahasa Inggris,yang dikenal dengan format TOEFL, amat

popular. Namun, tak lama lagi, tes kemahiranberbahasa Indonesia bertajuk Uji KemahiranBerbahasa Indonesia (UKBI) bakal menyaningipopularitas TOEFL. Menteri Pendidikan NasionalBambang Sudibyo, didampingi Sekjen DepdiknasDodi Nandika dan Kepala Pusat Bahasa DendySugondo, meluncurkan penggunaan UKBI, awalAgustus lalu.

UKBI sendiri menjadi salah satu butir aturandalam draft RUU Bahasa. UKBI ini menjadiinstrumen untuk mengukur kemahiran seseorangdalam berbahasa Indonesia, baik penutur warganegera Indonesia maupun penutur asing. UKBI

dikembangkan berdasarkan teori penyusunan tesmodern. Pusat Bahasa telah melakukan uji cobakepada berbagai lapisan masyarakat dari berbagaijenjang pendidikan, juga penutur asing.

“Hasilnya, skor UKBI secara keseluruhanberkorelasi tinggi dengan latar belakangpendidikan, pekerjaan dan kemampuan seseorangdalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia,”ujar Dendy Sugondo, Kepala Pusat Bahasa.

UKBI juga sudah diterapkan dalam UjianNasional 2005/2006 di Sekolah MenengahKejuruan (SMK). “Ke depan, UKBI akan digunakansebagai instrumen penerimaan pegawai dan syaratbagi orang asing yang ingin belajar dan bekerja diIndonesia,” kata Dendy. PPPPP

UJI TOEFL VERSI UKBI

BAHASAIndonesiaLEBIH BESAR

Pemerintahmenyusun RUUBahasa. Ada sanksiteguran hinggapencabutan izinusaha. Uji kemahiranberbahasa Indonesiasebagai syarat kerja.

peristiwa 48-49.pmd 8/30/2006, 10:58 AM48

Cyan Magenta Yellow Black

Page 49: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200649

PPPPP

daerah,” kata Menteri Bambang.Mendiknas memaparkan keseriusan pemerintah

untuk menggulirkan aturan kebahasaan itu di sela-sela acara penandatanganan kesepakatan bersamadengan Menteri Pengajaran Malaysia Dato’Hishammuddin bin Tun Hussein dan MenteriPerhubungan Brunei Darussalam Pehin Orang KayaSeri Kerna Dato’ Seri Setia Haji Awang Abu Bakar binHaji Apong, awal Agustus lalu. Naskah akademik RUUKebahasaan itu disusun sejak Januari lalu. “Kinisedang diajukan ke Presiden. Setelah disetujui barudisiapkan draft RUU,” kata Bambang.

Kesepakatan Indonesia-Malaysia-BruneiDarussalam itu klop dengan niat diundangkannya UUKebahasaan. Lewat aturan bersama itu, negeri rumpunMelayu itu berupaya memperkuat penggunaan bahasaIndonesia dan Melayu di berbagai lapisan masyarakat.Bahasa Indonesia dan Melayu disepakati menjadibahasa kebangsaan. Penggunannya jugaditingkatkan sebagai bahasa ilmu pengetahuan,teknik, dan bidang-bidang yang sesuai denganfungsinya.

DAMPAK DUNIA USAHADAMPAK DUNIA USAHADAMPAK DUNIA USAHADAMPAK DUNIA USAHADAMPAK DUNIA USAHAMenurut Kepala Pusat Bahasa Depdiknas Dendy

Sugono, RUU Bahasa ditargetkan diundangkanpada 2007. Apa saja ketentuan dalam UU Bahasa?“UU ini sangat berpengaruh pada pelaku usaha.Semua bahasa asing di ruang publik, termasuk namagedung, reklame dan media luar ruang harusmenggunakan bahasa Indonesia,” kata Dendy.

Ketentuan itu tergambar pada Pasal 12 draf RUUBahasa yang berbunyi, “Merek dagang, iklan, namaperusahaan, nama bangunan/gedung, dan petunjukpenggunaan barang harus menggunakan bahasa In-donesia.”

Tak semua istilah asing wajib diindonesiakan.Pengecualian itu, di antaranya pada merek daganginternasional. Pebisnis yang berafiliasi dengan asingberhak menggunakan merek dagang berlabel asing.“Pengecualian ini tak berlaku untuk merek lokal yangsengaja dinamai asing,” kata Dendy.

Label berbahasa asing itu meski diindonesiakanmasih boleh dipakai. Syaratnya, ukuran huruf labelberbahasa Indonesia harus lebih besar dibandingistilah asingnya. Misalnya, istilah Kawasan

Perdagangan harus lebih menonjol ukuran hurufnyaketimbang square atau trade centre.

Artinya, masih menurut penjelasan Dendy, seluruhreklame, nama gedung, iklan di media massa yangsebelumnya terlanjur dalam bahasa asing harusmenyertakan terjemahan bahasa Indonesia. PusatBahasa Depdiknas, yang memiliki kantor di setiapprovinsi menyediakan layanan pencarian padanankata yang tepat. “Hal ini menjadi jalan tengah bagimereka yang lebih menyukai bahasa asing, terutamabahasa Inggris, sebagai cermin globalisasi,” kataDendy.

Bukan hanya kalangan pengusaha yang dibidikUU Bahasa ini. Jajaran pemerintahan, media massa,juga kalangan pendidikan menjadi sasaran prioritaspengarusutamaan penggunaan bahasa Indonesia.“Seperti yang terjadi di Jepang dan Korea, kita lihatjarang sekali ada reklame berbahasa asing,” katanya.

Kendati muncul banyak aturan kebahasaan, UUBahasa tidak menghalangi penguasaan bahasa asing.“Pemerintah tidak akan pernah melarang pengajaranbahasa asing. Harapannya, sekolah menempatkanpenguasaan dan penggunaan bahasa Indonesiasama pentingnya dengan bahasa asing,” kata Dendymenambahkan.

Yang juga jadi sorotan tajam Dendy dan jajarannyaadalah kalangan pers. Sejumlah media massa, baikitu cetak maupun elektronik dinilai Dendymengabaikan kaidah bahasa. Contohnya, stasiuntelevisi Metro TV yang menamakan hampir semuamata acaranya dengan bahasa Inggris, padahalprogramnya dibawakan dalam Bahasa Indonesia.

“Ini menceminkan minimnya kepercayaan diri padajati diri bangsa. Padahal, bahasa adalah salah satupenghalang dari rembesan pengaruh budaya globalpada nilai-nilai lokal. Kita akan atur dengan tegasmasalah ini,” kata Dendy.

Agar sejumlah kalangan tak kaget dengan aturanbaru itu pemerintah memberikan masa transisi selamadua tahun setelah UU Bahasa diundangkan. Dendyjuga menjamin aturan itu tak mengulang kegagalanmasa Orde Baru yang pernah menggulirkan aturanserupa. “Sekarang ini dasarnya jelas, Pasal 32 UUD1945. Aturannya berbentuk UU. Sanksinya juga jelas,hingga pencabutan izin usaha.”

BUDI KURNIAWAN

Pasal 9 ayat 2:Pidato kenegaraan, termasuknaskah pidato, baik yangdisampaikan di dalam negerimaupun di luar negeri, harusmenggunakan bahasa Indonesiayang baik dan benar.

Pasal 12:Merek dagang, iklan, namaperusahaan, nama bangunan/gedung, dan petunjukpenggunaan barang harusmenggunakan bahasaIndonesia.

Pasal 13 ayat 1:Pejabat negara dan pejabatpublik diwajibkan mempunyaikemahiran berbahasa Indonesiahingga tingkat tertentu.

Pasal 14ayat 1: Kemampuanberbahasa Indonesia diukurdengan alat yang ditentukanoleh lembaga pemerintahyang menangani masalahkebahasaan di Indonesia.

ayat 2: Standar dansertifikasi kemahiranberbahasa Indonesiaditetapkan dengan PeraturanPemerintah.

Pasal 19ayat 1: Dewan PengawasKebahasaan dibentuk olehpemerintah denganpersetujuan DPR.

ayat 2: Dewan PengawasKebahasaan beranggotakanunsur pemerintah, organisasiprofesi, pakar kebahasaan,dan lembaga swadayamasyarakat terkait.

ayat 3: Tugas dan masakerja Dewan PengawasKebahasaan diatur dalamperaturan pemerintah.

Kerjasama peningkatan penggunaan bahasaIndonesia dan Melayu antara Brunei

Darussalam, Indonesia, dan Malaysia, telah terjalinlebih dari tiga dekade.

Pada 1972 Menteri Pendidikan danKebudayaan RI Mashuri SH dan Menteri PelajaranKerajaan Malaysia Encik Hussein Onn bersepakatmengembangkan bahasa Indonesia dan Melayu.Kesepakatan Indonesia-Malaysia itu berlanjut padapembentukan Majelis Bahasa Indonesia dan Ma-laysia (MBIM) pada 29 Desember 1972.

Pada 1985, Brunei Darussalam bergabungdalam MBIM. Sehingga lembaga kerjasama itu

bersalin nama menjadi Majelis Bahasa BruneiDarussalam-Indonesia-dan Malaysia (MABBIM).Dalam wadah baru itu, ketiga negara serumpun inibersepakat meningkatkan peranan bahasa Indo-nesia dan Melayu sebagai sarana komunikasi yanglebih luas dan menjadi bahasa modern setarafdengan bahasa Inggris.

Hingga kini sudah 340.000 kosakata disepa-kati menjadi bahasa yang digunakan di Brunei,Malaysia, dan Indonesia. Sekira 9.000 kosakatabaru tercatat tiap tahun. Pengembangan sastrajuga dilakukan dengan membentuk Majelis SastraAsia Tenggara (Mastera) pada tahun 1996. PPPPP

KESEPAKATAN TIGA NEGARA

Dok.

GIM

Dep

dikn

as

peristiwa 48-49.pmd 8/30/2006, 10:58 AM49

Cyan Magenta Yellow Black

Page 50: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200650

PERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWA

Sesekali cobalah Anda bertandang keGedung Sampoerna Strategic SquareTower B, Jalan Jenderal SudirmanKavling 45 Jakarta. Gedung ini dulunyabernama Wisma Danamon dan menjadi

kantor pusat Badan Penyehatan dan PerbankanNasional (BPPN). Begitu tiba di lantai 8 gedungberwarna coklat tua tersebut, Anda sampai keSampoerna School of Business and Management-ITB(SSBM-ITB). Semua ruangan perkuliahan ber-AC,didukung fasilitas perpustakaan dan jaringan internetsangat memadai. Ruangan itu baru efektif untukperkuliahan pada Februari 2007.

