tilikan dan ikhtisar edit shannaz

3
Tilikan Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memhami penyebab sakitnya, dan dalam taraf dapat dipercaya. Ikhtisar penemuan bermakna Pasien laki-laki berumur 29 tahun datang ke RS diantar oleh BNN (Badan Narkotika Nasional) dan keluarga karena karena pasien mendengar bisikan – bisikan sehingga pasien sulit tidur, mudah marah, mengamuk dan curigaan. Pada tahun 1998, saat pasien masih duduk di bangku kelas 1 SMP, ia sudah mulai mengenal rokok. Pada awalnya pasien hanya merokok sebanyak 2-3 batang sehari dan tidak dilakukan tiap hari, namun lama kelamaan pasien menjadi lebih sering merokok hingga pernah menghabiskan rokok sebanyak tiga bungkus per hari. Pada tahun yang sama sat pasien duduk di bangku kelas 1 SMP ia menggunakan ganja bersama teman-temannya. Pasien mengatakan paling banyak menghisap ganja sebanyak 2 linting dalam sehari namun ia tidak menggunakan ganja tiap hari. Pada tahun 2001, saat pasien duduk di bangku kelas 1 SMA, ia mulai mengkonsumsi alcohol. Pasien mengkonsumsi alkohol jika sedang bersama teman – temannya saja. saat pasien lulus dari SMA, ia mulai mengenal shabu dan inex. Awal pertama kali mengenal shabu dan inex yaitu pada saat pasien diajak oleh sepupu pasien dan teman-temannya pada tahun 2005. Pasien mengguakan shabu dan inex dua sampai tiga kali per minggu saat pergi ke diskotik bersama

Upload: gerald-lagi-ngantuk

Post on 22-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Page 1: Tilikan Dan Ikhtisar Edit Shannaz

Tilikan

Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memhami penyebab

sakitnya, dan dalam taraf dapat dipercaya.

Ikhtisar penemuan bermakna

Pasien laki-laki berumur 29 tahun datang ke RS diantar oleh BNN (Badan Narkotika Nasional)

dan keluarga karena karena pasien mendengar bisikan – bisikan sehingga pasien sulit tidur,

mudah marah, mengamuk dan curigaan. Pada tahun 1998, saat pasien masih duduk di bangku

kelas 1 SMP, ia sudah mulai mengenal rokok. Pada awalnya pasien hanya merokok sebanyak 2-3

batang sehari dan tidak dilakukan tiap hari, namun lama kelamaan pasien menjadi lebih sering

merokok hingga pernah menghabiskan rokok sebanyak tiga bungkus per hari. Pada tahun yang

sama sat pasien duduk di bangku kelas 1 SMP ia menggunakan ganja bersama teman-temannya.

Pasien mengatakan paling banyak menghisap ganja sebanyak 2 linting dalam sehari namun ia

tidak menggunakan ganja tiap hari. Pada tahun 2001, saat pasien duduk di bangku kelas 1 SMA,

ia mulai mengkonsumsi alcohol. Pasien mengkonsumsi alkohol jika sedang bersama teman –

temannya saja. saat pasien lulus dari SMA, ia mulai mengenal shabu dan inex. Awal pertama kali

mengenal shabu dan inex yaitu pada saat pasien diajak oleh sepupu pasien dan teman-temannya

pada tahun 2005. Pasien mengguakan shabu dan inex dua sampai tiga kali per minggu saat pergi

ke diskotik bersama sepupu dan teman – temannya hal tersebut dilakukan selama 6 bulan .

Awalnya pasien memakai shabu sebanyak 0,3 – 0,5 miligram dan inex sebanyak 1 butir yang

didapatkan dari membeli di diskotik dan hanya digunakan pada saat pasien pergi ke diskotik.

Sejak saat menggunakan shabu dan inex pasien mulai berbohong dan mudah marah – marah

hingga mengamuk kepada orang tuanya untuk mendapatkan uang dengan cara memaksa.

Dipertengahan tahun 2005 pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ Tampan di Riau dan dirawat 27

hari. Pada tahun 2014, 3 bulan SMRS tepatnya pada bulan januari pasien mengatakan bahwa ia

rutin kembali menggunakan ganja dan shabu hal tersebut terjadi setelah ayahnya meninggal

dunia pada tanggal 17 januari 2014. Pasien mengatakan pemakaian ganja dibarengi dengan

merokok dan shabu dengan cara dibakar dan dihisap asapnya yang digunakan saat malam hari

ketika berkumpul dengan teman - temannya hal tersebut berlangsung setiap hari. Pasien

Page 2: Tilikan Dan Ikhtisar Edit Shannaz

menggunakan 2 linting ganja dalam satu hari dan 0,25 miligram shabu sekali pakai. Selama

pasien mengkonsumsi ganja dan shabu, pasien pernah melihat bayangan berwarna putih dan

mendengar bisikan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain yang menyuruhnya untuk memukul

orang lain. Pasien juga memilki persaan curiga terhadap orang disekitarnya takut karena ada

yang ingin mengejar atau membunuhnya, sehingga pasien sering marah – marah. Karena sikap

pasien yang suka marah – marah. 1 hari SMRS, pasien merasa tidak bisa tidur dan nafsu makan

menurun. Selain itu pasien juga semakin sering melihat bayangan putih dan mendengar suara

bisikan – bisikan di telinganya yang menyuruhnya memukul orang lain dan sulit mengontrol

emosinya jika dinasehati terutama jika pasien merasa curiga ada yang sedang mengejar dan ingin

membunuhnya. Pasien belum menikah dan tinggal bersama ibunya. Pasien jarang tidur pada

malam hari dan cepat tersinggung. Pada saat wawancara dengan pasien didapatkan pasien cukup

tenang. Pemeriksaan dengan pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa. Afek tidak serasi,

taraf pendidikan sesuai dengan pengetahuan. Orientasi baik, Terdapat gangguan persepsi berupa

halusinasi. Sikap pasien cukup kooperatif. Pengendalian impuls cukup. Tilikan derajat 4 dan

dalam taraf dapat dipercaya.