tingkah laku reproduksi

19
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemijahan pada hakikatnya merupakan suatu peristiwa pembuahan telur yang dihasilkan ikan betina matang kelamin oleh spermatozoa yang dihasilkan oleh ikan jantan matang kelamin. Sama seperti pada ikan lain, pembuahan telur ikan hias juga berlangsung secara eksternal maupun internal (Axelrod, 2000). Pada prinsipnya, pemijahan ikan hias dilakukan sama dengan pemijahan di perairan alami atau perairan bebas. Keberadaan jenis ikan hias air tawar di Indonesia tidak seluruhnya merupakan ikan asli dari alam Indonesia. Sebagian besar adalah ikan hias yang di impor kemudian dikembangbiakkan dan hasilnya banyak yang sudah diekspor untuk memenuhi selera para penggemar ikan hias di luar negeri, dengan sumberdaya alam yang melimpah Indonesia cukup optimis menjadi produsen ikan hias. Sumberdaya tersebut dapat dijadikan modal untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar diluar

Upload: annonymousback

Post on 25-Oct-2015

470 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Contoh Laporan Praktikum Biologi Perikanan Tentang Tingkah Laku Reproduksi Ikan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

TRANSCRIPT

Page 1: Tingkah Laku Reproduksi

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pemijahan pada hakikatnya merupakan suatu peristiwa pembuahan telur

yang dihasilkan ikan betina matang kelamin oleh spermatozoa yang dihasilkan

oleh ikan jantan matang kelamin. Sama seperti pada ikan lain, pembuahan telur

ikan hias juga berlangsung secara eksternal maupun internal (Axelrod, 2000).

Pada prinsipnya, pemijahan ikan hias dilakukan sama dengan pemijahan

di perairan alami atau perairan bebas. Keberadaan jenis ikan hias air tawar di

Indonesia tidak seluruhnya merupakan ikan asli dari alam Indonesia. Sebagian

besar adalah ikan hias yang di impor kemudian dikembangbiakkan dan hasilnya

banyak yang sudah diekspor untuk memenuhi selera para penggemar ikan hias di

luar negeri, dengan sumberdaya alam yang melimpah Indonesia cukup optimis

menjadi produsen ikan hias. Sumberdaya tersebut dapat dijadikan modal untuk

meraih pangsa pasar yang lebih besar diluar negeri. Sayangnya, tidak setiap orang

melihat potensi ikan hias sebagai barang dagangan yang mampu mendatangkan

keuntungan (Rahardi, 2001).

Dengan teknologi sederhana, sebagian besar jenis hias relatif mudah

dibudidayakan. Lahan yang terbatas tidak lagi menjadi kendala sebab kegiatan ini

dapat dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit.

Kegiatan pemijahan merupakan salah satu factor penentu keberhasilan

ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup generasinya dari waktu

ke waktu. Spesies-spesies ikan yang hidup di alam ini dapat dikelompokan

Page 2: Tingkah Laku Reproduksi

menjadi ovipar, vivipar dan ovovivipar. Kelompok ikan vivipar dan ovovivvipar

terkenal sebagai jenis ikan yang melahirkan anaknya dan sebelum itu proses

pertemuan antara gamet jantan dan betina berlangsung di dalam ovary ikan betina.

Sedangkan kelompok ikan ovipar terkenal sebagai ikan yang melepaskan

gametnya keluar tubuh atau ke perairan (Effendie, 2001).

1.2. Tujuan dan manfaat

Praktikum ini bertujuan agar kita semakin mengetahui tingkah laku

reproduksi pada ikan jantan dan ikan betina dan faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam tingkah laku reproduksi ikan yang akan diamati.

Adapun manfaatnya yaitu kita dapat menduga suatu jenis ikan dalam

melakukan proses produksi baik pada masa pra pemijahan, pemijahan dan pasca

pemijahan.

2

Page 3: Tingkah Laku Reproduksi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Guppy termasuk ke dalam phylum Chordata, kelas Pisces ordo

Cyprinodonoidei, subordo Poecilioidei, famili Poeciliidae, dan genus Poecilia

reticulates atau Labistes reticulates (Mundayana, et al, 2003).