Sesuai namanya, sekolah ini hasil kerjasama dualembaga raksasa: Yayasan Sampoerna (SampoernaFoundation) dan ITB. Sampoerna Foundation adalahyayasan yang didirikan Putera Sampoerna —konglomerat papan atas yang dikenal sebagai mantanjuragan perusahaan rokok PT HM Sampoerna, Tbk.Sedangkan ITB merupakan perguruan tinggi top diIndonesia.

Bagaimana ceritanya sampai dua raksasa iniberkolaborasi mengembangkan sekolah bisnis? Halini tak lepas dari program Yayasan Sampoerna yangbertekad meningkatkan mutu pendidikan di Indone-sia, antara lain bidang bisnis dan manajemen. ITB

sendiri sejak 1991 mengembangkan program studibisnis dan manajemen, yang kemudian berubah jadiSchool of Business and Management (SBM) ITB pada2003.

Menurut Profesor Surna Tjahja Djajadiningrat,Dekan SBM-ITB, untuk mengembangkan sekolahbisnisnya, dua tahun lalu pihaknya mendapat tawarandari Yayasan Sampoerna untuk membuka kelas diJakarta. Awalnya ITB maju mundur. Setelah dijajakidua tahun, baru dicapai kata sepakat. “Kerjasama iniberlangsung selama 10 tahun,” ujar Nana, sapaanakrabnya. Meski SSBM-ITB berkampus di Jakarta,secara yuridis berada di bawah ITB. Ijazah yangdikeluarkan nanti harus ditandatangani Rektor ITB.

Sapto Handoyo Sakti, Direktur Komunikasi danPemasaran Yayasan Sampoerna, menambahkanbahwa sebelum menjatuhkan pilihannya kepada ITB,pihaknya sudah memantau sekolah-sekolah bisnis laindi Indonesia. Setelah ditimang-timang, akhirnya ITByang terpilih. “Alasan dijalinnya kerjasama ini karenaadanya pemahaman dan komitmen yang sama untukmeningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesiadi bidang bisnis dan manajemen,” tambah Sapto.

Visi yang diusung SSBM-ITB sungguhmencengangkan: menciptakan pemimpin sertausahawan masa depan Indonesia. Sedangkanmisinya, antara lain, menjadi satu dari 50 sekolah bisnisterkemuka di Asia pada 2015, satu dari 5 sekolahbisnis terdepan di kawasan ASEAN, dan dikenalsebagai satu dari 100 sekolah bisnis dan manajementerbaik di dunia.

Nana mengaku prihatin melihat kenyataan bahwasetiap tahun sekitar 12.000 sampai 15.000 anak-anakIndonesia sekolah ke luar negeri. “Memang itu hakmereka untuk mencari sekolah bagus. Namun, kalaubibit-bibit unggul itu setelah lulus sekolah tak maukembali ke Indonesia, tentu kita yang rugi. SSBM-ITBini juga bertujuan mencegah membanjirnya anak-anakterbaik kita ke luar negeri,” katanya.

Meski dewasa ini cukup banyak sekolah bisnisberkualitas bagus di luar negeri, Nana mengaku siapbersaing. “Justru ini tantangannya. Kami siapberkompetisi,” ujarnya. Sedangkan di Indonesia, iatidak terlalu khawatir lantaran di sini banyak sekolahbisnis yang masuk kategori “gang lontar” —istilah Nanauntuk menunjuk sekolah-sekolah bisnis yang menjamurpapan namanya tapi kualitasnya tak bisadipertanggungjawabkan.

Untuk menjamin mutu lulusan yang dihasilkan,SSBM-ITB mendatangkan dosen-dosen bagus dariluar negeri, antara lain, dari pakar-pakar terkemukadari Singapura, Belanda, dan Swiss. Selain itu, sekitardua pertiga dosen berasal dari kalangan industriterkemuka di dalam negeri.

STUDI KASUS LOKALSTUDI KASUS LOKALSTUDI KASUS LOKALSTUDI KASUS LOKALSTUDI KASUS LOKALDengan lahirnya SSBM-ITB ini, maka sekolah

bisnis ITB punya dua kampus: Bandung dan Jakarta.Hanya saja kampus di Bandung murni milik ITB,sedangkan di Jakarta hasil kerjasama denganYayasan Sampoerna. Oleh karena itu, namanya diberi

Putera Sampoernamenyumbangkan Rp1,5 triliun untukkemajuan pendididkandi Indonesia melaluiYayasan Sampoerna.Salah satu programnya,yayasan inibekerjasama denganITB mengelola sekolahbisnis dan administrasimanajemen.

KolaborasiDua Raksasa

“Putra Sampoerna

Saifu

l Ana

m/P

ENA

peristiwa 50-51.pmd 8/30/2006, 11:00 AM50

Cyan Magenta Yellow Black

Page 51: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200651

Yayasan Sampoerna danperusahaan rokok PT HMSampoerna, Tbk memang punya

pertalian sangat erat. Penggagassekaligus pendiri yayasan ini adalah PuteraSampoerna, yang tak lain merupakanmantan bos besar PT HM Sampoerna,Tbk, sebelum perusahaan tersebut dijualke raksasa rokok Phillip Morris tahun 2005.

Yayasan Sampoerna berdiri tahun2001. Awal kegiatannya sebatas membe-rikan beasiswa kepada anak-anakberprestasi. Program ini masih terusberlangsung, dan kini sudah 19.700 siswadan mahasiswa yang menikmati.Belakangan tak lagi sekedar memberikanbeasiswa, melainkan terjun langsungdalam peningkatan mutu. Hal itu nampakpada program-programnya, mulai dari SF-United School Program, SSBM-ITB,Sampoerna Language Centre, hinggaSampoerna Teacher Institute.

SF-United School Program merupakanprogram adopsi untuk memberikan polesanlangsung kepada sekolah menengah atasdalam meningkatkan mutu, baik aspekpembelajaran, manajemen, hinggakegiatan ekstra kurikulernya. Ada 6 SMAyang diadopsi, tersebar di Sumatera, Jawa,Bali dan Kalimantan. Tahun 2006 ini akanmengadopsi 5 SMA lagi di Provinsi JawaTimur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.“Diharapkan kelak mereka menjadi sekolahberkualitas unggul,” kata Kathryn Rivai,Direktur SF United School Program.

Sampoerna Language Centre (SLC)

bertujuan meningkatkan kemampuan berbaha-sa asing. Saat ini, kemampuan berbahasaasing, terutama bahasa Inggris, merupakan halyang mutlak. Sedangkan Teacher Institutebertujuan meningkatkan mutu guru atau calonguru. Program ini mulai bergulir pertengahan2007. Bagi para sarjana yang ingin menjadiguru, mereka akan digembleng di lembaga iniselama setahun (25-40 SKS).

Lantaran program-programnya sudah jauhlebih luas dari sekadar memberikan beasiswa,Yayasan Sampoerna lantas melakukan re-launching 29 Agustus lalu. Acara ini dihadirioleh Gus Dur, Ketua MPR Hidayat Nurwahid,Mendiknas Bambang Sudibyo, SultanHamengkubuwono X, Akbar Tanjung, RektorITB Prof Dr Joko Santoso, dan sejumlaheksekutif perusahaan besar.

Pada kesempatan ini, Putera Sampoernamenghibahkan fulus dari kantong pribadi Rp1,5 triliun ke yayasan untuk kemajuan

pendidikan di Indonesia. “Hidup sayasekarang untuk membantu kemajuanpendidikan di Indonesia,” kata PuteraSampoerna. Acara tersebut sekaligusmengumumkan kepada publik bahwaYayasan Sampoerna tak ada hubunganlagi dengan PT HM Sampoerna, Tbk.Keberadaan perusahaan rokok tersebutsebatas sebagai donatur, sebagaimanabanyak donatur lain.

Meski begitu, kata Sapto HandoyoSakti, PT HM Sampoerna, Tbk masihtercatat sebagai penyandang dana terbe-sar. Hingga tahun lalu sudah mengucurkanRp 119,8 miliar, dan tahun ini menggerojoklagi Rp 47,6 miliar yang disampaikan 22Agustus lalu. Penyerahan bantuan inidiberikan langsung oleh Presiden DirekturPT HM Sampoerna Tbk, Martin G King,kepada Chief Operating Officer SampoernaFoundation, Elan Merdy.

Berkomitmen Membangun Pendidikan

Acara penyerahan bantuan dari Yayasan SampoernaD

ok. S

ampo

erna

Fou

ndat

ion

PPPPP

Profesor Surna Tjahja Djajadiningrat, Dekan SBM-ITB

Saifu

l Ana

m/P

ENA

PPPPP

“Hidup saya sekaranguntuk membantukemajuan pendidikandi Indonesia,” kataPutera Sampoerna

tambahan “Sampoerna”.SSBM-ITB di Bandung diperuntukkan bagi lulusan

SMA sederajat yang hendak menempuh program S-1, atau sarjana maupun master yang hendakmemperdalam ilmunya dalam bidang bisnis danmanajemen di program S-2 dan S-3. Sedangkan

kampus di Jakarta khusus melayani program MBA(Master of Business Administration). Mahasiswanyapara eksekutif muda yang jadi manajer sekitar 2 tahun.Bahasa pengantar yang digunakan sepenuhnyabahasa Inggris, sementara di Bandung lebih banyakmenggunakan bahasa Indonesia.

Perbedaan lain yang sangat mencolok adalahdalam pendekatan pembelajaran. Kampus Bandunglebih menekankan pada kajian teori. SementaraSSBM-ITB Jakarta pendekatannya pada studi kasuspraktis, dengan fokus kajian pada kasus-kasusperusahaan lokal. Maka, perusahaan-perusahaanlokal seperti Pertamina, Telkom, dan Bank BNI akanmenjadi menu pembahasan sehari-hari.

