pembentukan sikap dan tingkah laku

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi psikologi Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata yunani: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah psikologi berarti ilmu jiwa. 1 Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut “attitude” pertama kali digunakan oleh Herbert spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjukan suatu status mental seseorang. 2 Kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin 1 Sarlito Wirawan Sarwoni, “Pengantar Umum Psikologi,” (Bulan Bintaang: Jakarta. Cet kedua, 1982), halm. 9. 2 Abu Ahmadi, “Psikologi Sosial,” (Rineka Cipta: Jakarta. Cet Kedua, 2002). Halm. 161. 1

Upload: m-sultan-almaududi

Post on 13-Apr-2017

80 views

Category:

Internet


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pembentukan sikap dan tingkah laku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Definisi psikologi Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata

yunani: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah

psikologi berarti ilmu jiwa.1

Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan

individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam

psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun

kelompok. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara

merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu

konsep paling penting dalam psikologi sosial

Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut “attitude” pertama kali digunakan

oleh Herbert spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjukan suatu

status mental seseorang.2 Kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata

dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi itulah yang dinamakan sikap.

Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukan sikap sifat hakekat, baik perbuatan

sekarang maupun perbuatan yang akan datang.3

Menurut Ensiklopedi Amerika, tingkah laku adalah suatu aksi reaksi

organisme terhadap lingkungan. Tingkah laku timbul apabila ada sesuatu yang

dapat menimbulkan reaksi, yakni disebut dengan rangsangan.

Tingkah laku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh

manusia  dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,

1 Sarlito Wirawan Sarwoni, “Pengantar Umum Psikologi,” (Bulan Bintaang: Jakarta. Cet kedua, 1982), halm. 9.

2 Abu Ahmadi, “Psikologi Sosial,” (Rineka Cipta: Jakarta. Cet Kedua, 2002). Halm. 161.

3 Ibid., halm. 162.

1

Page 2: pembentukan sikap dan tingkah laku

persuasi, dan/atau genetika. Tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi

melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme

tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –

Organisme – Respon.

1.2 Proses dan Komponen Sikap

Terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu adalah komponen

respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif, dan komponen

respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan

penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang ( Manstead, 1996; Strickland,

2001)

A. Komponen Respons evaluative kognitif

Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa

atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau

ide seseorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana,

komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir. 

Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau

subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis,

sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau

diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai –

nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan

mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu.4

B. Komponen Respons evaluative afektif

4 Sarwoni, “Pengantar Umum,” halm. 9.

2

Page 3: pembentukan sikap dan tingkah laku

Adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.

Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau

suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam

ke daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak

warga kulit putih.

C. Komponen Respons evaluative perilaku 

Adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek

sikap. Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan

pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang melakukan tendensi untuk

melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari sekelompok etnis

tertentu, namun karena tindakan itu secara social dan legal dilarang, maka ia tidak

melakukannya. Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan

sesuai dengan keyakinandan keinginannya.5

Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau

negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia

menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek.

Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai

dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.

komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu

kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga

komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap  dan Ketiga komponen

kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk

sikap.

Jelasnya :

1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir , tetapi harus dipelajari selama

perkembangan hidupnya. Karena itu sikap selalu berubah-ubah dan dapat

dipelajari. Berbeda dangan instink/naluri manusia yang dibawanya sejak

lahir. Ia bersifat tetap dan mempunyai sifat motif-motif biogenetis seperti:

rasa lapar, haus seksual.5 Ahmadi, “Psikologi Sosial,” halm. 162.

3

Page 4: pembentukan sikap dan tingkah laku

2. Sikap semata-mata tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan

dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu

objek saja, melainkan juga dapat berkenaan dengan deretan-deretan

objek-objek yang serupa. Misalnya: si A seorang pemberani. Dalam hal ini

mungkin bukan si A sendiri yang pemberani, melainkan orang-orang

sebangsa A juga pemberani.