Menurut referensi yang ada, guppy pertama kali ditemukan tahun 1859

oleh Wilhelm Peters, seorang ahli perikanan (ichtiologist) Jerman. Sejak

ditemukan, awalnya ikan ini kurang menarik dan hanya dianggap sebagai

pembasmi jentik-jentik nyamuk.

Kemudian pada tahun 1866, ditemukan lagi jenis ikan yang sama tapi

asalnya dari Trinidad, Venezuela. Ikan temuan baru ini lebih indah disbanding

temuan pertama. Ekornya berwarna-warni dan diberi nama “guppy” oleh ilmuan

inggris sesuai dengan penemunya Dr. Robert Lechmere Guppy.

Pada tahun 1913, guppy diberi nama ilmiah Labistes reticulates namun,

sekitar tahun 1963 ikan ini dideterminasi ulang dan dinyatakan guppy tergolong

genus Poecilia.

Lagler et al., (2001) menyatakan bahwa sebagian besar spesies ikan hias

air tawar melakukan pemijahan pada awal dan pertengahan musim penghujan.

Pada saat itu ikan akan mencari kawasan baru yang aman dan kaya dengan

makanan yaitu pada kawasan yang ditumbuhi rumput yang di genangi air saat

musim penghujan.

Menurut Lesmana Dan Dermawan (2001), pakan alami yang sering

diberikan pada ikan hias adalah infusoria, rotifera, aretmia salina, kutu air (Moina

3

Page 4: Tingkah Laku Reproduksi

sp), Daphina sp, cacaing rambut (Tubifex sp), cacing darah (Chironomus sp) dan

jetik nyamuk (Cuk).

Ditambahkan pula oleh Lingga Dan Susanto (2003), makanan yang paling

cocok untuk ikan hias adalah makanan alami, makanan alami biasanya berupa

binatang renik sperti cacing-cacingan, larva serangga dan udang renik

Adapun bentuk-bentuk tingkah laku reproduksi yang dilakukan spsies

ikan sebelum mijah terbagi atas tiga proses yaitu sebelum mijah yang

aktivitasnya ikan tersebut adalah membuat sarang, melakukan ruaya, bergerak

beriringan, induk ikan jantan merayu induk betina dan induk jantan memamerkan

keindahan tubuhnya. Proses yang kedua yaitu pada waktu mijah, tubuh induk ikan

jantan membelit tubuh ikan betina dan berenang dan melompat sambil

melepaskan gametnya secara bersamaan dan proses yang terakhir yaitu pasca

pemijahan dimana ikan betina mengeluarkan telur maupun anak secara bertahap,

menyimpan telur yang telah dibuahi, menunggu dan menjaga sarang, merawat dan

membawa telur yang telah dibuahi maupun anaknya dan menggiring anaknya

seperti yang dilakukan ikan dari genus Channa sp.

4

Page 5: Tingkah Laku Reproduksi

III. BAHAN DAN METODE

3.1.Waktu dan tempat

Untuk melihat tingkah laku reproduksi dari ikan Guppy (Labistes

reticulatus), maka kami melakukan pengamatan mulai dari tanggal 15-21

November 2011 yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah ikan Guppy

(Labistes reticulatus) Sebagai objek yang diamati selama pratikum.

Sedangkan alat yang digunakan dalam pratikum adalah toples, laporan

sementara, buku pratikum dan alat tulis. Sebagaimana terlampir pada (lampiran

1).

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pratikum Biologi perikanan dengan

tingkah laku reproduksi adalah metode dengan pengamatan langsung terhadap

objek pratikum yang diteliti atau yang diamati.

3.4. Prosedur Pratikum

Dalam praktikum kali ini prosedur yang dilakukan adalah mengamati

tingkah laku reproduksi ikan tersebut selama 6 hari yang dikerjakan secara

bergiliran dalam satu kelompok.