SSBM-ITB ini berkonsentrasi pada tiga bidang,yaitu pemasaran, telekomunikasi, dan migas.Rencananya, setiap angkatan menerima 120mahasiswa. Masing-masing bidang konsentrasi ituterdiri dari 40 mahasiswa.

peristiwa 50-51.pmd 8/30/2006, 11:00 AM51

Cyan Magenta Yellow Black

Page 52: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200652

PERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWA

MenghidupkanKi dan Engku“

Budi

Kur

niaw

an/P

ENA

Seorang anak duduk bersila. Peci,baju koko dan sarung menutuperat tubuh mungilnya. Wajahnyaberpaling, menatap lautan mahaluas, perahu layar dan matahari

yang sedang turun dan sebentar lagi akanlindap di ujung horizon. Keagungan Tuhandengan keluasan pengetahuan membuat anakkecil itu terkagum-kagum.

Anak kecil dalam lukisan itu mengesankanFarid Anfasa Moeloek, Menteri Kesehatan diera Soeharto berkuasa. Lukisan yangmenggambarkan betapa maha luasnya alamyang diciptakan Tuhan itu ditorehkan EngkuMuhammad Sjafei, pendiri Institut Kayutanam(INS Kayutanam) di Sumatera Barat. Sjafeimendirikan sekolah itu pada 31 Oktober 1926.Sekolah ini menerima murid dari berbagai etnisdan menyiapkan mereka menjadi insan yangcerdas, nasionalis, jujur dan berakhlak mulia.

Dalam mengembangkan sekolahnya,Muhammad Sjafei banyak belajar dari alam.Alam takambang jadi guru, begitu orang Minangbiasa menyebut berbagai pelajaran yangdiberikan alam kepada manusia. Berbagaitamsil, seperti layaknya orang Minangkabau,dan medium lain ia gunakan. Ia, misalnya,melukiskan seekor laba-laba yang sedangmemintal benang menjadi sarang untukmenggambarkan bahwa pekerjaan betapapun kecilnya, jika dilakukan dengan tekunpasti menghasilkan sesuatu yang berguna.

“Sehari selembar benang, lama-lama. . .”begitu salah satu bunyi tulisan Sjafei yanghingga kini masih terpampang di pojok ruangandi INS Kayutanam.

Bagi Engku Sjafei, sekolah berfungsimengasah kecerdasan dan akal budi murid,bukan membentuk manusia yang lain daridirinya. Akhlak mulia yang dibentuk. Bukansekadar murid dengan keahlian. “Jangan mintamangga berbuah durian. Tapi mintalah buahyang manis,” demikian amsal yang disampaikanSjafei seperti yang dikutip kembali oleh FaridAnfasa Moeloek.

Sejarah INS Kayutanam itu bergaungkembali dalam seminar bertajuk “KontribusiTaman Siswa dan INS Kayutanam dalamMembangun Karakter Bangsa, Masa Lalu,Masa Kini dan Masa Depan.” Seminar yangdiselenggarakan Departemen PendidikanNasional, akhir Agustus, itu dihadiri banyakalumni INS Kayutanam dan Taman Siswa, sertatokoh-tokoh pendidik.

Nilai-nilai moral dan akhlak mulia kentalsekali dan menjadi ciri khas sekolah-sekolahmasa lampau. Seperti INS Kayutanam, TamanSiswa pun mengusung nilai-nilai luhur yangdirintis Ki Hajar Dewantara. Sekolah bernamaNationaal Onderwijs Instituut atau PerguruanNasional Taman Siswa itu didirikan pada 3 Juli1922.

Sayangnya, nyaris sepanjang masakemerdekaan, pemerintah agaknya lupamemperhatikan kedua sekolah legendaris dansarat nilai sejarah. “Entah karena apa, kok tiba-tiba sekarang pemerintah menengok kita-kita.Selama ini kita dilupakan. Apakah karenakonsep pendidikan yang disusun pemerintahsebenarnya apa yang sudah dikembangkankami sejak lama?” kata Abdullah Assegaff,Sekretaris Jenderal Taman Siswa.

Dugaan Abdullah beralasan. Sepertidisampaikan Ki Supriyoko, tokoh pendidikTaman Siswa, konsep yang kini dikembangkanpemerintah, seperti Kurikulum BerbasisKompetensi (KBS) dan Manajemen BerbasisSekolah (MBS), sudah lama diajarkan dandikembangkan di Taman Siswa. “Mengapaharus sibuk melakukan studi banding ke luarnegeri untuk mencari format pendidikan.Padahal sejak lama Ki Hajar Dewantara punyakonsep itu,” kata Supriyoko.

Menurut Dirjen Peningkatan MutuPendidikan dan Tenaga KependidikanDepdiknas Fasli Jalal, apa yang jadi rohpendidikan, baik Taman Siswa dan INSKayutanam, sebenarnya selalu diulang-ulangdalam berbagai produk perundangan: TapMPR, GBHN, juga Undang-Undang SistimPendidikan Nasional.

Karena sifatnya yang umum dan padasaatnya masih sesuai dengan keadaan di masalalu, maka roh itu perlu diterjemahkkan dalambentuk yang lebih konkrit. “Jika dulu gurudengan kehidupan yang sederhana sudahcukup dan sangat dihormati masyarakat,sekarang semua itu harus dikembangkan.Begitu juga dengan kesejahteraan guru,” kataFasli. Setuju, Pak Dirjen!

BUDI KURNIAWANPPPPP

Institut Kayutanam danTaman Siswa dibicarakanlagi. Menghidupkan danmengembangkan ruh dannilai yang relevan.

peristiwa 52-54.pmd 8/30/2006, 11:02 AM52

Cyan Magenta Yellow Black

Page 53: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200653

Keberhasilan tak sepenuhnya bergantungpada usaha saat ini. Keberhasilantercapai juga karena andil “nasib baik”mendapatkan pengalaman masa laluyang menghasilkan keterampilan-

keterampilan tertentu, tidak terbatas dalam konsepemotional intelligence. Percaya?

Pernyataan itu bukan sekadar obrolan warungkopi. Penjelasan itu dikemukakan Dr RW Matindas,dosen Psikologi Universitas Indonesia Jakarta.Matindas hadir sebagai pembicara dalam SeminarPendidikan 2006, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta,awal Agustus.

“Anak yang mendapat pengasuhan positifbiasanya beruntung karena memiliki sejumlahketerampilan penting untuk mengatasi persoalan-persoalan kehidupan saat anak hingga masadewasa,” kata Matindas dalam materinya berjudul LifeSkills Education.

Bekal keterampilan anak itu diharapkan mampumengatasi empat masalah kehidupan: seputarpendidikan, pergaulan, karier dan pekerjaan, sertamasalah pemahaman dan pengenalan diri.Keterampilan di pendidikan dan pengajaran, tak cumasoal baca dan berhitung. “Kemampuan berpikir untukmemahami bahan pelajaran hingga lulus ujian jugafaktor penting,” kata Matindas.

Keterampilan mengenai pergaulan menjadibermanfaat saat berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Bentuknya berupa kemampuanmengekspresikan keinginan (asertif): meminta danmenolak bantuan, memberi pujian, teguran atau sa-ran. Adapun keterampilan untuk karier dan pekerjaanbiasanya terbentuk karena gabungan bekalketerampilan pendidikan dan pergaulan.

“Biarkan anak mengalami konflik internal karenaanak jadi membiasakan diri membuat putusan danterdorong memiliki skala prioritas,” ujar Matindasmenambahkan. Orangtua sekadar mendorong anakmengeksplorasi keinginan agar sang anak tidaktergesa-gesa memutuskan.

Selain itu, ortu juga mesti merangsang daya kreatifanak. Misalnya, membantu anak mengenalikonsekuensi dari pilihan. Sehingga anak menyadaridan memahami konsekuensi dari putusan itu.Orangtua, dan para guru, mestinya mengenalkan anakdidik pada sasaran, hambatan, bantuan dan tindakanuntuk membantu anak selalu menyadari target dansasaran yang ingin dicapai.

Hernowo, Chief Executife Officer Mizan LearningCenter, pada seminar itu memaparkan tema “TeknikMengajar Dengan Pendekatan Kontekstual.” Iamengutip pengertian makna dalam buku MengikatMakna Untuk Remaja (Mizan Learning Center, 2004).“Makna adalah sesuatu yang berdesir di hatimu, hal-hal yang membuatmu melayang. Belum tentu yangbermakna untuk kita bermakna bagi orang lain,” kataHernowo menjelaskan panjang lebar.

Mengutip teori Eric Jensen dari Brain-BasedLearnng (The Brainstore, 2000) makna diartikansebagai makna yang dirumuskan dan makna yangdihayati. “Makna yang dirumuskan didapat dari buku-buku, sedangkan makna yang dihayati tercipta karenadikaitkan dengan kehidupan yang luas dan nyata,”kata Hernowo.

Hernowo pun mengimbau buku-buku di pasaranmemperluas makna rumusan dengan memperkayasesuai konteks. Caranya, mengaitkan pelajarandengan pengalaman sehari-hari siswa dan keadaanlingkungan tempat siswa tumbuh dan berkembang.

Seminar pendidikan dua hari itu sendiri terbagidalam 18 sesi pembahasan. Dari soal pendidikan sekspada anak, cara menghukum anak, teknikmembangun motivasi belajar anak, pendidikan anakberkebutuhan khusus, hingga meningkatkankompetensi guru BP.

Seminar pendidikan itu bagian dari kegiatanbertajuk Festival Seminar & Pameran Pendidikan yangdiselenggarakan Inti Pesan, dengan sponsor utamaBank BRI dan Program Bimbingan Anak Sampoerna.Temanya “Peran serta guru dan orangtua murid dalammewujudkan generasi berkualitas.” PameranPendidikan diikuti lembaga pendidikan, konsultanpendidikan, jasa pendidikan dan pelatihan, produsenperalatan pendidikan dan penerbit buku.

Menurut keterangan Try Prehartono, panitia,gabungan pameran dan seminar itu digagas sematauntuk meningkatkan kompetensi guru. “Adanyapameran dan seminar sekaligus menjadi ruangberkreasi bagi guru juga ruang untuk meng-updateketrampilan dan teknik mengajar yang efektif,”katanya.

Semakin banyak kegiatan semacam ini, kataPrehartono, diharapkan menjadi media silaturahmi guruuntuk bertukar gagasan dalam sistem pembelajaran.Juga wacana penting bagi orangtua murid menghadapiberbagai persoalan anak.

VINA FIRMALIA

Dari Seks HinggaKETERAMPILAN

Seminar dengan 18topik dan pameranpendidikan digabungdalam acara festivalpendidikan.Diharapkan menjadiwahana peningkatankreativitas guru danorangtua.

