tilikan dan ikhtisar edit shannaz
DESCRIPTION
asdTRANSCRIPT
![Page 1: Tilikan Dan Ikhtisar Edit Shannaz](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9028550346703ba369f5/html5/thumbnails/1.jpg)
Tilikan
Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memhami penyebab
sakitnya, dan dalam taraf dapat dipercaya.
Ikhtisar penemuan bermakna
Pasien laki-laki berumur 29 tahun datang ke RS diantar oleh BNN (Badan Narkotika Nasional)
dan keluarga karena karena pasien mendengar bisikan – bisikan sehingga pasien sulit tidur,
mudah marah, mengamuk dan curigaan. Pada tahun 1998, saat pasien masih duduk di bangku
kelas 1 SMP, ia sudah mulai mengenal rokok. Pada awalnya pasien hanya merokok sebanyak 2-3
batang sehari dan tidak dilakukan tiap hari, namun lama kelamaan pasien menjadi lebih sering
merokok hingga pernah menghabiskan rokok sebanyak tiga bungkus per hari. Pada tahun yang
sama sat pasien duduk di bangku kelas 1 SMP ia menggunakan ganja bersama teman-temannya.
Pasien mengatakan paling banyak menghisap ganja sebanyak 2 linting dalam sehari namun ia
tidak menggunakan ganja tiap hari. Pada tahun 2001, saat pasien duduk di bangku kelas 1 SMA,
ia mulai mengkonsumsi alcohol. Pasien mengkonsumsi alkohol jika sedang bersama teman –
temannya saja. saat pasien lulus dari SMA, ia mulai mengenal shabu dan inex. Awal pertama kali
mengenal shabu dan inex yaitu pada saat pasien diajak oleh sepupu pasien dan teman-temannya
pada tahun 2005. Pasien mengguakan shabu dan inex dua sampai tiga kali per minggu saat pergi
ke diskotik bersama sepupu dan teman – temannya hal tersebut dilakukan selama 6 bulan .
Awalnya pasien memakai shabu sebanyak 0,3 – 0,5 miligram dan inex sebanyak 1 butir yang
didapatkan dari membeli di diskotik dan hanya digunakan pada saat pasien pergi ke diskotik.
Sejak saat menggunakan shabu dan inex pasien mulai berbohong dan mudah marah – marah
hingga mengamuk kepada orang tuanya untuk mendapatkan uang dengan cara memaksa.
Dipertengahan tahun 2005 pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ Tampan di Riau dan dirawat 27
hari. Pada tahun 2014, 3 bulan SMRS tepatnya pada bulan januari pasien mengatakan bahwa ia
rutin kembali menggunakan ganja dan shabu hal tersebut terjadi setelah ayahnya meninggal
dunia pada tanggal 17 januari 2014. Pasien mengatakan pemakaian ganja dibarengi dengan
merokok dan shabu dengan cara dibakar dan dihisap asapnya yang digunakan saat malam hari
ketika berkumpul dengan teman - temannya hal tersebut berlangsung setiap hari. Pasien
![Page 2: Tilikan Dan Ikhtisar Edit Shannaz](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9028550346703ba369f5/html5/thumbnails/2.jpg)
menggunakan 2 linting ganja dalam satu hari dan 0,25 miligram shabu sekali pakai. Selama
pasien mengkonsumsi ganja dan shabu, pasien pernah melihat bayangan berwarna putih dan
mendengar bisikan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain yang menyuruhnya untuk memukul
orang lain. Pasien juga memilki persaan curiga terhadap orang disekitarnya takut karena ada
yang ingin mengejar atau membunuhnya, sehingga pasien sering marah – marah. Karena sikap
pasien yang suka marah – marah. 1 hari SMRS, pasien merasa tidak bisa tidur dan nafsu makan
menurun. Selain itu pasien juga semakin sering melihat bayangan putih dan mendengar suara
bisikan – bisikan di telinganya yang menyuruhnya memukul orang lain dan sulit mengontrol
emosinya jika dinasehati terutama jika pasien merasa curiga ada yang sedang mengejar dan ingin
membunuhnya. Pasien belum menikah dan tinggal bersama ibunya. Pasien jarang tidur pada
malam hari dan cepat tersinggung. Pada saat wawancara dengan pasien didapatkan pasien cukup
tenang. Pemeriksaan dengan pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa. Afek tidak serasi,
taraf pendidikan sesuai dengan pengetahuan. Orientasi baik, Terdapat gangguan persepsi berupa
halusinasi. Sikap pasien cukup kooperatif. Pengendalian impuls cukup. Tilikan derajat 4 dan
dalam taraf dapat dipercaya.