5

Page 6: Tingkah Laku Reproduksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pengamatan tingkah laku ikan Guppy selama pemijahan dibagi menjadi

tiga fase, yakni:

Masa Pra Pemijahan ( 15-19 November 2011 ):

Ikan jantan mengejar ikan betina atau bergerak beriringan

Ikan jantan memamerkan keindahan tubuhnya

Ikan jantan merayu ikan betina

Masa Pemijahan ( 20 november 2011 ):

Ikan jantan menyentuh bagian abdominal ikan betina

Masa Pasca Pemijahan ( 21 November 2011 ):

Ikan Guppy jenis ikan yang tidak merawat anaknya.

Ikan jantan tidak mengganggu anaknya

Ikan betina dipisah dari wadah pemijahan, karena dikhawatirkan ikan

betina memakan anaknya.

4.2. Pembahasan

Guppy merupakan salah satu dari sekian banyak jenis ikan hias air tawar

daerah tropis yang populer. Selain dengan nama Guppy, ikan inipun dikenal

dengan nama ikan Seribu. Ikan ini termasuk ke dalam ordo Cyprinodonoidei,

subordo Poecilioidei, famili Poeciliidae, dan genus Poecilia atau Labistes

reticulates. Secara Umum sistematika Guppy sebagai berikut: bentuk tubuh pipih

6

Page 7: Tingkah Laku Reproduksi

ke samping (compressed) dan bentuk mulut runcing. Jumlah jari-jari punggung

sekitar 7-8, sirip dubur 8-9, sirip dada 13-14 dan sirip panggul 5 (Mundayana, et

al, 2003).

Guppy termasuk ikan yang mengandung anaknya (live barier) atau secara

ilmiah disebut ovovivivar, artinya telut-telur dibuahi di dalam perut induk

betinanya. Embrio tetap berada di dalam tubuh induknya dengan masa kehamilan

rata-rata 15 hari, ada juga mencapai 4 minggu, tergantung kondisi lingkungan dan

sifat genetiknya. Telur Guppy mengandung banyak kuning telur sebagai makanan

untuk embrio hingga saatnya dilahirkan.

Begitu dilahirkan, bayi guppy sudah gesit berenang dan dapat memburu

mangsanya. Sekali melahirkan jumlah anak setiap individu induk bervariasi antara

45-180 ekor. Jenis kelamin anak ternyata lebih banyak betina daripada jantan.

Anak guppy jantan mulai tumbuh dewasa umur 5-6 minggu yang ditandai

dengan adanya warna mencolok pada tubuh dan ekor. Selain itu sirip dubur mulai

memanjang membentuk gonopodium (alat untuk menyalurkan sperma).

Gonopodium tersebut terbentuk dari jari-jari sirip dubur nomor 3, 4, dan 5 yang

memanjang dan membentuk bangunan yang khas untuk menyalurkan

spermatozoa. Jari-jari sirip dubur yang lain akan tereduksi (mengecil). Sementara

jaringan otot disekitar sirip dubur akan berkembang dan berfungsi menggerakkan

gonopodium. Jantan akan memijah saat panjangnya mencapai 2 cm, sedangkan

betina 2,5 cm.

Ketika terjadi perkawinan, ujung gonopodium menyentuh lubang kelamin

betina, lalu sejumlah sperma akan tersalurkan ke dalam oviduct. Sebagian sperma

7

Page 8: Tingkah Laku Reproduksi

akan langsung membuahi telur yang sudah masak dan sisanya akan tersimpan dan

hidup di dalam saluran telur. Sperma yang tersimpan dapat membuahi telur yang

akan masak pada masa kehamilan berikutnya (Axelrod, 2000).

Guppy dapat memijah sepanjang tahun, fertilisasi terjadi di dalam tubuh

induk ikan betina. Gerakan jantan dan betina yang sedemikian rupa sehingga

pejantan dapat menyalurkan sperma ke dalam tubuh induk ikan betina melalui

organ Gonopore pada sirip duburnya.