PPPPP

“Vi

na F

irmal

ia/P

ENA

peristiwa 52-54.pmd 8/30/2006, 11:02 AM53

Cyan Magenta Yellow Black

Page 54: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200654

PERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWAPERISTIWA

“Do

k. G

IM D

epdi

knas

Direktur Jenderal Pendidikan LuarSekolah Departemen PendidikanNasional (Depdiknas) Ace Suryaditengah berbunga hatinya. Kegem-biraan membuncah itu karena

pelaksanaan program Education for All (EFA) atawa“Pendidikan Untuk Semua” yang dikomandoi Acedinilai berhasil.

EFA adalah program yang ditetapkan sebagaikomitmen dunia internasional di pertemuan Dakkar,Senegal, pada 2000 silam. Program ini merupakankelanjutan dan penegasan pertemuan pendahulu diJomtien, Thailand (1990) dan Amman, Yordania (1996).Sebanyak enam sasaran dikumandangkan pesertapertemuan Dakkar, yang kemudian dikenal sebagaiTarget Dakkar.

Target pencapaian di bidang pendidikan itu adalahmeningkatkan pendidikan anak usia dini, pendidikandasar, pendidikan keaksaraan, pendidikan kecakapanhidup, keadilan gender dan mutu pendidikan. Di Indo-nesia, EFA dikoordinir oleh Menteri KoordinatorKesejahteraan Rakyat dan Depdiknas. Bahkankemudian Depdiknas menjadikan EFA sebagai salahsatu visi sejak 21 Desember 2001.

“Dari enam target tersebut secara nasional sudahtercapai sekitar 60-70%. Jika menggunakan indikatordaerah, pencapaiannya sudah 90%,” kata Ace Suryadipada acara Penilaian Paruh Dekade EFA, awalAgustus lalu.

Perwakilan Pendidikan Unesco Jakarta, AlisherUmarov, mengatakan Penilaian Paruh Dekade EFAitu diharapkan menjadi data penting untukmenganalisis pelaksanaan program pemerataan,akses, dan peningkatan mutu pendidikan. “Kamiberharap data itu juga bisa untuk menganalisisperbedaan pelayanan pendidikan antara kelompok

kaya dan miskin, desa dan kota, kaum perempuandan laki-laki,” kata Umarov.

MENDAHULUI DAKKARMENDAHULUI DAKKARMENDAHULUI DAKKARMENDAHULUI DAKKARMENDAHULUI DAKKARPelaksanaan EFA di Indonesia dinilai bagus. Pro-

gram pemberantasan buta aksara, misalnya.Pemerintah melalui Inpres Nomor 5 Tahun 2006 tentangGerakan Nasional Percepatan Penuntasan WajibBelajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun danPemberantasan Buta Aksara. Targetnya separuhpenduduk buta aksara berkurang: dari 14,6 juta or-ang (9,55%) menjadi 7 jutaan (5%) pada 2009.Sedangkan kesepakatan Dakkar menargetkan angkabuta aksara di Indonesia hanya 5% pada 2015.

Nilai baik juga diraih dalam hal pendidikan dasar.Wajib Belajar 9 Tahun dicapai melalui jalur pendidikanformal dan kesetaraan. “Pemerintah menargetkanWajib Belajar 9 Tahun tuntas pada 2008, lebih cepatdari Target Dakkar,” kata Ace.

Program Pendidikan Anak Dini Usia jugadicanangkan meningkat. Pada 2005 anak usia diniyang bersekolah jalur formal mencakup 30,4% anak.Sedangkan pendidikan nonformal sekira 12,5% anak.Target pada 2009 layanan formal pendidikan kanak-kanak mencapai 45% dan 35% lagi ditunjangpendidikan nonformal.

Pendidikan kecakapan hidup (life skill) jugadidongkrak pelaksanaannya. Kini program life skillsmenyerap 6,5% lulusan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang tak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.Targetnya, pada 2009 bisa mendidik 15% lulusan yangtak sekolah ke tingkat menengah dan perguruantinggi.

Program Pengarusutamaan Gender (GenderMainstreaming) juga menunjukkan kemajuan. Angkadisparitas gender pada pendidikan dasar danmenengah berkisar 0,98-1,01. Artinya, keadilan gen-der tidak menjadi kendala anak usia sekolah dasardan menengah. Namun, pada jenjang pendidikantinggi dan keterlibatan perempuan pada sektor publik,masih belum menggembirakan.

BELUM LAYAK MENGAJARBELUM LAYAK MENGAJARBELUM LAYAK MENGAJARBELUM LAYAK MENGAJARBELUM LAYAK MENGAJARMutu pendidikan, sekali lagi, masih berhadapan

dengan persoalan kualifikasi dan kualitas guru. Jumlahguru yang kurang layak mengajar masih cukup tinggi.Guru SD yang dinilai tak layak mengajar sekira 49,3%.Sedangkan guru SMP dan SMA yang layak mengajarhanya 36% serta SMK sekira 43%. Kualifikasi guruyang memiliki pendidikan sarjana S-1 atawa diplomaD-IV baru mencapai 30%.

Persoalan lain adalah masih rendahnya syaratkelulusan siswa SMP/SMA/SMK dan sederajat: 4,25dari skala 10. Standar kelulusan ini jauh lebih rendahdaripada di negeri tetangga, seperti Singapura, Ma-laysia, dan Thailand.

Toh, untuk sementara, Indonesia boleh berbanggalantaran menjadi model bagi negara-negaraberkembang. Indonesia mendapat penghargaan dalampenerapan isu gender di sektor pendidikan dariUnesco pada 1996. “Tahun 2008 Indonesia menjadituan rumah pertemuan sembilan negara berkembangdan berpenduduk terbesar dunia untuk membahasperkembangan EFA,” kata Ace bangga.

BUDI KURNIAWAN

LEBIH CEPATdari DAKKAR

Indonesia dinilaisukses mencapaitarget programEducation For All.Jumlah warga butaaksara masih besar.Pendidikan buat lakidan perempuansudah setara.

PPPPP

peristiwa 52-54.pmd 8/30/2006, 11:02 AM54

Cyan Magenta Yellow Black

Page 55: pena pendidikan 05

KOLOMKOLOMKOLOMKOLOMKOLOM

Pena Pendidikan September 200655

Setiap hari, lebih dari seratus jam tayangandipersembahkan televisi kita untuk anak-anak.Dini hari, tatkala sebagian besar anak-anak di

bagian barat Indonesia belum bangun, kartun sudahmenyambut mereka di layar kaca. Setelah itu, kartundemi kartun tak berhenti tampil di televisi, siang hari,hingga petang.

Bahkan, di Jakarta ada stasiun teve yang khususmenyiarkan program buat bocah-bocah. Dari pagihingga malam stasiun ini menayangkan acara anak-anak, sebagian besar berupa kartun.

Anak memang merupakan konsumen televisi yangpantas diberi perhatian khusus. Di banyak rumahtangga, mereka merupakan penentu stasiun televisimana yang akan ditonton. Bila anak Anda demen padakartun populer, Tom and Jerry, ia akan menunggu jamberapa pun si kucing dan tikus yang selalu berantemitu nongol di layar kaca. Hampir pasti, Anda mengalahtidak menonton program lain yang ditayangkan padasaat sama, ketimbang berebut dengan sang buah hati.

Saat ini, kita melihat beberapa tayangan programanak yang cukup populer. Selain Tom and Jerry tadi,juga ada Dora the Explorer, Spongebobs, Blue’s Clue,dan Captain Tsubasa. Berbagai tayangan tadi iklannyamelimpah. Tentu, yang nongol adalah produk untukanak-anak.

Jangan lupa, anak-anak punya peran pentingdalam menentukan keputusan berbelanja. Menurutsebuah survei, perannya semakin besar di rumahtangga yang kedua orangtuanya bekerja. Posisinya dinomor dua setelah nyonya rumah. Orangtua punyaperasaan bersalah seharian bekerja meninggalkananak. Sehingga tatkala ia pulang, ia ingin menebusdosanya itu dengan memenuhi permintaan anak.

Stasiun televisi membutuhkan penonton anakuntuk pasar. Anak butuh stasiun televisi untukmendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Amatdisayangkan, dari tiga kegunaan utama tayangantelevisi itu, baru unsur hiburan yang mengemuka.

Sebetulnya saat ini banyak program yang dikemasuntuk pendidikan anak. Mulai dari yang memindahkanruang sekolah ke layar kaca seperti yang ditayangkanTV Edukasi, hingga yang dikemas dalam permainan.Apa boleh buat, berbagai program yang dibuat susahpayah itu masih kalah dari kartun.

Lihatlah peringkat tayangan kartun, keluaranNielsen Media Report. Pada 18-24 Juni, Tom and Jerryyang ditayangkan pukul 18.00 mendapat rating hingga2,7, sedikit lebih tinggi dari program populer “Liputan 6Petang” yang mendapat 2,6. Tayangan TV Edukasiyang tayang pada siang hari, ratingnya jauh di bawahsatu.

Kartun memang punya peluang besar untukbermain-main. Tayangan yang dibuat dari programanimasi komputer, ia punya peluang membuat kelucuantanpa batas. Semua bentuk, gerakan, ucapan, bisadihadirkan di layar kaca.

Masalahnya, tayangan kartun ada kalanya penuhmuatan yang sebetulnya tak pantas buat anak.Umpatan-umpatan, seperti “dasar bodoh,” “brengsek,”

“hai cantik, aku benar-benar sayang padamu,” seringdiloloskan begitu saja oleh stasiun teve. Bahkan,kebencian antara tikus dan kucing menjadi temautama Tom dan Jerry.

Di banyak negara, tayangan kartun betul-betuldiawasi dengan ketat. Kisah Tom dan Jerrymemperebutkan cinta dari tikus wanita, dilarang tampildi televisi India. Cerita itu sudah saya saksikan berkali-kali di stasiun lokal. Si tikus cewek ditampilkan dengansosok seksi, dandanannya menor, pipi berperonamerah dan bibir berlipstik. Tom dan Jerry tampil bakpemuda ganteng yang mencoba menarik perhatian sicewek.