3. Sikap, pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi;

sedangkkan pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada.6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

6 Ahmadi, “Psikologi Sosial,” halm. 179.

4

Page 5: pembentukan sikap dan tingkah laku

Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan

untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary, sikap

merupakan cara menempatkan atau membawa diri,merasakan, jalan pikiran, dan

perilaku.7 G.W.Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan

saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh

dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang

berkaitan dengannya.8

Dalam sikap ini ada beberapa pengertian tentang sikap (attitude) dan

perilaku (behavior) Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi

berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan

pengaruh terhadap respons individu, organisasi yang bersifat menetap dari proses

motivasional, emosional, perceptual, dan kognitif.

Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya

positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Perasaan ini menjadi konsep yang

merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang

pada sesuatu. Jadi sikap didevinisikan sebagai berikut : ”sikap adalah kesiapan

pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”9

Sikap (Attitude) adalah:

1. Berorientasi kepada respon

Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau

memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada

suatu objek.

2. Berorientasi kepada kesiapan respon

7 dalam Ramdhani,2008.

8 Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak.

9 Sarwoni, “Pengantar Umum,” halm. 103.

5

Page 6: pembentukan sikap dan tingkah laku

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan

cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya respon suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk

menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan

3. Berorientasi kepada skema triadic

Sikap merupakan konstelasi komponen-komponenkognitif, afektif, dan

konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku

terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam

manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial

dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di

lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk

merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.10

Perilaku, dalam pengertian umum adalah segala perbuatan atau tindakan

yang dilakukan oleh makhluk hidup.11 Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Secara biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung. Menurut Drs. Sunaryo M.Kes perilaku adalah aktivitas yang timbul

karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun

tidak langsung. Jadi, Psikologi Perilaku mempelajari bagaimana mengembangkan

perilaku hidup organisme dalam menanggapi kondisi tertentu. 

Pengkondisian klasik dan operan mendefinisikan Perilaku

Psikologi. Psikologi perilaku didasarkan pada teori bahwa perilaku semua

10 Sri Utami Rahayuningsih. 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www. Atttitude, blogspot.Com, diakses Rabu, 12 Oktober 2016. Pukul. 22:00

11 Soekidjo Notoatmodjo, 1987: halm. 1.

6

Page 7: pembentukan sikap dan tingkah laku

dipelajari melalui pengkondisian. Perilaku Psikologi,  juga dikenal

sebagai behaviorisme, berpendapat bahwa semua perilaku yang diperoleh

oleh interaksi dengan lingkungan, melalui dua jenis utama conditioning, operant

conditioning dan pengkondisian klasik.

Perilaku psikolog berteori bahwa semua perilaku dapat dipelajari dan dinilai

tanpa mempertimbangkan keadaan mental internal. Perilaku mempunyai beberapa

dimensi, yaitu:

1. Fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan

intensitasnya.

2. Ruang, suatu perilaku mempunyai dampak  kepada lingkungan (fisik

maupun sosial) dimana perilaku itu  terjadi.

3. Waktu, suatu perilaku mempunyai  kaitan dengan masa lampau maupun

masa yang akan datang.

B. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil

interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis.

Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat

mengalami perubahan. Sesuai yang di nyatakan oleh Sheriff & Sheriff (1956),

bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai

hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan

sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan dengan

objek teretntu (Hudaniah, 2003).

Sikap timbul karena adanya stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak

dipengaruhi perangsanga oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya :

keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat.

Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dan lam

pembentukan sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer

bagi anak merupakan pengaruh yang sangat dominan. Sikap seseorang tidak

7

Page 8: pembentukan sikap dan tingkah laku

selamanya. Iia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam

maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan. Antara perbuatan dan sikap

adanya timbal balik. Tetapi sikap tidak selamanya menjelma dalam bentuk

perbuatan atau tingkah laku.orang-orang terkadang menampakan diri dalam

keadaan “diam” saja.

Hal ini tidak berarti bahwa  ayah itu tidak bersikap. Ayah itu telah bersikap,

hanya perwujuan sikapnya diam memang dalam kasus ini ada dua kemungkinan:

Ayah itu diam- diam dengan alasan kalau buru- buru anak itu dilerai, akan

menimbulkan kebiasaan tidak baik.

Ayah itu akan cepat- cepat bertindak misalnya menggendong atau membelikan

kueh kesukannya agar anaak itu cepat berhenti menangis.