Sperma yang masuk dalam ovarium betina dapat tersimpan cukup lama

untuk membuahi telur sebanyak tiga kali masa kelahiran. Selang waktu antar

kelahiran berlangsung antara 3-4 minggu. Dari setiap kelahiran dapat dihasilkan

benih sebanyak 20-30 ekor. Benih guppy yang baru lahir berukuran relatif kecil,

panjangnya sekitar 4 mm. Namun pertumbuhannya sangat cepat. Dalam waktu

dua minggu, panjangnya dapat mencapai dua kali dari panjang tubuh saat lahir.

8

Page 9: Tingkah Laku Reproduksi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pemijahan merupakan bagian dari kegiatan reproduksi yang sangat

menentukan dalam kelangsungan hidup suatu spesies dari generasi ke generasi

berikutnya. Keberhasilan penambahan populasi sangat bergantung pada

pemijahan. Dengan demikian pemijahan suatu spesies ikan menuntut suatu

kepastian demi keamanan dan kel;angsungan hidup keturunanya yaitu dengan

memperhatikan tempat, waktu dan kondisi yang menguntungkan untuk diri dan

keturunannya. Pemijahn tiap spesies ikan memiliki kebiasaan yang berbeda,

tergantung pada sifat spesies ikan-ikan tersebut.

Dalam melakukan tingkah laku reproduksi yang dilakukan oleh beberapa

spesies ikan dilakukan atas tiga tahap yaitu tahap pra pemijahan, pemijahan dan

pasca pemijahan, yang setiap ikan menunjukan tingkah laku reproduksi yang

berbeda-beda.

5.2. Saran

Untuk perbaikan laporan berikutnya, diharapkan agar ikan yang akan

diteliti dan diamati tingkah laku reproduksinya merupakan ikan yang sudah

matang gonad dan dengan memperhatikan kualitas perairannya, sehingga

memudahkan dalam pengamatan.

9

Page 10: Tingkah Laku Reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

Axelrod, Herbet. R. 2000. Atlas of freshwater aquarium fishes, third edition neptune city: tfh publication.

Cust, George dan Graham Cox. 2000. Tropical Aquarium Fishes. Freshwater And Marine England The Hamlyn Publishing Group Limited.

Daelami, Deden. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar . Jakarta. Penebar Swadaya.

Effendie,. M. I,. 2001. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. 122 hal.

Lagler, K. F., J. E. Baardach., R. R. Miller and D. R. M Passino. 1972. Ichthyology. Jhon Willey and Sons. Inc. Toronto, 506 pp.

Lesmana dan Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta. 160 hal.

Lingga, P dan H. Susanto. 2001. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. 236 hal.

_____, Pinus dan Susanto, heru. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Anggota Ikapi. Jakarta. 235 hal.

Mandayana, Y, dan Rachmatun S. 2003. Ikan Hias Air Tawar Guppy. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahardi, F. Dkk. 2001. Agribisnis perikanan. Pt penebar swadaya. Jakarta.

Sumantadinata, K. 2002. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Indonesia. Sastra Budaya. Jakarta.

10

Page 11: Tingkah Laku Reproduksi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

rahmat dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan laporan Biologi Perikanan

dengan judul “Tingkah Laku Reproduksi” tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada

dosen mata kuliah Biologi perikanan serta para asisten yang telah membantu

penulis selama pratikum sampai pada penulisan laporan ini.

Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, penulis juga

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan ke

arah yang lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 24 November 2011

Penulis

11

Page 12: Tingkah Laku Reproduksi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang......................................................................... 11.2. Tujuan dan Manfaat................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 3

III. BAHAN DAN METODE............................................................... 5

3.1. Waktu dan Tempat................................................................... 53.2. Bahan dan Alat......................................................................... 53.3. Metode Pratikum...................................................................... 53.4. Prosedur pratikum.................................................................... 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 6

4.1. Hasil......................................................................................... 64.2. Pembahasan.............................................................................. 6

V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 95.1. Kesimpulan.............................................................................. 95.2. Saran ....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: Tingkah Laku Reproduksi

LAMPIRAN

13