Di Kanada dan Inggris, sebagian tayangan bikinanHanna Barbera itu juga tak boleh ditampilkan, karenadinilai tak patut. Koran The Telegraph, London, edisi24 Agustus memberitakan, televisi kabel Boomerangmenyensor tiga dari 162 seri karun Tom and Jerry yangdibeli hak siarnya. Di tiga tayangan itu terdapat adeganmerokok —yang hingga kini masih disiarkan denganbebas di teve kita. Boomerang menemukan hal serupapada 1.700 episode, antara lain dari Scooby Doo danThe Flintstone.

Kalau Anda membaca buku Violence on Televi-sion: Distribution, Form, Context, and Themes, karyaBarrie Gunter dkk (London dan New Jersey, 2003),tampak bahwa kekerasan sudah menjadi bagiantayangan televisi. Baik di kartun maupun non-kartun,sama saja. Buku ini didasarkan pada penelitianterhadap tayangan televisi selama 1995-1996.

Yang diambil contoh adalah tontonan yangsekarang ini masih populer di Indonesia, seperti PowerRangers dan Ninja Turtles, keduanya dari Jepang.Power Ranger, sang lakon bisa menendang, memukul,menggebuk, dengan kencangnya. Ia tahan gebuk,tahan pukul. Sungguh digdaya. Jangan kaget bilamenemukan angka mengejutkan: 54% film kartunmengandung kekerasan. Baik si lakon menjadi korban,atau ia yang membuat ulah.

Akan semakin banyak kita temukan adegankekerasan, atau aksi tak pantas di tayangan kartun,semakin kita menyimaknya. Karena itu, sempatkanlahmendampingi anak Anda, sewaktu mereka menontontelevisi. Jangan segan-segan mengalihkan saluran,atau bahkan mematikan pesawat televisi, bila tayangandi layar kaca Anda nilai sudah tidak pantas bagi sianak.

Aksi kekerasan di layar kaca, termasuk bagi anak,sudah lama mengundang keprihatinan para pengelolastasiun televisi. Untuk itu, pada Desember 2005,pengurus Asosiasi Televisi Siaran Indonesia (ATVSI)mengeluarkan surat edaran kepada anggotanya,menghimbau agar tayangan kekerasan dikurangi.Namun kami sadar, pelaksanaannya tidak mudah.

Kami akan terus-menerus mengajak pengelolastasiun televisi untuk semakin memperhatikantayangannya. Sebagai orangtua dari seorang anak,saya juga mengajak Anda untuk tidak membiarkantelevisi menggantikan fungsi orangtua mendidik anak.Sempatkanlah menemaninya menonton televisi.

Tom and Jerry

Penulis adalah KetuaHarian AsosiasiTelevisi Siaran

Indonesia, AnggotaDewan Pers

SSSSS

Oleh : Uni Z Lubis

PPPPP

Dok

Priba

di

KOLOM 55.pmd 8/30/2006, 11:05 AM55

Cyan Magenta Yellow Black

Page 56: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200656

KRONIKAKRONIKAKRONIKAKRONIKAKRONIKA

Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas) menggelar Lomba

Penelitian Ilmiah Remaja di Hotel Atlet Cen-tury, Senayan, Jakarta, 11-13 Agustus lalu.Dalam sambutannya saat membukawawancara finalis LPIR Tahun 2006,Mendiknas Bambang Sudibyo menyatakanbahwa riset menjadi faktor perubah jamanyang paling besar dan menjadi saranamembangun kecintaan para ilmupengetahuan. “Ilmu pengetahuan danteknologi (iptek), seni, dan olah raga apapun sekarang berbasis riset. Keterbaruandalam iptek dan seni, bahkan olah ragadihasilkan dari penelitian-penelitian,” kataBambang.

Menurut Direktur Jenderal ManajemenPendidikan Dasar dan Menengah (DirjenMandikdasmen) Suyanto LPIR sudahberlangsung sejak 1977. Tahun ini adalahyang ke-29 kalinya LPIR diselenggarakan,diikuti 31 provinsi, dengan 1.251 karya dari12 kelompok bidang studi. “Peserta lomba

Depdiknas mengirim 51 guru untukditempatkan di negara bagian

Sabah, Malaysia, pada 29 Agustus2006. Pengiriman ini adalahimplementasi kesepakatan antaraPresiden Susilo Bambang Yudhoyonodan Perdana Menteri Malaysia,Abdullah Badawi, di Bukittinggi,Sumatera Barat, tahun lalu. Pengirimanguru ini adalah tahap awal dari 500-1.000 guru yang akan dikirim.

Mendiknas Bambang Sudibyo

berasal dari jenjang SMP/MTs, SMA/MAdan SMK, serta sekolah Indonesia yangberada di luar negeri,” kata Suyanto.

Dalam LPIR 2006 itu tampil sebagaijuara pertama adalah Muhammad FakhrulArifin (SMP Negeri 1 Langsa, NanggroeAceh Darussalam) dengan riset tentangpemanfaatan tumbuhan pekarangan yangberkhasiat. Karya Muhammad Fakhrul Arifin,menurut dewan juri, mencerminkanorisinalitas dan kepekaan pemikiranseorang remaja terhadap fakta-fakta ilmiahdi lingkungan sekitarnya.

Selain Fakhrul ada pemenang II AnisWahyu Nurmayanti (SMA Bakti Ponorogo,Jawa Timur/bidang kesusastraan),pemenang III Akbar Fahmi (SMA Negeri IBojonegoro, Jawa Timur/biologi), harapanI Nurcahyo Imam P (SMA Negeri 6Yogyakarta), dan harapan II Dewa NyomanMurti Adyaksa (SMA Negeri 4 Denpasar).Para pemenang memperoleh hadiah uangRp 1,5 juta-Rp 5 juta.

LPIR SARANA MEMBANGUNKECINTAAN PADA RISET

FESTIVAL SAINS 2006

Indonesia Science Festival 2006 kembalidigelar pertengahan Agustus. Acara

pembukaan berlangsung di Teater Tanah Air,Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.Kegiatan tahunan Departemen PendidikanNasional (Depdiknas) ini merupakan yangkeempat kalinya. Tema yang diusung kali ini“Explore the World of Science.”

Pembukaan dimeriahkan orkestrakolaborasi SD Perguruan Cikini Jakarta danSekolah Menengah Musik Yogyakarta (SMK2 Kasihan Bantul). Rangkaian kegiatan meliputilomba “Matematika dalam Permainanku” dan“Alat IPA kreasiku” untuk siswa SD/MI, Sci-ence Camp, lomba “Inovasi PembelajaranMatematika atau “IPA yang menyenangkan”untuk guru SD/MI, workshop guru“Pembelajaran Sains yang menyenangkan bagisiswa SD,” serta pameran sains dan hiburan.

Kegiatan selama sepekan itu diikuti 60peserta guru dan siswa. Ada 146 karya yangdiseleksi. Pameran sains dan hiburandiselenggarakan di La Piazza-Sentral MalKelapa Gading, Jakarta Utara. Pameran inibertujuan menambah kesadaran masyarakatakan sains (science awareness). Science Campdipusatkan di Perkemahan Santa Monica,Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ScienceCamp menggabungkan unsur sains dan pro-gram pengembangan pribadi dalam kelompok.

Manajemen Pendidikan Dasar danMenengah Suyanto menilai langkah-langkahstrategis dan feasible dalam penyelenggaraanISF sangat relevan dengan realitas kehidupananak. “Sains dan matematika yang selama inisangat ditakuti, berubah menjadi suatu gayahidup yang menyenangkan, karena dikemassecara menghibur,” kata Suyanto.

Pemenang didominasi guru dan siswa dariJawa Timur. Di antaranya Juara I lomba untukMatematika (Guru) adalah Rohmiyatin Fauziah,MIN Sukolilo, Bangkalan Jatim, dengan judulnaskah Optimalisasi Belajar Penjumlahan danPengurangan Bilangan Bulat dengan BermainTutup Botol, juara II Dra. Aina Asmarani, SDMuhammadaiyah 4, Kota Batu, Jatim, denganjudul naskah Pembelajaran Operasi BilanganBulat dengan Media Wayang Kulit, dan juaraIII Sarwo Edy, A. Ma.,A.P, SDN Dukun 1,Demak Jateng, dengan judul naskah PapanKPK.

Juara I IPA (Guru) Matyono, S.Pd, SDNKotakulon 01, Bondowoso, Jatim dengan judulnaskah Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut,juara II Haryono, S.Pd, SDN Kampungdalem05 Tulungagung, Jatim, dengan judul naskahMedia Pembelajaran Lensa Aktif MeningkatkanPemahaman Akomodasi Mata, juara IIIPrayitno, S.Pd, SDN 2 Pangkal Sawoo,Ponorogo, Jatim, dengan judul naskahPencegahan Erosi dengan Maket TeraseringBuatan. PPPPP

menyambut baik pengiriman para guruini. Ini, menurutnya, adalah langkahkonkrit sebagai bagian dari penyelesaianmasalah pendidikan bagi anak-anakpara tenaga kerja Indonesia di Malay-sia. “Pemerintah Indonesia sangat seriusmenyelesaikan masalah ini karena kitaingin memberikan pendidikan yang baiksebagai bagian dari hak asasi manusiauntuk mendapatkan pendidikan,” kataBambang saat menerima 25 guru (tahappertama) yang dikirim ke Malaysia.

51 GURU UNTUK ANAK TKI DIKIRIM

Dok.

GIM

Dep

dikna

s

PPPPP

PPPPP

KRONIKA 56-57.pmd 8/30/2006, 11:06 AM56

Cyan Magenta Yellow Black

Page 57: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200657

LOMBA OLAHRAGAUNTUK MENINGKATKANMOTIVASI

Sebanyak 13 cabang olahraga (atletik,senam, renang, tenis meja, bulutangkis,

bola voli mini, sepaktakraw mini, pencaksilat, sepakbola mini, bridge mini, tenis mini,datur dan karate) digelar pada Lomba/Pertandingan Olahraga Siswa SekolahDasar Tingkat Nasional Tahun 2006 pada7-14 Agustus dan 15-18 Agustus lalu. Lombaini bertujuan meningkatkan motivasi, minat,bakat dan kecintaan siswa sejak usia dini,dan menyiapkan bibit-bibit olahragawanmasa depan ini. Pesertanya 1.560 siswa dari30 provinsi.

Menteri Pemuda dan OlahragaAdhyaksa Dault yang hadir dalampembukaan acara ini menyatakan prestasihanya akan bisa diraih melalui prosespembinaan yang benar, komprehensif danberkesinambungan sejak dini. “Masyarakatbelum melihat bahwa untuk menjadi juaraharus melalui pembinaan yang panjang,”katanya.

