tinea cruris

Upload: annisamegalisna

Post on 04-Mar-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tinea kruris

TRANSCRIPT

TINEA CRURIS

TINEA CRURISAnnisa Mega Lisnadr. Rudi MH. Pardede

BAB ILAPORAN KASUS

Identitas PasienNama: Nn. NUmur: 24 tahunJenis Kelamin: PerempuanPekerjaan: IRTAlamat: Rt.02 Olak Kemang

Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluargaKondisi Rumah: Pasien tinggal di sebuah rumah permanen dengan beratap seng. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang makan, dan 1 ruang dapur. Jendela rumah pasien jarang di buka sehingga tidak ada cahaya matahari yang masuk dan tidak terjadi pertukaran udara. Kamar mandi terdapat di dalam rumah. Sumber air bersih berasal dari air ledeng.

Aspek Psikologis Keluarga: Pasien tinggal bersama orang tua dan 2 orang saudaranya. Pasien sangat sayang pada orang tua dan kedua saudaranya. Dan dalam kondisi lingkungan keluarga tidak ada masalah.hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis, pasien bukan merupakan sosok yang emosional.Keluhan UtamaBruntus-bruntus merah yang terasa gatal pada pergelangan tangan dan belakang telinga sejak 1 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan timbul bruntus merah disertai rasa gatal pada pergelangan tangan dan belakang telinga sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengeluh timbul gatal terutama saat berkeringat sehingga os sering menggaruknya. Awalnya bruntus merah tersebut timbul bulat sebesar koin kemudian menjadi bertambah disekitarnya.

Pasien mengeluh sering merasa gatal terutama saat siang hari ketika di tengah panas dan berkeringat. Karena sering gatal pasien menggaruk di daerah tersebut , dan lama kelamaan bruntus merah tersebut menjadi bertambah disekitarnya.. Saat dalam keadaan berkeringat pasien jarang mengganti baju ataupun mengelap keringatnya, pasien mandi 2x sehari. Tidak ada keluhan nyeri pada daerah tersebut. Pasien sebelumnya belum pernah berobat karena hanya merasa gatal biasa. Pasien tidak ada mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama.

Riwayat Penyakit Dahulu/penyakit keluarga :Pasien belum pernah menderita penyakit yang sama sebelumnyaTidak ada anggota keluarga lain yang terserang penyakit yang samaRiwayat alergi makanan atau obat disangkalRiwayat penyakit kulit lain disangkal

Pemeriksaan FisikKeadaan umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos mentisTekanan Darah:120/80 mmHgNadi: 84x/menit, reguler, isi cukupSuhu: 36,7CRespirasi: 20x/menit, regularKepala: Simetris, normocephalMata: CA -/-, SI-/-Telinga: Serumen (+), otore (-), nyeri tekan (-)Hidung: Sekret -/-, Deviasi septum (-)Mulut: Dalam Batas Normal

ThoraksInspeksi: Simetris, retraksi (-)Palpasi: Krepitasi (-), vokal fremitus tidak dilakukan pemeriksaanPerkusi: SonorAuskultasi: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/- BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)AbdomenInspeksi: Datar, sikatriks (-)Palpasi: Nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-) Auskultasi : Bising usus (+) normalEkstremitas: Akral hangat, edema -/-, CRT < 2 detik

Status DermatologiDistribusi: RegionalAt Regio: pergelangan tangan dan belakang telingaSifat lesi:Multipel , ukuran numular, sirkumkripta, diskret, permukaan kasar, kering, menimbul, tepi aktif, cental healing.Efloresensi: Makula eritem, skuama halus, papul eritema,LaboratoriumTidak diperiksaAnjuran: - Pemeriksaan langsung berupa kerokan kulit dengan KOH 20 %- Pemeriksaan lampu wood.

Diagnosa KerjaTinea crurisDiagnosa BandingEritrasmaKandidiasis

ManajemenPreventifMenjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari pakai sabun.menyarankan agar pasien selalu mengganti pakaiannya jika lembab karena keringat (menjaga kelembaban tubuh), menjaga higienitas tubuh dan lingkunganpengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsistenmenasehati pasien untuk tidak menggaruk lesi karena akan menyebabkan lesi semakin luasmenyarankan kepada pasien untuk tidak menggunakan handuk secara bersama-sama dengan anggota keluarga yang lainhanduk basah sebaiknya dijemur di luar.Membuka jendela-jendela sehingga ventilasi lebih baik dan udara segar masuk ke rumah.

PromotifMenjelaskan kepada pasien tentang penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur.Memberi tahu pasien untuk menggunakan obat secara teratur dan tidak menghentikan pengobatan tanpa seizin dokter.Menjaga kebersihan tubuh.Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.Meningkatkan kebersihan diri dan keluarga serta lingkungan rumah.