Sikap atau attitude  merupakan organisasi kognitif yang dinamis, yang

banyak dimuati unsur- unsur emosional (efektif) dan disertai kesiagaan untuk

beraksi. Banyak orang yang lebih suka mempergunakan istilah  sikap hidup atau

sikap emosi;  karena sikap saja lebih mencerminkan posisi jasmaniah. Sedang

pada attitude ini banyak terdapat unsur efektif dan folutif kemauan, dan kesedian

untuk beraksi atau bertingkah laku tertentu.

Mac Dougall (kartono, Kartini, 1994 : 297). menyebutkan attitude/ sikap

sebagai santimen. Maka santimen merupakan totalitas dari instink- instink yang

terorganisir, yang berkaitan erat dengan emosi- emosi, dan semuanya menjadi

sumber penyebab tingkah laku manusia; sehingga menimbulkan bentuk tingkah

laku yang berkesinambungan, teratur dan berlangsung cukup lama.

Jadi sikap sosial merupakan organisasi dari unsur- unsur kognitif,

emosional dan momen- mmen kemauan, yang khusus di pengaruhi oleh

pengalaman- pengalaman masa lampau, sehingga sifatnya sangat dinamis, dan

memberikan pengarahan pada setiap tingkah laku.12

12 http://himasio-unsyiah.blogspot.co.id/2011/10/sikap-sosial.html diakses pada Rabu, 12 Oktober 2016.

8

Page 9: pembentukan sikap dan tingkah laku

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu misalnya:

ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembanganya sikap banyak

dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau grup. Hal ini akan

mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain

karena perbedaan pengaruh atau ligkungan yang terima. Sikap tidak akan

terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek.13 Ada

beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain:

1. Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri.14 Faktor ini brupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk

menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang dating dari luar.

Misalnya, orang yang sangat haus, akan lebih memperhatikan perangsang

yang dapat menhilangkan hausnya itu dari perangsang-perangsang yang

lain.

2. Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor

ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya, interaksi antara

manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya

melalui alat-alat komunikasi seperti : surat kabar, radio, televise, majalah

dan sebagainya.

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi denagan sendirinya, sikap

terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga,

nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan didalam kelompok, komunikasi

surat kabar, buku, poster, radio, televise dan sebagainya.15

C. Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap

Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam:

1. Adopsi

13 Ahmadi, “Psikologi Sosial,” halm. 170.

14 Ibid., halm. 171.

15 Ibid. hlm 170.

9

Page 10: pembentukan sikap dan tingkah laku

Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan

terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan

memengaruhi terbentuknya suatu sikap.

2. Diferensiasi

Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan

dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,

sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat

terbentuk sikap tersendiri pula.

3. Integrasi

Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai

pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk

sikap menegenal hal tersebut.

4. Trauma

Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang

meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman–

pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial,

individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang

dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

adalah:

1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

10

Page 11: pembentukan sikap dan tingkah laku

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh

lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian

seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten

yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang

dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku

tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap

konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang

dianggap penting tersebut.

4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti

televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal

tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila

cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan

menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi

pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan

sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah

antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari

pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh

situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang,

suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

11

Page 12: pembentukan sikap dan tingkah laku

mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera

berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap

yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang

didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.16

BAB III

HUBUNGAN SIKAP DAN TINGKAH LAKU

Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tingkah laku di dukung oleh

pengertian sikap yang mengatakan bahwa  sikap merupakan kecendrungan  untuk

bertindak.  Tetapi beberapa penelitian yang mencoba menghubungkan  antara

sikap dan tingkah laku menunjukkan hasil yang agak  berbeda , yaitu menunjukan

hubungan yang kecil saja atau hubungan yang negatif.17

16 http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada Senin, 10 Oktober 2016.

17 Ibid., Net

12

Page 13: pembentukan sikap dan tingkah laku

Adanya hubungan yang erat antara sikap (attitude) dengan tingkah laku

(behavior) didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap

merupakan kecenderungan untuk bertindak.18 Dalam penelitian-penelitian yang

dilakukan oleh warner dan De Fluer (1969) didevinisikan adanya 3 postula

hubungan antara sikap dan tingkah laku.