Depdiknas sedang menyusun danmengembangkan sebuah sistem pembinaanprestasi untuk kelompok pendidikan yangberbasis pada ilmu pengetahuan danteknologi, seni dan budaya, serta olahraga.Tahun depan rencananya akandilaksanakan.

Pernahkah Anda melihat atau memakaijas dari limbah kain dan dijahit dengan

teknik patchwork? Atau mencoba membuatrangkaian listrik secara seri dan paralel?Beberapa produk inovasi pendidikan itulahyang antara lain dipamerkan di Gedung ADepdiknas pada 22-24 Agustus lalu.

Acara ini diselenggarakan tiap tahunsebagai rangkaian Peringatan Hari Kemer-dekaan itu. “Pameran ini sebagai saranasosialisasi kepada masyarakat akan kinerjaDepdiknas dan sarana penyelenggarapendidikan sekaligus membuktikan bahwapendidikan tidak hanya menghasilkan lulus-an tapi juga produk yang dapat digunakandalam proses belajar mengajar,” kata WakilPanitia Penyelenggara, Drs Slamet.

Karya inovatif itu hasil penelitian siswa,

TOEFL FORMAT BARU

Format baru Test of English as a Foreign Language (TOEFL) diluncurkan

di Indonesia, yang dioperasikan via internet,9 Agustus. “Orang bisa mengaksesnya diseluruh dunia,” kata Diana Yahya dari TheIndonesian International Education Foun-dation pada acara peluncuran di Hotel GranMelia, Jakarta.

Model TOEFL anyar itu menggantikanformat lawas paper based test dan com-puter based test. Perubahan itu nampakpada materi yang diujikan. Kini yangdiujikan reading, writing, listening, danspeaking. Materi ujian speakingmenggantikan structure. Skor yangditetapkan juga berubah: nol sampai 120.Lama ujian ditetapkan 4,5 jam.

PAMERAN PRODUKINOVASI PENDIDIKAN

mahasiswa dan dosen. Di antaranyaPembangkit Listrik Tenaga Surya (UhamkaJakarta), absensi dengan sidik jari (STIEPerbanas Jakarta), robot prototipe pemadamkebakaran (Politeknik Bandung), dan Chekas-Ballast Elektronik yaitu power supply untuklampu jenis neon yang didesain secaraelektronik agar lebih efisien (Politeknik NegeriJakarta).

Tak mau kalah dengan mahasiswa, siswaSMK turut menampilkan karya-karya mereka.SMK Perguruan Cikini memperagakan mesinPnewmathic, yang digunakan untuk mengolahgandum dan membuat kemasan mi instan.Mereka juga memperagakan Engine ControlManagement System, untuk mengetahui sistembahan bakar mobil.

BUDI KURNIAWAN DAN VINA FIRMALIA

Vina

Firm

alia/

PENA

PEN

DIDI

KAN

Sebanyak 40 guru bantu Bahasa Mandarin didatangkan dari China.

Kedatangan para guru native speaker itumerupakan hasil kerjasama Depdiknas danKementrian Pendidikan Republik RakyatChina (RRC). Sebenarnya kerjasama samaini telah dimulai tahap pertama pada Juli2004-Juli 2005. Guru-guru Mandaraingelombang kedua ini akan diterjunkan kesepuluh provinsi di Indonesia.

Menurut Menteri Pendidikan Nasional(Mendiknas) Bambang Sudibyo kehadiranpara guru bahasa Mandarin itu penting,karena jumlah guru yang memiliki kualitasbagus di sini sangat terbatas. “Kedatanganmereka sangat berperan untuk

meningkatkan pembelajaran Bahasa Manda-rin di Indonesia,” kata Bambang saatmemberikan sambutan, 28 Agustus lalu.

China menyambut baik kerjasama itu. “Kamimenyambut gembira Indonesia telahmemutuskan membuka secara bertahap matapelajaran Bahasa Mandarin sebagai matapelajaran pilihan di tingkat sekolah menengahatas,” kata Xue Yun Gang, Consuler KedutaanBesar RRC untuk Indonesia, mewakili LanLijun, duta besar China.

Rencana Depdiknas menerapkanpenggunaan Bahasa Mandarin bagi lebih dari8.000 sekolah mendapat dukungan China.“Kami memberikan penghargaan tinggiterhadap hal ini,” ujar Xue.

40 Guru Bahasa Mandarin Didatangkan

PPPPP

PPPPP PPPPP

PPPPP

KRONIKA 56-57.pmd 8/30/2006, 11:06 AM57

Cyan Magenta Yellow Black

Page 58: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 2006

BUKUBUKUBUKUBUKUBUKU

58

Perpaduan penulis dan kartunis,hasilnya buku bagus sekaligusunik. Simak dulu sepatah kataElizabeth Wagele penulis bukuini. Berbeda dengan lazimnya

sekapur sirih buku-buku yang berpanjang-panjang kalimat. Elizabeth cukup dengan duahalaman berisikan gambar kartun dan ilustrasiyang diperjelas sejumlah kata. Sederhana,ringkas, namun efektif dalam mengupasgagasan utama Elizabeth.

Elizabeth mengenalkan teori enneagram.Enneagram adalah gambar dengan sembilantitik, yang dikenalkan ilmuwan Timur Tengah,beberapa abad lampau. Enneagram banyakdipakai sebagai peranti dalam psikoterapi,terapi keluarga, dunia bisnis, dan pertumbuhanspiritual. Enneagram versi Elizabeth adalahgambaran 9 tipe individu: perfeksionis,penolong, pengejar prestasi, romantis,pengamat, pencemas, petualang, pejuang,dan pendamai.

Tujuan penggunaan enneagram ini bukanuntuk melabeli anak dengan kesembilan sosokitu. Melainkan untuk membantu orangtua, jugapara guru agar mampu mampu memahami tipedan karakter anak dari yang mungkin sajaperpaduan dari sejumlah tipe. Guru danorangtua diharapkan mampu menyadari bahwaanak-anak bisa jadi jauh melampaui banyakkategori yang acapkali disematkan kepadasang anak.

Di setiap tipe individu, Elizabethmengurainya berdasarkan sejumlah kebiasaandan perilaku anak yang membantumenentukan karakter sang anak. Misalnya,untuk menentukan anak punya gayaperfeksionis, Elizabeth setidaknya memberi

panduan berupa 8 pertanyaan. Di antaranya,apakah anak Anda suka mencuci tangan danmandi tanpa rewel? Suka melakukan rutinitastanpa diingatkan? Menganggap sekolah danPR dengan serius sampai-sampai seringmencela teman-temannya yangmeremehkannya?

Elizabeth juga mengupas, setidaknya,sepuluh masalah di setiap tipe individu.Umpamanya, masalah yang dihadapi anakgaya penolong. Anak gaya penolong padaumumnya ingin menjadi murid yang baik dantak pernah terlambat tiba di sekolah. Namun,mereka bisa merasa dilematis luar biasa tatkaladi perjalanan ke sekolah melihat seekor anakkucing mengeong-ngeong mencari induknya.Risiko terlambat masuk sekolah seringkaliditempuh demi si anak kucing. “Mudah-mudahan banyak guru bisa menerima niat baikanak tipe penolong ini,” Elizabeth menegaskan.

Persoalan yang dihadapi tipe pencemasmengenai kebiasaan belajar, misalnya. Bisa

menjadi beban pikiran,sampai anak stres,lantaran mereka begitumencemaskan setiap PRatau tugas-tugas sekolah.S a y a n g n y a ,kecenderungan anak tipepencemas sekadarmenyelesaikan tugas,bukan memahami,merencanakan, meneliti,dan membuat kerangkakasar berbagai tugassekolah.

Di bagian akhir, Eliza-beth juga memerikan

sembilan tipe orangtua, juga melalui modelenneagram. Simak uraian orangtua tiperomantis yang banyak emmberi wawasan,kreativitas, kehangatan, dan minat anak-anakmereka. Namun mereka ini seringkali terlaluterbebani secara emosional jika anak merekatidak sejalan dengan dunia perasaan anak.

Sejumlah kata bijak dan sarat filosofipengasuhan anak Elizabeth rangkum dalambab khusus, diakhiri bab mengenai dua puluhmasalah utama anak-anak. Ilustrasi kartunElizabeth untuk menggambarkan beragamperilaku menjadikan buku ini sungguh memikatsehingga asyik membacanya. Gaya penyajianmodel ini sangat pas buat mereka yang lebihsuka membaca cepat. Halaman demi halamanbisa dipahami dalam waktu yang relatif singkat.

Tak ada salahnya para guru dan orangtuamenyimak teori enneagram Elizabeth ini. Bukanlagi zamannya guru dan orangtua mintadimengerti sang anak dan siswa.

DIPO HANDOKO

Judul : Enneagram of Parenting,Sukses Mengasuh AnakSesuai Dengan 9 GayaKepribadian

Judul asli : The Enneagram of Parenting:The 9 Types of Children andHow to Raise ThemSuccessfully,HarperSanFransisco, NewYork, 1997

Penulis : Elizabeth WagelePenerbit : PT Serambi Ilmu Semesta,

Jakarta, Cetakan I, Mei 2006Tebal : 214 halaman

Memahami Si PenolongHingga Sang Pejuang

Karakter dan kepribadianindividu anak dilukiskan dalam9 gaya. Memudahkanpembaca memahami perlaku,masalah, dan solusinya. Jugatipe perilaku orangtua.

“PPPPP

BUKU 58.pmd 8/30/2006, 11:08 AM58

Cyan Magenta Yellow Black

Page 59: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200659

EDUKASIANAEDUKASIANAEDUKASIANAEDUKASIANAEDUKASIANA

GETUKGETUKGETUKGETUKGETUK

Sebuah pertemuan membahas karya ilmiah di ruangperpustakaan sekolah berlangsung seru. Terjadi diskusi seriusantara guru dengan seorang muridnya yang ingin sekali menjadianggota ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR).Guru : Apa yang dapat kamu sumbangkan untuk KIR sekolah

kita?Murid : Sebuah penemuan dari penelitian yang saya lakukan

sendiri.Guru : Apa itu?Murid : Menggabungkan atau stek dua jenis tumbuhan yang

spesiesnya berbeda. Dan percobaan saya itu ternyataberhasil.