KuratifNon MedikamentosaMandi teratur dengan menggunakan air bersih dan sabunMengurangi kelembaban tubuh pasien dengan menghindari pakaian panas yang tidak menyerap keringatMenjaga kebersihan pakaian, jika sudah kotor atau basah segera digantiMedikamentosaTerapi puskesmasGriseofulvin 1 x 500 mg selama 3 hariCTM tablet 4 mg 2x1 selama 3 hariMiconazole 2% salep kulit 2x sehari

Rehabilitasi Menjalankan pengobatan dengan teraturjika obat habis pasien harus segera datang lagi ke puskesmas, jangan sampai pengobatan terputus dan tidak tuntas, kondisi seperti ini memungkinkan jamur penyebab penyakit masih tumbuh.

BAB IIIANALISA KASUSHubungan Diagnosis dengan keadaan Rumah dan Lingkungan SekitarTinea cruris lebih sering dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi penyebab utama dari tinea cruris Trichopyhton rubrum. Factor predisposisi adalah suhu yang tinggi, kulit berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter, pengobatan dengan glukokortikoid, defisiensi imun, malnutrisi, kebersihan diri dan kelembaban. Terdapat hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar pasien dimana rumah pasien yang jarang dibuka menyebabkan kondisi rumah pengap dan lembab, dan juga terdapat jarang menjemur haanduk setelah mandi dan berganti pakaian stelah berkeringat. keadaan rumah pasien yang lembab, yang memudahkan parasit mudah berkembang.Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga.Keadaan dan hubungan keluarga tidak ada hubungannya dengan diagnosis pasien, karena tinea cruris merupakan penyakit kulit yang bergantung dari kelembaban kulit dan adanya penyerta dari penyakit lainnya.

Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

Terdapat hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar. Perilaku pasien saat berkeringat jarang mengganti baju dan jarang mengelapnya, menyebabkan jamur tumbuh subur di suhu dan kelembaban kulit tersebut. Kondisi rumah yang pengap juga merupakan salah satu factor predisposisi, dimana suhu tinggi menyebabkan kelembaban yang tinggi pula, terbukti dari pasien dan keluarga jarang membuka jendela rumahnya. Selain itu kebiasaan menggantung handuk lembab di dalam rumah juga merupakan salah satu pencetus tumbuhnya jamur dengan subur.

Analisis kemungkinan berbagai faktor resiko atau etiologi penyakit pada pasien iniBerkeringat yang berlebihan.Menggunakan pakaian yang tidak menyerap keringat.Analisis untuk mengurangi paparan/memutuskan rantai penularan dengan faktor resiko atau etiologi pada pasien iniMenjaga kebersihan diri, contohnya saat berkeringat segara mengelapnya atau mengganti pakaian lembab tersebut dengan pakaian kering.Makan makanan yang bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh dan tidak mudah terinfeksi penyakit.Jika sering berkeringat ada baiknya lebih sering mandi, untuk menjaga kesegaran dan mencegah jamur tidak mudah tumbuh.

Membuka jendela-jendela sehingga ventilasi lebih baik dan udara segar masuk ke rumah.Menanam pohon ataupun memasang tirai diteras agar matahari sore tidak langsung tembus ke dalam rumah, dapat mencegah udara panas dan pengap.Tidak menggunakan handuk secara bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain.

Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Tinea cruris. Diunduh dari: http://www.news-medical.net/health/What-is-tineacruris.aspx. July 2013.Djuanda A. Mikosis. Dalam Djuanda A., Hamzah M.Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi kelima. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2007.h.189-95.Geng A., McBean J., Zeikus P.S., et al. Tinea cruris. Dalam Kelly A.P., Taylor S.C., Editors. Dermatology for skin of color. New York:Mc Graw Hill;2009.Tinea cruris. Diunduh dari: Yayasan Psoriasis Indonesia dalam http://www.tineacruris.or.id/ 2005.Goldenstein B., Goldenstein A. Tinea cruris. Dalam Goldenstein B.,Goldenstein A., Melfiawaty., Pendit B.U., Editors. Dermatologi Praktis.Jakarta:Hipokrates;2001.Nasution, M.A. 2005. Mikologi dan Mikologi kedokteran, Beberapa Pandangan Dermatologis, Pidato jabatan pengukuhan guru besar tetap USU. Medan.Madani A. infeksi jamur kulit. In : Harahap M, editor. Ilmu penyakit kulit. Jakarta : hipokrates; 2000Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. ilmu penyakit kulit dan kelamin. 3rd ed. Jakarta : balai penerbit FKUI: 2013

TERIMAKASIH