1. Postula keajengan (consistency) : sikap verbal merupakan alasan yang

masuk akal untuk menduga apa yang akan dilakukan oleh seseorang bila ia

berhadapan oleh objek sikapnya. Bukti yang kuat untuk postula ini kerap

kali ditemukan di dalam pola tingkah laku individu yang memiliki sikap

ekstrim terhadap yang khusus. Misalnya: Skala Prasangka.

2. Postulat ketidak ajengan (inconsistency) : postulat ini membantah adanya

hubungan yang konsisten antara sikap dan tingkah laku adlah dimensi

individual yang berbeda dan terpisah. Jadi, sikap dan tingkah laku tidak

tergantung sama lain.

3. Postulat konsistensi kontingen (postulat keajengan yang tidak tertentu).

Postulat ini mengusulkan bahwa hubungan antara sikap dan tingkah laku

tergantung pada faktor-faktor situasi tertentu pada variable antara.19

A. Fungsi Sikap

Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

1.  sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.

Bahwa sikap adalah sesuatu  yang bersifat communicabel, artinya sesuatu

yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru

karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan

pengalamn bersama. Biasanya ditandai oleh  adanya sikap anggotanya yang

sama terhadap sesuatu objek. Sehingga dengan demikian  sikap bisa menjadi

18 Abu Ahmadi “Psikologi Sosial” halm. 173.

19 Ibid., halm 173-176.

13

Page 14: pembentukan sikap dan tingkah laku

rantai penghubung antara orang dengan kelmpoknya atau dengan anggota

kelompoknya yang lain.

2. Sikap befungsi sebagai  alat pengatur tingkah laku.

kita tau bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya

merupakan aksi- aksi yang spontan terhadap sekitarnya.

3. Sikap berfungsi sebagai pengatur pengalaman.

Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia  didalam menerima 

pengalaman- pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima

secara aktif, artinya semua pengalaman yang bersal dari dunia luar tidak

semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana- mana yang

perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi

penilaian, lalu dipilih.

Sikap berfungsi sebagai pernyataan keperibadian sikap sering

mencerminkan  pribadi sesorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah

terpisah dari pribadi yang mendukungnya.20

BAB IV

KESIMPULAN

Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata

dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang

menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial.

Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak

dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya:

keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga

mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab

keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling 20 Abu Ahmadi “Psikologi Sosial” halm. 179.

14

Page 15: pembentukan sikap dan tingkah laku

dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak

bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.

Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku

adalah respon atas stimulusyang datang. Secara sederhana dapat digambarkan

dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku

itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Behaviorisme percaya bahwa

perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar, manusia belajar dari

lingkungannya dan dari hasil belajar itulah ia berperilaku.

Bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan.

Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena

pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia

berkenaan dengan objek teretntu

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sikapdan

tingkah laku, antara lain:

1. Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri.

2. Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia.

Kemudian sikap akan terbentuk atau berubah melalui empat macam; Adopsi,

Diferensiasi, Integrasi,dan Trauma.

Oleh karena itu, manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya.

Pendekatan ini juga berpendirian bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial

atau psikologis. Perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau

dimotivasikan oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi

penderitaan (Rakhmat,1994). Pendekatan ini juga disebut  psikologi Stimulus-

Response (S-R). Pendekatan S-R yang ketat tidak mempertimbangkan

pengalaman kesadaran seseorang.

15

Page 16: pembentukan sikap dan tingkah laku

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. “Psikologi Sosial,” Rineka Cipta: Jakarta. Cet Kedua,

2002

Azwar, Saifuddin. “Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.”

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.

Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.PT Remaja

Rosdakarya. Bandung. 2010.

Sarwoni, Wirawan, Sarlito. “Pengantar Umum Psikologi,” Bulan

Bintaang: Jakarta. Cet kedua, 1982.

16

Page 17: pembentukan sikap dan tingkah laku

Sri Utami Rahayuningsih. 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http://

www.Atttitude,blogspot.Com, diakses Rabu, 12 Oktober 2016. Pukul. 22:00

http://himasio-unsyiah.blogspot.co.id/2011/10/sikap-sosial.html

diakses pada Rabu, 12 Oktober 2016.

http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-

pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada

Senin, 10 Oktober 2016.

17