Guru : Apa dua jenis tumbuhan itu?Murid : Kelapa dan singkong.Guru : (Ternganga lantaran tak percaya). Lalu apa yang terjadi

dengan kedua tumbuhan itu?Murid : Jadi getuk, Pak.

SURGASURGASURGASURGASURGA

Suatu pagi di sebuah Sekolah Taman Kanak-Kanak. Bu gurubertanya kepada muridnya.Bu Guru : Siapa yang mau masuk surga acungkan jarinya.Murid : Saya, Bu Guruuuuuuuu...

Hampir semua murid di kelas tersebut mengacungkan jarinya.Namun ada satu anak yang tidak mengacungkan jarinya.Bertanyalah bu guru.Bu Guru : Ucok, kenapa kamu tidak mau masuk sorga?Ucok : Saya tidak mau masuk sorga, Bu. Saya mau masuk

tentara.

FOTOFOTOFOTOFOTOFOTO

Suatu hari murid-murid di satu kelas SD sedang berfoto bersama.Setelah foto jadi, Pak Guru membujuk anak-anak membelinya: tiaporang satu foto. Ia pun berkata kepada murid-muridnya, “Kalianseharusnya membeli foto ini, mumpung semua teman kalian di sinilengkap terkumpul. Foto ini akan memberikan kenangan manis. Suatuhari nanti ketika kalian sudah besar-besar dan melihat foto ini, sayayakin kalian pasti akan senang.”

Namun, tak seorang murid pun menjawab rayuan Pak Guru. PakGuru melanjutkan rayuannya. “Coba bayangkan, nanti kalian akanmelihat foto ini dan berkata, …oh ini si Debby, sekarang jadi redakturmedia terkemuka. Ini Fajar, sekarang jadi pejabat, ini Nesti sekarangjadi artis terkenal lagi dermawan. Ini Dedy sekarang jadi anggota sebuahpartai politik yang jujur, adil, dan ikhlas...”

Seorang murid perempuan di belakang menyela, “Yang ini PakGuru. Sekarang sudah meninggal.”

WASHINGTONWASHINGTONWASHINGTONWASHINGTONWASHINGTON

Dodo sepulang dari sekolah bercerita pada Babe, ayahnyayang seumur-umur tidak pernah “makan” sekolahan.

“Be, tadi aye dimarahin ama pak guru.”“Emang, elo salah ape, Do?“Tadi aye kagak bisa jawab pertanyaan Pak guru.”“Emang elo ditanye ape?”“Pak guru tanye. Di mana letaknya Washington?”“Mangkenye, Do, lain kali kalau elo naruh sesuatu janganampe lupe ngeletakinnya.”

emang lu taro dimane ntu was-hington

...aku kan maunyamasuk tentarabukan masuk surga..

Didik,Ceritakan keluargakamu, denganbahasa Indonesiadulu...., lalu bahasaInggris.

C u k u p - c u k u p ,C u k u p - c u k u p ,C u k u p - c u k u p ,C u k u p - c u k u p ,C u k u p - c u k u p ,Now tell me about

your familyin English!

SorrySorrySorrySorrySorry, Sir, Sir, Sir, Sir, Sir!!!!!I don’t have familyI don’t have familyI don’t have familyI don’t have familyI don’t have familyin English. They’rein English. They’rein English. They’rein English. They’rein English. They’reall l iving inall l iving inall l iving inall l iving inall l iving inIndones iaIndones iaIndones iaIndones iaIndones ia..... ..... .....

.....Saya dua bersaudara,kakak saya masih kuliah diJog ja....,orang tua saya tinggal diSurabaya, kakek dan nenekdari bapak tinggal di Solo,kakek dan nenek dari......

wwwwwwwwww

wwwwwwwwww wwwww

ggggg

Ilustrasi visual : Doedy AW

EDUKASIANA 59.pmd 8/31/2006, 8:04 AM59

Cyan Magenta Yellow Black

Page 60: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200660

APA APA APA APA APA SIAPASIAPASIAPASIAPASIAPA

Bukan hanya Menteri Pendidikan NasionalBambang Sudibyo yang amat bersyukuratas sukses Konferensi Nasional

Revitalisasi Pendidikan di Hotel Sahid, Jakarta, 7– 9 Agustus. Dr Baedhowi, 57 tahun, adalah yangpaling bersyukur. Dialah ketua panitia, tokoh kuncikeberhasilan acara yang dihadiri 829 peserta itu.

Mendiknas Bambang Sudibyo dalamsambutan penutupannya melontarkan pujianselangit kepada Baedhowi, yang sehari-harimenjabat sebagai Staf Ahli Mendiknas BidangKurikulum dan Media Pembelajaran. “Secarakhusus saya mengucapkan selamat kepada PakBaedhowi, karena atas kepemimpinannya yangkuat berhasil menyelenggarakan konferensi inidengan sangat bagus, baik dari hasil rekomendasimaupun teknis penyelenggaraan,” pujiMendiknas.

Baedhowi memang pantas menerima aplauspanjang dari peserta konferensi. Keberhasilan itutak lepas dari pengalamannya yang segudangsebagai birokrat yang merangkak dari bawah. Iapernah menjabat sebagai kepala seksi, Kepala

Bagian Perencanaan, hingga SekretarisDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah. Puncak kariernya saatmenjabat Sekretaris Jenderal Depdiknaspada masa Mendiknas Abdul Malik Fadjar.

Pengalaman seabreg itu terbukti teruji.Baedhowi sempat pontang-panting karenatempat acara sempat pindah-pindah: dariHotel Sahid Jaya, dipindah ke HotelBidhakara, akhirnya diputuskan ke Sahid.

Saat ditanya Saiful Anam dari PENAPENDIDIKAN tentang kiat suksesmengkoordinasi acara skala besar itu,Baedhowi merendah. Ia memaparkan tigakunci penting: paham misi kegiatan, merumuskanlangkah-langkah substansi dan teknis, danmenerima tugas dengan ikhlas dan senang hati.

Begitu acara ditutup, Baedhowi, yang dikenalsebagai “mantan orang kuat” di Depdiknas ininampak berbinar-binar. “Lega rasanya”, ujarnya.Kesibukannya berganti, menerima banyak ucapanselamat dari koleganya, termasuk para wartawan.

Pujian Selangit & IkhlasDr Baedhowi

I nternational Olympiad in Informaticsbolehlah dibilang kalah pamor denganOlimpiade Fisika Internasional. Setidak-

nya setiap even Olimpiade KomputerInternasional itu digelar, tak banyak mediamassa yang memberi porsi pemberitaanberlebih.

Toh, hal itu tak membuat seorang DavidSantoso Anggakusuma berkecil hati. “Medaliperak olimpiade sudah amat saya syukuri,” kataperaih perak Olimpiade Komputer Internasional2004, yang digelar di Athena, Yunani.

Rasa syukur David kian berlipat-lipattatkala, 25 Agustus lalu, ia menerima beasiswastudi di Universitas Johns Hopkins, Baltimore,Amerika Serikat. Beasiswa itu didapat dariYayasan Sampoerna. “Masih banyak yanglebih layak menerima beasiswa ini. Banyaksiswa yang berhasil membawa pulang medaliemas di ajang olimpiade,” kata mahasiswaUniversitas Bina Nusantara Jakarta, jurusankomputer sains ini, merendah.

Johns Hopkins, bagi David, adalah uni-versitas yang diidamkan. Saat lulus dari SMAK2 Tarakanita Jakarta pada 2004 tawaranbeasiswa bejibun. Dari Universitas Indonesia,

Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi10 Novermber Surabaya, dan UniversitasGadjah Mada Yogyakarta. Tapi, David malahmemilih beasiswa dari Bina Nusantara.

Sebelum ditawari beasiswa di JohnsHopkins, David sempat ditawari untukmelanjutkan pendidikan di universitas dalamnegeri seperti UI, ITB, ITS dan UGM. Ia memilihBina Nusantara. Kini Binus ditinggalkannyameski ada tawaran ikut kelas internasional.

Kecintaan David pada komputer punberbuah hasil. Tinggal menunggu tiga empattahun lagi, Indonesia bakal punya jagoankomputer. Sang ayah Eko D Pranoto seakantak percaya putra keduanya itu bisa menjadikampiun di komputer. Awalnya, David remajaingin dibelikan permainan play station (PS).“Kalau mau main PS dia harus juara umum disekolah,” kata Pranoto mengenang.

Eh, dari hobi pencat-pencet stick PS,David menjadi keranjingan komputer. Iamengaku jika sudah di depan komputer, bisalupa segalanya. Bagaimana kalau di depanpacar? “Saya belum punya pacar, gak sempatnyari,” katanya kepada Vina Firmalia dari PENAPENDIDIKAN. Ada yang berminat?

Pena Pendidikan September 200660

Pacarnya KomputerDavid Santoso Anggakusuma

PPPPP

PPPPP

Dok.G

IM D

epdik

nas

Vina

Firm

alia/

PENA

APA SIAPA 60-61.pmd 8/30/2006, 1:35 PM60

Cyan Magenta Yellow Black

Page 61: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200661

Susan Bachtiar sehari-harinyamenghabiskan sebagian waktunyasebagai guru bahasa Inggris di TK

Santa Theresia, Jakarta. Ternyata, ia mengakukerepotan juga melayani sejawatnya, paraguru. Yang ini bukan soal ajar-mengajar, namunmelayani foto bersama guru-guru, tatkala Su-san menjadi pembawa acara di kegiatan diDepartemen Pendidikan Nasional, awalAgustus lalu.

Guru yang pernah menjadi Cover GirlMajalah Mode pada 1990 ini, mengaku berbedasaat harus mengawal acara di lingkungan gurudan Depdiknas. “Jadi MC sebenarnya bukanhal baru. Tapi beda juga ya ternyata menjadiMC di depan Menteri dan para penggiatpendidikan,” kata Susan yang menjalani profesiguru bahasa Inggris sejak 1996 itu.

Lulusan pendidikan bahasa Inggris Uni-versitas Atmajaya Jakarta ini pun tak kuasasaat ditarik kesana kemari oleh guru-guru yanghadir pada acara itu. Tak lain untuk melayanifoto bersama penggemar yang semuanya guru-

guru itu. Susan tak sekali pun menampikpermintaan para guru. “Ya, tidak apa-apa.Senang juga bisa menyenangkan banyak or-ang,” kata wanita kelahiran 2 Mei 1973 inikepada Budi Kurniawan dari PENAPENDIDIKAN.

Susan yang di masa lajangnya terjun didunia model, kini lebih banyak tampil sebagaipresenter di sejumlah acara televisi, selainsebagai MC dan guru. Saban Jumat pagi, Su-san selalu akrab menyapa pemirsa TVRI padaacara Binar alias “berbahasa Indonesia yangbaik dan benar.” Binar merupakan acarabermaterikan pelajaran bahasa Indonesia buatsiswa sekolah menengah.

Susah juga nongol di layar kaca sebagaipresenter sebuah acara model cerdas tangkasyang disponsori produsen susu kemasan. “Inibagian dari partisipasi saya pada duniapendidikan,” katanya.

Yang ngefans dengan senyum danpembawaannya yang santun, boleh dehmanteng di depan layar beling.

Beda di Depan MenteriSusan Bachtiar

Hanya selang satu jam sebelum acaraPeringatan Detik-detik Proklamasidigelar di Istana Negara, 17 Agustus

lalu, “Saya ditunjuk sebagai pembawa benderapusaka,” kata Trie Wiyanti Andini, wakil dariProvinsi Sumatera Selatan yang tergabungdalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka(Paskibraka) 2006.

“Saya sempat tegang sekali,” kata siswiSMAN 3 Prabumulih, Palembang ini menam-bahkan. Untungnya, latihan rutin dan ekstradisiplin sejak masuk pusat latihan di Cibubur,26 Juli, tak sia-sia. Dini, sapaan akrabnya,berhasil menunaikan tugasnya dengan baik.

Prosesi upacara Peringatan Detik-detikProklamasi, saban tahun selalu menyitaperhatian masyarakat Tanah Air. Tak heranbila Dini begitu bangga bisa terpilih menjadianggota Paskibraka. “Saya bahagia danbangga sekali karena dapat mengangkat namadaerah, apalagi saya berhadapan secaralangsung dengan Pak SBY (Presiden SusiloBambanG Yudhoyono,” kata remaja manisbertinggi 167 sentimeter ini.

Kebanggaan Dini memang begitu

dirasakan. Betapa tidak. Seleksi anggotapaskibraka cukup melelahkan. Setelah lulusseleksi sekolah, ia harus bersaing denganratusan siswa di Palembang. Di tingkat provinsiia berhadapan dengan 93 siswa. Dini suksesmenjadi satu di antara 66 peserta Paskibraka.

Dini sendiri sebenarnya paling demendengan kegiatan Pramuka, ketimbang barisberbaris. “Kalau pramuka bisa lebih banyakjalan-jalan, hiking, berkemah, mencari jejak,”tuturnya. Toh, ia bersyukur berkat Paskibrakaia bisa bertemu teman-temannya dari seluruhTanah Air.

Satu hal begitu membekas di benak Dini.“Kalau di sekolah lihat bendera merah putihsudah biasa, tapi di Istana Negara, situasinyaberbeda. Saya terharu dan dada sayabergelora,” ujarnya bersemangat.

Berkat Paskibraka pula, Dini yang bercita-cita jadi ekonom itu, bersama semua anggotaPaskibraka terbang ke China sebagai DutaBangsa. Rencananya, ada banyak kegiatanselama di Beijing, Ghuang Zhou danHongkong, hingga pulang ke Tanah Air, 2September ini. Duh, senangnya.

Gelora Sang Merah PutihTrie Wiyanti Andini

PPPPP

PPPPP

Dok.

Prib

adi

Dok.P

askib

raka

APA SIAPA 60-61.pmd 8/30/2006, 1:35 PM61

Cyan Magenta Yellow Black

Page 62: pena pendidikan 05

Pena Pendidikan September 200662

CATATANCATATANCATATANCATATANCATATAN PENAPENAPENAPENAPENA

K

PPPPP

Koran Kompas edisi Sabtu 26 Agustus lalu memuat tulisandengan judul menyengat: Merdeka! “So What?” Tulisan inidimuat Ibu Eileen Rahman, seorang ahli sumber daya manusia.Ia dikenal sebagai pemburu eksekutif handal. Di salah satualinea, menjelang akhir tulisan, ia menulis: teman saya seringmenggunakan istilah “ini free country” saat ia ingin bertindak“semau gue”, seperti makan tanpa “table manner.”

Saya yakin, meski tulisan ibu pakar tadi bertaburan istilahbahasa Inggris, Anda, dan sebagian besar pembaca tak kesu-litan memahami. Bahasa Inggris telah menjadi kesehariankita. Tatkala menyaksikan televisi, “News update” lebih popu-ler menggantikan “berita terkini”; “presenter” lebih kondangketimbang “penyiar”; “talk show” lebih tenar ketimbang“bincang-bincang”.

Pelan tetapi pasti, otak setiap hari dijejali istilah-istilah darinegeri nun jauh di sana. Tatkala menulis naskah ini, di layaratas komputer saya bertengger paling tidak sepuluh katadalam bahasa Inggris. Di antaranya, file,edit, view, insert, format, dan help.Andaikata Anda meng-klik salah satufasilitas, misalnya help, Anda akan makinsadar, betapa meski hidup di Indonesia,ternyata bahasa Inggris makin populer.Pemahaman terhadap bahasa Inggris men-jadi lebih penting untuk memahami perintahMS Word.

Secara tidak sadar, kita menyisihkanbahasa Indonesia dari otak kita. Sejakjatuhnya Pak Harto, anak-anak di pelosok,anak-anak, juga saudara-saudara kitayang secara pendidikan kurang beruntung,fasih berbicara kata-kata berikut: otonomi,desentralisasi, subsidi, threshold,dekonsentrasi, voting, interupsi, impeachment. Inflasi istilahmakin menggema, bila pembicaraan melebar ke istilahekonomi dan hukum: ombudsman, mark up, divestasi,deviden, merger, akuisisi, dsb.

****Dalam bahasa rupanya berlaku hukum rimba. Bahasa

yang lemah, apa boleh buat, harus siap diganyang merekayang kuat. Mereka yang kuat adalah bahasa yang banyakdigunakan negara pemenang perlombaan teknologi danekonomi. Untuk Indonesia, karena peredaran uang sebagianbesar terjadi di Jakarta, bahasa gaul “lo” dan “gue”, jadi bahasastandar sebagian besar radio yang membidik anak muda, dikota-kota besar.

Bahasa Jawa halus makin ditinggalkan. Di SulawesiTengah, bahasa Kaili terancam punah. Bahasa Sundamengalami nasib serupa. Simak penelitian budayawan SundaTatang Sumarsono, pada 2002, dalam tulisan “SikepMasyarakat Sunda kana Basa Sunda” (sikap masyarakatSunda terhadap bahasa Sunda). Tulisan Tatang itu dikutipDosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjarandalam tulisannya di Harian Sore Sinar Harapan.

Tatang menunjukkan, hanya 35,4 persen keluarga Sunda

menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama dalamkomunikasi sosial sehari-hari. Sebanyak 47 persen berbahasacampuran Sunda-Indonesia, 64 persen berbahasa Indone-sia saja, 1,6 persen berbahasa campuran Sunda-Jawa-Indo-nesia dan 8,8 persen berbahasa campuran Sunda-Indone-sia-Inggris.

Di dunia, dewasa ini terdapat 6.000 bahasa. Diperkirakandalam seabad mendatang, separuh akan punah. Artinya,tiap tahun terdapat 30 bahasa yang lenyap. Adakah yangberasal dari bumi Indonesia?

***Bahasa Inggris sangat beruntung. Ia disokong Amerika

Serikat, negara dengan kekuatan ekonomi, politik, militer,dan teknologi paling adidaya di dunia. Amerika member-lakukan persyaratan TOEFL (Test of English as a ForeignLanguage), tes kecakapan berbahasa Inggris bagi wargaasing. Di Indonesia, sejak di sekolah siswa mesti mati-matian

belajar bahasa Inggris.Di abad pertengahan, bahasa Inggris

hanya dipakai rakyat Inggris. Di era modern,penyebarannya menggila seiring kiankokohnya perekonomian Amerika Serikat.Apalagi setelah memasuki era kemajuanteknologi informasi, seperti saat ini. Setiaphari, istilah bahasa Inggris dijejalkan ke otakkita oleh raksasa teknologi informasi, sepertiMicrosoft, Dell, IBM, Oracle, Google, Yahoo!.Mereka, ditemani konco-konconya sepertiCNN, Fox, dan Warner Bros, sertaMcDonald, prajurit yang loyal dan ampuhmenyebarkan bahasa Inggris ke seluruhdunia.

Desakan terhadap bahasa Indonesiajuga datang dari bahasa Korea, dan Jepang. Di masa lalu,tak terbayangkan ada kursus bahasa Korea dan Jepang diJakarta. Setelah Hyundai, KIA, Samsung, dan LG menghiasijalanan dan rumah kita, bahasa Korea dan Jepang diperlukan.

*****Saya tidak termasuk kelompok yang antipati terhadap

hadirnya kosakata bahasa Inggris dalam khasanah bahasanasional. Harus kita akui, ada kalanya bahasa kita tidakmemiliki padanannya. Istilah teknologi, seperti virus, kanker,nuklir, amat sulit mencari padanannya. Namun, alangkahsedihnya kita bila banjirnya kosakata asing itu lantaran kitaingin dicap sebagai orang terpelajar.

Tugas kita semua, kaum intelektual yang bergerak dibidang pendidikan, untuk menanamkan rasa bangga berba-hasa Indonesia. Tak kalah pentingnya adalah bagaimanaterus memantapkan niat, untuk selalu menggali khasanahkekayaan bahasa Indonesia. Banyak kata yang tak pernahdipakai, ada baiknya kita bangkitkan kembali dari tidurpanjangnya.

Maka, jangan segan-segan membuka kamus bahasaIndonesia.

[email protected]

BAHASA INDONESIAOleh : Iwan Qodar Himawan

Dok.

PENA

CATATAN PENA 62.pmd 8/30/2006, 11:18 AM62

Cyan Magenta Yellow Black

Page 63: pena pendidikan 05

IKLAN 63-64.pmd 8/30/2006, 11:22 AM63

Cyan Magenta Yellow Black

Page 64: pena pendidikan 05

IKLAN 63-64.pmd 8/30/2006, 11:22 AM64

Cyan Magenta Yellow Black